Anda di halaman 1dari 10

Spektrum bimbingan konseling

PARADIGMA DALAM PELAYANAN KONSELING

Pengertian Konsep Paradigma Dalam Pelayanan Konseling

Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya,
pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah ilmu dan teknologi pendidikan serta psikologi yang
dikemas dalam kaji terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta didik

Aspek-aspek praktek /penerapan Paradigma BK dalam layanan

Pelayanan professional psikopedagogis dalam wujud proses pembelajaran yang dilandasi aspek-
aspek psikologis individu yang dilayani dan berbagai konteks sosio kultural melalui teknologi
operasional yang terarah pada pengembangan KES dan penanganan KES-T

5 VISI PELAYANAN KONSELING

6 PENGERTIAN VISI DALAM PELAYANAN KONSELING

Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan individu
dan sekelompok individu melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan
perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri
dan bahagia

7 Aspek-aspek Praktek/Penerapan Visi Konseling Dalam Layanan

Kegiatan layanan bimbingan dan konseling mengupayakan agar perkembangan individu menjadi
optimal mecapai optimalisasi tugas perkembangannya, serta meminimalisir yang dapat
menghambat, mengganggu perkembangan kemudian diharap pencapaian kebahagiaan dapat
dirasakan individu.

8 MISI PELAYANAN KONSELING

Misi dalam Pelayanan Konseling

1. Misi Pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan


perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.
2. Misi Pengentasan Masalah, Yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu
pada kehidupan efektif sehari-hari.embangan potensi dan kompetensi
3. Misi Pengembangan, Yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik di dalam lingkungan
sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.

13 Aspek-aspek Dalam Praktek/penerapan Misi Layanan Konseling

merupakan membantu peserta didik dalam hal memahami:

 Proses perkembangan diri sendiri dan mengoptimalkan perkembangannya


 Potensi diri peserta didik yang selayaknya dikembangkan secara optimal
 Kekuatan dan kelemahan diri peserta didik dan upaya penanggulangannya
 Kekuatan dan kelemahan diri peserta didik, memelihara dan memanfaatkannya untuk
pengembangan diri dan kehidupan bersama di sekolah
 Mengambil keputusan untuk pengembangan diri dan kehidupan sosial
 Tuntutan kehidupan dan pengembangan diri sendiri, serta tuntutan kehidupan sosial budaya
kemasyarakatan yang maju dan modern, serta melakukan upaya memenuhi tuntutan
tersebut.
 Mengantisipasi dan memahami terjadinya masalah pada diri sendiri serta melakukan upaya
menghindari dan mengentaskannya
 Mengarahkan diri untuk berkehidupan manusia dewasa yang cerdas dan bahagia dengan
mengemban tugas berkehidupan keluarga, bekerja, bermasyarakat, beragama dan
bernegara

16 BIDANG PELAYANAN KONSELING

17 BK POLA 17 PLUS 9 JENIS LAYANAN WAWASAN BK

(Pengertian, Tujuan, Funggsi, Prinsip, dll tentang BK)

BP. PRIBADI

BP. SOSIAL

BP. BELAJAR

BP. KARIR

BP. KEHIDUPAN BERKELUARGA

BP. KEHIDUPAN KEBERAGAMAAN

9 JENIS LAYANAN

PPK 2009 KUS

18 Konsep Pengertian Bidang Pelayanan Konseling

 Pengembangan kehidupan pribadi, Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat,
sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
 Pengembangan kehidupan sosial, Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang
lebih luas
 Pengembangan kemampuan belajar, Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri
 Pengembangan karir, Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir
 Kehidupan Keluarga, Yaitu bidang pelayanan yang membantu konseli dalam memahami dan
menilai informasi, serta perencanaan perkawinan kehidupan keluarga yang akan dijalani
dan/atau sudahdijalaninya
 Kehidupan Beragama, Yaitu bidang pelayanan yang membantu konseli dalam memahami
dan memantapkan dan memaksimalkan berkenaan dengan kehidupan keberagamaan sesuai
agama yang dianutnya

25 Aspek-aspek Praktek atau Penerapan Bidang Kehidupan Pribadi dalam Layanan Konseling

Contoh: Pengetrapan tentang pemahaman kekuatan diri konseli dan pengembangannya untuk
kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, dalam kehidupan sehari-hari untuk di masa depan
konseli

26 Aspek-aspek Praktek atau Penerapan Bidang Kehidupan Sosial dalam Layanan Konseling

Contoh: Pengetrapan tentang kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, dengan
menjunjung tinggi tata krama, adat istiadat, hukum, ilmu dan norma kebiasaan yang berlaku.

27 Aspek-aspek Praktek atau Penerapan Bidang Kehidupan Belajar dalam Layanan Konseling

Contoh: Pengetrapan tentang sikap, kebiasaan belajar yang efektif, efesien. Semangat serta
produktif mencari informasi sumber belajar, sikap pada guru, mengembangkan keterampilan belajar,
tertib mengerjakan tugas-tugas pelajaran.

28 Aspek-aspek Praktek atau Penerapan Bidang Perencanaan, pelaksanaan dan pemantapan


dalam Layanan Konseling

Contoh: Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, sebagai wawasan mengembangkan karir dimasa yang akan datang

29 Aspek-aspek Praktek atau Penerapan Bidang Kehidupan Berkeluarga dalam Layanan Konseling

Contoh: Membantu individu dapat mengambil keputusan berkenaan dengan perencanaan


perkawinan dan/atau kehidupan keluarga yang sudah dijalaninya

30 Aspek-aspek Praktek atau Penerapan Bidang Kehidupan Keberagamaan dalam Layanan


Konseling

Contoh: Membantu individu memantapkan dan memaksimalkan berkenaan dengan pkehidupan


keberagamaan sesuai agama yang dianutnya

31 Kegiatan dalam Pelayanan Konseling

Kegiatan pelayanan konseling meliputi

 Individual, yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara perorangan
 Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik melalui
suasana dinamika kelompok
 Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah peserta didik dalam satu
kelas
 Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta
didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan
 Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta
didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan untuk
peserta didik

34 Aspek-aspek Praktek atau Penerapan Kegiatan Pelayanan

 Kegiatan Pengelolaan: Merancang program, melaksanakan program, mengevaluasi hasil dan


proses layanan, melakukan kegiatan tindak lanjut serta melaporkannya.
 Kegiatan Kolaborasi Profesional: Melakukan kegiatan-kegiatan diskusi atau membahas
professionalitas melalui (MGP) dan alih tangan kasus
 Kegiatan Keorganisasian: Menjadi anggota dan berperan aktif dalam organisasi profesi
ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia).

35 Kode Etik Pelayanan Konseling

Pengertian Konsep Kode Etik dalam Pelayanan Konseling

Kode etik; yang dimaksud adalah Memiliki Kesadaran Dan Komitmen Etika Profesional yang meliputi;

Menampilkan Keutuhan Pribadi Konselor terdiri dari:

 Iman Takwa
 Tulus
 Hangat
 Respek
 Yakinkan Klien
 Empati
 Integritas
 Toleran
 Berpikir positif

37 Berperilaku Etik Profesional, terdiri dari

 Sadar Nilai Pribadi


 Prasangka dan Stereotipe
 Hargai Nilai Pribadi
 Paham Kekuatan Keterbatasan
 Mengelola Diri
 Bekerja Sama
 Konsisten Penampilan

38 Komitmen Meningkatkan Kemampuan Profesional meliputi:

 Tanggung jawab dalam menyelenggarakan layanan BK


 Perilaku obyektif
 Inisiatif terlibat profesi, pendidikan dan Aktif Organisasi profesi
39 Pengertian Konseling

40 Pengertian Konsep dasar konseling

Bimbingan adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku

41 Tujuan konseling

Tujuan Umum, Tujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bakat, minat, kondisi
dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah/madrasah.

Tujuan Khusus, Diri bertujuan dalam pendidikan peserta didik dalam mengembangkan:

 Bakat
 Minat
 Kreativitas
 Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
 Kemandirian
 Kemampuan kehidupan keagamaan
 Kemampuan sosial
 Kemampuan belajar
 Wawasan dan perencanaan karir
 Kemampuan pemecahan masalah

45 Fungsi Konseling

 Fungsi Pemahaman yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya
 Fungsi Pencegahan Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan
dirinya
 Fungsi Pengentasan Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya
 Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memelihara dan menumbuhkembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang
dimilikinya
 Fungsi Advokasi Yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas
hak dan atau kepentingannya kurang mendapat perhatian

52 Prinsip dalam Konseling

DR. AWALYA, M.Pd. Kons.


53 Prinsip dalam Konseling

 Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran layanan, permasalahan yang dialami


peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.
 Prinsip-prinsip Khusus
 Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan
 Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permalasahan individu
 Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan
 Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan

Prinsip-prinsip itu adalah

Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan
diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah;
baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang
digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan
(kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).

Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama
lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya
tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus sasaran bantuan adalah konseli,
meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.

Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi
yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan
aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan proses
bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk
membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang
untuk berkembang.

Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung
jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan
peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.

Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan
diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan.
Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada konseli, yang itu
semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh
tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan
menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat
pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan.
Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan
masalahnya dan mengambil keputusan.

Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian
pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan
keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada
umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi,
sosial, pendidikan, dan pekerjaan
60 ASAS DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

 Asas Kerahasiaan Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakanya
segenap data dan keterangan tentang konseli (konseli) yang menjadi sasaran pelayanan,
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain. Dalam
hal ini guru pembimbing berkewajiban penuh memelihara dan menjaga semua data dan
keterangan itu sehingga kerahasiaanya benar-benar terjamin.
 Asas kesukarelaan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki adanya kesukaan
dan kerelaan konseli (konseli) mengikuti/menjalani pelayanan/kegiatan yang diperlu-kan
baginya. Dalam hal ini guru pembimbing berkewajiban membina dan mengembangkan
kesukarelaan tersebut.
 Asas keterbukaan Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli
(konseli) yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura,
baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya. Dalam hal
ini guru pembimbing berkewajiban mengembangkan keterbukaan konseli (konseli).
Keterbukaan ini amat terkait pada terselenggaranya asas kerahasiaan dan adanya
kesukarelaan pada diri konseli yang menjadi sasaran pelayanan/kegiatan. Agar konseli dapat
terbuka, guru pembimbing terlebih dahulu harus bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
 Asas Kegiatan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar konseli (konseli)
yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan
pelayanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong konseli
untuk aktif dalam setiap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukan
baginya.
 Asas Kemandirian yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum
bimbingan dan konseling, yakni: konseli (konseli) sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan
menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan
serta mewujudkan diri sendiri. Guru pembimbing hendaknya mampu mengarahkan segenap
pelayanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakannya bagi berkembangnya
kemandirian konseli.
 Asas Kekinian Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek sasaran
pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli (konseli) dalam kondisinya
sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi masa lampau pun”
dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan apa yang diperbuat
sekarang
 Asas Kedinamisan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi pelayanan
terhadap sasaran pelayanan (konseli) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak
monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
 Asas Keterpaduan yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru
pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu. Untuk ini kerja
sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan. Koordinasi segenap
pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
 Asas Kenormatifan Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar segenap
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh
bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan
peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku. Bukanlah
pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat dipertanggungjawabkan
apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan norma yang dimaksudkan itu.
Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling justru harus dapat
meningkatkan kemampuan konseli (konseli) memahami, menghayati, dan mengamalkan
nilai dan norma tersebut.
 Asas Keahlian Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling hendaklah
tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keprofesionalan guru
pembimbing harus terwujud baik dalam penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan
dan konseling maupun dalam penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
 Asas Alih Tangan Kasus Yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-
pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara
tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima alih
tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain ; dan demikian pula guru
pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan lain-
lain.
 Asas Tut Wuri Handayani yaitu Asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan dan
konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi (memberikan rasa
aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan rangsangan dan dorongan, serta
kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.

Landasan Bimbingan dan Konseling

75 Konsep Landasan Konseling

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 butir 6 yang
mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik, dan Pasal 4 ayat (4) bahwa pendidikan diselenggarakan
dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran, dan Pasal 12 Ayat (1) b bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 5 s.d Pasal
18 tentang standar isi pendidikan dasar dan menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat pengembangan diri peserta didik dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan, dan menyatakan bahwa pelaksana pelayanan konseling di
sekolah/madrasah adalah konselor.

Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Tahun 2004 yang memberi arah pengembangan profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.
78 Faktor-Faktor Yang Menjadi Landasan Konseling

Filosofi merupakan konseptual dan ideal :

 Sasaran pendidikan (tujuannya?)


 Proses pendidikan (bagaimana caranya?)
 Pendidik-siswa (siapa peserta didik, siapa pendidik?)
 Psikologis rencana belajar untuk pengalamanPerkembangan siswa
 Karakteristik siswa
 Metode belajar-mengajar
 Sosial Budaya: dalam hal ini masyarakat (siswa, keluarga, masyarakat umum) merupakan
sesuatu yang nyata
 Perubahan tata nilai
 Perubahan tuntutan kehidupan
 Perubahan tuntutan kerja
 Ilmu dan Teknologi arahnya bahwa pendidikan tidak hanya untuk sekarang tetapi untuk
masa depan
 Teori baru
 Teknologi baru

81 BK POLA 17 PLUS

82 BK POLA 17 PLUS 9 JENIS LAYANAN WAWASAN BK

(Pengertian, Tujuan, Funggsi, Prinsip, dll tentang BK)

BP. PRIBADI

BP. SOSIAL

BP. BELAJAR

BP. KARIR

BP. KEHIDUPAN BERKELUARGA

BP. KEHIDUPAN KEBERAGAMAAN

9 JENIS LAYANAN

83 9 JENIS LAYANAN BIMB. KELP. KONS. KLP KON- SULTASI MEDIA- SI

ORIEN-TASI

INFOR-MASI

PENEMP./

PENYAL.

PEMBE-LAJARAN
KONS.

PER.

PENG.

KONTEN

BIMB.

KELP.

KONS.

KLP

KON-

SULTASI

MEDIA-

SI

6 KEGIATAN PENDUKUNG

84 6 KEGIATAN PENDUKUNG INSTRUMEN-TASI KONFRENSI KASUS ALIH TANGAN KASUS

HIMPUNAN DATA

KUNJUNGAN RUMAH

TAMPILAN KEPUST.

Anda mungkin juga menyukai