Anda di halaman 1dari 4

13.

manajemen yang dilakukan bila terjadi perdarahan sekunder post ekstraksi


a. Instruksikan pasien untuk menggigit kain atau kasa. Digigit minimal 30 menit
(observasi).
b. Penggunaan anstringen dapat dipertimbangkan, bisa menggunakan tea bag digigitkan,
karena didalamnya mengandung asam tanat sebagai vasokonstriktor.
c. Jika perdarahan tidak berhenti instruksikan pasien untuk datang ke klinik.
d. Setelah datang ke klinik, identifikasi sumber perdarahannya.
e. Jika perdarahan masih banyak / massif bisa menggunakan kasa yang telah diberikan
epinefrin / adrenalin lalu gigitkan pada pasien sebagai vasokonstriktor (15 menit), setelah
itu identifikasi kembali.
f. Bersihkan soket kemudian lakukan irigasi kemudian masukkan Hemostatic agent lalu
bisa dilakukan suturing (pressure pack).
g. Edukasi ulang pada pasien:
1. Hindari tindakan mekanik
2. Hindari tindakan termal (makan dan minum panas, merokok, alkohol) selama 24 jam
3. OHI untuk mencegah alveolitis (dry socket) untuk mencegah infeksi
4. Kontrol
5. Medikasi
h. Jika perdarahan masih berlanjut bisa lakukan pemeriksaan laboratorium (tes PT dan
APTT)

14. gambaran klinis, klasifikasi, diagnosis banding, terapi pada lesi ulserative di mukosa mulut
a. Stomatitis aftosa rekuren
Stomatitis aftosa rekuren adalah kelainan yang ditandai dengan ulser yang
rekuren yang terbatas pada mukosa oral pada pasien tanpa disertai gejala penyakit lain.
Berdasarkan karakteristik klinisnya SAR diklasifikasikan menjadi stomatitis aftosa
minor, stomatitis aftosa mayor, dan stomatitis herpetiform.
Stomatitis aftosa minor dengan ciri cirinya berdiameter kurang dari 1 cm,
bentuknya oval dan dangkal, mempengaruhi mukosa non-keratin pada bibir, pipi, dasar
mulut, sulkus, atau ventral lidah, untuk terapinya bisa menggunakan triamcinolone
acetonide 0,1%. Stomatitis aftosa mayor dengan diameter lebih dari 1 cm, bentuknya oval
dan dalam, biasanya di area mukosa mulut (dorsum lidah atau palatum), untuk terapinya
bisa menggunakan triamcinolone acetonide 0,1%. Stomatitis herpetiform berdiameter
kurang dari 5 mm, bentuknya oval, tersebar dimukosa oral, terapinya bisa menggunakan
chlorhexidine gluconate 0,2%.

Gambar 2.1 SAR minor


Sumber: Glick, M. et.al. 2021. Burket’s Oral Medicine. 13th ed. Hoboken, NJ :
Wiley- Blackwell.

Gambar 2.2 SAR mayor


Sumber: Glick, M. et.al. 2021. Burket’s Oral Medicine. 13th ed. Hoboken, NJ :
Wiley- Blackwell.
Gambar 2.3 SAR herpetiform
Sumber: Glick, M. et.al. 2021. Burket’s Oral Medicine. 13th ed. Hoboken, NJ :
Wiley- Blackwell.

b. Herpes simpleks
Herpes simples biasanya Self-limiting disease (7-10 hari). Etiologinya disebabkan oleh
herpes simplex virus. Manifestasi oralnya esikel mudah pecah sehingga menimbulkan
ulser ireguler, nyeri akut, disertai gejala prodromal. Untuk terapinya pada masa
prodromal bisa diberikan acyclovir 200 mg.

c. Herpes zozter
Herpes zoster biasanya Self-limiting disease (2-3 minggu). Etiologinya varicella zoster
virus. Manifestasi:
1. Infeksi primer: chikenpox pd anak-anak (gejala prodromal)
2. Infeksi sekunder: herpes zoster (gejala prodromal, unilateral, segmental, sakit)
Terapi bisa diberikan acyclovir 800 mg 5x/hari selama 7 hari. Untuk diagnosis
bandingnya intraoral herpes rekuren, SAR herpetiform

d. Chancre od primary syphilis


Chancre od primary syphilis disebabkan oleh spirochete bacterium treponema pallidum.
Manifestasi oral:
1. Solitary ulcer, diameter 2 cm, tidak sakit, dikelilingi jaringan indurasi & sedikit
menonjol
2. Disertai painless cervical lymphadenopathy
Untuk diagnosis bandingnya yaitu skuamous cell karsinoma. Terapinya bisa diberikan
antibiotik.

e. Tuberculosis
Tuberculosis disebabkan oleh mycobakterium tuberculosis. Manifestasi oral:
1. Ulserasi tidak sembuh-sembuh & sakit
2. Bentuk ireguler, indurasi sekeliling ulser, permukaan kekuningan, halo eritema
jelas, tepi undermine, disertai demam & batuk

f. Erythema multiform
Erythema multiform disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas tipe IV. Manifestasi:
1. Kulit: lesi target (makula, krusta, papula ditengah lesi dengan dikelilingi eritema)
di ekstermitas, wajah, dan leher
2. Oral: ulser & krusta merah kehitaman pada bibir, mukosa bukal & lidah
Diagnosis bandinya herpes simpleks, untuk terapinya bisa diberi anti inflamasi steroid.

g. Ulkus decubitus
Ulkus decubitus disebabkan karena tekanan berlebih (karena tekanan akar gigi decidui).
Normalnya gigi permanen meresorpsi akar gigi decidui, tetapi karena periodontitis di
sekitar gigi decidui sehingga menimbulkan perforasi akar gigi decidui ke arah mukosa
karena dorongan dari gigi permanen. Untuk terapinya yaitu dengan menghilangkan faktor
penyebabnya yaitu ekstraksi gigi decidui.

Anda mungkin juga menyukai