Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PENDAHULUAN

Pengawasan Interior Kantor Sekretariat DPRD


Gedung B, Pekerjaan Renovasi Atap Gedung B dan
Pekerjaan Rehabilitasi Kantor Sekretariat DPRD
Gedung B

TAHUN 2023
CV. BHASITIE PLANTCONTROL CONSULT
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
Pekerjaan:
PENGAWASAN PEKERJAAN INTERIOR, RENOVASI ATAP, DAN REHABILITASI KANTOR
SEKRETARIAT DPRD GEDUNG B

Dipersiapkan Dan Disusun Oleh


Konsultan Pengawas
CV. BHASITIE PLANCONTROL CONSULT

Nomor Kontrak : 03 / SP / Set.DPRD / IV / 2023


Tanggal Kontrak : 12 APRIL 2023

Disetujui Oleh, Dibuat Oleh :


Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan CV. BHASITIE PLANCONTROL CONSULT
(PPTK)
Sekretariat DPRD Prov. Sulawesi
Tenggara

SUDIRMAN,S.Kom.,MM MUH. YAMIN


NIP. 19810429 201001 1 004 Direktur

Mengetahui,
Pejabat Penandatanganan Kontrak
Sekretariat DPRD Prov. Sulawesi Tenggara
Tahun Anggaran 2023

Drs. LA ODE MUSTARI,M.Si


NIP. 19641222 199012 1 001
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa,bahwa Laporan Pendahuluan ini telah dapat kami selesaikan.
Sehubungan dengan pekerjaan “Pengawasan Interior Kantor Sekretariat DPRD
Gedung B, Pekerjaan Renovasi Atap Gedung B dan Pekerjaan Rehabilitasi
Kantor Sekretariat DPRD Gedung B” Sebagaimana tertuang dalam surat
perjanjian Kontrak Nomor : 03 / SP / Set.DPRD / IV / 2023, Tanggal 12 April 2023
antara Sekretariat DPRD Prov. Sulawesi Tenggara dengan CV. BHASITIE
PLANTCONTROL CONSULT, dengan ini kami sampaikan LAPORAN
PENDAHULUAN dari pekerjaan tersebut.
Laporan ini pada dasarnya berisikan metode pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilaksanakan oleh konsultan serta rencana kerja tim Konsultan.

Demikian laporan ini kami sampaikan dan semoga bisa bermanfaat.

Kendari, 2023

CV. Bhasitie Plantcontrol Consult


DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. STRUKTUR ORAGANISASI KONSULTAN
III. METODOLOGI PELAKSANAAN
IV. PENUTUP

LAMPIRAN - LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 PENJELASAN UMUM

Laporan Pendahuluan ini berisikan antara lain pendahuluan, kondisi daerah


pembangunan gedung untuk keseluruhan usulan pekerjaan yang berkenaan
dengan pekerjaan “Pengawasan Interior Kantor Sekretariat DPRD Gedung
B, Pekerjaan Renovasi Atap Gedung B dan Pekerjaan Rehabilitasi Kantor
Sekretariat DPRD Gedung B” Tahun Anggaran 2023.

I.2 INFORMASI KEGIATAN

Nama Kegiatan : Pengawasan Pekerjaan Interior, Renovasi Atap, dan


Rehabilitasi Gedung Sekretariat DPRD Prov. Sulawesi
Tenggara

Kontrak Kerja : 03/SP/Set.DPRD/IV/2023, Tanggal 12 April 2023


Pengguna Jasa : Sekretariat DPRD, Prov. Sulawesi Tenggara

Alamat : Jl. Drs. Abdullah Silondae, Kendari.

Tujuan Pekerjaan : Melaksanakan pengawasan pekerjaan fisik, kontrol


waktu pelaksanaan dan kontrol terhadap mutu kualitas
pekerjaan fisik, agar kontruksi terbangun dapat sesuai
dengan standar mutu kualitas yang di tetapkan dalam
bestek serta dapat berfungsi dengan baik.

Pengguna Jasa : CV. Bhasitie PlantControl Consult

Alamat : Jl. Poros Watumela-Matakidi, Lrg. Lambu Balano, Desa


Watumela, Kec. Lawa, Kab. Muna Barat

I.3 LOKASI PEKERJAAN


Lokasi Kegiatan Pekerjaan Pengawasan Pekerjaan Interior, Renovasi Atap,
dan Rehabilitasi Gedung Sekretariat DPRD Prov. Sulawesi Tenggara, bertempat
di Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara tepatnya di Gedung B
Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

I.4 MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN


A. MAKSUD
Kegiatan Pengawasan merupakan suatu hal yang perlu dilaksanakan
dalam suatu pelaksanaan pekerjaan sehingga dengan adanya
pengawasan akan didapat suatu hasil yang baik sesuai dengan rencana
yang telah di buat.

B. TUJUAN
Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dimaksudkan untuk memberi arahan
pada Pelaksana yang memuat azas, kriteria dan proses yang harus
dipenuhi dan diperhatikan dan di interpretasikan ke dalam pelaksanaan
tugas pengawasan Pekerjaan Interior, Renovasi Atap, dan Rehabilitasi
Gedung B Sekretariat DPRD Prov. Sulawesi Tenggara.

I.5 SASARAN PEKERJAAN

Yang menjadi Target / sasaran dalam pekerjaan konsultansi


pengawasan ini adalah :

1. Tersedianya kegiatan pengawasan dan Monitoring Pelaksanaan


Rehabilitasi Gedung B Sekretariat DPRD Prov. Sulawesi Tenggara
Tenggara dengan permintaan khusus dan atau dengan sebutan lainnya;
2. Terjaminnya mutu sesuai dengan spesifikasi teknis yang ada
dan kuantitas sesuai kenyataan di lapangan; dan
3. Tersusunnya laporan hasil pelaksanaan kegiatan Pelaksanaan Rehabilitasi
Gedung B Sekretariat DPRD Prov. Sulawesi Tenggara dengan
permintaan khusus dan atau dengan sebutan lainnya.
I.6 WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jangka waktu pelaksanaan 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender atau 5
(Lima) Bulan terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja oleh
Pejabat Pembuat Komitmen.

I.7 RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Untuk mencapai maksud dan tujuan sebagaimana telah ditargetkan di atas,
maka konsultan harus melaksanakan semua kegiatan pekerjaan termasuk
pengumpulan data dan informasi.
Secara detail lingkup pekerjaan dijabarkan dalam kegiatan yang berupa :
a. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas dan laju pencapaian volume;
b. Mengawasi setiap tahapan dan keseluruhan pekerjaan serta produknya,
mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi;
c. Menyiapkan/menyediakan Buku Harian Lapangan (BHL) dan setiap
harinya harus selalu berada di lapangan;
d. Mengisi Buku Harian Lapangan (BHL) yang memuat tentang jumlah
tenaga kerja/personil, kondisi lapangan,kondisi bahan, kondisi peralatan,
penyimpangan/perubahan pekerjaan (kalau ada) dan kemajuan
pekerjaan konstruksi di lapangan setiap hari terkait jadwal pelaksanaan;
e. Mengusulkan perubahan-perubahan dan penyesuaian-penyesuaian di
lapangan kepada Pejabat Pembuat Komitmen, untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi. Terhadap perubahan pekerjaan tersebut harus dibuat
gambar perubahan (as built drawing);
f. Memeriksa dan menandatangani Berita Acara Bobot Pekerjaan yang
diajukan oleh Pemborong/PenyediaBarang/Jasa, selanjutnya Berita
Acara Bobot Pekerjaan tersebut harus disahkan Pejabat Pembuat
Komitmen;
g. Menyelenggarakan rapat-rapat di lapangan/lokasi secara berkala;
Membuat laporan mingguan dan bulanan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen mengenai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, yang meliputi
masukan hasil rapatrapat dilapangan, penyimpangan yang dilakukan
oleh Pemborong/Penyedia Barang/Jasa yang sudah diperbaiki maupun
yang belum diperbaiki dan hal-hal lain yang terjadi di lapangan.
I.8 FASILITAS LAINNYA
Pengguna Jasa menyediakan fasilitas kepada Konsultan Pengawasan berupa
: Data Disain Teknis, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Analisis Harga Satuan,
RKS (Rencana Kerja & Syarat), data teknis yang terkait lainya.
I.9 HASIL PEKERJAAN
Hasil dari pekerjaan ini adalah berupa laporan pekerjaan supervisi (setiap
laporan harus disusun dalam bahasa Indonesia dan telah dikonsultasikan
terlebih dulu dengan Direksi) yang terdiri dari :
A. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat oleh konsultan setiap bulan dan dimasukkan 1
(satu) rangkap asli dan 3 (tiga) rangkap foto copy, melalui Direksi Pekerjaan
setiap awal bulan berikutnya. Laporan Bulanan adalah laporan yang
memuat tentang kemajuan kerja (progress) masing- masing kegiatan dan
rencana kegiatan bulan berikutnya lengkap dengan schedule pelaksanaan
yang terdiri dan program kegiatan dan realisasi kegiatan yang ada.
B. Laporan Pendahuluan
Paling lambat 10 hari setelah konsultan menerima SPMK (Surat Perintah
Mulai Kerja), konsultan harus sudah menyerahkan Laporan Pendahuluan
kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 1 (satu) rangkap asli dan 4 (empat)
rangkap foto copy, dimana Laporan Pendahuluan harus mencakup :

• Hasil peninjauan lapangan atas setiap kegiatan yang harus dilakukan


konsultan seperti yang ditetapkan dalam KAK (saran/pendapat/gagasan
konsultan).

