Anda di halaman 1dari 4

 Kenapa ambil stunting remaja wanita?

Perempuan yang mengalami stunted memiliki risiko kesehatan yang


lebih berbahaya dibandingkan dengan perempuan dengan tinggi badan
normal. stunted pada perempuan dapat berdampak buruk pada kesehatan terutama
saat hamil, diantaranya terjadinya diabetes gestasional, pre-eklampsia, obesitas pada
janin, BBLR, dan kematian neonatal karena panggul sempit. Keadaan stunted yang
dialami juga memberikan dampak kesehatan lainnya, diantaranya risiko melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah dan/atau stunted serta mempunyai risiko mortalitas yang lebih
tinggi dan risiko mengalami Intrauterine Growth Restriction (IUGR) yang dapat
membahayakan janin. Perempuan stunted berisiko mengalami kesulitan saat
proses melahirkan karena risiko bayi obesitas dan pada umumnya perempuan stunted
memiliki panggul yang sempit.
 Rancangan penelitian ini merupakan penelitian analitik observasioanal dengan
menggunakan desain case control. Studi kasus kontrol ini menilai hubungan paparan dan
penyakit dengan cara menentukan kelompok kasus (remaja dengan stunting) dan
kelompok kontrol.
 Kriteria stunting pada remaja wanita diambil menggunakan z-score
Kelompok kasus yaitu remaja putri stunted, sedangkan kelompok kontrol yaitu remaja
putri stunted.
Kriteria Inklusi yaitu remaja putri dengan z-score TB/U < - 2 SD dan WHtR ≥ 0.45
untuk kelompok kasus, remaja putri dengan z-score TB/U < - 2 SD dan < 0.45 untuk
kelompok kontrol, berumur 10 – 16 tahun, tidak mengalami penyakit infeksi, tidak
menjalankan program diet, tidak mengalami cacat fisik, bersedia menjadi subjek
penelitian ditunjukkan dengan penandatanganan informed consent, mendapat izin dari
sekolah dan orang tua untuk diikutkan dalam penelitian.
Kriteria eksklusi yaitu subjek meninggal dan mengundurkan diri dari penelitian.
 Populasi dalam penelitian ini adalah remaja wanita yang bersekolah di SMPN 3 wates.
 Kenapa SMPN 3 wates?
Angka tertinggi kasus KTD dan pernikahan dini di kabupaten Kediri ada di wates, mojo,
ngadiluwih.
Penelitian yang lainnya menyebutkan bahwa angka prevalensi stunted lebih besar terjadi
di perkotaan, sedangkan permasalahan stunted di pedesaan biasanya hanya karena
kondisi malnutrisi. Di perkotaan hal tersebut karena campuran pengaruh faktor asupan,
gaya hidup, dan sosial ekonomi. Saat ini kejadian stunted juga mulai banyak terjadi di
pedesaan Indonesia tetapi belum banyak penelitian yang dilakukan mengenai hal tersebut
sehingga peneliti ingin lebih jauh dan fokus meneliti pengaruh dari irama sirkadian
terhadap stunting remaja. Prevalensi obesitas pada remaja lebih banyak dialami pada
perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Kasus KTD, pernikahan dini di kalangan
remaja daerah desa juga masih tinggi telebih di daerah Wates kabupaten Kediri, sehingga
untuk mengurangi angka stunting remaja dan mencegah terjadinya angka kematian bayi,
angka kesakita ibu dan angka kelahiran cacat oleh ibu muda terlebih usia remaja maka
peneliti ingin menggali lebih lanjut faktor stunting dan irama sirkadian.
 dipilih secara fixed disease sampling, teknik ini merupakan skema pencuplikan
berdasarkan status penyakit yang diteliti, sedang status paparan subjek bervariasi
mengikuti status penyakit subjek. Fixed disease sampling memastikan jumlah subjek
penelitian yang cukup dalam kelompok stunting (kasus) dan tak stunting (kontrol),
sehingga menguntungkan peneliti ketika prevalensi stunting yang diteliti rendah.
 Penentuan jumlah sampel dihitung menggunakan rumus besar sampel pada dua kelompok

dengan rancangan case control. Perbandingan antara kasus dengan kontrol adalah 1:1
sehingga besar sampel minimal untuk kontrol juga 25 orang. Penambahan 10% pada
masing-masing kelompok untuk menghindari drop out sehingga menjadi 28 untuk kasus
dan 28 untuk kontrol.
 Data yang digunakan adalah data primer yang diambil dengan menggunakan kuesioner
irama sirkadian yaitu MEQ-SA, durasi tidur Kuesioner Sleep Timing Questionaire
(STQ) dan kualitas tidur menggunakan PSQI.
 Variabel independen : kualitas tidur, irama sirkadian, durasi tidur
 Variabel dependen : stunting
 Kerangka berpikir

Kualitas tidur
 Faktor biologis
Faktor yang (gangguan fisik,
mempengaruhi gangguan
irama sirkadian : neurologis)
 Genetik Irama sirkadian
 Faktor
 Usia psikologis
 Jenis  Faktor sosial
kelamin  Obat-obatan
 Pola aktifitas Supra Charismatic Penggunaan
Nucleus (SCN) cahaya saat
tidur

Faktor internal :
 Jenis Human growth Suhu di dalam
kelamin hormone (HGH) ruangan
 Kecacingan
 Penyakit Faktor eksternal :
infeksi  Pendidikan ortu
 Penghasilan ortu
Kesehatan stunting
reproduksi
 Proses penelitian

Populasi Sasaran :
Seluruh siswa di SMPN 3 Wates

Populasi Terjangkau :
Siswa wanita SMPN 3 Wates yang bersedia menjadi responden
(mengisi inform consent)
Fix disease
sampling
diukur pakai
Stunting 28 orang Normal 28 orang
Z score

Mengerjakan kuesioner MEQ-SA, STQ, PSQL

Univariate, Bivariate

Hasil penelitian

Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai