Anda di halaman 1dari 4

RESUME 5 BK

NAMA : FITRIA MAHARANI


NIM : 20029058
PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA

MEMAHAMI ASAS dan KODE ETIK BK

A. Asas –Asas BK
1. Asas Kerahasiaan
Asas-asas kerahasian yaitu menuntun dirahasiakanya segenap data dan keterangan
peserta didik yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh
dan tidak layak diketahui oleh orang lain.
Contoh asas kerahasian: ada seorang konseli yang menceritakan kepada konselor bahwa
seorang konseli itu memiliki penyakit TB yang didapatnya sejak lama maka seorang
konselor harus bisa menjaga kerahasian tersebut agar penyakit konseli itu tidak di ketahui
oleh orang banyak.

2. Asas Kesukarelaan
Asas kesukarelaan yaitu asas BK yang menghendaki adanya kesukaaan dan kerelaan
peserta didik mengikuti atau menjalankan layanan atau kegiatan yang di peruntukan
baginya.
Contoh asas kesukarelaan: ada seorang peserta didik yang selalu tidak masuk
dikarenakan tidak suka pada pada salah satu mata pelajaran di sekolahnya, sebagai guru
konselor seharusnya kita harus mengubah sikap/perilaku konseli tersebut agar dapat suka
pada mata pelajaran tersebut dengan selalu membina dan mengembangkanya.

3. Asas Keterbukaan
Asas keterbukaan yaitu asas BK yang menghendaki agar peserta didik yang menjadi
sasaran layanan atau kegiataan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam
memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai
informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Contoh asas keterbukaan: ada seorang konseli yang memiliki sifat tertutup sebagai
konselor kita harus dapat mengubah konseli untuk bicara secara terbuka dan tidak
berpura-pura dalam menceritakan maslah pribadinya sendiri, sehingga konseli dapat
berbicara jujur dan merasa nyaman dalam menyampaikan masalahhnya.

4. Asas Kekinian
Asas kekinian yaitu asas bimbingan yang mengkehendaki agar obyek sasaran layanan BK
ialah permasalahan peserta didik dalam kondisi masa sekarang.
Contoh asaa kekinian; konselor tidak banyak fokus pada masalah yang telah di hadapi ,
tetapi konselor harus terus memantau perkembangan konseli baik fisik dan psikisnya.
5. Asas Kemandirian
Asas kemandirian yaitu asas BK yang menunjuk pada tujuan umum BK, yaitu: peserta
didik sebagai sasaran layanan BK diharapkan menjadi individu –individu yang mandiri
dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.
Kemandirian dengan ciri-ciri umum di atas haruslah disesuikan dengan tingkat
perkembangan dan peranan klien dalam kehidupan sehari-hari. Kemandiran sebagai hasil
konseling menjadi arah dari keseluruhan proses konseling, dan hal itu didasari baik oleh
konselor maupun klien.

6. Asas Kegiatan
Asas kegiatan yaitu asaS BK yang mengkehendaki agar peserta didik yang menjadi
sasaran layanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan layanan atau
kegiatan BK.
Dalam proses pelayanan bimbingan dan konseling kadang-kadang konselor memberikan
beberapa tugas dan kegiatan pada konslinya.

7. Asas Kedinamisan
Asas kedinamisan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus
berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembanganya
dari waktu ke waktu.
Contoh asas kedinamisan: seorang konselor harus mampu mengikuti pergerakan zaman,
agar konselor dapat menyelesaikan suatu permasalahn yang pada seorang konseli yang
semakin kompleks misalnya keluarga broken serta pergaulan bebas dikalangan pemuda.

8. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan yaitu asas BK yang mengkenhendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan BK, baik yang di lakuakn oleh guru BK/konselor maupun pihak lain, saling
menunjang, harmonis dan terpaduan.
Contoh asas keterpaduan: seorang konseli melakuakn kerjasama dengan seorang
psikologi seks mupun dokter kandungan, dan mengundang kesekolah untuk memberikan
pemahaman kepada peserta didik di sekolah agar konseli/peserta didik memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang lebih jelas tentang seks, upayah mereka tidak terjerat
dalam pergaulan besar.

9. Asas Kenormatifan
Asas kenormatifan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar segenap layanan dan
kegiatan BK didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma-
norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat ilmu
pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
Contoh asas kenormatifan: seorang konselor dalam menjalankan tugasnya, harus sesuai
dengan norma, hukum, adat istiadat sehingga terciptanya suasana yang harmonis diantara
konseli dan konselor karena seorang konselor yang profesional harus bisa menciptakan
suasana yang nyaman bagi seorang konseli.
10. Asas Keahlian
Asas keahlian yaitu asas BK yang mengkehendaki agar layanan dan kegiatan BK
diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
Contoh asas keahlian: apabila ada seorang peserta didik/konselor yang datang pada
seorang konselor, seorang harus bersikap seprti konselor bukan bersikap seprti dokter
maupun yang lainya yaitu memberikan sepenuhnya semua keputusan pada konseli.

11. Asas Alih Tangan


Asas alih tangan yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pihak –pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan layanan BK secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan
peserta didik mengalih tangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.
Contoh asas alih tangan: ada seorang peserta didik/konseli yang mengalami tidak lulus
sekolah, seorang konselor tidak dapat bertindak sendiri dalam konteks ini, seorang
konselor harus melakuakn kerjasama dengan pihak yang lebih kompeten dalam kasus ini
seperti membawa konseli tersebut pada seorang psikiater maupun dokter.

12. Asas Tut Wuri Handayani


Asas tutwuri handayani yaitu asas BK yang mengkehendaki agar pelayanan BK secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberi rasa aman),
mengembangkan keteladanan, memberikan ransangan dan dorongan serta kesempataan
yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk maju.
Contoh asas tut wuri handayani: seorang konselor harus menjadi guru teladan, dan
menyenangkan agar peserta didik/ konseli tidak takut menceritakan masalahnya kepada
kita dan mampu mengayomi paserta didik.

B. Peran Guru Mata Pelajaran dalam Penerapan Asas Bk


Peran guru mata pelajaran dalam penerapan asas BK menurut Hikmawati (2011) yaitu sebagai
berikut :
1) Memberikan kesempatan pada siswa memperoleh layanan bimbingan dan konseling.
2) Membantu mengumpulkan informasi.
3) Berpartisipasi kegiatan pendukung seperti konferensi kasus.
4) Berpartisipasi upaya pencegahan masalah pengembangan potensi.
5) Membantu memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling.
6) Melakukan kerja sama dengan guru.
7) Mengalihtangankan siswa.
8) Mengadakan upaya tindaklanjut layanan bimbingan.
C. Kode Etik BK
Menurut Walgito (2010) ada beberapa kode etik bimbingan dan konseling tersebut, antara lain:
1. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang bimbingan dan
konseling harus memegah teguh prinsip bimbingan dan konseling.
2. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat mencapai hasil yang baik-
baiknya, dengan membatasi diri pada keahliannya atau wewenangnya. Oleh karena itu,
pembimbing jangan sampai mencampuri wewenang dan tanggungjawab yang bukan
wewenang atau tanggung jawabnya.
3. Karena pekerjaan pembimbing berhubungan langsung dengan kehidupan pribadi orang
maka seorang pembing harus:
a) Dapat memegang atau menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya.
b) Menunjukkan sikap hormat pada klien.
c) Menghargai bermacam-macam klien. Jadi, dalam menghadapi klien, pembimbing
harus menghadapi klien dalam derajat yang sama
4. Pembimbing tidak diperkenankan:
5. Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain diluar kemampuan dan keahliannya atau
di luar keahlian staffnya yang diperlukan dalam bimbingan dan konseling.
6. Pembimbing harus selalu menyadari tanggungjawabnya yang berat, yang memerlukan
pengabdian sepenuhnya
a) Menggunakan tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih.
b) Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan.
c) Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
baik bagi klien.
d) Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien.

Anda mungkin juga menyukai