Anda di halaman 1dari 5

Training Leadership Sesuai Type DISC

Langkah Dominance Intim Cermat Stabil


Langkah 1 Fokus Kempemimpian type D Fokus Kempemimpian type I Fokus Kempemimpian type C Fokus Kempemimpian type S

Langkah 2 Pengembangan keterampilan Pelatihan keterampilan Pengembangan keterampilan Pelatihan keterampilan kolaborasi -
pengambilan keputusan - komunikasi - Fokus pada analitis - Mengajarkan peserta Mengajarkan peserta cara bekerja
Menggunakan studi kasus yang
pengembangan keterampilan cara mengumpulkan dan secara efektif dalam tim,
memerlukan peserta untuk
mengambil keputusan cepat dan mendengarkan aktif, menganalisis data, mendengarkan pendapat orang lain,
tepat. Melibatkan mereka dalam mengungkapkan ide-ide dengan memecahkan masalah dengan mengelola konflik, dan mencapai
simulasi situasi bisnis yang kompleks jelas, dan memahami persepsi pendekatan yang terstruktur, konsensus. Melibatkan mereka
dan mendorong mereka untuk orang lain dan membuat keputusan dalam latihan peran berkelompok
menghadapi tantangan berdasarkan fakta dan dan proyek tim.
kepemimpinan yang membutuhkan
informasi yang relevan
ketegasan dan sikap tegas.

Langkah 3 Pelatihan delegasi - Pengembangan keterampilan Manajemen risiko - Membantu Membangun kepercayaan -
Mengajarkan peserta cara mempengaruhi - Membantu peserta memahami konsep Memperkenalkan konsep
mengenali potensi dalam tim peserta mempelajari teknik manajemen risiko dan kepercayaan dan bagaimana
mereka, memberikan instruksi persuasi yang efektif, seperti memberikan strategi untuk membangunnya dalam lingkungan
yang jelas, dan memberdayakan penggunaan bukti dan argumen mengidentifikasi, kerja. Melibatkan peserta dalam
anggota tim untuk mengambil yang kuat, memahami menganalisis, dan mengelola latihan kepercayaan yang
tanggung jawab dan inisiatif kebutuhan dan motivasi orang risiko dalam konteks membutuhkan kerjasama dan saling
lain, dan menggunakan kepemimpinan. Melibatkan bergantung satu sama lain
kecerdasan emosional untuk mereka dalam studi kasus yang
mempengaruhi orang lain secara melibatkan pengambilan
positif keputusan yang berisiko

Langkah 4 Komunikasi efektif - Pembangunan hubungan kerja Pelatihan delegasi dan Fasilitasi kerja tim yang harmonis -
Memfokuskan pada pelatihan yang kuat - Mengajarkan pengendalian - Mengajarkan Membantu peserta mengembangkan
keterampilan komunikasi yang peserta cara membangun dan peserta cara memberikan keterampilan dalam memfasilitasi
kuat dan langsung. memelihara hubungan yang instruksi yang jelas dan pertemuan tim, membagi tugas
Menggunakan peran bermain kuat dengan anggota tim dan memastikan tugas dikerjakan secara adil, dan menciptakan
atau latihan berkelompok untuk rekan kerja. Memperkenalkan sesuai dengan standar yang lingkungan yang mendukung di
mempraktikkan gaya keterampilan networking dan ditetapkan. Melibatkan tempat kerja
komunikasi yang efektif dan kerjasama untuk menciptakan mereka dalam latihan yang
tegas lingkungan kerja yang positif membutuhkan pengawasan
dan kontrol kualitas
Studi Kasus 1: Konflik dalam Tim Proyek
Studi Kasus: Konflik dalam Tim Proyek

Tim proyek terdiri dari berbagai anggota dengan tipe kepribadian yang berbeda, termasuk individu tipe S yang
memiliki preferensi untuk mempertahankan harmoni dan menghindari konflik, seringkali mengalami kesulitan
dalam menyatakan pendapatnya dan berkontribusi secara aktif dalam pengambilan keputusan. Hal ini
mempengaruhi dinamika tim dan menghambat kemajuan proyek.

