Anda di halaman 1dari 56

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.

10/20 1 23/06/20
M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 2 23/06/20
SAFETY MIGAS, MODULE-04

DESCRIPTIONS SLIDE NO.

SECT.-I Pengenalan Industri Minyak dan Gas Bumi 3

Kegiatan Usaha Hulu & Hilir Minyak dan Gas


SECT.-II 9
Indonesia

SECT.-III Eksplorasi dan Eksploitasi 14

SECT.-IV Pemeriksaan Keselamatan & Inspeksi 19

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 3 23/06/2020


OBJECTIVES

 THE STUDENT OR THE READER ABLE TO :


1. Understand the Role of Dirjen Migas & Technical Directorate of
Mining & Natural Resources Department in Inspection, Safety,
Work Health and Environments.

2. The role of PIT / PJIT, Oil Co. / Contract share in Inspection


Procedures dealing with Migas business

3. Understand the work risk and solution in Migas business

4. Understand the Nature and kind of risk and solution in Migas


business.

5. Passed in examination with 70 % grade with multiple choice or


essay methods
M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 4 23/06/20
SECT- I. Pengenalan Industri Minyak dan Gas Bumi
A. Bisnis Migas di Indonesia
Alur Bisnis Industri Migas

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 5 23/06/20


B. Tahapan dan Pelaku Bisnis Migas
MESDM/DIRJEN MIGAS: Menyelenggarakan Urusan Kepemerintahan, Menetapkan Kebijakan,
dan Mengawasi Kepatuhan Terhadap Peraturan Yang Berlaku.
DITJEN MIGAS SKK Migas: Melakukan BPH Migas: Melakukan
Pengawasan dan Pengendalian Pengawasan
Terhadap Pelaksanaan Kontrak Pelaksanaan Penyediaan
Kerja Sama. dan Pendistribusian
BBM dan Pengangkutan
BU/BUT: Melakukan Kegiatan
Gas Bumi melalui Pipa.
Eksplorasi dan Eksploitasi

PERTAMINA:
Melakukan Penyediaan
dan Distribusi BBM
Subsidi.
BU: Melakukan
Kegiatan Usaha Hilir.

KEGIATAN USAHA HULU KEGIATAN USAHA HILIR

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 6 23/06/20


C. Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Indonesia

1. HULU
Kegiatan Usaha Hulu adalah kegiatan untuk mencari
dan mengambil Minyak dan Gas Bumi dalam bentuk
Mentah dari dalam bumi kemudian disimpan dan dijual
kepada pembeli

Kegiatan Usaha Hulu Migas di Indonesia dilaksanakan


dengan system Kontrak Kerja Sama dimana Negara
diwakili oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan
Usaha Hulu Minyak dan Gas Indonesia (SKK Migas)
sebagai wakil Pemerintah RI dengan dengan Bentuk
Usaha (BU) dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 7 23/06/20


C. Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Indonesia

2. HILIR
Kegiatan Usaha Hilir adalah Pengawasan Pelaksanaan
Penyediaan dan Pendistribusian BBM dan Pengangkutan
Gas Bumi melalui Pipa.

Kegiatan Usaha Hilir Migas di Indonesia dilaksanakan


oleh BPH Migas dengan pola pengawasan terhadap Badan
Usaha dengan bentuk Izin dan Mekanisme persaingan
usaha

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 8 23/06/20


SECT- II. Kegiatan Usaha Hulu & Hilir Minyak dan Gas Indonesia
A. Kegiatan Hulu (Upstream)
1. Eksplorasi
• Survei Geologi
• Survei Seismik
• Pemboran Eksplorasi
2. Eksploitasi /Produksi
• Proses Pengangkatan & Pemisahan
• Pemboran Pengembangan
• Penimbunan dan Transportasi
B. Kegiatan Hilir (Downstream)
1. Pengolahan/Refinery
2. Pengangkutan
3. Penyimpanan
4. Niaga
M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 9 23/06/20
Kegiatan Usaha Hulu Migas

Ciri-Ciri Industri Hulu Migas :

Teknologi canggih

Modal Besar

Risiko Tinggi

Profesionalisme Tinggi

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 10 23/06/20


Kontrak Kerja Sama

UUD ’45 Pasal 33


(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

INVESTOR

Resources Resources
– Yes – No
Skill & Technology – No Skill & Technology – Yes
Financial ability Financial ability
– No – Yes
Risk (business & operation) – No Risk (business & operation) – Yes

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 11 23/06/2020


Kontrak Kerja Sama

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 12 23/06/2020


Kontrak Kerja Sama

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 13 23/06/2020


SECT- III. Eksplorasi dan Eksploitasi

Peta Cekungan Indonesia

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 14 23/06/20


Asal Usul Minyak dan Gas Bumi

PROSES SEDIMENTASI

SEDIMENTASI
EROSI

TRANSPORTASI
Pergerakan Lempeng Kerak
Bumi dan Proses Sedimentasi
Membentuk Cekungan atau
Basin

BATUAN
METAMORF

BATUAN SEDIMEN
BATUAN
BEKU

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 15 23/06/2020


Asal Usul Minyak dan Gas Bumi

CEKUNGAN SUMATRA TENGAH

PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA - 340000 BOPD

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 16 23/06/2020


Eksplorasi Migas

erosion

Interbedded “off-axis” facies Channel margin facies

Integrasi Data
Aggradational channel
margin drape

Model Geologi Data Seismik


10m

Hasil Interpretasi Teknologi Penunjang


Prospek

Sumber:
CPI-Exploration

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 17 23/06/2020


Eksploitasi Migas

Jungle

Dessert

Mountain

Drillship Jackup Arctic


Semi submersible

Sumber:
www.canadian -wellsite.com | www.fotofx.com | www.msnbc.com | Schlumberger

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 18 23/06/2020


SECT- IV Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan
Dasar Hukum Pembinaan dan Pengawasan Keselamatan Migas
UU No. 1/1970 UU No. 22/2001 UU No. 23/2014
Keselamatan Kerja Minyak dan Gas Bumi Pemerintahan Daerah
Pasal 40 Berdasarkan pasal 14 ayat (3), Urusan Pe-
1) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap menjamin standar
Merintahan bidang ESDM yang berkaitan
dan mutu yang berlaku sesuai dengan ketentuan peraturan
Dengan pengelolaan minyak dan gas bumi
perundang-undangan yang berlaku serta menerapkan kaidah
Menjadi kewenangan pemerintah pusat
PP No. 19/1973 Keteknikan yang baik
2) Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap menjamin keselama-
Pengaturan dan Pengawasan Berdasarkan surat Plt. Sekretaris
tan dan Kesehatan kerja serta pengelolaan linkungan hidup
Keselamatan Pertambangan dan menaati ketentuan peraturan perundang–undangan yang Jenderal Kementerian Dalam
berlaku dalam kegitan usaha Minyak dan Gas Bumi Negeri No. 670/8043/SJ Tanggal
Pasal 2, Menteri Pertambangan 20 November 2017 bahwa :
Pasal 42 Pengawasan Kegiatan usaha migas : penerapan kaidah
melakukanpengawasan atas Keselamatan 1) ketentuen pasal 119 Peraturan
Keteknikan yang baik; jenis dan mutu hasil olahan Minyak dan
kerjadalam bidang pertambangan dengan Gas Bumi;keselamtan dan kesehatan kerja;pengelolaan lingkungan
Pemerintah No.18/2016
berpedoman pada UU No. 1 / 1970 hidup; pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan dikecualikan untuk pengelolaan
Rekayasa dan rancang bangun dalam negeri; penguasaan,pengem Migas termasukInspektur
Bangan dan penerapan teknologi Minyak dan Gas Bumi Migas
2) Pengecualian dimaksud
mendasarkan pada pengaturan
PP No. 35/2004 PP No. 36/2004 pasal 14 ayat (3) UU 23/2014
RPP yang mengamanatkan
Kegiatan Usaha Kegiatan Usaha KESELAMATAN
pengelolaaan minyak dan gas
Hulu Migas Hilir Migas MIGAS
gas bumi menjadi kewenangan
Pemerintah Pusat sehingga hal
PERPRES No. 68/2015 hal terkait dengan
Kementerian ESDM operasionalisasi
penyelengaraan Migas
Berdasarkan Pasal 10, pembinaan, sepenuhnya tanggung jawab
pengendalian, dan pengawasan kegiatan Ditjen Migas, Kementeriaan
pengusahaan, keteknikan, keselamatan ESDM
KESDM
kerja, lingkungan, dan pembangunan
c.q.
PERMEN
sarana dan prasarana tertewntu serta
pengelolaan PNPB sector MIGAS Ditjen Migas ESDM
M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 19 23/06/20
KEMENTERIAN
KEMENTERIAN ENERGI
ENERGI DAN
DAN SUMBER
SUMBER DAYA
DAYA MI
MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
Cepat, Cermat dan Produktif untuk Indonesia Maju
REGULASI KESELAMATAN MIGAS

