Anda di halaman 1dari 32

~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

TRADISI TULIS
KEAGAMAAN KLASIK:
MENGUAK HARMONI TEKS
DAN KONTEKS

Editor:
Priscila Fitriasih Limbong
Reza Perwira

LITBANGDIKLAT PRESS
2020

~i~
Tradisi Tulis Keagamaan Klasik: Menguak Harmoni Teks dan Konteks
Hak Cipta@Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, 2020

Penulis:
Bani Sudardi ~ Lalu Muhammad Ariadi ~ As. Rakhmad Idris ~ Zulkarnain Yani ~
Lisa Misliani ~ Dede Burhanudin ~ Ikhwan ~ Mustika Ayu Rakhadiyanti ~
Saeful Bahri ~ Agus Heryana ~ Apria Putra ~ Asep Saefullah

Editor:
Priscila Fitriasih Limbong
Reza Perwira

Cetakan I, November 2020


15 x 23 cm, xiv + 204 hlm
ISBN: 978-623-6925-07-2

Penerbit:
LITBANGDIKLAT PRESS
Jln. MH. Thamrin No. 6 Lantai 17
Jakarta Pusat, 10340
Telp. : +62-21-3920688
Faks. : +62-21-3920688
Website : www.balitbangdiklat.kemenag.go.id
Anggota IKAPI No. 545/Anggota Luar Biasa/DKI/2017

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan


dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit
HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

~ ii ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT., penulisan


buku bunga rampai bidang Lektur dan Khazanah Keagamaan
Balai Litbang Agama Jakarta dengan tema “Tradisi Tulis
Keagamaan Klasik: Menguak Harmoni Teks dan Konteks”
pada tahun anggaran 2020 telah diselesaikan dengan baik.
Buku bunga rampai yang diterbitkan dalam kondisi pandemi
Covid-19 secara global ini merupakan pengembangan diskusi
dari webinar ilmiah yang dilaksanakan oleh bidang Lektur
dan Khazanah Keagamaan Balai Litbang Agama Jakarta yang
diadakan pada Juni sampai dengan September 2020.
Buku bunga rampai yang menyajikan beberapa tulisan
berdasarkan riset dan kajian-kajian ilmiah mengenai tradisi
tulis keagamaan klasik. Buku ini bertujuan memberikan
wawasan kepada para peneliti, akademisi, dan masyarakat
dalam memahami korelasi antara teks dan konteks yang
sehingga informasi yang terdapat dalam isi naskah kuno (teks)
dapat dimanfaatkan dan diimplementasikan secara tepat pada
konteks masa kini dan masa yang akan datang.
Merujuk Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2017
tentang Pemajuan Kebudayaan menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan “manuskrip” merupakan naskah beserta
segala informasi yang terkandung di dalamnya, yang memiliki
nilai budaya dan sejarah, antara lain, serat, babad, hikayat,
dan kitab. Manuskrip itu sendiri disebut juga sebagai naskah
tulisan tangan yang masuk dalam kajian filologi. Makna
“teks dan konteks” pada kajian tradisi tulis keagamaan klasik
(manuskrip/naskah), kata “teks” merupakan bagian isi yang
tertulis di dalam naskah. Isi dari naskah-naskah yang dikaji

~ iii ~
~ KATA PENGANTAR ~

secara ilmiah dapat memberikan wawasan kepada para


peneliti dan akademisi dari berbagai bidang keilmuan serta
masyarakat lainnya. Adapun kata “konteks” merujuk pada
naskah-naskah yang relevan dan dapat dimanfaatkan sebagai
metode pengobatan, bahan ajar di sekolah/madrasah, bukti
sejarah, dan lain sebagainya.
Dalam Rencana Strategis Kementerian Agama 2020-
2024 disebutkan bahwa salah satu arah kerangka dan atau
kebutuhan regulasi, yaitu rancangan Peraturan Menteri
Agama (RPMA) tentang implementasi keselarasan budaya dan
nilai ajaran agama. Urgensi RPMA tentang keselarasan budaya
dan nilai ajaran agama tersebut didasari pada implementasi
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan.
Selain merujuk pada undang-undang tersebut, ragam
aktivitas budaya yang menggambarkan nilai-nilai agama dapat
meningkatkan kesejahteraan umat sehingga diharapkan tidak
ada dikotomi antara budaya dan agama. Pembangunan agama
berbasis budaya menjadi salah satu cara mendekatkan agama
kepada masyarakat dan upaya menjalin soliditas masyarakat
berbeda agama.
Jika dikaitkan dengan Rencana Strategis Kementerian
Agama tersebut, pemahaman teks dan konteks dapat diartikan
sebagai bagian dalam pembangunan agama berbasis budaya
yang menjadi salah satu cara mendekatkan agama kepada
masyarakat. “Teks” dapat diartikan sebagai budaya yang
merupakan kajian-kajian peneliti bidang lektur dan khazanah
keagamaan berupa kajian teks-teks keagamaan klasik
(manuskrip) dan teks keagamaan kontemporer (literatur bahan
pustaka, bahan ajar, dsb). Adapun “konteks” dapat diartikan
sebagai pengembangan dan implementasi dari hasil kajian-
kajian teks yang berorientasi pada dimensi-dimensi agama dan
keagamaan yang juga sebagai tugas dan fungsi Kementerian
Agama. Di situlah diperlukan adanya harmonisasi antara teks

~ iv ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

dan konteks sehingga sinergi ragam kajian budaya-agama


dapat diformulasikan untuk meningkatkan kesejahteraan
umat dan soliditas masyarakat dalam pembangunan bidang
agama khususnya oleh Balai Litbang Agama Jakarta.
Berdasarkan pemikiran tersebut, eksplorasi terhadap
kajian-kajian naskah-naskah keagamaan melalui artikel-
artikel ilmiah yang disatukan dalam buku bunga rampai ini
diharapkan memberikan informasi yang bermanfaat bagi para
peneliti, akademisi, maupun stakeholder lainnya. Kajian-kajian
isi kandungan naskah, pemanfaatan isi naskah, hubungan
naskah dengan perilaku masyarakat, formulasi pemanfaatan
naskah, sampai dengan upaya pemeliharaan naskah itu sendiri
menjadi hal penting yang harus dilakukan oleh para pegiat
naskah dari berbagai elemen organisasi.
Terakhir, dalam kesempatan ini, izinkanlah saya sebagai
Kepala Balai Litbang Agama Jakarta mengucapkan terima kasih
kepada Dr. Priscila Fitriasih Limbong yang telah mengawal
kegiatan penyusunan buku bunga rampai ini sejak awal
penyusunan sampai dengan penerbitan, baik dari sisi substansi
maupun teknis. Apresiasi yang besar juga diberikan kepada para
penulis artikel bunga rampai, tim panitia pelaksana dari Balai
Litbang Agama Jakarta, dan seluruh pihak terkait yang telah
ikut berkontribusi dalam menyelesaikan seluruh rangkaian
kegiatan secara baik sehingga buku ini dapat diterbitkan.
Semoga buku ini dapat memberikan inspirasi bagi stakeholders
sebagai basis pengambilan kebijakan yang bermanfaat terkait
dengan kajian-kajian tradisi tulis keagamaan klasik.

Jakarta, November 2020


Kepala Balai Litbang Agama Jakarta

Dr. Nurudin, M.Si.

~v~
~ KATA PENGANTAR ~

~ vi ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

PROLOG

Buku “Tradisi Tulis Keagamaan Klasik: Menguak Harmoni


Teks dan Konteks” ini merupakan kumpulan artikel hasil
tulisan peneliti naskah klasik dari berbagai institusi di berbagai
wilayah Indonesia. Di dalam buku ini terangkum sembilan
artikel yang berupaya mengenalkan beragam aspek kearifan
lokal dan kekayaan intelektual bangsa yang terdapat pada
naskah klasik. Artikel-artikel tersebut dibagi menjadi tiga
topik besar, yaitu topik obat-obatan dan tradisi pengobatan,
ketahanan mental keluarga dan perilaku masyarakat, serta
penelusuran dan pelestarian naskah klasik. Topik-topik
yang terdapat pada naskah klasik ini mengandung isu yang
masih relevan dengan kehidupan masa kini. Akan tetapi, isu
tersebut, saat ini, kurang dikenal oleh masyarakat yang tidak
menggeluti naskah klasik, bahkan kurang dipahami isinya.
Padahal, isi (teks) yang terkandung di dalam naskah klasik ini
dapat diaktualisasikan dan diterapkan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penerbitan buku
ini merupakan suatu upaya untuk mensosialisasikan isi naskah
kuno agar dapat dimanfaatkan dalam berbagai konteks
kesejahteraan masyarakat.
Berkaitan dengan hal di atas, terdapat tiga artikel dengan
topik obat-obatan dan tradisi pengobatan. Artikel pertama
ditulis oleh Badi Sudardi. Artikel ini membahas konsep
sehat dan tradisi pengobatan dalam budaya Jawa. Artikel
ini membahas Serat Munasiat Jati sebuah serat yang berisi
ajaran tentang tasawuf yang digali dari ajaran raja, sunan, dan

~ vii ~
~ PROLOG ~

guru-guru di Jawa. Naskah ini berisi kompilasi pengetahuan.


Salah satu isu yang dibahas dalam Serat Munasiat Jati adalah
masalah kesehatan dan petunjuk-petunjuk untuk memelihara
kesehatan yang berhubungan dengan tujuan kehidupan batin.
Beberapa pengobatan dan tradisi pengobatan yang terdapat
dalam artikel ini masih relevan di masyarakat.
Artikel kedua berkaitan dengan topik obat-obatan dan
tradisi pengobatan ditulis oleh Lalu Muhammad Ariadi. Artikel
ini membahas naskah-naskah pengobatan di Lombok terkait
aspek historis dan sosiologis. Artikel ini membahas naskah
pengobatan yang, antara lain, terdapat pada Naskah Usada
Rara. Naskah ini berbentuk runutan tanaman-tanaman obat
yang ada di hutan disertai berbagai teknik pengobatan yang
unik dan bahasan tentang manajemen hutan. Di dalam artikel
ini dijelaskan bahwa catatan tentang naskah pengobatan,
setelah kedatangan Islam, dijaga dan diperkaya dalam
bentuk tradisi dan ritual menjaga dan mengelola hutan yang
berdasarkan kepada aturan-aturan dalam Islam.
Pembahasan mengenai naskah pengobatan lainnya
dibahas oleh A.S., Rakhmad Idris, Lisa Misliani, dan Zulkarnain
Yani. Naskah yang dibahas merupakan naskah pengobatan
Koleksi Museum Negeri Propinsi Lampung. Artikel ini
mengulas tiga naskah kuno koleksi Museum Negeri Propinsi
Lampung “Ruwa Jurai”. Salah satu dari tiga naskah tersebut
membahas memang atau mantra untuk mengobati orang
yang kemasukan setan, di dalamya juga dijelaskan bagaimana
cara menggunakan memang atau mantra tersebut. Selain itu,
terdapat pula naskah yang menjelaskan metode pengobatan
sakit perut yang menggunakan kunyit samba dengan disertai
ritual dengan melafazkan kata “akulah Rasulullah, aku tahu
Allah”. Selain itu, terdapat naskah mengenai doa penolak
penyakit bengkak-bengkak (seperti bisul).
Isu tentang ketahanan mental keluarga dan perilaku
masyarakat terdapat pada naskah Wawacan Nyi Zaojah,

~ viii ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

Ibu di dalam Rumahnya, Ajaran Timbangan, dan Oendang-


Oendang Adat Krui. Naskah Wawacan Nyi Zaojah ditulis oleh
Dede Burhanudin dan Ikhwan. Naskah ini membahas karakter
tokoh Nyi Zaojah sebagai perempuan yang sempurna. Nyi
Zaojah merupakan simbol seorang wanita yang mempunyai
ketahanan mental dalam Keluarga. Pada naskah ini dibahas
kesetiaan perempuan terhadap keluarga khususnya kepada
suami. Di dalam naskah ini terdapat tiga kategori perempuan
(al-mar’ah), yaitu: (1) al-Mar’ah as-Salihah, perempuan salehah,
(2) al-Mar’ah as-Sayyi’ah, perempuan durhaka, (3) al-Mar’ah
wa Musyarakatuha fil-Ijtima’iyyah, perempuan mempunyai
peran sosial di masyarakat. Dalam kategori ini, Nyi Zaojah
dapat digolongkan sebagai perempuan shalihah sekaligus
perempuan mental tangguh dan memiliki mental perempuan
shalihah terlihat dari akhlaknya, khusunya akhlak terhadap
Allah, diri sendiri, dan suaminya. Ia merupakan simbol seorang
perempuan yang mempunyai ketahanan mental dalam
kehidupan keluarga, kesetiaaan perempuan terhadap suami,
sebagaimana diajarkan di dalam Islam.
Naskah Ibu di dalam Rumahnya yang ditulis oleh Mustika
Ayu Rakhadiyanti membahas penatalaksanaan ibu hamil
dan anaknya. Dalam naskah ini, kesehatan dan tumbuh
kembang anak menjadi hal yang penting untuk diperhatikan
bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Hal-hal penting
yang dibahas dalam naskah ini berupa cara-cara menjaga
kesehatan fisik dan mental ibu dan anak, mulai dari makanan,
tempat tidur, pakaian, susu, dan lain-lain. Penatalaksanaan ibu
dalam keluarga ini berpengaruh pada kesehatan mental dan
fisik keluarga. Dengan penatalaksanaan yang baik, keluarga
akan terjaga dengan baik, kesehatan spiritual dan sosial
akan terbangun dengan baik pula, dan mampu mewujudkan
masyarakat yang bahagia, harmonis, dan penuh rasa syukur
kepada Sang Pencipta, Allah SWT.

~ ix ~
~ PROLOG ~

Artikel yang membahas perilaku masyarakat ditulis oleh


Saeful Bahri. Naskah yang dikaji adalah Oendang-Oendang
Adat Lampung. Tulisan ini mengkaji nilai-nilai luhur perilaku
masyarakat yang terdapat dalam naskah tersebut dengan
perspektif ajaran dan hukum Islam. Nilai-nilai luhur perilaku
masyarakat Lampung yang terdapat pada naskah Oendang-
Oendang Adat Krui ini dapat dijadikan pedoman bagi semua
masyarakat dalam kehidupan sosial-keagamaan. Artikel yang
membahas perilaku masyarakat dalam naskah juga dibahas
oleh Agus Heryana. Artikel ini membahas ajaran kerohanian
Islam yang teradapat pada Ajaran Timbangan. Artikel ini
membahas renungan terhadap berbagai masalah hidup yang
terdapat pada naskah ini. Inti ajaran yang dibahas adalah
tentang akal yang digunakan untuk berfikir tentang ciptaan
Tuhan dan peristiwa yang terjadi di sekitar kehidupan manusia
menjadi langkah awal dalam memahami Ajaran Timbangan.
Isu tentang penelusuran naskah dan pelestarian naskah
dibahas oleh Apria Putra dan Asep Saefullah. Apria Putra
membahas penulusuran naskah kuno di Minangkabau. Di
dalam artikel ini dibahas tradisi pernaskaan yang masih lestari
di surau-surau Tarekat di Darek. Tradisi ini dapat dilihat dari
tradisi penyalinan manuskrip kaifiyat Tarekat yang dilakukan
oleh murid berdasarkan perintah dari syaikh. Tradisi ini
dijumpai, misalnya, di Surau Simabua, di Taram. Surau ini
merupakan Zawiyah Tarekat Naqsyabandiyah Khalidiyah
yang masih aktif sampai saat ini. Pada artikel ini juga dibahas
potensi Minangkabau sebagai salah satu “lumbung” naskah di
Nusantara.
Artikel yang membahas tentang pelestarian naskah
ditulis oleh Asep Saefullah. Artikel ini membahas digitalisasi
naskah dengan tujuan pelestarian naskah. Digitalisasi naskah
sesungguhnya merupakan upaya penyelamatan naskah dan
sekaligus pelestarian tradisi tulis masa lalu ke dalam media baru,
yakni foto digital. Metode pelestarian naskah ini merupakan

~x~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

cara yang efektif dalam mewariskan isi naskah kepada


generasi yang akan datang. Digitalisasi merupakan usaha
alih media. Hasil digitalisasi tersebut dapat dialihmediakan
dalam bentuk katalog naskah online. Dengan adanya katalog
online ini, informasi tentang naskah dapat dijangkau kapan
saja dan di mana saja sepanjang ada jaringan internet. Upaya
ini bukan saja memberikan kemudahan untuk menjangkau
dan memperolehnya tetapi juga sekaligus sebagai upaya
penyelamatan dan pelestarian warisan budaya bangsa.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, terlihat bahwa tradisi
tulis keagamaan klasik mampu menguak hubungan yang erat
antara teks dan konteks. Hubungan yang harmonis antara
teks dan konteks ini akan lebih bernilai apabila ada upaya
untuk mengaktualisasikan kembali teks-teks obat-obatan dan
tradisi pengobatan serta teks-teks ketahanan mental keluarga
dan masyarakat melalui penelusuran dan pelestarian naskah.
Aktualisasi teks ini perlu dilakukan agar upaya revitalisasi
naskah menjadi lebih efektif dan efisien. Sinergi antara
aktualisasi dan revitalisasi akan membuktikan bahwa naskah
tidak sekedar benda budaya yang hanya bernilai secara fisik
tetapi juga benda budaya yang memiliki nilai kebermanfaatan
yang tinggi sepanjang masa.

Jakarta, November 2020

Dr. Priscila Fitriasih Limbong, S.S., M.Hum.


Program Studi Indonesia FIB UI

~ xi ~
~ PROLOG ~

~ xii ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ---------------------------------------- iii


Prolog -------------------------------------------------- vii
Daftar Isi ----------------------------------------------- xiii

Konsep Sehat dan Tradisi Pengobatan


dalam Budaya Jawa ----------------------------------- 1-16
Bani Sudardi
(Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta)

Naskah-Naskah Pengobatan di Lombok:


Aspek Historis dan Sosiologis ----------------------- 17-36
Lalu Muhammad Ariadi
(Institut Agama Islam Hamzanwadi Nahdhatul Waton
Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat)

Naskah Pengobatan Koleksi Museum Negeri


Provinsi Lampung Ruwa Jurai ----------------------- 37-54
As. Rakhmad Idris
(Kantor Bahasa Provinsi Lampung)
Zulkarnain Yani
(Balai Litbang Agama Jakarta)
Lisa Misliani
(Kantor Bahasa Provinsi Lampung)

Ketahanan Mental Keluarga dalam


Naskah Sunda ----------------------------------------- 55-74
Dede Burhanudin
(Balai Litbang Agama Jakarta)
Ikhwan
(Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Bandung)

~ xiii ~
~ DAFTAR ISI ~

Kesehatan Fisik dan Mental Keluarga


dalam Naskah Ibu di dalam Rumahnya ---------- 75-100
Mustika Ayu Rakhadiyanti
(Masyarakat Pernaskahan Nusantara)

Nilai-Nilai Luhur Perilaku Masyarakat dalam


Manuskrip Oendang-Oendang Adat Krui,
Lampung --------------------------------------------- 101-122
Saeful Bahri
(Balai Litbang Agama Jakarta)

Naskah Ajaran Timbangan: Fungsikan Akal,


Berpikirlah! ------------------------------------------ 123-136
Agus Heryana
(Balai Pelestarian Nilai Budaya Jawa Barat)

Penelusuran Naskah Kuno di Minangkabau:


Pergulatan Tradisi dan Kemodernan -------------- 137-152
Apria Putra
(IAIN Bukittinggi, Sumatera Barat)

Dari Digitalisasi Naskah Ke Pelestarian Tradisi Tulis


Hingga Pemetaan Keilmuan di Nusantara ------- 153-184
Asep Saefullah
(Balai Litbang Agama Jakarta)

Epilog ------------------------------------------------ 185-188


Indeks ------------------------------------------------ 189-194
Data Penulis ----------------------------------------- 195-203

~ xiv ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

Naskah Pengobatan Koleksi Museum


Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai
As. Rakhmad Idris
Kantor Bahasa Provinsi Lampung
(asrakhmad@gmail.com)
Zulkarnain Yani
Balai Litbang Agama Jakarta
(yanizulkarnain77@gmail.com)
Lisa Misliani
Kantor Bahasa Provinsi Lampung
(lisamisliani@gmail.com)

Pendahuluan
Naskah kuno atau manuscript merupakan teks tertulis
yang mengandung berbagai pemikiran, pengetahuan, adat
istiadat, dan perilaku masyarakat masa lalu. Dibandingkan
dengan bentuk-bentuk peninggalan budaya material non-
tulisan di Indonesia, seperti candi, istana, dan masjid, jumlah
peninggalan budaya dalam bentuk naskah kuno jauh lebih
besar (Achadiati, 1997: 24).

~ 37 ~
~ NASKAH PENGOBATAN KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG ~

Sebagai warisan budaya bangsa, upaya inventarisasi,


pelestarian, konservasi, dan penggalian materi, serta nilai-
nilai yang terkandung di dalam naskah kuno merupakan
sesuatu yang sangat diperlukan (Fadhal Bafadhal (ed.), 2006:
xiii). Oleh karena itu, keberadaan naskah kuno perlu dijaga
dan dilestarikan sebagai aset kebudayaan nasional Indonesia
(Barried, 1994: 8).
Salah satu upaya pelestarian warisan budaya bangsa
tersebut adalah melalui penelitian yang mendalam, baik
melakukan inventarisasi maupun kajian isi teks naskah kuno
tersebut yang tentu berguna bagi kehidupan keagamaan dan
budaya. Tulisan ini akan membicarakan khazanah naskah kuno
pengobatan di Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai
yang belum pernah dibahas. Sangat penting untuk diketahui,
bahwa naskah kuno yang berisi tentang pengobatan
menjadi salah satu tema naskah yang menjadi sorotan dan
perbincangan di kalangan akademis, selain tema mitigasi
bencana dan moderasi beragama saat ini.
Hal ini disebabkan tata cara dan metode pengobatan
tradisional banyak bersumber dari naskah kuno. Selama ini
naskah kuno mengenai pengobatan tidak pernah menjadi
rujukan di dalam melakukan pengobatan berbagai macam
penyakit. Sejak adanya wabah pandemi Covid-19 yang melanda
dunia, kalangan akademik mencari berbagai macam rujukan
untuk menemukan obat atau vaksin Covid-19 bersumber dari
naskah kuno. Wabah Covid-19 menjadi berkah tersendiri bagi
manuskrip kuno. Berbagai naskah kuno yang ada di Nusantara,
khususnya naskah yang mengandung khazanah dan tata cara
pengobatan tradisional mendapat perhatian khusus kalangan
akademis terutama dunia kedokteran dengan cara membaca
dan mengkaji naskah-naskah kuno pengobatan.
Berbagai seminar virtual atau webinar yang mengangkat
tema pengobatan bersumber pada naskah kuno banyak
dilakukan oleh lembaga perguruan tinggi di dalam dan luar

~ 38 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

negeri, dan lembaga-lembaga penelitian yang ada di Indonesia.


Hasilnya menakjubkan. Masyarakat akademis dan kedokteran
mulai mengenal resep-resep pengobatan tradisional yang
telah dilakukan oleh nenek moyang pada zaman dahulu yang
dapat diterapkan dan digunakan untuk mengobati berbagai
macam penyakit.
Tulisan ini berupaya mengangkat berbagai khazanah
naskah kuno pengobatan yang terdapat di Museum Negeri
Provinsi Lampung Ruwa Jurai. Naskah kuno tersebut selama
ini belum tersentuh kalangan akademis untuk dikaji lebih
lanjut. Tulisan ini bertujuan memberikan informasi mengenai
naskah-naskah kuno pengobatan yang ada di Museum Ruwa
Jurai. Tulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
para filolog, pengkaji naskah kuno, dan pemerhati kesehatan
mengenai khazanah naskah-naskah kuno pengobatan yang
ada di Museum Ruwa Jurai bahkan bisa menjadikannya bahan
rujukan dan kajian selanjutnya.
Dalam pemaparan tulisan ini, penulis menggunakan
metode filologi, berupa inventarisasi dan pemerian atau
deskripsi naskah kuno dengan menggunakan teori kodikologi
(Mulyadi, 1994; 38-41, Mu’jizah & Maria Indra Rukmi, 1998),
berupa pemberian kode dan nomor naskah, judul naskah,
tempat penyimpanan naskah, asal naskah, pemilik, jenis alas
naskah, kondisi fisik naskah, penjilidan, jumlah halaman,
jumlah baris pada setiap halaman, panjang dan lebar halaman
naskah dalam sentimeter, panjang dan lebar teks dalam
sentimeter, huruf dan bahasa yang digunakan, ringkasan isi,
serta catatan-catatan lain yang dianggap perlu. Penting untuk
diketahui bahwa butir-butir di atas hanya dapat diperikan
secara maksimal pada naskah yang diketahui secara utuh
bentuk fisiknya.
Kajian atau pun penelitian mengenai naskah-naskah
Lampung sudah banyak dilakukan. Studi awal mengenai
naskah Lampung ini dilakukan oleh Van der Tuuk pada tahun

~ 39 ~
~ NASKAH PENGOBATAN KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG ~

1868 dengan menerbitkan buku berjudul Les Manuscripts


Lampongs. Buku tersebut berisi uraian mengenai koleksi
naskah-naskah berbahasa Lampung atas permintaan mantan
Gubernur Jenderal M. Le Baron van de Beele. Buku berbahasa
Prancis tersebut memuat sebagian besar naskah dalam aksara
Lampung kuno dan aksara Jawi. Ada beberapa naskah yang
berisi mantra-mantra, bubandung, dan simbol-simbol. Ada
juga tulisan yang berisi prosa dalam bahasa Lampung berjudul
“Bandoeng Tangis Lampung”, “Tjarita Badan Miskin”, “Bandoeng
Lampong”, “Soerat Sama Moelie”. Ia menyalin naskah-naskah
tersebut dari naskah yang ditulis di atas bambu, rotan, kulit
pohon, dan kertas. Van der Tuuk juga menyebutkan asal
muasal sebagian naskah itu, seperti Krui dan Lehan. Bahkan
ia juga melampirkan daftar 19 alfabet Lampung dan cara
pemakaiannya.
Kajian lain adalah tulisan Sarwit Sarwono (1993) yang
mengkaji naskah kuno dengan judul “Juraian Beringin:
Suntingan Teks dan Tinjauan Bentuk pada Aksara Ulu dan
Rumpunnya”. Kemudian Titik Pudjiastuti (1996) mengkaji
tentang “Aksara dan Naskah Kuno Lampung dalam Pandangan
Masyarakat Lampung Kini”. Ia memaparkan problematika
sikap masyarakat Lampung terhadap aksara dan naskah milik
mereka pada masa kini.
Lisa Misliani (2012) juga melakukan penelitian terhadap
salah satu naskah kuno yang disimpan di Perpustakaan Nasional
RI. Ia menulis sebuah tesis yang berjudul “Suntingan Teks
dan Telaah Gejala Melayu pada Naskah Beraksara Lampung
NLP97N69”. Lisa Misliani mengkaji manuskrip yang beraksara
Lampung dan berbahasa Melayu dengan memaparkan
kekhasannya yang dimaknai sebagai gejala bahasa Melayu.
Ia meneliti naskah lama beraksara Lampung NLP97N69 yang
isinya mengenai Nur Muhammad. Fokus kajiannya adalah
pada gejala bahasa yang digunakan dalam naskah tersebut

~ 40 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

yaitu bahasa Melayu Lampung. Lisa juga menjelaskan bahwa


naskah NLP97N69 tersebut menggunakan bahasa Melayu
yang memiliki pengaruh dialek Lampung Pesisir dan dialek
Banten.
Tentu saja masih ada beberapa kajian ataupun penelitian
lainnya mengenai naskah kuno Lampung. Akan tetapi, kajian
ataupun penelitian yang fokus pada upaya khazanah naskah-
naskah kuno Lampung tentang pengobatan , khususnya
naskah-naskah kuno yang ada di Museum Negeri Provinsi
Lampung Ruwa Jurai, sama sekali belum dilakukan. Oleh
karena itu, kajian ini menjadi penting untuk dilakukan sebagai
upaya mengisi ruang kosong penelitian mengenai khazanah
naskah-naskah kuno Lampung tentang pengobatan.

Naskah Kuno Koleksi Museum Negeri Provinsi


Lampung Ruwa Jurai
Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai memiliki
dan menyimpan 34 buah naskah kuno yang masuk dalam
kategori filologika. Dari 34 koleksi tersebut, media tulis atau
alas naskah yang digunakan berbeda-beda yaitu bahan kulit
kayu halim, kertas daluang, daun lontar, batang bambu dan
tanduk kerbau.
Klasifikasi naskah koleksi museum ini berdasarkan aksara
terdiri atas aksara Lampung kuno sebanyak 28 naskah, aksara
Arab sebanyak 3 buah naskah dan aksara Bali kuno sebanyak
1 buah naskah. Adapun klasifikasi naskah berdasarkan bahasa,
naskah-naskah tersebut menggunakan bahasa Lampung
kuno, Melayu, Arab, Banten, Jawa kuno, Batak, dan Bali. Tak
jarang ditemui satu naskah yang di dalamnya menggunakan
lebih dari satu bahasa dan menguraikan isi yang berbeda.
Sebagian naskah yang ada di museum ini menggunakan
alas naskah berupa kulit kayu halim (gaharu) yang berasal dari
pohon yang ada di Lampung. Naskah kulit kayu halim ini terdiri

~ 41 ~
~ NASKAH PENGOBATAN KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG ~

atas 26 naskah, kertas daluang sebanyak 3 naskah, bambu 1


naskah, tanduk kerbau 1 naskah, dan lontar 1 naskah.
Naskah-naskah yang ada di museum ini diperoleh dengan
cara “ganti rugi” kepada pemilik naskah yang berasal dari
berbagai daerah di wilayah Provinsi Lampung antara lain
Labuhan Maringgai (Lampung Timur), Tanjung Karang Pusat,
Kalianda (Lampung Selatan), Cukuh Balak (Lampung Selatan),
Blambangan Umpu (Way Kanan), dan daerah lainnya.
Adapun naskah-naskah kuno yang ada di Museum
Negeri Provinsi Lampung ini memiliki tema atau pembahasan
yang beraneka ragam. Di antaranya naskah Al-Qur’an, fikih,
pengobatan, memang atau mantra, dan doa. Bila dilihat
dari tema dan isi teksnya, naskah-naskah yang disimpan di
Museum Negeri Provinsi Lampung ini, meskipun sebagian
besar menggunakan aksara Lampung kuno dan beberapa
naskah ditulis di atas kulit kayu halim, tetapi isinya berkaitan
dengan ajaran Islam. Khusus pada tulisan ini, teks yang
akan dibahas adalah naskah-naskah kuno yang di dalamnya
memerikan tentang pengobatan.

Naskah-Naskah Kuno Pengobatan Koleksi Museum


Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, terdapat tiga
naskah kuno koleksi Museum Provinsi Lampung Ruwa Jurai
yang membahas tentang pengobatan. Berikut ini penulis
deskripsikan naskah-naskah kuno berisi teks tentang
pengobatan tersebut sebagai berikut:

Naskah Nomor Inventaris: 1051_27


Judul Naskah Mantra
Koleksi Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai
Nomor Naskah Inv. Nas. 1051_27
Bahan Naskah Kulit kayu halim

~ 42 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

Aksara Had Lampung


Bahasa Lampung
Bentuk Teks Syair
Ukuran naskah 13,5 cm x 12 cm
Tebal naskah 1,5 cm
Jumlah halaman 36 hlm

Naskah ini berdasarkan koleksi Museum Negeri


Provinsi Lampung bernomor inventaris 27. Naskah ini tidak
memiliki judul karena pada bagian awal teks tidak memiliki
keterangan judul. Akan tetapi, beberapa kata seperti yang
tertera pada bagian awal teks memperlihatkan gabungan
kata dengan bunyi yang teratur. Oleh sebab itu, teks ini dapat
dikategorikan berbentuk syair dan berjenis memang (mantra).
Di sisi lain, penulis naskah ini diduga kuat telah mendapat
pengaruh Islam karena penyebutan lafaz Allah dan Nabi
Muhammad ditemukan dalam teks. Selain itu, naskah ini juga
mencantumkan gambar yang sulit diketahui maknanya.
Kondisi fisik naskah dalam kondisi baik. Aksara di dalam
teks masih dapat dibaca dengan jelas. Bahan naskah terbuat
dari kulit kayu halim yang merupakan salah satu ciri khas
naskah-naskah beraksara Lampung. Teks pada naskah ini
menggunakan tiga bahasa, yaitu Melayu, Serang, dan Arab.
Sebagaimana umumnya mantra, teks ini diawali dengan
beberapa kata yang bermakna kontekstual. Memang atau
mantra yang terkandung dalam teks ini berisi rapalan agar
tubuh pembaca kebal terhadap benda tajam; mantra untuk
mengobati orang yang kerasukan setan, caranya dengan
menyiapkan bulangkeh (air yang telah dibacakan doa), lalu
bulangkeh tersebut dipercikkan atau diusapkan pada bagian
tertentu di tubuh penderita; mantra bagi bujang dan gadis agar
dicintai; mantra basa tiga belas, yaitu 13 buah permohonan
kita kepada Allah SWT.; dan mantra untuk mencuci muka
agar orang yang melihat wajahnya terpana, sehingga pelaku

~ 43 ~
~ NASKAH PENGOBATAN KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG ~

kejahatan tidak dapat melarikan diri. Pada akhir teks dituliskan


kalimat-kalimat pujian pada Allah dan penegasan mengenai
pengetahuan yang hanya dimiliki pengarang.

Petikan Awal Teks:


Transliterasi teks
“Tawakh upas tawakh...
Siliwang liwang Siliwang
liwang tatekha anak
sitan pana khiyan Nabi
Muhamad...Mulamu jadi
jin tunggal hasun namamu
sekhapal namamu hawa ni
jin jumbawa. Mulamu jadi
Gambar 1. Halaman pertama naskah
jin tunggal lawak Sati ulayan
bmu upas putih tukhun di
jubang tukhun dibayang-bayang putih gitoh putih nukhun
sa upas jabakhail nawakhi sagala upas tawakh”
Terjemahan teks
“Tawar bisa tawar... Tergantung melayang tergantung
melayang ternyata anak setan perusak Nabi Muhammad...
Permulaanmu jadi jin tunggal Hasun namamu sakhapal
namamu hawanya jin Jumbawa permulaanmu jadi jin
tunggal laut berisi ularmu bisa putih turun di Jubang di
bayang-bayang putih getah putih nurunkan upas Jabarail
menawarkannya segala upas tawar.
Petikan Akhir Teks:
Transliterasi teks
“Kitikhi di hampuku
hati ni khakhaya atawa
di hati tajah atawa ya
dibebekh tawa di ucuk
ma tawa ditajah ma tawa
dipangkal ma...Lailah
tasalim lalailahiburruhim
Kakekha tipisi pula Gambar 2. Halaman akhir naskah
banun.”

~ 44 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

Terjemahan teks
“Itiknya hampukhu. Hatinya khakhaya atau di atas hati
atau di bibir atau dia diujung lidah atau di atas lidah atau
dipangkal lidah. Tiada Tuhan yang tak selamat, Tiada
Tuhan yang tak penyayang. Hanya pengarang yang tahu
maksudnya

Naskah Nomor Inventaris: 2921


Judul Naskah Memang Tolak Bala
Koleksi Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai
Nomor Naskah No. INV. NAS : 2921
Bahan Naskah Kulit kayu halim
Aksara Had Lampung
Bahasa Lampung
Bentuk Teks Prosa
Ukuran naskah 13 cm x 11 cm
Tebal naskah 1,1 cm
Muka A : 11 hlm
Jumlah halaman
Muka B : 4 hlm

Naskah ini berdasarkan koleksi Museum Negeri Provinsi


Lampung bernomor inventaris 2921. Naskah ini diperoleh
pada tahun anggaran pengadaan 1993/1994 dengan metode
ganti rugi dengan pemilik naskah. Naskah ini diperoleh dari
masyarakat yang beralamat di Teluk Betung, Bandar Lampung.
Naskah ini terdiri atas dua teks (dua muka; A dan B) dan
dalam kondisi baik dan dapat dibaca. Naskah berbentuk
persegi panjang, ditulis dengan tinta berwarna hitam. Secara
keseluruhan naskah ini merupakan memang. Pada halaman
pertama bagian sebelah sisi kiri terdapat gambar yang
merupakan simbol rajah. Rajah dimaksudkan untuk menambah
kekuatan memang pada saat digunakan.
Naskah muka A berisi memang jahat untuk menghancurkan
masa depan seorang gadis agar tidak atau lama mendapatkan
jodoh dan gadis itu menjadi malu karena tidak mendapatkan

~ 45 ~
~ NASKAH PENGOBATAN KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG ~

jodoh. Adapun naskah


muka B berisi memang
untuk mengobati
penyakit perut dan doa,
serta memang untuk
Gambar 3. Naskah Memang Tolak Bala’
melindungi diri.

Petikan Awal Teks

Transliterasi teks Terjemahan


Bukhik (sejenis setan)
merah selalu berpikir
Bukhik abang jakham kikhi menjerumuskan orang
tunggal panta kabelah ke arah kiri, sebagai
kakhut bakhuga tapak sekin kendaraannya adalah suara
bukhung dinang burung atau ayam bekisar,
ayam ini mempunyai jalu/taji
yang tajam seperti pisau.
Bulu temiang (bulu yang
Bulu tumi yang belah gatal pada bambu? Berbelah-
khandang bebet tunggal belah yang banyak satu-satu
sakhanjau minyak-minyak menancap di bagian dubur
khua campang si bujang di kedua belah bagian dubur
tan pucat mati hingga membuat si bujang
pucat seperti mati.
Saya yang sengaja membuat
... permata hilang mukjizatnya
dan musnah. Satu-satu
Syala daha jiha ja... pa mata pasak (kemaluan laki-
darama kala yang bebet laki milikku). Ditumbuhi
tunggal pasag di tuwohi bulu hitam, lesungnya
bulu halam lesungni suh (kemaluan wanita). Gatalah
bedeg di batu liet bulu (bedeg=bedik=cacing kermi
bunga bulu timiyang mati pada liang dubur), sibatu liyet
(klitoris wanita). Bulu bunga
(panau) bulu gatal membuat
mati.

~ 46 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

Dia ( jejaka) mempunyai pahat


Si layang si pahak batu
yang kuat seperti batu tegak,
si guling tihang bulu
seperti tiang berbulu gatal
tumiyang mati
yang mati.
Sukhaja (kemaluan laki-laki)
Sukhaja muncah si suh mengeluarkan air mani/
khaja nawa sperma yang menjadi raja
binatang
Tawon yang gatal bubar
Tabuah belah khandang ci
beterbangan ke awan
pai luwakh saawan anggan
biasanya menuju tempat
dipa sakhanjau si tuwohan
yang penting ditumbuhi/
kala babingkeng hada yang
disenangi sebangsa bulu
in ......
yang keriting Cuma yang ....

Petikan Akhir Teks


Transliterasi teks Terjemahan
Inji memang dikedai Ini memang sakit perut karena
tiayit tunggangan makanan yang dilarang/pantang
kunjekh kemudian dilarang. Caranya
diurutkan di perut dengan
Akunkah khasullah aku
menggunakan kunyit. Bacaannya
tahu di Allah li taala
; akullah Rasulullah, aku tahu di
li di yah di .. tula buyu
Allah Ta’ala lidiyahi ... bulu yang
diyam dihulu kembung
tinggal di kepala/yang tumbuh
kehulu ni saikaliyan
di kepala membesar ke hulunya
jangkakh maka da a
sekalian jangkar (sejenis setan).
mula manjadi gelung
Maka dari itu (setan tadi asal
mulanya cacing).

Informasi Tambahan
Naskah kulit kayu ini banyak menggunakan pepatah,
kata kiasan, dan bahasa rahasia (bahasa taki), serta lambang-
lambang khusus yang merupakan ciri khas masyarakat
masa lampau. Bahasa rahasia atau lambang-lambang biasa
digunakan dengan tujuan agar pihak lain tidak terlalu mudah
mengetahui maksud tulisan.

~ 47 ~
~ NASKAH PENGOBATAN KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG ~

Naskah Nomor Inventaris: 689


Judul Naskah Memang dan Rajah
Koleksi Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai
Nomor Naskah No. INV. NAS : 689
Bahan Naskah Kulit kayu halim
Aksara Had Lampung
Bahasa Lampung
Bentuk Teks Prosa
Ukuran naskah 14,4 cm x 11,8 cm
Tebal naskah 0,7 cm
Jumlah halaman 16 hlm

Naskah ini berdasarkan koleksi Museum Negeri Provinsi


Lampung bernomor inventaris 689. Naskah ini tidak memiliki
judul karena pada bagian awal teks tidak memiliki keterangan
judul. Akan tetapi, beberapa kata seperti yang tertera pada
bagian awal teks memperlihatkan gabungan kata dengan
bunyi yang teratur. Oleh sebab itu, teks ini dapat dikategorikan
berbentuk syair dan berisi memang (mantra) dan rajah. Penulis
naskah ini juga sudah mendapat pengaruh Islam karena lafaz
Allah dan Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam teks.
Selain itu, naskah ini juga berisi gambar yang sulit
diketahui maknanya. Naskah ini dalam kondisi baik meskipun
ada beberapa halaman yang tulisannya sudah luntur dan sulit
dibaca.
Naskah ini membicarakan tentang dua hal, yaitu:
1. Khajar Haban Bakhah; yaitu rajah untuk menjaga
keselamatan agar
terhindar dari penyakit.
Digunakan dengan cara
menggantung atau
menempelkannya di
atas pintu utama masuk
rumah. Namun, dapat Gambar 4. Halaman pertama naskah
juga digunakan untuk Memang dan Rajah

~ 48 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

mengobati penyakit tertentu dengan memasukkan rajah


tersebut ke sebuah wadah yang berisi air putih.
2. Memang; tak lain merupakan mantra. Fungsi dari
mantra tersebut antara lain untuk pengobatan, tolak
bala, penyembuhan agar wanita memiliki keturunan,
permohonan agar calon bayi setelah lahir menjadi anak
yang cantik atau tampan, dan doa untuk pengasihan.
Mantra-mantra ini dibacakan pada waktu-waktu tertentu,
baik secara langsung maupun tidak langsung di hadapan
si pasien atau orang yang dimaksud dalam mantra.
Foto naskah berikut ini terdapat pada halaman pertama
naskah. Isi teks berupa doa penolak penyakit bengkak-bengkak
(seperti bisul). Doa ini dibacakan kepada orang yang menderita
penyakit bengkak-bengkak. Rajah (gambar yang ada) ini lalu
dijadikan azimat yang harus ditempelkan di badan. Kata-kata
dalam teks ini tidak dapat diterjemahkan secara kata per kata
karena tidak memiliki arti tertentu. Namun, kata-kata tersebut
dipakai dan dirangkai penulis dengan pola pemenggalan kata-
kata khusus yang hanya dipahami sendiri oleh pengarang.

Gambar 5. Bagian lain halaman pertama naskah

~ 49 ~
~ NASKAH PENGOBATAN KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG ~

Petikan Awal Teks


Transliterasi teks Terjemahan teks
Ka induk Adam bapak Ketika orang tua Adam bapakmu
mu lepas niku di dunia melepas kamu ke dunia fana
pana induk inangmu. melalui ibu pengasuhmu.
Sasiyah sanak sina. Bisikkan ke telinga anak itu.
Kukha-kukha tipandi Penyakit kuha-kuha (malaria)
miyang mupung mati dimandikan siang hari. alangkah
bani bukha-bukha ya beraninya kamu kuha-kuha
khilasakh mu. Kukha- engkau kesasar. Kukha kukhi
kukhi luput di lakakh luput dan matilah kamu di
mati dang niku nukha- tempat tegalan jangan kamu
nukhi ..... niku nukha ..... hidup kuha ..... kamu penyakit
..... niku nukha kuha ..... kamu penyakit kuha

Petikan Akhir Teks


Transliterasi teks Terjemahan teks
Waskh-waskh wajakh Gelisah-gelisah berdenyut-
wajakh khepkatakhep denyut terdiam-diam
pakh khani ta taga tutu setiap hari menunggu satu
sai gula gala taga da pai penentuan bekerja tak tentu
tanjung papakhi ku panah yang dikerjakan (perasaan)
ke dimata tiga tung sedih kupanahkan di mata tiga kali
ati ni di adik ku sai da – a alangkah sedihnya hatinya
cak sai khilaku adikku si wanita itulah
kerelaanku

Gambar 6. Halaman akhir naskah

~ 50 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

Informasi Tambahan
Naskah ini diperoleh pada tahun pengadaan 1989/1990
dengan metode ganti rugi kepada pemilik naskah. Naskah ini
diperoleh dari masyarakat yang beralamat di daerah Durian
Payung Tanjung Karang, Bandar Lampung.

Penutup
Berdasarkan hasil pemaparan di atas, terdapat tiga naskah
kuno koleksi Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai
yang di dalamnya memaparkan tentang pengobatan. Naskah-
naskah kuno yang berisi teks tentang pengobatan tersebut
ditulis di atas alas naskah berupa kulit kayu halim. Menurut
informasi dari masyarakat, kayu halim merupakan kayu yang
berasal dari pohon gaharu dan ada di Provinsi Lampung.
Ditinjau dari segi aksara dan bahasa yang digunakan, teks
dalam naskah ini menggunakan aksara asli Lampung yaitu Had
Lampung dan bahasa Lampung. Namun, sangat disayangkan
naskah kuno tersebut tidak memberikan informasi mengenai
penulis atau penyalinnya. Ketiadaan informasi ini diketahui
karena tidak ditemukan kolofon yang menyebutkan nama
penulis atau penyalin dan informasi mengenai tahun penulisan
teks tersebut. Untuk mengetahui lebih detil usia kulit kayu
tersebut, peneliti harus melakukan uji laboratorium dengan
membawa naskah kuno tersebut ke laboratorium.
Naskah kuno dengan nomor inventaris 1051_27 berisi
teks yang di dalamnya memaparkan memang atau mantra
untuk mengobati orang yang kerasukan setan. Naskah ini juga
menjelaskan metode menggunakan memang atau mantra
tersebut yaitu dengan memercikkan atau mengusapkan
Bulangkeh (air yang telah dibacakan doa) pada bagian tertentu
di tubuh orang yang kerasukan setan.
Adapun naskah kuno dengan nomor inventaris 2921 terdiri
atas muka A dan muka B. Isi naskah muka B berupa memang

~ 51 ~
~ NASKAH PENGOBATAN KOLEKSI MUSEUM NEGERI PROVINSI LAMPUNG ~

untuk pengobatan penyakit perut. Di dalamnya dijelaskan


juga metode pengobatannya yaitu dengan cara diurutkan di
perut pasien menggunakan kunyit sembari dibacakan kalimat
mantra “akullah Rasulullah, aku tahu di Allah ta’ala lidiyahi ...
bulu yang tinggal di kepala/yang tumbuh di kepala membesar
ke hulunya sekalian jangkar”.
Begitu juga naskah kuno dengan nomor inventaris 689.
Naskah ini berisi teks doa penolak penyakit bengkak-bengkak
(seperti bisul). Doa tersebut dibacakan pada orang berpenyakit
bengkak-bengkak lalu rajahnya dijadikan azimat yang harus
ditempelkan di badan pasien. Demikian pemaparan atas tiga
naskah kuno beraksara Lampung yang menguraikan tentang
pengobatan tradisional. Kajian ini memperlihatkan adanya
hubungan antara mantra, memang, doa, dan praktik-praktik
pengobatan tradisional yang pernah dikenal masyarakat
Lampung pada masa itu.

Daftar Pustaka
Achadiati. 1997. Filologia Nusantara, Jakarta: Pustaka Jaya.
Bafadhal, Fadhal. 2006. Kumpulan Sinopsis Hasil-Hasil
Penelitian Lektur Keagamaan, Jakarta: Badan Litbang dan
Diklat Departemen Agama.
Baried, Siti Baroroh. 1994. Pengantar Teori Filologi, Yogyakarta:
Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada.
Grijns, C.D. 1996. Van der Tuuk and The Study of Malay,
Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde Deel 152,
3de Afl. pp. 353-381
Misliani, Lisa. 2012. Suntingan Teks dan Telaah Gejala Melayu
pada Naskah Beraksara Lampung NLP97N69, (Tesis),
Depok: Fakultas Ilmu Budaya Program Studi Ilmu Susastra.
Mu’jizah dan Maria Indra Rukmi. 1998. Penelusuran dan
Penyalinan Naskah-Naskah Riau Abad XIX: Sebuah Kajian
Kodikologi, Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

~ 52 ~
~ TRADISI TULIS KEAGAMAAN KLASIK: MENGUAK HARMONI TEKS DAN KONTEKS ~

Mulyadi, S.W.R. 1994. Kodikologi Melayu di Indonesia, Jurnal


Lembar Sastra Edisi Khusus No. 21, Depok: Fakultas Sastra
Universitas Indonesia.
Pudjiastuti, Titik. 1997. Aksara dan Naskah Kuno Lampung
dalam Pandangan Masyarakat Lampung Kini, Jakarta:
Depdikbud.

~ 53 ~

Anda mungkin juga menyukai