• Penjalasan pekerjaan Rehabilitasi Interior Kantor Sekretariat DPRD


Gedung B, Pekerjaan Renovasi Atap Gedung B dan Pekerjaan
Rehabilitasi Kantor Sekretariat DPRD Gedung B.
• Rencana kegiatan tenaga ahli, pengaturan pembagian waktu kerjanya,
uraian kegiatan yang akan dikerjakan, peralatan yang akan membantu
kegiatan, metode kerja atau prosedur yang akan diterapkan.
• Program kerja kegiatan konsultan yaitu urutan dan jenis kegiatan,
penyerahan laporan dan waktu yang diperlukan untuk diskusi yang
dilengkapi dengan bagan alir atau flow chart.
• Bagan orgainisasi pelaksanaan kegiatan di lapangan yang akan
menangani kegiatan lapangan, Pengaturan tugas masing-masing petugas
atau tenaga ahlinya serta mekanisme hubungan kerjanya.
• Adanya Surat Pergantian personil atau adendum personil apabila terjadi
pergantian personil.
C. Laporan Akhir
Laporan Akhir akan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan setelah selesai
dari perbaikan dan melalui tahapan assistensi dengan Direksi Pekerjaan.
Laporan ini akan diserahkan pada akhir masa kontrak berjumlah 1 (satu)
rangkap asli dan 4 (empat) rangkap foto copy dimana Laporan Akhir ini
mencakup :
• Hasil pekerjaan fisik di lapangan atas setiap kegiatan yang harus
dilakukan konsultan seperti yang ditetapkan dalam KAK
(saran/pendapat/gagasan konsultan).
• Kondisi lapangan/kondisi daerah pembangunan, evaluasi data sekunder,
identifikasi permasalahan dan cara penanggulangannya serta informasi
yang diperoleh.
• Kesimpulan dan saran;
• dan lain-lain (jika diminta tambahan oleh direksi pekerjaan).
BAB II
STRUKTUR
ORAGANISASI
KONSULTAN
II.3 STRUKTUR ORAGANISASI KONSULTAN

Dalam melaksanakan pekerjaan Pengawasan Interior Kantor Sekretariat


DPRD Gedung B, Pekerjaan Renovasi Atap Gedung B dan Pekerjaan
Rehabilitasi Kantor Sekretariat DPRD Gedung B sesuai jangka waktu
pelaksanaan, maka konsultan membentuk Team Work yang dikoordinir
seorang Team Leader dan beranggotakan beberapa personil sebagaimana
dalam struktur organisasi dibawah ini :
II.2 Dalam peaksanaan kegiatan Pengawasan Interior Kantor Sekretariat DPRD
Gedung B, Pekerjaan Renovasi Atap Gedung B dan Pekerjaan
Rehabilitasi Kantor Sekretariat DPRD Gedung B CV. BHASITIE
PLANTCONTROL CONSULT menyiapkan personil - personil yang terdiri atas
tenaga ahi dan tenaga pembantu sebagaimana tabel dibawah ini :

JANGKA
NO. JABATAN JUMLAH WAKTU

TENAGA AHLI

1. Team Leader 1 5 Bulan

2. Tenaga Ahli Gedung 1 5 Bulan

3. Tenaga Ahli K3 Konstruksi 1 5 Bulan

TENAGA PENDUKUNG

1. Asisten Tenaga Ahli 1 5 Bulan

2. Inspector 1 5 Bulan

3. Surveyor 1 1 Bulan

4. Sekretaris 1 5 Bulan

TENAGA AHLI

II.2.1 Team Leader


Tenaga ahli ini minimal berderajat Akademik S1 Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah terakreditasi dengan pengalaman kerja professional minimal 7
(tujuh) tahun pada bidang pengawasan pembangunan gedung dan memiliki
Sertifikat Tenaga Ahli (SKA) yang dikeluarkan oleh LPJK.
II.2.2 Ahli Gedung
Ahli Gedung ini minimal berderajat Akademik S1 Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri

yang telah terakreditasi dengan pengalaman kerja professional minimal 5


(lima) tahun pada bidang pengawasan pembangunan gedung dan memiliki
Sertifikat Tenaga Ahli (SKA) yang dikeluarkan oleh LPJK.
II.2.3 Ahli Quantity
Ahli Quantity ini minimal berderajat Akademik S1 Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
terakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri
yang telah terakreditasi dengan pengalaman kerja professional minimal 5
(lima) tahun pada bidang pengawasan pembangunan gedung dan memiliki
Sertifikat Tenaga Ahli (SKA) yang dikeluarkan oleh LPJK.
TENAGA TEKNIS
a. Inspector
Inspector ini minimal berderajat S1 Teknik Sipil dengan pengalaman kerja
professional minimal 1 (satu) tahun pada bidang pengawasan
pembangunan gedung.
TENAGA PENDUKUNG
a. Administrasi
Administrasi ini minimal berderajad SMA dengan pengalaman kerja
professional minimal 2 (dua) tahun pada bidang pengawasan
pembangunan gedung.
b. Operator Komputer/CAD
Operator Komputer/CAD ini minimal berderajad SMA dengan pengalaman
kerja professional minimal 2 (dua) tahun pada bidang pengawasan
pembangunan gedung.
II.3 KELUARAN
III.3.1 Laporan Pendahuluan
Paling lambat 10 hari setelah konsultan menerima SPMK (Surat PerintahMulai
Kerja), konsultan harus sudah menyerahkan Laporan Pendahuluan kepada
Direksi Pekerjaan sebanyak 1 (satu) rangkap asli dan 4 (empat) rangkap foto
copy, dimana Laporan Pendahuluan harus mencakup :
- Hasil peninjauan lapangan atas setiap kegiatan yang harus dilakukan
konsultan seperti yang ditetapkan dalam KAK (saran/pendapat/gagasan
konsultan);
- Kondisi Lapangan / Kondisi Daerah , Evaluasi Data Sekunder, Identifikasi
permasalahan dan hipotesa awal penanggulangannya serta informasi
yang diperoleh;
- Rencana kegiatan Tenaga Ahli, Pengaturan Pembagian waktu kerjanya,
uraian kegiatan yang akan dikerjakan, Peralatan yang akan membantu
kegiatan, Metode Kerja atau Prosedur yang akanditerapkan;
- Program Kerja kegiatan Konsultan yaitu urutan dan jenis

a. Laporan Antara
➢ Hasil sementara pelaksanaan kegiatan didalam proyek
➢ Kemajuan Pelaksanaan Pengawasan
➢ Rencana kerja untuk sisa pengawasan termasuk pemutakhiran
sebagai konsekuensi jika hasil kemajuan pelaksanaan pekerjaan
tidak sesuai dengan rencana
➢ Jadwal pelaksanaan dan penggunaan tenaga ahli
➢ Evaluasi sementara berkala
b. Laporan Bulanan
Laporan Bulanan dibuat oleh konsultan setiap bulan dan dimasukkan 1
(satu) rangkap asli dan 4 (Empat) rangkap foto copy, melalui Direksi
Pekerjaan setiap awal bulan berikutnya. Laporan Bulanan adalah
laporan yang memuat tentang kemajuan kerja (progress) masing-
masing kegiatan dan rencana kegiatan bulan berikutnya lengkap
dengan schedule pelaksanaan yang terdiri dan program kegiatan dan
realisasi kegiatan yang ada
II.3.4 Laporan Akhir
Laporan Akhir akan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan setelah
selesai dari perbaikan-perbaikan dan melalui tahapan assistensi
dengan Direksi Pekerjaan, Laporan ini akan diserahkan pada akhir
masa kontrak pada hari ke 150 (seratus lima puluh) setelah
dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5 (lima) buku dan soft copy
dalam bentuk Flash Drive.
BAB III
METODOLOGI PELAKSANAAN
III.1 UMUM

Tugas pokok Konsultan, sesuai ketentuan yang digariskan Kerangka Acuan


Kerja, adalah Pengawasan Interior Kantor Sekretariat DPRD Gedung B,
Pekerjaan Renovasi Atap Gedung B dan Pekerjaan Rehabilitasi Kantor
Sekretariat DPRD Gedung B Tahun Anggaran 2023.

III.1.1 Fungsi Konsultan Pengawas

Fungsi konsultan pengawas pada dasarnya dibagi dalam 2


(dua) fungsi,yaitu :

1) Fungsi Administratif
1. Membantu Pengguna Jasa dalam memahami dan melaksanakan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen
kontrak, terutama sehubungan dengan penentuan kewajiban dan
tugas Penyedia Jasa Pemborongan.
2. Mengadakan komunikasi dan surat-menyurat, membuat
memorandum atas pekerjaan konstruksi saluran saluran dan
koker untuk jenis penanganan (peningkatan
pemeliharaan/perbaikan, pembangunan baru).
3. Membuat dokumentasi hasil-hasil test pelaksanaan pekerjaan
berupa, foto-foto yang dibuat sebelum pekerjaan berlangsung
(mulai), sedang berjalan dan pekerjaan selesai, serta kejadian di
lapangan lainnya.

4. Menyiapkan dokumendasi sehubungan dengan Contract Change


Order dan Addendum sehingga perubahan-perubahan kontrak
yang diperlukan dapat dibuat secara optimal dengan
mempertimbangkansemua aspek yang ada.
5. Menyiapkan dan menyampaikan laporan pekerjaan secara berkala.
2) Fungsi Pengawasan (Supervisi)
1. Membantu Pengguna Jasa dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai desain, persyaratan dan
ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak serta jadwal
waktu yang telah ditetapkan.
2. Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan
secara terperinci untuk mendukung review design (bila ada), dan
membantuPengguna Jasa agar perubahan desain tersebut dapat
dilaksanakan.
3. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran
dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai
dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran pekerjaan,
perhitungan volume dan pembayaran didasarkan kepada
ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
4. Meninjau pengadaan personil dan peralatan Penyedia Jasa
Pemborongan sesuai dengan kebutuhan yang dipersyaratkan.
5. Memantau dan mengecheck pengendalian mutu dan volume
pekerjaan untuk sertifikasi “Monthly Certificate (MC)”.
6. Melakukan pengecheckan dan persetujuan gambar terlaksana (as
built drawing).
7. Membantu Pengguna Jasa dalam menyiapkan pelaksanaan
Provisional Hand Over (PHO).
8. Membantu Pengguna Jasa dalam pengawasan pekerjaan pada
periode pemeliharaan.

III.1.3 Tanggung Jawab Konsultan Pengawas

Konsultan pengawas bertanggung jawab penuh kepada Pemimpin


Pekerjaan bahwa hasil pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Jasa

Pemborongan benar-benar sesuai ketentuan kontrak pemborongan.


Konsultan akan memberikan jaminan segala ijin kerja, persetujuan dari
setiap jenis/langkah pelaksanaan dan persyaratan konstruksi yang
telah dikeluarkan.
III.1.3 Tugas Konsultan Pengawas

Tugas konsultan pengawas secara garis besar akan meliputi :


➢ Pengendalian teknis;
➢ Pengendalian atas proses koordinasi terkait;
➢ Pengendalian administrasi kegiatan;
➢ Evaluasi rencana kegiatan;
➢ Value engineering; dan
➢ Pelaporan.
1. Pengendalian Teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pengguna Jasa mengendalikan
pelaksanaan fisik pembangunan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
Pemborongan pada saat pre-audit, monitoring dan post-audit,
meliputi:
- Aspek mutu hasil pekerjaan;
- Aspek volume pekerjaan;
- Aspek waktu penyelesaian pekerjaan;
- Aspek biaya keseluruhan pekerjaan.
Segala sesuatunya harus merujuk kepada ketentuan dan syarat-
syaratyang tercantum dalam kontrak pemborongan.
a) Rentang kendali pre-audit
Kegiatan konsultan dalam rangka pengendalian teknis dalam
rentang “pre-audit” adalah seluruh kegiatan konsultan sebelum
melakukan pengawasan, yang terdiri dari :
- Pengumpulan dan analisa terhadap data;
- Pengecekan hasil perencanaan dengan membandingkan
terhadapkondisi lapangan;
- Pemeriksaan terhadap kesiapan Penyedia Jasa Pemborongan,
yang meliputi material, peralatan, tenaga dan jadwal
pelaksanaan.

Kegiatan pengumpulan dan analisa data, informasi dan hasil


perencanaan akan menghasilkan catatan mengenai seluruh
pekerjaan antara lain :
Jenis pekerjaan;
- Kuantitas pekerjaan;
- Kualitas yang dipersyaratkan;
- Schedule pelaksanaan;
- Schedule pembayaran.
Pengecekan hasil perencanaan dilakukan dengan cara membawa
hasil perencanaan ke lokasi untuk menentukan apakah hasil
perencanaan tersebut telah sesuai dengan kondisi yang ada.
Apabilaternyata dari hasil pengecekan hasil design tidak sesuai
dengankondisi lapangan, konsultan team supervisi akan membuat
alternatif lain yang sesuai untuk diajukan kepada Pengguna Jasa.
Material dan peralatan yang didatangkan Penyedia Jasa
Pemborongan akan diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan,
sehinggabenar-benar memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.

Jadwal waktu yang dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan akan


diteliti lebih dahulu apakah sudah memadai terhadap volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan perkiraan tenaga
kerja/tukang yang akan mengerjakannya serta alat yang akan
digunakan. Apabila menurut analisa tidak seimbang antara volume
dengan tenaga kerja dan peralatan terhadap waktu yang tersedia
maka konsultan akan menyarankan kepada Penyedia Jasa
Pemborongan untuk menyiapkan tenaga kerja dan peralatan yang
memadai agar bisa selesai tepat pada waktunya. Penyimpangan
biaya keseluruhan biasanya disebabkan oleh adanya pekerjaan
tambahan sebagai akibat dari perubahan design dan pertambahan
volume pekerjaan. Agar tidak terjadi perubahan biaya terlalu besar,
konsultan akan menggantikan nilai pekerjaan tambah itu dengan
pengurangan pekerjaan lainnya sehingga terjadi kompensasi dan
tidak memerlukan biaya tambah sepanjang hal tersebut
memungkinkan dan mendapat peretujuan dari Pemimpin Kegiatan.
Dalam hal ini, konsultan berupaya menghindari pekerjaan tambah,
justru mengupayakan pekerjaan kurang jika memang dari evaluasi
teknis dan biaya memungkinkan untuk dilakukan pekerjaan kurang.
b) Rentang kendali monitor
Kegiatan pengendalian teknis rentang monitoring adalah kegiatan-
kegiatan yang dilakukan selama masa pelaksanaan pekerjaan.
Meskipun konsultan pengawas telah melakukan pre-audit namun
setiap langkah pelakanaan pekerjaan akan terus dimonitor agar
kalauterjadi penyimpangan segera diketahui dan dapat diluruskan
kembalisesuai petunjuk yang benar. Selama periode ini konsultan
akan selalu melakukan evaluasi terhadap progres dan kualitas
pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa Pemborongan.
Dalam melakukan monitoring, kerjasama antara anggota tim akan
kita jaga sebaik-baiknya sehingga informasi dan pelaporan bisa
berjalan dengan cepat, sehingga kerugian yang menyangkut aspek
mutu,volume, waktu dan biaya keseluruhan hasil pekerjaan dapat
dihindariatau ditekan sekecil-kecilnya, selain mengawasi pekerjaan
fisik konsultan pengawas juga memonitor aspek lingkungan sekitar
kegiatan, agar jangan sampai pelaksana lapangan berikut tukang-
tukangnya mengganggu, mematikan serta merusak flora dan fauna
yang ada. Faktor keselamatan kerja juga akan dimonitor secara
rutin dengan memperhatikan peraturan-peraturan yang berlaku.
c) Rentang kendali post-audit
Setiap kemajuan penyelesaian pekerjaan akan merupakan prestasi
kerja bagi Penyedia Jasa Pemborongan. Kemajuan fisik ini akan
dipakai untuk kemajuan pembayaran senilai hasil kerjanya. Namun
Penyedia Jasa Pemborongan tidak bisa menyajikan permintaan
pembayaran sebelum mendapat rekomendasi dari konsultan
pengawas bahwa hasil pekerjaannya sudah memenuhi
persyaratanteknis atau tidak.
2. Pengendalian Atas Proses Koordinasi Terkait
Konsultan pengawas dalam rangka melaksanakan tugas
pengendalian teknis tersebut di atas berkewajiban mengendalikan
proses koordinasi yang perlu dilakukan oleh pihak lain (khususnya
oleh Pengguna Jasa).Koordinasi dengan instasi terkait, antara lain
dilakukan dengan :
- Pemimpin kegiatan fisik;
- Konsultan lain yang terkait;
- Instansi terkait lainnya.
3. Pengendalian Administrasi Kegiatan
Dalam hal ini konsultan pengawas berkewajiban merancang,
memberlakukan serta mengendalikan pelaksanaan keseluruhan
sistemadministrasi kegiatan yang diawasinya,yaitu mencakup antara
lain : surat, memorandum, risalah, laporan, contoh barang, foto,
berita acara, gambar, sketsa, brosur, kontrak, addendum dan lain-
lain yang dianggap perlu. Langkah-langkah dan tindakan yang akan
dilakukan konsultan pengawas untuk maksud tersebut adalah :
- Memperhatikan memorandum dan risalah untuk pedoman
dalam pelaksanaan tugas konsultan;
- Mempersiapkan dan mengecek contoh barang agar memenuhi
persyaratan yang ditetapkan baik kualitas dan kuantitas;
- Membuat foto-foto dokumentasi pada setiap paket pekerjaan;
- Mempelajari dan mengecek gambar-gambar/sketsa pelaksanaan
agar sebelum maupun sesudah pekerjaan selesai tidak terjadi
penyimpangan;
- Membantu/menyiapkan addendum serta hal-hal lain yang
dianggapperlu dalam penyelesaian pekerjaan.

4. Evaluasi Rencana Kegiatan


Konsultan pengawas melakukan evaluasi atas rencana kegiatan
yang akan dilaksanakan serta menyarankan perubahan /
penyempurnaan / penyesuaian rencana yang perlu dilakukan (bila
ada) guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan kegiatan.
5. Verifikasi Hasil Pekerjaan Penyedia Jasa Pemborongan
Konsultan pengawas berwenang dan pada saatnya berkewajiban
menyatakan bahwa hasil pekerjaan Penyedia Jasa Pemborongan
telahmemenuhi segala persyaratan untuk proses selanjutnya, yaitu
persetujuan Pengguna Jasa.
III.1.4 Kontrol Sistimatik terhadap Kegiatan Lapangan
Dalam konteks lebih luas, pekerjaan supervisi mengemban juga fungsi
kontrol manajemen kegiatan konstruksi. Sebelum memeriksa hasil
pekerjaan, perlu diperiksa dahulu persiapan kerjanya. Persiapan
pekerjaan yang dilakukan setengah-setengah atau dengan cara
perencanaan yang mendadak akan mengakibatkan hasil kerja yang
tidak memuaskan. Untuk menanggulangi masalah ini, Pengawas
lapanganperlu menerapkan sistim kontrol yang sistimatik di lapangan.
Kontrol yang sistimatik terhadap kegiatan di lapangan memiliki
tiga tujuan,yaitu :
➢ Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada
beberapa bidang kegiatan pokok. Bilamana terdapat kekurangan,
maka harus dikembangkan sasaran jangka pendek dan program
kerja.
➢ Memastikan bahwa pekerjaaan pengawasan berjalan secara benar
sehingga peringatan secara dini dapat diberikan apabila terjadi
sesuatukesalahan.
➢ Mengamankan bahwa biaya yang sudah dianggarkan oleh kegiatan
tidak dilampaui bila tidak terjadi perubahan kontrak.

Kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di


lapangan,yaitu :

➢ Pencapaian target kemajuan fisik


➢ Pencapaian target keuangan
➢ Pengadaaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan
➢ Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas
danefisiensi kerja lapangan;
➢ Pemantapan kerja sama antar pekerja kegiatan dari seluruh
bagian/divisi;
➢ Hubungan dengan pihak pemilik.
Tiap bidang tersebut di atas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang
memadai atau menunjukan tendensi yang tidak menggembirakan.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi masalah dengan benar, maka
langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya akan lebih cepat
dan efektif.
III.1.3 Kunjungan Lapangan/Site Visit
Frekwensi kunjungan ke lapangan tergantung dari pentingnya keadaan
lapangan, sifatnya dapat secara harian, mingguan. Frekwensi
kunjungan dapat bergantung pada tahapan dari pemimpin kegiatan
yang mengelolanya beserta para anggota tim sesuai urgensinya.

III.1.3 Pengontrolan Kegiatan


Merencanakan dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis,
dan yang dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu
network/scurve chart yang telah disetujui sebagai pegangan untuk
pelaksanan harus secara periodik atau sesuai kondisi dicheck kembali :
• Apakah waktu yang direncanakan telah ditepati;
• Akan ditepati dalam jangka panjang atau segera;
• Nantinya akan ditepati (jangka panjang).
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan
jalannyakegiatan seperti yang dikehendaki.
1) Jarak waktu kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi dua macam
rentangwaktu yaitu :
- 1-2 minggu untuk aktivitas yang kritis atau bisa kurang dari 1
minggu;
- 2-4 minggu untuk aktivitas-aktivitas yang tidak kritis

2) Cara mengontrol
Dibedakan 3 cara mengontrol, sebagai berikut :
- Untuk sebuah aktivitas yang akan dimulai;
- Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai;
- Uji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai.

