Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI ASIA SELATAN: DARI AWAL

MASUKNYA ISLAM HINGGA NASIONALISME INDIA-PAKISTAN

Disusun Oleh:
Dzakir Muhammad Yafi Ali Qamar

IKATAN KELUARGA PONDOK MODERN


KAIRO, MESIR
2022
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

Abstrak
Islam sebagai agam rahmatan lil’alamin yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw
mengandung misi dakwah yang harus disampaikan dan disebarkan ke seluruh manusia. Hal ini
terbukti dengan adanya peradaban dan sejarah yang cemerlang pada masa lalu, ketika Islam
berhasil tersebar dari tanah Arab ke seluruh penjuru Dunia. Dimulai dari perjuangan Rasulullah
Saw bersama para sahabat dalam menyebarkan agama Islam melalui ajakan dengan mengirim
surat, melalui hubungan perdagangan, serta ekspansi perluasan wilayah, hingga akhirnya
peradaban Islam dapat menyebar dan berkembang dengan pesat.
Diantara wilayah yang diislamisasikan adalah Benua Asia bagian Selatan, yaitu daerah
kawasan India dan beberapa negara sekitarnya. Negara-negara yang termasuk dalam kawasan
ini sekarang adalah Afghanistan, Bangladesh, Pakistan, India, Maladewa dan lain-lain.
Dalam makalah ini, penulis akan menjelaskan awal masuknya Islam ke Asia Selatan,
pembentukan pemerintahan Muslin di Asia Selatan, masa pemerintahan Dinasti Mughal dan
Nasionalisme India-Pakistan. Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini
adalah metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian keperpustakaan (library research),
yang mana data bersumber dari literatur-literatur yang ada relevansinya dengan penelitian ini.
Kata Kunci: Asia, Islam, India.

i
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

DAFTAR ISI
Abstrak ........................................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. ii
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................................. 1
BAB II: PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 2
A. Sejarah Awal Masuknya Islam ke Asia Selatan .............................................................................. 2
B. Pembentukan Pemerintahan Muslim ............................................................................................. 3
1. Periode Muhammad bin Qasim sampai Ghaznawi (711-1186 M). ............................................ 3
2. Periode Kesultanan Delhi (1192-1525 M) ................................................................................... 4
C. Pemerintahan Mughal di India (1526-1558) ...................................................................................5
1. Pemerintahan Babur (1482-1530) ...............................................................................................5
2. Pemerintahan Humayun (1530-1540 dan 1555-1556) ............................................................... 6
3. Pemerintahan Akbar (1556-1506) ............................................................................................... 6
4. Pemerintahan Jahangir (1605-1627) ........................................................................................... 7
5. Pemerintahan Syah Jehan (1628-1658) ...................................................................................... 7
6. Pemerintahan Aurangzeb (1659-1707) ....................................................................................... 8
7. Pemerintahan Pasca Aurangzeb (1707-1857) ............................................................................. 8
D. Warisan Peradaban Islam dan Lahirnya Nasionalisme India-Pakistan ....................................... 9
1. Sistem Politik dan ekonomi......................................................................................................... 9
2. Perubahan Sosial ........................................................................................................................10
3. Seni dan Bangunan ..................................................................................................................... 11
4. Perkembangan Kepercayaan dan Aliran Keagamaan ............................................................... 12
5. Nasionalisme India-Pakistan ..................................................................................................... 12
BAB III: PENUTUP ..................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................... 16

ii
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama samawi yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Perkembangan Islam
pada zaman Nabi Muhammad Saw. dan para sahabatnya merupakan masa keemasan Islam. Hal
tersebut bisa terlihat dari bagaimana kemurnian Islam itu sendiri. Kemudian pada zaman selanjutnya,
Islam mulai menjadi peradaban, para sahabat yang menjadi pemimpin melanjutkan misi untuk
menyebarkan dakwah Islam serta mereformasi peradaban dunia kepada yang lebih baik. Peradaban
merupakan konotasi positif pada diri manusia yang berkembang secara sadar menjadi manusia yang
ideal.1
Pada setiap kepemimpinan Islam tentunya memiliki kemajuan-kemajuan (peradaban) yang
berbeda, ide dan gagasan yang berbeda serta kebijakan-kebijakan yang berbeda pula. Selain itu, Islam
mengandung sebuah misi dakwah yang harus disebarkan kepada seluruh manusia. Ini terbukti dengan
adanya sebuah peradaban dan sejarah yang cemerlang dimasa lalu. Kita dapat melihat bagaimana
perjuangan para sahabat dalam melakukan perluasan wilayah yang begitu hebat dalam penyebaran
agama islam.
Diantara perluasan wilayah yang pernah ditaklukan dan diislamisasikan oleh Pemerintahan Islam
adalah kawasan Asia Selatan. Negara-negara yang termasuk kedalam kawasan ini adalah Afganistan,
Bhutan, Nepal, India, Pakistan, Banglades, Srilanka, dan Maladewa. Karena wilayah ini terdiri dari
berbagai macam ras, keturunan, dan golongan, mengakibatkan wilayah ini mudah untuk dikuasai oleh
kekuatan dari luar.2 Untuk mengetahui sejarah dibalik berkembangnya peradaban Islam di Asia
Selatan, maka penulis tertarik untuk mengkaji pernyataan tersebut dalam makalah yang berjudul
“PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM DI ASIA SELATAN: DARI AWAL MASUKNYA ISLAM
HINGGA NASIONALISME INDIA-PAKISTAN”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah awal masuknya Islam ke Asia Selatan?
2. Bagaimanakah pembentukan pemerintahan Islam di Asia Selatan?
3. Bagaimana pemerintahan Mughal di India?
4. Apas warisan peradaban Islam di India?
5. Bagaimana lahirnya Nasionalisme India-Pakistan?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui sejarah awal masuknya Islam ke Asia Selatan.
2. Mengetahui pembentukan pemerintahan Islam di Asia Selatan.
3. Mengetahui pemerintahan Mughal di India.
4. Mengetahui warisan peradaban Islam di Asia Selatan.
5. Mengetahui lahirnya Nasionalisme India-Pakistan.

Zainudin Sadar, Masa Depan Peradaban Muslim, Surabaya: Bina Ilmu, 1999, hal. 54.
1

Siti Maryam, dkk, Sejarah Peradaban Islam Dari Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: IAIN Sunan
2

Kalijaga: 2003, hal. 190.

1
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

BAB II: PEMBAHASAN


A. Sejarah Awal Masuknya Islam ke Asia Selatan
Asia Selatan adalah sebuah wilayah geopolitik di bagian selatan benua Asia, terdiri dari daerah-
daerah di dan sekitar anak benua India. Asia Selatan berbatasan dengan: Asia Tengah di utara, Asia
Timur di timur, Asia Tenggara di sisi tenggara, Asia Barat di sebelah barat dan Samudra Hindia di
sebelah selatan. Secara geografis Asia Selatan dipisahkan dari dunia luar oleh benteng alam,
pegunungan Himalaya di sebelah utara dan pegunungan Hindu Kusy di sebelah Barat Laut.
Pegunungan Himalaya merupakan benteng terpanjang yang membujur dari Afghanistan hingga Assam
sejauh 2.500 km.3

Asia Selatan mencangkup India, Pakistan dan Bangladesh yang luasnya kira-kira 2.075 mil dari
utara keselatan dan 2.120 mil dari timur kebarat. Disebelah utara, wilayah ini berbatasan dengan
wilayah Tibet (Cina) dan Afganistan; sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan laut samudra
Indonesia; disebelah timur berbatasan dengan Burma dan di sebelah barat berbatasan dengan Persia
(Iran).4 Perekonomian mereka berdasarkan pada kombinasi antara penanaman hasil padi-padian di
ladang yang berpetak yang kebanyakan teririgasi dan dibajak dengan menggunakan sapi jantan serta
pembiakan lembu jantan, kerbau, domba, kambing dan keledai.

