id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Infertilitas
a. Definisi
Infertil adalah Suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum
mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual
sebanyak 2 – 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun (Djuwantono, 2008).
Infertilitas adalah penyakit yang didefinisikan sebagai kegagalan
untuk mencapai kehamilan setelah 6-12 bulan atau lebih melakukan
hubungan seksual tanpa pelindung (alat kontrasepsi), untuk wanita
diatas usia 35 tahun (United Health Care Services, 2016). Infertilitas
dikatakan penyakit didefinisikan sebagai “setiap penyimpangan atau
gangguan struktur normal atau fungsi dari setiap bagian, organ, atau
sistem tubuh sebagai manifestasi dari gejala, karakteristik, tanda-tanda,
etiologi, patologi dan prognosis yang diketahui maupun tidak diketahui
(American Society for Reproduktive Medicine, 2012)
Menurut the Practice Committee of the American Society for
Reproductive Medicine (ASRM), infertilitas didefinisikan sebagai suatu
kegagalan untuk mencapai kehamilan setelah satu tahun melakukan
hubungan seksual secara reguler atau teratur tanpa menggunakan alat
kontrasepsi (Wein et al., 2012).
Sedangkan menurut The International Committee for
Monitoring Assisted Reproductive Technology (ICMART) dan World
Health Organization (WHO) menyebutkan definisi infertilitas secara
klinis bahwa infertilitas merupakan suatu penyakit sistem reproduksi
yang ditetapkan dengan adanya kegagalan mencapai kehamilan klinis
setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara reguler
tanpa menggunakan alat kontrasepsi (Zegers et al, 2009). Definisi klinis
ini didesain sedemikiacnomrumpait tuontuuskerdapat mendeteksi
sejak dini dan
7
library.uns.ac.i digilib.uns.ac8.i
15%
57% 25%
3%
commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a1
5%
10%
35% Faktor Pria
15% Gangguan Tuba dan Pelvis Gangguan Ovulasi
Tidak dapat dijelaskan
Masalah yang tidak biasa
35%
10%
10%
40%Gangguan Ovulasi Gangguan Tuba dan Pelvis T
Masalah yang tidak biasa
40%
commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a1
commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a1
5. Masalah Ovarium
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi
hamil, ovumnya harus normal dan tidak boleh ada hambatan dalam
jalur lintasan sperma atau implantasi ovum yang telah dibuahi.
Dalam hal ini masalah ovarium yang dapat mempengaruhi
infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium
polikistik, endometriosis, atau riwayat pembedahan yang
mengganggu siklus ovarium (Haffner, 2008 dan Anwar, 2014)
d. Faktor Risiko Infertilitas
Menurut Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas
Indonesia (HIFERI), Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia
(PERFITRI), Ikatan Ahli Urologi Indonesia (IAUI), dan Perkumpulan
Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2013 dalam konsensus
penanganan infertilitas, faktor risiko infertilitas terdiri dari :
1. Gaya Hidup
a) Konsumsi alkohol
b) Merokok
c) Konsumsi Kafein
d) Berat badan
e) Olahraga
f) Stress
g) Suplementasi vitamin
h) Obat – obatan
i) Obat – obat herbal
2. Pekerjaan
Terdapat beberapa pekerjaan yang melibatkan paparan bahan
berbahaya bagi kesuburan seorang perempuan maupun laki-laki.
Setidaknya terdapat 104.000 bahan fisik dan kimia yang
berhubungan dengan pekerjaan yang telah teridentifikasi, namun
efeknya terhadap kesuburan, 95% belum dapat diidentifikasi. Bahan
yang telah teridentifikasi dapat mempengaruhi kesuburan
commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a1
1. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan atau artificial insemination dilakukan dengan
memasukkan cairan semen yang mengandung sperma dari pria ke
dalam organ reproduksi wanita tanpa melalui hubungan seks atau
bukan secara alami. Cairan semen yang mengandung sperma diambil
dengan alat khusus dari seorang suami kemudian disuntikkan ke
dalam rahim isteri sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan.
Biasanya dokter akan menganjurkan inseminasi buatan sebagai
langkah pertama sebelum menerapkan terapi atau perawatan jenis
lainnya.
2. Gamete Intrafallopian Transfer (GIFT)
GIFT merupakan teknik yang mulai diperkenalkan sejal tahun
1984. Tujuannya untuk menciptakan kehamilan. Prosesnya
dilakukan dengan mengambil sel telur dari ovarium atau indung telur
wanita lalu dipertemukan dengan sel sperma pria yang sudah
dibersihkan dengan menggunakan alat yang bernama laparoscope,
sel telur dan sperma yang sudah dipertemukan tersebut dimasukkan
ke dalam tuba fallopi atau tabung falopi wanita melalui irisan kecil
di bagian perut melalui operasi laparoskopik sehingga diharapkan
langsung terjadi pembuahan dan kehamilan.
3. In Vitro Fertilization (IVF)
IVF atau In Vitro Fertilization dikenal juga sebagai prosedur
bayi tabung. Mula-mula sel telur wanita dan sperma pria dibuahi di
media pembuahan di luar tubuh wanita. Lalu setelah terjadi
pembuahan, hasilnya yang sudah berupa embrio dimasukkan ke
dalam rahim melalui serviks.
4. Intracytoplasmic Sperm Injection (ICSI)
ICSI atau Intracytoplasmic Sperm Injection dilakukan dengan
memasukkan sebuah sel sperma langsung ke sel telur. Dengan teknik
ini, sel sperma yang kurang aktif maupun tidak matang dapat
digunakan untuk membuahi sel telur.
commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a1
2. Usia
Istilah usia dapat diartikan dengan lamanya hidup seseorang atau
keberadaan seseorang di dunia yang diukur dengan menggunakan satuan
waktu dan dilihat dari segi kronologi setiap individu yang tumbuh dan
berkembang dengan memperlihatkan derajat perkembangan anatomi dan
fisiologi yang sama antara individu yang satu dengan individu yang normal
lainnya atau dapat diartikan sebagai lamanya waktu hidup seseorang atau
ada sejak dilahirkan atau diadakan.
Birren and Jenner (1997) dikutip oleh Nugroho (2000) membedakan usia
menjadi tiga yaitu :
1. Usia Biologis
Jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup
dan mati.
2. Usia Psikologis
Kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian
kepada situasi yang dihadapinya.
3. Usia Sosial
Peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada
seseorang sehubungan dengan usianya.
Usia merupakan faktor diluar organ yang mempengaruhi
ketidaksuburan atau infertilitas. Usia berpengaruh terhadap masa
reproduksi, artinya selama masih mengalami haid yang teratur
kemungkinan masih bisa hamil. Kejadian infertilitas berbanding lurus
dengan pertambahan usia wanita. Perempuan dengan rentang 19-26 tahun
memiliki kemungkinan untuk hamil dua kali lebih besar daripada wanita
dengan rentang usia antara 35-39 tahun (Hestiantoro, 2008).
Wanita dengan usia yang semakin bertambah, kemungkinan untuk
hamil semakin kecil dikarenakan kadar FSH meningkat, fase folikuler
semakin pendek, kadar LH dan durasi fase luteal tidak berubah, dan siklus
menstruasi mengalami penurunan. Selain itu jumlah sisa folikel ovarium
juga terus menurun dengan bertambahnya usia, semakin cepat setelah usia
38 tahun dan folikel menjacdoimkmuriat ntog upseekra terhadap stimulasi
gonadotropin
library.uns.ac.i digilib.uns.a2
tubuh. Parameter ini yang paling baik untuk melihat perubahan yang
terjadi dalam waktu singkat karena konsumsi makanan dan kondisi
kesehatan. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara
menimbang. Alat yang digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang
lain
2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya
3) Ketelitian penimbangan maksimum 0,1 kg
4) Skalanya mudah dibaca
2. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang
cukup penting. Keistimewaannya bahwa ukuran tinggi badan dapat
dihitung dengan dibandingkan berat badan dan dapat
mengesampingkan umur. Menurut Almetsier (2011) Body Mass
Index (BMI) diukur melalui rumus :
BMI = berat badan (kg)
tinggi badan (m)²
b. Kategori Body Mass Index
Untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, BMI
diinterpretasi menggunakan kategori status berat badan standard yang
sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Untuk anak-anak dan
remaja, intrepretasi BMI adalah spesifik mengikut usia dan jenis
kelamin. Secara umum, BMI 25 ke atas membawa arti pada obesitas.
Standar baru untuk BMI telah dipublikasikan pada tahun 1998
mengklasifikasikan BMI di bawah 18,5 sebagai sangat kurus atau
underweight, BMI melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau
overweight, dan BMI melebihi 25 sebagai obesitas. BMI yang ideal
bagi orang dewasa adalah diantara 18,5 hingga 22,9. Obesitas
dikategorikan pada tiga tingkat : tingkat I (25-29,9), tingkat II (30-40),
dan tingkat III (>40) (Centers For Disease Control and Prevention,
2009). commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a2
commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a2
commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a2
adalah adanya hubungan yang kuat antara indeks masa tubuh dengan
tertundanya konsepsi dan juga peningkatan risiko bagi wanita yang indeks
massa tubuhnya < 20 kg/m². Konsepsi tertunda didefinisikan sebagai
kehamilan yang terjadi dalam rentang waktu yang melebihi 9,5 bulan
setelah berhubungan seks teratur tanpa kontrasepsi apapun. Para peneliti
atau penulis menyimpulkan bahwa untuk wanita yang terdeteksi
kehamilannya secara klinis, kekurangan berat badan atau obesitas dan
memerlukan waktu yang lebih lama untuk dapat hamil. (Bolumar
Francisco, et al, 2000)
2. Penelitian yang berjudul “Etiologic Factors of Infertility in a Referral
Hospital (BSMMU Bangladesh)” yang dilakukan oleh Begum Rokeya
Anwar, Parveen Fatima, Nasim Afza, Tazkia Tarannum, Nazneen Begum,
Syeda Umme Kulsum, dan Shaila Parveen pada tahun 2004 yang dikutip
dari jurnal medicine (2013) ini bertujuan untuk mengetahui faktor
penyebab infertilitas pada BSMMU (Bangabandhu Sheik Mujib University
Medical, Dhaka, Bangladesh) dengan metode penelitian cross sectional
yang dilakukan pada Pasien infertil di BSMMU selama periode Desember
2004 sampai Maret 2005 dengan jumlah sampel 100 pasangan infertil.
Hasil dari penelitian ini frekuensi infertilitas primer dan skunder masing-
masing 56% dan 44%. Diantara 100 pasangan, 57% faktor penyebabnya
berasal dari wanita, 3% dari faktor pria, 25% dari faktor keduanya (wanita
dan pria), serta 15% faktor yang tidak diketahui. Faktor penyebab
infertilitas pada wanita diantaranya karena faktor tuba 33%, faktor ovarium
12% dan endometriosis 11%. Kesimpulam dari penelitian ini adalah
meskipun faktor wanita adalah penyebab paling umum dari ketidaksuburan
atau fertilitas pada BSMMU, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa faktor
ini adalah penyebab paling umum dari infertilitas di Bangladesh sehingga
penelitian ini dapat digunakan sebagai pusat rujukan terutama untuk
masalah infertilitas wanita mereka menyarankan untuk dilakukan penelitian
serupa dengan ukuran sampel lebih besar dalam institusi yang berbeda
untuk mengevaluasi penyebab paling umum dari infertilitas atau
ketidaksuburan di Bangladecsohm(mAint wtoaru,seetral, 2013)
library.uns.ac.i digilib.uns.a3
commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a3
C. Kerangka Berpikir
Pria Wanita
Gangguan Ovulasi
Gangguan Tuba & Pelvis
Gangguan Uterus
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Berhubungan
commit to user
library.uns.ac.i digilib.uns.a3
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
1. Ada pengaruh usia terhadap infertilitas wanita.
Wanita dengan usia ≥ 35 tahun kemungkinan memiliki risiko lebih besar
terhadap kejadian infertil daripada wanita yang berusia < 35 tahun.
2. Ada pengaruh pekerjaan terhadap infertilitas wanita.
Wanita karir yang bekerja di luar rumah kemungkinan memiliki risiko lebih
besar terhadap kejadian infertil daripada wanita yang bekerja sebagai ibu
rumah tangga
3. Ada pengaruh tingkat stres terhadap infertilitas wanita.
Wanita dengan tingkat stres yang tinggi kemungkinan memiliki risiko lebih
besar terhadap kejadian infertil daripada wanita yang memiliki tingkat
stres yang rendah
4. Ada pengaruh body mass index terhadap infertilitas wanita.
Wanita dengan body mass index ≤ 18.5 dan ≥ 22.9 kemungkinan memiliki
risiko lebih besar terhadap kejadian infertil daripada wanita yang memiliki
body mass index 18.5 – 22.9.
5. Ada pengaruh kelainan organ reproduksi terhadap infertilitas wanita.
Wanita dengan kelainan organ reproduksi kemungkinan memiliki risiko
lebih besar terhadap kejadian infertil daripada wanita yang tidak memiliki
kelainan organ reproduksi..
6. Ada pengaruh antara usia, pekerjaan, tingkat stres, body mass index, dan
kelainan organ reproduksi terhadap infertilitas wanita
commit to user