Anda di halaman 1dari 23

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN (SPPP)

Antara

PT. WASKITA KARYA (PERSERO), Tbk


DIVISI VI
Jl. Kikim 1 Blok W-1 No.1 Kelurahan Lorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat 1
Kota Palembang, Propinsi Sumatera Selatan - 30137

Dengan

PT. CAHAYA KATANGKA MANDIRI


BTN Minasa Indah Blok G.11 Sungguminasa - Gowa Telp. 08529933122

Untuk

PEKERJAAN JALAN AKSES STA 184+000 – STA 185+600

JALAN TOL PEMATANG PANGGANG – KAYU AGUNG (SEKSI 4)

Nomor : /SPPP/WK/D.VI/ 2018


Tanggal : 21 Maret 2018
Nilai Kontrak : Rp. 8.063.550.000,- (Include Ppn
10%) Waktu Pelaksanaan : 21 Maret 2018 s/d 19 Mei 2018

HALAMAN PIHAK I PIHAK


II
SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN
PEKERJAAN JALAN AKSES STA 184+000 – STA 185+600
PROYEK JALAN TOL PEMATANG PANGGANG – KAYU AGUNG (SEKSI 4)
Antara
PT. WASKITA KARYA (PERSERO) Tbk
DIVISI VI
Dengan
PT.CAHAYA KATANGKA MANDIRI

Nomor : /SPPP/WK/D.VI/2018
Pada hari ini Rabu tanggal Dua puluh satu bulan Maret tahun Dua Ribu Delapan Belas (21-03-2018),
yang bertandatangan dibawah ini :

1. Ir. Gunadi : Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Waskita
Karya (Persero) Tbk. Divisi VI, berdasarkan Akta Perubahan
Divisi VI No 06 tanggal 03 Mei 2018 yang dibuat oleh Ariani L.
Rachim Notaris di Jakarta dari dan oleh karenanya sah bertindak
untuk atas nama PT. Waskita Karya (Persero) Tbk,
berkedudukan di Jl. Kikim I blok W-I No.1 Lorok Pakjo
Palembang – Sumatera Selatan 30137 Palembang (untuk
selanjutnya disebut “Pihak Pertama”).

2. MUINSYIRAH MUIN, ST : Selaku Kuasa Direktur, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama PT. Cahaya Katangka Mandiri berkedudukan di BTN
Minasa Indah Blok G.11 Sungguminasa - Gowa Telp.
08529933122, untuk
selanjutnya disebut “Pihak Kedua”.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut „„Para Pihak„„, dan masing-masing disebut
“Pihak“.

Para Pihak menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

A. Bahwa, Pihak Pertama adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang usaha
jasa konstruksi selaku pemborong dan atau pelaksana (kontraktor) atas pembangunan gedung, jalan,
jembatan, saluran air dan pembangunan lainnya, serta usaha-usaha lain dalam bidang usaha jasa
konstruksi pada umumnya.

B. Bahwa, untuk pelaksanaan pekerjaan Proyek, Pihak Pertama membutuhkan subkontraktor untuk
pekerjaan tertentu dan untuk itu Pihak Pertama telah menyetujui menunjuk penawaran yang diajukan
oleh Pihak Kedua untuk melaksanakan tersebut, penunjukan mana telah dilaksanakan berdasarkan :

1. Surat Penawaran Pihak Kedua No. 028/CKM/III/2018 tanggal 13 Maret 2018.


2. Hasil Klarifikasi dan negosiasi harga antara Para Pihak pada tanggal 14 Maret 2018.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Para Pihak sepakat mengadakan perjanjian yang mengikat sebagai
Subkontraktor dan menyetujui untuk menandatangani Perjanjian Pekerjaan Jalan Akses STA 184+000 – STA
185+600 untuk selanjutnya disebut “Perjanjian“. Dengan ini Pihak Kedua wajib menyelesaikan pekerjaan
dengan baik dan sempurna sehingga dapat diterima oleh Pihak Pertama dan Pihak Pertama bersedia
membayar atas penyelesaian pekerjaan tersebut sesuai ketentuan-ketentuan pasal-pasal dalam Perjanjian ini
beserta lampiran-lampirannya.
1. Data Pekerjaan
a. Spesifikasi Teknis
b. Gambar
2. Penawaran Harga Pihak kedua
HALAMAN PIHAK I PIHAK II
1 / 20
3. Berita Acara klarifikasi dan negosiasi harga

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


2 / 20
4. Rincian harga satuan
5. Surat pernyataan kesanggupan
6. Surat perintah kerja
7. Jangka waktu dan jadwal pelaksanaan pekerjaan
8. Jadwal pengadaan bahan, peralatan, tenaga kerja
9. Struktur organisasi
10. Prosedur K3LMP PT. Waskita Karya (Persero)
11. Harga pekerjaan, prosedur dan cara pembayaran
12. Metode konstruksi

Dokumen-dokumen diatas menggantikan seluruh komunikasi dan klarifikasi yang pernah dibuat sebelumnya oleh
Para Pihak, baik secara lisan maupun tertulis. Seluruh komunikasi dan klarifikasi tersebut dengan ini dinyatakan
batal dan tidak ada suatu ketentuan, pernyataan atau perjanjian yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama atau
setiap pejabat atau karyawan Pihak Pertama yang mengikat, kecuali dibuat secara tertulis dan dituangkan
dalam Perjanjian ini, dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam Pasal-Pasal sebagai berikut :

PASAL 1
DEFINISI

Didalam Perjanjian ini (sebagaimana selanjutnya didefinisikan) semua perkataan dan ungkapan mempunyai arti
yang sama seperti yang tersebut dalam Perjanjian Utama, kecuali apabila ditentukan lain atau apabila
pengertiannya mengharuskan lain sebagaimana termaksud dibawah ini :

1. Perjanjian Utama, berarti perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh Pihak Pertama dengan Pemilik
Proyek berikut dokumen-dokumen dan lampiran-lampirannya yang menjadi satu kesatuan dari Perjanjian
Utama.

2. Perjanjian, berarti perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh Pihak Pertama dengan Pihak Kedua
berikut dokumen-dokumen dan lampiran-lampiran yang menjadi satu kesatuan.

3. Pengguna jasa, berarti PT.Waskita Karya (Persero) berkedudukan di Jl. Kikim 1 Blok W-1 No.1
Kelurahan Lorok Pakjo, Kecamatan Ilir Barat 1 Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan - 30137.

4. Konsultan Pengawas, berarti badan atau perorangan yang merupakan unsur-unsur yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian Utama untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan Perjanjian Utama
termasuk Pekerjaan dalam Perjanjian ini.

5. Pekerjaan, berarti pelaksanaan pekerjaan dan pengadaan bahan/material, peralatan dan pemasangan
berikut perencanaan dan perijinan serta semua perhitungannya termasuk Masa Pemeliharaan yang menjadi
lingkup pekerjaan Pihak Kedua dan merupakan bagian dari pekerjaan Perjanjian Utama.

6. Harga Pekerjaan, berarti jumlah biaya untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan
yang akan dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua.

7. Perubahan Pekerjaan, berarti suatu pekerjaan tambah/kurang atau penambahan atau pengurangan
Pekerjaan atau bagian/tahapan dari Pekerjaan, yang terjadi sebelum atau pada saat atau sesudah
pelaksanaan Pekerjaan, baik itu didalam atau diluar lingkup pekerjaan Pihak Kedua yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian ini dan dinyatakan secara tertulis oleh Pihak Pertama.

8. Prestasi Pekerjaan, berarti perhitungan atau penilaian terhadap Pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
Pihak Kedua dan dapat diterima dengan baik oleh Pihak Pertama dan Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek
yang dinyatakan dalam suatu Berita Acara Prestasi Pekerjaan.

9. Lokasi Proyek, berarti tempat dimana pelaksanaan Pekerjaan berlangsung sebagai-mana ditentukan dalam
Perjanjian ini.

10. Lokasi Pekerjaan, berarti lahan atau tempat dalam Lokasi Proyek yang disediakan oleh Pihak Pertama
kepada Pihak Kedua untuk melaksanakan Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian ini, termasuk
HALAMAN PIHAK I PIHAK II
3 / 20
tempat-tempat lain yang merupakan bagian dari lahan atau tempat baik yang sudah atau akan ditentukan
dalam Perjanjian ini.

11. Serah Terima Pertama, berarti suatu pernyataan yang menyatakan bahwa Pekerjaan yang dilaksanakan
Pihak Kedua telah selesai seluruhnya dan berfungsi dengan baik sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini
yang dituangkan dan dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara Serah Terima Pertama yang dibuat dan
ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.

12. Masa Pemeliharaan Pekerjaan, berarti suatu jangka waktu dimana Pihak Kedua diwajibkan dan
bertanggungjawab untuk memelihara, merawat dan menjaga hasil Pekerjaan sekaligus memperbaiki terhadap
semua cacat, baik yang terlihat maupun yang tersembunyi ataupun semua kerusakan, kekurangan atau
ketidak sempurnaan, keausan, dan keusangan pada hasil Pekerjaan.

