Pradigma & Penilaian KP
Pradigma & Penilaian KP
KINERJA IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN
* Nugroho, Riant (2009) Public Policy, Jakarta: Elex Media Komputindo, hal.
IMPLEMENTAS
I
Kegiatan untuk mendistribusikan keluaran
kebijakan (to deliver policy output) yang dilakukan
oleh
para implementer kepada kelompok sasaran
(target group) sebagai upaya untuk mewujudkan
tujuan kebijakan (Erwan Agus Purwanto*)
* Purwanto, E.A. 2012. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media, hal.
Implementasi sebagai
Delivery Mechanism Policy Output
* Purwanto, E.A. 2012. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media, hal.
PARADIGMA
IMPLEMENTASI
• Model kebijakan kontinental dengan paradigma bahwa kebijakan
harus dibuat berjenjang sesuai dengan hirarki implementasinya.
Kelebihan: kebijakan disusun sesuai dengan pemahaman
keilmuan, dari teori dasar ke teori menengah dan seterusnya.
Kelemahan: kebijakan seringkali tidak efektif karena memakan
waktu yang panjang hanya untuk membuat kebijakan lengkap dan
dapat dilaksanakan, sehingga mahal secara biaya sosial, politik,
dan ekonomi.
• Model kebijakan kelompok Anglo Saxon. Pada model ini, sebuah
undang-undang bersifat umum atau makro sekaligus dijabarkan
ke dalam pasal-pasal yang bersifat operasional. Kelebihan:
efisien, karena langsung dapat diimplementasikan. Kelemahan:
kebijakan menjadi sangat tebal, rinci, dan cenderung bertele-tele
* Nugroho, Riant (2009) Public Policy, Jakarta: Elex Media Komputindo, hal.
PENILAIAN TERHADAP KINERJA
IMPLEMENTASI
menurut pendekatan democratid governance
• Pertama, menilai keberhasilan partisipasi
masyarakat
• Kedua, apakah program yang mereka rancang
diimplementasikan dengan benar sehingga
mencapai tujuan?
* Purwanto, E.A. 2012. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media, hal..
Mengapa ‘perfect
implementation’ tidak
• Ada hambatan kondisi eksternal
•
pernah terwujud?*
Keterbatasan waktu dan sumberdaya
• Kebijakan tidak berdasar landasan pemikiran (teoritis) yang kuat
tentang hubungan sebab akibat (kausalitas) antara kebijakan
dan hasil yang ingin dicapai
• Hubungan kausalitas antara akibat dan hasilnya jarang
berlangsung langsung; Adanya time lag
• Lembaga pelaksana jarang yang bisa mandiri
• Jarang ada kesepakatan/konsensus yang bersifat umum diantara
para aktor tentang tujuan kebijakan dan cara mencapainya; Adanya
pelibatan banyak aktor dan lembaga (multiple agencies) untuk
melaksanakan kebijakan.
• Jarang ada suatu kondisi terjadinya komunikasi dan koordinasi
yang
* Hogwood, B. & L.sempurna.
Gunn. 1984. ‘Why ‘perfect implementation’ is unattainable’ dalam B.W. Hogwood & L.Gunn. Policy Analysis in the Real Word. Oxford:
MEKANISME KERJA PROSES
IMPLEMENTASIKETERANGAN
MEKANISME CONTOH
MENGUTUB Implementas kebijakan yang melibatkan Pengentasan
banyak organisasi kemiskinan di daerah
(POOLED) (departemen/lembaga/dinas) dengan satu yang melibatkan
kelompok sasaran tertentu beberapa dinas/SKPD
SEQUENTIAL Proses implementasi kebijakan yang Implementasi program
melibatkan banyak organisasi dengan bantuan beras untuk
kelompok sasaran tertentu dengan adanya keluarga miskin
hubungan saling ketergantungan antara satu (raskin) yang leibatkan
organisasi dengan organisasi yang lain karena beberapa organisasi:
logika kerja implementasi yang bersifat BPS, Bulog, dan
berurutan didasarkan pada relasi input-output Pemerintah Desa
RECIPROCAL Implementasi suatu kebijakan yang melibatkan Implementasi program
beberapa organisasi dan untuk dapat rehab-rekon pasca
menjalankan tugas mereka masing-masing bencana gempa bumi di
organisasi akan menghasilkan output yang akan Bantul, DIY
menjadi input organisasi yang lain, namun pada
titik tertentu proses tersebut berbalik ketika
input akan menghasilkan output yang akan
digunakan sebagai input bagi organisasi yang
sebelumnya memberikan input
* Purwanto, E.A. 2012. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media, hal. 155 -
Empat tipe implementasi kebijakan
menurut Goggin*
Diwarnai dengan pengunduran atau bahkan pembatalan
Penyimpanga implementasi oleh implementer yang disertai perubahan-
n (defiance) perubahan, baik tujuan, kelompok sasaran maupun
mekanisme implementasi, yang berakibat tidak tercapainya
tujuan
Penundaan tanpa modifikasi
Penundaa
n (delay)
Penundaan disertai modifikasi
Penundaan
strategis
(strategic
delay)
Taat Implementer menjalankan implementasi tanpa disertai dengan
perubahan terhadap isi dan mekanisme implementasi
(compliance) kebijakan tersebut
* Goggin, Malcolm. L., Ann O’M Bowman, James P. Lester, dan Laurence J. O’Toole Jr. 1990. Implementation theory and practice: toward a third
Empat Faktor Fundamental
Kinerja Implementasi Kebijakan
* Purwanto, E.A. 2012. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gava Media, hal. 163 -
DISKRESI*
Merupakan kewenangan yang diambil oleh pejabat atau
implementer kebijakan di lapangan karena policy guideline tidak
mengatur persoalan yang dihadapi oleh pejabat dan implementer
tersebut