Anda di halaman 1dari 48

GAMBARAN TINGKAT

PENGETAHUAN IBU
TENTANG STUNTING DI
DESA LEBAKWANA
Dr. Aqdam Fauqo Al Adli
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang

Menurut data WHO, prevalensi kejadian stunting pada balita di seluruh dunia pada tahun 2020 yaitu 22% atau
sekitar 149,2 juta, dimana Asia menyumbang besar karena prevalensi nya 53% atau lebih dari setengah balita di
Asia mengalami kejadian stunting.Di Indonesia

Stunting dapat disebabkan karena kurangnya asupan gizi serta kurangnya pengetahuan orang tua akan
pentingnya kesehatan. Dampak stunting pada anak dapat mempengaruhinya dari kecil hingga dewasa.

Salah satu komponen terpentingnya adalah terpenuhinya kebutuhan gizi masyarakat terutama pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) yang meliputi saat masa sebelum kelahiran dan anak usia 6-23 bulan (2 tahun).
Rumusan
Masalah
Masih terdapat balita stuntung di
wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Kramatwatu
Tujuan

Tujuan Umum Tujuan Khusus


1. Menurunkan Kejadian Stunting di a. Diketahuinya jumlah responden
Desa Lebakwana yang memiliki tingkat
pengetahuan kurang tentang
stunting di di Desa Lebakwana
b. Diketahuinya faktor yang
memengaruhi kurangnya
pengetahuan ibu mengenai
stunting
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Stunting
● adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika
dibandingkan dengan umur.
● Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari – 2 SD dari
WHO
Faktor Resiko
Faktor Maternal Faktor Anak

● Ibu yang pendek ● Intrauterine growth restriction (IUGR)


● BMI rendah dan kenaikan BB yang ● Sanitasi yang buruk
kurang selama kehamilan ● Lingkungan yang berisiko
● Kehamilan pada masa remaja ● Nutrisi anak yang inadekuat
● Jarak antar kelahiran yang dekat ● Infeksi berulang/kronis
juga meningkatkan kebutuhan ● Kualitas makanan pendamping ASI
nutrisi pada ibu yang buruk
● Berat lahir rendah dan panjang badan
saat lahir berhubungan dengan
pertumbuhan pada masa kanak-kanak
Intervensi Gizi Spesifik
Tatalaksana Stunting
● Perbaikan Nutrisi
○ Pemberian MPASI berkualitas dan suplementasi vitamin.
● Makanan Pendamping ASI Berkualitas
○ Tepat waktu
○ Adekuat
○ Aman dan higienis
○ Diberikan secara responsif  
● Pemberian Makanan Sumber Protein Hewani
○ Kebutuhan Protein : 11,6 gram/hari untuk anak usia 1 tahun dan 11,9 gram/hari untuk usia 2 tahun.
○ Dapat dipenuhi dengan 300–350 ml susu sapi.
● Pemberian Makanan Pendamping Kaya Lemak
● Suplemantasi Zinc
● Suplementasi Vitamin A
BAB III
METODE
PENELITIAN
Jenis Penelitian

● Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain


deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross-
sectional,
● Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
“Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Stunting”.
● Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan
secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan.
Waktu dan Tempat Penelitiam

Waktu Tempat
Pengambilan sampel dalam penelitian Penelitian ini dilakukan di Posyandu
ini dilaksanakan pada bulan Juni Desa Lebakwana
2023
Populasi dan SampelPenelitiam

Populasi Tempat
Populasi target dari penelitian ini Sampel penelitian dari penelitian ini
adalah ibu yang memiliki anak adalah ibu yang memiliki anak
yang datang ke Posyandu Desa yang datang ke posyandu
Lebakwana
Populasi dan SampelPenelitiam

Pengambilan Sampel Besar Sampel


1. Dalam penelitian ini dilakukan
teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan Reliance
Available Sampling.
2. Teknik sampling ini
mengandalkan pada keberadaan
subjek untuk dijadikan sampel
yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti
dan dipandang cocok sebagai
sumber data maka subjek tersebut
dijadikakan sampel.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitiam

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


1. Ibu yang memiliki anak dibawah 1. Pasien yang menolak untuk
5 tahun diwawancarai
2. Pasien yang sudah di wawancarai
sebelumnya oleh penulis
Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung kepada ibu
yang datang ke posyandu yang sudah bersedia diwawancara.