13. Serah Terima Kedua, berarti suatu pernyataan bahwa Masa Pemeliharaan Pekerjaan telah selesai
dilaksanakan dengan baik oleh Pihak Kedua dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Perjanjian
ini, yang dituangkan dan dinyatakan secara tertulis dalam suatu Berita Acara Serah Terima Kedua yang dibuat
dan ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua.

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN

Pihak Pertama memberikan tugas yaitu Pekerjaan kepada Pihak Kedua, dan Pihak Kedua menerima tugas
tersebut serta mengikatkan diri untuk melaksanakan Pekerjaan Jalan Akses STA 184+000 – STA 185+600,
pada Proyek Jalan Tol Pematang Panggang – Kayu Agung (Seksi 4).

PASAL 3
HUBUNGAN PERJANJIAN
UTAMA

1. Pihak Kedua dianggap dan harus mengetahui (kecuali harga pekerjaan dan dokumen klarifikasi) serta
menguasai sepenuhnya semua persyaratan-persyaratan dalam Perjanjian Utama (spesifikasi teknis) yang
terkait dengan Perjanjian ini.

2. Pihak Kedua bertanggung jawab terhadap setiap pelanggaran atau kegagalan/kelalaian yang dilakukannya
terhadap Perjanjian ini, sehingga mengakibatkan Pihak Pertama melanggar Perjanjian Utama.

3. Pihak Kedua harus melaksanakan semua kewajibannya dalam pelaksanaan Pekerjaan berkaitan dengan
Perjanjian Utama, oleh karenanya secara hukum Pihak Kedua bertanggungjawab terhadap semua hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian ini.

4. Setiap kewajiban Pihak Pertama terhadap Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini
sepenuhnya menjadi kewajiban Pihak Kedua atas nama Pihak Pertama, demikian pula halnya dengan
setiap hak Pihak Kedua terhadap Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini sepenuhnya
menjadi kewajiban Pihak Pertama, namun demikian Perjanjian ini bukan merupakan ikatan antara Pihak
Kedua dengan Pemilik Proyek.

PASAL 4
HIRARKI DOKUMEN PERJANJIAN

1. Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini harus dilaksanakan sesuai dan tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang menjadi satu kesatuan dengan Perjanjian ini terdiri
dari dokumen- dokumen yang berdasarhirarki disusun sebagai berikut :
1. Addendum Kontrak (jika ada)
2. Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Subkontraktor
3. Rincian Harga Satuan
4. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi harga
5. Penawaran Harga Pihak Kedua
HALAMAN PIHAK I PIHAK II
4 / 20
6. Data Pekerjaan :

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


5 / 20
a. Spesifikasi Teknis
b. Gambar

2. Semua dokumen sebagaimana disebut pada Ayat (1) Pasal ini merupakan lampiran dari Perjanjian ini dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan setiap dokumen harus ditafsirkan sedemikian sehingga
satu dengan yang lain sejalan dan menunjang. Apabila terjadi perbedaan penafsiran, maka penyelesaiannya
harus tunduk pada ketentuan-ketentuan dokumen yang urutan paling tinggi menurut hirarki sebagaimana
Ayat (1) Pasal ini.

PASAL 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB
PIHAK PERTAMA

1. Pihak Pertama sebagai koordinator wajib mengkoordinir dan memberikan pengarahan kepada para pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan Perjanjian Utama, termasuk Pihak Kedua.

2. Pihak Pertama apabila diminta oleh Pihak Kedua wajib untuk memberikan salinan/copy spesifikasi teknis
atau gambar dasar yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan atas beban dan biaya Pihak Kedua.

3. Pihak Pertama wajib menunjukan dan menyerahkan Lokasi Pekerjaan kepada Pihak Kedua untuk
pelaksanaan Pekerjaan.

4. Pihak Pertama wajib melaksanakan pembayaran kepada Pihak Kedua sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini, kecuali Pasal 15 ayat 7 Perjanjian ini.

5. Pihak Pertama berhak untuk memberi perintah atau instruksi termasuk Perubahan Pekerjaan sehubungan
dengan pelaksanaan Pekerjaan secara tertulis kepada Pihak Kedua.

6. Apabila dipandang perlu, Pihak Pertama dapat membantu mendatangkan bahan, tenaga dan alat atau
melaksanakan sebagian pekerjaan atas persetujuan Pihak Kedua. Semua biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua yang dilakukan dengan cara melakukan pemotongan langsung terhadap
tagihan pembayaran Pihak Kedua.

PASAL 6
KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB
PIHAK KEDUA

1. Pihak Kedua wajib melaksanakan pekerjaan meliputi lingkup pekerjaan yang tercantum dalam Pasal 7
Perjanjian ini.

2. Pihak Kedua wajib mengadakan dan menyediakan semua perangkat pelaksanaan Pekerjaan, meliputi
rencana pelaksanaan Pekerjaan yang terdiri dari:
1.1. Metode Konstruksi;
1.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
1.3. Jadwal Pengadaan Material bantu + Peralatan + Tenaga Kerja;
1.4. Skema Struktur Organisasi;
1.5. Surat Dukungan Alat;
1.6. Surat Dukungan Quarry;
1.7. Tes Laboratorium Quarry.

3. Pihak Kedua wajib membuat gambar kerja (shop drawing), gambar terlaksana (as build drawing) yang
disetujui serta ditentukan oleh Pihak Pertama dan/atau Manajemen Konstruksi. Untuk gambar terlaksana
(as build drawing) Pihak Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama paling lambat 14 (empat belas)
hari kalender terhitung sejak tanggal ditanda-tanganinya Berita Acara Serah Terima Pertama.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


6 / 20
4. Pihak Kedua harus mengerti, mempelajari sekaligus memeriksa dengan seksama Lokasi Proyek dan Lokasi
Pekerjaan, serta telah pula memperhitungkannya kedalam Harga Pekerjaan, sehingga nantinya tidak ada
eskalasi Harga Pekerjaan yang disebabkan oleh tingkat kesulitan terhadap pekerjaan.

5. Pihak Kedua wajib melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan maupun perintah atau instruksi yang
diberikan Pihak Pertama, serta bertanggungjawab terhadap kebenaran dan kesempurnaan hasil Pekerjaan
sehingga memuaskan Pihak Pertama dan Konsultan Pengawas/ Pemilik Proyek.

6. Pihak Kedua wajib dan bertanggung jawab atas keamanan dan kesempurnaan seluruh peralatan,
perlengkapan, bahan/material yang akan atau sudah diadakan/didatangkan untuk pelaksanaan Pekerjaan.

7. Pihak Kedua wajib membantu Pihak Pertama apabila timbul perselisihan dengan Manajemen
Konstruksi/Pemilik Proyek yang berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian Utama, baik itu disegi teknis
maupun administrasi.

8. Pihak Kedua bertanggung jawab terhadap setiap kerugian yang dialami oleh Pihak Pertama akibat
kelalaian Pihak Kedua khusus dalam pekerjaan ini serta membebaskan Pihak Pertama dari setiap denda,
tuntutan kerugian atau tuntutan dari pihak lain / pihak ketiga berikut tagihan-tagihan atau pengeluaran
ongkos atau biaya lainnya serta tindakan-tindakan hukum lainnya sebagai akibat dari pelanggaran atau
kelalaiannya dalam memenuhi setiap kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam perjanjian ini.

9. Pihak Kedua bertanggung jawab terhadap stock bahan/material di Lokasi Pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan Pekerjaan serta bertanggungjawab terhadap jumlah volume Pekerjaan sesuai dengan gambar
pelaksanaan.

10. Pihak Kedua harus melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan
dalam Perjanjian ini dan harus mulai bekerja pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB serta harus
siap bekerja lembur pada malam hari atau pada hari-hari libur resmi apabila diperlukan untuk pelaksanaan
Pekerjaan. Namun apabila Pihak Kedua akan melakukan perubahan jadwal pelaksanaan Pekerjaan, maka
sebelumnya Pihak Kedua dalam waktu 3 x 24 jam harus memberitahukan secara tertulis tentang
permohonan perubahan tersebut berikut alasan-alasannya kepada Pihak Pertama untuk mendapatkan
persetujuan.

11. Pihak Kedua bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan pekerjaan lain yang diakibatkan oleh
Pekerjaan Pihak Kedua dengan segala biaya yang timbul dan diakibatkannya, sepenuhnya menjadi beban
Pihak Kedua.

12. Pihak Kedua wajib dan bertanggungjawab untuk menyediakan atau mengadakan keamanan dan harus
menjaga kebersihan Lokasi Proyek khususnya Lokasi Pekerjaan selama pelaksanaan Pekerjaan berlangsung
sampai dengan selesainya Masa Pemeliharaan, dan harus mengeluarkan semua kotoran/sampah yang timbul
sebagai akibat pelaksanaan Pekerjaan, dengan ketentuan segala biaya atau ongkos yang dikeluarkan menjadi
beban Pihak Kedua.

13. Pihak Kedua wajib dan bertanggungjawab untuk mengadakan dan menyelenggarakan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 dan SKB Menteri Tenaga Kerja
Nomor : KEP. 174 / MEN / 86, Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 104/KPTS/1986 dengan segala
perlengkapan dan peralatannya, serta harus menunjuk personil K3LMP yang diberi wewenang untuk
bertanggungjawab dan yang dalam organisasi menginduk kedalam unit K3LMP Pihak Pertama.

14. Pihak Kedua wajib melakukan koordinasi kerja dengan para pekerja dari pihak lain/pihak ketiga yang
terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan Perjanjian Utama dan bertanggungjawab atas koordinasi dimaksud.

15. Pihak Kedua wajib membuat dan menyerahkan kepada Pihak Pertama laporan tertulis mengenai
pelaksanaan Pekerjaan baik itu laporan harian, mingguan maupun bulanan berikut dokumentasi pelaksanaan
Pekerjaan dalam bentuk/format serta jumlah yang ditentukan oleh Pihak Pertama, dan semua biaya/ongkos
yang dikeluarkan menjadi beban Pihak Kedua.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


7 / 20
PASAL 7
LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini meliputi:

1. Pengadaan bahan/material pokok termasuk bahan/material bantu (lengkap dengan brosur dan katalog) yang
memenuhi standard persyaratan mutu sesuai dengan spesifikasi teknis dan telah mendapatkan persetujuan
dari Pihak pertama dan Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek.

2. Pengadaan dan penyediaan peralatan kerja dan peralatan bantu yang memadai, berikut perangkat kerja
lainnya sesuai dengan kebutuhan sebagai penunjang pelaksanaan pekerjaan.

3. Mobilisasi / demobilisasi material dan peralatan dan tenaga kerja.

4. Pelaksanaan Pekerjaan :
4.1. Pekerjaan Persiapan yang diperlukan (gambar kerja, perijinan pemasangan, pembuatan contoh
material (mock-up) yang diperlukan, penyediaan tempat penyimpanan / gudang untuk peralatan
material, peralatan berikut kelengkapannya dan lain-lain)
4.2. Pekerjaan Timbunan Tanah Jalan Akses STA 184+000 – STA 185+600
4.2.1. Termasuk galian, timbunan, dan pemadatan tanah yang berasal dari tanah baik di dalam
maupun diluar ROW yang sesuai spesifikasi dan disetujui Waskita, Pegawas dan Owner
4.3. Jumlah alat sesuai dengan kebutuhan menyesuaikan schedule dari PT. Waskita Karya, dan dilakukan
survey ketersediaan alat dari pihak subkontraktor untuk menjamin pekerjaan dapat dilaksanakan
sesuai schedule PT. Waskita Karya.
4.4. Sudah termasuk biaya perizinan, koordinasi, kemanan dan pungutan-pungutan dijalan dan di area
pekerjaan di dalam proyek.
4.5. Sudah termasuk biaya kebersihan jalan dan lingkungan yang diakibatkan adanya pekerjaan urugan
dan pemadatan tanah.
4.6. Termasuk perawatan jalan kerja yang dilalui dengan biaya proporsional sesuai kontrak masing-
masing subkontraktor
4.7. Termasuk biaya pembuatan laporan pekerjaan,shop drawing, as built drawing dan dokumentasi
4.8. Memberi jaminan pemasangan/instalasi untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan sampai diterima oleh
pihak pemberi kerja, dengan syarat-syarat yang disepakati bersama.

5. Penanganan proses mutu secara berkelanjutan baik pada saat penerimaan material, penumpukan (stock),
maupun pada saat pemasangan material.

6. Penyediaan pimpinan pelaksana/tenaga ahli berikut tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan
Pekerjaan.

7. Memelihara hasil pekerjaan dan kebersihan lokasi pekerjaan, selama masa pelaksanaan dan pemeliharaan
pekerjaan.

8. Pengadaan / penyediaan peralatan sesuai spesifikasi dan peralatan kerja / material yang memadai di
Workshop / lapangan lengkap unit pendukung dan instalasinya berikut sarana / perangkat kerja lainnya
sesuai dengan kebutuhan sebagai penunjang pelaksanaan Pekerjaan.

9. Penanganan proses mutu secara berkelanjutan saat pekerjaan berlangsung sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan teknis, skedul waktu dan prosedur yang telah ditentukan oleh Pihak Pertama/Konsultan Pengawas.

10. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berhubungan dengan karyawan/buruhnya dan melaksanakan
Program K3LMP yang telah ditentukan sesuai arahan PT. Waskita Karya, termasuk menyiapkan Safety Officer
& Tenaga Keamanan.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


8 / 20
PASAL 8
SYARAT PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pihak Kedua harus melaksanakan Pekerjaan berdasarkan dokumen-dokumen, lampiran dan ketentuan berikut
persyaratan sebagai berikut:

1. Perjanjian ini berikut segala perubahannya atau addendum (jika ada).

2. Gambar, persyaratan/spesifikasi teknis Pekerjaan dan ketentuan-ketentuan dari Pihak Pertama atau
Konsultan Pengawas.

3. Master schedule yang telah dibuat, disetujui dan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/ Pemilik Proyek.

4. Mengikuti Persyaratan khusus untuk pelaksanaan Pekerjaan sejenis dari instansi yang berwenang.

5. Metoda pelaksanaan atau urutan/tahapan pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui dan ditetapkan oleh
Pihak Pertama dan/atau Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek.

6. Peraturan lalu lintas yang berlaku setempat/DLLAJR, Pemda atau instansi terkait lainnya.

7. Peraturan Ketenaga-Kerjaan dan Keselamatan Kerja yang berlaku dan spesifikasi teknis dan ketentuan lainnya
(UU No.1 tahun1970 tentang K3).

8. Kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja, Lingkungan, Mutu dan Pengamanan (K3LMP) PT.Waskita Karya
(Persero) yang tertuang didalam rencana K3LMP yang telah ditetapkan oleh Kepala Proyek selaku wakil Pihak
Pertama di lapangan sebagaimana tercantum dalam lampiran perjanjian ini.

9. Petunjuk dan/atau perintah tertulis yang diberikan oleh Pihak Pertama atau wakilnya sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS) proyek tersebut.

10. Mengikuti Prosesur Pengendalian Mutu / Peraturan ISO 9001 yang diterapkan oleh Pihak Pertama ,
termasuk turut melaksanakan Provisional Acceptance Test (PAT) dari Konsultan Pengawas.

11. Mengikutkan asuransi tenaga kerja untuk para pekerjanya.

PASAL 9
PENGALIHAN PEKERJAAN

Pihak Kedua tidak dapat mengalihkan sebagian atau seluruh Pekerjaan atau manfaat/ kepentingan dalam
Perjanjian ini kepada pihak lain/pihak ketiga tanpa ijin tertulis terlebih dahulu dari Pihak Pertama, namun
apabila ijin dimaksud diberikan, maka Pihak Kedua tidak akan terbebas dari semua tanggungjawab dan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.

PASAL 10
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN /
PENYELESAIAN PEKERJAAN

1. Pihak Kedua harus melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan terhitung sejak 21 Maret 2018 dan
Pekerjaan harus sudah selesai 100% serta berfungsi dengan baik pada tanggal 19 Mei 2018,
yang kemudian dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Pertama sebagaimana tersebut dalam Pasal 23
Perjanjian ini.

2. Jagka waktu sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal ini tidak dapat diubah, kecuali disebabkan terjadinya
Force Majeure/Keadaan Memaksa sebagaimana tersebut dalam pasal 29 Perjanjian ini akan dinyatakan dalam
Addendum.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


9 / 20
3. Alasan apapun selain yang dimaksud dalam ayat 2 pasal ini tidak dapat dipakai oleh Pihak Kedua untuk
tidak memulai atau untuk menunda pelaksanaan Pekerjaan.

4. Apabila terjadi keterlambatan dalam penyelesaian Pekerjaan sebagaimana telah ditetapkan dalam ayat 1
Pasal ini yang disebabkan oleh suatu hal diluar kewajiban dan tanggungjawab Pihak Kedua, maka Pihak
Pertama akan memberikan dan menentukan suatu perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan berdasarkan
permohonan tertulis serta bukti-bukti yang diajukan Pihak Kedua dengan ketentuan permohonan tersebut
paling lambat harus diserahkan kepada Pihak Pertama 7 X 24 jam sebelum tanggal selesainya pelaksanaan
Pekerjaan sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal ini, dengan ketentuan perpanjangan waktu tersebut tidak
melebihi perpanjangan waktu yang diberikan oleh Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek kepada Pihak
Pertama.

5. Perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 pasal ini akan dinyatakan dalam Addendum
Perjanjian.

6. Pihak Pertama secara sepihak berhak untuk melakukan penundaan pelaksanaan Pekerjaan, baik itu pada
saat akan dimulainya Pekerjaan atau pada saat sedang berlansungnya Pekerjaan, dengan terlebih dahulu
Pihak Pertama melakukan pemberitahuan tertulis kepada Pihak Kedua.

7. Penyediaan material disesuaikan dengan schedule pelaksanaan.

8. Apabila Pihak Kedua gagal atau lalai dalam memenuhi jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
Pasal ini, maka Pihak Kedua harus membayar kepada Pihak Pertama sejumlah uang sebagai ganti rugi
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 26 ayat 1 Perjanjian ini, kecuali kegagalan tersebut diakibatkan oleh
kelalaian atau keterlambatan pihak lain atau pihak ketiga.

PASAL 11
PENGENDALIAN PEKERJAAN

1. Pemeriksaan terhadap kemajuan Pekerjaan untuk mengendalikan pelaksanaan Pekerjaan akan dilakukan
bersama-sama oleh Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bulanan, yang kemudian hasil pemeriksaan
tersebut akan digunakan sebagai acuan untuk membuat atau merubah rencana kerja bulan-bulan berikutnya.

2. Pihak Kedua harus memeriksa kembali semua gambar yang telah disetujui dan diberikan baik oleh Pihak
Pertama atau Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek, namun apabila ditemukan perbedaan dalam gambar
tersebut Pihak Kedua harus dengan segera melaporkan kepada Pihak Pertama dan kemudian dibahas
bersama-sama untuk dapat diputuskan.

3. Dalam hal Pihak Kedua membuat suatu gambar kerja lanjutan yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan
Pekerjaan, maka Pihak Kedua harus mengkoordinasikannya dengan Pihak Pertama.

4. Untuk menjaga kestabilan dalam pelaksanaan Pekerjaan, maka Pihak Kedua harus mengkoordinir
pekerjanya dengan para pekerja dari pihak lain/pihak ketiga yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan
Perjanjian Utama, terutama untuk penggunaan fasilitas lapangan, bahan dan peralatan serta urutan
pekerjaan.

5. Pihak Kedua harus mengijinkan Pihak Pertama/wakilnya dan/atau Konsultan Pengawas/ wakilnya untuk
melakukan pemeriksaan pelaksanaan Pekerjaan, termasuk memeriksa ketempat pembuatan/fabrikasi atau
penyimpanan baik didalam maupun diluar Lokasi Proyek.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


10 / 20
PASAL 12
HARGA PEKERJAAN

1. Harga Pekerjaan dalam pelaksanaan Perjanjian ini adalah sebagai berikut :

No. Jenis Pekerjaan Volume Harga Satuan Jumlah Harga


I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Mobilisasi Alat 1.00 Ls 140,000,000 140,000,000

II PEKERJAAN TANAH
1 Common Borrow Material 98,500.00 M3 73,000 7,190,500,000

Jumlah Rp 7.330.500,000
PPN 10% Rp 733.050,000
TOTAL Rp 8.063,550,000

Terbilang : Delapan Milyar Enam Puluh Tiga Juta Lima Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah (include
PPN)

2. Harga Pekerjaan sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal ini bersifat Fixed Unit Price sampai dapat
diterima dengan baik oleh Pihak Pertama dan Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek dan tidak ada eskalasi
dikemudian hari.

3. Total Harga Pekerjaan sebagaimana tersebut pada ayat 1 Pasal ini sudah termasuk:
- Biaya Bunga SCF 4.3% disconto 180 hari.
- Biaya PPN 10%.
- Biaya PPh 3% dan akan dipotongkan dari setiap tagihan.
- Fee keuntungan, bahan/material bantu, peralatan, upah tenaga kerja dan lembur, PPN, Pph, perijinan,
Retribusi/Pajak Galian C, IUP (Ijin Usaha Pertambangan) / WIUP (Wilayah Ijin Usaha Pertambangan)
serta pajak-pajak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, resiko Pihak Kedua,
Asuransi Tenaga Kerja (BPJS Ketenagakerjaan), CAR (Construction All Risk) dan over head, berikut
ongkos / biaya lain yang dikeluarkan oleh Pihak Kedua serta peralatan dan perlengkapan K3.
- Biaya inspeksi, test & commissioning, kebersihan dan pemeliharaan.
- Pembuatan laporan, shop drawing, as-build drawing dan dokumentasi.
- Penyediaan peralatan kerja yang diperlukan yang harus ada di workshop.
- Pembuatan gudang material/peralatan Pihak Kedua.
- Bedeng/mess pekerja

4. Harga Pekerjaan sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal ini adalah harga pasti dan tetap (tidak
berubah), kecuali adanya perintah Perubahan Pekerjaan dari Pihak Pertama secara tertulis.

5. Pihak Pertama berhak untuk menambah atau mengurangi sebagian item atau volume Pekerjaan selama
jangka waktu pelaksanaan yang berlaku dalam Perjanjian ini dengan persetujuan dari kedua belah
pihak.

6. Tidak ada idle time alat.

PASAL 13
KENAIKAN HARGA

Tidak ada Eskalasi Harga. Pihak Kedua bertanggungjawab terhadap semua kenaikan harga BBM, PLN,
bahan/material, alat serta perlengkapan dan upah tenaga kerja, termasuk semua kenaikan harga yang
mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap Harga Pekerjaan selama pelaksanaan Perjanjian
ini berlangsung sesuai Pasal 10 Perjanjian ini, berikut semua ongkos dan biaya yang timbul sebagai akibatnya.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


11 / 20
PASAL 14
JAMINAN PELAKSANAAN

1. Untuk menjamin pelaksanaan Pekerjaan, maka Pihak Kedua dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas)
hari kalender setelah ditandatanganinya Surat Perintah Kerja harus menyerahkan kepada Pihak Pertama
jaminan pelaksanaan (surety bond) Pekerjaan yang diterbitkan oleh Bank atau Asuransi Pemerintah dan
disetujui oleh Pihak Pertama sebesar 5 % (lima persen) dari Harga Pekerjaan dan diserahkan kepada Pihak
pertama pada saat pengajuan tagihan Progress Pertama.

2. Jaminan pelaksanaan Pekerjaan tersebut dalam ayat 1 Pasal ini berlaku sampai dengan Pekerjaan selesai
seluruhnya ditambah 30 hari kalender dan akan dikembalikan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua
setelah Berita Acara Serah Terima Pertama diterbitkan dan ditandatangani oleh kedua belah pihak perjanjian
ini ditambah 30 hari kalender.

3. Apabila jangka waktu jaminan pelaksanaan Pekerjaan tersebut dalam ayat 1 Pasal ini habis masa berlakunya
sebelum Serah Terima Pertama dilaksanakan sebagaimana tersebut dalam ayat 2 Pasal ini, maka Pihak
Kedua wajib memperpanjang masa berlakunya jaminan pelaksanaan Pekerjaan tersebut serta harus
menjamin tidak adanya waktu senggang (gap) diantaranya.

4. Pihak Pertama berhak untuk mencairkan jaminan pelaksanaan tersebut dalam ayat 1 Pasal ini, apabila:
 Pihak Kedua dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender berturut-turut terhitung sejak tanggal
ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) sebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 ayat 1 Perjanjian
ini tetap tidak melaksanakan Pekerjaan, dan/atau
 Pihak Kedua menarik/mengundurkan diri atau tidak sanggup melaksanakan Pekerjaan atau mengalihkan
sebagian atau seluruh Pekerjaan kepada pihak lain/ Pihak Ketiga, dan/atau
 Pihak Kedua berdasarkan penilaian Pihak Pertama nyata-nyata tidak sanggup/ mampu untuk
menyelesaikan Pekerjaan, dan/atau
 Pihak Kedua telah dikenakan ganti kerugian atas keterlambatan Pekerjaan sampai jumlah
maksimum sebagaimana ditentukan dalam Pasal 26 ayat 1 Perjanjian ini.

PASAL 15
SYARAT DAN CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran akan dilakukan secara bertahap dengan sistem Progress Payment, berdasarkan Prestasi
Pekerjaan yang telah dicapai / terpasang di lokasi dan sesuai dengan Progress Pihak Pertama yang diakui oleh
Owner dan telah diterima / disetujui yang dinyatakan dalam Berita Acara Prestasi Pekerjaan dan ditanda
tangani oleh kedua belah pihak.

2. Setiap pembayaran akan dilakukan pemotongan retensi 5% sebagai jaminan pemeliharaan secara
proporsional dari setiap Nilai Termyn yang ditagihkan.

3. Pihak Pertama akan membayar jumlah tagihan berdasarkan Berita Acara Prestasi Pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini kepada Pihak Kedua dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak tanggal diterimanya kuitansi tagihan berikut dokumen dan lampiran lainnya dengan lengkap dan benar,
sesuai dengan peraturan akuntansi yang diberlakukan oleh Pihak Pertama.

4. Perhitungan progress/prestasi pekerjaan dilakukan bersama-sama antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA beserta dengan PEMILIK PROYEK (Owner), dimana prestasi pekerjaan tersebut dipakai sebagai dasar
untuk pembayaran PEMILIK PROYEK kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA ke PIHAK KEDUA
dilaksanakan menggunakan Supply Chain Financing (SCF) 4.3% disconto 180 hari dengan dilengkapi
kwitansi tagihan berikut dokumen dan lampiran lainnya dengan lengkap dan benar sesuai peraturan akutansi
yang diperlakukan PIHAK PERTAMA, antara lain :
 Kwitansi tagihan rangkap minimal 4 (empat).
 Berita Acara Pembayaran (BAP).
 Berita Acara Prestasi Pekerjaan (BAPP).
 Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
HALAMAN PIHAK I PIHAK II
12 / 20
 Akta Perusahaan berserta perubahannya (jika ada)
 Faktur Pajak.
 Salinan / Copy Perjanjian (SPPP) dan Addendum (jika ada)
 Surat Penyaluran Rekening
 Sertifikat Badan Usaha Pelaksana Jasa Konstruksi (SBUJK) dan Kualifikasi Usaha
 Melampirkan copy SPT PPN berdasarkan tanggal Faktur Pajak yang ditagih.

5. Pihak Pertama berhak menahan atau menunda pembayaran baik seluruh atau sebagian dari jumlah yang
ditagih oleh Pihak Kedua, apabila :
 Hasil Pekerjaan menyimpang dari kualitas atau kuantitas yang telah ditentukan dan ditetapkan
dalam perjanjian ini, dan/atau
 Kualitas dan kuantitas yang tercantum dalam Berita Acara tidak disetujui sepenuhnya oleh Konsultan
Pengawas/Pemilik Proyek sebagai akibat kelalaian / kegagalan Pihak Kedua, dan/atau
 Timbul Perselisihan antara Pihak Kedua dengan Pihak Pertama sehubungan dengan pelaksanaan
perjanjian ini, dan/atau
 Kuitansi tagihan yang diserahkan Pihak Kedua tidak lengkap dan benar sebagaimana ditentukan dalam
akutansi Pihak Pertama.

6. Pengembalian retensi akhir sebesar 5% (lima persen) sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini akan
dilaksanakan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua setelah Berita Acara Serah Terima Kedua
diterbitkan dan ditandatangani oleh Kedua belah pihak, serta setelah diserahkannya jaminan (waranty) atas
hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Perjanjian ini.

PASAL 16
PERUBAHAN PEKERJAAN

1. Pihak Pertama berhak untuk melakukan Perubahan Pekerjaan serta berwenang memerintahkan Pihak
Kedua untuk melaksanakan Perubahan Pekerjaan dan Pihak Kedua harus segera melaksanakan perintah
Perubahan Pekerjaan yang manapun dari ketentuan berikut ini, dengan tanpa harus menunggu selesainya
perhitungan Perubahan Pekerjaan dimaksud:
1.1. Menambah atau mengurangi kuantitas atau kualitas Pekerjaan yang tercakup dalam Perjanjian ini,
dan/atau;
1.2. Meniadakan suatu bagian atau tahapan dari Pekerjaan, dan/atau;
1.3. Mengubah sifat atau mutu atau macam atau modifikasi Pekerjaan, dan/atau;
1.4. Mengubah tinggi permukaan/level, garis, letak dan ukuran bagian Pekerjaan, dan/atau;
1.5. Melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan untuk penyelesaian Pekerjaan diluar Lingkup
Pekerjaan.

2. Pihak Kedua tidak berhak melaksanakan Perubahan Pekerjaan tanpa adanya perintah atau persetujuan
tertulis Pihak Pertama dan dengan adanya Perubahan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal
ini, tidak akan membatalkan atau menyebabkan berakhirnya Perjanjian ini.

3. Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah/kurang berdasarkan harga satuan yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian ini, apabila harga satuan dimaksud belum terdapat dalam Perjanjian ini maka harga satuan yang
dipergunakan adalah harga satuan yang wajar berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.

4. Setiap Perubahan Pekerjaan akan dinilai sesuai dengan harga satuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian
ini.

5. Akibat dari Perubahan Pekerjaan sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal ini, akan dinyatakan dan
dituangkan dalam Addendum Perjanjian ini yang ditandatangani oleh kedua belah pihak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 Perjanjian ini.

6. Adanya perubahan pekerjaan tidak dapat dijadikan/dipakai sebagai alasan untuk merubah jangka waktu
pelaksanaan tersebut pada Pasal 10 Perjanjian ini, kecuali atas persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


13 / 20
PASAL 17
BAHAN DAN PERALATAN

1. Pihak Kedua bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan dalam jumlah yang cukup dan kondisi siap
pakai selama masa pelaksanaan dan Masa Pemeliharaan Pekerjaan.

2. Pihak Kedua harus menyerahkan contoh bahan/material kepada Pihak Pertama untuk mendapat
persetujuan terlebih dahulu sebelum pelaksanaan Pekerjaan atau sebelum bahan/material dimaksud
terpasang.

3. Setiap kedatangan atau pengeluaran atau pemindahan bahan/material atau peralatan dari luar atau dalam
lokasi Proyek atau lokasi Pekerjaan, terlebih dahulu harus memberitahukan dan mendapatkan persetujuan
tertulis dari Pihak Pertama.

4. Apabila kualitas atau kuantitas bahan/material atau peralatan tidak memenuhi standar, persyaratan atau
spesifikasi teknis yang telah ditentukan dalam perjanjian ini, maka Pihak Pertama berhak untuk
menolaknya, dan atas penolakan tersebut Pihak Kedua harus dengan segera mengeluarkan dari lokasi
proyek dan menggantinya dengan bahan/material atau peralatan yang telah ditentukan atau ditetapkan.

5. Batas waktu pengeluaran tidak lebih dari 1 x 24 jam terhitung sejak ditolaknya bahan/material atau peralatan
tersebut. Apabila Pihak Kedua tidak melaksanakan kewajibannya dimaksud dalam ayat 4, maka Pihak
Pertama dapat melaksanakan kewajiban dimaksud, dengan segala biaya dan risiko atas kerugian yang
timbul menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua dan Pihak Pertama berhak melakukan
pemotongan langsung terhadap pembayaran.

PASAL 18
PEMILIKAN BAHAN DAN
PERALATAN

1. Semua bahan/material atau peralatan baik itu utama maupun bantu yang diadakan oleh Pihak Kedua untuk
maksud pelaksanaan pekerjaan, yang dibawa atau akan dibawa ke lokasi Proyek harus dianggap sebagai milik
Pihak Pertama.

2. Apabila pelaksanaan Pekerjaan telah selesai dan telah dilakukan Serah Terima Pertama yang dinyatakan
dalam suatu Berita Acara Serah Terima Pertama, maka semua bahan/material atau peralatan yang
merupakan perangkat bantu dalam pelaksanaan Pekerjaan (kecuali perangkat yang diperlukan untuk
pelaksanaan Masa Pemeliharaan) dianggap telah menjadi milik Pihak Kedua, dan harus segera dikeluarkan
oleh Pihak Kedua dari lokasi Proyek sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan oleh Pihak Pertama.

3. Apabila Pihak Kedua dalam jangka waktu yang telah ditentukan tidak dapat melaksanakan kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini, maka Pihak Pertama berhak untuk mengeluarkannya
dan/atau menjualnya dan hasil dari penjualan tersebut (jika ada) setelah dikurangi beban biaya dan ongkos-
ongkos sehubungan dengan penjualan tersebut akan diserahkan kepada Pihak Kedua.

4. Namun apabila hasil dari penjualan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini kurang dari pada ongkos
yang dikeluarkannya, maka Pihak Pertama berhak untuk melakukan pengurangan atau pemotongan
sebagaimana ditentukan dalam pasal 35 Perjanjian ini.

5. Pihak Kedua wajib memiliki atau menyediakan armada, perlengkapan, dan kebutuhan peralatan yang
memadai sesuai lingkup pekerjaannya demi kelancaran pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini.

6. Pihak Pertama dan/atau Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek tidak bertanggung jawab terhadap segala
kerusakan atau kehilangan atas bahan/material atau peralatan dari Pihak Kedua.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


14 / 20
PASAL 19
PIMPINAN PELAKSANA ATAU TENAGA AHLI

1. Pihak Kedua harus menunjuk dan menempatkan wakilnya sebagai pimpinan pelaksana atau tenaga ahli
yang mempunyai keahlian yang cukup sesuai dengan bidangnya dan berpengalaman, serta memiliki
wewenang atau kuasa penuh dalam mewakili Pihak Kedua, baik dalam menerima atau memberikan
keputusan sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan.

2. Pimpinan pelaksana atau tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini harus selalu berada di
Lokasi Pekerjaan baik pada saat Pekerjaan akan atau sedang berlangsung.

3. Pimpinan pelaksana atau tenaga ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini harus mendapat
persetujuan dari Pihak Pertama dan apabila berdasarkan penilaian Pihak Pertama, pimpinan pelaksana
atau tenaga ahli dimaksud dianggap tidak memenuhi persyaratan maka Pihak Pertama berhak
memerintahkan Pihak Kedua untuk mengganti pimpinan pelaksana atau tenaga ahlinya dengan yang
memenuhi persyaratan dalam waktu tidak lebih dari 3 x 24 jam sejak tanggal perintah penggantian tersebut
diterbitkan.

PASAL 20
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Pihak Kedua harus mengadakan atau menyediakan dan mengerahkan tenaga kerjanya yang cukup, baik
jumlah, keahlian maupun ketrampilannya.

2. Pihak Kedua bertanggung-jawab terhadap semua biaya dan upah tenaga kerjanya dalam rangka
pelaksanaan Pekerjaan, termasuk biaya dan upah untuk kerja lembur.

3. Pihak Kedua bertanggung-jawab penuh terhadap segala kerugian yang dialami oleh Pihak Pertama sebagai
akibat dari perbuatan orang-orang yang dipekerjakannya.

PASAL 21
SANKSI DAN DENDA

1. Apabila Pihak Kedua tidak dapat menyelesaikan Pekerjaan sesuai jangka waktu penyelesaian Pekerjaan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 Perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan sebesai 1‰
(satu permil) dari harga Pekerjaan dengan batas maksimum sebesar 5% (lima persen) dari harga pekerjaan.

2. Apabila PIHAK KEDUA setelah mendapatkan peringatan atau perintah secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-
turut dengan tenggang waktu 3 x 24 jam dari masing-masing peringatan atau perintah dimaksud, dan PIHAK
KEDUA tetap tidak melaksanakan atau mengabaikan kewajibannya yang diperingatkan atau diperintahkan,
maka kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar Rp. 3.000.000,- (tiga juta rupiah) perhari
terhitung sejak hari keempat dari peringatan atau perintah yang ketiga kalinya sampai dengan
dilaksanakannya peringatan atau perintah dimaksud, dengan ketentuan kewajiban yang dilalaikannya itu
harus dikerjakan sampai dengan selesai dan semua biaya atau ongkos-ongkos yang dikeluarkan menjadi
beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA

3. Pelaksanaan pembayaran ganti rugi dan denda kelalaian tersebut dalam ayat 1 dan 2 Pasal ini akan dilakukan
dengan cara pemotongan langsung atas tagihan Pihak Kedua.

4. Namun apabila dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak peringatan atau perintah yang terakhir sebagaimana
tersebut dalam ayat 1 Pasal ini tidak juga dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA
berhak untuk melaksanakan atau menunjuk pihak lain untuk melaksanakan peringatan atau perintah yang
dilalaikannya dan semua biaya atau ongkos yang dikeluarkan termasuk selisih harga akibat pengalihan
kepada Pihak Ketiga menjadi beban dan tanggungjawab PIHAK KEDUA.

5. Pihak Kedua dibebaskan dari denda keterlambatan apabila keterlambatan penyelesaian pekerjaan
disebabkan oleh terjadinya keadaan memaksa/force majeure.
HALAMAN PIHAK I PIHAK II
15 / 20
6. Denda pelaksanaan PIHAK KEDUA akibat kesalahan pelaksanaan yang mengakibatkan terhadap
keselamatan jiwa manusia dan yang mempunyai pengaruh besar terhadap kerusakan secara menyeluruh atau
fatal adalah sebesar Rp 100.000.000,-

PASAL 22
ASURANSI

1. Semua biaya dan ongkos yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama dalam rangka menutup atau mengadakan
Asuransi Tenaga Kerja untuk kepentingan Pihak Kedua dalam rangka pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana
ditentukan dalam Perjanjian Utama dan peraturan yang berlaku, akan menjadi beban dan tanggungjawab
Pihak Kedua yang pelaksanaannya dengan cara melakukan pemotongan langsung terhadap pembayaran
pertama Prestasi Pekerjaan yang dibayarkan Pihak Pertama.

2. Pihak Kedua harus memberitahukan secara berkala mengenai status dari setiap para pekerjanya yang
terlibat dalam pelaksanaan Pekerjaan kepada Pihak Pertama untuk keperluan administrasi asuransi tersebut
dalam ayat 1 Pasal ini.

3. Pihak Kedua harus dapat menunjukan dan menyerahkan kepada Pihak Pertama semua copy polis
asuransi berikut copy bukti pembayaran premi asuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini.

4. Apabila Pihak Kedua lalai atau gagal untuk menutup atau mengadakan asuransi sebagaimana dimaksud
dalam ayat 3 Pasal ini, maka Pihak Pertama akan menutup atau mengadakan asuransi dimaksud, dan
terhadap semua biaya atau ongkos yang dikeluarkan tersebut dianggap sebagai hutang yang harus dibayar
oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama, dan Pihak Pertama berhak untuk melakukan pemotongan
atau pengurangan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 35 Perjanjian ini.

5. Apabila terjadi kecelakaan atau peristiwa yang dapat mengakibatkan klaim berdasarkan asuransi, maka untuk
proses dan kelancaran klaim tersebut Pihak Kedua dalam waktu 1 x 24 jam harus memberitahukannya kepada
Pihak Pertama.

PASAL 23
SERAH TERIMA PERTAMA

1. Apabila seluruh Pekerjaan telah selesai 100% dan terpasang serta berfungsi dengan baik sebagaimana
tersebut dalam Pasal 9 ayat 1 Perjanjian ini, maka Pihak Pertama dan Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek
akan mengadakan pemeriksaan terhadap hasil Pekerjaan tersebut.

2. Setelah hasil pengujian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini dinyatakan lulus, Pihak Pertama akan
menerbitkan Berita Acara Serah Terima Pertama yang ditandatangani oleh Pihak Pertama dan Pihak
Kedua dan dengan diterbitkannya Berita Acara tersebut, maka Masa Pemeliharaan Pekerjaan sebagaimana
dimaksud dalam Perjanjian ini mulai berlaku.

PASAL 24
MASA PEMELIHARAAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu Masa Pemeliharaan Pekerjaan dalam Perjanjian ini adalah selama 180 (Seratus Delapan
puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Serah Terima Pertama antara Pihak Pertama dengan Pihak
Kedua diterbitkan dan ditandatangani.

2. Selama jangka waktu Masa Pemeliharaan Pekerjaan sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal ini, Pihak
Kedua wajib dan harus melaksanakan semua kewajibannya sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian ini dan
semua biaya atau ongkos yang dikeluarkan selama melaksanakan kewajibannya menjadi beban dan
tanggungjawab Pihak Kedua, namun apabila jangka waktu Masa Pemeliharaan sebagaimana ditentukan
dalam ayat 1 Pasal ini telah berakhir akan tetapi masih terdapat kewajiban dalam Masa Pemeliharan yang
belum dilaksanakan atau belum terselesaikan oleh Pihak Kedua, maka Pihak Pertama berhak untuk

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


16 / 20
menambah atau memperpanjang jangka waktu Masa Pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1
Pasal ini sampai dengan semua kewajibannya selesai.

3. Apabila Pihak Kedua lalai atau gagal atau tidak melaksanakan atau tidak memenuhi kewajibannya
sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini atau berdasarkan penilaian Pihak Pertama, Pihak Kedua tidak
dapat melaksanakan atau menyelesaikan kewajibannya dalam Masa Pemeliharaan, maka Pihak Pertama
berhak melakukan atau menunjuk pihak lain untuk melaksanakan kewajiban yang dilalaikan atau tidak
dipenuhi oleh Pihak Kedua dengan ketentuan semua biaya atau ongkos yang dikeluarkan oleh Pihak
Pertama menjadi beban dan tanggung jawab Pihak Kedua dengan cara melakukan pemotongan atau
pengurangan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 35 Perjanjian ini.

PASAL 25
SERAH TERIMA
KEDUA
1. Apabila jangka waktu Masa Pemeliharaan Pekerjaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 24 ayat 1 Perjanjian
ini berakhir, maka Pihak Pertama akan menerbitkan Berita Acara Serah Terima Kedua untuk Pihak Kedua
dengan ketentuan setelah Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek telah menerbitkan berita acara akhir untuk
Pihak Pertama.

2. Pada saat diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Kedua, kepada Pihak Kedua diharuskan menyerahkan
kepada Pihak Pertama surat jaminan (waranty) baik manufacture maupun aplicator hasil Pekerjaan dengan
jangka waktu sesuai persyaratan perjanjian utama sejak tanggal Serah Terima Pertama.

PASAL 26
GANTI KERUGIAN
1. Apabila Pihak Kedua lalai atau gagal dalam menyelesaikan Pekerjaan sehingga Pihak Kedua tidak
menepati jangka waktu penyelesaian Pekerjaan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 ayat 1 Perjanjian ini,
maka Pihak Pertama berhak mendapat ganti rugi sebesar 0,1% (nol koma satu persen) dari Harga
Pekerjaan untuk setiap hari keterlambatan dengan batas maksimum sebesar 5% (lima persen) dari Harga
Pekerjaan.

2. Pelaksanaan pembayaran ganti rugi tersebut dalam ayat 1 Pasal ini akan dilakukan dengan cara sebagaimana
ditentukan dalam Pasal 35 Perjanjian ini.
3. Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini tidak berlaku apabila keterlambatan dimaksud
disebabkan oleh keadaan memaksa/force majeure.

PASAL 27
DENDA KELALAIAN
1. Apabila dalam jangka waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan tidak
masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan Pihak Kedua,
maka segala risiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.

2. Pihak Kedua membebaskan Pihak Pertama dari segala tuntutan para tenaga kerja yang terkait dengan
pelaksanaan perjanjian ini baik didalam maupun diluar pengadilan.

3. Bilamana selama Pihak Kedua melaksanakan pekerjaan ini menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga, maka
kerugian sepenuhnya ditanggung oleh Pihak Kedua.

PASAL 28
PENGAMBILALIHAN PEKERJAAN

1. Pihak Kedua harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah
disepakati bersama.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


17 / 20
2. Pihak Pertama akan memberikan peringatan tertulis kepada Pihak Kedua apabila terjadi keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan dan selanjutnya Pihak Kedua harus melaksanakan upaya-upaya percepatan
pelaksanaan pekerjaan.

3. Pihak Pertama berhak mengambil alih sebagian atau keseluruhan pekerjaan apabila Pihak kedua tidak
menunjukan upaya-upaya percepatan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung sejak surat
peringatan diterbitkan.

4. Apabila terjadi pengambilalihan sebagian atau keseluruhan pekerjaan oleh Pihak Pertama, maka seluruh
biaya yang dikeluarkan oleh Pihak Pertama atas pengambilalihan tersebut menjadi beban Pihak Kedua
dan akan dipotongkan langsung pada tagihan.

PASAL 29
KEADAAN MEMAKSA / FORCE MAJEURE

1. Keadaan memaksa/force majeure ialah suatu keadaan atau hal-hal yang terjadi diluar kekuasaan dan tidak
dapat di tanggulangi oleh Pihak Kedua dan/atau Pihak Pertama ataupun oleh pihak lain yang profesional
seperti : banjir, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, tanah longsor, kebakaran atau bencana alam
lainnya. Peperangan, pemberontakan, huru-hara umum.
yang bersifat memaksa dan mempunyai akibat langsung terhadap jangka waktu penyelesaian Pekerjaan
sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 10 ayat 1 Perjanjian ini serta dapat disetujui oleh Pihak Pertama.

2. Apabila keadaan memaksa/force majeure tersebut dalam ayat 1 Pasal ini terjadi, maka Pihak Kedua harus
memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Pertama tidak lebih dari 3 x 24 jam terhitung sejak terjadinya
keadaan memaksa tersebut dengan disertai bukti-bukti yang sah sebagai pendukung.

3. Sehubungan dengan pemberitahuan tersebut dalam ayat 2 Pasal ini, maka secara tertulis Pihak Pertama
akan menyetujui atau menolak terhadap terjadinya keadaan memaksa/force majeure dalam jangka waktu 7 x
24 jam terhitung sejak diterimanya pemberitahuan tersebut atau menyesuaikan dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Keputusan Pemerintah Republik Indonesia (instansi pemerintah yang terkait).

4. Pihak Pertama pada dasarnya hanya mempertimbangkan penambahan terhadap jangka waktu penyelesaian
Pekerjaan sebagai akibat terjadinya keadaan memaksa/ force majeure dengan ketentuan penambahan waktu
yang diberikan tersebut tidak melebihi perpanjangan waktu yang didapat Pihak Pertama dari Konsultan
Pengawas/Pemilik Proyek.

PASAL 30
BERAKHIRNYA PERJANJIAN UTAMA

Karena Perjanjian ini bersifat accessoir (ekor) dari Perjanjian Utama, maka dengan berakhirnya Perjanjian Utama
demi hukum Perjanjian ini juga berakhir, Demikian pula apabila Pemilik Proyek melakukan pembatalan atau
pengakhiran Perjanjian Utama kepada Pihak Pertama, maka demi hukum Perjanjian ini juga dianggap berakhir
yang dengan tanpa ada hak atau klaim terhadap kerugian atau pengeluaran biaya lainnya dari Pihak Kedua,
namun demikian Pihak Kedua tetap berhak terhadap pembayaran dari Pihak Pertama atas jumlah uang yang
sebanding dengan nilai Pekerjaan yang telah dilaksanakan.

PASAL 31
PENGAKHIRAN PERJANJIAN OLEH PIHAK PERTAMA

1. Pihak Pertama berhak secara penuh dan sepihak untuk melakukan pengakhiran atau pembatalan Perjanjian
ini dengan terlebih dahulu melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada Pihak Kedua, apabila:
1.1. Pihak Kedua dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender berturut-turut tetap tidak melaksanakan Pekerjaan
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 10 ayat 1 Perjanjian ini, dan/atau

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


18 / 20
1.2. Pihak Kedua gagal atau lalai dalam melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan dalam Perjanjian ini atau gagal/lalai memenuhi persyaratan atau perintah yang ditetapkan
oleh Pihak Pertama atau Konsultan Pengawas sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan, dan/atau

1.3. Pihak Kedua gagal atau lalai dalam memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pihak Pertama atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku sehubungan dengan pelaksanaan pencegahan kecelakaan
dalam pelaksanaan Pekerjaan, dan/atau

1.4. Pihak Kedua telah mengalihkan sebagian atau seluruh Pekerjaan kepada pihak lain tanpa persetujuan
tertulis dari Pihak Pertama sebagaimana ditentukan dalam Pasal 9 Perjanjian ini, dan/atau

1.5. Pihak Kedua diharuskan membayar ganti rugi sampai jumlah maksimum sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 26 ayat 1, dan atau

1.6. Pihak Kedua berdasarkan penilaian Pihak Pertama nyata-nyata tidak dapat melaksanakan atau
menyelesaikan Pekerjaan, dan/atau

1.7. Pihak Kedua dinyatakan bangkrut/pailit atau surat ijin usahanya dicabut atau dinyatakan tidak berlaku
lagi oleh instansi yang berwenang, dan/atau

1.8. Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek melakukan penundaan terhadap pelaksanaan pekerjaan


sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Utama lebih dari 2 (dua) bulan kalender.

2. Berdasarkan surat pengakhiran atau pembatalan Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini,
maka Pihak Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama semua arsip gambar Pekerjaan baik yang
sudah, sedang atau belum dilaksanakan berikut perhitungan-perhitungan dan keterangan-keterangan yang
berkaitan dengan Pekerjaan, oleh karenanya Pihak Pertama berhak untuk:
2.1. Melanjutkan pelaksanaan atau memperbaiki Pekerjaan yang dilaksanakan Pihak Kedua dengan
menggunakan seluruh atau sebagian bahan/material yang diadakan oleh Pihak Kedua atau semua
peralatan/perlengkapan baik yang disewa atau dimiliki oleh Pihak Kedua yang akan atau telah
diadakan dan berada di Lokasi Proyek atau Lokasi Pekerjaan, dan/atau

2.2. Menunjuk pihak lain untuk melanjutkan, menyelesaikan dan memelihara Pekerjaan, dan/atau

2.3. Menerima dan meminta kembali atau menuntut langsung terhadap semua kerugian yang dialami,
berikut biaya/ongkos yang dikeluarkannya kepada Pihak Kedua dengan cara melakukan pengurangan
atau pemotongan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 35 Perjanjian, dan/atau

2.4. Menahan atau menuntut pembayaran dari jaminan berupa bank garansi yang diberikan oleh Pihak
Kedua serta melakukan pengurangan atau pemotongan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 35
Perjanjian ini.

3. Pihak Pertama akan melaksanakan pembayaran kepada Pihak Kedua atas sejumlah nilai Prestasi
Pekerjaan yang telah dilaksanakan dan yang belum dibayarkan oleh Pihak Pertama. Perhitungan terhadap
nilai Prestasi Pekerjaan tersebut akan dilakukan oleh kedua belah pihak yang kemudian dinyatakan dalam
suatu berita acara yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

4. Sehubungan dengan terjadinya pengakhiran/pembatalan Perjanjian ini sebagaimana tersebut dalam ayat 1
Pasal ini, Pihak Pertama berhak baik atas kemauannya sendiri atau atas permintaan Konsultan
Pengawas/Pemilik Proyek untuk menggunakan semua peralatan baik yang disewa atau yang dimiliki Pihak
Kedua yang berada di Lokasi Proyek atau Lokasi Pekerjaan.

PASAL 32
PENGABAIAN PERATURAN

Sehubungan dengan pelaksanaan pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud Pasal 30 Perjanjian ini, Pihak
Pertama dan Pihak Kedua sepakat dan setuju untuk mengabaikan atau mengenyampingkan atau tidak
mematuhi/menggunakan ketentuan yang diatur dalam Pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata.

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


19 / 20
PASAL 33
KEPATUHAN PADA PERATURAN YANG BERLAKU

1. Bilamana terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA harus
mematuhi ketentuan kontrak antara PIHAK PERTAMA dengan Pihak Owner yang berhubungan dengan
lingkup pekerjaan PIHAK KEDUA. Selain itu PIHAK KEDUA harus mematuhi dan tunduk pada peraturan
atau perundang-undangan yang berlaku sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini, termasuk peraturan
atau perundang-undangan yang mengatur tenaga kerja atau yang berkaitan dengan pencegahan terjadinya
kecelakaan.

2. Bilamana PIHAK KEDUA lalai, melanggar peraturan ayat 1 pasal ini maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab
atas segala tuntutan baik perdata maupun pidana dari PIHAK KETIGA dan membebaskan PIHAK
PERTAMA.

PASAL 34
PAJAK, CUKAI DAN PUNGUTAN

1. Pihak Kedua atas biayanya sendiri bertanggungjawab terhadap semua biaya atau ongkos yang dikeluarkan
untuk pajak, cukai dan pungutan lainnya yang menjadi kewajibannya sehubungan dengan pelaksanaan
Perjanjian ini.

2. Pihak Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama surat keterangan resmi yang menerangkan bahwa
Pihak Kedua tidak memiliki hutang pajak dari instansi yang berwenang paling lambat sebelum pelaksanaan
pembayaran Prestasi Pekerjaan yang pertama.

3. Semua persyaratan pajak yang berlaku dalam pelaksanaan Perjanjian ini juga berlaku bagi Pihak Kedua.

PASAL 35
PENGURANGAN TERHADAP TAGIHAN

Pihak Pertama berhak untuk melakukan pengurangan atau pemotongan secara langsung terhadap sejumlah
uang yang sudah dan/atau akan menjadi hak Pihak Kedua termasuk retensi dan jaminan yang telah
diserahkannya, sebesar atau sejumlah uang yang berdasarkan Perjanjian ini merupakan kewajiban dan
tanggungjawab Pihak Kedua, termasuk semua kerugian atau kehilangan atau apapun yang berkaitan dengan
pelaksanaan Pekerjaan, baik itu selama pelaksanaan Pekerjaan berlangsung atau pada saat
pengakhiran/pembatalan Perjanjian ini.

PASAL 36
PEMBERITAHUAN DAN KORESPONDENSI

1. Pihak Kedua wajib untuk memberitahukan secara berkala kepada Pihak Pertama semua keterangan atau
informasi atau perhitungan yang diperlukan dalam pelaksanaan Pekerjaan secara tertulis demi berhasilnya
pelaksanaan Pekerjaan, termasuk perubahan atau modifikasi metode pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan
oleh Pihak Kedua.

2. Berdasarkan kepatuhan Pihak Kedua dalam melaksanakan ketentuan yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini,
maka Pihak Pertama dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memperoleh penggantian dari
Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek sesuai dengan Perjanjian Utama, yang kemudian penggantian tersebut
akan menjadi dasar bagi Pihak Pertama untuk memberikan keputusan kepada Pihak Kedua.

3. Namun apabila Pihak Kedua mengabaikan atau melalaikan ketentuan tersebut dalam ayat 1 Pasal ini
sehingga mengakibatkan Pihak Pertama kehilangan kesempatan untuk mendapatkan penggantian dari
Konsultan Pengawas/Pemilik Proyek sesuai dengan Perjanjian Utama, maka Pihak Kedua juga akan
kehilangan kesempatan dimaksud dari Pihak Pertama.
HALAMAN PIHAK I PIHAK II
20 / 20
4. Dalam hal Pihak Kedua menerima perintah/instruksi langsung dari Konsultan Pengawas/ Pemilik Proyek
sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan, maka Pihak Kedua wajib untuk segera memberitahukan
terlebih dahulu kepada Pihak Pertama, namun apabila Pihak Kedua lalai atau tidak melaksanakan
kewajiban tersebut maka semua akibat yang timbul menjadi tanggungjawab Pihak Kedua.

PASAL 37
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila timbul sengketa atau perselisihan antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini, maka kedua belah pihak setuju untuk menyelesaikannya secara musyawarah dan
hasil yang dicapai dari musyawarah tersebut akan dinyatakan dalam suatu pernyataan tertulis yang secara
hukum bersifat mengikat dan harus ditanda-tangani oleh kedua belah pihak.

2. Apabila musyawarah sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal ini tidak tercapai penyelesaian, maka kedua
belah pihak sepakat menyerahkan perselisihan tersebut kepada suatu badan arbitrase untuk diselesaikan.

3. Badan arbitrase yang disepakati dan ditunjuk untuk menyelesaikan perselisihan tersebut sebagaimana
dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini adalah Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) yang berkedudukan di
Jakarta dan semua proses penyelesaian perselisihan tersebut berdasarkan prosedur dan peraturan Badan
Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) yang berlaku.

4. Setiap keputusan atau ketetapan yang dihasilkan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) secara hukum
bersifat mengikat baik untuk tingkat pertama dan terakhir, serta tidak dapat dilakukan banding ataupun
kasasi.

5. Jangka waktu penyelesaian perselisihan dan semua biaya yang timbul sehubungan dengan penyelesaian
perselisihan tersebut akan ditetapkan sesuai dengan ketentuan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

6. Selama perselisihan tersebut masih dalam proses penyelesaian, baik saat diselesaikan secara musyawarah
ataupun badan arbitrase, maka Pihak Kedua tidak diperkenankan untuk menunda atau menghentikan
pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian ini, kecuali jika ada persetujuan tertulis dari
Pihak Pertama.

PASAL 38
LAIN – LAIN

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam perjanjian ini atau segala perubahan-perubahan yang dipandang
perlu oleh kedua belah pihak sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan akan diatur lebih lanjut dalam suatu
amandemen Perjanjian yang ditandatangani kedua belah pihak dan memiliki kekuatan hukum yang sama
serta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini.

2. Apabila terdapat satu atau beberapa ketentuan yang tidak berlaku dalam Perjanjian ini atau dinyatakan cacat,
maka hal tersebut tidak akan membatalkan pelaksanaan Perjanjian ini dan/atau berlakunya ketentuan yang
tersisa lainnya.

PASAL 39
GRATIFIKASI

1. Berdasarkan etika pengadaan barang/jasa di lingkungan Pihak Pertama, berdasarkan Surat Edaran Direksi
Waskita No: 14/SE/WK/Dir/2014 tanggal 08 Agustus 2014 dan peraturan terkait lainnya, para pihak dilarang
untuk:
a. menawarkan, menerima atau menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah atau imbalan berupa
apa saja atau melakukan tindakan lainnya untuk mempengaruhi siapapun yang diketahui atau patut
dapat diduga berkaitan dengan pengadaan ini;

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


21 / 20
b. membuat dan/atau menyampaikan secara tidak benar dokumen dan/atau keterangan lain yang
disyaratkan untuk penyusunan dan pelaksanaan Kontrak ini.

2. Pihak Kedua menjamin bahwa yang bersangkutan dan seluruh pegawai/karyawannya, mitranya, dan Sub
Pihak Keduanya (jika ada) tidak akan melakukan tindakan yang dilarang di atas.

3. Pihak Kedua yang menurut penilaian Pihak Pertama terbukti melakukan larangan-larangan di atas dapat
dikenakan sanksi-sanksi administratif sebagai berikut:
a. pemutusan Kontrak;
b. Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Uang Muka dicairkan dan menjadi milik Pihak Pertama;
c. sisa uang muka harus dilunasi oleh Pihak Kedua; dan
d. dimasukkan dalam daftar hitam.

4. Pegawai/Karyawan Pihak Pertama yang terlibat dalam Korupsi dan penipuan sebagaiman diatur dalam pasal
ini, dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perusahaan pihak pertama dan peraturan perundang-undangan
lainnya yang berlaku

PASAL 40
KETENTUAN
PENUTUP

Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat dan mengakui Perjanjian ini berikut dokumen-dokumen dan lampiran-
lampirannya adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan mengikat kedua belah pihak.

Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli ditandatangani diatas materai yang cukup oleh kedua belah pihak
dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. WASKITA KARYA (Persero), Tbk PT. CAHAYA KATANGKA
DIVISI VI MANDIRI

Ir. GUNADI MUINSYIRAH MUIN, ST


Kepala Divisi Kuasa Direktur

HALAMAN PIHAK I PIHAK II


22 / 20

Anda mungkin juga menyukai