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Keselamatan Kerja Perlindungan dan Pengelolaan


Undang-undang Minyak dan Gas Bumi No 22/2001 Lingkunga Lingkungan Hidup
UU No.1/1970
No.32/2009

MPR 1930 No. 341 Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah
No.19/1973 No.17/1974 No.11/1979 No.35/2004 No.36/2004

Keselamatan Kerja Pengaturan dan Pengawasan Pelaksanaan Keselamatan Kerja Pada


Pengawasan Keselamatan Eksplorasi dan Eksploitasi Kegiatan Usaha Hulu Kegiatan Usaha Hilir
Tambang Minyak dan Gas Bumi di Daerah Pemurnian dan
Kerja di Bidang Pengolahan Minyak dan Minyak dan Gas Bumi Minyak dan Gas Bumi
Pertambangan Lepas Pantai Gas Bumi

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral


No. 32/2021 Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi

No. 17/2021 Pelaksanaan Pengelolaan Gas Suar Pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Mengena Sistem Transportasi Cairan untuk Hydrocarbon dan Standart
No. 15/2008 Nasional Indonesia mengenai Sistem Perpipaan Transmisi dan distibusi Gas sebagai Standar Wajib

GUIDELINES
Perubahan Peraturan Pemeriksaan Peralatan

Permen PE 05/P/M/PERTAMB/1977 tentang Kewajiban Memiliki Sertifikat Kelayakan Konstruksi untuk Platform Minyak dan Gas
Bumi di Daerah Lepas Pantai

Permen PE 06.P/0746/M.PE/1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan
Dalam Pertambangan Minyak dan Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi

Keputusan Bersama Men PE & Mendag 0233K/096/M.PE/1988


a. SK DJM 43.P/38/DJM/1992 “Sertifikat Kelayakan Penggunaan Instalasi, Sertifikat Kelayakan Penggunaan
b. SK DJM 84.K/38/DJM/1998 Peralatan, Sertifikat Kelayakan Konstruksi Platform, Izin Penggunaan Tangki
c. SK DJM 21.K/38/DJM/1999 Penimbun, Persetujuan Sistem Alat Ukur, Izin Alat Ukur dan Izin Sistem Alat
d. SK DJM 39K/38/DJM/2002 Ukur”

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 21 23/06/2020


Lingkup Pengaturan Permen ESDM 18/2018

Penelaahan Ketentuan lain-lain,


Desain
1 8 Peralihan, & penutup

Pemeriksaan PERMEN
Keselamatan Dan 2 Pemeriksaan 7 Sanksi
Keselamatan Instalasi &
Inspeksi Peralatan pada kegiatan
Usaha Migas

Pemeriksaan 3 6 Kepala Teknik


Keselamatan SPBU

4 5
Perpanjangan sisa
Analisis Risiko umur Layan

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 23 23/06/2020


M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 24 23/06/2020
PERBEDAAN IMPLEMENTASI (1/4)
PERMEN ESDM 18/2018 PERMEN ESDM 32/2021

Terdapat definisi mengenai:


Belum terdapat definisi: - Instalasi Pipa Penyalur
- Instalasi Pipa Penyalur - Hak Lintas Pipa (Right of Way)
KETENTUAN UMUM - Hak Lintas Pipa (Right of Way) - Daerah Terlarang
- Daerah Terlarang - Daerah Terbatas
- Daerah Terbatas - PLO
- PLO - Kewajiban memiliki prosedur penyambungan material

- Tidak mengatur Katek wajib memiliki - Katek wajib memiliki kompetensi di bidang pengawas
Keselamatan Migas
kompetensi
KEPALA TEKNIK - Katek wajib melaporkan Keselamatan Migas
- Tidak ada kewajiban pelaporan Keselamatan
Migas
- Wajib dilakukan terhadap Instalasi Baru atau
- Hanya wajib dilakukan terhadap Instalasi terdapat perubahan terhadap Instalasi
Baru - Terdapat persyaratan jika PD dilaksanakan oleh
PENELAAHAN DESAIN - Tidak ada persyaratan khusus jika Katek yang Katek
(PD) melaksanakan PD - Terdapat lingkup perubahan terhadap Instalasi yang
- Tidak mengatur pelaporan Katek terhadap wajib dilakukan PD
hasil PD - Mengatur mengenai pelaporan hasil PD
PERBEDAAN IMPLEMENTASI (2/4)
PERMEN ESDM 18/2018 PERMEN ESDM 32/2021

- Instalasi dibagi berdasarkan jenis kegiatan usaha


migas
- Tangki Penimbun dan Peralatan Putar untuk fluida
service yang mengandung hidrokarbon dan/atau
fluida lainnya yang digunakan dalam proses migas
- Tidak ada pembagian jenis Instalasi
- Penambahan tabung accumulator pada definisi
- Tangki Penimbun dan Peralatan Putar terbatas
INSPEKSI TEKNIS bejana tekan
pada fluida service Minyak dan Gas Bumi
DAN PEMERIKSAAN - Penambahan peralatan pencegah semburan liar.
KESELAMATAN - Perusahaan Inspeksi (PI) harus memiliki SKUP - Perusahaan Inspeksi (PI) hanya dipersyaratkan harus
Kategori Bintang 3 memiliki Pengesahan Perusahaan Inspeksi
- Tidak mengatur masa berlaku KHI dan COI - Mengatur masa berlaku KHI dan COI berdasarkan
- Instalasi ruang lingkup sangat luas time based 4 tahun atau risk based inspection
- Untuk Instalasi Pemboran yang memerlukan PD dapat
digantikan Manufacturing Data Record
- Instalasi yang diajukan untuk mendapatkan PLO
merupakan Instalasi yang berdiri sendiri atau dapat
digabungkan dengan Instalasi sejenis

- Tidak diatur kewajiban Katek untuk membuat - Katek wajib dan bertanggung jawab dalam membuat
rencana Inspeksi rencana inspeksi
- Katek wajib melaporkan hasil inspeksi atau sertifikat
INSTALASI SPBU - Tidak mengatur pelaporan Katek terhadap
hasil inspeksi atau sertifikat inspeksi yang telah inspeksi kepada Kepala Inspeksi
- Isi KHI dan COI lebih detail
dilakukan
PERBEDAAN IMPLEMENTASI (3/4)
PERMEN ESDM 18/2018 PERMEN ESDM 32/2021

Mengatur mengenai keselamatan pipa penyalur dengan


perubahan sebagai berikut:
- Jenis pipa penyalur
- Ketentuan jarak minimum pipa penyalur dengan
INSTALASI PIPA Tidak diatur
bangunan
PENYALUR (Kepmentamben 300K/38/M.PE/1997) - Ketentuan pemendaman pipa penyalur
- Penggelaran pipa penyalur wajib dilakukan Analisis
Risiko
- Analisis Risiko dilakukan apabila terdapat
ketidaksesuaian

- AR dilakukan sebagai dasar:


