OLEH:
OLEH:
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal ini telah diuji oleh tim penguji pada sidang di Prodi S1 Keperawatan
STIKes William Booth Surabaya
TIM PENGUJI
Mengetahui:
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat penyertaan dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal
yang berjudul “Pengaruh Terapi Musik Instrumental Terhadap Kecemasan
Penderita Kanker Di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur”.
Proposal ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk skripsi penelitian di
Prodi S1 Keperawatan STIKes William Booth Surabaya. Dalam penyusunan,
penulis juga banyak mendapat pengarahan, bantuan, bimbingan, motivasi serta
doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat:
1. Lina Mahayaty, M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.An, selaku Ketua STIKes William Booth
Surabaya.
2. Retty Nirmala S,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan
STIKes William Booth Surabaya.
3. Eny Astuti, S.KM.,M.Kes. selaku pembimbing pertama yang telah banyak
memberikan motivasi, saran, dan bantuan dengan sabar.
4. Ni Putu Widari, S.ST.,M.Kes. selaku pembimbing kedua yang telah banyak
memberikan arahan, bimbingan, serta motivasi kepada penulis.
5. Terimakasih kepada bapak dan mama selaku orang tua yang tiada henti selalu
memberikan doa serta semangat kepada saya dalam menyelesaikan pendidikan
saya.
6. Terimakasih kepada Een Permata Dewi Maskikit dan Adityawarman Maskikit
selaku Usi dan Adik saya yang selalu memberikan semangat, dukungan serta
doa kepada saya.
7. Teman-teman S1 Keperawatan STIKes William Booth Surabaya angkatan X
yang selalu memberikan semangat, bantuan dan juga saran demi
menyelesaikan proposal ini.
Surabaya, 20 Februari 2023
v
DAFTAR ISI
Cover................................................................................................................ii
Lembar Persetujuan.......................................................................................iii
Lembar Pengesahan.......................................................................................iv
Kata Pengantar...............................................................................................v
Daftar Isi..........................................................................................................vi
Daftar Bagan...................................................................................................viii
Daftar Tabel....................................................................................................ix
Daftar Singkatan.............................................................................................x
Daftar Lampiran.............................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................5
1.4 Manfaat.................................................................................................5
vi
2.3.9 Subjek Pengguna Terapi Musik............................................................31
2.3.10 Metode Aktivitas Dalam Terapi Musik................................................32
2.3.11 Tata Cara Pemberian Terapi Musik......................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................47
LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................51
vii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Pengaruh Terapi Musik Instrumental
Terhadap Kecemasan Penderita Kanker Di Yayasan
Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur...............................................
Bagan 4.1 Kerangka Kerja Pengaruh Terapi Musik Instrumental
Terhadap Kecemasan Penderita Kanker Di Yayasan
Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur...............................................
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.2 Definisi Operasional Pengaruh Terapi Musik
Instrumental Terhadap Kecemasan Penderita
Kanker Di Yayasan Kanker Indonesia Cabang
Jawa Timur..................................................................................
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden....................................51
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden......................................52
Lampiran 3 Data Demografi.............................................................................53
Lampiran 4 Lembar Kuesioner Kecemasan......................................................55
Lampiran 5 Modul Terapi Musik Instrumental................................................57
Lampiran 6 Lembar Konsultasi Mahasiswa.....................................................63
Lampiran 7 Berita Acara Perbaikan Proposal Penelitian..................................66
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
mengalami penerimaan diri yang rendah, harga diri rendah, merasa putus asa,
bosan, cemas, frustasi, tertekan maupun takut kehilangan seseorang (Haris dkk.,
2015). Menurut (Artherholt dan Fann, 2012), jika seorang pasien yang didiagnosis
kanker akan mengalami takut kematian, terganggunya rencana hidup, perubahan
citra tubuh dan harga diri, perubahan peran sosial, perubahan gaya hidup, masalah
keuangan serta mereka mengalami berbagai tingkat stres. Stres ini salah satunya
muncul sebagai kecemasan. Gangguan kecemasan bersifat heterogen sehubungan
dengan perilaku, dan bahkan kecemasan ini pun bervariasi di antara pasien
(Traeger dkk., 2012). Dampak kecemasan pada penderita kanker yang dapat
muncul sesuai dengan hasil identifikasi dari 80 pasien kanker adalah kelelahan,
marah secara emosional, kurang tidur, kesal, agresif, merasa putus asa, sulit
menerima penyakit, merasa membebani keluarga karena tidak bisa sembuh
sepenuhnya, serta memikirkan pertumbuhan kanker yang menyebar keseluruh
tubuh dalam waktu yang cepat (S. M. Baqutayan, 2019). Kecemasan juga dapat
muncul secara umum yang ditandai seperti kehilangan, kekambuhan, kematian,
ketergantungan pada keluarga, pasangan dan juga dokter, perubahan atau
hilangnya fungsi seksual, gangguan citra tubuh atau cacat, kesulitan pengambilan
keputusan, terganggunya kemampuan berkonsentrasi, terganggunya hubungan
interpersonal, gangguan fungsi peran, gangguan pola tidur serta ketidaknyamanan
atau nyeri pada stadium lanjut penyakit (World Health Organization, 2010; Calys-
Tagoe dkk., 2017). Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
adanya gangguan kecemasan yang mengakibatkan adanya ancaman pada
integritas diri yaitu kegagalan dalam memenuhi kebutuhan fisiolgis serta adanya
ancaman pada konsep diri (Pieter dkk., 2011). Menurut Roddis & Tanner, 2020
menyatakan bahwa kecemasan sangat umum terjadi dan tidak butuh spesialis
untuk penanganan, namun bila mana kondisi kronis, ditandai dengan kurangnya
minat, suasana hati terkadang tidak menentu, hilangnya kesenangan secara terus
menerus, sehingga perlu upaya penanganan agar bisa berfungsi secara normal
(Roddis & Tanner, 2020).
Menurut (Basri & Lingga, 2019) menyatakan bahwa saat ini telah banyak
dikembangkan terapi non-farmakologi untuk dapat menangani respon kecemasan
salah satunya yaitu dengan menggunakan terapi musik. Terapi musik berdasarkan
4
musik instrumental piano merupakan suara alat musik piano tanpa ada lirik atau
suara vokal dari seorang penyanyi. Dengan bantuan musik, pikiran klien dibiarkan
berimajinasi untuk mengenang hal-hal yang menyenangkan, klien juga didorong
untuk berinteraksi, improfisasi, mendengarkan atau aktif bermain musik. Musik
dapat memberikan warna dan ciri khas untuk suatu kebudayaan dan nikmat untuk
diperdengarkan (Djohan, 2006).
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh Terapi
Musik Instrumental Terhadap Kecemasan Penderita Kanker di Yayasan Kanker
Indonesia Cabang Jawa Timur.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan wawasan yang lebih banyak tentang kecemasan
dan tentang terapi komplementer khususnya terapi musik instrumental yang dapat
6
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang dasar teori Kanker,
Kecemasan, dan Terapi Musik Instrumental yang akan membantu penulis.
7
8
waktu yang lama saat menstruasi, keluar darah saat batuk dan muntah, atau
terjadi mimisan yang banyak tanpa sebab yang diketahui.
2.1.4.5 Kesulitan menelan bisa menjadi gejala awal munculnya kanker esofagus,
kanker perut atau kanker faring (tenggorokan).
2.1.4.6 Perubahan pada bentuk tahi lalat yang tidak biasa atau simetris, tepi tahi
lalat yang bergerigi, tahi lalat dengan warna yang lebih dari satu (bisa
berupa flek berwarna coklat, hitam, merah, dan putih). Diameter lebih dari
7 mm dan tahi lalat terasa sangat gatal, mengeras bahkan mengeluarkan
darah.
2.1.4.7 Penurunan berat badan secara signifikan yang tidak jelas
2.1.4.8 Sariawan yang berulang dan bertambah parah pada area lidah dapat
menjadi pertanda kemungkinan adanya kanker lidah.
Kanker prostat adalah kanker yang berkembang pada kelenjar prostat yang
terdapat pada sistem reproduksi laki-laki yang sering terjadi pada usia
lanjut. Gejala klinik penderita kanker prostat stadium lanjut yaitu nyeri di
bagian punggung bawah, panggul atau paha dan pada saat berkemih, sulit
berkemih, keluar darah saat berkemih, problem saat mengadakan
hubungan seksual, disfungsi ereksi (Choddijah, 2009; Suryo, 2010).
2.1.5.4 Kanker ginekologis
Kanker ginekologis merupakan kanker yang berasal dari organ reproduksi
wanita seperti serviks, ovarium, rahim, saluran tuba, vagina, dan vulva. Ini
merupakan jenis kanker yang terlihat pada wanita yang memiliki
kontrasepsi oral regular, terinfeksi dengan papillomavirus, memiliki
banyak kehamilan atau hubungan seksual dengan satu atau lebih pria. Jenis
kanker ini bisa dideteksi dengan berbagai gejala seperti pendarahan yang
berlebihan melalui vagina setelah kontak seksual atau melalui metastase.
Faktor risiko gaya hidup penyebab kanker ginekologis misalnya obesitas,
aktivitas fisik, diet, dan merokok (MA dkk., 2015; Deverakonda dan
Gupta, 2016).
2.1.5.5 Kanker saluran cerna
Kanker saluran cerna adalah kanker yang menyerang saluran pencernaan
dan organ aksesori pencernaan seperti esofagus, lambung, sistem empedu,
pankreas, usus kecil, usus besar, rektum dan anus. Kanker saluran cerna
sering terjadi pada mereka yang sering mengonsumsi daging atau ikan
yang diawetkan dengan garam atau diasap, minuman beralkohol dan
makanan dengan penggunaan minyak goreng berulang kali. Berikut gejala
kanker saluran cerna seperti gangguan pencernaan, nyeri di perut, mual
dan muntah, diare atau sebelit, perut kembung, kehilangan nafsu makan,
kelelahan dan perdarahan (Kabo dkk., 2016; Utomo, 2016).
2.1.5.6 Kanker darah
Kanker darah adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel darah yang
mencakup sel darah putih, sel darah merah dan sumsum tulang belakang.
Gejala yang sering muncul pada kanker darah adalah infeksi pada selaput
lender, demam, takikardi, takipnea, bintik-bintik perdarahan di kulit,
11
serupa dengan struktur pada sel asalnya. Pertumbuhan ini terjadi dari bagian
tengah massa benigna dan biasanya mengakibatkan batas tegas. Tumor yang
bersifat ganas disebut juga kanker dan dapat tumbuh menginvasi jaringan lain
sekitar dan bermetastasis pada jaringan reseptif. Metastasis merupakan
kemampuan sel kanker untuk menyusup dan membangun pertumbuhan pada area
tubuh lain yang jauh dari asalnya. Tumor maligna mempunyai struktur seluler
apikal dengan pembelahan dan kromosom nuklear abnormal yang mengakibatkan
pola pertumbuhannya tidak teratur, tidak ada kapsul yang terbentuk dan perbedaan
separasi dari jaringan sekitar sulit terlihat. Sel-sel kanker berkembang dengan
sangat cepat. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan akses ke
pembuluh darah tersebut sel-sel terbawa ke area lain dan membentuk metastase
pada bagian tubuh lain (Smeltzer, 2001; Jong, 2002; Wijayakusuma, 2005).
Terdapat beberapa jenis terapi yang umum digunakan pada pasien kanker
(Bariid dkk., 2015):
1. Terapi Obat
Nama lain dari terapi obat adalah kemoterapi. Terdapat dua jenis kemoterapi
yaitu kemoterapi sitotoksik dan kemoterapi sitostastik. Perbedaan antara dua
jenis kemoterapi tersebut adalah kemoterapi sitotoksik memiliki kemungkinan
untuk menyembuhkan pasien, sedangkan kemoterapi sitostastik tidak mampu
menghilangkan kanker, namun dapat mencegah menjadi tambah besar. Efek
samping dari pengobatan ini adalah kanker sekunder (leukemia), sakit kepala,
infeksi, sterilitas, rambut rontok, kelemahan, kelelahan, mulut kering, mati
rasa, diare atau konstipasi, kram perut, gangguan ingatan kurang, mual dan
muntah serta kerusakan kulit (Aslam dkk., 2014). Obat-obatan kemoterapi
biasanya diberikan melalui rute topikal, oral, intravena, intramuskular,
subkutan, arteri, intrakavitasi dan intratekal tergantung tipe obat, dosis, jenis,
lokasi dan luasnya kanker (Smeltzer, 2001).
Efek samping yang dialami pasien kanker terkait dengan kemoterapi mungkin
sangat parah sehingga menyebabkan ketidakseimbangan cairan atau elektrolit
serta kekurangan nutrisi. Efek samping yang terus-menerus dapat
menimbulkan masalah penting seperti menurunkan kualitas hidup yang
berdampak buruk pada hasil pengobatan serta meningkatkan kecemasan dan
depresi. Kecemasan dan depresi merupakan efek dari kemoterapi yang
merupakan gangguan psikologis umum di antara pasien kanker yang sulit
untuk dideteksi dan diobati. Pasien kanker mungkin mengalami kecemasan
atau depresi pada situasi yang berbeda seperti: menunggu hasil, menerima
diagnosis, menjalani pengobatan kemoterapi, atau mengantisipasi
kekambuhan (Molassiotis, 2005; Baqutayan, 2012; Periasamy dkk., 2015).
2. Terapi Radiasi
Radiasi terionisasi dapat merusak DNA sel, ketika DNA sel rusak maka akan
terjadi kematian sel kanker, sel menjadi rusak berat akibat perubahan
lingkungannya sehingga sel akan mati, dan sel menjadi rusak namun pada
akhirnya dapat memperbaiki dirinya sendiri.
3. Imunoterapi
14
Sistem imun diyakini dapat mengalahkan tumor yang ada dengan surveilens
imun sehingga modifikasi sel sistem imun untuk mengobati kanker.
Imunoterapi dapat digunakan untuk mengidentifikasi tumor dan tempat
metastases sel, imunoterapi juga dapat merangsang sistem kekebalan penjamu
agar berespon secara berlebih agresif terhadap rumor yang dapat dirangsang
oleh antibody yang dibuat di laboratorium (Corwin, 2009).
4. Pengangkatan atau Pembedahan
Terapi pembedahan digunakan ketika sel kanker belum menyebar. Terdapat
dua jenis pembedahan yaitu pembedahan untuk menyembuhkan penyakit dan
pembedahan paliatif.
5. Terapi Hormon
Terapi ini dilakukan dengan cara menghambat reseptor pada sel kanker dan
mencegah sel menerima sinyal stimulasi pertumbuhan yang normal.
6. Terapi Fotodinamik
Cahaya pada terapi fotodinamik tidak akan merusak sel kanker dan sel normal,
akan tetapi jika cahaya dikombinasikan dengan oksigen dapat menimbulkan
efek serius pada zat kimia fotosintetif seperti porfirin. Obat yang terdiri atas
porfisin yang telah dimodifikasi saat ini mungkin diproduksi dan diberikan
secara sistemis kemudian target kanker dapat dikurangi dengan menggunakan
cahaya khusus yang berfokus pada kanker bukan pada jaringan sekitar.
7. Terapi Gen
Genetik berperan sangat penting dalam menyebabklan kanker, terapi ini
diharapkan dapat menggantikan sel yang sakit dengan sel yang normal. Terapi
ini menggunakan potongan DNA yang mengandung pesan khusus ke sel
kanker yang dapat mengekspresikan pesan kode DNA (Corwin, 2009).
2.1.8.2 Terapi Non-Farmakologi
Terapi Non-Farmakologi adalah terapi yang tidak menggunakan obat-
obatan. Beberapa pengobatan non farmakologi yang dapat dilakukan adalah
latihan aktivitas fisik, teknik relaksasi otot, yoga, hipnoterapi, terapi musik,
meditasi, dan massage. (Savitri, 2015).
15
Menurut Adler dan Rodman (dalam Annisa & Ifdil, 2016) mengatakan
bahwa terdapat delapan faktor yang dapat menimbulkan kecemasan, yaitu:
2.2.2.1 Pengalaman negatif pada masa lalu
Penyebab utama munculnya kecemasan yaitu dengan adanya pengalaman
traumatis yang terjadi pada masa kanak-kanak. Peristiwa tersebut dapat
mempunyai pengaruh pada masa yang akan datang. Ketika individu
menghadapi peristiwa yang sama, maka ia akan merasakan ketegangan
sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Sebagai contoh seperti ketika
individu pernah gagal dalam menghadapi suatu tes, maka pada tes
berikutnya atau yang akan datang ia akan merasa tidak nyaman sehingga
muncul rasa cemas pada dirinya.
2.2.2.2 Pikiran yang tidak rasional
Pikiran yang tidak rasional terbagi dalam tiga bentuk, antara lain:
1. Kegagalan katastropik ialah keadaan dimana individu beranggapan
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi dan menimpa dirinya sehingga
individu tidak mampu mengatasi permasalahannya.
2. Kesempurnaan adalah suatu keadaan dimana individu mempunyai
standar tertentu yang harus dicapai pada dirinya sendiri sehingga
menuntut kesempurnaan dan tidak boleh ada kecacatan dalam
berperilaku.
3. Generalisasi yang tidak tepat merupakan generalisasi yang berlebihan,
ini dapat terjadi pada orang yang memiliki sedikit pengalaman.
2.2.2.3 Mekanisme koping
Koping yang efektif dapat menempati tempat yang central terhadap
kesehatan tubuh dan daya penolakan tubuh terhadap suatu gangguan
maupun serangan suatu penyakit baik yang bersifat fisik maupun psikis,
sosial, serta spiritual.
2.2.2.4 Jenis kelamin
Menurut penelitian yang dilakukan Sri Nopia (2018) menunjukkan bahwa
laki-laki cenderung lebih mengalami kecemasan dibandingkan dengan
perempuan hal ini dapat disebabkan karena laki-laki lebih sensitif terhadap
permasalahan dibandingkan dengan perempuan, sehingga mekanisme
17
2.2.2.5 Usia
Iyus (dalam Saifudin & Kholidin, 2015) menyebutkan ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi kecemasan seseorang antara lain usia dan tahap
perkembangan, faktor ini memegang peran penting pada setiap individu
karena perbedaan usia maka akan berbeda pula tahap perkembangannya,
dan hal tersebut dapat mempengaruhi dinamika kecemasan pada
seseorang.
2.2.2.6 Lingkungan
Muyasaroh et al. (2020) menyatakan lingkungan atau sekitar tempat
tinggal dapat mempengaruhi cara berpikir individu tentang dirinya sendiri
maupun orang lain. Hal ini bisa disebabkan karena adanya pengalaman
yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat,
maupun dengan rekan kerja. Sehingga individu tersebut akan merasa tidak
aman terhadap lingkungannya.
2.2.2.7 Emosi yang ditekan
Kecemasan dapat terjadi jika individu tidak mampu menemukan jalan
keluar untuk perasaannya sendiri dalam hubungan personal, terutama jika
dirinya menekan rasa marah atau frustasi dalam jangka waktu yang
panjang atau sangat lama.
2.2.2.8 Sebab-sebab fisik
Pikiran ataupun tubuh manusia senantiasa saling berinteraksi dan dapat
menyebabkan timbulnya kecemasan. Hal ini dapat dilihat dalam kondisi
seperti kehamilan semasa remaja maupun sewaktu terkena suatu penyakit.
Selama ditimpa kondisi ini, perubahan-perubahan perasaan akan lazim
muncul, dan hal ini dapat menyebabkan timbulnya kecemasan.
dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu (Solehati T & Cecep EK,
2015:193).
Musik instrumental merupakan musik yang melantun tanpa vocal, dan
hanya instrument/alat musik dan atau backing vocal saja yang melantun. Manfaat
musik instrumental dapat menjadikan badan, pikiran, dan mental menjadi lebih
sehat. Semakin banyak hasil riset mengenai efek musik instrumental terhadap
kesehatan dan kesegaran fisik. Musik instrumental dan terapi relaksasi telah
banyak digunakan secara bersamaan untuk menurunkan detak jantung dan
menormalkan tekanan darah terhadap seseorang yang menderita serangan jantung.
Penderita migrain (sakit kepala sebelah) juga telah banyak yang dilatih dengan
menggunakan musik, pemberian bantuan visual dan teknik-teknik relaksasi untuk
membantu menurunkan frekuensi, intensitas dan durasi penderitaan sakit kepala
mereka (Aditia 2012). Salah satu jenis musik instrumental seperti kitaro koi,
musik instrumental kitaro koi merupakan aransemen instrumental karangan musik
jepang. Harmoninya mengalun indah seakan menyentuh hati para pendengarnya.
Dibawakan dengan penuh penghayatan seakan menghipnotis orang yang
mendengarnya, nada-nadanya yang menginspirasikan kehidupan.
resah dan lesu. Sedangkan pada hiburan, musik dapat memberikan rasa santai
dan nyaman atau penyegaran pada pendengarnya. Terkadang ada saatnya
pikiran kita sedang risau, buntu dan tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan.
Dengan mendengarkan musik, segala pikiran tersebut bisa kembali segar.
2. Musik dapat menyembuhkan depresi, karena terbukti dapat menurunkan
denyut jantung. Hal ini membantu menenangkan dan merangsang bagian otak
saat aktivitas, emosi dan tidur. Peneliti dari Science University of Tokyo
menyatakan bahwa musik dapat membantu menurunkan tingkat stres dan
gelisah.
3. Musik dapat berfungsi sebagai alat terapi kesehatan. Ketika seseorang
mendengarkan musik, gelombang listrik yang ada di otak dapat diperlambat
atau dipercepat, dan pada saat yang sama kinerja sistem tubuh pun akan
mengalami perubahan. Musik mampu mengatur hormon-hormon yang
mempengaruhi stres seseorang serta mampu meningkatkan daya ingat.
4. Musik dan kesehat berikatan dengan erat dan tidak diragukan bahwa dengan
mendengarkan musik kesukaan maka mereka para pendengar akan mampu
terbawa kedalam suasana hati yang baik dalam waktu singkat.
5. Musik memiliki pengaruh terhadap peningkatan kecerdasan manusia serta
dapat mencegah hilangnya daya ingat.
6. Musik diyakini dapat meningkatkan motivasi seseorang. Motivasi yang
terdapat dalam lirik lagu merupakan hal yang hanya bisa dilahirkan dengan
perasaan dan suasana hati tertentu. Apabila ada motivasi, semangat pun akan
muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan. Begitupun sebaliknya, jika
motivasi terbelenggu, maka semangat pun menjadi luruh, lemas dan tak ada
tenaga untuk beraktivitas.
Gunawan (2004: 255) juga mengemukakan keteraturan nada-nada musik
sangat berpengaruh pada tubuh. Pengaruh yang ditimbulkan antara lain:
a. Musik meningkatkan energi otot.
b. Musik mempengaruhi kerja jantung.
c. Musik mempengaruhi stres dan rasa sakit.
d. Musik mempengaruhi rasa lelah dan mengantuk.
e. Musik membantu meningkatkan kondisi emosi ke arah yang lebih baik.
28
5. Musik Tradisional.
aktifnya sel-sel tersebut sistem kekebalan tubuh seseorang lebih berpeluang untuk
aktif dan meningkat fungsinya. Selain itu, musik juga dapat meningkatkan
serotonin dan pertumbuhan hormon yang sama baiknya dengan menurunkan
hormon ACTH (Setiadarama 2002).
Selain kelompok diatas, terapi musik juga efektif pada ibu yang akan
melahirkan, pengelolaan rasa sakit dan mereduksi stress. Selain itu terapi
musik juga mempunyai peran dalam perawatan terminal untuk
meringankan penyakit yang diderita dan menata suasana emosi agar lebih
menyenangkan.
Djohan (2009), juga menyatakan bahwa terapi musik secara khusus sangat
efektif dalam tiga bidang pengobatan, antara lain:
1. Sakit, kecemasan dan depresi
Terapi musik terbukti dapat mengurangi rasa sakit pada saat dan setelah
melahirkan, memperbaiki komunikasi dan meningkatkan kerja sama pada
pasien dengan kanker dan memberikan rasa gembira.
2. Cacat mental, emosi dan fisik
Terapi musik banyak dipergunakan untuk mengatasi gangguan emosi pada
anak-anak dengan gangguan emosional karena retardasi mental, maupun
autisme dan memperbaiki ketrampilan atau aktivitas otot kaki pada penderita
stroke.
3. Gangguan neurologis
Terapi musik banyak dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan tidur atau
insomnia, kekuatan musik sangat luar biasa karena kedua belahan hemisfer
otak sama-sama terlibat pada saat mendengarkan musik.
Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang kerangka konsep yang
dapat membantu penulis dalam menghubungkan antara teori dan hasil penemuan
serta membahas hasil hipotesa yang digunakan sebagai petunjuk dalam proses
pengumpulan data.
Keterangan:
: diteliti : tidak diteliti
: berpengaruh : berhubungan
Bagan 3.1: Kerangka Konsep Pengaruh Terapi Musik Instrumental Terhadap
Kecemasan Penderita Kanker Di Yayasan Kanker Indonesia Cabang
Jawa Timur.
34
35
Keterangan:
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan kendali dan
mekanisme normal, sehingga dapat mengalami pertumbuhan yang tidak normal,
cepat, dan juga tidak terkendali. Sel-sel membelah secara tidak normal yang tanpa
kontrol serta menyerang jaringan yang sehat di sekitarnya. Kecemasan pada
penderita kanker adalah suatu gangguan psikologi yang disebabkan karena pasien
menghadapi ketidakpastian, kekhawatiran tentang efek pengobatan kanker, takut
akan perkembangan kanker yang dapat mengakibatkan kematian, dalam beberapa
situasi pasien kanker merasa marah, takut, sedih, juga tertekan serta seringkali
mengalami perubahan suasana hati. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kecemasan antara lain: pengalaman negatif pada masa lalu, pikiran yang tidak
rasional, mekanisme koping, jenis kelamin, usia, lingkungan, emosi yang ditekan,
dan sebab-sebab fisik. Salah satu terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi
kecemasan pada penderita kanker adalah terapi musik instrumental. Terapi musik
instrumental adalah suatu teknik distraksi yang efektif dan dipercaya dapat
menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian
seseorang dan nyeri, namun masih jarang digunakan terutama dalam bidang
kesehatan. Terapi musik instrumental juga memenuhi syarat penting sebagai salah
satu teknik untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau
irama tertentu. Tingkat kecemasan pada penderita terdiri atas: kecemasan ringan,
kecemasan, sedang, kecemasan berat, dan panik.
3.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pernyataan penelitian (Nursalam, 2017). Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
pengaruh pemberian terapi musik instrumental terhadap perubahan tingkat
kecemasan pada penderita kanker.
H1 = Adanya pengaruh terapi musik instrumental terhadap kecemasan penderita
kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.
BAB 4
METODE PENELITIAN
36
37
Kerangka kerja merupakan suatu abstrak, logika secara arti harafiah yang
dapat membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penelitian dengan body of
knowledge (Nursalam, 2015).
Populasi (N=33)
Seluruh penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia
Cabang Jawa Timur
Teknik Sampling
Consecutive Sampling
Sampel (n=30)
Sebagai penderita kanker di Yayasan Kanker Indonesia
Cabang Jawa Timur
Pra Eksperimen
Populasi dalam penelitian ini adalah subjek yang memenuhi kriteri yang
telah ditetapkan (Nurssalam, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah penderita
kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur sebanyak 33 orang (N.
33).
4.5.2 Sampel
Sampel merupakan sebagian yang di ambil dari keseluruhan subjek yang
di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi. Sampel adalah bagian dari
populasi yang akan di teliti atau sebagian jumlah dari karasteristik yang di miliki
oleh populasi (Sugiyono, 2018). Sampel dari penelitian ini adalah penderita
kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur sebanyak 30 orang
sesuai dengan teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling (n.
30).
4.5.2.1 Kriteria Sampel
1. Inklusi
Kriteria inklusi ialah suatu karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,
2017). Kriteria inklusi dalam penelitian ini antara lain:
a. Responden bersedia diteliti dan mau menandatangani inform consent.
b. Penderita kanker yang kondisinya stabil.
c. Penderita kanker yang dengan kebutuhan keperawatan minimal care
dan partial care.
d. Penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi.
e. Penderita kanker yang berusia diatas 25 tahun.
4.5.2.2 Besar Sampel
Perhitungan sampel menggunakan Rumus Slovin, yaitu:
n= N
1+ N (d)2
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat signifikan (0,05)
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 33 orang, sehingga sampelnya:
42
n= N
1 + N (d)2
n= 33
1 + 33 (0,05)2
n= 33
1 + 33 (0,0025)
n= 33
1 + 0,0825
n= 33
1,0825
n = 30
4.5.3 Sampling
Sampling ialah suatu proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat
mewakili porsi yang ada (Nursalam, 2016). Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah consecutive sampling yaitu dengan menunggu objek
yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria.
dilakukan secara sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan
dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang mengungkapkan
fenomena (Nursalam, 2018). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah dengan mengambil data awal dengan pengisian kuesioner sebelum
tindakan, intervensi terapi musik instrumental, dan pengisian kuesioner setelah
tindakan dengan cara:
1. Penelitian ini dilakukan atas izin dari Ketua STIKes William Booth Surabaya.
2. Penelitian mendapatkan izin dari Ketua Yayasan Kanker Indonesia Cabang
Jawa Timur.
3. Memberikan surat permohonan menjadi responden.
4. Memberikan informed consent (surat persetujuan menjadi responden) bagi
responden yang bersedia.
5. Menentukan responden sesuai dengan kriteria inklusi.
6. Menjelaskan tentang tata cara penelitian.
7. Memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang kecemasan sebelum
dilakukan tindakan terapi musik instrumental.
8. Memberikan tindakan terapi musik instrumental pada penderita kanker.
9. Memberikan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang kecemasan setelah
dilakukan tindakan terapi musik instrumental.
4.7.1 Instrumen Penelitian
Instrument adalah seperangkat aturan yang di perlukan untuk
mengidentifikasi data dari suatu pengukuran variabel (Sugiyono,2019). Instrumen
penelitian menggunakan lembar kuesioner.
4.7.1.1 Surat persetujuan menjadi responden
Lembar persetujuan di bagikan kepada responden sebelum mengisi format
data penelitian, sebelum memberikan penjelasan maksud dan tujuan
penelitian, serta dampak selama pengumpulan data, bila subjek menolak
maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
4.7.1.2 Lembar Kuesioner
Kuesioner kecemasan menggunanakan (SAS/SRAS). Pada penelitian ini
untuk mengukur tingkat kecemasan menggunakan kueisioner baku ZSAS
(Zung Self-Rating Anxiety Scale), yang digunakan untuk mengukur
44
Analisa data merupakan suatu bagian yang sangat penting untuk mencapai
tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian
yang mengungkap fenomena. Data mentah yang didapat, tidak dapat
menggambarkan informasi yang diinginkan untuk menjawab masalah
penelitian (Nursalam, 2017).
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian “Pengaruh Terapi Musik
Instrumental Terhadap Kecemasan Penderita Kanker Di Yayasan Kanker
Indonesia Cabang Jawa Timur”. Hasil pengumpulan data dari data demografi
yang disebar peneliti pada tanggal 23 Mei 2023 dengan jumlah responden
sebanyak 30 orang. Data penelitian ini meliputi data demografi yang terdiri atas
usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, stadium
kanker, dan berapa lama menderita kanker.
47
48
Total 21 100,00%
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan sebanyak 13 orang (61,90%)
responden tingkat pendidikan terakhir SMA.
5.3 Pembahasan
Pada pembahasan akan diuraikan hasil penelitian mengenai Pengaruh
Terapi Musik Instrumental Terhadap Kecemasan Penderita Kanker Di Yayasan
Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.
