Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEOLOGI AL ASR DALAM BINGKAI EKONOMI

Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah studi islam IV

Disusun oleh:

Fatih Junius Rahman (210313214)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al Qur’an diturunkan untuk dijadikan sandaran pedoman bagi umat manusia
dalam menjalankan kehidupannya, salah satunya dalam kehidupan perekonomian.
Ada banyak sekali dalil yang menerangkan tentang perekonomian, dalil-dalil yang
ditafsirkan bersifat relatif tergantung dari sudut pandang mana mufassir
mentafsirkannya. Adanya penafsiran terhadap ayat-ayat Qur’an salah satunya berguna
untuk mendekatkan diri kepada tuhan atau yang dikembangkan menjadi ilmu teologi.
Teologi Al-Asr dikemukakan oleh Ahmad Dahlan, seorang tokoh besar
pendiri Muhammadiyah. Surah Al-Asr merupakan surah yang menekankan kepada
manusia bahwa waktu adalah bagian penting yang harus diperhatikan dalam
kehidupan manusia. Menurut Syekh Yahya bin Hubairah, waktu adalah sesuatu yang
paling berharga untuk dimiliki sekaligus sesuatu yang paling mudah untuk disia-
siakan. Orang yang menyia-nyiakan waktunya sama artinya ia telah menyia-nyiakan
hidupnya. Dan jika hidupnya telah tersia-siakan maka tak ada arti apapun bagi
hidupnya di dunia ini.
Hal ini sejalan dengan konsep efektivitas dan efesiensi dalam ekonomi, yang
mana hal tersebut bertujuan untuk mengisi waktu dengan sebaik mungkin sehingga
manusia tidak melewatkan waktu dengan begitu saja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu teologi Al-Asr
2. Apa yang melatarbelakangi turunnya surah Al-Asr
3. Bagaimana hubungan surah Al-Asr dengan ekonomi

C. Tujuan
1. Mampu memahami konsep teologi Al-Asr
2. Mampu memahami asbabun nuzul surah Al-Asr
3. Mampu memahami hubungan antara surah Al-Asr dengan ekonomi
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Teologi

Secara kata teologi berasal dari bahasa Yunani yaitu theologia yang terdiri dari kata
“Theos” artinya “Tuhan” dan “Logos” yang berarti “Ilmu”. Jadi teologi dapat diartikan
sebagai “Ilmu tentang Tuhan”.

Teologi juga merupakan ilmu yang membahas tentang ketuhanan dan segala hal yang
berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan. Dalam Islam teologi memiliki sebutan lain seperti
ilmu kalam dan ilmu tauhid.

Pengertian Ekonomi

Menurut Aristoteles

Aristoteles berpendapat bahwa ilmu ekonomi adalah suatu cabang yang bisa
digunakan melalui dua jalan yaitu adanya kemungkinan untuk dipakai dan kemungkinan
untuk ditukarkan dengan barang. (Nilai pemakaian dan nilai pertukaran).

Menurut Adam Smith

Ilmu ekonomi menurut Adam Smith, merupakan ilmu sistematis yang mempelajari
tingkah laku manusia dalam usahanya untuk mengalokasikan sumber daya yang terbatas
untuk mencapai tujuan tertentu.

Penjelasan dan Asbabun Nuzul Al Asr

Al Asr merupakan surah ke 103 di dalam Al-Qur’an. Surah ini terdiri dari tiga ayat
dan merupakan surah makiyyah. Al Asr adalah surah ke 13 yang diturunkan kepada
Rasululullah setelah surah Al Insyirah dan sebelum surah Al Adiyat.

Adapun asbabun nuzul surah ini Muhammad Abduh menjelaskan bahwa orang Arab
Jahiliyah terbiasa bersantai pada waktu ashar. Mereka saling bercengkerama dan bercanda
membicarakan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari. Banyak pula yang membanggakan
nenek moyang mereka, kedudukan serta kekayaan mereka yang mengakibatkan pembicaraan
mereka tidak memiliki arah yang jelas hingga saling menyinggung yang pada akhirnya
menimbulkan perselisihan dan permusuhan. Maka dari itu sebagian dari mereka mengutuk
waktu ashar dan menganggap bahwa ashar adalah waktu yang celaka.
Dari kejadian itu kemudian Allah menurunkan surah Al Asr yang menegaskan bahwa
tidak ada yang salah dengan waktu ashar serta menjelaskan mengenai kerugian manusia yang
menyia-nyiakan waktu (ashar).

Teologi Al Asr

Diambil dari sudut pandang Ahmad Dahlan, seorang tokoh pendiri Muhammadiyah.
Konsep teologi Al Asr menyangkut hubungan dengan Allah (hablum minallah), mengajarkan
agar umat Islam dapat menjadi seorang Muslim sejati yang berakidah Islam secara kaffah dan
menjadikan manusia sebagai makhluk yang berinsan kamil sebagaimana yang telah
disampaikan dalam Al-Qur’an.

Dilihat dari segi bahasa, “wa al ashr” memiliki makna (demi waktu yang bergerak ke
depan), (ke masa depan), (demi waktu yang bergerak maju), (demi masa yang menuju masa
depan), atau (demi kehidupan yang senantiasa bergerak maju), bukan waktu masa lampau
(zaman dulu), dan berkemunduran.

Di sini Allah menggunakan kata “al ashr” untuk menjelaskan masa atau waktu.
Selain bermakna waktu ashar, dalam beberapa kamus bahasa Arab, “al ashr” juga memiliki
makna maju, baru, dan modern. Kata “ashara” berarti memodernkan, membuat sesuatu
menjadi baru, dan menjadikan modern. Dengan kata lain adalah “demi waktu yang
berkemajuan”.

Surah Al Ashr itu sangat padat, mencakup kehidupan sejarah peradaban umat manusia
keseluruhan. Transformasi teologi Surah Al Ashr dapat membawa manusia ke arah
kehidupan akhirat yang baik dan kehidupan dunia yang berkemajuan dan berperadaban
tinggi.

Muhammadiyah mengambil 4 pilar penting dalam teologi Al Asr yaitu yang pertama
adalah Paradigma Tauhid, yang kedua adalah Pengembangan Ipteks (Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni), yang ketiga adalah Amal Usaha dan yang terakhir yaitu Penguatan
MEA (Moral, Etika dan Akhlak).

Penjelasan 4 Pilar Teologi Al Asr

Dalam surah Al-Ashr ayat-ayatnya menggunakan bentuk jamak dalam meningkatkan


kualitas hidup individu maupun masyarakat, yaitu kata-kata al-insan, amanu,
amilu, dan tawashau, maka kualitas hidup lebih bersifat kolektif. Kehidupan kolektif
biasanya lebih di sebut dengan ummah.

1. Pilar pertama, iman dalam konsep peradaban adalah paradigma ke-tauhidan. Tauhid
sebagai pilar mendasar karena esensinya adalah menghadirkan Allah dalam
kehidupan sehari-hari yang dipahami dari penggalan ayat âmanû.
2. Pilar kedua, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Ipteks) yang dipahami dari
penggalan ayat wa tawâshau bi al-haq; Al-haq di sini dipahami simbol dari ilmu,
karena selain kebenaran mutlak ada kebenaran relatif, kebenaran relatif inilah ilmu
pengetahuan teknologi.
3. Pilar ketiga adalah kerja keras, produktif, mendapat pengakuan baik dari sesama
manusia maupun ridha dari Allah SWT dipahami dari kata ‘amilû al-shâlihât yang
melahirkan kreativitas masyarakat dan membentuk sebuah kebudayaan.
4. Pilar keempat adalah moralitas/akhlak yang dapat dipahami dari penggalan ayat wa
tawâshau bi al-shabr. Kesabaran merupakan simbol dari moral tertinggi yang
mengandung nilai-nilai keutamaan sebagai fondasi pembangunan masyarakat atau
peradaban utama. Maka dari teologi al-’Ashr terdapat empat pilar atau prasyarat
peradaban utama, yaitu paradigma tauhid, pengembangan ipteks (Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni), amal usaha: kerja-kerja peradaban, dan penguatan MEA (moral-
etika-akhlak).

Perspektif Dalam Ruang Lingkup Ekonomi

Ajaran Islam begitu memperhatikan perihal ekonomi dalam kehidupan manusia. Hal
tersebut tercantum dalam “maqosid syariah” (tujuan syariat) yang mana terdapat lima aspek
yang wajib dilindungi, salah satunya adalah “hifdzul mal” (terpeliharanya harta).

Oleh karena itu, perilaku seseorang yang bisa mengakibatkan ketidakberdayaan di


bidang ekonomi sangat bertentangan dengan semangat kerja yang diajarkan dalam Islam.
Islam mengajarkan agar manusia memanfaatkan potensi dirinya (Sumber Daya Insani) dan
potensi alam (Sumber Daya Alam) dalam bekerja.

Berikut pemaparan mengenai pilar penting dalam teologi Al-Ashr yang diambil dari
sudut pandang ekonomi:

Ketauhidan
Fondasi utama seluruh ajaran Islam adalah tauhid. Tauhid menjadi dasar seluruh
konsep dan aktivitas umat Islam, baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Dalam Al-
Qur’an surah Az Zumar ayat 38 disebutkan bahwa tauhid merupakan filsafat fundamental
dari ekonomi.

Hakikat tauhid adalah penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik
menyangkut ibadah maupun muamalah, dalam rangka menciptakan pola kehidupan yang
sesuai kehendak Allah.

Konsep tauhid memiliki dua ajaran utama dalam ekonomi, yaitu:

1. Semua sumber daya yang ada di alam ini merupakan ciptaan dan milik Allah secara
absolut (mutlak dan hakiki). Manusia hanya sebagai pemegang amanah (trustee)
untuk mengelola sumberdaya itu dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan kehidupan manusia secara adil.
Dalam mengelola sumberdaya itu manusia harus mengikuti aturan Allah
dalam bentuk syari’ah. Firman Allah, “Kemudian kami jadikan bagi kamu syari’ah
dalam berbagai urusan, maka ikutilah syariah itu, Jangan ikuti hawa nafsu orang-
orang yang tak mengetahui” (Al-Jatsiyah : 18). Dengan demikian, setiap pengelolaan
sumber daya dan setiap cara dan usaha mencari rezeki harus sesuai dengan aturan
Allah.
2. Allah menyediakan sumber daya alam sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Manusia yang berperan sebagai khalifah, dapat memanfaatkan sumber
daya yang banyak itu untuk kebutuhan hidupnya. Dalam perspektif teologi Islam,
sumber daya – sumber daya itu, merupakan nikmat Allah yang tak terhitung ( tak
terbatas ) banyaknya, sebagaimana dalam firmannya “Dan jika kamu menghitung –
hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak bisa menghitungnya”. (Ibrahim : 34).
Konsep tauhid ini mengajarkan bahwa segala sesuatu bertitik tolak dari Allah,
bertujuan akhir kepada Allah, menggunakan sarana dan sumber daya sesuai syariat
Allah. Aktivitas ekonomi seperti produksi, distribusi, konsumsi, ekspor-impor bertitik
tolak dari tauhid ( keilahian ) dan dalam koridor syariah yang bertujuan untuk
menciptakan falah guna mencapai ridha Allah.

Ilmu Pengetahuan

Pengetahuan merupakan modal penting dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi


dunia di jaman sekarang dan masa mendatang. Pentingnya peningkatan dan penerapan ilmu
pengetahuan dalam ekonomi memberi kesempatan tumbuhnya sistem ekonomi yang
memiliki daya saing dan inovatif.

Bank Dunia sendiri telah merumuskan empat pilar penting yang dibutuhkan sebuah
negara dalam menumbuhkembangkan ekonomi yang berbasis pada ilmu pengetahuan, yaitu:

1. Sebuah rezim ekonomi dan kelembagaan yang memberikan insentif bagi efisiensi
penggunaan pengetahuan yang ada dan baru, serta berkembangnya kewirausahaan.
2. Populasi yang terdidik dan terampil yang dapat membuat, berbagi, dan menggunakan
pengetahuan dengan baik.
3. Sebuah sistem inovasi efisien perusahaan, pusat penelitian, universitas, konsultan, dan
organisasi lain.
4. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang efisien dan fasilitatif.

Ilmu pengetahuan tidak hanya sebatas pemahaman saja, namun juga memiliki output
untuk memecahkan masalah yang harus diselesaikan ataupun tujuan yang dicapai dengan
keilmuan itu.

Ilmu dalam Islam dipandang sebagai kebutuhan manusia untuk mencapai kesejahteraan
hidup di dunia dan memberi kemudahan dalam mengenal Tuhan. Oleh karena itu, Islam
memandang bahwa ilmu pengetahuan merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban
manusia sebagai mahluk Allah yang berakal.

Produktivitas

Menurut Hasibuan dalam Busro (2018) produktivitas adalah perbandingan antara


output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik akan meningkatkan efisiensi
(waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan
keterampilan dari tenaga kerjanya.

Produktivitas kerja seorang muslim tercermin dari kuantitas dan kualitasnya. Seperti
dalam firman Allah menjelaskan bahwa hamparan bumi adalah potensi yang dengan
ketekunan manusianya menciptakan dan mengembangkannya. Dalam ajaran Islam,
produktivitas yang bisa mewujudkan keberdayaan ekonomi masyarakat merupakan kondisi
yang diharapkan, yang mana titik beratnya adalah tercapainya kesejahteraan umat manusia.

Dalam ajaran Islam, produktivitas yang bisa mewujudkan keberdayaan ekonomi


masyarakat merupakan kondisi yang diharapkan, yang mana titik beratnya adalah tercapainya
kesejahteraan umat manusia. Produktivitas yang berkaitan erat dengan konsep amal yang
berarti kerja atau aktivitas. Bahkan Allah justru mewajibkan seorang Muslim selalu beramal.

Menurut Dewan Produktivitas Nasional dalam Muayyad & Gawi (2016) Produktivitas
mempunyai pengertian sebagai sikap mental yang selalu berpandangan bahwa mutu
kehidupan hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari
pada hari ini. Dalam kajian keislaman, pengertian tersebut selaras dengan maqalah yang
berbunyi: “‫ ”من كان يومه كأمسه فهو مغبون و من كان يومه شرا من أمسه فهو ملعون‬Barang siapa yang hari
ini sama dengan hari kemarin, maka orang itu tertipu. Barang siapa yang hari ini lebih jelek
dari pada kemarin, maka orang itu terlaknat”.

Maqalah di atas pada intinya memotivasi manusia agar mengatur dan memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya, hal ini selaras dengan firman Allah dalam surat al-Ashr. Al-
Zuhaily (2011) menjelaskan bahwa surat tersebut menunjukkan betapa pentingnya waktu
bagi kehidupan manusia. Apabila seseorang tidak bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik-
baiknya, maka dia akan mengalami kerugian dalam produktivitasnya.

Karakter atau Moral

Dalam berperilaku di kehidupan sehari-hari dan berinteraksi dengan masyarakat,


seorang individu memerlukan moral dan tindakan yang baik, tak luput pula tindakan secara
ekonomi dan memiliki moral ekonomi. Namun, dalam penerapannya masih banyak para
pelaku ekonomi yang kurang paham dengan apa yang dinamakan perilaku dan moral di
dalam ekonomi.

Moralitas berkaitan dengan tindakan seseorang dalam hubungan sosial, yang


menekankan pada kepedulian seseorang terhadap keberadaan orang lain. Sebagai contoh
seseorang yang memiliki sikap moral adalah seseorang yang penyayang, peka terhadap
situasi dan kondisi lingkungan dan selalu menolong orang lain yang membutuhkan bantuan.

Moralitas ekonomi adalah bagian dari perilaku ekonomi yang berkaitan dengan sikap
dan tindakan ekonomi seseorang dalam interaksinya dengan orang lain atau kelompok orang,
yang menekankan pada kepedulian seseorang terhadap keberadaan orang lain.

Dalam perekonomian, moral yang baik merupakan sesuatu nilai penting baik bagi
individu maupun kelompok. Dimana hal tersebut dapat memberikan dampak maslahat bagi
orang-orang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam begitu menghargai keberadaan harta bagi kehidupan manusia, bahkan harta
termasuk salah satu hak yang harus dilindungi dalam maqasid syariah. Hal ini menandakan
bahwa kita sebagai orang Islam harus mampu menjaga harta yang kita miliki, tentunya harta
tersebut kita gunakan untuk hal-hal bermanfaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Teologi Al-Asr yang dikemukakan oleh Ahmad Dahlan bertujuan untuk mendekatkan
diri kepada Tuhan, kita sebagai manusia yang lemah tentunya sangat membutuhkan
pertolongan dari sang khaliq untuk menjalani kehidupan kita, baik individual maupun
kelompok.

Ada empat pilar penting dalam konsep teologi Al-Asr. Pertama, Paradigma
ketauhidan. Kedua, Ilmu pengetahuan dan Teknologi serta Seni. Ketiga, Produktivitas dan
Kerja keras. Keempat yaitu Etika dan Moral.

Dengan memahami konsep teologi Al-Asr dapat membantu kita untuk lebih
memahami makna suatu surah dengan baik, yang berlandaskan kebermanfaatan bagi
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

STIE PASIM. 2023. Stiepasim. Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli.
https://www.stiepasim.ac.id/pengertian-ilmu-ekonomi-menurut-para-ahli/
#:~:text=2.,terbatas%20untuk%20mencapai%20tujuan%20tertentu. Diakses pada
tanggal 1 Juli 2023.

Irvan, S. 2019. Ibtimes. /https://ibtimes.id/teologi-al-ashr-spirit-kaum-milenial/. Diakses pada


tanggal 2 Juli 2023.

IQTISHAD. 2015. Iqtishadconsulting. Tauhid Sebagai Prinsip Tata Ekonomi Islam.


https://www.iqtishadconsulting.com/content/read/blog/tauhid-sebagai-prinsip-tata-
ekonomi-islam. Diakses pada tanggal 2 Juli 2023.

Marlia. 2012. Unpad. Kembangkan Ekonomi yang Berbasis Ilmu Pengetahuan.


https://www.unpad.ac.id/2012/11/kembangkan-ekonomi-yang-berbasis-ilmu-
pengetahuan/. Diakses pada tanggal 2 Juli 2023.

Anwar, K.M. (2020). Produktivitas Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi Islam, 5(1), 6-8.

Kholid, M. 2021. dpkbantenprov. Waktu dalam Pandangan Ulama.


https://dpk.bantenprov.go.id/Layanan/topic/365#:~:text=Waktu%2C%20menurut
%20Syekh%20Yahya%20bin,bagi%20hidupnya%20di%20dunia%20ini. Diakses
pada tanggal 3 Juli 2023.

Anda mungkin juga menyukai