PENDAHULUAN
suami istri dalam memperoleh keturunan setelah jangka waktu 1 tahun atau lebih
(WHO : 2 tahun) perkawinan secara teratur dan adekuat tanpa penggunaan cara
tidak dapat ditolong, kenyataannya sampai saat ini ilmu kedokteran baru berhasil
menolong lebih kurang 50% pasangan infertil untuk anak. (Amir Gozali, 2009)
dilakukan dalam rangka penanganan harus melibatkan kedua pasangan suami istri
sejak permulaan dan sebelum melakukan pemeriksaan pada istri, harus dilakukan
terlebih dahulu pemeriksaan pada suami. Kemajuan andrologi bisa mengetahui
penyebab pasangan infertil yang berasal dari suami lebih kurang 40 %, Angka
yang sama ditunjukkan oleh penelitian WHO tahun 1998. Kesalahan pihak suami
kondisi sperma yang menurun secara kualitas dan kuantitas, keadaan ini biasa
terdapatnya spermatozoa yang sehat baik dari segi jumlah, motilitas, maupun
morfologi dari spermatozoa tersebut yang dihasilkan dari testis. (Kuantari, ED.
1998)
andrologi, salah satu yang penting yaitu analisa sperma. Analisa sperma rutin
merupakan pemeriksaan penunjang yang paling penting dan menjadi titik tolak
pemeriksaan yang lain dan tindakan andrologi selanjutnya (Arsyad, KM. 1994),
dan dapat ditentukan kemampuan sel benih pria baik secara kualitas maupun
kecepatan gerak sperma dan motilitas atau jumlah sperma yang hidup menurun,
jumlah sperma yang aktif dan volume semen menurun, viskositas yang tinggi,
terjadi sumbatan sumbatan pada ductus epididimis atau vasdeverens karena infeksi
atau disebabkan oleh cacat bawaan, jumlah sperma abnormal tinggi. (Yunar.B dan
Agus. S, 1991)
terlalu lama motilitasnya akan menurun. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk
pemeriksaan selama 2 jam pada suhu kamar (20 - 25oC) untuk melihat seberapa
sudah cukup jauh pula dan bisa dijadikan acuan penundaan pemeriksaan.
Penundaan ini bisa saja disebabkan oleh jauhnya rumah pasien dari
laboratorium ± 1,5 jam perjalanan dan lama waktu ± 30 menit yang diperlukan
tersebut harus dilakukan pemeriksaan. Selain itu kesibukan tenaga kerja juga
pemeriksaan lain yang harus dilakukan sementara jumlah tenaga kerja sedikit.
1.2. Perumusan Masalah
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
selama 2 jam.
ilmiah dalam bidang andrologi baik bagi peneliti maupun instansi terkait
infertil.
spermatozoa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lainnya, karena masih langkanya yang berminat pada ilmu ini. Untuk itu, sangat
A. Pengertian Infertilitas
adalah :
pasangan suami istri yang sudah menikah selama 1 tahun atau lebih
tahun.
B. Pembagian infertilitas
primer dan infertilias sekunder. Infertilitas primer adalah suatu pasangan dimana
istri yang sejak perkawinannya belum pernah mengalami kehamilan, atau suami
Infertilitas sekunder adalah suatu pasangan dimana istri sebelumnya pernah hamil
namun kemudian tidak terjadi kehamilan ulang, atau suami sebelumnya dapat
1. Faktor Umum
a. Usia
(Moeloek N, 1985)
b. Frekuensi senggama
c. Lama berusaha
(Sastro H, 1994)
2. Faktor khusus
a. Pratestikular
b. Testikular
c. Post testicular
d. Reaksi imunologi
e. Lingkungan
1985)
Beberapa kelainan umum menurut Menning, 1997 yang dapat
agar seorang wanita menjadi hamil. Untuk melaksanakan fungsi – fungsi tersebut,
maka pria dilengkapi dengan organ reproduksi internal dan eksternal. Struktur
seminalis, kelenjar cowper dan kelenjar prostat. Struktur eksternal mencakup testis
berjumlah sepasang yang terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis
sebelah kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat
dan otot polos. Fungsi testis secara umum adalah alat untuk memproduksi sperma
2008)
melindungi testis. Skrotum juga bertindak sebagai system pengontrol suhu untuk
normal, jadi testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan
suhu tubuh karena letaknya di sebelah dorsal penis dan di bagian luar.Otot
kremaster pada dinding skrotum akan mengendur dan mengencang sehingga testis
mengantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga
terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi
berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang
membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang
rongga – rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung – ujung saraf
perasa. Bila ada suatu rangasangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah
kualitas dan kuantitas spermatozoa. Disamping itu juga ikut menentukan tingkat
kesuburan pria sehingga dapat ditentukan seseorang itu infetil atau tidak. Oleh
karena itu, perlu diketahui organ dan fungsi organ assesoris pria tersebut adalah :
a. Epididimis
keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferen. (GuruNgeBlog, 2008)
b. Prostat
Prostat adalah kelenjar berbentuk seperti buah kenari yang terletak tepat di
bawah kandung kemih. Prostat mengeluarkan cairan encer seperti susu yang
menambah volume cairan vesikula seminalis yang ikut menyusun plasma sperma.
bersama dengan ejukulat yang lain, cairan ini menetralkan sekresi vagina yang
bersifat asam karena motilitas sperma akan berkurang dalam lingkungan dengan
pH rendah.(Corwin , 2009)
c. Vesikula Seminalis
cairan yang jernih, lebih kurang 0.1 – 0,2 ml. Cairan ini kaya mukoprotein, untuk
proses lubrikasi uretra, pada stadium awal emisi dari ejakulasi. Dari organ
assesoris ini akan dihasilkan plasma sperma yang bersama – sama spermatozoa
Adanya cairan prostat memberi bentuk semen seperti susu, cairan dari vesikula
2.4. Spermatogenesis
diploid.
struktur spesifik dan fungsional melalui proses spermiasi untuk membuahi sel
a. Testosteron
Testosteron disekresi oleh sel sel leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel sel germinal untuk
spermatosit sekunder.
b. LH (Luteinizing Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi
menstimulasi sel sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, perubahan spermatid menjadi
d. Esterogen
Esterogen dibentuk oleh sel sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel
sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testosterone dan esterogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus
e. Hormon Pertumbuhan
kepala, leher, badan dan ekor dengan panjang lebih kurang 50 mikron.
(Purwaningsih, 1996)
a. Kepala
mikron , yang terbentuk dari zat inti yang memadat menjadi suatu massa yang
padat dan membran sel berkontraksi sekitar inti yang melakukan fertilisasi ovum
nantinya. Kepala spermatozoa bagian depan terdapat struktur kecil (akrosom)
b. Leher
kepala dengan ekor. Leher ini dibentuk oleh pengelompokan dari sentriol. Bagian
badan yang berisi mitokondria dan tersusun seperti spiral. (Purwaningsih, 1996)
c. Ekor
dengan panjang lebih kurang 55 mikron (9 x panjang kepala) dan tebal 1 mikron
Salah satu pemeriksaan yang penting untuk penilaian kesuburan pria ialah
analisa sperma (semen). Pemeriksaan analisa sperma ini penting tidak hanya
untuk para ahli andrologi yang menangani masalah pria tetapi juga penting bagi
para ahli ginekologi yang menangani masalah wanita, yang merupakan pasangan
pria tersebut. Hal ini disebabkan karena sebagian besar pasangan infertil timbul
Selain itu analisa sperma manusia juga berguna bagi pasangan yang ingin
melakukan program Keluarga Berencana (KB), misalnya para pria yang telah
sperma mereka masih fertil ataukah sudah tidak mengandung spermatozoa lagi.
(Moeloek N, 2008)
pria. Hasil dari analisa sperma memberikan informasi yang penting mengenai
kualitas dan kuantitas sperma, serta fungsi sekretoris kelenjar assesoris sex pria.
memberikan penerangan sejelas jelasnya kepada pria yang akan diperiksa tersebut
mengenai maksud dan tujuan analisis semen dan juga untuk menjelaskan cara
a. Masturbasi (onani)
tangan istri) atau dengan suatu alat tertentu. Cara ini menghindari
Suatu cara coitus dimana setelah keluar dan masuk ke vagina, lalu
sperma tersebut dibilas dengan cairan lainnya. Cara ini akan timbul
sperma (spermiacidal).
e. Pemijatan prostat (massage prostate)
Yaitu memijat kelenjar prostat lewat rectum. Hal ini akan terjadi
manusia hanya dijelaskan mengenai masturbasi (onani) dan seggama terputus (bila
7 hari
dikeluarkan.
atau kondom.
satu individu.
volume sperma, pH sperma, bau sperma, warna sperma dan viskositas sperma.
1. Likuifaksi
kerja dari enzim (seminim) yang diproduksi kelenjar prostat. Bila setelah
20 menit atau sesudah 1 jam tidak berlikuifaksi berarti kelenjar prostat ada
2. Volume sperma
0,1 ml. Seorang dinamakan aspermia bila tidak mengeluarkan sperma pada
sperma pria Indonesia yang istrinya kemudian menjadi hamil adalah 3,56 ±
Sperma yang normal pH menunjukkan sifat basa lemah yaitu 7,2 – 7,8.
Untuk lebih teliti dapat di pakai pH meter listrik, pH sperma segera diukur
4. Bau sperma
saja orang telah mempunyai pengalaman, maka ia tidak akan lupa akan
bau sperma yang khas tersebut. Bau sperma yang khas tersebut disebabkan
5. Warna sperma
Warna normal sperma putih keruh (putih kelabu) seperti air kanji kadang
dengan penerangan yang cukup. Adanya sejumlah sel darah putih yang
(Moeloek N, 2008)
6. Viskositas sperma
lebih kental maka panjang cairan sperma yang terbentuk lebih panjang
dan viskositasnya makin besar. Selain itu bisa juga dengan menyentuh
bagian atas pipet dengan jari. Setelah itu arahkan pipet tegak lurus dan
menjadi hamil adalah 4,26 ± 2,42 detik atau sekitar 1,6 – 6,6 detik.
(Moeloek N , 2008)
7. Fruktosa kualitatf
sekitar 2 – 3 mm, diletakkan diatas objek glass yang bersih dan kemudian
ditutup dengan gelas penutup, setelah itu sedian diperiksa dibawah
1. Motilitas sperma
lapang pandang yang terpisah dan dilakukan secara acak (tetapi tidak
dihitung dari rata – rata persentase motilitas untuk semua lapang pandang
yang dihitung. Nilai yang diperoleh dibulatkan mendekati nilai yang dapat
dibagi 5%, misalnya 73% menjadi 75% dan 68% menjadi 70%.
(sangat baik)
waktu setengah sampai tiga jam sesudah ejakulasi. Rata – rata presentase
sperma motil pria Indonesia yang istrinya kemudian menjadi hamil ialah
2. Aglutinasi sperma
nilai 10% atau kurang tidak dianggap abnormal, tetapi > 10% perlu
3. Viabilitas sperma
kontras negative spermatozoa yang mati bewarna kuning dan yang hidup
dan volume semen. Jumlah sperma total normalnya 20 juta – 200 juta per
ml.
6. Morfologi sperma
pewarnaan dengan larutan giemsa, wright, atau zat warna lain menurut
Bentuk abnormal :
jarak tertentu (0,05 mm) adalah panjang kotak kecil pada kamar hitung
normal adalah < 1,3 detik dalam menempuh jarak 0,05 mm, termasuk
suspek bila berkisar 1,3 – 2,0 detik. Apabila kecepatan gerak spermatozoa
> 2,0 detik dalam menempuh jarak 0,05 mm dianggap tidak normal.
(Moeloek N, 2008)
a. Likuifaksi (menit) dikatakan normal bila ≤ 60 menit dan abnormal > 120
menit.
b. Volume : N = 2–5 ml, abnormal bila < 1 ml atau > 6 ml, suspect 1–1,5 ml.
detik.
f. Jumlah total spermatozoa / ml : N = ≥ 20 juta / ml, abnormal < 10 juta /
h. Motilitas :
Kecepatan : N = < 1,3 detik, abnormal > 2,0 detik dan suspect 1,3 –
2,0 detik.
menuju tempat fertilisasi (tuba fallopi, bagian dari kandungan wanita). Motilitas
karena dipengaruhi oleh viskositas koagulan, akan tetapi setelah koagulan larut
didapatkan 25% gerakan cepat dan lurus ke depan (a) atau didapatkan (a) + (b)
gerakan lambat dan tidak lurus kedepan 50%. padahal proporsi spermatozoa
motil yang gerakannya cepat dan lurus ke depan adalah parameter terbaik untuk
yang berasal dari adenosine tripospat (ATP) hasil proses metabolism (glikolisis
(Hafez, 1980)
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Populasi
b. Sampel
a. Alat
Mikroskop
Pipet tetes
Batang pengaduk
Tissue
b. Bahan
NaCl
sebagai berikut :
pengambilan sperma.
kondom.
sampai homogen.
2.11. Perhitungan
jumlaℎ spermatozoa yang mati dengan formalin 1 % − jumlaℎ spermatozoa yang mati dengan NACL
x
jumlaℎ spermatozoa yang matidengan formalin1 %
atau pergerakan
setelah penundaan selama 2 jam pada suhu kamar (20 – 25oC) pada analisa sperma
korelasi beserta uji t dalam menguji hipotesa, untuk mencari pengaruh waktu
penundaan pemeriksaan analisa sperma selama 2 jam pada suhu kamar terhadap
Arsyad, KM. 1985. Berbagai Penyebab Kemandulan Pada Pria Proses Produksi,
Kesuburan dan Seks Pria dalam Perkawinan.
Gayatri, 1993. Derajat Fertilitas Pria Pasangan Ingin Anak (PIA) pada
Pemeriksaan Analisa Sperma di Laboratorium FKUA. Padang
Guyton & Hall, 1997. Text Book of Medical Physiologi and mechanism of
Disease, Philadephia Pennsylvania, Jakarta : EEC
Hadiwidjaja DB, 2008. Analisa Sperma Pada Infertilitas Pria. Ahli Patology
Klinik Laboratorium Central RSUD Dr. Syaiful Anwar, Malang.
Nasution AW, 1991. Pria Kurang Subur Ditinjau dari Sudut Umur dan Lamanya
Perkawinan. Laporan penelitian, Padang.
Riyaldi, 2002. Presentase Spermatozoa Normal Pada Pria Pasangan Infertil Yang
Memeriksakan Diri Ke Laoboratorium Biologi Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas. Skripsi. Uiversitas Andalas, Padang.
Soeradi O, 1989. Uji Fungsi Spermatozoa. Dalam: PIT PANDI VIII, Palembang.
Sudaryati, Oentoeng. 1989. Cairan Air Mani dan Peranannya Pada Kesuburan
Pria. Fakultas kedokteran Indonesia, Jakarta.
Yunar. B dan Agus. S, 1991. Tinjauan Hasil Analisa Semen Pria Pasangan Ingin
Punya Anak (PIA) di Laboratorium Biologi Medic FKUA, Padang.
Word Health Organization (WHO), 1999. WHO Laboratory Manual for the
Examination of Human Semen and Sperm-Cervical Mukus Interaction.
Fourth Edition. Cambridge University Press. Hlm 19-22.