Anda di halaman 1dari 6

JURNAL RISET INTERVENSI PENDIDIKAN

http://journal.rekarta.co.id/index.php/jrip/
E-ISSN 2655-2191| P-ISSN 2655-5026
Volume 2 No. 1 Januari 2020

Strategi Picture Word Inductive Model Guna Meningkatkan Hasil


Belajar Dalam Menyusun Teks Deskriptif Berbahasa Inggris

Kamran
SMP Negeri 2 Kopang, Lombok Tengah, Indonesia
kamran@gmail.com

Keywords: Hasil Belajar; Menulis Berbahasa Inggris; Teks Deskriptif; Picture Word Inductive Model.

Abstrak: Penelitian ini menyajikan hasil penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis berbahasa
Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2
Kopang dalam pembelajaran menulis berbahasa Inggris, terutama dalam mendeskripsikan benda,
orang atau tempat tertentu melalui strategi pembelajaran Picture Word Inductive Model. Subyek
penelitian adalah 38 siswa kelas SMP. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 siklus dengan subyek
penelitian adalah 38 siswa. Penelitian dengan menggunakan analisis data berupa triangulasi,
menunjukkan hasil bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa dalam mengiktui pembelajaran
menulis berbahasa Inggris ketika menggunakan strategi PWIM. Implikasi pedagogis dari
penelitian ini adalah, penggunaan strategi PWIM bisa membantu siswa dalam menggali banyak
kosa kata untuk kemudian disusun menjadi sebuah paragraph dan teks deskriptif berbahasa
Inggris. Dengan melihat gambar benda/orang/tempat tertentu, siswa mendapatkan inspirasi kata
apa saja yang akan mereka tulis untuk menyusun sebuah teks deskriptif.

1. PENDAHULUAN Tingkat literasi berbahasa Inggris bagi siswa


SMP adalah tingkat fungsional. Siswa
Menulis adalah salah satu ketrampilan diharapkan bisa berkomunikasi secara lisan dan
bahasa yang harus dipelajari siswa. Dengan tulis untuk menyelesaikan masalah atau
menulis, seseorang bisa menyampaikan memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti
gagasan, pikiran dan perasaannya kepada orang menulis pesan singkat, kartu ucapan/undangan,
lain. Salah satu kelebihan menulis pengumuman, dan lain-lain.
dibandingkan dengan berbicara adalah siswa Meskipun tingkat literasi yang diharapkan
memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk dikuasai siswa hanyalah tingkat yang sangat
merangkai kata-kata guna menyampaikan sederhana, tetapi tidak mudah bagi siswa kelas
gagasan, pikiran dan perasaannya kepada orang VII.b SMP Negeri 2 Kopang semester 2 untuk
lain. Selain itu, kesalahan siswa tidak diketahui mempraktikkannya. Banyak siswa (29 dari 38
secara langsung oleh orang lain, sehingga siswa atau ± 76,32%) kelas VII.b SMP Negeri 2
tidak perlu merasa takut. Kopang pada semester 2 tidak bisa
Namun demikian, menulis tidak hanya mengungkapkan makna dalam teks tulis
sekedar menyusun/merangkai kata-kata, frasa, fungsional dan esei pendek sangat sederhana
atau kalimat. Siswa perlu mengikuti aturan berbentuk deskriptif dan prosedur untuk
bahasa tertentu untuk bisa memproduksi tulisan berinteraksi dengan lingkungan terdekat dengan
yang bisa dipahami dan diterima oleh pembaca. baik.
Menurut rangkaian kelangsungan belajar bahasa Untuk mengatasi permasalahan siswa
yang diusulkan oleh Hammond, dan kawan- tersebut, peneliti mencoba menerapkan strategi
kawan (2003), menulis lebih baik diberikan Power Word Inductive Model guna membantu
kepada siswa SMA/MA pada tingkat akhir. siswa dalam menemukan sebanyak mungkin
Namun ketrampilan menulis secara sederhana kosa kata untuk kemudian disusun menjadi
bisa diberikan kepada siswa sejak kelas VII. frase, kalimat, paragraf dan teks pendek sangat
sederhana yang berbentuk dekriptif untuk
Kamran, 2020. Strategi Picture Word Inductive Model Guna Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Menyusun
Teks Deskriptif Berbahasa Inggris. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan, Vol. 2(1), hal. 19-24

