Anda di halaman 1dari 11

JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004

Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

Peran Tokoh Adat Dalam Melestarikan Nilai Budaya Pekande-Kandea Di Kelurahan


Tolandona Kecamatan Sangia Wambulu Kabupaten Buton Tengah

Oleh:
Muh. Abdul Hasan1
Benedicta Mokalu2
Juliana Lumintang 3

Abstrak

Pekande-kandea atau dalam bahasa Indonesia artinya makan-makan, merupakan adat


istiadat yang hingga kini masih dijaga oleh masyarakat Tolandona, Kecamatan Sangia
Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Pelestarian budaya pekande-kandea
murni inisiatif masyarakat. Di Kelurahan Tolandona tidak ada lembaga adat sehingga semua
kegiatan yang berhubungan dengan penyelengaraan pekande-kandea murni inisiatif semua
lapisan masyarakat. Artinya tidak ada orang atau sekelompok orang yang merasa dirinya lebih
hebat dari masyarakat lainnya sehingga terjadi tindakan sewenang - wenang. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yaitu sebuah penelitian yang dimaksud
untuk mengungkap sebuah fakta empiris secara obyektif ilmiah yang berlandaskan pada logika
keilmuan, prosedur dan di dukung dengan menggunakan metodologi dan teori sesuai dengan
disiplin ilmu yang di tekuni. Tokoh adat adalah representasi dari pelestarian budaya, pelestarian
budaya atau kebudayaan berarti adalah sebuah upaya sistimatis mengembangkan nilai - nilai
positif budaya yang menjadi pedoman hidup dari kelompok masyarakat. Namun dalam
melestarikan nilai - nilai budaya terdapat banyak pro kontra antara mereka yang menghendaki
budaya tersebut dipertahankan dan sebaliknya sikap tidak peduli terhadap nilai - nilai budaya
tersebut.

Kata Kunci : Peran, Tokoh Adat, Nilai Budaya, Pelestarian BudayaKelapa

Pendahuluan era globalisasi sering dianggap sebagai


Era globalisasi telah membuat simbol kemajuan dan mendapatkan
perubahan yang signifikan, semakin dukungan dari kalangan remaja.
berkembangnya zaman, semakin pasat pula Gaya hidup anak remaja masa kini
perkembangan manusia yang ingin menuju memang lebih maju, terbuka dibandingkan
masa modern dan mengikuti perkembangan dengan jaman dulu. Pola pikir, cara
zaman. Kalangan yang paling berminat bertindak, dan cara berbicara pun sangat
mengikuti arus globalisasi terutama adalah dipengaruhi oleh gaya hidup modern yang
kalangan remaja. Kehadiran teknologi yang tidak lain adalah generalisasi budaya barat
serba digital banyak menjebak kaum remaja itu sendiri. Dengan adanya tujuan untuk
untuk mengikuti perubahan. Pola pengaruh mengikuti perkembangan jaman sebagai
1Mahasiswa Program Studi Sosiologi FISPOL-Unsrat
2 Dosen Program Studi Sosiologi FISPOL-Unsrat
3 Dosen Program Studi Sosiologi FISPOL-Unsrat

1
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

bentuk gaya hidup itu, para remaja ingin lingkungan hidupnya serta usaha untuk
menunjukkan bahwa mereka dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya
mengikuti apa yang sedang tren dalam sesuai dengan tradisi yang terbaik. Dalam hal
menunjang penampilan mereka dimuka ini, Malinowski menekankan bahwa
publik. Oleh karena itu tak jarang para hubungan manusia dengan alam semesta
remaja akhirnya mencari jalan pintas yang dapat digeneralisasikan secara lintas budaya.
instan guna memenuhi kebutuhan mereka 3) Clifford Geertz (1926-2006)
atas nama moderitas tersebut. Antropolog ternama dunia Clifford Geertz
http://www.kridharakyat.com/2020/11/ mengatakan kebudayaan merupakan sistem
gaya-hidup-remaja-zaman-sekarang.htm. keteraturan dari makna dan simbol-simbol.
Era globalisasi juga telah Simbol tersebut kemudian diterjemahkan
menciptakan perubahan sosial budaya yang dan diinterpretasikan agar dapat mengontrol
sangat cepat sehingga setiap pola pikir, pola perilaku, sumber-sumber ekstrasomatik
tindak dan pola perilaku masyarakat informasi, memantapkan individu,
Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai pengembangkan pengetahuan, hingga cara
budaya Barat yang masuk melalui berbagai bersikap.
sarana informasi, komunikasi, dan berbagai 4) Roger M. Keesing (1935-1993)
teknologi lainnya. Arus reformasi telah Roger mendefinisikan makna kebudayaan
mengakselerasi perubahan sosial budaya melalui dua pendekatan, adaptif dan
masyarakat menjadi lebih individual, ideasional. Kebudayaan menurut pendekatan
konsumeris dan serba gemerlap. Masyarakat adaptif merupakan kontes pikiran dan
telah mengalami perubahan dari sifat ramah perilaku. Sedangkan, menurut pendekatan
tamah, sederhana, dan tenggang rasa ideasional kebudayaan adalah semata-
mengarah pada sikap dan perilaku yang serba mata sebagai konteks pikiran.
instan, serba cepat, dan spekulatif dalam 5) Koentjaraningrat (1923-1999)
memenuhi kebutuhan dan melaksanakan Antropolog asal Indonesia ini
pembangunan nasional. mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh
Menghadapi arus perubahan budaya sistem gagasan dan rasa, tindakan,
Parsudi Suparlan (2004:5) kebudayaan dapat serta karya yang dihasilkan manusia dalam
didefinisikan sebagai suatu keseluruhan kehidupan bermasyarakat yang dijadikan
pengetahuan manusia sebagai makhluk miliknya dengan cara belajar. https://www.
sosial yang digunakannya untuk memahami detik. com/edu/detikpedia/d-5725690/5-
dan menginterpretasi lingkungan dan pengertian- kebudayaan-menurut-para-
pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi ahli.
tingkah lakunya. Perubahan sosial budaya sebagai
Para ahli mendefinisikan kebudayaan dampak terjadi reformasi globalisasi
dalam bahasa yang beragam. Mulai dari hasil berdampak pada kehidupan sosial, terlebih
karya, rasa, dan cipta, hingga keseluruhan penghargaan terhadap nilai -nilai budaya
sistem gagasan manusia. yang merupakan warisan leluhur. Suku
1) Edward Burnett Tylor (1832-19721) Buton dikenal sebagai masyarakat yang
Menurut Tylor, kebudayaan adalah sistem sangat terbuka, memiliki mobilitas tinggi,
kompleks yang mencakup pengetahuan, serta sangat familiar dengan warga
kepercayaan, kesenian , moral, hukum, adat pendatang (tamu). Mobilitas dan pembauran
istiadat, kemampuan, serta kebiasaan- dengan masyarakat pendatang baik
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia masyarakat lokal juga masyarakat asing
sebagai anggota masyarakat. (wisman) lambat laun berpengaruh terhadap
2) Bronislaw Malinowski (1884-1942) pola pikir, cara pandang, penghargaan
Malinowski mendefinisikan kebudayaan terhadap nilai - nilai budaya tak bisa
sebagai penyelesaian manusia terhadap dihindari.

2
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

Masyarakat Buton umumnya seseorang dan seseorang tersebut bisa


mengenal budaya kande - kandea bahkan menjalankan funngsinya di karenakan posisi
saat ini sudah menjadi agenda wisata budaya serta kedudukannya dalam struktur sosial.
tahunan. Pada zaman dulu, kande-kandea Hal ini mengasumsikan bahwa ketika orang
merupakan tradisi untuk menyambut menduduki posisi sosial, perilaku mereka
pulangnya para laskar Kesultanan Buton dari ditentukan terutama oleh apa yang diharpkan
medan perang. Jika para laskar tersebut dari posisi tersebut dan bukan oleh karakter
kembali dengan membawa kemenangan, individu itu sendiri.
kande-kandea jauh lebih meriah lagi. Para Pengertian peran menurut definisi
gadis bersiap dengan makanannya untuk para ahli menyatakan bahwa peran adalah
menyuapkannya ke para anggota laskar yang aspek dinamis dari kedudukan atau status.
lelah sebagai penghargaan atas perjuangan Seseorang melaksanakan hak dan kewajiban,
mereka di medan laga sekaligus sebagai berarti telah menjalankan suatu peran. Peran
sarana pertemuan muda mudi untuk saling lebih menunjukkan pada fungsi penyesuaian
memandang (bertemu jodoh). diri, dan sebagai sebuah proses. Pengertian
Hingga saat ini acara budaya kande- peran menurut Soerjono Soekanto
kandea telah menjadi acara wisata budaya (2002:243), yaitu peran merupakan aspek
tahunan. Dalam perkembangan makna dinamis kedudukan (status), apabila
budaya kande - kandea mengalami seseorang melaksanakan hak dan
perubahan sebagai wujud syukur dalam kewajibannya sesuai dengan kedudukannya,
melaksanakan puasa di Bulan Suci maka ia menjalankan suatu peranan.
Ramadhan dan Hari Raya Idul Adapun syarat-syarat peran dalam
Fitri.Sekalipun demikian seiring Soerjono Soekanto (2002:243) mencakup
perkembangan jaman yang ditandai dengan tiga hal penting, yaitu :
perubahan sosial, maka terjadi perubahan 1. Peran meliputi norma-norma yang
penghargaan masyarakat terhadap nilai - dihubungkan dengan posisi atau
nilai kandea - kandea. tempat seseorang dalam masyarakat.
. Peranan dalam arti ini merupakan
rangkaian peraturan-peraturan yang
Tinjauan Pustaka membimbing seseorang dalam
Konsep Peran kehidupan kemsyarakatan.
Peran berarti sesuatu yang dimainkan 2. Peran adalah suatu konsep perilaku
atau dijalankan.Peran disefinisikan sebagai apa yang dapat dilaksanakan oleh
sebuah aktivitas yang diperankan atau individu-individu dalam masyarakat
dimainkan oleh seseorang yang mempunyai sebagai organisasi.
kedudukan atau status sosial dalam 3. Peran juga dapat dikatakan sebagai
organisasi. Peran adalah sebuah perilaku perilaku individu, yang penting bagi
yang diharapkan dari seseorang yang struktur sosial masyarakat.
memiliki status, sedangkan status itu sendiri Adapun menurut(Kozier Barbara, 2008)
sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang peran adalah seperangkat tingkah laku yang
dalam suatu kelompok atau posisi suatu diharapkan oleh orang lain terhadap
kelompok dalam hubungan dengan seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu
kelompok lain. Peran adalah bagian dari system. Peran dipengaruhi oleh keadaan
tugas utama yang harus dilakukan. sosial baik dari dalam maupun dari luar dan
Pengertian peran menurut KBBI adalah bersifat stabil.
seperangkat tingkah laku yang diharapkan Tokoh Adat
dimiliki oleh orang yang berkedudukan di Tokoh adat adalah seseorang yang
masyarakat. Dalam ilmu sosial peran memiliki jabatan adat dalam suatu
merupakan fungsi yang di bawakan tatanan masyarakat adat di suatu wilayah.

3
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

Seorang tokoh adat biasanya memimpin Buton konon “dibubarkan” tetapi tradisi-
suatu upacara adat, mempertahankan cara tradisi istana itu telah melekat erat pada
hidup secara adat, menjelaskan makna dan orang-orang yang mendiami wilayah
filosofi dari suatu adat kaumnya. Menurut tersebut.http://suku-dunia.blogspot. com/
Husin Embi et al. (2004:85) adat merupakan 2015/09/kebudayaan-suku-buton.
peraturan yang di laksanakan (diamalkan) Tradisi kande-kandea dalam tulisan
secara turun temurun dalam sebuah (dapobas) adalah merupakan tradisi makan
masyarakat hingga menjadi hukum dan bersama sangat umum ditemukan pada
peraturan yang harus di patuhi. Sementara masyarakat Buton. Terdapat tiga etnis yang
istiadat adalah peraturan atau cara masih secara rutin melaksanakannya, yaitu
melakukan sesuatu yang di terima sebagai etnis Cia-Cia, Muna (Pancana), dan Wolio.
adta. Adat dan istiadat memiliki hubungan Penamaan atas tradisi ini juga beragam
yang rapat, dan di pandang sebagai alat yang sesuai dengan bahasa etnisnya masing-
berupaya mngatur kehidupan masyarakat, masing, misalnya etnis Cia-Cia
yang tujuannya adalah untuk mencapai menyebut maataa, etnis Muna (Pancana)
kesejahteraan dan kerukunan hidup. Adat menyebut kafoma-foma’a, dan etnis Wolio
istiadat membentuk budaya, yang kemudian menyebutnya peka kande-kandea.
mengangkat martabat masyarakat yang Pekande-kandea atau dalam bahasa
mengamalkannya. Indonesia artinya makan-makan, merupakan
Nilai Budaya adat istiadat yang hingga kini masih dijaga
Nilai budaya adalah hal-hal yang dianggap oleh masyarakat Tolandona, Kecamatan
baik, benar dan atau pantas, sebagaimana Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah,
disepakati di dalam masyarakat. Jadi, nilai Sulawesi Tenggara.
budaya itu dirumuskan dalam kebudayaan Kajian Teori
dan dilaksanakan di dalam masyarakat, dan Teori Sturuktural FungsionalTalcott
terungkap di dalam pengarahan diri ataupun Parsons
di dalam interaksi, langsung maupun tidak Dalam penelitian ini menggunakan
langsung, antarwarga masyarakat, dalam Teori fungsional struktural yang
berbagai jenis kegiatannya. Pengarahan diri pencetusnya adalah Talcott Parson. Asumsi
yang dipandu oleh nilai-nilai budaya itu dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural,
mengacu kepada keberterimaan di dalam salah satu paham atau prespektif di dalam
masyarakat. Oleh karena itu, nilai-nilai sosiologi yang memandang masyarakat
budaya dengan sendirinya bersifat sosial- sebagai satu sistem sosial yang terdiri dari
budaya (Edy Sedyawati, 2007:254). bagian-bagian yang saling berhubungan satu
Pekande-Kandea sama lain dan bagian yang satu tidak dapat
Suku Buton merupakan suku asli berfungsi tanpaadanya hubungan dengan
daerah Provinsi Sulawesi Tenggara bagian yang lainya. Kemudian perubahan
khususnya di Pulau Buton. Suku Buton juga yang terjadi pada satu bagian akan
tersebar di beberapa daerah Sulawesi menyebabkan ketidakseimbangan dan pada
Tenggara misalnya di Kota Kendari, giliranya akan menciptakan perubahan pada
Kabupaten Bombana dan daerah-daerah bagian lainya. Perkembangan
lainnya. Beberapa pendapat menyatakan fungsionalisme didasarkan atas model
bahwa nenek moyang dari orang-orang perkembangan sistem organisasi yang di
Buton adalah “imigran” yang datang dari dapat dalam biologi, asumsi dasar teori ini
wilayah Johor Malesia sekitar abad ke-15 ialah bahwa semua elemen harus berfungsi
Masehi yang kemudian mendirikan kerajaan atau fungsional sehingga masyarakat bisa
Buton. menjalankan fungsinya dengan baik.
Pada tahun 1960, dengan
mangkatnya sultan yang terakhir, kesultanan

4
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

Metode Penelitian dari hampir semua tindakan manusia dalam


1). Jenis Penelitian kehidupan sehari-hari dan terwujud dalam 3
Dalam penelitian ini penulis lebih sistem :
menggunakan metode kualitatif dengan 1. Sistem Ideologi. Sistem ideologi ini
menekankan pada metode deskriptif. Dalam lebih jelasnya meliputi etika
penelitian kualitatif deskriptif, sumber utama manusia, norma atau aturan yang
(informan) dipilih, dan mengutamakan berlaku dilingkungan tempat
perspektif emik, artinya mementingkan tinggal, adat istiadat dan peraturan
pandangan informan, yakni bagaimana hukum.
memandang dan menafsirkan Budaya atau 2. Sistem Sosial. Sistem sosial dapat
Tradisi dari pendiriannya. Peneliti tidak bisa meliputi hubungan interaksi antar
memaksakan kehendak untuk mendapatkan manusia dan kegiatan sosial yang
data yang di inginkan. Teknik pengumpulan ada di dalam masyarakat
data dapat dilakukan dengan : Observasi, 3. Sistem Teknologi. Sistem tekologi
Wawancara dan Dokumentasi. ini dapat berupa kebendaan atau
barang yang dibuat oleh manusia
Hasil Dan Pembahasan menggunakan tekhnologi yang
Manusia Ada Bersama Kebudayaan khusus untuk menghasilkan sebuah
Manusia adalah makhluk hidup benda yang memiliki nilai
ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan kebudayaan.
potensinya sebagai makluk individu dan Baik kebudayaan juga teknologi
sosial yang terikat kepada aturan hukum merupakan hasil ciptaan manusia yang
alam. Mengalami kelahiran, pertumbuhan, nantinya akan berguna untuk melindungi
perkembangan, mati, dan seterusnya, serta ataupun membantu masyarakat untuk
terkait dan berinteraksi dengan alam dan mengolah alam yang bisa bermanfaat bagi
lingkungannya dalam sebuah hubungan masyarakat itu sendiri. Secara khusus
timbal balik positif maupun negatif kebudayaan berfungsi sebagai:
(harmonitas). a) Suatu hubungan interaksi antar
“Dalam konteks harmoni manusia manusia atau kelompok.
dengan alam ditegaskan oleh S.Lurah b) Wadah untuk menyalurkan
Kelurahan Tolandona bahwa perasaan-perasaan dan kehidupan
masyarakat mengimplementasikan dengan lainnya sepeti kesenian.
pelaksanaanbudayapekande-kandea c) Pembimbing kehidupan manusia.
malam hari (kande tompa) terlebih d) Pembeda antar manusia dan
mengandung pesan - pesan nilai - binatang.
nilai moralitas, sosial, ekonomi serta aspek e) Hidup lebih baik, lebih manusiawi
politik.” dan berperikemanusiaan secara
umum pengertian kebudayaan
Tepat dikatakan kebudayaan adalah adalah merupakan jalan atau arah
segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan didalam bertindak dan berfikir
oleh manusia, yang berupa kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan hidup
materil (bersifat jasmaniah), yang meliputi baik jasmani maupun rohani.
benda-benda ciptaan manusia, misalnya https://www.kompasiana.com/
kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain. danidwidarmawan/
Dan kebudayaan non-materiil (bersifat 552b15ddf17e610a6cd623c5/manu
rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat sia-dan-kebudayaan.
dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, Manusia dan kebudayaan diibaratkan
ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Jadi, jiwa dan raga, tidak bisa bisa dipisahkan,
kebudayaan adalah sistim nilai sebagai acuan karena manusia adalah pencipta dan

5
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

pengguna kebudayaan itu sendiri. Setiap hari pikiran para ahli tersebut, Koentjaraningrat
manusia melihat dan menggunakan mengemukakan bahwa kebudayaan itu
kebudayaan, bahkan kadangkala disadari dibagi atau digolongkan dalam tiga wujud,
atau tidak manusia merusak kebudayaan. yaitu :
Hubungan yang erat antara manusia 1) Wujud sebagai suatu kompleks dari
(terutama masyarakat) dan kebudayaan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
menurut Melville J. Herkovits dan Bronislaw norma, dan peraturan. Wujud
Malinowski, bahwa cultural determinism tersebut menunjukkan wujud ide
berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam dari kebudayaan, sifatnya abstrak,
masyarakat ditentukan adanya oleh tak dapat diraba, dipegang, ataupun
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat difoto, dan tempatnya ada di alam
itu. (Selo Soemardjan,1964: 115). pikiran warga masyarakat di mana
Dengan lain perkataan, kebudayaan kebudayaan yang bersangkutan itu
mencakup kesemuanya yang didapatkan atau hidup. Kebudayaan ideal ini disebut
dipelajari oleh manusia sebagai anggota pula tata kelakuan, hal ini
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala menunjukkan bahwa budaya ideal
sesuatu yang dipelajari dari pola-pola mempunyai fungsi mengatur,
perilaku yang normative. Oleh karena itu mengendalikan, dan memberi arah
manusia yang mempelajari kebudayaan dari kepada tindakan, kelakuan dan
masyarakat, bisa membangun kebudayaan perbuatan manusia dalam
(konstruktif) dan bisa juga merusaknya masyarakat sebagai sopan santun.
(destruktif). Kebudayaan ideal ini dapat disebut
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/manu adat atau adat istiadat, yang
sia-dan-kebudayaan.pdf. sekarang banyak disimpan dalam
“LS, sikap menghargai nilai - nilai arsip, tape recorder, komputer.
luhur kebudayaan dalam cermatan kami Kesimpulannya, budaya ideal ini
sangat berbeda antara orang - orang adalah merupakan perwujudan dan
tua zaman dahulu dengan orang - orang kebudayaan yang bersifat abstrak.
muda zaman sekarang. Letak perbedaan 2) Wujud kebudayaan sebagai suatu
sekitar cara memberi makna nilai - nilai komplek aktivitas serta tindakan
budaya tersebut. Kalau orang - orang tua berpola dari manusia dalam
zaman dahulu mereka melakukan masyarakat. Wujud tersebut
ritual adat dengan jiwa dan raga, getaran dinamakan sistem sosial, karena
kesakralan nilai - nilai budaya sangat rnenyangkut tindakan dan kelakuan
terasa. Sekarang ritualisasi apapun terasa berpola dari manusia itu sendiri.
hambar, hanya kegiatan rutinitas Wujud ini bisa diobservasi, difoto
saja.” dan didokumentasikan karena
dalam sistem sosial ini terdapat
Beberapa ilmuwan seperti Talcott aktivitas-- aktivitas manusia yang
Parson (Sosiolog) dan Al Kroeber berinteraksi dan berhubungan serta
(Antropolog) menganjurkan untuk bergaul satu dengan lainnya dalam
membedakan wujud kebudayaan secara masyarakat. Lebih jelasnya tampak
tajam sebagai suatu sistem. Di mana wujud dalam bentuk perilaku dan bahasa
kebudayaan itu adalah sebagai suatu pada saat mereka berinteraksi dalam
rangkaian tindakan dan aktivitas manusia pergaulan hidup sehari-hari di
yang berpola. Demikian pula J.J. Hogmann masyarakat. Kesimpulannya, sistem
dalam bukunya The World of Man (1959) sosial ini merupakan perwujudan
membagi budaya dalam tiga wujud, yaitu : kebudayaan yang bersifat konkret,
ideas, activities, and artifact. Sejalan dengan dalam bentuk perilaku dan bahasa.

6
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

3) Wujud kebudayaan sebagai benda- A.W. Widjaja (1986) mengartikan


benda hasil karya manusia. Wujud pelestarian sebagai kegiatan yang dilakukan
yang terakhir ini disebut pula secara terus menerus, terarah dan terpadu
kebudayaan fisik. Dimana wujud guna mewujudkan tujuan tertentu yang
budaya ini hampir seluruhnya mencerminkan adanya sesuatu yang tetap
merupakan hasil fisik (aktivitas dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan
perbuatan, dan karya semua selektif. Mengenai pelestarian budaya lokal,
manusia dalam masyarakat). mengemukakan bahwa pelestarian norma
Sifatnya paling konkret dan berupa lama bangsa (budaya lokal) adalah
benda-- benda atau hal-hal yang mempertahankan nilai-nilai seni budaya,
dapat diraba, dilihat dan difoto yang nilai tradisional dengan mengembangkan
berujud besar ataupun kecil. perwujudan yang bersifat dinamis, serta
Contohnya : candi Borobudur menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
(besar), baju, dan jarum jahit yang selalu berubah dan berkembang.
(kecil), teknik bangunan Misalnya “AM, masyarakat Tolandona selama
cara pembuatan tembok dengan ini sudah mencoba mempertahankan
pondasi rumah yang berbeda kebudayaan pekande - kandea
bergantung pada kondisi. dengan melakukan kegiatan tahunan. Pada
Kesimpulannya, kebudayaan fisik acara tradisi pekande-kandea
ini merupakan perwujudan terdapat nilai-nilai kebudayaan yang
kebudayaan yang bersifat konkret, tertuang didalamnya yaituPobhinci-
dalam bentuk materi/artefak. bhinciki kuli (Arti harafiah saling
https://www.kompasiana.com/dani mencubit), poma-masiaka (saling
dwidarmawan/552b15ddf17e610a6 menyayangi) popia-piara (saling
cd623c5/manusia-dan-kebudayaan. menjaga), pomae-maeaka (saling
Tokoh Adat Representasi Pelestarian menanggung rasa malu), poangka-
Budaya angkataka (saling menghormati), dan
Pelestarian budaya atau kebudayaan silaturahmi.”
berarti adalah sebuah upaya sistimatis
mengembangkan nilai - nilai positif budaya Pelestarian bisa didefinisikan sebagai
yang menjadi pedoman hidup dari kelompok upaya untuk mempertahankan sesuatu
masyarakat. Namun dalam melestarikan nilai supaya tetap sebagaimana adanya (Eko,
- nilai budaya terdapat banyak pro kontra 2006: 12).
antara mereka yang menghendaki budaya “AU, berusia 59 tahun, tokoh agama.
tersebut dipertahankan dan sebaliknya sikap Pelaksanaan pekande- kandea bagi
tidak peduli terhadap nilai - nilai budaya masyarakat Buton tidak hanya
tersebut. sekedar melaksanakan ritualisasi rutinitas
Menghadapi fakta lapangan tersebut, tradisi saja, tetapi memiliki makna
maka proses pelestarian menggunakan yang mendalam, di antaranya: Pertama;
strategi maupun teknik yang didasarkan pada sebagai bentuk sujud syukur kepada
kebutuhan dan kondisinya masing-masing Allah Swt yang telah memberikan
(Alwasilah A, cheader, 2006:12). Pelestarian ketabahan, kesabaran, kesetiaan,
tidak mungkin berdiri sendiri, oleh karena itu kemampuan kendalikan hawa nafsu
senantiasa berpasangan dengan sehingga sukses malaksanakan
perkembangan, dalam hal ini kelangsungan ibadah puasa sebulan penuh. Kedua;
hidup. Pelestarian merupakan aspek Sebagai pemersatu masyarakat
stabilisasi kehidupan manusia, sedangkan Tolandona baik yang tinggal di kampung,
kelangsungan hidup merupakan percerminan masyarakat perantau,serta sebagai
dinamika (Soekanto, 2003: 432). obat bagi masyarakat Buton perantauan

7
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

yang tidak sempat merayakan Idul Pidarta (1997:88) menyatakan bahwa


Fitri bersama.” sejak dini manusia perlu dididik berpikir
kritis. Kemampuan untuk
Tokoh adat orang yang menjalankan mempertimbangkan secara bebas
serta mempunyai ikatan dan berpengaruh dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan
yang kuat dalam masyarakat, kekuatan dengan cara memberi kesempatan
mengikatnya tergantung pada masyarakat mengamati, melaksanakan, menghayati, dan
atau bagian masyarakat yang mendukung menilai kebudayaan. Cara ini membuat
adat istiadat tersebut tertuma berpangkal individu tidak menerima begitu saja suatu
tolak pada perasaan keadilan (Muhammad kebudayaan melainkan melalui pemahaman
Kastulani, 2015:7). dan perasaan dikala berada dalam kandungan
Dinamika masyarakat mencerminkan budaya, yang akhirnya menimbulkan
proses perubahan yang bersifat evolusioner penilaian menerima, merevisi, atau menolak
dan revolusioner. Perubahan perubahan budaya itu. Pendidikan seperti ini membuat
sosial, budaya, politik, dan ekonomi individu terbiasa dengan pemikiran terbuka
diharapkan meningkatkan kemaslahatan dan lentur.
manusia dan berlangsung secara damai. Hagen (1962:99) mengemukakan
Perubahan sosial terjadi karena adanya faktor yang mempengaruhi perubahan
dorongan perkembangan masyarakat secara masyarakat tradisional ke arah modern yaitu
sadar atau tidak. Adanya perubahan sosial (1) meluasnya sifat kreatifitas, kesanggupan
budaya menciptakan inovasi penciptaan menyelesaikan masalah, dan
sehingga masyarakat lebih berkembang menggunakannya untuk maksud ekonomis,
dalam kehidupannya. Kajian perkembangan (2) sikap positif terhadap kerja teknologi dan
sosial budaya dalam pembangunan terfokus keseimbangan lingkungan alam. Kedua
pada aspek enkulturasi dan akulturasi faktor tersebut disalurkan ke arah inovasi
pendidikan, moderninasi dan pembangunan, teknologi. Proses pembangunan aspek
dan perubahan sosial budaya. kehidupan mencakup proses modernisasi
Peursen dalam Kartono (1977:99) dilakukan secara kontinyu, sistematis, dan
bahwa seluruh kebudayaan itu adalah komprehensif dengan memaksimalkan
produk dari kegiatan pembelajaran yang penggunaan potensi sumber daya secara
berlangsung terus-menerus sepanjang efektif dan efisien. Kemampuan tersebut
sejarah manusia. Setiap peserta didik, diformulasikan dalam bentuk gagasan dan
pendidik, dan lingkungannya memiliki pelaksanaan dalam memenuhi berbegai
potensi yang dapat dikembangkan secara kebutuhan manusia dan menghasilkan norma
lebih jauh. Berbagai potensi ini dalam selanjutnya menciptakan institusi pendidikan
lingkup pendidikan dapat membentuk suatu sebagai alat penopang pembangunan.
produk budaya baru yang tidak ada Keluarga merupakan tempat awal
sebelumnya. Sekolah memiliki peran sebagai penerapan budaya lokal yang sangat
agen pembaharuan kebudayaan dengan cara mempengaruhi tingkah laku seorang peserta
melakukan reproduksi budaya (nilai-nilai didik antara lain: kebiasaan, adat istiadat
dan kebiasaan baru diberikan secara (Tilaar 2012:28). Kebiasaan dan adat istiadat
langsung melalui mata pelajaran yang yang didapat dalam keluarga juga akan
relevan atau dengan kegiatan menjadi kebiasaan dalam pergaulan oleh
ekstrakurikuler), difusi kebudayaan (murid seorang peserta didik baik di sekolah
dibimbing, dibantu menyebarkan hasil maupun di masyarakat. Apabila nilai-nilai
kebudayaan yang diperoleh di sekolahnya yang ditanamkan itu baik maka proses
kepada keluarga atau masyarakat), dan sosialisasipun baik atau sebaliknya.
peningkatan kemampuan murid berpikir Pendidikan bukan semata-mata
kritis. mentransformasikan nilai-nilai universal

8
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

tetapi juga nilai partikular atau yang khusus Berdasarkan hasil wawancara tentang
yang hidup dalam kehidupan masyarakat konsep pelestarian tradisi para tokoh adat,
yang konkret. (Tilaar, 2004:190). Juga pemerintah dan tokoh pemuda serta
pendidikan budaya dan karakter bangsa masyarakat dapat disimpulkan:
dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau 1. Membangun Kerjasama antara tokoh
kebajikan yang menjadi nilai dasar budaya adat dan juga tokoh agama
dan karakter bangsa itu sendiri. Kebajikan 2. Melibatkan masyarakat dalam
yang menjadi atribut suatu karakter pada mepersiapkan dan melaksanakan
dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu rangkai kegiatan tradisi pekande-
pendidikan budaya dan karakter bangsa pada kandea
dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai 3. Melibatkan pemuda dalam
yang berasal dari pandangan hidup atau mepersiapkan dan melaksanakan
ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, rangkai kegiatan tradisi pekande-
dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan kandea
pendidikan nasional. 4. Melakukan sosialisasi didalam
Berdasarkan Peraturan Mentri Dalam keluarga yaitu orang tua kepada
Negri nomor 52 tahun 2007 tentang pedoman anak-anknya
pelestarian dan pengembangan adat istiadat 5. Keterlibatan pemerintah daerah
dan nilai sosial budaya masyarakat pasal 3 Dengan segala upaya diatas diharapkan
yang berbunyi : depat terus menjaga pelestarian tradisi
Pelestarian dan Pengembangan Adat pekande-kandea di Kelurahan Tolandona
Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya yang
dilakukan dengan : terkandung di dalamnya dan jutstru lebih
a. Konsep dasar mengembangkan sesuai dengan
b. Program dasar dan perkembangan zaman.
c. Strategi pelaksanaan.
Dan dalam pasal 4 yang berbunyi Kesimpulan Dan Saran
tentang:Konsep dasar sebagaimana Kesimpulan
dimaksud dalam pasal 3 huruf a meliputi: 1.) Peran tokoh adat berjalan dengan baik
a. Pengakomodasian keanekaragaman meski tidak adanya lembaga adat formal
lokal untuk memperkokoh untuk menjalakan kegiatan kebudayaan,
kebudayaan nasional. tetapi pada kenyataan tokoh adat juga
b. Penciptaan stabilitas nasional, berperan sangat penting sehingga itulah
dibidang ideologi, politik, ekonomi, mengapa tradisi pekande-kandea terus
sosial, budaya, agama maupun dilakukan dan dilestarikan sampai
pertahanan dan keamanan nasional sekarang mrski telah terjadinya
c. Menjaga, melindungi dan membina perubahan sosial dalam perkembangan
adat istiadat dan nilai sosial budaya zaman.
masyarakat. 2.) Kerja sama yang solid antara masyarakat
d. Penumbuhkembangan semangat dan orang muda juga sebagai salah satu
kebersamaan dan kegotongroyongan. faktor penunjang sehingga acara tradisi
e. Partisipasi, kreatifitas, dan pekande-kandea ini masih terus
kemandirian masyarakat. dilestarikan sampai sekarang.
f. Media menumbuhkembangkan 3.) Peran pemerintah juga sangat penting
modal sosial; dan dengan mengelolahnya sesuai dengan
g. Terbentuknya komitmen dan kapasitasnya sehingga acara tradisi
kepedulian masyarakat yang pekande-kandea terus di lestarikan.
menjunjung tinggi nilai sosial 4.) Dan masyarakat pada umumnya
budaya. memahami dan terus menjunjung tinggi

9
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Babbie, Earl, 1999. Bassics of social
acara tradisi kande-kandea. research. Dasar – dasar penelitian. Boston.
.
2). Saran Barbara, Kozier. 2008. Peran dan Mobilitas
Pemerintah kelurahan perlu memperhatikan Kondisi Masyarakat. Jakarta:
dan memperbaharui kembali sepertia mana Penerbit Gunung Agung.
disampaikan dari hasil wawancara bahwa
tidak terdapatnya lembaga adat di kelurahan Berry, David. 1983.Pokok-Pokok Pikiran
tolanda sehingga upaya untuk melestarikan Dalam Sosiologi. Jakarta: Rajawali.
nilai budaya ini bisa lebih ditingkatkan dan
memnimalisir hal-hal yang nantinya tidak E. St. Harahap, et.al. 2007. Kamus Besar
diinginkan masyarakat dan juga perlunya Bahasa Indonesia. Bandung: Balai
pembinaan dini dalam hal ini peran keluarga Pustaka
tidak hanya pada saat pelaksanaan acara
tradisi pekande-kandea, tetapi juga pada Embi, Husin (et al). 2004. Adat Perkawinan
hari-hari biasanya sehingga bentuk di melaka di dalam Abdul Latiff
sosialisasi yang dilakukan dapat berjalan
susai harapan dan pencapainnya lebih efektif Endarmoko, Eko. 2006. Dinamika
lagi guna menangkis hal-hal yang kemudian Komunikasi. Jakarta: Gramedia
menjadi penghambat, apalagi kita
dihadapkan dengan perkembangan zaman Hagen, E. E. 1962. On the Theory of Social
yang setiap harinya memunculkan hal-hal Change. Homewood: The Darsey
baru, makaperihatian kita kepada regenrasi Pressdalam Abdul Rahman (2020).
herus lebih ditingkatkan. Dan juga agar para Sosiologi Pendidikan.file:///C:/ Users/
wisatawan yang berkunjug bisa juga U%20S%20E%20R/Downloads/Sos
mendapatkan informasi yang jelas dan akurat iologi-pendidikan.pdf
sehingga menambah wawasan tentang
kebudayaan lokal bagi para pengunjung. Hanipah Hussin (ed.). Kepemimpinan Adat
Oleh karen itu perlunya ditunjang dengan Perkawinan Melayu Melaka. Melaka:
suatu kelembagaan yang juga memiliki Institut Seni Malaya Malaka.
tempat atau bangunan sehingga lebih
memudahkan dalam mendapatkan informasi Donald R. Hodgmann 1959. 914.703
dan pengertahun tentang tradisi pekande- Moscow : Foreign Languages Publishing
kandea yang terdapat dikeluraha tolanda House1 MON a ... Soviet industrial
yang masih terus dilestarikan dan terus production 1928-1951. https://
dijalankan sampai sekarang. library. ui.ac.id.
Kastulani, Muhammad. 2015. Hukum Adat.
Daftar Pustaka Jakarta: PT. Gramedia.
Alwasilah, A. Chaedar. 2006. Pokoknya
Sunda :Interpretasi Untuk Aksi. Kurniawan, Eko. 2006 Studi Analisis Isi
Bandung: Kiblat Pemberitaan Media Masa Tentang
Lingkungan Hidup Dan Imlikasinya
A.W Widjaja. (1986). Individu, Keluarga Terhadap Lingkungan Pengelolaan
Dan Masyarakat. Jakarta:Akademika. Di Kabupaten Bangka 129 hlm.
Persindo. Al-Qadhi, http://eprints.undip.ac.id/15499/1/E
Muhammad.(2008). PDF oleh A koKurniawan.pdf. 26 Agustus
Sutriani · 2015. http://repository.uin- 2015. Pekerjaan 20:00 WIB.
suska.ac.id

10
JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004
Jurnal Volume 2 No. 1 Tahun 2022

Koentjaraningrat. 1994. Sejarah Teori Ritzer, George dan Douglas J. Goodman.


Antropologi. Jakarta: UI Press. 2007.Teori Sosiologi Modern.
Jakarta: Prenada Media Group.
Latief, Abdul. 2007.Pendidikan Berbasis
Nilai Kemasyarakatan. Bandung: Sedyawati, Edi. 2007. Budaya Indonesia
Reflika Aditama. Kajian Arkeologi, Seni, dan
Sejarah. Jakarta: RajaGrafindo
Mikhail, Coomans. 1987. Manusia Daya Perseda.
Dahulu, Sekarang, Masa Depan.
Jakarta: PT Gramedia. Soemardjan, Selo & Soelaeman, S.
(1964:215). Pengantar Sejarah Kebudayaan
Mukhtar, 2013. Metode Praktis Penelitian Indonesia Jilid I. Yogyakarta:
Deskriptif ualitatif. Jakarta. Yayasan Kanisius. Setangkai Bunga
Sosiologi. Jakarta.
Narwoko, J. Dwi dan Suyanto, Bagong.
2010. Sosiologi Teks Pengantar dan Soekanto, Soerjono. 1990.Sosiologi Suatu
Terapan edisi ketiga. Jakarta: Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Prenada Media Group
….……Sda………..2002.Peranan. Jakarta:
Parsons, Talcott. 2012. Teori-Teori Sosial Bumi Aksara.
Dalam Tiga Paradigma (fakta
sosial, definisi sosial, dan perilaku ….……Sda…………2003. Sosiologi Suatu
sosial)/I.B. wirawan. Jakarta: Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Kencana Prenada Media Group
Soepomo, 1979. Bab-bab Tentang Hukum
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Adat. Jakarta: Pradnya Paramita.
Tahun 2007 tentang Pedoman
Penataan Lembaga Sumaatmadja Nursid. 2013. Manusia dalam
Kemasyarakatan. 2007. Jakarta: Konteks Sosial, Budaya dan
Menteri Dalam Negeri. Lingkungan Hidup. Bandung:
Alfabeta.
Peraturan Mentri Dalam Negri nomor 52
tahun 2007 tentang Pedoman Suparlan, Pasurdi. 2004. Hubungan Antar
Pelestarian dan Pengembangan Suku Bangsa. Jakarta:
Adat Istiadat dan Nilai Sosial Pengembangan Kajian Ilmu
Budaya Masyarakat. Jakarta : Kpolisian.
Mentri Dalam Negri
Tilaar (2004:190). Paradigma Baru
Peursen dalam Kartono (1977:99). Pendidikan Nasional. Rineka Cipta.
Enkulturasi dan Akulturasi Pendidikan
Dokumen global.https://text- Widjaja. A.W 1986. Komunikasi dan
id.123dok.com. Hubungan Masyarakat. Jakarta
Pidarta (1997:88). Enkulturasi dan :Bina Aksara
Ankulturasi Pendidikan.https://text-
id.123dok.com/document/4yr6vvw
py-enkulturasi-dan-akulturasi-
pendidikan.html

11

Anda mungkin juga menyukai