Anda di halaman 1dari 5

Nama : Aura Chaisya Wardani

Nim : 4132111024

Kelas : LPI 4A Malam

PRAKTIKUM

1. Apakah yang dimaksud dengan Nilai Pabean untuk penghitungan


Bea Masuk?

Nilai Pabean adalah istilah yang digunakan dalam penghitungan Bea Masuk
pada proses kepabeanan. Secara sederhana, Nilai Pabean merujuk pada jumlah
nilai barang impor yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung besarnya
Bea Masuk yang harus dibayarkan oleh importir kepada pihak berwenang,
seperti Bea Cukai. Nilai Pabean mencakup tidak hanya harga faktur barang
impor tersebut, tetapi juga biaya-biaya terkait dengan pengiriman dan asuransi
barang sampai ke tempat tujuan. Dengan kata lain, Nilai Pabean mencakup
semua biaya yang terlibat dalam proses impor barang, termasuk biaya
pengiriman, asuransi, dan komisi. Penghitungan Bea Masuk dilakukan
berdasarkan persentase tertentu dari Nilai Pabean. Persentase ini dapat
bervariasi tergantung pada jenis barang, negara asal, dan aturan-aturan yang
berlaku dalam peraturan kepabeanan. Dalam beberapa kasus, ada juga aturan
atau kesepakatan perdagangan internasional yang memberikan keringanan atau
pembebasan Bea Masuk untuk beberapa jenis barang atau negara tertentu.
Dengan menentukan Nilai Pabean yang akurat, pihak berwenang dapat
memastikan bahwa Bea Masuk yang dibayarkan oleh importir sesuai dengan
ketentuan peraturan kepabeanan yang berlaku.

2. Mengacu kepada WTO Valuation Agreement, terdapat 6 (enam)


metode penetapan nilai pabean yang harus diterapkan secara
hierarki. Jelaskan

1. Metode Nilai Transaksi: Metode ini merupakan metode yang utama dan
harus digunakan jika memungkinkan. Nilai pabean ditentukan
berdasarkan harga yang sebenarnya dibayar atau akan dibayar oleh
pembeli kepada penjual untuk barang tersebut.
2. Metode Perbandingan Nilai Transaksi: Jika metode nilai transaksi tidak
dapat digunakan, metode ini digunakan. Nilai pabean ditentukan
berdasarkan harga penjualan barang serupa yang diekspor ke negara
tujuan pada waktu yang sama atau waktu yang sangat dekat.
3. Metode Nilai Pasar: Jika metode sebelumnya tidak dapat digunakan,
metode ini diterapkan. Nilai pabean ditentukan berdasarkan harga pasar
barang tersebut di negara tujuan pada waktu dan tempat tertentu.
4. Metode Nilai Konstruksi: Jika metode sebelumnya tidak dapat digunakan,
metode ini digunakan. Nilai pabean ditentukan dengan menghitung biaya
produksi barang tersebut, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan
overhead.
5. Metode Penilaian Berdasarkan Metode Lain: Jika metode sebelumnya
tidak dapat digunakan, metode ini diterapkan. Nilai pabean ditentukan
berdasarkan metode lain yang secara objektif dapat menentukan nilai
pabean.
6. Metode Cadangan: Jika tidak ada metode lain yang dapat digunakan,
metode ini digunakan. Nilai pabean ditentukan berdasarkan alasan yang
masuk akal, dengan mempertimbangkan informasi yang tersedia secara
umum.

Dalam kesimpulannya, perjanjian WTO mengatur urutan penggunaan metode


penetapan nilai pabean yang harus diikuti secara hierarki. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa nilai pabean yang akurat dan adil diterapkan dalam
perdagangan internasional.

3. Ketentuan Nilai Transaksi


a. Jelaskan apa yang maksud dengan Nilai Transaksi

Nilai Transaksi merujuk pada metode penetapan nilai pabean yang didasarkan
pada harga sebenarnya yang dibayar atau akan dibayar oleh pembeli kepada
penjual untuk barang yang diekspor atau diimpor. Dalam kata lain, nilai pabean
ditentukan berdasarkan harga transaksi aktual antara penjual dan pembeli.

b. Jelaskan Penjualan untuk diekspor ke dalam Daerah Pabean

Penjualan untuk diekspor ke dalam Daerah Pabean mengacu pada proses


penjualan barang yang ditujukan untuk dikirim ke negara-negara yang
merupakan anggota Daerah Pabean atau wilayah dengan aturan perdagangan
internasional yang seragam. Dalam hal ini, penjualan tersebut harus memenuhi
persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam perdagangan internasional,
termasuk pengaturan nilai pabean yang digunakan untuk menentukan bea
masuk dan pajak lainnya yang terkait dengan impor barang tersebut ke dalam
Daerah Pabean.

c. Harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar. (1)


Jelaskan, (2) berikan contoh dan (3) biaya yang ditambahkan
(1) Harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar merujuk pada
nilai transaksi aktual antara penjual dan pembeli dalam perdagangan
internasional. Hal ini mencakup jumlah uang yang secara faktual dibayarkan
oleh pembeli kepada penjual untuk memperoleh barang atau jasa tersebut, atau
jumlah uang yang seharusnya dibayarkan menurut syarat dan ketentuan
kesepakatan penjualan.
(2) Contoh dari harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar
adalah sebagai berikut: Jika seorang pembeli membeli sebuah produk elektronik
dari produsen di negara A dengan harga $500, dan pembeli tersebut
mengeluarkan uang sebesar $500 kepada penjual sebagai pembayaran langsung,
maka $500 merupakan harga yang sebenarnya dibayar.
(3) Biaya yang dapat ditambahkan dalam harga yang sebenarnya dibayar atau
yang seharusnya dibayar termasuk biaya pengiriman, asuransi, dan biaya-biaya
tambahan lainnya yang secara langsung terkait dengan pembelian barang atau
jasa tersebut. Misalnya, jika pembeli dalam contoh sebelumnya harus
membayar biaya pengiriman sebesar $50 dan biaya asuransi sebesar $20, maka
harga yang sebenarnya dibayar atau yang seharusnya dibayar akan menjadi
$570 (harga produk + biaya pengiriman + biaya asuransi).

d. Apakah semua barang yang masuk ke Indonesia memiliki nilai transaksi?


Tidak semua barang yang masuk ke Indonesia memiliki nilai transaksi.
Ada beberapa barang yang tidak dikenakan bea masuk atau pajak impor,
seperti barang pribadi untuk keperluan pribadi yang dibawa oleh
penumpang, barang kiriman penggunaan pribadi yang tidak bernilai
komersial, dan barang bantuan kemanusiaan.
Namun, sebagian besar barang yang masuk ke Indonesia untuk tujuan
komersial atau perdagangan memiliki nilai transaksi. Nilai transaksi
barang impor merupakan harga faktur barang tersebut, termasuk biaya
pengiriman, asuransi, dan biaya lain yang terkait dengan pengiriman
barang tersebut.

Nilai transaksi barang impor digunakan sebagai dasar perhitungan bea


masuk dan pajak impor yang harus dibayarkan oleh importir kepada
otoritas perpajakan Indonesia. Pajak impor ini dapat berupa bea masuk
(dikenakan pada barang yang masuk ke Indonesia) dan pajak
pertambahan nilai (PPN) serta pajak penjualan atas barang mewah
(PPnBM) yang dikenakan pada beberapa jenis barang tertentu

e. Kapal yang datang dari Singapore ke Batam, apakah semuanya memiliki


nilai transaksi? Nilai Ekonomi? Jelaskan
Kapal yang datang dari Singapore ke Batam umumnya tidak memiliki
nilai transaksi atau nilai ekonomi. Kapal-kapal tersebut biasanya
merupakan kapal penumpang atau kapal feri yang digunakan untuk
transportasi manusia antara kedua lokasi tersebut. Dalam konteks ini,
nilai ekonomi lebih terkait dengan biaya tiket atau tarif yang dibayarkan
oleh penumpang untuk menggunakan kapal tersebut.

Kapal penumpang atau kapal feri biasanya tidak membawa barang


dagangan untuk dijual atau diperdagangkan. Fokus utama kapal-kapal ini
adalah untuk mengangkut penumpang dari satu pelabuhan ke pelabuhan
lainnya. Oleh karena itu, tidak ada nilai transaksi atau perdagangan yang
terkait dengan kapal penumpang tersebut.
Namun, perlu diperhatikan bahwa terdapat pula kapal-kapal kargo atau
kapal-kapal pengangkut barang yang datang dari Singapore ke Batam.
Kapal-kapal ini biasanya membawa barang-barang komersial untuk
diperdagangkan atau digunakan dalam kegiatan industri di Batam.
Barang-barang ini memiliki nilai transaksi dan nilai ekonomi yang terkait
dengan perdagangan antar negara

Anda mungkin juga menyukai