Berbagai bangsa silih berganti telah masuk ke daerahAsia Selatan dan memberikan warna
perkembangan kebudayaannya, terutama melalui celah Khyber yang menghubungkan dengan
Afghanistan dan lintas Bolan yang di Pakistan. Setidaknya di Asia Selatan khususnya India telah lahir
4 agama dunia yakni Hindu, Buddha, Jain, dan Sikh. Selain keempat tersebut, warna sejarah Asia
Selatan juga dipengaruhi oleh pengaruh Islam yang berkembang pesat sejak pertengahan abad VII M
dari jazirah Asia Barat.

Masuknya pengaruh Islam ke Asia Selatan dimulai sejak masa Nabi Muhammad saw, di mana
pelabuhan-pelabuhan di India menjadi tempat persinggahan dan tujuan para pedagang Timur Tengah,
khususnya Arab muslim. Ekspedisi muslim untuk mecapai Asia Selatan sebenarnya tidak dilakukan
sekali saja, tetapi terjadi beberapa kali. Pada abad I H, ketika umat islam di bawah pimpinan khalifah
Umar bin al-Khattab, Islam telah masuk ke India. Kesuksesan umat islam mencapai India ditandai
dengan keberhasilan Muawiyah I merebut lembah Sind di bawah pimpinan Muhallab bin Abi Sufrah
yang maju dengan pasukan besarnya dari Basrah pada tahun 663 M.5 Pada zaman Utsman bin Affan,
dikirim utusan untuk mempelajari adat istiadat dan jalan-jalan menuju Asia Selatan (India).6
Kemudian pada masa Ali bin Abi Thalib juga pernah mengirim suatu ekspedisi di bawah pimpinan Al-
Harits bin Murah Al-Abdi untuk menyerbu India dan berhasil menaklukkanya, malangnya sang

3 Abu Su’ud. Memahami Sejarah Bangsa-bangsa Asia Selatan Sejak Jaman Purba sampai Kedatangan

Islam. Jakarta: Depdikbud PPLPTK, 1988, hal. 10.


4 Ajid Thohir, Sejarah Diplomasi dan Perkembangan Politik di Asia. Bandung: Bina Budhaya, 1999, hal.

89.
5 Joesoef Soeyb, Daulah Abbasiyah, Jilid II Jakarta: Bulan Bintang, 1977, hal. 238.
6 Siti Maryam, op. cit., hal. 196-197.

2
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

pemimpin terbunuh pada tahun 42 H disuatu daerah Al-Daidin yang terletak antara Sind dan
Khurasan.7

Ketika muncul pemberontakan pada kekuasaan Raja Dahir di India, Walid bin Abdul Malik (705-
715 M) dari Dinasti Umayyah mengirimkan Muhammad bin Qasim sebagai pemimpin pasukan perang.
Berkat keberhasilannya, Muhammad bin Qasim ditunjuk sebagai gubernur sebelum akhirnya
digantikan oleh Yazid al-Suluki, yang hanya 18 hari berkuasa akibat pemberontakan rakyat.

Kemudian pasukan Ghaznawiyah di bawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan


kedudukan Islam di wilayah ini dengan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan
mengadakan pengislaman sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. setelah Ghaznawi hancur,
muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India sperti dinasti Khalji (1296-1316 M),
dinasti Tuglag (1320-1412 M), dinasti Sayyid (1414-1451 M), dinasti Lodi (1451-1526).8

B. Pembentukan Pemerintahan Muslim


1. Periode Muhammad bin Qasim sampai Ghaznawi (711-1186 M).
Sejak awal abad VIII ketika Muhammad bin al-Qasim diutus Khalifah al-Walid I menyerbu
daerah Sind, pengaruh politik Islam telah mulai masuk ke Asia Selatan. 9 Walaupun belum
menguasai seluruh India, Qasim telah berhasil menancapkan pengaruh politik Islam di daerah
Punjab. Karena pertikaian internal antara Hajjaj dan sulaeman, pemerintahan pada masa ini
melemah, dan ketika dalam keadaan melemah, dinasti ini ditaklukan oleh dinasti Gazni.

Asia Selatan berada di bawah kepemimpinan para penguasa lokal yang terpisah-pisah, sebelum
akhirnya muncul Dinasti Ghaznawi yang bercorak Islam. Ghaznawi adalah nama sebuah dinasti
yang berpusat di kota Ghazna. Dinasti ini berusia lebih dari 200 tahun (366 H/977 M-582 H/1186
M). Wilayahnya mencakup Iran Timur dan India (Afghanistan sekarang). Perjalanan dinasti ini
bermula dari seorang tokoh bernama Alptigin, seorang komandan pengawal kerajaan pada masa
Abdul Malik bin Nuh. Alptigin mengangkat senjata melawan penguasa Dinasti Samaniyyah
selanjutnya, Mansyur bin Muhammad dan menyerang Kota Ghazna pada tahun 962 M.

Pada masa raja Dinasti Ghaznawi terbesar, Mahmud al-Ghaznawi, wilayah dinasti ini
terbentang dari pinggir laut Kaspia di utara hingga Sungai Gangga di India, dari sungai Ozus di
Amudarya (Asia Tengah) sampai sungai Indus (pesisir selatan India). Perjalanan dinasti ini
berakhir ketika penguasa terakhir dinasti Ghaznawi yaitu Khusraw Malik ikut terbunuh oleh
pasukan Ghuri pada 1187 M.

Muizuddin Muhammad bin Sam atau lebih populer dengan nama Muhammad Ghuri
menggantikan kekuasaan Ghazni pada tahun 1173 M. Ia adalah bekas panglima Muhammad
Ghazna. Dalam rentang waktu 1175-1192, ia dan pasukannya berhasil memasukkan daerah Uch,
Multan Peshawar, Lahore dan Delhi ke dalam kekuasaan Dinasti Ghuri. Naiknya Quthbuddin Aibak
(1206-1210) menggantikan Muhammad Ghuri dianggap sebagai tonggak awal berdirinya kekuasaan

7 Mahmudunnasir, Islam, Konsepsi dan sejarahnya, Bandung: Rosdakary, 2005, hal. 163.
8 Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press, 1985, hal. 82.
9 M Abdul Karim. Sejarah Islam di India. Yogyakarta: Bunga Grafies Production, 2003, hal. 12.

3
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

Turki di India. Pada masa pemerintahan Nashiruddin dan Ghiyasuddin Muhammad Balban,
kebudayaan dinasti ini berkembang pesat. Ketika Kaimus (1289 M) yang baru berumur tiga tahun
menjadi penguasa, maka kekuasaan dinasti ini semakin lemah dan akhirnya hilang.

2. Periode Kesultanan Delhi (1192-1525 M)


Setelah Nizamudin wafat, muncul kekuatan baru dari Afghanistan, yaitu Malik Firuz yang
berhasil menduduki Delhi dan merebut kekuasaan sultan tahun 1290 M, kerajaan Islam di India
pasca kekuasaan Turki tersebut digantikan oleh orang-orang Turki Khalji, berdirilah Dinasti Khalji
dengan sultan pertamanya Malik Firuz, ia naik tahta dengan gelar Jalal Ad-Din Firuz Khalji (1290-
1296). Dinasti ini dapat bertahan selama 30 tahun. Dinasti Tughluq (1320-1414 M) merupakan
dinasti yang didirikan oleh Ghazi Malik dari bangsa Turki yang mampu mengalahkan Dinasti Khalji.
Ia menggunakan gelar Sultan Ghiyasuddin Tughluq di istana Siri, pada bulan September tahun 1320
M/720 H, ia sering dipanggil Tughluq Shah.10 Pada bulan Februari tahun 1325 M, Ghiyasuddin
Muhammad Shah naik tahta dan ia lebih dikenal Muhammad bin Tughluq. Ia dikenang sebagai
pencetus lima butir kebijakan11 yang semuanya mengalami kegagagalan.

Pada tahun 1398 M, Timur Lenk menyerbu India. Setelahnya, India diperintah oleh Kerajaan
Delhi, Dekan, Benggala, Jaunpur, Malawa, dan Gujarat.12 Wilayah India yang terpecah-pecah dalam
beberapa kekuasaan tersebut baru dapat disatukan pada masa Dinasti Mughal. Dinasti Mughal di
India didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), seorang keturunan Timur Lenk. 13 Babur
mengalahkan Ibrahim Lodi dalam Pertempuran Panipat yang terjadi pada tanggal 21 April 1526
M/8 Rajab 932 H. Pada masa kekuasaan Babur, wilayah Dinasti Mughal membentang dari
Pegunungan Himalaya sampai Gwalior, dan dari Punjab hingga ke Bengal.

Selanjutnya, kekuasaan berada di tangan Humayun (1530-1540 dan 1555-1556)14, Akbar (1556-
1605 M), Jahangir (1605-1628 M), Shah Jahan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M).
Penguasa Mughal yang paling kontroversial adalah Akbar dengan kebijakan Din-e-Illahi15 dan
Aurangzeb dengan kebijakannya yang membalik rekonsiliasi Hindu.16 Jumlah keseluruhan sultan

10 Ferishta mencatat bahwa ayahnya adalah seorang budak Turki milik Balban dan ibunya adalahwanita
Jat dari Punjab, Tughluq Shah lahir di India. Vincent A Smith, The Oxxford Hsitory of India: From the
Earliest Times to the End of 1911, Oxford: Clarendon, 1928, hal. 236.
11 Beberapa kebijakan Muhammad bin Tughluq yaitu pemindahan ibukota ke Doeghir, ekspedisi ke

Khurasan dan Qarachil, pengeluaran tanda mata uang, dan penambahan pajak di daerah Doab.
12 Hamka, Sejarah Ummat Islam III, Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1975, hal. 134.
13 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Depok: RajaGrafindo Persada, 2013, hal. 147.
14 Pada tahun 1540 M, Humayun mengalami kekalahan saat bertempur melawan Sher Khan di Kanauj. Ia

menyingkir ke Persia dan menyusun kekuatan di sana. Dengan bantuan Penguasa Persia, Tahmasp, akhirnya Sher
Khan dapat dikalahkan sehingga Humayun kembali berkuasa.
15 Din-e-Ilahi merupakan salah satu lembaga dari produk politik Sulh-e-Kul (toleransi universal). Politik

ini mengandung ajaran bahwa semua rakyat di India memiliki kedudukan yang sama, terlepas dari etnis maupun
agama. Akbar berpendapat bahwa inti semua ajaran agama adalah sama, yakni mencapai kebenaran, sehingga
dapat disatukan dalam Din-e-Ilahi. Lihat Afdol Faris, Politik Sulh-e-Kul Sultan Akbar Pada Masa Dinasti Mughal
di India Tahun 1560-1605, Skripsi: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015, hal. 3-
4.
16 Aurangzeb diketahui pernah melakukan penghancuran kuil-kuil dan melarang praktik satidaho.

Namun, Ram Puniyani berpendapat, bahwa Aurangzeb bukanlah seorang yang anti-Hindu. Kebijakan-kebijakan
yang ditempuhnya berubah sesuai kondisi kerajaan.

4
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

Mughal 29 orang17. Sultan-sultan yang besar dan terkenal pada abad ke-17, yaitu Akbar (1556-1606),
Jehangir (1605-1627), dengan permaisurinya Nurjannah, Syah Jehan (1628-1606), dan Aurangzeb
(1659- 1707).18 Setelahnya, tidak ada penguasa yang cukup cakap sehingga Dinasti Mughal terus
mengalami kemunduran.

C. Pemerintahan Mughal di India (1526-1558)


Peletak dasar dinasti Islam di India adalah Kutbu’ddin Aibak (1206-1211), yang berhasil mendirikan
kerajaan Islam di India yang merdeka.19 Setelah merasa cukup kuat untuk mendirikan kekuasaan di
India, pada tahun 1206 ia mendirikan Kesultanan Delhi di India yang berhasil dipertahankan hingga
1290. Dinasti keturunan Aibak sering disebut dinasti keturunan hamba-hamba raja, karena Aibak
sendiri bukanlah keturunan raja. Sultan Balban adalah raja terakhir dinasti keturunan hamba-hamba
raja. Dia tidak meninggalkan keturunan dan pemerintahan Kesultanan Delhi selanjutnya diambil alih
oleh dinasti raja-raja keturunan Khilji (1290-1321), kemudian dilanjutkan raja-raja keturunan Tughlak
(1321-1399), dinasti para Sayid (1414-1451), dan dinasti raja-raja keturunan Lodi (1451-1526),
kemudian yang terakhir adalah dinasti Dinasti Mughal.

Pergantian pemerintahan para raja yang berkuasa di Delhi tidak mulus begitu saja, tetapi sering
terbentur pertumpahan darah dan saling menjatuhkan. Keturunan ketiga keluarga Lodi adalah Sultan
Ibrahim Lodi (1517-1526) yang dianggap oleh beberapa pembesar kerajaan kurang cakap memerintah.
Paman Ibrahim Lodi yang bernama Dhaulad Khan dan Alam Khan menjalin kerjasama dengan bangsa
Mongol Sultan Babar dari Kabul (timur Afghanistan) untuk menjatuhkan Ibrahim Lodi. Kelompok
Sultan Babur ini telah lama masuk Islam, dan mereka ahli dalam melakukan peperangan.

Sultan Babar/Babur adalah seorang keturunan bangsa Turki (pihak ayah) dan bangsa Padang Pasir
Lodi/ Jengis Khan (pihak ibu).20 Sebagai seorang keturunan Mongol, Babar memiliki sifat bawaan
pemberani dan ahli dalam perang. Ia berpandangan bahwa India akan berhasil dibangun menjadi
imperium yang kuat mengingat kekayaan yang dimilikinya. Pada saat Babur berkuasa di Kabul, situasi
di India sedang dalam masa kekacauan pada masa pemerintahan Ibrahim Lodi. Kesempatan ini sebagai
pintu bagi Babur untuk merealisasikan impiannya memperluas imperium sampai di India. Sultan
Babur segera menyiapkan pertempuran untuk menjatuhkan raja Lodi. Pada tahun 1526 terjadi
pertempuran besar di kota Panipat. Sultan Ibrahim Lodi dapat dikalahkan oleh tentara Sultan Babur,
dan berakhirlah kerajaan Delhi. Sultan Babar kemudian mendirikan kerajaan Mughal dan
pemerintahannya terkenal dengan nama kesultanan Mughal dengan ibu kotanya di kota Agra.

1. Pemerintahan Babur (1482-1530)


Secara geneologis, Babur merupakan cucu Timur Lenk (dari pihak ayah) dan keturunan Jenghiz
Khan (dari pihak ibu). Babur lahir pada 14 Februari 1483 hari Jum’at di Farghana di bagian utara

17 Moh. Nurhakim. Sejarah dan Peradaban, Malang: UMM Press, Cet.2, 2004, hal. 148.
18 Dedi Supriyadi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2008, hal. 261.
19 Todung Sutan Gunung Mulia, India Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan, Jakarta: Balai

Pustaka. 1952 hal. 40.


20 Tuti Nuriah Erwin. Asia Selatan dalam Sejarah. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas Indonesia,

1990, hal. 37.

5
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

Transoksania (kini Uzbekistan).21 Sepeninggal ayahnya, Umar Mirza, ia menggantikannya menjadi


penguasa di Farghana.22 Ekspansinya ke India dimulai dengan menundukkan penguasa setempat yaitu
Ibrahim Lodi dengan bantuan Alam Khan (Paman Lodi) dan gubernur Lahore. Ia menghadapi Dinasti
Lody yang terakhir (Ibrahim Lody) yang tentaranya berjumlah 40.000 orang diluar kota Panipat pada
April 1526. Dalam peperangan ini, Lody terbunuh dan Babur menguasai Delhi dan Agra. Sejak itu Babur
dapat menguasai India dan mendirikan dinasti Mughal yang beribukota di Delhi.23

Kesultanan Mughal adalah Dinasti Islam yang terbesar dan terakhir di India. Setelah mengalahkan
Ibrahim Lodi, Babur membangun stabilitas politik dan memperkuat angkatan perang serta melakukan
penetrasi. Sampai tahun 1529 wilayah kekuasaan Mughal sangat luas mulai dari Turkestan sampai
Teluk Bengala. Artinya daerah-daerah penting telah ada di bawah kekuasaan Mughal. Walaupun
demikian Babur belum dapat dikatakan berhasil mengausai seluruh India.

2. Pemerintahan Humayun (1530-1540 dan 1555-1556)


Pada tahun 1530 Babur meninggal meninggalkan dua putra yakni Humayun dan Kamran.
Humayun naik tahta menggantikan ayahnya dengan menghadapi berbagai persoalan gerakan
desintegrasi dan ancaman usaha menjatuhkan kekuasaannya termasuk dari saudaranya sendiri.
Waktunya lebih banyak untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Ancaman paling berat adalah
dari Afghanistan. Kekuatan besar disiapkan untuk menghadapi Sher Khan (dari Afghanistan) yang
berusaha merebut Agra. Humayun sempat menyingkir dari Agra, dan dengan bantuan Shah Thomas
dari Persia Humayun berhasil menguasai Kabul kembali, kemudian Agra juga berhasil direbut tahun
1555. Humayun mempunyai putra bernama Akbar yang lahir semasa pelarian (1542). Pada tahun 1556
Akbar menggantikan Humayun yang kemudian terkenal sebagai sultan yang gagah berani dan memiliki
prestasi tinggi.
3. Pemerintahan Akbar (1556-1506)
Sultan Akbar menghadapi persoalan kerajaan yang amat rumit. Dia berprinsip bahwa kekuatan
negara terletak pada tentara dan administrasi.24 Berbagai gerakan desintegrasi dan ancaman
penjatuhan kekuasaan masih besar di depannya. Di antaranya adalah keponakan Sultan Sher Shah
bernama Sultan Muhammad Adil Shah yang bekerjasama dengan panglima bangsa Hindu bernama
Hemu. Tetapi kemudian Hemu justru melakukan perlawanan sendiri dengan menobatkan diri sebagai
Vikramaditya (gelar Chandragupta II yang mashur pada abad IV M). Upaya penggulingan Sultan Akbar
gagal, bahkan kemudian Delhi dapat direbut kembali dan perluasan kekuasaan terus dilakukan dengan
gemilang.

Pada tahun 1576 Rajputana, Gujarat, dan Bengala telah berhasil dikuasai Sultan Akbar. Dengan
demikian pintu barat dan timur melalui laut di India telah dikuasai Sultan Akbar. Pada waktu naik
tahta, Sultan Akbar baru berumur 13 tahun, sehingga kekuasaan kerajaan dipangku oleh wazir bernama
Bairam Khan. Wazir ini pulalah yang menjadi guru Akbar sejak kecil sampai naik tahta. Setelah berusia

21 Badrim Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada,

2000, hal. 175-176.


22 Moh. Nurhakim, Sejarah dan Peradaban Islam, Malang: UMM Press, Cet.2, 2004, hal. 147.
23 Siti Maryam, dkk, op. cit., hal. 184.
24 ODP Sihombing. India, Sejarah dan Kebudayaannya. Bandung: W. Van Hoeve, 1953, hal.70.

6
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

18 tahun, Akbar mulai melepas berbagai ketergantungan kepada orang lain. Upaya yang dilakukan
Akbar adalah melepaskan diri dari berbagai orang, keluarga, dan bangsawan yang terlalu
mempengaruhi dirinya. Akbar memiliki pemikiran ke depan untuk membangun India sebagai negara
besar.

Prestasi politik gemilang Sultan Akbar adalah keberhasilannya mempersatukan berbagai daerah di
India dalam kesultanan Mughal. Usaha ini bukan hal yang mudah, mengingat pada masa tersebut
masih berkembang beberapa kerajaan Hindu dan Islam yang merdeka. Kegigihan dan kegagahan
pasukan perang Akbar akhirnya berhasil menaklukan satu demi satu berbagai kerajaan di India.

Kegemilangan penguasaan dimulai dalam mematahkan gerakan perlawanan bangsa Rajput yang
tidak mau tunduk pada kekuasaan Mughal. Dikisahkan bahwa dalam menundukkan perlawanan
tersebut pasukan Mughal membutuhkan waktu 7 bulan menggempur benteng Chitor di Udaipur.
Kekalahan bangsa Rajput pada masa tersebut ditandai oleh kejadian dramatis. Sisa-sisa pasukan
Rajput melakukan perlawanan puputan (habis-habisan). Orang tua, wanita, dan anak-anak melakukan
bunuh diri setelah pasukan Rajput tidak lagi mampu membendung pasukan Mughal. Setidaknya 30
ribu korban tewas atau bunuh diri dalam pembasmian perlawanan bangsa Rajput.

Keberhasilan awal Sultan Akbar diikuti oleh kegemilangan terhadap perluasan kekuasaan
selanjutnya. Tahun 1573 Gujarat berhasil dikuasai kemudian disusul Bengala tahun 1576. Akbar telah
berhasil menguasai daerah-daerah penting India. Menjelang wafatnya tahun 1605, kekuasaan Mughal
semakin mantap. Akbar juga melakukan akomodasi dengan masyarakat Hindu dengan melakukan
berbagai kebijakan seperti penghapusan Jizya, pelarangan penyembelihan sapi, bahkan mengangkat
beberapa orang Hindu untuk menduduki menteri-menteri dan pimpinan pasukan.25

4. Pemerintahan Jahangir (1605-1627)


Salim, putra Akbar yang dinobatkan sebagai raja Mughal dengan gelar Sultan Nurud’din
Muhammad Jahangir Pasha Ghazi. Jahangir kontras dengan bapaknya dalam menegakkan
pemerintahan Mughal terutama dalam menghadapi kelompok Hindu.26 Dia menghadapi konflik luar
biasa dengan anaknya sendiri, sampai kemudian meninggal tahun 1627 menyisakan konflik kerajaan.
Kedua putranya bernama Shah Jahan dan Azaf Khan sama-sama berhasrat menggantikan ayahnya.

5. Pemerintahan Syah Jehan (1628-1658)


Shah Jahan akhirnya memenangkan persaingan untuk menggantikan Jahangir sebagai sultan
Mughal. Pemerintahan masa Shah Jahan masih menghadapi berbagai gejolak dalam negeri dan
ancaman perebutan kekuasaan dari negara-negara lain. Shah Jahan melanjutkan politik Sultan Akbar
dengan melakukan penaklukan berbagai daerah untuk meredam pemberontakan dan memperluas
kerajaan. Pada tahun 1636 dua kerajaan penting berhasil dikuasai yakni Ahmadnagar dan Bijabur.27

Pada saat perluasan kekuasaan, permaisurinya yang bernama Mumtaz-i-Mahal, istri yang amat
dicintainya meninggal pada saat perang. Shah Jahan begitu kehilangan istri yang amat cantik dan

25 Richard Symons, Pembinaan Pakistan. Jakarta: Balai Pustaka, 1951, hal. 10.
26 ODP Sihombing., op.cit. hal.72.
27 TSG Mulia. op.cit., hal.53

7
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

dicintainya. Peninggalan makam dan masjid Tajmahal yang saat ini merupakan salah satu 7 keajaiban
dunia merupakan tanda kasih Shah Jahan kepada istrinya. Shah Jahan memiliki putra bernama
Aurangzeb yang diberi kekuasaan di Decaan. Aurangzeb berhasil membuat stabilitas di Decaan
terutama dalam menghadapi kekuatan kerajaan Hindu yang masih berusaha menolak kekuasaan Islam.

Persaingan paling kuat adalah antara Aurangzib dengan Dara Sikhoh. Dalam persaingan tersebut
Aurangzib berhasil mengalahkan Dara Shikoh, dan mengambil alih kekuasaan Sultan Mughal tahun
1658. Sementara selama 7 tahun Shah Jahan menghabiskan waktunya di dalam benteng Agra hingga
wafat menjemputnya. Shah Jahan, raja yang berambisius telah meninggalkan berbagai bangunan
penting pada masa kesultanan Mughal yang menandai kebesaran kebudayaan kerajaan Mughal.

6. Pemerintahan Aurangzeb (1659-1707)


Sultan Aurangzib Alamgir (penakluk dunia) dinobatkan di Delhi tahun 1659 segera melakukan
kontrol keamanan dalam negeri dengan mamantapkan kembali kekuasaan di Decaan. Usahanya tidak
sia-sia dengan semakin banyaknya wilayah yang dikuasai. Tahun 1685 kerajaan Bijabur tunduk, disusul
Golkonda tahun 1687, Tanjore dan Trichinopoly tahun 1689.28

Aurangzeb berhasil memperluas kekuasaan di India secara utuh melebihi daerah yang berhasil
ditaklukan Sultan Akbar. Tinggal bangsa Maratha yang belum benar-benar bisa ditaklukan Aurangzeb.
Perlawanan bangsa Maratha merupakan ancaman paling berat pada masa-masa selanjutnya. Sampai
Aurangzeb wafat tahun 1707 bangsa Maratha masih memberikan perlawanan sengit terhadap
kesultanan Mughal. Tahun 1707 merupakan akhir pemerintahan Aungrazeb yang tutup mata pada usia
90 tahun. Kekuasaan Aungrazeb merupakan antiklimaks pemerintahan Mughal di India. Masa
sesudahnya, kekuasaan Mughal terus mengalami kemunduran. Konflik saudara dari anak-anak
Aungrazeb menyebabkan kekuatan negara kian keropos. Apalagi pada masa pemerintahan Aungrazeb,
bangsa-bangsa Barat sudah giat melakukan perjalanan ke timur. Inggris adalah salah satu bangsa barat
yang berhasil menduduki Surat, pelabuhan di Gujarat pada masa pemerintahan Aungrazeb. Inilah cikal
bakal kolonialisme dan imperialisme Barat di India yang akan mempengaruhi babak baru perjalanan
sejarah bangsa India. Aungrazeb menghidupkan kembali jizya yang pernah dicabut oleh Sultan Akbar,
dan melakukan sikap keras terhadap orang-orang Hindu.29

7. Pemerintahan Pasca Aurangzeb (1707-1857)


Setelah meninggalnya Aurangzeb, situasi Dinasti Mughal semakin menunjukkan tanda-tanda
keruntuhan, sementara kelompok Maratha justru menunjukkan kekuatannya baik dalam menggalang
kekuatan maupun luas wilayah.30 Tiga keturunan Aurangzib yakni Muazzam, Azzam, dan Kambakhsh
saling berselisih memperebutkan warisan dinasti kerajaan. Muazzam ternyata lebih kuat dan berhasil
menobatkan diri sebagai penerus Mughal dengan gelar Sultan Bahadur Shah/Muhammad Syah (1707-
1712 M).

28 Ibid, hal. 59.


29 Amal Hamzah, Dunia Sekitar Kita, Pakistan Sebuah Negara Islam Muda. Jakarta: Djambatan. 1952,
hal. 19.
30 Madjumdar, R.C., The Sepoy Mutiny and the Revolt of 1857, 2th edition. Calcutta: Firma K.L.

Mukhopadhyay, 1963, hal. 1.

8
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

Kepemimpinan Sultan Bahadur Shah menghadapi keadaan kerajaan yang sulit untuk dikendalikan.
Beberapa pemberontakan menggoyang eksistensi Mughal, termasuk pemberontakan kaum Sikh
sebagai kelompok ‘agama’ baru yang merupakan sinkritisme Hindu dan Islam. Secara politik sampai
dengan keruntuhannya, kesultanan Mughal tinggal berusaha mempertahankan eksistensinya. Para
sultan yang berkuasa tidak mampu menyatukan kerajaan. Kerajaan-kerajaan berusaha melepaskan diri
dari kekuasaan Mughal. Konflik keluarga kerajaan terus memperlemah kekuasaan dan mendorong
gerakan desintegrasi terus menjalar.

Sepeninggal Sultan Bahadur Shah (1712) terjadi perebutan kekuasaan oleh empat putranya.
Jahamdar Shah berhasil naik tahta kerajaan selama 11 bulan, karena pada tahun 1713 ia dibunuh
keponakannya bernama Farukhsiyar yang kemudian berhasil naik tahta hingga tahun 1719. Para sultan
yang memerintah sampai dengan tahun 1761 adalah Sultan Muhammad Shah, Ahmad Shah, dan
Alamgir II. Sementara kerajaan-kerajaan merdeka terus berdiri sendiri seperti Hydrabad, Quth, dan
Bengala. Dengan begitu kekuataan kesultanan Mughal semakin lemah. Bangsa Maratha adalah
kelompok yang paling diuntungkan dengan situasi demikian. Mereka juga telah berhasil membangun
kekuatan dan sistem pemerintahan yang lebih rapi. Sedikit-demi sedikit daerah yang dahulu dikuasai
kesultanan Mughal direbutnya, seperti Gujarat dan Malwa.

Pada tahun 1758 Punjab telah berhasil dikuasai Maratha, yang artinya Delhi sebagai pusat
kekuasaan Mughal tinggal menunggu waktu saja. Dalam keadaan yang semakin kacau, para raja Islam
mulai sadar untuk melakukan persatuan melawan Maratha. Para raja Islam bersekutu dan meminta
bantuan Sultan Ahmad Shah Durrani dari Afghanistan.

Pada tahun 1760 Maratha telah menyerang Delhi dan terus bergerak ke utara. Pada tahun 1761
pecah pertempuran di dekat kota Panipat antara pasukan Maratha dengan pasukan gabungan kerajaan
Islam India dan tentara Sultan Ahmad Shah Durrani. Tentara Maratha tidak kuasa menghadapi
gabungan tentara Islam yang sangat tangguh. Sebanyak 200.000 tentara Maratha tewas dari
seluruhnya yang berjumlah 300.000. Perang tersebut merupakan klimaks perlawanan Maratha
terhadap kerajaan Islam di India, karena mereka tidak lagi berani mengusik kekuasaan Mughal di
India. Keberhasilan menangkis perlawanan bangsa Maratha tidak serta merta membawa dinasti
Mughal dalam kejayaan kembali. Kerajaan-kerajaan Islam yang semula bergabung melawan Maratha
kembali melakukan rutinitasnya sebagai kerajaan yang berdiri sendiri. Tidak ada upaya nyata dalam
menyatukan berbagai kerajaan tersebut. Dinasti Mughal tetap masih ada, tetapi layaknya sebagai
macan ompong yang tidak lagi memiliki wibawa.

D. Warisan Peradaban Islam dan Lahirnya Nasionalisme India-Pakistan31


1. Sistem Politik dan ekonomi
a. India sebagai negara merdeka
Kebesaran dinasti Mughal tidak hanya ditunjukkan luasnya daerah yang disatukan
dalam satu imperium, tetapi juga berbagai pembaharuan sistem politik. Penetrasi politik
Islam pada masa sebelum dinasti Mughal masih memiliki ikatan kuat dengan dinasti Islam

31 TSG Muli, op.cit, hal.48.

9
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

di Asia Barat, sedangkan setelah mendirikan dasar pemerintahan Islam secara merdeka di
India, pemeritntahan ini lepas dari kesultanan di Asia Barat. Sebagai sebuah negara,
wilayah kesultanan Mughal mencapai wilayah terluas di India sepanjang sejarah sejajar
dengan masa pemerintahan Ashoka.
b. Pembagian wilayah kerajaan
Kerajaan Mughal memiliki pemerintah pusat yang beribukota di Delhi, sedangkan
wilayah-wilayah di bawahnya identik dengan sistem propinsi dengan raja muda yang
mengepalainya. Hal ini sebagai bentuk langsung pengaruh sistem pemeintahan Islam di
Asia Barat. Gelar Sultan juga sebagai bentuk nyata pengaruh sistem politik Islam di Asia
Barat. Sultan Akabar dapat dinilai sebagai raja yang cakap dalam memantapkan stabilitas
pemerintahan dan melakukan akomodasi berbagai kekuatan politik yang menyebabkan
perpecahan.
c. Sumber pendapatan negara
Pajak merupakan salah satu sumber utama keuangan kerajaan. Pada masa
pemerintahan Islam di India jizya diterapkan sejak pemerintahan Dinasti Taghluk (1321 –
1388). Jizya adalah pajak kepala untuk orang-orang non muslim. Sementara untuk orang
Islam zakat merupakan bentuk pajak menurut syariat Islam. Dengan demikian pada
dasarnya baik muslim maupun non muslim memiliki tanggungjawab sama dalam masalah
pajak. Kaum non muslim tetap mendapat perlindungan dari kerajaan dalam melaksanakan
aktivitas sehari-hari maupun dalam menjalankan ibadahnya. Pada masa Sultan Akbar,
jizya ini dihapuskan dan digantikan dengan pajak tanah. Dengan dibantu seorang Hindu
bernama Raja Todar Mall Sultan Akbar menerapkan pajak tanah yang nilainya disesuaikan
dengan tingkat kesuburan dan luas tanah. Pada masa Aurangzeb jizya kembali
diberlakukan.
2. Perubahan Sosial
Semenjak Islam masuk ke India, pengaruh mendasar yang utama adalah masalah penghapusan
kasta32 yang telah mendarah daging ratusan tahun lamanya. Islam tidak mengenal kasta, sehingga
oleh sebagian masyarakat Islam di India terutama pada kasta rendah, kedatangan Islam disambut
dengan senang hati. Dampaknya adalah terjadinya transformasi sosial karena kesetaraan
penduduk dalam memperoleh akses ekonomi dan untuk bagian tertentu adalah menjadi pegawai
pemerintah dan tentara.
Kedatangan Islam di India memang menjadi pencerahan bagi kaum lemah seperti yang
diungkapkan Hunter dalam Rychard Symonds33;
“Bagi orang-orang melarat ini- nelajan-nelajan, pemburu-pemburu, perompak-perompak dan
pembajak-pembajak tanah, dari kasta rendah_ Islam datang sebagai kurnia dari langit. Ia
merupakan kepercayaan dari kaum yang memerintah....”
Kisah yang cukup menarik adalah munculnya empat ratu (raja perempuan) di kerajaan Bhopal
yang melepaskan diri dari Mohul abad XIX. Salah satu dari keempat ratu tersebut adalah Syahjihan

32 Golongan (tingkatan/derajat) manusia dalam masyarakat Hindu. (KBBI)


33 Rychard Symonds. op.cit., hal.19

10
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

Begum (1868-1901) yang menikah dengan seorang ulama besar Maulvi Sayid Muhammad Shadieq
Hasan Kan.34
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh Islam di India telah mengangkat jutaan kaum tertindas
dari kasta rendah. Namun di sisi lain kedatangan Islam menyebabkan kemunduran kebudayaan
Hindu yang telah berlangsung berabad-abad sebelum Masehi. Bahkan beberapa sikap raja Muslim
kadang menyakitkan sebagian masyarakat Hindu. Hal ini tentu bukan disebabkan oleh ajaran
Islam itu sendiri, tetapi oleh sikap dan karakter individu raja tersebut. Sebagai contoh adalah
kebijakan yang dilakukan Aurangzib dalam memperlakukan masyarakat Hindu. Misalnya ia
melarang pembangunan kuil-kuil untuk orang Hindu dan pemberlakuan pajak lebih berat pada
masyarakat Hindu.35 Hal ini sebagai salah satu penyebab semakin memudarnya kewibawaan
kesultanan Mughal.
3. Seni dan Bangunan
a. Karya Sastra
Berbagai karya sastra banyak muncul di India pada masa Dinasti Mughal. Dalam syariat
Islam tidak ada pemisahan antara politik dan ibadah, antara imam dan pemimpin
pemerintahan. Tiap sendi kehidupan manusia terintegrasi dalam nilai-nilai agama. Pemimpin
kerajaan bukan sekedar melaksanakan roda pemerintahan, tetapi sekaligus sebagai imam yang
berpengetahuan keagamaan tinggi dan pantas diteladani. Tidak heran bila karya seni dan
sastra yang muncul tidak sebatas ditulis para ulama, tetapi juga para raja. Pada masa raja Akbar
riwayat dan pemikiran Sultan Akbar ditulis oleh filsuf Abul Fazl dengan judul A’ini Akbari dan
Akbar-nama. Dua kitab tersebut ditulis dalam bahasa Persi dan kini juga telah diterjemahkan
dalam Bahasa Inggris. Akbar adalah sosok pemimpin yang berusaha menyatukan dua kekuatan
penting di India yakni Islam dan Hindu. Maka beliau terkenal dengan ajarannya Din-Illahi
yang hendak dijadikan agama kerajaan. Beliau juga mengambil permaisuri seorang Hindu
sehingga sebagian ada yang menyangsikan kehidupan Islam Sultan Akbar. Toleransinya sangat
dikenal bahkan memberi kebebasan para misionaris Barat untuk menyebarkan agama Kristen
di India.
Raja Jahangir juga meninggalkan karysa satra dengan menulis riwayat hidupnya dalam kitab
Tzuk-i-Jahangiri. Abdul Hamid Lahori, seorang sejarawan pada masa Shah Jahan menulis
riwayat hidup Shah Jahan dalam kitab Padchah Nama.
b. Bangunan
Sultan Akbar tidak hanya terkenal sebagai raja yang disegani karena keberaniannya dalam
peperangan. Pemerintahan beliau juga meninggalkan berbagai bangunan penting seperti
bangunan masjid dan istana di kota Agra.
Pada tahun 1636 Sultan Shah Jahan berhasil menguasai dua kerajaan penting berhasil
dikuasai yakni Ahmadnagar dan Bijabur. Pada saat perluasan kekuasaan tersebut
permaisurinya Mumtaz-i-Mahal meninggal tahun 1631. Begitu cintanya pada istrinya, Shah

34 Zainal Abidin Ahmad. Ilmu Politik Islam V. Sejarah Islam dan Umatnya Sampai Sekarang

(Perkembangannya dari zaman ke zaman). Jakarta: Bulan Bintang, 1979, hal. 15.
35 Tuti Nuriah Erwin, op.cit, hal. 42.

11
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

Jahan mengenangnya dengan membuat mega proyek makam Mumtaz Mahal yang artinya
mutiara istana yang dibangun tahun 1631-1648 dengan melibatkan 20.000 pekerja.36
Bangunan makam tersebut dilengkapi dengan masjid dan taman dengan arsitek tinggi.
Kemashurannya sampai di penjuru benua, dan saat ini merupakan salah satu keajaiban dunia.
Shah Jahan juga telah membuat rencana bangunan makam untuk dirinya yang rencananya
tidak kalah indahnya dengan Mumtaz Mahal. Tetapi wasiat itu tidak dilaksanakan
penggantinya Aurangzib yang tidak menyukai kemegahan bangunan. Jenazah Shah Jahan
dimakamkan berdampingan dengan istri tercintanya Mumtaz Mahal.
Shah Jahan juga meninggalkan berbagai bangunan indah dan megah lainnya seperti Masjid
Ja’mi, Istana Shah Jahanabad, Masjid Mutiara di Agra, Dewan di Delhi, Agra, dan Lahore
merupakan kekhasan bangunan dengan kreasi tinggi perpaduan arsitek Persia dan India.
Aurangzib, walaupun tidak meninggalkan bangunan sebesar masa Shah Jahan, tetapi juga
membangun masjid Badshahi di Lahor dan Pearl Mosque di Delhi, walaupun kecil tetapi
berninai arsitek tinggi dan kemewahan bangunan.
4. Perkembangan Kepercayaan dan Aliran Keagamaan
Masuknya Islam di India bukan tidak menimbulkan masalah konflik kepercayaan. Hal ini
sangat wajar mengingat di wilayah tersebut berkembang dua agama besar terutama Hindu dan
Islam. Sikap para penguasa Islam yang berusaha membuat keadilan dalam menjalankan ibadah
kadang sulit dilakukan oleh munculnya berbagai kecurigaan dan kesalahpahaman politik. Upaya
melakukan akomodasi kedua agama ini pernah dilakukan oleh Sultan Akbar dengan melahirkan
ajaran baru Din Illahi tahun 1582,37 namun tidak mendapat respon positif dari para ulama Islam.
Akbar juga memperistri seorang Hindu dengan maksud menghilangkan pertentangan dua pemeluk
agama terbesar di India tersebut.
Islam dan Hindu yang kadang memunculkan pertentangan tersebut kemudian mendorong
munculnya aliran kepercayaan baru yang kemudian berkembang menjadi salah satu agama besar
di India. Pada abad XV muncul agama Sikh yang merupakan sinkritisme Islam dan Hindu dengan
pemimpinnya yang terkenal dengan sebutan Guru Nanak (1469-1539). Sikh (artinya murid) terus
berkembang, dan guru Nanak laksana sebagai Rasul yang kemudian dilanjutkan oleh guru-guru
selanjutnya sampai guru ke sepuluh yakni Guru Govind Singh (1675-1708). Agama Sikh terus
berkembang dan mendapat tentangan baik umat Islam maupun Hindu. Lambat laun penganut Sikh
membuat kelompok tersendiri dan berhasil membangun kekuatan baru di Asia Selatan.

5. Nasionalisme India-Pakistan
Berlangsungnya kekuasaan kolonial di Asia Selatan dimulai saat Portugis yang dipimpin oleh
Vasco de Gama tahun 1498 menduduki India. Bangsa Eropa lainnya, seperti Inggris, Belanda dan
Perancis segera mengikuti langkah Portugis. Inggris masuk masuk ke India pada 1610 M untuk
merealisasikan perintah Ratu Elizabet I mendirikan EIC (East India Company). Imperialisme resmi

36 Ruslan dan Feby Nurhayati. Di Balik Pesona Tujuh Keajaiban (Baru) Dunia. Yogyakarta: Ombak,

2007, hal. 16.


37 Schulberg Lucille. India yang Bersejarah, terj.Tira Pustaka, judul asli: Historic India. Jakarta: Tira

Pustaka, 1983, hal. 162.

12
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

dimulai saat Inggris berhasil mengalahkan penguasa Bengal Sirajud-Daulah dan pasukannya di
daerah Plassey pada 23 juni 1757. Pada tahun 1761 Inggris menyerang Dinasti Mughal yang sudah
sangat lemah dengan senjata yang disediakan oleh EIC. Kekalahan Mughal berujung pada
penyerahan wilayah Uhd, Bengal dan Orisadi.38 EIC mendapatkan izin beroperasi dari Sultan Akbar
II pada tahun 1837 M.
Kesadaran nasionalisme dan gerakan membebaskan diri dari penjajahan Inggris di India mulai
terlihat pada abad ke-19 hingga 20. Liga muslim (All Indian Muslim League) berdiri pada 30
Desember 1906 dengan ketuanya yaitu Salimullah, setelah sebelumnya berdiri All Indian National
Congress, atau biasa disebut dengan Kongres India. 39 Beberapa tokoh pendiri Liga Muslim antara
lain yaitu Nawab Sir Khwaja Salimullah, Nawab Waqar-ul-Mulk Kamboh, Nawab Mohsin-ul-Mulk,
Muhammad Ali Jinnah dan Syed Ameer Ali. Berdirinya liga muslim disebabkan oleh beberapa hal,
diantaranya:
a. Munculnya aliran radikal di dalam Kongres yang dimotori oleh B.G. Tilak dalam rangka
menghidupkan kembali tradisi politik dan keagamaan Hindu (Maratha) yang bersifat
militan, bahwa India untuk bangsa Hindu.
b. Penolakan Kongres atas rencana Viceroy Lord Curzon (1898-1905) untuk membagi
Benggala menjadi dua provinsi dalam tahun 1905, yaitu Benggala Barat bagi penduduk
yang beragama Hindu dan Benggala Timur bagi penduduk yang sebagian besar
beragama Islam. Penolakan umat Hindu ini dengan alasan bahwa pembagian Benggala
sama artinya dengan memecah belah tanah air India.
c. Kegagalan pemberontakan umat Islam terhadap pemerintahan Inggris di India pada
tahun 1857. Umat Islam selalu dicurigai dalam langkah kegiatannya.
d. Diskriminasi Inggris terhadap umat muslim, dengan menjauhkan anak-anak mereka
dari pendidikan.
Beberapa tujuan dari Liga Muslim, di antaranya:
a. Memperbesar rasa setia kaum Muslim India kepada pemerintah dan
menghilangkan salah paham yang mungkin timbul berhubungan dengan kehendak
pemerintah mengenai suatu peraturan.
b. Menjaga dan memajukan hak-hak serta kepentingan politik kaum Muslimin India
dan untuk memajukan keperluan-keperluan, kehendak-kehendak mereka kepada
pemerintah secara hormat.
c. Mencegah suatu rasa permusuhan dari golongan Muslimin India kepada golongan
masyarakat lain.
Nasionalisme Pakistan berawal ketika terjadinya pertentangan antara Hindu dan
Islam. Pertentangan ini terjadi karena umat Islam merasa bahwa mereka diabaikan oleh
Kongres Nasional India Bersatu pada tahun 1885, yang didominasi oleh orang-orang Hindu.
Ide tentang pembentukan negara tersendiri bagi umat Islam bermula dari Sayyid Ahmad Khan
ketika beliau mencetuskan gagasan komunalisme40. Gagasan ini dikembangkan sebagai

38 Ajid Thohir & Ading Kusdiana, Islam di Asia Selatan, (andung: Humaniora, 2006, hal. 160.
39 Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan, Yogyakarta: Ombak, 2012, hal. 122.
40 Kelompok umat Islam yang berdiri sendiri.

13
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

rumusan Pakistan dalam pengertian sebuah negara tersendiri bagi umat Islam, yang pertama
kali dicetuskan oleh Muhammad Iqbal. Persetujuan mengenai pembentukan negara tersendiri
untuk umat Islam India sebagai tujuan perjuangan Liga Muslim disetujui dalam rapat tahunan
Liga Muslim pada 1940, yang kemudian Negara tersebut diberi nama dengan nama Pakistan.
Pada tanggal 14 Agustus 1947, Dewan Konstitusi Pakistan dibuka dengan resmi, dan keesokan
harinya tanggal 15 Agustus 1947 Pakistan lahir sebagai negara berdaulat bagi umat Islam
India.41 Ali Jinnah diangkat menjadi Gubernur Jendral dan mendapat gelar Qaid-i- Azam
(pemimpin besar) dari rakyat Pakistan.
Pada 26 Maret 1971 Paistan Timur atau yang sekarang dikenal dengan Bangladesh lahir,
dengan cara melepaskan diri dari Pakistan. Berdirinya Bangladesh dilatar belakangi oleh
berbagai faktor, anara lain dalam bidang politik, administrasi, sosial-budaya, ekonomi dan
jarak tempuh yang jauh antara Provinsi Pakistan Timur dengan pemerintah pusat di Pakistan
Barat. namun terdapat faktor lain yang menjadi penyebab langsung berdirinya Negara
Bangladesh, yaitu faktor yang bersifat politik dan militer (perang sipil). 42 Konflik bersenjata
antara Pakistan Barat dan Pakistan Timur berlangsung dari tanggal 26 Maret sampai 16
Desember 1971. Kekerasan yang dilakukan oleh Pakistan Barat menyebabkan Pakistan Timur
menyatakan kemerdekaannya dengan nama negara Bangladesh.

41 Mukti Ali, Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, Bandung: Mizan, 1996, hal. 219.
42
Suwarno, Dinamika Sejarah Asia Selatan, op. cit., hal. 191-192.

14
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

BAB III: PENUTUP


Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka dapatlah ditarik beberapa kesimpulan,
yakni sebagai berikut:
1. Islam mulai masuk ke India itu pada masa Rasulullah Saw melalui perdagangan, pada masa
khalifah Umar bin al-Khattab melalui ekspedisi pasukan Islam ke India dan berikutnya terjadi
pada zaman al-Walid.
2. Muhammad bin al-Qasim adalah utusan Al-Walid dalam ekspedisi ke Sind.
3. Sultan keturunan Turki di India adalah Qutbu’ddin Aibak (1206-1211), yang berhasil
mendirikan kesultanan Delhi yang beragama Islam di India dan merdeka.
4. Zahiruddin Muhammad Babur (1482-1530) adalah salah satu cucu dari etnis Mongol,
keturunan Jengis Khan.
5. Kerajaan Mughal memiliki masa kejayaan yang dimulai pada masa pemerintahan Akbar yang
dimulai pada pemerintahan Akbar (1556-1506 M), dan tiga raja penggantinya, yaitu Jehangir
(1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M).
6. Sultan Akbar terkenal sebagai raja yang berusaha melakukan akomodasi politik dan kultur
atas kekuasaan Islam dan masyarakat Hindu di India. Di bawah kepemimpinannya Mughal
berhasil berkembang menjadi dinasti yang besar.
7. Sultan Shah Jahan terkenal dengan peninggalannya dalam seni dan bangunan. Makam
Tajmahal sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini merupakan salah satu
bangunan peninggalan masa pemerintahannya.
8. Sementara Sultan Aurangzib sebagai pemimpin yang berhasil mengembangkan kekuasaan
Dinasti Moghul meliputi wilayah terluas. Generasi sesudah Aurangzib gagal membangun
kesatuan kerajaan, hingga akhirnya Mogul terpecah menjadi beberapa kerajaan yang berdiri
sendiri.
9. Warisan di Asia Selatan berpengaruh besar yang meliputi perubahan sistem politik, social,
karya sastra dan bangunan.
10. Nasionalisme Pakistan berawal ketika terjadinya pertentangan antara Hindu dan Islam. Pada
tanggal 14 Agustus 1947, Dewan Konstitusi Pakistan dibuka dengan resmi, dan keesokan
harinya tanggal 15 Agustus 1947 Pakistan lahir sebagai negara berdaulat bagi umat Islam
India.

15
Kajian Sejarah
dan Studi Peradaban Islam Ar-Razi
Ikatan Keluarga Pondok Modern Cabang Kairo
Markaz Sirah Community; Ahad, 24 Juli 2022

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Zainal Abidin. 1979. Ilmu Politik Islam V. Sejarah Islam dan Umatnya Sampai Sekarang
(Perkembangannya dari zaman ke zaman). Jakarta: Bulan Bintang.
Ali, Mukti. 1996. Alam Pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, Bandung: Mizan.
Erwin, Tuti Nuriah. 1990. Asia Selatan dalam Sejarah. Jakarta: Lembaga Penerbit Universitas
Indonesia.
Faris, Afdol. , 2015. Politik Sulh-e-Kul Sultan Akbar Pada Masa Dinasti Mughal di India Tahun 1560-
1605, Skripsi: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Hamka, 1975. Sejarah Ummat Islam III, Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.
Hamzah, Amal. 1952. Dunia Sekitar Kita, Pakistan Sebuah Negara Islam Muda. Jakarta: Djambatan.
Karim, M Abdul. 2003. Sejarah Islam di India. Yogyakarta: Bunga Grafies Production.
Kusdiana, Ajid Thohir & Adin. 2006. Islam di Asia Selatan, Bandung: Humaniora.
Lucille, Schulberg. 1983. India yang Bersejarah, terj.Tira Pustaka, judul asli: Historic India. Jakarta:
Tira Pustaka.
Mahmudunnasir, 2005. Islam, Konsepsi dan sejarahnya, Bandung: Rosdakary.
Maryam, Siti. 2003. Sejarah Peradaban Islam Dari Klasik Hingga Modern. Yogyakarta: IAIN Sunan
Mulia, Todung Sutan Gunung. 1952. India Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan, Jakarta: Balai
Pustaka.
Nasution, Harun. 1985. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press.
Nurhakim, Moh. 2004. Sejarah dan Peradaban Islam, Malang: UMM Press.
Nurhayati, Ruslan dan Feby. 2007. Di Balik Pesona Tujuh Keajaiban (Baru) Dunia. Yogyakarta:
Ombak.
R.C, Madjumdar. 1963. The Sepoy Mutiny and the Revolt of 1857, 2th edition. Calcutta: Firma K.L.
Mukhopadhyay.
Sadar, Zainudin. 1999. Masa Depan Peradaban Muslim, Surabaya: Bina Ilmu.
Sihombing, ODP. 1953. India, Sejarah dan Kebudayaannya. Bandung: W. Van Hoeve.
Smith, Vincent A. 1928. The Oxxford Hsitory of India: From the Earliest Times to the End of 1911,
Oxford: Clarendon.
Soeyb, Joesoef. 1977. Daulah Abbasiyah, Jilid II Jakarta: Bulan Bintang.
Su’ud, Abu. 1988. Memahami Sejarah Bangsa-bangsa Asia Selatan Sejak Jaman Purba sampai
Kedatangan Islam. Jakarta: Depdikbud PPLPTK.
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Suwarno. 2012. Dinamika Sejarah Asia Selatan, Yogyakarta: Ombak.
Symons, Richard. 1951. Pembinaan Pakistan. Jakarta: Balai Pustaka.
Thohir, Ajid. 1999. Sejarah Diplomasi dan Perkembangan Politik di Asia. Bandung: Bina Budhaya.
Yatim, Badri. 2013. Sejarah Peradaban Islam, Depok: Raja Grafindo Persada.
Yatim, Badrim. 2000 Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, Jakarta, PT. Rajagrafindo
Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai