Anda di halaman 1dari 7

Audit Energi

Audit energi atau Energy Potential Scanning (EPS) memiliki banyak definisi. Ada dua definisi
yang akan dijelaskan disini, pertama yang mengacu kepada definisi dari standar ISO 50002
dan yang kedua adalah definisi yang mengacu kepada perundang-undangan di Indonesia.
Audit energi merupakan salah satu perangkat dalam Demand Side Management (DSM) yang
penting untuk mewujudkan efiesiensi energi.
DSM memberikan beberapa informasi tentang Present Energy Consumption dan
kemungkinan Energy Management Opportunities (EMO) yang bisa dilakukan.

Audit Energi (ISO 50002)

“Pendekatan sistematis dari penggunaan energi (energy use) dan konsumsi energi
(energy consumption) pada suatu lingkup batas yang sudah ditetapkan, agar bisa
diindentifikasi, dikuantifikasi, dan dilaporkan peluang-peluang untuk perbaikan kinerja
energi (energy performance)

Audit Energi pada Industri adalah suatu survei terorganisir di satu Industri atau Plant
tertentu untuk mengidentifikasi dan mengukur semua penggunaan energi, menentukan
sumber pemborosan energi, dan menentukan peluang penghematan energy (ECO = Energy
Conservation Opportunities)
Dasar Hukum Audit Energi di Indonesia :
1. UU no 30 tahun 2007 tentang Konservasi Energi
2. PP 70 tahun 2009 tentang Konservasi Energi
3. Permen ESDM no 14 tahun 21 tentang Manajemen Energi
4. Permen KLHK no 1 tahun 2021 tentang Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan lingkungan (PROPER)
Alasan mengadakan Audit Energi :
1. Mengikuti peraturan dan perudang-undangan di Indonesia, dimana perusahaan yang
mengkonsumsi energi minimal 6000 TOE wajib untuk melakukan Audit Energi secara
berkala, dan melaporkan kinerja energinya setiap tahun ke Dirjen EBTKE kementrian
ESDM sekali dalam setahun.
2. Meningkatkan kinerja Energi Perusahaan/Plant
3. Menurunkan emisi Gas Rumah kaca.
4. Menurunkan biaya operasi dari sisi energi
5. Meningkatkan “brand Image” perusahaan
6. Kegiatan wajib dalam rangka penilaian PROPER dari kementrian KLHK
7. Meningkatkan keandalan sistem dan peralatan
8. Membangun budaya hemat dan peduli terhadap lingkungan
9. Dan lain lain.
Durasi Waktu Pekerjaan :
Kegiatan Audit Energi meliputi ;

No Kegiatan Durasi

1 Persiapan 5 – 10 hari
2 Survey dan Pengukuran 4 – 6 hari

3 Analisa dan Pembuatan Laporan 30 – 60 hari

4 Presentasi 1 hari
Inventori Gas Rumah Kaca (GRK)

Tujuan Perhitungan Inventori GRK :

Sejak disadarinya bahwa GRK berpotensi menimbulkan masalah pada kehidupan manusia, maka
negara-negara diseluruh dunia diikuti oleh organisasi-organisasi bisnis, Lembaga-lembaga swadaya,
dan komponen masyarakat lainnya memulai upaya untuk menahan laju emisi GRK yang terus
meningkat dari setiap tahunnya untuk mencegah terjadinya menjadi yang lebih buruk bagi dunia.
Upaya-upaya ini dimulai dengan menghitung besarnya GRK yang dihasilkan dari aktifitas manusia
sendiri, dengan tujuan untuk menetapkan acuan dasar sebagai angka perbandingan untuk
melakukan aksi-aksi mitigasi guna menurunkan emisi GRK.
Beberapa tujuan perusahaan melakukan perhitungan emisi diantaranya adalah ;

1. Untuk menetapkan baseline emisi sebagai acuan untuk melakukan upaya mitigasi GRK
2. Untuk kepentingan pelaporan emisi GRK ke pemerintah (kemenperind lewat SIINAS) dalam
rangka inventori GRK nasional (dengan metode IPCC)
3. Untuk kepentingan pelaporan emisi ke kementrian BUMN dalam rangka perbaikan kinerja
lingkungan perusahaan-perusahaan BUMN (metode ISO 14064)
4. Untuk kepentingan pelaporan emisi ke induk perusahaan (grup perusahaan), umumny
menggunakan standar ISO 14064 atau GHG Protocol.
5. Untuk kepentingan pelaporan kegiatan PROPER kementrian LHK.
6. Untuk kepentingan pelaporan Sustainability Report.
7. Untuk kepentingan proses perhitungan Carbon Foot Print
8. Untuk kepentingan perhitungan LCA (Life Cycle Assessment)

Metodologi :

Jasa pekerjaan yang melingkupi perhitungan Gas Rumah Kaca yang ditawarkan, didasarkan bkepafda
beberapa pilihan susuai dengan lingkup kegiatan sebagai berikut ;
1. Perhitungan/inventori GRK untuk scope 1 dan 2 (mengacu ke GHG Protocol) atau katagori 1
dan 2 (ISO 14064-1).
2. Perhitungan/inventori GRK untuk scope 1,2 dan 3
3. Awarness Training SO 14064
4. Pembuatan program mitigasi GRK
5. Pembuatan laporan proyek mitigas GRK mengacu ke ISO 14064-2

Keluaran dari jasa pekerjaan ini diantaranya adalah :

Output 1 ; perhitungan GRK scope 1 dan 2 Deliverable 1 ; laporan lengkap hasil


perhitungan GRK scope 1 dan 2
Deliverable 2 ; Excel sheet yang memuat table
perhitungan GRK

Output 2 ; perhitungan GRK scope 1,2 dan 3 Deliverabel 1 ; laporan lengkap hasil
perhitungan GRK scope 1,2,3
Deliverable 2 ; Excel sheet yang memuat table
hasil perhitungan GRK

Output 3 ; Pelatihan Awarness ISO 14064 Deliverable 1 ; materi training ISO 14064-1 dan
2
Deliverable 2 ; sertifikat training bagi peserta

Output 4 ; Pembuatan program mitigasi Deliverable 1 ; laporan yang memuat kajian dan
perhitungan teknoekonomi untuk usulan
kegiatan mitigas GRK .
Deliverable 2 ; perhitungan MACC (Marginal
Abatemen Cost Curve)

Output 5 ; pembuatan laporan proyek mitigasi Deliverable 1 ; laporan komprehensip Proyek


GRK mengacu ke ISO 14064-2 mitigasi GRK mengacu ke ISO 14064-2

DURASI WAKTU :
3 – 5 bulan tergantung scope dan boundary pekerjaan.
LIFE CYCLE ASESSMENT
Penilaian Daur Hidup atau Life Cycle Assessment (LCA) berdasarkan SNI ISO 14040:2016 dan SNI ISO
14044:2017 merupakan kompilasi dan evaluasi masukan, keluaran dan dampak lingkungan potensial
dari sistem produk di seluruh daur hidupnya. LCA merupakan pendekatan dari hulu ke hilir atau
cradle to grave untuk menilai suatu sistem produk secara kuantitatif.

Dengan melakukan penilaian daur hidup, pengambil keputusan dapat mempunyai dasar yang
berbasis data dan fakta dalam mengambil keputusan. LCA dapat digunakan mulai dari perancangan
produk, pengembangan proses produksi yang lebih baik, inovasi produk dan proses, meningkatkan
sistem manajemen lingkungan, pemilihan produk atau proses serta pemilihan pemasok,
mengomunikasikan informasi lingkungan untuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan, penetapan
strategi perusahaan, sampai pengambilan keputusan untuk kebijakan dalam pemerintahan. LCA
merupakan suatu alat ukur kuantitatif untuk pembangunan berkelanjutan.

Tujuan atau maksud penerapan harus konsisten dengan alasan pelaksanaan kajian. Pelaksanaan LCA
dapat ditujukan untuk diterapkan dalam berbagai aplikasi, baik untuk pengembangan internal
perusahaan, pengembangan kebijakan (baik dalam skala perusahaan, skala grup, atau skala
nasional), untuk kebutuhan pasar dan lain-lain.

Tujuan dapat berupa:

1. Melakukan identifikasi area perbaikan kinerja lingkungan hidup atau hotspot terkait dengan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan
2. Melakukan identifikasi tahap daur hidup yang menyebabkan dampak paling penting
3. Melakukan penilaian dampak lingkungan sebagai basis (baseline).
4. Melakukan penilaian dampak lingkungan atau jejak lingkungan
5. Mengomunikasikan hasil LCA kepada publik dalam bentuk label lingkungan
6. Memberikan informasi berbasis data untuk pengambilan keputusan

KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus melakukan inovasi dalam pelaksanaan
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup atau Proper.
Pada tahun 2021, Proper memperkenalkan kriteria terbaru yakni Life Cycle Assessment (LCA) dan
Social Return of Investment (SROI). Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri LHK no 1 tahun
2021 tentang Proper.
Gambar contoh LCA system boundary untuk PLTP (geothermal Power Plant)

DURASI WAKTU ;
6 -12 bulan tergantung scope dan boundary pekerjaan

Anda mungkin juga menyukai