III.1.1 Sistim Informasi Manajemen Kegiatan


Sistim informasi manajemen kegiatan pada hakekatnya adalah suatu
sistim untuk mendukung pihak Pimpinan Kegiatan dalam memantau
dan mengendalikan kegiatan. Tujuan sistim ini untuk digunakan pihak
Pemilikdalam mendapatkan informasi kegiatan setiap saat atau secara
berkala, cepat dan akurat. Sistim ini dibuat dan dikembangkan
berdasarkan studi dan evaluasi situasi dan kondisi yang dihadapi di
lapangan serta mengintegrasikan keinginan-keinginan dari pihak
Pemimpin Kegiatan yang mewakili pihak Pengguna Jasa tentang apa-
apa yang mau dimonitordan dikendalikan.
Di project-site setiap saat hasil pekerjaan fisik berkembang bertambah
banyak dan supaya perkembangannya terjadi menurut rencana,
dimana rencana tersebut dijabarkan dalam besaran uang dan besaran
waktu. Khusus untuk mengontrol mutu pekerjaan fisik, peranan sistim
informasi manajemen kegiatan hanya sebagai penerus informasi saja.
Pengontrolanmutu pekerjaan dilakukan oleh petugas khusus dan harus
dilaksanakan dilapangan, tidak dapat dilaksanakan di kantor. Tolok
ukur pengukuran mutu pekerjaan adalah dokumen tender (Spesifikasi
Pekerjaan). Perkembangan pekerjaan yang terjadi selalu diikuti oleh
perkembangan datanya atau dimonitor dimana perkembangan suatu
kegiatan selalu diikuti oleh perkembangan data kegiatannya. Volume
data kian hari kian membengkak sesuai dengan perkembangan
pekerjaan secara fisik. Data kegiatan sesungguhnya belum dapat
memberikan informasi kepada Pengguna Jasa, karena masih belum
diolah, jadi masih mentah. Data kegiatan yang telah dikumpulkan
secara periodik kemudian diolah/diproses untuk dijadikan informasi
kegiatan (laporan kegiatan). Artinya, dari laporan kegiatan dapat
diketahui perkembangan pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi aktual).
Dari laporan kegiatan ini Pemimpin Kegiatan baru dapat mengevaluasi
perkembangan kegiatannya dengan cara memperbandingkannya
terhadap rencana diolah / diproses untuk dijadikan informasi kegiatan
(laporan kegiatan). Artinya , dari laporan kegiatan dapat diketahui
perkembangan pekerjaan yang nyata terjadi (prestasi aktual). Dari
laporan kegiatan ini Pemimpin Kegiatan baru dapat mengevaluasi
perkembangan kegiatannya dengan cara memperbandingkannya
terhadap rencana. Pemimpin kegiatan mengendalikan kegiatannya
dengan keputusan- keputusan yang dibuat dan diimplementasikan ke
project site. Hasil dari implementasinya menciptakan data kegiatan baru
dan dengan demikian siklus project management control sistem
berulangkali. Siklus ini baru berhenti apabila kegiatan telah selesai.
III.1.2 Pengendalian Mutu
Selama periode kontruksi, konsultan akan senantiasa memberikan
pengawasan, arahan, bimbingan dan instruksi yang diperlukan kepada
Penyedia Jasa Pemborongan guna menjamin bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, tepat kualitas. Aspek-aspek pengendalian
mutu yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan konstruksi antara lain
sebagai berikut di bawah ini namun tidak terbatas pada :
• Peralatan laboratorium;
• Penyimpanan bahan/material;
• Cara pengangkutan material yang akan digunakan;
• Pengujian material yang akan digunakan;
• Pengujian rutin laboratorium selama pelaksanaan;
• Test lapangan;
• Administrasi dan formulir-formulir.
1. Laboratorium dan Personil
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mengetahui kekuatan
konstruksi beton yang tidak bisa dilakukan di lapangan.
Personil/tenaga yang terkait untuk maksud pengujian harus cukup
berpengalaman dan mengenal dengan baik tentang testing
laboratorium maupun lapangan.
2. Penyimpanan Bahan/Material
Mekanisme penyimpanan bahan/material dilakukan sebagai berikut :
- Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian
rupa untuk menjamin perlindungan kualitas.
- Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa
yang mudah dapat diperiksa oleh konsultan.
- Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuhan, puing, dan
mempunyai drainase yang lancar.
- Bahan-bahan yang diletakkan langsung di atas tanah tidak boleh
digunakan dalam pekerjaan, kecuali tempat kerja tersebut telah
dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan suatu lapisan pasir
ataukerikil setebal 10 cm.
- Bahan-bahan harus disimpan dengan cara yang sedemikian rupa
untuk mencegah segregasi dan untuk menjamin gradasi yang
sesuaiserta mengontrol kadar air. Tinggi maksimum tumpukan 5
m.
3. Cara Pengangkutan Material/Campuran
Konsultan dapat mengenakan pembatasan bobot pengangkutan
untukperlindungan terhadap setiap jalan atau struktur yang ada di
sekitar pekerjaan. Bilamana terjadi gangguan di antara operasi
berbagai pekerjaan, konsultan akan mempunyai wewenang untuk
memerintahkan Penyedia Jasa Pemborongan dalam menentukan
urutan pekerjaan yang diperlukan guna mempercepat penyelesaian
seluruh pekerjaan.
4. Pengujian Material yang Akan Digunakan
Semua material dari setiap bagian pekerjaan akan di inspesikan oleh
konsultan. Staf anggota team konsultan setiap saat akan membuat
rencana untuk menginspeksi material yang akan digunakan
berdasarkan atas jadwal kerja Penyedia Jasa Pemborongan.
Walaupun bahan-bahan yang disimpan telah disetujui sebelum
penyimpanan, namun dapat diperiksa ulang dan ditest kembali oleh
konsultan. Material yang akan digunakan harus ditest di laboratorium
untuk mendapat persetujuan dari konsultan, jenis dan jumlah test
seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

5. Job Mix Formula

Agar mendapatkan campuran yang baik dan memenuhi persyaratan


spesifikasi, sebelum pekerjaan dimulai perlu dibuatkan dahulu suatu
Job Mix Formula yang disetujui konsultan, antara lain untuk
pekerjaan Beton.

6. Pengujian Rutin Laboratorium

Selama pelaksanaan seperti yang disebutkan dalam spesifikasi,


bahan- bahan atau campuran-campuran perlu dilakukan pengujian
rutin harian atau selama pekerjaan berlangsung guna menjamin
kualitas sesuai dengan persyaratan. Jenis dan frekuensi/jumlah test
rutin ini seperti yang disebutkan dalam spesifikasi.

7. Test Lapangan

Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu


pengujian/tes lapangan.
8. Administrasi Pekerjaan dan Formulir-Formulir

Contoh form-form yang diperlukan pekerjaan antara lain sebagai


berikutdi bawah ini dapat dilihat pada Lampiran. Form-form contoh
ini dapat dimodifikasi/ sesuai dengan keperluan pekerjaan. Form-
form yang dimaksud antara lain :

- Buku direksi;
- Time schedule;
- MC 0 (Mutual Check Awal);
- Request dan shop drawing;
- Laporan mingguan;
- Record cuaca;
- Photo dokumentasi;
- Change order;
- Addendum;
- Monthly certificate (MC);
- PHO (Provisional Hand Over);
- Dan lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.
III.1.3 Pengendalian Kuantitas

Pengawasan kuantitas (Quantity Control), akan mengecek bahan-


bahan/campuran yang ditempatkan atau yang dipindahkan oleh
Penyedia Jasa Pemborongan atau yang terpasang. Konsultan akan
memproses bahan-bahan/campuran berdasarkan :

- Hasil pengukuran yang memenuhi batas toleransi pembayaran;


- Metode perhitungan;
- Lokasi kerja;
- Jenis pekerjaan;
- Tanggal diselesaikannya pekerjaan.

Setelah produk pekerjaan memenuhi persyaratan, baik kualitas


maupun kuantitas, dan persyaratan lainnya, maka pengukuran
kuantitas dapat dilakukan agar volume pekerjaan dengan teliti/akurat
yang disetujui oleh konsultan sehingga kuantitas dalam kontrak adalah
benar diukur dan dibayar oleh konsultan dan mendapat persetujuan
Pengguna Jasa. Beberapa pengukuran pekerjaan tersebut antara lain :

1. Pengukuran meter persegi (m2)


Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, yaitu
panjang dan lebar, setelah ketebalan memenuhi persyaratan
tebalminimal atau toleransi yang digunakan dan spesifikasi.
2. Pengukuran meter panjang (m1)
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran, setelah
penampang suatu konstruksi sesuai dengan gambar (dimensinya).
3. Pengukuran meter kubik (m3)
Pengukuran di lapangan dapat dilakukan dengan meteran untuk
panjang dan lebar. Sedangkan untuk ketebalan dapat diukur dengan
alat ukur sehingga panjang, lebar, dan tebal menghasilkan volume
yangakurat.
4. Pengukuran berat ton
Untuk pengukuran ton dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara :
- Pertama, yaitu penimbangan dengan timbangan;
- Kedua, dengan pengukuran meter kubik dikalikan berat jenis
bahantersebut (berat jenis dapat diketahui dari laboratorium).
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari hasil kajian dan observasi yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :

a. Pelaksanaan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari


perencanaan, pembangunan fisik, sampai dengan pemeliharaan yang
melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung.
b. Pengendalian proyek adalah suatu sistem untuk mengawasi pelaksanaan
proyek,agar pihak-pihak yang terlibat dalam proyek dapat berfungsi dan
bekerja secara optimal, efisiensi waktu dan tenaga kerja. Pengendalian
proyek tidak hanya dilakukan pada satu aspek saja, melainkan pada
semua aspek yang mempengaruhi jalannya pembangunan.
c. Organisasi merupakan alat yang vital dalam pengendalian dan
pelaksanaan proyek. Organisasi proyek dikatakan berhasil jika mampu
mengendalikan tiga hal utama yaitu mutu, waktu dan biaya. Suatu
organisasimempunyai ciri-ciri adanya sekelompok orang yang bekerja sama
atas dasarhak, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing.
IV.2 Saran
Sebelum pengerjaan proyek dimulai hendaknya persiapan – persiapan yang
berhubungan dengan pengerjaan perlu dipersiapkan, seperti peralatan
maupun bahan yang akan dipergunakan, Komunikasi antara Pelaksana dan
Pengawas harus es intensif mungkin, agar tidak terjadi Miss Communications.

Anda mungkin juga menyukai