Tindakan yang diambil:


•Manajer proyek menyadari situasi ini dan memutuskan untuk mengadakan pertemuan tim khusus untuk membahas masalah
tersebut.
•Selama pertemuan, manajer proyek mengajukan pertanyaan terbuka kepada individu tipe S untuk memahami
kekhawatirannya dan kebutuhannya dalam lingkungan kolaboratif.
•Tim secara bersama-sama menyepakati pendekatan yang lebih inklusif dan berempati dalam berdiskusi dan pengambilan
keputusan.
•Individu tipe S diberikan kesempatan untuk secara sukarela menyampaikan pendapat dan ide-idenya dalam suasana yang
santai dan tidak mengancam.
•Anggota tim lainnya juga secara proaktif memberikan pengakuan dan apresiasi atas kontribusi individu tipe S untuk
membangun kepercayaan dan memotivasi partisipasinya.

Hasil dan Pembahasan:


•Melalui pendekatan yang inklusif dan berempati, individu tipe S merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk berkontribusi
secara aktif dalam tim.
•Tim mencapai tingkat komunikasi yang lebih baik dan mampu mengatasi konflik secara konstruktif.
•Keputusan yang diambil berdasarkan kontribusi dari seluruh anggota tim, termasuk individu tipe S, sehingga meningkatkan
kualitas dan keberlanjutan solusi yang dihasilkan.
•Tim berhasil menyelesaikan proyek dengan lebih efisien dan mendapatkan hasil yang lebih baik.
Studi Kasus 1: Konflik dalam Tim Proyek
Dalam studi kasus yang disebutkan sebelumnya, individu tipe S menjadi penghambat kemajuan proyek karena
kecenderungannya untuk menghindari konflik. Individu tipe S biasanya memiliki preferensi untuk
mempertahankan harmoni dan keseimbangan dalam interaksi sosial, yang dapat menyebabkan mereka enggan
untuk menyuarakan pendapat mereka dengan tegas atau berkontribusi secara aktif dalam situasi yang
memerlukan pengambilan keputusan cepat.

Dalam konteks tersebut, individu tipe S mungkin merasa tidak nyaman dengan ketegangan dan konflik yang
muncul dalam tim. Mereka mungkin cenderung mengalah atau menunda pengambilan keputusan untuk
menghindari konflik, yang pada gilirannya dapat menghambat kemajuan proyek

Dalam rangka mengatasi hambatan ini, penting bagi manajer proyek dan anggota tim lainnya untuk menyadari
preferensi dan kebutuhan individu tipe S. Melalui pendekatan yang inklusif, komunikasi terbuka, dan
pengembangan kepercayaan, individu tipe S dapat diberdayakan untuk berkontribusi dengan lebih aktif dan
merasa lebih nyaman dalam menghadapi konflik. Dengan demikian, kemajuan proyek dapat dipercepat dan solusi
yang lebih baik dapat dicapai melalui kolaborasi yang efektif antara seluruh anggota tim.
Studi Kasus 2: Tim Proyek Beragam Kepribadian
Deskripsi: Sebuah tim proyek ditugaskan untuk
mengembangkan produk inovatif dalam industri teknologi.
Tim terdiri dari anggota dengan beragam tipe kepribadian,
termasuk individu tipe D (Dominance), tipe I (Influence), tipe S
(Steadiness), dan tipe C (Conscientiousness).
Tindakan yang diambil:
1. Tim membentuk struktur dan proses kerja yang
memungkinkan setiap anggota tim untuk
berkontribusi sesuai dengan preferensi kepribadian
mereka.
2. Pemimpin tim memfasilitasi diskusi yang inklusif
dan memastikan bahwa semua suara didengarkan
dan dihargai.
Studi Kasus 2: Tim Proyek Beragam Kepribadian
Tindakan yang diambil:
3. Kepribadian tipe D membantu memimpin
pengambilan keputusan cepat dan menetapkan arah
yang jelas
4. Kepribadian tipe I membawa semangat dan
keceriaan ke dalam tim, memotivasi anggota
lainnya.
5. KePribadian tipe S memberikan stabilitas dan
keharmonisan dalam hubungan tim, membangun
kerja sama dan kohesi kelompok.
6. Kepribadian tipe C membawa akurasi dan pemikiran
kritis dalam pengembangan produk, memastikan
kualitas dan keakuratan

Anda mungkin juga menyukai