Anda di halaman 1dari 23

16.

ELEMEN PENILAIAN BAB PROGRAM NASIONAL (PROGNAS)

Gambaran Umum

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) bidang kesehatan telah ditentukan
prioritas pelayanan kesehatan dengan target yang harus dicapai. Salah satu fungsi rumah sakit adalah
melaksanakan program pemerintah dan mendukung tercapainya target target pembangunan nasional.
Pada standar akreditasi ini Program Nasional (Prognas) meliputi:
Peningkatan kesehatan ibu dan bayi.
Penurunan angka kesakitan Tuberkulosis/TBC.
Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS.
Penurunan prevalensi stunting dan wasting.
Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit.

Pelaksanaan program nasional oleh rumah sakit diharapkan mampu meningkatkan akselerasi
pencapaian target RPJMN bidang kesehatan sehingga upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat meningkat segera terwujud.

445
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Bayi

Standar
PROGNAS 1 Rumah sakit melaksanakan program PONEK 24 jam dan 7 (tujuh) hari seminggu.

Maksud dan Tujuan Rumah sakit melaksanakan program PONEK sesuai dengan pedoman PONEK yang berlaku dengan langkah langkah sebagai
PROGNA
S1 berikut:
1) Melaksanakan dan menerapkan standar pelayanan perlindungan ibu dan bayi secara terpadu.
2) Mengembangkan kebijakan dan standar pelayanan ibu dan bayi.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
4) Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan fungsi pelayanan obstetri dan neonatal termasuk pelayanan
kegawatdaruratan (PONEK 24 jam).
5) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan Pembina teknis dalam pelaksanaan IMD dan ASI Eksklusif serta
Perawatan Metode Kanguru (PMK) pada
BBLR.
6) Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan ibu dan bayi bagi sarana pelayanan kesehatan
lainnya.
7) Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program RSSIB 10 langkah menyusui dan peningkatan kesehatan ibu
8) Melakukan pemantauan dan analisis yang meliputi:
a) Angka keterlambatan operasi sectio caesarea.
b) Angka kematian ibu dan anak.
c) Kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir.
No.
Standar Elemen Penilaian Bukti
Urut
PROGNA
S.1 a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang 10 Regulasi (R) :
pelaksanaan PONEK 24 jam. 5 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan regulasi tentang pelaksanaan
0 PONEK 24 jam.
446
b) Terdapat Tim PONEK yang ditetapkan oleh 10 Regulasi (R) :
□ Bukti Rumah sakit telah menetapkan Tim PONEK dengan rincian
rumah sakit dengan rincian tugas dan 5 tugas
tanggung jawabnya. 0 dan tanggungjawabnya.

c) Terdapat program kerja yang menjadi acuan 10 Regulasi (R) :


dalam pelaksanaan program PONEK Rumah 5 □ Bukti Rumah sakit telah membuat program kerja yang menjadi acuan
Sakit sesuai maksud dan tujuan. 0 dalam pelaksanaan program PONEK Rumah Sakit.

d) Terdapat bukti pelaksanaan program PONEK 10 Dokumentasi (D) :


Rumah Sakit. 5 □ Bukti Rumah sakit telah melaksanakan program PONEK Rumah Sakit.
0

e) Program PONEK Rumah Sakit dipantau dan 10 Dokumentasi (D) :


dievaluasi secara rutin. 5 □ Bukti Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan evaluasi
0 program PONEK Rumah Sakit.

447
Standar PROGNAS 1.1 Untuk meningkatkan efektifitas sistem rujukan maka Rumah sakit melakukan pembinaan kepada jejaring fasilitas Kesehatan
rujukan yang ada.

Maksud dan Tujuan Salah satu tugas dari rumah sakit dengan kemampuan PONEK adalah melakukan pembinaan kepada jejaring rujukan seperti
PROGNAS 1.1 Puskesmas, Klinik bersalin, praktek perseorangan dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pembinaan jejaring rujukan dapat
dilakukan dengan mengadakan pelatihan kepada fasilitas kesehatan jejaring, berbagi pengalaman dalam pelayanan ibu dan anak
serta peningkatan kompetensi jejaring rujukan secara berkala. Rumah sakit memetakan jejaring rujukan yang ada dan membuat
program pembinaan setiap tahun.

No.
Standar Elemen Penilaian Bukti
Urut
PROGNAS.1.1 a) Rumah sakit menetapkan program 10 Regulasi (R) :
pembinaan jejaring rujukan rumah sakit. 5 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan program pembinaan jejaring
0 rujukan rumah sakit.

b) Rumah sakit melakukan pembinaan terhadap 10 Dokumentasi (D) :


jejaring secara berkala. 5 □ Bukti Rumah sakit telah melakukan pembinaan terhadap jejaring
0 secara berkala.

c) Telah dilakukan evaluasi program pembinaan 10 Dokumentasi (D) :


jejaring rujukan. 5 □ Bukti Rumah sakit telah melakukan evaluasi program pembinaan
0 jejaring rujukan.

448
Penurunan Angka Kesakitan Tuberkulosis/TBC

Standar PROGNAS 2 Rumah sakit melaksanakan program penanggulangan tuberkulosis.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan penanggulangan tuberkulosis berupa upaya kesehatan yang mengutamakan aspek
promotif, preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif yang ditujukan untuk melindungi kesehatan masyarakat,
menurunkan angka kesakitan, kecacatan atau kematian, memutuskan penularan mencegah resistensi obat dan mengurangi
dampak negatif yang ditimbulkan akibat tuberkulosis.

Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan tuberkulosis melakukan kegiatan yang meliputi:
Promosi kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai pencegahan
penularan, penobatan, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga terjadi perubahan sikap dan perilaku sasaran yaitu
pasien dan keluarga, pengunjung serta staf rumah sakit.
Maksud da Tujua 2) Surveilans tuberkulosis, merupakan kegiatan memperoleh data epidemiologi yang diperlukan dalam sistem informasi
PROGNA n n program penanggulangan tuberkulosis, seperti pencatatan dan pelaporan tuberkulosis sensitif obat, pencatatan dan
S2 pelaporan tuberkulosis resistensi obat.
Pengendalian faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis,
yang pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit pengendalian
faktor risiko tuberkulosis, ditujukan untuk mencegah, mengurangi penularan dan kejadian penyakit tuberkulosis, yang
pelaksanaannya sesuai dengan pedoman pengendalian pencegahan infeksi tuberkulosis di rumah sakit.
Penemuan dan penanganan kasus tuberkulosis.
Penemuan kasus tuberkulosis dilakukan melalui pasien yang datang ke rumah sakit, setelah pemeriksaan, penegakan
diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe pasien tuberkulosis. Sedangkan untuk penanganan kasus dilaksanakan sesuai tata
laksana pada pedoman nasional pelayanan kedokteran tuberkulosis dan standar lainnya sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
Pemberian kekebalan
Pemberian kekebalan dilakukan melalui pemberian imunisasi BCG terhadap bayi dalam upaya penurunan risiko tingkat
pemahaman tuberkulosis sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pemberian obat pencegahan. Pemberian obat pencegahan selama 6 (enam) bulan yang ditujukan pada anak usia dibawah 5
(lima) tahun yang kontak erat dengan pasien tuberkulosis aktif; orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) yang tidak
terdiagnosis tuberkulosis; populasi tertentu lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.

449
Untuk menjalankan kegiatan tersebut maka rumah sakit dapat membentuk tim/panitia pelaksana program TB Paru Rumah Sakit.

No. Elemen
Standar Penilaian Bukti
Urut
PROGNAS
.2. a) Rumah sakit menerapkan regulasi tentang 10 Regulasi (R) :
pelaksanaan penanggulangan tuberkulosis di 5 □ Bukti Rumah sakit telah menerapkan regulasi tentang pelaksanaan
rumah sakit. 0 penanggulangan tuberkulosis di rumah sakit.

b) Direktur menetapkan tim TB Paru Rumah sakit 10 Regulasi (R) :


beserta program kerjanya. 5 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan tim TB Paru Rumah sakit
0 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan program kerja tim TB Paru
Rumah sakit

c) Ada bukti pelaksanaan promosi kesehatan, 10 Regulasi (R) :


surveilans dan upaya pencegahan 5 □ Bukti Rumah sakit telah melaksanakan promosi kesehatan, surveilans
tuberkulosis 0 dan upaya pencegahan tuberkulosis

d) Tersedianya laporan pelaksanaan promosi 10 Dokumentasi (D) :


Kesehatan. 5 □ Bukti Rumah sakit telah laporan pelaksanaan promosi Kesehatan
0

Standar PROGNAS 2.1 Rumah sakit menyediakan sarana dan prasarana pelayanan tuberkulosis sesuai peraturan perundang-undangan.

Maksud dan Tujuan Dalam melaksanakan pelayanan kepada penderita TB Paru dan program TB Paru di rumah sakit, maka harus tersedia sarana dan
PROGNAS 2.1 prasarana yang memenuhi syarat pelayanan TB Paru sesuai dengan Pedoman Pelayanan TB Paru.

No. Elemen
Standar Penilaian Bukti
Urut

450
PROGNAS.2.1. a) Tersedia ruang pelayanan rawat jalan yang 10 Observasi (O) :
memenuhi pedoman pencegahan dan 5 □ Bukti Rumah sakit telah menyediakan ruang pelayanan rawat jalan
pengendalian infeksi tuberkulosis. 0 yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi
tuberculosis

Wawancara (W) :
□ Kepala unit pelayanan rajal
□ Tim TB
□ PPI

b) Bila rumah sakit memberikan pelayanan rawat 10 Observasi (O) :


inap bagi pasien tuberkulosis paru dewasa 5 □ Bukti Rumah sakit memiliki ruang rawat inap yang memenuhi
maka rumah sakit harus memiliki ruang rawat 0 pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi tuberculosis
inap yang memenuhi pedoman pencegahan
dan pengendalian infeksi tuberkulosis. Wawancara (W) :
□ Kepala unit pelayanan rajal
□ Tim TB
□ PPI

c) Tersedia ruang pengambilan spesimen 10 Observasi (O) :


sputum yang memenuhi pedoman 5 □ Bukti Rumah sakit menyediakan ruang pengambilan spesimen
pencegahan dan pengendalian infeksi 0 sputum yang memenuhi pedoman pencegahan dan pengendalian
tuberkulosis. infeksi tuberkulosis.

Wawancara (W) :
□ Kepala unit pelayanan rajal
□ Tim TB
□ PPI

Standar PROGNAS
2.2 Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan tuberkulosis dan upaya pengendalian faktor risiko tuberkulosis sesuai peraturan
perundang-undangan.

451
Maksud dan
Tujuan 1) Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan staf medis terhadap panduan praktik klinis tuberkulosis.
PROGNAS 2.2 2) Rumah sakit merencanakan dan mengadakan penyediaan Obat Anti Tuberkulosis.
3) Rumah sakit melaksanakan pelayanan TB MDR (bagi rumah sakit rujukan TB MDR).
4) Rumah sakit melaksanakan pencatatan dan pelaporan kasus TB Paru sesuai ketentuan.

No.
Standar Elemen Penilaian Bukti
Urut
PROGNAS.2.2. a) Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan 10 Dokumentasi (D) :
staf medis terhadap panduan praktik klinis 5 □ Bukti Rumah sakit telah menerapkan kepatuhan staf medis terhadap
tuberkulosis. 0 panduan praktik klinis tuberkulosis.
□ Bukti Rumah sakit telah memiliki panduan praktik klinis tuberkulosis.

Wawancara (W) :
□ Komite Medis
□ Komite Mutu
□ Tim TB
□ Staf Klinis

b) Rumah sakit merencanakan dan mengadakan 10 Dokumentasi (D) :


penyediaan Obat Anti Tuberculosis. 5 □ Bukti Rumah sakit telah merencanakan dan mengadakan penyediaan
0 Obat Anti Tuberculosis.

Wawancara (W) :
□ Kepala unit Farmasi
□ Kepala unit pelayanan
□ Tim TB

452
c) Rumah sakit melaksanakan pelayanan TB 10 Dokumentasi (D) :
MDR (bagi rumah sakit Rujukan TB MDR). 5 □ Bukti Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan TB MDR (bagi
0 rumah sakit Rujukan TB MDR).

Wawancara (W) :
□ Kepala unit Farmasi
□ Kepala unit pelayanan
□ Tim TB
□ PPI

d) Rumah sakit melaksanakan pencatatan dan 10 Dokumentasi (D) :


pelaporan kasus TB Paru sesuai ketentuan. 5 □ Bukti Rumah sakit telah melaksanakan pencatatan dan pelaporan
0 kasus TB Paru sesuai ketentuan.

