Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

PATOFISIOLOGI
GAGAL HATI

Dosen Pengampu :
Apt. Rangki Astiani, S.Farm, M.Farm(klin)

Disusun oleh :
Kelompok 7
Muhammad Abyaz Dampang (2243080015)
Ezra Alvira Setiawan (2243080024)
Wahyu Setya Wibawa (2243080030)
Najmah Fairuza (2243080032)
Rachel Ayu Nastiti (2243080035)
Petra Agita (2243080036)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2023
Pertanyaan Dari Masing-masing Kelompok:
Kelompok 1 : Bagaimana cara mendeteksi kelainan pada hati?
Jawaban:
- Aspartat Transaminase (AST). AST adalah enzim yang membantu metabolisme asam
amino. Peningkatan kadar AST dapat mengindikasikan kerusakan hati, penyakit atau
kerusakan otot.
- Albumin dan Protein Total. Kadar albumin dan protein total yang lebih rendah dari
normal dapat mengindikasikan kerusakan atau penyakit hati.
- Bilirubin. Bilirubin adalah zat yang diproduksi selama pemecahan normal sel darah
merah. Peningkatan kadar bilirubin (ikterus) mungkin mengindikasikan kerusakan
hati atau penyakit atau jenis anemia tertentu
- Protrombin Time (PT). PT adalah waktu yang dibutuhkan darah untuk membeku.
Pada beberapa kasus, peningkatan PT dapat mengindikasikan kerusakan hati.

Kelompok 2 : Apakah orang yg mendonorkan hati apakah akan kekurangan stamina


penurunan kondisi fisik?
Jawaban:
Menurut beragam penelitian, usai didonorkan sebagian jaringannya, sel hati bisa
kembali meregenerasi dirinya sendiri cukup dalam beberapa minggu saja (berkisar 2
minggu) hingga kembali ke ukuran dan fungsinya semula. Jadi, penurunan stamina
dan kondisi fisik sehabis mendonorkan hati semestinya bisa dicegah. Namun
memang, usai mendonorkan hatinya, dalam beberapa minggu pertama, pendonor
perlu beristirahat lebih banyak, mengatur pola makan dan aktifitasnya dengan baik,
sehingga ukuran dan fungsi sel hatinya pulih untuk mencegah risiko efek samping
yang berbahaya.

Kelompok 3 : Penyakit hati, dimana hati gagal untuk memproduksi atau mengeluarkan
cairan empedu dalam tubuh itu seperti apa?
Jawaban:
Sirosis bilier primer adalah sejenis penyakit hati yang terjadi dalam jangka panjang
dan termasuk langka. Penyakit ini merusak saluran empedu di hati dan membuat
aliran cairan empedu terganggu. Namun, jika terjadi gangguan pada hati yang
menghambat aliran empedu, beberapa gejala yang mungkin terjadi adalah:
1. Kuning pada kulit dan mata (jaundice)
2. Urin yang gelap
3. Feses yang pucat
4. Gatal-gatal (pruritus)
5. Perut yang membesar atau nyeri perut
Kelompok 4 : Apakah gagal hati bisa terjadi pada anak anak? Bagaimana cara
mengobatinya?
Jawaban:
Menurut sebuah studi yang dilansir oleh National Institutes of Health, gagal hati akut
adalah kondisi langka sangat serius yang bisa terjadi pada anak yang sebelumnya
sehat. Berbeda dengan penyakit hati lain yang biasanya berkembang perlahan dalam
jangka waktu lama, gagal hati akut pada anak justru bertambah parah dalam hitungan
hari atau minggu saja. Semakin cepat ditemukan penyebab gagal hati pada anak,
ternyata akan semakin besar pula peluang untuk menghentikan terjadinya kerusakan
yang lebih parah. Namun, seperti diungkap dalam laman Children’s Hospital of
Pittsburgh, sebagian besar anak penderita gagal hati akut harus menjalankan prosedur
transplantasi hati agar fungsinya bisa kembali normal.

Kelompok 5 : Apakah gagal hati dapat diwarisi secara genetik, jika iya apakah yg harus
diperhatikan pada faktor genetik ini?
Jawaban:
Ya, gagal hati dapat memiliki faktor genetik atau dapat diwarisi secara genetik.
Beberapa jenis gangguan hati yang mengakibatkan gagal hati dapat memiliki
komponen genetik yang berperan.
Berikut ini adalah beberapa kondisi genetik yang dapat meningkatkan risiko gagal
hati:
- Hemokromatosis: Ini adalah kelainan yang menyebabkan penumpukan besi yang
berlebihan dalam tubuh. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan
menyebabkan gagal hati.
- Penyakit Wilson: Ini adalah kelainan genetik yang mengganggu pemrosesan tembaga
dalam tubuh. Penumpukan tembaga dalam hati, otak, dan organ lain dapat
menyebabkan kerusakan hati dan gagal hati.
- Alfa-1 antitripsin defisiensi: Ini adalah kelainan genetik yang mengakibatkan
produksi protein alfa-1 antitripsin yang tidak adekuat. Penyakit ini dapat
menyebabkan kerusakan hati pada orang dewasa dan bahkan bayi.
- Polikistik hati: Ini adalah kelainan genetik yang ditandai dengan pertumbuhan kista-
kista di dalam hati. Pada beberapa kasus, pertumbuhan kista yang besar dapat
menyebabkan gagal hati.

Kelompok 6 : Apakah gagal hati dapat sembuh total?


Jawaban:
Organ hati yang rusak hingga menimbulkan gagal hati bisa kembali menjadi normal,
tetapi bisa juga tidak. Gagal hati akibat overdosis obat paracetamol biasanya masih
dapat kembali normal. Jika kerusakan organ hati sudah cukup parah dan fungsinya
tidak dapat kembali normal, misalnya pada sirosis, pengobatan akan ditujukan untuk
menyelamatkan bagian hati yang masih sehat. Namun, jika hal tersebut tidak
memungkinkan, organ hati pasien perlu diganti dengan organ hati yang sehat dari
pendonor. Prosedur ini disebut transplantasi hati. Tidak ada pengobatan khusus untuk
gagal hati. Pengobatan yang diberikan hanya bertujuan untuk menjaga kestabilan
kondisi tubuh hingga hati dapat kembali berfungsi normal.

Anda mungkin juga menyukai