Pasien dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan terlebih dahulu. Lalu pasien
ditanyakan data pribadi berupa nama, tanggal lahir dan usia anak

Pengisian kuesioner dilakukan dengan cara pertanyaan ditanyakan langsung oleh penulis
hingga pasien paham dengan maksud pertanyaan dan kuesioner diisi oleh penulis.
Instrumen Data

Instrumen penelitian dipenelitian ini yang


digunakan berupa Timbangan Berat
Badan Digital, Alat pengukur tinggi, dan
Kuesioner tingkat pengetahuan.
Definisi Operasional
1 Tingkat Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui oleh Kuesioner  Cukup (nilai ≥80) Ordinal
responden tentang faktor risiko  Kurang (nilai < 80%)
  Stunting    
 
2 Stunting Stunting adalah suatu keadaan Kuesioner 1. Stunting Nominal
kekurangan nutrisi kronis yang terjadi
selama masa kritis pertumbuhan dan 2. Tidak stunting
perkembangan pada awal kehidupan.
Stunting dapat dinilai berdasarkan
indikator antropometri menggunakan
panjang badan atau tinggi badan per
umur (TB/U) yang menggambarkan
pertumbuhan linear dan masalah gizi
yang sifatnya kronis..
3 Usia anak Lamanya waktu hidup yang dilalui anak Kuesioner Usia anak Numerik
responden
4 Jenis Kelamin Indentitas biologis responden yang Kuesioner  Laki-laki Nominal
dapat dilihat dari penampilan fisik
 Perempuan
5 Tinggi badan Panjang tubuh yang dimiliki responden Roll meter (hasil ukur dalam bentuk Rasio
dari titik paling atas pada bagian kepala centimeter)
dan titik paling bawah pada kaki
6 Berat badan Beban tubuh yang dimiliki responden Timbangan badan (hasil ukur dalam bentuk Rasio
kilogram)
BAB IV
HASIL
PENELITIAN
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

HASIL KUISIONER
Jenis Kelamin    
Laki-laki 0 0
Perempuan 100 100
Usia    
20-29 66 66%
30-39 26 26%
>40 8 8%
Pekerjaan    

● Dari 100 responden di Desa Lebakwana yang Ibu rumah tangga 82 82%
Guru 9 9%
bersedia diwawancarai, didapatkan seluruh Karyawan Swasta 8 8%

responden perempuan, dengan usia mayoritas Tenaga Medis 1 1%


Pendidikan Terakhir    
berkisar 20-29 tahun. SD 1 1%
● Berdasarkan data dari 100 responden penelitian, SMP 9 9%

didapatkan seluruhnya responden yang tidak SMA/SMK 78 78%

menderita stunting. D3 4 4%
S1 8 8%
● Mayoritas Responden bekerja sebagai ibu rumah Tingkat Pengetahuan    
tangga (82%). Mayoritas responden memiliki Baik 28 28%
pendidikan terakhir SMA/SMK (78%). Kurang 72 72%
HASIL KUISIONER
Usia

● Dari 100 responden di Desa Lebakwana yang 8% Usia 20-29


bersedia diwawancarai, didapatkan seluruh Usia 30-39
responden perempuan, dengan usia mayoritas 26% Usia >40
berkisar 20-29 tahun. 66%
● Berdasarkan data dari 100 responden penelitian,
didapatkan seluruhnya responden yang tidak
menderita stunting.
● Mayoritas Responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga (82%). Mayoritas responden memiliki
pendidikan terakhir SMA/SMK (78%).
HASIL KUISIONER
Pekerjaan
Pekerjaan Ibu rumah
tangga
● Dari 100 responden di Desa Lebakwana yang 8%1% Pekerjaan Guru
bersedia diwawancarai, didapatkan seluruh 9% Pekerjaan Karyawan
Swasta
responden perempuan, dengan usia mayoritas
Pekerjaan Tenaga
berkisar 20-29 tahun. Medis
● Berdasarkan data dari 100 responden penelitian, 82%
didapatkan seluruhnya responden yang tidak
menderita stunting.
● Mayoritas Responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga (82%). Mayoritas responden memiliki
pendidikan terakhir SMA/SMK (78%).
HASIL KUISIONER
Pendidikan Terakhir
Pendidikan terakhir Pendidikan terakhir
● Dari 100 responden di Desa Lebakwana yang SD SMP
bersedia diwawancarai, didapatkan seluruh 1%
8%
4% 9% Pendidikan terakhir
SMA/SMK
Pendidikan terakhir
D3
responden perempuan, dengan usia mayoritas Pendidikan terakhir
berkisar 20-29 tahun. S1
78%
● Berdasarkan data dari 100 responden penelitian,
didapatkan seluruhnya responden yang tidak
menderita stunting.
● Mayoritas Responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga (82%). Mayoritas responden memiliki
pendidikan terakhir SMA/SMK (78%).
HASIL KUISIONER
Pengetahuan
● Dari 100 responden di Desa Lebakwana yang
bersedia diwawancarai, didapatkan seluruh Pengetahuan Baik
responden perempuan, dengan usia mayoritas 28% Pengetahuan Ku-
rang
berkisar 20-29 tahun.
● Berdasarkan data dari 100 responden penelitian, 72%
didapatkan seluruhnya responden yang tidak
menderita stunting.
● Mayoritas Responden bekerja sebagai ibu rumah
tangga (82%). Mayoritas responden memiliki
pendidikan terakhir SMA/SMK (78%).
Usia
Hasil penelitiani menunjukan bahwa umur respondeni sebagian besar berada pada kategorii 20-29 tahun
yaitu sebanyaki 66 responden (66%).

Menurut asumsi peneliti usia menjadi salah satu karakteristik responden yang dapat memengaruhi atau
indikator pengalaman yangi dimiliki. Usia akan memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang.

Semakini tua umuri dari responden maka pengalaman dan informasi yang didapatpun akan semakin
banyak, sehingga akani memiliki tingkat pengetahuan yang semakini baik pula.

Selain itu, semakin bertambah usia seseorangi juga akan berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya, sehinggai akani semakini bijaksana. Disisi lain, meskipun saat semakin cukupi usia tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Pendidikan Terakhir
Hasil penelitian menunjukan bahwa pendidikan responden sebagian besar berada pada kategori
SMA/SMK yaitu sebanyak 23 responden (64%).

Pendidikan adalah sebuah usaha dalam meningkatkan kompetensi dalam maupun luar sekolah yang
terjadi sepanjang hidupnya.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmandiani et al. (2019) dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa tingkat pendidikan ibu dengan stunting yang paling dominan pada tingkat pendidikan
SMP sebesar 66,4%.

Rahmawati (2019) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa ibu yang memiliki anak dengan stunting
didapatkan tingkat pendidikan SMA (65%).
Pengetahuan
Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa tingkat pengetahuan yang paling dominan berada pada tingkat
pengetahuan yang kurang sebanyak 78 responden (78%).

Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang dimiliki dari seseorang tidak lepas dari pengalaman yang telah didapatkan
khususnya stunting, karena responden mengungkapkan belum mengetahui tentang stunting secara mendalam.

Stunting pada masa kanak-kanak berhubungan dengan keterlambatan perkembangan motorik dan tingkat kecerdasan yang lebih
rendah, stunting juga dapat menyebabkan depresi fungsi imun, perubahan metabolik, penurunan perkembangan motorik,
rendahnya nilai kognitif dan rendahnya nilai akademik.

Menurut Sulistyawati (2011) dalam Permatasari (2013) menjelaskan bahwa masalah kurang gizi misalnya Kurang Energi Protein
(KEP), Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI), Anemia gizi, Kurang Vitamin A yang masih menjadi masalah terpenting.

Salah satu dari masalah gizi yang terjadi di Indonesia adalah stunting.

Permasalahan balita dengan stunting atau pendek disebabkan karena berbagai faktor, faktor utama yang menyebabkan balita
stunting atau pendek adalah asupan ASI (Air Susu Ibu) dan asupan pelengkap yang tidak optimal, infeksi berulang dan
kekurangan zat gizi mikro
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari 100 responden di Puskesmas Kecamatan Kramatwatu yang bersedia diwawancarai,
didapatkan seluruh responden perempuan, dengan usia mayoritas berkisar 20-29 tahun.

Berdasarkan data dari 100 responden penelitian, didapatkan seluruhnya responden yang tidak
menderita stunting.

Mayoritas Responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (82%).

Mayoritas responden memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK (78%).

Berdasarkan hasil penelitian dapat dideskripsikan bahwa tingkat pengetahuan yang paling dominan
berada pada tingkat pengetahuan yang kurang sebanyak 72 responden (72%).
SARAN
Masyarakat dan
Responden Puskesmas
1. Hasil dari penelitian terdapat 1. Penelitian selanjutnya disarankan
hubungan antara tingkat untuk meneliti faktor-faktor lain
pengetahuan ibu mengenai yang mempengaruhi tingkat
stunting masih kurang. pengetahuan tentang stunting.
2. Diharapkan masyarakat lebih aktif 2. Peneliti selanjutnya diharapkan
untuk mencari informasi aktual tidak hanya menganalisis secara
mengenai penyakit stunting univariate tetapi bivariat serta
dengan demikian diharapkan multivariat
masyarakat meminimalisir
terjadinya stunting pada anak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai