Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN


BIAYA PADA PT RUMINDO NUANSA
ELOK MAKASSAR

ASTI PEBRIANI
12.12.271

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
TRI DHARMA NUSANTARA
MAKASSAR
2016

SKRIPSI

ii
ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN
BIAYA PADA PT RUMINDO NUANSA
ELOK MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh

ASTI PEBRIANI
12.12.271

Kepada

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
TRI DHARMA NUSANTARA
MAKASSAR
2016

ii
SKRIPSI

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN


BIAYA PADA PT RUMINDO NUANSA
ELOK MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh

ASTI PEBRIANI
1212271

Telah diperiksa dan disetujui


Makassar, Desember 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Andi Mulia Saleh, SE.M.Si Nur Aisyah, SE.M.Ak


NIDN : 0910067501 NIDN : 0903078404

Ketua STIE Tri Dharma Nusantara

Dr. Ir. H. Andi Entong, C. M.Si


Nip : 19640313 199303 1 001

iii
32

ABSTRAK

ASTI PEBRIANI, 2016. Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Biaya


pada PT. Rumindo Nuansa Elok Makassar (Dibimbing oleh Andi Mulia
Saleh dan Nur Aisyah).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara pengakuan
pendapatan dan biaya PT. Rumindo Nuansa Elok dengan PSAK No 34
Tahun 2010. Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data
kualitatif dan kuantitatif dengan sumber data yaitu data primer dan data
sekunder. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif komparatif.
Hasil penelitian menunjukkan PT. Rumindo Nuansa Elok dalam
pengakuan pendapatan dan biaya belum sesuai dengan PSAK No 34
tahun 2010 .

Kata kunci : Pengakuan pendapatan dan biaya.

iv
23

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang

Maha Esa atas segala berkah dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Analisis

Pengakuan Pendapatan dan Biaya Pada PT. Rumindo Nuansa Elok ”

ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini disusun untuk melengkapi tugas

tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Tri Dharma Nusantara. Penulis sadar

bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan hasilnya pun

jauh dari kesempurnaan, namun besar harapan penulis, mudah-mudahan

tulisan ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta pihak yang

memerlukan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini :

1. Ibu Hj. A. Dorawati Entong, S.E., M.Si, selaku Ketua Yayasan

Pendidikan An-Nahl Al-Aqsha.

2. Bapak Dr. Ir. Andi Entong C, M.Si., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi (STIE) Tri Dharma Nusantara Makassar.

3. Bapak H. Andi Ishak. Ak., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

(STIE) Tri Dharma Nusantara Makassar.

4. Andi Mulia Saleh, SE.M.Si selaku pembimbing 1 skripsi yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

v
2

5. Nur Aisyah, SE.M.Ak selaku pembimbing II skripsi yang telah

membantu dan dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

6. Pimpinan dan seluruh karyawan PT. Rumindo Nuansa Elok yang

telah memberikan izin dan data yang penulis perlukan dalam

pembuatan skripsi ini.

7. Ayahanda Abdul Azis dan Ibunda Nurwanti yang telah menjadi

panutan dalam menjalani hidup ini, karena berkat doa dan restunya

penulis dapat menyelesaikan tugas akademik ini.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis

harapkan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, November 2016

Penulis

vi
2

DAFTAR ISI

Halaman

No table of contents entries found.

BAB VI KESIMPULAN DAN PENUTUP…..……….………………..

A. Kesimpulan……………………………………

B. Penutup………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA………………………………….……………….

LAMPIRAN…………………………...……………….……………….

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Stuktur Organisasi PT. Rumindo Nuansa Elok …….................. 45

vii
2

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Persentase Penyelesaian Proyek Pembangunan Rumah


PT. Rumindo Nuansa Elok Makassar…………………………… 52

viii
2

2. Persentase Penyelesaian Proyek Pembangunan Rumah


Berdasarkan PSAK No 34 Tahun 2010…………………………. 58

3. Perbandingan Pengakuan Pedapatan dan Biaya PT. Rumindo


Nuansa Elok Makassar dengan PSAK No 34 Tahun 2010...... 64

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan

informasi keuangan suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan

dalam laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi,

laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan

atas laporan keuangan. Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu

perusahaan pada suatu waktu tertentu, dimana informasi yang tersedia

berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Perhitungan laba rugi

menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan serta

hasil usaha yang diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada

tanggal yang tertera di neraca. Laporan perubahan posisi keuangan

menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan.

Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi

suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini

disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan

pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Pendapatan

adalah unsur terpenting dalam operasi suatu perusahaan, perusahaan

akan mengharapkan laba yang dipengaruhi oleh pendapatan dari aktivitas

dan pengakuan pendapatan masing-masing perusahaan berbeda

sehingga diperlukan pendapatan dan biaya yang tepat agar tidak

1
2

adanya kesalahan dalam pencatatan dan pengakuannya pada laporan

adanya kesalahan dalam pencatatan dan pengakuannya pada laporan

keuangan yang dibuat perusahaan.

Dalam perekonomian global yang tidak menentu, maka pelaku

usaha dalam dunia perekonomian dapat memanfaatkan peluang. Baik

perusahaan berskala kecil maupun besar oleh karenanya perusahaan

harus mampu menentukan inisiatif dan tindakan yang tepat dalam

menyusun strategi dan keputusan bisnis. Setiap perusahaan

menginginkan pertumbuhan yang baik yang tercermin dengan

pencapaian tingkat laba yang diperoleh suatu perusahaan, dimana

elemen-elemen dalam suatu perusahaan berusaha untuk meningkatkan

laba yang telah ditergetkan atau lebih dari target yag telah ditetapkan.

Namun pimpinan perusahaan adakalanya dihadapkan pada masalah

pengambilan keputusan baik secara langsung maupun tidak langsung

akan mempengaruhi harga pokok penjualan, penjualan maupun

pendapatan. Hal ini mengharuskan manajemen untuk menyajikan laporan

yang akurat mengenai laporan kinerja keuangan.

Mengingat sangat pentingnya laporan keuangan, maka hendaknya

pimpinan maupun pihak manajemen perusahaan dapat menjalankan

kebijakan dan pengawasan dengan baik. Maka untuk tercapainya suatu

pengawasan yang baik diperlukan alat kontrol yang efektif untuk

mengelola jalannya operasi perusahaan sesuai dengan yang telah

direncanakannya. Salah satu caranya adalah dengan penyajian


23

pengungkapan pendapatan dan biay perusahaan yang sesuai dengan

kaidah akuntansi yang berlaku yaitu sesuai dengan Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK).

Dalam akuntansi kontrak kontruksi (PSAK No 34) yang

menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang

berhubungan dengan kontrak kontruksi, karena sifat dari aktivitas yang

dilakukan pada kontrak kontruksi tanggal saat aktivitas kontrak mulai

dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh

pada periode akuntansi yang berlainan. Karena itu persoalan dalam

akuntansi kontrak kontruksi adalah alokasi pendapatan kontrak dan

biaya kontrak pada periode dimana pekerjaan kontruksi tersebut

dilaksanakan. Dalam perusahaan kontruksi terdapat dua jenis pengakuan

pendapatan: (a) metode kontrak selesai yang diakui setelah pekerjaan

selesai dan (b) metode persentase penyelesaian yang diakui pada setiap

periode pelaksanaan pekerjaan berdasarkan % penyelesaian pekerjaan

periode yang bersangkutan.

Maka perusahaan konstruksi dihadapkan pada permasalahan

bagaimana menentukan pengakuan pendapatan yang tepat, terutama

pada proyek-proyek jangka panjang. Sehingga laporan keuangan dapat

disajikan secara wajar sesuai dengan kinerja perusahaan pada periode

tersebut. Menurut peraturan pemerintah no 38 tahun 1983, perusahaan

kontruksi adalah perusahaan yang pekerjaannya melaksanakan

pembangunan, pembuatan, perbaikan, atau pemugaran pembangunan


2

4
atau barang tidak bergerak lainnya baik untuk kepentingan sendiri

maupun orang lain dengan atau tanpa perjanjian tertulis. Pekerjaan itu

sendiri atas kepentingan sendiri atau seluruh pihak lain dengan

melakukan perjanjian tertulis atau disebut dengan kontrak kontruksi.

Kontrak kontruksi ini berisi perjanjian antar kontraktor dengan pemberi

proyek mengenai pelaksanaan kontruksi suatu asset atau suatu kombinasi

asset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam

hal rancangan, tekhnologi, fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok

(PSAK 2002:34). Dalam perjanjian kontrak kotruksi meliputi (1) kontrak

pembelian jasa yang berhubungan langsung dengan kontruksi asset,

umpanya pelayanan jasa untuk manager proyek dan arsitek (2) kontrak

untuk penghancuran atau restorasi lingkungan sebuah penghancuran

asset.

Dalam beberapa penelitian sebelumnya mengenai pengakuan

pendapatan perusahaan kontruksi menyimpulkan bahwa :

Ayu (2014) Dengan judul skripsi “Pengakuan pendapatan dengan

metode persentase penyelesaian“ dari hasil penelitianya yaitu didapatkan

pengakuan pendapatan deengan metode persentase penyelesaian

menggunakan persentase fisik yang sesuai di lapangan tetapi tidak

memasukkan biaya dalam pengakuan pendapatannya karena hanya

mengalikan persentase dengan nilai kontrak bersih disetiap periodenya

dan tidak sesuai dengan PSAK No 34, bahwa pendapatan kontrak

dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap


2

5
penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang

dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara

proporsional. Saran Ayu Sebaiknya perusahaan menggunakan metode

biaya ke biaya karena persentase yang akan dihasilkan akan lebih akurat

dan riil berdasarkan kondisi yang terjadi di lapangan serta sesuai dengan

aturan-aturan yang berlaku sesuai dengan PSAK No 34 tentang kontrak

konstruksi yang berlaku serta pendapatan biaya dan laba kotor yang

diakui periode berjalan juga sesuai dengan pekerjaan yang dihasilkan di

lapangan.

Rahayu (2013) dengan judul skripsi “Analisis pengakuan

pendapatan jasa konstruksi berdasarkan PSAK No 34” dari hasil

penelitiannya yaitu perusahaan menerapkan metode kontrak selesai

dalam mengakui pendapatannya untuk proyek jangka panjang. Dengan

metode kontrak selesai, perusahaan kekecilan mengakui laba untuk

tahun 2010 karena laba hanya didapat pada tahun 2011 sehingga

laporan laba rugi yang dihasilkan berfluktuasi yaitu pendapatan

perusahaan kecil pada suatu periode dan pendapatan perusahaan

menjadi besar pada periode yang lain karena proyek telah selesai.

Setelah menganalisis pengakuan pendapatan perusahaan, maka penulis

mencoba memberi saran yaitu sebaiknya menggunakan metode

persentase penyelesaian dalam mengakui pendapatan untuk proyek

jangka panjang. Jika dengan metode persentase penyelesaian

perusahaan akan mengakui pendapatan setiap tahunnya, laporan laba


2

6
rugi yang dihasilkan menjadi akurat dan sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No 34 tentang Kontrak Konstruksi. Dengan

demikian maka laporan laba rugi yang disajikan oleh perusahaan akan

memberikan informasi yang tepat untuk pengambilan keputusan

perusahaan. Oleh karena pentingnya penerapan akuntansi pedapatan

bagi perusahaan dalam kegiatan operasionalnya, maka penulis

bermaksud membahas permasalahan dalam perusahaan kontruksi dalam

bentuk skripsi dengan judul “Analisis Pengakuan Pendapatan dan

Biaya Pada PT. Rumindo Nuansa Elok Makassar” Dimana alasan

penulis mengangkat judul ini yaitu untuk lebih memahami bagaimana

suatu perusahaan konstruksi menetapkan pengakuan pendapatannya

dengan membandingkan teori-teori yang dibaca dengan implementasinya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah adalah

Apakah pengakuan pendapatan dan biaya yang digunakan PT. Rumindo

Nuansa Elok telah sesuai dengan pengakuan pendapatan dan biaya

menurut PSAK NO 34 Tahun 2010 ?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesesuaian antara sistem

pengakuan pendapatan dan biaya yang digunakan PT. Rumindo


2

7
Nuansa Elok dengan pengakuan pendapatan dan biaya menurut

menurut PSAK NO.34 Tahun 2010.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan adalah untuk mengetahui sistem

pengakuan pendapatan dan biaya yang digunakan oleh PT. Rumindo

Nuansa Elok dan memberikan informasi yang bermanfaat bagi

manajemen perusahaan untuk menganalisis kebijakan akuntansi

dalam penerapan pengakuan dan pengukuran pendapatan.

D. Hipotesis

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini, maka

hipotesis penelitian yaitu diduga sistem pengakuan pendapatan dan biaya

PT. Rumindo Nuansa Elok telah sesuai dengan pengakuan pendapatan

dan biaya menurut PSAK No 34 Tahun 2010.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengakuan

Komunitas Keuangan LSM (2015) “Pengakuan dalam akuntansi

adalah proses penetapan terpenuhinya kriteria pencatatan suatu kejadian

atau peristiwa dalam catatan akuntansi sehingga akan menjadi bagian

yang melengkapi unsur aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja,

dan pembiayaan, sebagaimana akan termuat pada laporan keuangan

entitas pelaporan yang bersangkutan.

Pengakuan diwujudkan dalam pencatatan jumlah uang terhadap

pos-pos laporan keuangan yang terpengaruh oleh kejadian atau peristiwa

terkait.

Kriteria minimum yang perlu dipenuhi oleh suatu kejadian atau peristiwa

untuk diakui yaitu:

1. Terdapat kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan

dengan kejadian atau peristiwa tersebut akan mengalir keluar dari

atau masuk ke dalam entitas pelaporan yang bersangkutan.

2. Kejadian atau peristiwa tersebut mempunyai nilai atau biaya yang

dapat diukur atau dapat diestimasi dengan andal.

Dalam menentukan apakah suatu kejadian/peristiwa memenuhi kriteria

pengakuan perlu dipertimbangkan aspek materialitas. Dalam neraca atau

laporan laba rugi. Pengakuan memerlukan suatu konsep agar

8
1
92

dapat menentukan kapan dan bagaimana unsur dalam akuntansi

dapat diakui dalam laporan keuangan.

Menurut Harahap (2005:39) “konsep pengakuan akuntansi

mendefinisikan prinsip dasar yang menentukan penentuan waktu

pendapatan, biaya, pengakuan untung dan rugi didalam laporan keuangan

bank, asset dan kewajiban.”

Konsep pengukuran dan pengakuan akuntasi:

1. Konsep Matching, untung/rugi selama jangka waktu tertentu harus

ditentukan dengan mencocokkan pendapatan dan keuntungan

dengan biaya-biaya dan kerugian yang berhubungan dengan periode

atau jangka waktu tersebut.

2. Sifat pengukuran mengacu kepada sifat-sifat asset dan kewajiban

yang harus diukur untuk tujuan akuntansi keuangan. Sifat-sifat yang

harus diukur yaitu:

a. Nilai setara kas yang yang diharapkan atau diperkirakan diperoleh

atau dibayarkan.

b. Relevansi asset, kewajiban, dan investasi terbatas pada akhir

periode akuntansi.

c. Kemampuan asset, kewajiban, dan investasi terbatas untuk

direvaluasi.

d. Sifat pengukuran alternative tetapi nilai setara kas.


2
10

B. Konsep Pendapatan

1. Pengertian Pendapatan

Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

a. Menurut ilmu ekonomi, Pendapatan menurut ilmu ekonomi

merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh

seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan

yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula.

Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif

pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan

kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode

ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode,

bukan hanya yang dikonsumsi. Definisi pendapatan menurut ilmu

ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta

kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan

pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar

pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah

perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal

dan hutang.

b. Menurut ilmu akuntansi, Banyak konsep pendapatan didefinisikan

dari berbagai literatur akuntansi dan teori akuntansi. Namun pada

dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut

pandang, yaitu:

1) Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan


2
11

atau atau peningkatan jumlah aktiva yang timbul

sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan.

2) Pendekatan yang memusatkan perhatian kepada arus masuk

atau inflow adalah Revenue is an inflow of assets in the form

of cash, receivables of other property for customer or4 client,

which results from sales of merchandises or rendering of

services, or from investment for instance, interest may be

carned on bonds or saving deposit. Pandangan yang

menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh

perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau outflow.

Vernon Kam menyatakan Revenue is the gross increase in the

value ofassetand capital and that the increase eventually pertain to

cash. For the primary operations of the business, the cash inflow is

created mainly by the production and sale of the output of the firm.

Kam berpendapat bahwa pendapatan adalah kenaikan kotor

dalam jumlah atau nilai aktiva dan modal, dan biasanya kenaikan

tersebut berwujud aliran kas masuk ke unit usaha. Aliran kas masuk

ini terjadi terutama akibat penciptaan melalui produksi dan penjualan

output perusahaan.

Konsep dasar pendapatan pada dasarnya adalah suatu proses

mengenai arus penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan selama

jangka waktu tertentu. The basic concept of revenue is that it is a flow

process the creation of goods and services by an enterprises during


12
2

specific internal of time. Konsep pendapatan sering dilihat melalui

pengaruhnya terhadap ekuitas pemilik. Berbagai definisi yang timbul

sering merupakan kombinasi konsep-konsep tersebut.

FASB SFAC No 6 memberikan pemahaman pendapatan adalah

Revenues are inflow or other enhancemant of assets of an entity or

settlements of it’s liability (or combination of both) from delivery or

producing goods, rendering, services, or other activities that constitute

the entity’s on going major or central operations.

Definisi di atas, menekankan pengertian pendapatan pada arus

masuk penambahan lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian

kewajiban-kewajibannya atau kombinasi keduanya yang berasal dari

penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan lain

yang merupakan operasi inti. Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa

ada dua penggolongan mengenai pendapatan, yaitu penggolongan

secara luas dan secara sempit. Pendapatan secara luas kepada

keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva

atau berkurangnya hutang dan dapat merubah modal pemiliknya.

Keseluruhan kegiatan perusahaan itu terdiri dari kegiatan utama dan

kegiatan lain di luar kegiatan utama. Pemfokusan kegiatan

perusahaan terhadap kegiatan utama yang berakibat kepada

kenaikan aktiva atau pengurangan hutang dan yang dapat merubah

modal tersebut pendapatan dalam arti sempit.

2. Sumber pendapatan
13
2

Pendapatan meliputi semua sumber-sumber ekonomi yang

diterima oleh perusahaan dari transaksi penjualan barang dan

penyerahan jasa jasa kepada pihak lain. Sumber pendapatan pada

perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Pendapatan Usaha.

Pendatapan yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan yang

bersangkutan. Dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Hasil Penjualan (Sales)

Hasil penjualan adalah pendapatan yang diperoleh dari

penjualan barang kepada pihak lain selama periode akuntansi

tertentu, yang dinilai dari jumlah yang dibebankan kepada

pembeli atau langganan. Barang yang diterima kembali (sales

return) karena tidak sesuai dengan pesanan dan potongan

penjualan (sales discount) yang diberikan kepada langganan

diperlakukan mengurangi penjualan. Penjualan ini biasanya

untuk perusahaan dagang.

2) Pendapatan Jasa (Service Revenue)

Umumnya pada perusahaan jasa, pendapatan yang berasal dari

kegiatan pokoknya diberi nama sesuai dengan spesifikasi jasa

yang dihasilkan/diarahkan kepada pemakai jasa tersebut.

b. Pendapatan Luar Usaha Pendapatan luar usaha adalah

pendapatan yang diperoleh diluar kegiatan pokok dari


2

perusahaan yang bersangkutan. Misalnya Pendapatan


14
bunga,

laba penjualan, asset tetap bagi perusahaan dagang.

3. Pengakuan pendapatan

Masalah pendapatan tidak lepas dari masalah penentuan waktu

pendapatan tersebut. Menurut Theodorus M Tuanakotta sebagaimana

dikutip oleh Khairuddin (2005:123), menyatakan bahwa ada beberapa

alternative pengakuan pendapatan sesuai dengan transaksi

pengumpulan pendapatan, antara lain:

a. Pengakuan pendapatan selama berlangsungnya proses produksi.

Pendapatan dapat diakui selama kegiatan produksi, meskipun

produk yang dihasilkan perusahaan masih dalam proses produksi,

prosedur yang digunakan adalah persentase penyelesaian. Cara ini

umumnya digunakan pada perusahaan yang bergerak dibidang

kontraktor yang mengerjakan proyek jangka panjang. Pengakuan

pendapatan dengan cara ini dapat dilakukan jika harga kontrak

telah pasti dan taksiran harga untuk menyelesaikan proyek dan

kemajuan dalam penyelesaian kontrak dapat dipertanggung

jawabkan. Besarnya pendapatan dapat diukur atau ditaksir atas

dasar akuntasi harga yang terjadi selama penyelesaian pekerjaan.

Taksiran dapat dilakukan dengan 2 pendekatan :


2

1) Persentase biaya, dimana tahap penyelesaian ditentukan

dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan

dengan taksiran total biaya dalam menyelesaikan proyek.


15
2) Persentase penyelesaian fisik, biasanya didasarkan pada tahap

kemajuan proyek.

b. Pengakuan pendapatan saat penyelesaian produksi.

Syarat yang harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan pada saat

produksi selesai:

1) Harga jual dapat ditentukan dengan tepat.

2) Tidak diperlukan kegiatan atau biaya pemasaran yang material

untuk memasarkan produk tersebut.

3) Harga produk sulit ditentukan.

4) Satuan persediaan dapat saling dipertukarkan yaitu barang

tidak berpengaruh oleh perubahan bentuk dan ukuran.

c. Pengakuan pendapatan pada saat penjualan

Pengakuan pendapatan pada saat penjualan merupakan dasar

yang paling jelas dan objektif dari pada pengakuan pendapatan

model lainnya. Transaksi penjualan selalu mengandung unsur laba

rugi. Karena itu perusahaan tidak hanya cukup mencatat kenaikan

suatu aktiva dan pengurangan aktiva lain, tetapi transaksi tersebut

juga menyangkut pengakuan pendapatan dan unsur biaya dan

masing-masing unsur dicatat secara terpisah.

d. Pengakuan pendapatan saat diterima uang tunai


2

Pengakuan pendapatan saat diterima uang tunai digunakan

apabila ada kemungkinan pembatalan penjualan. Seperti

halnya dalam penjualan bersyarat, penjualan eksport


dan
16
penjualan atas penjualan bersyarat, penjualan eksport dan

penjualan atas persetujuan pembeli misalnya, penjualan cicilan dan

hasilnya jarang sekali dicatat pada saat pendapatan penjualan

diterima. Meskipun resiko dan biaya penagihan umumnya lebih

besar dari pada hal penjulan lain. Pencantuman taksiran-taksiran

yang layak mengenai kerugian-kerugian penagihannya merupakan

cara yang lebih baik dari pada pencatatan pendapatan penjualan

dalam masa setelah transaksi penjualannya.

Metode Pengakuan Pendapatan Kontrak Kosntruksi

Menurut Ghazali dalam Rini (2012:45) metode pengakuan pendapatan

yang secara umum digunakan dalam perusahaan konstruksi, adalah:

a. Metode Kontrak Selesai (Completed-Contract Method)

Metode pengakuan pendapatan dengan kontrak selesai adalah

metode pengakuan dimana pendapatan dan laba kotor hanya

diakui pada saat kontrak diselesaikan. Metode kontrak selesai

biasanya digunakan perusahaan yang mempunyai kontrak jangka

pendek dengan taksiran atas biaya yang akan dikeluarkan kurang

dapat diandalkan serta terdapat ketidakpastian yang melekat dalam

kontrak. Metode ini didasarkan atas hasil–hasil yang telah

ditentukan secara final, dan bukan atas dasar taksiran–taksiran


2

mengenai bagian pekerjaan yang belum dilaksanakan, yang dapat

meliputi biaya yang tidak bisa diduga dimuka dan kerugian yang

tidak bisa diduga sebelumnya.


17
Menurut Kieso (2007:52) metode kontrak selesai harus

digunakan perusahaan hanya:

1) Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,

2) Jika syarat-syarat untuk menggunaka metode persentase

penyelesaian tidak dapat dipenuhi.

3) Jika terdapat bahaya yang melekat dalam kontrak itu diluar

resiko bisnis normal atau berulang.

Dalam metode kontrak selesai biaya-biaya dari kontrak yang

dikerjakan diakumulasikan, dan tidak ada pembebanan yang

dilakukan atas rekening pendapatan, biaya dan laba kotor sampai

dengan kontrak selesai dikerjakan. Metode kontrak selesai tidak

melakukan pencatatan sebelum penyelesaian kontrak, sehingga

untuk kerugian-kerugian yang sudah dapat diduga harus dilakukan

penyisihan. Selain itu, dalam metode kontrak selesai terdapat

pendapatan yang tidak dilaporkan sampai tahun penyelesaiannya

sehingga menimbulkan penyimpangan dalam pencatatan laba.

Metode kontrak selesai memiliki keunggulan dan kelemahan,

seperti yang diungkapkan menurut Kieso (2007:57) bahwa

”Keunggulan utama metode kontrak selesai adalah pendapatan

yang dilaporkan didasarkan atas hasil akhir dan bukan atas


2

estimasi pekerjaan yang belum dilaksanakan”. Sedangkan

kelemahan utamanya adalah bahwa metode ini tidak

mencerminkan kinerja masa berjalan apabila periode kontrak


18
mencakup lebih dari satu periode akuntansi”.

Menurut Stice (2007) ayat jurnal untuk periode kontrak

akan dibuat dipembukuan kontrak, baik dalam metode

persentase

penyelesaian maupun metode kontrak selesai.

b. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion

Method)

Metode pengakuan pendapatan dengan persentase penyelesaian

adalah metode pengakuan yang biasanya digunakan oleh

perusahaan yang memiliki kontrak jangka panjang, dimana jangka

waktunya lebih dari satu periode akuntansi. Metode ini

mencerminkan prestasi kerja masa berjalan atas penyelesaian

kontrak lebih dari satu periode akuntansi.

Menurut Kieso (2007:61) menyatakan bahwa pada metode

persentase penyelesaian yaitu Pendapatan dan laba kotor diakui

setiap periode berdasarkan kemajuan proses konstruksi, yaitu

persentase penyelesaian. Biaya konstruksi ditambah laba kotor

yang dihasilkan sampai hari ini diakumulasikan dalam sebuah akun

persediaan (konstruksi dalam proses), dan termin diakumulasi

dalam akun kontrak persediaan (tagihan atas konstruksi dalam


2

proses)”. Menurut Kieso (2007) ukuran dalam mengakui

pendapatan ini diidentifikasi dan diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Ukuran Masukan (Input Measures)

Ukuran masukan didasarkan atas hubungan yang sudah


19
ditetapkan antara suatu unit masukan dan produktivitas. Ukuran

ini didasarkan pada hubungan yang ditetapkan atau

diasumsikan antara satu unit input dengan produktivitas. Ukuran

diasumsikan antara satu unit input dengan produktivitas. Ukuran

ini meliputi:

a) Metode biaya ke biaya (Cost to Cost Method)

menyatakan bahwa ”menurut dasar biaya terhadap biaya,

persentase penyelesaian diukur dengan membandingkan

biaya yang sudah terjadi sampai tanggal ini dengan estimasi

total biaya paling akhir untuk menyelesaikan kontrak itu”.

Biaya yang
dikeluarkan
sampai akhir periode
berjalan
(Total biaya aktual)

X Persentase
=
Taksiran total 100% Penyelesaian
seluruh biaya
penyelesaian yang
(Rencana Anggaran
Biaya)

Sumber : materiakuntansi.com
2

b) Metode upaya yang dikeluarkan (Efforts Expended Method)

Metode ini menentukan persentase penyelesaian atas

pelaksanaan pekerjaan proyek dengan cara

membandingkan usaha-usaha yang telah tercurah dengan


20
usaha-usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

proyek. Metode ini berdasar pada usaha-usaha yang telah

dicurahkan ke proyek, seperti: mesin, jam jasa, upah buruh,

kuantitas bahan yang dipakai dan lain sebagainya.

Definisi diatas diperkuat dengan pendapatan Stice (2007:36)

menyatakan bahwa metode upaya yang dikeluarkan didasarkan

pada beberapa ukuran atas pekerjaan yang telah dilakukan.

Ukuran-ukuran tersebut meliputi jam tenaga kerja, jam mesin

atau jumlah bahan baku. Dalam setiap kasus, tingkat

penyelesaian diukur dengan cara yang serupa seperti metode

biaya ke biaya: rasio dari usaha yang telah dilakukan sampai

tanggal tersebut terhadap estimasi total usaha yang masih

harus dilakukan untuk seluruh kontrak pekerjaan dalam

pelaksanaan.

2) Ukuran keluaran (Output Measures)

Menurut Kieso (2007:71) ukuran keluaran dapat menghasilkan

ukuran yang tidak akurat jika unit-unit yang digunakan tidak

dapat dibandingkan dari segi waktu, metode upaya atau biaya

untuk menyelesaikannya. Ukuran output yang dibuat menurut


2

hasilnya (jumlah mil jalan yang diselesaikan, jumlah lantai

bangunan yang diselesaikan) termasuk dalam kategori ini

adalah metode-metode yang didasarkan pada unit yang

diproduksi, tahapan-tahapan kontrak yang dicapai, dan nilai


21
tambah. Misalnya jika kontrak tersebut menggunakan unit

output, seperti jumlah kilometer panjang jalan, maka ukuran

penyelesaiannya adalah rasio dari jumlah kilometer yang

diselesaikan terhadap total kilometer yang disebutkan dalam

kontrak.

4. Sifat dan Komponen Pendapatan

a. Metode Kontrak Kontruksi

Masalah akuntansi dan pelaporan keuangan untuk aktivitas

memperoleh pendapatan itu berhubungan dengan khususnya saat

jangka waktu, serta jumlah pendapatan yang harus diakui dan

perlakuan biaya yang diperlakukan dalam proses atau aktivitas

produktifnya. Dalam hal itu melaporkan pendapatan sebelum

terjadinya penyerahan barang atas penyediaan jasa berdasarkan

kontrak akan lebih bermanfaat oleh karena itu perbedaan kondisi

dan kontraktual dalam kegiatan kontruksi berjangka panjang,

beberapa alternative metode akuntansi dan pelaporan atas

kontrak kontruksi berjangka panjang telah dikembangkan

meskipun demikian, masing-masing metode akuntansi tersebut

tidak seharusnya dipandang sebagai mutually exclusive.


2

b. Metode persentase penyelesaian

Metode persentase penyelesaian mengakui pendapatan, biaya,

dan laba kotor dengan terlaksananya kemajuan kearah

penyelesaian kontrak jangka panjang. Untuk menerapkan metode


22
persentase penyelesaian harus dimiliki dasar atau standar untuk

mengukur kemajuan penyelesaian pada tanggal sementara

tertentu. Masalah yang besar dalam penerapan metode

persentase penyelesaian yang tidak dapat diperagakan dalam

contoh adalah kemampuan untuk membuat taksiran penyelesaian

dan laba kotor yang cukup akurat. Metode yang digunakan

dalam praktek untuk menentukan

kemajuan penyelesaian yaitu:

1) Metode biaya ke biaya (cost to cost method)

Yaitu metode pengukuran input yang paling banyak

dipakai. Dengan metode ini tingkat penyelesaian pekerjaan

atau kontrak ditentukan dengan cara membandingkan antara

biaya yang sudah terjadi dengan estimasi terkini dari total

biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan atau

kontrak.

2) Metode usaha yang dicurahkan (efforts expended method)

Didasarkan pada ukuran dari pekerjaan yang dilaksanakan.

Tingkat penyelesaian diukur dengan cara yang sama dengan

yang digunakan dalam pendekatan biaya-biaya, rasio dari


2

usaha yang digunakan dalam pendekatan biaya-biaya dalam

pendekatan biaya-biaya, rasio dari usaha yang

dicurahkan terhadap taksiran seluruh usaha yang akan

dicurahkan untuk menyelesaikan kontrak.


23
3) Metode unit-unit prestasi kerja (units of work performed

method) Metode ini dibuat dengan hasil yang dicapai yang

termasuk dalam kategori ini adalah metode-metode yang

didasarkan pada unit yang dihasilkan dan pertambahan nilai.

c. Metode Kontrak Selesai

Menurut metode kontrak selesai, pendapatan, dan laba kotor

diakui hanya pada saat terjadi penjualan, artinya pada saat

kontrak selesai, biaya-biaya kontrak jangka panjang dalam

pelaksanaan dan penagihan lancar diakumulasikan, tetapi tidak

ada pembebanan sementara atau kredit keperkiraan perhitungan

rugi laba untuk pendapatan, biaya-biaya dan laba kotor.

Keuntungan metode kontrak selesai yaitu pelaporan pendapatan

didasarkan pada hasil akhir bukan pada taksiran pekerjaan yang

belum dilakukan, kekurangannya yaitu tidak mencerminkan

prestasi kerja masa berjalan bila periode kontrak tersebut

diperpanjang menjadi lebih dari satu periode akuntansi. Meskipun

pelaksanaan nya mungkin cukup seragam selama periode kontrak

tersebut. Namun pendapatan yang tidak dilaporkan sampai tahun

penyelesaiannya menimbulkan penyimpangan dalam laba.


2

C. Konsep Biaya

1. Pengertian Biaya

Pengertian biaya menurut beberapa ahli yaitu :


24
Menurut Ahmad (2004:34) Biaya didefinisikan sebagai biaya-biaya

yang dianggap akan memberi manfaat di waktu akan datang dan

karenanya dicantumkan dalam neraca.

Menurut Hansen dan Mowen (2004:36) Yang dialih bahasakan

oleh Dewi F, Arnos K, Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang

dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

memberi manfaat saat ini atau masa yang akan datang bagi

organisasi.

Menurut Nafarin (2004:379) Biaya adalah nilai sesuatu yang

dikorbankan yang diukur dalam satuan uang untuk memperoleh aktiva

yang diimbangi dengan pengurangan aktiva atau penambahan utang

atau modal.

Menurut mulyadi (2005:8) pengertian biaya dalam arti luas

biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk

tujuan tertentu.

Berdasarkan definisi diatas maka pengertian biaya adalah

penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam

bentuk arus kas atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban


2

yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut

pembagian kepada penanam modal.

Ada empat unsur pokok dalam definisi biaya tersebut diatas antara

lain:
25
a. Biaya merupakan pengorbanan sumber.

b. Yang telah terjadi atau yang secara potensial akan terjadi.

c. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu ekonomi.

d. Diukur dalam satuan uang.

2. Klasifikasi Biaya

a. Biaya Dalam Hubungan Produk

Bila biaya diklasifikasikan berdasarkan hubungan dengan produk

maka biaya terdiri dari:

1) Biaya produksi (manufacturing cost)

Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan akibat

adanya kegiatan produksi yang menyangkut biaya bahan baku

langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead

pabrik. Dalam perusahaan industri biaya produksi merupakan

biaya utama yang dikeluarkan olah perusahaan. Biaya

produksi ini nilainya berubah-ubah tergantung pada volume

produksinya.

2) Beban komersial

Beban komersial dapat terbagi menjadi dua kelompok besar

yang terdiri dari beban pemasaran dan beban administrasi :


2

a) Beban pemasaran dimulai pada saat produksi pabrik

terakhir yaitu pada saat pabrikasi diselesaikan dan

barang-barang dalam kondisi siap jual.

b) Biaya administrasi meliputi beban yang dikeluarkan dalam


26
mengatur dan mengendalikan organisasi.

b. Biaya Dalam Hubungan Dengan Volume Produksi

bila biaya diklasifikasikan berdasarkan hubungan dengan volume

produksi maka biaya terdiri dari:

1) Biaya tetap (fixed cost), Biaya tetap merupakan biaya yang

nilai totalnya dikelompokan secara konstan dalam batas

kegiatan yang lelevan.

2) Biaya variable (variable cost), Biaya variable merupakan

biaya yang nilai total berubah secara proporsional

tergantung pada peubahan dalam aktivitas batas yang

relevan.

3) Biaya semi variabel (Semi Variabel Cost), Biaya semi

variabel merupakan biaya yang mengandung unsur-unsur

biaya tetap dan biaya variable.

c. Biaya Dalam Hubungan Dengan Departemen Produksi dan

Bagian Lain. Bila biaya diklasifikasikan berdasarkan hubungan

dengan departemen produksi dan bagian lain maka biaya terdiri

dari:
2

1) Biaya yang dikeluarkan oleh departemen produksi dan

pembantu.

2) Biaya departemen langsung (direct departemental cost).

3) Biaya departemen tidak langsung (indirect departemental

cost).
27
4) Biaya yang dikeluarkan oleh bagian lainnya.

a) Common cost, merupakan biaya fasilitas atau jasa

tenaga kerja dalam operasi perusahaan.

b) Joint cost, merupakan biaya yang dikeluarkan dalam

suatu proses produksi yang dihasilkan lebih dari satu jenis

produk.

d. Biaya Dalam Hubungan Dengan Periode Akuntansi

Bila biaya diklasifikasikan berdasarkan hubungan dengan

periode akuntansi maka biaya terdiri dari:

1) Pengeluaran modal (capital expenditure). Pengeluaran

modal merupakan peneluaran perusahaan dimana manfaat

baru dapat dirasakan pada masa mendatang (dalam jangka

panjang) dan pengeluaran tersebut dicatat sebagai aktiva.

2) Pengeluaran pendapatan (Revenue expenditure).

Pengeluaran pendapatan merupakan pengeluaran

perusahaan dimana manfaat dapat dirasakan pada periode

berjalan (dalam jangka pendek) dan pengeluaran

tersebut dicatat sebagai beban (expense).


2

e. Biaya dalam hubungan dengan keputusan, pelaksanaan, dan

evaluasi setiap manajer suatu perusahaan pernah dihadapkan

pada suatu kondisi dimana manajer itu harus mengambil

keputusan dari beberapa alternative yang ada. Berdasarkan

keadaan tersebut biaya padat digolongkan sebagai:


28
1) Biaya deferensiasi, merupakan biaya yang relevan dalam

proses pengambilan keputusan.

2) Biaya tambahan, merupakan biaya yang akan terjadi jika

suatu alternative yang berkaitan dengan perubahan volume

kegiatan pilihan.

3) Biaya tunai, merupakan biaya-biaya yang memerlukan

pembayaran uang kas dengan segera atau dalam jangka

pendek sebagai akibat adanya keputusan manajemen.

4) Biaya kesempatan, yaitu pendapatan atau penghematan biaya

yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya suatu aternatif

dalam proses pengambilan keputusan.

5) Biaya terbenam, merupakan biaya yang terjadi pada masa lalu

dan manfaatnya masih dapat dinikmati pada masa sekarang

ketika kinerja manajemen harus dievaluasi, maka sangat

penting untuk mempertimbangkan biaya yang terkendali dan

biaya yang tidak terkendali serta biaya relevan dan biaya tidak

relevan. Biaya yang tidak terkendali merupakan biaya yang


2

tidak relevan untuk dipertimbangkan dalam proses

pengevaluasian.

3. Biaya Produksi dan Biaya Bahan Baku

Biaya produksi merupakan biaya yang terbesar yag dikeluarkan

oleh perusahaan. Biaya produksi merupakan gabungan dari biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
29
Biaya produksi juga merupakan unsur biaya bagi perusahaan karena

dari biaya produksi tersebut dapat ditentukan harga pokok barang

yang dihasilkan dan dijual sehingga dapat menjadi pedoman

untuk menentukan harga jual dan merencanakan laba. Menurut

Mulyadi (2005:14) “biaya produksi merupakan biaya-biaya yang

terjadi untuk mengelola biaya bahan baku menjadi produk jadi yang

siap untuk di jual menurut objek pengeluaran. secara garis beras

biaya produksi di bagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, dan bagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead”.

Biaya Produksi dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Biaya Produksi Langsung

Yaitu biaya produksi yang dapat diberikan secara langsung

kepada produk. Jenis biaya yang termasuk dalam biaya ini:

1) Biaya bahan baku, yaitu harga perolehan dari biaya bahan

baku yang digunakan dalam proses produksi yaitu biaya

bahan baku utama yang dapat ditelusuri langsung


2

kepada produk yang dihasilkan, Biaya bahan baku

penolong yang relative lebih sulit untuk ditelusuri keproduk

yang dihasilkan.

2) Biaya tenaga kerja langsung, dimana biaya ini merupakan

imbalan jasa atas pengorbanan keahlian dan tenaga dari para

pegawai yang melaksanakan proses produksi dan sifatnya


30
dapat ditelusuri dengan mudah pada produk yang dhasilkan.

b. Biaya produksi tidak langsung

yaitu biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada

produk yang dihaslkan atau merupakan biaya-biaya selain biaya

bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung.

Menurut Mulyadi (2005:275) biaya bahan baku langsung adalah

“Biaya bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian

menyeluruh produk jadi”.

Menurut Mulyadi (2005:319) biaya tenaga kerja langsung adalah

“Biaya tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang

dikeluarkan karyawan untuk mengelola produk. Biaya tenaga kerja

langsung adalah harga yang dibebankan untuk menggunakan tenaga

kerja manusia tersebut”. Biaya tenaga kerja langsung adalah

biaya yang dibebankan untuk menggunakan tenaga kerja dan

dapat yang dibebankan untuk menggunakan tenaga kerja dan dapat

ditelusuri hubungannya dengan mudah kedalam produk tertentu.

4. Pengukuran Biaya
2

Tujuan mengukur biaya yaitu untuk mengukur jumlah yang

dibebankan pada periode berjalan dan menunda keperiode yang

akan datang. Jumlah yang menggambarkan perubahan barang

atau jasa yang dipakai dalam periode mendatang.

a. Harga Perolehan Historis, Biaya historis diasumsikan dapat

diverisifikasi karena menggambarkan pengeluaran tunai


31
perusahaan dan biaya historis menunjjukan nilai tukar barang

dan jasa pada waktu diperoleh perusahaan.

b. Harga berlaku, Pengukuran biaya yang digunakan untuk

memproduksi barang atau jasa didasarkan pada harga yang

sedang berlaku, karena pendapatan juga diukur berdasarkan

harga yang sedang berlaku untuk produk.

c. Harga perolehan pengganti

Harga berjalan dapat diperoleh untuk menunjukkan harga berlaku

likuidasi atau harga perolehan pengganti.

D. PSAK No 34 TAHUN 2010

1. Pengertian Kontrak Kontruksi

Berdasarkan Ikatan Akuntan Indonesia (2010) yaitu PSAK

34: Kontrak Konstruksi Paragraf 02 adalah suatu kontrak yang

dinegosiasi secara khusus untuk konstruksi suatu aset atau suatu

kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling

Tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan


2

pokok penggunaan. Paragraf 26 dalam metode persentase

penyelesaian, pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan pada

laporan laba rugi pada periode akuntansi dimana pekerjaan dilakukan.

Biaya kontrak biasa diakui sebagai beban dalam laba rugi pada

periode akuntansi dimana pekerjaan yang berhubungan dilakukan.

Kontrak konstruksi adalah suatu kontrak yang dinegosiasikan secara


32
khusus untuk konstruksi suatu asset atau suatu kombinasi asset yang

berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal

rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan.

Paragraf 30 tahap penyelesaian suatu kontrak dapat

ditentukan dalam berbagai cara. Entitas menggunakan metode yang

mengukur secara andal pekerjaan yang dilakukan.

Paragraf 39 entitas mengungkapkan:

a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui sebagai pendapatan

pada periode.

b. Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak

yang diakui pada periode.

c. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian

kontrak.

Kontrak konstruksi meliputi:

a. Kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan

konstruksi asset, misalnya pelayanan jasa untuk manager proyek

dan arsitek.
2

b. Kontrak untuk penghancuran atau restorasi asset dan

restorasi lingkungan setelah penghancuran asset.

Dan pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan kontruksi yaitu:

a. Kontraktor : Kontraktor, subkontrkator, pekerja

1) Seorang kontraktor atau dengan istilah lain dikenal juga

dengan sebutan kontraktor umum (general contractor) adalah


33
seseorang atau sekelompok individu yang melakukan kerja

sama atau menandatangani kontrak dengan sebuah

organisasi atau seorang individu lainnya (pemilik) untuk suatu

pekerjaan seperti konstruksi, renovasi, atau pembongkaran

suatu gedung, jalanan, atau struktur bangunan fisik lainnya.

Seorang kontraktor umum akan dianggap sebagai kontraktor

jika ia menjadi penandatangan yang sekaligus juga menjadi

sebagai penanggung jawab dilaksanakannya suatu kontrak

proyek konstruksi utama (Setiawan, 2010:13).

2) Subkontraktor adalah seorang individu atau dalam beberapa

hal seorang usahawan yang menandatangani kontrak untuk

melaksanakan sebagian atau seluruh kewajiban dari kontrak

orang lain (Setiawan, 2010:14). Subkontraktor biasanya

disewa atau dipekerjakan oleh kontraktor umum (atau

kontraktor utama) untuk melaksanakan tugas tertentu sebagai

bagian dari seluruh proyek. Meski konsep umumnya

subkontraktor bergerak di bidang pekerjaan bangunan


2

dan teknik sipil, jangkauan pekerjaan subkontraktor

sekarang ini semakin meluas.

3) Pekerja adalah tenaga kerja yang melaksanakan

pekerjaan proyek sesuai dengan  perencanaan dan dibawah

mandor.

b. Desainer : Arsitek, Konsultan perencana, konsultan pengawas


34
1) Arsitek adalah orang yang berperan membuat desain

perencanaan jika ia berada pada posisi konsultan perencana.

Jika ia berada pada posisi kontraktor maka ia bertugas

melaksanakan desain yang sudah dibuat oleh perencana. jika

ia berada pada konsultan pengawas ia bertugas mengawasi

pekerjaan kontraktor agar sesuai dengan desain

perencanaan.

1) Konsultan Perencana menerima pendelegasian/penyerahaan

pekerjaan dari pemilik proyek/owner dengan 2 tahapan

rekayasa yaitu rekasaya dan design awal, rekayasa dan

design detail/perincian.

2) Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik

proyek (owner) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan.

Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha atau

perorangan. perlu sumber daya manusia yang ahli

dibidangnya masing-masing seperti teknik sipil,

arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga


2

sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu

cepat dan efisien.

c. Regulator adalah lembaga yang berwenang menyusun kebijakan

dan peraturan yaitu Pemerintah, asosiasi.

d. Pemilik/pengguna jasa : Pemerintah, developer, masyarakat.

Yaitu harus memiliki kemampuan membayar biaya pekerjaan


35
konstruksi yang didukung dengan dokumen pembuktian

dari Lembaga Perbankan dan atau Lembaga Keuangan bukan

bank.

e. Pengguna bangunan : Pemilik tenant, pembeli, penyewa.

2. Pendapatan dan Biaya Kontrak Menurut PSAK No 34 Tentang

Kontrak Konstruksi.

a. Pendapatan kontrak konstruksi terdiri dari:

1) Nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak

2) Penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan

pembayaran insentif, sepanjang hal ini memungkinkan untuk

menghasilkan pendapatan dan dapat diukur secara handal.

Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang

diterima atau akan diterima. Pengukuran pendapatan kontrak

dipengaruhi oleh beragam ketidakpastian yang bergantung pada

hasil dari peristiwa di masa depan. Estimasi sering kali perlu untuk

direvisi sesuai dengan realisasi dan hilangnya ketidakpastian.


2

Oleh karena itu jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau

menurun dari satu periode ke periode berikutnya. Misalnya:

1) Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui

penyimpangan atau klaim yang meningkatkan atau

menurunkan pendapatan kontrak pada periode dimana

kontrak pertama kali disetujui.


36
2) Nilai pendapatan yang disetujui dalam kontrak dengan nilai

tetap dapat meningkat karena ketentuan-ketentuan kenaikan

biaya.

3) Nilai pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang

timbul akibat keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian

kontrak tersebut.

4) Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap perunit

output, pendapatan kontrak meningkat jika jumlah unit

meningkat.

b. Biaya kontrak konstruksi terdiri dari:

1) Biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu

2) Biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara

umum dan dapat dialokasikan pada kontrak tersebut

3) Biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pelanggan

sesuai isi kontrak.

Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan suatu kontrak

konstruksi termasuk:
2

1) Biaya pekerja lapangan

2) Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi

3) Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam

kontrak tersebut

4) Biaya pemindahan sarana, peralatan, dan bahan-bahan

dari dan ke lokasi pelaksanaan kontrak


37
5) Biaya penyewaan sarana dan peralatan

6) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung

berhubungan dengan kontrak

7) Estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk

yang mungkin timbul selama masa jaminan

8) Klaim dari pihak ketiga.

Biaya-biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak umum

dan dapat dialokasikan pada kontrak tertentu, termasuk:

1) Asuransi

2) Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara

langsung berhubungan dengan kontrak tertentu

3) Overhead konstruksi

Biaya-biaya yang tidak dapat diatribusikan pada aktivitas

kontrak Biaya-biaya yang tidak dapat diatribusikan pada aktivitas

kontrak atau tidak dapat dialokasikan pada suatu kontrak

dikeluarkan dari biaya kontrak konstruksi. Biaya-biaya tersebut:


2

1) Biaya admnistrasi umum yang penggantiannya tidak

ditentukan dalam kontrak

2) Biaya pemasaran umum

3) Biaya riset dan pengembangan yang penggantiannya tidak

ditentukan dalam kontrak

4) Penyusutan sarana dan peralatan mengganggut yang

tidak digunakan pada kontrak tertentu


38
3. Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak

Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka

pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan dengan

kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan

beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak

pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi pada kontrak

konstruksi segera diakui sebagai beban (IAI 2010, Paragraf 21,34,8)

Dalam hal kontrak harga tetap, hasil kontrak konstruksi dapat

diestimasi secara handal jika semua kondisi ini dapat dipenuhi:

a. Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal

b. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan

kontrak tersebut akan mengalir ke entitas

c. Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun

tahap penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat

diukur secara andal


2

d. Biaya kontrak yang dapat diatribusikan pada kontrak dapat

diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya

kontrak aktual dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.

Pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap

penyelesaian suatu kontrak disebut dengan metode persentase

penyelesaian. Menurut metode ini pendapatan kontrak dihubungkan

dengan biaya kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap

penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang


39
dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan

secara proporsional. Metode ini memberikan informasi yang berguna

mengenai cakupan aktivitas kontrak dan kinerja selama suatu periode

(IAI 2010, Paragraf 24,34,9)

Dalam metode persentase penyelesaian, pendapatan kontrak diakui

sebagai pendapatan dalam laba rugi pada periode akuntansi dimana

pekerjaan dilakukan. Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban

dalam laba rugi pada periode akuntasi dimana pekerjaan yang

berhubungan dilakukan. Namun ekspektasi selisih lebih total biaya

kontrak terhadap total pendapatan kontrak segera diakui sebagai

beban (IAI 2010, Paragraf 32,34,11)

Jika hasil kontrak konstruksi tidak dapat diakui secara andal:

a. Pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah

terjadi

b. Biaya kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya


2

c. Taksiran rugi pada kontrak konstruksi segera diakui sebagai

beban.

Dalam PSAK 34, Jumlah pendapatan periodik yang diakui menurut

metode persentase penyelesaian bergantung pada apakah hasil

kontrak konstruksi dapat diestimasi secara handal:

a. Apabila hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal,

PSAK 34 mengatur bahwa pendapatan kontrak harus

disesuaikan dengan tahap penyelesaian aktivitas kontrak


40
pada tanggal pelaporan.

a. Apabila hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara handal,

PSAK 34 mengatur bahwa pendapatan kontrak diakui hanya

sebatas biaya kontrak yang timbul sehingga memungkinkan untuk

dipulihkan.

PSAK No 34 mensyaratkan pengungkapan hal-hal sebaga berikut:

a. Jumlah pendapatan kontrak yang diakui dalam periode berjalan.

b. Metode yang digunakan untuk menetukan pendapatan kontrak

yang diakui dalam periode berjalan.

c. Metode yang digunakan untuk menentukan tahap penyelesaian

pekerjaan dalam proses.


2

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan jasa

konstruksi PT. Rumindo Nuansa Elok yang beralamat di Perumahan

Mangga Tiga Permai Blok B6 No.1 Jl.Paccerakang Makassar 90241.

Alasan dipilihnya perusahaan tersebut sebagai obyek penelitian adalah

karena keadaan perusahaan sesuai dengan permasalahan yang akan

diteliti dan data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini dapat

diperoleh dari perusahaan ini. Penelitian dilaksanakan Tanggal 9 Juli

2016 sampai dengan 29 Agustus 2016.


2

B. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari perushaan dalam

bentuk informasi baik lisan maupun tulisan, untuk memperoleh

informasi yang berkaitan dengan sasaran penelitian dan

memperoleh data-data serta dokumen yang berperan sebagai

pendukung bagi data yang dibutuhkan.


42
b. Data kuantitatif yaitu data yang dinyatakan dalam angka-angka

berupa laporan proyek.

2. Sumber Data
41
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer yaitu sumber data yang secara langsung diperoleh

dari tempat penelitian yaitu PT. Rumindo Nuansa Elok melalui

wawancara maupun observasi.

b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang telah

ada.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan penelitian ini, penulis menggunakan metode

melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan dalam

memperoleh data yang dibutuhkan secara langsung terhadap objek yang

diteliti meliputi:
2

1. Penelitian Kepustakaan ( Library Research )

Dengan teknik ini penulis melakukan penelitian dengan cara

mempelajari literature atau referensi lain yang berhubungan dengan

pokok bahasan sehingga digunakan sebagai acuan analisa untuk

memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan.

2. Penelitian Lapangan ( Field Research )

Dalam teknik ini penulis melakukan penelitian langsung pada

perusahaan yang bersangkutan meliputi:


43
a. Observasi yaitu mendapatkan data dengan mengamati masalah

yang bersangkutan secara langsung sehingga penulis mendapat

gambaran tentang masalah yang diteliti.

b. Wawancara yaitu melakukan wawancara langsung kepada

pimpinan atau karyawan perusahaan yang berhubungan

dengan objek penelitian untuk memperoleh data yang

dibutuhkan.

c. Dokumen yaitu pengambilan data melalui dokumen tertulis

maupun elektronik. Dokumen yang diperlukan untuk mendukung

kelengkapan data.

D. Metode Analisis

Metode analisis yang penulis gunakan dalam penelitian adalah

analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan pengakuan

pendapatan dan biaya yang digunakan PT. Rumindo Nuansa Elok dengan
2

pengakuan pendapatan dan biaya menurut PSAK No 34 Tahun 2010

dengan spesifikasi yaitu pengakuan pendapatan kontrak, pengukuran

biaya, pencatatan pendapatan, biaya, dan laba kotor, dan pelaporan

pengakuan pendapatan dan biaya.

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Rumindo Nuansa Elok

PT. Rumindo Nuansa Elok didirikan berdasarkan akta notaries

Dorcas Latanna SH No 37 Tanggal 20 Maret 1997 Ujung Pandang

dengan izin usaha jasa konstruksi NO. 503/0680/IUJK/BPTPM /06/2015

atas No Pokok Wajib Pajak 01.796.435.4-801.000 yang beralamat di

Perumahan Mangga Tiga Permai Blok B6 No.1 Jl.Paccerakang Makassar

90241.

PT. Rumindo Nuansa Elok sesuai kualifikasi perusahaan yang

memenuhi persyaratan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

Nasional (LPJK) untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi dengan

lingkup pekerjaan sebagai 1. Pekerjaan Bangunan Gedung yaitu Jasa


2

pelaksana untuk konstruksi bangunan hunian tunggal dan Koppel, Jasa

pelaksana untuk konstruksi bangunan komersial, Jasa pelaksana untuk

konstruksi bangunan gedung lainnya. 2. Pekerjaan Bangunan Sipil yaitu

Jasa pelaksana untuk konstruksi saluran air, pelabuhan, dan prasarana

sumber daya air lainnya, Jasa pelaksana untuk konstruksi jalan raya

(kecuali jalan layang), rel kereta api, dan landas pacu bandara.

Adapun pengurus perusahaan PT. Rumindo Nuansa Elok sebagai

berikut :
45
1. Komisaris : Suriani Indra S.Pdi

2. Direktur Utama : IR.Syafruddin

3. Direktur : Mohjin
44 Ali

4. Divisi Kontraktor : Muh.Ihsan Irawan ST

5. Divisi Keuangan

a) Kepala Divisi : Darnawati SE

b) Kasir : Suriani Indra S.Pdi

c) Anggaran Proyek : Sudirman ST

d) Pembukuan : Danu Rifka Wardhana

6. Divisi Produksi

a) Kepala Divisi : Sidirman ST

b) Pimpro : Muh.Ihsan Irawan ST

c) Pelaksana Proyek : Arifuddin

d) Logistik Proyek : Murni

7. Divisi Pemasaran
2

a) Kepala Divisi : Hairuddin SH

b) Pelayanan : Muh.Syukri S

c) Hubungan Bank : Andi Erniati

d) Kasir : Suriani Indra S.Pdi

Sumber : Company Profil PT. Rumindo Nuansa Elok

B. Struktur Organisasi PT.Rumindo Nuansa Elok

Menurut boone dan kurts (1982) dalam herlambang (2014)


46
organisasi yaitu suatu proses tersusun yang orang-orangnya berinteraksi

untuk mencapai tujuan. Struktur organisai yaitu suatu susunan dan

hubungan antara tiap bagian baik secara posisi maupun tugas yang ada

pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai

tujuan dan bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan

dikoordinasikan secara formal.

Gambar 1: Struktur Organisasi PT. Rumindo Nuansa Elok

KOMISARIS

DIREKTUR UTAMA

DIREKTUR
2

DIVISI DIVISI DIVISI DIVISI


KONTRAKTOR KEUANGAN PRODUKSI PEMASARAN

KASIR PIMPRO KASIR

ANGGARAN LOGISTIK PELAYANAN

PEMBUKUAN PELAKSANA HUBUNGAN


BANK
47
Sumber : Company Profil PT. Rumindo Nuansa Elok

Deskripsi Pekerjaan yaitu:

1. Komisaris, melakukan pengawasan terhadap pengurusan perusahaan

yang dilakukan oleh direksi dalam menjalankan perusahaan. Secara

terus menerus memantau efektifitas kebijakan perusahaan dan

pengawasan pelaksanaan tindak lanjut temuan audit intern

maupun pengawasan pelaksanaan tindak maupun ekstern.

2. Direktur Utama, memimpin seluruh divisi, memastikan pelaksanaan

tata tertib, keadilan, dan kesempatan bagi semua untuk berkonstribusi

secara tepat. Mengkoordinir rencana strategi pencapaian target

perusahaan yang tertuang dalam rencana jangka panjang, rencana

kerja, dan anggaran perusahaan. Mengambil keputusan sebagaimana

didelegasikan oleh BOD (Board of Director).

3. Direktur, bertanggung jawab atas kelancaran dan pelaksanaan

kegiatan perusahaan, mengkoordinir serta membimbing kegiatan


2

perusahaan sehari-hari. Serta mempertanggung jawabkan semua

kewajiban yang menyangkut rugi laba perusahaan.

4. Keuangan, mengelolah data keuangan perusahaan, bertanggung

jawab atas penerimaan dan pembayaran yang terjadi, melakukan dan

membuat perhitungan pajak.

5. Divisi Produksi, mengatur waktu pekerjaan agar sesuai waktu

pengiriman, mengatur posisi pengawas kualitas dimasing-masing titip

pekerjaan, memberikan harga produksi untuk kepentingan marketing


48
dalam membuat harga jual.

6. Logistik, mempelajari spesifikasi material dan jadwal penggunaan

material, membuat jadwal pengadaan material berdasarkan jadwal

penggunaannya, melakukan pengadaan material sesuai jadwal.

7. Pelaksana, bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan yang

menjadi kewajibannya, mempelajari gambar dan spesifikasi proyek,

melakukan persiapan lapangan termasuk pengukuran, membuat

laporan realisasi quantity pekerjaan yang telah dilaksanakan,

memberikan perintah kepada pembantu pelaksana/mandor, membuat

rekapitulasi kebutuhan material di proyek.

8. Pimpinan Proyek (PIMPRO), memimpin dan melakukan pelaksanaan

kegiatan proyek dalam mencapai sasaran usaha yang ditetapkan,

bertanggung jawab baik keuangan maupun segi fisik untuk proyek

yang dipimpinnya sesuai petunjuk pelaksanaan program, bertanggung

jawab atas penyelesaian proyek tepat pada waktunya.


2

C. Visi dan Misi PT.Rumindo Nuansa Elok

1. Visi

a. Perusahaan yang berkomitmen untuk kepuasan pelanggan

dengan menghasilkan kualitas kerja dalam lingkungan yang

risikonya terkendali, serta memberikan pelayanan prima.

b. Perusahaan yang segenap karyawannya bangga berkerja di

dalam industry konstruksi, dimana mereka dapat tumbuh dan


49
berkinerja yang terbaik, dan secara terus menerus berupaya

untuk mencapai ke primaan.

c. Menjadi perusahaan jasa konstruksi terkemuka yang dapat di

andalkan oleh masyarakat Indonesia.

2. Misi

a. Mengutamakan kepuasan serta kepercayaan konsumen melalui

profesionalisme.

b. Menghasilkan karya yang dapat berfungsi baik dengan

memaksimalkan sumber daya manuasia yang ada.

c. Menjadikan bangunan dengan kualitas tinggi dengan harga yang

terjangkau.

d. Ketepatan waktu pengerjaan yang sesuai dengan rencana.


2
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengakuan Pendapatan dan Biaya yang diterapkan


PT. Rumindo Nuansa Elok

Perusahaan dalam pengakuan pendapatan dan biaya meliputi:

1. Pengakuan pendapatan kontrak

PT. Rumindo Nuansa Elok dalam memperoleh pendapatan melalui

surat kontrak yang dibuat. Pendapatan kontrak yang diterima

perusahaan dari surat kontrak yang didalamnya berisi nilai kontrak

yang harus disepakati oleh perusahaan dan pemberi kerja. Nilai

kontrak dipertimbangkan oleh perusahaan dimana pertimbangan

tersebut untuk menyutujui sebuah nilai kontrak bisa di penuhi oleh

kemampuan perusahaan, maka kontrak tersebut bisa dilaksanakan.

Kemudian kontrak disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah

pihak yaitu pihak pertama selaku pemberi kerja dan pihak kedua

selaku perusahaan atau kontraktor.

Ilustrasi Kejadian Proyek

PT. Rumindo Nuansa elok menerima pekerjaan yaitu proyek untuk

pembangunan rumah di jalan jendral sudirman no 3 kabupaten sidrap.

Dalam hal ini perusahaan membuat surat perjanjian kontrak dimana

perusahaan sebagai pihak kedua dan sebagai pelaksana proyek.

1
50
51
2

Nilai kontrak : Rp 685.720.000,-.

Biaya Kontrak : Rp 526.471.270,-

Biaya Kontrak Terdiri dari :

1. Biaya Bahan : Rp 277.650.000,-

2. Biaya Upah : Rp 102.500.000,-

3. Biaya Peralatan : Rp 106.320.000,-

4. Biaya Overhead : Rp 40.001.270,-

2. Pengukuran biaya

PT. Rumindo Nuansa Elok dalam pengukuran biaya kontraknya

berdasarkan persentase penyelesaian dengan termin pembayaran

yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang dicantumkan

dalam kontrak. Termin yang disepakati dalam kontrak meliputi

jangka waktu pengerjaan yang telah disepakati antara perusahaan

dengan pemberi kerja. Dimana jangka waktu penyelesaian projek

selama 6 bulan meliputi :

a. Termin I : Pada bulan maret 2015 yaitu 20% dari nilai kontrak

kontrak sebesar Rp 137.144.000, estimasi biaya

sebesar Rp 142.900.250

b. Termin II : Pada bulan april 2015 yaitu 20% dari nilai kontrak

kontrak sebesar Rp 137.144.000, estimasi biaya

sebesar Rp 101.980.100

c. Termin III : Pada bulan mei 2015 yaitu 20% dari nilai kontrak

kontrak sebesar Rp 137.144.000 estimasi biaya


52
2

sebesar Rp 115.900.020

d. Termin IV : Pada bulan juni 2015 yaitu 20% dari nilai kontrak

kontrak sebesar Rp 137.144.000, estimasi biaya

sebesar Rp 88.700.000

e. Termin V : Pada bulan juni 2015 yaitu 15% dari nilai kontrak

kontrak sebesar Rp 102.858.000, estimasi biaya

sebesar Rp 69.120.000

f. Termin VI : Pada bulan juni 2015 yaitu 5% dari nilai kontrak

kontrak sebesar Rp 34.286.000, estimasi biaya

sebesar Rp 7.870.900

Tabel 1: Persentase penyelesaian proyek pembangunan rumah


PT. Rumindo Nuansa Elok (Dalam ribuan rupiah)

Periode Nilai kontrak Termin Biaya Pendapatan Laba rugi

Maret 137.144 20% 142.900 137.144 (5.756)

April 137.144 20% 101.980 137.144 35.163

Mei 137.144 20% 115.900 137.144 21.243

Juni 137.144 20% 88.700 137.144 48.444

Juli 102.858 15% 69.120 102.858 33.738

Agustus 34.286 5% 7.870 34.286 26.415

Sumber: Data intern perusahaan


2

53
Berdasarkan persentase penyelesaian proyek pembangunan rumah

PT. Rumindo Nuansa Elok pada tabel 1, dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Nilai kontrak adalah nilai kontrak yang diperoleh perusahaan dalam

surat perjanjian kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak antara perusahaan pemberi kerja dengan PT. Rumindo

Nuasa Elok yaitu total nilai kontrak pekerjaan dikalikan dengan

termin yang disepakati.

2. Termin adalah nilai persentase pembayaran yang telah disepakati

bersama dalam kontrak kerja.

3. Biaya adalah total biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian

proyek.

4. Pendapatan adalah pendapatan kontruksi yang dihitung dengan

cara mengalihkan nilai kontrak dengan termin yang telah disepakati

dalam kontrak.

5. Laba adalah laba kotor konstruksi yang dihitung dengan cara

mengurangi pendapatan dengan biaya yang terjadi.

3. Pencatatan Pendapatan dan Laba kotor.

Berdasarkan termin yang telah disepakati bersama antara perusahaan

dan pemberi pekerja, maka perusahaan mencatat pendapatan dengan

mengalikan termin dengan nilai kontrak yang disepakati meliputi:

Pendapatan kontrak maret 2015 : Termin x nilai kontrak


2

54
: 20% x Rp 685.720.000

: Rp 137.144.000

Laba kotor maret 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 137.144.000 - Rp 142.900.250.

: ( Rp 5.756.250 )

Pendapatan kontrak april 2015 : Termin x nilai kontrak

: 20% x Rp 685.720.000

: Rp 137.144.000

Laba kotor april 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 137.144.000 - Rp 101.980.100

: Rp 35.163.900

Pendapatan kontrak mei 2015 : Termin x nilai kontrak

: 20% x Rp 685.720.000

: Rp 137.144.000

Laba kotor mei 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 137.144.000 - Rp 115.900.020

: Rp 21.243.980

Pendapatan kontrak juni 2015 : Termin x nilai kontrak

: 20% x Rp 685.720.000

: Rp 137.144.000

Laba kotor juni 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 137.144.000 - Rp 88.700.000

: Rp 48.444.000
2

55
Pendapatan kontrak juli 2015 : Termin x nilai kontrak

: 15% x Rp 685.720.000

: Rp 102.858.000

Laba kotor juLi 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 102.858.000 - Rp 69.120.000

: Rp 33.738.000

Pendapatan kontrak : Termin x nilai kontrak

agustus 2015 : 5% x Rp 685.720.000

: Rp 34.286.000

Laba kotor agustus 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 34.286.000 - Rp 7.870.900

: Rp 26.415.100

Berdasarkan perhitungan pendapatan, biaya, dan laba kotor maka

perusahaan membuat pelaporan pengakuan pendapatan, biaya, dan

laba kotor dengan ayat jurnal sebagai berikut :

Pada bulan maret 2015, jurnal yang dicatat perusahaan yaitu

Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan laba kotor

(Dr) Laba kotor……………………………………….. (Rp 5.756.250)

(Dr) Biaya……………………………………………... Rp 142.900.250

(Cr) Pendapatan kontrak………………………. Rp 137.144.000

Pada bulan april 2015, jurnal yang dicatat perusahaan yaitu

Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan laba kotor

(Dr) Laba kotor………………………………….......... Rp 35.163.900


2

56
(Dr) Biaya……………………………………………… Rp 101.980.100

(Cr) Pendapatan kontrak……………………….. Rp 137.144.000

Pada bulan mei 2015, jurnal yang dicatat perusahaan yaitu

Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan laba kotor

(Dr) Laba kotor………………………………………… Rp 21.243.980

(Dr) Biaya……………………………………………… Rp 115.900.020

(Cr) Pendapatan kontrak……………………….. Rp 137.144.000

Pada bulan juni 2015, jurnal yang dicatat perusahaan yaitu

Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan laba kotor

(Dr) Laba kotor…………………………………………. Rp 48.444.000

(Dr) Biaya………………………………………………. Rp 88.700.000

(Cr) Pendapatan kontrak………………………… Rp 137.144.000

Pada bulan juli 2015, jurnal yang dicatat perusahaan yaitu

Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan laba kotor

(Dr) Laba kotor…………………………………………. Rp 33.738.000

(Dr) Biaya…………………………………………….. ... Rp 69.120.000

(Cr) Pendapatan kontrak………………………… Rp 102.858.000

Pada bulan agustus 2015, jurnal yang dicatat perusahaan yaitu

Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan laba kotor

(Dr) Laba kotor………………………………………….. Rp 26.415.000

(Dr) Biaya………………………………………………... Rp 7.870.000

(Cr) Pendapatan kontrak…………………………. Rp 34.286.000


2

57

B. Pengakuan Pendapatan dan Biaya Menurut PSAK


No 34 Tahun 2010

Pengakuan pendapatan dan biaya menurut PSAK No 34 meliput :

1. Pengakuan pendapatan kontrak

Mengacu pada PSAK No 34 pendapatan kontrak terdiri dari nilai

pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak. Jika hasil kontrak

konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak

dan biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi

diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan

memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal

akhir periode pelaporan, taksiran rugi pada kontrak konstruksi tersebut

segera diakui sebagai beban. Dalam hal kontrak harga tetap , hasil

kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal jika:

a) Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal Kemungkinan

besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak

tersebut akan mengalir ke entitas

b) Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap

penyelesaian kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur

secara andal

c) Biaya kontrak yang dapat diatribusikan pada kontrak dapat

diidentifikasi dengan jelas dan diukur secara andal sehingga biaya

kontrak aktual dapat dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.


2

58

2. Biaya Kontrak

Menurut PSAK No 34 Tahun 2010 dalam pengukuran biaya

kontraknya berdasarkan metode persentase penyelesaian dimana

persentase penyelesaian dihitung berdasarkan biaya aktual yang

timbul pada saat dijatuhkan termin dibagi dengan estimasi biaya

seluruhnya pada proyek tersebut. Metode Pengakuan pendapatan

dan biaya dengan memperhatikan tahap penyelesaian suatu

kontrak sering disebut metode persentase Penyelesaian.

Menurut metode ini pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya

kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut,

sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat

diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional.

Metode ini memberikan informasi berguna mengenai cakupan

aktivitas kontrak dan kinerja selama satu periode.

Tabel 2: Persentase penyelesaian proyek pembangunan rumah


berdasarkan PSAK no 34 tahun 2010 (Dalam ribuan
Rupiah)

Periode Maret April Mei Juni Juli Agustus

Nilai kontrak 685.720

Biaya kontrak 142.900 101.980 115.900 88.700 69.120 7.870

Estimasi
526.471 526.471 526.471 526.471 526.471 526.471
biaya

Estimasi laba 159.249 159.249 159.249 159.249 159.249 159.249


2

Persentase % 27% 19% 22% 16% 13% 3%


59
Sumber : Data diolah 2016

Berdasarkan perhitungan pada tabel 2, dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Nilai kontrak adalah nilai kontrak yang diperoleh perusahaan dalam

surat perjanjian kontrak.

2. Biaya adalah total biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian

proyek.

3. Estimasi biaya adalah nilai rencana anggaran biaya atau taksiran

biaya yang dibuat atau ditentukan diawal oleh perusahaan.

4. Estimasi laba adalah estimasi laba yang diperoleh dari

pengurangan nilai kontrak dengan estimasi biaya.

5. Persentase adalah perhitungan persentase penyelesaian dari biaya

yang terjadi dikali 100% dibagi dengan estimasi biaya.

Perhitungan persentase penyelesaian menurut PSAK No 34 tahun 2010 :

Biaya yang terjadi x 100%

Estimasi Biaya

Pada bulan maret 2015 :

Rp 142.900.250 x 100 %

Rp 526.471.270

: 27%

Pada bulan april 2015 :

Rp 101.980.100 x 100 %
2

Rp 526.471.270
60
: 19%

Pada bulan mei 2015 :

Rp 115.900.020 x 100 %

Rp 526.471.270

: 22%

Pada bulan juni 2015 :

Rp 88.700.000 x 100 %

Rp 526.471.270

: 16%

Pada bulan juLi 2015 :

Rp 69.120.000 x 100 %

Rp 526.471.270

: 13%

Pada bulan agustus 2015 :

Rp 7.870.900 x 100 %

Rp 526.471.270

: 3%

3. Pencatatan Pendapatan dan Laba kotor.

Berdsarkan persentase penyelesaian yang telah ditentukan dengan

memasukkan biaya estimasi. maka perhitungan pendapatan, biaya,

dan laba kotor menurut PSAK No 34 tahun 2010 yaitu:

Pendapatan kontrak maret 2015 : % Penyelesaian x nilai kontrak


2

: 27% x Rp 685.720.000
61
: Rp 185.144.400

Laba kotor maret 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 185.144.400 - Rp 142.900.250

: Rp 42.244.150

Pendapatan kontrak april 2015 : % penyelesaian x nilai kontrak

: 19% x Rp 685.720.000

: Rp 130.286.800

Laba kotor april 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 130.286.800 - Rp 101.980.100

: Rp 28.306.700

Pendapatan kontrak mei 2015 : % penyelesaian x nilai kontrak

: 22% x Rp 685.720.000

: Rp 150.858.400

Laba kotor mei 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 150.858.400 - Rp 115.900.020

: Rp 34.958.380

Pendapatan kontrak juni 2015 : % x nilai kontrak

: 16% x Rp 685.720.000

: Rp 109.715.200

Laba kotor juni 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 109.715.200 - Rp 88.700.000

: Rp 21.015.200
2

Pendapatan kontrak juli 2015 : % x nilai kontrak


62
: 13% x Rp 685.720.000

: Rp 89.143.600

Laba kotor juli 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 89.143.600 - Rp 69.120.000

: Rp 20.023.600

Pendapatan kontrak : % x nilai kontrak

Agustus 2015 : 3% x Rp 685.720.000

: Rp 20.571.600

Laba kotor agustus 2015 : Pendapatan kontrak – biaya kontrak

: Rp 20.571.600 - Rp 7.870.900

: Rp 12.700.700

Berdasarkan perhitungan pendapatan, biaya, dan laba kotor maka jurnal

menurut PSAK No 34 Tahun 2010 sebagai berikut :

Pada bulan maret 2015, Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan

laba kotor yaitu:

(Dr) Laba kotor……………………………………………... Rp 42.244.150

(Dr) Biaya…………………………………………………... Rp 142.900.250

(Cr) Pendapatan kontrak……………………………….. Rp 185.144.400

Pada bulan april 2015, Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan

laba kotor yaitu:

(Dr) Laba kotor……………………………………………... Rp 28.306.700

(Dr) Biaya…………………………………………………... Rp 101.980.100


2

(Cr) Pendapatan kontrak……………………………….. Rp 130.286.800

Pada bulan mei 2015, Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya


63
dan

laba kotor yaitu:

(Dr) Laba kotor……………………………………………. Rp 34.958.300

(Dr) Biaya…………………….…………………………… Rp 115.900.020

(Cr) Pendapatan kontrak………….………………….. Rp 150.858.400

Pada bulan juni 2015, Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan

laba kotor yaitu:

(Dr) Laba kotor……………………….……………………. Rp 21.015.200

(Dr) Biaya………………………………………………….. Rp 88.700.000

(Cr) Pendapatan kontrak………………………………. . Rp 109.715.200

Pada bulan juli 2015, Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan laba

kotor yaitu:

(Dr) Laba kotor……………………………………………… Rp 20.023.600

(Dr) Biaya…………………………………………............... Rp 69.120.000

(Cr) Pendapatan kontrak……………………………...… Rp 89.143.600

Pada bulan agustus 2015, Jurnal untuk pengakuan pendapatan, biaya dan

laba kotor yaitu:

(Dr) Laba kotor…………………………………………….… Rp 12.700.700

(Dr) Biaya……………………………………………………... Rp 7.870.900

(Cr) Pendapatan kontrak…………………………………. Rp 20.571.600


2

C. Perbandingan Pengakuan Pendapatan dan Biaya Menurut


Perusahaan dengan Pengakuan Pendapatan dan Biaya
Menurut PSAK No 34 Tahun 2010
64
Untuk mengetahui apakah terjadi kesesuaian atau tidak antara

perusahaan dengan PSAK N0 34 Tahun 2010 maka dilakukan

perbandingan antara perusahaan dengan PSAK N0 34 Tahun 2010.

Adapun hasil perbandingan pengakuan pendapatan dan biaya menurut

perusahaan dengan PSAK N0 34 Tahun 2010 sebagai berikut :

Tabel 3: Perbandingan Pengakuan Pendapatan dan Biaya Antara PT.


Rumindo Nuansa Elok Dengan PSAK No 34 Tahun 2010

Menurut PT. Rumindo Menurut PSAK No 34


Ket
Nuansa Elok Tahun 2010
Pendapatan Pendapatan kontrak Pendapatan kontrak Sesuai
kontrak terdiri dari nilai dari surat kontrak yang
pendapatan semula didalamnya berisi nilai
yang disetujui dalam kontrak
kontrak
Pengukuran Dengan persentase Dengan persentase Tidak
Biaya penyelesaian penyelesaian yaitu sesuai
Kontrak berdasarkan termin progress fisik dengan
yang terlah disepakati memasukkan estimasi
bersama biaya (RAB)
Pencatatan 1. Pendapatan sama 1. Pendapatan sama Tidak
pendapatan, dengan termin dikalih dengan persentase Sesuai
dan laba nilai kontrak penyelesaian di
kotor 2. Laba kotor sama kalihkan dengan
dengan pendapatan nilai kontrak
dikurangin biaya 2. Laba kotor sama
kontrak dengan pendapatan
dikurangi biaya
kontrak
Sumber: Data olahan 2016

1. Pendapatan kontrak menurut perusahaan adalah pendapatan yang

terdiri dari nilai pendapatan semula yang disetujui dalam kontrak, nilai
2

kontrak dipertimbangkan oleh perusahaan dimana pertimbangan

tersebut untuk menyutujui sebuah nilai kontrak bisa di penuhi oleh


65
kemampuan perusahaan, maka kontrak tersebut bisa dilaksanakan.

Kemudian kontrak disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah

pihak dimana terdapat kesesuaian menurut PSAK No 34 tahun 2010

yaitu pendapatan kontrak dari surat kontrak yang didalamnya berisi

nilai kontrak.

2. Pengukuran biaya kontrak menurut perusahaan dengan termin yang

telah disepakati dengan mengabaikan usaha atau biaya yang

dikeluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau estimasi biaya dimana

menunjukkan ketidaksesuaian dengan berdasarkan PSAK No 34

tahun 2010 dimana pengukuran biaya dalam menentukan besarnya

persentase penyelesaian dengan progress fisik yaitu besarnya usaha

dan biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pekerjaan, dengan

membandingkan total biaya aktual yang dikeluarkan pada periode

tersebut dengan taksiran total biaya keseluruhkan untuk

menyelesaikan proyek. Sehingga diperlukan Rencana Anggaran

Biaya (RAB) untuk setiap

3. Pencatatan pendapatan, biaya, dan laba menurut perusahaan yaitu

pendapatan diperoleh dari termin yang dikalikan dengan nilai kontrak,

laba sama dengan total pendapatan dikurangi dengan biaya kontrak

dimana terdapat ketidaksesuaian dengan berdasarkan PSAK No 34

tahun 2010 dimana pendapatan sama dengan persentase


2

penyelesaian yang diperoleh dengan membandingkan total biaya

yang sudah dikeluarkan dalam pekerjaan proyek berjalan dengan


66
taksiran total biaya proyek atau Rab yang sudah diperkirakan

sebelumnya untuk menyelesaikan pekerjaan proyek. Pendekatan ini

mengakui pendapatan dengan memperhatikan besarnya biaya yang

terjadi atau usaha yang dikeluarkan untuk mencapai tahap

penyelesaian. Dalam metode ini biaya yang terjadi dihubungkan

dengan pendapatan kontrak yang diakui dalam periode tersebut.

Persentase penyelesaian dikalikan dengan nilai kontrak untuk

menghasilkan pendapatan yang diakui. dan laba diperoleh dari total

pendapatan dikurangin dengan biaya yang terjadi.


2

BAB VI

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa PT. Rumindo Nuansa Elok dalam mengakui pendapatan dan biaya

dari surat kontrak yang berisi nilai kontrak yang telah disepakati antara

perusahaan dengan pemberi kerja dengan menggunakan termin dimana

belum sesuai dengan pengakuan pendapatan dan biaya menurut PSAK

No 34 tahun 2010.

B. Penutup

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka peneliti

menyarankan perusahaan dalam mengakui pendapatan dan biayanya

dapat menghubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam

mencapai tahap penyelesaian kontrak dengan mempertimbangkan

taksiran total biaya atau estimasi biaya yang dibuat diawal proyek

sehingga pengakuan pendapatan dan biaya dapat diestimasi secara andal

sesuai dengan PSAK No 34 tahun 2010.


2

DAFTAR PUSTAKA

67
Ahmad, Kamarudin, 2004. Akuntansi Managemen, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Ayu ,2014. Skripsi Pengakuan pendapatan dengan metode persentase


penyelesaian. PT.Bentan Sondong, Tanjung pinang.

Febrina, 2015. Bab III Metode Penelitian. Diakses pada tanggal 28


November 2015, Pukul 10.40

Hansen, Don. R and women, Marryanne. M, 2004. Akuntansi Managemen


Biaya, edisi 6, jilid 1, alih bahasa Dewi F, Deni Arnos K. Salemba
Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Safri, 2005. Teori Akuntansi, PT.Raja Grafindo Persada,


Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2010. Standar Akuntansi Keuangan.


Salemba Empat, Jakarta.

Keuanganlsm. 2015. Media Referensi dan Diskusi Keuangan LSM.


Diakses pada tanggal 28 November 2015, Pukul 09.15.

Kieso, Weygandt, dan Warfield. 2007. Akuntansi Intermediate Edisi Kedua


belas Jilid 2. Erlangga: Jakarta.

Kurniawan, Putusukma. 2010. Kontraktor hak dan kewajibannnya.


Diakses pada tanggal 4 November 2015, Pukul 20.15

Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya edisi 5,Yogyakarta: Penerbit Universitas


Gajah Mada.

Nafarin, M, 2004. Penganggaran Perusahaan, Edisi revisi. Salemba


Empat, Jakarta.

Rahayu , 2013. Skripsi Analisis pengakuan pendapatan jasa konstruksi


berdasarkan PSAK 34. CV Samudra ,Palembang
2

Rini, Wahyu Sapto dan Elly. 2012. Analisis Pengakuan dan Beban
Kontrak Pada UD Gunawan Steel. sss,99-106.
69
Smanegeri,2013. Pengertian pendapatan dan jenis jenisnya. Diakses
pada tanggal 20 oktober 2015, Pukul 11.25.

Princesssion. 2010. Pengaruh pengakuan pendapatan. Diakses pada


tanggal 20 oktober 2015, Pukul68
14.55.

Wahyudi. 2011. Perbedaan metode kontrak selesai dan metode


persentase penyelesaian. Diakses pada tanggal 21 oktober 2015,
Pukul 10.45.

Anda mungkin juga menyukai