Anda di halaman 1dari 3

11 Urutan Tata Cara Mengerjakan Haji

Ketika mengunjungi ke Baitullah memang ada guide nya untuk mengarahkan seluruh
rangkaian ibadah ini. Meskipun begitu alangkah lebih baiknya mengetahui tentang tata cara
haji. Sebab, hal itu termasuk memenuhi syarat mempunyai ibadah ini. Pelaksanaannya pun
tidak diperkenankan secara acak. Berikut tata urutan melaksanakan ibadah haji:

1.Ihram

Pertama ialah melakukan ihram. Kegiatan ini termasuk wajib bagi sahnya haji. Dimulai dari
miqat (tempat tinggal) masing-masing. Sambil berniat menjalankan haji dan membaca
kalimat talbiyah. Kegiatan ini wajib memakai pakaian ihram.

Laki-laki mengenakan kain yang tidak berjahit, disunnahkan berwarna putih. Baju ini ada dua
kain satu sebagai sarung, dan lainnya dipakai menutupi badannya. Sedangkan perempuan
memakai seperti baju sehari-hari (tidak menutupi wajah dan tangan), biasanya berwarna
putih. Namun kebanyakan para agen travel haji telah menyediakan pakaian ihram.

Sebelum melakukan aktivitas ini dianjurkan untuk mandi dan wudlu, memotong kuku,
memotong kumis, serta memotong bulu di ketiak dan kemaluan. Waktu pelaksanaanya
dimulai dari bulan syawal sampai 9 Dzulhijjah.

2.Wukuf

Tata cara haji kedua ialah melakukan wukuf. Perjalanan selanjutnya wukuf di Padang Arafah.
Di tempat ini para jamaah berdoa kepada Allah dan meminta ampun kepada-Nya. Tidak
hanya itu, disunnahkan juga memperbanyak dzikir, sholat jamak taqdim qashar, dan
menghadap kiblat.

Keberadaan di sini mulai tanggal 9 Dzulhijjah ketika tergelincirnya matahari, sampai


terbitnya fajar pada 10 Dzulhijjah. Jadi selain waktu itu tidak termasuk wukuf.

3.Thawaf Ifadhah

Di Masjidil Haram, para jamaah mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali. Sebelum
menjalankannya, membaca niat ‘nawaitu an athufa bil baitil ‘atiiqi sab’ata asywath’.
Kemudian berkeliling sambil mengumandangkan talbiyah.

Bagi laki-laki dianjurkan untuk bersuara nyaring, tetapi tidak bagi seorang perempuan.
Thawaf ini termasuk rukun haji. Dikenal juga dengan thawaf inti atau ziarah. Jika tidak
dikerjakan maka ibadahnya tidak sah.

Pelaksanaannya dimulai mulai tengah malam, tepatnya tanggal 10 Dzulhijjah sampai kapan
saja. Namun lebih baiknya dilakukan pada hari-hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah). Menutup
aurat menjadi syarat thawaf.

Aksi lainnya suci dari hadats kecil dan besar, hendaklah bermula dari Hajar Aswad, dan
berada di sebelah kiri Ka’bah. Tambahannya, dilakukan di dalam masjid seperti yang pernah
dilakukan Rasulullah.

Apabila di tengah-tengah batal, maka segeralah berwudu dan melanjutkan kembali. Jika
dalam melakukannya tiba waktu sholat, dianjurkan sholat jamaah dulu lalu meneruskan
kembali.

Setelah selesai, disunnahkan sholat sunnah thawaf di dekat makam ibrahim. Namun, bila
tidak memungkinkan lebih baiknya di Hijr Ismail. Niatnya ‘usholli sunnatat thowaafi
rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan lillahi ta’ala. Selepas itu, bermunajat di Multazam dan
disunnahkan meminum air zam zam.

4.Sa’i

Tata cara haji selanjutnya berlari keci-kecil di antara dua bukit. Shafa dan Marwa namanya.
Waktu pelaksanaanya setelah thawaf. Aktivitas ini dilakukan sebanyak 7 kali.
Penghitungannya dari Shafa ke Marwa dihitung satu kali, begitupun sebaliknya.

Apabila dari Marwa maka menambahkan satu perjalanan lagi yang berakhir di Marwa.
Ketika sampai di bukit, jika keaadaanya memungkinkan lebih baik sampai atas. Jika tidak
bisa sampai di kaki bukit saja. Bagi yang tidak mampu berjalan boleh memakai kursi roda
atau alat lainnya.

Prosedur sa’i diawali dengan niat kemudian dari shafa menuju lampu hijau pertama dengan
berjalan biasa. Dari tempat pertama ke lampu hijau kedua berlari-lari kecil. Kemudian
menuju Marwa dengan jalan seperti biasa. Sampai di sana berdiri menghadap Ka’bah dengan
mengangkat tangan sambil membaca ‘bismillahi Allahuakbar’.

5.Berada di Muzdalifah

Menginap (mabit) di Muzdalifah untuk orang sehat wajib hukumnya. Dimulai setelah waktu
maghrib sampai bulan 10 Dzuljijjah bertepatan dengan terbitnya fajar. Boleh meninggalkanya
ketika masa mabit selesai lewat tengah malam.

Di tempat ini orang-orang mengambil batu sebesar kelereng (kerikil) sebanyak 49 atau 70
butir. Batu tersebut nanti digunakan untuk melempar jumroh.

6.Melontar jumroh aqabah

Melemparnya sebanyak tujuh batu. Tidak boleh 7 batu sekaligus, harus satu-satu. Waktunya
pada tanggal 10 Dzulhijjah.

7.Mencukur rambut

Tata cara haji setelah melontar jumrah ialah disarankan untuk mencukur rambutnya. Minimal
tiga helai rambut. Boleh juga jika mau digundul.

8.Melontar 3 jumroh

Dilaksanakan pada hari tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Tempat
melempar jumrah ada tiga. Jumrah ula berada di dekat arah Haratullisan. Jumrah wustha
antara jumrah ula dan aqabah.

Terakhir, jumrah aqabah bertempat antara perbatasan Mina dan Makkah. Pelemparan batu
tersebut harus berurutan, jika tidak mengulang dari awal.

Pelemparannya sama seperti cara melontar jumroh aqabah. Batunya pun harus kerikil. Selain
itu tidak akan sah. Apabila sakit boleh diwakilkan. Dengan syarat masih pada waktunya.

9.Bermalam di Mina

Menginap di Mina pada malam 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Nafarnya (meninggalkan Mina)
setelah melempar tiga jamarah. Nafar terbagi menjadi awwal dan tsani (pertama dan kedua).
Nafar awal berarti hanya menginap selama dua malam saja. Sementara Nafar tsani bermalam
selama tiga malam. Nabi Muhammad dulu melakukan yang menginap selama tiga malam.
Pilihlah yang menurut anda atau rombongan di waktu yang tepat dalam meninggalkannya.

10.Thawaf wada

Perjalanan ibadah atau tata cara haji terakhir yaitu thawaf wada, dijuluki juga dengan
perpisahan. Para jamaah melaksanakannya ketika akan meninggalkan Makkah. Setelah itu,
orang-orang tidak diperkenankan kembali ke hotel untuk menginap.

Terkecuali menunggu bus, mengambil barang-barangnya, dan pergi ke toilet. Jika mau ziarah
ke madinah boleh melakukan ibadah ini, asal tidak kembali ke Makkah.

Teruntuk orang-orang yang sakit dan haidl tidak wajib melakukannya. Cukup memanjat doa
di pintu Masjidil Haram. Bahkan tidak dikenai denda. Cara pamitan yang indah kan?

11. Tahallul
Di serangkaian tata cara ibadah haji, ada yang bernama tahallul. Itu adalah seorang jamaah
yang sudah bebas dari ihramnya. Serta telah melengkapi seluruh amalan-amalan hajinya.
Tahallul haji sendiri ada dua macam, tahallul pertama dan kedua.

1. Tahllul pertama menandakan sudah melakukan dua perbuatan dari tiga bagian.
Pertama, melempar jumrah aqabah dan mencukur rambut. Kedua telah melaksanakan
thawaf ifadhah, sa’i, dan menggunting rambut.

Ketiga, thawaf ifadhah, sa’i dan melontar jumarh aqabah. Ketika sudah selesai
melakukannya, maka boleh memburu binatang, berpakaian biasa, memakai parfum,dan
memakai penutup muka/ tangan. Kecuali berhubungan intim.

 Tahallul kedua atau tsani ketika orang tersebut telah melakukan tiga rangkaian
manasik haji. Diantaranya melontar jumrah aqabah, mencukur rambut, thawaf
ifadhah, serta sa’i.

Prosedur manasik haji ada perbedaan. Setelah wukuf ada yang mengambil thawaf ifadhah
terlebih dahulu. Ada beberapa orang selepas wukuf di Arafah langsung mabit di Muzdalifah.
Jadi nanti mengikuti instruksi tata cara haji dari pendamping yang sudah berpengalaman
tentang haji. Wallahu a’lam.

Anda mungkin juga menyukai