Serba Tiga Pesan-Pesan Mimbar - Pama
Serba Tiga Pesan-Pesan Mimbar - Pama
Desain Cover
HT. SUPRIADI
Gambar Cover
Masjid Agung A-Faruq Bukit Pelangi
Diambil oleh Ina Emira
Tata Letak
HT. SUPRIADI
Diterbitkan oleh:
DKM Al-Barokah
PT. PAMAPERSADA NUSANTARA
Site KPC Sangatta.
Segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Esa. Sholawat dan
salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad,
keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga hari Kiamat.
Sungguh tidak disangka jika pandemi covid-19 yang berlangsung
hampir selama tiga tahun itu membawa hikmah tersendiiri,
khususnya bagi karyawan PT. PAMAPERSADA NUSANTARA site
KPC Sangatta, Kutai Timur.
Betapa tidak, ketika masjid-masjid PAMA yang ada di lingkungan
site KPC Sangatta, terpaksa membatasi masuknya para khatib
dari luar, maka dengan terpaksa pula, sebagian karyawannya
harus siap menjadi khatib dan imam sholat jum’at.
Untungnya DKM Al-Barokah, alhamdulillah telah mengadakan
training singkat tentang fiqih khutbah kepada para calon khotib
baru dibawah asuhan Ust. Hamim Thohari. Dan selanjutnya,
beliau juga yang diminta untuk menulis materi khutbah yang
akan disampaikan oleh para khatib internal Perusaan.
Selama tiga tahun, terkumpullah materi-materi khutbah jum’at
itu yang layak untuk dijadikan sebuah buku. Apalagi tulisan
Ustadz Hamim yang banyak menekankan tentang adab dan
akhlaq itu memang layak untuk dijadikan sebagai buku bacaan
dan pegangan bagi setiap karyawan muslim PT. PAMAPERSADA
NUSANTARA di mana pun job site-nya.
Maka sangat tepat sekali jika DKM Al-Barokah berinisiatif untuk
menerbitkan kumpulan materi khutbah tersebut, sebagai salah
satu sarana untuk mewujudkan cita-cita dan visi DKM, yaitu
menjadikan masjid sebagai episentrum, pusat ledakan besar bagi
kebaikan dan adab-adab mulia.
1
Nama aslinya adalah Bambang Agus Witoyo, namun lebih dikenal sebagai
Bambang AW. Beliau adalah Deputy Project Manager, PT. PAMA PERSADA
NUSANTARA, Site KPC Sangatta sekaligus aktif sebagai Pembina DKM AL-
BAROKAH (Masjid-Masjid yang ada di seluruh Job Site PT. PAMA KPCS) dari
tahun 2012-2022.
﴾﴾3v﴿﴿ Serba
SerbaTiga Pesan-PesanMimbar
TigaPesan-Pesan Mimbar
Dengan terbitnya buku kumpulan khutbah ini, diharapkan bisa
menjadi salah satu sumber rujukan ilmu, terutama dalam
masalah adab. Sebab, hari ini adab nyaris menjadi barang
langka. Maka, banyak orang berilmu namun tidak beradab,
sehingga timbul kesombongan dan menganggap dirinya yang
paling benar dan paling pintar.
Terakhir, saya ingin menyampaikan setinggi-tingginya apresiasi
kepada para khatib internal PAMA yang telah bertindak sebagai
khatib dan imam walau pun tidak punya latar belakang
keustadzan. Namun dengan semangat mengamalkan ilmu yang
ada dan dengan pertolongan Allah maka Kalian telah menjadi
khatib “beneran.”
Tentu saja, kami juga banyak berterimakasih kepada Ust. Hamim
Thohari, atas bimbingannya kepada karyawan kami selama ini
dan atas nasehat-nasehatnya, baik melalui kajian-kajian rutin
mau pun melului tulisan.
Semoga Allah senantiasa memberikan perlindungan dan
keselamatan kepada kita semua dengan rahmat dan kasih
sayang-Nya. Wassalaam.
Bambang AW.
﴾﴾ vi
4 ﴿﴿ Serba
SerbaTiga
TigaPesan-Pesan
Pesan-PesanMimbar
Mimbar
Sambutan
Ketua DKM PAMA Al-Barokah
Aris Setiyawan.2
2
Aris Setiyawan, Asal Magetan, Jawa Timur: Ketua DKM AL-BAROKAH,
sekaligus sebagai ketua Yayasan Insan Mulia PAMA Sangatta dan di PT.
PAMAPERSADA NUSANTARA Site KPCS sebagai Maintenance Instructor Expert
Team Leader Site KPCS.
﴾﴾ vii
5 ﴿﴿Serba
SerbaTiga
TigaPesan-Pesan
Pesan-PesanMimbar
Mimbar
Karena itulah, DKM AL-BAROKAH memandang perlu untuk
menjadikan kumpulan materi-materi khutbah itu sebagai bahan
bacaan bagi seluruh karyawam Muslim PT. PAMA, bahkan cocok
untuk menjadi rujukan materi khutbah di seluruh area kerja PT.
PAMAPERSADA NUSANTARA di mana pun berada.
Aris Setiyawan
6 ﴿﴿Serba
﴾﴾viii SerbaTiga Pesan-PesanMimbar
TigaPesan-Pesan Mimbar
Pengantar Penulis
َ ُ َ َ َْْ ْ ََ َ ه ْ َّ ْ ْ َ ْ ُ ه
ْ َال َقائل
َ ُ َبك َال َيخَلق َ" َ َوال َّص ْة ََ َوال َّس ْم ِليل"َ َاقرأ َََباسْ َم
َ نََف َُم ْحك َ ُمَالت ْز
ي َ َ ّلِل
َ َ َاَلحمد
ُ َ َْ َ ْ ْ َّ
َ َحثَأ َّم َت ُه َ َّ َ ُ َ
َ "َو َك ْع َد، وآل ََهَ َو َص ْح َب َهَأجم َع ْي َ
َ َ َ
َ َعَلَالق َر
اء َ َل ْن ََم ْن
ز ْ د
ٍ م عَلَمح
Alhamdulillah, setelah tiga tahun menjalani masa sulit dengan
pandemi covid-19, Allah mengaruniakan kesehatan kepada kita
semua. Dalam masa itu, saya dipercaya DKM Al-Barokah, PT.
PAMAPERSADA NUSANTARA Site KPC Sangatta, untuk menulis
materi khutbah jum’at untuk para khatib internal Perusahaan.
Dengan izin Allah, materi-materi khutbah jum’at itu, telah
disetujui oleh DKM al-Barokah untuk diterbitkan menjadi sebuah
buku bacaan, khususnya untuk para karyawan. Namun, buku ini
juga masih bisa dijadikan materi khutbah jum’at, tinggal
menambahkan rukun-rukunnya di awal khutbah pertama dan
membaca rukun-rukunnya pada khutbah kedua.
Oleh sebab itu, di akhir buku ini disertakan Fiqih Khutbah Jum’at
Singkat, terutama tentang rukun-rukun khutbah serta penera-
pannya dalam teks khutbah. Disertakan juga doa-doa untuk
dibaca pada khutbah kedua yang bisa dipilih oleh khatib sesuai
tema khutbahnya. Dan, buku ini diberi judul “SERBA TIGA
PESAN-PESAN MIMBAR, Untuk Perbaikan Kehidupan Pribadi,
Keluarga dan Masyarakat,” sesuai dengan tema dan isi materinya
yang konsisten menekankan tiga perkara.
Terakhir, saya ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada
Mas Aris Setiyawan, Ketua DKM Al-Barokah atas ide-ide dan
dukungannya untuk kebaikan jamaah, dan juga kepada Pak
Bambang AW. atas bimbingannya kepada para jamaah dan
perhatiannya terhadap kemakmuran seluruh masjid di
lingkungan tambang PAMA Site KPCS. Tidak lupa, saya juga
berterimakasih kepada para khotib intenal PT. PAMA atas
kesediannya untuk membaca teks khutbah yang saya tulis.
Dengan terbitnya buku ini, mudah-mudahan menjadi salah satu
rujukan nasehat yang berguna untuk kita semua.
Bak kata pepatah, “tidak ada gading yang tak retak”, jika ada
kekurangan dan kesalahan dalam buku ini, penulis terbuka untuk
menerima masukan. Wal-hamdulillaahi Rabbil ‘Aalamiin.
﴾ 7ix﴿﴿ Serba
SerbaTiga Pesan-PesanMimbar
TigaPesan-Pesan Mimbar
Daftar Isi
﴾﴾ xi
9 ﴿﴿ Serba
SerbaTiga
TigaPesan-Pesan
Pesan-PesanMimbar
Mimbar
PERTAMA
Bulan Muharram
Maka perkara itu membuat iri ahli neraka yang mengetahui kabar
tersebut, mereka mengatakan: ََ* ام َ "َصدي
َ ٍ َح َم َ َ َ َْ نَشافع
َ َ َ َ
ٍ َ َيَ*َو َْ َ اَم
َ فماَلم
ْ ْ َ َ ُ َ َ َ َّ َ
ََْ ْ ْ ن َالْ ُمْ َمْ َم
ي َ ْ َفْقْ ْك َأٰى َلْمْ ْ ْاَك ْ َّر َفْمْبْكٰى َ َمArtinya: “Sayang kita tidak punya
penolong, dan tidak punya kawan setia (seperti dia), maka
seandainya kita diberi kesempatan untuk kembali ke dunia, maka
kita akan menjadi orang-orang beriman.” (Asyu-ara: 100-103).
Maka al-Hasan 3 berkata: “Perbanyaklah kawan-kawan yang
beriman kerena di akhirat nanti mereka bisa mendatangkan
syafaat (pertolongan) bagi kawannya.”
3
Al-Hasan, yakni Hasan bin Yasar al-Basriy (21-110H). Ayahnya adalah
maula (budak yang dimerdekakan oleh) Zaid bin Tsabit al-Anshariy
atau ada yang mengatakan maula Ka’ab bin Amru as-Sulamiy. Lahir
tahun 21H. di Madinah, dua tahun sebelum akhir kekhilafahan Khalifah
Umar bin Khattab, ra. Ibunya juga maulah (budak perempuan yang
dimerdekakan oleh) istri Rasulullah, Ummul Mu’minin Ummu
Salamah. Tidak heran jika al-Hasan pernah disusui oleh beliau sewaktu
bayi ketika ditinggal pergi oleh ibunya untuk suatu urusan. Ketika ia
menangis Ibunda Ummu Salamah yang menyusuinya.
Dikatakan, karena berkah disusui oleh istri Rasulullah dan didoakan
oleh Sayyidina Umar bin Khattab, “agar diberi pemahaman agama dan
dicintai oleh banyak orang,” juga mendapati para sahabat besar yang
masih ada saat itu dan pernah mendengar khutbahnya sayyidina
Utsman, ra. maka beliau hapal al-Qur’an di usia sepuluh tahun dan
dikenal sebagai ahli ilmu yang sangat mendalam ilmunya. Kemudian
beliau tinggal di Basrah hingga mendapat sebutan al-Basriy, (orang
Basrah) dan meninggal tahun 110H.
﴾ 21 ﴿ Serba Tiga Pesan-Pesan Mimbar
Pertama: Anugerah Kemulian Sebagai Manusia
Diciptakan sebagai manusia oleh Allah adalah sebuah kemulian.
Betapa tidak; sebelum diciptakan, manusia tidak berarti apa pun
dan bahkan belum bisa disebut sebagai apa pun. Maka Allah,
Swt. berfirman:
َ ْ ُّ َ ْ َ ْ َ َّ َ ُ ْ َّ َ ْ َ ُ َ ْ ْ َّ َ َ ْه َ ْ َعَل َ َٰ ََ ْ ي
ٍََ ََ َ َاَاْلَسن َس ْ ْ ْاٰى ََمن
َ َاْلَسنسْ ْ ْ َاٰى ََح ْيَمنَالدَ زرَلمَيبنَش ْ ْ ْةئاَميككباَ*َ َ ََّّ اَلقق َم
َ َلَأا
َ َ َ َ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ
َاهَفجعقماهَس ْ َماعاَب َص ْ ْنا َ أمْ ْا ر َ ِت َقArtinya: “Bukankah telah datang atas
manusia suatu waktu, di mana ketika itu ia belum menjadi
sesuatu apa pun yang dapat disebut? * Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur
yang akan Kami hendak uji (dengan perintah dan larangan),
karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (al-Insan: 1-2)
Hidayah yang kita minta dalam doa itu adalah agar ditolong dan
dikuatkan dalam menjalankan ajaran Islam yang sudah kita
terima kebenarannya dan agar dijauhkan dari jalan orang-orang
yang dimurkai dan yang tersesat. Untuk itu, syarat-syarat berikut
ini harus dipenuhi:
Berusaha mengamalkan dan mempraktikkan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
Selalu berdoa kepada Allah agar diberi hidayah taufiq
(petolongan untuk bisa mengamalkannya)
Mencari lingkungan dan kawan-kawan yang bisa mendukung
dan memotivasi keisla-mannya.
Dalam sebuah riwayat dari Jabir, ra. dari Nabi, Saw. bersabda,
(yang artinya):“Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya
di atas air, kemudian ia mengutus bala tentaranya. Maka yang
paling dekat dengannya adalah yang paling besar fitnah
(kerusakan yang ditimbulkan)-nya. Salah satu bala tentaranya
[][][][][]
Jika Allah yang menjadi pelindung dan penjaga, apakah kita perlu
cemas dan khawatir terhadap segala ujian yang menimpa?
4
Ibnu Abid Dunya, nama aslinya adalah Abdullah bin Muhammad bin
Ubaidillah al-Baghdadiy al-Qurasyi, salah satu maula dari Bani Umaiyah (208-
281H.) laqobnya Ibnu Abid Dunya yang kemudian mengalahkan sebutan bagi
nama aslinya. Lahir di Baghdad di awal kurun ke-3 Hijriyah tahun 208H. Ia
dikenal sebagai sejarawan dan guru adabnya Mu’tadhib al-Abbasi dan anak-
anaknya.
[][][][][]
Allah, Swt. telah menyatakan hal itu dengan jelas dalam firman-
ْ ِّ َّ َ َ ْ
Nya. يََْ ْ ( َو َمْاَأ ْب َس ْ ْ ْ ْ ْقمْاكَ َََّ ََب ْح َمََْلق َعال َمDan tidaklah Kami mengutus-mu
melainkan sebagai rahmat untuk alam semesta ).[al-Anbiya’: 107]
Menurut Ibnu Abbas, rahmat ini bersifat umum, baik untuk orang
yang beriman kepadanya atau yang tidak beriman. Adapun untuk
orang yang beriman, rahmat dan kebaikannya bisa dirasakan di
dunia dan akhirat. Namun bagi orang kafir rahmatnya berupa
penangguhan azab di dunia, terhindar dari prahara dan bencana
Anas bin Malik juga berkata: "Aku tidak pernah melihat orang
berakhlaq sebaik Rasulullah. Suatu hari beliau memerintahkanku
untuk suatu keperluan, saat itu usiaku masih 10 tahun. Ketika
sampai di pasar aku melihat banyak anak bermain, aku pun
bermain dengan mereka hingga aku lupa kalau sedang disurah
Rasulullah. Beliau pun terus menungguku. Karena lama tidak
datang, beliau pergi mencariku dan mendapatiku sedang
bermain dengan anak-anak di pasar. Leherku di pengangnya dari
belakang dan ketika aku menoleh, beliau tertawa dan tidak
memarahiku. "Ya Unais, apakah perintahku sudah kau lakukan?”
Tanyanya. Aku menjawab, “Belum ya Rasulullah, sekarang aku
baru akan pergi."
Itulah di antara sifat-sifat beliau yang dipuji oleh Allah dalam al-
َ ُ ُ َٰ َ َ َّ َ
Qur’an: ْم
َ ٍ َْل َل ْق ْ ٍ" َع ْ َظ ْا ْ “ و َإ ْ ْ ْ َل ْعDan sesungguhnya engkau benar-
benar berakhlaq yang agung.” (al-Qolam: 4)
[][][][][]
5
Keyakinan hati:
Seperti sikap keluraga Ibrahim (disebutkan dalam Tafsir Ibnu Katsir):
Sarah, Ismail dan Ibrahim, as. sendiri ketika setan menggoda mereka
agar membatalkan penyembelilhan Islamil. Mereka berkata, “Demi
Allah, karena itu perintah-Nya maka akan tetap dilaksanakan.”
Ketundukan jiwa:
Yakni memasrahkan urusannya kepada Allah dengan sepenuh hati,
seperti pendapat al-Qurthubiy mengambil pendapat Ibnu Abbas dan
Ibnu Mas’ud: “ضا أ َ ْم َر ُه َما إلَى للاه
َ ”فَ َّوyakni, bahwa Ibrahim dan Ismail
telah menyerahkan urusannya kepada Allah”.
Kepatuhan raga:
Sebagaimana kepatuhan dan ketundukan Ibrahim dan Ismail kepada
perintah Allah. Sehingga perintah untuk menyembelih Ismail itu
benar-benar dilaksanakan secara nyata. (Lihat tafsir Ibnu Katsir, al-
Qurthubiy dan al-Baghowiy tentang ayat tersebut)
﴾ 64 ﴿ Serba Tiga Pesan-Pesan Mimbar
Kedua: Arti Islam Dari Hakekat Kehidupan
Seorang Muslim yakin bahwa segala yang ada di alam semesta
ini hakekatnya hanyalah makhluq, hasil ciptaan Allah Yang Maha
Kuasa. Sebagai ciptaan, seluruh makhluq pasti bergantung
sepenuhnya kepada Sang Penciptaan-Nya. Maka di sinilah
seluruh makhluq harus ber-islam, yakni harus patuh dan tunduk
kepada ketentuan-Nya. Pengertian Islam seperti ini, cocok
dengan makna islam dalam firman Allah berikut ini:
َ َ ََ اَوف ْر َْ
َ َاأ ْبض ََِ ْك َع َ َُْ ه
َ َ َّ ْ كٰى ََول ُهَأ ْسق َم ََم َْ َ َ
َاَو َإل ْا َه َُي ْر َج ُعكٰى ز َات
َ نَفَالسماو
َي َاّلِلَيب
َ ين أف ْن َََ ز
“Apakah mereka hendak mencari agama yang lain selain dari agama
Allah? Padahal kepada-Nya telah ber-islam (yakni tunduk) segala apa
yang di langit dan di bumi, baik suka maupun terpaksa dan kepada-Nya
mereka dikembalikan” (Ali Imran: 83)
6
Ada dua jenis kikir: 1) al-bukhlu (kikir) yaitu orang yang mempunyai
sesuatu yang bisa diberikan kepada orang lain namun dia tidak
bersedia untuk berbagi. 2) asy-syukh-khu (pelit), yaitu orang yang
punya harta namun untuk kegunaan diri dan keluarganya saja sangat
susah karena takut hartanya habis.
﴾ 68 ﴿ Serba Tiga Pesan-Pesan Mimbar
perkara mustahi. Jika tidak, tidak mungkin Islam memerintah-
kannya. Dimulai latihan untuk bersabar dan mengendalikan
emosi, sifat mulia itu pelan-pelan akan bisa diwujudkan.
Begitu juga ajaran Islam untuk bersikap adil ketika marah. Islam
menghargai setinggi-tingginya orang yang bersikap adil walau
pun terhadap ْ ُ orang ُ ْ yang ُ َ َّdibenci. Sebagaimana Allah berfirman:
ْ َّ َ ْ َ ُ َ َ ْ ُ َّ َ ْ َ َ َ
“ََۖ َٰ َلَأََت ْع َدلكاََاع َدلكاََ َكَأق َر ُو ََلقتق َك
َٰ َع ٍ “وََيج زرممكمَشمْآٰىَقك
“Dan janganlah kebencianmu kepada suatu kaum membuatmu
tidak bisa berbuat adil, berbuat adillah! Karena itu lebih dekat
kepada ketaqwaan.” (al-Maidah: 8)
Allah menyediakan surga seluas langit dan bumi, serta ampunan-
Nya kepada orang yang bisa mengendalikan kemarahannya dan
memaafkan kesalahan orang lain terhadap dirinya: Allah Swt.
ْ ُ َالماسَ ََوا ه
َّ َ َْ َ ْ َ ْ َ ْ َْ ْ َ
ََْ ْ ّلِل َُي َح ََُّال ُم ْح َسْ ْ َم
Berfirman: (ي ز يَع زن َ …“ )والكdan
ْ اظ َم ْيَال اظَوالع َاف
mereka yang menahan kemarahan dan mema’afkan orang-orang
(yang bersalah kepadanya), dan Allah itu menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan.” (Ali Imran: 134)
ُ َُ َ َ َ َ ْ َ َْ َ َ
ََ كلَ"َأََْي
َن َُ اََََي َق
ٍَ َم َم
َ َا َ ََََ ام َ َقالَبسْْكلَهللاَصَْْلَهللاَعقاهَوسْْقمَ"َ َََّ َذاَب
َ اٰىََي َك ََ َال َق َا
ُ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ َُ َ َ ْ ُ َ َُ َّ َ ُ َْ
َم ْ ُ
َ ٍ ئَ َمسْ ْ َْْ ََق ْ
َام زَر ر
َ َل َ
َ ح"ََ َعَلَ ََبَ َو،
َ َم َ َكبك
َ جَ واَأ
َ ل َي َ َو،
َ َم َ َََ ََّ؟ََ َق َُّمكا
َ بك َك َ َاس َ الم َ َنَ كٰىَ ََع
َ افَ َال َع
َ َّ َ ْ َ َ َ ْ َز ْ ُ ُ ز
"ََ ج َمَ لَ َال
َلَ اَأٰىََي َد
َ ََ اَع
َ َّذَ
Rasulullah, saw. bersabda: “Kelak pada hari Kiamat, akan ada
penyeru yang menyeru: ‘Di mana orang yang suka memaafkan
orang lain? Ayo menghadap ke harimbaan Tuhanmu, dan
ambillah pahalamu!’ Dan menjadi hak bagi setiap muslim bila
memaafkan (orang lain) untuk masuk surga.” (Disebutkan oleh
Ibnu Katsir dalam tafsirnya)
Di antara cara supaya kita tidak tercatat sebagai orang yang lalai
dari mengiangat Allah adalah dengan sholat Dhuha minimal dua
rakaat setiap pagi. Separti anjuran Rasulullah, saw.:
[][][][][]
[][][][][]
Hadits ini menyakan bahwa segala amal baik kita tidak menjamin
keselamatan kita jika tidak diterima dan dirahmati oleh Allah.
Sedangkan kunci diterima dan dirahmati Allah itu adalah sikap
istiqomah kita. Dan kita baru bisa istiqomah (yaitu memper-
tahankan keatatan dan kebaikan hingga akhir hayat) ketika kita
menjalankannya dengan tidak berlebih-lebihan dan memaksa-
maksakan diri.
ُ َ َ ُ َ
Seperti sabda beliau: (كاَو َسْ ْ ْدَوا )ق زابكMenurut Imam Nawawi, kata
“qaaribuu” adalah larangan berlebih-lebihan dalam beribadah
karena bisa mengakibatkan kejenuhan dan akhirnya tidak
berlanjut. Atau sebaliknya, adalah larangan memudah-
mudahkan ibadah sehingga sama-sekali tidak menjalankannya.”
Sedangkan“saddiduu”, kata Imam Nawawi adalah perintah agar
istiqomah. Lakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit, mulai
7
Dhahhak bin Muzahim dari Bani Hilal, kuniyahnya Abu Muhammad
atau Abu al-Qasim. Ahli tafsir, wadahnya ilmu dan mengutamakan
hidup zuhud, kata Qais dan Muslim, “Setiap petang Dhahhak selalu
menangis sambil berkata: ‘Aku tidak tahu, hari ini amal saya yang
bagaimana yang naik (ke langit).’” Beliau meninggal tahun 102 H.
Jika perut dipenuhi barang yang haram hati pun akan menjadi
gelap dan jiwa pun tertutup. Sehingga membuat jauh dari
bimbingan Allah. Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian
kaum salaf: “Begitu seorang hamba sekali saja makan makanan
haram, maka hatinya menjadi berbolak balik (tidak tenang)”.
Dan juga banyak berdoa agar diteguhkan iman dan islam kita
َ َ َْ ْ َ ُ ُ ْ َ ِّ َ ُ َ
dengan doa ini: (َ كوَس َبٌَقق َ يَِعَل َََ َيم
َ “ )ياَمققََالققWahai Tuhan Sang
Pembolak-balik hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
[][][][][]
Maka berada di level ini, belumlah aman. Karena bisa saja ketika
sedang bermaksiat, malaikat maut mencabut nyawa kita. Maka,
nau’udzu billaah, kita mati dalam keadaan suu’ul khaatimah.
Meski pun seorang muslim yang ahli maksiat, tetap bisa masuk
8
Nama aslinya Ikrimah Maulana Ibnu Abbas, kuniyahnya Abu Abdullah
seorang tabi’in yang meriwayatkan hadits-hadits dari Ibnu Abbas ra. Ia berasal
dari Suku Barbari dari Maghribi. Ibnu Abbas memilikinya sebagai budak sejak
menjabat sebagai Gubernur Bashrah dalam kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ia
ahli di bidang hadits dan fatwa, juga ahli dalam bidang qira’at dan tafsir. Ia
masuk golongan qurra yang termasyur dan mufassir yang terkenal.
9
Abu Darda’ ra. adalah salah seorang shahabat Anshor dari Bani Ka’ab bin
Khajraj bin Harits al-Makhzumi. Ia adalah sahabat Ansor yang paling akhir
masuk Islamnya, yaitu pada perang Badar dan membela Nabi pada perang
Uhud. Beliau salah seorang perawi hadits, ahli ibadah dan pengajar al-Qur’an.
Pergi ke Syam untuk mengajarkan al-Qur’an dan agama Islam lalu menjadi
qadhi di Damskus hingga kekhalifan Utsman bin Affan.
Kisah keislamannya, adalah pada suatu hari, dua saudaranya seibu, Abdullah
bin Rawahah dan Muhammad Maslamah memasuki rumah nya lalu
menghancurkan patung sesembahannya. Ketika pulang, ia mengumpulkan
pecahan-pecahan patung itu sambil berkata: “Celaka kamu ini, kenapa kamu
tidak membela dirimu?” Mendenger itu istrinya berkata, “Kalau dia bisa
memberi manfaat atau madharat, pasti dia bisa membela diri.” Seketika itu dia
sadar dan segera berjumpa Rasulullah, saw. itu menyatakan keislamannya.
10
Ibnu Rajab, nama lengkapnya adalah Abdurahman ibn Syihabud-Din Ahmad
ibn Rajab Abul Faraj al-Baghdadiy al-Dimasyqiy al-Hanbaliy salah seorang
ulama’ dari Mazhab Hambali. Al-‘Alîmi menyebut Ibnu Rajab al-Hanbali
sebagai seorang berilmu yang mengamalkan ilmunya, zuhud, memiliki
keteladanan, al-hafidh yang tsiqah (ahli hadits yang terpercaya), penasihat
kaum muslimin, pengarang beberapa kitab yang indah, di antaranya: Lathâif
al-Ma’ârif fîmâ li Mawâsim al-‘Am min al-Wadhâif.” Lahir di kota Baghdad dari
keluarga yang saleh dan berilmu pada bulan Rabiul Awwal tahun 736H. dan
wafat pada bulan Rajab, tahun 795H.
11
Ma’la bin al-Fadl al-Uzdiy al-Bashriy, kuniyahnya Abul Hasan.
[][][][][]
Antara rukun Islam dan rukun Iman tidak bisa dipisahkan. Ketika
seorang muslim menjalankan salah satu dari rukun Islam yang
lima, seperti puasa ramadan, misalnya. Maka tidak akan diterima
puasanya jika tidak didasarkan atas keimanannya kepada Allah.
Bahwa dia berpuasa karena dia percaya bahwa apa yang
dijalankannya adalah karena perintah Allah. Dan perintah itu
disampaikan oleh malaikat-Nya melalui wahyu kitab suci-Nya dan
dicontohkan oleh Rasul-nya; dan bahwa segala ketaatan dan
﴾ 133 ﴿ Serba Tiga Pesan-Pesan Mimbar
kemaksiatan seseeorang sudah ada ketentuannya, namun
manusia tetap wajib berusaha untuk menempuh jalan yang
terbaik agar meraih taqdir baiknya. Jika taat, di akhirat akan
mendapatkan pahala surga dan jika maksiat, di akhirat akan
mendapat siksa di neraka. Na’uudzu billaahi min dzaalik.
Allah berfirman:
ْ ْ ُ ُ َ َ ُ َ ْ َ ْ َّ ُ ُ َ َ َآم ُمكاَب ه َّ َ ْ ُ ْ ُ َ ه
َ َالي
َ َ َِ ْ َْفَ َس
َال كاَو َجاَدواَبأ ْم َك َاله ْم ََوأ َ َسْ ْ َهمَكل َهَسمَلمَيرتا
َ ْ ْاّلِلَوبس
َ َ
َ ين
َ ََّ ماَالم َممكٰى
َ ُ َ ه ُ َ َ َٰ َ ُ ُ َ ََّ ي
َ اّلِلََأول َئ ََمَالص ْ ْ ْ َاَق
كٰى َ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah
dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan
Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” (al-Hujurat: 15)
Sebab urusan halal dan haram itu adalah hak Allah dan Rasul-
Nya. Karena di antara prinsip keimanan kita kepada Allah adalah
keyakinan terhadap halalnya sesuatu yang telah ditetapkan
kehalalnya oleh Allah dan haramnya sesuatu yang telah
diharamkan oleh Allah. Bahkan orang yang menyalahi prinsip itu,
dianggap orang yang melampai batas, sebagaimana firman
Allah, ْ Swt.: َ
َ
ََ ح ََُّال ُم ْعت َد
ين َ َاّلِلَل ُك ْم ََو ََ ََت ْع َت ُدواَََّ َّٰى ه
َ َ َاّلِلََ َُي
َ ُ َ َ ُ َ ُ َ َ َ ُّ َ ه
ُ كاَِ ََ َبات ََماَأ َح َّل هياَأيهاَال َيينَآممكاَََتحرم
َ َ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-
apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (al-Maidah: 87)
12
Mujahid bin Jabr atau Jubair (21-104H.) maula Saib bin Abu Saib al-
Makhzumiy al-Qurasyiy. Dia adalah imam, ahli fiqih, seorang alim yang
tsiqat (terpercaya) dan banyak meriwayatkan hadits. Juga dikenal
hebat dalam bidang tafsir, qira’ah dan hadits nabawiy.
﴾ 146 ﴿ Serba Tiga Pesan-Pesan Mimbar
perintah-Nya dan menegakkan keadilan meski pun terhadap diri
sendiri, orang tua dan anak-anak sendiri.”
Menurut Anas, ra. “seseorang itu belum benar-benar bertaqwa,
sebelum bisa menjaga lisan (bicaranya).” Sebagaiman Rasullah
ْ َّ َح َي َباَم َ َح يَِّ ََي َد َعَ َم َاَََ َب ْأ ْ َ َ ُ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ َُْ َ
saw. bersabda: اَب ُه ََبأس
َ م َ
َ سَبه
َ َ
َ يَْ َال ُم َّتق
ْ َ كٰىَ َمن
َ ََيبقغَالعبدَأٰىَيب
Artinya: “Seorang hamba tidak akan tergolong sebagai orang-
orang yang bertaqwa sehingga bisa meninggalkan apa (yang
dianggap) tidak bermasalah karena takut menjadi masalah.” (Hr.
Turmudzi)
Dan menurut Imam al-Baghawiy, bertaqwa itu adalah bahwa
kamu menjadikan wiqaayah (perlindungan) antara dirimu
dengan azab Allah. Dan wiqayaah (perlidungan) ini tidak akan
terwujud kecuali dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi
larangan-nya.
Manakala segala bentuk amalan ibadah bisa meningkatkan
ketaqwaan seseorang kepada Allah, maka ibadah puasa,
menurut Syakh As-Sa’diy, adalah salah satu penyebab
ketaqwaan yang paling besar. Karena di dalamnya terdapat
amalan untuk menjalankan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya. Dan itulah hakekat taqwa yang sebenarnya. Oleh
karena itu Allah berfirman:
َ ُ َّ َ ُ ه
َ»كٰى
ُ َ َ َعَلَا هل ْي
َ ين ََم ْنَق ْب َقك ْمَل ََعقك ْمَتتق
َ َ ُ َ ُ َ َ ُ ُ ْ َ َ ُ ُ َ َ َ ُّ َ ه
َْ «ي ْاَأيه ْاَال ْ َيينَآممكاَك َت ََْعقاكمَالص ْ ْ ْ ْ ْا ْا َبم ْاَك َت
َ
“Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa
sebagaimana telah diwajibkannya atas orang-orang sebelum
kalian agar kalian bertaqwa.” (al-Baqarah; 183)
Maka kedatangan bulan puasa tahun ini, harus kita jadikan
sebagai momentum penting untuk meraih ketaqwaan sejati dan
sekaligus meraih perlindungan Allah dari api neraka.
Tangga Ketiga: Mendatkan Wiqayah (Perlindungan) dari Allah
Di bulan Ramadan, kita dianjurkan untuk banyak memohon
pengampunan, surga dan dihindarkan dari azab neraka. Maka
َ ْ َ ْ ْ ُ ُ َ َ َّ ه
doa yang selalu dibaca adalah: ِ َ الق ُه َّمَ ََّ َعَكَك زر هِليمَت َح ََُّال َعَ َكَفاع ُ َع َْ ي
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan
Maha Mulia, suka mengampuni maka ampunilah (dosa-dosa)
َّ َ َ َ ُ َ َ َّ ْ َ َ َ ُ َ َّ ه
َ“ الق ُه َّمَ ََّ اََسن ْس ْ ْ ْ ْأل زَبض ْ ْ ْ ْاك ََوال َجمَ ََو ُع ْكذ ََب َ َم ْنَ َس ْ ْ ْ ْخ ََ ََوالم زYa Allah,
kami!” اب
kami memohon kepada-Mu ridha-Mu dan surga dan memohon
perlindungan-Mu dari murka-Mu dan azab neraka.”
[][][][][]
Maka nikmat Tuhanmu yang mana yang mesti kau dustakan dan
yang membuatmu tidak mahu bersyukur?
[][][][][]
13
Muhammad Mutawalliy Asy-Sya’rawiy (1329-1419H.), mantan Menteri
Wakaf Mesir, seorang ‘alim, sebagai mufassir ma’aanil Qur’an kontemporer
yaitu menafsirkan al-Qur’an dengan cara yang mudah dan sederhana. Beliau
dijuluki sebagai Imamnya para Dai.
Di antara cara supaya kita tidak tercatat sebagai orang yang lalai
dari mengingat Allah adalah dengan sholat Dhuha minimal dua
rakaat setiap pagi. Separti anjuran Rasulullah, saw.:
ْ َ ْ َْ ُ
َْ َال َ افق ْ ْْ َص هَلَال ُّ ََح ََب ْف َع َت
َ ََم ْنArtinya: “Barangsiapa yang
َي ْ َ َ َل ْمَيبتَ ََمن،َيز
menjalankan sholat dhuha dua rakaat, dia tidak tercatat dari
golongan orang-orang yang lalai.” (H.r. Thabraniy)
Menurut Imam Ibnu Katsir, 4 bulan itu adalah bulan Dzul Qa’dah,
Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab.” Maka, kata Qatadah:
“Agungkanlah apa yang diagungkan oleh Allah!”
Ibadah dan amal sholih apa saja bisa dilakukan, terutama sholat
wajib harus diutamakan dan dilakukan dengan lebih baik.
Selanjutnya bisa berupa amalan-amalan sunnah seperti sholat
nawaafil (sholat-sholat tambahan seperti qiyamullail, sholat hajat
dll.) serta bersedekah, puasa, silatur rahim, membaca al-Qur’an,
wirid, dzikir dan lain-lain. Sebab, kata imam Nawawi, jalan
menuju kebaikan itu banyak, turuqul khair katsirah.
2. Hukumnya Sunnah
Ini adalah pendapat kebanyakan ulama, yaitu bahwa
menyembelih qurban adalah sunnah mu’akkad (sunnah yang
sangat ditekankan pelaksanaannya, jika tidak dilakukan akan
kehilangan keutamaan yang besar). Pendapat ini dinyatakan
oleh para ulama dari kalangan Syafi’iyyah dan Hambali. Dan,
juga pendapat sahabat Abu Bakr, ‘Umar bin Khattab, Bilal,
Sa’id bin Al Musayyab, ‘Atho’, Abu Tsaur dan Ibnul Mundzir.
Dasarnya adalah sabda Nabi, dengan kata-kata beliau berikut
َ ْ ُ ُ َ
ََ َ ْ ْ َوأ َباََأ َحدب ْمَأٰى َُيArtinya: “… dan salah seorang di antara
ini: َح
kalian hendak berkurban…” Kata ini menunjukkan bahwa
berkorban itu tidak wajib, sebab Rasulullah mengaitkan
qurban dengan kemahuan atau kehendak seseorang bukan
kemestian yang wajib dijalankan.
Juga hadits riwayat Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Zaid bin
Arqam. para shabat bertanya kepada Rasulullah, saw. “Ya
Rasulullah, apakah arti qurban ini?” Beliau menjawab: “Ini adalah
sunnah moyang kalian, Ibrahim, as.” Mereka bertanya lagi,
“Apakah yang akan kami dapatkan darinya?” Rasulullah, saw.
bersabda: “Setiap satu helai bulunya (akan kamu dapatkan) satu
kebaikan.”
Doa Ketiga: Doa agar ada di antara keturunan dari nabi Ismail
yang ditinggalkan di Mekah, ada satu orang saja yang diutus
sebagai Rasul. Nabi Ibrahim, as. berdoa:
ِّ َ ُ َ َ َ ْ ْ َ َ َٰ َ ْ ُ ُ ُ ِّ َ ُ َ َ َٰ َ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ْ َ ُ َ ْ اَو ْٱب َع ْ ْثَف
َ ْ ﴿بك َم
َّ َ
َََه ْم
َ حكم ََْوِليزف َ َهمَبس ْ ْ ْ ْ ْكََممهمَي َتقكاَعقَ َهمَءاي َت ْ َوِليعقمهمَٱل َبت ََْوٱل َ َ
ْ ْ َ َ َّ
َ ﴾َ ََّ ْ ْ ْ َأ ْ ْ ٌْْ َٱل ْ ْ َع ْ ْ ززِلي ْ ْ ُْز َٱل ْ ْ َح ْ ْ َق ْ ْا ْ ْ ُْمArtinya: “Wahai Tuhan-ku, dan aku
memohon agar diutus di tengah mereka seorang rasul berasal
dari keturunan mereka (yaitu dari anak-anak Ismail) yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mengajari mereka
Kitab dan hikmah (Sunnah), serta membersihkan jiwa mereka.
Sesungguhnya Engkau Maha Agung lagi Maha Bijaksana” (al-
Baqarah: 129)
Pelajaran Pertama:
Sebelum Allah berbicara tentang Nabi Ibrahim dalam ayat-ayat-
terkait, disebutkan-Nya “peringatan keras” terhadap Bani Israil.
Allah berfirman:
ُ ََ َ َْ ََ ُْ َ ُ َْ َ ْ ه ََ َ َ ُ َ َ َ َ ه ْ َّ َ َْ َ َّ َ َو َّات ُق
ََََ ْم َ كاَي ْك َمْاَََت ْج ززخَ َ ه َعنَ َ ر َش ْ ْ ْ ْ ْةئْاَوََيقبل ََممهاَعدلَوََتمَعهاَش ْ ْ ْ ْ َْاعََو
َ ُ َ ُ
ْ يمArtinya: "Dan takutlah kamu akan suatu hari, di waktu
َ ْ ْ ْ ِّص
وٰى
tidak dapat menggantikan seseorang atas orang yang lain sedikit
pun dan tidak diterima suatu tebusan darinya, dan tidak akan
memberi manfaat kepadanya suatu syafaat dan mereka pun
tidak akan ditolong” (al-Baqarah: 123)
Pelajaran Ketiga:
Keturunan Nabi sekali pun tidak otomatis mewarisi kepemim-
pinannya jika mereka tidak bersikap adil. Allah berfirman:
َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َّ ي
َْ َع ْهْ ْدخَال هظْ ْالم َ ْ ْ ” َقArtinya: “Berkata Ibrahim,
“َي ََْ َ ال ََو َمنَذبِلي َ يِ َۖ َقْ ْال ََ َيمْ ْال
‘dan jadikan pula di antara keturunanku (sebagai pemimpin!’
Allah berfirman: ‘Janjiku itu tidak akan didapatkan oleh orang-
orang yang zholim.’” (al-Baqarah: 124)
Abu Malik Kamal ibn Sayyid Salim dalam Fiqih Sunnah Wanita,
menyatakan bahwa tidur yang membatalkan wudhu adalah yang
lelap, yakni tidur menghilangkan kesadaran dan sudah tidak lagi
terusik dengan suara di sekelilingnya. Maka mayoritas fuqaha
sepakat, tidur yang menjadi penyebab membatalkan wudhu
adalah tidur dalam posisi yang memudahkan keluarnya angin.
Seperti, tidur berbaring dengan posisi miring atau tidur sambil
duduk dengan posisi miring.
Walau pun begitu, kita tetap harus berhati-hati, sebab ketika kita
tertidur dan kehilangan kesadaran, dikhawatirkan ketika kentut
َ َ ْ
kita tidak sadar, karena Nabi, saw. bersabda: ََف َم ْن،َال َع َْم َاٰى
َ زو َب ُاءَال َّس ْ ْ َه
ْ َّ َ َ َ ْ َ َ َ
ْا َفالَتكض ْ ْ ْ ْ َْأArtinya: “Pengendali dubur itu adalah kedua mata,
barang siapa tidur hendaklah ia berwudhu”.
[][][][][]
Di antara ujian berat yang berhasil diatasi oleh Nabi Ibrahim, as.
adalah perintah agar menyembelih putranya, yaitu Ismail, as.
Allah telah menerangkan sikap kesabaran Ibrahim dan putra-nya
saat hendak melaksanakan ujian tersebut dalam 5 ayat surat
ash-shaffaat berikut ini:
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim memba-
ringkan anaknya di atas pelipis-nya, maka Allah memanggilnya:
ْ ُّ َ ْ َّ ْ َ
“Wahai Ibrahim, (َالرؤ َِلي ْ ْا ٌْ ْ “ )ق ْ ْد َ َصْ ْ ْ ْ ْ ْ ْدقsesungguhnya kamu telah
membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami mem-
beri balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguh-
nya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor hewan sembelihan yang
besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di
kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)" Kesejah-
teraan dilimpahkan atas Ibrahim". Demikianlah Kami memberi
balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesunggunya
dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (ash-Shaffaat:
105-110)
[][][][][]
14
Dinukil dari Kitab Ihya’ ‘Ulumiddin oleh al-Ghazali, Maktabah
Syamilah, Juz. 4, Hal. 129.
﴾ 229 ﴿ Serba Tiga Pesan-Pesan Mimbar
FIQIH SINGKAT
Khutbah Jum’at
A. Pengertian Khutbah
B. Rukun Khutbah
ْ
15 َ"الخَابَ"َتعرwww.alukah.net
" ُِليَهاَوأَمَتهاَفَاْلس
ي
16 https://ketabonline.com/ar/books/
17 Kata “rukun” berasal dari bahasa Arab “al-ruknu”, jamaknya “al-arkaanu”,
artinya tiang penyangga utama. Dalam istilah fiqh, rukun berarti sesuatu yang
ada dalam suatu amalan yang harus dikerjakan, jika ditinggalkan maka amalan
tersebut batal atau tidak sah.
18
Menurut Abu Zakaria an-Nawawi (asy-Syafiiy) dan Abu Muhammad ibnu
Qudamah (al-Hambaliy), rukun-rukun khutbah dari madzhab Syafiiy dan
Hambali lebih banyak kesamaannya daripada perbedaannya.
19
Zen bin Ibrahim bin Zen bin Smeth, “At-Taqriiratus Sadiidah fil Masaail
Mufiidah, Qismul ‘Ibaadat”, Daarul ‘Uluum al-Islamiyah, Surabaya, Cet. Ke-4,
2006. Hal. 331-332.
Dasarnya adalah hadits dari Jabir bin Samrah, ra. dalam riwayat
Muslim, bahwa dalam khutbahnya, Rasulullah, saw. membaca
ayat-ayat al-Qur’an untuk mengingatkan manusia. Dan inilah
yang dijadikan dasar oleh Ibnu Qudamah dan juga disebutkan
dalam Kitab al-Umm oleh Imam Syafi’iy tentang wajibnya
membaca ayat al-Qur’an dalam salah satu khutbah.
Khutbah Pertama
ْ َ ُ َ ُ َ َّ ْ َ ْ َ ه
ََّلِل َ ْح َمْ ْ ْد ُه ََوَسن ْس ْ ْ ْ ْ ْ َت َعَمْ ْ ْ ُه ََوَسن ْس ْ ْ ْ ْ ْ َت ََ ُرَُه ََّٰى َالْحْمْ ْ ْد
َ ُْ ُ ُ اّلِل ََم ْن
ه َ ُ ْ َ ُ َ َْ َ ُ ََ َ َ
Rukun 1 َوبَأ َ َسما ز َي ََ وَسن ْسته َد َيهَوَسنْق ُرهَو ُعكذ ََب
Memuji Allah ُ
ََُم َ ْ ْ ْ ْ َّلَل َه َ َو ََم ْن
ُ َاّلِلَف َ َو َسْ ْ ْ ْ َة َئاتَأ ْع َمال َم
ُ َم ْن ََي ْهده ه،ا
ََ
dalam khutbah
َ َّ ه ْ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ َ َْ ْ
pertama
َُاّلِل ََوأشْ ْ ْ ْ ْ ْهدَأَٰىَالََّلهََّال،ُي ْ ْ ْ ْ ْ ْقْلَفََُاَخَله
ُُ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ َّ ُ َ ْ َ ُ َ َ َ َ ُ َ ْ َ
َالَيِلي َلهَوأشهدَأٰىَمح َّمداَع ْبدهَوبسكل َه
ز وحده
َ
َْ ُ َْ ُ َّ َ ْ ُ َ َ ه
Rukun 3
Pesan taqwa
َ سْ ْ ْ ْ ْ ْ ََو َإ َّي ْاك ْم َََتق َك َوضَ ََّ ي َاّلِل ُ ي
َ َأ َ ُ ََ َعب ْا:أم ْاَبع َْ َد
dalam khutbah
َاط َ َ َ َ ْ َ ُ ُ َّ َ ه
َ ْ َْْ ْ ْ ْاتَعَلَالِّص َ َْفْاتقكهَوأو َصْ ْ ْ ْ ْ ْاكم َْ َبْ ْالبب،اّلِل َ
pertama
َ ْ ُ َ َ َ َ ْ ُْ
َ ي َ ْ الَالم َم َم َ َِ المست َق َامََوعَلََس َ
Rukun 4
َكل ََم ْن ََب ْع َد َ َالر ُسَّ "﴿و َم ْن َُي َْ َاق َ َ"َ َاّلِل ََت َعا ُ كل ه ُ َي ُق
Membaca ayat َ
ِّ ُ َْ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َّ َ َ َ ُ ْ ُ َْ َّ َ َ َم
di salah satu
dari dua khutbah َيَ َكل َه ْ الَالم َم َم َ َ َِ اَت َب ْ هيَل َ ُه َْالهد َ ََو َِّليت َب َع ََۚ ْن َْس َ
(boleh dibaca di
kedua khutbah) .﴾س َاءتَم َص ْ َنا َ َماَتك َو ص َق َهَجهم َمَو
َ
َ ُّ ْ ُ ُ َ َ َ ا ْل َح ْم ُدََل َ
Rukun 1 َلَت ْك َف ْا َق َهََلَ ََّ ْح َس ْ ْا َ َهَوالْ ْ ْقرَلهَع َع َ َ
َ ْ َ ُ ْ َ َ َّ ُ َ ْ َ ُ َّ َ
َو ْام َتمْا َ ْ َه َوأَشْ ْ ْ ْ ْ ْهْدَأٰىَال ََالْهَ ََّالَهللاَوأشْ ْ ْ ْ ْ ْهْدَأٰىَ
Memuji Allah
dalam khutbah
kedua
َ َ َ َ ُ َ َّ َ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ْ ُُ
ساد اَمحمداَعبدهَوبسكل َه َ َ
Rukun 2
َو َعَلَا َل َه ََوا ْص َح َاب ََهَ اَم َح َّم ٍد ََ َس َاد َ ُ القه َّم َ َ َ َ ُ
Bershalawat َصلَعَل َ
dalam khutbah
بنا َ اَك ْْ َ َ َ ِّ ْ َ ْ ْ َ
kedua وسقمَِس َقام َ َ
ْ َ ََ َ َْ َّ َ ْ ُ َ ُّ َ َّ ُ َّ ُ
َوا ت ُه ْكاَ
Rukun 3
Pesan taqwa اسَاتق َكاَاهللاَ َفاماَأمر َ أماَبع َدَ،فااَايهاَالم
َ َ َ
dalam khutbah
kedua َع َّماَ َهَ َوِ َج َر َ َ
ه ُ ُ َّ ْ ال ََت َ َف َق ْ ْ َ
َ
ْ
اّلِل ََم ََ َف َُم ْحك َم َالت ْ زنِليْ َْ
َ
يَ ََْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ القهم
َم ْم ُه ْم ََو ْاأ ْم َكاتََّ َّ َ َ َسْم َْعَه ْ ْ ْ
َ َوال ُمسْ َقم َ َ
َ ْ
Rukun 5
Doa untuk َُُ َ ِّ َ اتَ،اَ َأحا َاء ََ
ه َ ْ ه ُ ْ ُ َّ
Seluruh Kaum
Muslimin
كوَ
ي َ َق َق َ َ م َأل ْ َ َ ََ ْْ ََْ اتَ،اَ َلق َُه َّ َ َ َال ْْد َع َك َ َ ق زرِلي َْ َم َجاْ ْ
َ ْ ْ
ي َ َ
اح ََم ْ َْ الر َ َ مَ ََّ حََ َ ْ
"ََياَأَ َب َ َ لح َ يَ ََعَلَ ََا َ
َ س ََق ََم ْ ََْ َال َُم ْ َ
ين َ َۚ ْ َنَ َض ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ ِّال َْ َ ه ُ َّ ْ ْ َ ُ َ َ
Doa-doa
ي ََوالَ ْ ْ َاج َعقم ْ ْاََ ْ ْدا َُم ْهت ْ ْ َد ََ القهم
khusus
ُ ِّ َْ ه ُ َّ ْ يُ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ
يَ،القهمَاسنَعكب َاتماَوء َامنَبوع َاتماَواف ََماَ م َ قْ َ
﴾ 234 ﴿ Serba Tiga Pesan-Pesan Mimbar
َ َ َّ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َّ ُ َ َّ َ َ َ ْ ُّ ْ
(bisa doa
untuk para
اَفَالْْد َاَْاَ اَء َاتمْ َّ َ ي َِ،بكمْ مْاَأَممْاَو َقمْاَيَمْاَ تخك َ
)pemimpin َ َ َ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ ْ
اب َ َاللر َ َحسمََو َقماَعياوَالم زَ حسمََو َ يف َ
َس َاد َ ُ َ َ َ ه
اَم َح َّم ٍد ََو َعَلَآ َل َه ََو َص ْح ََب َهَ َ
َعَل َ َالق ُه َّم َ وصل
َّ َ َّ ُ ْ َ َ ََ َ َ َ ْ ْ َ ْ َْ َ ْ
ل"َس ْ ْ ْ ْبحاٰىَبك َبوَال َعز َ َعماَ يَ،بَ ْ ْ ْ ْ َ اجم َع ْ َ
َ ْ ُ ْ َ َ َ َ َ َ ه َ ْ ُ ْ َ ْ َْ َ ْ َ ْ ُ ه
Penutupan
doa
َّلِلَ
ي َوالحمد َ َ ٰى َ،وس ْ ْ ْم َعَلَالمرس ْ ْ ْ َق ْ َ ي َص ْ ْ ْاَك َ
ْ
يَ َب َوَال َعال َم ْ َْ
َ ْ
َ
َّ َ َ ْ ُ ُ ُ ْ ْ ْ ْ َ
مَ َبا َلعد َل ََوا َْل ْح َس َاٰى ََو َإ ْيت َآءَهللاََّٰ َ،ىَهللاَيأم َرك َ َع َباَ ََ
ْ ْ ْ ْ ْ ُْ َ ََْ َ َ ْ َ
َعَ،َع زنَالَ ْحْ ْ ْ َْآء ََوا ُلممب زر ََوا َلب ي َ ذخَالقراَوِليمَه
Penutupan واَهللا َْالْ َعْظْ ْاْمََ
َ َ َ ُ ُ ْ َ ه ُ ْ َ َ ه ُ ْ َ َ ْ ُُ
Khutbah ْ َ يْ َعْظْكْم َلْعْقْكْم َت ْ ْ ْيكْروٰى َواذفْر
َهللاَ ُ َ ْ َ ُْ
َلَ َ َع َمْ َهَي ززَكمَولْ َيكر ََ َع ََيْ ْي ُك ْر ُك ْم ََوا ْشْ ْ ْ ْ ْ ْ ُق ُر ْو ُه َ
َّ َ َ ْ
َالصة !َ َ نَ–َأ َق َم أف َ َْ
َ
َّ َ َ
َالصة !َ“ Khutbah kedua bisa diakhiri dengan kalimat ”أ َق َم
(tegakkanlah sholat!) tanpa harus ditutup dengan
ucapan salam.
ي ََوا ْ ُ ْ
ِّصْ ْ َْ لْ ْ ْك ْ َْ ُ َّ َّ ْ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ َْ َ َّ َ ْ َ َ ْ ْ
َاللْ ْ ْ ْكَوا ُلم ْ ز َ ْ ْلسْ ْ ْم َوالمسْ ْ ْ َق َم ْيَوأ َذل القهمَأ َعزَا ََ
َ َ َّ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ ُ ه
ع َب َاَ َك َْا ُلم َكحدين َالقه َّمَاج َعقماَمنَاأع َمالَالصْ ْ ْ ْالحاتَعام َْ َ َ
قيَ، َ ْ َ َ َ َ َ َ
ه َّ َ ُ ْ ُ َْ ْ ْ ُ ْ َ َْ َ ْ ِّ َ ُ ه َ َ َ َ
يَالمص َْقَمحم ٍدَصَْْلَهللاَ َاّلِلَمعظم ْيَ،ومنَس ْ ومنَش ْع َائر ََ
َ َ ْ َ َ ز ه َ ُ َّ َْ َ َ َّ َ ز َ َ ْ َ ز ْ ْ َ َ َ ُ َ َّ َ ُ
اَق َّر َ َأ ْع ُْيَْ
ر اَمنَأِو َاجمْاَوذبِليْ َاتمْ َعقَاَْ ََهَوسْ ْ ْ ْ ْ ْقمَمت َب َع ْي َبكمْاََََْلمْ َ
[][][][][]
Kutub Tafaasir:
1. Ibnu Jarir ath-Thabari, (Imam ath-Thabari), “Jami al-
Bayan ‘an Ta’wil al-Quran”
2. Abu al-Fida’ Ismail bin Umar Ibnu Katsir, “Tafsir al-Quran
al-Azhim / tafsir Ibnu Katsir”.
3. Al-Baghawi, Abu Muhammad al-Hasan bin Mas’ud. “Tafsir
Ma’alim at-Tanzi/ Tafsir al-Baghawil”.
4. Jalaluddin al-Mahalli dan Imam Jalaludin as-Suyuthi.
“Tafsir Jalalain / al-Jalalain.”
5. Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di, “Taisir al-Karim
ar-Rahman fi Tafsiri Kalami al-Mannan.”
6. Muhammad Sayyid Thanthawi. “Tafsir al-Wasith lil-Qur’an
al-Karim.”
7. Al-Maududi, Sayyid Abul A’la, “Tafhiimul Qur’an.”
Kutubus Sittah:
1. Al-Bukhari, Abu Abdillah Muhammad bin Ismail, “Shahih al-
Bukhari, al-Musamma bi-al-Jami al-Musnad as-Sahih al-
Mukhtasar min Umur Rasulilah SAW wa Sunanihi wa
Ayyamihi.”
2. Al-Qusyairi an-Naisaburi, Al-Imam Abul Husain Muslim bin
al-Hajjaj, “Al-Jami / Kitab Shahih Muslim.”
3. An-Nasa'iy Al-Khurasany, Ahmad bin Syuaib, “As-Sunan
as-Sughra / Sunan An-Nasa'i”.
4. As-Sijistaniy, Abu Dawud Sulaiman bin Al-Asy'ats, “Sunan
Abu Dawud.”
5. At-Tirmidziy, Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah, “Jami
at-Tirmidzi / Sunan at-Tirmidzi.”
6. Al-Quzwainiy, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin
Abdullah bin Majah, “Sunan ibnu Majah.”
Kitab Tsaqaafah:
1. Al-Qasimi, Syaikh Muhammad Jamaluddin bin
Muhammad bin Sa’id. “Mauizhatul Mu’min min Ihyaa
Uluumiddin.”
2. Al-Qardhawiy, Dr. Yusuf. “Fii Fiqhil Awwaliyaat, Diraasah
Jadiidah fii Dhau’il Qur’aan was Sunnah.”
3. Al-Qardhawiy, Dr. Yusuf. “al-Halaal wal Haraam fil
Islam.”
4. Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki, “Mafahim Yajib An
Tushahah.”
5. Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki, “Khashaaish al-
Ummat al-Muhammadiyah.”
6. Al-Jazaairi, Abu Bakar. “Minhajul Muslim.”
[][][][][]