Wawancara (W) :
Pimpinan RS
Kepala unit Farmasi
Kepala unit pelayanan
Tim TB
PPI

453
Penurunan Angka Kesakitan HIV/AIDS

Standar
PROGNAS 3 Rumah sakit melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Maksud dan Tujuan Rumah sakit dalam melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS sesuai standar pelayanan bagi rujukan orang dengan HIV/AIDS
PROGNAS
3 (ODHA) dan satelitnya dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Meningkatkan fungsi pelayanan Voluntary Counseling and Testing (VCT).
2) Meningkatkan fungsi pelayanan Antiretroviral Therapy (ART) atau bekerja sama dengan rumah sakit yang ditunjuk.
3) Meningkatkan fungsi pelayanan Infeksi Oportunistik (IO).
4) Meningkatkan fungsi pelayanan pada ODHA dengan factor risiko Injection Drug Use (IDU).
5) Meningkatkan fungsi pelayanan penunjang yang meliputi pelayanan gizi, laboratorium dan radiologi, pencatatan dan
pelaporan.

No.
Standar Elemen Penilaian Bukti
Urut
PROGNAS
.3. a) Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan 10 Regulasi (R) :
program HIV/AIDS sesuai ketentuan 5 □ Bukti Rumah sakit telah melaksanakan kebijakan program HIV/AIDS
perundangan. 0 sesuai ketentuan perundangan
□ Bukti rumah sakit telah menetapkan kebijakan program HIV/AIDS
sesuai ketentuan perundangan

b) Rumah sakit telah menerapkan fungsi rujukan 10 Dokumentasi (D) :


HIV/AIDS pada rumah sakit sesuai dengan 5 □ Bukti Rumah sakit telah menerapkan fungsi rujukan HIV/AIDS pada
kebijakan yang berlaku. 0 rumah sakit

c) Rumah sakit melaksanakan pelayanan PITC 10 Dokumentasi (D) :


dan PMTC. 5 □ Bukti Rumah sakit telah melaksanakan pelayanan PITC dan PMTC.
0
454
d) Rumah sakit memberikan pelayanan ODHA 10 Dokumentasi (D) :
dengan faktor risiko IO. 5 □ Bukti Rumah sakit telah memberikan pelayanan ODHA dengan faktor
0 risiko IO.

e) Rumah sakit merencanakan dan mengadakan 10 Dokumentasi (D) :


penyediaan Anti Retro Viral (ART).. 5 □ Bukti Rumah sakit telah merencanakan dan mengadakan penyediaan
0 ART.

f) Rumah sakit melakukan pemantauan dan 10 Dokumentasi (D) :


evaluasi program penanggulangan HIV/AIDS 5 □ Bukti Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan evaluasi
0 program penanggulangan HIV/AIDS.

Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting

Standar
PROGNAS 4 Rumah Sakit melaksanakan program penurunan prevalensi stunting dan wasting.

Standar PROGNAS 4.1 Rumah Sakit melakukan edukasi, pendampingan intervensi dan pengelolaan gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah
sakit kelas di bawahnya dan FKTP di wilayahnya serta rujukan masalah gizi.

Maksud dan Tujuan Tersedia regulasi penyelenggaraan program penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting di rumah sakit yang meliputi:
PROGNAS 4, PROGNAS
4.1 1) Program penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting.
2) Panduan tata laksana.
3) Organisasi pelaksana program terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari unsur:
a) Staf Medis.

455
Staf Keperawatan.
Staf Instalasi Farmasi.
Staf Instalasi Gizi.
Tim Tumbuh Kembang.
Tim Humas Rumah Sakit.

Organisasi program penurunan prevalensi stunting dan wasting dipimpin oleh staf medis atau dokter spesialis anak.

Rumah sakit menyusun program penurunan prevalensi stunting dan wasting di rumah sakit terdiri dari:
Peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien dan keluarga tentang masalah stunting dan wasting;
Intervensi spesifik di rumah sakit;

Penerapan Rumah Sakit Sayang Ibu Bayi;


Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting dan wasting;
Rumah sakit sebagai pendamping klinis dan manajemen serta merupakan jejaring rujukan
Program pemantauan dan evaluasi.

Penurunan prevalensi stunting dan prevalensi wasting meliputi:


Kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan rumah sakit tentang Program Penurunan Stunting dan Wasting.
Peningkatan efektifitas intervensi spesifik.
Program 1000 HPK.
Suplementasi Tablet Besi Folat pada ibu hamil.
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada ibu hamil.
Promosi dan konseling IMD dan ASI Eksklusif.
Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA).
Pemantauan Pertumbuhan (Pelayanan Tumbuh Kembang bayi dan balita).
Pemberian Imunisasi.
Pemberian Makanan Tambahan Balita Gizi Kurang.
Pemberian Vitamin A.
Pemberian taburia pada Baduta (0-23 bulan).
Pemberian obat cacing pada ibu hamil.

456
3) Penguatan sistem surveilans gizi
a) Tata laksana tim asuhan gizi meliputi Tata laksana Gizi Stunting, Tata Laksana Gizi Kurang, Tata Laksana Gizi Buruk
(Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita).
b) Pencatatan dan Pelaporan kasus masalah gizi melalui aplikasi ePPGBM (Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi
Berbasis
Masyarakat).
c) Melakukan evaluasi pelayanan, audit kesakitan dan kematian, pencatatan dan pelaporan gizi buruk dan stunting dalam
Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS).

Rumah sakit melaksanakan pelayanan sebagai pusat rujukan kasus stunting dan kasus wasting dengan menyiapkan sebagai:
1) Rumah sakit sebagai pusat rujukan kasus stunting untuk memastikan kasus, penyebab dan tata laksana lanjut oleh dokter
spesialis anak.
2) Rumah sakit sebagai pusat rujukan balita gizi buruk dengan komplikasi medis.
3) Rumah sakit dapat melaksanakan pendampingan klinis dan manajemen serta penguatan jejaring rujukan kepada rumah
sakit dengan kelas di bawahnya dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di wilayahnya dalam tata laksana stunting
dan gizi buruk.

No.
Standar Elemen Penilaian Bukti
Urut
PROGNAS.4. a) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan 10 Regulasi (R) :
tentang pelaksanaan program gizi. 5 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan
0 program gizi.

b) Terdapat tim untuk program penurunan 10 Regulasi (R) :


prevalensi stunting dan wasting di rumah 5 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan tim untuk program penurunan
sakit. 0 prevalensi stunting dan wasting di rumah sakit.

457
c) Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan 10 Regulasi (R) :
untuk kasus gangguan gizi yang perlu 5 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan sistem rujukan untuk kasus
penanganan lanjut. 0 gangguan gizi yang perlu penanganan lanjut.

No.
Standar Elemen Penilaian Bukti
Urut
PROGNAS.4.1. a) Rumah sakit membuktikan telah melakukan 10 Dokumentasi (D) :
pendampingan intervensi dan pengelolaan 5 □ Bukti Rumah sakit telah melakukan pendampingan intervensi dan
gizi serta penguatan jejaring rujukan kepada 0 pengelolaan gizi
rumah sakit kelas di bawahnya dan FKTP di □ Bukti Rumah sakit telah melakukan penguatan jejaring rujukan
wilayahnya serta rujukan masalah gizi. kepada rumah sakit kelas di bawahnya
□ Bukti Rumah sakit telah melakukan penguatan jejaring rujukan
kepada FKTP di wilayahnya
□ Bukti Rumah sakit telah melakukan penguatan jejaring rujukan
masalah gizi.

b) Rumah sakit telah menerapkan sistem 10 Dokumentasi (D) :


pemantauan dan evaluasi, bukti pelaporan 5 □ Bukti Rumah sakit telah melakukan sistem pemantauan dan evaluasi,
dan Analisa. 0 □ Bukti Rumah sakit telah membuat pelaporan dan Analisa

Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit

Standar PROGNAS Rumah sakit melaksanakan program pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di rumah sakit beserta
5 pemantauan dan evaluasinya.

Standar PROGNAS Rumah sakit menyiapkan sumber daya untuk penyelenggaraan pelayanan keluarga dan kesehatan reproduksi.
5.1

458
Maksud dan Tujuan Pelayanan Keluarga Berencana di Rumah Sakit (PKBRS) merupakan bagian dari program keluarga berencana (KB), yang
PROGNAS 5, PROGNAS sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan percepatan penurunan stunting. Kunci keberhasilan PKBRS adalah
5.1 ketersediaan alat dan obat kontrasepsi, sarana penunjang pelayanan kontrasepsi dan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi
serta manajemen yang handal.

Rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS sesuai dengan pedoman pelayanan KB yang berlaku, dengan langkah-langkah
pelaksanaan sebagai berikut:
Melaksanakan dan menerapkan standar pelayananan KB secara terpadu dan paripurna.
Mengembangkan kebijakan dan Standar Prosedur Operasional (SPO) pelayanan KB dan meningkatkan kualitas pelayanan KB.

Meningkatkan kesiapan rumah sakit dalam melaksanakan PKBRS termasuk pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca
Keguguran.
Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai model dan pembinaan teknis dalam melaksanakan PKBRS.
Meningkatkan fungsi rumah sakit sebagai pusat rujukan pelayanan KB bagi sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Melaksanakan sistem pemantauan dan evaluasi pelaksanaan PKBRS.
Adanya regulasi rumah sakit yang menjamin pelaksanaan PKBRS, meliputi SPO pelayanan KB per metode kontrasepsi
termasuk pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
Upaya peningkatan PKBRS masuk dalam rencana strategis (Renstra) dan rencana kerja anggaran (RKA) rumah sakit.
Tersedia ruang pelayanan yang memenuhi persyaratan untuk PKBRS antara lain ruang konseling dan ruang pelayanan KB.
Pembentukan tim PKBR serta program kerja dan bukti pelaksanaanya.
Terselenggara kegiatan peningkatan kapasitas untuk meningkatkan kemampuan pelayanan PKBRS, termasuk KB Pasca
Persalinan dan Pasca Keguguran.
Pelaksanaan rujukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
Pelaporan dan analisis meliputi:
Ketersediaan semua jenis alat dan obat kontrasepsi sesuai dengan kapasitas rumah sakit dan kebutuhan pelayanan KB.
Ketersediaan sarana penunjang pelayanan KB.
Ketersediaan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan KB.
Angka capaian pelayanan KB per metode kontrasepsi, baik Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dan Non MKJP.
Angka capaian pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran.
Kejadian tidak dilakukannya KB Pasca Persalinan pada ibu baru bersalin dan KB Pasca Keguguran pada Ibu pasca
keguguran.

459
No.
Standar Elemen Penilaian Bukti
Urut
PROGNAS.5. a) Rumah sakit telah menetapkan kebijakan 10 Regulasi (R) :
tentang pelaksanaan PKBRS. 5 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan
0 PKBRS.

b) Terdapat tim PKBRS yang ditetapkan oleh 10 Regulasi (R) :


direktur disertai program kerjanya. 5 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan tim PKBRS.
0 □ Bukti Rumah sakit telah menetapkan program kerja.

c) Rumah sakit telah melaksanakan program KB 10 Dokumentasi (D) :


Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran. 5 □ Bukti Rumah sakit telah melaksanakan program KB Pasca Persalinan
0 □ Bukti Rumah sakit telah melaksanakan program KB Pasca Pasca
Keguguran

Wawancara (W) :
□ Tim PKBRS
□ Kepala unit pelayanan
d) Rumah sakit telah melakukan pemantauan 10 Dokumentasi (D) :
dan evaluasi pelaksanaan PKBRS. 5 □ Bukti Rumah sakit telah melakukan pemantauan dan evaluasi
0 pelaksanaan PKBRS

Wawancara (W) :
□ Tim PKBRS
□ Kepala unit pelayanan
No.
Standar Elemen Penilaian Bukti
Urut

460
PROGNAS.5 a) Rumah sakit telah menyediakan alat dan obat 10 Dokumentasi (D) :
.1. kontrasepsi dan sarana penunjang pelayanan 5 □ Bukti Rumah sakit telah menyediakan alat dan obat kontrasepsi
Bukti Rumah sakit telah menyediakan sarana penunjang pelayanan
KB. 0 □ KB

Wawancara (W) :
□ Tim PKBRS
□ Kepala unit pelayanan
□ Kepala Farmasi
b) Rumah sakit menyediakan layanan konseling 10 Dokumentasi (D) :
bagi peserta dan calon peserta program KB. 5 □ Bukti Rumah sakit telah menyediakan layanan konseling bagi peserta
0 □ Bukti Rumah sakit telah menyediakan layanan konseling bagi calon
peserta program KB

Wawancara (W) :
Tim PKBRS
Kepala unit pelayanan
Rumah sakit telah merancang dan 10 Observasi (O) :
menyediakan ruang pelayanan KB yang 5 □ Bukti Rumah sakit telah merancang ruang pelayanan KB yang
memadai. 0 memadai
□ Bukti Rumah sakit telah menyediakan ruang pelayanan KB yang
memadai

461

Anda mungkin juga menyukai