Anda di halaman 1dari 5

Tutor 4 Selasa

Unfam

1. Lampias (brm)

Step 2

2. Apakah hipertensi dan diabetes melitus tak terkontrol yang diderita dapat memengaruhi kondisi Tn.
Aris? (Caga)

Jawabannya adalah DM dan juga hipertensi yang tidak terkontrol sangat mempengaruhi kondisi dari Tn.
Aris. Hal ini dikarenakan salah satu komplikasi yang serius dari DM baik DM tipe 1 dan tipe 2. Biasa juga
disebut sebagai diabetic kidney disease/nefropati diabetes. Penyakit ginjal diabetik (DKD) adalah
penyakit ginjal kronis yang disebabkan oleh diabetes, dan meningkat di seluruh dunia, sebagian besar
sebagai respons terhadap epidemi diabetes global. Ini merupakan penyebab nomor satu gagal ginjal.
Hampir sepertiga penderita diabetes mengalami nefropati diabetik. Nefropati diabetik memengaruhi
kemampuan ginjal untuk membuang produk limbah dan cairan ekstra dari tubuh. Seringkali tidak ada
gejala pada awal nefropati diabetik. Namun, saat fungsi ginjal memburuk, gejala akan mulai terlihat,
antara lain:
- Pembengkakan pada tangan, kaki, wajah, dan mata
- Sulit tidur atau berkonsentrasi
- Sesak napas
- Nafsu makan buruk
- Mual dan muntah
- Kelemahan/kelelahan
- Gatal (penyakit ginjal stadium akhir) dan kulit sangat kering
- Kelainan pada irama jantung yang teratur, karena peningkatan kalium dalam darah
Penderita DM yang telah mengalami nefropati diabetes akan lebih buruk daripada penderita dengan
penyakit ginjal biasa. Ini karena penderita diabetes cenderung memiliki kondisi medis lama lainnya,
seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan penyakit pembuluh darah (aterosklerosis). Orang
dengan diabetes juga lebih mungkin untuk memiliki masalah terkait ginjal lainnya, seperti infeksi
kandung kemih dan kerusakan saraf pada kandung kemih.

Sumber :
American Diabetes Association (2021). Diabetes Complications. Kidney Disease (Nephropathy).

https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-B9780323532655000393?scrollTo=%23hl0001671

https://www.webmd.com/diabetes/guide/diabetes-kidney-disease

8. Apa edukasi kesehatan yang dapat diberikan terkait infeksi menular seksual? Luna

Pada dasarnya remaja perlu memahami pentingnya poin-poin edukasi tentang hal-hal berikut ini:

1. Menghindari perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab, antara lain: hubungan seksual pranikah,
hubungan seksual tanpa pengaman.
4. Mencari informasi yang benar sebanyak mungkin tentang risiko tertular IMS.

5. Mendiskusikan dengan orang tua, guru, atau teman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perilaku
seksual, dan mendorong untuk tidak malu bertanya.

6. Menolak ajakan pasangan yang meminta untuk melakukan hubungan seksual tidak aman.

7. Bersikap waspada, mampu membaca situasi, dan melindungi diri. Misalnya ketika pergi ke pesta atau
clubbing, usahakan pergi bersama teman atau anggota keluarga yang dapat dipercaya. Minum minuman
yang memabukkan (baik disengaja maupun tidak) juga merupakan gerbang menuju perilaku seksual
tidak aman.

8. Mengetahui hak atas serta cara untuk menjaga kesehatan reproduksinya. Misalnya penggunaan
kondom.

http://eprints.uad.ac.id/24375/1/buku%20ajar%20kespro%20remaja%20dan%20IMS.pdf

LO :
1. DD untuk kasus skenario?
2. Kelainan saluran kemih berdasarkan SKDI?
3. Apa saja obat-obatan yang mempunyai efek terhadap ginjal?
https://www.kidney.org/atoz/content/5-drugs-you-may-need-to-avoid-or-adjust-if-you-
have-kidney-disease
Jika Anda tidak tahu seberapa baik ginjal Anda bekerja, Anda mungkin tidak menyadari
bahwa obat-obatan tertentu dapat merusak ginjal Anda dan bagian lain dari tubuh Anda.
Baik obat resep maupun obat bebas disaring oleh ginjal. Ini berarti ginjal Anda
menurunkan dan mengeluarkan obat dari tubuh.

Ketika ginjal Anda tidak bekerja dengan baik, obat-obatan dapat menumpuk dan
membahayakan Anda. Penting untuk memeriksakan ginjal Anda dan bekerja sama
dengan dokter Anda untuk membuat penyesuaian pada rejimen pengobatan Anda, seperti
perubahan dosis atau penggantian. Ini akan membantu mencegah efek nega
National Kidney Foundation mendorong Anda untuk mempelajari lebih lanjut tentang
kesehatan ginjal Anda untuk melindungi organ vital ini saat minum obat. Selalu berbicara
dengan dokter dan apoteker Anda untuk menentukan apakah obat yang Anda pakai harus
disesuaikan berdasarkan fungsi ginjal Anda. Lakukan perubahan hanya pada obat resep
Anda dengan pengawasan praktisi medis terlatih Anda. Ajukan pertanyaan dan evaluasi
risiko dan manfaat berdasarkan kebutuhan kesehatan spesifik Anda.
Berikut adalah 5 jenis resep umum dan obat bebas yang mungkin perlu disesuaikan atau
diganti jika Anda mengalami kerusakan ginjal.

Obat kolesterol. Dosis obat kolesterol tertentu, yang dikenal sebagai "statin", mungkin
perlu disesuaikan jika Anda memiliki penyakit ginjal kronis.
Obat nyeri. Jika Anda mengalami penurunan fungsi ginjal, beberapa obat pereda nyeri
yang dijual bebas dan diresepkan, termasuk obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), tidak
dianjurkan karena dapat mengurangi aliran darah ke ginjal. Obat nyeri narkotika tertentu
dapat menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan masalah serius bagi pasien dengan
penyakit ginjal kronis.
Obat anti mikroba. Banyak obat antijamur, antibiotik dan antivirus dibersihkan oleh
ginjal. Penting bagi Anda dan dokter untuk mengetahui tingkat fungsi ginjal Anda
sehingga obat yang aman untuk ginjal dapat diresepkan untuk perawatan Anda.
Obat diabetes. Insulin dan obat-obatan tertentu yang digunakan oleh penderita diabetes
dibersihkan oleh ginjal. Karena diabetes adalah penyebab utama penyakit ginjal, penting
bagi penderita diabetes untuk mengontrol kadar gula darahnya. Kontrol gula darah
biasanya melibatkan kombinasi diet, aktivitas fisik, dan obat-obatan. Jika Anda menderita
diabetes dan penyakit ginjal kronis, tanyakan kepada dokter Anda untuk melihat apakah
ada perubahan dosis yang perlu dilakukan berdasarkan tingkat fungsi ginjal Anda.
Obat sakit perut / antasida. Kelompok obat bebas ini dapat mengganggu keseimbangan
elektrolit tubuh jika Anda memiliki penyakit ginjal kronis. Periksa dengan dokter Anda
untuk melihat apakah ini aman untuk Anda gunakan
4. Kelainan kongenital/trauma pada urogenitalia pria berdasarkan SKDI?

HIPOSPADIA
Hipospadia merupakan kelainan kongenital yang paling sering ditemukan pada anak laki-
laki.1,2,3 Kata hipospadia berasal dari bahasa Yunani yaitu Hypo, yang berarti dibawah, dan
Spadon, yang berarti lubang.4,5 Hipospadia dapat didefinisikan sebagai adanya muara urethra
yang terletak di ventral atau proximal dari lokasi yang seharusnya. Kelainan ini terbentuk pada
masa embrional karena adanya defek pada masa perkembangan alat kelamin dan sering
dikaitkan dengan gangguan pembentukan seks primer ataupun gangguan aktivitas seksual saat
dewasa. Etiologi hipospadia sangat bervariasi dan multifaktorial, namun belum ditemukan
penyebab pasti dari kelainan ini, namun ada beberapa hipotesis
- Adanya defek pada produksi testosterone oleh testis dan kelenjar adrenal,
- kegagalan konversi dari testosteron ke dihidrotestoteron,
- defisiensi reseptor androgen di penis,
- maupun penurunan ikatan antara dihidrostestoteron dengan reseptor androgen dapat
menyebabkan hipospadia.

Adanya paparan estrogen atau progestin pada ibu hamil di awal kehamilan dicurigai dapat
meningkatkan resiko terjadinya hipospadia. paparan ibu terhadap dietilstilbestrol dalam rahim.

Hipospadia dikaitkan dengan peningkatan usia ibu, kelahiran kembar, paparan ibu terhadap
dietilstilbestrol dalam rahim, subfertilitas ayah, diet vegetarian ibu, merokok ibu, teknik
reproduksi yang dibantu, paparan pestisida oleh ayah, dan pembatasan pertumbuhan janin.

Klasifikasi hipospadia terbagi berdasarkan lokasinya. Klasifikasi yang paling sering digunakan
adalah klasifikasi Duckett yang membagi hipospadia menjadi 3 lokasi, yaitu anterior (Glandular,
coronal, dan distal penile), middle (midshaft dan proximal penile), dan posterior (Penoscrotal,
scrotal, dan perineal). 25,26 Lokasi yang paling sering ditemukan adalah di subcoronal.

Beberapa ahli membagi menjadi: 1) Mild hypospadia/ Grade 1, yaitu muara urethra dekat
dengan lokasi normal dan berada pada ujung tengah glans (glanular, coronal, subcoronal), 2)
Moderate hypospadia/ Grade 2, muara urethra berada ditengah-tengah lokasi normal dan
scrotal (Distal penile, Midshaft), 3) Severe hypospadia/ Grade 3&4, yaitu muara urethra berada
jauh dari lokasi yang seharusnya (Perineal, Scrotal, Penoscrotal).
Pemeriksaan Penunjang

Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang disarankan untuk penegakkan pasti diagnosis
hipospadia. USG Ginjal disarankan untuk mengetahui adanya anomali lainnya pada saluran
kemih pad pasien hipospadia. Karyotyping disarankan pada pasien dengan ambigu genitalia
ataupun cryptochirdism. Beberapa test seperti elektrolit, 17- hydroxyprogesterone,
testosterone, luteinizing hormon, follicle-stimulating hormon, sexhormon binding globulin, dan
beberapa tes genetik dipertimbangkan apabila memungkinkan.

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/52-170-2-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai