Ayat Kebangkitan DERRY IAT B SMT4
Ayat Kebangkitan DERRY IAT B SMT4
Disusun oleh :
Derry Herdiansyah : 19.01.1050
Puji syukur kehadirat Allah ﷻyang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Ayat – Ayat Kebangkitan
“ ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu, selaku dosen bidang studi mata
kuliah TAFSIR II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi perbaikan makalah
ini. Semoga kita semua senntiasa berada dalam berkah dan lindugan Allah ﷻ.
Derry Herdiansyah
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penafsiran al-Qur’an telah dipraktikkan sejak zaman Nabi Muhammad ﷺmasih
hidup. Sebagai mubayyin atas ayat-ayat al-Qur’an, Nabi Muhammad ﷺmenafsirkan
al-Qur’an melalui perkataan dan tindakan beliau. Meskipun beberapa Sahabat
merupakan pakar dalam bahasa dan sastra Arab, otoritas Nabi Muhammad ﷺdalam
menjelaskan al-Qur’an tidaklah terbantahkan. Sebab al-Qur’an memiliki lafad yang
memerlukan pemaknaan khusus, baik dalam pengertian maupun praktiknya, seperti
lafad salat dan haji. Selain itu, al-Qur’an diturunkan sebagai mukjizat Nabi Muhammad
ﷺ, serta mengiringi beliau untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh Allah ﷻ.
Tugas pokok Nabi Muhammad ﷺdi dunia adalah untuk menegakkan aqidah
ilahiyyah, bertauhid kepada Allah ﷻ. Konsep keimanan kepada Allah ﷻ, tidaklah hanya
mencakup mempercayai dalam hati, namun juga melafalkan dengan ucapan dan
melakukan dengan perbuatan.
Agama Islam memiliki konsep Hari Kebangkitan, yang dikenal dengan yaum al-
ba‘ats, yaum al-ma‘ad dan yaum al-nushur. Al-ba‘ats dan al-nushur, secara bahasa
memiliki makna bangkit, sedangkan al-ma‘ad, berarti kembali. Ketiga istilah tersebut,
secara sederhana, merujuk kepada hari bangkitnya manusia dari kubur setelah
penghancurleburan bumi. Masyarkat Makkah Jahiliyah pada saat itu, sangat sulit
menerima adanya doktrin kebangkitan kembali.
Oleh sebab itu menarik bagi pemakalah untuk mengupas bagaimana ayat –
ayat serta penjelasannya tentang hari kebangkitan menurut para mufasir. Semoga
makalah ini mampu menambah literasi khasanah keilmuan mahasiswa, dan mampu
meningkatkan keimanan kita terhadap Allah ﷻdan hari akhir.
***
3
B. Fokus Penelitian
Fokus pembahasan makalah ini tertuju pada kajian pustaka terkait apa itu ayat
– ayat kebangkitan, ada berapa ayat – ayat tentang kebangkitan, dan bagaimana
penjelasan tentang ayat – ayat kebangkitan tersebut menurut para mufasir.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Apa itu Hari kebangkitan?
2. Sebutkan ayat – ayat kebangkitan?
3. Bagaimana tafsir ayat hari kebangkitan?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu Hari kebangkitan.
2. Untuk mengetahui ayat – ayat Quran tentang hari kebangkitan.
3. Untuk mengetahui tafsir ayat hari kebangkitan.
***
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hari Kebangiktan
“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit
dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.” (QS. An-Naml: 87)
Kedua, yaitu tiupan ash-sha’iq (tiupan yang mematikan), dan yang ketiga adalah
tiupan qiyam (bangkit). Dua macam tiupan ini terangkum dalam firman Allah Ta’ala:
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali
siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian sangkakala itu ditiup sekali lagi, maka tiba-
tiba mereka berdiri menunggu (putusannnya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68).
5
Inilah tiga kali tiupan yang disampaikan oleh Syaikhul Islam ibnu
Taimiyah rahimahulah. (Majmu’ Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 4/260-261).
Sebagian ulama lagi berpendapat ada dua tiupan. Inilah pendapat Syaikh
Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin rahimahullah. Tiupan Sangsakala pertama
berfungsi sebagai tiupan yang mengejutkan dan membuat pingsan semua makhluk,
baik yang di langit maupun di bumi, kecuali yang dikehendaki
Allah Ta’ala. Sedangkan tiupan kedua berfungsi untuk membangkitkan semua
makhluk dari kuburnya. Setelah tiupan yang kedua ini, bangkitlah manusia dari liang
kuburnya untuk menghadap Rabb semesta alam. (Syarhu Lum’at al I’tiqad, Tahqiq
Asyraf Abdul Maqsud, hal. 114).
Semua hal telah dijelaskan oleh Allah di dalam kitab suci al-Qur’an, salah satunya
mengenai hari kebangkitan manusia di akhirat. Seperti telah dijelaskan bahwasannya
suatu hari langit-langit akan digulung serta akan diciptakan lagi seperti halnya awal
mula penciptaan alam semesta, penjelasan tersebut dijelaskan dalam al-Qur’an
surah al-Anbiya’ ayat 104:
ََْعلَ ْين َِۗا اِنَّا ُكنَّا عٰ ِع ِلي ٍ ب َك َما بَدَأْنَآ ا َ َّو َل خ َْل
َ ق نُّ ِع ْيد ُِۗه َو ْعدًا ِ ِۗ ُ س ِج ِِّل ِل ْل ُكت
ِّ ِ ي ال َ س َم ۤا َء َك
ِِّ ط ْ يَ ْو َم ن
َّ َط ِوى ال
6
bahwasannya pada waktu itulah dilakukannya proses perhitungan serta pembalasan
atas apa yang dilakukan ketika berada di dunia. Semua itu merupakan janji dari Alah
yang mana janji tersebut pasti akan ditepati atas kehendak-Nya. Maka hari
kebangkitan merupakan salah satu peristiwa dalam hari kiamat yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan lainnya, berikut diagram hari akhir kami lampirkan;
Hari kebangkitan adalah hari dimana seluruh umat manusia dibangkitkan dari
tidur panjangnya di alam kubur dengan ditandai ditiupnya sangkakala oleh malaikat
israfil. Disini ulama berbeda pendapat tentang peniupan sangkakala dua kali atau tiga
kali.
7
2. Tujuan akhir kehidupan harus jelas. Manusia harus bisa melihat apa yang mereka
perjuangkan dan menegetahui tujuan hidup. Amal yang akan dibawa di akhirat
sangat ditentukan dan bergantung pada hal ini.
Informasi tentang hari kebangkitan dalam al-Qur’an, mencakup penegasan
adanya Hari Akhir, Alam Barzah dan Kehidupan di Akhirat. Penegasan adanya Hari
Akhir berisikan bukti, tanda dan sanggahan terhadap pengingkarnya. Alam Barzah
meliputi peristiwa kematian, kehidupan di Alam Barzah dan peristiwa-peristiwa yang
mengirinnya. Sedangkan Kehidupan di Akhirat, melingkupi deskripsi kehancuran dunia
(al-sa‘ah), kebangkitan (al-ba‘ath), perkumpulan (al-hashr), pengadilan (al-hisab),
jembatan (al-sirat), neraka (al-nar) dan surga (al-jannah). Berikut ini kami sajikan ayat-
ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan Hari Kebangkitan;
8
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketemukan bahwa dalam rangkaian ayat
yang mengandung informasi tentang al-ba‘ath, mayoritas beriringan dengan al-hisab,
yang kemudian berujung pada balasan yang di dapat, al-nar atau al-jannah. Maka
sebagaimana dideskripsikan pada pembahsan sebelumnya, rangkaian kehidupan di
Akhirat merupkan satu mata rantai yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, dengan
kata lain, bila satu ayat merujuk pada suatu peristiwa tertentu, maka ayat tersebut
mengarah pada keseluruhan kehidupan di Akhirat.
Artinya: (Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka
bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka
bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh
suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta.
9
bermanfaat bagi mereka di sisi Allah sebagaimana hal itu bermanfaat bagi
mereka di dunia. Ketahuilah, bahwa mereka adalah orang-orang yang
gemar berdusta, dusta mereka mencapai titik yang tidak dijangkau oleh
selain mereka.
3. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir
negeri Suriah
Sampaikan kepada mereka bahwa kelak akan ada hari dimana
mereka dibangkittkan kembali dari kubur mereka. Segala perbuatan
mereka akan dihitung dan diberi balasan. Allah akan memberlakukan janji-
Nya kepada mereka, sebab mereka telah bersumpah di dunia sebagai
orang mukmin. Mereka menyangka bahwa sumpah-sumpah yang mereka
sampaikan masih bisa membawa manfaat bagi mereka layaknya di dunia.
Sesungguhnya tidak lain mereka hanyalah orang-orang pendusta terhadap
sumpah dan ucapan mereka. Ibnu Abbas berkata: bahwa ayat ini
diturunkan untuk perilaku Ibnu Nabtal yang memanggil para sahabatnya
yang mendengar hinaan untuk Rasulullah ﷺ. Kemudian mereka
bersumpah kepadanya terhadap perkataan dan perbuatan mereka.
Sehingga Allah menurunkan ayat ini.
10
4. Tafsir al – Misbah / M. Quraish Shihab
Pada hari ketika Allah membangkitkan mereka semua dari kubur,
dan mereka bersumpah bahwa dulu mereka beriman sebagaimana
sekarang ini bersumpah di depan kalian. Mereka mengira bahwa, dengan
sumpah itu, mereka telah melakukan suatu kelicikan yang menguntungkan
mereka. Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka adalah golongan yang
mencapai puncak kebohongan.
Dari keempat penafsiran diatas kita bisa tarik garis besar bahwa
semua manusia suatu hari nanti akan dibangkitkan dari kuburnya
kemudian dikumpukan di mahsyar kelak. Orang munafik melakukan tipu
dayanya dengan bersumpah bahwasanya ia beriman, namun semua itu sia
– sia dihadapan Allah ﷻ.
***
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hari kebangkitan adalah hari dimana seluruh umat manusia dibangkitkan dari
tidur panjangnya di alam kubur dengan ditandai ditiupnya sangkakala oleh
malaikat israfil. Disini ulama berbeda pendapat tentang peniupan sangkakala dua
kali atau tiga kali.
Penting bagi umat untuk mengetahui, mempelajari, dan megimani ayat – ayat
yang berkaitan dengan hari kebangkitan agar kita mampu mempersiapakan bekal
menuju tujuan akhir kelak di akhirat dengan sebaik – baiknya amal saat hidup di
alam dunia ini.
Dari penafsiran para ulama terhadap ayat hari kebangkitan secara garis besar
bahwa semua manusia suatu hari nanti akan dibangkitkan dari kuburnya kemudian
dikumpukan di mahsyar kelak untuk dibalas segala perbuatannya dahulu di dunia.
Orang munafik melakukan tipu dayanya dengan bersumpah bahwasanya ia
beriman, namun semua itu sia – sia dihadapan Allah ﷻ.
B. Pesan
Setelah mempelajari ayat – ayat hari kebangkitan diharapkan kita mampu
memperbaiki dan memaksimalkan amal shalih sebagai persiapan di akhirat kelak,
serta mejauhi perbuatan tercela atau menjauhi segala apa – apa yang dilarang oleh
Allah ﷻ.
Wallahu’alam.
C. Referensi
https://muslim.or.id/7368-hari-kebangkitan.html
https://tafsirweb.com/10772-surat-al-mujadalah-ayat-18.html
https://tafsirq.com/58-al-mujadilah/ayat-18#tafsir-quraish-shihab
12
***
13