Anda di halaman 1dari 6

Draft per 15 Desember 2012

RENCANA BISNIS INDUSTRIALISASI GARAM

D. Aspek Keuangan

Pada aspek keuangan akan mencakup penjelasan mengenai: pemilihan pola usaha, asumsi
dan parameter untuk analisis keuangan, komponen biaya investasi dan biaya operasional, kebutuhan
dana untuk investasi dan modal kerja, proyeksi produksi dan pendapatan, proyeksi rugi laba dan
break even point (BEP), proyeksi arus kas dan kelayakan usaha, serta analisis sensitivitas.

D.6. Proyeksi Produksi dan Pendapatan

Jumlah produksi garam K1 dari unit usaha yang direncanakan selama satu tahun adalah
sebanyak 144 ton (144.000 kg) dan harga jualnya Rp750 per kg. Oleh sebab itu, pendapatan dari
hasil penjualan garam per tahun adalah sebesar Rp108.000.750 (lihat Lampiran 7).

D.7. Proyeksi Rugi Laba dan Break Even Point (BEP)

Analisis tingkat keuntungan (profitability) dari usaha yang direncanakan merupakan bagian
sangat penting dalam analisis keuangan dari rencana kegiatan investasi. Keuntungan dihitung
berdasarkan selisih antara penerimaan dan pengeluaran tiap tahunnya. Tabel 8 dan 9 di bawah
masing-masing menunjukkan Proyeksi Rugi/Laba dan BEP dari unit usaha yang direncanakan.
Adapun perincian lengkapnya disajikan dalam Lampiran 8 dan 9.

Tabel 8. Proyeksi Rugi/Laba (dalam Rp)


TAH U N K E-
No Uraian
1 2 3 4 5
1 Pendapatan 108.000.750 108.000.750 108.000.750 108.000.750 108.000.750
2 Biaya Operasional 52.047.917 52.047.917 52.047.917 52.047.917 52.047.917
3 Laba Kotor 55.952.833 55.952.833 55.952.833 55.952.833 55.952.833
4 Bunga Kredit 2.127.500 747.500 0 0
5 Laba Sebelum Pajak 53.825.333 55.205.333 55.952.833 55.952.833 55.952.833
6 Biaya Penyusutan 3.221.667 3.221.667 3.221.667 3.221.667 3.221.667
7 Laba Kena Pajak 50.603.667 51.983.667 52.731.167 52.731.167 52.731.167
8 Pajak 5.090.550 5.297.550 5.409.675 5.409.675 5.409.675
9 Laba Bersih 45.513.117 46.686.117 47.321.492 47.321.492 47.321.492
10 Profit margin (% ) 42,14 43,23 43,82 43,82 43,82
Sumber: Lampiran 8

1
Draft per 15 Desember 2012

Tabel 9. BEP Rata-rata


BEP Rata-rata
1 Nilai penjualan (Rp) 39.065.692
2 Jumlah Penjualan (kg) 52.088
3 Persentase Penjualan (% ) 36,17
4 Rp/kg berdasarkan :
- Biaya Variabel 361
- Biaya Total 402
Sumber: Lampiran 9

Hasil perhitungan Proyeksi Rugi/Laba menunjukkan bahwa pada tahun pertama usaha ini
telah untung sebesar Rp45.513.117. Laba bersih yang diperoleh ini akan meningkat pada tahun
kedua dan ketiga akibat penurunan komponen biaya bunga dan tidak adanya lagi angsuran pokok
mulai tahun ketiga. Adapun laba bersih pada tahun keempat dan kelima sama dengan pada tahun
ketiga. Profit margin rata-rata per tahun selama 5 tahun periode usaha adalah sebesar 43,4 %.
Dengan mempertimbangkan biaya tetap, biaya variable, dan hasil penjualan garam, BEP rata-rata
per tahun selama 5 tahun periode usaha ini adalah: Rp39.065.692 per tahun (BEP Nilai Penjualan),
52.088 kg per tahun (BEP produksi), 36,11% (BEP Persentase Penjualan), Rp361 per kg (BEP Biaya
Operasional), dan Rp402 (BEP Biaya Total).

D.8. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha

Berdasarkan analisis arus kas, dilakukan perhitungan Net B/C, Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period (PP). Sebuah bisnis/usaha berdasarkan kriteria
investasi di atas dikatakan layak jika Net B/C > 1, NPV > 0, dan IRR > DF (discount factor), dan PP <
masa periode bisnis/usaha.

Tabel 10. Kelayakan Usaha garam rakyat sistem tradisional plus


No Kriteria Kelayakan Nilai Justifikasi
1 Net B/C 4,08 > 1 (Layak)
2 NPV (Rp) 162.288.423 > 0 (Layak)
3 IRR (%) 91,46 > 15 (Layak)
4 PP (Usaha) 1 tahun 1 bulan 7 hari < 5 tahun (Layak)
5 PP (Kredit) 5 bulan 24 hari < 2 tahun (Layak)
Sumber: Lampiran 10

Hasil perhitungan pada Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa usaha garam rakyat sistem
tradisional plus layak dilaksanakan, bahkan menguntungkan, karena pada tingkat suku bunga
(discount factor) 5,75% per tahun, Net B/C sebesar 4,08 (>1) dan NPV sebesar Rp162.288.423 (>0).
Dengan nilai IRR sebesar 91,46% (> DF 5,75% ), artinya: rencana usaha ini layak untuk dilaksanakan
meskipun tingkat suku bunga (discount factor) hampir mencapai 91,46% per tahun.

2
Draft per 15 Desember 2012

Dari Tabel 10 di atas dapat diketahui bahwa jangka waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan seluruh biaya investasi usaha (PP usaha) adalah sekitar 1 tahun 1 bulan 7 hari
sehingga lebih pendek dibanding periode usaha (5 Tahun). Dengan demikian, usaha ini layak
dilaksanakan karena jangka waktu pengembalian seluruh investasi lebih pendek dari periode usaha
(5 tahun). Dilihat dari jangka waktu yang dibutuhkan untuk bisa mengembalikan seluruh kredit (PP
kredit), usaha ini pun layak dibiayai bank/lembaga keuangan karena jangka waktu yang dibutuhkan
untuk bisa mengembalikan seluruh kredit adalah selama 5 bulan 24 hari, berarti lebih pendek
dibanding jangka waktu pengembalian kredit (2 tahun).

D.9. Analisis Sensitivitas

Dalam analisis setiap investasi usaha, termasuk usaha garam rakyat sistem tradisional plus,
tentu tidak terlepas dari peluang ketidakpastian yang akan mempengaruhi hasil perhitungan.
Analisis sensitivitas harus dilakukan guna menguji seberapa sensitif usaha yang akan dilaksanakan
terhadap perubahan jumlah dan harga-harga dari input dan output produksi. Dalam analisis
sensitivitas ini digunakan 5 skenario, yaitu:

1) Skenario I (penurunan hasil produksi);


2) Skenario II (penurunan harga jual garam yang diproduksi);
3) Skenario III (penurunan hasil produksi dan harga garam secara bersamaan);
4) Skenario IV (peningkatan biaya operasional); serta
5) Skenario V (penurunan hasil produksi, penurunan harga jual, dan peningkatan biaya
operasional secara bersamaan).

Tabel 11. Hasil Analisis Sensitivitas Skenario I


Kriteria Penurunan Hasil Produksi
No Justifikasi
Kelayakan 39%
1 Net B/C 1,04 > 1 (Layak)
2 NPV (Rp) 1.958.287 > 0 (Layak)
3 IRR (% ) 7,02% > DF (Layak)
4 PP (usaha) 4 tahun 10 bulan 14 hari < 5 tahun (Layak)
5 PP (kredit) 1 tahun 11 bulan 20 hari < 2 tahun (Layak)
Sumber: Lampiran 12

Pada skenario I (hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 11 di atas), dengan penurunan
hasil produksi sebesar 39% (menjadi 87.841 kg per tahun), didapat nilai Net B/C sebesar 1,04 (>1),
NPV sebesar Rp1.958.287 (>0), nilai IRR 7,02 % (> DF 5,75%), periode pengembalian seluruh investasi
selama 4 tahun 10 bulan 14 hari (kurang dari 5 tahun), serta periode pengembalian kredit investasi
dan kredit modal kerja selama 1 tahun 11 bulan 20 hari (lebih pendek dibanding jangka waktu
pengembanlian kredit). Semua indikator kelayakan tersebut menunjukkan bahwa usaha ini masih

3
Draft per 15 Desember 2012

layak untuk dilaksanakan dan diberi kredit. Namun, pada penurunan hasil produksi sebesar 40%
usaha ini sudah tidak layak lagi untuk dilaksanakan.

Tabel 12. Hasil Analisis Sensitivitas Skenario II


Penurunan Harga Jual
No Kriteria Kelayakan Justifikasi
39%
1 Net B/C 1,04 > 1 (Layak)
2 NPV (Rp) 1.958.287 > 0 (Layak)
3 IRR (% ) 7,02% > DF (Layak)
4 PP (usaha) 4 tahun 10 bulan 14 hari < 5 tahun (Layak)
5 PP (kredit) 1 tahun 11 bulan 20 hari < 2 tahun (Layak)
Sumber: Lampiran 14

Pada skenario II (hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 12 di atas), dengan penurunan
harga jual garam sebesar 39% (menjadi Rp458 per kg), didapat nilai nilai Net B/C sebesar 1,05 (>1),
NPV sebesar Rp2.508.370 (>0), nilai IRR 7,52 % (> DF 5,75%), periode pengembalian seluruh investasi
selama 4 tahun 10 bulan 14 hari (kurang dari 5 tahun), serta periode pengembalian kredit investasi
dan kredit modal kerja selama 1 tahun 11 bulan 20 hari (lebih pendek dibanding jangka waktu
pengembanlian kredit). Semua indikator kelayakan tersebut menunjukkan bahwa usaha ini masih
layak untuk dilaksanakan dan diberi kredit. Namun, pada penurunan harga jual sebesar 40% usaha
ini sudah tidak layak lagi untuk dilaksanakan.

Tabel 13. Hasil Analisis Sensitivitas Skenario III


Penurunan Hasil Produksi &
Kriteria
No Harga Jual Bersamaan Justifikasi
Kelayakan
22%
1 Net B/C 1,02 > 1 (Layak)
2 NPV (Rp) 1.298.696 > 0 (Layak)
3 IRR (% ) 6,59% > DF (Layak)
4 PP (usaha) 4 tahun 10 bulan 29 hari < 5 tahun (Layak)
5 PP (kredit) 2 tahun < 2 tahun (Layak)
Sumber: Lampiran 16

Pada skenario III (hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 13 di atas), dengan penurunan
hasil produksi dan harga jual garam secara bersamaan masing-masing sebesar 22% (hasil produksi
menjadi 112.321 kg per tahun dan harga jual menjadi Rp585 per kg), didapat nilai Net B/C sebesar
1,02 (>1), NPV sebesar Rp1.298.696 (>0), nilai IRR 6,59 % (> DF 5,75%), periode pengembalian
seluruh investasi selama 4 tahun 10 bulan 29 hari (kurang dari 5 tahun), serta periode pengembalian
kredit investasi dan kredit modal kerja selama 2 tahun (lebih pendek dibanding jangka waktu
pengembanlian kredit). Semua indikator kelayakan tersebut menunjukkan bahwa usaha ini masih
layak untuk dilaksanakan dan diberi kredit. Namun, pada kondisi terjadi penurunan hasil produksi

4
Draft per 15 Desember 2012

dan harga jual garam secara bersamaan masing-masing sebesar 23% usaha ini sudah tidak layak lagi
untuk dilaksanakan.

Tabel 14. Hasil Analisis Sensitivitas Skenario IV

Peningkatan Biaya Operasional


No Kriteria Kelayakan Justifikasi
81%
1 Net B/C 1,03 > 1 (Layak)
2 NPV (Rp) 1.811.254 > 0 (Layak)
3 IRR (% ) 6,93% > DF (Layak)
4 PP (usaha) 4 tahun 11 bulan 18 hari < 5 tahun (Layak)
5 PP (kredit) 1 tahun 11 bulan 20 hari < 2 tahun (Layak)
Sumber: Lampiran 18

Pada skenario IV (hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 14 di atas), dengan kenaikan
biaya operasional sebesar 81% (menjadi Rp94.206.729 per tahun), didapat nilai Net B/C sebesar
1,03 (>1), NPV sebesar Rp1.811.254 (>0), nilai IRR 6,93% (> DF 5,75%), periode pengembalian
seluruh investasi selama 4 tahun 11 bulan 18 hari (kurang dari 5 tahun), serta periode pengembalian
kredit investasi dan kredit modal kerja selama 1 tahun 11 bulan 20 hari (lebih pendek dibanding
jangka waktu pengembanlian kredit). Semua indikator kelayakan tersebut menunjukkan bahwa
usaha ini masih layak untuk dilaksanakan dan diberi kredit. Namun, pada kondisi terjadi kenaikan
biaya operasional sebesar 82% usaha ini sudah tidak layak lagi untuk dilaksanakan.

Tabel 15. Hasil Analisis Sensitivitas Skenario V


Penurunan Hasil Produksi,
Penurunan Harga Jual, &
Kriteria
No Peningkatan Biaya Operasional Justifikasi
Kelayakan
Bersamaan
16%
1 Net B/C 1,18 > 1 (Layak)
2 NPV (Rp) 9.581.719 > 0 (Layak)
3 IRR (% ) 11,84% > DF (Layak)
4 PP (usaha) 4 tahun 4 bulan 29 hari < 5 tahun (Layak)
5 PP (kredit) 1 tahun 8 bulan 9 hari < 2 tahun (Layak)
Sumber: Lampiran 20

Pada skenario V (hasil perhitungannya disajikan pada Tabel 15 di atas), yakni terjadi
penurunan hasil produksi, penurunan harga jual garam, dan kenaikan biaya operasional secara
bersamaan masing-masing sebesar 16% (hasil produksi menjadi 120.961 kg per tahun, harga jual
menjadi Rp630 per kg, dan biaya operasional menjadi Rp60.375.583 per tahun), didapat nilai Net
B/C sebesar 1,18 (>1), NPV sebesar Rp9.581.719 (>0), nilai IRR 9,52 % (> DF 5,75%), periode
pengembalian seluruh investasi selama 4 tahun 4 bulan 29 hari (kurang dari 5 tahun), serta periode
pengembalian kredit investasi dan kredit modal kerja selama 1 tahun 8 bulan 9 hari (lebih pendek
dibanding jangka waktu pengembanlian kredit). Semua indikator kelayakan tersebut menunjukkan

5
Draft per 15 Desember 2012

bahwa usaha ini masih layak untuk dilaksanakan dan diberi kredit. Namun, pada kondisi terjadi
penurunan hasil produksi, penurunan harga jual garam, dan kenaikan biaya operasional secara
bersamaan masing-masing sebesar 17% usaha ini sudah tidak layak lagi untuk dilaksanakan.
Hasil analisis aspek keuangan di atas menunjukkan bahwa jika semua asumsi terpenuhi,
maka usaha garam rakyat sistem tradisional plus bisa memberikan pendapatan yang cukup tinggi.
Oleh sebab itu, rencana bisnis/usaha ini layak untuk dilaksanakan dan diberi kredit. Berdasarkan
hasil analisis sensitivitas, jika semua asumsi terpenuhi, maka usaha ini relatif tidak sensitif terhadap
perubahan nilai sejumlah indikator yang dijadikan peubah pada kelima skenario di atas.

Anda mungkin juga menyukai