RIWAYAT PENDIDIKAN
2020 Universitas Gadjah Mada
Magister Sistem dan Teknik Transportasi
RIWAYAT PEKERJAAN
Puslitbang Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Bapekom PUPR Wilayah V Yogyakarta
Penyusun Program Monitoring evaluasi pelatihan
dan Anggaran Peneliti bid. Studi Perkotaan dan Regional Widyaiswara
dan manajemen
Dasar dan
yang sesuai dengan kebutuhan jalan luar kota
02 Mampu
Penetapan Kriteria Desain
menentukan kriteria desain yang sesuai dengan kebutuhan
03 Mampu
Desain Alinemen Horizontal
Keberhasilan mengimplementasikan prosedur desain alinemen horizontal pada
jalan luar kota
Koordinasi alinemen
01 Tipe Fasilitas 06
horizontal dan vertikal
5
PENDAHULUAN
6
PENDAHULUAN
Acuan lama
a. Untuk jalan Antarkota:
1) Tata-cara perencanaan geometrik jalan Antarkota (DJBM, 1997)
2) Manual Desain Geometrik Jalan Antarkota (DJBM-KIAT, 2019)
b. Untuk jalan perkotaan:
1) Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (DJBM, 1992)
2) Geometrik Jalan Perkotaan (BSN, 2004)
c. Untuk JBH:
1) Standar Geometrik Jalan Bebas Hambatan untuk Jalan Tol (DJBM, 2009)
d. Acuan luar negeri:
1) A Policy On Geometric Design Of Highways And Streets (AASHTO, 2001)
2) Road Design Guidelines (VicRoads, 2002)
3) Guide to road design Part 3: Geometric Design (Austroads, 2016)
A
HASIL STUDI KELAYAKAN
Indikator dan pembobotan
ditetapkan berdasarkan hasil
konsensus para pemangku
kepentingan (stakeholders)
menggunakan metode multi criteria
(Pedoman Studi Kelayakan Proyek Jalan dan
Jembatan (Pd T-19-2005-B), Departemen
Pekerjaan Umum))
Metode consensus:
Focus Group Discussion (FGD)
Analytical Hierarchy Process
(AHP)
Hasil : Ranking alternatif Delphi
12
1. Tipe Fasilitas
Tipe Fasilitas
Definisi Jalan antar kota yaitu jalan yang pada kedua sisinya tanpa ada perkembangan
yang menerus dan permanen, meskipun ada tetapi jarang dan terpisah jauh, seperti
rumah makan, pabrik, perkampungan, kios-kios kecil, kedai makan pada tempat-tempat
tertentu yang dapat dianggap bukan merupakan perkembangan permanen.
Ruang bebas Rumaja: Lebar Rumija (paling Ruwasja pada dasarnya adalah
Rumaja
Rumija
Ruwasja
sedikit): ruang lahan milik masyarakat
• Lebar ruang bebas diukur umum yang mendapat
di antara dua garis vertikal • JBH 30m. pengawasan dari pembina jalan
pada batas terluar ambang • JRY 25m. Dalam hal Rumija tidak cukup
pengaman atas batas • JSD 15m; dan luas, maka lebar Ruwasja
terluar Rumaja ditentukan dari tepi badan jalan
• JKC 11m.
• Tinggi ruang bebas paling sedikit:
minimal 5,1 m di atas • jalan arteri primer 15m.
permukaan jalur lalu lintas. • jalan kolektor primer 10m.
• Kedalaman ruang bebas • jalan lokal primer 7.
minimal 1,5 m di bawah • jalan lingkungan primer 5m.
permukaan jalur lalu lintas • jalan arteri sekunder 15m.
terendah. • jalan kolektor sekunder 5m.
• jalan lokal sekunder 3m.
• jalan lingkungan sekunder
2m, dan
• jembatan 100m ke arah hilir
dan hulu.
Sumber : Surat Edaran Dirjen BM No 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Desain Geometrik Jalan
• Ruang Jalan pada Permukaan Tanah Dasar
Sumber : Surat Edaran Dirjen BM No 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Desain Geometrik Jalan
• Ruang Jalan pada Permukaan Tanah Dasar
Sumber : Surat Edaran Dirjen BM No 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Desain Geometrik Jalan
• Ruang Jalan pada Permukaan Tanah Dasar
Sumber : Surat Edaran Dirjen BM No 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Desain Geometrik Jalan
• Ruang Jalan pada Jalan Layang
Sumber : Surat Edaran Dirjen BM No 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Desain Geometrik Jalan
• Ruang Jalan pada Jalan Layang
Sumber : Surat Edaran Dirjen BM No 20 Tahun 2021 tentang Pedoman Desain Geometrik Jalan
• Ruang Jalan di Bawah Permukaan Tanah Dasar
tembok saluran
gorong-gorong
penahan tanah samping
Tahap Desain Bangunan Pelengkap Jalan
A
Jalur Samping
1 3
2 4
3. Penetapan Kriteria Desain
Bagan alir penetapan kriteria desain dan
persyaratan teknis geometrik jalan
A
A
Contoh kriteria desain utama untuk jalan Antarkota
PDGJ 2021,
Tabel 5-1;
halaman 41-42
PDGJ 2021,
Tabel 5-2;
halaman 42
L A U T J A W A
Merak
JAKARTA
Cilegon
Cikampek
Serang Jatibarang
Bekasi
Bogor
Cirebon Tuban
Batang SEMARANG P. Madura
Kudus
Cibaliung Weleri Purwodadi
Bojonegoro Lamongan
Pelabuhan Brebes
Ratu BANDUNG Babat
Salatiga
JAWA BARAT JAWA TENGAH Gresik
Wonosobo
SURABAYA
Tasikmalaya Banyumas
Surakarta
Ngawi
Tegal Jombang
Beuleud Pangandaran
Madiun
Cilacap Pasuruan
Probolinggo
Cimerak
Kebumen
YOGYAKARTA JAWA TIMUR
Banyuwangi
Malang
Jember
Lumajang
Pacitan
Catatan : Blitar
43
Contoh kriteria desain teknis pada jalan Antarkota
PDGJ 2021, Tabel 5-3; halaman 49-51
A B C
Desain Alinemen Horizontal
1. Derajat Lengkung 2. Jari-jari Tikungan
Mengapa??????
Ket :
AB = Garis Pandang.
Contoh Memilih
Trase Yang Baik
5. Desain Alinemen Vertikal
Desain Alinemen Vertikal
Tahapan Desain Alinemen Vertikal
1. Menyiapkan hasil desain alinemen horizontal definitif yang digambarkan
pada peta topografi;
2. Menyiapkan data curah hujan; dan menetapkan posisi bangkapja yang
meliputi jembatan, Overpass, underpass, terowongan, gorong-gorong; serta
menentukan elevasi muka air banjir
3. Membuat profil alinemen vertikal memanjang jalan.
4. Tetapkan koordinat x,y,z titik-titik perpotongan antara alinemen horizontal
dengan garis-garis kontur.
5. Koordinat x,y,z setiap titik-titik tersebut menjadi dasar untuk
menggambarkan profil vertikal muka tanah asli sepanjang alinemen
horizontal.
6. Hitung setiap panjang bagian lurus antar dua PVI.
7. Desain Lengkung Vertikal
Bagan Alir Desain Alinemen Vertikal
A
A
Contoh satu segmen alinemen vertikal dan satu PVI
Desain Alinemen Vertikal
1. Panjang Kritis 2. Lajur Pendakian
Panjang Kritis adalah panjang landai maksimum Sesuai Standar Geometri untuk Jalan Tol No
yang harus ada untuk memepertahankan 007/Bm/2009, lajur pendakian selebar 3,60 m disediakan
kecepatan sehingga penurunan kecepatan ≤ 50 apabila panjang kritis dilampaui, jalan memiliki VLHR >
% dari kecepatan rencana selama satu menit. 25.000 SMP/hari, dan persentase truk > 15 %.
Faktor yang perlu dipertimbangkan untuk keperluan Jalur
Panjang Landai Kritis Pendakian :
Arus lalu Lintas yang mendaki melebihi 200 Kend/jam.
Persamaan Parabola :
Ket : Note :
Titik PLV = Titik Permulaan Lengkung Vertikal. Ev bernilai + : Lengkung Vertikal Cembung
Titik PTV = Titi Permulaan Tangen Vertikal. Ev bernilai - : Lengkung Vertikal Cekung
L = Panjang Proyeksi Lengkung Vertikal.
Ket :
L = Panjang Lengkung Vertikal, m Jika Panjang lengkung vertikal dihitung berdasarkan Jarak
S = Panjang Jarak pandang, m pandang mendahului untuk Jalan 2 lajur 2 arah, dengan h1 =
1,08 m; dan h2 = 1,08 m, maka persamaan menjadi :
A = Perbedaan Aljabar landai, %
Ket :
L = Panjang Lengkung Vertikal Cembung
minimum, m
V = Kecepatan Rencana, Km/Jam.
Desain Alinemen Vertikal
Kecepatan
Perbedaan
Panjang Lengkung Gaya sentrifugal dan Gravitasi dapat berdampak
Kelandaian
Rencana (Km/jam)
Memanjang (%)
(m) ketidaknyamanan pada pengemudi dan penumpang
< 40 1 20 – 30 kendaraan. Panjang Lengkung Vertikal Cekung minimum
40 – 60 0,6 40 – 80 berdasarkan AASHTO 2004 mengikuti persamaan berikut:
≥ 60 0,4 80 - 150
Ket :
V = Kecepatan rencana, Km/jam
AASHTO 2004 memberikan batasan bentuk lengkung vertical dengan panjang minimum L = K.A, dengan
K = 30. Panjang Lengkung Vertikal Minimum berdasarkan bentuk visual lengkung adalah :
Lminimum = 30 A
Ket :
L = Panjang Lengkung Vertikal
Cekung minimum, m
A = Perbedaan Aljabar Landai.
Desain Alinemen Vertikal
12. Jarak Pandang Bebas S < L
L = AS2/(800C-1200)
Ket :
Berdasarkan gambar di atas, persamaan Panjang Lengkung L = Panjang Lengkung Vertikal Cekung, m
Vertikal Cekung untuk S < L adalah :
A = Perbedaan Aljabar landai, %
L = 2S - (800C-1200)/A
Ket :
L = Panjang Lengkung Vertikal Cekung, m
Berdasarkan gambar di atas, persamaan Panjang
Lengkung Vertikal Cekung untuk S > L adalah : A = Perbedaan Aljabar landai, %
Hindarkan Tikungan tajam diantara bagian jalan yang lurus dan panjang.
Gabungan Alinemen Horizontal dan Vertikal
2. Lengkung Vertikal Cembung pendek
1. Lengkung Vertikal Cembung dan
dipisahkan dengan tangent vertikal
Cekung pada Jalan Lurus
yang pendek
Pada alinyemen horizontal yang lurus hindari jika Pada lengkung horizontal hindari jika terdapat dua
ada lengkung vertikal cembung beriringan dengan lengkung vertikal cembung berdekatan dengan
lengkung vertikal cekung seperti gambar dibawah jarak pemisah yang pendek.
ini :
Gabungan Alinemen Horizontal dan Vertikal
3. Lengkung Horizontal tepat pada 4. Lengkung Horizontal berbalik arah
Lengkung Vertikal dengan tangent yang pendek
Lengkung horizontal berada diawal tanjakan pada Desain alinemen horizontal seyogyanya mengikuti
lengkung vertikal cekung mengakibatkan kesan kondisi alam sekitarnya.
patahnya jalan, karena lengkung vertikal cekung
diawali dengan lengkung vertikal cembung
sehingga mengurangi tingkat keselamatan jalan.
Gabungan Alinemen Horizontal dan Vertikal
Desain Penampang Melintang Jalan
1
Menyiapkan kriteria desain terkait penampang melintang jalan, hasil
desain alinemen horizontal dan vertikal yang telah tergambar pada peta
topografi dan proyeksi alinemen vertikal.
2
Tipikal jalan 2/2-TT yang berada pada lereng galian,
Kelok-9, Sumbar
Tipikal penampang melintang jalan tipe 2/2-TT pada
lokasi galian
Tipikal penampang
melintang tipe jalan 4/2-T,
Tohpati-Kesamba, Bali
Tipikal jalan 2/2-TT eksisting, batas Menado-
Tomohon, Sulut, 2014
TERIMA KASIH
85