Anda di halaman 1dari 19

PENUGASAN INDIVIDU I

BPKM Keperawatan Kesehatan Reproduksi

Along

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2022
1. Infertilisasi

Apa definisi Infertilitas? Menurut Davidson dan More (dalam


Syakbani, 2008), infertilitas adalah
ketidakmampuan untuk mengandung setelah
satu tahun berhubungan seksual secara
reguler tanpa kontrasepsi atau
ketidakmampuan untuk tetap mengandung
selama periode tertentu sampai berhasil
melahirkan janin hidup.
Bagaimana tingkat Prevalensi Infertilitas pada pasangan usia subur di
Infertilisasi masyarakat di Indonesia? seluruh dunia diperkirakan sekitar 50-80 juta.
Di Indonesia, 10-15% jumlah penduduk
mengalami infertilitas.(4) Prevalensi wanita
usia subur yang mengalami infertilitas
diperkirakan mencapai 6,08%. Prevalensi
infertilitas tertinggi terdapat JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN:
2356-3346)
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
203 pada usia 20-24 tahun sebanyak 21,3%.
Sedangkan prevalensi infertilitas terendah
pada usia 40-44 tahun yaitu 3,3% (Hiferi,
2013).
Apa saja yang menjadi Etiologi dari Kelainan dimulai dari gangguan hormonal,
Infertilisasi ? masalah fisik hingga magis diketahui bisa
menyebabkan infertilitas pada pria. Meskipun
banyak pilihan pengobatan namun banyak
kasus tidak dapat diatasi. Kebanyakan kasus
infertilitas pria disebabkan oleh kerusakan
testis yang berujung pada ketidakmampuan
testis untuk memproduksi sperma. Sekali
rusak, testis tidak akan dapat mengembalikan
kemampuannya untuk memproduksi sperma
(Irvine, 1998).
Apa saja Manifestasi klinis dari Mengetahui derajat infertilisasi pada pria dan
Infertilisasi? Wanita dapat dilakukan melalui 3
pemeriksaan utama, yaitu pemeriksaan fisik,
pemeriksaan varicocele, keberadaan vas
deferens ((Hidayat et al., n.d.)
Bagaimana proses terjadinya Penyebab utama subfertiliti (berkurangnya
infertilisasi pada pria dan Wanita? kapasitas untuk terjadinya konsepsi) pada
perempuan diklasifikasikan menjadi:
kerusakan ovum (ovulatory defect),
kegagalan pelvis (pelvic disorders), dan faktor
pria (male factor). Faktor tersebut 80-85%
didiagnosa pada pasangan infertil. 15% dari
pasangan memiliki lebih dari satu diagnosa.
Sekitar 20% pasangan, tidak diketahui
penyebabnya dan dikenal dengan istilah
infertilitas yang tidak dapat dijelaskan
(unexplained infertility) (Hiferi, 2013)
Apa yang dapat dilakukan untuk Pasangan infertil ditujukan bagi pasangan
mendeteksi dini dari Infertilisasi? yang sudah berhubungan intim secara teratur,
tidak menggunakan alat kontrasepsi, dan telah
menikah selama satu tahun tetapi isteri tidak
pernah hamil. Definisi ini didasarkan pada
bukti bahwa 75% - 85% pasangan secara
normal bisa hamil dalam jangka waktu 12
bulan (Kaannegiesser, 1988).
Apa saja Pencegahan yang dapat Status gizi juga dapat menyebabkan
dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya infertilitas dimana jika seorang
infertilistas ? wanita memiliki berat badan yang berlebih
(over weight) atau mengalami kegemukan
(obesitas), atau dengan istilah lain memiliki
tubuh 10% - 15% dari lemak tubuh normal,
maka wanita tersebut akan menderita
gangguan pertumbuhan folikel di ovarium
yang terkait dengan sebuah sindrom yaitu
Sindrom Ovarium Poli Kistik (SPOK).
Sindrom ini juga terkait erat dengan resistensi
insulin dan diabetes mellitus. Disamping berat
badan yang berlebih maka berat badan yang
sangat rendah juga dapat mengganggu fungsi
fertilisasi seorang Wanita (Sibagariang,
2011).
Bagaimana Penatalaksanaannya Cara seseorang berespon dalam menghadapi
seperti apa pada penyakit suatu hal atau fenomena yang ada disebut

tersebut ? sebagai sikap, sedangkan sikap sosial terjadi


karena adanya keterlibatan perasaan-perasaan
yang cenderung negatif terhadap objek yang
bersangkutan (Irwanto, 2002).

Jelaskan asuhan keperawatan pada Stres yang disebabkan oleh infertilitas


kasus infertilisasi ? mengharuskan individu untuk kembali
menemukan identitas dirinya, sebab diagnosa
infertil dapat menyebabkan individu
mengembangkan persepsi diri terhadap
identitas infertilnya (Irwanto, 2009).

2. Klimakterium
Apakah yang di maksud dengan masa Masa klimakterium merupakan masa
Klimakterium ? peralihan antara tahun-tahun reproduktif
akhir dan berakhir pada awal masa
senium, yaitu sekitar umur 40-65 tahun
(Purwoastuti, 2008).
Bagaimana Prevalensi Klimakterium Pada wanita masa klimakterium terjadi
masyarakat Indonesia ? perubahan-perubahan tertentu yang dapat
menyebabkan gangguan-gangguan ringan
sampai berat. Gangguan pada masa
klimakterium tidak selalu sama pada
setiap wanita, tetapi rata-rata munculnya
antara usia 40-50 tahun, namun terdapat
wanita yang sudah mengalami
klimakterium pada usia < 40 tahun
(Wiknjosastro, 2007).
Apa saja Etiologi dari Klimakterium ? Gejala yang tetap dan tersering adalah
gejolak panas dan keringat banyak.
Keluhan lain dapat berupa sakit kepala,
sukar tidur, berdebar debar, rasa
kesemutan di tangan dan kaki, serta nyeri
tulang dan otot. Perubahan fisik pada
wanita klimakterium yaitu karena
berkurangnya kadar estrogen dan
progesteron saat dan akhir klimakterium
yang menyebabkan lapisan dinding vagina
menjadi tipis dan lebih keras, serta
produksi cairan vagina turun,
menyebabkan rasa tidak nyaman saat
berhubungan yang pada akhirnya mereka
tidak lagi bergairah atau malas untuk
melakukan hubungan seksual atau
frekuensi hubungan seksual menurun.
Apabila keluhan dan gangguan yang
terjadi pada wanita masa klimakterium
tidak dapat diatasi akan dapat
menyebabkan ketidaknyamanan dan
kadang dapat berujung ketidakharmonisan
dalam menjalani kehidupan bersama
pasangannya (Nuryani, 2008).
Apa saja Manifestasi klinis dari Klimakterium bukan suatu keadaan
Kimakterium ? patologis, melainkan suatu masa peralihan
yang normal yang berlangsung pada masa
premenopause, menopause dan sesudah
menopause. Hal ini disebabkan oleh
karena ovarium menjadi tua, sehingga
hormon estrogen menurun dan hormon
gonadotropin meningkat, jumlah folikel
pada ovarium menurun waktu lahir sekitar
750.000 buah, pada waktu menopause
tinggal beberapa ribu buah yang lebih
resisten terhadap rangsangan
gonadotropin. Dengan demikian, siklus
ovarium yang terdiri atas pertumbuhan
folikel, ovulasi, dan pembentukan korpus
luteum lambat laun berhenti. Pada wanita
diatas 40 tahun siklus haid untuk 25%
tidak disertai ovulasi, jadi bersifat
anovulatoar (Sarwono, 2006).
Bagaimana proses terjadinya Masa pramenopause sering dibarengi
Klimakterium pada Wanita ? dengan meningkatnya aktifitas yang
ditandai oleh gejala meningkatnya
rangsangan seksual. Selanjutnya akan
mengalami banyak masalah seksual pada
wanita masa pascamenopause karena
status fisik dari mukosa vagina, yang
harus memelihara kelembaban protektif
yang cukup dan memberikan pelumas
selama sanggama sedangkan mengalami
perubahan atrofik yang dapat
menyebabkan dispareunia, vaginitis,
vaginismus. Sehingga tak nyaman secara
fisik, dan hilang minat seksual (Kartono,
2007).
Apa saja Pencegahan yang dapat Ada beberapa cara dalam mengatasi
dilakukan untuk mengurangi resiko masalah pada premenopause diantaranya
tersebut? dengan meningkatkan kebugaran dan rutin
melakukan aktivitas dan latihan atau
olahraga, mengkonsumsi makanan sehat,
relaksasi, tidur cukup dan terapi hormon
(Ring, 2012).

Jelaskan asuhan keperawatan pada kasus Aktivitas latihan atau olahraga memegang
Klimakterium ? peranan penting dalam mengurangi gejala
menopause. Pada prinsipnya olahraga
merupakan suatu proses perubahan tubuh
ke arah yang lebih baik, yaitu untuk
meningkatkan fisologis tubuh,
kemampuan fungsional organ dan sistem
tubuh dan kualitasnya (Gunawan, 2020).

3. Trauma Melahirkan

Apa saja trauma yang bisa terjadi pasca pada umumnya adalah dispareunia, nyeri
melahirkan ? perineal, ketidaknyamanan luka insisi
termasuk di dalamnya tindakan
pembedahan, berkurangnya libido, kurang
lubrikasi pada vagina, perubahan citra
tubuh menjadi negatif serta anorgasme
yang dihubungkan dengan nyeri dan
trauma (Nasution, 2007).
Bagaimana Prevalensi Trauma Menurut laporan World Health
Melahirkan bagi para Wanita di dunia ? Organization (WHO) tahun 2014 AKI di
dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika Serikat
yaitu 9300 jiwa, Afrika Utara 179.000
jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. AKI
di negara-negara Asia Tenggara yaitu
Indonesia 214 per 100.000 kelahiran
hidup, Filipina 170 per 100.000 kelahiran
hidup, Vietnam 160 per 100.000 kelahiran
hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran
hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran
hidup, dan Malaysia 39 per 100.000
kelahiran hidup (WHO, 2014).
Apa saja dampak dari trauma melahirkan Beberapa penelitian telah dilakukan di
bagi para Wanita ? Indonesia mengenai depresi postpartum,
penelitian Hamid (1997), yang
menemukan bahwa sekitar 30%-80%
wanita mengalami gejala kemurungan
setelah melahirkan, 20% mengalami
depresi pasca melahirkan. Adapun
kemurungan yang dimaksudkan adalah
berupa kesedihan, menangis, sangat lelah,
mudah tersinggung, dan sulit konsentrasi.
Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh faktor
biologis dan faktor psikologis termasuk
sikap negatif mengenai mengasuh anak,
riwayat kehidupan menegangkan,
perkawinan yang tidak harmonis, dan
kurangnya dukungan keluarga (Hamid,
1997).
Apa saja faktor yang menyebabkan persalinan sendiri sering terdapat
trauma kehamilan ? hambatan-hambatan yang dapat berisiko
buruk bagi ibu maupun bayinya. Ibu
hamil, terutama pada kehamilan pertama
dapat mengalami berbagai perasaan yang
bercampur aduk. Selain perasaan bahagia
yang tidak terlukiskan, juga kecemasan,
kekhawatiran, takut karena ia belum
pernah mengalami proses tersebut.
Menghadapi kelahiran bayi merupakan
pengalaman konkret yang dapat
menimbulkan kondisi psikologis tidak
stabil pada perempuan hamil pertama,
misalnya: perasaan tegang, khawatir atau
takut (Bobak, Lowdermilk & Jensen,
2005).
Bagaimana proses terjadinya trauma Pada periode pasca persalinan dapat terjadi
kehamilan pada Wanita? berbagai macam komplikasi seperti
perdarahan karena atonia uteri, retensio
plasenta, dan rupture perineum. Ruptur
perineum adalah perlukaan jalan lahir
yang terjadi pada saat kelahiran bayi baik
menggunakan alat maupun tidak
menggunakan alat (Wiknjosastro,2008)
Apa saja Pencegahan yang dapat Diharapkan pada masyarakat khususnya
dilakukan untuk mengurangi resiko ibu hamil agar tumbuh kesadaran untuk
tersebut ? mengkonsumsi gizi seimbang selama
kehamilan serta melakukan senam hamil
secara teratur guna melatih otot perineum
saat persalinan, sehingga kejadian ruptur
perineum tidak terjadi( Asrianti, 2018).

4. Kanker Payudara dan Organ-Organ Reproduksi

Apa pengertian Kanker ? Kanker payudara merupakan suatu


gambaran pertumbuhan yang ganas dari
sel epitel yang membatasi duktus atau
lobus payudara. Awalnya sel kanker
berkembang sebagai suatu hiperplasia sel
dengan perkembangan sel-sel yang
atipikal. Perkembangan selanjutnya sel ini
berubah menjadi karsinoma insitu dan
menginvasi stoma (Price & Wilson, 2009).
Bagaimana Prevalensi Kanker payudara Kanker payudara merupakan masalah
dan organ reproduksi bagi masyarakat ? besar di Indonesia maupun di negara lain.
Jumlah kasus baru di Amerika Serikat
pada tahun 2003 mencapai 211.300 orang
dan 39.800 pasien meninggal akibat
kanker payudara pada tahun yang sama.
Kanker payudara di Indonesia berada di
urutan kedua sebagai kanker yang paling
sering ditemukan pada perempuan, setelah
kanker mulut rahim. Penelitian di Jakarta
Breast Cancer pada April 2001 sampai
April 2003 menunjukan bahwa dari 2.834
orang memeriksakan benjolan di
payudaranya, 2.229 diantaranya (78%)
merupakan tumor jinak, 368 orang (13%)
terdiagnosis kanker payudara dan sisanya
merupakan infeksi dan kelainan bawaan
payudara (Djoerban, 2003).
Apa saja etiologi dari kanker payudara ? Ciri-ciri dari kanker payudara yaitu
adanya rasa sakit pada payudara, benjolan
pada payudara semakin membesar, kulit
payudara meneriput seperti kulit jeruk, dan
terkadang keluar cairan atau darah dari
puting susu (Romito et al, 2012).
Apa saja faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
kualitas hidup penderita kanker hidup penderita kanker payudara meliputi:
payudara ? usia, jenis kelamin, pekerjaan dan
pendidikan, jenis terapi yang dijalani,
stadium, dukungan keluarga dan fungsi
sosial (WHO, 2004).
Bagaimana proses terjadinya kanker Kanker payudara adalah pertumbuhan sel
payudara dan organ reproduksi ? yang abnormal pada jaringan payudara
seseorang. Payudara wanita terdiri dari
lobulus (kelenjar susu), duktus (saluran
susu), lemak dan jaringan ikat, pembuluh
darah dan limfe. Sebagian besar kanker
payudara bermula pada sel-sel yang
melapisi duktus (kanker duktal), beberapa
bermula di lobulus (kanker lobular), serta
sebagian kecil bermula di jaringan lain
(Ellis, 2003).
Apa yang dapat dilakukan untuk Deteksi dini kanker payudara melalui
mendeteksi dini kanker payudara dan mamografi dapat meningkatkan
oragan reproduksi ? kesempatan untuk bertahan hidup.
Mamografi dapat mengidentifikasi kanker
untuk beberapa tahun dan merupakan
metode pemeriksaan kanker payudara
yang paling efektif saat ini (Keles, 2011)
Apa saja Pencegahan yang dapat Tindakan deteksi dini kanker payudara
dilakukan untuk mengurangi resiko dengan metode SADARI termasuk dalam
tersebut? kategori tindakan pencegahan penyakit.
Hasil analisis nilai odd ratio menunjukan
semakin rutin melakukan SADARI maka
dapat terhindar dari keterlambatan dalam
melakukan pemeriksaan awal kanker
payudara ke pelayanan kesehatan. Orang
yang tidak pernah melakukan SADARI
mempunyai risiko 11,08 kali dan orang
yang tidak rutin/ jarang melakukan
SADARI mempunyai risiko 5,18 kali
untuk mengalami keterlambatan
melakukan pemeriksaan awal kanker
payudara ke pelayanan kesehatan
dibandingkan orang yang rutin melakukan
deteksi dini SADARI setiap bulan(Gusti
Ayu Resa Dyanti, 2016).

Apa saja faktor penyebab terjadinya Namun, ada beberapa faktor resiko yang
kanker payudara ? bisa meningkatkan kemungkinan
terjadinya kanker payudara. Beberapa di
antaranya sebagai berikut: a. Riwayat
keluarga b. Faktor hormone c. Faktor
umur d. Pernah mengalami infeksi, trauma
atau benturan, operasi payudara akibat
tumor jinak, atau tumor ganas payudara
kontralateral e. Pernah menggunakan obat
hormonal yang lama, seperti terapi sulih
hormon dan pengobatan kemandulan
(infertilitas) f. Pemakai kontrasepsi oral
pada penderita tumor payudara jinak
seperti kelainan fibrokistik g. Pernah
mendapat radiasi sebelumnya pada
payudara atau dinding dada, misalnya
untuk pengobatan keloid h. Peningkatan
berat badan yang signifikan pada usia
dewasa(Dalimartha, 2004)

5. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan gangguan sistem


Reproduksi (rujukan, PMO, Gakin, Jamkesmas)

Apakah yang dimaksud dengan penyakit Penyakit reproduksi merupakan suatu


sistem reproduksi ? disfungsi atau gangguan pada saluran
reproduksi, yang disebabkan oleh berbagai
faktor termasuk kehamilan, aborsi,
persalinan, atau perilaku seksual.1 Saluran
reproduksi wanita terdiri dari ovarium,
uterus, serviks, dan vagina. (Tehrani,
2011)
Bagaimana Prevalensi gangguan system Gambaran kesehatan reproduksi
reproduksi bagi masyarakat dunia? perempuan di Indonesia meliputi
prevalensi kanker di Indonesia sebesar 1,4
per 1.000 penduduk (Riskesdas, 2013).
Penyakit ini menjadi penyebab kematian
nomor 7 dari dari seluruh penyebab
kematian (Riskesdas, 2013). Selain itu di
Indonesia estimasi insidens penyakit
kanker payudara sebesar 40 per 100.000
perempuan dan 17 per 100.000 perempuan
pada kanker Rahim (Globocan, 2012).
Apa saja Etiologi dari gangguan sistem Ada beberapa hal yang menandakan
reproduksi ? seseorang telah mengalami gangguan pada
system reproduksi, diantaranya yang
sering muncul berupa perubahan
menstruasi, nyeri panggul, atau
kemandulan. Kanker yang timbul di
jaringan reproduksi lebih sering terjadi
pada usia reproduksi akhir atau
menopause dengan angka kematian yang
tinggi dan insiden metastasis yang tinggi
saat didiagnosis(Erika, 2018).
Apa saja Manifestasi klinis dari gangguan tanda dan gejala yang dapat terjadi pada
system reproduksi ? kasus kista ovarium adalah nyeri pada saat
menstruasi, nyeri perut (di bagian bawah)
nyeri pada saat berhubungan badan, nyeri
pada punggung yang terkadang dapat
menjalar ke kaki, nyeri pada saat berkemih
dan nyeri pada saat buang air besar.
Diagnosa yang muncul pada salah satu
seorang pasien kanker ovarium adalah
yaitu gangguan rasa nyaman nyeri,
gangguan personal hygiene, kurang
pengetahuan, resti infeksi(Ade, 2020)
Apa saja faktor yang dapat menyebabkan Masalah lain adalah perdagangan
adanya penyakit pada sistem reproduksi ? perempuan, diperkirakan sekitar 2-3 juta
perempuan diperdagangkan diberbagai
penjuru dunia pertahunnya dan paling
sedikit satu diantara 5 penduduk
perempuan dalam kehidupannya pernah
mengalami kekerasan fisik atau seksual
yang dilakukan oleh laki-laki (Pinem,
2009). Data-data diatas menggambarkan
perempuan Indonesia beresiko terhadap
berbagai masalah kesehatan, dan upaya-
upaya promosi dan prevensi kesehatan
wanita pada kelompok wanita sehat sangat
dibutuhkan mengingat selama ini
kelompok sehat ini kurang memperoleh
perhatian dalam upaya kesehatan
masyarakat. Padahal kelompok orang
sehat di suatu komunitas sekitar 80-85 %
dari populasi. Promosi dan prevensi yang
dapat dilakukan sebagai upaya
meningkatkan kondisi kesehatan wanita
antara lain pemeriksaan payudara sendiri,
pemeriksaan vagina sendiri, pap smear,
konsultasi KB, latihan kegel dan
pencegahan kekerasan perempuan
(Durham, R., & Chapman, L, 2014).
Apa saja Pencegahan yang dapat Kita dapat Memberikan edukasi untuk
dilakukan untuk mengurangi resiko mencegah kondisi penyakit dimasa yang
tersebut? akan dating dengan cara mengurangi
aktivitas yang terlalu berat, memeriksakan
diri pada pelayanan kesehatan khusunya
dokter kandungan biasanya pasien
disarankan harus mengkonsumsi
kontrasepsi oral berupa pil KB sesuai
dosis yang dianjurkan dokter, karena Pil
ini dapat mengatur siklus haid dan
mencegah pembentukan folikel yang
berlanjut menjadi kista, dan mengurangi
ukuran kista, menjaga pola hidup sehat
dalam makanan dan menjaga kebersihan
tubuh terutama organ keawanitaan dan
olahraga teratur(Guthrie, 1977)

Jelaskan asuhan keperawatan pada kasus Penyakit reproduksi wanita yang paling
gangguan system reproduksi ? banyak ditemukan pada pasien BPJS
Kesehatan rawat inap di RS ini adalah
observasi suspek neoplasma
maligna/keganasan dengan penyakit
penyerta terbanyak adalah anemia, namun
untuk severity level RS sebagai kelas A
sebagian besar masih level I. Rerata klaim
INA-CBGs lebih rendah dari rerata tarif
rumah sakit (LIPI, 2020).

6. Pengkajian dan Promosi Kesehatan Wanita

Apa pengertian Kesehatan reproduksi? kesehatan reproduksi adalah keadaan


sehat secara fisik, mental, dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata bebas dari
penyakit atau kecacatan yang berkaitan
dengan sistem, fungsi, dan proses,
reproduksi.
Bagaimana pengetahuan Wanita terhadap Masalah kesehatan ibu berkaitan erat
Kesehatan organ reproduksi ? dengan masalah kesehatan reproduksi
yang mencakup informasi dan edukasi
yang komprehensif mengenai seksualitas,
kontrasepsi, akses kepada aborsi legal
dan aman, diagnosis Infeksi Menular
Seksual (IMS) dan HIV/AIDS. Tingginya
AKI dan rendahnya tingkat pemahaman
akan kesehatan reproduksi merupakan
indicator lemahnya pemerintah dalam
melindungi , dan memenuhi hak warga
Negara atas kesehatan reproduksi (Laras,
2009).
Bagaimana Prevalensi pengetahuan Hasil penelitian dari partisipasi
masyarakat terhadap Kesehatan organ masyarakat berupa aspek perencanaan
reproduksi ? pengambilan keputusan, pelaksanaan
kegiatan pembangunan, pemantauan dan
evaluasi pembangunan serta pemanfaatan
hasil-hasil pembangunan dengan melihat
indikator norma-norma berada pada
kualifikasi baik dengan rata-rata
persentase 65,3%. Indikator nilai
kepercayaan berada pada kualifikasi baik
dengan rata-rata persentase 67,7%.
Indikator sikap berada pada kualifikasi
kurang baik dengan rata-rata persentase
49,1% (Abas, 2009)
Apa saja Pencegahan yang dapat diperlukan satu upaya promosi kesehatan
dilakukan untuk mengurangi resiko reproduksi pada remaja perempuan
tersebut? tentang persiapan menstruasi, sehingga
remaja memiliki pengetahuan yang
memadai tentang persiapan menstruasi.
Jika remaja perempuan memiliki
pengetahuan yang memadai, akan
memiliki kesiapan secara fisik dan
psikologis jika suatu saat mengalami
menstruasi serta paham tentang dampak
yang akan terjadi setelah mengalami
menstruasi menstruasi (Mintarsih et al.,
2018)

DAFTAR PUSTAKA

Purwoastuti, Endang. 2008. Kanker Payudara Pencegah Deteksi Dini. Yogyakarta:


Kanisius.

Nuryani. 2008. Hubungan Pengetahuan tentang Klimakterium dengan Tingkat


Kecemasan

Ibu Usia 40-50 Tahun. Jurnal Estu Utomo Health Science. Vol.2. No. 1. Boyolali:

LP2M Akbid Estu Utomo Boyolali.

Kartono, Kartini. 2007. Psikologi Wanita. Bandung: Mandar Maju.

Hamid, A.Y. S. (1997). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:

Penerbit EGC

Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. D. (2005). Keperawatan Maternitas, Edisi

4. Jakarta: EGC.

Djoerban, Z. 2003. Kanker Payudara:Yang Penting dan Perlu Diketahui. Medicinal:Jurnal

Kedokteran, 4(2)

Dalimartha, S. 2004. Deteksi Dini Kanker Dan Simplisia Anti Kanker. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Laras, L. (2009). “Analisis Faktor Pendidikan Pada Wanita Peserta Program Penapisan

kanker Leher Rahim Dengan Pendekatan “See and Threat”: Untuk Deteksi Lesi

Pra Kanker Dengan Terapi Beku”. FK UI.

Abas. 2009, Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Untuk Pelayanan Di Rumah


Sakit

Umum Daerah. Abasnr.blogspot.com. (2 April 2015)

Hiferi, Perfitri, IAUI, POGI. Konsensus Penanganan Infertilitas. Konsensus Penanganan

Infertilitas. 2013. 22 p.

Hidayat, F., & Firman, S. (n.d.). 08 195Infertilitas Pria Akibat Kerja.

Mintarsih, W., & Patimah, S. (2018). Rancangan Media Booklet Persiapan Menstruasi.
April, 129–133.

Rianti, E., Ayu Tirtawati, G., & Novita, H. (2011). Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan risiko kanker payudara wanita. Jurnal Health Quality, 3(1), 10–23.

Irvine DS. Epidemiology and aetiology of male infertility. Hum. Reprod. 1998;Vol

13(1):33-44.

Kaannegiesser, H. (1988). Conception in the yest tube. The IVF story: How Australia
Leads

the World. Melbourne: Macmillan Company.

Ring, M. (2012). The Natural Menopause Solution. Rodale

Gunawan, E. (2020). Fisiologi Olahraga Latihan Indoor dan Outdoor. Myria Publisher

Mochtar. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. 3rd ed. Jakarta: ECG; 2010

Saefuddin A.B. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: YBPSP

Nasution N. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Ruptur Perineum pada

Ibu Bersalin Di RSU Dr.Pirngadi Medan Periode Januari-Desember 2007: J

kesehatan. 2011;I(2).

Wiknjosastro. Ilmu Bedah Kebidanan. 1st ed. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 2008

Remennick, L. (2006). The challenge of early breast cancer detection among immigrant

and minority women in multicultural societies. Breast J., 12 (Suppl 1), S103-
S110.

Rasjidi, I. 2009. Pencegahan Kanker pada Wanita. Jakarta : Sagung Seto

Romito, F., Cormio, C., Giotta, F., Colucci, G., & Mattioli, V. (2012) Quality of life,
fatigue

and depression in Italian long-term breast cancer survivors. Support Care Cancer,
20, 2941– 2948

Ellis, E.O., Schnitt, S.J., S.-Garau, X., Bussolati, G., Tavassaoli, F.A., Eusebi, V.
Pathology

and Genetic of Tumours of The Breast and Female Genital Organs / WHO

Classification of Tumours. Washington: IARC Press; 2003. P.10, 34-6.

Tehrani FR, Simbar M, Abedini M. Reproductive Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Pelayanan Kesehatan, Vol. 4, No. 2, Agustus 2020 59 morbidity among Iranian

women; issues often inappropriately addressed in health seeking behaviors. BMC

Public Health. 2011;11:1-8. doi:10.1186/1471-2458-11-863

Anda mungkin juga menyukai