Anda di halaman 1dari 12

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM

OBSERVASI TERHADAP FENOMENA


TERITORIALITAS PADA TAMAN
SANGKAREANG
PERSEPSI & PERILAKU
(Dosen pengampu : Ni Ketut Intan Putri Mentari Indriani, ST., M.Ars)

DisusunOleh :

T. A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Denganmenyebutnama Allah SWT yang Maha Pengasihlagi Maha


Penyayang, kami panjatkan puja dan pujisyukurataskehadirat-Nya, yang
telahmelimpahkanrahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapatmenyelesaikanmakalahinidenganjudul
“ObservasiTerhadapFenomenaTeritorialitas Pada Taman Sangkareang”.

Makalah ilmiahinitelah kami susundenganmaksimal dan


mendapatkanbantuandariberbagaipihaksehinggadapatmemperlancarpembuatanma
kalahini. Untukitu kami menyampaikanbanyakterimakasihkepadasemuapihak
yang telahberkontribusidalampembuatanmakalahini.

Terlepasdarisemuaitu, kami
menyadarisepenuhnyabahwamasihadakekuranganbaikdarisegisusunankalimatmau
pun tata bahasanya. Oleh karenaitudengantanganterbuka kami menerimasegala
saran dan kritikdaripembaca agar kami dapatmemperbaikimakalahini.

Akhir kata kami berharapsemogamakalahilmiahtentanglimbah dan


manfaatnyauntukmasyarakatinidapatmemberikanmanfaatmaupuninspirasiterhadap
pembaca.

Mataram, 20 Mei 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persepsimerupakan proses aktifmemilah, menata dan menafsirkan orang,
obyek, kejadian, situasi dan aktivitas (Wood, 1997: 47).
Manusiamemilahhanyahalihwaltertentudalamhidupmereka, lalumenata dan
menafsirkannyasecaraselektif.
Persepsimembentukbagaimanamanusiamemahami orang lain dan
dunianyasekaligusberbagaipilihan yang diambildalamhidupmereka.
Contohnya, bilaseseorangberanggapan (perceive) orang lain
sebagaibermusuhanataumenentangnya,
makaiabisaberinteraksisecaradefensifataumeminimalkankomunikasi.
Dengansendirinya, persepsimemotivasiseseoranguntukbersikap dan
bertindakdalamsebagianbesaraktivitashidupnya.

Ruang terbukapublikmerupakanelemenkotayang sangat


pentingkehadirannyadalamkehidupankota. Sebagairuangterbuka yang
bersifatpublikmakaberbagaiaktivitasdapatdilakukanmanusiabaikperoranganma
upunberkelompok.
Karakteristikmanusiasebagaimakhlukindividusekaligusmakhluksosialmenjadi
hal yang
menarikuntukditelitibagaimanamanusiamempertahankansifatkeprivasianmerek
adalamruangterbukapublik yang dapatdiaksessiapasaja. Oleh
karenaitutujuandaripenelitianiniuntukmelihatgambaranbagaimanamanusiamen
gaktualisasikankarakternyasebagaimakhlukindividudalamsuaturuangsosial di
ruangterbukapubliksehinggamanfaatdaripenelitianinidiharapkanbisadigunakan
para
perancangruangkotadalammemperhatikankebutuhankaraktermanusiasebagaipe
nggunaruangtersebut.

Brower (1976) :Teritorialitasadalahhubunganindividuataukelompokdengan


setting fisiknya, yang dicirikan oleh rasa memiliki dan
upayakontrolterhadappenggunaaninteraksi yang
tidakdiinginkanmelaluikegiatanpenempatan, mekanismedefensif, dan
keterikatan. Kontrolteritorialmemungkinkanuntukmencapaitingkatprivasi dan
keintiman yang berbedadaritingkattinggihinggatingkatrendah.
Manusia dan lingkunganadalah dua hal yang tidakdapatdipisahkan. Manusia
yang pada dasarnyasebagaimakhlukindividu dan
sosialakanterusmelakukanhal-hal (perilaku) yang dapatberdampak pada
lingkungan dan begitupunsebaliknya,
lingkungandapatmempengaruhimanusiaitusendiri. Salah satuperilaku yang
dilakukanadalahteritorialitas.
Teritorialitasdapatdisimpulkansebagaisuatuperilakupenandaanruangpublikden
ganberbagaicara, sepertipenggunaantrotoarsebagai area PKL (Pedagang Kaki
Lima). Perilakutersebuttentunyadapatterjadikarenapengaruh setting
fisik/lingkungan yang bebasatautanpapengawasankhusussepanjangwaktu.
Hal inidapatmembawadampakbagisosialmasyarakatnyamaupun tata ruang
yang ada, dampakburukmaupundampakbaiknya.
Dampakburuksepertikurangnya area yang dapatdigunakan oleh
pengunjunglain, tertutupnyasirkulasiberupaaksesjalan, dan lainnya.
Sedangkandampakbaiknyaadalahpemanfaatanruang oleh
pihaktertentumembukapeluangbagipenggunanyauntukmendapatpekerjaan,
sepertipedagang dan petugasparkir. Maka demikian,
dibutuhkanrekomendasiatauanalisis dan
rencanaterkaitfenomenateritorialitastersebut.

1.2 RumusanMasalah
1. Apasajafenomenateritorialitas yang terjadi di Taman Sangkareang?
2. Apasajabentukteritori yang terjadi di Taman Sangkareang?
3. Bagaimanateritorialitastersebutdapatterbentuk?
4. Apalangkah yang dapatdilakukan (Rekomendasi)
terhadapfenomenateritorialitas yang terjadi?

1.3 Tujuan
1. Mengidentifikasifenomenateritorialitas yang terjadi di Taman
Sangkareang
2. Untukmembandingkanbentuk-bentukteritorialitas yang terjadi di Taman
Sangkareang
3. Menganalisispenyebabfenomenateritorialitastersebutdapatterbentuk
4. Mencarirekomendasi yang
cocokuntukmengatasiadanyafenomenateritorialitastersebut

1.4 Manfaat
1. Mengetahuitentangapasajafenomenateritorialitas yang terbentuk di Taman
Sangkareang dan kaitannyadenganruang
2. Mengetahuibentuk-bentukteritorialitas di Taman Sangkareang
3. Mengetahuialasanataupenyebabterbentuknyateritorialitas di Taman
Sangkareang
4. Mengetahuirekomendasiapasaja yang
dapatdiberikanterhadapfenomenateritorialitas yang terjadi.
BAB II
ISI

2.1 FenomenaTeritorialitas yang Terbentuk


Brower (1976) :Teritorialitasadalahhubunganindividuataukelompokdengan setting
fisiknya, yang dicirikan oleh rasa memiliki dan
upayakontrolterhadappenggunaaninteraksi yang
tidakdiinginkanmelaluikegiatanpenempatan, mekanismedefensif, dan keterikatan.
Kontrolteritorialmemungkinkanuntukmencapaitingkatprivasi dan keintiman yang
berbedadaritingkattinggihinggatingkatrendah.
Dapatdisimpulkanteritorialitasadalahsebuahperilakupersonalisasiataupenandaanda
risuatu area tertentu, seperti yang terjadi di Taman Sangkareang.
Teritorialitasterbentukakibatadanyahubunganantaraindividudengan setting fisik di
sekitarnya, sehinggadapatdisimpulkanbahwabagaimana setting fisik yang
baikmaupunburukdapatmempengaruhiperilakuindividuataukelompok.
Fenomenateritorialitas yang terbentuk di Taman Sangkareang,
sepertipemakaianruangpublikberupatrotoar dan bahu jalan di
beberapabagiansebagai area parkir. Fenomenainiterjadi di setiapsaat,
berdasarkanhasilsurvei weekdays (harikerja) dan weekend (akhir pekan). Hal
inidikatakansebagaifenomenateritorialitaskarena area yang
seharusnyamenjaditempatbagipejalan kaki (trotoar) dan lalu-
lintakendaraanbaikroda dua maupunrodaempatpadahal area
tersebuttidakdisediakantandakhusus, seperti garis atautandanama yang jelas.

