Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS FINANCIAL DISTRESS

OLEH :

JOY KRISTIANI-D21220041

WENNY LIONO-D21220064

Berdasarkan teori yang ada, financial distress menjadi indikator untuk mengukur kondisi
perusahaan apakah masih dalam tahap good condition (non bankrupt), okay (grey area), atau bad
condition (bankrupt). Tools yang dapat digunakan untuk mengukur financial distress suatu perusahaan
ialah Altman Z score revised (2006) dan Taffler (1977).

Batasan dari Altman Z score:

<1,21 BANKRUPT

1,21 < Z < 2,90 GREY AREA

Z > 2,90 NON BANKRUPT

Batasan dari Taffler Z score ialah :

< 0,00 BANKRUPT

0,00 < Z < 0,20 GREY AREA

Z > 0,20 NON BANKRUPT

Berikut analisa masing-masing perusahaan berdasarkan hasil Altman dan Taffler Z score :

COMPARISON TAFFLER VS ATLMAN (Z-SCORE AVERAGE 2020-2022)


COMPANY TAFFLER VERDICT ALTMAN VERDICT
BGRO.KL 0,2177 BANKRUPT 0,755 BANKRUPT
BJFO.KL 0,4587 NON BANKRUPT 1,057 BANKRUPT
BONI.KL 0,7602 NON BANKRUPT 1,932 GREY AREA
BRNL.KL 2,0256 NON BANKRUPT 5,610 NON BANKRUPT
CHIN.KL 0,6450 NON BANKRUPT 1,165 BANKRUPT
CABC.KL 0,3055 NON BANKRUPT 1,881 GREY AREA
sumber data analisa berdasarkan perhitungan pada file excel UAS SBA-JOY DAN WENNY

BGRO.KL

Jika dilihat BGRO.KL ketika dihitung menggunakan Taffler dan Altman menghasilkan verdict bankrupt
atau kelompok kami menggolongkan perusahaan yang lebih high risk. Jika dilihat Sales dari BGRO.KL
memang meningkat dari 2020-2022, namun net income after tax BGRO.KL mengalami penurunan yang
signifikan dan bahkan mengalami kerugian. Total liabilities dari BGRO juga cenderung stabil dan tetap,
berarti mengindikasikan selama 3 tahun perusahaan tidak ada pembayaran hutang untuk pelunasan.

BJFO.KL

Pada perusahaan BJFO.KL terdapat perbedaan hasil verdict jika dihitung dengan Altman dan Taffler. Pada
perhitungan Altman BJFO tergolong high risk karena hasilnya bankrupt. Kami mengamati bahwa selama
3 tahun (2020-2022) WC/TA menghasilkan nilai negatif. Hal ini disebabkan komponen dari WC ialah
current liabilities dan current asset, dimana posisi current liabilities jauh lebih besar dibandingkan
current assetnya. Namun pada perhitungan taffler kontradiksi dengan hasil Altman, hasilnya non
bankrupt. Hal ini dimungkinkan karena pada Taffler cenderung lebih banyak menghitung dengan
pembagian asset & liability.

BONI.KL

Hasil verdict perusahaan BONI.KL dengan perhitungan Altman dan Taffler juga mengalami perbedaan.
Pada perhitungan Taffler mendapatkan hasil non bankrupt sedangkan Altman mendapatkan hasil grey
area. Kelompok kami menganalisa perusahaan BONI cenderung aman (non-bankrupt) karena jika dilihat
growth profit perusahaan cukup stabil, dan bahkan mengalami peningkatan signifikan pada Net Income
after Tax setelah 2020, hal ini juga diikuti Z score Altman yang juga meningkat dari 2020-2022. Dapat
diindikasikan bahwa perusahaan mampu menstabilkan setelah pandemic covid terjadi. Walaupun ini
bukan satu-satunya indikator untuk menilai.

BRNL.KL

Pada perusahaan BRNL.KL perhitungan Altman dan Taffler sama-sama menghasilkan verdict
non-bankrupt. Dari keenam perusahaan yang kami analisa, BRNL memiliki rata-rata nilai Z score yang
paling tinggi yaitu 5,610 oleh Altman dan 2,0256 oleh Taffler. Hal ini disebabkan karena pada
perhitungan Altman, BV of E/TL pada tahun 2020-2022 cukup tinggi yaitu rata-rata diatas 10. Wajar saja,
jika total ekuitas jauh lebih tinggi dari total liabilities, maka perusahaan sering dinilai aman. Sedangkan
pada Taffler, nilai X4 yaitu Total Asset dibagi Total Liabilities dari 2020-2022 cukup tinggi. Jika kami lihat
nilai Total Asset pada BRNL.KL sangat tinggi dari tahun ke tahun. Total liabilities BRNL.KL cenderung jauh
lebih rendah dibanding Total Asetnya. Hal ini mengindikasikan jika perusahaan ini bangkrut, masih
banyak aset yang dapat dijual.

CHIN.KL

Hasil verdict perusahaan CHIN.KL dengan perhitungan Altman dan Taffler juga mengalami perbedaan.
Pada perhitungan Taffler mendapatkan hasil non bankrupt sedangkan Altman mendapatkan bankrupt.
Kelompok kami menganalisa perusahaan CHIN.KL dengan Taffler menghasilkan non-bankrupt karena jika
dilihat growth profit perusahaan cukup stabil, dan bahkan mengalami peningkatan signifikan pada sales
dari 2021 ke 2022. Namun sebaliknya Z score Altman berada pada nilai 1,165 (dibawah 1,21). Jika dilihat
memang sales/revenue CHIN.KL selama 2020-2022 meningkat tapi net income after tax 2020-2022 tidak
stabil, pada tahun 2020 ke 2021 meningkat cukup signifikan, sedangkan 2021 ke 2022 justru menurun
signifikan.

CABC.KL
Pada perusahaan CABC.KL verdict yang dihasilkan pada perhitungan Taffler ialah non-bankrupt,
sedangkan Altman menghasilkan grey area. Jika dilihat net income after tax CABC.KL dari 2020 ke 2021
mengalami rugi yang meningkat, namun pada tahun 2022 meningkat sangat drastis. Hal ini
menyebabkan nilai Z score pada Altman di tahun 2022 cukup tinggi yaitu 2,139 yang membuat
mengcover hasil yang 2021 (1,740) dan 2020 (1,765) sehingga z score CABC.KL masih berada di grey
area.Hal ini mengindikasikan CABC mampu recovery pada tahun 2022. Di sisi lain taffler memberikan
hasil non-bankrupt. Dapat terlihat total asset dari CABC juga sangat tinggi, jika dibandingkan dengan
total liabilities.

KESIMPULAN

Kami berpendapat bahwa financial distress tools dengan Altman Z Score maupun Taffler memiliki
kelebihan dan kekurangan dalam menganalisa perusahaan. Kelebihan dari kedua tools ini ialah (1) dapat
memprediksi risiko kebangkrutan atau mengidentifikasi risiko dari perusahaan dengan lebih simple dan
mudah; (2) dapat menghasilkan angka yang konsisten karena telah diuji di banyak negara. Namun juga
terdapat kekurangan (1) lebih fokus melihat aset, ekuitas, dan liabilitas (aspek financial) dalam mengukur
risiko kebangkrutan, namun kurang mempertimbangkan aspek non financial; (2) hanya melihat laporan
keuangan secara statis, jadi kurang merepresentasikan keadaan sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai