Anda di halaman 1dari 2

7 Kesesatan Pondok Pesantren Al-Zaytun.

Infaq
Diduga ada penarikan iuran paksa dengan dalih infaq. Pihak pondok pesantren menggunakan
Surat At Taubah (9:103). Infaq itu ditarifkan dengan nominal Rp12 miliar untuk yang tinggal
di desa maju dan Rp5 miliar untuk desa tertinggal. Jika tidak bisa membayar, pihak Al-
Zaytun menawarkan cara lain untuk melunasi infaq yaitu dengan menjual anak kandung
hingga menjual diri. Gegara hal itu banyak orang tua yang dibuat depresi hingga gila karena
tak lagi bisa bertemu dengan anaknya. Santri wanita juga disebut sampai menjual diri dan
rela digilir oleh empat laki-laki demi bayar infaq.

Ibadah Haji
Al-Zaytun juga disebut mengubah ketentuan naik Haji dan melempar jumrah. Mereka
menyebut menunaikan ibadah Haji bisa dilakukan di Al-Zaytun. Ibadah Haji bisa dilakukan
dengan mengelilingi pesantren dengan luas 1.200 hektare itu dengan mengendarai mobil.

Ubah Syahadat
Al-Zaytun mengubah syahadat dari Tiada Tuhan selain Allah menjadi Tidak ada negara
selain negara Islam. Ponpes Al-Zaytun juga menganggap negara-negara di luar Islam adalah
kafir.

Shaf Campur

Dalam agama Islam, shaf salat antara laki-laki dan wanita dibedakan. Di mana umumnya
laki-laki berada di depan, sedangkan shaf perempuan di belakang atau di samping. Adapun
hal tersebut biasanya diberi penyekat. Namun, berbeda dengan ajaran di Ponpes Al Zaitun ini.
Menurut keyakinannya, perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama hingga tak
perlu dibedakan.

Melantunkan Havenu Shalom Alachem

Selain shaf salat yang menjadi kontroversi. Hal lain yang ramai dibahas ialah lantunan lagu
Havenu Shalom Alachem. Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang, bahkan memimpin
langsung para jemaahnya bernyanyi lagu tersebut. Di mana lagu ini merupakan salam khas
agama Yahudi yang termasuk haram untuk dinyanyikan seorang muslim.

Adanya Jarak

Dalam ajaran Islam yang sesuai dengan Al Quran dan Hadist, salat yang benar ialah
merapatkan barisan salat agar tidak ada bagian yang kosong ketika berjamaah. Namun, di
Ponpes ini justru menerapkan hal sebaliknya. Para jemaah diharuskan untuk jaga jarak.
Boleh Berzina

Hal yang paling menyimpang ialah adanya aturan diperbolehkannya berzina untuk santri
yang memiliki banyak uang. Lantaran untuk dosa para pelaku zina tersebut bisa hilang
dengan tebusan uang. Hal ini diungkapkan oleh Tokoh NII, Ken Setiawan.

Anda mungkin juga menyukai