❖ Periode Inspeksi dan Pemeriksaan Keselamatan
(RBI)
- Lingkup AR dilakukan apabila Inspeksi dan ❖ Tindaklanjut hasil pemeriksaan keselamatan
ANALISIS RISIKO Pemeriksaan Keselamatan berdasarkan Risk ❖ Ketidaksesuaian terhadap jarak aman minimal
(AR) Based Inspection (RBI) pipa dengan bangunan terdekat dan kedalaman
- Tidak mengatur persyaratan pelaksana AR pemendaman pipa
❖ Perubahan kondisi lingkungan pada instalasi
- Mengatur persyaratan pelaksana AR
- Hasil AR lebih detail berdasarkan peruntukannya
- Katek wajib melaporkan hasil AR dan wajib
menjalankan hasil AR
PERBEDAAN IMPLEMENTASI (4/4)
PERMEN ESDM 18/2018 PERMEN ESDM 32/2021

- Dilakukan terhadap Instalasi dan Peralatan yang - Dilakukan terhadap Instalasi dan Peralatan yang tidak memiliki
REKAYASA TERBALIK
tidak memiliki dokumen dan umur layan desain dokumen desain
(REVERSE ENGINEERING
- Wajib dilakukan RLA - Mengatur persyaratan pelaksana RE
/RE)
- Tidak mengatur persyaratan pelaksana RE - Katek menyampaikan laporan RE

- Mengatur Persyaratan pelaksana RLA


PERPANJANGAN SISA - Sertifikat RLA sebagai penjaminan pelaksana RLA terhadap hasil
- Tidak mengatur persyaratan pelaksana RLA
UMUR LAYAN - Tidak ada sertifikat RLA sebagai penjaminan RLA
(RESIDUAL LIFE - Katek melaporkan hasil RLA kepada Kepala Inspeksi dan
pelaksana RLA terhadap hasil RLA
ASSESSMENT/RLA) - Rekomendasi hasil RLA menjadi acuan dalam melakukan Inspeksi
Pemeriksaan Keselamatan

DAERAH TERBATAS - Mengatur mengenai Penetapan DTT


DAN DAERAH Tidak diatur
- Memberikan wewenang kepada kepada Kepala Inspeksi untuk
TERLARANG (PP No. 17 Tahun 1974) menetapkan DTT dalam rangka penyederhanaan birokrasi

Kontraktor - Wajib
Kontraktor dilakukan
dan Pemegang Izinterhadap
Usaha Instalasi Baru atau terdapat
Kontraktor dan
dan Pemegang
Pemegang Izin
Izin Usaha
Usaha perubahan terhadap Instalasi
-- teguran tertulis - teguran tertulis
teguran tertulis - Terdapat
- penghentian persyaratan
sementara jika PDInstalasi
pengoperasian dilaksanakan oleh Katek
dan/atau
-- penghentian
penghentian sementara
sementara kegiatan
kegiatan
-- pencabutan - Terdapat lingkup perubahan terhadap Instalasi yang
peralatan
pencabutan Persetujuan Layak
Persetujuan Layak Operasi
Operasi - pencabutan
wajib Persetujuan
dilakukan PDLayak Operasi
SANKSI Perusahaan Inspeksi (PI) dan Lembaga Enjiniring (LE)
- teguran tertulis - pembatalan Kepala Teknik
- Mengatur mengenai pelaporan hasil PD
Perusahaan Inspeksi (PI) dan Lembaga Enjiniring (LE)
- pencabutan Surat Kemampuan Usaha Penunjang PI dan LE
- teguran tertulis
- teguran tertulis
- pencabutan Surat Kemampuan Usaha Penunjang - pencabutan surat pengesahan Perusahaan Inspeksi pencabutan
Surat Kemampuan Usaha Penunjang
LINGKUP PENGATURAN
PERMEN ESDM 32/2021

Ketentuan Umum
Kepala Teknik
Penelaahan Desain (PD)
Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan
Instalasi SPBU
Instalasi Pipa Penyalur
Analisis Risiko (AR)
Rekayasa Terbalik (Reverse Engineering/RE)
Perpanjangan Sisa Umur Layan (Residual Life Assessment/RLA)
Daerah Terbatas dan Daerah Terlarang
Sanksi
Ketentuan Lain-lain, Peralihan dan Penutup
KETENTUAN UMUM
Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha wajib menjamin keselamatan Instalasi dan peralatan pada Kegiatan Usaha
Minyak dan Gas Bumi.
Kewajiban menjamin keselamatan Instalasi dan peralatan dilakukan terhadap:
❖ pembuatan desain Instalasi dan peralatan; dan
❖ pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pengujian, pemeriksaan, dan pelaksanaan tera terhadap Instalasi
dan peralatan.

Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha pada saat pembangunan Instalasi dan peralatan wajib menggunakan prosedur
penyambungan material dan ahli pelaksana penyambungan material yang berkompeten dan/atau berkualifikasi.

Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha pada saat pengoperasian dan pemeliharaan
Instalasi dan peralatan sebagaimana wajib memiliki prosedur paling sedikit meliputi:
❖ penyambungan material dan ahli pelaksana penyambungan material yang
berkompeten dan/atau berkualifikasi;
❖ pengoperasian dalam kondisi normal, perbaikan, dan darurat;
❖ khusus untuk Instalasi Pipa Penyalur memiliki prosedur pengawasan jalur Instalasi
Pipa Penyalur;
❖ pencegahan kerusakan;
❖ pemeliharaan dalam kondisi operasi, stop operasi permanen atau sementara;
❖ inspeksi berkala dalam operasi; dan
❖ tanggap darurat.
KEPALA TEKNIK (1/2)

Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha dalam melaksanakan Ke atan Usaha


Minyak dan Gas Bumi wajib memiliki Kepala Teknik.

Kepala Teknik merupakan pimpinan tertinggi Kontraktor atau


Pemegang Izin Usaha dan wajib memiliki kompetensi di
bidang pengawasan Keselamatan Migas yang ditetapkan “Kepala Teknik
oleh Menteri.
dan/atau wakil Kepala
Kepala Teknik dapat menunjuk pejabat yang memiliki Teknik ditetapkan oleh
kompetensi di bidang pengawasan Keselamatan Migas sebagai Kepala Inspeksi”
wakil Kepala Teknik.

Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha dapat menunjuk


lebih dari 1 (satu) Kepala Teknik dalam 1 (satu) Wilayah Kerja atau
Izin Usaha, setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Inspeksi.
KEPALA TEKNIK (2/2)
Pelaporan oleh Kepala Teknik
• Kecelakaan Kerja
Paling lambat 1x24 (satu kali dua
• Kecelakaan Instalasi dan Peralatan puluh empat) jam melalui pesan singkat
• Kecelakaan Lingkungan secara elektronik dan 2 X 24 (dua kali
• Gangguan Ketertiban Umum dua puluh empat) jam secara tertulis
• Unplanned Shutdown
Pada awal tahun berjalan dan dalam hal terdapat
• Planned Shutdown perubahan laporan disampaikan paling lambat 1
(satu) bulan sebelum kegiatan berlangsung

• Kompetensi Pekerja Setiap 3 (tiga) bulan sekali


• Laporan Rutin:
- Jam Kerja Aman
Paling lambat minggu
- Rekapitulasi Kecelakaan
- Pemantauan Lingkungan kedua bulan berikutnya
- Pengelolaan Bahan Peledak
PENELAAHAN DESAIN (1/2)
(PD)

“Setiap Instalasi yang akan dibangun atau dilakukan perubahan WAJIB dilakukan PENELAAHAN DESAIN”

Cakupan Penelaahan Desain Cakupan Perubahan Instalasi


- Kesesuaian penggunaan Standar; - Kapasitas paling rendah sebesar 10%
- Manajemen risiko; (sepuluh
- Dokumen lingkungan; persen) dari desain awal;
- Spesifikasi teknis; - Penggunaan material; dan/atau
- Penerapan kaidah keteknikan yang baik; dan - Fungsi proses
- Pemanfaatan barang, jasa, teknologi, kemampuan
rekayasa, dan rancang bangun dalam negeri.

Penelaahan Desain
DILAKSANAKAN KEPALA TEKNIK
dan/atau Lembaga Enjiniring
PENELAAHAN DESAIN (2/2)
(PD)
Lembaga Enjiniring “Kontraktor atau Pemegang Izin ha n”
Kepala Perusahaan Badan Institusi Usa atau Lembaga
Persyaratan Pelaksana PD Enjiniring
yang akan melakukan Penelaahan
Teknik Enjiniring Layanan Akademis
Umum
memiliki tenaga ahli dengan Desain tidak sebagai pembuat desai
kompetensi dan kualifikasi sesuai ✓ ✓ Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha atau Lembaga Enjiniring
Standar Kompetensi Kerja Nasional ✓ ✓
yang melakukan Penelaahan Desain menerbitkan keterangan hasil
Indonesia Penelaahan Desain yang paling sedikit memuat:
Memiliki system manajemen mutu ❖ Nama pengguna dan pemilik Instalasi;
yang tersertifikasi oleh lembaga ✓ ✓ ✓ ✓ ❖ Nama dan jenis Instalasi;
akreditasi ❖ Daftar Standar sesuai dengan lingkup Instalasi;
❖ Parameter operasi dan filosofi desain;
Menggunakan perangkat lunak
yang berlisensi ✓ ✓ ✓ ✓ ❖ Daftar dan spesifikasi peralatan yang terdapat dalam
Instalasi;
pemsahaan enjiniring berbadan ❖ Program mitigasi risiko;
hukum Indonesia
dan memiliki surat kemampuan
❖ Sistem proteksi keselamatan;
usaha penunjang minyak dan gas ❖ Sistem pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
- ✓ ❖ Teknologi yang digunakan;
bumi paling rendah dengan - -
kategori bintang dua (**) sebagai ❖ Rincian komitmen tingkat komponen dalam negeri;
pemsahaan enjiniring dari Direktur ❖ Persetujuan lingkungan terhadap Analisis Mengenai Dampak
Jenderal Lingkungan Hidup atau Upaya Pengelolaan Lingkungan/Upaya
Pemantauan Lingkungan atau Surat Penyataan Pengelolaan
Institusi akademis berbadan hukum
Indonesia dan memiliki akreditasi A - - - ✓ Lingkungan Hidup; dan
❖ Umur layan desain Instalasi.
INSPEKSI TEKNIS DAN PEMERIKSAAN KESELAMATAN (1/6)
Inspeksi Teknis Pemeriksaan Keselamatan
Definisi
Suatu kegiatan yang dilakukan secara langsung meliputi inspeksi terhadap Keselamatan Migas dan keteknikan atas
pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, dan pengujian dipenuhinya ketentuan peraturan perundang-undangan,
peralatan dan/atau Instalasi mengacu pada ketentuan standar, dan kaidah keteknikan yang balk dan pengawasan
peraturan perundang-undangan, standar, dan kaidah dalam rangka pelaksanaan Inspeksi Teknis pada Kegiatan
keteknikan yang baik Usaha Minyak dan Gas Bumi
Pelaksana
❖ Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha dibawah tanggung
jawab Kepala Teknik Inspektur Migas
❖ Perusahaan Inspeksi
Output
❖ Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha:
Keterangan Hasil Inspeksi
Laporan Hasil Pemeriksaan Keselamatan
❖ Perusahaan Inspeksi:
Sertifikat Inspeksi Teknis
Lingkup
Review, Verifikasi, Visual Inspeksi, Internal dan eksternal
Review dan Verifikasi Hasil Inspeksi Teknis
Inspeksi, witness dan Pengujian
INSPEKSI TEKNIS DAN PEMERIKSAAN KESELAMATAN (2/6)
Inspeksi Teknis dilaksanakan oleh Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha

Persyaratan melakukan Inspeksi Teknis terhadap Instalasi: Persyaratan melakukan Inspeksi Teknis terhadap Peralatan:
✓ sistem manajemen keselamatan yang telah diterapkan ✓ Sistem manajemen mutu yang telah tersertifikasi oleh
dan diaudit; lembaga yang terakreditasi;
✓ sertifikat dan/atau hasil kesesuaian sebagai lembaga ✓ tenaga ahli pelaksana Inspeksi Teknis yang memiliki
inspeksi tipe B sesuai SNI ISO/IEC 17020 dari lembaga yang kompetensi dan kualifikasi sesuai dengan bidangnya;
terakreditasi; ✓ Prosedur inspeksi secara rinci sesuai dengan jenis peralatan;
dan
✓ tenaga ahli pelaksana Inspeksi Teknis yang memiliki
kompetensi dan kualifikasi sesuai dengan bidangnya; ✓ Peralatan inspeksi yang dibutuhkan.
✓ prosedur inspeksi secara rinci terhadap Instalasi; dan
✓ Peralatan inspeksi yang dibutuhkan.

Dalam hal Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha tidak memenuhi persyaratan
maka Inspeksi Teknis dilakukan oleh PERUSAHAAN INSPEKSI

“Persyaratan PERUSAHAAN INSPEKSI melakukan Inspeksi Teknis WAJIB memiliki


PENGESAHAN PERUSAHAAN INSPEKSI dari DIREKTUR JENDERAL MIGAS”
INSPEKSI TEKNIS DAN PEMERIKSAAN KESELAMATAN (3/6)
Tata Cara mendapatkan PENGESAHAN PERUSAHAAN INSPEKSI

1 2

Perusahaan Inspeksi harus memenuhi persyaratan: Tenaga ahli pelaksana Inspeksi Teknis harus memenuhi
a. tidak berpihak/independen; persyaratan:
b. administrasi pemsahaan; a. paling sedikit terdapat 2 (dua) tenaga ahli pelaksana
c. teknis; Inspeksi Teknis yang berkompeten dan berkualifikasi
d. Kualitas inspeksi; dan untuk setiap bidang inspeksi; dan
e. Memiliki tenaga ahli pelaksana Inspeksi Teknis. b. Berperan paling banyak sebagai tenaga ahli pada 2
(dua) bidang inspeksi untuk setiap tenaga ahli pelaksana
Inspeksi Teknis.
4 3
Perusahaan Inspeksi yang telah mendapatkan surat Pelaksanaan Inspeksi Teknis wajib dilakukan oleh tenaga ahli
pengesahan Perusahaan Inspeksi wajib melaporkan pelaksana Inspeksi Teknis yang terdaftar di dalam surat
paling sedikit mengenai: pengesahan Perusahaan Inspeksi.
a. beban kerja setiap 6 (enam) bulan; atau
b. setiap perubahan tenaga ahli pelaksana Inspeksi
Teknis,
kepada pada Direktur Jenderal
INSPEKSI TEKNIS DAN PEMERIKSAAN KESELAMATAN (4/6)

Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan wajib dilakukan
WAJIB dilakukan terhadap Instalasi dan/atau terhadap:
peralatan yang:
INSTALASI
❖ Akan dipasang atau dibangun;
yang digunakan pada:
❖ Sedang dibuat, dipasang atau dibangun;
• Kegiatan eksplorasi dan/atau eksploitasi
❖ Telah dibuat, dipasang atau dibangun; • Kegiatan pengolahan
❖ Telah beroperasi; • Kegiatan pengangkutan
❖ Pada saat Pengujian unjuk kerja (performance • Kegiatan penyimpanan dan niaga
test); dan/atau • Kegiatan penunjang yang digunakan dalam Kegiatan Usaha Minyak dan
❖ Sewaktu-waktu apabila diperlukan. Gas Bumi
PERALATAN
terdiri atas:
Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan • Alat Pengaman
dapat dilakukan secara berkala berdasarkan: • Bejana Tekan termasuk tabung accumulator
• Tangki Penimbun
Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan • Pesawat Angkat
dapat dilakukan secara berkala berdasarkan: • Peralatan Putar
• Peralatan Listrik
❖ Jangka waktu tertentu (setiap 4 tahun); atau • Bangunan Struktur di Perairan
❖ hasil Analisis Risiko. • Sistem Alat Ukur
INSPEKSI TEKNIS DAN PEMERIKSAAN KESELAMATAN (5/6)
Tata Cara Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan

1 2 3
Kepala Teknik membuat Rencana Inspeksi (Inspection and Test 15 hari kerja paling lambat Kontraktor atau Pemegang
Plan) dan menyampaikan kepada Kepala Inspeksi serta melampirkan: sebelum dilaksanakannya Inspeksi Teknis dan Izin Usaha dibawah tanggung jawa
- Hasil PD Pemeriksaan Keselamatan, Kepala Teknik Kepala Teknik melaksanakan
- Prosedur dan kualifikasi Tenaga Ahli mekanisme penyambungan material
- Hasil AR
mengajukan permohonan Inspeksi Teknis
- Hasil RLA pelaksanaan pemeriksaan
- Daftar instalasi dan/atau peralatan keselamatan secara tertulis Kepala Inspeksi menugaskan
- Lokasi pembuatan/pemasangan instalasi dan/atau peralatan
Jadwal Rencana Inspeksi (Inspecti on and Test Plan)
kepada Kepala Inspeksi Inspektur Migas melaksanakan
-
- Surat Pengesahan Perusahaan Inspeksi apabila menggunakan Perusahaan Inspeksi Pemeriksaan Keselamatan
- Daftar Tenaga Ahli pelaksana Inspeksi Teknis
- Daftar prosedur dan peralatan Inspeksi Teknis

5 4
Setelah rekomendasi
BERITA ACARA telah ditindaklanjuti Hasil Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan
❖ Kepala Teknik menerbitkan keterangan hasil Inspeksi Teknis atau dituangkan dalam bentuk berita acara Inspeksi Teknis dan
❖ Perusahaan Inspeksi menerbitkan sertifikat Inspeksi Teknis Pemeriksaan Keselamatan
dengan masa berlaku:
❖ Paling lama 4 tahun sejak tanggal pelaksanaan Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan
Keselamatan terakhir, atau
❖ Berdasarkan hasil AR sejak tanggal diterbitkannya hasil AR
INSPEKSI TEKNIS DAN PEMERIKSAAN KESELAMATAN (6/6)
Tata Cara Penerbitan PERSETUJUAN LAYAK OPERASI (PLO)

1 2 “Terhadap Instalasi yang digunakan


Kepala Teknik wajib mengajukan permohonan Kepala Inspeksi melakukan
untuk pemboran, keterangan hasil
penerbitan Persetujuan Layak Operasi kepada evaluasi terhadap permohonan Penelaahan Desain dapat digantikan
Kepala Inspeksi paling lama 60 hari kalender penerbitan Persetujuan Layak dengan manufacturing data record
setelah diterbitkannya keterangan basil Inspeksi Teknis atau Operasi yang diajukan oleh Kepala sertifikat Inspeksi Teknis yang dikeluarkan oleh pabrik
, dengan melampirkan:
- Keterangan hasil PD
Teknik dalam jangka waktu paling lama Pembuat”
- Keterangan hasil AR 10 hari kerja setelah dokumen
- Sertifikat penilaian RLA diterima secara lengkap
- Berita Acara Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan
“Instalasi yang akan diajukan untuk
- Keterangan hasil Inspeksi Teknis atau sertifikat Inspeksi Teknis mendapatkan Persetujuan Layak
peralatan dan instalasi
- Penetapan DTT untuk instlasi perairan Operasi, dapat berupa Instalasi yang
berdiri sendiri atau gabungan dari
4 3 Instalasi lainnya yang sejenis”
PLO memiliki masa berlaku: Kepala Inspeksi
Berdasarkan hasil evaluasi
❖ Paling lama 4 tahun dapat menerbitkan PLO atau menolak “Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha
❖ Berdasarkan hasil AR selama sisa umur layan permohonan penerbitan masih terpenuhi dapat mengoperasikan Instalasi
❖ Memiliki sisa umur layan kurang dari 8 tahun maka dan/atau paling lama sesuai batas
masa berlaku PLO ½ dari sisa umur layan umur layan desain”
INSTALASI SPBU
1. Pemegang Izin Usaha wajib melaksanakan Inspeksi Teknis terhadap Instalasi SPBU
• Pemegang Izin Usaha dalam melakukan Inspeksi Teknis harus memiliki tenaga ahli pelaksana Inspeksi
yang berkualifikasi dan berkompeten
• Dalam hal Pemegang Izin Usaha tidak memiliki tenaga ahli, pelaksanaan Inspeksi Teknis dilakukan oleh
Perusahaan Inspeksi yang ditunjuk oleh Kepala Teknik
2. Kepala Teknik bertanggung jawab membuat rencana inspeksi (inspection and test plan) dalam
melakukan pelaksanaan Inspeksi Teknis
3. Berdasarkan hasil Inspeksi Teknis, Kepala Teknik menerbitkan keterangan hasil Inspeksi Teknis atau
Perusahaan Inspeksi menerbitkan sertifikat Inspeksi Teknis
4. Kepala Teknik wajib menyampaikan keterangan hasil Inspeksi Teknis atau
sertifikat Inspeksi Teknis yang telah diterbitkan kepada Kepala Inspeksi
paling lama 60 hari kalender terhitung sejak tanggal penerbitan
keterangan hasil Inspeksi Teknis atau sertifikat Inspeksi Teknis
5. Dalam hal diperlukan, Kepala Inspeksi dapat melakukan Pemeriksaan
Keselamatan terhadap Instalasi SPBU dengan menugaskan Inspektur
Migas
INSTALASI PIPA PENYALUR
“Instalasi Pipa Penyalur pada Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi WAJIB dilakukan
Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan”

Instalasi Pipa Penyalur WAJIB dilengkapi dengan: Jenis Pipa Penyalur


- Sistem Pemantauan;
- Sistem Pencegahan; dan Pipa Alir Sumur Jarak minimum 4 meter
- Sistem Pengaman,
Pipa Transmisi Jarak minimum 9 meter
untuk dapat mengendalikan proses, mendeteksi dan
mencegah bahaya, serta sistem tanggap darurat dan Pipa Distribusi Pipa Transmisi Gas
WAJIB dituangkan dalam Penelaahan Desain dengan di darat wajib dipendam
mengacu pada Standar dan kaidah keteknikan yang baik 1 meter dari permukaan tanah

Instalasi Pipa Penyalur yang berada di darat WAJIB melewati sungai, danau atau rawa
memiliki Hak Lintas Pipa (Right Of Way). dipendam minimum 2 meter

“Kontraktor atau
Pemegang Izin Usaha WAJIB Penggelaran Instalasi Pipa
Dalam hal terdapat
WAJIB memastikan ketidaksesuaian terhadap
keselamatan atas Instalasi
dilakukan 1 Penyalur yang berada 2
ketentuan Instalasi Pipa
Pipa Penyalur yang ANALISIS dilepas pantai
Penyalur
terdapat kegiatan atau RISIKO
kepentingan lain”
ANALISIS RISIKO (AR) (1/2)

Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan


“Pelaksanaan penilaian Analisis Risiko
Penggelaran Instalasi Pipa Penyalur di lepas pantai
dilakukan oleh Lembaga Enjiniring yang
Pelaksanaan bukan merupakan perusahaan yang
Analisis sama dengan Perusahaan Inspeksi”
Risiko Tindak lanjut berita acara Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan

dilakukan
terhadap: Ketidaksesuaian terhadap jarak minimum dan pemendaman Pipa Penyalur
Hasil Analisis Risiko terhadap Tindak lanjut berita
acara Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan
Perubahan kondisi lingkungan pada Instalasi Keselamatan, Ketidaksesuaian terhadap jarak
minimum dan pemendaman Pipa Penyalur, dan
Perubahan kondisi lingkungan pada Instalasi paling
Hasil Analisis Risiko terhadap Inspeksi Hasil Analisis Risiko penggelaran sedikit memuat:
Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan Instalasi Pipa Penyalur di lepas pantai a. data desain;
paling sedikit memuat: paling sedikit memuat: b. daftar Instalasi dan/atau peralatan;
a. Daftar Instalasi dan/atau a. metode penggelaran dan proteksi c. Manajemen risiko;
peralatan; Instalasi Pipa Penyalur; d. Metode dan Teknik yang dipergunakan;
Manajemen risiko; b. system keselamatan dan keamanan; e. Pelaksana Analisis Risiko;
Metode dan Teknik yang c. system deteksi kebocoran; dan f. perhitungan kemampuan Instalasi
dipergunakan; d. penempatan rambu atau dan/atau peralatan; dan
b. Pelaksana Analisis Risiko; dan sarana g. Metode pelaksanaan inspeksi yang perlu
c. Rekomendasi interval dan bantu navigasi pelayaran.
metode dilakukan
inspeksi.
ANALISIS RISIKO (AR) (2/2)
Lembaga Enjiniring
Rekomendasi interval dan metode inspeksi pada
Kepala Perusahaan Badan Institusi
Persyaratan Pelaksana AR hasil Analisis Risiko merupakan acuan dalam
Teknik Enjiniring Layanan Akademis
Umum pelaksanaan Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan
memiliki tenaga ahli dengan Keselamatan yang dituangkan dalam rencana
kompetensi dan inspeksi (inspection and test plan)
kualifikasi sesuai Standar ✓ ✓ ✓ ✓
Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan
terhadap Instalasi dan/atau peralatan yang
Memiliki system manajemen mutu
yang tersertifikasi oleh lembaga ✓ ✓ ✓ ✓ dilaksanakan berdasarkan Analisis Risiko, Kepala
akreditasi Teknik wajib melaksanakan rekomendasi interval
Menggunakan perangkat lunak dan metode inspeksi hasil Analisis Risiko
✓ ✓ ✓ ✓
yang berlisensi
pemsahaan enjiniring berbadan
hukum Indonesia
dan memiliki surat kemampuan “Kepala Teknik w ajib
usaha penunjang minyak dan gas ✓ bumi menyampaikan la poran
- - -
paling rendah dengan
kategori bintang dua (**) sebagai hasil Analisis Risiko kepada
pemsahaan enjiniring dari Direktur
Jenderal
Kepala Inspeksi ”
Institusi akademis berbadan hukum
Indonesia dan memiliki akreditasi A - - - ✓
REKAYASA TERBALIK (REVERSE ENGINEERING/RE)
Lembaga Enjiniring

Kepala Perusahaan Badan Institusi


“Setiap Instalasi dan/atau peralatan yang tidak Persyaratan Pelaksana RE Enjiniring Layanan Akademis
Teknik
memiliki dokumen desain, wajib dilakukan Umum
rekayasa terbalik (reverse engineering)” memiliki tenaga ahli dengan
kompetensi dan
kualifikasi sesuai Standar ✓ ✓ ✓ ✓
Kompetensi Kerja Nasional
“Pelaksanaan penilaian rekayasa terbalik (reverse Indonesia
engineering) dilakukan oleh Lembaga Enjiniring Memiliki system manajemen mutu
yang bukan merupakan perusahaan yang sama yang tersertifikasi oleh lembaga ✓ ✓ ✓ ✓
akreditasi
dengan Perusahaan Inspeksi”
Menggunakan perangkat lunak
✓ ✓ ✓ ✓
yang berlisensi
pemsahaan enjiniring berbadan
hukum Indonesia
dan memiliki surat kemampuan
k n e a “Kepala Tekni
menyampaikan lapora ” usaha penunjang minyak dan gas
bumi paling rendah dengan - ✓ - -
rekayasa terbalik (revers kategori bintang dua (**) sebagai
pemsahaan enjiniring dari Direktur
engineering) kepad Jenderal
Kepala Inspeksi Institusi akademis berbadan hukum
Indonesia dan memiliki akreditasi A - - - ✓
PERPANJANGAN SISA UMUR LAYAN (1/2)
(Residual Life Assessment/RLA)
Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha dapat Penilaian perpanjangan sisa umur layan (residual life assessment) paling sedikit meliputi:
menggunakan Instalasi dan/atau peralatan yang a. Penelaahan dokumen teknis Instalasi dan/atau peralatan;
telah melewati batas umur layan desain dengan b. Penentuan mekanisme kerusakan;
melakukan penilaian perpanjangan sisa umur c. Penentuan lingkup inspeksi terhadap mekanisme kerusakan;
layan (residual life assessment) dan hasil penilaian d. Pemeriksaan bagian Instalasi dan/atau peralatan pemeriksaan uji tidak merusak sesuai lingkup Inspeksi;
dinyatakan dapat diperpanjang umur layannya e. Pemeriksaan uji merusak, apabila diperlukan;
sesuai dengan hasil analisis dengan mengutamakan f. Fitness for services atau metode lain sesuai dengan jenis Instalasi dan/atau peralatan;
faktor keselamatan. g. Penilaian risiko terhadap Instalasi dan/atau peralatan;
h. Penentuan sisa umur layan; dan
i. Penentuan metode dan interval inspeksi selama perpanjangan sisa umur layan (residual life assessment).

1 2

Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha dan/atau Lembaga Enjiniring yang melakukan penilaian
perpanjangan sisa umur layan (residual life assessment menerbitkan sertifikat penilaian
Kepala Teknik menyampaikan hasil penilaian perpanjangan sisa umur layan (residual life assessment) dan paling sedikit memuat:
perpanjangan sisa umur layan (residual life a. Nama pengguna dan pemilik Instalasi atau peralatan;
assessment) dan sertifikat penilaian b. Nama dan jenis Instalasi atau peralatan;
perpanjangan sisa umur layan c. Kondisi operasi yang direkomendasikan;
(residual life assessment) kepada Kepala Inspeksi. d. Perpanjangan umur layan (dalam bulan); dan
e. Metode dan interval inspeksi.

4 3
PERPANJANGAN SISA UMUR LAYAN (2/2)
(Residual Life Assessment/RLA)
Lembaga Enjiniring
“Pelaksanaan penilaian perpanjangan Persyaratan Pelaksana RLA Kepala Teknik
Perusahaan Badan Institusi
sisa umur layan (residual life Enjiniring Layanan Akademis
Umum
assessment) dilakukan oleh Lembaga
memiliki tenaga ahli dengan kompetensi dan
Enjiniring yang bukan merupakan
kualifikasi sesuai Standar ✓ ✓ ✓ ✓
perusahaan yang sama dengan Kompetensi Kerja Nasional
Perusahaan Inspeksi” Indonesia

“Kondisi operasi yang direkomendasikan Memiliki system manajemen


dan interval inspeksi menjadi acuan mutu yang tersertifikasi oleh ✓ ✓ ✓ ✓
dalam pelaksanaan Inspeksi Teknis dan lembaga akreditasi
Pemeriksaan Keselamatan yang Menggunakan perangkat lunak ✓ ✓ ✓ ✓
yang berlisensi
dituangkan dalam rencana inspeksi
pemsahaan enjiniring berbadan hukum Indonesia
(inspection and test plan)”
dan memiliki surat kemampuan
usaha penunjang minyak dan - ✓ - -
kategori
gas bumibintang dua (**)dengan
paling rendah sebagai pemsahaan enjiniring dari Direktur Jenderal

Institusi akademis berbadan


hukum Indonesia dan memiliki - - - ✓
akreditasi A
DAERAH TERBATAS DAN DAERAH TERLARANG

Daerah Terbatas adalah daerah dimana 1 Menteri melalui Kepala Inspeksi menetapkan setiap
kapal pihak ketiga yang tidak berkepentingan
dilarang membuang atau membongkar sauh, Daerah Terbatas dan Daerah Terlarang pada
Instalasi yang berada di daerah lepas
yang lebarnya tidak melebihi 1.250 meter
terhitung dari titik-titik terluar dari Daerah pantai secara tetap atau permanen.
Terlarang atau dari titik terluar pada instalasi
jika tidak terdapat Daerah Terlarang. 2 Kepala Teknik mengajukan permohonan
penetapan Daerah Terbatas dan Daerah
Daerah Terlarang adalah daerah dimana Terlarang dengan melampirkan paling sedikit:
orang, kapal, pesawat terbang dan Iain-lain a. Surat rekomendasi penetapan Daerah Terbatas
sejenisnya yang tidak berkepentingan dilarang dan Daerah Terlarang dari kementerian yang
memasukinya, yang lebarnya tidak melebihi 500 menyelenggarakan urusan pemerintahan di
meter, dihitung dari setiap titik terluar pada bidang perhubungan;
instalasi-instalasi, kapal-kapal dan/atau alat- b. Data teknis Instalasi; dan
alat lainnya di sekeliling instalasi-instalasi,
c. Data koordinat Instalasi.
kapal-kapal dan/atau alat-alat lainnya yang
terdapat di daerah lepas pantai.
SANKSI
“Dalam hal terjadi sesuatu kejadian yang menyebabkan Instalasi dan/atau peralatan menjadi tidak layak
dioperasikan, Direktur Jenderal melalui Kepala Inspeksi melakukan pencabutan Persetujuan Layak Operasi”
Kontraktor dan Pemegang Izin Usaha yang melakukan pelanggaran:
1. Teguran tertulis diberikan oleh Direktur Jenderal melalui Kepala Inspeksi kepada Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha.
2. Dalam hal Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha tidak menindaklanjuti hahhal pada teguran tertulis pada butir 1 dalam jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari kalender, Direktur Jenderal melalui Kepala Inspeksi melakukan:
a. Penghentian sementara pengoperasian Instalasi dan/atau peralatan untuk sementara waktu; dan/atau
b. Pembatalan penetapan Kepala Teknik
3. Dalam hal Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha tidak melaksanakan sanksi berupa penghentian sementara pengoperasian Instalasi dan/atau peralatan
untuk sementara waktu pada butir 2 dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender, Direktur Jenderal melalui Kepala Inspeksi melakukan:
a. Pencabutan Persetujuan Layak Operasi; dan/atau
b. Pembatalan penetapan Kepala Teknik

Perusahaan Inspeksi dan Lembaga Enjiniring yang melakukan pelanggaran:


1. Teguran tertulis diberikan oleh Direktur Jenderal melalui Kepala Inspeksi kepada Perusahaan Inspeksi dan Lembaga
Enjiniring.
2. Dalam hal Perusahaan Inspeksi dan Lembaga Enjiniring, tidak menindaklanjuti hal-hal pada teguran tertulis pada butir 1
dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari kerja, Direktur Jenderal mencabut:
a. Surat pengesahan Perusahaan Inspeksi; dan/atau
b. Surat kemampuan usaha penunjang untuk perusahaan enjiniring.
3. Dalam hal teguran tertulis pada butir 1 sudah diberikan sebanyak 3 (tiga) kali secara kumulatif dan/atau Perusahaan
Inspeksi dan Lembaga Enjiniring yang melakukan kelalaian sehingga menyebabkan kecelakaan fatal, Direktur Jenderal
mencabut:
a. Surat pengesahan Perusahaan Inspeksi; dan/atau
b. Surat kemampuan usaha penunjang untuk perusahaan enjiniring.
4. Perusahaan Inspeksi yang dilakukan pencabutan surat pengesahan sebagaimana dimaksud pada Butir 2 dan 3, tidak dapat
mengajukan surat pengesahan Perusahaan Inspeksi selama 1 (satu) tahun terhitung dari pencabutan surat
KETENTUAN LAIN-LAIN
❖ Biaya yang ditimbulkan dalam pelaksanaan Penelaahan Desain,
Ketentuan mengenai:
Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan, Analisis Risiko, rekayasa
terbalik (reverse engineering) dan penilaian perpanjangan sisa umur
a. Tata cara pengajuan Kepala Teknik dan wakil Kepala Teknik;
layan (residual life assessment), menjadi tanggung jawab Kontraktor b. Mekanisme Penelaahan Desain;
atau Pemegang Izin Usaha. c. Mekanisme pengesahan Perusahaan Inspeksi;
❖ Persetujuan Layak Operasi dapat diberikan kepada perusahaan d. Mekanisme Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan;
usaha penunjang pemegang surat kemampuan usaha penunjang e. Mekanisme Analisis Risiko dan rekayasa terbalik (reverse
Minyak dan Gas Bumi yang memiliki dan mengoperasikan Instalasi. f. engineering);
❖ Persetujuan Layak Operasi dapat diberikan kepada badan usaha g. Mekanisme perpanjangan sisa umur layan (residual life
yang mendapatkan persetujuan dari Direktur Jenderal untuk h. assessment);
pembangunan dan pengoperasian Instalasi untuk kepentingan
i. Mekanisme Daerah Terbatas dan Daerah Terlarang; dan
sendiri.
j. Tata cara pelaporan Keselamatan Migas,
❖ Untuk mendapatkan Persetujuan Layak Operasi, perusahaan usaha
penunjang atau badan usaha mengikuti ketentuan dalam Peraturan ditetapkan oleh Kepala Inspeksi.
Menteri ini.
❖ Permohonan perusahaan usaha penunjang atau badan usaha untuk
mendapatkan Persetujuan Layak Operasi, diajukan oleh direksi “Terhadap peralatan pencegah semburan liar yang
perusahaan usaha penunjang atau badan usaha kepada Kepala
Inspeksi.
menjadi bagian alat pengaman, diterbitkan certificate
❖ Persetujuan Layak Operasi tidak diwajibkan untuk Instalasi SPBU of conformance dan wajib dilakukan Pemeriksaan
❖ Terhadap peralatan pesawat angkat yang dimiliki oleh perusahaan Keselamatan pada saat uji tekan”
usaha penunjang pemegang surat kemampuan usaha penunjang
Minyak dan Gas Bumi mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteri
ini. “Terhadap sistem alat ukur serah terima pada saat
❖ Pengoperasian peralatan pesawat angkat dan pemberian Persetujuan unjuk kerja akurasi wajib dilakukan Pemeriksaan
Layak Operasi kepada perusahaan usaha penunjang tidak
menghilangkan tanggung jawab Kontraktor atau Pemegang Izin Keselamatan”
Usaha.
KETENTUAN PERALIHAN
❖ Persetujuan Layak Operasi, sertifikat kelayakan penggunaan Instalasi, izin penggunaan dan/atau sertifikat kelayakan
konstruksi anjungan lepas pantai (platform) yang telah diterbitkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, dinyatakan
tetap berlaku sampai masa berlakunya berakhir.
❖ Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan yang telah memiliki rencana inspeksi dan telah disepakati oleh semua pihak
sampai dengan tahap permohonan Persetujuan Layak Operasi yang diajukan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,
tetap dapat dilanjutkan prosesnya dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan.
❖ Penisahaan Inspeksi yang belum memiliki surat pengesahan Perusahaan Inspeksi, tetap dapat melaksanakan Inspeksi
Teknis dan wajib memiliki surat pengesahan Perusahaan Inspeksi paling lama 3 (tiga) bulan setelah Peraturan Menteri
ini diundangkan.
“Kepala Teknik dan/atau Wakil Kepala Teknik yang telah ditetapkan dan belum memiliki kompetensi di bidang pengawasan
Keselamatan Migas, dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun wajib memiliki kompetensi sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Menteri ini”

PENUTUP
❖ Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997 tentang Keselamatan Kerja Pipa Penyalur
Minyak dan Gas Bumi; dan
❖ Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2018 tentang Pemeriksaan Keselamatan
Instalasidan Peralatan pada Kegiatan Usaha Minyak dan GasBumi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
356),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pelaksanaan
Overview pemeriksaan
Permen ESDM instalasi
No 32 Tahun 2021dan(1/3)
peralatan
PENELAAHAN DESAIN INSPEKSI TEKNIS PEMERIKSAAN KESELAMATAN

WHAT Instalasi migas ▪



Instalasi migas
Peralatan


Instalasi migas
Peralatan

• akan dipasang atau dibangun; sedang dibuat, • akan dipasang atau dibangun; sedang dibuat,
dipasang atau dibangun; telah dibuat, dipasang atau dipasang atau dibangun; telah dibuat, dipasang atau
dibangun; dan/atau telah beroperasi. dibangun; dan/atau telah beroperasi.

WHEN ▪ Instalasi yang akan dibangun atau


dilakukan perubahan
• sewaktu-waktu (dalam hal diperlukan)
• saat performance test
• sewaktu-waktu (dalam hal diperlukan)
• saat performance test
• Untuk yang telah operasi → secara berkala berdasarkan :
• Untuk yang telah operasi → secara berkala
jangka waktu tertentu; atau hasil
berdasarkan : jangka waktu tertentu; atau hasil
Analisis Risiko. Analisis Risiko.

▪ Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha di ▪ Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha di ▪ Kepala Inspeksi;dan/ atau

WHO bawah tanggung jawab Kepala Teknik;


atau
bawah tanggung jawab Katek, di mana
Katek membuat ITP; atau
▪ Inspektur Migas

▪ Lembaga Enjiniring (yang ditunjuk Katek) ▪ Perusahaan Inspeksi (yang ditunjuk Katek)

• kesesuaian penggunaan Standar; Kegiatan yang dilakukan secara langsung Inspeksi terhadap Keselamatan Migas dan
• manajemen risiko;
meliputi pemeriksaan dokumen, keteknikan atas dipenuhinya ketentuan pemeriksaan fisik,
• dokumen lingkungan;
• spesifikasi teknis;
dan pengujian peraturan perundang-undangan, standar,
HOW • penerapan kaidah keteknikan yang baik; dan
• pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dalam negeri.
peralatan dan/atau Instalasi mengacu
pada ketentuan peraturan perundang-
dan kaidah keteknikan yang baik dan
pengawasan dalam rangka pelaksanaan yang baik.
kemampuan rekayasa, dan rancang bangun undangan,standar,dan kaidah keteknikan Inspeksi Teknis pada Kegiatan Usaha
Migas.

▪ Berita Acara Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan ▪ Berita Acara Inspeksi Teknis dan
Keterangan Hasil Penelaahan Desain (dari Keselamatan
OUTPUT ▪ Keterangan Hasil Inspeksi Teknis (dari Kepala Pemeriksaan Keselamatan
Kepala Teknik / Lembaga Engineering) ▪ Persetujuan Layak Operasi (Ditjen
Teknik); atau
Migas)
▪ Sertifikat Inspeksi Teknis (dari Perusahaan
Inspeksi)
Overview Permen ESDM No 32 Tahun 2021 (2/3)
ANALISIS RISIKO

WHAT
Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan/atau peralatan yang telah beroperasi secara berkala berdasarkan: hasil Analisis Risiko (RBI); Penggelaran Instalasi
Pipa Penyalur di lepas pantai; Tindak lanjut berita acara Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan; Ketidaksesuaian sebagaimana dalam Pasal 35; dan perubahan kondisi
lingkungan pada Instalasi

WHEN Berdasarkan pilihan BU/BUT(RBI); Penggelaran Instalasi Pipa Penyalur di lepas pantai; Tindak lanjut berita acara Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan; Ketidaksesuaian sebagaimana
dalam Pasal 35; dan perubahan kondisi lingkungan pada Instalasi

WHO Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha di bawah tanggung jawab Kepala Teknik; atau Lembaga Enjiniring (yang ditunjuk Katek)

Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan Keselamatan Penggelaran Instalasi Pipa Penyalur di lepas pantai : Tindak lanjut berita acara Inspeksi Teknis dan Pemeriksaan
Instalasi dan/atau peralatan yang telah beroperasi • metode penggelaran dan proteksi Instalasi Keselamatan; Ketidaksesuaian sebagaimana dalam Pasal
secara berkala berdasarkan: hasil Analisis Risiko Pipa Penyalur; 35; dan perubahan kondisi lingkungan pada Instalasi :
(RBI) : • sistem keselamatan dan keamanan; • data desain;
• daftar Instalasi dan/atau peralatan; • sistem deteksi kebocoran; dan • daftar Instalasi dan/atau peralatan;
• manajemen risiko; • penempatan rambu atau sarana bantu navigasi • manajemen risiko;
HOW • metode dan teknik yang dipergunakan;
• pelaksana Analisis Risiko; dan
pelayaran.
metode dan
•• pelaksana teknik
Analisis yang dipergunakan;
Risiko;
• rekomendasi interval dan metode inspeksi • perhitungan kemampuan Instalasi dan/atau peralatan; dan
(sebagai acuan dalam pelaksanaan Inspeksi Teknis • metode pelaksanaan inspeksi yang perlu dilakukan
dan Pemeriksaan Keselamatan yang dituangkan
dalam rencana inspeksi (inspection and test plan)

Laporan Hasil Analisis Risiko (dari Kepala Teknik / Lembaga Engineering)


OUTPUT
Overview Permen ESDM No 32 Tahun 2021 (3/3)
REKAYASA TERBALIK (REVERSE ENGINEERING) PERPANJANGAN SISA UMUR LAYAN (RLA)

▪ Instalasi migas ▪ Instalasi migas


WHAT ▪ Peralatan ▪ Peralatan

WHEN Instalasi dan/atau peralatan yang tidak memiliki dokumen desain Instalasi dan/atau peralatan yang telah melewati batas umur layan desain

▪ Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha di bawah tanggung jawab ▪ Kontraktor atau Pemegang Izin Usaha di bawah tanggung jawab
WHO Kepala Teknik; atau
▪ Lembaga Enjiniring (yang ditunjuk Katek)
Kepala Teknik; atau
▪ Lembaga Enjiniring (yang ditunjuk Katek)

• penelaahan dokumen teknis Instalasi dan/atau peralatan;


• penentuan mekanisme kerusakan;
• penentuan lingkup inspeksi terhadap mekanisme kerusakan;
• pemeriksaan bagian Instalasi dan/atau peralatan;
• pemeriksaan uji tidak merusak sesuai lingkup Inspeksi;

HOW • pemeriksaan uji merusak,apabila diperlukan;


• fitness for services atau metode lain sesuai dengan jenis Instalasi dan/atau
peralatan;
• penilaian risiko terhadap Instalasi dan/atau peralatan;
• penentuan sisa umur layan; dan
• penentuan metode dan interval inspeksi selama perpanjangan sisa umur
layan (residual life assessment).

Laporan Rekayasa Terbalik (Reverse Engineering) (dari Kepala Teknik / Lembaga sertihkat penilaian perpanjangan sisa umur layan / residual life
OUTPUT Engineering) assessment (dari Kepala Teknik / Lembaga Engineering)
SAFETY MIGAS WRAPPING UP

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 55 23/06/20


SAFETY MIGAS WRAPPING UP

M-04-SAFETY MIGAS-ALL Programs-STS Rev.10/20 56 23/06/20


Sofyan !!! “Ingatlah, Menciptakan dan Memerintah Hanyalah Hak ALLAH, Maha Suci Allah, Tuhan Semesta Alam” (QS. 7: 54)
“ Inna Robbukullohullaji Holaqosy Syamawati Wal Ardo, Fi Sittati Ayyamin, Summa Astawa Alal Arsy, Yufsil Laila Annaharo yath Lubuhu Hasisya.
M-04-SAFETY MIGAS-ALL
Wasysyamsya, Walqomaro,Programs-STS Rev.10/20
Wannuzuma,Musahhoroti Bi Amrih, 57
Ala Lahu Al Halqu Wala Al Amru. Tabarokallohu Robbul Alamin. ” 23/06/20

Anda mungkin juga menyukai