Anda di halaman 1dari 10

Nama : Amanda Febika Ramadhan

NIM : 2018116071
MK : Teori Ekonomi Makro
Dosen : Bpk. H Miswan, S.E, MSi

1. Diketahui :
C = 30 + 0,8Yd MS = 200 L1 = 20 + 0,2 Y
I = 154 -1200r G = 130 L2 = 100 – 600r
M = 30 + 0,1Y X = 120
Tx = 25 + 0,125y Tr = 20
Ditanya :
a) Fungsi Keseimbangan Pasar Barang (IS) dan Pasar Uang (LM)
b) Tingkat suku bunga (r), pendapatan nasional (Y) dlm keseimbangan internal IS & LM
c) Pada keseimbangan internal berapa pendapatan (Y), Pajak (Tx), Pendapatan Disposible
(Yd), Konsumsi (C), Saving (S), Investasi (I) dan permintaan uang (L1) dan (L2)
d) Jika Capital out flow (F) = 50-600r, apakah BOP surplus atau deficit. Jelaskan ?
e) Jika peemerintah menambah (G) dari $130 menjadi $170 dan menambah (MS) dari
$200 menjadi $208, berapa ( r) dan (Y) dalam pendapatan nasional. Apresiasi dlm grafis

Jawaban :

a) Y = C + I +G + X – M
Y = 30 + 0,8 (Y- 25 - 0,125y + 20) + 154 -1200r + 130 +120 – 30 + 0,1Y
Y = 30 + 0,8Y – 20 – 0,1y +16 +154 -1200r + 130 +120 – 30 + 0,1Y
Y- 0,8Y + 0,1Y – 0,1Y = 400 – 1200r
0,4Y = 400 - 1200r
Y = 400 -1200r = 1000 – 3000r …… (1) Fungsi Keseimbangan Pasar Barang (IS)
0,4
Y = 0, maka 1000 – 3000r = 0
Y = 1000 – 3000r
r = 1000 / 3000 = 0,33 → (33%)
Keseimbangan Pasar Uang (LM)
MD = MS
L1 + L2 = MS
20 + 0,2Y + 100 – 600r = 200
0,2Y = 200 – 20 -100+600r
0,2Y = 80 + 600r
Y = 400 + 3000r …… (2) Fungsi Keseimbangan Pasar Uang (LM)
b) Keseimbangan IS = LM
1000 – 3000r = 400 + 3000r
1000 – 400 = 3000r + 3000r
600 = 6000r
r = 0,1→ (10%)
Y = 1000 – 3000 (0,1) = 700
Maka, r = 10% dan Y = 700
Secara Grafik :

c) Keseimbangan Internal
• Y = 1000 – 3000 (0,1) = 700
• Tx = 25 + 0,125 (700) = 112.5
• Yd = 700 – 112,5 + 20 = 607,5
• C = 30 + 0,8 (607,5) = 516
• S = -a + (1-b) Yd atau S = Yd - C
S = -30 + 0,2 (607,5) = 91,5 S = 607,5 – 516 = 91,5
• I = 154 – 1200 (0,1) = 34
• S + Tx + M = I + G + Tr + X
91,5 + 112,5 + 100 = 34 + 130 + 20 + 120
304 = 304 …… (Terbukti)
• L1= 20 + 0,2 (700) = 160
• L2 = 100 – 600 (0,1) = 40
d) Fungsi Capital Out Flow
• F = 50 – 600r
F = 50 – 600 (0,1) = -10
• M = 30 + 0,1(700) = 100
• BOP = X – M – F = 120 – 100 – (-10) = 30….Karena BOP (+) maka = Surplus
e) Jika MS naik dari $200 menjadi $208, maka keseimbangan LM menjadi, MD = MS

L1 + L2 = MS
20 + 0,2Y + 100 – 600r = 208
0,2Y = 88 + 600r
Y = 440 +3000r …… Persamaan LM yang baru
Keseimbangan baru IS = LM1
1000 – 3000r = 440 + 3000r
1000 – 440 = 3000r + 3000r
r = 560 / 6000 = 0,093 → (9%)
Y = 440 + 3000 (0,09) = 710
Keseimbangan baru r = 9% dan Y = 710
Grafik :

Jika pemerintah menambah (G) dari $130 menjadi $170, maka


Y = 400 – 1200r + 40
0,4
Y = 440 -1200r → Y = 1100 – 3000r …. Persamaan IS yang baru
0,4
Keseimbangan IS = LM
1100 – 3000r = 440 + 3000r
1100 – 440 = 3000r + 3000r
660 = 6000r
r = 0,11 → (11%)
Y = 440 + 3000 (0,11) = 770
Sehingga r = 11% dan Y = 770
Grafik :
2. a) Kebijakan Moneter Ekspansif : Kebijakan moneter yang diambil oleh pemerintah guna
menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Kebijakan dilaksanakan saat terjadi
depresi ekonomi / Deflasi (kenaikan nilai mata uang).

Tujuan → Menjaga Stabilitas Harga, Ekonomi, Meningkatkan kesempatan kerja.

Kebijakan Fiskal : Kebijakan yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi


ekonomi dengan menyesuaikan tingkat pendapatan dan pengeluaran

Jenis Kebijakan Fiskal :

1. Kebijakan Fiskal Ekspansif : Dirancang untuk merangsang ekonomi, paling sering


digunakan selama masa resesi, saat-saat pengangguran tinggi atau periode siklus bisnis
rendah. Dimana mengharuskan pemerintah lebih banyak membelanjakan uang dan
menurunkan pajak.
2. Kebijakan Fiskal Kontraksional : Digunakan untuk memperlambat pertumbuhan
ekonomi saat inflasi tumbuh terlalu cepat. Pemerintah harus meningkatkan pajak dan
memotong pengeluaran.

b) Tight Money Policy (Kebijakan Uang Ketat) : Dimana kebijakan moneter ini diambil oleh
Bank Sentral dengan tujuan agar uang yang beredar di masyarakat berkurang. Hal ini dapat
menaikkan cadangan kas, suku bunga atau membatasi kredit. Kebijakan ini diambil saat
terjadi Deflasi.

c) Capital Inflow (Aliran Modal Masuk) adalah fenomena aliran modal asing yang masuk ke
suatu negara dan Capital Outflow (Aliran Modal Keluar) adalah fenomena aliran modal
asing yang keluar dari suatu negara. Dimana pada negara berkembang seperti Asia dan
Amerika Latin contohnya, aliran mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
Harga Properti, Kredit Perbankan dan Pertumbuhan Suplai Uang Riil. Negara dengan pasar
terbuka akan mendorong peningkatan Capital Inflow tetapi juga meningkatkan potensi
pembalikan arus modal besar-besaran.

d) Crowding Out adalah menurunnya dampak dari pengeluaran outonomous (kebijakan fiscal)
karena mengakibatkan tingkat bunga naik sehingga pengeluaran investasi swasta maenurun.
Terjadi ketika kebijakan fiscal ekspansif menyebabkan suku bunga meningkat, sehingga
mengurangi investasi. Crowding Out terjadi karena penambahan pengeluaran pemerintah
yang didapatkan dengan cara pemberlakuan kebijakan fiscal sehingga efeknya menjadi nol,
karena penambahan pengeluaran pemerintah dibarengi dengan penurunan investasi swasta.

3. a) Y = C + I + G + X – M

C = C0 + b.Yd atau C = C0 + b (Y-T)

Dampak langsung dari pungutan pajak (Tx) adalah pendapatan disposable (Yd). Ketika
pungutan pajak dinaikkan maka pendapatan disposable relative akan turun. Dengan
menurunnya pendapatan disposable maka konsumsi akan relative turun. Turunnya konsumsi
(C) akan berdampak kepada turunnya pendapatan nasional (Y). Dan jika pungutan pajak
diturunkan maka pendapatan disposable akan meningkat, sehingga konsumsi akan relative
naik dan pendapatan nasional akan meningkat.

b) Penerapan kebijakan tarif dapat mempengaruhi perekonomian melalui dampaknya terhadap


penerimaan ekspor dengan persamaan identitas : Y = C + I + G + X – M

Bahwa nilai ekspor bersih (X-M) merupakan bagian dari pendapatan nasional (Y), karena
akan menginjeksi pendapatan nasional. Arus ekspor diharapkan lebih besar dari impor atau
posisi surplus pada neraca perdagangan. Upaya pemerintah untuk mengembangkan ekspor
dapat diketahui melalui neraca perdagangan yang terdapat dalam neraca pembayaran.
Apabila ekspor lebih besar daripada impor (X>M) maka terdapat selisih bersih positif /
surplus. Demikian juga sebaliknya apabila ekspor lebih kecil daripada impor (X<M) maka
yang terjadi adalah selisih negatif / defisit. Tarif yang dikenakan pemerintah pada dasarnya
diberlakukan untuk mencapai surplus melalui peningkatan nilai ekspor dan pengurangan nilai
impor.

c) Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun membutuhkan dana besar
untuk membiayai pembangunan. Selain berusaha untuk mendapat dana dari dalam negeri,
dana investasi dari luar negeri di luar pinjaman pemerintah sangat diupayakan. Penanaman
Modal Asing (PMA) akan mempunyai dampak positif terhadap perekonomian di negara-
negara penerima, yaitu melelui transfer modal secara langsung, teknologi, kemampuan
manajerial atau yang berkaitan erat dengan masalah efisiensi produksi serta memiliki dampak
yang tidak langsung. Dengan adanya peningkatan dalam investasi asing langsung (PMA)
tersebut bagi sebuah negara dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya. FDI dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik melalui pembentukan kapital dan transfer
teknologi juga dalam peningkatan tingkat pengetahuan keterampilan tenaga kerja dan
kemahirannya.
Dampaknya terhadap perekenomian :
✓ Praktik eksploitasi oleh perusahaan asing yang notabenenya berasal dari negara maju
terhadap negara host country yang merupakan negara berkembang dan terbelakang.
Eksploitasi dapat terjadi melalui pemberian upah buruh yang murah, upah sumber daya
manusia lokal lebih murah daripada dari penanam modal, pengerukan sumber daya alam
yang berlimpah yang memberikan banyak keuntungan penanam modal. Hal ini sangat
merugikan secara nasional, dan menciptakan ketergantungan pasar bagi masyarakat di
negara host country. Dikarenakan semua kebijakan dikelola dan ditentukan oleh
penanam modal, sementara masyarakat di host country hanya sebagai penikmat.
✓ Banyaknya perusahaan asing melakukan penggabungan atau merger, terhadap
perusahaan lokal bahkan beberapa saham BUMN telah dijual ke perusahaan asing
sehingga dapat menimbulkan monopoli harga, contoh saham yang telah dijual ke
perusahaan asing adalah PT Asuransi Jasa Indonesia, Krakatau Steel, Sarana Karya, PTB
Inka, BNI Persero, PT Dirgantara Industri. Pada saat ini tercatat sudah 85% saham
BUMN yang telah di jual ke negara asing.
✓ Perusahaan asing akan menguasai pasar lokal, sehingga dikhawatirkan produk dalam
negeri tidak mampu bersaing dengan produk asing dan kehilangan pasar lokal.
d) Suku bunga Indonesia yang naik dan berbanding sedikit dengan AS akan mengakibatkan para
investor asing akan melakukan penarikan dana (capital outflow), dimana para investor akan
lebih tertarik menginvestasikan dananya di AS dibandingkan dengan Indonesia.

4. a) Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi kecenderungan
kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang Panjang (kontinu)
disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.

Penyebab Inflasi yang menghambat pertumbuhan ekonomi :

1) Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)


Hal ini disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/jasa tertentu
dimana peningkatan permintaan jenis ini terjadi secara menyeluruh (agregat demand).
Faktornya :
- Meningkatnya belanja pemerintah
- Meningkatnya permintaan barang untuk di eskpor
- Meningkatnya permintaan barang untuk swasta
2) Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)
Peningkatan biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku, misalnya :
- Naiknya harga Bahan Bakar (BBM)
- Naiknya upah buruh
3) Tingginya Peredaran Uang
Hal ini terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang
dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap, sedangkan uang yang beredar meningkat 2x
lipat maka terjadi kenaikan harga-harga mencapai 100%.

Penyebab Inflasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi :

• Utang Nasional ketika utang negara meningkat, pemerintah memiliki 2 pilihan:


mereka dapat menaikkan pajak atau mencetak lebih banyak uang untuk melunasi utang.
Kenaikan pajak akan menyebabkan bisnis bereaksi dengan menaikkan harga untuk
mengimbangi peningkatan tarif pajak perusahaan. Jika pemerintah mencetak lebih
banyak uang akan langsung mengarah pada peningkatan jumlah uang beredar, yang
pada gilirannya akan menyebabkan devaluasi mata uang dan kenaikan harga.

• Cost-Push Effect, Faktor lain dalam menaikkan harga barang dan jasa
konsumen dijelaskan oleh teori ekonomi yang dikenal sebagai efek dorongan biaya.
Pada dasarnya, teori ini menyatakan bahwa ketika perusahaan dihadapkan dengan
peningkatan biaya input seperti barang mentah dan upah, mereka akan
mempertahankan profitabilitas mereka dengan memberikan peningkatan biaya
produksi ke konsumen dalam bentuk harga yang lebih tinggi.
• Nilai Tukar Mata Uang
Ketika nilai tukar mata uang begitu banyak sehingga mata uang negara kita
menjadi kurang berharga dibandingkan dengan mata uang asing, hal ini membuat
barang dan barang asing menjadi lebih mahal bagi konsumen dalam negeri. Sementara
secara bersamaan membuat barang, jasa, dan ekspor ke luar negeri menjadi lebih murah
untuk konsumen di luar negeri.
Perbedaan nilai tukar antara ekonomi dalam negeri dan mitra dagang luar negeri dapat
mendorong penjualan dan profitabilitas perusahaan-perusahaan lokal. Hal ini akan
meningkatkan profitabilitas dan daya saing mereka di pasar luar negeri. Tetapi juga
memiliki efek simultan dalam membuat barang-barang impor menjadi lebih mahal bagi
konsumen di dalam negeri.
b) Karena pertumbuhan ekonomi, inflasi dan pengangguran merupakan 3 indikator
dalam ekonomi makro. Keterkaitan tingkat inflasi mempunyai hubungan positif atau
negative terhadap jumlah pengangguran. Apabila tingkat inflasi yang dihitung adalah
inflasi yang terjadi pada harga-harga secara umum, maka tingginya tingkat inflasi yang
terjadi akan berakibat pada tingginya tingkat bunga sehingga akan mengurangi
investasi untuk mengembangkan sector-sektor yang produktif. Hal ini berpengaruh
pada jumlah pengangguran yang tinggi karena rendahnya kesempatan kerja sebagai
akibat dari rendahnya investasi. Hubungan negative antara pertumbuhan ekonomi
dengan pengangguran disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang meningkat
memberikan peluang kerja baru/ memberikan kesempatan kerja dan berorientasi padat
karya sehingga pertumbuhan ekonomi mengurangi jumlah pengangguran.

c) Tingkat keberhasilan kesejahteraan masyarakat diukur dari pertumbuhan


ekonomi yakni perubahan pendapatan nasional riil dalam waktu panjang. Pendapatan
nasional riil ini menunjukkan output secara keseluruhan dari barang-barang jadi serta
jasa suatu negara. Jika pendapatan nasional riilnya naik daripada periode sebelumnya.
Tingkat keberhasilan ini tidak juga luput dari masalah pengangguran. Besarnya angka
pengangguran mengakibatkan dampak yang besar bagi negara karena dari hal itulah
maka dapat disimpulkan perekonomian di wilayah tersebut lemah/miskin.

5. a) IS → Tingkat suku bunga naik maka investasi akan turun. Perubahan investasi akan
menimbulkan perubahan dalam perbelanjaan agregat dan keseimbangan pendapatan
nasional. ∆r → ∆I → ∆AE → ∆Y
LM → Ketika suku bunga turun maka aktivitas konsumsi dan investasi meningkat sehingga
menaikkan total jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan dalam perekonomian meningkat
(Agregat Demand – AD), sehingga permintaan terhadap uang (Liquidity Preference) juga
meningkat. Keseimbangan akan didapatkan jika ada kenaikan terhadap permintaan uang
dan diikuti oleh kenaikan bank reserve serta jumlah uang beredar.

b) Perubahan Kurva IS : Jika pemerintah (G) meningkat, maka IS akan bergeser ke sebelah
kanan dari posisi IS menuju IS1, dan begitu juga dengan keseimbangan (E) akan bergeser
dari E menuju E1. Sebaliknya, jika pemerintah (G) menurun, maka IS akan bergeser ke
sebelah kiri dari posisi IS1 menuju IS, begitu juga dengan keseimbangan (E) akan bergeser
dari E1 menuju E.
Grafik Perubahan Kurva IS :

Perubahan Kurva LM : Jika jumlah uang yang beredar (MS) meningkat atau pemerintah
melakukan ekspansi moneter, maka kurva LM akan bergeser ke sebelah kanan dari posisi
LM menuju ke LM1, begitu juga dengan keseimbangan (E) akan bergeser dari E menuju
E1. Sebaliknya jika pemerintah mengurangi jumlah uang yang beredar (Tight Money
Policy), maka kurva LM akan bergeser ke sebelah kiri dari posisi LM1 menuju LM, dan
keseimbanan (E) bergeser dari E1 menuju E.

Grafik Perubahan Kurva LM :

Anda mungkin juga menyukai