Anda di halaman 1dari 367

PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat rahmat dan
hidayah-Nya, kegiatan penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 telah dapat
diselesaikan.
Rencana Tindak Pengendalian merupakan uraian tentang upaya pemerintah untuk
mencapai tujuan dan sasaran dengan menggunakan kebijakan dan prosedur untuk
meminimalkan risiko, yang meliputi upaya penguatan lingkungan pengendalian dan
penguatan struktur, kebijakan, dan prosedur organisasi untuk mengendalikan risiko.
Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian mengacu kepada delapan unsur
pengendalian intern. Informasi untuk mempersiapkan rencana tindak pengendalian intern
diperoleh dari hasil pemetaan, penilaian, atau evaluasi atas sistem pengendalian intern yang
ada, dengan memperhatikan struktur dan praktik tata kelola organisasi, untuk melaksanakan
Rencana Tindak Pengendalian Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Jawa Tengah memerlukan komitmen dari semua pihak yang terkait untuk
melaksanakan rekomendasi yang muncul dalam Laporan Rencana Tindak Pengendalian
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah.
Kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan Rencana
Tindak Pengendalian ini, kami mengucapkan terima kasih.
Kami berharap agar Rencana Tindak Pengendalian ini bermanfaat dan memiliki
kontribusi konkrit bagi upaya pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT


DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI JAWA TENGAH

Ir. ARIEF DJATMIKO, MA


Pembina Tk.I
NIP. 19660801 199603 1 004

i
DAFTAR ISI

Halaman

PENGANTAR ……………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………… ii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………… iv
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………. v
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………... 1
B. Dasar Hukum ………………………………………………………. 4
C. Maksud dan Tujuan ………………………………………………… 5
D. Ruang Lingkup ……………………………………………………... 6
BAB II GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN RISIKO ………………….... 7
A. Risiko dan Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah ………………... 8
1. Risiko Pemerintah Daerah ……………………………………... 8
2. Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah ……………………….. 8
B. Kebijakan Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah ………………… 12
1. Penetapan Konteks Pengelolaan Risiko ……………………….. 12
2. Penetapan Struktur Analisis Risiko ……………………………. 13
3. Penetapan Kriteria Penilaian Risiko …………………………… 14
a. Skala Dampak Risiko ……………………………………... 14
b. Skala Probabilitas Risiko ………………………………….. 17
c. Skala Nilai Risiko (Matriks Risiko) ………………………. 20
4. Penetapan Struktur Pengelolaan Risiko ………………………... 22
BAB III PROSES PENGELOLAAN RISIKO …………………………………... 25
A. Penciptaan Lingkungan Pengendalian Yang Diharapkan di
Lingkungan Disperakim Provinsi Jawa Tengah ……………………. 26
1. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat ini ……………………. 26
1.1. Identifikasi Kelemahan Lingkungan Pengendalian Intern 26
1.2. Rencana Perbaikan Lingkungan Pengendalian ………… 29
1.3. Penilaian Risiko………………………………………… 31
1.3.1. Penetapan Konteks/Tujuan …………………… 31
1.3.2. Hasil Identifikasi Risiko………………………. 32

ii
1.3.3. Hasil Analisis Risiko …………………………. 32
1.3.4. Pengendalian Yang Sudah Dilakukan ………... 42
1.3.5. Pengendalian Yang Msih Dibutuhkan………… 73
1.3.6. Rancangan Informasi dan Komunikasi ……….. 113
1.3.7. Rancangan Pemantauan ………………………. 139
BAB IV PELAPORAN ……………………………………………………………. 165
BAB V PENUTUP ………………………………………………………………... 168

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Tindak Perbaikan Lingkungan Pengendalian (Form 1c)


Lampiran 2 : Daftar Risiko Prioritas Teridentifikasi (Form 5)
Lampiran 3 : Daftar Analisis Risiko (Form 4)
Lampiran 4 : Rencana Tindak Perbaikan Kegiatan Pengendalian (Form 6)
Lampiran 5 : Rancangan Informasi dan Komunikasi (Form 8)
Lampiran 6 : Rancangan Pemantauan Berkelanjutan atas Pengendalian (Form 9)

Lampiran Pendukung :

Form 1a : Rekapitulasi Hasil Kuesioner Penilaian Lingkungan Pengendalian Intern


Control Environment Evaluation (CEE)

Form 1b : Kondisi Kerentanan Lingkungan Pengendalian Intern Disperakim Provinsi


Jawa Tengah

Form 2a : Penetapan Konteks Risiko Strategis Pemda (RSP)

Form 2b.1 : Penetapan Konteks Risiko Strategis OPD (RSO)

Form 2b.2.1 : Penetapan Konteks Risiko Strategis OPD (RSO)

Form 2b.2.2 : Penetapan Konteks Risiko Strategis OPD (RSO)

Form 2b.2.3 : Penetapan Konteks Risiko Strategis OPD (RSO)

Form 2c : Penetapan Konteks Risiko Operasional OPD (ROO)

Form 3a : Identifikasi Risiko Strategis Pemda (RSP)

Form 3b.1.2 : Identifikasi Risiko Strategis OPD (RSO)

Form 3b.2.1 : Identifikasi Risiko Strategis OPD (RSO)

Form 3c : Identifikasi Risiko Operasional (ROO)

Form 7 : Penilaian atas Kegiatan Pengendalian Yang Ada dan Masih Dibutuhkan (RTP
atas Hasil Identifikasi Risiko)

Form 10 : Pencatatan Kejadian Risiko (risk event) Dan Pelaksanaan RTP

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
2.1 Definisi Pengelolaan Risiko Menurut Beberapa Standar Manajemen Risiko …… 9

2.2 Contoh 1 Skala Dampak Risiko Dalam Skala 4 ………………………………….. 15

2.3 Contoh 2 Skala Dampak Risiko Dalam Skala 4 ………………………………….. 15

2.4 Contoh 1 Skala Dampak Risiko Dalam Skala 5 ………………………………….. 16

2.5 Contoh 2 Skala Dampak Risiko Dalam Skala 5 ………………………………….. 16

2.6 Contoh 1 Skala Probabilitas Dalam Skala 4 ……………………………………... 18

2.7 Contoh 2 Skala Probabilitas Risiko Dalam Skala 4 ……………………………... 18

2.8 Contoh 1 Skala Probabilitas Risiko Dalam Skala 5 ……………………………… 19

2.9 Contoh 2 Skala Probabilitas Risiko Dalam Skala 5 ……………………………… 20

2.10 Contoh Kriteria Penerimaan Risiko ……………………………………………... 20

2.11 Contoh Matrik Analisis Risiko Dalam Skala 4 …………………………………... 21

2.12 Contoh Matriks Analisis Risiko Dalam Skala 5 …………………………………. 22

3.1 Kondisi Kerentanan Lingkungan Pengendalian Dinas Perumahan Rakyat dan


Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah …………………………………… 27

3.2 Simpulan Hasil Survei Persepsi atas Lingkungan Pengendalian Intern Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah…………... 28
3.3 Pengendalian Yang Masih Dibutuhkan …………………………………………... 29

3.4 Analisis Skala Risiko Strategis Pemda Sesuai Tujuan 3 RPJMD Kemiskinan di
Jawa Tengah yang Semakin Menurun Secara Merata …………………………… 33
3.5 Analisis Skala Risiko Strategis OPD Sesuai Tujuan 1 dan 2 Renstra Disperakim
Provinsi Jawa Tengah ……………………………………………………………. 33
1.Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman
yang Berkualitas;

v
2.Meningkatkan Kepastian Hukum atas Bidang Tanah Bagi Masyarakat dan
BagiPembangunan Untuk Kepentingan Umum
3.6 Analisis Skala Risiko Operasional OPD Sesuai Tujuan 1 dan 3 Renstra
Disperakim Provinsi Jawa Tengah ……………………………………………….. 37
1.Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman
yang Berkualitas;
2.Meningkatkan Tata Kelola Organisasi Perangkat Daerah
3.7 Pengendalian Terpasang Risiko Strategis Pemda Sesuai Tujuan 3 RPJMD
Kemiskinan di Jawa Tengah yang semakin Menurun Secara Merata ……………. 43
3.8 Pengendalian Terpasang Risiko Strategis OPD Sesuai Tujuan Strategis 1 dan 2
Renstra Disperakim Provinsi Jawa Tengah ………………………………………. 43
1.Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman
Yang Berkualitas
2.Meningkatkan Kepastian Hukum atas Bidang Tanah Bagi Masyarakat dan
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
3.9 Pengendalian Terpasang Risiko Operasional OPD Sesuai Tujuan Strategis 1 dan
3 Renstra Disperakim Provinsi Jawa Tengah …………………………………….. 57
1.Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman
Yang Berkualitas
2.Meningkatkan Tata Kelola Organisasi Perangkat Daerah
3.10 Penilaian atas Kegiatan Pengendalian yang Ada dan masih Dibutuhkan ………... 73

3.11 Realisasai Pengomunikasian Pengendalian Yang Dibangun …………………….. 114

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah ………………………………. 10

2.2 Struktur Pengelolaan Risiko Pemerintah Provinsi ………………………………. 23

4.1 Alur Pelaporan Berkala Pengelolaan Risiko Unit Pemilik Risiko (UPR) ………... 166

vii
RTP

A. LATAR BELAKANG

D
alam rangka mengimplementasikan
kebijakan penerapan pengendalian
intern, sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008,
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman menyusun Rencana Tindak
Pengendalian (RTP) Intern, sebagai acuan bagi
para penyelenggara tugas dan fungsi
organisasi, sehingga diharapkan dapat
memberikan keyakinan memadai atas
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Rencana Tindak Pengendalian Intern


tahun 2021 ini diprioritaskan untuk mencapai
kualitas penyelenggaraan akuntansi dan
pelaporan keuangan yang sesuai dengan
Standar Akuntasi Pemerintahan (SAP) dan
didukung pengendalian intern yang memadai.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah, menyatakan bahwa untuk mencapai
pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan
akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) diartikan


sebagai proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai
untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan
organisasi melalui empat pilar, yaitu:

1.efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan;


2.keandalan pelaporan keuangan;
3.pengamanan aset negara; dan
4.ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 1


RTP
Konsep pengendalian intern tersebut menjadi panduan minimal bagi instansi
pemerintah, baik pusat maupun daerah, dalam merancang pengendalian intern di
sektor pemerintahan.
Sesuai Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah penerapan SPIP terdiri atas lima unsur , yaitu :
1.lingkungan pengendalian;
2.penilaian risiko;
3.kegiatan pengendalian;
4.informasi dan komunikasi; dan
5.pemantauan pengendalian intern.
Guna menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang
menimbulkan perilaku positif dan kondusif pada Instansi Pemerintah yang berdasar
pada lima unsur SPIP, maka dibentuklah struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan serta pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 61 Tahun 2016 tanggal 15
Desember 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah, Organisasi Disperakim Provinsi Jawa
Tengah sebagai berikut :

1. Organisasi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


1.1.Struktur Organisasi
Pembentukan struktur organisasi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, terdiri atas :
a. Sub bagian Program
b. Sub bagian Keuangan
c. Sub bagian Umum dan Kepegawaian
3. Bidang Perumahan, membawahkan :
a. Seksi Perencanaan Teknis dan Pembiayaan Perumahan
b. Seksi Perumahan Umum
c. Seksi Perumahan Swadaya
4. Bidang Kawasan Permukiman, membawahkan :
a. Seksi Perencanaan Teknis Kawasan Permukiman
b. Seksi Pengembangan Prasarana Sarana Utilitas Kawasan
Permukiman
c. Seksi Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 2


RTP
5. Bidang Keterpaduan Perumahan dan Kawasan Permukiman,
membawahkan :
a. Seksi Pengelolaan Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan
b. Seksi Keterpaduan Infrastruktur
c. Seksi Pembinaan, Evaluasi Perumahan dan Permukiman
6. Bidang Pertanahan, membawahkan :
d. Seksi Fasilitasi Pengadaan Tanah
e. Seksi Fasilitasi Permasalahan Pertanahan
f. Seksi Pembinaan dan Pengendalian Pertanahan

1.2.Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa
Tengah, dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 61 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah
mempunyai tugas pokok membantu Gubernur melaksanakan urusan
pemerintahan daerah Bidang Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman dan Bidang Pertanahan yang menjadi kewenangan Daerah
dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada Daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman mempunyai fungsi :

1. Perumusan kebijakan di Bidang Perumahan, Kawasan Permukiman,


Pertanahan, Keterpaduan Perumahan dan Kawasan Permukiman;

2. Pengkoordinasian kebijakan Bidang Perumahan, Kawasan


Permukiman, Pertanahan, Keterpaduan Perumahan dan Kawasan
Permukiman;

3. Pelaksanaan kebijakan di Bidang Perumahan, Kawasan Permukiman,


Pertanahan, Keterpaduan Perumahan dan Kawasan Permukiman;

4. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di Bidang Perumahan,


Kawasan Permukiman, Pertanahan, Keterpaduan Perumahan dan
Kawasan Permukiman;

5. Pelaksanaan dan pembinaan administrasi dan kesekretariatan kepada


seluruh unit kerja di lingkungan Dinas; dan

6. Pelaksanaan fungsi kedinasan lain yang diberikan oleh Gubernur,

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 3


RTP
sesuai dengan tugasnya.

1.3.Visi dan Misi

Visi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa


Tengah merupakan visi Gubernur Jawa Tengah Tahun 2018 – 2023,
adalah :
MENUJU JAWA TENGAH SEJAHTERA DAN BERDIKARI
“Tetep Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi”.
Untuk mewujudkan visi dan pencapaian tujuan, terkait dengan misi
Gubernur yang sesuai dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman adalah :
Misi ke - 3. Memperkuat ekonomi rakyat dan membuka lapangan
kerja untuk kemiskinan dan pengangguran

B. Dasar Hukum.
Dasar penyusunan Rencana Tindak Pengendalian adalah:
1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
2. Peraturan Pemerintah RI, Nomor 60 Tahun 2008, tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
3. Permendagri Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pembinaan dan Pengendalian
Penataan Perangkat Daerah;
4. Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi,Kodefikasi, Dan
Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah;
5. Kepmendagri Nomor 50 Tahun 2020 tentang Hasil Verifikasi dan Validasi
Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan
Pembangunan Dan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 89 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Di Lingkungan
Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah;
7. Perka BPKP Nomor PER-688/K/D4/2012 tentang Pedoman Penilaian
Risiko di Lingkungan Instansi Pemerintah;
8. Perka Deputi PKD BPKP Nomor 4 Tahun 2019 tentang Pedoman
Pengelolaan Risiko Pada Pemerintah Daerah;
9. Keputusan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Jawa Tengah Nomor : 01/I/2021 tanggal 8 Januari 2021 tentang
Pembentukan Tim Satuan Tugas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 4


RTP
(SPIP) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2021.

C. Maksud dan Tujuan


Rencana Tindak Pengendalian (RTP) merupakan dokumen yang berisi
gambaran dari efektifitas, struktur, kebijakan, dan prosedur organisasi dalam
mengendalikan risiko, perbaikan pengendalian yang ada/terpasang serta
pengkomunikasian dan pemantauan pelaksanaan perbaikannya.
Dokumen ini merupakan rencana tindak pengendalian atas pelaksanaan tugas
pokok Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sehingga diharapkan
dapat memperoleh keyakinan memadai bahwa tujuan Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Rencana tindak pengendalian dimaksudkan untuk memberikan acuan bagi
pimpinan dan para pegawai di lingkungan Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman dalam rangka membangun pengendalian yang diperlukan
untuk mencegah kegagalan/ penyimpangan dan/atau mempercepat keberhasilan
pencapaian tujuan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.
Diharapkan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi
Jawa Tengah mampu mengelola risiko Pemerintah Daerah mulai dari Tingkat
Risiko Strategis Pemda, Risiko Strategis OPD dan Risiko Operasional OPD
melalui Manajemen Risiko (MR) sesuai Peraturan Deputi Kepala BPKP Bidang
PPKD Nomor 4 Tahun 2019 mengacu pada Peraturan Pemerintah RI, Nomor 60
Tahun 2008, tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Sehingga mampu
mengatasi Permasalahan Pelaksanaan Penilaian Risiko seperti berikut:
1. kebijakan penilaian risiko yang belum terbangun;
2. penilaian risiko masih bersifat formalitas;
3. rencana tindak pengendalian tidak ditindaklanjuti;
4. daftar risiko belum digunakan dalam Pengawasan Intern Berbasis Risiko
(PIBR);
5. waktu pelaksanaan penilaian risiko tidak terstandar/dilakukan sewaktu-
waktu;
6. penilaian risiko bersifat manual;
7. tahapan penilaian risiko tidak dilakukan sesuai ketentuan;
8. penilaian risiko masih atas kegiatan operasional, belum atas tujuan
strategis, penilaian risiko dilakukan sendiri-sendiri/masing-masing OPD
focus pada tujuan OPD belum pada tujuan Pemda (lintas OPD);
9. tidak jelas pihak yang melakukan penilaian risiko;
10. Pejabat strategis belum dilibatkan dalam penilaian risiko;

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 5


RTP
11. Laporan mobitoring belum ada
Targetnya, Karakteristik Level Maturitas SPIP meningkat dari level 0 (belum
ada) ke level 3 (terdevinisi) dimana terdapat praktik pengendalian intern yang
terdokumentasi dengan baik.

D. Ruang Lingkup

Rencana tindak pengendalian ini fokus pada pengelolaan Risiko Strategis


Pemerintah Daerah, Risiko Strategis OPD, dan Risiko Operasional OPD berdasar
pada unsur Peristiwa, Probabilitas terjadinya, serta Dampak Peristiwa. Risiko
Pemerintah Daerah mencakup Risiko atas urusan Pemerintah Daerah
(wajiv/pilihan).
Pola penerapan pengelolaan risiko serta pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan di tingkat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
dilakukan dengan melibatkan seluruh jajaran pimpinan, tingkatan manajemen,
pegawai, dan unit kerja di lingkungan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman dan realisasi atas rencana tindak pengendalian diharapkan mulai
tahun 2021.
Keberadaan Rencana Tindak Pengendalian ini diarahkan pada dua hal penting
yaitu pembangunan/perbaikan Lingkungan Pengendalian yang mendukung
penciptaan budaya dan sistem pengelolaan risiko, dan implementasi unsur
Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi serta
Pemantauan yang menunjukkan pelaksanaan proses pengelolaan risiko.

MANAJEMEN
RISIKO

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 6


RTP

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 7


RTP
A. Risiko dan Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah

1. Risiko Pemerintah Daerah

Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern


Pemerintah (SPIP), risiko didefinisikan lebih spesifik pada hal-hal yang
hanya mengancam pencapaian tujuan yaitu sebagai kemungkinan kejadian
yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi Pemerintah. Oleh
karena itu, risiko Pemerintah Daerah secara sederhana dapat dipahami
sebagai segala kemungkinan kejadian yang dapat mengancam pencapaian
tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah. Termasuk dalam risiko
pemerintah daerah adalah risiko OPD, yang merupakan organisasi atau
lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab kepada Kepala
Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta risiko
pada tingkatan kegiatan (Pasal 13 PP No. 60 Tahun 2008).

Dalam sistem pemerintah daerah,tujuan pemerintah daerah secara jelas


tertuang antara lain dalam dokumen perencanaan daerah yang idealnya
memperhatikan dokumen perencanaan nasional (RPJMN). Dokumen
perencanaan daerah berupa Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis (Renstra) OPD, sebagai contoh,
memuat antara lain tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah daerah dan
OPD dalam satu masa pemerintahan kepala daerah. Sedangkan tujuan pada
tingkatan kegiatan, antara lain tertuang dalam Dokumen Rencana Kerja OPD
(Renja). Oleh karena itu, tujuan pemerintah daerah dapat dikelompokan ke
dalam 3 jenis tujuan, yaitu tujuan strategis pemerintah daerah yang tertuang
dalam dokumen RPJMD, tujuan strategis OPD yang tertuang dalam
dokumen Renstra OPD, dan tujuan pada tingkat kegiatan/operasional yang
tertuang dalam dokumen Renja OPD (Lampiran 5 Form 2a, Form 2b.2,
Form 2b.2.1, Form 2b.2.2, Form 2b.2.3, dan Form 2c).

2. Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah

Terdapat beberapa standar yang dapat dijadikan acuan dalam


menerapkan pengelolaan (manajemen) risiko, beberapa diantaranya yang
banyak digunakan yaitu ISO 31000, COSO Enterprise Risk Management
(ERM) Integrated Framework, dan AS/NZS. Definisi manajemen menurut
standar tersebut adalah sebagai berikut :

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 8


RTP

Tabel 2.1
Definisi Pengelolaan Risiko
Menurut Beberapa Standar Manajemen Risiko
No Standar Definisi Manajemen Risiko

1 ISO 31000 Aktivitas terkoordinasi yang dilakukan untuk


mengarahkan dan mengelola organisasi dalam rangka
menangani risiko (ISO:2009)

2 COSO ERM Proses yang dijalankan oleh Dewan


Komisaris/Pengawas Manajemen dan personel yang
lain, yang diterapkan dalam penetapan strategi dan
diterapkan diseluruh perusahaan yang dirancang
untuk mengidentifikasi potensi kejadian-kejadian
yang bisa mempengaruhi perusahaan dan mengelola
risiko-risiko itu dalam perusahaan, untuk menjamin
secara rasional pencapaian tujuan-tujuan perusahaan
(COSO:2004)

3 AS/NZS Kultur, proses, dan struktur yang diarahkan kepada


manajemen yang efektif mengenai peluang-peluang
yang potensial dan pengaruh-pengaruh yang
merugikan (AS/NZS:2004)

Sumber : ISO 31000:2009,COSO ERM:2004, AS/NZA 4360:2004

Mengacu pada pengertian dari ketiga standar tersebut, pengelolaan


risiko (manajemen risiko) pada dasarnya dapat dipahami sebagai suatu
kombinasi antara budaya, system, dan proses yang dilakukan oleh suatu
instansi/organisasi untuk mengkoordinasikan, mengidentifikasi, dan
mengelola risiko.

Dengan menggunakan sudut pandang kerangka SPIP,


perbaikan/pembangunan budaya dan sistem manajemen risiko dapat
diadaptasi sebagai penguatan unsur lingkungan pengendalian, sedangkan
proses manajemen risiko dapat diadaptasi ke dalam unsur SPIP yang lain
yaitu penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan
pemantauan. Selain itu, terkait dengan proses penilaian risiko, BPKP juga
telah menerbitkan Peraturan Kepala (Perka) BPKP No. 688 Tahun 2012
tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian Risiko di Lingkungan Instansi

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 9


RTP
Pemerintah dan Perka BPKP No.10 Tahun 2013 tentang Pedoman Bimtek
Penyelenggaraan SPIP bagi Fasilitator BPKP. Oleh karena itu, dengan
menggunakan framework SPIP dalam PP Nomor 60 Tahun 2018 serta
memperhatikan kedua Perka tersebut, penerapan manajemen risiko di
pemerintah daerah dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.1
Kerangka Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah

Penilaian Risiko (2)

Diadaptasi dari AS/NZS:2004

Penjelasan dan penerapan kelima unsur SPIP tersebut tetap mengacu


pada PP Nomor 60 Tahun 2008, namun terkait dengan penerapan
pengelolaan risiko, terdapat dua hal penting yang perlu menjadi perhatian
yaitu pembangunan/ perbaikan Lingkungan Pengendalian yang mendukung
penciptaan budaya dan sistem pengelolaan risiko, dan implementasi unsur
Penilaian Risiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, serta
Pemantauan yang menunjukkan pelaksanaan proses pengelolaan risiko.

a. Pembangunan/Perbaikan Lingkungan Pengendalian yang mendukung


Penciptaan Budaya dan Sistem Pengelolaan Risiko
Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang dibangun dan diciptakan
dalam suatu organisasi yang memengaruhi efektivitas pengendalian

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 10


RTP
intern. Oleh karena itu, setiap organisasi wajib menciptakan kondisi
lingkungan pengendalian yang kondusif agar sistem pengendalian intern
dapat terimplementasi secara efektif.
Untuk mencapai kualitas lingkungan pengendalian yang dapat
mendorong tercapainya pengendalian intern yang efektif, perlu
dikembangkan lingkungan pengendalian yang akan menimbulkan
perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian
intern, yaitu:
a. Penegakan integritas dan nilai etika.
b. Komitmen terhadap kompetensi.
c. Kepemimpinan yang kondusif.
d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan.
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat.
f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan
sumber daya manusia.
g. Perwujudan peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang
efektif.
h. Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.

b. Penerapan Proses Pengelolaan Risiko


Penilaian risiko adalah kegiatan penilaian terhadap kemungkinan
kejadian yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Kegiatan penilaian risiko dilaksanakan melalui aktivitas identifikasi
risiko dengan menggunakan metodologi dan mekanisme yang memadai
untuk mengenali risiko organisasi serta analisis risiko untuk
menentukan pengaruh risiko yang telah teridentifikasi terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
Penilaian risiko merupakan bagian yang integral dan terpadu dari proses
pengelolaan risiko (yang meliputi identifikasi dan analisis risiko) serta
sistem pengendalian intern, dengan tujuan untuk:
a. Mengidentifikasi dan menguraikan seluruh risiko potensial, baik
yang disebabkan faktor internal maupun disebabkan faktor
eksternal.
b. Memeringkat risiko teridentifikasi berdasarkan level keutamaan
prioritas perhatian dan penanganannya agar dapat dikelola secara
efektif.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 11


RTP
Pelaksanaan proses penilaian risiko dilakukan dalam tiga tahap kegiatan,
yang terdiri atas:
a. Penetapan tujuan organisasi, sebagai target terukur yang
mengarahkan organisasi dalam menjalankan aktivitasnya.
Pernyataan tujuan harus bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan terikat waktu.
b. Identifikasi risiko untuk menghasilkan suatu gambaran peristiwa
yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan aktivitas
organisasi. Dalam pelaksanaan proses identifikasi risiko, perlu
diperhatikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya
peristiwa risiko.
c. Analisis risiko untuk mengestimasi besaran kemungkinan
munculnya peristiwa risiko dan dampak yang ditimbulkan terhadap
upaya pencapaian tujuan organisasi apabila peristiwa risiko tersebut
benar-benar terjadi, serta menetapkan level atau status risiko
sebagai kombinasi hubungan antara kemungkinan dan dampak
risiko.
B. Kebijakan Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan
pengendalian intern, pemerintah daerah wajib menyelenggarakan pengelolaan
risiko dengan mempertimbangkan aspek biaya manfaat (cost and benefit),
kejelasan kriteria dan metodologi penilaian risiko, struktur pengelola risiko,
perkembangan teknologi informasi, serta dilakukan secara komprehensif atas
tujuan strategis pemerintah daerah maupun kegiatan utama Organisasi
Pemerintah Daerah (OPD)
Adapun kebijakan pengaturan penyelenggaraan pengelolaan risiko di
lingkup pemerintah daerah meliputi :

1. Penetapan konteks pengelolaan risiko


Pada prinsipnya, konteks pengelolaan risiko pemerintah daerah
dilakukan atas tujuan (strategis) pemerintah daerah dan tujuan pada
tingkatan kegiatannya, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi ;
a. Pengelolaan Risiko Strategis Pemerintah Daerah
Pengelolaan risiko strategis pemerintah daerah bertujuan untuk
mengendalikan risiko-risiko prioritas atas tujuan dan sasaran

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 12


RTP
strategis pemerintahan daerah yang tertuang dalam dokumen
Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Pengelolaan risiko strategis tingkat pemerintah daerah
dilakukan oleh Kepala Daerah bersama Wakil Kepala Daerah,
dibantu oleh Kepala OPD selaku Unit Pemilik Risiko Tingkat
Pemerintah Daerah di bawah koordinasi Kepala Bappeda, atau
OPD yang menangani perencanaan selaku koordinator teknis.
b. Pengelolaan Risiko Strategis dan Operasional OPD
Pengelolaan risiko strategis OPD bertujuan mengendalikan
risiko prioritas atas tujuan dan sasaran strategis OPD yang
tertuang dalam dokumen Perencanaan Strategis OPD (Renstra
OPD). Sedangkan pengelolaan risiko operasioal OPD bertujuan
mengendalikan risiko prioritas atas tujuan dan sasaran
operasional kegiatan utama OPD yang tertuang dalam
dokumen perencanaan kerja tahunan OPD, seperti; Penetapan
Kinerja OPD (Perkin), dan Rencana Kerja OPD (Renja
dan/atau RKPD). Pengelolaan risiko strategis dan operasional
tingkat OPD dilakukan oleh masing-masing Pimpinan OPD
bersama jajaran manajemennya, sebagai Unit Pemilik Risiko
Tingkat Eselon 2 dan dibantu oleh Unit Pemilik Risiko Tingkat
Eselon 3 dan 4.

2. Penetapan struktur analisis risiko


Penetapan struktur analisis risiko bertujuan memberikan pemahaman
yang sama bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan risiko di
lingkup pemerintah daerah (stakeholders) mengenai aspek-aspek
pengelolaan risiko, yang antara lain meliputi:
a. Sumber risiko, berasal dari internal dan eksternal. Risiko yang
berasal dari faktor eksternal misalnya peraturan perundang-
undangan baru, perkembangan teknologi, bencana alam, dan
gangguan keamanan. Risiko yang berasal dari faktor internal
misalnya keterbatasan dana operasional, sumber daya manusia
yang tidak kompeten, peralatan yang tidak memadai, kebijakan
dan prosedur yang tidak jelas, dan suasana kerja yang tidak
kondusif. (Sumber: Penjelasan pasal 16 PP 60 tahun 2008).

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 13


RTP
b. Dampak risiko, diidentifikasi untuk mengetahui pengaruh atau
akibat yang ditimbulkan seandainya peristiwa/kejadian yang
menghambat pencapaian tujuan terjadi.
c. Pihak yang terkena dampak, diidentifikasi untuk mengetahui
pengaruh dampak tersebut kepada pihak-pihak yang terkait
dengan pencapaian tujuan.

3. Penetapan Kriteria Penilaian Risiko


Penetapan kriteria penilaian risiko bertujuan memberikan
pemahamanyang sama bagi pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan
risiko di lingkup pemerintah daerah (Stakeholders) mengenai kriteria
penilaian dan analisis atas risiko-risiko yang telah diidentifikasi, sebagai
dasar pengambilan keputusan mengenai tingkat risiko yang dapat
diterima (acceptable risk) atau tingkat risiko yang dapat ditoleransi
(tolerable risk) maupun tingkat risiko yang tidak dapat diterima
(unacceptable risk) dan memerlukan respon penanganan lebih lanjut.
Kriteria penilaian risiko terdiri dari 3 komponen, yaitu Skala Dampak
Risiko, Skala Kemungkinan Terjadinya (Probabilitas) Risiko, dan Skala
Tingkat Risiko (Nilai Risiko).
Penilaian Risiko di Lingkungan Instansi Pemerintah telah diberikan
contoh kriteria penilaian risiko dalam skala 3 dan 5, sedangkan dalam
Perka BPKP Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pedoman Bimbingan Teknis
Penyelenggaraan SPIP bagi Fasilitator diberikan contoh dalam skala 4.
Dalam pedoman ini akan diberikan contoh kriteria penilaian risiko
dalam skala 4 dan 5.
a. Skala Dampak Risiko
Kriteria penilaian terhadap tingkat konsekuensi atau dampak risiko
diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam analisis dampak risiko.
Kriteria skala dampak risiko biasanya ditetapkan dalam skala 4 atau
skala 5 sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah masing-masing,
sebagai berikut:
1. Kriteria Skala 4
Dalam skala 4, contoh kategori dampak risiko dan operasionali-
sasinya dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 14


RTP
Tabel 2.2
Contoh 1 Skala Dampak Risiko Dalam Skala 4
Kategori Dampak Skor Uraian

Sangat Signifikan/Sangat Pengaruh terhadap pencapaian tujuan


4
Besar sangat signifikan.

Pengaruh terhadap pencapaian tujuan


Signifikan/Besar 3
tinggi/signifikan.

Pengaruh terhadap pencapaian tujuan


Kurang Signifikan/Kecil 2
rendah/kurang signifikan.

Pengaruh terhadap pencapaian tujuan


Tidak Signifikan/Sangat kecil 1
tidak signifikan.

Selain contoh pada Tabel 2.2 tersebut, pemerintah daerah dapat


juga menggunakan skala dengan menggunakan operasionalisasi
dampak yang lebih rinci sebagaimana dalam Tabel 2.3

Tabel 2.3
Contoh 2 Skala Dampak Risiko Dalam Skala 4
Operasional Dampak Risiko
Kategori
Skor Keuang
Dampak Kinerja Reputasi Hukum
an
Sangat 4 Kerugian Kegiatan Negatif, Pelanggar
Tinggi sangat terhenti, tersebar luas an serius,
besar tujuan tidak di terkena
tercapai banyakmedia sanksi

Tinggi 3 Kerugian Kegiatan Negatif, Pelanggar


besar sangat tersebar di an serius,
terhambat, beberapa sanksi
kurang media tertulis
efektif nasional/local

Rendah 2 Kerugian Kegiatan Negatif, Pelanggar


cukup terhambat, terdapat an biasa,
besar kurang pemberitaan sanksi
efisien tertulis

Sangat 1 Kerugian Ada Ada Pelanggar

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 15


RTP
Operasional Dampak Risiko
Kategori
Skor Keuang
Dampak Kinerja Reputasi Hukum
an
Rendah kecil,kur hambatan pemberitaan an biasa
ang kegiatan, negatif, sanksi
material namun namun tidak teguran
tertangani material

2. Kriteria Skala 5
Dalam skala 5, kategori dampak risiko dan operasionalisasinya
dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Tabel 2.4
Contoh 1 Skala Dampak Risiko Dalam Skala 5
Kategori Dampak Skor Uraian

Sangat Signifikan/Sangat Pengaruh terhadap pencapaian tujuan


5
Besar sangat signifikan.

Pengaruh terhadap pencapaian tujuan


Signifikan/Besar 4
tinggi/signifikan.

Pengaruh terhadap pencapaian tujuan


Sedang/Medium 3
sedang

Pengaruh terhadap pencapaian tujuan


Kurang Signifikan/Kecil 2
rendah/kurang signifikan.

Pengaruh terhadap pencapaian tujuan


Tidak Signifikan/Sangat kecil 1
tidak signifikan.

Selain contoh pada Tabel 2.4 tersebut, pemerintah daerah dapat


juga menggunakan skala sebagaimana dalam Tabel 2.5 dengan
menggunakan operasionalisasi dampak yang lebih rinci.

Tabel 2.5
Contoh 2 Skala Dampak Risiko Dalam Skala 5
Kategori Operasional Dampak Risiko
Skor
Dampak Keuangan Kinerja Reputasi Hukum

Sangat 5 Kerugian Kegiatan Negatif, Pelanggaran

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 16


RTP
Kategori Operasional Dampak Risiko
Skor
Dampak Keuangan Kinerja Reputasi Hukum
Tinggi sangat terhenti, tersebar serius,
besar tujuan tidak luas di terkena
tercapai banyakme sanksi
dia

Tinggi 4 Kerugian Kegiatan Negatif, Pelanggaran


besar sangat tersebar di serius,
terhambat, beberapa sanksi
kurang media tertulis
efektif nasional/lo
cal

Moderat 3 Kerugian Kegiatan Negatif, Pelanggaran


cukup terhambat, tersebar di biasa,sanksi
besar kurang beberapa tertulis
efektif media
lokal

Rendah 2 Kerugian Kegiatan Negatif, Pelanggaran


cukup terhambat, terdapat biasa, sanksi
besar kurang pemberita tertulis
efisien an

Sangat 1 Kerugiank Ada Ada Pelanggaran


Rendah ecil,kuran hambatan pemberita biasa sanksi
g material kegiatan, an negatif, teguran
namun namun
tertangani tidak
material

b. Skala Probabilitas Risiko


Kriteria penilaian terhadap tingkat probabilitas diperlukan untuk
menjamin konsistensi dalam analisis kemungkinan terjadinya risiko,
yang biasanya ditetapkan dalam skala 4 atau skala 5, dengan ilustrasi
sebagai berikut:
1. Kriteria Skala 4

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 17


RTP
Dalam skala 4, kategori probabilitas risiko dan operasionalisasinya
dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Tabel 2.6
Contoh 1 Skala Probabilitas Dalam Skala 4
Kategori Dampak Skor Uraian

Kemungkinan terjadinya Risko


Hampir pasti terjadi/sangat
4 sangat sering (lebih dari 70%
sering
ataulebih dari 7 kali dalam 10 tahun )

Kemungkinan terjadinya Risiko


Kemungkingan besar/sering
3 sering (sebesar 41-70% atau 4 s.d 7
terjadi
kali dalam 10 tahun)

Kemungkinan terjadinya Risiko


Kemungkinan kecil/jarang 2 rendah/kecil (sebesar 11%-40% atau
1 s.d 4kali dalam 10 tahun).

Kemungkinan terjadinya Risiko


Sangat jarang 1 sangat kecil (sebesar 0-10% atau
1kali dalam 10 tahun

Selain contoh pada Tabel 2.6 tersebut, pemerintah daerah dapat


juga menggunakan skala sebagaimana dalam Tabel 2.7 dengan
menggunakan operasionalisasi probabilitas yang lebih rinci.