5.3.1 Tingkat Kecemasan Penderita Kanker Sebelum diberikan Terapi
Musik Instrumental
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Yayasan Kanker Indonesia
Cabang Jawa Timur didapatkan bahwa responden yang mengalami kecemasan
sedang merupakan responden terbanyak dengan jumlah 10 orang (47,62%).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad dan
Dwi (2021) tentang Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien
Kanker di Rumah Singgah Kanker Samarinda, dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi musik instrumental responden yang
mengalami kecemasan sedang merupakan responden terbanyak dengan jumlah 9
orang (50%). Berdasarkan tabel 5.2 tentang karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin sebanyak 16 orang (76,19%) responden berjenis kelamin perempuan
dan 5 orang (23,81%) responden b erjenis kelamin laki-laki. Menurut penelitian
pada teori yang dilakukan Sri Nopia (2018) menunjukkan bahwa laki-laki
cenderung lebih mengalami kecemasan dibandingkan dengan perempuan hal ini
dapat disebabkan karena laki-laki lebih sensitif terhadap permasalahan
dibandingkan dengan perempuan, sehingga mekanisme koping laki-laki kurang
baik jika dibandingkan dengan perempuan. Sedangkan pada hasil yang di
dapatkan peneliti saat melakukan penelitian di Yayasan Kanker Indonesia Cabang
Jawa Timur, diketahui bahwa responden berjenis kelamin perempuan merupakan
responden terbanyak yang mengalami kecemasan dengan jumlah 16 orang
(76,19%). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Muhammad dan Dwi (2021) tentang Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Kanker di Rumah Singgah Kanker Samarinda, mengatakan
54
kesehatan. Terapi musik instrumental juga memenuhi syarat penting sebagai salah
satu teknik untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau
irama tertentu (Solehati T & Cecep EK, 2015:193).
Menurut peneliti, dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Yayasan
Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur terhadap penderita kanker didapatkan
bahwa dari 21 responden yang mengalami kecemasan ringan merupakan
responden terbanyak dengan jumlah 15 orang (71,43%), dan responden yang
mengalami kecemasan sedang berjumlah 6 orang (28,57%). Adanya pengaruh
terapi musik instrumental terhadap pengurangan tingkat kecemasan pada
penderita kanker karena terapi musik instrumental merupakan suatu teknik
distraksi yang efektif dan dipercaya dapat menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan
kecemasan. Pasien kanker yang diberikan terapi musik instrumental mengakui
bahwa mereka merasa tenang, dan sedikit mengantuk sehingga mereka lupa
dengan cemas yang dirasakannya. Hal ini dapat terjadi karena musik memberikan
efek rileks sehingga pada penelitian diperoleh bahwa pada pasien kanker yang
diberikan terapi musik instrumental mengalami mengalami penurunan kecemasan,
dimana terlihat pasien sudah tampak mulai rileks dari wajah yang tenang dan
sudah dapat merima apa yang telah terjadi pada dirinya. Selain itu berdasarkan
karakteristik usia responden paling banyak berusia 41-60 tahun, hal ini dapat
membuktikan bahwa dengan karakteristik usia tersebut responden sudah memiliki
tingkat kematangan dan kekuatan yang lebih matang dalam berfikir, sehingga
mampu mengidentifikasi tingkat kecemasannya dan dapat mengatasinya dengan
baik ketika mendengarkan terapi musik instrumental.
Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil
penelitian dan akan di sajikan beberapa saran-saran bagi sekitarnya yang dapat
berguna bagi pihak yang berkepentingan.
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Tingkat kecemasan penderita kanker sebelum (Pre) diberikan terapi musik
instrumental di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur sebanyak 10
orang (47,62%) responden mengalami kecemasan sedang.
6.1.2 Tingkat kecemasan penderita kanker setelah (Post) diberikan terapi musik
instrumental di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur sebanyak 15
orang (71,43%) responden mengalami kecemasan ringan.
6.1.3 Ada pengaruh terapi musik instrumental terhadap kecemasan penderita
kanker di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan wawasan yang lebih banyak tentang
kecemasan dan tentang terapi komplementer khususnya terapi musik instrumental
yang dapat menurunkan kecemasan pada penderita kanker dan menjadikan dasar
pengembangan diri penulis dalam menerapkan terapi musik instrumental.
6.2.2 Bagi Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan tambahan
dalam penanganan masalah kecemasan pada penderita kanker.
6.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat memberi masukan bagi institusi pendidikan
khususnya di bidang keperawatan untuk dapat mengembangkan materi terapi
musik instrumental dalam mata kuliah terapi komplementer.
59
60
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, I. P., Setiawati, E. M., & Harun, S. (2021). Pengaruh Terapi Musik Pada
Kecemasan Pasien Kanker Payudara Yang Menjalani Kemoterapi
Literature Review.
http://digilib.unisayogya.ac.id/6178/1/1610201089_Isnaini%20Putri
%20Amalia_Naskah%20Publikasi%20-%20isnaini%20putri.pdf Diakses
pada tanggal 2 Maret 2023
American Cancer Society. 2017. Cancer Treatment and Survivorship Facts and
Figures 2016-2017 Diakses pada tanggal 13 Desember 2022
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep kecemasan (anxiety) pada lanjut usia
(lansia). Konselor, 5(2), 93-99.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor/article/view/6480 Diakses
pada tanggal 2 Desember 2022
Fikri, M., & Fitriani, D. R. (2021). Pengaruh Terapi Musik Terhadap Tingkat
Kecemasan Pasien Kanker di Rumah Singgah Kanker Samarinda. Borneo
Studies and Research, 3(1), 66-75. Diakses pada tanggal 2 Juni 2023.
Nurlina, N., Syam, Y., & Saleh, A. (2021). Terapi musik efektif terhadap
penurunan kecemasan pada pasien kanker. Jurnal Keperawatan
Silampari, 4(2), 634-642. Diakses pada tanggal 14 Desember 2022
Peni, S. N., Setiorini, D., & Platini, H. (2018). Tingkat Kecemasan Pada Pasien
Tuberkulosis Paru Di Ruang Zamrud RSUD Dr. Slamet Garut. Jurnal
Kesehatan Indra Husada, 6(2), 32-32. Diakses pada tanggal 4 Desember
2022
Purba, S. (2017) Pengaruh Kombinasi Terapi Musik Klasik Dan Teknik Relaksasi
Napas Dalam Terhadap Kecemasan Pada Pasien Kanker Payudara
Dengan Kemoterapi Di RSUP Fatmawati. Univeritas Indonesia. Diakses
pada tanggal 2 Maret 2023
Rahayu, anita sefti. (2017). Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap
Perubahan Tingkat Kecemasan pada Pasien Pre Operasi Sectio
Caesaria di Ruang Bersalin RSUD Kota Madiun (Vol. 3, Issue 1).
http://repository.stikes-bhm.ac.id/153/1/7.pdf Diakses pada tanggal 27
Desember 2022
Setiawan, Jeny. 2014. “Manfaat Musik Instrumental Bagi Otak.” Diakses pada
tanggal 24 Desember 2022
64
Solehati, T., & Kosasih, C. E. (2015). Konsep dan aplikasi relaksasi dalam
keperawatan maternitas. Bandung: PT. Refika Aditama. Diakses pada
tanggal 24 Desember 2022
Stegemann, T., Geretsegger, M., Phan Quoc, E., Riedl, H., & Smetana, M. (2019).
Music therapy and other music-based interventions in pediatric health
care: an overview. Medicines, 6(1), 25. https://www.mdpi.com/2305-
6320/6/1/25 Diakses pada tanggal 27 Desember 2022
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Saudara/i calon responden
Di Yayasan Kanker Indonesia Surabaya
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah:
Nama : Intan Christi Maskikit
NIM : 2019.01.011
Status : Mahasiswi S1 Keperawatan semester VIII STIKes William Booth
Surabaya.
Judul : Pengaruh Terapi Musik Instrumental Terhadap Kecemasan Penderita
Kanker Di Yayasan Kanker Indonesia Cabang Jawa Timur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Terapi Musik Instrumental
Terhadap Kecemasan Penderita Kanker Di Yayasan Kanker Indonesia Cabang
Jawa Timur.
Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i, untuk menjadi
responden dalam penelitian yang saya lakukan. Selanjutnya saya mohon
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan
kejujuran dan apa adanya. Jawaban saudara dijamin kerahasiaanya.
Demikian atas bantuan dan partisipasinya, saya ucapkan terimakasih.
(Intan Ch Maskikit)
70
LAMPIRAN 6
Dengan hormat,
Saya adalah Mahasiswi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
William Booth Surabaya: Intan Christi Maskikit, sangat mengharapkan partisipasi
dari Bapak/Ibu dalam kegiatan penelitian saya yang berjudul “Pengaruh Terapi
Musik Instrumental Terhadap Kecemasan Penderita Kanker Di Yayasan Kanker
Indonesia Cabang Jawa Timur”.
Saya juga mengharapkan tanggapan dan jawaban dari Bapak/Ibu secara
jujur dan apa adanya saat mengisi kuesioner. Saya menjamin kerahasiaan jawaban
dan identitas Bapak/Ibu atas informasi yang diberikan. Dan informasi ini hanya
akan digunakan untuk kepentingan penelitian pada tugas akhir.
Dengan menandatangani kolom tanda tangan di bawah ini, menunjukkan
Bapak/Ibu telah diberi informasi dan memutuskan untuk bersedia berpartisipasi
dalam penelitian ini.
Tanggal
No.Responden
Tanda Tangan
71
LAMPIRAN 7
DATA DEMOGRAFI
PENGARUH TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL TERHADAP
KECEMASAN PENDERITA KANKER DI YAYASAN KANKER
INDONESIA CABANG JAWA TIMUR
LAMPIRAN 8
Lembar Kuesioner Kecemasan (Zung Self- Rating Anxiety Scale/SAS)
Petunjuk Pengisian
Kuesioner ini terdiri atas beberapa pertanyaan yang mungkin sesuai dengan
pengalaman Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menghadapi situasi kehidupan sehari-
hari. Terdapat 4 pilihan jawaban yang telah disediakan untuk setiap pertanyaan
yaitu:
1. TP : Tidak Pernah
2. KK: Kadang-kadang
3. S : Sering Mengalami
4. SS : Selalu Mengalami
Selanjutnya, Bapak/Ibu/Saudara/i diminta untuk menjawab dengan cara memberi
tanda centang ( √ ) pada kolom yang paling sesuai dengan keadaan
Bapak/Ibu/Saudara/i selama ini. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah,
oleh karena itu isilah sesuai keadaan diri Bapak/Ibu/Saudara/i yang sebenarnya.
Di bawah ini adalah daftar pertanyaan yang mungkin harus saudara isi sendiri.
Silahkan baca setiap pertanyaan dan beri tanda centang ( √ ) sesuai dengan yang
anda rasakan saat ini.
No Pertanyaan TP KK S SS
1. Saya merasa lebih gelisah dan gugup dari
biasanya
2. Saya merasa takut tanpa alasan yang jelas
3. Saya mudah marah, tersinggung atau panic
4. Saya merasa seakan tubuh saya berantakan
atau hancur
5. Saya selalu merasa kesulitan mengerjakan
segala seuatu atau merasa sesuatu yang
buruk akan terjadi
6. Kedua tangan dan kaki saya sering gemetar
7. Saya sering terganggu oleh sakit kepala,
nyeri leher atau nyeri otot
8. Saya merasa badan saya lemah dan mudah
74
lelah
9. Saya tidak dapat istirahat atau duduk dengan
tenang
10. Saya merasa jantung saya berdebar-debar
dengan keras dan cepat
11. Saya sering mengalami pusing
12. Saya sering pingsan atau merasa seperti
pingsan
13. Saya mudah sesak nafas tersengal-sengal
14. Saya merasa kaku atau mati rasa dan
kesemutan pada jari jari saya
15. Saya merasa sakit perut atau gangguan
pencernaan
16. Saya sering buang air kecil dari biasanya
17. Saya merasa tangan saya dingin dan sering
basah oleh keringat
18. Wajah saya terasa panas dan merah merona
19. Saya sulit tidur dan tidak dapat istirahat
malam
20. Saya mengalami mimpi buruk
75
LAMPIRAN 9
OLEH:
BAB 1
PENDAHULUAN
salah satunya yaitu dengan menggunakan terapi musik. Terapi musik berdasarkan
penelitian mampu mengatasi permasalahan berupa gangguan jasmani, dan
psikologis, kognitif serta masalah sosial (Stegemann et al., 2019). Beberapa
penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa terapi musik efektif untuk penurunan
kecemasan pada pasien kanker. Penelitian yang dilakukan oleh (Kühlmann et al.,
2016) membuktikan bahwa terapi musik dapat memberikan manfaat serta efek
jangka pendek pada orang yang mengalami depresi selain itu terapi musik juga
mampu menunjukkan khasiat penurunan tingkat kecemasan. Adapun hasil
penelitian yang dilakukan oleh Lima et al. (2020) membuktikan bahwa terapi
musik efektif dalam mengatasi kecemasan pasien kanker payudara yang sedang
menjalani kemoterapi, terapi musik tidak hanya berpengaruh terhadap kecemasan
tetapi juga dapat berpengaruh terhadap depresi dan kualitas hidup. Oleh karena itu
diharapkan peneliti dapat mempertimbangkan penggunaan intervensi terapi musik
untuk penurunan tingkat kecemasan dan depresi pasien kanker. Terapi musik
merupakan salah satu intervensi keperawatan, dimana musik dapat dijadikan
sebagai media untuk aktifitas terapeutik dengan tujuan untuk memelihara,
memperbaiki serta pengembangan kesehatan mental, kesehatan fisik, dan
kesehatan emosi (Padila et al., 2020). Adapun praktik keperawatan merupakan
bukti yang berkembang menunjukkan kemajuan dalam membantu pasien
menurunkan kecemasan yaitu terapi musik (Chen et al., 2021). Meskipun dampak
positif dari terapi musik ini masih diperdebatkan, namun hasil penelitian yang
dilakukan oleh Chen dkk membuktikan bahwa terapi musik efektif untuk
menurunkan kecemasan pasien kanker, dimana terapi musik serta seni merupakan
suatu metode yang digunakan untuk mengelola keadaan psikologi pasien (Chen et
al., 2021). Banyak sekali jenis musik yang dapat digunakan untuk terapi,
diantaranya musik klasik, instrumental, jazz, dangdut, pop rock, dan keroncong.
Salah satu jenis musik yang digunakan adalah musik instrumental yang
bermanfaat menjadikan badan, pikiran, dan mental menjadi lebih sehat. Terapi
musik instrumental adalah suatu teknik distraksi yang efektif dan dipercaya dapat
menurunkan nyeri fisiologis, stres, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian
seseorang dan nyeri, namun masih jarang digunakan terutama dalam bidang
kesehatan. Terapi musik instrumental juga memenuhi syarat penting sebagai salah
78
satu teknik untuk penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau
irama tertentu (Solehati T & Cecep EK, 2015:193).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti menentukan rumusan
masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana langkah-langkah pemberian terapi musik instrumental?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui langkah-langkah pemberian terapi musik instrumental.
79
BAB 2
PELAKSANAAN
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi musik instrumental adalah suatu teknik distraksi yang dapat
memberikan efek relaksasi terhadap orang yang mendengarkan sehingga dapat
mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri, atau kecemasan yang dialaminya
(Solehati T & Cecep EK, 2015:193). Sebelum dilakukan tindakan terapi musik
instrumental terhadap kecemasan penderita kanker diukur dengan menggunakan
kuesioner pre-test. Kemudian setelah memberikan intervensi peneliti membagikan
kembali kuesioner post-test untuk menilai kecemasan setelah kegiatan intervensi.
3.2 Saran
Terapi musik instrumental diharapkan dapat dikembangkan lebih baik lagi,
dan dapat menjadi alternatif yang efektif menurunkan kecemasan pada penderita
kanker.
81
LAMPIRAN 10
NO. Nama Usia Jenis Status Tingkat Pekerjaan Stadium Lama Menderita
Res Kelamin Pernikahan Pendidikan Kanker Kanker
1 Ibu P.A 2 2 2 3 1 3 1
2 Bapak A.A 2 1 2 3 5 2 1
3 Ibu S 2 2 2 1 3 3 1
4 Bapak A.K 2 1 2 4 4 3 1
5 Ibu S.M 2 2 2 3 5 3 1
6 Ibu Q.A 1 2 2 3 2 2 1
7 Bapak S 2 1 2 2 3 2 2
8 Ibu H 1 2 1 3 1 1 1
9 Ibu M 3 2 2 3 1 3 2
10 Ibu W 2 2 2 1 5 4 2
11 Ibu V 2 2 3 3 5 3 2
12 Bapak J.M 3 1 2 3 4 1 1
13 Ibu K 2 2 2 1 5 1 1
14 Ibu W.Y.M 1 2 1 4 5 1 1
15 Ibu S.P 2 2 2 3 5 4 1
16 Ibu S 2 2 2 1 5 4 2
17 Ibu N 2 2 2 3 1 2 1
18 Bapak H 2 1 2 3 2 1 1
19 Ibu E 2 2 2 1 5 3 1
20 Ibu M 2 2 2 3 5 4 1
21 Ibu M 2 2 2 3 1 4 2
82
KETERANGAN:
LAMPIRAN 11
LAMPIRAN 12
(Ibu Eny)
6 18 November 2022 Ganti judul
(Ibu Eny)
7 24 November 2022 ACC judul: “pengaruh terapi
musik instrumental terhadap
kecemasan penderita kanker di
Yayasan Kanker Indonesia
Cabang Jawa Timur” (Ibu Putu)
8 25 November 2022 ACC judul: “pengaruh terapi
musik instrumental terhadap
kecemasan penderita kanker di
Yayasan Kanker Indonesia
Cabang Jawa Timur” (Ibu Eny)
5 Perbaiki bab 1
Desember - Introduksi masalah
2022 - Justifikasi
- Kronologi
- Solusi (Ibu
Eny)
10 6 - Perbaiki bab 1
Desember - Perbaiki bab 2
2022 - Perbaiki bab 3
85
Putu)
19 17 ACC proposal lanjut
Februari buat PPT
2023 (Ibu
Eny)
PERBAIKAN SETELAH SEMPRO
LAMPIRAN 13
BERITA ACARA
PERBAIKAN PROPOSAL PENELITIAN
konsep
4. Bab 4:
- Mengganti metode
penelitian
- Tabel definisi operasional
menggunakan bahasa
sendiri
- Mengganti indikator
variabel terikat menjadi 20
- Mengganti kriteria sampel
5. Daftar pustaka1 spasi
6. Lampiran 3: tambahkan lama
menderita kanker pada data
demografi
7. Lampiran 5
- Mengganti waktu
pelaksanaan pemberian
terapi musik instrumental
- Merapikan tabel langkah-
langkah pemberian terapi
musik instrumental
4 Eny Astuti, 1. Melihat tempat penelitian
S.KM.,M.Kes. (Yayasan Kanker Indonesia
Cabang Jawa Timur)
2. Segera konsul kembali
3. Membuat berita acara perbaikan
proposal skripsi
4. Waktu 1 minggu untuk
perbaikan
Mengetahui
Pembimbing I Pembimbing II
90