Gambar 2.1 area parkirtrotoarGambar 2.2 Tampakatas area parkirtrotoar

Namundemikian, teritorialitas yang


terbentuktidakmengganggupengunjungkarenatersedianya PKL (Pedagang Kaki
Lima) sebagaiwisatakulinerdengan area pejalan kaki di lapanganmasihcukupluas.
Sedangkan pada bagian bahu jalan yang digunakanuntukparkirbergantung pada
wakturamainyalalu-lintassekitar, jika di harikerjaatau weekdays
pagiharikendaraan yang melaluijalantersebuthanyasedikit dan
tidakmenimbulkankemacetan.

Gambar 2.3 Area PKL Gambar 2.4 TampakSketsa

Fenomenateritorialitas lain yang terbentukadalahpenggunaanruangpublik oleh


sebuahkelompokolahragabeladiri Taekwondo yang melakukanlatihanbersama di
area dekatlapanganbelakang Taman Sangkareang. Penandaanruangpublik yang
dilakukanadalahdengancarameletakkanbarang pada area duduk pengunjung di
sebelahtimurlapangan dan berbarismembentangkantanganmembentukruang di
antaraindividu yang hadir. Penandaan area ini juga tidakmengganggusebab Taman
Sangkareang yang cukupluasdapatmenampungberbagaikegiatan di dalamnya.
Setting fisikataupenataanruang yang
adarupanyadapatmemengaruhibagaimanaperilaku masing-masing pengunjung.
Hal ini juga dipengaruhi oleh persepsi (latarbelakang) masing-masing
individutersebut.
2.2 Bentuk-BentukTeritorialitas
Bentuk-bentukteritorialitas yang terjadi juga bersamaandenganadanyapola-
polaatauklasifikasiteritori yang terjadi di Taman Sangkareang pada saat weekdays
dan weekend, sepertiberikut :
a. Teritoris Primer

Gambar 3.1 Teritori Primer Gambar 3.2 Animasi 2d Teritori Primer


Menurutpengertiannya, teritorialitas primer adalahteritoridimanaindividu
yang masukdalam area tersebutadalah yang
sudahmemilikiizinataupunakrabdenganpihak yang
membentukteritoritersebut, seperti area mobil SAMSAT yang
hanyabolehdiakses oleh petugas dan area gerobakkuliner yang
hanyabolehdiakses oleh pedagangataupunpembeli yang
dirasacukupakrabdenganpedagangitusendiri.
b. TeritoriSekunder
Teritoridimanasetiap orang yang datangadalah orang-orang yang
dirasasudahcukupmengenalsatusama lain. Hal iniseperti pada area duduk
kuliner.
c. Teritori Publik

Gambar 3.3 Tampak atas area jogging

Area yang termasukteritoripublik pada Taman Sangkareangcukupluas.


Seperti pada area jogging. Hal inimenyebabkanbanyakdaripengunjung
yang menggunakan area tersebuttanpamerasaterganggu dan
terhalangkarenaaktivitas yang dilakukansejenis/serupa. Bahkanada area
luas yang masihbisadigunakan dan diaksessecarabebas.
d. TeritoriKomunitas
Gambar 3.4 Contoh Teritori Komunitas
Area yang termasukteritorikomunitasadalah area yang digunakan oleh
sekelompokolahragabeladirikhususnya taekwondo yang mengambil area
di dekatlapangan jogging.
Dikatakansebagaiteritorikomunitassebabsetiapanggota yang
datangbisaberubah-ubah,
tetapisetiapanggotatersebuttelahmelaluibeberapatahapberupapelantikan
dan upacara-upacaraterkait.
e. TeritoriBebas

Gambar 3.5 Area


duduk SAMSAT Gambar 3.6 Animasi 2d Area duduk SAMSAT

Area yang termasukdalamteritoribebasadalah area duduk pengunjung


SAMSAT. Area inidikatakanteritoribebassebabsetiappengunjung yang
datangbebas, berubah-ubah, dan tidakdalamkontrolsuatupihak.
Sepertipengunjung SAMSAT yang
datangsesuaidengankebutuhan/kepentingannya masing-masing,
tidakdikontrol oleh petugas.

2.3 Penyebab Adanya Teritorialitas


Teritorialitasterbentuktentunyadenganpenyebab-penyebab yang
mendasarinya,termasukfenomenateritorialitas yang terjadi di Taman Sangkareang
pada saat weekdays (harikerja) dan weekend (akhir pekan) yang
telahdisurveidenganrentangwaktu dan jam yang sama.
Penyebabterbentuknyafenomenateritorialitas di Taman
Sangkareangsebagaiberikut :
a. Penataan area PKL (Pedagang Kaki Lima) yang
tersediabelumcukupuntukmenampungseluruh PKL yang datangberjualan
di sekitar Taman Sangkarean dan keberadaan PKL
tersebutakhirnyadimanfaatkansebagaiwisatakulinerbagipengunjung.Untuk
sebagian orang
berpendapatbahwafenomenasepertiiniadalahsalingmenguntungkanketika
area yang terpakaitidakmenggangguaktivitaslainnya.
Gambar 4.1 Area Kuliner Belum Tertata

b. Area parkir yang


tersediabelumcukupuntukmenampungjumlahkendaraanpengunjung yang
datang dan area
parkirdenganaksesmasukkecilsehinggapengendaralebihmemilihuntukmem
arkirkankendaraan di luar.

Gambar 4.2 Area Parkir


Gambar 4.3 Area Parkir Luar

c. Taman
Sangkareangdenganlapangancukupluassehinggadapatmenampungberbagai
kegiatantermasukolahragabaiksecaraindividumaupunkelompok,
sepertikelompokolahraga yang memanfaatkanruang dan suasanaasri di
tepilapangan. Taman Sangkareang juga belummenyediakan area
khususuntukolahragaselain
jogging dan jalansantai.

Gambar 4.6 Animasi 2d TAmpak Atas Area Jogging

d. Setiappengunjung yang datangmemilikipersepsi (latarbelakang/kognisi)


yang berbeda-beda. Hal
initentunyamempengaruhibagaimanaindividutersebutberpikir dan
menyikapipenataanruang yang tersedia,
bisaindividutersebutmengikuti/melanjutkan/mendukungpolateritorialitas
yang adasehinggapolatersebutterusterjadi. Kemungkinan lain
adalahbeberapaindividudenganpemikiran lain
akanmerasabahwafenomenateritorialitas yang
terjadidapatmenggangguaktivitasnyasehinggajikasebagianbesarmerasadem
ikianakanmengurangipengunjung yang datang (dayatarik Taman
Sangkareangberkurang)
2.4 Rekomendasi
a. Penyediaan dan penataan area untuk PKL (Pedagang Kaki Lima) di
bagianbelakangsebelah barat Taman Sangkareang. Hal inidimaksudkan
agar setiap area Taman Sangkareangdapatberfungsisesuairencanaawal,
sepertitrotoarsebagai area pejalan kaki dan area
kulinerininantinyaakanlebihtertata (jelaskepemilikannya)
b. Memperluas area parkirkearahselatan dan pembagian area parkir di
antarakendaraanroda dua dan rodaempatdenganakseslebihmemadai
(akseslebar dua arah). Jika tidakmengganggu dan
ataskesepakatandapatdirekomendasikanmembuat garis parkir di bahu jalan
agar kendaraantertatarapi.
c. Penyediaan area khususolahraga yang
membutuhkanruanguntukolahragakelompok,
sepertipanggungataupenandasederhanasehingga area yang
digunakantidakmengambil area pengunjunglain.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai