Anda di halaman 1dari 31

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.

I
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN
HAM JAWA TENGAH

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN DI


LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS I
SEMARANG

DI TULIS OLEH:
KELOMPOK I

1. ADITYA SARJANA PUTRA, S.H, M.H


2. ABIMANYU NOVARIAN USTADI
3. RINI SULISTYOWATI, S.Adm
4. ARI RAHMANTO, Amd.P, S.H, M.H
5. MUSTAIN, S.H
6. DARYATI, S.H, M.H
7. ANDRIS SUGIARTO, Amd.IP, S.H, M.H
8. DENIE KAMISWARA, Amd.IP, S.H
9. ENDHI SUBINARTO, S.H
10. ADY SAPUTRA, Amd.P, S.M, M.M

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dan tidak lupa Shalawat beriring Salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena atas perjuangan dan
kecintaannya kepada umatnya sehingga kita dapat merasakan nikmat iman dan
islam hingga sampai saat ini kami tim penulis dari kelompok 1 dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan tepat pada waktunya. Laporan
ini disusun sebagai bagian dari kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Latihan Kerja dan Kegiatan Kerja Produksi Angkatan I Tahun Anggaran 2023.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini
dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2023 berlokasi di Lapas Kelas I
Semarang. Kegiatan ini difasilitasi oleh penyelenggara yaitu Balai Pendidikan
dan Pelatihan Hukum dan HAM Jateng.
Pada kesempatan ini juga tim penulis mengucapkan terima kasih atas
bimbingan serta kerjasama dari berbagai pihak, seperti:
1. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM Jateng;
2. Segenap Widyaiswara dan Panitia Penyelenggara Pelatihan Teknis
Latihan Kerja dan Kegiatan Kerja Produksi Angkatan I Tahun Anggaran
2023 di Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM Jateng;
3. Kepala Lapas Kelas I Semarang, Tri Saptono Sambudji, Bc.IP., S.H., MAP,
seluruh pejabat struktural, staf serta karyawan Lapas Kelas I Semarang;
4. Seluruh rekan-rekan peserta Pelatihan Pelatihan Teknis Latihan Kerja dan
Kegiatan Kerja Produksi Angkatan I Tahun Anggaran 2023.

Kami selaku tim penyusun menyadari bahwa Laporan Laporan Praktek


Kerja Lapangan ini tak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran sehingga Laporan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini nantinya dapat memberikan manfaat dalam ilmu pengetahuan di
bidang kemandirian dan implementasinnya serta mampu dikembangkan lebih
lanjut.

Tim Penyusun,

Kelompok I

II
LATKERPRO

III
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat.........................................................................5
C. Ruang Lingkup.................................................................................6
D. Dasar Hukum...................................................................................6
BAB II TINJAUAN UMUM............................................................................8
A. Gambaran Umum Objek PKL..........................................................8
B. Struktur Organisasi...........................................................................11
C. Tugas dan Tanggung Jawab.............................................................18
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN....................23
A. Praktek Perencanaan Produksi Pembinaan Kemandirian.................23
B. Praktek Pelaksanaan Produksi Pembinaan Kemandirian.................23
C. Praktek Pengendalian dan Pengawasan Produksi
Pembinaan Kemandirian..................................................................24
D. Praktek Peningkatan Kualitas Produksi Pembinaan Kemandirian...25
BAB IV ANALISIS...........................................................................................28
A. Hasil Temuan...................................................................................28
B. Analisis Hasil Temuan......................................................................28
BAB V PENUTUP.............................................................................................56
A. Kesimpulan......................................................................................56
B. Saran.................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................58
LAMPIRAN.......................................................................................................58

IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) sendiri secara umum diartikan sebagai
kreativitas seseorang bisa juga diartikan sesuatu yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan dirinya sendiri dengan tujuan dapat menunjang sesuatu yang
dituju. Zaman semakin berkembang sehingga sumber daya manusia semakin
beraneka ragam untuk dikembangkan tidak menutup kemungkinan meningkat dan
berkembangnya kreativitas untuk dapat menciptakan sesuatu perubahan dalam diri
sendiri. Dilihat lebih dalam sumber daya manusia ni dapat diterapkan pada beragam
aspek untuk mewujudkan tujuan yang terencana dengan suatu susunan tertentu
pada bidang manapun dengan mempertimbangkan bakat, kerja, serta kreativitas
tertentu untuk menunjang suatu organisasi. Dalam hal ini, keseluruhan tenaga kerja
mempertimbangkan SDM yang mempunyai kapasitas sebagai pelaksana program
kegiatan serta perencanaan yang ditentukan oleh kompetensi, produktivitas kerja,
dan kapabilitas.
Pada dasarnya pengertian Sumber Daya Manusia dapat diambil 2 sisi, makro
dan mikro. Secara makro dilihat dimana seorang warga negara yang
memperhatikan usia masyarakat tersebut apakah sudah layak untuk berperan demi
kepentingan negara atau belum. Sedangkan pengertiannya secara mikro yaitu suatu
yang mempertimbangkan berbagai pandangan saat bekerja dimana manusia
sanggup memandang seberapa jauh dirinya berguna. Sumber daya manusia hingga
kapanpun itu senantiasa berfungsi pada aktivitas kelompok yang mengaitkan
sesuatu tujuan tertentu termasuk berbagai perubahan dalam peningkatan.
Selama menjalani proses pemasyarakatan, narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan tentunya diberikan program pembinaan yaitu kepribadian dan
kemandirian yang masing-masing memiliki aspek tertentu. Pembinaan kemandirian
diarahkan pada upaya pengembangan diri untuk menghasilkan produk-produk
nyata di lapangan sesuai dengan keterampilan, bakat, kemauan dan kemampuan
dari masing-masing individu sebagai bekal mereka guna meningkatkan kualitas diri

5
dan kapasitas manusia yang optimal serta menjadi individu mandiri yang
bermartabat.1
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang merupakan lapas yang memiliki
program pembinaan kemandirian. Lapas Kelas I Semarang diisi oleh 1693
penghuni. Pelatihan Kemandirian menjadi sesuatu yang sangat penting, tidak hanya
selama menjalani pidana akan tetapi pada saat mereka bebas nanti dapat hidup
mandiri melalui keterampilan yang telah mereka peroleh.

Tabel 1. 1
Jumlah Penghuni Lapas Kelas I Semarang Per 15 Februari 2023

No Status Jumlah

1 Narapidana 1155

2 Tahanan 538

3 Total Penghuni Keseluruhan 1693

Sumber Sekunder : Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang.

Kegiatan Pelatihan Kerja yang diterapkan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas


I Semarang yang dapat diikuti oleh 1155 Narapidana diantaranya yaitu pembuatan
Anyaman Rotan Sintetis, Batik Tulis, Pembuatan Tempe, Jasa Salon, Jahit,
Pembuatan keset, Bakery, Loundry, Pertanian, Tanaman Hias, Perikanan, Kaligrafi,
Perkayuan, Garmen, Krupuk, Babershop, Es Batu, Las Bangunan, Jamur Tiram.
Selain itu dalam upaya meningkatkan produktifitas Bengkel Kerja Lembaga
Pemasyarakatan Kelas I Semarang yang berorientasi kepada peningkatan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan peningkatan kesejahteraan
narapidana melalui upah kerja yang dihasilkannya serta kemandirian narapidana
sebagai bekal kehidupannya di masyarakat kelak, Lembaga Pemasyarakatan Kelas I
Semarang melaksanakan Pembinaan Kemandirian.

Tabel 1. 2
Data Kegiatan Kemandirian di LAPAS Kelas I Semarang
1
Muridan. (2019). Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Melalui Peningkatan Soft Skill dan Life Skill Bagi
Narapidana Menjelang Bebas Bersyarat di Balai Pemasyarakatan. Deepublisher

6
WBP yang
No. Kegiatan Kemandirian
mengikuti
1 Kegiatan Pembinaan Pertanian 10
2 Kegiatan Pembinaan Perikanan/ Peternakan 8
3 Kegiatan Pembinaan Sablon 4
4 Kegiatan Pembinaan Garmen 31
5 Kegiatan Pembinaan Ketrampilan Batik 4
6 Kegiatan Pembinaan Jahit 10
7 Kegiatan Pembinaan Ketrampilan Kaligrafi 3
8 Kegiatan Pembinaan Bakery 9
9 Kegiatan Pembinaan Tanaman Hias 15

10 Kegiatan Pembinaan Ketrampilan Ayaman Rotan 9


Sintetis
11 Kegiatan Pembinaan Bidang Kuliner / Tempe 2
12 Kegiatan Pembinaan Bidang Produksi Es Batu 2
13 Kegiatan Pembinaan Bidang Produksi Kerupuk 2
14 Kegiatan Pembinaan Bidang Pertukangan Kayu 5
15 Kegiatan Pembinaan Jasa Potong Rambut 2
16 Kegiatan Pembinaan Jasa Loundry 5
Jumlah 121
Sumber Sekunder: Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang.

Dari tabel di atas dapat dikatakan ada 121 Narapidana yang mengkuti
Kegiatan Pembinaan Kemandirian. Pengembangan kualitas SDM didalam Lapas
berdasarkan data yang tersedia sebanyak 1155 narapidana yang ada, dan dari
jumlah sebanyak itu yang mengikuti kegiatan pembinaan hanya 121 saja yang ikut,
data tersebut dapat menjadi barometer bagaimana lambatnya pengembangan
kualitas SDM berlangsung, sedangkan disisi lain mereka para narapidana tinggal
dengan Batasan waktu tertentu sesuai dengan vonis hukuman yang mereka
dapatkan, sehingga pengembangan SDM sangat amat penting dan harus
mendapatkan perhatian lebih.

7
Salah satu kendala yang dihadapi dalam berjalannya proses pembinaan
kemandirian sebagai petugas adalah rendahnya motivasi atau antusiasme para
narapidana, dari data jumlah narapidana di Lapas Kelas I Semarang sebanyak 1155
narapidana, hanya 121 yang ikut serta dalam proses pembinaan kemandirian. Hal
ini merupakan indikator betapa rendahnya minat atau antusiasme para narapidana
dalam mengikuti kegiatan pembinaan kemandirian. Padahal salah satu tugas pokok
Lapas adalah memberikan pembinaan kemandirian yang sebagai salah satu wujud
pengembangan SDM narapidana pada saat mereka menjalani masa pidananya di
Lapas.
Meninjau hal tersebut peneliti melihat sisi positif dan negative pada visitasi
yakni dimana jumlah narapidana yang sebanyak itu tidak sesuai dengan pembinaan
kemandirian yang ada. Katakanlah dengan sisi positif ada
121 narapidana memiliki kegiatan yang positif dengan pertimbangan pembentukan
karakter dan ketrampilan pada pembinaan kemandirian untuk menunjang re-
integrasi pada masyarakat dan jelas terpampang memiliki suatu pekerjaan untuk
membenarkan diri menjadi lebih baik dan bertalenta, sebaliknya dengan
mempertimbangkan narapidana yang tidak terlibat dengan kegiatan tersebut akan
menjadi racun ataupun benalu pada Lembaga Pemasyarakatan.
Dapat dikatakan menjadi penghambat dalam menunjang pengembangan
ketrampilan serta perubahan pada Lembaga Pemasyarakatan, dari kejadian ini
terlihat kekurangan yang terdapat pada UPT tersebut. Narapidana dengan jumlah
1155 tidak dapat dikatakan sedikit karena perbandingan pada narapidana yang
mengikuti kegiatan pembinaan kemandirian. 121 Narapidana tersebut tentunya
memiliki nilai tambah yang dapat memberikan perubahan pada diri mereka sendiri.
Dengan mempertimbangkan assessment yang dilakukan dalam pemilihan serta
pengembangan diri sendiri ada, tetapi pada hal ini berkaitan dengan motivasi yang
dimiliki pada diri mereka sendiri dalam merubah dan memperbarui narapidana
tersebut. Terkadang seseorang melihat dirinya tidak lebih baik karena kurangnya
rasa percaya diri, tetapi dengan adanya motivasi untuk memperbaiki serta merubah
diri sendiri menjadi lebih baik. Hal ini dapat membantu pembangunan kemampuan
individu yang dapat berguna di masyarakat dan keluarga. Namun, ada juga

8
seseorang yang memang pada dasarnya memilikii rasa motivasi yang sangat rendah
karena sudah merasa terpuruk pada masa lalunya. Manusia dapat dikatakan
memiliki pemikiran yang labil sehingga tidak dipungkiri dapat melakukan sesuatu
hal buruk pada kehidupannya, mereka belum terlambat untuk berubah menjadi
insan yang baik.
Pengembangan sumber daya manusia di Lembaga Pemasyarakatan harus
diperhatikan agar munculnya rasa motivasi dari diri masing-masing narapidana.
Karena itu dengan adanya motivasi pada diri untuk meningkatkan serta
mengembangkan kepribadian dan kejiwaan manusia untuk menjadi lebih baik.
Melalui kegiatan pembinaan kemandirian seperti bimbingan kerja yang ada di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang diharapkan dapat mewujudkan warga
binaan pemasyarakatan yang terampil dan mandiri serta menjadi dorongan yang
sangat berarti dalam kelancaran dan keberhasilan pembinaan di Lembaga
Pemasyarakatan.

B. Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dan manfaat penulisan laporan visitasi ini adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan terkait pelaksanaan
tugas dan fungsi pembinaan kemandirian yang dilakukan oleh Lapas
Kelas I Semarang;
2. Untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan pembinaan
kemandirian yang akan menjadi modal dasar untuk menjalankan tugas
dan fungsi sebagai pembina kemandirian yang diharapkan dapat
memiliki kinerja yang baik dan mampu berkontribusi lebih pada institusi
pemasyarakatan terutama dalam hal PNBP;
3. Untuk mengetahui hambatan yang terjadi dalam pembinaan kemandirian
Narapidana di Lapas Kelas I Semarang.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Visitasi di Lapas Kelas I Semarang
dibatasi pada:
9
1. Kegiatan visitasi dilaksanakan di Lapas
Kelas I Semarang secara langsung;
2. Kegiatan visitasi di Lapas Kelas I Semarang diikuti oleh
seluruh peserta Pelatihan Teknis latihan kerja dan kegiatan
kerja produksi tahun anggaran 2023 berjumlah 40 (empat
puluh) orang;
3. Kegiatan visitasi dilaksanakan selama satu hari pada
hari Rabu tanggal 15 Februari Tahun 2023.

10
D. Dasar Hukum
1. UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2022 TENTANG PEMASYARAKATAN.
2. PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN
DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN.
3. INSTRUKSI MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR : M.HH-01.OT.03.01 TAHUN
2014 TENTANG
4. CETAK BIRU (BLUE PRINT) PENINGKATAN KEGIATAN KERJA NARAPIDANA
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PEMASYARAKATAN PRODUKTIF
5. SK MENTERI HUKUM DAN HAM RI NOMOR: M.HH-01.OT.01.03 TAHUN 2021
TENTANG PILOT PROJECT LAPAS PRODUKTIF.
6. PERATURAN MENTERI TENTANG TATA CARA PERIZINAN DAN PENDAFTARAN
LEMBAGA PELATIHAN KERJA NO.17 TAHUN 2016

BAB II
TINJAUAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PKL
A. Profil Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang

1. Sejarah Lapas Kelas I Semarang


Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang ialah salah satu Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan yang masuk pada daerah kerja kantor
wilayah Kementerian hukum dan Hak Asasi manusia Jawa Tengah. lembaga
Pemasyarakatan ini diresmikan penggunaannya di tahun 1993 tepatnya
ditanggal 13 Maret oleh Menteri Kehakiman kala itu Bapak Ismail Saleh, SH.
serta berlokasi di Jl. Raya Semarang Boja Km.4 Kelurahan Wates, Kecamatan
Ngaliyan, Kota Semarang ialah pindahan dari lapas usang yang berada pada Jl.
Dr. Cipto No. 62 Mlaten, Semarang. Pemindahan dilakukan atas dasar
penyesualan mengacu peraturan Dinas tata Ruang Kota Semarang dan
memperhatlkan situasi dan syarat keamanan dan ketertiban. Selain itu
dilatarbelakangi karenya adanya over kapasitas penghuni lapas dan karena
bangunan lapas tersebut sudah sangat lama sehingga tidak mendukung dalam
kegiatan pembinaan.

11
Lapas Kelas I Semarang dibangun menggunakan kapasitas maksimal 663
orang narapidana dan tahanan yang dibagi dalam 12 blok hunian. Kapasitas ini
belum kapasitas proposional untuk lapas kelas I, di mana normal lapas kelas I
bisa menampung 500 tahanan dan 500 narapidana. Over kapasitas di Lapas
Kelas I Semarang awal pada tahun 2000 berkaitan menggunakan jumlah angka
krimlnalitas pada daerah hukum Provinsi Jawa Tengah meningkat. hingga
ketika 2020 jumlah penghuni baik narapidana juga tahanan Lapas Kelas I
Semarang hingga 1800 penghuni.
2. Visi, Misi dan Motto Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang
Visi : Menjadi lembaga akuntabel, transparan dan profesional dengan
didukung oleh petugas yang mempunyai kompetensi tinggi yang mampu
mewujudkan tertib pemasyarakatan.

Misi :
a. Mewujudkan tertib pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
pemasyarakatan secara konsisten dengan mengedepankan
penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia.
b. Membangun kelembagaan yang profeslonal dengan berlandaskan
akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi pemasyarakatan.
c. Mengembangkan kompetensi dan potensi sumber daya petugas secara
konsisten dan berkesinambungan.
d. Mengembangkan kerjasama dengan mengoptimalkan keterlibatan
stakeholder.
Motto : Lapas Kedungpane BERTEMAN Bersih, Tertib, Aman, Nyaman

3. Struktur, Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Pemasyarakatan Kelas I


Semarang Dalam menjalankan tugas sehari-hari Lembaga Pemasyarakatan
Kelas I Semarang dilaksanakan oleh pegawai sejumlah 143 orang yang
dapat dilihat di bawah ini:
Jumlah pegawai Lapas Kelas I Semarang: 143 orang
a. Golongan II : 50 orang
b. Golongan III : 83 orang
c. Golongan IV : 10 orang

B. STRUKTUR ORGANISASI

12
C. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan

tata usaha dan rumah tangga LAPAS. Bagian Tata Usaha

mempunyai fungsi:

1. melakukan urusan kepegawaian;


2. melakukan urusan keuangan;
3. melakukan urusan surat-menyurat, perlengkapan dan rumah
tangga.

13
Bagian Tata Usaha terdiri dari:

1. Sub Bagian Kepegawaian;


2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Umum.

Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas

melakukan urusan kepegawaian. Sub Bagian

Keuangan mempunyai tugas melakukan

urusan keuangan.

Sub Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan surat-


menyurat, perlengkapan dan rumah tangga.

Bidang Pembinaan Narapidana mempunyai tugas


melaksanakan pembinaan pemasyarakatan narapidana.

Bidang Pembinaan Narapidana mempunyai fungsi:

1. melakukan regristrasi dan membuat statistik serta dokumentasi


sidik jari narapidana;
2. memberikan bimbingan pemasyarakatan;
3. mengurus kesehatan dan memberikan perawatan bagi narapidana.

Bidang Pembinaan Narapidana terdiri dari :

1. Seksi Regristrasi;
2. Seksi Bimbingan Kemasyarakatan;
3. Seksi Perawatan Narapidana.

Seksi Regristrasi mempunyai tugas melakukan pencatatan dan


membuat statistik serta dokumentasi sidik jari narapidana.

Seksi Bimbingan Kemasyarakatan mempunyai tugas memberikan


bimbingan dan penyuluhan rohani serta memberikan latihan olah
raga, peningkatan pengetahuan, asimilasi, cuti dan penglepasan
narapidana.

Seksi Perawatan Narapidana mempunyai tugas mengurus


kesehatan dan memberikan perawatan narapidana.

Bidang Kegiatan Kerja mempunyai tugas memberikan bimbingan

14
kerja, mempersiapkan sarana kerja dan mengelola hasil kerja.

15
Bidang Kegiatan Kerja mempunyai tugas :

1. memberikan bimbingan latihan kerja bagi narapidana;


2. mempersiapkan fasilitas sarana kerja;
3. mengelola hasil kerja.

Bidang Kegiatan Kerja terdiri dari:

1. Seksi Bimbingan Kerja;


2. Seksi Sarana Kerja;
3. Seksi Pengelolaan Hasil Kerja.

Seksi Bimbingan Kerja mempunyai tugas memberikan petunjuk dan


bimbingan latihan kerja bagi narapidana.

Seksi Sarana Kerja mempunyai tugas

mempersiapkan fasilitas sarana kerja.

Seksi Pengelolaan Hasil Kerja

mempunyai tugas mengelola hasil

kerja.

Bidang Administrasi Keamanan dan Tata Tertib


mempunyai tugas mengatur jadwal tugas, penggunaan
perlengkapan dan pembagian tugas pengamanan, menerima
laporan harian dan berita acara dari satuan pengamanan
yang bertugas serta menyusun laporan berkala dibidang
keamanan dan menegakkan tata tertib.

Bidang Administrasi Keamanan dan Tata Tertib mempunyai tugas :

1. Mengatur jadwal tugas, penggunaan perlengkapan dan


pembagian tugas pengamanan.
2. Menerima laporan harian dan berita acara dari
satuan pengamanan yang bertugas serta
menyiapkan laporan berkala dibidang keamanan dan
menegakkan tata tertib.

Bidang Administrasi Keamanan dan Tata Tertib terdiri dari:

1. Seksi Keamanan;

16
2. Seksi Pelaporan dan Tata Tertib.
3. Seksi Keamanan mempunyai tugas mengatur jadwal
tugas, penggunaan perlengkapan dan pembagian
tugas pengamanan.

Seksi Pelaporan dan Tata Tertib mempunyai tugas


menerima laporan harian dan berita acara dari satuan
pengamanan yang bertugas serta mempersiapkan laporan
berkala dibidang keamanan dan menegakkan tata tertib.

17
Kesatuan Pengamanan LAPAS mempunyai tugas menjaga

keamanan dan ketertiban LAPAS. Kesatuan Pengamanan LAPAS

mempunyai fungsi;

1. melakukan penjagaan dan pengawasan terhadap Narapidana;


2. melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban;
3. melakukan pengawalan, penerimaan, penempatan dan pengeluaran
narapidana;
4. membuat laporan harian dan berita acara pelaksanaan pengamanan.

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Praktek Perencanaan Produksi Pembinaan Kemandirian


Praktek perencanaan produksi pembinaan kemandirian di Lapas kelas I Semarang dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyusun rencana kerja dan kalender kerja pembinaan
kemandirian.
2. Mempersiapkan SOP untuk assesmen dan penerimaan pekerja
sesuai minat dan bakat.
3. Merencanakan kerjasama baik dari pihak internal berupa dukungan
anggaran DIPA dan dukungan dari bidang lain. Serta pihak
eksternal berupa dukungan dari pihak ke-3 ataupun stakeholder
lain.

B. Praktek Pelaksanaan Produksi Pembinaan Kemandirian


Praktek pelaksanaan produksi pembinaan kemandirian di Lapas kelas I Semarang sebagai
berikut :
WBP yang
No. Kegiatan Kemandirian
mengikuti
1 Kegiatan Pembinaan Pertanian 10
2 Kegiatan Pembinaan Perikanan/ Peternakan 8
3 Kegiatan Pembinaan Sablon 4

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 18


4 Kegiatan Pembinaan Garmen 31
5 Kegiatan Pembinaan Ketrampilan Batik 4
6 Kegiatan Pembinaan Jahit 10
7 Kegiatan Pembinaan Ketrampilan Kaligrafi 3
8 Kegiatan Pembinaan Bakery 9
9 Kegiatan Pembinaan Tanaman Hias 15

10 Kegiatan Pembinaan Ketrampilan Ayaman Rotan 9


Sintetis
11 Kegiatan Pembinaan Bidang Kuliner / Tempe 2
12 Kegiatan Pembinaan Bidang Produksi Es Batu 2
13 Kegiatan Pembinaan Bidang Produksi Kerupuk 2
14 Kegiatan Pembinaan Bidang Pertukangan Kayu 5
15 Kegiatan Pembinaan Jasa Potong Rambut 2
16 Kegiatan Pembinaan Jasa Loundry 5
Jumlah 121

C. Praktek Pengendalian dan Pengawasan Produksi Pembinaan Kemandirian


Dalam pengendalian dan pengawasan produksi pembinaan kemandirian di Lapas Kelas I
Semarang dilaksanakan oleh :
1. Seluruh Petugas pada Bidang Kegiatan Kerja.
2. Petugas pengamanan.
3. Petugas pada Bidang Fasilitatif dalam hal pelaksanaan anggaran kegiatan pembinaan
kemandirian.
4. Mitra yang ikut bekerjasama dengan Lapas.

D. Praktek Peningkatan Kualitas Produksi Pembinaan Kemandirian


Dalam peningkatan kualitas produksi pembinaan kemandirian di Lapas Kelas I Semarang
dilaksanakan sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas pelatihan pembinaan kemandirian.
2. Menjalin kerjasama pelatihan dengan Mitra/Pihak ke 3 di luar anggaran DIPA.
3. Meningkatkan kualitas produk hasil pembinaan kemandirian dengan kualitas
kontrol/kualitas mutu.
4. Menambah sarana dan prasarana pembinaan kemandirian.
5. Pemberian sertfikasi dan merk produk pembinaan kemandirian.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 19


BAB IV
ANALISIS

B. Hasil Temuan

Lapas Kelas I Semarang berdasarkan hasil praktek kerja lapangan ditemukan bahwa
sudah pantas dan layak menjadi lapas produktif sesuai dengan aturan yang ada. Namun ada
beberapa Hambatan dalam program Pembinaan Kemandirian.

Hambatan dalam menerapkan program pembinaan kemandirian di Lapas Kelas 1


Semarang tentunya ada, kendala yang dihadapi diantaranya seperti kurangnya kemampuan
dari pegawai dalam memberikan pelatihan, masih banyak narapidana yang kurang disiplin
dalam kegiatan, serta sarana prasarana yang belum terpenuhi, hal ini sebagaimana yang
diungkapkan oleh Pak Putra sebagai berikut:
“Kendala dari pegawai bahwa skill masih kurang dalam memberi pembinaan
sehingga masih butuh bantuan pihak lain dalam pembinaan, lalu masih banyak pekerja
yang tidak disiplin, serta sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam produksi
dan pemasaran.”
Hal tersebut juga diungkapan oleh Bu Felia selaku petugas pemasyarakatan ia juga
menambahkan kendala datang bukan hanya dari mereka selaku penyelenggara program
pembinaan kemandirian tapi juga datang dari segi peserta dalam hal ini WBP Lapas kelas 1
Semarang, sebagai berikut:
“Kendala yang dihadapi dalam program kemandirian adalah SDM, selain itu kendala
yang dihadapi adalah mencari pengganti WBP yang masa hukumannya sudah habis.”

C. Analisis Hasil Temuan


Analisis Pelaksanaan Program Pembinaan Kemandirian di Lapas Kelas I Semarang sudah
mengikuti Undang-undang Pemasyarakatan No 22 Tahun 2022, sebagaimana hasil
wawancara dengan Pak Putra salah satu Petugas di Lapas Kelas I Semarang sebagai berikut :
“Kegiatan pembinaan kemandirian di Lembaga Pemasyarakatan dilaksanakan sejak
diturunkannya UU Pemasyarakatan No 22 Tahun 2022. Bentuk pembinaan yang ada di
Lapas Kelas I Semarang antara lain : Pembinaan laundry, kaligrafi, perkayuan, perikanan,
menjahit, kuliner, dan 10 macam unit kerja lainnya. Kegiatan pembinaan tersebut bertujuan
untuk mencetak warga binaan agar siap untuk bisa diterima oleh warga masyarakat, maka
20
POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN
dari itu diberikan keterampilan, bekal biar saat mereka keluar sudah bisa kembali ke
masyarakat dan bisa kembali bekerja lagi.”
Seperti yang diamanatkan dalam UU Pemasyarakatan No 22 Tahun 2022 bahwa
lapas wajib menyiapkan WBP untuk siap bersaing dan menjadi manusia yang dapat diterima
kembali dilingkungannya seperti yang disampaikan oleh Pak Arif salah satu petugas
pemasyarakatan Lapas Kelas 1 Semarang, sebagai berikut:
“Sesuai UU No. 22 Tahun 2022 tentang Pemasyarakatan bahwa pemasyarakatan
wajib menyiapkan WBP untuk bisa mandiri dan bersosialisasi baik dengan masyarakat, maka
pembinaan kemandirian merupakan hal yang wajib dilaksanakan untuk merubah WBP
menjadi berperilaku lebih baik dan berguna bagi nusa bangsa.”
WBP pada Lapas Kelas 1 Semarang (HS) mengungkapkan harapan dalam mengikuti
program pembinaan kemandirian yang diselanggarakan oleh pihak Lapas, sebagai berikut:
“Saya berharap bisa mengembangkan kemampuan yang di dapat disini.”
(HS) juga menyampaikan dalam wawancara yang dilakukan mengenai manfaat
program pembinaan kemandirian yang dia ikuti di Lapas Kelas 1 Semarang, sebagai berikut:
“Saya mendapat banyak ilmu, keahlian dan membuat hidup bisa berubah.”
(RS) WBP Lapas kelas 1 Semarang menyampaikan manfaat dalam proses pembinaan
kemandirian yang diikutinya, sebagai berikut:
“Manfaat yang dirasakan adalah adanya kesibukan yang positif sehingga selama
menjalani masa hukuman tidak terasa lama.”
Banyak hal positif yang didapatkan oleh WBP yang mengikuti kegiatan pembinaan
kemandirian bukan hanya sekedar menyiapkan bekal untuk bersaing setelah menjalani masa
pidananya tetapi juga membantu WBP untuk mengisi waktu dengan kegiatan positif seperti
bersosialisasi dengan WBP lain dengan harapan bahwa ketika mereka berada diluar
kemampuan bersosialisasi ini berguna untuk mereka gunakan seperti yang disampaikan WBP
(EA) sebagai berikut:
“Manfaat yang saya dapat adalah menerima hal-hal yang positif, dapat
bersosialisasi dengan sesama WBP.”
.

BAB V
PENUTUP

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 21


A. KESIMPULAN
1. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa meskipun kegiatan pembinaan kemandirian ini
merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi warga binaan, masih terdapat beberapa
hambatan yang dihadapi oleh pihak Lapas Kelas I Semarang.
2. Dari beberapa faktor penghambat kegiatan kemandirian ini, terdapat beberapa diantaranya
yang menjadi faktor utama seperti kurangnya skill dan kemampuan yang dimiliki
pegawai, rendahnya minat warga binaan dan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada
di Lapas Kelas I Semarang.

Dari penelitian tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa program diturunkannya UU


Pemasyarakatan No 22 Tahun 2022. Pembinaan para narapidana telah selesai
menjalankan masa pidana, selain itu dari agar tidak melakukan tindakan kejahatan
serta menjalani kehidupan mereka warga binaan tetap semangat selama menjalani masa
pidana mereka karena yang dapat bermanfaat bagi mereka. Kegiatan Kerja merupakan
wadah atau tempat wujud dari bimbingan kemandirian bagi narapidana untuk memperoleh
keterampilan, dapat bekerja serta mengembangkan kreativitasnya dalam rangka
membentuk insan yang mandiri.

POLITEKNIK ILMU PEMASYARAKATAN 22


B. SARAN

Untuk meningkatkan kualitas Program Pembinaan Kemandirian di Lapas Kelas I


Semarang maka kami memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Melakukan pendataan Warga Binaan terkait skill keterampilan dan kemampuan yang
dimilikinya atau latar belakang mereka sebelum menjalani pidana, serta meningkatkan
kedisiplinan para warga binaan agar semangat dan memiliki minat tinggi dalam
mengikuti kegiatan pembinaan kemandirian. Hal tersebut sangat diperlukan agar
memudahkan petugas dalam merekrut dan menempatkan warga binaan dalam kegiatan
kemandirian apabila terdapat wbp yang selesai masa pidananya sehingga dapat dengan
mudah mencari penggantinya.
2. Meningkatkan kordinasi dengan instansi atau stakeholder terkait dalam hal untuk
membantu mempromosikan program-program pembinaan serta hasil karya warga
binaan untuk diberikan wadah atau ruang pada mereka agar diketahui oleh masyarakat.
3. Memberikan kegiatan pelatihan juga bagi petugas pemasyarakatan sehingga dapat
membantu dalam upaya peningkatan kualitas kegiatan pembinaan kemandirian di
Lapas Kelas I Semarang..

23
24
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Muridan. (2019). Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Melalui Peningkatan Soft


Skill dan Life Skill Bagi Narapidana Menjelang Bebas Bersyarat di Balai
Pemasyarakatan. Deepublisher.

Peraturan dan Undang-Undang

Republik Indonesia. “Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2022 tentang


Pemasyarakatan,”.

Peraturan Pemerintah (PP) “Nomor 31 TAHUN 1999 Tentang


Pembinaan Dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.”

“Instruksi Menteri Hukum Dan Ham Nomor : M.HH-01.OT.03.01


TAHUN 2014 TENTANG
CETAK BIRU (BLUE PRINT) PENINGKATAN KEGIATAN KERJA
NARAPIDANA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN
PEMASYARAKATAN PRODUKTIF.”

“Keputusan Menteri Kehakiman RI. No. M. 02.PK.04 tentang Pola Pembinaan


Narapidana/Tahanan,”.

“Sk Menteri Hukum Dan Ham RI Nomor: M.HH-01.OT.01.03 Tahun


2021 Tentang Pilot Project Lapas Produktif.”

“Peraturan Menteri Tentang Tata Cara Perizinan Dan Pendaftaran


Lembaga Pelatihan Kerja No.17 TAHUN 2016

25
Lampiran 1
Dokumentasi Kegiatan

Unit Batik Unit Penjahitan

Unit Sablon Unit Anyaman Rotan Sintetis

Unit Tempe Mendoan


Unit Bakery

Unit Perikanan
Unit Pertanian

26
Unit Barbershop/Cukur Rambut

Unit Kerupuk
Unit Kaligrafi

Unit Perkayuan
Unit Garmen

27
Unit Tanaman Hias Unit Laundry

Unit Las

28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai