Along
2. Klimakterium
Apakah yang di maksud dengan masa Masa klimakterium merupakan masa
Klimakterium ? peralihan antara tahun-tahun reproduktif
akhir dan berakhir pada awal masa
senium, yaitu sekitar umur 40-65 tahun
(Purwoastuti, 2008).
Bagaimana Prevalensi Klimakterium Pada wanita masa klimakterium terjadi
masyarakat Indonesia ? perubahan-perubahan tertentu yang dapat
menyebabkan gangguan-gangguan ringan
sampai berat. Gangguan pada masa
klimakterium tidak selalu sama pada
setiap wanita, tetapi rata-rata munculnya
antara usia 40-50 tahun, namun terdapat
wanita yang sudah mengalami
klimakterium pada usia < 40 tahun
(Wiknjosastro, 2007).
Apa saja Etiologi dari Klimakterium ? Gejala yang tetap dan tersering adalah
gejolak panas dan keringat banyak.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala,
sukar tidur, berdebar debar, rasa
kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri
tulang dan otot. Perubahan fisik pada
wanita klimakterium yaitu karena
berkurangnya kadar estrogen dan
progesteron saat dan akhir klimakterium
yang menyebabkan lapisan dinding vagina
menjadi tipis dan lebih keras, serta
produksi cairan vagina turun,
menyebabkan rasa tidak nyaman saat
berhubungan yang pada akhirnya mereka
tidak lagi bergairah atau malas untuk
melakukan hubungan seksual atau
frekuensi hubungan seksual menurun.
Apabila keluhan dan gangguan yang
terjadi pada wanita masa klimakterium
tidak dapat diatasi akan dapat
menyebabkan ketidaknyamanan dan
kadang dapat berujung ketidakharmonisan
dalam menjalani kehidupan bersama
pasangannya (Nuryani, 2008).
Apa saja Manifestasi klinis dari Klimakterium bukan suatu keadaan
Kimakterium ? patologis, melainkan suatu masa peralihan
yang normal yang berlangsung pada masa
premenopause, menopause dan sesudah
menopause. Hal ini disebabkan oleh
karena ovarium menjadi tua, sehingga
hormon estrogen menurun dan hormon
gonadotropin meningkat, jumlah folikel
pada ovarium menurun waktu lahir sekitar
750.000 buah, pada waktu menopause
tinggal beberapa ribu buah yang lebih
resisten terhadap rangsangan
gonadotropin. Dengan demikian, siklus
ovarium yang terdiri atas pertumbuhan
folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus
luteum lambat laun berhenti. Pada wanita
diatas 40 tahun siklus haid untuk 25%
tidak disertai ovulasi, jadi bersifat
anovulatoar (Sarwono, 2006).
Bagaimana proses terjadinya Masa pramenopause sering dibarengi
Klimakterium pada Wanita ? dengan meningkatnya aktifitas yang
ditandai oleh gejala meningkatnya
rangsangan seksual. Selanjutnya akan
mengalami banyak masalah seksual pada
wanita masa pascamenopause karena
status fisik dari mukosa vagina, yang
harus memelihara kelembaban protektif
yang cukup dan memberikan pelumas
selama sanggama sedangkan mengalami
perubahan atrofik yang dapat
menyebabkan dispareunia, vaginitis,
vaginismus. Sehingga tak nyaman secara
fisik, dan hilang minat seksual (Kartono,
2007).
Apa saja Pencegahan yang dapat Ada beberapa cara dalam mengatasi
dilakukan untuk mengurangi resiko masalah pada premenopause diantaranya
tersebut? dengan meningkatkan kebugaran dan rutin
melakukan aktivitas dan latihan atau
olahraga, mengkonsumsi makanan sehat,
relaksasi, tidur cukup dan terapi hormon
(Ring, 2012).
Jelaskan asuhan keperawatan pada kasus Aktivitas latihan atau olahraga memegang
Klimakterium ? peranan penting dalam mengurangi gejala
menopause. Pada prinsipnya olahraga
merupakan suatu proses perubahan tubuh
ke arah yang lebih baik, yaitu untuk
meningkatkan fisologis tubuh,
kemampuan fungsional organ dan sistem
tubuh dan kualitasnya (Gunawan, 2020).
3. Trauma Melahirkan
Apa saja trauma yang bisa terjadi pasca pada umumnya adalah dispareunia, nyeri
melahirkan ? perineal, ketidaknyamanan luka insisi
termasuk di dalamnya tindakan
pembedahan, berkurangnya libido, kurang
lubrikasi pada vagina, perubahan citra
tubuh menjadi negatif serta anorgasme
yang dihubungkan dengan nyeri dan
trauma (Nasution, 2007).
Bagaimana Prevalensi Trauma Menurut laporan World Health
Melahirkan bagi para Wanita di dunia ? Organization (WHO) tahun 2014 AKI di
dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat
yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000
jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. AKI
di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran
hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran
hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran
hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran
hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran
hidup, dan Malaysia 39 per 100.000
kelahiran hidup (WHO, 2014).
Apa saja dampak dari trauma melahirkan Beberapa penelitian telah dilakukan di
bagi para Wanita ? Indonesia mengenai depresi postpartum,
penelitian Hamid (1997), yang
menemukan bahwa sekitar 30%-80%
wanita mengalami gejala kemurungan
setelah melahirkan, 20% mengalami
depresi pasca melahirkan. Adapun
kemurungan yang dimaksudkan adalah
berupa kesedihan, menangis, sangat lelah,
mudah tersinggung, dan sulit konsentrasi.
Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh faktor
biologis dan faktor psikologis termasuk
sikap negatif mengenai mengasuh anak,
riwayat kehidupan menegangkan,
perkawinan yang tidak harmonis, dan
kurangnya dukungan keluarga (Hamid,
1997).
Apa saja faktor yang menyebabkan persalinan sendiri sering terdapat
trauma kehamilan ? hambatan-hambatan yang dapat berisiko
buruk bagi ibu maupun bayinya. Ibu
hamil, terutama pada kehamilan pertama
dapat mengalami berbagai perasaan yang
bercampur aduk. Selain perasaan bahagia
yang tidak terlukiskan, juga kecemasan,
kekhawatiran, takut karena ia belum
pernah mengalami proses tersebut.
Menghadapi kelahiran bayi merupakan
pengalaman konkret yang dapat
menimbulkan kondisi psikologis tidak
stabil pada perempuan hamil pertama,
misalnya: perasaan tegang, khawatir atau
takut (Bobak, Lowdermilk & Jensen,
2005).
Bagaimana proses terjadinya trauma Pada periode pasca persalinan dapat terjadi
kehamilan pada Wanita? berbagai macam komplikasi seperti
perdarahan karena atonia uteri, retensio
plasenta, dan rupture perineum. Ruptur
perineum adalah perlukaan jalan lahir
yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik
menggunakan alat maupun tidak
menggunakan alat (Wiknjosastro,2008)
Apa saja Pencegahan yang dapat Diharapkan pada masyarakat khususnya
dilakukan untuk mengurangi resiko ibu hamil agar tumbuh kesadaran untuk
tersebut ? mengkonsumsi gizi seimbang selama
kehamilan serta melakukan senam hamil
secara teratur guna melatih otot perineum
saat persalinan, sehingga kejadian ruptur
perineum tidak terjadi( Asrianti, 2018).
Apa saja faktor penyebab terjadinya Namun, ada beberapa faktor resiko yang
kanker payudara ? bisa meningkatkan kemungkinan
terjadinya kanker payudara. Beberapa di
antaranya sebagai berikut: a. Riwayat
keluarga b. Faktor hormone c. Faktor
umur d. Pernah mengalami infeksi, trauma
atau benturan, operasi payudara akibat
tumor jinak, atau tumor ganas payudara
kontralateral e. Pernah menggunakan obat
hormonal yang lama, seperti terapi sulih
hormon dan pengobatan kemandulan
(infertilitas) f. Pemakai kontrasepsi oral
pada penderita tumor payudara jinak
seperti kelainan fibrokistik g. Pernah
mendapat radiasi sebelumnya pada
payudara atau dinding dada, misalnya
untuk pengobatan keloid h. Peningkatan
berat badan yang signifikan pada usia
dewasa(Dalimartha, 2004)
Jelaskan asuhan keperawatan pada kasus Penyakit reproduksi wanita yang paling
gangguan system reproduksi ? banyak ditemukan pada pasien BPJS
Kesehatan rawat inap di RS ini adalah
observasi suspek neoplasma
maligna/keganasan dengan penyakit
penyerta terbanyak adalah anemia, namun
untuk severity level RS sebagai kelas A
sebagian besar masih level I. Rerata klaim
INA-CBGs lebih rendah dari rerata tarif
rumah sakit (LIPI, 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Ibu Usia 40-50 Tahun. Jurnal Estu Utomo Health Science. Vol.2. No. 1. Boyolali:
Hamid, A.Y. S. (1997). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Penerbit EGC
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2005). Keperawatan Maternitas, Edisi
4. Jakarta: EGC.
Kedokteran, 4(2)
Dalimartha, S. 2004. Deteksi Dini Kanker Dan Simplisia Anti Kanker. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Laras, L. (2009). “Analisis Faktor Pendidikan Pada Wanita Peserta Program Penapisan
kanker Leher Rahim Dengan Pendekatan “See and Threat”: Untuk Deteksi Lesi
Infertilitas. 2013. 22 p.
Mintarsih, W., & Patimah, S. (2018). Rancangan Media Booklet Persiapan Menstruasi.
April, 129–133.
Rianti, E., Ayu Tirtawati, G., & Novita, H. (2011). Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan risiko kanker payudara wanita. Jurnal Health Quality, 3(1), 10–23.
Irvine DS. Epidemiology and aetiology of male infertility. Hum. Reprod. 1998;Vol
13(1):33-44.
Kaannegiesser, H. (1988). Conception in the yest tube. The IVF story: How Australia
Leads
Gunawan, E. (2020). Fisiologi Olahraga Latihan Indoor dan Outdoor. Myria Publisher
Mochtar. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. 3rd ed. Jakarta: ECG; 2010
Saefuddin A.B. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBPSP
kesehatan. 2011;I(2).
Wiknjosastro. Ilmu Bedah Kebidanan. 1st ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2008
Remennick, L. (2006). The challenge of early breast cancer detection among immigrant
and minority women in multicultural societies. Breast J., 12 (Suppl 1), S103-
S110.
Romito, F., Cormio, C., Giotta, F., Colucci, G., & Mattioli, V. (2012) Quality of life,
fatigue
and depression in Italian long-term breast cancer survivors. Support Care Cancer,
20, 2941– 2948
Ellis, E.O., Schnitt, S.J., S.-Garau, X., Bussolati, G., Tavassaoli, F.A., Eusebi, V.
Pathology
and Genetic of Tumours of The Breast and Female Genital Organs / WHO