Disusun Oleh:
Yunia Fajriani Khoerunnisa 20200210007
Fariz Fadhilah 20200210008
Febrilliana Titis Rahma Putri 20200210018
B. Tujuan
Mengetahui interaksi antara manusia dan lanskap di lingkungan Tugu Yogyakarta.
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu tempat yang banyak
diminati oleh wisatawan , hal ini disebabkan karena Yogyakarta memiliki banyak tempat
wisata dan juga kuliner yang beraneka ragam, salah satunya adalah Tugu Yogyakarta.
Tugu Yogyakarta adalah sebuah tugu atau monumen yang sering dipakai sebagai simbol
atau lambang dari kota Yogyakarta. Tugu yang terletak di perempatan Jalan Jenderal
Sudirman dan Jalan Margo Utomo ini, mempunyai nilai simbolis yang merupakan garis
yang bersifat magis yang menghubungkan pantai parangtritis dan panggung krapyak di
kabupaten Bantul, keraton Yogyakarta di kota Yogyakarta dan gunung Merapi di
kabupaten sleman. Tugu ini sekarang merupakan salah satu objek pariwisata Yogyakarta,
dan sering dikenal dengan istilah “Tugu Pal Putih” (pal juga berarti tugu), karena warna
cat yang digunakan sejak dulu adalah warna putih. Tugu pal ini berbentuk bulat panjang
dengan bola kecil dan ujung yang runcing di bagian atasnya. Jika dilihat dari keraton
Yogyakarta ke arah utara, maka akan terlihat bahwa jalan Malioboro, Jalan Margo
Utomo, Tugu Yogyakarta, dan Jalan A.M. Sangadji membentuk garis lurus menuju
puncak Gunung Merapi yang dikenal sebagai Garis imajiner Yogyakarta.
B. Iklim
Suhu sekitar wilayah Tugu Yogyakarta berkisar 29°C
C. Vegetasi
Terdapat beberapa vegetasi dilingkungan lanskap yang ada dan tumbuh di
lingkungan sekitar Tugu Yogyakarta yaitu pohon…..
D. Masyarakat dan Lingkungan Sosial
Masyarakat lokal maupun non-lokal (mahasiswa) memiliki kebutuhan (needs)
dan juga keinginan (wants). Kebutuhan (needs) meliputi aspek yang menunjang
kehidupan masyarakat, seperti pemukiman bagi masyarakat local dan kebutuhan
dalam upaya pemenuhan ekonomi (berjualan). Sementara wants, dapat berupa
pemenuhan rekreasi, wisata, berkumpul, dan berkomunikasi. Kegiatan yang bersifat
sosial budaya dilakukan tidak secara individual namun secara berkelompok misalnya
masyarakat lokal melakukan pentas seni budaya, membangun fasilitas, dan
sebagainya.
Budaya
Di area Tugu Yogyakarta sering kali diadakan pameran ataupun festival
budaya.
Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas yang diamati langsung maupun yang tidak langsung. Perilaku
masyarakat atau pengunjung di Tugu Yogyakarta cenderung menikmati
makanan dan minuman , duduk-duduk santai, mengambil foto di beberapa titik
spot foto dan mengobrol saantai antara masyarakat lokal dengan masyarakat
lokal atau masyarakat lokal dan non lokal maupun antara masyarakat non-
lokal dan non-lokal. Sedangkan untuk gaya hidup atau penampilan
kebanyakan masyarakat terutama masyarakat non-lokal dalam berpakaian
banyak mengikuti fashion Aktivitas sehari-hari masyarakat lokal adalah
sebagai pekerja, ibu rumah tangga dan juga pelajar. Beberapa masyarakat non-
lokal memiliki kebiasaan buang sampah sembarangan.
Pekerjaan/aktivitas
Adapun pekerjaan atau aktivitas masyarakat lokal dan non-lokal yang berada
disekitar Tugu Yogyakarta yaitu sebagai pedagang, tukang becak, tukang
andong, fotographer, polisi lalu lintas, tukang parkir, penjaga halte. Sedangkan
aktivitas yang berada disekitar Tugu Yogyakarta adalah berdagang, transaksi
jual beli, bermain, olahraga, rileks (duduk-duduk), mengambil sampah, foto-
foto, menonton pertunjukan dan berjalan.
Karakter manusia
Pengunjung baik lokal maupun non-lokal dikelompokan berdasarkan usia dan
jenis kelamin yaitu pria dan wanita mulai dari balita, anak-anak, remaja ,
orang tua hingga lanjut usia.
Tingkat ekonomi
Tingkat ekonomi di daerah Tugu Yogyakarta sangat bervariasi mulai dari
tingkat ekonomi bawah, menengah hingga tingkat ekonomi atas.
Interaksi dari masyarakat lokal dengan lanskap Titik Nol Kilometer menghasilkan
pola penggunaan lanskap (Landuse pattern) tertentu yaitu landuse perkotaan. Landuse ini
memiliki karakter interaksi lanskap kota.Hal tersebut dilihat dari adanya bangunan
pemukiman modern, gedung-gedung, pusat perbelanjaan dan jalan raya. Pola pemukiman
di Tugu Yogyakarta termasuk pada pola konsentris, hal ini diindikasikan dari bangunan-
bangunan yang padat menjadi titik sentral/pusat berbagai segi kehidupan masyarakat.
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tugu Yogyakarta merupakan ruang terbuka publik yang dibutuhkan
masyarakat untuk melakukan kontak sosial, interaksi antar masyarakat ,
memenuhi kebutuhan serta keinginan masing-masing individu. Berbagai interaksi
terjadi akibat setting lingkungan Tugu Yogyakarta seperti adanya aktivitas
berjualan, duduk-duduk, bermain , foto-foto serta olah raga pada hari-hari tertentu.