Anda di halaman 1dari 89

KARAKTERISTIK PASIEN KARSINOMA TIROID PAPILER

DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. MOHAMMAD


HOESIN PERIODE JANUARI–DESEMBER 2016

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memeroleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh:
M. Ali Ridho
04011281419111

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
HALAMAN PENGESAHAN

ii
PERNYATAAN

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini dengan ini menyatakan bahwa:


1. Karya tulis saya, skrispi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister dan/atau doktor), baik di
Universitas Sriwijaya maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian Saya sendiri, tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan verbal Tim Pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini Saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka Saya
bersedia menerima sanksi akademik atau sanksi lainnya sesuai dengan norma
yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Palembang, 4 Januari 2018


Yang membuat pernyataan

M. Ali Ridho
( 04011281419111 )

*Coret yang tidak perlu

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sriwijaya, Saya yang bertanda tangan di


bawah ini:

Nama : M.Ali Ridho


NIM : 04011281419111
Program Studi : Pendidikan Dokter Umum
Fakultas : Kedokteran
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

KARAKTERISTIK PASIEN KARSINOMA TIROID PAPILER DI RUMAH


SAKIT UMUM PUSAT DR MOHAMMAD HOESIN PERIODE
JANUARI-DESEMBER 2016

beserta perangkatnya yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Palembang
Pada tanggal : 16 Januari 2018
Yang menyatakan

M.Ali Ridho
( 04011281419111 )

iv
ABSTRAK

KARAKTERISTIK PASIEN KARSINOMA TIROID PAPILER


DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR MOHAMMAD
HOESIN PERIODE JANUARI-DESEMBER 2016
M. Ali Ridho. Januari 2018. 75 halaman.
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Latar Belakang: Karsinoma tiroid merupakan keganasan pada kelenjar endokrin


dan diduga merupakan 1,1% dari seluruh keganasan yang ada pada manusia.
Tahun 2008, ditemukan sekitar 213.000 kasus baru di seluruh dunia dengan angka
insiden sekitar 3,1/100.000 populasi. Karsinoma tiroid papiller (KTP) merupakan
karsinoma tiroid yang paling sering terjadi (sekitar 80%) dari seluruh kasus.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari karsinoma tiroid
papiler berdasarkan sosiodemografi pasien dan masing-masing faktor risiko
penyakitnya.
Metode: Jenis penelitian bersifat observasional deskriptif dengan menggunakan
data sekunder dari rekam medik sebagai subjek penelitian di Departemen Bedah
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Hasil: Dari 61 subjek penelitian, menurut jenis kelamin didapatkan wanita dengan
persentase 83,6% (N=51). Berdasarkan usia, paling tinggi yaitu pada kelompok
usia 25-34 tahun dengan persentase 23% (N=14). Berdasarkan tempat tinggal,
didapatkan daerah perkotaan yaitu 65,6% (N=40) dan dataran rendah sebanyak
88,5% (N=54). Menurut varian karsinoma, paling banyak yaitu varian follicular
dengan persentase 52,5% (N=32). Menurut penyakit terdahulunya didapatkan
paling banyak yaitu goiter dengan persentase 88,5% (N=54). Menurut adanya
paparan radiasi sebanyak 100% tidak pernah terpapar. Berdasarkan gejala klinis
ditemukan sebanyak 67,2% (N=41) tidak terdapat gejala klinis. Menurut riwayat
keluarga didapatkan 100% tidak ada keluarga yang menderita penyakit keganasan
tiroid.
Kesimpulan: Karsinoma tiroid papiler banyak ditemukan pada wanita dan usia
paling banyak yaitu 25-34 tahun dengan distribusi tempat tinggal paling banyak
pada perkotaan dan dataran rendah (pantai). Varian paling banyak yaitu follicular
dan paling banyak didahului oleh goiter tanpa disertai oleh pengaruh dari radiasi.
Sebagian besar pasien tidak mengeluh adanya gejala dan semuanya tidak memliki
riwayat keluarga penderita keganasan tiroid.

Kata Kunci: Karsinoma tiroid papiler, karakteristik, sosiodemografi, faktor


resiko

v
ABSTRACT

CHARACTERISTICS OF PATIENTS WITH PAPILLARY


THYROID CARCINOMA IN DR. MOHAMMAD HOESIN
CENTRAL GENERAL HOSPITAL FROM JANUARY TO
DECEMBER 2016
M. Ali Ridho. January 2018. 75 pages.
Faculty of Medicine Sriwijaya University

Introduction: Thyroid carcinoma is a malignancy of the endocrine glands which


accounts for 1,1% of all malignancies in human. There were 213.000 new cases of
thyroid carcinoma with incidence rate of 3,1/100.000 population around the globe
in 2008. Papillary thyroid carcinoma is the most common type of thyroid
carcinoma which accounts for 80% of all cases. This research was done to learn
the characteristics of thyroid malignancies, especially the papillary type,
according to sociodemography and risk factors of the patients.
Methods: This is a descriptive observational research using medical records from
the department of surgery in Dr. Mohammad Hoesin central general hospital as
the subjects.
Result: There are 61 samples in this research, according to gender, obtained
women with a percentage of 83.6% (N=51). Based on age, the highest is in the
age group 25-34 years with a percentage of 23% (N=14). According to the
subjects’ habitation, there were 65,6% (N=40) living in the city and low plains
were 88.5% (N=54). The subjects’ distribution according to the most variant of
the carcinoma was 52,5% (N=32) follicular. According to the past history of
disease, the most was goiter with percentage of 88,5% (N=54). According to
radiation exposure as much as 100% never exposed. According to clinical
manifestations, there were 67,2% (N=41) without clinical manifestations.
According to family history, there were 100% no family suffering from thyroid
malignancies.
Summary: Papillary thyroid carcinoma is found most in women and age at 25-34
years with most residential distribution in city and low plains (coast). The most
variant is follicular and most often preceded by goiter without accompanied by
radiation exposure. Most patients do not complain of symptoms and all do not
have a family history of thyroid malignancies.

Keywords: Papillary thyroid carcinoma, characteristics, sociodemography, risk


factors

vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada kehadirat Allah SWT atas nikmat kesehatan,
kasih, serta karunia dan rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
“Karakteristik Pasien Karsinoma Tiroid Papiler di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang Periode Januari-Desember 2016” dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya saya sampaikan kepada dr. Nur
Qodir, SpB(K)Onk dan dr. Triwani, M.Kes yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, serta pengajaran kepada saya
dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga saya sampaikan kepada dr. HKM
Yamin Alsoph, SpB(K)Onk dan dr. Puji Rizki Suryani, M.Kes selaku penguji
yang telah memberikan kritik dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
Secara khusus skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya,
Abdullah dan Nikmah yang selalu memberikan doa, dukungan moral dan materiil,
serta cinta dan kasih sayang yang utuh yang tiada batas kepada saya. Dan tak lupa
ucapan terima kasih kepada ketiga kakak-kakak saya Jafar, Afifah, Nuraihan, dan
juga bibi saya, Fadlun M,H dan keluarga besar yang tidak bisa saya sebut satu per
satu atas segala dukungan, motivasi, dan doa selama ini kalian berikan.
Terima kasih juga saya ucapkan kepada Khadijah Thahira atas segala
motivasi, bantuan, dukungan, serta sebagai tempat berbagi yang ia berikan kepada
saya hingga skripsi selesai. Terima kasih yang sedalam-dalamnya saya berikan
kepada sahabat-sahabat saya tercinta, Nicho Saputra Nugraha, Pika Ranitaa
Annisaa, Illiyyah, Sy. Maryam Haninah, Ian Ervan anggota grup Lambe Perah
yang tidak bisa saya sebut satu per satu, atas semua dukungan, motivasi, dan
selalu menjadi tempat berbagi suka, duka, ilmu, candaan, cerita dan masih banyak
lagi, sekali lagi terima kasih banyak.
Terakhir ucapan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh anggota kelas
Alpha 2014, anggota komunitas YAPS Palembang yang selalu berbagi dan saling
mendukung, serta atas segala kenangan, peringatan, dan masukan yang diberikan
kepada saya hingga skripsi ini selesai dan juga kepada sekretaris Bagian Bedah
Onkologi RSMH, mba Dewi Christiani atas bantuannya selama saya menuliskan
skripsi ini. Hanya ucapan terima kasih yang dapat saya sampaikan dan semoga
Allah SWT membalas semua kebaikan dengan berkat dan rahmat-Nya yang
berlipat ganda kepada kalian semua.
Akhir kata, saya menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
kritik dan saran sangat saya harapkan untuk perbaikan skripsi ini dapat menjadi
lebih baik lagi.

Palembang, 4 Januari 2018

M.Ali Ridho
( 04011281419111 )

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......................................................... iv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
ABSTRACT ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB Ӏ PENDAHULUAN .......................................................................................1


1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum ..........................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus .........................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................4
1.4.1 Manfaat bagi Peneliti ...............................................................4
1.4.2 Manfaat Teoritis .......................................................................4
1.4.3 Manfaat Praktis ........................................................................4

BAB ӀI TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................5


2.1 Karsinoma Tiroid Papiler (Papillary Thyroid carcinoma) .................5
2.1.1 Definisi.....................................................................................5
2.1.2 Klasifikasi ................................................................................6
2.1.3 Epidemiologi ..........................................................................10
2.1.4 Etiologi dan Faktor Risiko .....................................................11
2.1.5 Patogenesis.............................................................................14
2.1.6 Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis .............................16
2.1.7 Stadium Karsinoma Tiroid Papiler ........................................19
2.1.8 Diagnosis ...............................................................................20
2.1.9 Tatalaksana ............................................................................22
2.1.10 Prognosis ..............................................................................24
2.2 Kerangka Teori .................................................................................27

BAB ӀII METODE PENELITIAN .....................................................................28


3.1 Jenis Penelitian .................................................................................28
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................................28
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................28
3.3.1 Populasi ..................................................................................28
3.3.2 Sampel ...................................................................................29

viii
3.3.3 Cara Pengambilan Sampel .....................................................29
3.3.4 Kriteria Inklusi .......................................................................29
3.3.5 Kriteria Eksklusi ....................................................................30
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................30
3.5 Definisi Operasional .........................................................................30
3.5.1 Jenis kelamin..........................................................................30
3.5.2 Usia ........................................................................................31
3.5.3 Tempat Tinggal ......................................................................32
3.5.4 Varian Histologik ...................................................................32
3.5.5 Karakteristik Penyakit Tiroid Terdahulu Pasien ....................33
3.5.6 Paparan Radiasi......................................................................34
3.5.7 Gejala Klinis ..........................................................................35
3.5.8 Riwayat Keluarga Penderita Keganasan Tiroid .....................35
3.6 Cara Pengumpulan Data ...................................................................36
3.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data ..................................................36
3.8 Kerangka Operasional.......................................................................37

BAB ӀV HASIL PENELITIAN ...........................................................................38


4.1 Karakteristik Menurut Jenis Kelamin ...............................................38
4.2 Karakteristik Menurut Usia ..............................................................39
4.3 Karakteristik Menurut Tempat Tinggal ............................................39
4.4 Karakteristik Menurut Varian Histologik .........................................41
4.5 Karakteristik Menurut Penyakit Terdahulu Pasien ...........................42
4.6 Karakteristik Menurut Paparan Radiasi ............................................42
4.7 Karakteristik Menurut Gejala Klinis .................................................43
4.8 Karakteristik Menurut Riwayat Keluarga .........................................43

BAB V PEMBAHASAN ......................................................................................44


5.1 Faktor Jenis Kelamin ........................................................................44
5.2 Faktor Usia ........................................................................................44
5.3 Faktor Tempat Tinggal .....................................................................45
5.4 Faktor Varian Histologik ..................................................................46
5.5 Faktor Penyakit Terdahulu Pasien ....................................................47
5.6 Faktor Paparan Radiasi .....................................................................47
5.7 Faktor Gejala Klinis ..........................................................................48
5.8 Faktor Riwayat Keluarga ..................................................................48
5.9 Keterbatasan Penelitian.....................................................................49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................50


6.1 Kesimpulan .......................................................................................50
6.2 Saran .................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................52


LAMPIRAN ...........................................................................................................57
BIODATA ..............................................................................................................75

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Varian Karsinoma Tiroid Papiller................................................................. 7
2. Prevalensi Kasus Karsinoma Tiroid di kota Depansar antara Tahun 2008- 10
2010..............................................................................................................
3. Stadium Klinis Keganasan Tiroid................................................................. 20
4. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin.............................................. 38
5. Distribusi Subjek Berdasarkan Usia............................................................. 39
6. Distribusi Subjek Berdasarkan Dataran Tempat Tinggal............................. 40
7. Distribusi Subjek Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal............................... 41
8. Distribusi Subjek Berdasarkan Varian Histologik........................................ 41
9. Distribusi Subjek Berdasarkan Penyakit Terdahulu Pasien.......................... 42
10. Distribusi Subjek Berdasarkan Paparan Radiasi........................................... 42
11. Distribusi Subjek Berdasarkan Gejala Klinis............................................... 43
12. Distribusi Subjek Berdasarkan Riwayat Keluarga........................................ 43

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Karsinoma Tiroid Papiler Secara Mikroskopis............................................. 5
2.2 Karsinoma Tiroid Papiler Secara Makroskopis............................................ 5
2.3 Mekanisme Pengaruh Radiasi terhadap Kejadian PTC................................ 13
2.4 Mekanisme Karsiogenesis KTP melalui 2 Jalur........................................... 15
2.5 Gambaran Papillary Thyroid Carcinoma..................................................... 17
2.6 Gambaran Ciri Khas Karsinoma Tiroid Papiler........................................... 18
2.7 Gambaran Histologi Karsinoma Tiroid Papiler............................................ 18

xi
DAFTAR SINGKATAN

AGES : Age, Grade, Extent, Size


AJCC : American Joint Committe on Cancer
AKAP-9 : A-Kinase Anchor Protein 9
AMES : Age, Metastases, Extent, Size
APC : Adenomatous Polyposis Coli
ATA : American Thyroid Association
BB : Berat Badan
BRAF : B-Rapidly Accelerated Fibrosarcoma
CT-scan : Computerized Tomography Scanner
DNA : Deoxyribonucleic Acid
ERα : Estrogen Alfa
FAP : Familial Adenomatous Polyposis
FNAB : Fine Needle Aspiration Biopsy
H4 : Histone Protein Nucleosome
IUCC : International Union Againt Cancer
KGB : Kelenjar Getah Bening
KTP : Karsinoma Tiroid Papiler
KTPVF : Karsinoma Tiroid Papiler Varian Folikuler
MACIS : Metastases, Age, Compeleteness, Invasion, Size
MAPK : Mitogen Activated Protein Kinase
mCi : Milicurie
MRI : Magnetic Resonance Imaging
NCNN : National Comprehensive Cancer Network
NIS : Sodium/Iodide Symporter
NTRK1 : Neurothrophic Tyrosin Reseptor Kinase 1
PTC : Papillary Tyroid Carcinoma
RAI : Radioactive Iodine
RAF : Rapidly Accelerated Fibrosarcoma
RAS : Representation Autonomous Systems

xii
RET : Rearranged during Transfection
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
SPSS : Statistical Product and Service Solution
TNM : Tumour Node Metastasis
TRH : Thyrothrophin Relasing Hormon
TRK : Tyrosin Receptor Kinase
TSH : Thyroid Stimulating Hormon
USG : Ultrasonograhphy
V600E : Valine 600 Glutamic Acid
WHO : World Health Organization

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Data Pasien Karsinoma Tiroid Papiler........................................................... 56
2. Lembar Konsultasi Skripsi............................................................................. 60
3. Sertifikat Etik.................................................................................................. 61
4. Surat Keterangan Selesai Penelitian............................................................... 62
5. Surat Izin Penelitian........................................................................................ 63
6. Surat Persetujuan Revisi Skripsi..................................................................... 64
7. Lembar Konsultasi Proposal Skripsi.............................................................. 65
8. Artikel Ilmiah................................................................................................. 66

xiv
BAB Ӏ

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karsinoma tiroid merupakan keganasan pada kelenjar endokrin dan
diduga merupakan 1,1% dari seluruh keganasan yang ada pada manusia
(Oktahermoniza, 2013). Tahun 2008, telah ditemukan sekitar 213.000
kasus baru karsinoma tiroid di seluruh dunia dengan angka insiden
sekitar 3,1/100.000 populasi (Cossu et.al., 2013). Insiden karsinoma
tiroid di seluruh dunia bervariasi pada masing-masing daerah geografis
dan secara keseluruhan lebih tinggi pada negara ekonomi berkembang
(Nikiforov et.al., 2009).
Di Amerika Serikat, kanker tiroid menempati urutan kelima
keganasan yang paling sering terjadi pada wanita dan ditemukan sekitar
62.000 kasus baru pada laki-laki dan wanita di Amerika Utara pada tahun
2015 (American Cancer Society, 2015). Departement of Surgery
University of Chicago mengatakan bahwa insiden karsinoma tiroid di
dunia dalam beberapa dekade terakhir terus meningkat secara substansial
dan diperkirakan bahwa akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2019
(Departement of Surgery University of Chicago, 2015). Di Indonesia
berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia,
ditemukan bahwa karsinoma tiroid menempati urutan ke 9 dari 10
keganasan yang paling sering terjadi di Indonesia (4,43%)
(Oktahermoniza, 2013).
Prevalensi karsinoma tiroid adalah 10-30 persen dari nodul tiroid
secara keseluruhan dan mayoritas kasus sering terjadi pada wanita.
Angka kejadian keganasan pada nodul tiroid didapatkan sekitar 5-12%
pada pasien dengan nodul tunggal dan 3% pada pasien dengan nodul

1
2

multiple (Wirsma, 2011). Karsinoma tiroid paling sering terjadi pada


wanita dibanding pria dan paling sering dijumpai pada usia 20-50 tahun.
Karsinoma tiroid papiller (KTP) merupakan karsinoma tiroid yang
paling sering terjadi (sekitar 80%) dari seluruh kasus. Usia pasien yang
terkena pada umumnya berusia antara 30-50 dengan insiden yang lebih
tinggi pada perempuan. Karsinoma tiroid papiler sangat mudah
bermetastasis melalui kelenjar limfe pada regional leher, namun dapat
juga metastasis ke paru-paru dan tulang. Tipe ini memiliki prognosis
yang sangat baik dengan surivival rate 10 tahun sebesar 95% (Wirsma,
2011). Penelitian yang dilakukan oleh Zubair W. Baloch pada tahun 2007
mengatakan bahwa perbandingan rasio kasus karsinoma tiroid papiler
antara wanita dan pria yaitu 4:1 (Zubair et.al., 2007).
Berdasarkan data yang didapat, bisa disimpulkan sementara bahwa
angka kejadian dari karsinoma tiroid terus meningkat tiap tahunnya di
Indonesia maupun di negara maju seperti Amerika Serikat sehingga perlu
mendapat perhatian yang lebih. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui serta memberi informasi tentang bagaimana karakteristik
dari penyakit keganasan pada tiroid terkhusus tipe papiler berdasarkan
sosiodemografi pasien dan faktor risiko penyakitnya, ditambah lagi
belum adanya penelitian yang secara khusus membahas tentang
karsinoma tiroid papiler di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang,
sehingga diharapkan mampu untuk membantu masyarakat, klinisi,
pembaca untuk mengenali lebih dini bagaimana faktor risiko serta
penyebab dan gejala yang berperan dalam terjadinya keganasan pada
kelenjar tiroid tipe papiler. Maka dari itu, saya selaku penulis merasakan
perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik pasien karsinoma tiroid
papiler di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari-
Desember tahun 2016.
3

1.2 Rumusan Masalah

Apakah karakteristik pasien penderita karsinoma tiroid papiler


berdasarkan sosiodemografi dan faktor risikonya di Departemen Bedah
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari-Desember
2016 ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum


Untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana karakteristik
pasien penderita karsinoma tiroid papiler berdasarkan
sosiodemografi dan beberapa faktor risikonya di Bagian
Departemen Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
periode Januari-Desember 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus


A. Untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik penderita
karsinoma tiroid papiler berdasarkan sosiodemografi pasien.
B. Untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik pasien
penderita karsinoma tiroid papiler berdasarkan varian histologi
C. Untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik pasien
penderita karsinoma tiroid papiler berdasarkan penyakit
terdahulu pasien
D. Untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik pasien
penderita karsinoma tiroid papiler berdasarkan paparan radiasi
E. Untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik pasien
penderita karsinoma tiroid papiler berdasarkan gejala klinis.
F. Untuk mengidentifikasi bagaimana karakteristik pasien
penderita karsinoma tiroid papiler berdasarkan riwayat
keluarga.
4

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi Peneliti


Penelitian ini diharapkan mampu menjadi ilmu dan sumber
pengetahuan bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana
karakteristik pasien penderita karsinoma tiroid papiler di RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang.

1.4.2 Manfaat Teoritis


Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber data
yang valid dan sebagai landasan teori mengenai karakteristik pasien
penderita karsinoma tiroid papiler berdasarkan sosiodemografi
pasien dan faktor risiko penyakit di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang periode Januari-Desember 2016.

1.4.3 Manfaat Praktis


A. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
untuk penelitian lanjutan pada penelitian selanjutnya.
B. Diharapkan hasil penelitian dapat menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan dalam menulis suatu karya ilmiah.
C. Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh masyarakat untuk
mengetahui bagaimana karakteristik penderita karsinoma tiroid
papiler guna untuk mencegah dampak lanjutan dari penyakit
ini.
BAB ӀI

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karsinoma Tiroid Papiler (Papillary Thyroid carcinoma)

2.1.1 Definisi

Karsinoma tiroid papiler (PTC) merupakan suatu neoplasma ganas


pada sel epitel folikel tiroid yang membentuk pola pertumbuhan papiler
dan ditandai dengan karakteristik khas karsinoma papiler. Karsinoma
tiroid papiler merupakan jenis kanker pada tiroid yang terjadi paling sering
di seluruh dunia. Gambaran yang khas tampak secara mikroskopis yaitu
inti membesar, berbentuk oval, dan saling tumpang tindih dengan
gambaran Clearing ground glass (De lellis et.al., 2005).

Gambar 2.1 dan 2.2 Gambaran karsinoma tiroid papiler secara


mikroskopis dan makroskopis (Dikutip dari
jurnal Shahidul Islami, 2017)
Secara makroskopis, karsinoma tiroid papiler muncul sebagai suatu
massa yang padat, kistik, dan juga nodul yang tidak beraturan yang
terletak di parenkim tiroid yang normal (Baldwin, 2016). Mengacu ke
beberapa penelitian, hampir semua mengatakan bahwa karsinoma tiroid

5
6

papiler memilki prognosis yang sangat baik apabila dideteksi secara dini
dan benar dengan angka Survival rate 20 tahun >90% (Zubair et.al., 2007)

2.1.2 Klasifikasi
Secara umum, WHO (World Health Organization) pada tahun 2004
membagi keganasan tiroid menjadi beberapa macam jenis, yaitu:

Tumor ganas primer:

 Tumor ganas sel folikular


o Karsinoma papiler
o Karsinoma folikuler
o Karsinoma poorly differentiated
o Karsinoma anaplastik
 Tumor ganas sel C
o Karsinoma medular
 Tumor ganas campuran sel folikuler dan sel C
 Tumor ganas epitel
o Karsinoma sel skuamus
o Karsinoma adenoskuamus
o Karsinoma mucin-producing
o Neoplasma hyalinizing trabecular
o Neoplasma terkait dengan Familial Adenomatous Polyposis
(FAP)
o Karsinoma mukoepidermoid
o Teratoma
o Neoplasma thymic

 Tumor ganas non-epitel


o Limfoma maligna
o Sarkoma
7

Tumor ganas sekunder:

 Melanoma metastasis
 Karsinoma sel renal metastasis
 Karsinoma mammary metastasis
 Karsinoma pulmonary metastasis

Dari berbagai klasifikasi diatas, karsinoma tiroid papiler


merupakan karsinoma yang paling sering terjadi sekitar 80% dari seluruh
kasus, diikuti oleh karsinoma tiroid folikuler dengan jumlah kasus sekitar
10-20 persen dari seluruh keganasan tiroid. Dalam penelitian yang
dilakukan oleh Ricardo V. Llyod dkk pada tahun 2011, kembali membagi
karsinoma tiroid papiler menjadi beberapa varian berdasarkan gambaran
histologi, yaitu:

Tabel 1. Varian Karsinoma Tiroid Papiler (Ricarcdo et. al, 2011)

Namun ada juga yang membagi varian dari karsinoma tiroid


papiler menjadi hanya beberapa yang secara umum banyak dijumpai yaitu
varian follicular, varian papillary microcarcinoma, varian tall cell, varian
Columnar, varian diffuse sclerosis, dan varian solid (Zubair et.al., 2007).
8

Varian Papillary Microcarcinoma

Menurut WHO, Papiler microcarcinoma merupakan sebuah tumor


yang berukuran 1 cm atau kurang. Lesi pada varian ini cukup sering
ditemukan pada saat autopsy atau saat dilakukan tiroidektomi pada
penyakit yang jinak. Insiden pada varian ini terdapat sebesar 36% pada
spesimen tiroid dan terdapat lesi metastasis yang kurang dari 0,5 cm
namun sangat jarang. Secara histologi, tumor selalu menunjukkan
gambaran berupa folicullar atau area papiler secara jelas., sclerosis agak
menonjol, lesi berada di sekitar tiroid (Zubair et.al., 2007).

Varian folikuler

Fragmen papiler biasanya menunjukkan pola bercabang dengan


tepi luar reguler, nuclear palisading, fibrovascular core, agregat avascular
dome-shaped cell dan flat sheet cell dua dimensi dengan proyeksi seperti
jari. Sel-sel tumor berbentuk kubus tetapi dapat juga kolumnar, poligonal,
sel spindel maupun skuamus. Nukleus oval, membesar dan irreguler,
terdapat celah pada nukleus dengan nukleus mengandung kromatin yang
terlihat kotor, serta pseudoinclusion dijumpai. Gambaran lain yang
menolong untuk mendiagnosa karsinoma papiler ini termasuk keberadaan
koloid ropy (chewing gum), multinucleated giant cell, psammoma bodies
dan peningkatan densitas sitoplasmik granular atau waxy (squamoid).
Varian folikular dari karsinoma papiler tiroid sulit dibedakan dengan
neoplasma folikular pada sediaan hapus aspirasi jarum halus (Zubair et.al.,
2007).

Varian Tall cell

Varian tall cell merupakan sebuah varian dari papiler karsinoma


yang bersifat agresif yang sering menyerang pada pasien yang lebih tua
dan biasanya berukuran lebih dari 6 cm. Varian ini biasanya memanjang
hingga keluar dari kelenjar tiroid (extrathyroidally) dan menembus
vaskuler lebih sering dari pada kanker papiler yang biasanya. Terdapat
9

differensiasi dari squamous cell karsinoma pada varian ini. Prognosis pada
varian tall cell biasanya jelek pada pasien dengan usia yang lebih tua,
terdapat metastasis, tersebar hingga keluar dari jaringan tiroid, dan
terdapat nekrosis (Zubair et.al., 2007). Secara histologi, varian ini
memiliki sitoplasma eosinofilik yang melimpah, nuclear pseudoinclusion
yang sangat menonjol (Lloyd et.al., 2011).

Varian Sel Kolumnar

Columnar cell carcinoma jarang ditemukan, secara klinis


merupakan varian yang agresif. Secara histologi mirip dengan
adenokarsinoma kolon berupa sel-sel kolumnar tersusun berlapis-lapis.
Beberapa sel memiliki sitoplasma vakuola yang supranuklear dan
subnuklear (Lloyd et.al., 2011).

Varian Diffuse sclerosis


Varian ini paling sering di temukan pada pasien dengan usia yang
muda berkisar antara 15-30 tahun dan biasanya tampak pada pembesaran
yang bilateral. Struktur papiler sering tampak pada ruang limfovaskuler.
Tumor menunjukan metaplasia squamous yang ekstensif, psamomma
bodies yang melimpah, dan infiltration limfotik yang menonjol. Mortalitas
pada varian ini rendah (Zubair et.al., 2007; Lloyd et.al., 2011).

Varian Solid
Varian solid paling sering ditemukan pada anak-anak dan
dilaporkan lebih dari 30% pada pasien karsinoma papiler terkait kejadian
nuklir Chernobyl di Uni Soviet (sekarang Ukraina) pada tahun 1986 dan
banyak ditemukan akibat dari paparan radiasi (Zubair et.al., 2007).
10

2.1.3 Epidemiologi

Karsinoma ttiroid merupakan keganasan pada organ endokrin yang


paling sering terjadi (Wirsma, 2011). Departement of Surgery University
of Chicago mengatakan bahwa insiden karsinoma tiroid di dunia dalam
beberapa dekade terakhir terus meningkat secara substansial dan
diperkirakan bahwa akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2019
(Departement of Surgery University of Chicago, 2015). Di Indonesia
berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Indonesia,
ditemukan bahwa karsinoma tiroid menempati urutan ke 9 dari 10
keganasan yang paling sering terjadi di Indonesia (4,43%) dan urutan ke 4
dari 10 keganasan yang paling sering terjadi pada wanita (Oktahermoniza,
2013). Data lain menyebutkan telah ditemukan lebih dari 213.000 kasus
baru karsinoma tiroid di seluruh dunia pada tahun 2008, dengan angka
insiden kasar 3,1/100.000 (Cossu et al., 2013). Berikut merupakan tabel
prevalensi dari penderita karsinoma tiroid di Denpasar antara tahun 2008-
2010 berdasarkan data yang di ambil oleh Perhimpunan Dokter Spesialis
Patologi Indonesia:

Tabel 2. Prevalensi kasus karsinoma tiroid di Denpasar tahun 2008-


2010 yang dihimpun dari data Perhimpunan Dokter
Spesialis Patologi Indonesia

Karsinoma tiroid papiler jarang terjadi pada anak di bawah 16


tahun, dengan angka insiden antara 0,02 sampai 0,3 kasus per 100.000
anak. Pada wanita insiden meningkat pada usia antara 16-40 tahun dan
11

pada laki-laki terbanyak pada usia sekitar 75-79 tahun dengan angka
puncak diagnosis pada usia 45-50 tahun (Schlumberger, 2006).

Peningkatan insiden karsinoma tiroid terutama terjadi pada


karsinoma tiroid papiler, sedangkan tipe lain seperti folikuler, medular,
maupun anaplastik tidak terlalu menunjukkan perubahan yang signifikan.
Karsinoma tiroid papiler paling sering menyerang wanita pada usia 30-50
tahun (Wirsma, 2011).

Di Indonesia belum pernah dilakukan penelitian secara khusus


yang menilai jumlah insiden karsinoma tiroid papiler, namun hanya
keseluruhan kasus karsinoma tiroid. Dari keseluruhan jumlah kasus di
atas, di perkirakan terdapat 80% yang merupakan kasus karsinoma tiroid
papiler dengan varian klasik sebagai yang paling banyak dan diikuti oleh
varian folikuler (9-22%). Penelitian yang di lakukan oleh Zubair W.
Baloch pada tahun 2007 mengatakan bahwa perbandingan rasio kasus
karsinoma tiroid papiler antara wanita dan pria yaitu 4:1 (Zubair et.al.,
2007). Berdasarkan kelompok usia, karsinoma tiroid papiler paling sering
bermanifestasi pada usia antara 20-50 tahun dengan median usia 43 tahun
(Gupta et al., 2013).

2.1.4 Etiologi dan Faktor Risiko

Penyebab pasti dari karsinoma tiroid papiler sampai saat ini belum
ketahui, namun terdapat beberapa faktor risiko yang berperan dalam
terjadinya karsinoma tiroid papiler. Seiring berkembangnya teknologi
biomolekuler telah dapat mengidentifikasi gen yang berkaitan dengan
patogenesis dan yang paling kuat yaitu karena adanya mutasi titik pada
RET proto-onkogen di kromosom 10 yang berfungsi mengkode reseptor
tirosin kinase (Wirsma, 2011).

Selain faktor mutasi gen, terdapat beberapa faktor lain yang


memicu munculnya karsinoma tiroid tiroid papiler yaitu:
12

 Goiter
Goiter merupakan suatu pembengkakan pada leher oleh karena
pembesaran kelenjar tiroid akibat adanya kelainan yang dapat berupa
gangguan hormonal, gangguan fungsi, bahkan gangguan pada
morfologinya (Zubair et.al., 2007). Di Indonesia kasus goiter masih
banyak sekali ditemukan dengan jumlah penderita wanita hampir sepuluh
kali lipat dari pada laki-laki. Goiter dapat menimbulkan hiperplasia yang
berupa nodul tunggal dan juga nodul multiple, dan dipercaya
meningkatkan insiden terjadi karsinoma tiroid papiler. Insiden KTP lebih
sering terjadi pada area dengan kondisi yodium yang cukup, karena tingkat
tiroksin yang tinggi oleh asupan iodium dapat memberikan efek
hiperplasia terhadap folikel, epitel sel tiroid menjadi datar, disertai dengan
peningkatan jumlah koloid di dalam sel (George, 2017). Goiter
meningkatkan kejadian KTP hingga dua setengah kali lipat (Cossu et al.,
2013).
Berdasarkan hasil RISKESDAS (Risten Kesehatan Dasar) oleh
Departemen Kesehatan pada tahun 2007 mengatakan asupan iodium
rumah tangga di Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan secara keseluruhan
sudah mencapai 93% dan melampaui target yaitu 90%. Namun, dari hasil
tersebut di provinsi Sumatera Selatan terdapat 3 kabupaten yang belum
mencapai target asupan iodium yaitu Musi Rawas (39,6%), OKU Timur
(88,2%), Ogan Komering Ilir (88,9%). Perbandingan antara daerah
perkotaan dan perdesaan di Sumatera Selatan didapatkan bahwa daerah
perkotaan yang terdiri dari (Palembang, Prabumulih, Lubuklinggau,
Pagaralam) telah melampaui target yaitu 98,2%. Sedangkan daerah
perdesaan belum melampaui target yaitu 89,1 %.

 Paparan Radiasi
Sekitar 9% dari PTC disebabkan oleh adanya paparan
radiasi/radioterapi di bagian leher pada usia kurang <15 tahun, dengan
angka insiden meningkat jika paparan radiasi di atas dosis 20 Gray
13

(Suyatno, 2009). Risiko timbulnya PTC akan nampak setelah 20 tahun dari
pajanan (Zubair et.al., 2007). Paparan radiasi menyebabkan adanya
gangguan pada kromosom sehingga membuat aktivitas gen menjadi
berlebih dan memicu instabilitas genomik dan perubahan genetik melalui
sinyal mitogen activated protein kinase (MAPK), sehingga memicu
progresi karsinoma.
Sebagai contoh bencana reaktor nuklir Chernobyl pada tahun 1986
menjadikan pembuktian bahwa terdapat hubungan antara agresifitas
keganasan tiroid papiler dengan terjadinya paparan radiasi pada usia dini
dengan angka mortalitas yang sangat rendah.

Gambar 2.3 Mekanisme pengaruh radiasi terhadap kejadian PTC


(Kondo et al., 2006).

 Sindrom Genetik
Risiko terjadinya KTP meningkat hingga 6 kali lipat jika terdapat
orang tua atau saudara yang juga menderita karsinoma tiroid. Karsinoma
tiroid papiler sangat berkaitan dengan familial adenomatous polyposis coli
(FAP). FAP disebabkan karena adanya mutasi gen APC (Adenomatous
Polyposis Coli). Sebagian besar tumor ini menunjukkan aktivasi RET pada
tumor tiroid yang menunjukkan kemungkinan hubungan antara APC dan
RET dalam perkembangan dari familial papillary carcinoma (Zubair et.al.,
2007).
14

 Hormonal
Karsinoma tiroid tiroid papiler terjadi hingga 2-3 kali pada wanita
di banding pria sehingga menunjukan bahwa hormon yang terdapat pada
wanita dapat mengatur karsinogenesis tiroid. Beberapa studi mengatakan
bahwa reseptor estrogen diekspresiken oleh epitel sel-sel folikel sehingga
rentan memicu terjadinya karsinoma tiroid karena dapat memicu
proliferasi sel-sel folikel (Zubair et.al., 2007). Penelitian terbaru
menyebutkan bahwa estrogen dapat meningkatkan ekspresi reseptor
estrogen α (ERα) pada sel KTP non anaplastik, meningkatkan proliferasi
sel dan menghambat ekspresi protein pro-apoptosis (Kondo et al., 2006).

 Penyakit Autoimun
Beberapa literatur mengatakan sepertiga kejadian KTP disebabkan
oleh adanya tiroiditis kronik. Limfositik tiroiditis seperti pada tiroiditis
Hashimoto maupun autoimun memicu KTP tidak hanya melalui
peningkatan level TSH tetapi juga dengan memproduksi berbagai sitokin
proinflamasi dan tekanan oksidatif yang meningkatkan tumorigenesis
tiroid (Zubair et.al., 2007).

2.1.5 Patogenesis

Karsinoma tiroid terjadi karena adanya akumulasi dari sejumlah


perubahan di tingkat genomik (mutasi) disebut sebagai instabilitas
genomik. Pada KTP, instabilitas genomik akan memicu progresi dari
neoplasma tiroid dengan cara meningkatkan aktivasi onkogenik hingga
terhindar dari apoptosis. Serupa dengan karsinoma di berbagai organ,
proses karsinogenesis pada tiroid terjadi melalui berbagai tahapan (multi-
step) sehingga menimbulkan berbagai perubahan yang dapat diamati
secara histologik (Romei et al., 2012).
15

Secara umum, karsinogenesis KTP terjadi melalui jalur kaskade


RAS-BRAF- MAPK. Tata ulang RET dan TRK merupakan karakteristik
KTP yang berkaitan dengan pecahnya rangkaian DNA. Sedangkan
penelitian lain menemukan karena rendahnya tata ulang kedua gen ini
pada KTP dengan mutasi BRAF, sehingga diketahui adanya dua
mekanisme utama pada KTP dalam aktivasi kaskade ini yaitu tata ulang
RET atau NTRK1 (Neurotrophic tyrosine kinase receptor1) dan aktivasi
point mutation pada BRAF (Chien et al, 2012).

Gambar 2.4 Mekanisme karsiogenesis KTP melalui 2 jalur (Kondo


et al., 2006).

Tata ulang RET atau NTRK selanjutnya menyandi reseptor tirosin


kinase (TRK) transmembran. Sedangkan aktivasi point mutation pada
BRAF, akan menjadi komponen signaling intermediet dari jalur MAPK,
hal ini terjadi terutama pada tumor yang bersifat sporadik (Chien et al,
2012).

RET/PTC Oncogene
Tata ulang gen RET/PTC diketahui sebagai alterasi genetik spesifik
pertama pada karsinogenesis tiroid. Gen RET mengkode reseptor tirosin
kinase dari glial cell-derived nervous growth factor dan secara endogen
terekspresi pada sel neuroendokrin. Terjadi ekspresi yang salah dari
potongan gen RET pada melalui fusi promotor pada regio N-terminal dari
gen terkait (disebut PTC-1,2 dan seterusnya) dan regio C-terminal
16

fungsional dari gen RET (mengandung tirosin kinase). Hasilnya adalah


aktivasi RAS-RAF-MAPK signaling. Saat ini teridentifikasi lebih dari 8
protein chimera RET/PTC pada karsinoma tiroid, dimana RET/PTC-1 dan
RET/PTC-3 terhitung kira-kira 80% dan merupakan fusi gen yang tersering
(Chien et al, 2012). Keduanya melibatkan inversi pada kromosom
10q11.2 dan menghasilkan perpaduan antara RET dengan gen Histone
H4 (histone protein nucleosome) (Schulmberger et al., 2006; Zubair et
al., 2007; Chien et al., 2012).

Point Mutation BRAF


Tata ulang gen lainnya pada KTP adalah inversi kromosom 7q
menghasilkan fusi antara BRAF dan AKAP 9 (A-kinase anchor protein 9
gene). Fusi protein ini meningkatkan aktivitas kinase. Sepertiga sampai
setengah dari kasus KTP ditemukan gain-of-function mutation pada gen
BRAF (Chien et al, 2012). BRAF berlokasi pada kromosom 7q32, dan
terjadi transversi thymine ke adenine yang menyebabkan perubahan
valine menjadi glutamate. Mutasi pada BRAF V600E dapat
menyebabkan aktivasi RAF kinase dan secara in vitro dapat
menyebabkan transformasi sel. Mutasi BRAF V600E dilaporkan sebagai
defek molekular yang sering terjadi pada KTP yang sporadis (berkisar
antara 36% sampai 69%) dan pada KTP klasik (antara 29-69%).
Sementara tata ulang gen AKAP9/BRAF terjadi pada radiation-induced
karsinoma tiroid. Mutasi BRAF berkaitan dengan tumor yang lebih
agresif, sehingga memiliki prognosis yang buruk (Zubair et al., 2007).

2.1.6 Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis

Makroskopis
Secara makroskopis jika di lakukan palpasi pada daerah leher,
nodul tampak soliter dan memliki konsistensi yang kenyal (Busseniers et.
al., 2007). Nodul KTP tampak berupa massa padat putih keabu-abuan
17

dengan tepi yang ireguler atau kadang tampak infiltrasi secara


makroskopis ke parenkim tiroid sekitarnya. Beberapa kasus dapat
menunjukkan gambaran papil, perubahan kistik, kalsifikasi distrofik atau
bahkan pembentukan tulang. Pada KTP bagian pada lesi dapat berupa
nekrosis dapat juga berupa kistik (Schlumberger et.al., 2009).

Gambar 2.5 A: Gambar papillary tyroid carcinoma secara umum.


B: Gambar karsinoma tiroid papiler dengan multifocal
tumor (dikutip dari jurnal Shahidul Islam, M.D., Ph.D,
2017)
Mikroskopis
Terdapat berbagai varian/subtipe KTP, diantaranya varian
terbanyak yaitu varian klasik yang didominasi pola pertumbuhan papiler
dan varian terbanyak berikutnya yaitu varian folikuler (KTPVF) yang
didominasi dengan pola pertumbuhan folikuler. Selain itu terdapat pula
varian lain yang lebih agresif dilihat dari pola pertumbuhan, tipe sel dan
reaksi stroma seperti tall cell, columnar cell, diffuse sclerosing, clear cell
dan varian onkositik (Zubair et.al., 2007).
Gambaran histologi karakteristik inti KTP yaitu inti sel yang
jernih, kosong, atau Orphan Annie eye. Inti jernih ini berukuran lebih
besar dengan bentuk yang lebih ireguler dibandingkan inti sel folikel
normal dan mengandung kromatin yang hipodens. Gambaran inti yang
jernih berkaitan dengan area tengah inti yang eukromatin sedangkan area
heterokromatin mayoritas terpusat di tepi inti. Anak inti juga membenam
di bagian tepi inti sehingga anak inti menjadi tidak terlihat. Inti pada KTP
ini tersusun saling tumpang tindih (overlapping) terkait dengan sitoplasma
sel epitelial folikel ganas yang terpusat di bagian apikal maupun basal
18

sehingga inti sel yang berdekatan tampak ramai dan saling tumpang tindih
(Busseiners et.al., 2007).

Gambar 2.6 Varian klasik karsinoma tiroid papiler (dikutip dari


Shahidul Islam, M.D., Ph.D, 2017).

Struktur papiler ini dilapisi oleh epitel dengan polaritas yang


terganggu dan sitoplasma yang eosinofilik. Pola arsitektur lain seperti
folikuler maupun solid umumnya bersamaan dengan struktur papiler dan
sangat jarang menemukan pola petumbuhan papiler murni (Busseiners
et.al., 2007).
A B

C D

Gambar 2.7 A: Gambaran psamomma bodies pada KTP; B: salah


satu bentuk inti sel yang sudah tumpang tindih
(ditunjuk anak panah); C: Gambaran dari giant cell
(ditunjuk anak panah); D: Gambar ciri khas dari
karsinoma tiroid papiler yaitu adanya Orphan Annie
Eye. (dikutip dari jurnal oleh Shahidul Islam, M.D.,
Ph.D, 2017).
19

2.1.7 Stadium Karsinoma Tiroid Papiler

Penentuan stadium keganasan pada tiroid sampai saat ini menggunakan


sistem TNM: (T) untuk ukuran dari tumor primer, (N) penyebaran limfe,
(M) jauhnya metastasis, yang telah disetujui dan disahkan oleh AJCC
(American Joint Committe on Cancer) dan IUCC (International Union
Againt Cancer) tahun 2002 yaitu: (Emir T.P et.al., 2009).

T (Ukuran tumor primer)


Tx: Tumor tidak dapat dinilai
T0: Tidak didapat tumor primer
T1: Tumor dengan ukuran terbesar 2 cm atau kurang masih terbatas
tiroid
T2: Tumor dengan ukuran antara 2-4 cm masih berbatas tiroid
T3: Tumor dengan ukuran lebih dari 4 cm masih berbatas tiroid dan
ukuran berapa saja dengan ekstensi ekstra tiroid yang minimal
T4a: Tumor berekstensi keluar kapsul dan menginvasi jaringan lunak
subkutan, laring, trakea, esofagus, n.laringeus recurrent
T4b: Tumor menginvasi fascia prevertebrae, pembuluh mediastinal atau
A.karotis

N (Penyebaran limfe)

Nx: Kelenjar getah bening tidak dapat diperiksa


N0: Tidak didapati metastasis ke kelenjar getah bening
N1: Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening
N1a: Metastasis ke kelenjar getah bening cervical level VI
T1b: Metastasis kelenjar getah bening unilateral, bilateral, kontralateral,
atau superior mediastinal node
20

M (Metastasis)

Mx: Metastasis jauh tidak dapat dinilai


M0: Tidak terdapat metastasis jauh
M1: Terdapat metastasis jauh

Tabel 3. Stadium klinis keganasan tiroid berdasarkan AJCC 2002

2.1.8 Diagnosis
Dalam mendiagnosis karsinoma tiroid papiler, sebagian besar
pasien tidak memiliki gejala yang spesifik, bahkan lesi kadang
terdiagnosis pada saat melakukan pemeriksaan USG dengan gambaran
nodul pada kelenjar tiroid. Pada kanker stadium lanjut pasien biasanya
mengeluh adanya pembesaran pada kelenjar getah bening pada bagian
leher, suara yang serak, disfagia, dispnea, hingga hemoptisis (Wirsma,
2011). Tahapan-tahapan penting dalam mendiagnosis pasien yaitu:

 Anamnesis dan Pemeriksaan fisik


Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan langkah yang paling
penting dalam mendiagnosis karsinoma tiroid papiler. Kecurigaan
adanya proses keganasan pada penderita nodul tiroid jika saat
anamnesis ditemukan adanya riwayat radiasi pada bagian leher, adanya
keluarga yang menderita kanker tiroid, jika adanya gejala-gejala invasi
21

lokal dari kanker seperti suara serak, sesak nafas, dan disfagia, serta
ditambah usia pasien yang berisiko yaitu 30-50 tahun (Suyatno et.al.,
2009).
Dan juga saat dilakukan pemeriksaan fisik jika ditemukan adanya
nodul yang terfiksir dengan diameter lebih dari 1 cm dengan konsistensi
keras, berbatas tegas jika ditambah dengan adanya pembesaran kelenjar
getah bening di sekitar leher patut dicurigai sebagai PTC.
 Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG akurat dalam menentukan jenis nodul apak
kistik ataukah padat, jumlah nodul, letak nodul, dan jika adanya
pembesaran kelenjar getah bening. Jika dicurigai ganas, terdapat
mikrokalsifikasi pada gambaran USG dengan batas yang irregular,
hipoechogeniti dan absennya halo pada batas nodul (Suyatno et.al.,
2009).
 Pemeriksaan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) merupakan suatu pemeriksaan
yang aman, akurat, dan murah untuk evaluasi dalam menentukan nodul
tiroid. Dalam buku “Bedah Onkologi Diagnosis dan Terapi”
mengatakan bahwa false negatif dari FNAB sebesar 2,5% dan false
positif sebesar 3% dengan keakuratan pemeriksaan sebesar 90% untuk
karsinoma tipe papiler, medular, dan anaplastik. Dalam pemeriksaan
FNAB secara khusus menentukan apakah positif ganas, atau lesi jinak,
dsb (Busseniers et.al., 2007).
 Pemeriksaan Potong beku
Pemeriksaan potong beku dilakukan dengan cepat dan segera
karena dilakukan saat operasi sedang berlangsung untuk membedakan
apakah lesi jinak atas ganas. Pemeriksaan ini paling sering dilakukan
untuk menentukan jika lesi berupa karsinoma folikuler. Ketepatan
pemeriksaan ini sekitar 75-80% (Suyatno et.al., 2009).
22

 Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan yang definitif dan
merupakan baku emas dalam menentukan karsinoma tiroid papiler
beserta varian-variannya. Penentuan varian berdasarkan adanya
perubahan di dalam inti sel menyerupai dasar gelas (ground glass
nuclear). Terkadang saat dilakukan pemeriksaan ini disertai dengan
adanya psamomma bodies di tengah struktur papiler.

2.1.9 Tatalaksana

Penanganan pada pasien dengan KTP secara umum terdiri dari


beberapa komponen utama yaitu pembedahan yang adekuat, ablasi RAI
(Radioactive Iodine), dan supresi TSH. Keseluruhan terapi yang dipilih
tergantung pada temuan preoperatif dan intraoperatif sesuai klasifikasi
TNM serta evaluasi postoperatif yang berkaitan dengan sifat dari kanker
Pilihan terapi untuk reseksi tumor primer tiroid sering diperdebatkan,
apakah harus memilih lobektomi atau tiroidektomi total atau near-total
(mendekati total) (Cooper et al., 2006).

Pembedahan

Terdapat peelitian yang mendukung jika dilakukan tiroidektomi


total akan mengurangi risiko terjadinya kekambuhan dan juga dapat
memberikan keuntungan untuk harapan hidup dibandingkan hanya
lobektomi. Tiroidektomi total atau yang mendekati total menjadi pilihan
terapi awal pada pasien KTP dengan indikasi yang meliputi faktor risiko
besar penyebab kejadian karsinoma tiroid seperti riwayat paparan radiasi,
kanker tiroid familial, tumor ukuran lebih dari 4 cm, adanya perluasan
ekstratiroid, adanya metastasis limfonodi atau metastasis jauh, atau varian
histologis KTP bersifat agresif. Tetapi pada pasien dengan lesi risiko
rendah, reseksi pembedahan masih kontroversial (Bhama et.al., 2007;
Toniato et.al., 2008).
23

Sedangkan lobektomi efektif dan adekuat jika dilakukan pada


pasien KTP dengan faktor risiko yang rendah seperti diameter tumor yang
masih kurang dari 1 cm, unifocal, terbatas hanya pada kelenjar tiroid, dan
tidak ada metastasis pada kelenjar limfe. Jika dilakukan lobektomi, risiko
terjadinya abnormalitas pada lobus yang tersisa akan menurun oleh
penekanan produksi TSH melalui terapi thyroxine (Schlumberger et.al.,
2006).

Kejadian metastasis KGB pada kasus KTP juga sering ditemukan,


melalui tindakan diseksi leher propilaktik didapatkan prevalensi 33-63%
untuk metastasis KGB leher sentral (pre-atau paratrakea/ level VI), dan
prevalensi 57-64% untuk metastasis KGB leher lateral (level II, III, dan
IV). Diseksi limfonodi diindikasikan bagi metastasis limfonodi servikal
yang sudah diketahui. Meskipun jumlah ini tinggi, namun arti pentingnya
metastasis limfonodi masih belum jelas karena beberapa studi
menunjukkan bahwa metastasis limfonodi tidak berpengaruh pada
keseluruhan harapan hidup (Schlumberger et.al., 2006; Bhama et.al.,
2007; Ito et al., 2012). American Thyroid Association (ATA) memberikan
anjuran dan rekomendasi untuk dilakukannya diseksi limfonodi
kompartemen sentral pada pasien KTP jika sudah memasuki stadium
lanjut (T3 atau T4), sedangkan National Comprehensive Cancer Network
(NCCN) mengatakan bahwa diseksi limfonodi sentral tidak dianjurkan,
kecuali jika pemeriksaan biopsi menunjukan adanya tanda lesi metastasis
(Ito et al., 2012).

Ablasi RAI131

Ablasi iodine131 merupakan prosedur setelah dilakukannya


pembedahan yang bertujuan untuk menghancurkan sisa jaringan tiroid jika
telah melalui tiroidektomi serta untuk menangani sisa lesi metastasis yang
masih belum terlihat. Menurut ATA dan NCCN, meski dapat mengurangi
mortalitas dan angka kejadian kambuh, namun prosedur ablasi ini tidak
24

ada manfaatnya bagi pasien KTP stadium satu karena bersifat low risk
(angka kekambuhan rendah, differensiasi baik, tidak metastasis)
(Schlumberger et.al., 2006). Standar dosis ablasi iodine131 untuk KTP
dengan diameter pembesaran <3 cm tanpa invasi pada kelenjar getah
bening adalah sekitar 29 mCi (Suyatno et.al., 2009).

Supresi TSH
Untuk menekan produksi dari TSH, maka diberikan hormon tiroid
dosis suprafisiologis dalam bentuk levotiroksin (euthyrox atau thyrax).
Beberapa penelitian mengatakan bahwa levotiroksin dapat menurunkan
risiko efek samping klinis dan risiko kambuhan terutama pada kelompok
risiko tinggi. Bila setelah dilakukan 2 prosedur sebelumnya dan terbukti
tidak ada sisa jaringan tumor maka dapat diberikan dosis sebesar 2,1
μg/BB/hari. Jika masih ada sisa maka diberikan dosis supresi dengan
konsentrasi TSH dibawah 0,1 mU/L. Pada presedur ini dapat
meningkatkan kejadian efek samping terhadap tulang (osteoporosis) dan
jantung (Suyatno et.al., 2006; Abdulaziz, 2016).

2.1.10 Prognosis
Karsinoma tiroid papiler dikenal sebagai karsinoma dengan
differensiasi yang baik dari mayoritas karsinoma tiroid. Namun disamping
memiliki prognosis baik, faktor yang mempengaruhi baik tidaknya
prognosis pada KTP yaitu:
 Usia saat diagnosis ditegakkan
 Jenis kelamin
 Varian histologi
 Ukuran dan invasi dari tumor (Schlumberger, 2006).
Angka survival rate 20 tahun pada pasien dengan risiko rendah yaitu
99%, sedangkan pasien dengan risiko tinggi memiliki survival rate sekitar
60%. Terdapat beberapa macam metode dalam penentuan prognosis dari
KTP yaitu: AMES, AGES, MACIS (Suyatno, 2009).
25

AMES (Age, Metastases, Extent, Size)

Sistem skor ini dibuat pada tahun 1988 berdasarkan kombinasi antara usia,
metastasis, ekstensi, dan ukuran dari tumor primer. Sistem ini hanya
membandingkan antara kelompok risiko tinggi dan risiko rendah. Jika
didapatkan pasien memiliki risiko rendah memiliki prognosis yang lebih
baik (99%) dibandingkan yang berisiko tinggi (61%).

 Risiko rendah: Pasien usia <50 tahun tanpa metastasis, ukuran


kurang dari 5 cm, tidak ada metastasis, dan intratiroid PTC dengan
invasi yang minor.
 Risiko tinggi: Seluruh pasien dengan metastasis, Pasien usia >50
tahun, dengan PTC yang sudah extratiroid dan invasi yang major,
ukuran tumor >5 cm.
AGES (Age, Grade, Extent, Size)

Sistem skor ini dibentuk pada tahun 1987 dengan kombinasi antara usia,
stadium dari tumor, perluasan dari tumor, ukuran tumor primer. Dalam
skoring sistem AGES menggunakan rumus sebagai berikut:

0.05 x (Usia dalam tahun) +

 +1 jika stadium 2
 +3 jika stadium 3 dan 4
 +1 jika sudah lebih dari kelenjar tiroid
 +3 jika penyebaran luas
 + 0.2 x ukuran tumor (cm) (jika diameter maksimum)
Interpretasi hasil survival rate 20 tahun yaitu:

 <3.99 = 99%
 4-4,99 = 80%
 5-5,99 = 67%
 >6 = 13%
26

MACIS (Metastases, Ages, Completeness, Invasion, Size)

Sistem skor ini dibuat pada tahun 1993 dengan menggunakan kombinasi
antara metastasis dari kanker, usia, kelengkapan setelah operasi, invasi
pada organ sekitar tiroid, dan ukuran dari tumor. Sistem skor MACIS ini
menggunakan rumus dengan perhitungan sebagai berikut:

3,1 x usia (untuk usia <40 tahun), 0.08 x usia (untuk usia >40 tahun) +

 +0.3 x ukuran tumor (ukuran tumor maksimum)


 +1 jika reseksi belum komplit
 +1 jika terdapat invasi lokal
 +3 jika tampak adanya metastasis
Interpretasi hasil survival rate 20 tahun yaitu:

 <6 = 99%
 6-6,99 = 89%
 7-7,99 = 56%
 >8 = 34%
(Schlumberger, 2006; Suyatno, 2009).
27

2.2 Kerangka Teori

Kurangnya Goitrogen Paparan Penyakit Mutasi gen Reseptor estrogen


asupan iodium Alami Radiasi autoimun APC di ekspresikan
oleh epitel sel
folikuler

Goiter Meningkat Sindrom


kan sitokin Genetik
Memicu
pro- Proliferasi sel
inflamasi

Memicu
Tumorigenesis
tiroid

Tata ulang RET Inversi pada


Protoonkogen Kromosom7q

Inversi pada Kromosom Mutasi pada Gen


10q11.2 BRAF V600E

Karsinoma Tiroid Tipe Papiler


BAB ӀII

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat observasional
deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari rekam medik sebagai
subjek penelitian.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Departemen Bedah Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Waktu dari data yang akan
diteliti dilakukan dari Januari-Desember 2016.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

A. Populasi Target
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh pasien yang
menderita karsinoma tiroid.

B. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitan ini yaitu seluruh rekam medik
pasien yang menderita karsinoma tiroid di Departemen Bedah
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang dari
Januari 2016 sampai dengan Desember 2016.

28
29

3.3.2 Sampel
Sampel dari penelitian ini adalah semua pasien yang
didiagnosis menderita karsinoma tiroid tipe papiler yang tercatat
dalam rekam medik di Departemen Bedah Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2016
sampai dengan Desember 2016 dan memenuhi kriteria inklusi.

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, proses pengambilan sampel diambil


dari data seluruh pasien yang didiagnosis karsinoma tiroid tipe
papiler di Departemen Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang pada periode Januari-Desember 2016 yang memenuhi
kriteria inklusi. Dalam penelitian ini digunakan teknik
pengambilan sampel jenuh atau total sampling.

Setelah dilakukan survei awal didapatkan jumlah populasi


yang akan diteliti berjumlah 116, Namun saat dilakukan penelitian
hanya dapat ditemukan 92 data dan jumlah sampel yang didapatkan
berjumlah 61 pasien.

3.3.4 Kriteria Inklusi


Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah semua data
rekam medik pasien yang didiagnosis menderita karsinoma tiroid
tipe papiler di Departemen Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2016 sampai
dengan Desember 2016 yang meliputi:
 Sosidemografi pasien: usia, jenis kelamin, tempat tinggal.
 Faktor risiko penyakit pada pasien: genetik, radiasi, penyakit
tiroid terdahulu pasien.
 Gejala klinis
 Pemeriksaan penunjang: varian histologi
30

3.3.5 Kriteria Eksklusi


Kriteria Eksklusi pada penelitian ini adalah data rekam
medik pasien yang didiagnosis menderita karsinoma tiroid tipe
papiler di Departemen Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2016 sampai
dengan Desember 2016 dengan kondisi:
- Data rekam medik tidak lengkap.

3.4 Variabel Penelitian

A. Karakteristik sosiodemografi: jenis kelamin, usia, tempat tinggal


penderita karsinoma tiroid tipe papiler
B. Karakteristik varian histologik pasien penderita karsinoma tiroid
papiler
C. Karakteristik penyakit tiroid yang pernah diderita pasien penderita
karsinoma tiroid papiler
D. Karakteristik pasien karsinoma tiroid papiler dengan berdasarkan
pernahnya paparan radiasi
E. Karakteristik pasien karsinoma tiroid tipe papiler berdasarkan
adanya gejala klinis
F. Karakteristik pasien penderita karsinoma tiroid tipe papiler
berdasarkan riwayat keluarga yang menderita keganasan tiroid

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Jenis kelamin

Definisi

Jenis kelamin merupakan suatu kelompok yang menjelaskan


identitas diri dari pasien yang tercatat dalam rekam medik di
31

Departemen Bedah Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin


Palembang periode Januari 2016 sampai dengan Desember 2016.

Alat Ukur: Rekam medik

Cara ukur: Data jenis kelamin pasien penderita karsinoma tiroid


diambil dari rekam medik dan dicatat, lalu diolah dalam bentuk
tabel dan narasi.

Skala ukur: Nominal

Hasil Ukur: 1) Laki-laki

2) Perempuan

3.5.2 Usia

Definisi

Usia merupakan alat ukur waktu hidup seseorang. Usia


penderita tercantum dalam rekam medik Departemen Bedah
Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari
2016 sampai dengan Desember 2016

Alat ukur: Rekam Medik

Skala ukur: Ordinal

Cara ukur: Data usia pasien penderita karsinoma tiroid diambil


dari rekam medik dan dicatat, lalu diolah dalam bentuk tabel dan
narasi.

Hasil Ukur:

 15-24
 25-34
 35-44
32

 45-54
 55-64
 64-74

3.5.3 Tempat Tinggal

Definisi

Tempat tinggal merupakan lokasi dimana pasien


menghabiskan waktu sehari-harinya. Tempat tinggal penderita
tercantum dalam rekam medik Departemen Bedah Rumah Sakit
Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2016 sampai
dengan Desember 2016.

Alat ukur: Rekam Medik

Skala ukur: Nominal

Cara ukur: Data tempat tinggal pasien penderita karsinoma tiroid


diambil dari rekam medik dan dicatat, lalu diolah dalam bentuk
tabel dan narasi.

Hasil Ukur:

 Perkotaan ● Pantai
 Perdesaan/Dusun ● Pegunungan

3.5.4 Varian Histologik

Definisi

Varian Histologik merupakan macam perbedaan gambaran


mikroskopis dari penderita. Data varian histologik penderita
tercantum dalam rekam medik Departemen Bedah Rumah Sakit
33

Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2016 sampai


dengan Desember 2016.

Alat ukur: Rekam Medik

Cara ukur: Data varian histologik pasien penderita karsinoma


tiroid diambil dari rekam medik dan dicatat, lalu diolah dalam
bentuk tabel dan narasi.

Skala ukur: Ordinal

Hasil Ukur:

 Carcinoma Tall-cell variant


 Carcinoma Columnar variant
 Carcinoma Folicular variant
 Carcinoma Solid variant
 Carcinoma Papillary Microcarcinoma
 Carcinoma Diffuse sclerosing variant

3.5.5 Karakteristik Penyakit Tiroid Terdahulu Pasien

Definisi

Karakteristik penyakit tiroid terdahulu pasien merupakan


penyakit tiroid yang pernah di derita pasien sebelum terdiagnosis
karsinoma tiroid. Data karakteristik penyakit tiroid terdahulu
penderita tercantum dalam rekam medik Departemen Bedah
Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari
2016 sampai dengan Desember 2016.

Alat ukur: Rekam Medik

Cara ukur: Data karakteristik penyakit tiroid terdahulu pasien


penderita karsinoma tiroid diambil dari rekam medik dan dicatat,
lalu diolah dalam bentuk tabel dan narasi.
34

Skala ukur: Ordinal

Hasil ukur:

 Tiroiditis kronik
 Goiter
 Hipertiroid

3.5.6 Paparan Radiasi

Definisi

Paparan radiasi maksudnya adalah pernahnya pasien karsinoma


tiroid papiler menderita paparan radiasi seperti kecelakaan kerja di
tempat nuklir, maupun melakukan perjalanan ke daerah radiasi
nuklir tinggi. Data paparan radiasi penderita tercantum dalam
rekam medik Departemen Bedah Rumah Sakit Dr. Mohammad
Hoesin Palembang periode Januari 2016 sampai dengan Desember
2016.

Alat ukur: Rekam Medik

Cara ukur: Data karakteristik pasien karsinoma tiroid dengan


paparan radiasi penderita karsinoma tiroid diambil dari rekam
medik dan dicatat, lalu diolah dalam bentuk tabel dan narasi.

Skala ukur: Nominal

Hasil ukur:

 Pernah terpapar radiasi


 Tidak pernah terpapar
35

3.5.7 Gejala Klinis

Definisi

Gejala klinis merupakan suatu gambaran adanya tanda dari


penyakit karsinoma tiroid. Gejala klinis penderita tercantum dalam
rekam medik Departemen Bedah Rumah Sakit Dr. Mohammad
Hoesin Palembang periode Januari 2016 sampai dengan Desember
2016.

Alat ukur: Rekam Medik

Cara ukur: Data gejala klinis pasien penderita karsinoma tiroid


diambil dari rekam medik dan dicatat, lalu diolah dalam bentuk
tabel dan narasi

Skala ukur: Nominal

Hasil ukur:

 Simptomatik
 Asimptomatik

3.5.8 Riwayat Keluarga Penderita Keganasan Tiroid

Definisi

Riwayat keluarga penderita keganasan tiroid merupakan


informasi mengenai adanya keluarga kandung secara garis lurus
yaitu anak, ibu dan ayah, nenek dan kakek yang juga menderita
keganasan pada kelenjar tiroid. Riwayat keluarga menderita
keganasan tercantum dalam rekam medik Departemen Bedah
Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari
2016 sampai dengan Desember 2016.

Alat ukur: Rekam Medik


36

Cara ukur: Data riwayat keluarga penderita keganasan tiroid pada


pasien penderita karsinoma tiroid diambil dari rekam medik dan
dicatat, lalu diolah dalam bentuk tabel dan narasi

Skala ukur: Nominal

Hasil ukur:

 Ada yang menderita


 Tidak ada yang menderita

3.6 Cara Pengumpulan Data

Data dikumpulkan berdasarkan data sekunder, yaitu rekam medik


dari pasien penderita karsinoma tiroid tipe papiler di Departemen Bedah
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode
Januari 2016 sampai dengan Desember 2016. Pendataan yang dilakukan
meliputi beberapa poin yang tercantum dalam variabel.

3.7 Cara Pengolahan dan Analisis Data

Data rekam medik yang telah dikumpulkan kemudian akan


dianalisis secara deskriptif menggunakan program Statistical Product and
Service Solutions (SPSS), dimana variabel yang telah ditentukan akan
disajikan dalam bentuk deskriptif berupa tabel dan narasi.
37

3.8 Kerangka Operasional

Proposal Penelitian

Izin penelitian dari


Komite Etik

Pengumpulan Data

Data di kumpulkan berdasarkan data sekunder, yaitu rekam medik dari pasien penderita
karsinoma tiroid tipe papiler di Departemen Bedah Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2016 sampai dengan Desember 2016.

Penentuan jumlah populasi dan


Kriteria inklusi
sampel yang akan di teliti

Variabel

Usia, jenis kelamin, tempat tinggal, paparan radiasi, gejala klinis, penyakit tiroid
terdahulu, varian histologi, keluarga yang menderita keganasan tiroid 2016.

Analisis dan pengolahan data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan
BAB ӀV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 3 minggu antara bulan


Oktober-November 2018. Dari sampel yang didapat, jumlah penderita keganasan
pada tiroid di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang antara Januari 2016-
Desember 2016 dari total 92 rekam medik, terdapat 61 kasus (52,5%) yang
tergolong penderita karsinoma tiroid papiler yang sesuai dengan kriteria inklusi.
Variabel yang diamati meliputi usia, jenis kelamin, tempat tinggal, varian
penyakit, penyakit terdahulu pasien, paparan radiasi, gejala klinis, dan riwayat
keluarga yang juga menderita keganasan tiroid.

Hasil pada penelitian ini diambil dari status rekam medik pasien penderita
karsinoma tiroid papiler di Departemen Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang periode antara Januari 2016-Desember 2016.

4.1 Karakteristik Menurut Jenis Kelamin

Dari 61 sampel pasien, didapatkan penderita karsinoma tiroid papiler


menurut jenis kelamin paling banyak terjadi pada perempuan yaitu sebanyak 51
pasien (83,6%), sedangkan laki-laki sebanyak 10 pasien (16,4%) dari total
keseluruhan sampel yang diambil. Pada tabel 4, dapat ditentukan jumlah
perbandingan rasio antara penderita laki-laki dan perempuan adalah 5:1.

Tabel 4. Distribusi Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin (N=61)

Jenis Kelamin (N) (%)


Laki-Laki 10 16,4
Perempuan 51 83,6
Jumlah 61 100,0

38
39

4.2 Karakteristik Menurut Usia

Dari 61 sampel pasien, didapatkan penderita karsinoma tiroid papiler paling


muda berusia 15 tahun dan paling tua berusia 73 tahun. Pada penelitian ini,
digunakan rumus Sturgess untuk membagi kelompok usia penderita. Menurut
tabel 5, didapatkan rentang usia yang paling banyak menderita karsinoma tiroid
papiler yaitu antara 25-34 tahun sebanyak 14 penderita (23%), diikuti 45-54
tahun sebanyak 13 penderita (21,3%), 55-64 tahun sebanyak 13 penderita
(21,3%), 35-40 tahun sebanyak 10 penderita (16,4%), 15-24 tahun sebanyak 8
penderita (13,1%), dan rentang usia 65-74 tahun yang merupakan paling rendah
dengan jumlah sebanyak 3 penderita (4,9%). Dari keseluruhan hasil usia
didapatkan rata-rata penderita karsinoma tiroid papiler di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang pada Januari-Desember 2016 yaitu 44 tahun.

Tabel 5. Distribusi Subjek Berdasarkan Usia (N= 61)

Usia (N) (%)


15-24 8 13,1
25-34 14 23,0
35-44 10 16,4
45-54 13 21,3
55-64 13 21,3
65-74 3 4,9
Jumlah 61 100,0

4.3 Karakteristik Menurut Tempat Tinggal

Dari 61 sampel pasien, didapatkan jumlah penderita karsinoma tiroid papiler


paling banyak didapatkan bahwa penderita karsinoma tiroid papiler paling banyak
berasal dari daerah dataran rendah (pantai) dengan jumlah sebanyak 54 pasien
(88,5%) sedangkan yang berasal dari dataran tinggi (pegunungan) hanya terdapat
7 pasien (11,5%). Pada penggolongan ini dataran rendah (pantai) jika
ketinggiannya adalah 0-200 meter diatas permukaan laut, dan yang daerah yang
40

termasuk yaitu Palembang dengan persentase konsumsi iodium (99,4%),


Prabumulih (95,9%), Lubuklinggau (96,9%), Kota Bengkulu (67,5%),
Pangkalpinang (97,4%), Baturaja (99,1%), Indralaya (97,7), Belitang (88,2%),
Kayuagung (88,9%), Muara Enim (99,2%), dan Sekayu (99,8) serta didapatkan
rata-rata dataran rendah sebesar 93,6%. Sedangkan dikatakan dataran tinggi
(pegunungan) jika letak geografisnya berada di ketinggian 200-1500 meter diatas
permukaan laut, dan daerah yang termasuk yaitu Pagaralam dengan konsumsi
iodium sebesar (94,1%), Kepahiang (36,7%), Lahat (93,9%), Muaradua (98,2%)
dan didapatkan rata-rata dataran tinggi sebesar 80,7%.

Tabel 6. Distribusi Subjek Berdasarkan Dataran Tempat Tinggal (N=61)

Tempat Tinggal (N) (%)


Pantai 54 88,5
Pegunungan 7 11,5
Jumlah 61 100,0

Pada tabel 7, didapatkan paling banyak penderita karsinoma tiroid papiler


berasal dari perkotaan sebanyak 40 pasien (65,6%), sedangkan dari
perdesaan/dusun sebanyak 21 pasien (34,4%). Masyarakat perkotaan yang datang
ke Bagian Bedah RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang sebagian besar
berasal dari kota Palembang, Pagaralam, Prabumulih, Lubuklinggau, Kota
Bengkulu, dan Pangkal Pinang didapatkan hasil rata-rata konsumsi iodium
sebanyak 91,8%, sedangkan masyarakat perdesaan sebagian besar berasal dari
Baturaja, Belitang, Indralaya, Kapahiang, Kayu Agung, Lahat, Muara Enim,
Muaradua, dan Sekayu didapatkan hasil rata-ratanya sebesar 89%.

Menurut acuan dari RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) bahwa suatu


daerah dikatakan memenuhi target asupan iodium rumah tangga jika mencapai
nilai minimal 90%.
41

Tabel 7. Distribusi Subjek Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal (N= 61)

Tempat Tinggal (N) (%)


Perkotaan 40 65,6
Perdesaan/Dusun 21 34,4
Jumlah 61 100,0

4.4 Karakteristik Menurut Varian Histologik

Dari 61 sampel pasien, menurut dari 6 jumlah varian yang diteliti,


ditemukan varian yang paling banyak diderita pasien yaitu varian Follicular
sebanyak 32 pasien (52,55%), diikuti oleh varian Papillary Microcarcinoma
sebanyak 19 pasien (31,1%), varian Solid sebanyak 5 pasien (8,2%), varian
Columnar sebanyak 3 pasien (4,9%), dan paling rendah yaitu varian Tall Cell
sebanyak 1 pasien (1,6%), serta varian Diffuse Sclerosis sebanyak 1 pasien
(1,6%). Berdasarkan tabel 8, varian Follicular paling banyak ditemukan di RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang dibanding varian yang lain. Hasil varian ini
diambil dari pemeriksaan yang telah dilakukan oleh pasien yaitu FNAB (Fine
Needle Aspiration Biopsy) dan pemeriksaan histopatologi.

Tabel 8. Distribusi Subjek Berdasarkan Varian Histologik (N= 61)

Varian (N) (%)


Tall Cell 1 1,6
Columnar 3 4,9
Follicular 32 52,5
Papillary Microcarcinoma 19 31,1
Diffuse Sclerosis 1 1,6
Solid 5 8,2
Jumlah 61 100,0
42

4.5 Karakteristik Menurut Penyakit Terdahulu Pasien

Dari 61 sampel pasien, didapatkan bahwa penyakit terdahulu pasien yang


paling banyak yaitu goiter sebanyak 54 pasien (88,5%), kemudian terbanyak
kedua yaitu penyakit hipertiroid sebanyak 4 pasien (6,6%), dan paling sedikit
yaitu tiroiditis kronik sebanyak 3 pasien (4,9%). Menurut tabel 9, penyakit goiter
(pembesaran) pada kelenjar tiroid menjadi pemicu utama terjadinya karsinoma
tiroid papiler pada sebagaian besar penderita. Penyakit tiroiditis kronik pada
penelitian ini seluruhnya atau ketiganya yang diderita pasien yaitu penyakit
tiroiditis Hashimoto.

Tabel 9. Distribusi Subjek Berdasarkan Penyakit Terdahulu Pasien (N= 61)

Penyakit Terdahulu (N) (%)


Hipertiroid 4 6,6
Goiter 54 88,5
Tiroiditis Kronik 3 4,9
Jumlah 61 100,0

4.6 Karakteristik Menurut Paparan Radiasi

Menurut hasil yang berasal dari 61 pasien penderita karsinoma tiroid


papiler, didapatkan seluruh pasien tidak ada yang pernah terpapar radiasi yaitu
sebanyak 61 pasien (100%). Paparan radiasi yang dimaksud jika pernah
melakukan perjalanan di daerah radiasi nuklir tinggi atau terpapar nuklir langsung
akibat kecelakaan kerja di tempat nuklir. Berikut merupakan tabel distribusi
frekuensi berdasarkan paparan radiasi.

Tabel. 10 Distribusi Subjek Berdasarkan Paparan Radiasi (N= 61)

Paparan Radiasi (N) (%)


Pernah 0 0
Tidak Pernah 61 100
Jumlah 61 100,0
43

4.7 Karakteristik Menurut Gejala Klinis

Menurut hasil yang berasal dari 61 pasien penderita karsinoma tiroid


papiler, didapatkan jumlah pasien yang mengeluh adanya gejala saat timbulnya
pembesaran pada kelenjar tiroid yaitu sebanyak 20 pasien (32,8%), dan terdapat
41 pasien (67,2%) pasien tidak mengeluhkan adanya gejala yang menyertai
terjadinya pembesaran pada kelenjar tiroidnya. Pada tabel 11, pasien yang
mengeluh adanya gejala klinis yaitu berupa nyeri pada bagian leher, susah
menelan, suara serak, dan sesak nafas.

Tabel 11. Distribusi Subjek Menurut Gejala Klinis (N= 61)


Gejala Klinis (N) (%)
Simptomatik 20 32,8
Asimptomatik 41 67,2
Jumlah 61 100,0

4.8 Karakteristik Menurut Riwayat Keluarga

Dari 61 sampel pasien, didapatkan semua pasien yang tercantum di dalam


rekam medik mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita keganasan
dengan jumlah 61 pasien (100%), sedangkan tidak ada pasien yang
mencantumkan bahwa ada keluarganya yang menderita keganasan dengan jumlah
0 (0%). Dari data di atas, 100 persen tidak ada keluarga pasien secara satu garis
lurus (kakek, nenek, ayah, ibu, anak) yang menderita keganasan baik pada organ
tiroid maupun organ lainnya.

Tabel 12. Distribusi Subjek Berdasarkan Riwayat Keluarga (N= 61)


Riwayat Keluarga (N) (%)
Ada 0 0
Tidak ada 61 100
Jumlah 61 100,0
BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Faktor Jenis Kelamin

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa penderita karsinoma tiroid


papiler paling banyak terjadi pada perempuan yaitu 51 pasien (83,6%) dibanding
dengan laki-laki yang hanya 10 pasien (16,4%), serta dari data penelitian ini juga
didapatkan perbandingan rasio antara penderita laki-laki dan perempuan adalah
1:5.

Hasil ini sesuai dengan pernyataan oleh Oktahermoniza (2013) yang


mengatakan bahwa secara global bahwa penyakit ini menempati urutan ke-4 dari
10 keganasan yang paling sering terjadi pada wanita. Pada tahun 2012, American
Cancer Society memperkirakan bahwa sekitar 17.000 kasus baru ditemukan di
Amerika Serikat tiap tahunnya dan lebih banyak ditemukan pada perempuan.
Selain itu hal ini juga sesuai dengan yang dikatakan oleh De Lellis (2004) dan
juga penelitian yang dilakukan oleh Zubair W. Baloch (2007) bahwa
perbandingan rasio kasus karsinoma tiroid papiler antara laki-laki dan perempuan
adalah 1:4.

Kondo (2006) dan Ni Ketut Ari Widhiasih (2015) menjelaskan bahwa pada
wanita, reseptron hormon estrogen salah satunya juga diekspresikan oleh sel-sel
epitel folikel tiroid sehingga wanita lebih rentan untuk terkena karsinoma tiroid
papiler karena estrogen dapat memicu terjadinya proliferasi sel epitel folikel.
Selain itu pada kehamilan juga berperan terhadap peningkatan hormon tiroid dan
hormon estrogen yang mendukung terjadinya karsiogenesis tiroid.

5.2 Faktor Usia

Mengacu pada hasil penelitian ini, didapatkan bahwa rentang usia yang
paling sering terjadi karsinoma tiroid papiler yaitu antara 25-34 tahun (23%)

44
45

berurutan diikuti oleh rentang 45-54 tahun dan 55-64 tahun masing-masing
(21,3%) dengan usia penderita paling muda 15 tahun dan paling tua 73 tahun.
Rata-rata usia penderita yaitu 44 tahun.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gupta (2012) dan Chien
(2012) mengatakan bahwa usia paling sering karsinoma tiroid papiler
bermanifestasi yaitu antara usia 20-50 tahun dan paling umum terjadi pada usia 44
tahun. Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Anatomi Indonesia melalui
penelitiannya antara 2008-2010 juga mengatakan insiden karsinoma tiroid sering
terjadi antara rentang usia 25-64 tahun dengan rata-rata usia 49 tahun. Hal ini juga
sesuai dengan artikel oleh Schlumberger (2006) mengatakan bahwa insiden
karsinoma tiroid papiler tertinggi pada usia antara 16-40 tahun.

Megan (2009) mengatakan bahwa insiden karsinoma tiroid papiler banyak


terjadi pada Early Adulthood (20-44 years) karena pada rentang usia ini proliferasi
dan aktivitas dari sel-sel tiroid lebih cepat dan meningkat daripada usia yang
muda maupun tua. Menurut Oktahermoniza (2013) insiden karsinoma tiroid
papiler lebih banyak diderita oleh usia dewasa muda karena sel kanker
berdiferensiasi lebih baik pada usia dewasa muda.

5.3 Faktor Tempat Tinggal

Pada hasil penelitian ini didapatkan jumlah penderita yang paling banyak
berasal dari perkotaan yaitu sebanyak 40 pasien (65,6%) dan daerah
perdesaan/dusun yaitu 21 pasien (34.4%). Menurut hasil RISKESDAS (2007) di
provinsi Sumatera Selatan bahwa daerah Perkotaan (Lubuklinggau, Palembang,
Prabumulih, Pagaralam) asupan iodium rumah tangganya sudah melampaui target
(90%) yaitu 93%, sedangkan pada daerah perdesaan/dusun, asupan iodium rumah
tangga belum melampaui target yang di tetapkan yaitu 89,1%. Hal ini
berhubungan dengan penelitian oleh Antonio Cossu (2013) di Italia, mengatakan
bahwa insiden KTP lebih sering terjadi pada area dengan kondisi iodium yang
cukup dibandingkan area kurang iodium.
46

Hal ini juga sesuai dengan penelitian yg dilakukan Zimmermann (2015)


dengan hasil bahwa insiden karsinoma tiroid papiler meningkat dan lebih banyak
terjadi pada daerah dengan asupan iodium yang cukup, sedangkan karsinoma
tiroid folikular lebih banyak terjadi pada daerah dengan defisiensi iodium. Hal ini
karena iodium yang berlebih dapat menyebabkan peningkatan kerja dari kelenjar
tiroid sehingga berisiko untuk terjadinya kanker tiroid.

Menurut hasil berdasarkan dataran dari tempat tinggal didapatkan bahwa


rata-rata asupan iodium dari daerah dataran tinggi (pegunungan) yaitu sebesar
80,72% yang terdiri dari 4 daerah yaitu Pagaralam, Kapahiang, Lahat, dan
Muaradua. Sedangkan yang berasal dari dataran rendah (pantai) terdiri dari 11
daerah memiliki jumlah rata-rata asupan iodium sebanyak 92.6% atau melampai
target kecukupan konsumsi iodium. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh
Ekawanti (2016) bahwa daerah dataran tinggi (pegunungan) memiliki asupan
iodium yang kurang dibandingkan dengan daerah dataran rendah (pantai).

5.4 Faktor Varian Histologik

Menurut hasil pada penelitian didapatkan jumlah varian paling banyak


diderita yaitu varian Follicular dengan jumlah 32 pasien (52,5%) dan yg kedua
yaitu varian Papillary Microcarcinoma dengan jumlah 19 pasien (31,1%). Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Xiao-Min (2013) dengan hasil
terdapat 10.740 dari 20.176 pasien dengan karsinoma tiroid papiler varian
folikular dibanding varian yang lain, Xiao-Min (2013) menjelaskan bahwa varian
Follicular merupakan varian yang paling sering ditemukan pada PTC dengan
insiden sekitar 9-22% dari keseluruhan kasus.

Hal ini juga sesuai dengan penelitian oleh Gilbert H. Daniels (2016) yang
mengatakan bahwa insiden karsinoma tiroid papiler varian folikular paling sering
terjadi bahkan telah mencapai 30% dari keseluruhan varian dari PTC. Menurut
Sibel Ertek (2012) peningkatan pada kasus varian follicular cenderung disebabkan
oleh penyebaran lesi yang cepat dan cukup luas, faktor usia yang lebih tinggi, dan
juga varian ini sering nampak sudah terjadi invasi vaskular dan ekstratiroid.
47

5.5 Faktor Penyakit Terdahulu Pasien

Pada hasil penelitian ini disimpulkan bahwa penyakit yang mendahului


terjadinya karsinoma tiroid papiler yaitu goiter sebanyak 54 pasien (88,5%),
kemudian diikuti oleh penyakit hipertiroid sebanyak 4 pasien (6,6%) dan terakhir
peyakit tiroidits kronik yang pada penelitian ini semuanya merupakan tiroiditis
Hashimoto sebanyak 3 pasien (4,9%).

Hal ini sesuai dengan artikel yang dikemukakan oleh Cossu (2013) bahwa
goiter menyebabkan hiperplasia yang berupa nodul tunggal dan juga nodul
multiple, dan dipercaya meningkatkan insiden karsinoma tiroid papiler hingga dua
setengah kali lipat. Penelitian juga dilakukan oleh D. Shrestha (2014) dengan hasil
terdapat 85% dari 100 penderita karsinoma tiroid papiler yang diteliti menderita
penyakit goiter sebelumnya sehingga bermanifestasi menjadi PTC.

Menurut George (2017) insiden KTP lebih sering terjadi pada area dengan
kondisi yodium yang cukup, karena tingkat tiroksin yang tinggi oleh asupan
iodium dapat memberikan efek hiperplasia terhadap folikel, epitel sel tiroid
menjadi datar, disertai dengan peningkatan jumlah koloid di dalam sel dan
mengakibatkan terjadinya goiter yang berdampak pada abnormalitas pada kelenjar
tiroid dan salah satunya yaitu terjadinya point mutation pada gen BRAF sehingga
memicu terjadinya karsinoma tiroid papiler.

5.6 Faktor Paparan Radiasi

Pada penelitian ini didapatkan seluruh pasien tidak ada yang pernah terpapar
radiasi (100%). Maksud dari paparan radiasi pada penelitian ini jika pasien pernah
terpapar dengan radiasi nuklir baik dalam kecelakaan kerja, maupun pernah
melakukan perjalanan ke daerah dengan radiasi nuklir yang tinggi.

Hal ini berkaitan dengan artikel oleh Maria Laura (2017) yang mengatakan
bahwa karsinoma tiroid papiler yang disebabkan oleh paparan radiasi baik radiasi
nuklir, radiasi eksterna juga tergantung dari beberapa faktor resikonya yaitu dosis
dari radiasi atau kekuatan dari radiasi tersebut, kemudian adalah usia yang
48

berpotensi jika dilakukan radiasi dapat menyebabkan mutasi gen sehingga terjadi
karsinoma tiroid papiler, selain itu ada juga faktor defisiensi iodine yang
menyebabkan serapan tiroid dari yodium radioaktif tinggi, dan akan menghasilkan
dosis radiasi tinggi ke kelenjar tiroid. Jadi kesimpulannya paparan radiasi dapat
berpengaruh jika dosis dari paparan tersebut tergolong tinggi, apabila tidak, maka
pengaruh paparan radiasi terhadap insiden karsinoma tiroid papiler dikatakan
tidak ada.

5.7 Faktor Gejala Klinis

Menurut hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu sebanyak 41 pasien
(67,2%) tidak mengeluhkan adanya gejala klinis seperti suara serak, sesak nafas,
sulit menelan, ataupun nyeri. Sedangkan sisaya 20 pasien (32,8%) mengeluhkan
adanya gejala klinis seperti di atas saat terjadinya karsinoma tiroid papiler.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dikemukakan oleh Baldwin (2016)
yang mengatakan bahwa 80% seluruh kasus keganasan pada tiroid terutama tipe
papiler hampir tidak memiliki gejala (Asimptomatik) namun hanya berupa
munculnya benjolan di bagian leher.

Hal ini juga diperkuat oleh artikel oleh Wirsma Arif Harahap (2011) yang
menjelaskan bahwa sebagian besar kanker tiroid tidak memiliki gejala, jika sudah
terjadi gejala seperti suara serak, disfagia, dypsnea disebabkan oleh adanya invasi
dari sel kanker pada struktur anatomis di sekitar kelenjar tiroid.

5.8 Faktor Riwayat Keluarga

Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa semua 61 pasien yang diteliti
tidak memiliki keluarga yang juga menderita keganasan (100%) baik pada tiroid
maupun organ lain.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Li Xu (2012) dengan
hasil hanya 4 pasien dari 188 yang menderita karsinoma tiroid papiler yang juga
memiliki riwayat keganasan pada keluarganya. American Thyroid Association
(ATA) (2014) menjelaskan bahwa hampir semua kasus karsinoma tiroid papiler
49

hanya menyerang pada 1 individual dalam keluarga tanpa ada riwayat keluarga
yang juga menderita keganasan pada tiroid.

Jadi menurut ATA (2014) apabila dalam suatu keluarga tidak memiliki
adanya riwayat keganasan pada tiroid maka tidak ada hubungan atau pengaruh
signifikan terhadap terjadinya karsinoma tiroid papiler pada anggota keluarga
lainnya, kecuali jika memang terkena akibat dari faktor-faktor lain seperti radiasi,
lingkungan, dsb.

5.9 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan utama dalam penelitian ini adalah:


1. Keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian karena bersinggungan
dengan jadwal perkuliahan dan juga hari-hari libur sehingga dari jumlah
populasi 91 hanya dapat di temukan 61 sampel.
2. Keterbatasan data yang tidak lengkap terutama pada penelitian ini yaitu
hasil pemeriksaan PA untuk menentukan jenis varian dari data yang diteliti
3. Keterbatasan dari jumlah tahun sampel yang diteliti hanya selama 1 tahun.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan tentang karakteristik pasien karsinoma tiroid


papiler di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang periode Januari 2016 sampai
Desember 2016 dengan menggunakan data dari 61 rekam medik, dapat ditarik
beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1) Menurut sosiodemografi, jenis kelamin yang paling banyak menderita


karsinoma tiroid papiler yaitu perempuan dengan perbandingan rasio antara
perempuan dan laki-laki adalah 5:1. Dari hasil usia, rentang usia yang paling
banyak menderita karsinoma tiroid papiler adalah usia 25-34 tahun
sebanyak 14 penderita (23%) dengan usia penderita paling muda yaitu 15
tahun dan paling tua berusia 73 tahun, serta rata-rata usia penderita yaitu 44
tahun. Berdasarkan lokasi tempat tinggal, penderita paling banyak berasal
dari daerah perkotaan dengan jumlah 40 pasien (65,6%) dan berdasarkan
letak dataran paling banyak pada dataran rendah (pantai) dengan jumlah 54
pasien (88,5%).
2) Varian histologik paling banyak ditemukan pada penderita karsinoma tiroid
papiler yaitu varian Follicular dengan jumlah 32 pasien (52,5%).
3) Penyakit yang mendahulu dari penyakit karsinoma tiroid papiler yaitu
sebanyak 54 pasien (88,5%) disebabkan oleh goiter.
4) Seluruh pederita karsinoma tiroid papiler sebanyak 61 pasien (100%), tidak
dipicu oleh adanya paparan radiasi.
5) Sebagian besar pasien karsinoma tiroid papiler yaitu sebanyak 41 pasien
(67,2%) tidak mengeluh adanya gejala klinis yang di alami.
6) Seluruh pasien penderita karsinoma tiroid papiler (100%) tidak memiliki
keluarga yang juga menderita keganasan baik pada tiroid maupun organ
lainnya.

50
51

6.2 Saran

Menurut hasil dan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan ini, peneliti
memberikan beberapa saran yang dapat menjadi bahan agar penelitian ini dapat
diteruskan dengan lebih baik.

1) Kepada petugas medis, hendaknya data yang dicantumkan pada rekam


medik dilengkapkan kembali baik data klinis, pemeriksaan fisik,
sosiodemografi pasien maupun data laboratorium pasien agar dapat
memberi dukungan maksimal pada penelitian selanjutnya sehingga menjadi
lebih valid dan akurat
2) Penelitian selanjutnya diharapkan berupa penelitian yang bersifat analitik
yang diambil dari data primer, untuk mengetahui hubungan antar variabel
yang tercantum agar dapat menjadi sumber wawasan dan ilmu baik bagi
peneliti maupun masyarakat.
3) Melihat jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahunnya,
disarankan kepada insktansi kesehatan agar melakukan pencegahan dan
penekanan terhadap jumlah angka kejadian keganasan pada kelenjar tiroid
terkhususnya karsinoma tiroid papiler dapat melalui promosi kesehatan
maupun deteksi dini keganasan terhadap masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. 2012. Global Cancer: Fact and Figures 3rd edition.
WHO. Atlanta.

American Thyroid Association. 2014. THYROID CANCER: Does papillary


thyroid cancer run in families?. Clinical Thyroidology for the Public. 7 (3):
page 10.

Ali, Mae-Sheikh. 2016. Thyroid Function Testing. Epocrates. (https://


online.epocrates.co.uk/diseases/112111/Thyroid–function–testing/Overview
Diakses 25 Juli 2017).

Alsaif, Abdulaziz A. 2016. The Epidemic of Papillary Thyroid Microcarcinoma:


An Overview. Journal of Health Speacialties. 4: 24-30.

Baldwin, Keith M. 2016. Papillary Thyroid Carcinoma Clinical Presentation.


Medscape. (https://emedicine.medscape.com/article/282276-clinical diakses
pada tanggal 8 Desember 2017)

Baloch, Zubair W., Virginia A. LiVolsi. 2007. Thyroid Pathology. Dalam: Daniel,
Orteli. Surgery of the Thyroid and Parathyroid Glands. Hal. 109-123.
Springer. Germany

Bhama, Prabhat K., Gerard M. Doherty. 2007. Surgery for the Solitary Thyroid
Nodule. Dalam: Daniel, Orteli. Surgery of the Thyroid and Parathyroid
Glands. Hal. 93-97. Springer. Germany

Busseiners, Anne E., Susan A. Silver. 2007. Fine-needle Aspiration Cytology of


the Thyroid. Dalam: Daniel, Orteli. Surgery of the Thyroid and Parathyroid
Glands. Hal. 61-73. Springer. Germany

Christ-Crain, Mirjam, Nils G. Morgenthaler, Beat Muller. 2007. Evaluation of


Hyperthyroidism and Hyperthyroid Goiter. Dalam: Daniel, Orteli. Surgery
of the Thyroid and Parathyroid Glands. Hal. 21-23. Springer. Germany

Cooper, David S., Gerard M. Doherty, Bryan R. Haugen. 2006. Management


Guidelines for Patient with Thyroid Nodules and Differentiated Thyroid
Cancer. ATA Guideline Taskforce. 16 (2): 109-142.

Cossu, Antonio, Mario Budroni, Panagiotis Paliogiannis, et al. 2013.


Epidemiology of Thyroid Cancer in an Area of Epidemic Thyroid Goiter.
Journal of Cancer Epidemiology. hal. 1-4

52
53

Crosby, Henry, Victor Pontoh, Marselus A. Merung. 2016. Pola kelainan tiroid di
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode januari 2013-Desember
2015. Jurnal e-Clinic. 4 (1): 430-437.

Daniels, H. Gilbert. 2016. Follicular Variant of Papillary Thyroid Carcinoma:


Hybrid or Mixture?. Thyroid. 26 (7): 872-874.

DeLellis RA, Lloyd RV, Heitz PU. 2004. Pathology and genetics of tumours of
endocrine organs. IARC Press. Lyon

Depkes RI. 2009. Riset Kesehatan Dasar Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.

Dorland WA. 2012. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Mahode AA,
translator. EGC: Jakarta

Ekawanti, Ardiana, Ima Arum Lestarini. 2016. Gambaran Konsumsi Garam


Iodium dan Kadar Iodium Urin pada Anak Sekolah Dasar di Pulau Lombok.
Jurnal Kedokteran. 5 (3): 12-15

Ertek, Sibel, Nuray Can Yilmaz. 2012. Increasing Diagnosis of Thyroid Papillary
Carcinoma Follicular Variant in South-East Anatolian Region: Comparison
of Characteristics of Classical Papillary and Follicular Variant Thyroid
Cancers. Springer. 23 (3): 157-160.

Fiore, Emilio, Paolo Vitti. 2012. Serum TSH and Risk of Papillary Thyroid
Cancer in Nodular Thyroid Disease. The Journal of Clinical Endocrinology
& Metabolism. 97 (4): 1134-1145.

Gonzales, Rogelio, Ronell Bologna-Molina, et al. 2011. Papillary Thyroid


Carcinoma: Differential Diagnosis and Prognostic Value of Its Different
Variants. ISRN Oncology. 2011: 1-9.

Gupta, Nikhil, Anil K. Dasyam, Sally E. Carty, et al. RAS Mutations in Thyroid
FNA Specimens Are Highly Predictive of Predominantly Low-Risk
Follicular-Pattern Cancer. J Clin Endocrinol Metab. 98 (5): E914-E922.

Haymart, Megan R. 2009. Understanding the Relationship Between Age and


Thyroid Cancer. The Oncologist Express. 14 (3): 216-221

Islam, Shahidul. 2017. Thyroid Gland: Papillary Carcinoma. Pathology Outlines.


(http://www.pathologyoutlines.com/topic/thyroidpapillary.html) Diakses 22
Juli 2017)

Ito, Yasuhiro, Akira Miyauchi. 2014. Nonoperative Management of Low-Risk


Differentiated Thyroid Carcinoma. Wolters Kluwer Health. 27 (1): 15-20.
54

Katoh, Hiroshi, Keishi Yamashita, Takumo Enomoto, et al. 2015. Classification


and General Consideration of Thyroid Cancer. Annals of Clinical
Pathology. 3 (1): 1-9.

Ke, Chien-Chih, Ren-Shyan Liu, An-Hang Yang, et al. 2012. CD133-expressing


thyroid cancer cells are undifferentiated, radioresistant and survive
radioiodide therapy. Med Mol Imaging. 40: 61-71.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Situasi dan Analisis Penyakit


Tiroid. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta.

Kilfoy, Aschebrook A., Benjamin James, Sapna Nagar, et al. 2015. Risk Factor
for Decreased Quality of Life in Thyroid Cancer Survivor. Mary Ann
Liebert, Inc. 25 (12): 1313-1321.

Kondo, T., Shereen Ezzat, Sylvia L. Asa. 2006. Pathogenetic mechanisms in


thyroid follicular-cell neoplasia. Nature reviews Cancer. 6: 292-306.

Laura, Maria Iglesias, Angelica Schmidt, Ludovic Lacroix. 2017. Radiation


exposure and thyroid cancer: a review. Arch Endocrinol Metab. 61 (2) 180-
187

Lloyd, Ricardo V., Darya Buehler, Elham Khanafsar. 2011. Papillary Thyroid
Carcinoma Variants. Head and Neck Pathol. 5: 51-56.

Mescher, Anthony L. 2012. Histologi Dasar Junqueira Teks & Atlas. EGC.
Jakarta.

Min, Xiao, Glen Leverson, Herbert Chen. 2013. Follicular Variant of Papillary
Thyroid Carcinoma is a Unique Clinical Entity: A Population-Based Study
of 10,740 Cases. Thyroid. 23 (10): 1263-1268.

Nikiforov, Yuri E., David L. Stewart, Toni M. Robinson-Smith, et.al. 2009.


Molecular Testing for Mutation in Improving the Fine-Needle Aspiration
Diagnosis of Thyroid Nodule. J Clin Endocrinol Metab. 94 (6): 2092-2098.

Nleto, Hannah, Krlsten Boelaert. 2016. Thyroid-Stimulating Hormon in Thyroid


Cancer: Does it Matter?. Endocrine-Related Cancer. 23: T109-T121.

Noguchi, Shiro, Hiroto Yamashita, Shinya Uchino, Shin Watanabe. 2008.


Papillary Microcarcinoma. World Journal of Surgery. 32: 747-753.

Oktahermoniza, Wirsma Arif Harahap, et al. 2013. Analisis Ketahanan Hidup


Lima Tahun Kanker Tiroid yang Dikelola di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2 (3): 151-157.
55

Parura, Yolanda, Victor Pontoh, Marselus Merung. 2016. Pola kanker tiroid
periode Juli 2013 – Juni 2016 di RSUP Prof. Dr. R. D Kandou Manado.
Jurnal e-Clinic. 4 (2)

Pasaribu, Emir T. 2006. Epidemiologi dan Gambaran Klinis Kanker Tiroid.


Majalah Kedokteran Nusantara. 39 (3): 270-273.

Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI). 2003. Protokol


Penatalaksanaan Tumor / Kanker Tiroid. PERABOI. Bandung. hal. 18-30

Romei, Cristina, Rossella Elisei. 2012. RET/PTC Translocation and Clinico-


Pathological Features in Human Papillary Thyroid Carcinoma. Frontiers in
Endocrinology. 3 (54): 1-8.

Saiselet, Manuel, Sebastien Floor, Maxime Tarabichi, et al. 2012. Thyroid cancer
cell lines: an overview. frontiers in Endocrinology. 3 (133): 1-9.

Schlumberger, Martin, Furio Pacini. 2006. Thyroid Tumors (Third Edition).


Nucleon. Paris. France.

Shrestha, D. 2014. The Incidence of Thyroid Carcinoma in Multinodular Goiter:


A Retrospective Study. Journal of College of Medical Sciences-Nepal. 10
(4): 18-21.

Stewart, William B., Lawrence J. Rizzolo. 2007. Embriology and Surgical


Anatomy of the Thyroid and Parathyroid Glands. Dalam: Daniel, Orteli.
Surgery of the Thyroid and Parathyroid Glands. Hal. 13-17. Springer.
Germany

Sun, Xin, Zhongyan Shan, Weiping Teng. 2014. Effects of Increased Iodine
Intake on Thyroid Disorders. Endocrinology and Metabolism. 29: 240-247.

Suyatno, Pasaribu, Emir T. 2009. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Sagung
Seto. Jakarta. hal. 1-33.

Toniato, Antonio, Isabella Boschin, Dario Casara, et al. 2008. Papillary Thyroid
Carcinoma: Factor Influencing Recurrence and Survival. Annals of
Surgical Oncology. 15 (5): 1518-1522.

World Health Organization (WHO). 2005. Pathology & Genetic Head and Neck
Tumours. IARC Press. Lyon. France.

Widhiasih, Ni Ketut Ari, I Gusti Ayu Sri Mahendra Dewi. 2015. Peranan Estrogen
Reseptor pada Karsinogenesis Organ Tiroid. Jurnal Ilmiah Kedokteran. 46
(2): 112-118.
56

Wirsma Arif Harahap. 2011. Keganasan pada Kelenjar Tiroid. FK Unand. Padang.
hal. 34-48.

Xu, Li, Guojun Li, Qingyi Wei. 2012. Family History of Cancer and Risk of
Sporadic Differentiated Thyroid Carcinoma. Cancer. 118 (5): 1228-1235.

Zhu, George. 2017. A high iodine intake, thyroid diseases and the prevalence
of papillary carcinoma (PTC). Cancer Report and Review. 2 (2): 1-9.

Zimmermann, Michael, Valeria Galetti. 2015. Iodine intake as a risk factor for
thyroid cancer: a comprehensive review of animal and human studies.
Thyroid Research. 8 (8): 1-21.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Pasien Karsinoma Tiroid Papiler Periode Tahun Januari-Desember 2016
Nama Pasien Jenis Tempat Penyakit Paparan Gejala Riwayat
No Usia Varian
(Inisial) Kelamin Tinggal Terdahulu Radiasi Klinis Keluarga
1 EbM 46 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
2 Pbk 33 PEREMPUAN KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
3 EbT 48 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
4 SbS 53 LAKI-LAKI KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
5 SbS 56 PEREMPUAN DUSUN SOLID GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
6 NF 29 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
7 IS 25 PEREMPUAN DUSUN FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
8 KJ 24 PEREMPUAN DUSUN FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
9 AL 22 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR TIROIDITIS KRONIK TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
10 ES 45 PEREMPUAN DUSUN PAPILLARY MICRO TIROIDITIS KRONIK TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
11 SbG 36 PEREMPUAN KOTA SOLID GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
12 JbN 54 LAKI-LAKI KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
13 YbS 40 PEREMPUAN KOTA PAPILLARY MICRO HYPERTIROID TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
14 VTA 15 PEREMPUAN DUSUN PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
15 AbM 54 LAKI-LAKI DUSUN SOLID GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
16 RbA 48 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
17 NbB 29 PEREMPUAN DUSUN FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
18 KbS 30 PEREMPUAN DUSUN COLUMNAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
19 PW 34 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
20 RK 56 LAKI-LAKI KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
21 JbN 62 PEREMPUAN KOTA COLUMNAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA

57
58

22 MM 30 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
23 MS 37 PEREMPUAN DUSUN PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
24 AbB 47 PEREMPUAN DUSUN FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
25 ES 39 PEREMPUAN DUSUN PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
26 AN 21 PEREMPUAN DUSUN PAPILLARY MICRO TIROIDITIS KRONIK TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
27 WS 49 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
28 WbZ 44 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
29 TR 36 PEREMPUAN DUSUN DIFFUSE SCLEROSIS GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
30 RS 32 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR HYPERTIROID TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
31 DRY 16 PEREMPUAN DUSUN FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
32 PY 18 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
33 SbS 59 LAKI-LAKI KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
34 DA 33 PEREMPUAN DUSUN FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
35 SbJ 65 LAKI-LAKI KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
36 MbD 64 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
37 DY 41 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
38 AYS 25 PEREMPUAN DUSUN FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
39 AbM 52 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
40 NbT 46 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
41 NbN 55 PEREMPUAN KOTA SOLID GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
42 DbD 65 LAKI-LAKI KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
43 BS 64 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
44 SM 47 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
45 HbM 31 LAKI-LAKI DUSUN SOLID GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
46 PbHS 73 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
47 MbH 35 PEREMPUAN KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
59

48 NA 24 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA


49 KA 61 LAKI-LAKI DUSUN TALL GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
50 PA 33 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
51 SL 29 PEREMPUAN DUSUN PAPILLARY MICRO HYPERTIROID TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
52 MbA 55 PEREMPUAN DUSUN PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
53 RbMS 59 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR HYPERTIROID TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
54 HM 17 PEREMPUAN DUSUN PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
55 NbS 55 PEREMPUAN KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH ADA TIDAK ADA
56 RA 47 LAKI-LAKI KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
57 NA 60 PEREMPUAN KOTA COLUMNAR GOITER PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
58 NbI 64 PEREMPUAN KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
59 NbH 41 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
60 NbA 37 PEREMPUAN KOTA FOLLICULAR GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
61 IK 29 PEREMPUAN KOTA PAPILLARY MICRO GOITER TIDAK PERNAH TIDAK ADA TIDAK ADA
60

Lampiran 2. Lembar Konsultasi Skripsi


61

Lampiran 3. Sertifikat Etik


62

Lampiran 4. Surat Keterangan Selesai Penelitian


63

Lampiran 5. Surat Izin Penelitian


64

Lampiran 6. Halaman Persetujuan Revisi Skripsi


65

Lampiran 7. Lembar Konsultasi Skripsi


66

Lampiran 8. Artikel Ilmiah


Karakteristik Pasien Karsinoma Tiroid Papiler di Rumah Sakit Umum Pusat
Dr. Mohammad Hoesin Periode Januari-Desember 2016
M.Ali Ridho1, Nur Qodir2, Triwani3
1. Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia
2. Departemen Bedah, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, RSMH Palembang
3. Departemen Biologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan, Indonesia

E-mail: Aliridhoshahab@gmail.com

Abstrak

Karsinoma tiroid merupakan keganasan pada kelenjar endokrin dan diduga merupakan 1,1% dari seluruh keganasan
yang ada pada manusia. Tahun 2008, ditemukan sekitar 213.000 kasus baru di seluruh dunia dengan angka insiden
sekitar 3,1/100.000 populasi. Karsinoma tiroid papiller (KTP) merupakan karsinoma tiroid yang paling sering terjadi
(sekitar 80%) dari seluruh kasus.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dari karsinoma tiroid papiler
berdasarkan sosiodemografi pasien dan masing-masing faktor risiko penyakitnya.Jenis penelitian bersifat observasional
deskriptif dengan menggunakan data sekunder dari rekam medik sebagai subjek penelitian di Departemen Bedah RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Dari 61 subjek penelitian, menurut jenis kelamin didapatkan wanita dengan
persentase 83,6% (N=51). Berdasarkan usia, paling tinggi yaitu pada kelompok usia 25-34 tahun dengan persentase
23% (N=14). Berdasarkan tempat tinggal, didapatkan daerah perkotaan yaitu 65,6% (N=40) dan dataran rendah
sebanyak 88,5% (N=54). Menurut varian karsinoma, paling banyak yaitu varian follicular dengan persentase 52,5%
(N=32). Menurut penyakit terdahulunya didapatkan paling banyak yaitu goiter dengan persentase 88,5% (N=54).
Menurut adanya paparan radiasi sebanyak 100% tidak pernah terpapar. Berdasarkan gejala klinis ditemukan sebanyak
67,2% (N=41) tidak terdapat gejala klinis. Menurut riwayat keluarga didapatkan 100% tidak ada keluarga yang
menderita penyakit keganasan tiroid.Karsinoma tiroid papiler banyak ditemukan pada wanita dan usia paling banyak
yaitu 25-34 tahun dengan distribusi tempat tinggal paling banyak pada perkotaan dan dataran rendah (pantai). Varian
paling banyak yaitu follicular dan paling banyak didahului oleh goiter tanpa disertai oleh pengaruh dari
radiasi.Sebagian besar pasien tidak mengeluh adanya gejala dan semuanya tidak memliki riwayat keluarga penderita
keganasan tiroid.

Kata Kunci: Karsinoma tiroid papiler, karakteristik, sosiodemografi, faktor resiko

Abstract
Thyroid carcinoma is a malignancy of the endocrine glands which accounts for 1,1% of all malignancies in human.
There were 213.000 new cases of thyroid carcinoma with incidence rate of 3,1/100.000 population around the globe in
2008. Papillary thyroid carcinoma is the most common type of thyroid carcinoma which accounts for 80% of all cases.
This research was done to learn the characteristics of thyroid malignancies, especially the papillary type, according to
sociodemography and risk factors of the patients. This is a descriptive observational research using medical records
from the department of surgery in Dr. Mohammad Hoesin central general hospital as the subjects. There are 61 samples
in this research, according to gender, obtained women with a percentage of 83.6% (N=51). Based on age, the highest is
in the age group 25-34 years with a percentage of 23% (N=14). According to the subjects’ habitation, there were 65,6%
(N=40) living in the city and low plains were 88.5% (N=54). The subjects’ distribution according to the most variant of
the carcinoma was 52,5% (N=32) follicular. According to the past history of disease, the most was goiter with
percentage of 88,5% (N=54). According to radiation exposure as much as 100% never exposed. According to clinical
manifestations, there were 67,2% (N=41) without clinical manifestations. According to family history, there were 100%
no family suffering from thyroid malignancies. Papillary thyroid carcinoma is found most in women and age at 25-34
years with most residential distribution in city and low plains (coast). The most variant is follicular and most often
preceded by goiter without accompanied by radiation exposure. Most patients do not complain of symptoms and all do
not have a family history of thyroid malignancies.

Keywords: Papillary thyroid carcinoma, characteristics, sociodemography, risk factors


67

1. Pendahuluan Tipe ini memiliki prognosis yang sangat baik


dengan surivival rate 10 tahun sebesar
Karsinoma tiroid merupakan keganasan pada 95%4.Penelitian yang dilakukan oleh Zubair
kelenjar endokrin dan diduga merupakan 1,1% W. Baloch pada tahun 2007 mengatakan
dari seluruh keganasan yang ada pada bahwa perbandingan rasio kasus karsinoma
manusia1. Tahun 2008, telah ditemukan sekitar tiroid papiler antara wanita dan pria yaitu 4:15.
213.000 kasus baru karsinoma tiroid di seluruh Berdasarkan data yang didapat, bisa
dunia dengan angka insiden sekitar disimpulkan sementara bahwa angka kejadian
3,1/100.000 populasi2. Insiden karsinoma dari karsinoma tiroid terus meningkat tiap
tiroid di seluruh dunia bervariasi pada masing- tahunnya di Indonesia maupun di negara maju
masing daerah geografis dan secara seperti Amerika Serikat sehingga perlu
keseluruhan lebih tinggi pada negara ekonomi mendapat perhatian yang lebih. Penelitian ini
berkembang3. dilakukan untuk mengetahui serta memberi
Di Amerika Serikat, kanker tiroid informasi tentang bagaimana karakteristik
menempati urutan kelima keganasan yang dari penyakit keganasan pada tiroid terkhusus
paling sering terjadi pada wanita dan tipe papiler berdasarkan sosiodemografi pasien
ditemukan sekitar 62.000 kasus baru pada laki- dan faktor risiko penyakitnya, ditambah lagi
laki dan wanita di Amerika Utara pada tahun belum adanya penelitian yang secara khusus
2015. Departement of Surgery University of membahas tentang karsinoma tiroid papiler di
Chicago mengatakan bahwa insiden karsinoma RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang,
tiroid di dunia dalam beberapa dekade terakhir sehingga diharapkan mampu untuk membantu
terus meningkat secara substansial dan masyarakat, klinisi, pembaca untuk mengenali
diperkirakan bahwa akan meningkat dua kali lebih dini bagaimana faktor risiko serta
lipat pada tahun 2019. Di Indonesia penyebab dan gejala yang berperan dalam
berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter terjadinya keganasan pada kelenjar tiroid tipe
Spesialis Patologi Indonesia, ditemukan bahwa papiler. Maka dari itu, saya selaku penulis
karsinoma tiroid menempati urutan ke 9 dari merasakan perlu dilakukan penelitian tentang
10 keganasan yang paling sering terjadi di karakteristik pasien karsinoma tiroid papiler di
Indonesia (4,43%)1. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Prevalensi karsinoma tiroid adalah 10-30 periode Januari-Desember tahun 2016.
persen dari nodul tiroid secara keseluruhan dan
mayoritas kasus sering terjadi pada 2. Metode Penelitian
wanita.Angka kejadian keganasan pada nodul
tiroid didapatkan sekitar 5-12% pada pasien Penelitian yang dilakukan bersifat
dengan nodul tunggal dan 3% pada pasien observasional deskriptif denganmenggunakan
dengan nodul multiple. Karsinoma tiroid data sekunder dari rekam medik sebagai
paling sering terjadi pada wanita dibanding subjek penelitian.Penelitian ini dilakukan di
pria dan paling sering dijumpai pada usia 20- Departemen Bedah Rumah Sakit Umum Pusat
50 tahun4. Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Waktu
Karsinoma tiroid papiller (KTP) dari data yang akan diteliti dilakukan dari
merupakan karsinoma tiroid yang paling Januari-Desember 2016.
sering terjadi (sekitar 80%) dari seluruh Sampel dari penelitian ini adalah semua
kasus.Usia pasien yang terkena pada umumnya pasien yang didiagnosis menderita karsinoma
berusia antara 30-50 dengan insiden yang lebih tiroid tipe papiler yang tercatat dalam rekam
tinggi pada perempuan. Karsinoma tiroid medik yang memenuhi kriteria inklusi dan
papiler sangat mudah bermetastasis melalui eksklusi.Kriteria inklusi dalam penelitian ini
kelenjar limfe pada regional leher, namun adalah semua data rekam medik pasien yang
dapat juga metastasis ke paru-paru dan tulang. didiagnosis menderita karsinoma tiroid tipe
68

papiler yang meliputi sosidemografi pasien sedangkan laki-laki sebanyak 10 pasien


dan faktor resiko seperti varian, penyakit (16,4%) dari total keseluruhan sampel yang
terdahulu pasien, paparan radiasi, adanya diambil. Pada tabel 4, dapat ditentukan jumlah
gejala klinis, dan riwayat keluarga penderita perbandingan rasio antara penderita laki-laki
keganasan tiroid.Sedangkan, kriteria eksklusi dan perempuan adalah 5:1.
dalam penelitian ini adalahdata rekam medik
Tabel 1. Distribusi Jenis Kelamin (N=61)
yang tidak lengkap.
Dalam penelitian ini digunakan teknik Jenis Kelamin n %
pengambilan sampel jenuh atau total Perempuan 51 16.4
sampling.Variabel pada penelitian ini meliputi Laki-Laki 10 83.6
karakteristik pasien karsinoma tiroid papiler Total 61 100
berdasarkan sosiomografi yang terdiri atas
jenis kelamin, usia, tempat tinggal, lalu Karakteristik Usia
karakteristik berdasarkan faktor risiko yaitu
varian histologik, penyakit terdahulu, paparan Dari 61 sampel pasien, didapatkan penderita
radiasi, gejala klinis, dan riwayat keluarga karsinoma tiroid papiler paling muda berusia
penderita keganasan. 15 tahun dan paling tua berusia 73 tahun. Pada
Data rekam medik yang telah penelitian ini, digunakan rumus Sturgess untuk
dikumpulkan kemudian akan dianalisis secara membagi kelompok usia penderita. Menurut
deskriptif menggunakan program Statistical tabel 2, didapatkan rentang usia yang paling
Product and Service Solutions (SPSS), dimana banyak menderita karsinoma tiroid papiler
variabel yang telah ditentukan akan disajikan yaitu antara 25-34 tahun sebanyak 14
dalam bentuk deskriptif berupa tabel dan penderita (23%), diikuti 45-54 tahun sebanyak
narasi. 13 penderita (21,3%), 55-64 tahun sebanyak
13 penderita (21,3%), 35-40 tahun sebanyak
3. Hasil 10 penderita (16,4%), 15-24 tahun sebanyak 8
penderita (13,1%), dan rentang usia 65-74
Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 3 tahun yang merupakan paling rendah dengan
minggu antara bulan Oktober-November jumlah sebanyak 3 penderita (4,9%). Dari
2018.Dari sampel yang didapat, jumlah keseluruhan hasil usia didapatkan rata-rata
penderita keganasan pada tiroid di RSUP Dr. penderita karsinoma tiroid papiler di RSUP
Mohammad Hoesin Palembang antara Januari Dr. Mohammad Hoesin Palembang pada
2016-Desember 2016 dari total 92 rekam Januari-Desember 2016 yaitu 44 tahun.
medik, terdapat 61 kasus (52,5%) yang
tergolong penderita karsinoma tiroid papiler Tabel 2. Distribusi Usia (N=61)
yang sesuai dengan kriteria inklusi. Variabel
yang diamati meliputi usia, jenis kelamin, Usia n %
tempat tinggal, varian penyakit, penyakit 15-24 8 13,1
terdahulu pasien, paparan radiasi, gejala klinis, 25-34 14 23,0
dan riwayat keluarga yang juga menderita 35-44 10 16,4
keganasan tiroid. 45-54 13 21,3
55-64 13 21,3
65-74 3 4,9
Karakteristik Menurut Jenis Kelamin
Total 61 100
Dari 61 sampel pasien, pada tabel 1didapatkan
penderita karsinoma tiroid papiler menurut
jenis kelamin paling banyak terjadi pada
perempuan yaitu sebanyak 51 pasien (83,6%),
69

Karakteristik Menurut Tempat Tinggal (1,6%), serta varian Diffuse Sclerosis sebanyak
1 pasien (1,6%). Berdasarkan tabel 5, varian
Dari 61 sampel pasien, didapatkan jumlah Follicular paling banyak ditemukan di RSUP
penderita karsinoma tiroid papiler paling Dr. Mohammad Hoesin Palembang dibanding
banyak didapatkan bahwa penderita karsinoma varian yang lain.
tiroid papiler paling banyak berasal dari daerah
dataran rendah (pantai) dengan jumlah Tabel 5. Distribusi Varian Histologik (N=61)
sebanyak 54 pasien (88,5%) sedangkan yang
Varian N %
berasal dari dataran tinggi (pegunungan) hanya
Tall Cell 1 1,6
terdapat 7 pasien (11,5%). Pada penggolongan Columnar 3 4,9
ini dataran rendah (pantai) jika ketinggiannya Follicular 32 52,5
adalah 0-200 meter diatas permukaan laut Papillary Micro 19 31,1
dandataran tinggi (pegunungan) jika letak Diffuse Sclerosis 1 1,6
geografisnya berada di ketinggian 200-1500 Solid 5 8,2
Total 61 100
meter diatas permukaan laut

Tabel 3. Distribusi Dataran Tempat Tinggal (N=61) Karakteristik Menurut Penyakit Terdahulu
Pasien
Tempat Tinggal n %
Pantai 54 88,5 Dari 61 sampel pasien, didapatkan bahwa
Pegunungan 7 11,5 penyakit terdahulu pasien yang paling banyak
Total 61 100 yaitu goiter sebanyak 54 pasien (88,5%),
kemudian terbanyak kedua yaitu penyakit
Pada tabel 4, didapatkan paling banyak hipertiroid sebanyak 4 pasien (6,6%), dan
penderita karsinoma tiroid papiler berasal dari paling sedikit yaitu tiroiditis kronik sebanyak 3
perkotaan sebanyak 40 pasien (65,6%) dengan pasien (4,9%). Menurut tabel 6, penyakit
rata-rata asupan iodium sebesar 91,8%, goiter (pembesaran) pada kelenjar tiroid
sedangkan dari perdesaan/dusun sebanyak 21 menjadi pemicu utama terjadinya karsinoma
pasien (34,4%) dengan rata-rata asupan iodium tiroid papiler pada sebagaian besar penderita.
sebesar 89,1%.
Tabel 6. Distribusi Penyakit Terdahulu Pasien
Tabel 4. Distribusi Lokasi Tempat Tinggal (N=61) (N=61)

Tempat Tinggal N % Penyakit n %


Perkotaan 40 65,6 Hipertiroid 4 6,6
Perdesaan/Dusun 21 34,4 Goiter 54 88,5
Total 61 100 Tiroiditis Kronik 3 4,9
Total 61 100
Karakteristik Menurut Varian Histologik
Karakteristik Menurut Paparan Radiasi
Dari 61 sampel pasien, menurut dari 6 jumlah
varian yang diteliti, ditemukan varian yang Menurut hasil yang berasal dari 61 pasien
paling banyak diderita pasien yaitu varian penderita karsinoma tiroid papiler, didapatkan
Follicular sebanyak 32 pasien (52,55%), seluruh pasien tidak ada yang pernah terpapar
diikuti oleh varian Papillary Microcarcinoma radiasi yaitu sebanyak 61 pasien (100%).
sebanyak 19 pasien (31,1%), varian Solid Paparan radiasi yang dimaksud jika pernah
sebanyak 5 pasien (8,2%), varian Columnar melakukan perjalanan di daerah radiasi nuklir
sebanyak 3 pasien (4,9%), dan paling rendah tinggi atau terpapar nuklir langsung akibat
yaitu varian Tall Cell sebanyak 1 pasien kecelakaan kerja di tempat nuklir
70

Tabel 7. Distribusi Paparan Radiasi (N=61) 5. Pembahasan

Paparan Radiasi N % Faktor Jenis Kelamin


Pernah 0 0
Tidak Pernah 61 100
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa
Total 61 100
penderita karsinoma tiroid papiler paling
banyak terjadi pada perempuan yaitu 51 pasien
Karakteristik Menurut Gejala Klinis (83,6%) dibanding dengan laki-laki yang
hanya 10 pasien (16,4%), serta dari data
Menurut hasil yang berasal dari 61 pasien penelitian ini juga didapatkan perbandingan
penderita karsinoma tiroid papiler, didapatkan rasio antara penderita laki-laki dan perempuan
jumlah pasien yang mengeluh adanya gejala adalah 1:5.
saat timbulnya pembesaran pada kelenjar Hasil ini sesuai dengan pernyataan oleh
tiroid yaitu sebanyak 20 pasien (32,8%), dan Oktahermoniza (2013) yang mengatakan
terdapat 41 pasien (67,2%) pasien tidak bahwa secara global bahwa penyakit ini
mengeluhkan adanya gejala yang menyertai menempati urutan ke-4 dari 10 keganasan
terjadinya pembesaran pada kelenjar tiroidnya. yang paling sering terjadi pada wanita 1.Pada
Pada tabel 8, pasien yang mengeluh adanya tahun 2012, American Cancer Society
gejala klinis yaitu berupa nyeri pada bagian memperkirakan bahwa sekitar 17.000 kasus
leher, susah menelan, suara serak, dan sesak baru ditemukan di Amerika Serikat tiap
nafas. tahunnya dan lebih banyak ditemukan pada
perempuan6. Selain itu hal ini juga sesuai
Tabel 8. Distribusi Gejala Klinis (N=61)
dengan yang dikatakan olehDe Lellis (2004)
Gejala Klinis N % dan juga penelitian yang dilakukan oleh Zubair
Simptomatik 20 32,8 W. Baloch (2007) bahwa perbandingan rasio
Asimptomatik 41 67,2 kasus karsinoma tiroid papiler antara laki-laki
Total 61 100 dan perempuan adalah 1:45,7.
Kondo (2006) dan Ni Ketut Ari
Karakteristik Menurut Riwayat Keluarga Widhiasih (2015) menjelaskan bahwa pada
wanita, reseptron hormon estrogen salah
Dari 61 sampel pasien, didapatkan semua satunya juga diekspresikan oleh sel-sel epitel
pasien yang tercantum di dalam rekam medik folikel tiroid sehingga wanita lebih rentan
mengatakan tidak ada keluarganya yang untuk terkena karsinoma tiroid papiler karena
menderita keganasan dengan jumlah 61 pasien estrogen dapat memicu terjadinya proliferasi
(100%), sedangkan tidak ada pasien yang sel epitel folikel. Selain itu pada kehamilan
mencantumkan bahwa ada keluarganya yang juga berperan terhadap peningkatan hormon
menderita keganasan dengan jumlah 0 (0%). tiroid dan hormon estrogen yang mendukung
Dari data di atas, 100 persen tidak ada terjadinya karsiogenesis tiroid8,9.
keluarga pasien secara satu garis lurus (kakek,
nenek, ayah, ibu, anak) yang menderita Faktor Usia
keganasan.
Mengacu pada hasil penelitian ini, didapatkan
Tabel 9. Distribusi Riwayat Keluarga (N=61) bahwa rentang usia yang paling sering terjadi
karsinoma tiroid papiler yaitu antara 25-34
Riwayat Keluarga N % tahun (23%) berurutan diikuti oleh rentang 45-
Ada 0 0 54 tahun dan 55-64 tahun masing-masing
Tidak Ada 61 100 (21,3%) dengan usia penderita paling muda 15
Total 61 100
71

tahun dan paling tua 73 tahun. Rata-rata usia terjadi pada area dengan kondisi iodium yang
penderita yaitu 44 tahun. cukup dibandingkan area kurang iodium2.
Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Hal ini juga sesuai dengan penelitian yg
oleh Chien (2012) dan Gupta (2012) dilakukan Zimmermann (2015) dengan hasil
mengatakan bahwa usia paling sering bahwa insiden karsinoma tiroid papiler
karsinoma tiroid papiler bermanifestasi yaitu meningkat dan lebih banyak terjadi pada
antara usia 20-50 tahun dan paling umum daerah dengan asupan iodium yang cukup,
terjadi pada usia 44 tahun10,11. Perhimpunan sedangkan karsinoma tiroid folikular lebih
Dokter Spesialis Patologi Anatomi Indonesia banyak terjadi pada daerah dengan defisiensi
melalui penelitiannya antara 2008-2010 juga iodium.Hal ini karena iodium yang berlebih
mengatakan insiden karsinoma tiroid sering dapat menyebabkan peningkatan kerja dari
terjadi antara rentang usia 25-64 tahun dengan kelenjar tiroid sehingga berisiko untuk
rata-rata usia 49 tahun1. Hal ini juga sesuai terjadinya kanker tiroid15.
dengan artikel oleh Schlumberger (2006) Menurut hasil berdasarkan dataran dari
mengatakan bahwa insiden karsinoma tiroid tempat tinggal didapatkan bahwa rata-rata
papiler tertinggi pada usia antara 16-40 asupan iodium dari daerah dataran tinggi
tahun12. (pegunungan) yaitu sebesar 80,72% yang
Megan (2009) mengatakan bahwa terdiri dari 4 daerah yaitu Pagaralam,
insiden karsinoma tiroid papiler banyak terjadi Kapahiang, Lahat, dan Muaradua. Sedangkan
pada Early Adulthood (20-44 years) karena yang berasal dari dataran rendah (pantai)
pada rentang usia ini proliferasi dan aktivitas terdiri dari 11 daerah memiliki jumlah rata-rata
dari sel-sel tiroid lebih cepat dan meningkat asupan iodium sebanyak 92.6% atau melampai
daripada usia yang muda maupun tua13. target kecukupan konsumsi iodium14. Hal ini
Menurut Oktahermoniza (2013) insiden sejalan dengan hasil penelitian oleh Ekawanti
karsinoma tiroid papiler lebih banyak diderita (2016) bahwa daerah dataran tinggi
oleh usia dewasa muda karena sel kanker (pegunungan) memiliki asupan iodium yang
berdiferensiasi lebih baik pada usia dewasa kurang dibandingkan dengan daerah dataran
muda1. rendah (pantai)16.

Faktor Tempat Tinggal Faktor Varian Histologik

Pada hasil penelitian ini didapatkan jumlah Menurut hasil pada penelitian didapatkan
penderita yang paling banyak berasal dari jumlah varian paling banyak diderita yaitu
perkotaan yaitu sebanyak 40 pasien (65,6%) varian Follicular dengan jumlah 32 pasien
dan daerah perdesaan/dusun yaitu 21 pasien (52,5%) dan yg kedua yaitu varian Papillary
(34.4%). Menurut hasil RISKESDAS (2007) Microcarcinomadengan jumlah 19 pasien
di provinsi Sumatera Selatan bahwa daerah (31,1%). Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Perkotaan (Lubuklinggau, Palembang, dilakukan oleh Xiao-Min (2013) dengan hasil
Prabumulih, Pagaralam) asupan iodium rumah terdapat 10.740 dari 20.176 pasien dengan
tangganya sudah melampaui target (90%) karsinoma tiroid papiler varian folikular
yaitu 93%, sedangkan pada daerah dibanding varian yang lain, Xiao-Min (2013)
perdesaan/dusun, asupan iodium rumah tangga menjelaskan bahwa varian Follicular
belum melampaui target yang di tetapkan yaitu merupakan varian yang paling sering
89,1%14. ditemukan pada PTC dengan insiden sekitar 9-
Hal ini berhubungan dengan penelitian 22% dari keseluruhan kasus17.
oleh Antonio Cossu (2013) di Italia, Hal ini juga sesuai dengan penelitian
mengatakan bahwa insiden KTP lebih sering oleh Gilbert H. Daniels (2016) yang
mengatakan bahwa insiden karsinoma tiroid
72

papiler varian folikular paling sering terjadi penelitian ini jika pasien pernah terpapar
bahkan telah mencapai 30% dari keseluruhan dengan radiasi nuklir baik dalam kecelakaan
varian dari PTC18. Menurut Sibel Ertek (2012) kerja, maupun pernah melakukan perjalanan
peningkatan pada kasus varian follicular ke daerah dengan radiasi nuklir yang tinggi.
cenderung disebabkan oleh penyebaran lesi Hal ini berkaitan dengan artikel oleh
yang cepat dan cukup luas, faktor usia yang Maria Laura (2017) yang mengatakan bahwa
lebih tinggi, dan juga varian ini sering nampak karsinoma tiroid papiler yang disebabkan oleh
sudah terjadi invasi vaskular dan ekstratiroid19. paparan radiasi baik radiasi nuklir, radiasi
eksterna juga tergantung dari beberapa faktor
Faktor Penyakit Terdahulu Pasien resikonya yaitu dosis dari radiasi atau
kekuatan dari radiasi tersebut, kemudian
Pada hasil penelitian ini disimpulkan bahwa adalah usia yang berpotensi jika dilakukan
penyakit yang mendahului terjadinya radiasi dapat menyebabkan mutasi gen
karsinoma tiroid papiler yaitu goiter sebanyak sehingga terjadi karsinoma tiroid papiler,
54 pasien (88,5%), kemudian diikuti oleh selain itu ada juga faktor defisiensi iodine
penyakit hipertiroid sebanyak 4 pasien (6,6%) yang menyebabkan serapan tiroid dari yodium
dan terakhir peyakit tiroidits kronik yang pada radioaktif tinggi, dan akan menghasilkan dosis
penelitian ini semuanya merupakan tiroiditis radiasi tinggi ke kelenjar tiroid. Jadi
Hashimoto sebanyak 3 pasien (4,9%). kesimpulannya paparan radiasi dapat
Hal ini sesuai dengan artikel yang berpengaruh jika dosis dari paparan tersebut
dikemukakan oleh Cossu (2013) bahwa goiter tergolong tinggi, apabila tidak, maka pengaruh
menyebabkan hiperplasia yang berupa nodul paparan radiasi terhadap insiden karsinoma
tunggal dan juga nodul multiple, dan dipercaya tiroid papiler dikatakan tidak ada22.
meningkatkan insiden karsinoma tiroid papiler
hingga dua setengah kali lipat2. Penelitian juga Faktor Gejala Klinis
dilakukan oleh D. Shrestha (2014) dengan
hasil terdapat 85% dari 100 penderita Menurut hasil yang didapatkan pada penelitian
karsinoma tiroid papiler yang diteliti ini yaitu sebanyak 41 pasien (67,2%) tidak
menderita penyakit goiter sebelumnya mengeluhkan adanya gejala klinis seperti suara
sehingga bermanifestasi menjadi PTC20. serak, sesak nafas, sulit menelan, ataupun
Menurut George (2017) insiden KTP nyeri. Sedangkan sisaya 20 pasien (32,8%)
lebih sering terjadi pada area dengan kondisi mengeluhkan adanya gejala klinis seperti di
yodium yang cukup, karena tingkat tiroksin atas saat terjadinya karsinoma tiroid papiler.
yang tinggi oleh asupan iodium dapat Hal ini sesuai dengan penelitian yang
memberikan efek hiperplasia terhadap folikel, dikemukakan oleh Baldwin (2016) yang
epitel sel tiroid menjadi datar, disertai dengan mengatakan bahwa 80% seluruh kasus
peningkatan jumlah koloid di dalam sel dan keganasan pada tiroid terutama tipe papiler
mengakibatkan terjadinya goiter yang hampir tidak memiliki gejala (Asimptomatik)
berdampak pada abnormalitas pada kelenjar namun hanya berupa munculnya benjolan di
tiroid dan salah satunya yaitu terjadinya point bagian leher23.
mutation pada gen BRAF sehingga memicu Hal ini juga diperkuat oleh artikel oleh
terjadinya karsinoma tiroid papiler21. Wirsma Arif Harahap (2011) yang
menjelaskan bahwa sebagian besar kanker
Faktor Paparan Radiasi tiroid tidak memiliki gejala, jika sudah terjadi
gejala seperti suara serak, disfagia, dypsnea
Pada penelitian ini didapatkan seluruh pasien disebabkan oleh adanya invasi dari sel kanker
tidak ada yang pernah terpapar radiasi pada struktur anatomis di sekitar kelenjar
(100%).Maksud dari paparan radiasi pada tiroid4.
73

Faktor Riwayat Keluarga 2. Varian histologik paling banyak ditemukan


pada penderita karsinoma tiroid papiler
Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa yaitu varian Follicular dengan jumlah 32
semua 61 pasien yang diteliti tidak memiliki pasien (52,5%).
keluarga yang juga menderita keganasan 3. Penyakit yang mendahulu dari penyakit
(100%) baik pada tiroid maupun organ lain. karsinoma tiroid papiler yaitu sebanyak 54
Hal ini sesuai dengan penelitian yang pasien (88,5%) disebabkan oleh goiter.
dilakukan oleh Li Xu (2012) dengan hasil 4. Seluruh pederita karsinoma tiroid papiler
hanya 4 pasien dari 188 yang menderita sebanyak 61 pasien (100%), tidak dipicu
karsinoma tiroid papiler yang juga memiliki oleh adanya paparan radiasi.
riwayat keganasan pada keluarganya24. 5. Sebagian besar pasien karsinoma tiroid
American Thyroid Association (ATA) (2014) papiler yaitu sebanyak 41 pasien (67,2%)
menjelaskan bahwa hampir semua kasus tidak mengeluh adanya gejala klinis yang di
karsinoma tiroid papiler hanya menyerang alami.
pada 1 individual dalam keluarga tanpa ada 6. Seluruh pasien penderita karsinoma tiroid
riwayat keluarga yang juga menderita papiler (100%) tidak memiliki keluarga
keganasan pada tiroid25. yang juga menderita keganasan baik pada
Jadi menurut ATA (2014) apabila dalam tiroid maupun organ lainnya.
suatu keluarga tidak memiliki adanya riwayat
keganasan pada tiroid maka tidak ada Ucapan Terima Kasih
hubungan atau pengaruh signifikan terhadap
terjadinya karsinoma tiroid papiler pada Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr.
anggota keluarga lainnya, kecuali jika memang Nur Qodir, SpB(K)Onk, dan dr. Triwani,
terkena akibat dari faktor-faktor lain seperti M.Kes selaku pembimbing serta dr. HKM
radiasi, lingkungan, dan sebagainya25. Yamin Alsoph, SpB(K)Onk dan dr. Puji Rizki
Suryani, M.Kes selaku penguji yang
5. Kesimpulan menyempatkankan waktu, memberikan
ilmu,masukan, kritik, dan saran dalam
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh penyusunan skripsi ini.
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Menurut sosiodemografi, jenis kelamin Daftar Acuan
yang paling banyak menderita karsinoma
tiroid papiler yaitu perempuan dengan 1. Oktahermoniza, Wirsma Arif Harahap, et
perbandingan rasio antara perempuan dan al. 2013. Analisis Ketahanan Hidup Lima
laki-laki adalah 5:1. Dari hasil usia, rentang Tahun Kanker Tiroid yang Dikelola di
usia yang paling banyak menderita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal
karsinoma tiroid papiler adalah usia 25-34 Kesehatan Andalas. 2 (3): 151-157.
tahun sebanyak 14 penderita (23%) dengan 2. Cossu, Antonio, Mario Budroni, Panagiotis
usia penderita paling muda yaitu 15 tahun Paliogiannis, et al. 2013. Epidemiology of
dan paling tua berusia 73 tahun, serta rata- Thyroid Cancer in an Area of Epidemic
rata usia penderita yaitu 44 tahun. Thyroid Goiter. Journal of Cancer
Berdasarkan lokasi tempat tinggal, Epidemiology. page. 1-4
penderita paling banyak berasal dari daerah 3. Nikiforov, Yuri E., David L. Stewart, Toni
perkotaan dengan jumlah 40 pasien (65,6%) M. Robinson-Smith, et.al. 2009. Molecular
dan berdasarkan letak dataran paling Testing for Mutation in Improving the
banyak pada dataran rendah (pantai) dengan Fine-Needle Aspiration Diagnosis of
jumlah 54 pasien (88,5%). Thyroid Nodule. J Clin Endocrinol Metab.
94 (6): 2092-2098.
74

4. Wirsma Arif Harahap. 2011. Keganasan animal and human studies. Thyroid
pada Kelenjar Tiroid. FK Unand. Padang. Research. 8 (8): 1-21.
hal. 34-48. 16. Ekawanti, Ardiana, Ima Arum Lestarini.
5. Baloch, Zubair W., Virginia A. LiVolsi. 2016. Gambaran Konsumsi Garam Iodium
2007. Thyroid Pathology. Dalam: Daniel, dan Kadar Iodium Urin pada Anak Sekolah
Orteli. Surgery of the Thyroid and Dasar di Pulau Lombok. Jurnal
Parathyroid Glands. Hal. 109-123. Kedokteran. 5 (3): 12-15
Springer. Germany 17. Min, Xiao, Glen Leverson, Herbert Chen.
6. American Cancer Society. 2012. Global 2013. Follicular Variant of Papillary
Cancer: Fact and Figures 3rd edition. Thyroid Carcinoma is a Unique Clinical
WHO. Atlanta Entity: A Population-Based Study of
7. DeLellis RA, Lloyd RV, Heitz PU. 2004. 10,740 Cases. Thyroid. 23 (10): 1263-
Pathology and genetics of tumours of 1268.
endocrine organs. IARC Press. Lyon 18. Daniels, H. Gilbert. 2016. Follicular
8. Kondo, T., Shereen Ezzat, Sylvia L. Asa. Variant of Papillary Thyroid Carcinoma:
2006. Pathogenetic mechanisms in thyroid Hybrid or Mixture?. Thyroid. 26 (7): 872-
follicular-cell neoplasia. Nature reviews 874.
Cancer. 6: 292-306. 19. Ertek, Sibel, Nuray Can Yilmaz. 2012.
9. Widhiasih, Ni Ketut Ari, I Gusti Ayu Sri Increasing Diagnosis of Thyroid Papillary
Mahendra Dewi. 2015. Peranan Estrogen Carcinoma Follicular Variant in South-
Reseptor pada Karsinogenesis Organ East Anatolian Region: Comparison of
Tiroid. Jurnal Ilmiah Kedokteran. 46 (2): Characteristics of Classical Papillary and
112-118. Follicular Variant Thyroid Cancers.
10. Ke, Chien-Chih, Ren-Shyan Liu, An-Hang Springer. 23 (3): 157-160.
Yang, et al. 2012. CD133-expressing 20. Shrestha, D. 2014. The Incidence of
thyroid cancer cells are undifferentiated, Thyroid Carcinoma in Multinodular
radioresistant and survive radioiodide Goiter: A Retrospective Study. Journal of
therapy. Med Mol Imaging. 40: 61-71. College of Medical Sciences-Nepal. 10 (4):
11. Gupta, Nikhil, Anil K. Dasyam, Sally E. 18-21.
Carty, et al. RAS Mutations in Thyroid 21. Zhu, George. 2017. A high iodine intake,
FNA Specimens Are Highly Predictive of thyroid diseases and the prevalence of
Predominantly Low-Risk Follicular- papillary carcinoma (PTC). Cancer Report
Pattern Cancer. J Clin Endocrinol Metab. and Review. 2 (2): 1-9.
98 (5): E914-E922. 22. Laura, Maria Iglesias, Angelica Schmidt,
12. Schlumberger, Martin, Furio Pacini. 2006. Ludovic Lacroix. 2017. Radiation
Thyroid Tumors (Third Edition). Nucleon. exposure and thyroid cancer: a review.
Paris. France. Arch Endocrinol Metab. 61 (2) 180-187
13. Haymart, Megan R. 2009. Understanding 23. Baldwin, Keith M. 2016. Papillary
the Relationship Between Age and Thyroid Thyroid Carcinoma Clinical Presentation.
Cancer. The Oncologist Express. 14 (3): Medscape.
216-221 24. Xu, Li, Guojun Li, Qingyi Wei. 2012.
14. Depkes RI. 2009. Riset Kesehatan Dasar Family History of Cancer and Risk of
Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Sporadic Differentiated Thyroid
Badan Penelitian dan Pengembangan Carcinoma. Cancer. 118 (5): 1228-1235.
Kesehatan. Jakarta. 25. American Thyroid Association. 2014.
15. Zimmermann, Michael, Valeria Galetti. THYROID CANCER: Does papillary
2015. Iodine intake as a risk factor for thyroid cancer run in families?. Clinical
thyroid cancer: a comprehensive review of Thyroidology for the Public. 7 (3): page 10
BIODATA

Nama : M.Ali Ridho


NIM : 04011281419111
Kelas : Alpha 2014
Tempat, Tanggal Lahir : Palembang, 2 April 1997
Alamat : Komplek Perwira Seduduk Putih Jalan Siliwangi No.66
RT 021 RW 08, Kecamatan Ilir Timur 2, Palembang.
Telpon/HP : 085788626237
Email : Aliridhoshahab@gmail.com
Agama : Islam
Nama Orang Tua
Ayah : Abdullah Husin Shahab
Ibu : Nikmah Ali Hamid
Jumlah Saudara :3
Anak Ke :4
Riwayat Pendidikan : SD MI Adabiyah 2 Palembang (2003-2009)
SMP Negeri 8 Palembang (2009-2011)
SMA Negeri 3 Palembang (2011-2014)
Fakultas Kedokteran UNSRI (2014 – sekarang)

Palembang, 4 Januari 2018

M.Ali Ridho
( 0401128141911 )

75

Anda mungkin juga menyukai