berinteraksi dengan lingkungan terdekat. mengantuk, melamun, bermain HP/benda


Penelitian ini menarik dilakukan karena peneliti lain, dan lain-lain.
berasumsi bahwa siswa akan dapat menuliskan
banyak kosa kata secara bersama-sama dengan b. Wawancara. Wawancara adalah suatu
menggunakan strategi tersebut. kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan
untuk mendapatkan informasi secara
2. METODE PENELITIAN langsung (Wikipedia). Disamping
mendapatkan gambaran secara menyeluruh,
Subyek penelitian adalah 38 siswa kelas dengan wawancara diharapkan juga
VII.b SMPN 2 Kopang dengan siswa laki-laki didapatkan informasi yang mendalam dan
sebanyak 18 siswa dan perempuan sebanyak 20 penting. Wawancara hanya ditujukan pada
siswa. Rata-rata usia mereka adalah antara 11 beberapa siswa yang mewakili kelompok
sampai dengan 13 tahun. Sebagian besar siswa siswa kurang berminat dan berminat dalam
di kelas ini berasal dari keluarga menengah ke pelajaran bahasa Inggris. Dalam pelaksanaan
bawah, di mana kondisi keluarga kurang wawancara digunakan pedoman guna
mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Tidak memperoleh informasi yang lebih akurat
banyak orang tua siswa yang memfasilitasi dari siswa. Wawancara dilakukan secara
anak mereka dalam mempelajari bahasa Inggris, langsung sehingga diperoleh penyebab
seperti mengajak menonton film berbahasa permasalahan yang pokok. Wawancara
Inggris, mengirim anak-anak mereka ke tempat- dilaksanakan secara santai dan terbuka agar
tempat kursus, apalagi mengajak mereka subyek tidak merasa tegang sehingga
berlatih menulis berbahasa Inggris jawaban yang diharapkan akan terlontar.
Sebagai sumber data primer adalah 38 siswa Sebelum diadakan wawancara disampaikan
kelas VII.b SMP Negeri 2 Kopang. Hasil tujuan wawancara kepada subyek penelitian
pengamatan terhadap kegiatan siswa selama dan bahwa wawancara tersebut tidak akan
pembelajaran baik yang dikendaki (on task) mempengaruhi apapun.
maupun yang tidak (off task) merupakan data
primer yang diambil. Untuk memperkuat data Berhubung tehnik pengumpulan data yang
dari sumber primer, diadakan pula pengambilan digunakan adalah dengan cara mengobservasi
data dari sumber sekunder. Dalam hal ini siswa, menilai hasil belajar siswa, dan
peneliti melakukan wawancara kepada beberapa mewawancarai beberapa siswa kelas VII.b ,
perwakilan siswa. maka alat pengumpul data yang digunakan
Penelitian ini difokuskan pada hasil belajar adalah lembar observasi, hasil tulisan siswa,
menulis berbahasa Inggris terutama dan pedoman wawancara.
mendiskripsikan benda/orang/tempat tertentu di Agar data yang disampaikan dalam
kelas VII.b semester genap. Data penelitian penelitian valid, perlu diadakan validasi data.
dihimpun melalui berbagai tehnik, seperti: Sesuai dengan tehnik dan alat pengambilan
data, validasi data yang digunakan dalam
a. Observasi. Observasi atau pengamatan penelitian di sini digunakan Triangulasi data
secara langsung dilaksanakan pada saat dan penilaian hasil belajar siswa yaitu berupa
proses belajar mengajar. Data yang tulisan yang mendiskripsikan
diungkap melalui pengamatan dalam benda/orang/tempat tertentu. Triangulasi
penelitian ini adalah hasil belajar siswa merupakan kekuatan dalam penelitian (Woods,
dalam pembelajaran menulis berbahasa 2006).
Inggris. Selain itu, pengamatan juga Ada 3 macam triangulasi data menurut
dilakukan terhadap sikap dan perilaku siswa, Woods (2006), triangulasi metode, triangulasi
baik yang tidak dikehendaki (Off Task), waktu, dan triangulasi personil. Triangulasi
seperti mengobrol, mengganggu teman, yang dipakai dalam penelitian ini adalah
bergerak ke arah yang tidak semestinya, triangulasi metode. Triangulasi metode
berdiri dan duduk terlalu sering pada saat dilakukan dengan cara memberikan metode
pembelajaran, keluar/masuk kelas, yang berbeda dalam pembelajaran menulis
berbahasa Inggris. Metode yang pertama adalah

20
Kamran, 2020. Strategi Picture Word Inductive Model Guna Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Menyusun
Teks Deskriptif Berbahasa Inggris. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan, Vol. 2(1), hal. 19-24

meminta siswa menulis teks deskriptif 3 PEMBAHASAN


berdasarkan gambar yang disediakan guru 3.1 Deskripsi Kondisi Awal
setelah mendapatkan penjelasan tentang unsur Sebelum diadakan tindakan, tidak banyak (9
kebahasaan serta hal-hal lain yang diperlukan dari 38/± 23,68%) siswa kelas VII.b SMP
dalam mendeskripsikan benda, orang, atau Negeri 2 Kopang semester 2 bisa
tempat tertentu. Pada kesempatan ini siswa mendeskripsikan benda/orang/tempat tertentu
bekerja sama berkelompok empat dan individu dan itu hanya berupa frase. Meskipun demikian
mendiskripsikan benda tertentu. Metode ke 2 ini merupkan awal yang baik apabila siswa
adalah dengan meminta siswa mendeskripsikan sudah bisa menyusun frase benda dengan benar.
orang tertentu dengan menggunakan strategi Ketika siswa siswa bisa memberikan respon
Picture Word Inductive Model (PWIM) secara terhadap pertanyaan guru namun hanya berupa
berpasangan dan individu. Metode ke 3 adalah sebuah kata. Ketika guru meminta untuk
meminta siswa mendeskripsikan tempat tertentu membuat frase, hanya 9 siswa yang
secara berpasangan dan individu tanpa meresponnya. Untuk itu perlu diadakan
menggunakan strategi Picture Word Inductive penelitian guna memecahkan permasalahan
Model (PWIM). Penilaian hasil belajar siswa yang dihadapi para siswa kelas VII.b SMP
dilakukan dengan membandingkan hasil tulisan Negeri 2 Kopang semester 2. Berbagai faktor
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal belajar mempengaruhi mengapa hal ini bisa terjadi.
bahasa Inggris di kelas VII. Namun faktor terpenting adalah kurangnya kosa
Analisis data dalam penelitian tindakan kata yang mereka miliki. Meskipun kesalahan
adalah refleksi tindakan yang telah bahasa tulis tidak langsung diketahui oleh orang
dilaksanakan. Dari refleksi ini akan diperoleh lain, namun bahasa tulis lebih kompleks,
gambaran apakah tindakan telah menunjukkan lengkap dan formal.
adanya keberhasilan sesuai dengan yang
diharapkan pada perencanaan awal. Apabila 3.2 Penjelasan Hasil Pelaksanaan Tindakan
telah mencapai target keberhasilan, maka Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan
tindakan boleh dihentikan, atau dilanjutkan lagi sebanyak 3 siklus, dan masing-masing siklus
untuk meyakinkan apakah memang strategi terdiri dari 4 tahap. Tindakan dilakukan dengan
yang diterapkan yang menyebabkan kriteria metode yang berbeda. Hal ini dimaksudkan
keberhasilan tindakan tercapai. Ini bukan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan
tentang mengapa sesuatu harus seperti yang strategi Picture Word Inductive Model bisa
semestinya, melainkan apa yang kemungkinan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII.b
bisa mengubah sesuatu dalam suatu situasi SMP Negeri 2 Kopang dalam pembelajaran
tertentu (Waters-Adams, 1986). Selama menulis berbahasa Inggris. Seperti telah
pelaksanaan tindakan kelas, peneliti langsung disampaikan sebelumnya, tindakan siklus
mengadakan refleksi serta triangulasi data dan pertama, siswa mendiskripsikan benda tertentu
penilaian hasil belajar siswa berupa tulisan berkelompok 4 kemudian individu dengan
dalam rangka menentukan perencanaan untuk menggunakan strategi PWIM. Tindakan ke dua
pelaksanaan tindakan berikutnya, apabila dirasa sama seperti sebelumnya, hanya objek yang
masih diperlukan. Berdasarkan keterangan di didiskripsikan adalah orang tertentu. Sementara
atas, bisa disampaikan bahwa antara proses pada tindakan ke tiga, siswa mendiskripsikan
pengambilan data dan analisis data bisa gambar tempat tertentu berkelompok 4 tanpa
dilakukan secara bersamaan. prosedur seperti dalam strategi PWIM.
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila ada Pada bagian ini tidak lagi dibahas mengenai
peningkatan jumlah siswa yang berhasil belajar Perencanaan Tindakan, namun hanya dibahas
dalam pembelajaran menulis berbahasa Inggris hasil Pelaksanaan, Pengamatan dan Refleksi
setelah diadakan tindakan kelas. Untuk dari masing-masing siklus. Berikut
penelitian ini, diharapkan minimal siswa penjelasannya.
mencapai hasil belajar 66 dalam
mendiskripsikan benda/orang/tempat tertentu.

21
Kamran, 2020. Strategi Picture Word Inductive Model Guna Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Menyusun
Teks Deskriptif Berbahasa Inggris. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan, Vol. 2(1), hal. 19-24

Siklus I Siklus II
a. Pelaksanaan Tindakan (Acting) a. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Tindakan dilaksanakan dalam 4 tahap, Seperti pada tindakan kedua siklus
seperti pada pembelajaran sehari-hari, yaitu sebelumnya, tindakan pada siklus ini juga
Building Knowledge of the Text (BkoF), dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu Building
Modeling of the Text (MoT), Joint Construction Knowledge of the Text (BkoF), Modeling of the
of the Text (JCoT), dan Independent Text (MoT), Joint Construction of the Text
Consrtuction of the Text (IcoT). Namun (JCoT), dan Independent Consrtuction of the
pengamatan hanya difokuskan pada saat siswa Text (IcoT). Berikut penjelasannya.
mengikuti tahap Joint Construction of the Text Building Knowledge of the Field (BkoF)
(JCoT), dan Independent Consrtuction of the 1) Guru mereview cara mendeskripsikan
Text (IcoT). benda dan orang tertentu seperti pada
Pada tahap JcoT, siswa bekerja sama untuk pertemuan sebelumnya.
menyusun sebuah teks deskriptif tentang benda 2) Guru menunjukkan gambar tempat
tertentu dengan tahapan seperti di dalam model. tertentu
b. Pengamatan (Observing) 3) Guru mengajukan beberapa pertanyaan
Dari hasil pengamatan tindakan pada yang bisa memancing siswa untuk
siklus I, didapatkan data bahwa belum menyebutkan beberapa kata (kata
banyak siswa yang bisa mendiskripsikan benda benda/sifat) tentang gambar tersebut.
tertentu dengan benar. Masih banyak siswa Contoh:
yang melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak
What picture is it?
dikehendaki selama pembelajaran seperti
mengobrol, saling melihat gambar, menulis What can you see in it? Mention it.
dalam bahasa Indonesia, dan bahkan tertawa How is it?, dst.
lebar setelah melihat gambar.
Meskipun demikian, pada siklus ini telah Modeling of the Text (MoT)
terjadi peningkatan hasil belajar siswa dalam
4) Dengan pengetahuan cara
pembelajaran menulis berbahasa Inggris,
namun belum memenuhi kriteria keberhasilan mendeskripsikan benda/orang tertentu
yang telah ditetapkan, yaitu 65% dari seluruh pada pertemuan sebelumnya, siswa
siswa mencapai KKM 65. Hanya 15 siswa (± diajak untuk mendeskripsikan gambar
39,47%) berhasil mencapai KKM. tempat tertentu tanpa melalui prosedur
c. Refleksi seperti dalam PWIM.
Pada saat dilaksanakan refleksi, siswa
menyampaikan bahwa siswa masih menemui Joint Construction of the Text (JcoT),
kesulitan untuk menuliskan kata-kata yang 5) Siswa dibagi berkelompok empat.
mendeskripsikan benda tertentu. Guru 6) Masing-masing kelompok diberi gambar
menyampaikan kembali bahwa yang harus tempat tertentu yang berbeda.
dilakukan siswa pertama kali adalah 7) Siswa diminta mendeskripsikan gambar
menyebutkan semua benda yang terlihat di
tersebut secara berkelompok empat
dalam gambar. Siswa tidak perlu terpaku harus
menuliskan banyak benda apabila yang ada di dengan cara yang sama seperti di dalam
dalam gambar memang tidak terdapat banyak contoh/tahap Modeling of the text yaitu
benda. Kemudian baru menyebutkan kata yang langsung mendiskripsikan gambar tempat
menerangkan benda tersebut (kata sifat), dan tertentu tanpa melalui prosedur PWIM.
seterusnya.
8) Guru mengamati pekerjaan siswa sambil
Guru masih belum banyak memberikan
bantuan kepada siswa pada siklus ini. Guru mencatat hal-hal yang penting dan
masih sibuk mengamati siswa. Dari hasil memberikan penjelasan.
tersebut, direncanakan dalam tindakan pada Independent Construction of the Text (IcoT).
siklus ke dua. 9) Guru mendisplay gambar tempat tertentu.

22
Kamran, 2020. Strategi Picture Word Inductive Model Guna Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Menyusun
Teks Deskriptif Berbahasa Inggris. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan, Vol. 2(1), hal. 19-24

10) Siswa diminta mendeskripsikan Hasil sudah mencapai target yang diharapkan.
gambar secara individu. Namun untuk mengetahui apakah Picture Word
Inductive Model membantu peningkatan
b. Observasi (Observing) tersebut, maka tindakan dilanjutkan.
Berdasarkan pengamatan selama tindakan Pada siklus ke tiga, siswa diminta menulis
pada siklus ke tiga, diperoleh data bahwa hasil teks deskriptif tentang tempat tertentu tanpa
belajar siswa dalam pembelajaran tersebut menggunakan strategi Picture Word Inductive
menurun. Hanya 20 siswa (±52,63%) berhasil Model. Siswa langsung diminta
mendiskripsikan tempat tertentu dengan benar. mendiskripsikan gambar tempat tertentu.
Hasilnya, hanya 20 siswa (52,63 %) yang
4 SIMPULAN berhasil belajar aktif.
Bisa disimpulkan bahwa pembelajaran
menulis berbahasa Inggris menggunakan media
Berdasarkan pengamatan selama tindakan,
Picture Word Inductive Model dapat
ada perubahan signifikan hasil belajar siswa
meningkatkan ketrampilan siwa kelas VII.b
kelas VII.b SMP Negeri 2 Kopang semester 2
SMP Negeri 2 Kopang dalam mendiskripsikan
dalam mendiskripsikan benda/orang/tempat
benda/orang/tempat tertentu.
tertentu ketika digunakan Picture Word
Kelebihan dari penggunaan Picture Word
Inductive Model.
Inductive Model adalah siswa menjadi lebih
Sebelum diadakan tindakan, hanya 9 siswa
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
bisa mendiskripsikan benda/orang/tempat
menulis berbahasa Inggris karena mereka
tertentu berbahasa Inggris. Ketika diadakan
terbantu dalam memunculkan kosa kata yang
wawancara, diperoleh jawaban penyebab siswa
akan mereka gunakan. Selain itu, kontribusi
kurang bisa mengikuti pembelajaran menulis
siswa dalam memunculkan kosa kata membuat
berbahasa Inggris, diantaranya adalah a. siswa
siswa semakin tertantang. Sementara
tidak memiliki bahan apa yang harus dituliskan,
kekurangan dari penggunaan Picture Word
dan b. siswa bosan dengan tehnik yang terkesan
Inductive Model adalah mungkin metode ini
monoton.
hanya bisa meningkatkan hasil belajar siswa
Setelah diadakan tindakan sebanyak 3
kelas VII.b, karena setiap siswa mengalami
siklus, ada peningkatan hasil belajar siswa
masalah yang berbeda dan memiliki cara yang
dalam mendiskripsikan benda/orang/tempat
berbeda pula dalam belajar.
tertentu. Pada siklus pertama, siswa diminta
Beberapa saran bagi peneliti berikutnya
menulis teks deskriptif tentang benda tertentu
adalah agar guru mencoba menerapkan metode
dalam kelompok berempat menggunakan
ini di kelasnya untuk mengetahui apakah betul
strategi Picture Word Inductive Model.
Picture Word Inductive Model bisa membantu
Hasilnya, hanya 15 siswa (39,47%) yang bisa
siswa kelas VII menulis berbahasa Inggris
mendiskripsikan benda tertentu dengan benar.
dengan lancar dan berterima guna
Masih banyak siswa yang belum bisa
mendeskripsikan benda, orang atau tempat
melakukannya dengan benar, dan cenderung
tertentu. Selain itu, hendaknya guru
melakukan kegiatan yang tidak dikehendaki.
mengembangkan penelitian tindakan kelas pada
Pada siklus ke dua, siswa diminta
aspek yang lain dengan metode yang berbeda
menyusun teks deskriptif tentang orang tertentu
agar segala kekurangan selama proses belajar
menggunakan stretegi Picture Word Inductive
mengajar bisa diketahui kendalanya.
Model. Ada 25 siswa (65,79%) yang berhasil
mendiskripsikan orang tertentu dengan benar.

23
Kamran, 2020. Strategi Picture Word Inductive Model Guna Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Menyusun
Teks Deskriptif Berbahasa Inggris. Jurnal Riset Intervensi Pendidikan, Vol. 2(1), hal. 19-24

DAFTAR PUSTAKA Hopkins, D. (1993) A Teacher’s Guide to


Classroom Research, 2nd edition.
Carr, W. & Kemmis, S. (1986) Becoming Critical: Milton Keynes: Open University Press.
education, knowledge and action research. http://www.bath.ac.uk/~edsajw/
Lewes: Falmer. http://www.did.stu.mmu.ac.uk/carn/
Cohen, L ; Manion, L & Morrison, K (2000) http://www.edu.plymouth.ac.uk/resined/actionresear
Research Methods in Education (5th edition). ch/arhome.htm
London,:Routledge Falmer. http://www.edu.plymouth.ac.uk/resined/actionresear
Corey, S. (1953) Action Research to Improve ch/arhome.htm - top
School Practices. New York: Columbia http://www.edu.plymouth.ac.uk/resined/Qualitative
University, Teachers College Press. %20methods%202/qualrshm.h
Denzin & Y. Lincoln (Eds.) Handbook of tm#Triangulation
Qualitative Research 2nd Development. http://www.open.ac.uk/cobe/docs/AR-Guide-
In M. Huberman, & J. M. Backus (Eds.), Advances final.pdf
in Development. London: Heinemann. http://www.tandf.co.uk/journals/titles/09650792.asp
Dep.dik.nas, (2003) Kurikulum 2004, Standar Hustler, D., Cassidy, A. & Cuff, E. (eds.) (1986)
Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris Action Research in Classrooms and Schools.
Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah London, Allen and Unwin.
Tsanawiyah. Jakarta. Jennings, L. & Graham, A. (1996) Postmodern
Ebbutt, D. (1985) Educational Action research: perspectives and action research: reflecting
some general concerns andspecific on the possibilities. Educational Action
quibbles, in: Burgess, Research, 4 (2): 267-278.
R. (ed.) Issues in EducationalResearch: Kemmis, S. & McTaggart, R. (1982) The Action
qualitative methods. Lewes: Falmer. Research Planner. Victoria, Deakin
Elliott, J. (1981) Action research: a framework for University Press.
self-evaluation in schools. TIQL working Koshy, V. (2005) Action research for improving
paper no.1. Cambridge: Cambridge Institute practice. A practical guide. London: Paul
of Education. (1991) Action Research for Chapman Publishing.
Educational Change. Buckingham: Lewis, I. (1987) Encouraging reflexive teacher
OpenUniversity Press. research. British Journal of Sociology of
Fischer, J. (2001). Action Research Rationale Education, 8 (1): 95-105.
and Planning: Developing a Framework for Waters-Adams, S. 1986. Action Research in
Teacher Inquiry. In G. Burnaford, J. Fischer Education. University of Plymouth
& D. Woods, P. 2006. Qualitative Research. University of
Fueyo, V. & Koorland, M. A. (1997). Teacher as Plymouth.
researcher: A synonym for professionalism.
Journal of Teacher Education, 48(5), 336-
338.
Gibson, R. (1985) Critical times for action research.
Cambridge Journal of Education, 15 (1): 59-
64.
Hammond, J., et. al.. (1992). English for Social
Purposes: a Handbook forteachers of Adult
Literacy. Sydney: NCELTER.
Harmer, J. 1998. How to Teach English. England:
Longman.
Hollingsworth, S. (ed.) (1997) International Action
Research: a casebook for educational reform.
London: Falmer.
Hollingsworth, S., Noffke, S.E., Walker, M. &
Winter, R. (1997) Epilogue: What have we
learned from these case on action research
and educational reform? in: Hollingsworth, S.
(ed.) International Action Research: a
casebook for educational reform. London:
Falmer.

24

Anda mungkin juga menyukai