Anda di halaman 1dari 8

PERENCANAAN MANAJEMEN PROYEK DALAM

MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS SUMBER


DAYA PERUSAHAAN

Abstrak
Manajemen proyek merupakan strategi yang perlu dilakukan dalam mencapai efisiensi dan efektifitas
suatu perusahaan. Perkembangan pada era teknologi masa ini sejalan dengan berkembangnya
perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi, seperti Qiscus Pte Ltd. Perencanaan proyek tersebut
dapat disusun menggunakan Work Breakdown Structure (WBS), Cirital Path Method (CPM) dan
Program Evaluation and Review Technique (PERT). Manajemen proyek dapat pula digunakan untuk
memperkirakan adanya percepatan proyek (crasing) pada Qiscus Pte Ltd. Dengan penyusunan suatu
manajemen proyek yang baik, maka dapat dilakukan estimasi waktu dan biaya yang diperlukan dalam
menjalankan proyek, sehingga dapat meminimasi kerugian biaya akibat kemungkinan keterlambaran
proyek. Perencanaan manajemen proyek yang dilakukan untuk menjalankan proyek Hayyan, Qiscus Pte
Ltd, menghasilkan estimasi percepatan pengerjaan proyek selama 6 hari, dengan penambahan biaya
sebesar 2,8 juta.

Kata kunci : Manajemen Proyek, WBS, CPM, PERT, Crasing

Abstract
Project management is a strategy that needs to be done in achieving the efficiency and effectiveness of
a company. Technology development in this era is along with the development company engaged in
technology services, such as Qiscus Pte Ltd. Planning the project can be compiled using a Work
Breakdown Structure (WBS), Cirital Path Method (CPM) and Program Evaluation and Review
Technique (PERT). Project management can also be used to estimate the acceleration of the project
(crasing) on Qiscus Pte Ltd. The preparation of a good project management can estimate the time and
cost required to run the project, so as to minimize losses due to the possibility of delays in project costs.

Keywords : Project Management, WBS, CPM, PERT, Crasing

1. Pendahuluan Adanya permintaan proyek yang meningkat


Pemanfaatan teknologi era kini terus pada Tahun 2016 memberikan peluang Qiscus Pte
dikembangkan hingga bertujuan untuk Ltd untuk dapat meningkatkan keuntungan
meningkatkan opportunity yang didapatkan. perusahaan, tetapi di sisi lain peningkatan atas
Perkembangan ini sejalan dengan berkembangnya permintaan proyek tersebut dapat menjadi masalah
perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi dalam perusahaan apabila tidak memiliki
yang berperan sebagai konsultan dan jasa penyedia manajemen perusahaan yang baik. Manajemen
perangkat lunak. Hal ini yang menjadi salah satu proyek dibuat untuk dapat menghindari atau
alasan perusahaan Qiscus Pte Ltd atau PT. meminimalisir kegagalan dan resiko proyek
Sinergitas Mandiri Infokom menjadi perusahaan (Noerlina, 2008). Manajemen yang baik terkait
yang terus berkembang seiring dengan permintaan dengan menejemen aktivitas seperti penjadwalan,
proyek meningkat pada tahun 2016 seperti pada pengelolaan human resource yang mana akan
Gambar 1. berujung pada estimasi biaya proyek yang perlu
dianggarkan perusahaan.
*)
Penulis Korespondensi.
Email : ganesstripad@gmail.com
Jumlah Proyek Qiscus Pte Ltd
25

20

15

Project
10

0
2012 2013 2014 2015 2016

Gambar 1. Jumlah Proyek Qiscus Pte Ltd Tahun 2012-2016

Pada penelitian sebelumya, yaitu penelitian 2. Membuat perencanaan/ penjadwalan proyek


Noerlina (2008), diketahui bahwa membangun dengan Cirital Path Method (CPM) dan
manajemen proyek yang baik mampu menciptakan Program Evaluation and Review Technique
tahap pelaksanaan proyek lebih terperinci dan (PERT).
efisien. 3. Mengidentifikasi komponen biaya untuk Proyek
Perusahaan perlu berupaya untuk meningkatkan Hayyan
kualitas jasa yang diberikan dengan melalui 4. Menganalisis trade off dari penggunaan biaya
pembuatan perencanaan yang terstruktur, sehingga normal dan biaya crashing dalam menjalankan
lebih optimal dalam penggunaan sumber daya yang proyek Hayyan
akan berdampak pada efesiensi kinerja internal
perusahaan. Tanpa adanya manajemen proyek yang 2. Studi Literatur
baik tersebut dapat menurunkan performa kerja Menurut Dimyati dan Nurjaman (2014),
perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Manajemen proyek merupakan proses
2 dari 10 proyek atau sebesar 20% proyek yang merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
dijalankan Qiscus Pte Ltd pada Tahun 2015 tidak mengendalikan kegiatan anggota organisasi serta
terselesaikan sesuai dengan perencanaan proyek sumber daya lainnya sehingga dapat mencapai
yang dibuat. Apabila terjadi keterlambatan proyek sasaran organisasi telah ditentukan sebelumnya
maka kompensasi yang diberikan pihak manajemen (Soeharto, 1999). Tujuan dari manajemen proyek
pada client berupa pengembalian sejumlah uang adalah untuk dapat mengelola fungsi-fungsi
yang telah disepakati pada awal perjanjian dan jika manajemen hingga diperoleh hasil optimum sesuai
keterlambatan lebih dari 1 minggu maka seluruh dengan persyaratan yang ada dan telah ditetapkan
biaya yang dibayarkan client akan dikembalikan. serta untuk dapat mengelola sumber daya yang
Berdasarkan laporan keuangan Tahun 2014-2015 seefisien dan seefektif mungkin.
yang disampaikan CTO perusahaan, terjadi kerugian
yang diakibatkan adanya keterlambatan proyek Fungsi Manajemen Proyek
sebesar 5% dari pendapatan tahunan. Untuk Beberapa fungsi dari manajemen proyek
menghindari adanya peningkatan kerugian dari (Dimyati dan Nurjaman, 2014), adalah:
tahun-tahun sebelumnya, sehingga perencanaan 1. Fungsi perencanaan (Planning)
manajemen proyek yang baik adalah solusi yang Fungsi ini bertujuan dalam pengambilan
dapat dilakukan. keputusan yang mengelola data dan informasi
Dalam upaya mempertahankan kesetiaan yang dipilih untuk dilakukan di masa
pelanggan menggunakan jasa dari Qiscus Pte Ltd, mendatang, seperti menyusun rencana jangka
maka perusahaan perlu selalu berupaya menyusun panjang dan jangka pendek, dan lain-lain.
manajemen proyek yang baik. Salah satu proyek 2. Fungsi Organisasi (Organizing)
yang dilakukan Qiscus Pte Ltd adalah proyek Fungsi organisasi bertujuan untuk
Hayyan, yaitu proyek dalam pembuatan website. mempersatukan kumpulan kegiatan manusia,
Tujuan penelitian ini adalah: yang memiliki aktivitas masing-masing dan
1. Menyusun aktivitas global proyek Hayyan saling berhubungan, dan berinteraksi dengan
dalam bentuk Work Breakdown Structure. lingkungannya dalam rangka mencapai tujuan
organisasi, seperti menyusun lingkup aktivitas, - Pada CPM dikenal pula istilah slact time, yaitu
lain. waktu penundaan suatu kegiatan tanpa mengubah
3. Fungsi Pelaksanaan (Actuating) jangka waktu proyek secara keseluruhan. Slack time
Fungsi pelaksanaan bertujuan untuk didapakan dengan menggunakan rumus berikut:
menyelaraskan seluruh pelaku organisasi terkait
dalam melaksanakan kegiatan/ proyek, seperti Sij = LSij – ESij atau Sij = LFij - EFij (1)
pengarahan tugas serta motivasi, dan lain-lain.
4. Fungsi Pengendalian (Controlling) Jaringan yang telah dibuat pada CPM dapat
Fungsi pengendalian bertujuan untuk mengukur direfleksikan sebagai dasar penjadwalan proyek.
kualitas penampilan dan penganalisisan serta Penjadwalan proyek biasa dibuat dalam bentuk
pengevaluasian kegiatan, seperti memberikan grafik Gantt Chart.
saran-saran perbaikan, dan lain-lain.
Program Evaluation and Review Technique
Work Breakdown Structure (PERT)
Work breakdown structure (WBS) merupakan PERT digunakan dalam melakukan
suatu pengelompokkan elemen kerja yang penjadwalan, mengatur dan mengkoordinasikan
ditunjukkan dalam bentuk grafik untuk mengatur bagian-bagian kegiatan dalam suatu proyek.
dan membagi keseluruhan ruang lingkup suatu Menurut Soeharto (2002), metode PERT mencakup
proyek kerja (Rev, 2003). tiga perkiraan waktu, yaitu:
a. Waktu pesimistic (tp), adalah waktu paling
Critical Path Method (CPM) panjang yang mungkin diperlukan suatu
Menurut Schroeder (1996) dalam Dimyati dan kegiatan
Nurjaman (2014), Critical Path Method (CPM) b. Waktu perkiraan paling mungkin atau most likely
merupakan metode jalur kritis yang menggunakan (tm), adalah waktu penyelesaian kegiatan-
jaringan dengan keseimbangan waktu-biaya linear. kegiatan proyek yang paling memungkinkan,
Teknik CPM dilakukan dengan menyusun jaringan atau memiliki probabilitas paling tinggi
kerja yang diidentifikasikan ke arah aktivitas- c. Waktu Optimistic (to), adalah waktu tercepat
aktivitas dan menggunakan simple time estimates yang dapat dilakukan untuk melaksanakan
pada tiap aktivitas yang menunjukkan jangka waktu kegiatan suatu proyek.
pelaksanaan Setelah menentukan ketiga perkiraan waktu
Beberapa istilah yang digunakan dalam metode tersebut, maka kita dapat menentukan waktu
CPM ini adalah: kegiatan yang diharapkan (Expected Timed) dengan
a. Earliest Start Time (ES) rumus sebagai berikut:
ES merupakan waktu tercepat suatu kegiatan/
aktivitas dapat dimulai, dengan memperhatikan Expected Time =
waktu kegiatan dan persyaratan pada urutan 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐+ (4 𝑥 𝑚𝑜𝑠𝑡 𝑙𝑖𝑘𝑒𝑙𝑦)+ 𝑝𝑒𝑠𝑖𝑚𝑖𝑠𝑡𝑖𝑐
6
pengerjaan kegiatan.
b. Latest Start Time (LS) Dalam menentukan perkiraan waktu proyek
dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan
LS merupakan waktu paling lambat untuk
probabilitas dan diselesaikan dengan tabel
memulai suatu kegiatan.
c. Earliest Finish Time (EF) normalitas.
𝑥− µ
EF merupakan waktu tercepat kegiatan dapat Z= 𝜎
diselesaikan. Dengan keterangan bahwa x merupakan jumlah
d. Latest Finish Time (LF) waktu pelaksanaan proyek yang diharapkan, µ
LF merupakan waktu paling lambat dalam merupakan rata-rata proyek dapat terselesaikan, dan
menyelesaikan suatu kegiatan. σ merupakan standar deviasi.
Pada CPM dikenal istilah critical path atau jalur
kritis yang bertujuan untuk mengetahui kegiatan- Percepatan Pelaksanaan Kegiatan (Crashing)
kegiatan yang memiliki tingkat kepekaan tinggi Crashing merupakan proses mereduksi suatu
terhadap keterlambatan pelaksanaan, sehingga dapat kegiatan yang akan berpengaruh terhadap waktu
menentukan tingkat prioritas kebijakan dalam penyelesaian proyek. Menurut Ervianto (2014)
penyelenggaraan proyek. dalam Dimyati dan Nurjaman (2014), proses
Bentuk CPM tersebut dapat memberikan Crashing merupakan cara untuk melakukan
informasi terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan perkiraan untuk variabel cost dalam menentukan
terlebih dahulu atau sesudahnya, dan durasi pengurangan durasi yang paling optimal dan
kegiatan. ekonomis dari suatu kegiatan proyek yang masih
memungkinkan untuk direduksi.
Crashing dapat memunculkan adanya trade off identifikasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan.
antara biaya dan waktu. Menurut Duncan (1996), ruang lingkup aktivitas-
aktivitas yang akan dilakukan dalam suatu proyek
3. Metode Penelitian dapat digambarkan dalam suatu Work Breakdown
Metode yang dilakukan yaitu mulai dari Structure (WBS) sederhana sehingga didapatkan
penemuan masalah, penentuan tujuan penelitian, informasi yang merinci mengenai
pengumpulan dan pengolahan data. Tahap yang
dilakukan untuk pengolahan data adalah: 4.2 Perencanaan Aktivitas Global
- Identifikasi aktivitas proyek dengan Perencanaan aktivitas global dilakukan dengan
menggunakan Work Breakdown Structure pengalokasian sumber daya manusia, biaya, dan
(WBS) sederhana. waktu yang dibutuhkan. Seperti pada Tabel 1 dapat
- Pembuatan alur aktivitas dengan precedence diketahui pekerja-pekerja yang bertanggung jawab
diagram. Untuk menentukan waktu dan biaya dalam pelaksanaan tiap aktivitas sehingga
pelaksanaan proyek yang efisien, digunakan memudahkan dalam melakukan monitoring proyek.
metode dalam strategi manajemen proyek Alur aktivitas yang dilakukan tergambarkan
yaitu CPM, PERT, dan Crashing. dalam presedence diagram yang tercantum pada
Gambar 3. Presedence diagram dibuat berdasarkan
4. Pembahasan Tabel 2. yang menunjukkan urutan.
4.1 Identifikasi Aktivitas Proyek
Dalam melakukan perencanaan manajemen
proyek yang baik perlu diawali dengan melakukan

Gambar 2. Work Breakdown Structure

Tabel 1. Alokasi SDM untuk Aktivitas Proyek


No Deskripsi Aktivitas PIC
Mengumpulkan seluruh kebutuhan data dan informasi dari client
1. Project Manager
Proyek Hayyan
Membuat user stories atau deskripsi fungsi proyek berdasarkan Project Manager, Desainer, Lead
2.
kebutuhan dari proyek Hayyan Programmer
3. Mengalokasikan manpowers Project Manager
4. Mengumpulkan ide desain Desainer
Menyusun daftar kebutuhan teknologi (software atau hardware) yang
5. Lead Programmer
Diperlukan
Menyusun desain dalam bentuk prototype sebagai langkah awal
6. Desainer
persetujuan perancangan proyek dengan client
7. Menyusun desain sistem proyek Hayyan yang telah disetujui oleh client Lead Programmer
8. Memulai pengembangan sistem proyek Programmer
9. Memantau kualitas (Quality Control) dan uji coba Testers
10. Pengunggahan proyek Hayyan ke server publik Programmers
11. Penjaminan (warranty) dalam bentuk konsultasi akhir pada client Programmers dan Testers
Tabel 2. Predecessor Aktivitas Proyek
Aktivitas Deskripsi Aktivitas Jumah Hari Predecessor
Mengumpulkan seluruh kebutuhan data dan informasi dari client
A 2 Hari -
Proyek Hayyan
Membuat user stories atau deskripsi fungsi proyek berdasarkan
B 3 Hari A
kebutuhan dari proyek Hayyan
C Mengalokasikan manpowers 1 Hari B
D Mengumpulkan ide desain 1 Hari A
Menyusun daftar kebutuhan teknologi (software atau hardware)
E 1 Hari D
yang diperlukan
Menyusun desain dalam bentuk prototype sebagai langkah awal
F 5 Hari E,C
persetujuan perancangan proyek dengan client
Menyusun desain sistem proyek Hayyan yang telah disetujui
G 3 Hari F
oleh client
H Memulai pengembangan sistem proyek 15 Hari G
I Memantau kualitas (Quality Control) dan uji coba 4 Hari H
J Pengunggahan proyek Hayyan ke server publik 2 Hari I
Penjaminan (warranty) dalam bentuk konsultasi akhir pada
K 1 Hari J
client dan revisi

Aktivitas ES EF LS LF Slack Time


Dari presedence diagram tersebut dapat E 3 4 6 7 3
memiliki jalur kritis (critical path) pada alur F 6 11 7 12 1
aktivitas A-B-C-F-G-H-I-J-K, yaitu selama 36 hari. G 11 14 12 15 1
Sedangkan untuk jalur lintasan aktivitas lainnya
yaitu A-D-E-F-G-H-I-J-Kdilakukan selama 34 hari. H 14 29 15 30 1
I 29 33 30 34 1
J 33 36 34 36 1
K 36 37 36 37 0
Selanjutnya, untuk menghitung rencana waktu
pelaksanaan proyek yaitu dari segi teknik evaluasi
dan review proyek atau PERT (Program Evaluation
and Review Technique), waktu aktivitas dapat
terbagi atas pesimistic(tp), mostlikely(tm) dan
Gambar 3. Presedence Diagram Optimistic(to). Pada Tabel 4 dapat dilihat jumlah
waktu sesuai dengan metode PERT.
Rencana Waktu Pelaksanaan Proyek
Pada Critical Path Method (CPM) dapat Tabel 4. PERT
dilakukan penentuan waktu-waktu tercepat dan
Aktivitas Pesimistic Most Likely Optimistic
waktu-waktu terlambat dalam menjalankan
aktivitas. Pada Tabel 3 dapat menunjukkan jumlah A 3 2 2
Earlier Start (ES), Earlier Finish (EF), Latest Start B 4 3 2
(LS), Latest Finish (LF), dan slack time. Contoh
perhitungan waktu slack yaitu sebagai berikut: C 1 1 1
D 1 1 1
Slack time A= LSA – ESA E 2 1 1
=1–0=1
F 7 5 3
Tabel 3. Slack Time G 4 3 3
Aktivitas ES EF LS LF Slack Time H 18 15 13
A 0 2 1 3 1 I 4 4 3
B 2 5 3 6 1 J 3 2 2
C 5 6 6 7 1 K 1 1 1
D 2 3 5 6 3
Tabel 5. Probabilitas Waktu Aktivitas
Aktivitas Slack Time te σ2
A 1 2,2 0,028
B 1 3,0 0,111
C 1 1,0 0,000
D 3 1,0 0,000
E 3 1,2 0,028
F 1 5,0 0,444
G 1 3,2 0,028
H 1 15,2 0,694
I 1 3,8 0,028
J 1 2,2 0,028
K 0 1,0 0,000

Gantt Chart

14-Nov 21-Nov 28-Nov 05-Des 12-Des

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K

Gambar 4. Gantt Chart

 Perhitungan Expected Time dan Variance Dengan x = 38 hari, maka


𝑥− 𝜇
Probabilitas waktu proyek Hayyan dapat Z=
𝜎
dijalankan, dengan memperhitungkan expected time Z = 38− 38 = 0 ; P (Z ≤ 0) = 0,5
dan variance. 1,2
- Expected Time, (Tabel Normal) = 50%
contoh perhitungan:
tp+4tm+to 3+(4X2)+2 Jika x = 40 hari, maka
𝑡𝑒A = 6
= 6
= 2,2 𝑥− 𝜇
Z=
𝜎
- Variance,
Z = 40− 38 = 1,67 ; P (Z ≤ 1,67)
contoh perhitungan: 1,2
𝑡𝑝−𝑡𝑜 2 3−2 = 0,9525 = 95,25%
σ2A= ( ) = ( ) = 0,028
6 6
Dari hasil perhitungan di atas maka diketahui
- Perhitungan Probabilitas Jalannya Proyek lebih besar probabilitas proyek terselesaikan dalam
VA + VB + VC + VF + VG waktu 40 hari, yaitu sebesar 95,25%.
𝜎 = √ +VH + VI + VJ + VK
𝜎 = 1,2 Gantt Chart
Estimasi waktu pada setiap aktivitas dapat
Maka, jika manajer proyek mentargetkan proyek digambarkan dalam suatu Gantt Chart seperti pada
selesai dalam 38 hari atau X=38 hari, maka dapat Gambar 4.
dihitung probabilitas proyek terselesaikan dalam
waktu 38 hari adalah sebagai berikut:
Pengestimasian Total Biaya Proyek Perbandingan antara pertambahan biaya dan
1. Teknologi percepatan waktu penyelesaian proyek dalam 38
Aspek teknologi sangat penting dalam hari dapat dihitung yaitu:
menjalankan proyek ini. Total biaya untuk
teknologi software yaitu Rp. 15.866.496,- dan Cost Slope =
total biaya hardware yaitu Rp. 16.309.500,-. 𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐶𝑜𝑠𝑡−𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑁𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛−𝐶𝑟𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
2. Sumber Daya Manusia (SDM) Rp 50.325.996 –Rp 47.525.996
Dalam menjalankan proyek Hayyan ini, Qiscus =
38−32
Pte Ltd menerapkan kebijakan man days rate atau
penerapan tarif biaya pekerja dalam hitungan kerja = Rp 466.667,-
harian. Sehingga dapat dihitung secara rinci biaya
yang diperlukan sesuai dengan hari kerja dan Analisis Jumlah Pelaksanaan Proyek
jumlah SDM yang dibutuhkan pada setiap Berdasarkan perhitungan dari metode PERT,
aktivitas, maka didapatkan bahwa total biaya maka diketahui probabilitas proyek dilaksanakan
untuk SDM adalah Rp. 14.900.000. selama 38 hari adalah 50%. Nilai tersebut
Setelah mengetahui total biaya teknologi dan menunjukkan bahwa adanya 50% kemungkinan
total biaya SDM, maka dapat dihitung total biaya terjadinya keterlambatan, karena jika perencanaan
proyek yang diperlukan bedasarkan pada biaya- proyek sesuai dengan jumlah hari pada lintasan
biaya langsung dan biaya-biaya tidak langsung, kritis, itu berarti perusahaan tidak memberikan
yaitu sebesar Rp. 482.841.952,-. waktu toleransi keterlambatan dalam menjalankan
proyek di tengah banyaknya ketidakpastian kondisi.
Pengestimasian Biaya Proyek yang Dipercepat Ketidakpastian dari perusahaan Qiscus Pte Ltd dapat
(Crashing) bersumber dari sistem operasi, sumber daya
Dalam pelaksanaan proyek Hayyan dapat manusia, biaya, lingkungan, dan lain sebagainya.
dilakukan pengestimasian waktu proyek yang lebih Sedangkan ketidakpastian dari perusahaan Hayyan
cepat dari waktu normalnya. Dalam hal ini disebut dapat terjadi seperti penambahan permintaan fitur
sebagai crash time. website atau lain sebagainya.
Pada Tabel 4.6 menunjukkan jumlah hari dan Berdasarkan perhitungan, maka diketahui
biaya untuk aktivitas dengan crash time. sebesar 95,25% proyek Hayyan dapat diselesaikan
Biaya crash cenderung lebih tinggi dibanding oleh Qiscus Pte Ltd yang menunjukkan bahwa
biaya nornal karena jumlah hari pelaksanaan adanya 2 hari lebih lambat dibandingkan jumlah hari
aktivitas yang lebih cepat memerlukan penambahan pada lintasan kritis sebagai toleransi realistis untuk
pekerja yaitu seorang desainer dan seorang keterlambatan proyek yang dilakukan Qiscus Pte
programmer. Ltd.

Tabel 6. Durasi Normal dan Crash Analisis Project Crashing


Durasi Durasi Dalam melaksanakan proyek Hayyan dapat
No. Item Biaya dilakukan percepatan aktivitas proyek (Crashing)
Normal Crash
Biaya tetapi dengan adanya trade off antara waktu dan
1 - - biaya. Percepatan yang dapat dilakukan dengan
Teknologi
2 Aktifitas A 2 2 mengurangi jumlah aktivitas sebanyak 6 hari, yaitu
3 Aktifitas B 3 2 pada aktivitas proyek normal dilakukan selama 38
4 Aktifitas C 1 1 hari menjadi 32 hari.Percepatan tersebut dapat
dilakukan dengan cara menambah jumlah pekerja,
5 Aktifitas D 1 1
yaitu seorang desainer dan seorang programmer.
6 Aktifitas E 1 1
Sehingga, total biaya crashing meningkat akibat
7 Aktifitas F 5 3
adanya penambahan biaya langsung. Trade off ini
8 Aktifitas G 3 3 yang dapat disampaikan Qiscus Pte Ltd pada client
9 Aktifitas H 15 13 dimana client yang dapat menentukan untuk
10 Aktifitas I 4 3 memilih pengerjaan proyek yang lebih cepat dengan
11 Aktifitas J 2 2 biaya yang lebih tinggi atau proyek yang lebih lama
12 Aktifitas K 1 1 dengan biaya yang lebih rendah.

Sehingga, total biaya kumulatif untuk aktivitas 5. Kesimpulan


normal yaitu sebesar Rp 47.525.996,- sedangkan Dalam menjalankan proyek Hayyan oleh Qiscus
total biaya kumulatif untuk aktivitas crash adalah Pte Ltd, terdapat 4 aspek kerja yaitu terkait dengan
sebesar Rp 50.325.996,-. tahap pengumpulan data & informasi dan perekrutan
SDM (requirement), tahap perancangan desain 6. Daftar Pustaka
proyek (design), tahap pengembangan sistem Dimyati, D. H., & Nurjaman, K. (2014). Manajemen
(development), dan tahap penjaminan kualitas Proyek. Yogyakarta: Pustaka Setia.
(integration & test) yang membutuhkan 5 orang Duncan, W. R. (1996). A Guide to The Project
pekerja dan dalam waktu selama 38 hari bedasarkan Management Body of Knowledge. Sylva:
Critical Path. PMI Communication.
Probabilitas aktivitas dilaksanaakan sesuai Soeharto, I. (2002). Studi Kelayaan Proyek Industri
dengan jumlah hari pada critical path adalah 50%. . Jakarta : Erlangga.
Terdapat probabilitas penundaan aktivitas sebesar Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek (Dari
50%, yang artinya proyek mungkin dilaksanakan Konseptual Sampai Operasional ). Jakarta :
lebih dari 38 hari. Erlangga.
Percepatan pelaksanaan proyek Hayyan Rev, E. (2003). Work Breakdown Structure.
(Crashing) menghasilkan suatu trade off bagi client America: U.S. Department of Energy.
terhadap biaya dan waktu yang dibutuhkan. Dengan
adanya crashing menimbulkan peningkatan biaya
menjadi Rp 50.325.996,- sedangkan total biaya
proyek tanpa adanya crashing sebesar Rp
47.525.996,-.

Anda mungkin juga menyukai