Anda di halaman 1dari 7

Analisis Curah Hujan Tahun Menggunakan Earth Engine Dengan

Memanfaatkan Citra Satelit GSMAP (Global Satellite Mapping Of


Precipitation) Pada Kecamatan-Kacamatn Di Calon Daerah
Otonomi Baru Tasik Selatan
Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim
M Ferdinan Nurwahid
Badan Koordinasi Lembata Teknologi Mahasiswa Islam PB HMI

Direktur Penelitian LTMI PB HMI


Email: mferdinannurwahid@gmail.com
WA: 085718154337
Abstrak
Penelitian ini menggunakan data curah hujan dari GSMaP Operational untuk rentang waktu
Januari-Desember 2022 di enam lokasi di Kabupaten Tasik Selatan. Menggunakan script Earth
Engine, dibuat grafik temporal curah hujan berdasarkan tanggal dan lokasi yang ditentukan. Hasil
analisis menunjukkan variasi curah hujan di setiap lokasi selama tahun 2022. Beberapa lokasi
memiliki pola curah hujan yang stabil, seperti Cibalong dan Culamega dengan curah hujan rata-
rata yang konstan sepanjang tahun. Terdapat variasi yang signifikan dalam curah hujan antara
lokasi yang berdekatan. Pada bulan September 2022, Karangnunggal memiliki curah hujan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi lainnya. Selain itu, bulan November 2022 menunjukkan
curah hujan tinggi di sebagian besar lokasi, dengan curah hujan tertinggi terjadi di Cikalong dan
Cipatujah. Dengan demikian, penelitian ini mengungkapkan variasi dan perbedaan pola curah
hujan antar lokasi yang dapat menjadi informasi penting untuk pengelolaan sumber daya air dan
penanganan dampak cuaca di wilayah tersebut.

Kata kunci : Curah hujan, GSMaP Operational, Pola curah hujan, Variasi curah hujan
Pendahuluan bertujuan untuk memberikan informasi dasar
Indonesia merupakan peringkat pertama bagi penelitian variasi curah hujan global dan
negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan pengelolaan sumber daya air jangka panjang.
total luas wilayah Indonesia 1.904.570 km. Dalam presentasi ini, akan diperkenalkan
Dengan luas wilayah perairan sekitar 70% proyek GSMaP dan metode integrasi yang
dan daratan 30% Indonesi Indonesia diakui digunakan untuk menggabungkan data dari
sebagai negara maritim. Sistem cuaca dan beberapa radiometer gelombang mikro dan
iklim wilayah Indonesia sangat terpengaruhi inframerah (Ushio, T, et al., 2003).
oleh fenomena cuaca global seperti MJO
Metode
(Madden-Julian-Oscilation), SOI (Southern
Oscilation Index), anomali suhu permukaan Penelitian ini menggunakan metode analisis
laut, IOD (Indian-Ocean-Dipole), fenomena curah hujan dengan menggunakan citra hasil
cuaca regional seperti pola tekanan udara, dari GSMaP Operational pada rentang waktu
pola angin dan cuaca lokal (Kharisma, S., & Januari 2022 hingga Desember 2022. Analisis
Widomurti, L. 2018). dilakukan di enam lokasi Kecamatan yang
Curah hujan merupakan parameter termasuk dalam Calon Daerah Otonomi Baru
meteorologi penting dalam siklus global dan (CDOB) Kabupaten Tasik Selatan. Alat yang
energi. Untuk aplikasi ilmiah dan digunakan dalam penelitian ini adalah situs
operasional, peta curah hujan global aplikasi Earth Engine yang dapat diakses
beresolusi tinggi menjadi sangat dibutuhkan. melalui browser.
Radiometer gelombang mikro telah terbukti
Hasil dan Pembahasan
sebagai sensor terbaik untuk memperkirakan
curah hujan dengan akurasi dan detail yang Hasil dari penelitian ini menyajikan kondisi
dibutuhkan. Beberapa satelit yang membawa curah hujan di 6 titik lokasi pengamatan antara
radiometer gelombang mikro, seperti lain:
TRMM, Aqua, DMSP-F13, 14, 15, saat ini
a. Cikalong : 108.17125239440666,-
beroperasi. Data dari satelit radiometer ini
7.7690478056398415]
memungkinkan perkiraan distribusi curah
hujan global setiap hari yang sangat akurat. b. Cipatujah : 108.01726682465033,-
Namun, pengambilan sampel dari satelit di 7.72817563389998
orbit rendah bumi memiliki kelemahan untuk
c. Cibalong : 108.16051106546972,-
membuat peta presipitasi global beresolusi
7.515562249616113
tinggi dalam skala waktu per jam. Oleh
karena itu, perlu mengintegrasikan data infra d. Cikatomas : 108.2635078916416,-
merah dari satelit geostasioner yang tidak 7.617662210888257
memiliki masalah pengambilan sampel.
e. Culamega : 108.0316863803144,-
7.5648461501317374
Proyek penelitian yang disebut "Pemetaan
Presipitasi Satelit Global (GSMaP)" dimulai f. Karangnunggal : 108.13742978851752,-
pada tahun 2002 dan disponsori oleh Badan 7.6376715972246325
Sains dan Teknologi Jepang (JST). Tujuan
Pada rentan waktu periode pengamatan dapat
utama proyek ini adalah mengembangkan
diamati pada gamabar :
algoritme pengambilan curah hujan yang
dapat diandalkan berdasarkan model fisik
curah hujan, serta menghasilkan peta curah
hujan global dengan presisi dan resolusi
tinggi menggunakan data satelit. Hal ini
hujan Maret 2022

Gambar.1 Hasil script earth engine data curah


hujan Januari 2022 Gambar.4 Hasil script earth engine data curah
hujan April 2022

Gambar.2 Hasil script earth engine data curah


hujan Februari 202 Gambar.5 Hasil script earth engine data curah huja
Mei 2022

Gambar.3 Hasil script earth engine data curah


Gambar.6 Hasil script earth engine data curah
hujan Juni 2022

Gambar.9 Hasil script earth engine data curah


hujan Sepetember 2022

Gambar.7 Hasil script earth engine data curah


hujan Juli 2022

Gambar.10 Hasil script earth engine data curah


hujan Oktober 2022

Gambar.8 Hasil script earth engine data curah


hujan Agustus 2022

Gambar.11 Hasil script earth engine data curah


hujan November 2022
7.72817563389998);
var point3 =
ee.Geometry.Point(108.16051106546972, -
7.515562249616113);
var point4 =
ee.Geometry.Point(108.2635078916416, -
7.617662210888257);
var point5 =
ee.Geometry.Point(108.0316863803144, -
7.5648461501317374);
var point6 =
ee.Geometry.Point(108.13742978851752, -
Gambar.12 Hasil script earth engine data curah 7.6376715972246325);
hujan Desember 2022
Dalam penelitian ini, Earth Engine
var chart = ui.Chart.image.seriesByRegion({
digunakan untuk pengelolaan data. Earth
Engine menggunakan Bahasa Pemrograman imageCollection: precipitation,
JavaScript sebagai bahasa pengkodean
regions: [point1, point2, point3, point4, point5,
disajikan sebagai berikut:
point6],
var dataset =
reducer: ee.Reducer.mean(),
ee.ImageCollection('JAXA/GPM_L3/GSMa
P/v6/operational') scale: 1000,
.filter(ee.Filter.date('2022-01-01', xProperty: 'system:time_start',
'2022-01-31'));
})
var precipitation =
dataset.select('hourlyPrecipRate'); .setOptions({
title: 'Grafik Temporal Curah Hujan',
var precipitationVis = {
min: 0.0, vAxis: { title: 'Curah Hujan (mm/jam)' },

max: 30.0, hAxis: { title: 'Tanggal' },

palette: series: {

['1621a2', 'ffffff', '03ffff', '13ff03', 0: { label: 'Cikalong' },


'efff00', 'ffb103', 'ff2300'], 1: { label: 'Cipatujah' },
}; 2: { label: 'Cibalong' },

3: { label: 'Cikatomas' },
var point1 = 4: { label: 'Culamega' },
ee.Geometry.Point(108.17125239440666, -
7.7690478056398415); 5: { label: 'Karangnunggal' },

var point2 = },
ee.Geometry.Point(108.01726682465033, - });
horizontal (hAxis), serta label untuk masing-
masing rangkaian data (lokasi) menggunakan
print(chart);
parameter `series`.
Script tersebut digunakan untuk
Hasilnya, grafik yang dihasilkan akan
menghasilkan grafik curah hujan temporal
menampilkan variasi temporal curah hujan
berdasarkan rentang tanggal dan lokasi yang
untuk lokasi-lokasi yang telah ditentukan
ditentukan. Pada awal script, dilakukan
(Cikalong, Cipatujah, Cibalong, Cikatomas,
penentuan rentang tanggal dengan
Culamega, dan Karangnunggal) selama rentang
menggunakan fungsi `ee.Filter.date` untuk
tanggal yang telah ditentukan (Desember 2022).
menetapkan bulan Desember 2022.
Pada grafik tersebut, sumbu vertikal akan
Selanjutnya, menggunakan fungsi menunjukkan tingkat curah hujan dalam satuan
`ee.ImageCollection`, dilakukan milimeter per jam, sementara sumbu horizontal
pengambilan data curah hujan operasional akan menunjukkan tanggal. Setiap lokasi akan
GSMaP dari satelit JAXA. Data tersebut direpresentasikan dengan warna garis yang
difilter berdasarkan rentang tanggal yang berbeda dan dilengkapi dengan label yang
telah ditentukan menggunakan metode sesuai pada legenda grafik.
`filter`.
Data curah hujan yang dihasilkan, yang
merepresentasikan nilai curah hujan pada
rentang tanggal yang ditetapkan, disimpan
dalam variabel `precipitation`.
Untuk visualisasi data curah hujan, variabel
`precipitationVis` mendefinisikan parameter
seperti nilai minimum dan maksimum serta
palet warna yang digunakan dalam tampilan
grafik.
Selanjutnya, ditentukan enam titik lokasi Gambar.13 regresi linier dari rata-rata curah hujan
yang berbeda dengan menggunakan fungsi menggunakan matlab
`ee.Geometry.Point`. Setiap titik
Dalam program tersebut, data curah hujan untuk
merepresentasikan lokasi tertentu dengan
koordinat lintang dan bujur yang telah setiap lokasi disimpan dalam bentuk array.
ditentukan sebelumnya. Rata-rata curah hujan dihitung berdasarkan data

Dalam menghasilkan grafik, digunakan lokasi hasil rata-rata yang ditetapkan sebagai
fungsi `ui.Chart.image.seriesByRegion` parameter terjadinya curah hujan. Selanjutnya,
untuk memplot rangkaian waktu curah hujan
dilakukan perhitungan regresi linier dengan
dari data yang telah disiapkan. Fungsi ini
membutuhkan masukan berupa koleksi menggunakan metode kuadrat terkecil. Variabel
gambar curah hujan (`precipitation`), serta "x" digunakan untuk merepresentasikan lokasi,
parameter lainnya seperti daftar lokasi sementara variabel "rata_curah_hujan" berisi
(`regions`), metode reduksi (`reducer`), skala
data rata-rata curah hujan. Regresi linier
(`scale`), dan properti x-axis (`xProperty`).
dihitung dengan memanfaatkan matriks "X" dan
Melalui metode `.setOptions`, tampilan
grafik dapat disesuaikan, seperti judul grafik, vektor "rata_curah_hujan". Hasil prediksi
judul sumbu vertikal (vAxis) dan sumbu regresi linier disimpan dalam variabel "y_pred".
Grafik hasil regresi linier ditampilkan dengan 2. Menggunakan metode pemantauan curah
menggunakan fungsi "plot". Pada grafik hujan yang lebih canggih dan terus
menerus untuk memperoleh data yang
tersebut, data observasi ditunjukkan dengan
lebih akurat dan mendalam tentang pola
titik merah, sementara garis biru curah hujan di wilayah tersebut.
menggambarkan regresi linier. Label pada 3. Melakukan pemantauan dan analisis
sumbu-sumbu grafik dan judul grafik curah hujan secara berkala untuk
ditambahkan untuk memberikan informasi memperoleh informasi yang lebih
terperinci tentang perubahan curah hujan
yang lebih jelas dan komprehensif.
dari waktu ke waktu.
Simpulan dan Saran 4. Menggunakan informasi ini untuk
pengambilan keputusan yang lebih baik
Dari informasi tabel yang diberikan, dapat
dalam hal pengelolaan sumber daya air,
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
pertanian, atau pengendalian banjir di
1. Curah hujan pada setiap lokasi wilayah tersebut.
bervariasi dari waktu ke waktu.
Dalam kesimpulan, analisis data curah hujan ini
Terdapat fluktuasi dalam curah hujan
memberikan wawasan tentang variasi curah
yang terjadi sepanjang tahun.
hujan di lokasi yang diteliti, dan saran-saran
2. Beberapa lokasi memiliki pola curah tersebut dapat digunakan untuk pemahaman
hujan yang relatif stabil, seperti yang lebih baik tentang pola curah hujan di
Cibalong dan Culamega yang memiliki wilayah tersebut serta pengelolaan sumber daya
curah hujan rata-rata yang konstan yang efektif.
selama sebagian besar tahun.
Daftar Pustaka
3. Terdapat juga variasi yang signifikan
dalam curah hujan antara lokasi yang Jurnal GPM 1
Hou, A. Y., Kakar, R. K., Neeck, S., Azarbarzin, A.
berdekatan. Misalnya, pada bulan
A., Kummerow, C. D., Kojima, M., Oki, R.,
September 2022, Karangnunggal Nakamura, K., & Iguchi, T. (2014). The Global
memiliki curah hujan yang lebih tinggi Precipitation Measurement Mission, Bulletin of the
dibandingkan dengan lokasi lainnya. American Meteorological Society, 95(5), 701-722.
doi: https://doi.org/10.1175/BAMS-D-13-00164.1
4. Pada bulan November 2022, terdapat
curah hujan yang tinggi di sebagian Jurnal 2
Ushio, T., Okamoto, K. I., Iguchi, T., Takahashi, N.,
besar lokasi, dengan curah hujan Iwanami, K., Aonashi, K., ... & Inoue, T. (2003). The
tertinggi terjadi di Cikalong dan global satellite mapping of precipitation (GSMaP)
project. Aqua (AMSR-E), 2004
Cipatujah. KHARISMA, S., & WIDOMURTI, L. (2018). Analisis
Hujan Lebat Dengan Menggunakan Data Citra
Berdasarkan informasi ini, beberapa saran Satelit Di Kabupaten Banjarnegara (Studi Kasus 18
yang dapat diberikan adalah: Juni 2016). Jurnal Material dan Energi
Indonesia, 8(01), 36-43.
1. Melakukan analisis lebih lanjut untuk
memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan curah hujan
antara lokasi yang berdekatan. Hal ini
dapat membantu dalam pemahaman
pola curah hujan setiap lokasi secara
lebih rinci.

Anda mungkin juga menyukai