Kelompok 1 Latkerpro
Kelompok 1 Latkerpro
I
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN
HAM JAWA TENGAH
DI TULIS OLEH:
KELOMPOK I
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dan tidak lupa Shalawat beriring Salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena atas perjuangan dan
kecintaannya kepada umatnya sehingga kita dapat merasakan nikmat iman dan
islam hingga sampai saat ini kami tim penulis dari kelompok 1 dapat
menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan tepat pada waktunya. Laporan
ini disusun sebagai bagian dari kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Teknis
Latihan Kerja dan Kegiatan Kerja Produksi Angkatan I Tahun Anggaran 2023.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini
dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2023 berlokasi di Lapas Kelas I
Semarang. Kegiatan ini difasilitasi oleh penyelenggara yaitu Balai Pendidikan
dan Pelatihan Hukum dan HAM Jateng.
Pada kesempatan ini juga tim penulis mengucapkan terima kasih atas
bimbingan serta kerjasama dari berbagai pihak, seperti:
1. Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM Jateng;
2. Segenap Widyaiswara dan Panitia Penyelenggara Pelatihan Teknis
Latihan Kerja dan Kegiatan Kerja Produksi Angkatan I Tahun Anggaran
2023 di Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan HAM Jateng;
3. Kepala Lapas Kelas I Semarang, Tri Saptono Sambudji, Bc.IP., S.H., MAP,
seluruh pejabat struktural, staf serta karyawan Lapas Kelas I Semarang;
4. Seluruh rekan-rekan peserta Pelatihan Pelatihan Teknis Latihan Kerja dan
Kegiatan Kerja Produksi Angkatan I Tahun Anggaran 2023.
Tim Penyusun,
Kelompok I
II
LATKERPRO
III
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat.........................................................................5
C. Ruang Lingkup.................................................................................6
D. Dasar Hukum...................................................................................6
BAB II TINJAUAN UMUM............................................................................8
A. Gambaran Umum Objek PKL..........................................................8
B. Struktur Organisasi...........................................................................11
C. Tugas dan Tanggung Jawab.............................................................18
BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN....................23
A. Praktek Perencanaan Produksi Pembinaan Kemandirian.................23
B. Praktek Pelaksanaan Produksi Pembinaan Kemandirian.................23
C. Praktek Pengendalian dan Pengawasan Produksi
Pembinaan Kemandirian..................................................................24
D. Praktek Peningkatan Kualitas Produksi Pembinaan Kemandirian...25
BAB IV ANALISIS...........................................................................................28
A. Hasil Temuan...................................................................................28
B. Analisis Hasil Temuan......................................................................28
BAB V PENUTUP.............................................................................................56
A. Kesimpulan......................................................................................56
B. Saran.................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................58
LAMPIRAN.......................................................................................................58
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber Daya Manusia (SDM) sendiri secara umum diartikan sebagai
kreativitas seseorang bisa juga diartikan sesuatu yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan dirinya sendiri dengan tujuan dapat menunjang sesuatu yang
dituju. Zaman semakin berkembang sehingga sumber daya manusia semakin
beraneka ragam untuk dikembangkan tidak menutup kemungkinan meningkat dan
berkembangnya kreativitas untuk dapat menciptakan sesuatu perubahan dalam diri
sendiri. Dilihat lebih dalam sumber daya manusia ni dapat diterapkan pada beragam
aspek untuk mewujudkan tujuan yang terencana dengan suatu susunan tertentu
pada bidang manapun dengan mempertimbangkan bakat, kerja, serta kreativitas
tertentu untuk menunjang suatu organisasi. Dalam hal ini, keseluruhan tenaga kerja
mempertimbangkan SDM yang mempunyai kapasitas sebagai pelaksana program
kegiatan serta perencanaan yang ditentukan oleh kompetensi, produktivitas kerja,
dan kapabilitas.
Pada dasarnya pengertian Sumber Daya Manusia dapat diambil 2 sisi, makro
dan mikro. Secara makro dilihat dimana seorang warga negara yang
memperhatikan usia masyarakat tersebut apakah sudah layak untuk berperan demi
kepentingan negara atau belum. Sedangkan pengertiannya secara mikro yaitu suatu
yang mempertimbangkan berbagai pandangan saat bekerja dimana manusia
sanggup memandang seberapa jauh dirinya berguna. Sumber daya manusia hingga
kapanpun itu senantiasa berfungsi pada aktivitas kelompok yang mengaitkan
sesuatu tujuan tertentu termasuk berbagai perubahan dalam peningkatan.
Selama menjalani proses pemasyarakatan, narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan tentunya diberikan program pembinaan yaitu kepribadian dan
kemandirian yang masing-masing memiliki aspek tertentu. Pembinaan kemandirian
diarahkan pada upaya pengembangan diri untuk menghasilkan produk-produk
nyata di lapangan sesuai dengan keterampilan, bakat, kemauan dan kemampuan
dari masing-masing individu sebagai bekal mereka guna meningkatkan kualitas diri
5
dan kapasitas manusia yang optimal serta menjadi individu mandiri yang
bermartabat.1
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang merupakan lapas yang memiliki
program pembinaan kemandirian. Lapas Kelas I Semarang diisi oleh 1693
penghuni. Pelatihan Kemandirian menjadi sesuatu yang sangat penting, tidak hanya
selama menjalani pidana akan tetapi pada saat mereka bebas nanti dapat hidup
mandiri melalui keterampilan yang telah mereka peroleh.
Tabel 1. 1
Jumlah Penghuni Lapas Kelas I Semarang Per 15 Februari 2023
No Status Jumlah
1 Narapidana 1155
2 Tahanan 538
Tabel 1. 2
Data Kegiatan Kemandirian di LAPAS Kelas I Semarang
1
Muridan. (2019). Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Melalui Peningkatan Soft Skill dan Life Skill Bagi
Narapidana Menjelang Bebas Bersyarat di Balai Pemasyarakatan. Deepublisher
6
WBP yang
No. Kegiatan Kemandirian
mengikuti
1 Kegiatan Pembinaan Pertanian 10
2 Kegiatan Pembinaan Perikanan/ Peternakan 8
3 Kegiatan Pembinaan Sablon 4
4 Kegiatan Pembinaan Garmen 31
5 Kegiatan Pembinaan Ketrampilan Batik 4
6 Kegiatan Pembinaan Jahit 10
7 Kegiatan Pembinaan Ketrampilan Kaligrafi 3
8 Kegiatan Pembinaan Bakery 9
9 Kegiatan Pembinaan Tanaman Hias 15
Dari tabel di atas dapat dikatakan ada 121 Narapidana yang mengkuti
Kegiatan Pembinaan Kemandirian. Pengembangan kualitas SDM didalam Lapas
berdasarkan data yang tersedia sebanyak 1155 narapidana yang ada, dan dari
jumlah sebanyak itu yang mengikuti kegiatan pembinaan hanya 121 saja yang ikut,
data tersebut dapat menjadi barometer bagaimana lambatnya pengembangan
kualitas SDM berlangsung, sedangkan disisi lain mereka para narapidana tinggal
dengan Batasan waktu tertentu sesuai dengan vonis hukuman yang mereka
dapatkan, sehingga pengembangan SDM sangat amat penting dan harus
mendapatkan perhatian lebih.
7
Salah satu kendala yang dihadapi dalam berjalannya proses pembinaan
kemandirian sebagai petugas adalah rendahnya motivasi atau antusiasme para
narapidana, dari data jumlah narapidana di Lapas Kelas I Semarang sebanyak 1155
narapidana, hanya 121 yang ikut serta dalam proses pembinaan kemandirian. Hal
ini merupakan indikator betapa rendahnya minat atau antusiasme para narapidana
dalam mengikuti kegiatan pembinaan kemandirian. Padahal salah satu tugas pokok
Lapas adalah memberikan pembinaan kemandirian yang sebagai salah satu wujud
pengembangan SDM narapidana pada saat mereka menjalani masa pidananya di
Lapas.
Meninjau hal tersebut peneliti melihat sisi positif dan negative pada visitasi
yakni dimana jumlah narapidana yang sebanyak itu tidak sesuai dengan pembinaan
kemandirian yang ada. Katakanlah dengan sisi positif ada
121 narapidana memiliki kegiatan yang positif dengan pertimbangan pembentukan
karakter dan ketrampilan pada pembinaan kemandirian untuk menunjang re-
integrasi pada masyarakat dan jelas terpampang memiliki suatu pekerjaan untuk
membenarkan diri menjadi lebih baik dan bertalenta, sebaliknya dengan
mempertimbangkan narapidana yang tidak terlibat dengan kegiatan tersebut akan
menjadi racun ataupun benalu pada Lembaga Pemasyarakatan.
Dapat dikatakan menjadi penghambat dalam menunjang pengembangan
ketrampilan serta perubahan pada Lembaga Pemasyarakatan, dari kejadian ini
terlihat kekurangan yang terdapat pada UPT tersebut. Narapidana dengan jumlah
1155 tidak dapat dikatakan sedikit karena perbandingan pada narapidana yang
mengikuti kegiatan pembinaan kemandirian. 121 Narapidana tersebut tentunya
memiliki nilai tambah yang dapat memberikan perubahan pada diri mereka sendiri.
Dengan mempertimbangkan assessment yang dilakukan dalam pemilihan serta
pengembangan diri sendiri ada, tetapi pada hal ini berkaitan dengan motivasi yang
dimiliki pada diri mereka sendiri dalam merubah dan memperbarui narapidana
tersebut. Terkadang seseorang melihat dirinya tidak lebih baik karena kurangnya
rasa percaya diri, tetapi dengan adanya motivasi untuk memperbaiki serta merubah
diri sendiri menjadi lebih baik. Hal ini dapat membantu pembangunan kemampuan
individu yang dapat berguna di masyarakat dan keluarga. Namun, ada juga
8
seseorang yang memang pada dasarnya memilikii rasa motivasi yang sangat rendah
karena sudah merasa terpuruk pada masa lalunya. Manusia dapat dikatakan
memiliki pemikiran yang labil sehingga tidak dipungkiri dapat melakukan sesuatu
hal buruk pada kehidupannya, mereka belum terlambat untuk berubah menjadi
insan yang baik.
Pengembangan sumber daya manusia di Lembaga Pemasyarakatan harus
diperhatikan agar munculnya rasa motivasi dari diri masing-masing narapidana.
Karena itu dengan adanya motivasi pada diri untuk meningkatkan serta
mengembangkan kepribadian dan kejiwaan manusia untuk menjadi lebih baik.
Melalui kegiatan pembinaan kemandirian seperti bimbingan kerja yang ada di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang diharapkan dapat mewujudkan warga
binaan pemasyarakatan yang terampil dan mandiri serta menjadi dorongan yang
sangat berarti dalam kelancaran dan keberhasilan pembinaan di Lembaga
Pemasyarakatan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan Visitasi di Lapas Kelas I Semarang
dibatasi pada:
9
1. Kegiatan visitasi dilaksanakan di Lapas
Kelas I Semarang secara langsung;
2. Kegiatan visitasi di Lapas Kelas I Semarang diikuti oleh
seluruh peserta Pelatihan Teknis latihan kerja dan kegiatan
kerja produksi tahun anggaran 2023 berjumlah 40 (empat
puluh) orang;
3. Kegiatan visitasi dilaksanakan selama satu hari pada
hari Rabu tanggal 15 Februari Tahun 2023.
10
D. Dasar Hukum
1. UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2022 TENTANG PEMASYARAKATAN.
2. PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN
DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN.
3. INSTRUKSI MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR : M.HH-01.OT.03.01 TAHUN
2014 TENTANG
4. CETAK BIRU (BLUE PRINT) PENINGKATAN KEGIATAN KERJA NARAPIDANA
DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PEMASYARAKATAN PRODUKTIF
5. SK MENTERI HUKUM DAN HAM RI NOMOR: M.HH-01.OT.01.03 TAHUN 2021
TENTANG PILOT PROJECT LAPAS PRODUKTIF.
6. PERATURAN MENTERI TENTANG TATA CARA PERIZINAN DAN PENDAFTARAN
LEMBAGA PELATIHAN KERJA NO.17 TAHUN 2016
BAB II
TINJAUAN UMUM
A. GAMBARAN UMUM OBJEK PKL
A. Profil Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang
11
Lapas Kelas I Semarang dibangun menggunakan kapasitas maksimal 663
orang narapidana dan tahanan yang dibagi dalam 12 blok hunian. Kapasitas ini
belum kapasitas proposional untuk lapas kelas I, di mana normal lapas kelas I
bisa menampung 500 tahanan dan 500 narapidana. Over kapasitas di Lapas
Kelas I Semarang awal pada tahun 2000 berkaitan menggunakan jumlah angka
krimlnalitas pada daerah hukum Provinsi Jawa Tengah meningkat. hingga
ketika 2020 jumlah penghuni baik narapidana juga tahanan Lapas Kelas I
Semarang hingga 1800 penghuni.
2. Visi, Misi dan Motto Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang
Visi : Menjadi lembaga akuntabel, transparan dan profesional dengan
didukung oleh petugas yang mempunyai kompetensi tinggi yang mampu
mewujudkan tertib pemasyarakatan.
Misi :
a. Mewujudkan tertib pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
pemasyarakatan secara konsisten dengan mengedepankan
penghormatan terhadap hukum dan hak asasi manusia.
b. Membangun kelembagaan yang profeslonal dengan berlandaskan
akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi pemasyarakatan.
c. Mengembangkan kompetensi dan potensi sumber daya petugas secara
konsisten dan berkesinambungan.
d. Mengembangkan kerjasama dengan mengoptimalkan keterlibatan
stakeholder.
Motto : Lapas Kedungpane BERTEMAN Bersih, Tertib, Aman, Nyaman
B. STRUKTUR ORGANISASI
12
C. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
mempunyai fungsi:
13
Bagian Tata Usaha terdiri dari:
urusan keuangan.
1. Seksi Regristrasi;
2. Seksi Bimbingan Kemasyarakatan;
3. Seksi Perawatan Narapidana.
14
kerja, mempersiapkan sarana kerja dan mengelola hasil kerja.
15
Bidang Kegiatan Kerja mempunyai tugas :
kerja.
1. Seksi Keamanan;
16
2. Seksi Pelaporan dan Tata Tertib.
3. Seksi Keamanan mempunyai tugas mengatur jadwal
tugas, penggunaan perlengkapan dan pembagian
tugas pengamanan.
17
Kesatuan Pengamanan LAPAS mempunyai tugas menjaga
mempunyai fungsi;
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
B. Hasil Temuan
Lapas Kelas I Semarang berdasarkan hasil praktek kerja lapangan ditemukan bahwa
sudah pantas dan layak menjadi lapas produktif sesuai dengan aturan yang ada. Namun ada
beberapa Hambatan dalam program Pembinaan Kemandirian.
BAB V
PENUTUP
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku
25
Lampiran 1
Dokumentasi Kegiatan
Unit Perikanan
Unit Pertanian
26
Unit Barbershop/Cukur Rambut
Unit Kerupuk
Unit Kaligrafi
Unit Perkayuan
Unit Garmen
27
Unit Tanaman Hias Unit Laundry
Unit Las
28
29
30
31