Tabel 2.7
Contoh 2 Skala Probabilitas Risiko Dalam Skala 4
Kategori Operasional Probabilitas Risiko
Skor
Dampak Kejadian Tunggal Kejadian Berulang

Sangat 4 Sangat sering, hamper Dapat terjadi beberapa kali


Sering pasti terjadi dalam 1 tahun
(probabilitas > 75%)

Sering 3 Sering terjadi Kemungkinan terjadi


(probabilitas > 50% s.d sekali dalam 1 tahun
7%)

Jarang 2 Kemungkinan terjadi, Kemungkinan terjadi


meskipun kecil sekali dalam 5-10 tahun
(probabilitas > 20% s.d

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 18


RTP
Kategori Operasional Probabilitas Risiko
Skor
Dampak Kejadian Tunggal Kejadian Berulang
50%)

Sangat 1 Sangat jarang terjadi Kemungkinan terjadi


Jarang (probabilitas < 20%) sekali dalam 10-20 tahun

2. Kriteria Skala 5
Dalam skala 5, kategori probabilitas risiko dan operasionalisasi
nya dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Tabel 2.8
Contoh 1 Skala Probabilitas Risiko Dalam Skala 5
Tingkat Kemungkinan
Skor Uraian
Terjadinya Risiko
Kemungkinan terjadinya Risiko
Sangat Signifikan/Hambir
5 sangat sering (lebih dari 70% atau
pasti terjadi
lebih dari 7 kali dalam 10 tahun)

Kemungkinan terjadinya Risko


Hampir pasti terjadi/sangat
4 sangat sering (lebih dari 70%
sering
ataulebih dari 7 kali dalam 10 tahun )

Kemungkinan terjadinya Risiko


Kemungkingan besar/sering
3 sering (sebesar 41-70% atau 4 s.d 7
terjadi
kali dalam 10 tahun)

Kemungkinan terjadinya Risiko


Kemungkinan kecil/jarang 2 rendah/kecil (sebesar 11%-40% atau
1 s.d 4kali dalam 10 tahun).

Kemungkinan terjadinya Risiko


Sangat jarang 1 sangat kecil (sebesar 0-10% atau
1kali dalam 10 tahun

Selain contoh pada Tabel 2.8 tersebut, pemerintah daerah dapat


juga menggunakan skala sebagaimana dalam Tabel 2.9 dengan
menggunakan operasionalisasi probabilitas yang lebih rinci.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 19


RTP
Tabel 2.9
Contoh 2 Skala Probabilitas Risiko Dalam Skala 5
Kategori Operasional Probabilitas Risiko
Skor
Dampak Kejadian Tunggal Kejadian Berulang
Sangat 5 Sangat sering, hampir Dapat terjadi beberapa kali
Sering pasti terjadi dalam 1 tahun
(probabilitas > 75%)

Sering 4 Sering terjadi Kemungkinan terjadi


(probabilitas > 50% s.d sekali dalam 1 tahun
7%)

Moderat 3 Kemungkinan terjadi, Kemungkinan terjadi


(probabilitas > 40% s.d sekali dalam 1-5 tahun
60%)

Jarang 2 Kemungkinan terjadi, Kemungkinan terjadi


meskipun kecil sekali dalam 5-10 tahun
(probabilitas > 20% s.d
50%)

Sangat 1 Sangat jarang terjadi Kemungkinan terjadi


Jarang (probabilitas < 20%) sekali dalam 10-20 tahun

c. Skala Nilai Risiko (Matriks Risiko)


Skala nilai risiko atau matriks risiko merupakan hasil perkalian skor
dampak risiko dan skor probabilitas risiko, yang diperlukan untuk
menetapkan atau menyusun peta risiko prioritas sebagai dasar
pengambilan keputusan mengenai tingkat risiko yang dapat diterima
(acceptable risk) maupun tingkat risiko yang tidak dapat diterima
(unacceptable risk). Contoh kriteria penerimaan risiko disajikan pada
tabel 2.10.
Tabel 2.10
Contoh Kriteria Penerimaan Risiko
Kategori Dampak Kriteria untuk Penerimaan Risiko
1-2 (sangat rendah) Dapat diterima
3-4 (rendah) Dapat diterima
Harus menjadi perhatian manajemen
6-9 (tinggi)
dan diperlukan pengendalian yang baik
Tidak dapat diterima, diperlukan
12-16 (sangat tinggi)
pengendalian yang sangat baik

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 20


RTP

Untuk lebih memudahkan penentuan risiko prioritas dan acceptable/


unacceptable risk, dapat pula digunakan matriks risiko berdasarkan
skala dampak dan probabilitas risiko serta kriteria level risiko/risk
appetite yang telah ditentukan. Matriks risiko dapat dibuat baik skala 4
atau skala 5, dengan ilustrasi sebagai berikut:
1. Kriteria Skala 4
Dalam skala 4, kategori nilai risiko dan operasionalisasinya dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
Tabel 2.11
Contoh Matrik Analisis Risiko Dalam Skala 4
Dmpak/Konsekuensi
MATRIKS ANALISIS Tidak Kecil Besar Sangat
RISIKO Signifikan Signifikan
1 2 3 4
Hampir Pasti 4
Kemungkinan
Terjadinya

Kemungkinan 3
Risiko

Besar
Kemungkinan 2
Kecil
Sangat Jarang 1

Sangat Sangat
Keterangan Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
Penetapan area atau bidang yang menjadi risiko prioritas yang
memerlukan penanganan/respon risiko pemerintah daerah
dipengaruhi oleh selera risiko atau preferensi manajemen
pemerintah daerah. Dalam tabel di atas, kategori sangat tinggi
(merah) dan tinggi (orange) merupakan area yang memiliki sisa
risiko yang membutuhkan penanganan dengan prioritas yang
sangat tinggi (unacceptable risk). Selanjutnya, untuk kategori
moderat (kuning) menjadi prioritas berikutnya (unacceptable risk),
sedangkan kategori rendah (biru) dan sangat rendah (hijau)
merupakan risiko yang dapat ditoleransi dan diterima (acceptable
risk).

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 21


RTP
2. Kriteria Skala 5
Dalam skala 5, kategori nilai risiko dan operasionalisasinya dapat
diilustrasikan sebagai berikut:
Tabel 2.12
Contoh Matriks Analisis Risiko Dalam Skala 5
Dmpak/Konsekuensi
MATRIKS ANALISIS Tidak Kecil Besar Sangat
RISIKO Signifikan Signifikan
1 2 3 4 5
Hampir Pasti 5
Terjadinya Risiko
Kemungkinan

Kemungkinan 4
Besar
Mungkin 3
Kemungkinan 2
Kecil
Sangat Jarang 1
Penetapan area atau bidang yang menjadi risiko prioritas yang
memerlukan penanganan/respon risiko pemerintah daerah
dipengaruhi oleh selera risiko atau preferensi manajemen
pemerintah daerah. Sebagai contoh, dalam tabel di atas, kategori
sangat tinggi (merah) dan tinggi (orange) merupakan area yang
memiliki sisa risiko yang membutuhkan penanganan dengan
prioritas yang sangat tinggi (unacceptable risk). Selanjutnya, untuk
kategori moderat (kuning) menjadi prioritas berikutnya
(unacceptable risk), sedangkan kategori rendah (biru) dan sangat
rendah (hijau) merupakan risiko yang dapat ditoleransi dan
diterima (acceptable risk).

4. PenetapanStruktur Pengelolaan Risiko


Implementasi struktur manajemen risiko dapat bervariasi tergantung
kompleksitas organisasi. Mengacu pada kajian tersebut di atas, struktur
pengelolaan risiko pemerintah daerah provinsi dapat dicontohkan sebagai
berikut:

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 22


RTP
Gambar 2.2
Struktur Pengelolaan Risiko Pemerintah Provinsi

Berdasarkan gambar 2.2 di atas, dalam pengelolaan risiko


pemerintah daerah dibentuk Struktur Pengelolaan Risiko, yang
terdiri atas:
a. Kepala Daerah sebagai penanggung jawab pengelolaan risiko;
b. Sekretaris Daerah sebagai koordinator penyelenggaraan
pengelolaan risiko pemerintah daerah;
c. Kepala Daerah sebagai Unit Pemilik Risiko (UPR) Tingkat
Pemerintah Daerah, Pejabat Eselon 1 di provinsi atau Eselon 2
di kabupaten/kota sebagai UPR Tingkat Eselon 1 di provinsi
atau Eselon 2 di kabupaten/ kota, dan Pejabat Eselon 3 dan
Eselon 4 sebagai UPR Tingkat Eselon 3 dan Eselon 4;
d. Komite pengelolaan risiko;
e. Asisten Sekretaris Daerah sebagai Unit Kepatuhan;
f. Inspektur Daerah sebagai penanggung jawab pengawasan;
Struktur Pengelolaan Risiko diuraikan sebagai berikut :
a. Penanggung Jawab
Kepala Daerah sebagai penanggung jawab berwenang
menetapkan arah kebijakan Pengelolaan Risiko Pemerintah
Daerah

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 23


RTP
b. Koordinator Penyelenggaraan
Sekretaris Daerah (Sekda) sebagai koordinator
penyelenggaraan berwenang mengoordinasikan pengelolaan
risiko di lingkungan pemerintah daerah.
c. Unit Pemilik Risiko
Unit pemilik risiko merupakan unit organisasi yang
bertanggung jawab melakukan pengelolaan risiko di lingkup
kerjanya.
d. Komite Pengelolaan Risiko
Dalam rangka mendukung pengelolaan risiko
tingkatpemerintah daerah, Kepala Daerah dapat membentuk
Komite Pengelolaan Risiko sesuai dengan tugas
e. Unit Kepatuhan
Unit kepatuhan bertanggung jawab memantau pelaksanaan
pengelolaan risiko yang telah ditetapkan oleh pemerintah
daerah. Asisten Sekretaris Daerah dapat bertindak sebagai unit
kepatuhan pada OPD.
f. Penanggung Jawab Pengawasan
Inspektorat Daerah sebagai penanggung jawab pengawasan,
bertanggung jawab memberikan pengawasan dan konsultasi
terkait penerapan pengelolaan risiko.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 24


RTP

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 25


RTP
A. Penciptaan Lingkungan Pengendalian Yang Diharapkan di Lingkungan
Disperakim Provinsi Jawa Tengah
1. Kondisi Lingkungan Pengendalian Saat ini
Secara umum Penciptaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkup
Disperakim Provinsi Jawa Tengah berdasar pada hasil Survei Persepsi sudah
“Memadai”, hal ini didasarkan pada :

1.1.Identifikasi Kelemahan Lingkungan Pengendalian Intern


Lingkungan pengendalian adalah kondisi yang dibangun dan diciptakan
dalam suatu organisasi yang memengaruhi efektivitas pengendalian
intern. Oleh karena itu, setiap organisasi wajib menciptakan kondisi
lingkungan pengendalian yang kondusif agar sistem pengendalian intern
dapat terimplementasi secara efektif.

Secara khusus, Identifikasi lingkungan pengendalian di lingkungan


Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa
Tengah bertujuan untuk:
a. Menegakkan integritas dan nilai‐nilai etika;
b. Terciptanya komitmen terhadap kompetensi;
c. Terciptanya kepemimpinan yang kondusif;
d. Terwujudnya struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan;
e. Terwujudnya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
yang tepat;
f. Terwujudnya kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber
daya manusia;
g. Terwujudnya aparat pengawasan intern pemerintah yang
berperan efektif; dan
h. Terwujudnya hubungan kerja yang baik antar unit kerja terkait.
Identifikasi Kelemahan Di lingkungan Disperakim Provinsi Jawa
Tengah diawali dengan pembagian kuesioner Penilaian Lingkungan
Pengendalian Intern Control Environment Evaluation (CEE) kepada 36
(tiga puluh enam) responden di lingkungan Disperakim Provinsi Jawa
Tengah dengan melibatkan Eselon II, III, dan IV serta perwakilan Staff
dengan perbandingan 30% dari jumlah seluruh pegawai di lingkungan
Disperakim Provinsi Jawa Tengah. Dari 36 Kuesioner yang di sebar,
telah kembali dengan jumlah yang sama dan dihasilkan nilai Modus
yang “Memadai” (Hasil Review Persepsi) (Lampiran 5 Form 1a).

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 26


RTP
Dari hasil Audit kinerja Inspektorat tahun sebelumnya didapati beberapa
kelemahan yang mengakibatkan kondisi kerentanan di Lingkungan
Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah (Hasil Review
Dokumen). Sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2008, Klasifikasi
permasalahan tersebut disandingkan dengan sub unsur Lingkungan
Pengendalian dan di peroleh uraian kelemahan sebagai mana terlihat
pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1
Kondisi Kerentanan Lingkungan Pengendalian Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah
No. Sumber data Uraian Kelemahan Klasifikasi
a b c d
1 Media sosial Pemberitaan terkait perekrutan tenaga Penyusunan dan
twitter pendukung yang tidak transparan. penerapan kebijakan
@ina8944853 yang sehat tentang
pembinaan sumber
daya manusia
2 LHP No. Penetapan indikator kinerja pada Kepemimpinan yang
710/026/W.II/2020 kegiatan penyediaan rumah susun, kondusif
rumah khusus dan PSU nya belum
memenuhi karakteristik indikator
kinerja yang baik dan cukup memadai
guna pengukuran kinerja unit
organisasi.
3 LHP No. Belum terlaksananya semua Standar Hubungan kerja
710/026/W.II/2020 Pelayanan Minimal (SPM) Perumahan yang baik dengan
Rakyat dan Kawasan Permukiman instansi pemerintah
Tahun 2019 terkait
4 LHP No. Keterlambatan atas pekerjaan bantuan Pendelegasian
710/026/W.II/2020 material pembangunan rumah baru di wewenang dan
Kabupaten Demak. tanggung jawab
yang tepat
5 LHP No. Perekrutan tenaga fasilitator lapangan Pendelegasian
710/026/W.II/2020 belum sepenuhnya sesuai ketentuan. wewenang dan
tanggung jawab
yang tepat

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 27


RTP
No. Sumber data Uraian Kelemahan Klasifikasi
a b c d
6 LHP No. Hasil pekerjaan penyediaan jasa Pendelegasian
710/026/W.II/2020 Konsultasi Individual (KI) wewenang dan
pengelolaan data perumahan, kawasan tanggung jawab
permukiman dan pertanahan belum yang tepat
optimal.
7 Rekap kehadiran Kurang disiplinnya sebagian pegawai Penegakan Integritas
dalam mentaati ketentuan kehadiran dan Nilai Etika

Setelah teridentifikasi kelemahan, maka dilakukan survei persepsi dari hasil


Review Dokumen dengan Hasil Review Persepsi melalui Verivikasi dan
Validasi oleh Tim Satgas SPIP Disperakim Provinsi Jawa Tengah yang
hasilnya “Memadai” ditunjukan pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2
Simpulan Hasil Survei Persepsi atas Lingkungan Pengendalian Intern Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah

No Sub Unsur Kondisi

1 Penegakan Integritas dan Nilai Etika Memadai

2 Komitmen terhadap Kompetensi Memadai

3 Kepemimpinan yang Kondusif Memadai

4 Pembentukan Struktur Organisasi yang Sesuai dengan Kebutuhan Memadai

5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab yang Tepat Memadai

6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan Yang Sehat Tentang


Memadai
Pembinaan Sumber Daya Manusia

7 Perwujudan Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Yang


Memadai
Efektif
8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Memadai

1.2.Rencana Perbaikan Lingkungan Pengendalian


Simpulan Survei Persepsi atas Lingkungan Pengendalian Intern
Disperakim Provinsi Jawa Tengah diperoleh berdasarkan rumusan
Apabila Hasil Review Dokumen “Kurang Memadai” dan Hasil Survei

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 28


RTP
Persepsi “Memadai” maka diperoleh simpulan “Kurang Memadai”,
jika Hasil Review Dokumen “Memadai” dan Hasil Survei Persepsi
“Memadai”maka diperoleh simpulan “Memadai”. Dan jika Hasil
Review Dokumen dan Hasil Review Persepsi “Kurang Memadai” maka
diperoleh simpulan “Kurang Memadai” (Lampiran 5 Form 1c).
Dari Tabel 3.1 dan 3.2 masih dibutuhkan Pengendalian karena masih
terdapat hasil simpulan yang “Kurang Memadai” yang ditunjukan pada
Tabel 3.3 sebagai berikut :

Tabel 3.3
Pengendalian Yang Masih Dibutuhkan
Kondisi
Rencana Tindak
Lingkungan
Pengendalian Penanggung Target Waktu
No. Pengendalian
Lingkungan jawab Penyelesaian
yang Kurang
Pengendalian
Memadai
a b c d e
I Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
Keterlambatan atas - Melaksanakan Kepala Bidang Triwulan I 2021
pekerjaan bantuan monitoring dan evaluasi Perumahan
material pelaksanaan pekerjaan
pembangunan secara berkala
rumah baru di - Memberikan arahan
1 Kabupaten Demak. kepada staff yang
ditugaskan untuk
melaksanakan monev agar
pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dapat berjalan
dengan semestinya.
Perekrutan tenaga - Penyusunan kriteria Kepala Bidang Triwulan II 2021
fasilitator lapangan tenaga fasilitator lapangan Perumahan
belum sepenuhnya yang lebih relevan
sesuai ketentuan. terhadap kebutuhan /
2
tuntutan pelaksanaan
pekerjaan.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 29


RTP
Kondisi
Rencana Tindak
Lingkungan
Pengendalian Penanggung Target Waktu
No. Pengendalian
Lingkungan jawab Penyelesaian
yang Kurang
Pengendalian
Memadai
a b c d e
Hasil pekerjaan - Monev secara berkala Kepala Bidang Triwulan I 2021
penyediaan jasa baik terhadap proses Keterpaduan
Konsultasi pelaksanaan pekerjaan
Individual (KI) maupun hasilnya.
pengelolaan data
3
perumahan,
kawasan
permukiman dan
pertanahan belum
optimal.
II Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Pemberitaan terkait - Menyusun tata cara serta Kepala Bidang Triwulan I 2021
perekrutan tenaga kriteria dalam seleksi Terkait
pendukung yang perekrutan tenaga
tidak transparan. pendukung.
III Kepemimpinan yang kondusif
Penetapan - Penyusunan review Kepala Dinas Pararel dengan
indikator kinerja RENSTRA. penyusunan
pada kegiatan RPJMD
penyediaan rumah
susun, rumah
khusus dan PSU
nya belum
memenuhi
karakteristik
indikator kinerja
yang baik dan
cukup memadai
guna pengukuran
kinerja unit

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 30


RTP
Kondisi
Rencana Tindak
Lingkungan
Pengendalian Penanggung Target Waktu
No. Pengendalian
Lingkungan jawab Penyelesaian
yang Kurang
Pengendalian
Memadai
a b c d e
organisasi.
IV Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
Belum - Pelaksanaan rapat Kepala Bidang Triwulan I 2021
terlaksananya koordinasi bersama Keterpaduan &
semua Standar instansi / lembaga terkait Kepala Sub
Pelayanan Minimal dalam rangka identifikasi Bag Program
(SPM) Perumahan rencana pelaksanaan
Rakyat dan program pemerintah.
Kawasan
Permukiman Tahun
2019 (terkait
dengan fasilitasi
penyediaan
perumahan bagi
masyarakat
terdampak program
pemerintah).

1.3.Penilaian Risiko
1.3.1.Penetapan Konteks/Tujuan
Penilaian Risiko Disperakim Provinsi Jawa Tengah telah disesuaikan
dengan Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang
Klasifikasi,Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan
Dan Keuangan Daerah dan Kepmendagri Nomor 50 Tahun 2020
tentang Hasil Verifikasi dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi,
Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan
Keuangan Daerah. Disperakim Provinsi Jawa Tengah sudah
mengidentifikasi Risiko berdasar 2 (dua) urusan wajib Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan yang
diidentifikasikan kedalam tingkat Risiko Strategis Pemda (sesuai
tujuan strategis RPJMD), tingkat risiko strategis OPD dan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 31


RTP
Operasional OPD (sesuai tujuan strategis 1,2,dan 3 Renstra OPD)
sehingga diperoleh identifikasi Risko pada 7 (tujuh) Program, 13
(tiga belas) Kegiatan, 45 (empat puluh lima) Sub Kegiatan sampai
identifikasi Risiko 80 (delapan puluh) sub-sub kegiatan (Lampiran
5Form 2a, Form 2b.1, Form 2b.2.1, Form 2b.2.2, Form 2b.2.3,
Form 2c). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk:
a. Mengidentifikasi dan menguraikan seluruh risiko potensial,
baik yang disebabkan faktor internal maupun disebabkan faktor
eksternal.
b. Memeringkat risiko teridentifikasi berdasarkan level
keutamaan prioritas perhatian dan penanganannya agar dapat
dikelola secara efektif.

1.3.2.Hasil Identifikasi Risiko


Hasil Diskusi Unit Pemilik Risiko terhadap atribut-atribut risiko
(uraian risiko, pemilik risiko, penyebab risiko, sumber risiko, sifat
penyebab risiko apakah dapat dikendaikan (controllable) atau tidak
dapat dikendalikan (uncontrollable) oleh pemilik risiko, dampak
risiko, serta penerima dampak risiko) diperoleh bahwa Identifikasi
Risiko Strategis Pemda bersumber dari Eksternal yang apabila tidak
bisa di kontrol berakibat fatal bagi masyarakat. Pada Risiko Strategis
OPD dan Operasional OPD Sumber Riiko rata rata masih bisa
dipengaruhi oleh factor Internal dan Eksternal yang ratarata sifat
penyebab risiko masih bisa di control. (Lampiran 5 Form 3a, Form
3b 1.2, Form 3b 2.1, Form 3c)
1.3.3.Hasil Analisis Risiko
Dari hasil pengidentifikasian Risiko Disperakim Provinsi Jawa
Tengah dengan memperhatikan Konteks klasifikasi Pengelolaan
Risiko diperoleh Skala Risiko Sebagai Berikut :

Tabel 3.4
Analisis Skala Risiko Strategis Pemda Sesuai Tujuan 3 RPJMD
Kemiskinan di Jawa Tengah yang Semakin Menurun Secara Merata
No. “Risiko” yang Teridentifikasi Analisis

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 32


RTP
Risiko

Skala Risiko

a b f=dxe
I Risiko Strategis Pemda
- Tidak tercapainya target dari rencana program pengurangan
kemiskinan
1 - Tidak tersampaikannya bantuan Penanganan RTLH kepada 12
masyarakat yang membutuhkan (miskin)
- Tidak tercapainya target 100% Bankeupemdes RTLH

Tabel 3.5
Analisis Skala Risiko Strategis OPD Sesuai Tujuan 1 dan 2 Renstra
Disperakim Provinsi Jawa Tengah
1.Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan
Permukiman yang Berkualitas;
2.Meningkatkan Kepastian Hukum atas Bidang Tanah Bagi
Masyarakat dan BagiPembangunan Untuk Kepentingan Umum

Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
Risiko Strategis OPD
- Tidak terinformasikannya peluang melalui KPR-FLPP, BP2BT,
dll
1 2
- Minimnya akses masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah
terkait Pembiayaan Perumahan
-Tidak tersampaikannya Pedoman Standar Teknis Penyediaan
2 2
Rumah
- TFL dalam memberikan pendampingan kepada masyarakat
3 2
penerima bantuan, kurang maksimal.
- Tidak adanya data perumahan dilokasi rewan bencana / terkena
4 4
relokasi program provinsi.
- Tidak adanya data lahan-lahan potensial sebagai lokasi relokasi
5 2
perumahan.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 33


RTP
Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
Risiko Strategis OPD
- Tidak adanya data rumah korban bencana kejadian sebelumnya
6 4
yang belum tertangani untuk dilakukan penanganan.
-Tidak tersedianya data rumah sewa korban bencana, Rusun dan
7 1
rusus
Sulitnya mendapatkan database korban Bencana Alam atau
terkena relokasi program tingkat Provinsi
8 -Tidak tersedianya data korban Bencana Alam atau terkena 6
relokasi program tingkat Provinsi
-Tidak tepatnya sasaran Penerima Bantuan
- Tidak tepat jenis material bahan bangunan yang di serahkan
sesuai kebutuhan
- Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan bangunan
9 yang di serahkan. 4
- Kerusakan material bahan bangunan akibat mobilisasi.
'-Tidak tersampaikannya bantuan bagi masyarakat korban
terdampak bencana
10 Penerima Bansos Kurang sesuai sasaran 9
Belum diketahuinya penerbitan e-katalog RUSPIN secara resmi
- Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan bangunan
yang di serahkan.
11 9
- Kerusakan material bahan bangunan akibat mobilisasi.
'-Tidak tersampaikannya bantuan bagi masyarakat korban
terdampak bencana
12 Tidak Tersalurkannya Bantuan Stimulan Material 12
13 Terlambatnya pelaksanaan 4
- Tidak tersedianya dokumen UKL-UPL, site plan, dan DED
14 2
(Rusus).
- Tidak tersedianya kajian dan identifikasi kebutuhan rumah bagi
15 4
nelayan 7 kab/kota di pantura.
16 Belum diketahuinya jadwal penerbitan e-katalog RUSPIN secara 9

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 34


RTP
Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
Risiko Strategis OPD
resmi.
- Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat waktu, tepat
17 12
jumlah.
- Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat waktu, tepat
jumlah.
18 9
- Tidak terlaksananya peningkatan kualitas RTLH.

19 Terjadinya gagal lelang 9


20 Kerusakan dan tertundanya pelaksanaan pekerjaan konstruksi. 9
Pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan waktu yang telah
21 6
ditentukan.
Adanya perubahan harga pada masa pelaksanaan pekerjaan
22 9
(eskalasi)
Hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi yang di syaratkan
23 6
dalam kontrak
- Tidak terselenggaranya Lomba Hari Habitat
24 6
- Tidak adanya peserta Lomba Hari Habitat
- Tidak termonitoring tingkat capaian kawasan permukiman
25 6
kumuh yang tertangani
- Respon dari Kab / Kota yang rendah dalam pengusulan progam/
26 kegiatan/ anggaran dalam rangka penanganan kawasan kumuh, 9
melalui bantuan keuangan Kab/ Kota (Musrenbang)
-Adanya perubahan fungsi lahan mengurangi luasan Lahan
27 2
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)
-Aset Tanah Kas Desa tidak memilikki bukti
28 kepemilikkan/sertifikat 4
- Peralihan Hak Kepemilikan Tanah Kas Desa

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 35


RTP
Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
Risiko Strategis OPD
-Banyaknya permasalahan pertanahan yang muncul dalam
penyelenggaraan urusan pertanahan di Provinsi Jawa Tengah
-Lemahnya penataan administrasi permasalahan tanah shg
memunculkan permasalahan pertanahan
-Tidak berjalannya kegiatan sesuai waktu
- Program pembangunan tidak terlaksana
29 4
-fasilitasi penyeleaian permasalahn tidak berjalan
-Upaya penyelesaian tanah yang berlarut-larut
-Terhambatnya Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan
-Fasilitasi penyelesaian permasalahan pertanahan tidak berjalan
optimal
-Timbulnya dampak sosial masyarakat
-Terjadi perubahan jadwal pelaksanaan Inventarisasi
30 -Masa berlaku Hak guna (HGU) kadaluarsa 4
-Kemungkinan adanya Sertifikat Ganda
-Tidak tersampaikannya informasi dan kurangnya pemahaman
31 aparatur pemerintahan dan masyarakat terkait kebijakan urusan 4
pemerintahan di bidang pertanahan
-Pelaksanaan Penlok tidak sesuai dengan keputusan Gubernur
32 -Keputusan Gubernur terkait Penlok kadaluarsa sebelum 4
penyelesaian kegiatan/pekerjaan
Kurangnya Pemahaman tentang Dinamika perkembangan
33 peraturan perundang-undangan serta kebijakan-kebijakan di 1
bidang pertanahan
34 Kurang maksimalnya target capain Reforma Agraria 4
-Kurangnya pemahaman masyarakat terkait legalisasi aset tanah,
35 kurang sosialisasi 4
- Perubahan alih fungsi lahan
-Kurang maksimalnya pembinaan dan pengendalian pertanahan
36 4
serta dalam masa pandemi

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 36


RTP
Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
Risiko Strategis OPD
-kurang maksimalnya terhadap penerima manfaat

-Tidak tersedianya tanah bagi pembangunan untuk kepentingan


umum
37 -Keterlambatan Proses Pekerjaan 9

-Informasi tidak tersampaikan dengan lengkap

-Tidak tersedia/sulit mendapatkan harga tanah dilokasi tempat


38 wilayah tertentu tempat dilaksanakan pengadaan tanah bagi 4
pembangunan untuk kepentingan umum-data tidak aktual

Tabel 3.6
Analisis Skala Risiko Operasional OPD Sesuai Tujuan 1 dan 3
Renstra Disperakim Provinsi Jawa Tengah
1.Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan
Permukiman yang Berkualitas;
2.Meningkatkan Tata Kelola Organisasi Perangkat Daerah

Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
Risiko Operasional OPD
Kajian dan perumusan konsep kebijakan kasiba lisiba tidak sesuai
1 9
dengan target yang diharapkan
Kajian dan perumusan keterpaduan implementasi P3KP dan
2 Pertanahan tidak fokus terhadap tujuan dan sasaran yang 6
diharapkan
Fasilitasi Pokja dan Forum PKP Provinsi Jawa Tengah akan sulit
3 6
tercapai targetnya
Pelaksanaan implementasi kemitraan multi stakeholders melalui
4 9
KKN Tematik Disperakim dengan Perguruan Tinggi tidak

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 37


RTP
Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
terlaksana secara maksimal

Rencana Pengelolaan Klinik PKP tidak sesuai target yang


5 9
diharapkan
6 Kurangnya kualitas produk evaluasi pada lingkup bidang PKPP 9
Indikator kinerja lingkup bidang PKPP di kabupaten/kota yang
7 9
tidak tersinkronisasi dengan pusat dan provinsi.
Pelaksanaan pembinaan lingkup bidang PKPP yang kurang
8 6
maksimal
Basis Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
9 9
yang kurang lengkap dan valid
Forum Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan
10 6
Provinsi Jawa Tengah tidak terlaksana sesuai target
Forum Group Discussion (FGD) Pengelolaan Data Perumahan,
11 Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Jawa Tengah tidak 4
terlaksana sesuai target
Kualitas produk akhir Aplikasi Basis Data dan Sistem Informasi
12 Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan yang 6
dikembangkan tidak sesuai target yang diharapkan
Tidak tersusunnya dokumen Rencana Kerja Tahun 2022 ,
13 Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon Ta.2021, RKT Th.2022 sesuai 4
dengan ketentuan

Tidak tersusunnya Dok.RKA P tahun 2021, DPPA Tahun 2021,


14 4
RKA Th.2022 dan DPA th.2022 sesuai dengan ketentuan

-Tidak tersampaikannya informasi program kegiatan Bidang


Infrastruktur baik bersumber dana APBN maupun APBD
15 Prov.Tahun 2021 4
-Tidak terciptanya Penguatan lingkungan pengendalian dan
tersusunya Dokumen RTP Tahun 2021

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 38


RTP
Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
- Tidak tersusunnya dokumen Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
sesuai dengan Jadual dan ketentuan
16 4
- Tidak optimalnya pelaksanaan evaluasi Kinerja Perangkat
Daerah (Disperakim) dan Pemerintah Daerah Prov.Jateng
Pembayaran Gaji dan Tunjangan tidak sesuai dengan yang
17 1
seharusnya diterima
-Pembayaran Tambahan Penghasilan tidak sesuai dengan yang
18 2
seharusnya diterima
dapat mengarah kepada terhambatnya penyusunan akuntansi dan
pelaporan keuangan yang baik
19 -Tidak memperoleh informasi baru tentang regulasi adanya 1
kebijakan pengelolaan APBD, khususnya pelaporan Akuntansi dan
Keuangan
-dapat mengarah kepada terhambatnya pelaksanaan Kegiatan
karena ketidak hadiran Narasumber atau Moderator
20 -Tidak memperoleh informasi baru tentang regulasi adanya 1
kebijakan pengelolaan APBD, khususnya pelaporan Keuangan
Bulanan/Semestrean
dapat mengarah kepada terhambatnya Penyusunan Pelaporan
Keuangan Akhir Tahun karena Data Asset yang belum masuk
21 1
Subbag Keuangan
'-Penyusunan laporan akhir tahun anggaran tidak tepat waktu
Gedung kantor yang tidak terawat akan mengakibatkan
22 4
ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja

23 -Sarana yang tidak terawat dan rusak. 4

Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan


ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam bekerja
-Tingkat pengetahuan ASN baik teknis dan administratif dan
24 4
regulasi yang berbeda
- Tidak tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-
undangan yang dibutuhkan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 39


RTP
Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam bekerja
25 4
'-Kesiapan Materi Pameran yang tidak tepat waktu
-Ketidak pastian waktu dalam proses pengadaan Penyedia Jasa
Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja dan
26 4
ketidaklancaran tugas
-Tidak terjaminnya penanggungan risiko kecelakaan kerja
Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja dan
27 4
ketidaklancaran tugas
'-Ketidaknyamanan dan tidak optimalnya dalam pelaksanaan tugas
Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja dan
28 ketidaklancaran tugas 4
'-Tidak terenuhinya peralatan dan perlengkapan kantor yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas
Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja dan
29 ketidaklancaran tugas 4
-Tidak tersedianya sarana mebeleur sebagai sarana penunjang
pelaksanaan tugas
Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja dan
30 ketidaklancaran tugas 4
'-Tagihan Pembayaran jasa yang fluktiatif dan melebihi
ketersediaan anggaran
Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam bekerja
31 4
'-Tidak tercukupinya penyediaan kebutuhan makan minum sesuai
ketersediaan anggaran

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 40


RTP
Analisis
Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi
Skala Risiko

a b f=dxe
32 Sarana yang tidak terawat dan rusak 4
33 Sarana yang rusak dan tidak terawat 4
34 Sarana yang rusak dan tidak terawat 4
Tidak tersampaikannya naskah dinas tepat waktu akan
35 4
mengakibatkan terlambatnya penyampaian naskah dinas
Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan
36 4
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam bekerja
37 Tidak tersedianya perlengkapan barang cetak dan penggandaan 4
-Ketidakhadiran memehuni undangan dalam event yang
38 4
diselenggarakan

39 4
-Tidak terbayarkan pembayaran honor dan jasa keamanan
Tidak terawatnya sarpras perlengkapan dan terjaganya kebersihan
40 4
lingkungan kantor
Tidak tepat sasarannya Pendidikan dan Pelatihan akan
41 4
menghambat peningkatan ketrampilan dan pengetahuan pegawai

Hasil Analisis Risiko Strategis Pemda memiliki skala risiko tertinggi dengan
nilai 12 (dua belas), dimana skala dampak diidentifikasikan memiliki
pengaruh besar (3) dan skala kemungkinan yang hampir pasti (4). Risiko
tinggi terjadi pada Program Pengembangan Perumahan, Kegiatan
Pendistribusian dan Serah Terima Rumah Bagi Korban Bencana atau
Relokasi Program Provinsi, Sub Kegiatan Pelaksanaan Pembagian Rumah
Bagi Korban Bencana Provinsi atau Relokasi Program Provinsi, Sub-sub
Kegiatan Peningkatan Kualitas RTLH (Bankeupemdes RTLH).

Pada Risiko Strategis OPD Risiko tertinggi dengan nilai 12 (dua belas) dan
ada 2 (dua ) Identifikasi, yaitu pada Program Pengembangan Perumahan,
Kegiatan Pembangunan dan Rehabilitasi Rumah Korban bencana atau
Relokasi Program Provinsi, Sub Kegiatan Pembangunan Rumah Bagi
Korban Bencana, Sub-sub Kegiatan Bantuan Sosial Barang Material Bahan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 41


RTP
Bangunan Pembangunan Rumah Terdampak Bencana Beserta PSUnya serta
Program Pengembangan Perumahan, Kegiatan Pendistribusian dan Serah
Terima Rumah Bagi Korban Bencana atau Relokasi Program Provinsi, Sub
Kegiatan Pelaksanaan Pembagian Rumah Bagi Korban Bencana Provinsi
atau Relokasi Program Provinsi, Sub-sub Kegiatan Bantuan Stimulan Rumah
Sederhana Sehat.
Pelaksanaan proses penilaian risiko dilakukan dalam tiga tahap kegiatan,
yang terdiri atas:
a. Penetapan tujuan organisasi, sebagai target terukur yang
mengarahkan organisasi dalam menjalankan aktivitasnya.
Pernyataan tujuan harus bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan terikat waktu;
b. Identifikasi risiko untuk menghasilkan suatu gambaran peristiwa
yang berpotensi mengganggu pencapaian tujuan aktivitas
organisasi. Dalam pelaksanaan proses identifikasi risiko, perlu
diperhatikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya
peristiwa risiko;
c. Analisis risiko untuk mengestimasi besaran kemungkinan
munculnya peristiwa risiko dan dampak yang ditimbulkan terhadap
upaya pencapaian tujuan organisasi apabila peristiwa risiko tersebut
benar-benar terjadi, serta menetapkan level atau status risiko
sebagai kombinasi hubungan antara kemungkinan dan dampak
risiko. Berikut Tabel yang menunjukkan Pengendalian terpasang
dari identifikasi sebab dan dampak :(Lampiran 5 Form 3a, Form
3b 1.2, Form 3b 2.1, Form 3c).

1.3.4.Pengendalian yang Sudah Dilakukan


Mendefinisikan pengendalian yang sudah ada di lingkungan
Disperakim Provins Jawa Tengah yang terkait risiko prioritas untuk
ditangani (dikelola) dari hasil analisis risiko. Belikut Tabel 3.7, Tabel 3.8,
Tabel 3.9 yang menunjukkan Pengendalian terpasang Risiko Strategis
Pemda, Risiko Strategis OPD dan Operasional OPD.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 42


RTP
Tabel 3.7
Pengendalian Terpasang Risiko Strategis Pemda Sesuai Tujuan 3 RPJMD
Kemiskinan di Jawa Tengah yang semakin Menurun Secara Merata
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b f g
I Risiko Strategis Pemda
1 - Tidak tercapainya target dari - Kurang berminatnya desa - Tidak
rencana program pengurangan terhadap Bankeupemdes optimalnya
kemiskinan RTLH pelaksanaan
- Tidak tersampaikannya - Validitas data,Duplikasi program
bantuan Penanganan RTLH data, penanggulangan
kepada masyarakat yang -komitmen kabupaten/kota, / pengurangan
membutuhkan (miskin) Pemerintah Desa angka
- Tidak tercapainya target - Mekanisme penyampaian kemiskinan di
100% Bankeupemdes RTLH bantuan yang tidak efisien Jawa Tengah.
-Belum optimalnya peran
stakeholder/sumber
pembiayaan lainnya

Tabel 3.8
Pengendalian Terpasang Risiko Strategis OPD Sesuai Tujuan Strategis 1
dan 2 Renstra Disperakim Provinsi Jawa Tengah
1.Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan
Permukiman Yang Berkualitas
2.Meningkatkan Kepastian Hukum atas Bidang Tanah Bagi Masyarakat
dan Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
II Risiko Strategis OPD
1 - Tidak terinformasikannya -Sosialisasi tertunda karena - Masyarakat
peluang melalui KPR-FLPP, pandemi covid-19 yang
BP2BT, dll - Sosialisasi ke masyarakat membutuhkan
- Minimnya akses masyarakat luas yang dilaksanakan secara (MBR) tidak
terhadap kebijakan Pemerintah daring, tidak efektif. mendapatkan
terkait Pembiayaan Perumahan - Terbatasnya keikutsertaan kesempatan /
Kab/Kota dalam peluang
mensosialisasikan informasi
penyediaan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 43


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
perumahan
melalui
mekanisme
pembiayaan
FLPP, BP2BT,
dll.
2 -Tidak tersampaikannya - Sosialisasi tertunda -Pemahaman
Pedoman Standar Teknis - Terbatasnya keikutsertaan terhadap
Penyediaan Rumah Kab/Kota dalam mengikuti Pedoman
sosialisasi. Standar Teknis
kurang
sehingga
pembangunan
yang dilakukan
kurang
memenuhi
standar teknis
3 - TFL dalam memberikan - Sosialisasi tertunda - Tidak efektif,
pendampingan kepada - Pelaksanaan Sosialisasi tidak
masyarakat penerima bantuan, melalui daring kurang efektif terjaminnya
kurang maksimal. - TFL yang direkrut, tidak mutu
kompeten - Pembangunan
Rumah Baru
tidak sesuai
dengan Standar
Teknis
4 - Tidak adanya data perumahan -Belum tersedianya data - Belum dapat
dilokasi rewan bencana / Rumah / Perumahan di tertangani nya
terkena relokasi program Daerah Rawan Bencana. fasilitasi
provinsi. - Belum tersedianya data penyediaan
informasi program-prgram perumahan bagi
provinsi yang berimplikasi masyarakat
terhadap penyediaan rumah / terdampak
perumahan. relokasi

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 44


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
program
provinsi.
'- Masih adanya
risiko kerusakan
rumah /
perumahan
akibat bencana
di lokasi rawan
bencana.
5 - Tidak adanya data lahan- -Belum tersedianya data - Belum dapat
lahan potensial sebagai lokasi informasi lahan potensial dilaksanakannya
relokasi perumahan. sebagai lokasi relokasi relokasi
perumahan. perumahan
dalam rangka
pelaksanaan
program
pemerintah
provinsi.
6 - Tidak adanya data rumah - Tidak tersedianya informasi - Tidak dapat
korban bencana kejadian data rumah korban kejadian tertanganinya
sebelumnya yang belum sebelumnya yang belum rumah korban
tertangani untuk dilakukan tertangani. bencana yang
penanganan. sebelumnya
belum tertangani
7 -Tidak tersedianya data rumah - Instansi / OPD yang - Tidak dapat
sewa korban bencana, Rusun menangani berbeda-beda tiap dilaksanakan
dan rusus Daerah program
-Keterbatasan data pihak fasilitasi
Kab/Kota penyediaan
perumahan.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 45


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
8 Sulitnya mendapatkan database Belum tersedianya Database Memerlukan
korban Bencana Alam atau Korban Bencana Alam yang identifikasi
terkena relokasi program dapat ditangani oleh Provinsi- penyusunan
tingkat Provinsi-Tidak Belum adanya Pendataan database secara
tersedianya data korban Bagi Rumah Korban primer-Tidak
Bencana Alam atau terkena Bencana-Minimnya informasi tersalurkannya
relokasi program tingkat dari Kab/Kota-Validitas Data bantuan Rumah
Provinsi-Tidak tepatnya yang ada-Perubahan Kondisi bagi korban
sasaran Penerima Bantuan dilapangan Bencana atau
Relokasi
Program
Provinsisesuai
dengan kriteria
9 - Tidak tepat jenis material -Sudah Tertangani dari - Korban
bahan bangunan yang di sumber dana lainnya bencana tidak
serahkan sesuai kebutuhan (Pemerintah / Swasta/ dapat
- Tidak tepat waktu, jumlah Swadaya) memeperbaiki
dan mutu, material bahan -Tidak adanya komitmen Rumah yang
bangunan yang di serahkan. Swadaya Rusak untuk
- Kerusakan material bahan - Beragamnya tingkat dapat dihuni
bangunan akibat mobilisasi. kerusakan dan beraneka kembali
'-Tidak tersampaikannya ragamnya material bahan - Capaian tidak
bantuan bagi masyarakat bangunan yang dibutuhkan. dapat memenuhi
korban terdampak bencana - Sebaran lokasi tersebar dan target 100%
merupakan remote area -
dengan akses pencapaian
yang sulit.

10 Penerima Bansos Kurang Rumah sudah diperbaiki calon penerima


sesuai sasaran secara mandiri karena gagal menerima
kejadian bencana sudah bantuan
cukup lama

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 46


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
11 Belum diketahuinya penerbitan Tidak terpenuhinya - Jadwal
e-katalog RUSPIN secara persyaratan jumlah minimal Pelaksanaan
resmi Perusahan penyedia (yang Bantuan
- Tidak tepat waktu, jumlah sudah melakukan PKS Stimulan
dan mutu, material bahan dengan Kementerian Pusat) Material
bangunan yang di serahkan. untuk pendaftaran e-katalog. Pembangunan
- Kerusakan material bahan - Performance penyedia Rumah
bangunan akibat mobilisasi. barang dan jasa kurang / tidak Sederhana Sehat
'-Tidak tersampaikannya baik. mundur / tidak
bantuan bagi masyarakat '-Sudah Tertangani dari terlaksana.
korban terdampak bencana sumber dana lainnya -Masyarakat
(Pemerintah / Swasta/ korban Bencana
Swadaya) tidak dapat
-Tidak adanya komitmen menghuni
Swadaya rumah baru yang
- Sebaran lokasi tersebar dan layak huni.
merupakan remote area - Capaian tidak
dengan akses pencapaian dapat memenuhi
yang sulit. target 100%
- Performance penyedia jasa
kurang / tidak baik.
12 Tidak Tersalurkannya Bantuan terdapat kriteria yang tidak Mundurnya
Stimulan Material dapat dipenuhi oleh calon pelaksanaan
penerima (penyediaan lahan karena gagalnya
dll) calon penerima
dan diperlukan
calon penerima
pengganti

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 47


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
13 Terlambatnya pelaksanaan Lokasi Bencana yang cukup pelaksanaan
ekstrim sehingga memerlukan pembangunan
perhatian khusus dalam mundur dari
pengangkutan material waktu yang
telah
direncanakan
14 - Tidak tersedianya dokumen -Hak penggunaan Lahan Tidak dapat
UKL-UPL, site plan, dan DED masih berada di Disporapar- terlaksananya
(Rusus). Lahan berada di dekat pantai pembangunan
dan membutuhkan biaya rusun rusus di
pematangan lahan & Desa Sidaharja,
konstruksi non standart / Kec. Suradadi,
besar.- Kesesuaian Kab. Tegal
peruntukan dengan rencana
tata ruang.- Performance
penyedia jasa kurang / tidak
baik.
15 - Tidak tersedianya kajian dan - tidak tersedianya data - Tidak dapat
identifikasi kebutuhan rumah Nelayan yang membutuhkan terlaksananya
bagi nelayan 7 kab/kota di Rumah progam
pantura. - Kesiapan kultur sosial penyediaan
nelayan untuk di relokasi. rusus bagi
- kesesuaian peruntukan nelayan
dengan RTRW.
- Performance penyedia jasa
kurang / tidak baik.
16 Belum diketahuinya jadwal Tidak terpenuhinya - Pelaksanaan
penerbitan e-katalog RUSPIN persyaratan jumlah minimal Bantuan
secara resmi. Perusahan penyedia (yang Stimulan
sudah melakukan PKS Material
dengan Kementerian Pusat) Pembangunan
untuk pendaftaran e-katalog. Rumah
- Performance penyedia Sederhana Sehat
barang dan jasa kurang / tidak mundur

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 48


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
baik. - Tidak
terpenuhinya
jumlah rumah
yang dibangun
untuk
pemenuhan
Backlog.
17 - Tidak tersampaikannya - Tidak terpenuhinya kriteria - Pelaksanaan
bantuan tepat sasaran, tepat yang seharusnya dipenuhi Bantuan
waktu, tepat jumlah. sebagai penerima bantuan Stimulan
diantaranya : status Material
kepemilikan, komitmen Pembangunan
berswadaya, dll. Rumah
- Perubahan status dan Sederhana Sehat
kondisi calon penerima mundur
bantuan. - Tidak
- Terbatasnya tingkat terpenuhinya
pengetahuan Kelompok jumlah rumah
Masyarakat sebagai Tim yang dibangun
Pelaksana Kegiatan (dalam untuk
penyediaan material bahan pemenuhan
bangunan serta pelaporan Backlog.
pertanggungjawaban).
18 - Tidak tersampaikannya - Adanya duplikasi data dan - Tidak
bantuan tepat sasaran, tepat akurasi data. tersampaikannya
waktu, tepat jumlah. - Sebaran lokasi yang luas. bantuan kepada
- Tidak terlaksananya - Keterbatasan SDM masyarakat
peningkatan kualitas RTLH. - Tata laksana miskin yang
- Perubahan status dan membutuhkan
kondisi calon penerima (tidak
bantuan terlaksananya
- Kesanggupan untuk dukungan
berswadaya terhadap
program

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 49


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
penanggulangan
kemiskinan)
- Capaian tidak
dapat memenuhi
target 100%

19 Terjadinya gagal lelang - Belum ada penyedia jasa Lelang ulang


yang memenuhi syarat yang
- Standar harga yang tidak mengakibatkan
representatif waktu
pelaksanaan
mundur dari
jadwal
20 Kerusakan dan tertundanya Terjadi bencana, kerusuhan Tidak
pelaksanaan pekerjaan sosial, dll (force majeur) terselesaikannya
konstruksi. pekerjaan fisik
hadiah
pemenang
lomba hari
habitat tahun
2019
21 Pelaksanaan konstruksi yang Performance dari penyedia - Waktu
tidak sesuai dengan waktu jasa yang menyebabkan pelaksanaan
yang telah ditentukan. keterlambatan mundur dari
jadwal yang
telah ditentukan-
Pemutusan
Kontrak
Pekerjaan
22 Adanya perubahan harga pada Terjadi resesi perekonomian Tidak
masa pelaksanaan pekerjaan negara terselesaikannya
(eskalasi) pekerjaan fisik
hadiah

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 50


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
pemenang
lomba hari
habitat tahun
2019
23 Hasil pekerjaan tidak sesuai - Pemilihan dan Hasil
dengan spesifikasi yang di penggunanaan bahan pelaksanaan
syaratkan dalam kontrak bangunan yang tidak sesuai pekerjaan tidak
dengan spesifikasi yang sesuai dengan
sudah di tentukan dalam ketentuan yang
kontrak diatur dalam
kontrak.
24 - Tidak terselenggaranya - Tidak adanya peserta - Tidak adanya
Lomba Hari Habitat Kab/Kota, Pekerjaan Fisik
- Tidak adanya peserta Lomba - Kurangnya infomasi pada tahun N+1
Hari Habitat mengenai penyelenggaraan -Tidak
lomba terselenggaranya
Lomba Hari
Habitat
25 - Tidak termonitoring tingkat - Data hasil identifikasi - Tidak tersedia
capaian kawasan permukiman kawasan permukiman kumuh data capaian
kumuh yang tertangani oleh Kab/Kota selalu berubah kinerja
/ dinamis. penanganan
kawasan
permukiman
kumuh.
- Tidak
komprehensifny
a kebijakan yang
diambil dalam
penanganan
kawasan kumuh.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 51


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
26 - Respon dari Kab / Kota yang - Tidak efektifnya koordinasi Tidak
rendah dalam pengusulan yang telah dilakukan bersama tercapainya
progam/ kegiatan/ anggaran Kabupaten/Kota. target lokasi
dalam rangka penanganan - Komitmen dari pemerintah penanganan
kawasan kumuh, melalui daerah kurang kumuh
bantuan keuangan Kab/ Kota - Belum jelasnya tupoksi
(Musrenbang) perangkat daerah Kab/Kota
dalam penanganan kumuh.
27 -Adanya perubahan fungsi Seiring pertumbuhan Berkurangnya
lahan mengurangi luasan penduduk yang dinamis pada luasan LP2B
Lahan Pertanian Pangan saat ini keberadaan lahan dapat
Berkelanjutan (LP2B) pertanian terancam untuk mengganggu
kebutuhan lain (perubahan stabilitas
fungsi lahan) seperti kemandirian,
perumahan, industri dan lain ketahanan dan
sebagainya kedaulatan
pangan baik
lokal maupun
nasional
28 -Aset Tanah Kas Desa tidak - Tidak tercatat dan Berkurangnya
memilikki bukti terdokumentasikannya Proses Aset Desa
kepemilikkan/sertifikat peralihan hak kepemilikan
- Peralihan Hak Kepemilikan Tanah Kas Desa
Tanah Kas Desa - Kurangnya kesadaran
Pemerintah Kas Desa dalam
pengamanan aset secara
hukum
29 -Banyaknya permasalahan -ketidak sesuaian/setujunya - Penyediaan
pertanahan yang muncul dalam masy.terhadap nilai santunan tanah tertunda-
penyelenggaraan urusan yang diberikan-Kurangnya Tidak
pertanahan di Provinsi Jawa koordinasi dan sinergis dalam terlaksananya
Tengah-Lemahnya penataan proses penanganan pelaksanaan
administrasi permasalahan permasalahan pertanahan- kegiatan/pekerja
tanah shg memunculkan Kurangnya komitmen an-Tidak

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 52


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
permasalahan pertanahan- pemerintah dalam optimalnya
Tidak berjalannya kegiatan penyelesaian permasalahan pelayanan
sesuai waktu- Program pertanahan yang ada. terkait
pembangunan tidak terlaksana 1. Masih terdapatnya konflik Penyelesaian
-fasilitasi penyeleaian penguasaan pertanahan antara Permasalahan
permasalahn tidak berjalan- : Pertanahan
Upaya penyelesaian tanah yang a) Pemerintah Provinsi
berlarut-larut-Terhambatnya dengan Pemerintah Kab/Kota
Pelaksanaan b) Antar Pemerintah Kab/
Kegiatan/Pekerjaan-Fasilitasi kota;
penyelesaian permasalahan c) Pemerintah Provinsi Jawa
pertanahan tidak berjalan Tengah dengan masyarakat;
optimal-Timbulnya dampak d) Pemerintah Provinsi Jawa
sosial masyarakat Tengah dengan Instansi
pusat;
e) Instansi pusat dengan
masyarakat;
f) Masyarakat dengan
masyarakat;
2. Lemahnya penataan
administrasi penguasaan
tanah
3. Kurangnya koordinasi
dalam penanganan
permasalahan pertanahan di
Daerah
4. Kurangnya pemahaman
terhadap regulasi dibidang
pertanahan
30 -Terjadi perubahan jadwal -Jadwal Kerja BPN yang -Mundurnya
pelaksanaan Inventarisasi padat jadwal rencana
-Masa berlaku Hak guna -Ketidaksesuaian Peruntukan kegiatan
(HGU) kadaluarsa Hak Pakai -Tidak
-Kemungkinan adanya -Tidak adanya legalitas optimalnya

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 53


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
Sertifikat Ganda perjanjian pemanfaatan pelaksanaan
-Penguasaan lahan oleh pengamanan
masyarakat asset

31 -Tidak tersampaikannya Terhambatnya


informasi dan kurangnya -Kapasitas Narasumber pelayanan
pemahaman aparatur -Ketidakhadiran Narasumber kepada
pemerintahan dan masyarakat sesuai jadwal yang sudah masyarakat
terkait kebijakan urusan ditetapkan karena kesibukan khususnya
pemerintahan di bidang dalam melaksanakan dalam bidang
pertanahan pekerjaan pertanahan
-Peraturan dan Kebijakan
Bidang Pertanahan yang
berubah-ubah/belum
terupdate
32 -Pelaksanaan Penlok tidak -Pemilik Kegiatan/Pekerjaan Kurang tertib
sesuai dengan keputusan melaksanakan pekerjaan tidak administrasi dan
Gubernur sesuai perencanaan kurang
-Keputusan Gubernur terkait -Kurangnya pemahaman dan optimalnya
Penlok kadaluarsa sebelum kecermatan pemilik kegiatan dalam
penyelesaian (pemohon) terhadap substansi pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan Keputusan Gubernur (Penlok) penyelenggaraan
urusan
pertanahan
-
Tertundanya/ter
hambatnya
pelaksanaan
kegiatan karena
masa berlakunya
Penlok
Keputusan
Gubernur

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 54


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
33 Kurangnya Pemahaman kurangnya informasi dan dapat
tentang Dinamika pemahaman aparatur menghambat
perkembangan peraturan Pemerintahan dan masyarakat pelayanan
perundang-undangan serta terkait kebijakan urusan kepada
kebijakan-kebijakan di bidang pemerintahan dibidang masyarakat
pertanahan pertanahan khususnya
dalam bidang
pertanahan
34 Kurang maksimalnya target Pemahaman Penyelenggaraan kurang
capain Reforma Agraria Reforma Agraria oleh apartur optimalnya
Kab/Kota dalam
pelaksanaan
penyelenggaraan
Reforma
Agraria
35 -Kurangnya pemahaman - pemahaman terhadap -Tanah yang
masyarakat terkait legalisasi masyarakat kurang dikelola tidak
aset tanah, kurang sosialisasi- memiliki alas
Perubahan alih fungsi lahan hak- gagalnya/
tidak
terwujudnya
lahan pertanian
berkelanjutan-
Perekonomian
masyarakat
36 -Kurang maksimalnya -Keterbatasan melaksanakan -Mundurnya
pembinaan dan pengendalian kegiatan karena pandemi jadwal rencana
pertanahan serta dalam masa -keterbatasan penyampaian kegiatan
pandemi yang tidak dilakukan secara -Tidak adanya
-kurang maksimalnya terhadap tatap muka alternatif
penerima manfaat pemanfaatan
guna
meningkatkan
perekonomian

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 55


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
keluarga
37 -Tidak tersedianya tanah bagi -Masyarakat sulit untuk -Pembangunan
pembangunan untuk melepaskan kepemilikan untuk
kepentingan umum tanah yang akan digunakan kepentingan
-Keterlambatan Proses untuk kepentingan umum umum tidak
Pekerjaan -Dokumen Perencanaan yang dapat terealisasi
-Informasi tidak tersampaikan tidak sesuai sesuai dengan -Tidak
dengan lengkap peraturan perundang- Terbangunnya
undangan Pekerjaan sesuai
- Tidak adanya respon baik dengan jadual
dari masyarakat -tertundanya
-kurang perhatian masy pelaksananaan
terhadap masa berlaku
38 -Tidak tersedia/sulit -Instansi yang memerlukan Menghambat
mendapatkan harga tanah tanah maupun instansi terkait pelaksanaan
dilokasi tempat wilayah dapat meminta informasi nilai pengadaan tanah
tertentu tempat dilaksanakan tanah di kabupaten/kota bagi
pengadaan tanah bagi tertentu. pembangunan
pembangunan untuk -belum adanya update data untuk
kepentingan umum kepentingan
-data tidak aktual umum

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 56


RTP
Tabel 3.9
Pengendalian Terpasang Risiko Operasional OPD Sesuai Tujuan Strategis
1 dan 3 Renstra Disperakim Provinsi Jawa Tengah
1.Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan
Permukiman Yang Berkualitas
2.Meningkatkan Tata Kelola Organisasi Perangkat Daerah
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
III Resiko Oprasional OPD
39 Kajian dan perumusan konsep - Terbatasnya data sekunder - Hasil kajian
kebijakan kasiba lisiba tidak dari Kab/ Kota dan perumusan
sesuai dengan target yang - RTRW Kab/ Kota belum konsep
diharapkan semua terevisi kebijakan kasiba
- Terbatasnya pelaksanaan lisiba kurang
koordinasi dan survey mendalam dan
lapangan di Kab/ Kota karena substansi yang
pembatasan sosial akibat diharapkan
pandemi Covid-19 dalam KAK
- Konsultan Individual kurang tidak tercapai
memahami KAK sepenuhnya
- Kajian belum
dapat
dilanjutkan
menjadi produk
legislasi
40 Kajian dan perumusan - Keterbasan pelaksanaan - Hasil kajian
keterpaduan implementasi koordinasi dengan pihak- dan perumusan
P3KP dan Pertanahan tidak pihak terkait karena konsep
fokus terhadap tujuan dan keterbatasan di masa pandemi keterpaduan
sasaran yang diharapkan COVID19 implementasi
- Konsultan Individual kurang P3KP dan
memahami KAK Pertanahan
- Berbedanya prioritas secara
program/ kegiatan substansial akan
penyelenggaraan PKP antar mengalami
Kab/Kota dinamisasi
mengikuti

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 57


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
kebijakan
progresif
rencana
pembangunan
daerah sehingga
akan sulit
terarah
- Sulitnya
menyusun
perencanan
terpadu dan
terintegrasi
41 Fasilitasi Pokja dan Forum - Adanya Permen PUPR - Dengan
PKP Provinsi Jawa Tengah 12/2020 yang menyebabkan struktur
akan sulit tercapai targetnya perlunya restrukturisasi Pokja keanggotaan
dan Forum PKP sehingga yang baru akan
mengakibatkan perubahan mengakibatkan
struktur keanggotaan, serta gejolak awal
tugas dan fungsinya organisasi
- Penggabungan Pokja PKP sehingga akan
dan Pokja AMPL sehingga sulit
memerlukan penyesuaian- menyatukan
penyesuaian persepsi dan
- Belum terbentuk Forum pemahaman
PKP dalam
pencapaian
target
sebagaimana
tugas dan fungsi
Pokja dan
Forum
- Tugas dan
fungsi Pokja dan
Forum tidak

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 58


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
berjalan secara
optimal
42 Pelaksanaan implementasi Keterbatasan pelaksanaan - Kegiatan KKN
kemitraan multi stakeholders KKN oleh Perguruan Tinggi Tematik tidak
melalui KKN Tematik akibat pandemi Covid-19 dapat terlaksana
Disperakim dengan Perguruan sehingga mahasiswa tidak dalam lingkup
Tinggi tidak terlaksana secara dapat diturunkan ke lapangan, wilayah yang
maksimal dan keterbatasan keterlibatan luas
stakeholders akibat minimnya - Kurangnya
pembiayaan program CSR keberagaman
substansi
kegiatan yang
dapat dilakukan
- Kegiatan KKN
tidak dapat
berjalan dengan
sesuai rencana
- Tujuan
kegiatan KKN
tidak dapat
tercapai secara
maksimal,
fungsi peran
yang seharusnya
dititipkan
melalui kegiatan
KKN Tematik
tidak terealisasi
43 Rencana Pengelolaan Klinik Konsultan penyusun kurang Hasil rencana
PKP tidak sesuai target yang memahami substansi pengelolaan
diharapkan pekerjaan sesuai dalam KAK, Klinik PKP dan
keterbatasan kemampuan tim aplikasi Klinik
teknis dalam hal IT, serta PKP tidak sesuai
keterbatasan pelaksanaan dengan yang

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 59


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
koordinasi dan sinkronisasi diharapkan
akibat pandemi Covid-19
44 Kurangnya kualitas produk - Keterbatasan data lingkup - Hasil evaluasi
evaluasi pada lingkup bidang bidang PKP pada lingkup
PKPP - Belum adanya juknis terkait bidang PKPP
pengendalian lingkup bidang tidak sesuai
PKPP dengan yang
-Belum seragamnya koitmen diharapkan
pemerintah daerah - Kurang
maksimalnya
bahan
pertimbangan
untuk
penyusunan
kebijakan
45 Indikator kinerja lingkup - Perubahan peraturan dan - Indikator
bidang PKPP di belum adanya pembinaan kinerja lingkup
kabupaten/kota yang tidak terhadap kabupaten/kota bidang PKPP di
tersinkronisasi dengan pusat terkait penyusunan indikator kabupaten/kota
dan provinsi. lingkup bidang PKPP yang yang tidak
tersinkronisasi, tersinkronisasi
- kurangnya sinkronisasi dengan pusat
antara Pusat, provinsi dan dan provinsi,
kabupaten/ kota terkait serta
indikator kinerja bidang menyebabkan
PKPP hasil evaluasi
- Implementasi program kinerja RPJMD-
kegiatan untuk mendukung RENSTRA yang
visi misi kepala daerah, yang kurang
bervariasi maksimal
-Pemenuhan
urusan wajib
Perumahan
Rakyat, tidak

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 60


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
dapat
dilaksanakan
secara maksimal
46 Pelaksanaan pembinaan - Belum adanya pedoman - Pembinaan
lingkup bidang PKPP yang pembinaan bidang PKPP lingkup bidang
kurang maksimal '- Kurangnya komitmen dari PKPP yang
stakeholder terkait kurang
maksimal
- Urusan wajib
perumahan
rakyat tidak
dapat
dilaksanakan
secara maksimal
47 Basis Data Perumahan, - Proses pengumpulan dan - Kordinasi
Kawasan Permukiman dan pengelolaan data yang dengan
Pertanahan yang kurang melibatkan begitu banyak produsen data
lengkap dan valid pemangku kepentingan terhambat,
- tidak tersedianya data pada pengelolaan,
wali data/produsen data updating dan
- kurangnya personil penyajian data
pengelola data di yang valid dan
Kabupaten/Kota, terkini
- Kinerja konsultan individu terhambat,
dan tim teknis kurang kebenaran data
optimal, masih
- pandemi Covid-19 dipertanyakan
menyebabkan koordinasi - Data PKP
sebagian besar dilaksanakan tidak dapat
secara virtual maupun media digunakan
telpon dan email sepenuhnya
- Proses pengumpulan data untuk penentuan
yang dilakukan secara daring kebijakan.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 61


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
tidak dapat optimal.

48 Forum Data Perumahan, - Adanya Pandemi Covid-19 - Output


Kawasan Permukiman dan menyebabkan adanya kegiatan tidak
Pertanahan Provinsi Jawa kemungkinan dilaksanakan sesuai harapan,
Tengah tidak terlaksana sesuai secara virtual, - data yang
target - kesulitan melaksanakan terkumpul
desk untuk pengumpulan data sebagai materi
secara virtual, penyusunan
- Narasumber maupun peserta buku data
tidak hadir lengkap sesuai kurang lengkap,
target, valid, terkini.
- peserta tidak mengikuti
acara dan desk dengan
lengkap,
- data tidak dibawa / tidak
tersedia
49 Forum Group Discussion - Adanya Pandemi Covid-19 - Output
(FGD) Pengelolaan Data menyebabkan adanya kegiatan tidak
Perumahan, Kawasan kemungkinan dilaksanakan sesuai harapan,-
Permukiman dan Pertanahan secara virtual,- kesulitan data yang
Provinsi Jawa Tengah tidak melaksanakan desk untuk terkumpul
terlaksana sesuai target pengumpulan data secara sebagai materi
virtual,- Narasumber maupun penyusunan
peserta tidak hadir lengkap buku data
sesuai target,- peserta tidak kurang lengkap,
mengikuti acara dan desk valid, terkini.
dengan lengkap, - data tidak
dibawa / tidak tersedia

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 62


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
50 Kualitas produk akhir Aplikasi - Konsultan penyusun kurang Hasil aplikasi
Basis Data dan Sistem cermat dalam basis data dan
Informasi Perumahan Kawasan menterjemahkan KAK sistem informasi
Permukiman dan Pertanahan - Kualifikasi personil teknis kurang lengkap
yang dikembangkan tidak kurang sesuai kompetensi & tampilan serta
sesuai target yang diharapkan (IT), isi website tidak
- koordinasi dan pembahasan memenuhi
sebagian besar dilaksanakan harapan,
secara virtual akibat pandemi sehingga
Covid-19 aplikasi tersebut
tidak dapat
dimanfaatkan
secara optimal
51 Tidak tersusunnya dokumen Kurangnya koordinasi baik Tidak
Rencana Kerja Tahun 2022 , yang bersifat internal maupun tersedianya
Perjanjian Kinerja Pejabat eksternal Dokumen
Eselon Ta.2021, RKT Th.2022 '-Belum cermatnya kajian Rencana Kerja
sesuai dengan ketentuan pemenuhan target kinerja Tahun 2022 ,
didalam RENSTRA dan Perjanjian
RPJMD Kinerja Pejabat
-Belum sepenuhnya Eselon Ta.2021,
mencerminkan dukungan RKT Th.2022,
Program prioritas Gubernur Disperakim
dan Proyek Strategis Nasional dalam
(PSN) pelaksanaan
-Belum sepenuhnya tugas pokok dan
mendukung pemenuhan fungsinya
kewajiban SPM
-Belum sepenuhnya
mencerminkan dukungan
terhadap program
penanganan isu-isu strategiis
(Backlog, RTLH, Bencana,
Penanganan Kawasan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 63


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
Kumuh, Administrasi
Pertnahan dan dukungan
pasca penanganan Covid-19)

52 Tidak tersusunnya Dok.RKA P Kurangnya koordinasi baik


tahun 2021, DPPA Tahun yang bersifat internal maupun -Tidak
2021, RKA Th.2022 dan DPA eksternal efektif/optimaln
th.2022 sesuai dengan -Perubahan Regulasi ya Pelaksanaan
ketentuan Nomenklatur Program Program
Kegiatan kegiatan
-Perubahan Sistem Aplikasi Disperakim
Penganggaran yang belum Tahun 2021
terintegrasi sepenuhnya
- Konsistensi bidang di dalam
penyusunan program kegiatan
- Tidak lengkapnya data
pemenuhan readiness criteria

53 -Tidak tersampaikannya Kurangnya koordinasi baik -Dokumen


informasi program kegiatan yang bersifat internal maupun perencanaan
Bidang Infrastruktur baik eksternal dengan instansi tidak dapat
bersumber dana APBN terkait-Kurang Efektifnya tersusun tepat
maupun APBD Prov.Tahun pelaksanaan Sosialisasi waktu dan tidak
2021-Tidak terciptanya Bidang Infrastruktur secara sesuai
Penguatan lingkungan daring-Kurangnya respon dan ketentuan-
pengendalian dan tersusunya antusias peserta dalam Duplikasi
Dokumen RTP Tahun 2021 mengikuti Sosialisasi-Peran Program
serta bidang dalam penilaian Kegiatan
pengendalian lingkungan dan Pembangunan
identifikasi risiko-Kurangnya Infratsruktur-
Komitmen seluruh unsur Tidak efektifnya
dalam menindak lanjuti pelaksanaan
penyelenggaran SPIP Pembangunan
Infratsruktur-
Tidak

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 64


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
Optimalnya
penyelenggaraan
SPIP

54 - Tidak tersusunnya dokumen -Tidak tersedianya data dan -Dokumen


Evaluasi Kinerja Perangkat laporan yang dibutuhkan Evaluasi Kinerja
Daerah sesuai dengan Jadual sesuai dengan jadwal yang Perangkat
dan ketentuan telah ditentukan Daerah tidak
- Tidak optimalnya - Masih adanya beda persepsi dapat tersusun
pelaksanaan evaluasi Kinerja secara prinsip tepat waktu dan
Perangkat Daerah - Belum tersedianya kajian & tidak sesuai
(Disperakim) dan Pemerintah rekomendasi hasil evaluasi ketentuan
Daerah Prov.Jateng - Tidak
tersedianya data
dan hasil
evaluasi untuk
penyusunan
kebijakan &
pengambilan
keputusan oleh
pimpinan
55 Pembayaran Gaji dan Tidak adanya konfirmasi Pembayaran
Tunjangan tidak sesuai dengan status pegawai dan keluarga Gaji dan
yang seharusnya diterima pegawai ke bendahara gaji Tunjangan yang
-Tidak adanya konfirmasi diterima
status anggota keluarga pegawai tidak
pegawai yang masih sesuai
berhak/tidak berhak
mendapatkan tunjangan dari
ASN yang bersangkutan
berupa bentuk Surat
Keterangan
UntukMendapatkan
Tunjangan Keluarga (SKUM)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 65


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
56 -Pembayaran Tambahan -Pelanggaran disiplin yang -Pembayaran
Penghasilan tidak sesuai dilakukan oleh ASN Tambahan
dengan yang seharusnya -Kelalaian ASN dalam Penghasilan
diterima melaksanakan kewajiban yang diterima
untuk absensi pegawai tidak
sesuai
'-Penilaian
Kinerja Pegawai
kurang baik
57 dapat mengarah kepada Kurangnya detail pendukung
terhambatnya penyusunan laporan keuangan - Tahapan
akuntansi dan pelaporan -Ketidakikutsertaan dalam sosialisasi dalam
keuangan yang baik Pelatihan/Sosialisasi yang rangka
-Tidak memperoleh informasi diselenggarakan penyusunan
baru tentang regulasi adanya akuntansi tidak
kebijakan pengelolaan APBD, terlaksana
khususnya pelaporan dengan efektif
Akuntansi dan Keuangan
58 -dapat mengarah kepada -Ketidak hadiran dari -Penyampaian
terhambatnya pelaksanaan pengelola keuangan yang Materi oleh
Kegiatan karena ketidak diundang Narasumber
hadiran Narasumber atau belum
Moderator tersampaikan
-Tidak memperoleh informasi sebagaimana
baru tentang regulasi adanya yang diharapkan
kebijakan pengelolaan APBD, - Tahapan
khususnya pelaporan sosialisasi dalam
Keuangan Bulanan/Semestrean rangka
penyusunan
akuntansi tidak
terlaksana
dengan efektif

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 66


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
59 dapat mengarah kepada Data Asset belum sesuai dan Penyusunan
terhambatnya Penyusunan terlambat masuk ke Subbag Pelaporan
Pelaporan Keuangan Akhir Keuangan'-Keterlambatan Keuangan Akhir
Tahun karena Data Asset yang penyampaian data dalam Tahun menjadi
belum masuk Subbag rangka penyusunan laporan terlambat-
Keuangan'-Penyusunan laporan keuangan dari bidang-bidang- Penyampaian
akhir tahun anggaran tidak Ketidak lengkapan data laporan
tepat waktu pendukung laporan keuangan keuangan akhir
tahun terlambat
60 Gedung kantor yang tidak Tidak Terlaksananya Tidak
terawat akan mengakibatkan pemeliharaan sesuai nyamannya
ketidaknyamanan pegawai kebutuhan dan tidak suasana kerja
dalam bekerja terselesaikannya '-Tidak
pemeliharaan gedung kantor optimalnya
tepat waktu pelayanan dan
pelaksanaan
pekerjaan
61 -Sarana yang tidak terawat dan Tidak terawatnya sarana Tidak
rusak. prasarana kantor dan nyamannya
intensitas pemakaian yang suasana kerja
tinggi '-
-Frekuensi pemakaian yang Ketidaklancaran
melebihi kapasitas pelaksanaan
-Kelalaian/kurang tugas dan risiko
terampilnya pemakai keselamatan
sehingga mengakibatkan kerja
rusaknya sarana
- Belum adanya jadwal
rencana pemeliharan rutin
maupun berkala.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 67


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
62 Tidak tersedianya kebutuhan Keterlambatan dalam Tidak lancarnya
akan mengakibatkan penyediaan pekerjaan
ketidaknyamanan dan -Ketidakingin tahuan ASN -Terbatasnya
ketidaklancaran pegawai dalam terkait update regulasi pengetahuan
bekerja -Terbatasnya ketersediaan ASN terhadap
-Tingkat pengetahuan ASN bahan bacaan dan peraturan aturan yang
baik teknis dan administratif perundang-undangan di berlaku
dan regulasi yang berbeda pasaran
- Tidak tersedianya bahan
bacaan dan peraturan
perundang-undangan yang
dibutuhkan
63 Tidak tersedianya kebutuhan Keterlambatan dalam Tidak lancarnya
akan mengakibatkan penyediaan pekerjaan
ketidaknyamanan dan '- Belum ada kepastian jadwal '-
ketidaklancaran pegawai dalam Penyelenggaraan Event Tidakterserapny
bekerja Pameran. a anggaran
'-Kesiapan Materi Pameran -tidak
yang tidak tepat waktu terlaksananya
-Ketidak pastian waktu dalam keikutsertaan
proses pengadaan Penyedia dalam Event
Jasa Pameran
64 Sarana dan prasarana yang Tidak terawatnya sarana Tidak
rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan nyamannya
mengakibatkan intensitas pemakaian yang suasana kerja
ketidaknyamanan pegawai tinggi '- Tidak adanya
dalam bekerja dan '-Pengadan yang tidak sesuai jaminan
ketidaklancaran tugas jadwal keselamatan dan
-Tidak terjaminnya keamanan dalam
penanggungan risiko berkendara pada
kecelakaan kerja waktu
pelaksanaan
tugas

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 68


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
65 Sarana dan prasarana yang Tidak terawatnya sarana Tidak
rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan nyamannya
mengakibatkan intensitas pemakaian yang suasana kerja
ketidaknyamanan pegawai tinggi
dalam bekerja dan '-Tidak terpenuhinya -Tidak
ketidaklancaran tugas kebutuhan komponen- Terpenuhinya
'-Ketidaknyamanan dan tidak komponen perbaikan standar
optimalnya dalam pelaksanaan penerangan kenyamanan
tugas dalam bekerja
66 Sarana dan prasarana yang Tidak terawatnya sarana Tidak
rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan nyamannya
mengakibatkan intensitas pemakaian yang suasana kerja-
ketidaknyamanan pegawai tinggi- Belum adanya daftar Tidak
dalam bekerja dan prioritas kebutuhan optimalnya
ketidaklancaran tugas'-Tidak pelayanan dan
terenuhinya peralatan dan pelaksanaan
perlengkapan kantor yang pekerjaan
diperlukan untuk pelaksanaan
tugas
67 Sarana dan prasarana yang Tidak terawatnya sarana Tidak
rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan optimalnya
mengakibatkan intensitas pemakaian yang pelayanan dan
ketidaknyamanan pegawai tinggi pelaksanaan
dalam bekerja dan '-Kondisi sarana mebeleur pekerjaan
ketidaklancaran tugas yang sudah tidak layak
-Tidak tersedianya sarana
mebeleur sebagai sarana
penunjang pelaksanaan tugas
68 Sarana dan prasarana yang Tidak terawatnya sarana Tidak
rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan nyamannya
mengakibatkan intensitas pemakaian yang suasana kerja
ketidaknyamanan pegawai tinggi -Tidak
dalam bekerja dan '-Pemakaian Sarpras yang optimalnya
ketidaklancaran tugas fluktuatif dan berlebihan pelayanan dan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 69


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
'-Tagihan Pembayaran jasa - Kelalaian pemakaian pelaksanaan
yang fluktiatif dan melebihi Sarpras di luar jam kerja pekerjaan
ketersediaan anggaran

69 Tidak tersedianya kebutuhan Keterlambatan dalam Tidak lancarnya


akan mengakibatkan penyediaan pekerjaan
ketidaknyamanan dan -Frekuensi Jadwal Agenda '-Pelaksanaan
ketidaklancaran pegawai dalam Kegiatan yang tinggi. kegiatan
bekerja (rapat,dll) tanpa
'-Tidak tercukupinya adanya makan
penyediaan kebutuhan makan dan minum
minum sesuai ketersediaan
anggaran
70 Sarana yang tidak terawat dan Tidak terawatnya sarana Tidak
rusak prasarana kantor dan Optimalnya
intensitas pemakaian yang pelayanan dan
tinggi pelaksanaan
-Tidak tersedianya jadwal dan tugas
catatan kondisi perlengkapan
-Kualitas Pelayanan Penyedia
Jasa Listrik (PLN)
71 Sarana yang rusak dan tidak Tidak terawatnya sarana Tidak
terawat prasarana kantor dan Optimalnya
intensitas pemakaian yang pelayanan dan
tinggi pelaksanaan
-Tidak tersedianya jadwal dan tugas
catatan kondisi peralatan
72 Sarana yang rusak dan tidak Tidak terawatnya sarana Tidak
terawat prasarana kantor dan Optimalnya
intensitas pemakaian yang pelayanan dan
tinggi pelaksanaan
-Tidak tersedianya jadwal dan tugas
catatan kondisi Mebeleur

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 70


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
73 Tidak tersampaikannya naskah Pengiriman yang terlambat Tidak
dinas tepat waktu akan dan salah alamat Optimalnya
mengakibatkan terlambatnya '-Keterbatasan kapasitas SDM pelayanan dan
penyampaian naskah dinas dalam penggunaan aplikasi pelaksanaan
persuratan (TNDE dan SIKD) tugas
-Pencatatan dokumen
persuratan melalui kartu
kendali
74 Tidak tersedianya kebutuhan - Keterlambatan dalam Tidak
akan mengakibatkan penyediaan'-Belum Optimalnya
ketidaknyamanan dan Optimalnya Pencatatan pelayanan dan
ketidaklancaran pegawai dalam ketersediaan barang oleh pelaksanaan
bekerja pengurus barang tugas
75 Tidak tersedianya Keterlambatan dalam Tidak
perlengkapan barang cetak dan penyediaan Optimalnya
penggandaan pelayanan dan
pelaksanaan
tugas
76 Keterlambatan dalam -tidak
-Ketidakhadiran memehuni penyediaan tersedianya
undangan dalam event yang -Jumlah agenda dan acara informasi hasil
diselenggarakan yang tidak bisa diprediksi pelaksanaan
karena menyesuaikan surat koordinasi,
undangan yang masuk sosialisasi dan
-Keterbatasan Jumlah rapat
personil untuk penugasan -tidak
terlaksananya
koordinasi,keiku
tsertaan dalam
rapat,
sosialisasi,
bimtek, dll

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 71


RTP
No Risiko Prioritas Penyebab Dampak

a b c d
77 -Kelengkapan Dokumen Tidak
-Tidak terbayarkan dalam penyediaan SPJ Optimalnya
pembayaran honor dan jasa pelayanan dan
keamanan pelaksanaan
tugas
78 Tidak terawatnya sarpras Tidak terawatnya sarana Tidak
perlengkapan dan terjaganya prasarana kantor dan nyamannya
kebersihan lingkungan kantor intensitas pemakaian yang suasana kerja
tinggi
'-Ketidakmampuan dan
keterbatasan tenaga
kebersihan
-Tidak tersedianya jadwal dan
Standar Operasional
Pelayanan
79 Tidak tepat sasarannya Terbatasnya jenis pendidikan Diklat tepat
Pendidikan dan Pelatihan akan dan pelatihan yang sasaran dan
menghambat peningkatan disediakan, yang sesuai tidak sesuai
ketrampilan dan pengetahuan dengan kebutuhan analisa
pegawai kebutuhan diklat
-keikutsertaan
dalam Diklat
tidak sesuai
dengan analisa
kebutuhan diklat

Adapun kebijakan pengaturan penyelenggaraan pengelolaan risiko di


lingkup pemerintah daerah meliputi Penetapan konteks pengelolaan risiko
yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi ;
a. Pengelolaan Risiko Strategis Pemerintah Daerah
Pengelolaan risiko strategis pemerintah daerah bertujuan untuk
mengendalikan risiko-risiko prioritas atas tujuan dan sasaran strategis
pemerintahan daerah yang tertuang dalam dokumen Rencana
Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 72


RTP
b. Pengelolaan Risiko Strategis dan Operasional OPD
Pengelolaan risiko strategis OPD bertujuan mengendalikan risikorisiko
prioritas atas tujuan dan sasaran strategis OPD yang tertuang dalam
dokumen Perencanaan Strategis OPD (Renstra OPD). Sedangkan
pengelolaan risiko operasioal OPD bertujuan mengendalikan
risikorisiko prioritas atas tujuan dan sasaran operasional kegiatan
utama OPD yang tertuang dalam dokumen perencanaan kerja tahunan
OPD, seperti; Penetapan Kinerja OPD (Perkin), dan Rencana Kerja
OPD (Renja dan/atau RKPD). Pengelolaan risiko strategis dan
operasional tingkat OPD dilakukan oleh masing-masing Pimpinan
OPD bersama jajaran manajemennya, sebagai Unit Pemilik Risiko
Tingkat Eselon 2 dan dibantu oleh Unit Pemilik Risiko Tingkat Eselon
3 dan 4.
1.3.5.Pengendalian Yang Masih Dibutuhkan

Berisikan penilaian atas kegiatan pengendalian yang ada dan masih


dibutuhkan (RTP atas hasil identifikasi Risiko). Pada Kegiatan
Pengendalian menggambarkan Celah Pengendalian yang dilakukan
oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi
Jawa Tengah dilihat dari Risiko Prioritas dan Rencana Tindak
Pengendalian yang dilakukan. Celah Pengendalian bisa berupa
kebijakan dan prosedur (SOP) pengendalian yang kemungkinan besar
bisa dilakukan guna mendukung Pengendalian yang sudah ada

Tabel 3.10
Penilaian atas Kegiatan Pengendalian yang Ada dan masih
Dibutuhkan

Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Risiko
Strategis
Pemda

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 73


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
- Tidak Penentuan kebijakan dan Verifikasi dan Gubernur Oktober -
tercapainya prioritas kriteria prosedur validasi November
target dari Calon Penerima pengendalian terhadap
rencana serta Verifikasi sudah database
program dan validasi dilakukan, penanganan
pengurangan terhadap data namun belum RTLH
kemiskinan calon penerima mampu
- Tidak menangani
tersampaikann
ya bantuan
Penanganan
RTLH kepada
masyarakat
yang
membutuhkan
(miskin)
- Tidak
tercapainya
target 100%
Bankeupemdes
RTLH
Risiko
Strategis OPD
- Tidak Melakukan kebijakan dan Membuat klinik Kepala Dinas April
terinformasika sosialisasi prosedur online
nnya peluang secara online pengendalian (informasi
melalui KPR- (daring) sudah melalui medsos
FLPP, BP2BT, dilakukan, atau grub WA)
dll namun belum untuk
- Minimnya mampu komunikasi
akses menangani sebagai tindak

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 74


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
masyarakat lanjut dari
terhadap sosialisasi
kebijakan secara online
Pemerintah
terkait
Pembiayaan
Perumahan
-Tidak Melakukan kebijakan dan Membuat klinik Kepala Dinas Maret
tersampaikann sosialisasi prosedur online
ya Pedoman secara online pengendalian (informasi
Standar Teknis (daring) sudah melalui medsos
Penyediaan dilakukan, atau grub WA)
Rumah namun belum untuk
mampu komunikasi
menangani sebagai tindak
lanjut dari
sosialisasi
secara online
- TFL dalam Melakukan kebijakan dan Membuat klinik Kepala Dinas Maret - April
memberikan sosialisasi prosedur online
pendampingan secara online pengendalian (informasi
kepada (daring) sudah melalui medsos
masyarakat dilakukan, atau grub WA)
penerima namun belum untuk
bantuan, mampu komunikasi
kurang menangani sebagai tindak
maksimal. lanjut dari
sosialisasi
secara online
- Tidak adanya Berkoordinasi prosedur Kerjasama Kepala Dinas April
data dengan BPBD pengendalian dengan Instansi /

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 75


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
perumahan untuk tidak dapat OPD terkait
dilokasi rewan mengetahui dilaksanakan
bencana / lokasi Rawan
terkena Bencana
relokasi
program
provinsi.
- Tidak adanya Kerjasama prosedur Kerjasama Kepala Dinas April - Mei
data lahan- dengan pengendalian dengan Instansi /
lahan potensial Disperakim tidak dapat OPD terkait
sebagai lokasi Daerah dan dilaksanakan
relokasi Dinas terkait
perumahan. aset lahan
- Tidak adanya Berkoordinasi kebijakan dan Kerjasama Kepala Dinas Maret
data rumah dengan BPBD prosedur dengan Instansi /
korban dan Diserakim pengendalian OPD terkait
bencana Daerah sudah
kejadian dilakukan,
sebelumnya namun belum
yang belum mampu
tertangani menangani
untuk
dilakukan
penanganan.
-Tidak Berkoordinasi kebijakan dan Kerjasama Kepala Dinas April - Mei
tersedianya dengan Satker prosedur dengan Instansi /
data rumah SNVT, pengendalian OPD terkait
sewa korban Disperakim sudah
bencana, Daerah dan dilakukan,
Rusun dan Instansi / OPD namun belum
rusus terkait mampu

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 76


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
menangani

Sulitnya Penyusunan kebijakan dan Melakukan Kepala Dinas Oktober -


mendapatkan database dan prosedur kerjasama November
database survey primer pengendalian dengan instansi /
korban untuk verifikasi sudah OPD terkait
Bencana Alam dan validasi data dilakukan,
atau terkena usulan korba namun belum
relokasi bencana alam mampu
program atau terkena menangani
tingkat relokasi
Provinsi Program
-Tidak Pemerintah
tersedianya
data korban
Bencana Alam
atau terkena
relokasi
program
tingkat
Provinsi
-Tidak
tepatnya
sasaran
Penerima
Bantuan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 77


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
- Tidak tepat Bekerjasama kebijakan Berkoordinasi Kepala Dinas Triwulan I
jenis material dengan instansi / belum diikuti dengan 2021
bahan OPD Daerah dengan Disperakim
bangunan yang dan setempat prosedur baku Daerah dan
di serahkan lokasi yang jelas Instansi / OPD
sesuai pelaksanaan yang terkait
kebutuhan Pembangunan
- Tidak tepat
waktu, jumlah
dan mutu,
material bahan
bangunan yang
di serahkan.
- Kerusakan
material bahan
bangunan
akibat
mobilisasi.
'-Tidak
tersampaikann
ya bantuan
bagi
masyarakat
korban
terdampak
bencana
Penerima Melakukan Kebijakan dan Berkoordinasi Kepala Dinas Triwulan I
Bansos Kurang Perubahan calon prosedur dengan 2021
sesuai sasaran penerima di pengendalian Disperakim
APBD sudah Daerah dan
Perubahan dilakukan, Instansi / OPD

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 78


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
namun belum yang terkait
mampu
menangani
risiko yang
teridentifikasi
Belum Melakukan prosedur tidak Berkoordinasi Kepala Dinas Triwulan I
diketahuinya percepatan dapat dengan pihak 2021
penerbitan e- proses dilaksanakan terkait
katalog penerbitan e- (Penyedia, Biro
RUSPIN katalog APBJ Prov.
secara resmi Jateng,
- Tidak tepat Kementerian
waktu, jumlah Pusat)
dan mutu,
material bahan
bangunan yang
di serahkan.
- Kerusakan
material bahan
bangunan
akibat
mobilisasi.
'-Tidak
tersampaikann
ya bantuan
bagi
masyarakat
korban
terdampak
bencana

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 79


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Tidak Melakukan kebijakan dan Berkoordinasi Kepala Dinas Triwulan IV
Tersalurkanny Perubahan calon prosedur dengan 2021
a Bantuan penerima di pengendalian Disperakim
Stimulan APBD sudah Daerah dan
Material Perubahan dilakukan, Instansi / OPD
namun belum yang terkait
mampu
menangani
Terlambatnya Bekerjasama kebijakan dan Berkoordinasi Kepala Dinas Triwulan IV
pelaksanaan dengan instansi / prosedur dengan 2021
OPD Daerah pengendalian Disperakim
dan setempat sudah Daerah dan
lokasi dilakukan, Instansi / OPD
pelaksanaan namun belum yang terkait
Pembangunan mampu
menangani
- Tidak Bekerjasama prosedur Bekerjasama Kepala Dinas Triwulan I
tersedianya dengan instansi / pengendalian dengan instansi / 2021
dokumen OPD yang tidak dapat OPD yang
UKL-UPL, site terkait dilaksanakan terkait
plan, dan DED
(Rusus).
- Tidak Bekerjasama kebijakan dan Bekerjasama Kepala Dinas Triwulan I
tersedianya dengan instansi / prosedur dengan instansi / 2021
kajian dan OPD yang pengendalian OPD yang
identifikasi terkait sudah terkait
kebutuhan dilakukan,
rumah bagi namun belum
nelayan 7 mampu
kab/kota di menangani
pantura.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 80


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Belum Melakukan prosedur Berkoordinasi Kepala Dinas Desember
diketahuinya percepatan pengendalian dengan pihak
jadwal proses tidak dapat terkait
penerbitan e- penerbitan e- dilaksanakan (Penyedia, Biro
katalog katalog APBJ Prov.
RUSPIN Jateng,
secara resmi. Kementerian
Pusat)
- Tidak Melakukan kebijakan dan Berkoordinasi Kepala Dinas Mei
tersampaikann Perubahan calon prosedur dengan
ya bantuan penerima di pengendalian Disperakim
tepat sasaran, APBD sudah Daerah dan
tepat waktu, Perubahan dilakukan, Instansi / OPD
tepat jumlah. namun belum yang terkait
mampu
menangani
- Tidak Penentuan kebijakan dan Verifikasi dan Kepala Dinas Maret
tersampaikann prioritas kriteria prosedur validasi
ya bantuan Calon Penerima pengendalian terhadap
tepat sasaran, serta Verifikasi sudah database
tepat waktu, dan validasi dilakukan, penanganan
tepat jumlah. terhadap data namun belum RTLH
- Tidak calon penerima mampu
terlaksananya menangani
peningkatan
kualitas
RTLH.

Terjadinya Melakukan Persyaratan Koordinasi Kepala Dinas Triwulan I


gagal lelang pengecekan yang dengan Biro Tahun 2021
kelengkapan diperlukan Administrasi
persyaratan dalam proses Pengadaan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 81


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
yang diperlukan lelang tidak Barang Jasa
dalam proses lengkap Prov. Jateng
lelang
Kerusakan dan Perpanjangan Perpanjangan koordinasi Kepala Dinas Triwulan II
tertundanya waktu paling waktu tidak dengan Tahun 2021
pelaksanaan kurang sama mencukupi pemerintah
pekerjaan dengan jangka kabupaten / kota
konstruksi. waktu penerima hadiah
terhentinya
kontrak akibat
keadaan kahar
sesuai dengan
peraturan yang
berlaku
Pelaksanaan - Melakukan - monitoring PPK Kepala Dinas Triwulan II
konstruksi monitoring berkala di memberikan Tahun 2021
yang tidak kelapangan lapangan tidak surat peringatan
sesuai dengan secara intensif dilaksanakan kepada
waktu yang dan koordinasi - teguran kontraktor
telah dengan kepada penyedia dan
ditentukan. konsultan penyedia jasa melakukan
pengawas tidak Show Cause
- Membuat surat dilaksanakan Meeting (SCM)
teguran apabila apabila terjadi
terjadi keterlambatan
keterlambatan
pekerjaan
Adanya Melakukan Perhitungan PPK dan Kepala Dinas Triwulan II
perubahan perhitungan terhadap Penyedia jasa Tahun 2021
harga pada kembali jenis pekerjaan melakukan
masa pekerjaan sesuai prioritas tidak Addendum

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 82


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
pelaksanaan dengan prioritas/ dilakukan Kontrak
pekerjaan pekerjaan yang Pekerjaan/
(eskalasi) diutamakan Contract Change
Order (CCO)
Pemutusan Mendorong Koordinasi Monitoring Kepala Dinas Triwulan II
kontrak penyedia jasa dengan direksi secara intensif Tahun 2021
pelaksanaan untuk pekerjaan oleh PPK
pekerjaan fisik menyesuaikan konstruksi
spesifikasi yang tidak
ada. dilaksanakan
Hasil - Koordinasi Material yang - Monitoring Kepala Dinas Triwulan II
pekerjaan tidak dengan digunakan secara intensif Tahun 2021
sesuai dengan konsultan tidak melalui dengan
spesifikasi pengawas persetujuan melakukan
yang di - Material yang dan pengecekan
syaratkan digunakan telah pengecekan administrasi
dalam kontrak melalui konsultan konsultan
persetujuan pengawas pengawas.
konsultan - Mengecek
pengawas hasil uji
- Pengecekan bahan/material.
bahan/material.
- Tidak - Koordinasi - Koordinasi Meningkatkan Kepala Dinas Triwulan III
terselenggaran dengan dengan koordinasi Tahun 2021
ya Lomba Hari Pemerintah Pemerintah dengan
Habitat Kab/Kota, Kab/Kota tidak Kabupaten/Kota
- Tidak adanya - Menyesuaikan dilaksanakan peserta lomba
peserta Lomba dengan - Sosialisasi
Hari Habitat peraturan terkait secara
situasi dan langsung dan
kondisi pada melalui media

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 83


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
saat itu komunikasi
Dinas kurang
optimal

- Tidak Melakukan Pendataan Koordinasi Kepala Dinas Triwulan IV


termonitoring pendataan kawasan dengan Tahun 2021
tingkat capaian terhadap permukiman Kab/Kota lebih
kawasan kawasan kumuh tidak intensif
permukiman permukiman dilakukan
kumuh yang kumuh dengan
tertangani optimal
- Respon dari - Koordinasi dan Koordinasi dan Koordinasi dan Kepala Dinas Triwulan I
Kab / Kota sinkronisasi sinkronisasi sinkronisasi Tahun 2021
yang rendah - Monitoring tidak kegiatan dengan
dalam dan evaluasi dilakukan lebih intensif
pengusulan secara optimal
progam/
kegiatan/
anggaran
dalam rangka
penanganan
kawasan
kumuh,
melalui
bantuan
keuangan Kab/
Kota
(Musrenbang)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 84


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
-Adanya 1. Sertipikasi Prosedur 1. Mendorong Kepala Dinas TW II-IV
perubahan Hak Atas Tanah Dapat Kabupaten/Kota
fungsi lahan LP2B Dilaksanakan untuk penetapan
mengurangi Kawasan
luasan Lahan 2. Mencegah Pertanian
Pertanian alih fungsi lahan Pangan
Pangan pertanian Berkelanjutan
Berkelanjutan menjadi non (KP2B)
(LP2B) pertanian/indust
ri 2. Koordinasi
dengan Kanwil
3. Sosialisasi BPN Prov.
secara intensif Jateng terkait
kepada program
masyarakat Sertipikasi Hak
Atas Tanah
4. Mendorong LP2B
program
pemerintah
untuk
mensertipikatka
n lahan
pertanian
melalui PTSL
-Aset Tanah 1. Mendorong Prosedur 1. Mendorong Kepala Dinas TW II-IV
Kas Desa tidak Kabupaten/Kota Dapat Kabupaten/Kota
memilikki untuk segera Dilaksanakan untuk segera
bukti melakukan melakukan
kepemilikkan/s langkah langkah
ertifikat pengamanan pengamanan
- Peralihan aset secara aset secara

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 85


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Hak hukum melalui hukum melalui
Kepemilikan pendaftaran hak pendaftaran hak
Tanah Kas atas tanah atas tanah
Desa
2. 2.
Pensertipikatan Pensertipikatan
Tanah Kas Desa Tanah Kas Desa

-Banyaknya 1. Koordinasi, Prosedur a.Melakukan Kepala Dinas TW II-IV


permasalahan Konsultasi dan Dapat Progres
pertanahan Identifikasi Dilaksanakan Penanganan
yang muncul penanganan terpadu antara
dalam permaslahan Pemerintah
penyelenggara pertanahan di Provinsi dan
an urusan Daerah Kab/Kota secara
pertanahan di sinergi
Provinsi Jawa 2. Fasilitasi b.Diupayakan
Tengah Penanganan penanganan
-Lemahnya Permasalahan konflik
penataan Pertanahan pertanahan
administrasi berdasarkan melalui jalur
permasalahan Undang-Undang non
tanah shg yang berlaku litigasi/mediasi
memunculkan c.Koordinasi
permasalahan secara intense
pertanahan dalam bidang
-Tidak pertanahan di
berjalannya Provinsi Jawa
kegiatan sesuai Tengah
waktu
- Program
pembangunan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 86


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
tidak
terlaksana
-fasilitasi
penyeleaian
permasalahn
tidak berjalan
-Upaya
penyelesaian
tanah yang
berlarut-larut
-Terhambatnya
Pelaksanaan
Kegiatan/Peker
jaan
-Fasilitasi
penyelesaian
permasalahan
pertanahan
tidak berjalan
optimal
-Timbulnya
dampak sosial
masyarakat
-Terjadi Koordinasi Prosedur Memaksimalkan Kepala Dinas TW II-IV
perubahan secara intensif Dapat Tim Teknis
jadwal dengan Kanwil Dilaksanakan Kegiatan dan
pelaksanaan BPN Jawa melakukan
Inventarisasi Tengah sebagai koordinasi
-Masa berlaku mitra pelaksana secara intensif
Hak guna kegiatan dengan mitra
(HGU) pelaksana

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 87


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
kadaluarsa kegiatan guna
-Kemungkinan memastikan
adanya kegiatan sesuai
Sertifikat dengan jadwal
Ganda kegiatan

-Tidak Kooordinasi Prosedur -Koordinasi Kepala Dinas TW III-IV


tersampaikann dengan Dapat lebih awal
ya informasi Kementerian Dilaksanakan dengan
dan kurangnya yang instansi/narasum
pemahaman membidangi ber terkait
aparatur Urusan -Update
pemerintahan Pertanahan dan Peraturan dan
dan Instansi terkait Kebijakan
masyarakat dalam rangka Bidang
terkait Konsultasi Pertanahan
kebijakan
urusan
pemerintahan
di bidang
pertanahan
-Pelaksanaan Melaksanakan Prosedur Pelaksanaan Kepala Dinas TW I-IV
Penlok tidak pembinaan dan Dapat Pembinaan dan
sesuai dengan pada pekerjaan Dilaksanakan Pengendalian
keputusan Penlok yang di agar pekerjaan
Gubernur tetapkan dilaksanakan
-Keputusan Gubernur sesuai
Gubernur perencanaan
terkait Penlok
kadaluarsa
sebelum

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 88


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
penyelesaian
kegiatan/pekerj
aan

Kurang koordinasi Prosedur Memaksimalkan Kepala Dinas TW II-IV


maksimalnya Kelembagaan di Dapat Tim Teknis
target capain Tingkat Dilaksanakan Kegiatan dan
Reforma Kab/Kota melakukan
Agraria koordinasi
Kelembagaan di
Tingkat
Kab/Kota guna
memastikan
pelaksanaan
Reforma
Agraria berjalan
efektif dan
berhasil
mencapai
tujuannya serta
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku
-Kurangnya Koordinasi Prosedur Melakukan Kepala Dinas TW I-IV
pemahaman dengan Dapat Koordinasi
masyarakat BPN/Kantor Dilaksanakan secara intensif
terkait Pertanahan dengan
legalisasi aset Kab/Kota Kab/Kota terkait
tanah, kurang setempat, HakAtas Tanah,
sosialisasi sosialisais ke dan Sosialisasi

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 89


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
- Perubahan mayarakat kepada
alih fungsi Masyarakat
lahan

-Kurang Koordinasi Prosedur Memaksimalkan Kepala Dinas TWI-IV


maksimalnya dengan Dapat Tim Teknis
pembinaan dan Kab/Kota Dilaksanakan Kegiatan dan
pengendalian setempat dan melakukan
pertanahan Instansi terkait koordinasi
serta dalam secara intensif
masa pandemi dengan,
-kurang Kab/Kota
maksimalnya setempat
terhadap
penerima
manfaat
-Tidak memfasilitasi Prosedur Dilakukan Kepala Dinas TW I-IV
tersedianya pendekatan Dapat koordinasi
tanah bagi kepada Dilaksanakan dengan instansi
pembangunan masyarakat yang yang
untuk terkena memerlukan
kepentingan pembagunan tanah,
umum untuk Pemerintah
- kepentingan Kab/Kota
Keterlambatan umum setempat,
Proses Instansi terkait
Pekerjaan secara
-Informasi intensif,Sosialis
tidak asi kepada
tersampaikan masyarakat
dengan terkait

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 90


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
lengkap pembangunan
untuk
kepentingan
umum

-Tidak Bekerjasama Prosedur Secara periodik Kepala Dinas TW I-IV


tersedia/sulit dengan instansi Dapat memperbarui
mendapatkan terkait dalam Dilaksanakan zona nilai tanah
harga tanah melaksanakan di kab/kota di
dilokasi tempat kegiatan zonasi Jawa Tengah
wilayah nilai tanah
tertentu tempat
dilaksanakan
pengadaan
tanah bagi
pembangunan
untuk
kepentingan
umum
-data tidak
aktual
Resiko
Oprasional
OPD

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 91


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Kajian dan Pembahasan Kebijakan dan -Melakukan Kabid. TW. IV
perumusan yang lebih prosedur penjaringan data Keterpaduan Tahun 2021
konsep intensif melalui pengendalian menggunakan
kebijakan forum luring sudah kuisioner secara
kasiba lisiba maupun daring dilakukan, jelas sehingga
tidak sesuai dan penjaringan namun belum mudah dipahami
dengan target data dapat mampu responden
yang dilakukan menangani -Melakukan
diharapkan melalui risiko yang pembahasan dan
kuisioner secara teridentifikasi koordinasi
online secara intensif
(baik secara
luring jika
memungkinkan
maupun daring)
-Melakukan
pemantauan
progres
pekerjaan
konsultan
Kajian dan Pembahasan Kebijakan dan Melakukan Kabid. TW. IV
perumusan yang lebih prosedur pembahasan Keterpaduan Tahun 2021
keterpaduan intensif melalui pengendalian mekanisme dan
implementasi forum luring sudah metodologi
P3KP dan maupun daring dilakukan, pekerjaan secara
Pertanahan dan pembatasan namun belum detail agar dapat
tidak fokus ruang lingkup mampu mencapai tujuan
terhadap kajian secara menangani dan sasaran
tujuan dan jelas agar risiko yang yang
sasaran yang substansi kajian teridentifikasi diharapkan,
diharapkan dapat lebih serta melakukan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 92


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
terarah sesuai pembahasan dan
dengan tujuan koordinasi
secara intensif
(baik secara
luring jika
memungkinkan
maupun daring),
dan melakukan
pembahasan

Fasilitasi Pokja Melakukan rapat Kebijakan dan Menjalin Kabid. TW. IV


dan Forum kerja dan rapat prosedur Komunikasi dan Keterpaduan Tahun 2021
PKP Provinsi koordinasi pengendalian koordinasi
Jawa Tengah secara berkala sudah secara intens
akan sulit untuk dilakukan, dengan anggota
tercapai merumuskan namun belum Pokja dan
targetnya agenda kegiatan mampu Forum PKP
dan target menangani yang baru
kegiatan Pokja risiko yang sehingga terjalin
dan Forum teridentifikasi rasa
kebersamaan
dalam
pencapaian
tujuan sesuai
dengan tugas
dan fungsi Pokja
dan Forum, serta
memperbesar
keterlibatan
Pokja dan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 93


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Forum dalam
Pemprov.Jateng

Pelaksanaan Menyusun Kebijakan dan Melakukan Kabid. TW. IV


implementasi alternatif prosedur persiapan secara Keterpaduan Tahun 2021
kemitraan kegiatan dan pengendalian matang dengan
multi substansi materi sudah pihak-pihak
stakeholders yang dapat dilakukan, yang terlibat,
melalui KKN disampaikan namun belum dan melakukan
Tematik mahasiswa/ mampu koordinasi
Disperakim stakeholders menangani secara intens
dengan yang terlibat risiko yang dengan
Perguruan kepada teridentifikasi Perguruan
Tinggi tidak masyarakat, Tinggi dan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 94


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
terlaksana serta melakukan Stakholders
secara pemetaan peran yang terlibat
maksimal stakeholders dalam
terkait untuk pelaksanaan
dapat menjaring KKN, serta
kerjasama menyusun
alternatif
kegiatan yang
fleksibel
dilaksanakan
sesuai ketentuan
Rencana Menyepakati Kebijakan dan Melaksakan Kabid. TW. IV
Pengelolaan konsep, cara prosedur diskusi Keterpaduan Tahun 2021
Klinik PKP kerja dan alur pengendalian koordinasi
tidak sesuai berpikir sebelum sudah dengan lebih
target yang memulai dilakukan, intens (baik
diharapkan pekerjaan, serta namun belum secara luring
melakukan mampu maupun daring),
pemantauan menangani melaksanakan
rutin dan rapat risiko yang pemantauan
koordinasi teridentifikasi proses pekerjaan
dengan secara lebih
konsultan ketat terhadap
penyusun dan penyedia jasa
pihak-pihak maupun tim
terkait teknis

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 95


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Kurangnya Koordinasi Kebijakan dan Meningkatkan Kabid. TW.IV
kualitas terkait prosedur koordinasi dan Keterpaduan Tahun 2021
produk kebutuhan data pengendalian sinkronisasi
evaluasi pada baik secara sudah terkait dengan
lingkup bidang internal maupun dilakukan, kebutuhan data
PKPP dengan dinas namun belum baik secara
terkait di mampu internal maupun
kabupaten/ kota menangani dengan dinas
risiko yang terkait di
teridentifikasi kabupaten/kota

Indikator Pendampingan Kebijakan dan -Menambah Kabid. TW.IV


kinerja lingkup dan pembinaan prosedur konsultan Keterpaduan Tahun 2021
bidang PKPP terhadap pengendalian individual yang
di kabupaten/ kota sudah akan melakukan
kabupaten/kota terkait dilakukan, kajian terhadap
yang tidak penyusunan namun belum peraturan yang
tersinkronisasi indikator kinerja mampu berlaku
dengan pusat yang menangani kemudian
dan provinsi. tersinkronisasi risiko yang merumuskan
antara Pusat dan teridentifikasi indikator kinerja
provinsi terutama pada
lingkup bidang
PKPP.
-Melakukan
desk dengan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 96


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
kabupaten/kota
terkait Indikator
kinerja lingkup
bidang PKPP

Pelaksanaan Penyusunan Kebijakan dan -Menambah Kabid. TW.IV


pembinaan draft pedoman prosedur konsultan Keterpaduan Tahun 2021
lingkup bidang pembinaan pengendalian individual yang
PKPP yang lingkup bidang sudah akan melakukan
kurang PKPP dengan dilakukan, kajian terhadap
maksimal melihat namun belum peraturan yang
peraturan dan mampu berlaku pada
kajian yang ada menangani lingkup bidang
risiko yang PKP kemudian
teridentifikasi merumuskan
draft pedoman
pembinaan pada
lingkup bidang
PKP.
-Konsultasi
dengan pusat
dan
berkoordinasi
dengan OPD
terkait, Guna
penyusunan
Kebijakan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 97


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Basis Data Memaksimalkan - Kebijakan Menambah Kabid. TW.IV
Perumahan, tenaga kontrak dan prosedur tenaga kontrak Keterpaduan Tahun 2021
Kawasan dan Konsultan pengendalian dan konsultan
Permukiman Individual, sudah individual
dan Pertanahan melibatkan tim dilakukan, dengan
yang kurang teknis di namun belum spesifikasi
lengkap dan kegiatan dengan mampu teknis yang
valid lebih optimal, menangani dibutuhkan,
meningkatkan risiko yang koordinasi
koordinasi teridentifikasi internal
dengan seluruh - Adanya ditingkatkan,
pemegang data Pandemi koordinasi
(Kab/Kota, Covid - 19 dan dengan
Provinsi, Pusat) kemungkinan pemegang data/
dengan berbagai Force Majeur pihak terkait
media - ditingkatkan
komunikasi Kemungkinan menggunakan
SOTK baru semua media
maupun komunikasi
pergeseran
personil
(PPTK, Tim
Teknis, Tenaga
Pendukung,
dll)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 98


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Forum Data Melakukan - Kebijakan Rapat persiapan Kabid. Minggu I
Perumahan, koordinasi dan prosedur dan koordinasi Keterpaduan Desember
Kawasan internal panitia pengendalian internal dengan Tahun 2021
Permukiman pelaksana dan sudah rutin,
dan Pertanahan melakukan dilakukan, pemantauan
Provinsi Jawa konfirmasi namun belum terhadap
Tengah tidak dengan mampu kehadiran
terlaksana narasumber dan menangani narasumber,
sesuai target pemerintah risiko yang melakukan
Kab/Kota yang teridentifikasi kontak lanjutan
diundang - Adanya dengan personil
Pandemi terkait (calon
Covid - 19 dan peserta),
kemungkinan memantau acara
Force Majeur dan proses desk
- dengan lebih
Kemungkinan optimal,
adanya memanfaatkan
pergeseran media
personil komunikasi
(PPTK, Tim yang ada.
Teknis, Tenaga
Pendukung,
dll)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 99


RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Forum Group Melakukan - Kebijakan Rapat persiapan Kabid. Minggu I
Discussion koordinasi dan prosedur dan koordinasi Keterpaduan Agustus
(FGD) internal panitia pengendalian internal dengan Tahun 2021
Pengelolaan pelaksana dan sudah rutin,
Data melakukan dilakukan, pemantauan dan
Perumahan, konfirmasi namun belum koordinasi lebih
Kawasan dengan mampu intens dengan
Permukiman narasumber dan menangani personil/calon
dan Pertanahan pemerintah risiko yang peserta,
Provinsi Jawa Kab/Kota yang teridentifikasi memantau acara
Tengah tidak diundang - Adanya dan proses desk
terlaksana Pandemi dengan lebih
sesuai target Covid - 19 dan optimal,
kemungkinan memanfaatkan
Force Majeur media
- komunikasi
Kemungkinan yang ada, dan
adanya optimalisasi
pergeseran pelaksanaan
personil secara virtual
(PPTK, Tim
Teknis, Tenaga
Pendukung,
dll)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 100
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Kualitas Menyepakati - Kebijakan Melakukan Kabid. TW III
produk akhir konsep, cara dan prosedur diskusi Keterpaduan Tahun 2021
Aplikasi Basis kerja dan alur pengendalian koordinasi
Data dan berpikir sebelum sudah dengan lebih
Sistem memulai dilakukan, intens (baik
Informasi pekerjaan, namun belum pertemuan
Perumahan melakukan mampu langsung
Kawasan pemantauan menangani maupun virtual),
Permukiman rutin dan rapat risiko yang pemantauan
dan Pertanahan koordinasi teridentifikasi proses pekerjaan
yang - Adanya yang lebih ketat
dikembangkan Pandemi terhadap
tidak sesuai Covid - 19 dan penyedia jasa
target yang kemungkinan maupun tim
diharapkan Force Majeur teknis,
- mengkontrak
Kemungkinan tenaga IT yang
adanya kapabel,
pergeseran melibatkan tim
personil teknis dengan
(PPTK, Tim lebih optimal
Teknis, Tenaga
Pendukung,
dll)
Tidak melakukan Peran Memaksimalkan Sekretaris Triwulan IV
tersusunnya koordinasi Konsultan peran Konsultan Th 2021
dokumen internal dan Individu belum Individual untuk
Rencana Kerja eksternal lebih maksimal menyusun
Tahun 2022 , intens instrumen
Perjanjian frekuensinya pedoman
Kinerja evaluasi Bidang

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 101
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Pejabat Eselon Perumahan dan
Ta.2021, RKT Kawasan
Th.2022 sesuai Permukiman
dengan
ketentuan

Tidak melakukan Kurangnya menjaga Sekretaris Triwulan IV


tersusunnya koordinasi koordinasi hubungan Th 2021
Dok.RKA P internal dan antar Instansi kinerja yang
tahun 2021, eksternal lebih pemerintah baik dengan
DPPA Tahun intens internal maupu
2021, RKA frekuensinya eksternal dan
Th.2022 dan melakukan
DPA th.2022 tindakan
sesuai dengan antisipatif jauh-
ketentuan jauh hari
sebelum batas
waktu akhir
ditetapkan
dalam
penyusunan
dokumen
perencanaan.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 102
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
-Tidak melakukan Kurangnya menjaga Sekretaris Triwulan II
tersampaikann koordinasi koordinasi hubungan Th 2021
ya informasi internal dan antar Instansi kinerja yang
program eksternal lebih pemerintah baik dengan
kegiatan intens internal maupu
Bidang frekuensinya eksternal dan
Infrastruktur melakukan
baik tindakan
bersumber antisipatif jauh-
dana APBN jauh hari
maupun APBD sebelum batas
Prov.Tahun waktu akhir
2021-Tidak ditetapkan
terciptanya dalam
Penguatan penyusunan
lingkungan dokumen
pengendalian perencanaan.
dan tersusunya
Dokumen RTP
Tahun 2021

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 103
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
- Tidak melakukan Kebijakan Menyusun Sekretaris Triwulan IV
tersusunnya koordinasi yang belum jadwal dan Th 2021
dokumen internal dan diikuti dengan berkoordinasi
Evaluasi memberikan prosedur baku dengan pihak
Kinerja penjelasan tata yang jelas terkait
Perangkat cara menyusun
Daerah sesuai dokumen
dengan Jadual evaluasi sesuai
dan ketentuan ketentuan,
- Tidak memberikan
optimalnya tenggang waktu
pelaksanaan yang cukup
evaluasi sehingga
Kinerja memberikan
Perangkat kesempatan
Daerah untuk bidang-
(Disperakim) bidang
dan menyelesaikan
Pemerintah laporan tersebut.
Daerah
Prov.Jateng
Pembayaran Pendataan Prosedur Pendataan Sekretaris Triwulan I
Gaji dan secara berkala pendataan sekum disetiap Th 2021
Tunjangan belum awal tahun
tidak sesuai dilaksanakan
dengan yang dengan baik.
seharusnya
diterima

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 104
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
-Pembayaran Membuat rekap Prosedur Menyebarkan Sekretaris Triwulan I
Tambahan manual absensi pengendalian informasi Th 2021
Penghasilan kehadiran belum melalui whats
tidak sesuai dilaksanakan up group guna
dengan yang dengan baik. mengingatkan
seharusnya tanggung jawab
diterima ASN dalam
absensi.
dapat Melakukan Prosedur Melakukan Sekretaris Triwulan II
mengarah Koordinasi baik pemenuhan koordinasi lebih Th 2021
kepada internal maupun kelengkapan lanjut sebelum
terhambatnya eksternal terkait data dukung dari jadwal
penyusunan dengan belum dapat pelaporan
akuntansi dan bidang/instansi dilaksanakan keuangan
pelaporan dengan baik.
keuangan yang
baik
-Tidak
memperoleh
informasi baru
tentang
regulasi
adanya
kebijakan
pengelolaan
APBD,
khususnya
pelaporan
Akuntansi dan
Keuangan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 105
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
-dapat Menggantikan Prosedur Memastikan Sekretaris Triwulan I
mengarah secara spontan sosialisasi Kehadiran Th 2021
kepada Moderator yang yang belum Narasumber/Mo
terhambatnya berhalangan direncanakan derator sebelum
pelaksanaan hadir secara tepat. jadwal
Kegiatan pelaksanaan
karena ketidak kegiatan
hadiran
Narasumber
atau Moderator
-Tidak
memperoleh
informasi baru
tentang
regulasi
adanya
kebijakan
pengelolaan
APBD,
khususnya
pelaporan
Keuangan
Bulanan/Seme
strean
dapat Koordinasi Prosedur Memastikan Sekretaris Triwulan IV
mengarah Intern dengan pemenuhan dengan Th 2021
kepada Pengurus barang kelengkapan Pengurus
terhambatnya data dukung Barang terkait
Penyusunan belum dapat batas waktu
Pelaporan dilaksanakan penyelesainnya
Keuangan dengan baik.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 106
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Akhir Tahun
karena Data
Asset yang
belum masuk
Subbag
Keuangan
'-Penyusunan
laporan akhir
tahun anggaran
tidak tepat
waktu
Gedung kantor Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
yang tidak dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
terawat akan rutin kondisi belum mampu perawatan dan
mengakibatkan gedung kantor menangani perbaikan secara
ketidaknyaman resiko yang periodik
an pegawai teridentifikasi. sebelum
dalam bekerja terjadinya
kerusakan
-Sarana yang Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
tidak terawat dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
dan rusak. rutin sarpras belum mampu perawatan dan
kantor menangani perbaikan secara
resiko yang periodik
teridentifikasi. sebelum
terjadinya
kerusakan
Tidak Memantau Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
tersedianya kebutuhan pengendalian kendali dan Th 2021
kebutuhan belum mampu jadwal
akan menangani penyediaan
mengakibatkan resiko yang
ketidaknyaman teridentifikasi.
an dan
ketidaklancara
n pegawai
dalam bekerja
-Tingkat

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 107
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
pengetahuan
ASN baik
teknis dan
administratif
dan regulasi
yang berbeda
- Tidak
tersedianya
bahan bacaan
dan peraturan
perundang-
undangan yang
dibutuhkan
Tidak Memantau Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
tersedianya kebutuhan pengendalian kendali dan Th 2021
kebutuhan belum mampu jadwal
akan menangani penyediaan
mengakibatkan resiko yang
ketidaknyaman teridentifikasi.
an dan
ketidaklancara
n pegawai
dalam bekerja
'-Kesiapan
Materi
Pameran yang
tidak tepat
waktu
-Ketidak
pastian waktu
dalam proses
pengadaan
Penyedia Jasa
Sarana dan Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan II
prasarana yang dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
rusak dan tidak rutin sarpras belum mampu perawatan dan
terawat akan kantor menangani perbaikan secara
mengakibatkan resiko yang periodik
ketidaknyaman teridentifikasi. sebelum
an pegawai terjadinya
dalam bekerja kerusakan
dan
ketidaklancara
n tugas
-Tidak
terjaminnya
penanggungan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 108
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
risiko
kecelakaan
kerja

Sarana dan Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I


prasarana yang dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
rusak dan tidak rutin sarpras belum mampu perawatan dan
terawat akan kantor menangani perbaikan secara
mengakibatkan resiko yang periodik
ketidaknyaman teridentifikasi. sebelum
an pegawai terjadinya
dalam bekerja kerusakan
dan
ketidaklancara
n tugas
'-
Ketidaknyama
nan dan tidak
optimalnya
dalam
pelaksanaan
tugas
Sarana dan Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
prasarana yang dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
rusak dan tidak rutin sarpras belum mampu perawatan dan
terawat akan kantor menangani perbaikan secara
mengakibatkan resiko yang periodik
ketidaknyaman teridentifikasi. sebelum
an pegawai terjadinya
dalam bekerja kerusakan
dan
ketidaklancara
n tugas
'-Tidak
terenuhinya
peralatan dan
perlengkapan
kantor yang
diperlukan
untuk
pelaksanaan
tugas

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 109
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Sarana dan Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
prasarana yang dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
rusak dan tidak rutin sarpras belum mampu perawatan dan
terawat akan kantor menangani perbaikan secara
mengakibatkan resiko yang periodik
ketidaknyaman teridentifikasi. sebelum
an pegawai terjadinya
dalam bekerja kerusakan
dan
ketidaklancara
n tugas
-Tidak
tersedianya
sarana
mebeleur
sebagai sarana
penunjang
pelaksanaan
tugas
Sarana dan Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
prasarana yang dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
rusak dan tidak rutin sarpras belum mampu perawatan dan
terawat akan kantor menangani perbaikan secara
mengakibatkan resiko yang periodik
ketidaknyaman teridentifikasi. sebelum
an pegawai terjadinya
dalam bekerja kerusakan
dan
ketidaklancara
n tugas
'-Tagihan
Pembayaran
jasa yang
fluktiatif dan
melebihi
ketersediaan
anggaran
Tidak Memantau Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
tersedianya kebutuhan pengendalian kendali dan Th 2021
kebutuhan belum mampu jadwal
akan menangani penyediaan
mengakibatkan resiko yang
ketidaknyaman teridentifikasi.
an dan
ketidaklancara
n pegawai
dalam bekerja

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 110
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
'-Tidak
tercukupinya
penyediaan
kebutuhan
makan minum
sesuai
ketersediaan
anggaran
Sarana yang Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
tidak terawat dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
dan rusak rutin sarpras belum mampu perawatan dan
kantor menangani perbaikan secara
resiko yang periodik
teridentifikasi. sebelum
terjadinya
kerusakan
Sarana yang Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
rusak dan tidak dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
terawat rutin sarpras belum mampu perawatan dan
kantor menangani perbaikan secara
resiko yang periodik
teridentifikasi. sebelum
terjadinya
kerusakan

Sarana yang Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I


rusak dan tidak dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
terawat rutin sarpras belum mampu perawatan dan
kantor menangani perbaikan secara
resiko yang periodik
teridentifikasi. sebelum
terjadinya
kerusakan
Tidak Mengirimkan Prosedur Mengecek surat Sekretaris Triwulan I
tersampaikann naskah dinas pengendalian surat masuk baik Th 2021
ya naskah melalui fisik dan belum mampu fisiknya maupun
dinas tepat elektronik menangani lewat aplikasi
waktu akan apabila segera resiko yang sehingga lebih
mengakibatkan teridentifikasi. terlacak dan
terlambatnya lebih cepat
penyampaian pengirimanya
naskah dinas

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 111
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
Tidak Memantau Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
tersedianya kebutuhan pengendalian kendali dan Th 2021
kebutuhan belum mampu jadwal
akan menangani penyediaan
mengakibatkan resiko yang
ketidaknyaman teridentifikasi.
an dan
ketidaklancara
n pegawai
dalam bekerja
Tidak Memantau Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
tersedianya kebutuhan pengendalian kendali dan Th 2021
perlengkapan belum mampu jadwal
barang cetak menangani penyediaan
dan resiko yang
penggandaan teridentifikasi.
Memantau Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
- kebutuhan pengendalian kendali dan Th 2021
Ketidakhadiran belum mampu jadwal
memehuni menangani penyediaan
undangan resiko yang
dalam event teridentifikasi.
yang
diselenggaraka
n
Memantau Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
-Tidak kebutuhan pengendalian kendali dan Th 2021
terbayarkan belum mampu jadwal
pembayaran menangani penyediaan
honor dan jasa resiko yang
keamanan teridentifikasi.
Tidak Pemeliharaan Prosedur Membuat Sekretaris Triwulan I
terawatnya dan pengecekan pengendalian rencana Th 2021
sarpras rutin sarpras belum mampu perawatan dan
perlengkapan kantor menangani perbaikan secara
dan terjaganya resiko yang periodik
kebersihan teridentifikasi. sebelum
lingkungan terjadinya
kantor kerusakan
Tidak tepat Menyusun Prosedur Menyusun Sekretaris Triwulan I
sasarannya analisa pengendalian rencana Th 2021
Pendidikan kebutuhan diklat belum mampu kebutuhan diklat
dan Pelatihan dan memilih menangani dan
akan peserta diklat resiko yang menganggarkan
menghambat yang sesuai teridentifikasi. pelatihan yang
peningkatan dengan materi bersifat
ketrampilan diklat dengan bersama-sama

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 112
RTP
Uraian
Rencana Pemilik/ Target
Risiko Pengendalian Celah
Tindak Penangungg Waktu
Prioritas yang Sudah Pengendalian
Pengendalian Jawab Penyelesaian
Ada *)
a b c d e f
dan tupoksinya sehingga materi
pengetahuan umum dapat
pegawai tersampaikan

1.3.6.Rancangan Informasi dan Komunikasi


Informasi dan komunikasi yang dimaksud dalam RTP ini adalah
informasi dan komunikasi yang dibutuhkan dalam rangka
mendukung berjalannya pengendalian yang dibangun. Pemerintah
daerah harus memastikan telah terdapat komunikasi internal dan
eksternal yang efektif dalam setiap tahapan pengelolaan risiko, sejak
penilaian kelemahan lingkungan pengendalian, proses penilaian
risiko, dan pelaksanaan kegiatan pengendalian. Contoh
Pengomunikasian antara lain dalam bentuk :
a. Surat Edaran dari pimpinan K/L/D kepada unit kerja atas
pemberlakuan kebijakan;
b. Kebijakan di-upload dalam situs resmi pemerintah daerah
(antara lain JDIH) yang dapat diakses oleh seluruh pihak
yang berkepentingan;
c. Sosialisasi/workshop/diseminasi yang dibuktikan misalnya
dengan undangan, notulen/laporan pelaksanaan, daftar
hadir, foto pelaksanaan, dst.
Pada Tabel 3.10 dijelaskan bentuk pengomunikasian pengendalian di
Lingkungan Disperakim Provinsi Jawa Tengah.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 113
RTP
Tabel 3.11
Realisasai Pengomunikasian Pengendalian Yang Dibangun
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Program : Pengembangan Perumahan
1 Pendistribusian Peningkatan Verifikasi dan Surat/ Nota Dinas/
dan Serah Kualitas RTLH validasi terhadap Rakor/ Tinjauan
Terima Rumah (Bankeupemdes database Lapangan
bagi Korban RTLH) penanganan
Bencana atau RTLH
Relokasi
Program
Provinsi
Program : Pengembangan Perumahan
1 Sosialisasi dan Sosialisasi Membuat klinik Surat/ Nota Dinas/
Persiapan Pengembangan online (informasi Rakor/ Email
Penyediaan dan Pembangunan melalui medsos
Rehabilitasi Baru & Akses atau grub WA)
Rumah Korban Perumahan KPR- untuk komunikasi
Bencana/ FLPP sebagai tindak
Relokasi lanjut dari
Program sosialisasi secara
Provinsi online
Sosialisasi Membuat klinik Surat/ Nota Dinas/
Standar Teknis online (informasi Rakor/ Email
Penyediaan dan melalui medsos
Rehabilitasi atau grub WA)
Rumah kepada untuk komunikasi
Masyarakat/Suka sebagai tindak
relawan lanjut dari
sosialisasi secara
online
Pembentukan dan Membuat klinik Surat/ Nota Dinas/
Pelatihan Tim online (informasi Rakor/ Email
Satgas, Tim melalui medsos

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 114
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Pendamping dan atau grub WA)
Fasilitator untuk komunikasi
sebagai tindak
lanjut dari
sosialisasi secara
online
2 Pendataan Identifikasi Kerjasama Surat/ Nota Dinas/
Penyediaan dan Perumahan di dengan Instansi / Rakor/ Email
Rehabilitasi Lokasi Rawan OPD terkait
Rumah Korban Bencana atau
Bencana atau Terkena Relokasi
Relokasi Program Provinsi
Program Identifikasi Kerjasama Surat/ Nota Dinas/
Provinsi Lahan-lahan dengan Instansi / Rakor/ Email
Potensial sebagai OPD terkait
Lokasi Relokasi
Perumahan
Pengumpulan Kerjasama Surat/ Nota Dinas/
Data Rumah dengan Instansi / Rakor/ Email
Korban Bencana OPD terkait
Kejadian
Sebelumnya yang
Belum
Tertangani
Pendataan Kerjasama Surat/ Nota Dinas/
Rumah Sewa dengan Instansi / Rakor/ Email
Korban Bencana, OPD terkait
Rumah Susun
dan Rumah
Rusus

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 115
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Pendataan dan Melakukan Surat/ Nota Dinas/
Verifikasi kerjasama dengan Rakor/ Email
Penerima Rumah instansi / OPD
bagi Korban terkait
Bencana Alam
atau Terkena
Relokasi
Program Provinsi

3 Pembangunan Bantuan Sosial Berkoordinasi Surat/ Nota Dinas/


dan Barang Material dengan Rakor/ Email
Rehabilitasi Bahan Bangunan Disperakim
Rumah Korban Rehabilitasi Daerah dan
Bencana atau Rumah Instansi / OPD
Relokasi Terdampak yang terkait
Program Bencana Beserta
Provinsi PSU nya
Bantuan Sosial Berkoordinasi Surat/ Nota Dinas/
Barang Material dengan Rakor/ Email
Bahan Bangunan Disperakim
Rehabilitasi Daerah dan
Rumah Instansi / OPD
Terdampak yang terkait
Bencana Beserta
PSU nya
Bantuan Sosial Berkoordinasi Surat/ Nota Dinas/
Barang Material dengan pihak Rakor/ Email
Bahan Bangunan terkait (Penyedia,
Pembangunan Biro APBJ Prov.
Rumah Jateng,

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 116
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Terdampak Kementerian
Bencana Beserta Pusat)
PSU nya

Bantuan Sosial Berkoordinasi Surat/ Nota Dinas/


Barang Material dengan Rakor/ Email
Bahan Bangunan Disperakim
Pembangunan Daerah dan
Rumah Instansi / OPD
Terdampak yang terkait
Bencana beserta
PSU nya
Bantuan Sosial Berkoordinasi Surat/ Nota Dinas/
Barang Material dengan Rakor/ Email
Bahan Bangunan Disperakim
Pembangunan Daerah dan
Rumah Instansi / OPD
Terdampak yang terkait
Bencana beserta
PSU nya
Perencanaan Bekerjasama Surat/ Nota Dinas/
Pemanfaatan dengan instansi / Rakor/ Email
Lahan Aset OPD yang terkait
Provinsi di Desa
SIdaharja Kec.
Suradadi Kab.
Tegal
Identifikasi Bekerjasama Surat/ Nota Dinas/
Kebutuhan dengan instansi / Rakor/ Email
Rumah Khusus OPD yang terkait
Bagi Nelayan 7

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 117
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Kabupaten / Kota
di Pantura

4 Pendistribusian Bantuan Berkoordinasi Surat/ Nota Dinas/


dan Serah Stimulan dengan pihak Rakor/ Email
Terima Rumah Material untuk terkait (Penyedia,
bagi Korban Pembangunan Biro APBJ Prov.
Bencana atau Rumah Jateng,
Relokasi Sederhana Sehat Kementerian
Program bagi Pemenuhan Pusat)
Provinsi Backlog
Bantuan Berkoordinasi Surat/ Nota Dinas/
Stimulan Rumah dengan Rakor/ Email
Sederhana Sehat Disperakim
Daerah dan
Instansi / OPD
yang terkait
Peningkatan Verifikasi dan Surat/ Nota Dinas/
Kualitas RTLH validasi terhadap Rakor/ Email
(Bankeupemdes database
RTLH) penanganan
RTLH

Program : Peningkatan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)

1 Urusan Pelaksanaan Koordinasi Surat/ Nota Dinas/


Penyelenggaraa Fisik Hadiah dengan Biro Rakor/ Email
n PSU Pemenang Administrasi
Permukiman Lomba Hari Pengadaan
Habitat Tahun Barang Jasa Prov.
2019 Jateng
koordinasi dengan Surat/ Nota Dinas/
pemerintah Rakor/ Email
kabupaten / kota

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 118
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
penerima hadiah

PPK memberikan Surat/ Nota Dinas/


surat peringatan Rakor/ Email
kepada kontraktor
penyedia dan
melakukan Show
Cause Meeting
(SCM)
PPK dan Surat/ Nota Dinas/
Penyedia jasa Rakor/ Email
melakukan
Addendum
Kontrak
Pekerjaan/
Contract Change
Order (CCO)
Monitoring secara
intensif oleh PPK
- Monitoring Surat/ Nota Dinas/
secara intensif Rakor/ Email
dengan
melakukan
pengecekan
administrasi
konsultan
pengawas.
- Mengecek hasil
uji
bahan/material.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 119
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Penyelenggaraan Meningkatkan Surat/ Nota Dinas/
Lomba Hari koordinasi dengan Rakor/ Email
Habitat Tahun Kabupaten/Kota
2021 peserta lomba
Fasilitasi Koordinasi Surat/ Nota Dinas/
Penyediaan PSU dengan Kab/Kota Rakor/ Email
Permukiman lebih intensif
Koordinasi, Koordinasi dan Surat/ Nota Dinas/
Sinkronisasi dan sinkronisasi Rakor/ Email
Monitoring kegiatan dengan
Penanganan lebih intensif
Kawasan
Permukiman

Program : Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan

1 Penyelesaian Fasilitasi 1. Mendorong Surat/ Nota Dinas/


Sengketa Sertipikasi Hak Kabupaten/Kota Rakor/ Email
Tanah Garapan Atas Tanah untuk penetapan
Lintas Daerah Kawasan
Kabupaten/Kot Pertanian Pangan
a dalam 1 Berkelanjutan
(satu) Daerah (KP2B)
Provinsi
2. Koordinasi
dengan Kanwil
BPN Prov. Jateng
terkait program
Sertipikasi Hak
Atas Tanah LP2B

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 120
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Fasilitasi 1. Mendorong Surat/ Nota Dinas/
Pensertipikatan Kabupaten/Kota Rakor/ Email
Tanah Kas Desa untuk segera
melakukan
langkah
pengamanan aset
secara hukum
melalui
pendaftaran hak
atas tanah

2. Pensertipikatan
Tanah Kas Desa

Penanganan a.Melakukan Surat/ Nota Dinas/


Permasalahan Progres Rakor/ Email
Pertanahan Penanganan
terpadu antara
Pemerintah
Provinsi dan
Kab/Kota secara
sinergi
b.Diupayakan
penanganan
konflik
pertanahan
melalui jalur non
litigasi/mediasi
c.Koordinasi

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 121
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
secara intense
dalam bidang
pertanahan di
Provinsi Jawa
Tengah

Program Redistribusi Tanah dan Ganti Kerugian Tanah Kelebihan Maksimum dan
Tanah Absentee
1 Penetapan Inventarisasi dan Memaksimalkan Surat/ Nota Dinas/
Subyek dan Identifikasi Tim Teknis Rakor/ Email
Obyek Tanah Hak Pakai Kegiatan dan
Redistribusi (HP) Aset melakukan
Tanah Lintas Pemerintah koordinasi secara
Daerah Provinsi Jawa intensif dengan
Kabupaten/Kot Tengah dan mitra pelaksana
a dalam 1 Tanah Hak Guna kegiatan guna
(satu) Daerah (HGU) memastikan
Provinsi kegiatan sesuai
dengan jadwal
kegiatan
Sosialisasi/Rapat -Koordinasi lebih Surat/ Nota Dinas/
Koordinasi awal dengan Rakor/ Email
Bidang instansi/narasumb
Pertanahan er terkait
-Update Peraturan
dan Kebijakan
Bidang
Pertanahan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 122
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Pemantauan Pelaksanaan 0
Keputusan Pembinaan dan
Gubernur Pengendalian agar
Tentang pekerjaan
Penetapan Lokasi dilaksanakan
Pengadaan Tanah sesuai
Bagi perencanaan
Pembangunan
Untuk
Kepentingan
Umum
Reforma Agraria Memaksimalkan Surat/ Nota Dinas/
Tim Teknis Rakor/ Email
Kegiatan dan
melakukan
koordinasi
Kelembagaan di
Tingkat Kab/Kota
guna memastikan
pelaksanaan
Reforma Agraria
berjalan efektif
dan berhasil
mencapai
tujuannya serta
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku
Pemantauan Melakukan Surat/ Nota Dinas/
Pelaksanaan Koordinasi secara Rakor/ Email

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 123
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Sertifikasi Hak intensif dengan
Atas Tanah Kab/Kota terkait
HakAtas Tanah,
dan Sosialisasi
kepada
Masyarakat
Penataan Akses Memaksimalkan Surat/ Nota Dinas/
Reforma Agraria Tim Teknis Rakor/ Email
Kegiatan dan
melakukan
koordinasi secara
intensif dengan,
Kab/Kota
setempat

Program : Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

1 Penetapan Fasilitasi Dilakukan Surat/ Nota Dinas/


Lokasi Penetapan Lokasi koordinasi dengan Rakor/ Email
Pengadaan Pengadaan Tanah instansi yang
Tanah untuk Bagi memerlukan
Kepentingan Pembangunan tanah, Pemerintah
Umum di Untuk Kab/Kota
Wilayah Kepentingan setempat, Instansi
Provinsi Umum terkait secara
intensif,Sosialisas
i kepada
masyarakat terkait
pembangunan
untuk
kepentingan
umum

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 124
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Peningkatan Secara periodik Surat/ Nota Dinas/
Tertib memperbarui Rakor/ Email
Administrasi zona nilai tanah di
Pertanahan kab/kota di Jawa
Berupa Zonasi Tengah
Nilai Tanah
Program : Peningkatan Pelayanan Sertifikasi, Kualifikasi, Klarifikasi, dan
Registrasi Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
1 Sertifikasi dan Penyusunan -Melakukan Surat/Nota
Registrasi bagi Kebijakan penjaringan data Dinas/Koordinasi
Orang atau Strategi PKPP menggunakan
Badan Hukum dan Implementasi kuisioner secara
yang Kemitraan jelas sehingga
Melaksanakan mudah dipahami
Perancangan responden
dan -Melakukan
Perencanaan pembahasan dan
Rumah serta koordinasi secara
Perencanaan intensif (baik
Prasarana, secara luring jika
Sarana dan memungkinkan
Utilitas Umum maupun daring)
PSU Tingkat -Melakukan
Kemampuan pemantauan
Menengah progres pekerjaan
konsultan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 125
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Melakukan Surat/Nota
pembahasan Dinas/Koordinasi
mekanisme dan
metodologi
pekerjaan secara
detail agar dapat
mencapai tujuan
dan sasaran yang
diharapkan, serta
melakukan
pembahasan dan
koordinasi secara
intensif (baik
secara luring jika
memungkinkan
maupun daring),
dan melakukan
pembahasan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 126
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Menjalin Surat/Nota
Komunikasi dan Dinas/Koordinasi
koordinasi secara
intens dengan
anggota Pokja
dan Forum PKP
yang baru
sehingga terjalin
rasa kebersamaan
dalam pencapaian
tujuan sesuai
dengan tugas dan
fungsi Pokja dan
Forum, serta
memperbesar
keterlibatan Pokja
dan Forum dalam
Pemprov.Jateng

Melakukan Surat/Nota
persiapan secara Dinas/Koordinasi
matang dengan
pihak-pihak yang
terlibat, dan
melakukan
koordinasi secara
intens dengan
Perguruan Tinggi
dan Stakholders
yang terlibat

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 127
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
dalam
pelaksanaan
KKN, serta
menyusun
alternatif kegiatan
yang fleksibel
dilaksanakan
sesuai ketentuan
Melaksakan Surat/Nota
diskusi koordinasi Dinas/Koordinasi
dengan lebih
intens (baik
secara luring
maupun daring),
melaksanakan
pemantauan
proses pekerjaan
secara lebih ketat
terhadap penyedia
jasa maupun tim
teknis
Pembinaan, Meningkatkan Surat/Nota
Monitoring, dan koordinasi dan Dinas/Koordinasi
Evaluasi Bidang sinkronisasi
Perumahan, terkait dengan
kawasan kebutuhan data
Permukiman, dan baik secara
Pertanahan internal maupun
dengan dinas
terkait di
kabupaten/kota

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 128
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
-Menambah Surat/Nota
konsultan Dinas/Koordinasi
individual yang
akan melakukan
kajian terhadap
peraturan yang
berlaku kemudian
merumuskan
indikator kinerja
terutama pada
lingkup bidang
PKPP.
-Melakukan desk
dengan
kabupaten/kota
terkait Indikator
kinerja lingkup
bidang PKPP

-Menambah Surat/Nota
konsultan Dinas/Koordinasi
individual yang
akan melakukan
kajian terhadap
peraturan yang
berlaku pada
lingkup bidang
PKP kemudian
merumuskan draft
pedoman

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 129
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
pembinaan pada
lingkup bidang
PKP.
-Konsultasi
dengan pusat dan
berkoordinasi
dengan OPD
terkait, Guna
penyusunan
Kebijakan
Penyusunan, Menambah tenaga Surat/Nota
Pengelolaan, dan kontrak dan Dinas/Koordinasi
Pengembangan konsultan
Data Bidang individual dengan
Perumahan, spesifikasi teknis
Kawasan yang dibutuhkan,
Permukiman, dan koordinasi
Pertanahan internal
ditingkatkan,
koordinasi dengan
pemegang data/
pihak terkait
ditingkatkan
menggunakan
semua media
komunikasi
Rapat persiapan Surat/Nota
dan koordinasi Dinas/Koordinasi
internal dengan
rutin, pemantauan
terhadap
kehadiran

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 130
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
narasumber,
melakukan kontak
lanjutan dengan
personil terkait
(calon peserta),
memantau acara
dan proses desk
dengan lebih
optimal,
memanfaatkan
media komunikasi
yang ada.
Rapat persiapan Surat/Nota
dan koordinasi Dinas/Koordinasi
internal dengan
rutin, pemantauan
dan koordinasi
lebih intens
dengan
personil/calon
peserta,
memantau acara
dan proses desk
dengan lebih
optimal,
memanfaatkan
media komunikasi
yang ada, dan
optimalisasi
pelaksanaan
secara virtual

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 131
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Melakukan Surat/Nota
diskusi koordinasi Dinas/Koordinasi
dengan lebih
intens (baik
pertemuan
langsung maupun
virtual),
pemantauan
proses pekerjaan
yang lebih ketat
terhadap penyedia
jasa maupun tim
teknis,
mengkontrak
tenaga IT yang
kapabel,
melibatkan tim
teknis dengan
lebih optimal

Program : Penunjang Urusan Pemerintah Daerah

2 Perencanaan Rencana Kerja Memaksimalkan Surat/Nota


dan Evaluasi Tahun 2022, peran Konsultan Dinas/Koordinasi
Kinerja Perjanjian Individual untuk
Perangkat Kinerja Pejabat menyusun
Daerah Eselon TA. 2021, instrumen
Rencana Kinerja pedoman evaluasi
Tahunan (RKT) Bidang
Tahun 2022 Perumahan dan
Kawasan
Permukiman

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 132
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Penyusunan Dok. menjaga Surat/Nota
RKA P Tahun hubungan kinerja Dinas/Koordinasi
2021, DPPA yang baik dengan
Tahun 2021, internal maupu
RKA Tahun eksternal dan
2022, dan DPA melakukan
Tahun 2022 tindakan
antisipatif jauh-
jauh hari sebelum
batas waktu akhir
ditetapkan dalam
penyusunan
dokumen
perencanaan.
Sosialisasi menjaga Surat/Nota
Bidang hubungan kinerja Dinas/Koordinasi
Infrastruktur TA. yang baik dengan
2021, Dokumen internal maupu
Rencana Tindak eksternal dan
Pengendalian melakukan
SPIP Tahun 2021 tindakan
antisipatif jauh-
jauh hari sebelum
batas waktu akhir
ditetapkan dalam
penyusunan
dokumen
perencanaan.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 133
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Laporan Evaluasi Menyusun jadwal Surat/Nota
Renja Tahun dan berkoordinasi Dinas/Koordinasi
2020, Evaluasi dengan pihak
RKPD , Laporan terkait
Pengendalian
Kegiatan Tahun
2021 (Pok
Bulanan,
RakorGUB TW),
Laporan Evaluasi
SPIP Tahun
2021, Laporan
Pelaksanaan
PPID Tahun
2021
3 Administrasi Belanja Gaji dan Pendataan sekum Surat/Nota
Keuangan Tunjangan disetiap awal Dinas/Koordinasi
tahun
Belanja Menyebarkan Surat/Nota
Tambahan informasi melalui Dinas/Koordinasi
Penghasilan PNS whats up group
guna
mengingatkan
tanggung jawab
ASN dalam
absensi.
Peyusunan Melakukan Surat/Nota
Akuntansi dan koordinasi lebih Dinas/Koordinasi
Pelaporan lanjut sebelum
Keuangan dari jadwal
pelaporan
keuangan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 134
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Penyusunan Memastikan Surat/Nota
Laporan Kehadiran Dinas/Koordinasi
Keuangan Narasumber/Mod
Bulanan/Semeste erator sebelum
ran jadwal
pelaksanaan
kegiatan
Penyusunan Memastikan Surat/Nota
Pelaporan dengan Pengurus Dinas/Koordinasi
Keuangan Akhir Barang terkait
Tahun batas waktu
penyelesainnya
4 Administrasi Pemeliharaan Membuat rencana Surat/Nota
Umum Rutin/Berkala perawatan dan Dinas/Koordinasi
Gedung Kantor perbaikan secara
periodik sebelum
terjadinya
kerusakan
Pemeliharaan Membuat rencana Surat/Nota
Rutin/Berkala perawatan dan Dinas/Koordinasi
Kendaraan perbaikan secara
Dinas/Operasion periodik sebelum
al terjadinya
kerusakan

Penyediaan Membuat kendali Surat/Nota


Bahan Bacaan dan jadwal Dinas/Koordinasi
dan Peraturan penyediaan
Perundang-
Undangan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 135
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Pelayanan Membuat kendali Surat/Nota
Informasi dan jadwal Dinas/Koordinasi
Perangkat Daerah penyediaan
Penyediaan Jasa Membuat rencana Surat/Nota
Jaminan Barang perawatan dan Dinas/Koordinasi
Milik Daerah perbaikan secara
periodik sebelum
terjadinya
kerusakan
Penyedian Membuat rencana Surat/Nota
komponen perawatan dan Dinas/Koordinasi
Instalasi perbaikan secara
Listrik/Peneranga periodik sebelum
n Bangunan terjadinya
Kantor kerusakan
Penyediaan Membuat rencana Surat/Nota
Peralatan dan perawatan dan Dinas/Koordinasi
Perlengkapan perbaikan secara
Kantor periodik sebelum
terjadinya
kerusakan
Pengadaan Membuat rencana Surat/Nota
Mebeleur perawatan dan Dinas/Koordinasi
perbaikan secara
periodik sebelum
terjadinya
kerusakan
Penyediaan Jasa Membuat rencana Surat/Nota
Telekomunikasi, perawatan dan Dinas/Koordinasi
Sumber Daya Air perbaikan secara
dan Listrik periodik sebelum
terjadinya

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 136
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
kerusakan

Penyediaan Membuat kendali Surat/Nota


Makanan dan dan jadwal Dinas/Koordinasi
Minuman penyediaan
Pemeliharaan Membuat rencana Surat/Nota
Rutin/Berkala perawatan dan Dinas/Koordinasi
Perlengkapan perbaikan secara
Gedung kantor periodik sebelum
terjadinya
kerusakan
Pemeliharaan Membuat rencana Surat/Nota
rutin/berkala perawatan dan Dinas/Koordinasi
peralatan gedung perbaikan secara
kantor periodik sebelum
terjadinya
kerusakan
Pemeliharaan Membuat rencana Surat/Nota
rutin/berkala perawatan dan Dinas/Koordinasi
mebeleur perbaikan secara
periodik sebelum
terjadinya
kerusakan
Penyediaan Jasa Mengecek surat Surat/Nota
Surat Menyurat surat masuk baik Dinas/Koordinasi
fisiknya maupun
lewat aplikasi
sehingga lebih
terlacak dan lebih
cepat
pengirimanya

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 137
RTP
Rencana
Sub-sub Media/ Bentuk/Sarana
No Kegiatan Penanganan
Kegiatan Pengkomunikasian
Risiko
1 2 3 4 5
Penyediaan Alat Membuat kendali Surat/Nota
Tulis Kantor dan jadwal Dinas/Koordinasi
penyediaan
Penyediaan Membuat kendali Surat/Nota
Barang Cetak dan jadwal Dinas/Koordinasi
dan Penggandaan penyediaan
Rapt-Rapat Membuat kendali Surat/Nota
Koordinasi dan dan jadwal Dinas/Koordinasi
Konsultasi Ke penyediaan
Luar Daerah
Penyediaan Jasa Membuat kendali Surat/Nota
Administrasi dan jadwal Dinas/Koordinasi
Keuangan penyediaan
Penyediaan Jasa Membuat rencana Surat/Nota
Kebersihan perawatan dan Dinas/Koordinasi
Kantor perbaikan secara
periodik sebelum
terjadinya
kerusakan
5 Peningkatan Pendidikan Dan Menyusun Surat/Nota
Disiplin dan Pelatihan Formal rencana Dinas/Koordinasi
Kapasitas kebutuhan diklat
Sumber Daya dan
Aparatur menganggarkan
pelatihan yang
bersifat bersama-
sama sehingga
materi umum
dapat
tersampaikan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 138
RTP

1.3.7.Rancangan Pemantauan
Pemantauan dilaksanakan oleh pimpinan secara berjenjang mulai dari
kepala daerah, Kepala OPD (Pejabat Eselon 1 atau Eselon 2), Kepala
Bagian/Kepala Bidang (Pejabat Eselon 3), Kepala Seksi/Kepala Sub
Bagian (Pejabat Eselon 4) sesuai dengan ruang lingkup dan
kewenangannya. Pelaksanaan pemantauan pengelolaan risiko
pemerintah daerah oleh Kepala Daerah dapat didelegasikan kepada
Unit Kepatuhan. Unit kepatuhan bertanggung jawab memantau
pelaksanaan pengelolaan risiko pada unit pemilik risiko. Asisten
Sekretaris Daerah dapat bertindak sebagai unit kepatuhan pada OPD.
Terkait dengan pelaksanaan kegiatan pengendalian, sesuai Rencana
Tindak Pengendalian yang telah disusun, pimpinan menetapkan
mekanisme pemantauan atas pelaksanaan pengendalian sesuai
infrastruktur pengendalian yang telah dibuat. Pemantauan atas
kegiatan pengendalian bertujuan untuk memastikan bahwa
pengendalian yang telah dirancang, telah dilaksanakan dan berjalan
secara efektif. Pencatatan pemantauan dapat menggunakan
lampiran 5 Form 9 Rancangan Monitoring dan Evaluasi atas
Pengendalian Intern yang telah diisi realisasinya.

Tabel 3.12
Rencana dan Realisasi Pemantauan Atas Kegiatan Pengendalian Intern yang
Dibutuhkan
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Program : Pengembangan Perumahan
1 Pendistribusian Peningkatan Verifikasi dan Pemantauan
dan Serah Kualitas RTLH validasi terhadap Berkelanjutan
Terima Rumah (Bankeupemdes database (konfirmasi persiapan
bagi Korban RTLH) penanganan dan laporan
Bencana atau RTLH pelaksanaan kegiatan)
Relokasi
Program
Provinsi

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 139
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Program : Pengembangan Perumahan
1 Sosialisasi dan Sosialisasi Membuat klinik Pemantauan
Persiapan Pengembangan online (informasi Berkelanjutan
Penyediaan dan Pembangunan melalui medsos (konfirmasi persiapan
Rehabilitasi Baru & Akses atau grub WA) dan laporan
Rumah Korban Perumahan untuk komunikasi pelaksanaan kegiatan)
Bencana/ KPR-FLPP sebagai tindak
Relokasi lanjut dari
Program sosialisasi secara
Provinsi online
Sosialisasi Membuat klinik Pemantauan
Standar Teknis online (informasi Berkelanjutan
Penyediaan dan melalui medsos (konfirmasi persiapan
Rehabilitasi atau grub WA) dan laporan
Rumah kepada untuk komunikasi pelaksanaan kegiatan)
Masyarakat/Suk sebagai tindak
arelawan lanjut dari
sosialisasi secara
online
Pembentukan Membuat klinik Pemantauan
dan Pelatihan online (informasi Berkelanjutan
Tim Satgas, Tim melalui medsos (konfirmasi persiapan
Pendamping dan atau grub WA) dan laporan
Fasilitator untuk komunikasi pelaksanaan kegiatan)
sebagai tindak
lanjut dari
sosialisasi secara
online
2 Pendataan Identifikasi Kerjasama Pemantauan
Penyediaan dan Perumahan di dengan Instansi / Berkelanjutan
Rehabilitasi Lokasi Rawan OPD terkait (konfirmasi persiapan
Rumah Korban Bencana atau dan laporan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 140
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Bencana atau Terkena pelaksanaan kegiatan)
Relokasi Relokasi
Program Program
Provinsi Provinsi
Identifikasi Kerjasama Pemantauan
Lahan-lahan dengan Instansi / Berkelanjutan
Potensial OPD terkait (konfirmasi persiapan
sebagai Lokasi dan laporan
Relokasi pelaksanaan kegiatan)
Perumahan
Pengumpulan Kerjasama Pemantauan
Data Rumah dengan Instansi / Berkelanjutan
Korban Bencana OPD terkait (konfirmasi persiapan
Kejadian dan laporan
Sebelumnya pelaksanaan kegiatan)
yang Belum
Tertangani
Pendataan Kerjasama Pemantauan
Rumah Sewa dengan Instansi / Berkelanjutan
Korban OPD terkait (konfirmasi persiapan
Bencana, dan laporan
Rumah Susun pelaksanaan kegiatan)
dan Rumah
Rusus
Pendataan dan Melakukan Pemantauan
Verifikasi kerjasama dengan Berkelanjutan
Penerima instansi / OPD (konfirmasi persiapan
Rumah bagi terkait dan laporan
Korban Bencana pelaksanaan kegiatan)
Alam atau
Terkena
Relokasi

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 141
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Program
Provinsi

3 Pembangunan Bantuan Sosial Berkoordinasi Pemantauan


dan Rehabilitasi Barang Material dengan Berkelanjutan
Rumah Korban Bahan Disperakim (konfirmasi persiapan
Bencana atau Bangunan Daerah dan dan laporan
Relokasi Rehabilitasi Instansi / OPD pelaksanaan kegiatan)
Program Rumah yang terkait
Provinsi Terdampak
Bencana Beserta
PSU nya
Bantuan Sosial Berkoordinasi Pemantauan
Barang Material dengan Berkelanjutan
Bahan Disperakim (konfirmasi persiapan
Bangunan Daerah dan dan laporan
Rehabilitasi Instansi / OPD pelaksanaan kegiatan)
Rumah yang terkait
Terdampak
Bencana Beserta
PSU nya
Bantuan Sosial Berkoordinasi Pemantauan
Barang Material dengan pihak Berkelanjutan
Bahan terkait (Penyedia, (konfirmasi persiapan
Bangunan Biro APBJ Prov. dan laporan
Pembangunan Jateng, pelaksanaan kegiatan)
Rumah Kementerian
Terdampak Pusat)
Bencana Beserta
PSU nya

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 142
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Bantuan Sosial Berkoordinasi Pemantauan
Barang Material dengan Berkelanjutan
Bahan Disperakim (konfirmasi persiapan
Bangunan Daerah dan dan laporan
Pembangunan Instansi / OPD pelaksanaan kegiatan)
Rumah yang terkait
Terdampak
Bencana beserta
PSU nya
Bantuan Sosial Berkoordinasi Pemantauan
Barang Material dengan Berkelanjutan
Bahan Disperakim (konfirmasi persiapan
Bangunan Daerah dan dan laporan
Pembangunan Instansi / OPD pelaksanaan kegiatan)
Rumah yang terkait
Terdampak
Bencana beserta
PSU nya
Perencanaan Bekerjasama Pemantauan
Pemanfaatan dengan instansi / Berkelanjutan
Lahan Aset OPD yang terkait (konfirmasi persiapan
Provinsi di Desa dan laporan
SIdaharja Kec. pelaksanaan kegiatan)
Suradadi Kab.
Tegal
Identifikasi Bekerjasama Pemantauan
Kebutuhan dengan instansi / Berkelanjutan
Rumah Khusus OPD yang terkait (konfirmasi persiapan
Bagi Nelayan 7 dan laporan
Kabupaten / pelaksanaan kegiatan)
Kota di Pantura

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 143
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
4 Pendistribusian Bantuan Berkoordinasi Pemantauan
dan Serah Stimulan dengan pihak Berkelanjutan
Terima Rumah Material untuk terkait (Penyedia, (konfirmasi persiapan
bagi Korban Pembangunan Biro APBJ Prov. dan laporan
Bencana atau Rumah Jateng, pelaksanaan kegiatan)
Relokasi Sederhana Sehat Kementerian
Program bagi Pemenuhan Pusat)
Provinsi Backlog
Bantuan Berkoordinasi Pemantauan
Stimulan Rumah dengan Berkelanjutan
Sederhana Sehat Disperakim (konfirmasi persiapan
Daerah dan dan laporan
Instansi / OPD pelaksanaan kegiatan)
yang terkait
Peningkatan Verifikasi dan Pemantauan
Kualitas RTLH validasi terhadap Berkelanjutan
(Bankeupemdes database (konfirmasi persiapan
RTLH) penanganan dan laporan
RTLH pelaksanaan kegiatan)
Program : Peningkatan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Umum (PSU)
1 Urusan Pelaksanaan Koordinasi Pemantauan
Penyelenggaraa Fisik Hadiah dengan Biro Berkelanjutan
n PSU Pemenang Administrasi (konfirmasi persiapan
Permukiman Lomba Hari Pengadaan dan laporan
Habitat Tahun Barang Jasa Prov. pelaksanaan kegiatan)
2019 Jateng
koordinasi dengan Pemantauan
pemerintah Berkelanjutan
kabupaten / kota (konfirmasi persiapan
penerima hadiah dan laporan
pelaksanaan kegiatan)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 144
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
PPK memberikan Pemantauan
surat peringatan Berkelanjutan
kepada kontraktor (konfirmasi persiapan
penyedia dan dan laporan
melakukan Show pelaksanaan kegiatan)
Cause Meeting
(SCM)
PPK dan Pemantauan
Penyedia jasa Berkelanjutan
melakukan (konfirmasi persiapan
Addendum dan laporan
Kontrak pelaksanaan kegiatan)
Pekerjaan/
Contract Change
Order (CCO)
Monitoring secara
intensif oleh PPK
- Monitoring Pemantauan
secara intensif Berkelanjutan
dengan (konfirmasi persiapan
melakukan dan laporan
pengecekan pelaksanaan kegiatan)
administrasi
konsultan
pengawas.
- Mengecek hasil
uji
bahan/material.
Penyelenggaraa Meningkatkan Pemantauan
n Lomba Hari koordinasi dengan Berkelanjutan
Habitat Tahun Kabupaten/Kota (konfirmasi persiapan
2021 peserta lomba dan laporan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 145
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
pelaksanaan kegiatan)

Fasilitasi Koordinasi Pemantauan


Penyediaan PSU dengan Kab/Kota Berkelanjutan
Permukiman lebih intensif (konfirmasi persiapan
dan laporan
pelaksanaan kegiatan)
Koordinasi, Koordinasi dan Pemantauan
Sinkronisasi dan sinkronisasi Berkelanjutan
Monitoring kegiatan dengan (konfirmasi persiapan
Penanganan lebih intensif dan laporan
Kawasan pelaksanaan kegiatan)
Permukiman
Program : Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan
1 Penyelesaian Fasilitasi 1. Mendorong Pemantauan
Sengketa Tanah Sertipikasi Hak Kabupaten/Kota Berkelanjutan
Garapan Lintas Atas Tanah untuk penetapan (konfirmasi persiapan
Daerah Kawasan dan laporan
Kabupaten/Kota Pertanian Pangan pelaksanaan kegiatan)
dalam 1 (satu) Berkelanjutan
Daerah Provinsi (KP2B)

2. Koordinasi
dengan Kanwil
BPN Prov. Jateng
terkait program
Sertipikasi Hak
Atas Tanah LP2B
Fasilitasi 1. Mendorong Pemantauan
Pensertipikatan Kabupaten/Kota Berkelanjutan
Tanah Kas Desa untuk segera (konfirmasi persiapan
melakukan dan laporan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 146
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
langkah pelaksanaan kegiatan)
pengamanan aset
secara hukum
melalui
pendaftaran hak
atas tanah

2. Pensertipikatan
Tanah Kas Desa
Penanganan a.Melakukan Pemantauan
Permasalahan Progres Berkelanjutan
Pertanahan Penanganan (konfirmasi persiapan
terpadu antara dan laporan
Pemerintah pelaksanaan kegiatan)
Provinsi dan
Kab/Kota secara
sinergi
b.Diupayakan
penanganan
konflik
pertanahan
melalui jalur non
litigasi/mediasi
c.Koordinasi
secara intense
dalam bidang
pertanahan di
Provinsi Jawa
Tengah

Program Redistribusi Tanah dan Ganti Kerugian Tanah


Kelebihan Maksimum dan Tanah Absentee

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 147
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
1 Penetapan Inventarisasi Memaksimalkan Pemantauan
Subyek dan dan Identifikasi Tim Teknis Berkelanjutan
Obyek Tanah Hak Kegiatan dan (konfirmasi persiapan
Redistribusi Pakai (HP) Aset melakukan dan laporan
Tanah Lintas Pemerintah koordinasi secara pelaksanaan kegiatan)
Daerah Provinsi Jawa intensif dengan
Kabupaten/Kota Tengah dan mitra pelaksana
dalam 1 (satu) Tanah Hak kegiatan guna
Daerah Provinsi Guna (HGU) memastikan
kegiatan sesuai
dengan jadwal
kegiatan
Sosialisasi/Rapa -Koordinasi lebih Pemantauan
t Koordinasi awal dengan Berkelanjutan
Bidang instansi/narasumb (konfirmasi persiapan
Pertanahan er terkait dan laporan
-Update Peraturan pelaksanaan kegiatan)
dan Kebijakan
Bidang
Pertanahan
Pemantauan Pelaksanaan Pemantauan
Keputusan Pembinaan dan Berkelanjutan
Gubernur Pengendalian agar (konfirmasi persiapan
Tentang pekerjaan dan laporan
Penetapan dilaksanakan pelaksanaan kegiatan)
Lokasi sesuai
Pengadaan perencanaan
Tanah Bagi
Pembangunan
Untuk
Kepentingan
Umum

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 148
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Reforma Memaksimalkan Pemantauan
Agraria Tim Teknis Berkelanjutan
Kegiatan dan (konfirmasi persiapan
melakukan dan laporan
koordinasi pelaksanaan kegiatan)
Kelembagaan di
Tingkat Kab/Kota
guna memastikan
pelaksanaan
Reforma Agraria
berjalan efektif
dan berhasil
mencapai
tujuannya serta
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan yang
berlaku
Pemantauan Melakukan Pemantauan
Pelaksanaan Koordinasi secara Berkelanjutan
Sertifikasi Hak intensif dengan (konfirmasi persiapan
Atas Tanah Kab/Kota terkait dan laporan
HakAtas Tanah, pelaksanaan kegiatan)
dan Sosialisasi
kepada
Masyarakat
Penataan Akses Memaksimalkan Pemantauan
Reforma Tim Teknis Berkelanjutan
Agraria Kegiatan dan (konfirmasi persiapan
melakukan dan laporan
koordinasi secara pelaksanaan kegiatan)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 149
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
intensif dengan,
Kab/Kota
setempat
Program : Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum
1 Penetapan Fasilitasi Dilakukan Pemantauan
Lokasi Penetapan koordinasi dengan Berkelanjutan
Pengadaan Lokasi instansi yang (konfirmasi persiapan
Tanah untuk Pengadaan memerlukan dan laporan
Kepentingan Tanah Bagi tanah, Pemerintah pelaksanaan kegiatan)
Umum di Pembangunan Kab/Kota
Wilayah Untuk setempat, Instansi
Provinsi Kepentingan terkait secara
Umum intensif,Sosialisas
i kepada
masyarakat terkait
pembangunan
untuk
kepentingan
umum
Peningkatan Secara periodik Pemantauan
Tertib memperbarui Berkelanjutan
Administrasi zona nilai tanah di (konfirmasi persiapan
Pertanahan kab/kota di Jawa dan laporan
Berupa Zonasi Tengah pelaksanaan kegiatan)
Nilai Tanah

Program : Peningkatan Pelayanan Sertifikasi,


Kualifikasi, Klarifikasi, dan Registrasi Bidang
Perumahan dan Kawasan Permukiman

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 150
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
1 Sertifikasi dan Penyusunan -Melakukan Pemantauan
Registrasi bagi Kebijakan penjaringan data Berkelanjutan
Orang atau Strategi PKPP menggunakan (konfirmasi persiapan
Badan Hukum dan kuisioner secara dan laporan
yang Implementasi jelas sehingga pelaksanaan kegiatan)
Melaksanakan Kemitraan mudah dipahami
Perancangan responden
dan Perencanaan -Melakukan
Rumah serta pembahasan dan
Perencanaan koordinasi secara
Prasarana, intensif (baik
Sarana dan secara luring jika
Utilitas Umum memungkinkan
PSU Tingkat maupun daring)
Kemampuan -Melakukan
Menengah pemantauan
progres pekerjaan
konsultan
Melakukan Pemantauan
pembahasan Berkelanjutan
mekanisme dan (konfirmasi persiapan
metodologi dan laporan
pekerjaan secara pelaksanaan kegiatan)
detail agar dapat
mencapai tujuan
dan sasaran yang
diharapkan, serta
melakukan
pembahasan dan
koordinasi secara
intensif (baik
secara luring jika

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 151
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
memungkinkan
maupun daring),
dan melakukan
pembahasan

Menjalin Pemantauan
Komunikasi dan Berkelanjutan
koordinasi secara (konfirmasi persiapan
intens dengan dan laporan
anggota Pokja pelaksanaan kegiatan)
dan Forum PKP
yang baru
sehingga terjalin
rasa kebersamaan
dalam pencapaian
tujuan sesuai
dengan tugas dan
fungsi Pokja dan
Forum, serta
memperbesar
keterlibatan Pokja
dan Forum dalam
Pemprov.Jateng
Melakukan Pemantauan
persiapan secara Berkelanjutan
matang dengan (konfirmasi persiapan
pihak-pihak yang dan laporan
terlibat, dan pelaksanaan kegiatan)
melakukan
koordinasi secara
intens dengan
Perguruan Tinggi

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 152
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
dan Stakholders
yang terlibat
dalam
pelaksanaan
KKN, serta
menyusun
alternatif kegiatan
yang fleksibel
dilaksanakan
sesuai ketentuan
Melaksakan Pemantauan
diskusi koordinasi Berkelanjutan
dengan lebih (konfirmasi persiapan
intens (baik dan laporan
secara luring pelaksanaan kegiatan)
maupun daring),
melaksanakan
pemantauan
proses pekerjaan
secara lebih ketat
terhadap penyedia
jasa maupun tim
teknis
Pembinaan, Meningkatkan Pemantauan
Monitoring, dan koordinasi dan Berkelanjutan
Evaluasi Bidang sinkronisasi (konfirmasi persiapan
Perumahan, terkait dengan dan laporan
kawasan kebutuhan data pelaksanaan kegiatan)
Permukiman, baik secara
dan Pertanahan internal maupun
dengan dinas
terkait di

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 153
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
kabupaten/kota

-Menambah Pemantauan
konsultan Berkelanjutan
individual yang (konfirmasi persiapan
akan melakukan dan laporan
kajian terhadap pelaksanaan kegiatan)
peraturan yang
berlaku kemudian
merumuskan
indikator kinerja
terutama pada
lingkup bidang
PKPP.
-Melakukan desk
dengan
kabupaten/kota
terkait Indikator
kinerja lingkup
bidang PKPP

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 154
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
-Menambah Pemantauan
konsultan Berkelanjutan
individual yang (konfirmasi persiapan
akan melakukan dan laporan
kajian terhadap pelaksanaan kegiatan)
peraturan yang
berlaku pada
lingkup bidang
PKP kemudian
merumuskan draft
pedoman
pembinaan pada
lingkup bidang
PKP.
-Konsultasi
dengan pusat dan
berkoordinasi
dengan OPD
terkait, Guna
penyusunan
Kebijakan
Penyusunan, Menambah tenaga Pemantauan
Pengelolaan, kontrak dan Berkelanjutan
dan konsultan (konfirmasi persiapan
Pengembangan individual dengan dan laporan
Data Bidang spesifikasi teknis pelaksanaan kegiatan)
Perumahan, yang dibutuhkan,
Kawasan koordinasi
Permukiman, internal
dan Pertanahan ditingkatkan,
koordinasi dengan
pemegang data/

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 155
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
pihak terkait
ditingkatkan
menggunakan
semua media
komunikasi
Rapat persiapan Pemantauan
dan koordinasi Berkelanjutan
internal dengan (konfirmasi persiapan
rutin, pemantauan dan laporan
terhadap pelaksanaan kegiatan)
kehadiran
narasumber,
melakukan kontak
lanjutan dengan
personil terkait
(calon peserta),
memantau acara
dan proses desk
dengan lebih
optimal,
memanfaatkan
media komunikasi
yang ada.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 156
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Rapat persiapan Pemantauan
dan koordinasi Berkelanjutan
internal dengan (konfirmasi persiapan
rutin, pemantauan dan laporan
dan koordinasi pelaksanaan kegiatan)
lebih intens
dengan
personil/calon
peserta,
memantau acara
dan proses desk
dengan lebih
optimal,
memanfaatkan
media komunikasi
yang ada, dan
optimalisasi
pelaksanaan
secara virtual

Melakukan Pemantauan
diskusi koordinasi Berkelanjutan
dengan lebih (konfirmasi persiapan
intens (baik dan laporan
pertemuan pelaksanaan kegiatan)
langsung maupun
virtual),
pemantauan
proses pekerjaan
yang lebih ketat
terhadap penyedia

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 157
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
jasa maupun tim
teknis,
mengkontrak
tenaga IT yang
kapabel,
melibatkan tim
teknis dengan
lebih optimal
Program : Penunjang Urusan Pemerintah Daerah
2 Perencanaan dan Rencana Kerja Memaksimalkan Pemantauan
Evaluasi Kinerja Tahun 2022, peran Konsultan Berkelanjutan
Perangkat Perjanjian Individual untuk (konfirmasi persiapan
Daerah Kinerja Pejabat menyusun dan laporan
Eselon TA. instrumen pelaksanaan kegiatan)
2021, Rencana pedoman evaluasi
Kinerja Tahunan Bidang
(RKT) Tahun Perumahan dan
2022 Kawasan
Permukiman
Penyusunan menjaga Pemantauan
Dok. RKA P hubungan kinerja Berkelanjutan
Tahun 2021, yang baik dengan (konfirmasi persiapan
DPPA Tahun internal maupu dan laporan
2021, RKA eksternal dan pelaksanaan kegiatan)
Tahun 2022, dan melakukan
DPA Tahun tindakan
2022 antisipatif jauh-
jauh hari sebelum
batas waktu akhir
ditetapkan dalam
penyusunan
dokumen

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 158
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
perencanaan.

Sosialisasi menjaga Pemantauan


Bidang hubungan kinerja Berkelanjutan
Infrastruktur yang baik dengan (konfirmasi persiapan
TA. 2021, internal maupu dan laporan
Dokumen eksternal dan pelaksanaan kegiatan)
Rencana Tindak melakukan
Pengendalian tindakan
SPIP Tahun antisipatif jauh-
2021 jauh hari sebelum
batas waktu akhir
ditetapkan dalam
penyusunan
dokumen
perencanaan.

Laporan Menyusun jadwal Pemantauan


Evaluasi Renja dan berkoordinasi Berkelanjutan
Tahun 2020, dengan pihak (konfirmasi persiapan
Evaluasi RKPD terkait dan laporan
, Laporan pelaksanaan kegiatan)
Pengendalian
Kegiatan Tahun
2021 (Pok
Bulanan,
RakorGUB
TW), Laporan
Evaluasi SPIP
Tahun 2021,

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 159
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Laporan
Pelaksanaan
PPID Tahun
2021

3 Administrasi Belanja Gaji dan Pendataan sekum Pemantauan


Keuangan Tunjangan disetiap awal Berkelanjutan
tahun (konfirmasi persiapan
dan laporan
pelaksanaan kegiatan)
Belanja Menyebarkan Pemantauan
Tambahan informasi melalui Berkelanjutan
Penghasilan whats up group (konfirmasi persiapan
PNS guna dan laporan
mengingatkan pelaksanaan kegiatan)
tanggung jawab
ASN dalam
absensi.
Peyusunan Melakukan Pemantauan
Akuntansi dan koordinasi lebih Berkelanjutan
Pelaporan lanjut sebelum (konfirmasi persiapan
Keuangan dari jadwal dan laporan
pelaporan pelaksanaan kegiatan)
keuangan
Penyusunan Memastikan Pemantauan
Laporan Kehadiran Berkelanjutan
Keuangan Narasumber/Mod (konfirmasi persiapan
Bulanan/Semest erator sebelum dan laporan
eran jadwal pelaksanaan kegiatan)
pelaksanaan
kegiatan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 160
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Penyusunan Memastikan Pemantauan
Pelaporan dengan Pengurus Berkelanjutan
Keuangan Akhir Barang terkait (konfirmasi persiapan
Tahun batas waktu dan laporan
penyelesainnya pelaksanaan kegiatan)
4 Administrasi Pemeliharaan Membuat rencana Pemantauan
Umum Rutin/Berkala perawatan dan Berkelanjutan
Gedung Kantor perbaikan secara (konfirmasi persiapan
periodik sebelum dan laporan
terjadinya pelaksanaan kegiatan)
kerusakan
Pemeliharaan Membuat rencana Pemantauan
Rutin/Berkala perawatan dan Berkelanjutan
Kendaraan perbaikan secara (konfirmasi persiapan
Dinas/Operasion periodik sebelum dan laporan
al terjadinya pelaksanaan kegiatan)
kerusakan
Penyediaan Membuat kendali Pemantauan
Bahan Bacaan dan jadwal Berkelanjutan
dan Peraturan penyediaan (konfirmasi persiapan
Perundang- dan laporan
Undangan pelaksanaan kegiatan)
Pelayanan Membuat kendali Pemantauan
Informasi dan jadwal Berkelanjutan
Perangkat penyediaan (konfirmasi persiapan
Daerah dan laporan
pelaksanaan kegiatan)
Penyediaan Jasa Membuat rencana Pemantauan
Jaminan Barang perawatan dan Berkelanjutan
Milik Daerah perbaikan secara (konfirmasi persiapan
periodik sebelum dan laporan
terjadinya pelaksanaan kegiatan)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 161
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
kerusakan

Penyedian Membuat rencana Pemantauan


komponen perawatan dan Berkelanjutan
Instalasi perbaikan secara (konfirmasi persiapan
Listrik/Penerang periodik sebelum dan laporan
an Bangunan terjadinya pelaksanaan kegiatan)
Kantor kerusakan
Penyediaan Membuat rencana Pemantauan
Peralatan dan perawatan dan Berkelanjutan
Perlengkapan perbaikan secara (konfirmasi persiapan
Kantor periodik sebelum dan laporan
terjadinya pelaksanaan kegiatan)
kerusakan
Pengadaan Membuat rencana Pemantauan
Mebeleur perawatan dan Berkelanjutan
perbaikan secara (konfirmasi persiapan
periodik sebelum dan laporan
terjadinya pelaksanaan kegiatan)
kerusakan
Penyediaan Jasa Membuat rencana Pemantauan
Telekomunikasi, perawatan dan Berkelanjutan
Sumber Daya perbaikan secara (konfirmasi persiapan
Air dan Listrik periodik sebelum dan laporan
terjadinya pelaksanaan kegiatan)
kerusakan
Penyediaan Membuat kendali Pemantauan
Makanan dan dan jadwal Berkelanjutan
Minuman penyediaan (konfirmasi persiapan
dan laporan
pelaksanaan kegiatan)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 162
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Pemeliharaan Membuat rencana Pemantauan
Rutin/Berkala perawatan dan Berkelanjutan
Perlengkapan perbaikan secara (konfirmasi persiapan
Gedung kantor periodik sebelum dan laporan
terjadinya pelaksanaan kegiatan)
kerusakan
Pemeliharaan Membuat rencana Pemantauan
rutin/berkala perawatan dan Berkelanjutan
peralatan perbaikan secara (konfirmasi persiapan
gedung kantor periodik sebelum dan laporan
terjadinya pelaksanaan kegiatan)
kerusakan
Pemeliharaan Membuat rencana Pemantauan
rutin/berkala perawatan dan Berkelanjutan
mebeleur perbaikan secara (konfirmasi persiapan
periodik sebelum dan laporan
terjadinya pelaksanaan kegiatan)
kerusakan
Penyediaan Jasa Mengecek surat Pemantauan
Surat Menyurat surat masuk baik Berkelanjutan
fisiknya maupun (konfirmasi persiapan
lewat aplikasi dan laporan
sehingga lebih pelaksanaan kegiatan)
terlacak dan lebih
cepat
pengirimanya
Penyediaan Alat Membuat kendali Pemantauan
Tulis Kantor dan jadwal Berkelanjutan
penyediaan (konfirmasi persiapan
dan laporan
pelaksanaan kegiatan)

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 163
RTP
Rencana Bentuk/Metode
Sub-sub
No Kegiatan Penanganan Pemantauan yang
Kegiatan
Risiko Diperlukan
1 2 3 4 5
Penyediaan Membuat kendali Pemantauan
Barang Cetak dan jadwal Berkelanjutan
dan penyediaan (konfirmasi persiapan
Penggandaan dan laporan
pelaksanaan kegiatan)
Rapt-Rapat Membuat kendali Pemantauan
Koordinasi dan dan jadwal Berkelanjutan
Konsultasi Ke penyediaan (konfirmasi persiapan
Luar Daerah dan laporan
pelaksanaan kegiatan)
Penyediaan Jasa Membuat kendali Pemantauan
Administrasi dan jadwal Berkelanjutan
Keuangan penyediaan (konfirmasi persiapan
dan laporan
pelaksanaan kegiatan)
Penyediaan Jasa Membuat rencana Pemantauan
Kebersihan perawatan dan Berkelanjutan
Kantor perbaikan secara (konfirmasi persiapan
periodik sebelum dan laporan
terjadinya pelaksanaan kegiatan)
kerusakan
5 Peningkatan Pendidikan Dan Menyusun Pemantauan
Disiplin dan Pelatihan rencana Berkelanjutan
Kapasitas Formal kebutuhan diklat (konfirmasi persiapan
Sumber Daya dan dan laporan
Aparatur menganggarkan pelaksanaan kegiatan)
pelatihan yang
bersifat bersama-
sama sehingga
materi umum
dapat
tersampaikan

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 164
RTP

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 165
RTP

D
alam rangka mendukung akuntabilitas pengelolaan risiko, pemerintah
daerah perlu menyusun laporan terkait dengan pengelolaan risiko
setidak- tidaknya berupa Laporan Pelaksanaan Penilaian Risiko dan
Laporan Berkala Pengelolaan Risiko Pemerintah Daerah.
A. Pelaporan Pelaksanaan Penilaian Risiko
Kegiatan penilaian risiko yang terdiri dari penilaian risiko strategis
pemerintah daerah, penilaian risiko strategis (entitas) OPD/SKPD, dan penilaian
risiko operasional perlu disusun Laporan Hasil Penilaian Risiko atau Laporan
Pelaksanaan Penilaian Risiko atau Laporan Pelaksanaan Penilaian Risiko.
Laporan pelaksanaan penilaian risiko dibuat oleh Unit Pemilik Risiko
disampaikan kepada Kepala Daerah, dengan tembusan kepada Sekretariat Daerah
dan Unit Kepatuhan Internal. Sebelum difinalkan, draft dokumen hasil penilaian
risiko tingkat strategis pemerintah daerah perlu dibicarakan dengan Kepala
Daerah dan pihak yang terkait, sedangkan draft dokumen hasil penilaian risiko
tingkat strategis (entitas) OPD dan tingkat operasional OPD perlu dibicarakan
dengan Kepala OPD dan pihak yang terkait
B. Pelaporan Berkala Pengelolaan Risiko oleh Unit Pemilik Risiko
Pelaporan pengelolaan risiko dilakukan secara triwulanan, dan tahunan.
Pelaporan untuk tingkat entitas pemerintah daerah dikoordinasikan oleh Unit
Pemilik Risiko Pemerintah Daerah, sedangkan untuk tingkat strategis OPD dan
tingkat operasional OPD dikoordinasikan oleh Unit Pemilik Risiko Tingkat
Eselon 2.
Gambar 4.1
Alur Pelaporan Berkala Pengelolaan Risiko Unit Pemilik Risiko (UPR)

Kegiatan pelaporan dilakukan sebagai berikut:


1. Laporan tingkat Unit Kerja, meliputi:
a. Laporan Risiko dan RTP tingkat operasional sesuai dengan urusan yang
ditangani oleh setiap Unit Kerja Triwulanan;

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 166
RTP
b. Laporan Risiko dan RTP tingkat operasional sesuai dengan urusan yang
ditangani oleh setiap Unit Kerja Tahunan.
2. Laporan Tingkat OPD, meliputi:
a. Laporan Risiko dan RTP tingkat strategis (entitas) OPD dan Operasional
sesuai dengan urusan yang ditangani oleh setiap OPD Triwulanan;
b. Laporan Risiko dan RTP tingkat strategis (entitas) OPD dan Operasional
OPD sesuai dengan urusan yang ditangani oleh setiap OPD Tahunan.
3. Laporan Tingkat Pemerintah Daerah, meliputi:
a. Laporan Kompilasi seluruh Urusan Tingkat Strategis Pemerintah Daerah
Triwulanan;
b. Laporan Kompilasi seluruh Urusan Tingkat Strategis Pemerintah Daerah
Tahunan. Laporan berkala tersebut dibuat oleh Unit Pemilik Risiko
disampaikan kepada Kepala Daerah, tembusan kepada Sekretariat Daerah
dan Unit Kepatuhan Internal.

C. Pelaporan Berkala Pemantauan Pengelolaan Risiko Oleh Unit Kepatuhan


Internal
Laporan triwulanan dan tahunan kegiatan pemantauan pengelolaan risiko
disusun oleh Unit Kepatuhan Internal yang disampaikan kepada Kepala Daerah
dengan tembusan kepada Sekretaris Daerah.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 167
RTP

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 168
RTP

R
encana Tindak Pengendalian Intern Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 merupakan salah satu
dokumen penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(SPIP) dalam rangka mewujudkan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk
memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Dokumen Rencana Tindak Pengendalian Intern ini menjadi instrumen untuk


merencanakan sekaligus memantau capaian perbaikan/pembangunan infrastruktur
pengendalian intern agar berjalan efektif, efisien, dan mencapai tujuan/sasaran.

Komitmen dari segenap manajemen dan seluruh pegawai serta ditunjang


manajemen yang profesional, efektif, efisien, transparan, serta akuntabel
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengendalian, sehingga peningkatan
kualitas penyelenggaraan SPIP secara bertahap dan berkelanjutan akan dapat
tercapai.

Rencana Tindak Pengendalian Disperakim Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 169
LAMPIRAN 1
RENCANA TINDAK PERBAIKAN LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
Lampiran 5
Form 1.c
Simpulan Survei Persepsi atas Lingkungan Pengendalian Intern
Disperakim Prov. Jateng

Nama Pemda : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah
Tahun Penilaian : 2021
Hasil Reviu Dokumen Hasil Survei Persepsi
No. Sub unsur Simpulan Penjelasan
Hasil Uraian Hasil Uraian
a b c d e f g h
1 Penegakan integritas dan MEMADAI - MEMADAI - MEMADAI -
nilai etika
2 Komitmen terhadap MEMADAI - MEMADAI - MEMADAI -
kompetensi
3 Kepemimpinan yang KURANG - Penetapan indikator kinerja pada kegiatan MEMADAI - KURANG Penetapan indikator kinerja pada kegiatan
kondusif MEMADAI penyediaan rumah susun, rumah khusus dan MEMADAI penyediaan rumah susun, rumah khusus dan PSU
PSU nya belum memenuhi karakteristik nya belum memenuhi karakteristik indikator
indikator kinerja yang baik dan cukup kinerja yang baik dan cukup memadai guna
memadai guna pengukuran kinerja unit pengukuran kinerja unit organisasi.
organisasi.

4 Struktur organisasi sesuai MEMADAI - MEMADAI - MEMADAI -


kebutuhan
5 Pendelegasian wewenang KURANG - Keterlambatan atas pekerjaan bantuan MEMADAI - KURANG - Keterlambatan atas pekerjaan bantuan material
dan tanggung jawab yang MEMADAI material pembangunan rumah baru di MEMADAI pembangunan rumah baru di Kabupaten Demak
tepat Kabupaten Demak. (performance buruk penyedia jasa).
- Perekrutan tenaga fasilitator lapangan - Kurang konsistennya penerapan ketentuan dan
belum sepenuhnya sesuai ketentuan. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
- Hasil pekerjaan penyediaan jasa Konsultasi - Perekrutan tenaga fasilitator lapangan belum
Individual (KI) pengelolaan data perumahan, sepenuhnya mempertimbangkan maksud dan
kawasan permukiman dan pertanahan belum tujuan di tetapkannya kriteria.
optimal. - Hasil pekerjaan penyediaan jasa Konsultasi
Individual (KI) pengelolaan data perumahan,
kawasan permukiman dan pertanahan belum
optimal.
- belum sepenuhnya dilaksanakan evaluasi secara
berkala.
6 Penyusunan dan KURANG Pemberitaan terkait perekrutan tenaga MEMADAI - KURANG Pemberitaan terkait perekrutan tenaga
Penerapan Kebijakan yang MEMADAI pendukung yang tidak transparan. MEMADAI pendukung yang tidak transparan.
Sehat tentang Pembinaan
SDM
7 Perwujudan peran APIP MEMADAI - MEMADAI - MEMADAI -
yang efektif
8 Hubungan Kerja yang Baik KURANG Belum terlaksananya semua Standar MEMADAI - KURANG Belum terlaksananya semua Standar Pelayanan
dengan Instansi MEMADAI Pelayanan Minimal (SPM) Perumahan Rakyat MEMADAI Minimal (SPM) Perumahan Rakyat dan Kawasan
Pemerintah Terkait dan Kawasan Permukiman Tahun 2019 Permukiman Tahun 2019 (terkait dengan
fasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat
terdampak program pemerintah).

Keterangan:
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan sub unsur pada lingkungan pengendalian
Kolom c diisi dengan simpulan penilaian awal CEE berdasarkan dokumen
Kolom d diisi dengan uraian simpulan penilaian awal CEE berdasarkan dokumen
Kolom e diisi dengan simpulan hasil survei persepsi
Kolom f diisi dengan uraian simpulan sesuai hasil survei persepsi
Kolom g diisi dengan simpulan sesuai hasil penilaian awal dan survei persepsi, jika hasil antara penilaian awal dan survei persepsi bertentangan, maka lakukan pendalaman atau
lakukan professional judgement untuk menyimpulkannya
Kolom h diisi dengan uraian kelemahan
LAMPIRAN 2

DAFTAR RISIKO PRIORITAS TERIDENTIFIKASI


Lampiran 5
Form 5
Kertas Kerja
Daftar Risiko Prioritas
Nama Pemda : Disperakim Prov. Jateng
Tahun Penilaian : 2021
Tujuan Strategis : Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Yang Berkualitas
Urusan Pemerintahan : 1. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
: 2. Pertanahan
Skala Pemilik
No Risiko Prioritas Kode Risiko Penyebab Dampak
Risiko Risiko
a b c d e f g
I Risiko Strategis Pemda
1 - Tidak tercapainya target dari rencana program RSP.21.04.08.01 12 Gubernur - Kurang berminatnya desa terhadap Bankeupemdes - Tidak optimalnya pelaksanaan program
pengurangan kemiskinan RTLH penanggulangan / pengurangan angka
- Tidak tersampaikannya bantuan Penanganan RTLH - Validitas data,Duplikasi data, kemiskinan di Jawa Tengah.
kepada masyarakat yang membutuhkan (miskin) -komitmen kabupaten/kota, Pemerintah Desa
- Tidak tercapainya target 100% Bankeupemdes RTLH - Mekanisme penyampaian bantuan yang tidak efisien
-Belum optimalnya peran stakeholder/sumber
pembiayaan lainnya
II Risiko Strategis OPD
1 - Tidak terinformasikannya peluang melalui KPR-FLPP, RSO 21.04.08.01 2 Kepala Dinas -Sosialisasi tertunda karena pandemi covid-19 - Masyarakat yang membutuhkan (MBR)
BP2BT, dll - Sosialisasi ke masyarakat luas yang dilaksanakan secara tidak mendapatkan kesempatan / peluang
- Minimnya akses masyarakat terhadap kebijakan daring, tidak efektif. informasi penyediaan perumahan melalui
Pemerintah terkait Pembiayaan Perumahan - Terbatasnya keikutsertaan Kab/Kota dalam mekanisme pembiayaan FLPP, BP2BT, dll.
mensosialisasikan
2 -Tidak tersampaikannya Pedoman Standar Teknis RSO 21.04.08.02 2 Kepala Dinas - Sosialisasi tertunda -Pemahaman terhadap Pedoman Standar
Penyediaan Rumah - Terbatasnya keikutsertaan Kab/Kota dalam mengikuti Teknis kurang sehingga pembangunan
sosialisasi. yang dilakukan kurang memenuhi standar
teknis
3 - TFL dalam memberikan pendampingan kepada RSO 21.04.08.03 2 Kepala Dinas - Sosialisasi tertunda - Tidak efektif, tidak terjaminnya mutu
masyarakat penerima bantuan, kurang maksimal. - Pelaksanaan Sosialisasi melalui daring kurang efektif - Pembangunan Rumah Baru tidak sesuai
- TFL yang direkrut, tidak kompeten dengan Standar Teknis

4 - Tidak adanya data perumahan dilokasi rewan bencana RSO 21.04.08.04 4 Kepala Dinas -Belum tersedianya data Rumah / Perumahan di Daerah - Belum dapat tertangani nya fasilitasi
/ terkena relokasi program provinsi. Rawan Bencana. penyediaan perumahan bagi masyarakat
- Belum tersedianya data informasi program-prgram terdampak relokasi program provinsi.
provinsi yang berimplikasi terhadap penyediaan rumah / '- Masih adanya risiko kerusakan rumah /
perumahan. perumahan akibat bencana di lokasi rawan
bencana.
5 - Tidak adanya data lahan-lahan potensial sebagai lokasi RSO 21.04.08.05 2 Kepala Dinas -Belum tersedianya data informasi lahan potensial - Belum dapat dilaksanakannya relokasi
relokasi perumahan. sebagai lokasi relokasi perumahan. perumahan dalam rangka pelaksanaan
program pemerintah provinsi.

6 - Tidak adanya data rumah korban bencana kejadian RSO 21.04.08.06 4 Kepala Dinas - Tidak tersedianya informasi data rumah korban kejadian - Tidak dapat tertanganinya rumah korban
sebelumnya yang belum tertangani untuk dilakukan sebelumnya yang belum tertangani. bencana yang sebelumnya belum tertangani
penanganan.

7 -Tidak tersedianya data rumah sewa korban bencana, RSO 21.04.08.07 1 Kepala Dinas - Instansi / OPD yang menangani berbeda-beda tiap - Tidak dapat dilaksanakan program
Rusun dan rusus Daerah fasilitasi penyediaan perumahan.
-Keterbatasan data pihak Kab/Kota

8 Sulitnya mendapatkan database korban Bencana Alam RSO 21.04.08.08 6 Kepala Dinas Belum tersedianya Database Korban Bencana Alam yang Memerlukan identifikasi penyusunan
atau terkena relokasi program tingkat Provinsi dapat ditangani oleh Provinsi database secara primer
-Tidak tersedianya data korban Bencana Alam atau -Belum adanya Pendataan Bagi Rumah Korban Bencana -Tidak tersalurkannya bantuan Rumah bagi
terkena relokasi program tingkat Provinsi -Minimnya informasi dari Kab/Kota korban Bencana atau Relokasi Program
-Tidak tepatnya sasaran Penerima Bantuan -Validitas Data yang ada Provinsi
-Perubahan Kondisi dilapangan sesuai dengan kriteria

9 - Tidak tepat jenis material bahan bangunan yang di RSO 21.04.08.09 4 Kepala Dinas -Sudah Tertangani dari sumber dana lainnya (Pemerintah - Korban bencana tidak dapat
serahkan sesuai kebutuhan / Swasta/ Swadaya) memeperbaiki Rumah yang Rusak untuk
- Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan -Tidak adanya komitmen Swadaya dapat dihuni kembali
bangunan yang di serahkan. - Beragamnya tingkat kerusakan dan beraneka ragamnya - Capaian tidak dapat memenuhi target
- Kerusakan material bahan bangunan akibat mobilisasi. material bahan bangunan yang dibutuhkan. 100%
'-Tidak tersampaikannya bantuan bagi masyarakat - Sebaran lokasi tersebar dan merupakan remote area -
korban terdampak bencana dengan akses pencapaian yang sulit.

10 Penerima Bansos Kurang sesuai sasaran RSO 21.04.08.10 9 Kepala Dinas Rumah sudah diperbaiki secara mandiri karena kejadian calon penerima gagal menerima bantuan
bencana sudah cukup lama

11 Belum diketahuinya penerbitan e-katalog RUSPIN secara RSO 21.04.08.11 9 Kepala Dinas Tidak terpenuhinya persyaratan jumlah minimal - Jadwal Pelaksanaan Bantuan Stimulan
resmi Perusahan penyedia (yang sudah melakukan PKS dengan Material Pembangunan Rumah Sederhana
- Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan Kementerian Pusat) untuk pendaftaran e-katalog. Sehat mundur / tidak terlaksana.
bangunan yang di serahkan. - Performance penyedia barang dan jasa kurang / tidak -Masyarakat korban Bencana tidak dapat
- Kerusakan material bahan bangunan akibat mobilisasi. baik. menghuni rumah baru yang layak huni.
'-Tidak tersampaikannya bantuan bagi masyarakat '-Sudah Tertangani dari sumber dana lainnya (Pemerintah - Capaian tidak dapat memenuhi target
korban terdampak bencana / Swasta/ Swadaya) 100%
-Tidak adanya komitmen Swadaya
- Sebaran lokasi tersebar dan merupakan remote area
dengan akses pencapaian yang sulit.
- Performance penyedia jasa kurang / tidak baik.

12 Tidak Tersalurkannya Bantuan Stimulan Material RSO 21.04.08.12 12 Kepala Dinas terdapat kriteria yang tidak dapat dipenuhi oleh calon Mundurnya pelaksanaan karena gagalnya
penerima (penyediaan lahan dll) calon penerima dan diperlukan calon
penerima pengganti

13 Terlambatnya pelaksanaan RSO 21.04.08.13 4 Kepala Dinas Lokasi Bencana yang cukup ekstrim sehingga pelaksanaan pembangunan mundur dari
memerlukan perhatian khusus dalam pengangkutan waktu yang telah direncanakan
material

14 - Tidak tersedianya dokumen UKL-UPL, site plan, dan RSO 21.04.08.14 2 Kepala Dinas -Hak penggunaan Lahan masih berada di Disporapar Tidak dapat terlaksananya pembangunan
DED (Rusus). -Lahan berada di dekat pantai dan membutuhkan biaya rusun rusus di Desa Sidaharja, Kec.
pematangan lahan & konstruksi non standart / besar. Suradadi, Kab. Tegal
- Kesesuaian peruntukan dengan rencana tata ruang.
- Performance penyedia jasa kurang / tidak baik.

15 - Tidak tersedianya kajian dan identifikasi kebutuhan RSO 21.04.08.15 4 Kepala Dinas - tidak tersedianya data Nelayan yang membutuhkan - Tidak dapat terlaksananya progam
rumah bagi nelayan 7 kab/kota di pantura. Rumah penyediaan rusus bagi nelayan
- Kesiapan kultur sosial nelayan untuk di relokasi.
- kesesuaian peruntukan dengan RTRW.
- Performance penyedia jasa kurang / tidak baik.

16 Belum diketahuinya jadwal penerbitan e-katalog RUSPIN RSO 21.04.08.20 9 Kepala Dinas Tidak terpenuhinya persyaratan jumlah minimal - Pelaksanaan Bantuan Stimulan Material
secara resmi. Perusahan penyedia (yang sudah melakukan PKS dengan Pembangunan Rumah Sederhana Sehat
Kementerian Pusat) untuk pendaftaran e-katalog. mundur
- Performance penyedia barang dan jasa kurang / tidak - Tidak terpenuhinya jumlah rumah yang
baik. dibangun untuk pemenuhan Backlog.

17 - Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat RSO 21.04.08.21 12 Kepala Dinas - Tidak terpenuhinya kriteria yang seharusnya dipenuhi - Pelaksanaan Bantuan Stimulan Material
waktu, tepat jumlah. sebagai penerima bantuan diantaranya : status Pembangunan Rumah Sederhana Sehat
kepemilikan, komitmen berswadaya, dll. mundur
- Perubahan status dan kondisi calon penerima bantuan. - Tidak terpenuhinya jumlah rumah yang
- Terbatasnya tingkat pengetahuan Kelompok Masyarakat dibangun untuk pemenuhan Backlog.
sebagai Tim Pelaksana Kegiatan (dalam penyediaan
material bahan bangunan serta pelaporan
pertanggungjawaban).

18 - Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat RSO 21.04.08.22 9 Kepala Dinas - Adanya duplikasi data dan akurasi data. - Tidak tersampaikannya bantuan kepada
waktu, tepat jumlah. - Sebaran lokasi yang luas. masyarakat miskin yang membutuhkan
- Tidak terlaksananya peningkatan kualitas RTLH. - Keterbatasan SDM (tidak terlaksananya dukungan terhadap
- Tata laksana program penanggulangan kemiskinan)
- Perubahan status dan kondisi calon penerima bantuan - Capaian tidak dapat memenuhi target
- Kesanggupan untuk berswadaya 100%

19 Terjadinya gagal lelang RSO 21.04.08.23 9 Kepala Dinas - Belum ada penyedia jasa yang memenuhi syarat Lelang ulang yang mengakibatkan waktu
- Standar harga yang tidak representatif pelaksanaan mundur dari jadwal
Skala Pemilik
No Risiko Prioritas Kode Risiko Penyebab Dampak
Risiko Risiko
a b c d e f g
20 Kerusakan dan tertundanya pelaksanaan pekerjaan RSO 21.04.08.24 9 Kepala Dinas Terjadi bencana, kerusuhan sosial, dll (force majeur) Tidak terselesaikannya pekerjaan fisik
konstruksi. hadiah pemenang lomba hari habitat tahun
2019

21 Pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan waktu RSO 21.04.08.25 6 Kepala Dinas Performance dari penyedia jasa yang menyebabkan - Waktu pelaksanaan mundur dari jadwal
yang telah ditentukan. keterlambatan yang telah ditentukan
- Pemutusan Kontrak Pekerjaan

22 Adanya perubahan harga pada masa pelaksanaan RSO 21.04.08.26 9 Kepala Dinas Terjadi resesi perekonomian negara Tidak terselesaikannya pekerjaan fisik
pekerjaan (eskalasi) hadiah pemenang lomba hari habitat tahun
2019

23 Hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi yang di RSO 21.04.08.28 6 Kepala Dinas - Pemilihan dan penggunanaan bahan bangunan yang Hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai
syaratkan dalam kontrak tidak sesuai dengan spesifikasi yang sudah di tentukan dengan ketentuan yang diatur dalam
dalam kontrak kontrak.

24 - Tidak terselenggaranya Lomba Hari Habitat RSO 21.04.08.29 6 Kepala Dinas - Tidak adanya peserta Kab/Kota, - Tidak adanya Pekerjaan Fisik pada tahun
- Tidak adanya peserta Lomba Hari Habitat - Kurangnya infomasi mengenai penyelenggaraan lomba N+1
-Tidak terselenggaranya Lomba Hari
Habitat

25 - Tidak termonitoring tingkat capaian kawasan RSO 21.04.08.30 6 Kepala Dinas - Data hasil identifikasi kawasan permukiman kumuh - Tidak tersedia data capaian kinerja
permukiman kumuh yang tertangani oleh Kab/Kota selalu berubah / dinamis. penanganan kawasan permukiman kumuh.
- Tidak komprehensifnya kebijakan yang
diambil dalam penanganan kawasan
kumuh.

26 - Respon dari Kab / Kota yang rendah dalam pengusulan RSO 21.04.08.31 9 Kepala Dinas - Tidak efektifnya koordinasi yang telah dilakukan Tidak tercapainya target lokasi penanganan
progam/ kegiatan/ anggaran dalam rangka penanganan bersama Kabupaten/Kota. kumuh
kawasan kumuh, melalui bantuan keuangan Kab/ Kota - Komitmen dari pemerintah daerah kurang
(Musrenbang) - Belum jelasnya tupoksi perangkat daerah Kab/Kota
dalam penanganan kumuh.

27 -Adanya perubahan fungsi lahan mengurangi luasan RSO 21.10.08.01 2 Kepala Dinas Seiring pertumbuhan penduduk yang dinamis pada saat Berkurangnya luasan LP2B dapat
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) ini keberadaan lahan pertanian terancam untuk mengganggu stabilitas kemandirian,
kebutuhan lain (perubahan fungsi lahan) seperti ketahanan dan kedaulatan pangan baik
perumahan, industri dan lain sebagainya lokal maupun nasional

28 -Aset Tanah Kas Desa tidak memilikki bukti RSO 21.10.08.02 4 Kepala Dinas - Tidak tercatat dan terdokumentasikannya Proses Berkurangnya Aset Desa
kepemilikkan/sertifikat peralihan hak kepemilikan Tanah Kas Desa
- Peralihan Hak Kepemilikan Tanah Kas Desa - Kurangnya kesadaran Pemerintah Kas Desa dalam
pengamanan aset secara hukum

29 -Banyaknya permasalahan pertanahan yang muncul RSO 21.10.08.03 4 Kepala Dinas -ketidak sesuaian/setujunya masy.terhadap nilai - Penyediaan tanah tertunda
dalam penyelenggaraan urusan pertanahan di Provinsi santunan yang diberikan -Tidak terlaksananya pelaksanaan
Jawa Tengah -Kurangnya koordinasi dan sinergis dalam proses kegiatan/pekerjaan
-Lemahnya penataan administrasi permasalahan tanah penanganan permasalahan pertanahan -Tidak optimalnya pelayanan terkait
shg memunculkan permasalahan pertanahan -Kurangnya komitmen pemerintah dalam penyelesaian Penyelesaian Permasalahan Pertanahan
-Tidak berjalannya kegiatan sesuai waktu permasalahan pertanahan yang ada.
- Program pembangunan tidak terlaksana 1. Masih terdapatnya konflik penguasaan pertanahan
-fasilitasi penyeleaian permasalahn tidak berjalan antara :
-Upaya penyelesaian tanah yang berlarut-larut a) Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kab/Kota
-Terhambatnya Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan b) Antar Pemerintah Kab/ kota;
-Fasilitasi penyelesaian permasalahan pertanahan tidak c) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan masyarakat;
berjalan optimal d) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Instansi
-Timbulnya dampak sosial masyarakat pusat;
e) Instansi pusat dengan masyarakat;
f) Masyarakat dengan masyarakat;
2. Lemahnya penataan administrasi penguasaan tanah
3. Kurangnya koordinasi dalam penanganan
permasalahan pertanahan di Daerah
4. Kurangnya pemahaman terhadap regulasi dibidang
pertanahan

30 -Terjadi perubahan jadwal pelaksanaan Inventarisasi RSO 21.10.08.04 4 Kepala Dinas -Jadwal Kerja BPN yang padat -Mundurnya jadwal rencana kegiatan
-Masa berlaku Hak guna (HGU) kadaluarsa -Ketidaksesuaian Peruntukan Hak Pakai -Tidak optimalnya pelaksanaan
-Kemungkinan adanya Sertifikat Ganda -Tidak adanya legalitas perjanjian pemanfaatan pengamanan asset
-Penguasaan lahan oleh masyarakat
31 -Tidak tersampaikannya informasi dan kurangnya RSO 21.10.08.05 4 Kepala Dinas Terhambatnya pelayanan kepada
pemahaman aparatur pemerintahan dan masyarakat -Kapasitas Narasumber masyarakat khususnya dalam bidang
terkait kebijakan urusan pemerintahan di bidang -Ketidakhadiran Narasumber sesuai jadwal yang sudah pertanahan
pertanahan ditetapkan karena kesibukan dalam melaksanakan
pekerjaan
32 -Pelaksanaan Penlok tidak sesuai dengan keputusan RSO 21.10.08.06 4 Kepala Dinas -Peraturan
-Pemilik dan Kebijakan Bidang
Kegiatan/Pekerjaan Pertanahanpekerjaan
melaksanakan yang Kurang tertib administrasi dan kurang
Gubernur tidak sesuai perencanaan optimalnya dalam pelaksanaan
-Keputusan Gubernur terkait Penlok kadaluarsa sebelum -Kurangnya pemahaman dan kecermatan pemilik penyelenggaraan urusan pertanahan
penyelesaian kegiatan/pekerjaan kegiatan (pemohon) terhadap substansi Keputusan -Tertundanya/terhambatnya pelaksanaan
Gubernur (Penlok) kegiatan karena masa berlakunya Penlok
33 Kurangnya Pemahaman tentang Dinamika RSO 21.10.08.07 1 Kepala Dinas kurangnya informasi dan pemahaman aparatur Keputusan
dapat Gubernurpelayanan kepada
menghambat
perkembangan peraturan perundang-undangan serta Pemerintahan dan masyarakat terkait kebijakan urusan masyarakat khususnya dalam bidang
kebijakan-kebijakan di bidang pertanahan pemerintahan dibidang pertanahan pertanahan

34 Kurang maksimalnya target capain Reforma Agraria RSO 21.10.08.08 4 Kepala Dinas Pemahaman Penyelenggaraan Reforma Agraria oleh kurang optimalnya dalam pelaksanaan
apartur Kab/Kota penyelenggaraan Reforma Agraria

35 -Kurangnya pemahaman masyarakat terkait legalisasi RSO 21.10.08.09 4 Kepala Dinas - pemahaman terhadap masyarakat kurang -Tanah yang dikelola tidak memiliki alas
aset tanah, kurang sosialisasi hak
- Perubahan alih fungsi lahan - gagalnya/ tidak terwujudnya lahan
pertanian berkelanjutan
-Perekonomian masyarakat
36 -Kurang maksimalnya pembinaan dan pengendalian RSO 21.10.08.10 4 Kepala Dinas -Keterbatasan melaksanakan kegiatan karena pandemi -Mundurnya jadwal rencana kegiatan
pertanahan serta dalam masa pandemi -keterbatasan penyampaian yang tidak dilakukan secara -Tidak adanya alternatif pemanfaatan guna
-kurang maksimalnya terhadap penerima manfaat tatap muka meningkatkan perekonomian keluarga

37 -Tidak tersedianya tanah bagi pembangunan untuk RSO 21.10.08.12 9 Kepala Dinas -Masyarakat sulit untuk melepaskan kepemilikan tanah -Pembangunan untuk kepentingan umum
kepentingan umum yang akan digunakan untuk kepentingan umum tidak dapat terealisasi
-Keterlambatan Proses Pekerjaan -Dokumen Perencanaan yang tidak sesuai sesuai dengan -Tidak Terbangunnya Pekerjaan sesuai
-Informasi tidak tersampaikan dengan lengkap peraturan perundang-undangan dengan jadual
- Tidak adanya respon baik dari masyarakat -tertundanya pelaksananaan
-kurang perhatian masy terhadap masa berlaku

38 -Tidak tersedia/sulit mendapatkan harga tanah dilokasi RSO 21.10.08.13 4 Kepala Dinas -Instansi yang memerlukan tanah maupun instansi terkait Menghambat pelaksanaan pengadaan tanah
tempat wilayah tertentu tempat dilaksanakan pengadaan dapat meminta informasi nilai tanah di kabupaten/kota bagi pembangunan untuk kepentingan
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum tertentu. umum
-data tidak aktual -belum adanya update data

III Resiko Oprasional OPD


39 Kajian dan perumusan konsep kebijakan kasiba lisiba ROO 21.04.08.01 9 Ka Bidang - Terbatasnya data sekunder dari Kab/ Kota - Hasil kajian dan perumusan konsep
tidak sesuai dengan target yang diharapkan Keterpaduan - RTRW Kab/ Kota belum semua terevisi kebijakan kasiba lisiba kurang mendalam
Perumahan - Terbatasnya pelaksanaan koordinasi dan survey dan substansi yang diharapkan dalam KAK
dan Kawasan lapangan di Kab/ Kota karena pembatasan sosial akibat tidak tercapai sepenuhnya
Permukiman pandemi Covid-19 - Kajian belum dapat dilanjutkan menjadi
- Konsultan Individual kurang memahami KAK produk legislasi

40 Kajian dan perumusan keterpaduan implementasi P3KP ROO 21.04.08.02 6 Ka Bidang - Keterbasan pelaksanaan koordinasi dengan pihak-pihak - Hasil kajian dan perumusan konsep
dan Pertanahan tidak fokus terhadap tujuan dan sasaran Keterpaduan terkait karena keterbatasan di masa pandemi COVID19 keterpaduan implementasi P3KP dan
yang diharapkan Perumahan - Konsultan Individual kurang memahami KAK Pertanahan secara substansial akan
dan Kawasan - Berbedanya prioritas program/ kegiatan mengalami dinamisasi mengikuti kebijakan
Permukiman penyelenggaraan PKP antar Kab/Kota progresif rencana pembangunan daerah
sehingga akan sulit terarah
- Sulitnya menyusun perencanan terpadu
dan terintegrasi
Skala Pemilik
No Risiko Prioritas Kode Risiko Penyebab Dampak
Risiko Risiko
a b c d e f g
41 Fasilitasi Pokja dan Forum PKP Provinsi Jawa Tengah ROO 21.04.08.03 6 Ka Bidang - Adanya Permen PUPR 12/2020 yang menyebabkan - Dengan struktur keanggotaan yang baru
akan sulit tercapai targetnya Keterpaduan perlunya restrukturisasi Pokja dan Forum PKP sehingga akan mengakibatkan gejolak awal
Perumahan mengakibatkan perubahan struktur keanggotaan, serta organisasi sehingga akan sulit menyatukan
dan Kawasan tugas dan fungsinya persepsi dan pemahaman dalam
Permukiman - Penggabungan Pokja PKP dan Pokja AMPL sehingga pencapaian target sebagaimana tugas dan
memerlukan penyesuaian-penyesuaian fungsi Pokja dan Forum
- Belum terbentuk Forum PKP - Tugas dan fungsi Pokja dan Forum tidak
berjalan secara optimal

42 Pelaksanaan implementasi kemitraan multi stakeholders ROO 21.04.08.04 9 Ka Bidang Keterbatasan pelaksanaan KKN oleh Perguruan Tinggi - Kegiatan KKN Tematik tidak dapat
melalui KKN Tematik Disperakim dengan Perguruan Keterpaduan akibat pandemi Covid-19 sehingga mahasiswa tidak dapat terlaksana dalam lingkup wilayah yang luas
Tinggi tidak terlaksana secara maksimal Perumahan diturunkan ke lapangan, dan keterbatasan keterlibatan - Kurangnya keberagaman substansi
dan Kawasan stakeholders akibat minimnya pembiayaan program CSR kegiatan yang dapat dilakukan
Permukiman - Kegiatan KKN tidak dapat berjalan dengan
sesuai rencana
- Tujuan kegiatan KKN tidak dapat tercapai
secara maksimal, fungsi peran yang
seharusnya dititipkan melalui kegiatan KKN
Tematik tidak terealisasi

43 Rencana Pengelolaan Klinik PKP tidak sesuai target yang ROO 21.04.08.05 9 Ka Bidang Konsultan penyusun kurang memahami substansi Hasil rencana pengelolaan Klinik PKP dan
diharapkan Keterpaduan pekerjaan sesuai dalam KAK, keterbatasan kemampuan aplikasi Klinik PKP tidak sesuai dengan
Perumahan tim teknis dalam hal IT, serta keterbatasan pelaksanaan yang diharapkan
dan Kawasan koordinasi dan sinkronisasi akibat pandemi Covid-19
Permukiman

44 Kurangnya kualitas produk evaluasi pada lingkup bidang ROO 21.04.08.06 9 Ka Bidang - Keterbatasan data lingkup bidang PKP - Hasil evaluasi pada lingkup bidang PKPP
PKPP Keterpaduan - Belum adanya juknis terkait pengendalian lingkup tidak sesuai dengan yang diharapkan
Perumahan bidang PKPP - Kurang maksimalnya bahan pertimbangan
dan Kawasan -Belum seragamnya koitmen pemerintah daerah untuk penyusunan kebijakan
Permukiman

45 Indikator kinerja lingkup bidang PKPP di ROO 21.04.08.07 9 Ka Bidang - Perubahan peraturan dan belum adanya pembinaan - Indikator kinerja lingkup bidang PKPP di
kabupaten/kota yang tidak tersinkronisasi dengan pusat Keterpaduan terhadap kabupaten/kota terkait penyusunan indikator kabupaten/kota yang tidak tersinkronisasi
dan provinsi. Perumahan lingkup bidang PKPP yang tersinkronisasi, dengan pusat dan provinsi, serta
dan Kawasan - kurangnya sinkronisasi antara Pusat, provinsi dan menyebabkan hasil evaluasi kinerja RPJMD-
Permukiman kabupaten/ kota terkait indikator kinerja bidang PKPP RENSTRA yang kurang maksimal
- Implementasi program kegiatan untuk mendukung visi -Pemenuhan urusan wajib Perumahan
misi kepala daerah, yang bervariasi Rakyat, tidak dapat dilaksanakan secara
maksimal
46 Pelaksanaan pembinaan lingkup bidang PKPP yang ROO 21.04.08.08 6 Ka Bidang - Belum adanya pedoman pembinaan bidang PKPP - Pembinaan lingkup bidang PKPP yang
kurang maksimal Keterpaduan '- Kurangnya komitmen dari stakeholder terkait kurang maksimal
Perumahan - Urusan wajib perumahan rakyat tidak
dan Kawasan dapat dilaksanakan secara maksimal
Permukiman

47 Basis Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan ROO 21.04.08.09 9 Ka Bidang - Proses pengumpulan dan pengelolaan data yang - Kordinasi dengan produsen data
Pertanahan yang kurang lengkap dan valid Keterpaduan melibatkan begitu banyak pemangku kepentingan terhambat, pengelolaan, updating dan
Perumahan - tidak tersedianya data pada wali data/produsen data penyajian data yang valid dan terkini
dan Kawasan - kurangnya personil pengelola data di Kabupaten/Kota, terhambat, kebenaran data masih
Permukiman - Kinerja konsultan individu dan tim teknis kurang dipertanyakan
optimal, - Data PKP tidak dapat digunakan
- pandemi Covid-19 menyebabkan koordinasi sebagian sepenuhnya untuk penentuan kebijakan.
besar dilaksanakan secara virtual maupun media telpon
dan email
- Proses pengumpulan data yang dilakukan secara daring
48 Forum Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan ROO 21.04.08.10 6 Ka Bidang tidak dapat
- Adanya optimal.
Pandemi Covid-19 menyebabkan adanya - Output kegiatan tidak sesuai harapan,
Pertanahan Provinsi Jawa Tengah tidak terlaksana sesuai Keterpaduan kemungkinan dilaksanakan secara virtual, - data yang terkumpul sebagai materi
target Perumahan - kesulitan melaksanakan desk untuk pengumpulan data penyusunan buku data kurang lengkap,
dan Kawasan secara virtual, valid, terkini.
Permukiman - Narasumber maupun peserta tidak hadir lengkap sesuai
target,
- peserta tidak mengikuti acara dan desk dengan lengkap,
- data tidak dibawa / tidak tersedia

49 Forum Group Discussion (FGD) Pengelolaan Data ROO 21.04.08.11 4 Ka Bidang - Adanya Pandemi Covid-19 menyebabkan adanya - Output kegiatan tidak sesuai harapan,
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Keterpaduan kemungkinan dilaksanakan secara virtual, - data yang terkumpul sebagai materi
Provinsi Jawa Tengah tidak terlaksana sesuai target Perumahan - kesulitan melaksanakan desk untuk pengumpulan data penyusunan buku data kurang lengkap,
dan Kawasan secara virtual, valid, terkini.
Permukiman - Narasumber maupun peserta tidak hadir lengkap sesuai
target,
- peserta tidak mengikuti acara dan desk dengan lengkap,
- data tidak dibawa / tidak tersedia

50 Kualitas produk akhir Aplikasi Basis Data dan Sistem ROO 21.04.08.12 6 Ka Bidang - Konsultan penyusun kurang cermat dalam Hasil aplikasi basis data dan sistem
Informasi Perumahan Kawasan Permukiman dan Keterpaduan menterjemahkan KAK informasi kurang lengkap & tampilan serta
Pertanahan yang dikembangkan tidak sesuai target yang Perumahan - Kualifikasi personil teknis kurang sesuai kompetensi isi website tidak memenuhi harapan,
diharapkan dan Kawasan (IT), sehingga aplikasi tersebut tidak dapat
Permukiman - koordinasi dan pembahasan sebagian besar dimanfaatkan secara optimal
dilaksanakan secara virtual akibat pandemi Covid-19

51 Tidak tersusunnya dokumen Rencana Kerja Tahun 2022 , ROO 21.04.08.13 4 Sekretaris Kurangnya koordinasi baik yang bersifat internal maupun Tidak tersedianya Dokumen Rencana Kerja
Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon Ta.2021, RKT Th.2022 Dinas eksternal Tahun 2022 , Perjanjian Kinerja Pejabat
sesuai dengan ketentuan '-Belum cermatnya kajian pemenuhan target kinerja Eselon Ta.2021, RKT Th.2022, Disperakim
didalam RENSTRA dan RPJMD dalam pelaksanaan tugas pokok dan
-Belum sepenuhnya mencerminkan dukungan Program fungsinya
prioritas Gubernur dan Proyek Strategis Nasional (PSN)
-Belum sepenuhnya mendukung pemenuhan kewajiban
SPM
-Belum sepenuhnya mencerminkan dukungan terhadap
program penanganan isu-isu strategiis (Backlog, RTLH,
Bencana, Penanganan Kawasan Kumuh, Administrasi
Pertnahan dan dukungan pasca penanganan Covid-19)

52 Tidak tersusunnya Dok.RKA P tahun 2021, DPPA Tahun ROO 21.04.08.14 4 Sekretaris Kurangnya koordinasi baik yang bersifat internal maupun -Tidak efektif/optimalnya Pelaksanaan
2021, RKA Th.2022 dan DPA th.2022 sesuai dengan Dinas eksternal Program kegiatan Disperakim Tahun 2021
ketentuan -Perubahan Regulasi Nomenklatur Program Kegiatan
-Perubahan Sistem Aplikasi Penganggaran yang belum
terintegrasi sepenuhnya
- Konsistensi bidang di dalam penyusunan program
kegiatan
- Tidak lengkapnya data pemenuhan readiness criteria
53 -Tidak tersampaikannya informasi program kegiatan ROO 21.04.08.15 4 Sekretaris Kurangnya koordinasi baik yang bersifat internal maupun -Dokumen perencanaan tidak dapat
Bidang Infrastruktur baik bersumber dana APBN Dinas eksternal dengan instansi terkait tersusun tepat waktu dan tidak sesuai
maupun APBD Prov.Tahun 2021 -Kurang Efektifnya pelaksanaan Sosialisasi Bidang ketentuan
-Tidak terciptanya Penguatan lingkungan pengendalian Infrastruktur secara daring -Duplikasi Program Kegiatan Pembangunan
dan tersusunya Dokumen RTP Tahun 2021 -Kurangnya respon dan antusias peserta dalam mengikuti Infratsruktur
Sosialisasi -Tidak efektifnya pelaksanaan
-Peran serta bidang dalam penilaian pengendalian Pembangunan Infratsruktur
lingkungan dan identifikasi risiko -Tidak Optimalnya penyelenggaraan SPIP
-Kurangnya Komitmen seluruh unsur dalam menindak
lanjuti penyelenggaran SPIP

54 - Tidak tersusunnya dokumen Evaluasi Kinerja ROO 21.04.08.16 4 Sekretaris -Tidak tersedianya data dan laporan yang dibutuhkan -Dokumen Evaluasi Kinerja Perangkat
Perangkat Daerah sesuai dengan Jadual dan ketentuan Dinas sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan Daerah tidak dapat tersusun tepat waktu
- Tidak optimalnya pelaksanaan evaluasi Kinerja - Masih adanya beda persepsi secara prinsip dan tidak sesuai ketentuan
Perangkat Daerah (Disperakim) dan Pemerintah Daerah - Belum tersedianya kajian & rekomendasi hasil evaluasi - Tidak tersedianya data dan hasil evaluasi
Prov.Jateng untuk penyusunan kebijakan &
pengambilan keputusan oleh pimpinan

55 Pembayaran Gaji dan Tunjangan tidak sesuai dengan ROO 21.04.08.17 1 Kasubbag Tidak adanya konfirmasi status pegawai dan keluarga Pembayaran Gaji dan Tunjangan yang
yang seharusnya diterima Keuangan pegawai ke bendahara gaji diterima pegawai tidak sesuai
-Tidak adanya konfirmasi status anggota keluarga
pegawai yang masih berhak/tidak berhak mendapatkan
tunjangan dari ASN yang bersangkutan berupa bentuk
Surat Keterangan UntukMendapatkan Tunjangan
Skala Pemilik
No Risiko Prioritas Kode Risiko Penyebab Dampak
Risiko Risiko
a b c d e f g
56 -Pembayaran Tambahan Penghasilan tidak sesuai ROO 21.04.08.18 2 Kasubbag -Pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh ASN -Pembayaran Tambahan Penghasilan yang
dengan yang seharusnya diterima Keuangan -Kelalaian ASN dalam melaksanakan kewajiban untuk diterima pegawai tidak sesuai
absensi '-Penilaian Kinerja Pegawai kurang baik

57 dapat mengarah kepada terhambatnya penyusunan ROO 21.04.08.19 1 Kasubbag Kurangnya detail pendukung laporan keuangan
akuntansi dan pelaporan keuangan yang baik Keuangan -Ketidakikutsertaan dalam Pelatihan/Sosialisasi yang - Tahapan sosialisasi dalam rangka
-Tidak memperoleh informasi baru tentang regulasi diselenggarakan penyusunan akuntansi tidak terlaksana
adanya kebijakan pengelolaan APBD, khususnya dengan efektif
pelaporan Akuntansi dan Keuangan

58 -dapat mengarah kepada terhambatnya pelaksanaan ROO 21.04.08.20 1 Kasubbag -Ketidak hadiran dari pengelola keuangan yang diundang -Penyampaian Materi oleh Narasumber
Kegiatan karena ketidak hadiran Narasumber atau Keuangan belum tersampaikan sebagaimana yang
Moderator diharapkan
-Tidak memperoleh informasi baru tentang regulasi - Tahapan sosialisasi dalam rangka
adanya kebijakan pengelolaan APBD, khususnya penyusunan akuntansi tidak terlaksana
pelaporan Keuangan Bulanan/Semestrean dengan efektif

59 dapat mengarah kepada terhambatnya Penyusunan ROO 21.04.08.21 1 Kasubbag Data Asset belum sesuai dan terlambat masuk ke Subbag Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir
Pelaporan Keuangan Akhir Tahun karena Data Asset Keuangan Keuangan Tahun menjadi terlambat
yang belum masuk Subbag Keuangan '-Keterlambatan penyampaian data dalam rangka -Penyampaian laporan keuangan akhir
'-Penyusunan laporan akhir tahun anggaran tidak tepat penyusunan laporan keuangan dari bidang-bidang tahun terlambat
waktu - Ketidak lengkapan data pendukung laporan keuangan

60 Gedung kantor yang tidak terawat akan mengakibatkan ROO 21.04.08.22 4 Kepala Dinas Tidak Terlaksananya pemeliharaan sesuai kebutuhan dan Tidak nyamannya suasana kerja
ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja tidak terselesaikannya pemeliharaan gedung kantor tepat '-Tidak optimalnya pelayanan dan
waktu pelaksanaan pekerjaan

61 -Sarana yang tidak terawat dan rusak. ROO 21.04.08.23 4 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak nyamannya suasana kerja
pemakaian yang tinggi '-Ketidaklancaran pelaksanaan tugas dan
-Frekuensi pemakaian yang melebihi kapasitas risiko keselamatan kerja
-Kelalaian/kurang terampilnya pemakai sehingga
mengakibatkan rusaknya sarana
- Belum adanya jadwal rencana pemeliharan rutin
maupun berkala.

62 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ROO 21.04.08.24 4 Kepala Dinas Keterlambatan dalam penyediaan Tidak lancarnya pekerjaan
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam -Ketidakingin tahuan ASN terkait update regulasi -Terbatasnya pengetahuan ASN terhadap
bekerja -Terbatasnya ketersediaan bahan bacaan dan peraturan aturan yang berlaku
-Tingkat pengetahuan ASN baik teknis dan administratif perundang-undangan di pasaran
dan regulasi yang berbeda
- Tidak tersedianya bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan yang dibutuhkan

63 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ROO 21.04.08.25 4 Kepala Dinas Keterlambatan dalam penyediaan Tidak lancarnya pekerjaan
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam '- Belum ada kepastian jadwal Penyelenggaraan Event '-Tidakterserapnya anggaran
bekerja Pameran. -tidak terlaksananya keikutsertaan dalam
'-Kesiapan Materi Pameran yang tidak tepat waktu Event Pameran
-Ketidak pastian waktu dalam proses pengadaan
Penyedia Jasa
64 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.26 4 Kepala OPD Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak nyamannya suasana kerja
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam pemakaian yang tinggi '- Tidak adanya jaminan keselamatan dan
bekerja dan ketidaklancaran tugas '-Pengadan yang tidak sesuai jadwal keamanan dalam berkendara pada waktu
-Tidak terjaminnya penanggungan risiko kecelakaan pelaksanaan tugas
kerja

65 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.27 4 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak nyamannya suasana kerja
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam pemakaian yang tinggi
bekerja dan ketidaklancaran tugas '-Tidak terpenuhinya kebutuhan komponen-komponen -Tidak Terpenuhinya standar kenyamanan
'-Ketidaknyamanan dan tidak optimalnya dalam perbaikan penerangan dalam bekerja
pelaksanaan tugas

66 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.28 4 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak nyamannya suasana kerja
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam pemakaian yang tinggi
bekerja dan ketidaklancaran tugas - Belum adanya daftar prioritas kebutuhan -Tidak optimalnya pelayanan dan
'-Tidak terenuhinya peralatan dan perlengkapan kantor pelaksanaan pekerjaan
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas

67 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.30 4 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak optimalnya pelayanan dan
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam pemakaian yang tinggi pelaksanaan pekerjaan
bekerja dan ketidaklancaran tugas '-Kondisi sarana mebeleur yang sudah tidak layak
-Tidak tersedianya sarana mebeleur sebagai sarana
penunjang pelaksanaan tugas

68 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.31 4 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak nyamannya suasana kerja
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam pemakaian yang tinggi -Tidak optimalnya pelayanan dan
bekerja dan ketidaklancaran tugas '-Pemakaian Sarpras yang fluktuatif dan berlebihan pelaksanaan pekerjaan
'-Tagihan Pembayaran jasa yang fluktiatif dan melebihi - Kelalaian pemakaian Sarpras di luar jam kerja
ketersediaan anggaran
69 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ROO 21.04.08.32 4 Kepala Dinas Keterlambatan dalam penyediaan Tidak lancarnya pekerjaan
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam -Frekuensi Jadwal Agenda Kegiatan yang tinggi. '-Pelaksanaan kegiatan (rapat,dll) tanpa
bekerja adanya makan dan minum
'-Tidak tercukupinya penyediaan kebutuhan makan
minum sesuai ketersediaan anggaran

70 Sarana yang tidak terawat dan rusak ROO 21.04.08.33 4 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak Optimalnya pelayanan dan
pemakaian yang tinggi pelaksanaan tugas
-Tidak tersedianya jadwal dan catatan kondisi
perlengkapan
-Kualitas Pelayanan Penyedia Jasa Listrik (PLN)

71 Sarana yang rusak dan tidak terawat ROO 21.04.08.34 4 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak Optimalnya pelayanan dan
pemakaian yang tinggi pelaksanaan tugas
-Tidak tersedianya jadwal dan catatan kondisi peralatan

72 Sarana yang rusak dan tidak terawat ROO 21.04.08.35 4 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak Optimalnya pelayanan dan
pemakaian yang tinggi pelaksanaan tugas
-Tidak tersedianya jadwal dan catatan kondisi Mebeleur

73 Tidak tersampaikannya naskah dinas tepat waktu akan ROO 21.04.08.36 4 Kepala Dinas Pengiriman yang terlambat dan salah alamat Tidak Optimalnya pelayanan dan
mengakibatkan terlambatnya penyampaian naskah dinas '-Keterbatasan kapasitas SDM dalam penggunaan aplikasi pelaksanaan tugas
persuratan (TNDE dan SIKD)
-Pencatatan dokumen persuratan melalui kartu kendali

74 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ROO 21.04.08.37 4 Kepala Dinas - Keterlambatan dalam penyediaan Tidak Optimalnya pelayanan dan
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam '-Belum Optimalnya Pencatatan ketersediaan barang oleh pelaksanaan tugas
bekerja pengurus barang

75 Tidak tersedianya perlengkapan barang cetak dan ROO 21.04.08.38 4 Kepala Dinas Keterlambatan dalam penyediaan Tidak Optimalnya pelayanan dan
penggandaan pelaksanaan tugas

76 ROO 21.04.08.39 4 Kepala Dinas Keterlambatan dalam penyediaan -tidak tersedianya informasi hasil
-Ketidakhadiran memehuni undangan dalam event yang -Jumlah agenda dan acara yang tidak bisa diprediksi pelaksanaan koordinasi, sosialisasi dan
diselenggarakan karena menyesuaikan surat undangan yang masuk rapat
-Keterbatasan Jumlah personil untuk penugasan -tidak terlaksananya
koordinasi,keikutsertaan dalam rapat,
77 ROO 21.04.08.40 4 Kepala Dinas -Kelengkapan Dokumen dalam penyediaan SPJ Tidak Optimalnya pelayanan dan
-Tidak terbayarkan pembayaran honor dan jasa pelaksanaan tugas
keamanan
Skala Pemilik
No Risiko Prioritas Kode Risiko Penyebab Dampak
Risiko Risiko
a b c d e f g
78 Tidak terawatnya sarpras perlengkapan dan terjaganya ROO 21.04.08.41 4 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana prasarana kantor dan intensitas Tidak nyamannya suasana kerja
kebersihan lingkungan kantor pemakaian yang tinggi
'-Ketidakmampuan dan keterbatasan tenaga kebersihan
-Tidak tersedianya jadwal dan Standar Operasional
Pelayanan

79 Tidak tepat sasarannya Pendidikan dan Pelatihan akan ROO 21.04.08.42 4 Kepala OPD Terbatasnya jenis pendidikan dan pelatihan yang Diklat tepat sasaran dan tidak sesuai
menghambat peningkatan ketrampilan dan pengetahuan disediakan, yang sesuai dengan kebutuhan analisa kebutuhan diklat
pegawai -keikutsertaan dalam Diklat tidak sesuai
dengan analisa kebutuhan diklat

Keterangan :
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan risiko prioritas
Kolom c diisi dengan kode risiko
Kolom d diisi dengan skala risiko (sesuai lampiran 7)
Kolom e diisi dengan pemilik risiko sesuai Lampiran 6a dan 6b
Kolom f diisi dengan penyebab sesuai Lampiran 6a dan 6b
Kolom g diisi dengan dampak sesuai dengan Lampiran 6a dan 6b
LAMPIRAN 3
DAFTAR ANALISIS RISIKO
Lampiran 5
Form 5

Kertas Kerja
Hasil Analisis Risiko

Nama OPD : Disperakim Prov. Jateng


Tahun Penilaian : 2021
Tujuan Strategis : Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Yang Berkualitas
Urusan Pemerintahan : 1. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
: 2. Pertanahan
Analisis Risiko
No. “Risiko” yang Teridentifikasi Kode Risiko Skala Skala Skala
Dampak*) Kemungkinan *) Risiko

a b c d e f=dxe
I Risiko Strategis Pemda
- Tidak tercapainya target dari rencana program pengurangan kemiskinan
- Tidak tersampaikannya bantuan Penanganan RTLH kepada masyarakat yang membutuhkan
1 RSP.21.04.08.01 3 4 12
(miskin)
- Tidak tercapainya target 100% Bankeupemdes RTLH
Risiko Strategis OPD

1 - Tidak terinformasikannya peluang melalui KPR-FLPP, BP2BT, dll RSO 21.04.08.01 2 1 2


- Minimnya akses masyarakat terhadap kebijakan Pemerintah terkait Pembiayaan Perumahan
2 -Tidak tersampaikannya Pedoman Standar Teknis Penyediaan Rumah RSO 21.04.08.02 2 1 2
- TFL dalam memberikan pendampingan kepada masyarakat penerima bantuan, kurang
3 RSO 21.04.08.03 2 1 2
maksimal.
4 RSO 21.04.08.04 2 2 4
- Tidak adanya data perumahan dilokasi rewan bencana / terkena relokasi program provinsi.
- Tidak adanya data lahan-lahan potensial sebagai lokasi relokasi perumahan.
5 RSO 21.04.08.05 2 1 2
- Tidak adanya data rumah korban bencana kejadian sebelumnya yang belum tertangani untuk
6 RSO 21.04.08.06 2 2 4
dilakukan penanganan.
7 -Tidak tersedianya data rumah sewa korban bencana, Rusun dan rusus RSO 21.04.08.07 1 1 1

Sulitnya mendapatkan database korban Bencana Alam atau terkena relokasi program tingkat
8 Provinsi RSO 21.04.08.08 3 2 6
-Tidak tersedianya data korban Bencana Alam atau terkena relokasi program tingkat Provinsi
-Tidak tepatnya sasaran Penerima Bantuan
- Tidak tepat jenis material bahan bangunan yang di serahkan sesuai kebutuhan
9 - Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan bangunan yang di serahkan. RSO 21.04.08.09 2 2 4
10 Penerima Bansos Kurang sesuai sasaran RSO 21.04.08.10 3 3 9
Belum diketahuinya penerbitan e-katalog RUSPIN secara resmi
- Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan bangunan yang di serahkan.
11 - Kerusakan material bahan bangunan akibat mobilisasi. RSO 21.04.08.11 3 3 9
'-Tidak tersampaikannya bantuan bagi masyarakat korban terdampak bencana

12 Tidak Tersalurkannya Bantuan Stimulan Material RSO 21.04.08.12 4 3 12


13 Terlambatnya pelaksanaan RSO 21.04.08.13 2 2 4
14 - Tidak tersedianya dokumen UKL-UPL, site plan, dan DED (Rusus). RSO 21.04.08.14 2 1 2
- Tidak tersedianya kajian dan identifikasi kebutuhan rumah bagi nelayan 7 kab/kota di
15 RSO 21.04.08.15 2 2 4
pantura.
16 Belum diketahuinya jadwal penerbitan e-katalog RUSPIN secara resmi. RSO 21.04.08.20 3 3 9
- Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah.
17 RSO 21.04.08.21 4 3 12
- Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah.
- Tidak terlaksananya peningkatan kualitas RTLH.
18 RSO 21.04.08.22 3 3 9

19 Terjadinya gagal lelang RSO 21.04.08.23 3 3 9


20 Kerusakan dan tertundanya pelaksanaan pekerjaan konstruksi. RSO 21.04.08.24 3 3 9
21 Pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. RSO 21.04.08.25 2 3 6
22 Adanya perubahan harga pada masa pelaksanaan pekerjaan (eskalasi) RSO 21.04.08.26 3 3 9
23 RSO 21.04.08.28 2 3 6
Hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi yang di syaratkan dalam kontrak
- Tidak terselenggaranya Lomba Hari Habitat
24 RSO 21.04.08.29 2 3 6
- Tidak adanya peserta Lomba Hari Habitat
25 - Tidak termonitoring tingkat capaian kawasan permukiman kumuh yang tertangani RSO 21.04.08.30 3 2 6

26 - Respon dari Kab / Kota yang rendah dalam pengusulan progam/ kegiatan/ anggaran dalam RSO 21.04.08.31 3 3 9
rangka penanganan kawasan kumuh, melalui bantuan keuangan Kab/ Kota (Musrenbang)
-Adanya perubahan fungsi lahan mengurangi luasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
27 RSO 21.10.08.01 2 1 2
(LP2B)
-Aset Tanah Kas Desa tidak memilikki bukti kepemilikkan/sertifikat
28 RSO 21.10.08.02 2 2 4
- Peralihan Hak Kepemilikan Tanah Kas Desa
-Banyaknya permasalahan pertanahan yang muncul dalam penyelenggaraan urusan pertanahan
di Provinsi Jawa Tengah
-Lemahnya penataan administrasi permasalahan tanah shg memunculkan permasalahan
pertanahan
-Tidak berjalannya kegiatan sesuai waktu
29 - Program pembangunan tidak terlaksana RSO 21.10.08.03 2 2 4
-fasilitasi penyeleaian permasalahn tidak berjalan
-Upaya penyelesaian tanah yang berlarut-larut
-Terhambatnya Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan
-Fasilitasi penyelesaian permasalahan pertanahan tidak berjalan optimal
-Timbulnya dampak sosial masyarakat
-Terjadi perubahan jadwal pelaksanaan Inventarisasi
30 -Masa berlaku Hak guna (HGU) kadaluarsa RSO 21.10.08.04 2 2 4
-Kemungkinan adanya Sertifikat Ganda
-Tidak tersampaikannya informasi dan kurangnya pemahaman aparatur pemerintahan dan
31 RSO 21.10.08.05 2 2 4
masyarakat terkait kebijakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan
-Pelaksanaan Penlok tidak sesuai dengan keputusan Gubernur
32 RSO 21.10.08.06 2 2 4
-Keputusan Gubernur terkait Penlok kadaluarsa sebelum penyelesaian kegiatan/pekerjaan
Kurangnya Pemahaman tentang Dinamika perkembangan peraturan perundang-undangan
33 RSO 21.10.08.07 1 1 1
serta kebijakan-kebijakan di bidang pertanahan
34 Kurang maksimalnya target capain Reforma Agraria RSO 21.10.08.08 2 2 4
-Kurangnya pemahaman masyarakat terkait legalisasi aset tanah, kurang sosialisasi
35 RSO 21.10.08.09 2 2 4
- Perubahan alih fungsi lahan
-Kurang maksimalnya pembinaan dan pengendalian pertanahan serta dalam masa pandemi
36 RSO 21.10.08.10 2 2 4
-kurang maksimalnya terhadap penerima manfaat
-Tidak tersedianya tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum
37 -Keterlambatan Proses Pekerjaan RSO 21.10.08.12 3 3 9
-Informasi tidak tersampaikan dengan lengkap
-Tidak tersedia/sulit mendapatkan harga tanah dilokasi tempat wilayah tertentu tempat
38 dilaksanakan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum RSO 21.10.08.13 2 2 4
-data tidak aktual
Risiko Operasional OPD
Kajian dan perumusan konsep kebijakan kasiba lisiba tidak sesuai dengan target yang
1 ROO 21.04.08.01 3 3 9
diharapkan
Kajian dan perumusan keterpaduan implementasi P3KP dan Pertanahan tidak fokus terhadap
2 ROO 21.04.08.02 3 2 6
tujuan dan sasaran yang diharapkan
3 Fasilitasi Pokja dan Forum PKP Provinsi Jawa Tengah akan sulit tercapai targetnya ROO 21.04.08.03 2 3 6
Pelaksanaan implementasi kemitraan multi stakeholders melalui KKN Tematik Disperakim
4 ROO 21.04.08.04 3 3 9
dengan Perguruan Tinggi tidak terlaksana secara maksimal
5 Rencana Pengelolaan Klinik PKP tidak sesuai target yang diharapkan ROO 21.04.08.05 3 3 9
6 Kurangnya kualitas produk evaluasi pada lingkup bidang PKPP ROO 21.04.08.06 3 3 9
Indikator kinerja lingkup bidang PKPP di kabupaten/kota yang tidak tersinkronisasi dengan
7 ROO 21.04.08.07 3 3 9
pusat dan provinsi.
8 Pelaksanaan pembinaan lingkup bidang PKPP yang kurang maksimal ROO 21.04.08.08 2 3 6
9 Basis Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan yang kurang lengkap dan valid ROO 21.04.08.09 3 3 9
Forum Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Provinsi Jawa Tengah tidak
10 ROO 21.04.08.10 3 2 6
terlaksana sesuai target
Forum Group Discussion (FGD) Pengelolaan Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan
11 ROO 21.04.08.11 2 2 4
Pertanahan Provinsi Jawa Tengah tidak terlaksana sesuai target
Kualitas produk akhir Aplikasi Basis Data dan Sistem Informasi Perumahan Kawasan
12 ROO 21.04.08.12 3 2 6
Permukiman dan Pertanahan yang dikembangkan tidak sesuai target yang diharapkan
Tidak tersusunnya dokumen Rencana Kerja Tahun 2022 , Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon
13 ROO 21.04.08.13 2 2 4
Ta.2021, RKT Th.2022 sesuai dengan ketentuan
Tidak tersusunnya Dok.RKA P tahun 2021, DPPA Tahun 2021, RKA Th.2022 dan DPA th.2022
14 ROO 21.04.08.14 2 2 4
sesuai dengan ketentuan

-Tidak tersampaikannya informasi program kegiatan Bidang Infrastruktur baik bersumber


dana APBN maupun APBD Prov.Tahun 2021
15 ROO 21.04.08.15 2 2 4
-Tidak terciptanya Penguatan lingkungan pengendalian dan tersusunya Dokumen RTP Tahun
2021

- Tidak tersusunnya dokumen Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah sesuai dengan Jadual dan
ketentuan
16 ROO 21.04.08.16 2 2 4
- Tidak optimalnya pelaksanaan evaluasi Kinerja Perangkat Daerah (Disperakim) dan
Pemerintah Daerah Prov.Jateng
Pembayaran Gaji dan Tunjangan tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima
17 ROO 21.04.08.17 1 1 1

18 -Pembayaran Tambahan Penghasilan tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima ROO 21.04.08.18 1 2 2
dapat mengarah kepada terhambatnya penyusunan akuntansi dan pelaporan keuangan yang
19 ROO 21.04.08.19 1 1 1
baik
-Tidak mengarah
-dapat memperoleh informasi
kepada baru tentang
terhambatnya regulasi adanya
pelaksanaan kebijakan
Kegiatan pengelolaan
karena ketidak APBD,
hadiran
20 ROO 21.04.08.20 1 1 1
Narasumber atau Moderator
-Tidakmengarah
dapat memperoleh informasi
kepada baru tentang
terhambatnya regulasi Pelaporan
Penyusunan adanya kebijakan
Keuanganpengelolaan APBD,
Akhir Tahun karena
21 ROO 21.04.08.21 1 1 1
Data Asset yang belum masuk Subbag Keuangan
Gedung kantor yang tidak terawat akan mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam
22 ROO 21.04.08.22 2 2 4
bekerja
23 -Sarana yang tidak terawat dan rusak. ROO 21.04.08.23 2 2 4
Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketidaklancaran
24 ROO 21.04.08.24 2 2 4
pegawai dalam bekerja
-Tingkat
Tidak pengetahuan
tersedianya ASN baikakan
kebutuhan teknis dan administratif
mengakibatkan dan regulasi yang
ketidaknyamanan dan berbeda
ketidaklancaran
25 ROO 21.04.08.25 2 2 4
pegawai dalam bekerja
'-Kesiapan Materi Pameran yang tidak tepat waktu
Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan mengakibatkan ketidaknyamanan
26 pegawai dalam bekerja dan ketidaklancaran tugas ROO 21.04.08.26 2 2 4
-Tidak terjaminnya penanggungan risiko kecelakaan kerja

Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan mengakibatkan ketidaknyamanan
27 pegawai dalam bekerja dan ketidaklancaran tugas ROO 21.04.08.27 2 2 4
'-Ketidaknyamanan dan tidak optimalnya dalam pelaksanaan tugas

Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan mengakibatkan ketidaknyamanan
pegawai dalam bekerja dan ketidaklancaran tugas
28 ROO 21.04.08.28 2 2 4
'-Tidak terenuhinya peralatan dan perlengkapan kantor yang diperlukan untuk pelaksanaan
tugas
Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan mengakibatkan ketidaknyamanan
29 pegawai dalam bekerja dan ketidaklancaran tugas ROO 21.04.08.30 2 2 4
-Tidak
Sarana tersedianya sarana
dan prasarana yangmebeleur
rusak dansebagai sarana penunjang
tidak terawat pelaksanaan
akan mengakibatkan tugas
ketidaknyamanan
30 pegawai dalam bekerja dan ketidaklancaran tugas ROO 21.04.08.31 2 2 4
'-Tagihan Pembayaran jasa yang fluktiatif dan melebihi ketersediaan anggaran
Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketidaklancaran
31 pegawai dalam bekerja ROO 21.04.08.32 2 2 4
'-Tidak tercukupinya penyediaan kebutuhan makan minum sesuai ketersediaan anggaran
32 Sarana yang tidak terawat dan rusak ROO 21.04.08.33 2 2 4
33 Sarana yang rusak dan tidak terawat ROO 21.04.08.34 2 2 4
34 Sarana yang rusak dan tidak terawat ROO 21.04.08.35 2 2 4
Tidak tersampaikannya naskah dinas tepat waktu akan mengakibatkan terlambatnya
35 penyampaian naskah dinas ROO 21.04.08.36 2 2 4

Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketidaklancaran


36 ROO 21.04.08.37 2 2 4
pegawai dalam bekerja
37 Tidak tersedianya perlengkapan barang cetak dan penggandaan ROO 21.04.08.38 2 2 4

38 ROO 21.04.08.39 2 2 4
-Ketidakhadiran memehuni undangan dalam event yang diselenggarakan

39 ROO 21.04.08.40 2 2 4
-Tidak terbayarkan pembayaran honor dan jasa keamanan
Tidak terawatnya sarpras perlengkapan dan terjaganya kebersihan lingkungan kantor
40 ROO 21.04.08.41 2 2 4
Tidak tepat sasarannya Pendidikan dan Pelatihan akan menghambat peningkatan ketrampilan
41 ROO 21.04.08.42 2 2 4
dan pengetahuan pegawai
Keterangan:
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dngan risiko yang teridentifikasi sesuai lampiran 6a dan 6b
Kolom c diisi dengan kode risiko sesuai lampiran 6a dan 6b
Kolom d diisi dengan skala dampak berdasarkan perhitungan rataa-rata/modus skala dampak yang diberikan peserta
Kolom e diisi dengan skala kemungkinan berdasarkan perhitungan rata-rata/modus skala kemungkinan yang diberikan
Kolom f diisi dengan hasil perkalian antara skala dampak dan skala kemungkinan
LAMPIRAN 4

RENCANA TINDAK PERBAIKAN KEGIATAN


PENGENDALIAN
Lampiran 5
Form 7

Penilaian atas Kegiatan Pengendalian yang Ada dan Masih Dibutuhkan


(RTP atas Hasil Identifikasi Risiko)

Nama OPD : Disperakim Prov. Jateng


Tahun Penilaian : 2021
Tujuan Strategis : Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Yang Berkualitas
Urusan Pemerintahan : 1. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
: 2. Pertanahan
Uraian Pengendalian yang Rencana Tindak Pemilik/ Target Waktu
No Risiko Prioritas Kode Risiko Celah Pengendalian Penangungg
Sudah Ada *) Pengendalian Penyelesaian
Jawab
a b c d e f g h
I Risiko Strategis Pemda
1 - Tidak tercapainya target dari rencana program RSP.21.04.08.01 Penentuan prioritas kriteria kebijakan dan prosedur Verifikasi dan validasi Gubernur Oktober - November
pengurangan kemiskinan Calon Penerima serta pengendalian sudah terhadap database
- Tidak tersampaikannya bantuan Penanganan RTLH Verifikasi dan validasi dilakukan, namun belum penanganan RTLH
kepada masyarakat yang membutuhkan (miskin) terhadap data calon penerima mampu menangani
- Tidak tercapainya target 100% Bankeupemdes RTLH
II Risiko Strategis OPD
2 - Tidak terinformasikannya peluang melalui KPR-FLPP, RSO 21.04.08.01 Melakukan sosialisasi secara kebijakan dan prosedur Membuat klinik online Kepala Dinas April
BP2BT, dll online (daring) pengendalian sudah (informasi melalui medsos
- Minimnya akses masyarakat terhadap kebijakan dilakukan, namun belum atau grub WA) untuk
Pemerintah terkait Pembiayaan Perumahan mampu menangani komunikasi sebagai tindak
lanjut dari sosialisasi
secara online

3 -Tidak tersampaikannya Pedoman Standar Teknis RSO 21.04.08.02 Melakukan sosialisasi secara kebijakan dan prosedur Membuat klinik online Kepala Dinas Maret
Penyediaan Rumah online (daring) pengendalian sudah (informasi melalui medsos
dilakukan, namun belum atau grub WA) untuk
mampu menangani komunikasi sebagai tindak
lanjut dari sosialisasi
secara online
4 - TFL dalam memberikan pendampingan kepada RSO 21.04.08.03 Melakukan sosialisasi secara kebijakan dan prosedur Membuat klinik online Kepala Dinas Maret - April
masyarakat penerima bantuan, kurang maksimal. online (daring) pengendalian sudah (informasi melalui medsos
dilakukan, namun belum atau grub WA) untuk
mampu menangani komunikasi sebagai tindak
lanjut dari sosialisasi
secara online
5 - Tidak adanya data perumahan dilokasi rewan bencana / RSO 21.04.08.04 Berkoordinasi dengan BPBD prosedur pengendalian tidak Kerjasama dengan Instansi Kepala Dinas April
terkena relokasi program provinsi. untuk mengetahui lokasi dapat dilaksanakan / OPD terkait
Rawan Bencana
6 - Tidak adanya data lahan-lahan potensial sebagai lokasi RSO 21.04.08.05 Kerjasama dengan prosedur pengendalian tidak Kerjasama dengan Instansi Kepala Dinas April - Mei
relokasi perumahan. Disperakim Daerah dan dapat dilaksanakan / OPD terkait
Dinas terkait aset lahan
7 - Tidak adanya data rumah korban bencana kejadian RSO 21.04.08.06 Berkoordinasi dengan BPBD kebijakan dan prosedur Kerjasama dengan Instansi Kepala Dinas Maret
sebelumnya yang belum tertangani untuk dilakukan dan Diserakim Daerah pengendalian sudah / OPD terkait
penanganan. dilakukan, namun belum
mampu menangani
8 -Tidak tersedianya data rumah sewa korban bencana, RSO 21.04.08.07 Berkoordinasi dengan Satker kebijakan dan prosedur Kerjasama dengan Instansi Kepala Dinas April - Mei
Rusun dan rusus SNVT, Disperakim Daerah pengendalian sudah / OPD terkait
dan Instansi / OPD terkait dilakukan, namun belum
mampu menangani
9 Sulitnya mendapatkan database korban Bencana Alam RSO 21.04.08.08 Penyusunan database dan kebijakan dan prosedur Melakukan kerjasama Kepala Dinas Oktober - November
atau terkena relokasi program tingkat Provinsi survey primer untuk verifikasi pengendalian sudah dengan instansi / OPD
-Tidak tersedianya data korban Bencana Alam atau dan validasi data usulan dilakukan, namun belum terkait
terkena relokasi program tingkat Provinsi korba bencana alam atau mampu menangani
-Tidak tepatnya sasaran Penerima Bantuan terkena relokasi Program
Pemerintah
10 - Tidak tepat jenis material bahan bangunan yang di RSO 21.04.08.09 Bekerjasama dengan instansi kebijakan belum diikuti Berkoordinasi dengan Kepala Dinas Triwulan I 2021
serahkan sesuai kebutuhan / OPD Daerah dan setempat dengan prosedur baku yang Disperakim Daerah dan
- Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan lokasi pelaksanaan jelas Instansi / OPD yang terkait
bangunan yang di serahkan. Pembangunan
- Kerusakan material bahan bangunan akibat mobilisasi.
'-Tidak tersampaikannya bantuan bagi masyarakat korban
terdampak bencana

11 Penerima Bansos Kurang sesuai sasaran RSO 21.04.08.10 Melakukan Perubahan calon Kebijakan dan prosedur Berkoordinasi dengan Kepala Dinas Triwulan I 2021
penerima di APBD pengendalian sudah Disperakim Daerah dan
Perubahan dilakukan, namun belum Instansi / OPD yang terkait
mampu menangani risiko
yang teridentifikasi
12 Belum diketahuinya penerbitan e-katalog RUSPIN secara RSO 21.04.08.11 Melakukan percepatan prosedur tidak dapat Berkoordinasi dengan pihak Kepala Dinas Triwulan I 2021
resmi proses penerbitan e-katalog dilaksanakan terkait (Penyedia, Biro
- Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan APBJ Prov. Jateng,
bangunan yang di serahkan. Kementerian Pusat)
- Kerusakan material bahan bangunan akibat mobilisasi.
'-Tidak tersampaikannya bantuan bagi masyarakat korban
terdampak bencana

13 Tidak Tersalurkannya Bantuan Stimulan Material RSO 21.04.08.12 Melakukan Perubahan calon kebijakan dan prosedur Berkoordinasi dengan Kepala Dinas Triwulan IV 2021
penerima di APBD pengendalian sudah Disperakim Daerah dan
Perubahan dilakukan, namun belum Instansi / OPD yang terkait
mampu menangani
14 Terlambatnya pelaksanaan RSO 21.04.08.13 Bekerjasama dengan instansi kebijakan dan prosedur Berkoordinasi dengan Kepala Dinas Triwulan IV 2021
/ OPD Daerah dan setempat pengendalian sudah Disperakim Daerah dan
lokasi pelaksanaan dilakukan, namun belum Instansi / OPD yang terkait
Pembangunan mampu menangani
15 - Tidak tersedianya dokumen UKL-UPL, site plan, dan RSO 21.04.08.14 Bekerjasama dengan instansi prosedur pengendalian tidak Bekerjasama dengan Kepala Dinas Triwulan I 2021
DED (Rusus). / OPD yang terkait dapat dilaksanakan instansi / OPD yang terkait
16 - Tidak tersedianya kajian dan identifikasi kebutuhan RSO 21.04.08.15 Bekerjasama dengan instansi kebijakan dan prosedur Bekerjasama dengan Kepala Dinas Triwulan I 2021
rumah bagi nelayan 7 kab/kota di pantura. / OPD yang terkait pengendalian sudah instansi / OPD yang terkait
dilakukan, namun belum
mampu menangani
17 Belum diketahuinya jadwal penerbitan e-katalog RUSPIN RSO 21.04.08.20 Melakukan percepatan prosedur pengendalian tidak Berkoordinasi dengan pihak Kepala Dinas Desember
secara resmi. proses penerbitan e-katalog dapat dilaksanakan terkait (Penyedia, Biro
APBJ Prov. Jateng,
Kementerian Pusat)
18 - Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat RSO 21.04.08.21 Melakukan Perubahan calon kebijakan dan prosedur Berkoordinasi dengan Kepala Dinas Mei
waktu, tepat jumlah. penerima di APBD pengendalian sudah Disperakim Daerah dan
Perubahan dilakukan, namun belum Instansi / OPD yang terkait
mampu menangani
19 - Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat RSO 21.04.08.22 Penentuan prioritas kriteria kebijakan dan prosedur Verifikasi dan validasi Kepala Dinas Maret
waktu, tepat jumlah. Calon Penerima serta pengendalian sudah terhadap database
- Tidak terlaksananya peningkatan kualitas RTLH. Verifikasi dan validasi dilakukan, namun belum penanganan RTLH
terhadap data calon penerima mampu menangani

20 Terjadinya gagal lelang RSO 21.04.08.23 Melakukan pengecekan Persyaratan yang Koordinasi dengan Biro Kepala Dinas Triwulan I Tahun
kelengkapan persyaratan diperlukan dalam proses Administrasi Pengadaan 2021
yang diperlukan dalam proses lelang tidak lengkap Barang Jasa Prov. Jateng
lelang
21 Kerusakan dan tertundanya pelaksanaan pekerjaan RSO 21.04.08.24 Perpanjangan waktu paling Perpanjangan waktu tidak koordinasi dengan Kepala Dinas Triwulan II Tahun
konstruksi. kurang sama dengan jangka mencukupi pemerintah kabupaten / 2021
waktu terhentinya kontrak kota penerima hadiah
akibat keadaan kahar sesuai
dengan peraturan yang
berlaku
22 Pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan waktu RSO 21.04.08.25 - Melakukan monitoring - monitoring berkala di PPK memberikan surat Kepala Dinas Triwulan II Tahun
yang telah ditentukan. kelapangan secara intensif lapangan tidak dilaksanakan peringatan kepada 2021
dan koordinasi dengan - teguran kepada penyedia kontraktor penyedia dan
konsultan pengawas jasa tidak dilaksanakan melakukan Show Cause
- Membuat surat teguran apabila terjadi Meeting (SCM)
apabila terjadi keterlambatan keterlambatan
pekerjaan
Uraian Pengendalian yang Rencana Tindak Pemilik/ Target Waktu
No Risiko Prioritas Kode Risiko Celah Pengendalian Penangungg
Sudah Ada *) Pengendalian Penyelesaian
Jawab
a b c d e f g h
23 Adanya perubahan harga pada masa pelaksanaan RSO 21.04.08.26 Melakukan perhitungan Perhitungan terhadap PPK dan Penyedia jasa Kepala Dinas Triwulan II Tahun
pekerjaan (eskalasi) kembali jenis pekerjaan pekerjaan prioritas tidak melakukan Addendum 2021
sesuai dengan prioritas/ dilakukan Kontrak Pekerjaan/
pekerjaan yang diutamakan Contract Change Order
(CCO)
24 Pemutusan kontrak pelaksanaan pekerjaan fisik RSO 21.04.08.27 Mendorong penyedia jasa Koordinasi dengan direksi Monitoring secara intensif Kepala Dinas Triwulan II Tahun
untuk menyesuaikan pekerjaan konstruksi tidak oleh PPK 2021
spesifikasi yang ada. dilaksanakan
25 Hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi yang di RSO 21.04.08.28 - Koordinasi dengan Material yang digunakan - Monitoring secara intensif Kepala Dinas Triwulan II Tahun
syaratkan dalam kontrak konsultan pengawas tidak melalui persetujuan dengan melakukan 2021
- Material yang digunakan dan pengecekan konsultan pengecekan administrasi
telah melalui persetujuan pengawas konsultan pengawas.
konsultan pengawas - Mengecek hasil uji
- Pengecekan bahan/material. bahan/material.
26 - Tidak terselenggaranya Lomba Hari Habitat RSO 21.04.08.29 - Koordinasi dengan - Koordinasi dengan Meningkatkan koordinasi Kepala Dinas Triwulan III Tahun
- Tidak adanya peserta Lomba Hari Habitat Pemerintah Kab/Kota, Pemerintah Kab/Kota tidak dengan Kabupaten/Kota 2021
- Menyesuaikan dengan dilaksanakan peserta lomba
peraturan terkait situasi dan - Sosialisasi secara
kondisi pada saat itu langsung dan melalui media
komunikasi Dinas kurang
optimal
27 - Tidak termonitoring tingkat capaian kawasan permukiman RSO 21.04.08.30 Melakukan pendataan Pendataan kawasan Koordinasi dengan Kepala Dinas Triwulan IV Tahun
kumuh yang tertangani terhadap kawasan permukiman kumuh tidak Kab/Kota lebih intensif 2021
permukiman kumuh dilakukan dengan optimal
28 - Respon dari Kab / Kota yang rendah dalam pengusulan RSO 21.04.08.31 - Koordinasi dan sinkronisasi Koordinasi dan sinkronisasi Koordinasi dan sinkronisasi Kepala Dinas Triwulan I Tahun
progam/ kegiatan/ anggaran dalam rangka penanganan - Monitoring dan evaluasi tidak dilakukan secara kegiatan dengan lebih 2021
kawasan kumuh, melalui bantuan keuangan Kab/ Kota optimal intensif
(Musrenbang)
29 -Adanya perubahan fungsi lahan mengurangi luasan Lahan RSO 21.10.08.01 1. Sertipikasi Hak Atas Tanah Prosedur Dapat 1. Mendorong Kepala Dinas TW II-IV
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) LP2B Dilaksanakan Kabupaten/Kota untuk
penetapan Kawasan
2. Mencegah alih fungsi lahan Pertanian Pangan
pertanian menjadi non Berkelanjutan (KP2B)
pertanian/industri
2. Koordinasi dengan
3. Sosialisasi secara intensif Kanwil BPN Prov. Jateng
kepada masyarakat terkait program Sertipikasi
Hak Atas Tanah LP2B
4. Mendorong program
pemerintah untuk
mensertipikatkan lahan
pertanian melalui PTSL

30 -Aset Tanah Kas Desa tidak memilikki bukti RSO 21.10.08.02 1. Mendorong Prosedur Dapat 1. Mendorong Kepala Dinas TW II-IV
kepemilikkan/sertifikat Kabupaten/Kota untuk segera Dilaksanakan Kabupaten/Kota untuk
- Peralihan Hak Kepemilikan Tanah Kas Desa melakukan langkah segera melakukan langkah
pengamanan aset secara pengamanan aset secara
hukum melalui pendaftaran hukum melalui pendaftaran
hak atas tanah hak atas tanah

2. Pensertipikatan Tanah Kas 2. Pensertipikatan Tanah


Desa Kas Desa

31 -Banyaknya permasalahan pertanahan yang muncul dalam RSO 21.10.08.03 1. Koordinasi, Konsultasi dan Prosedur Dapat a.Melakukan Progres Kepala Dinas TW II-IV
penyelenggaraan urusan pertanahan di Provinsi Jawa Identifikasi penanganan Dilaksanakan Penanganan terpadu antara
Tengah permaslahan pertanahan di Pemerintah Provinsi dan
-Lemahnya penataan administrasi permasalahan tanah Daerah Kab/Kota secara sinergi
shg memunculkan permasalahan pertanahan b.Diupayakan penanganan
-Tidak berjalannya kegiatan sesuai waktu 2. Fasilitasi Penanganan konflik pertanahan melalui
- Program pembangunan tidak terlaksana Permasalahan Pertanahan jalur non litigasi/mediasi
-fasilitasi penyeleaian permasalahn tidak berjalan berdasarkan Undang-Undang c.Koordinasi secara intense
-Upaya penyelesaian tanah yang berlarut-larut yang berlaku dalam bidang pertanahan di
-Terhambatnya Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan Provinsi Jawa Tengah
-Fasilitasi penyelesaian permasalahan pertanahan tidak
berjalan optimal
-Timbulnya dampak sosial masyarakat

32 -Terjadi perubahan jadwal pelaksanaan Inventarisasi RSO 21.10.08.04 Koordinasi secara intensif Prosedur Dapat Memaksimalkan Tim Teknis Kepala Dinas TW II-IV
-Masa berlaku Hak guna (HGU) kadaluarsa dengan Kanwil BPN Jawa Dilaksanakan Kegiatan dan melakukan
-Kemungkinan adanya Sertifikat Ganda Tengah sebagai mitra koordinasi secara intensif
pelaksana kegiatan dengan mitra pelaksana
kegiatan guna memastikan
kegiatan sesuai dengan
jadwal kegiatan

33 -Tidak tersampaikannya informasi dan kurangnya RSO 21.10.08.05 Kooordinasi dengan Prosedur Dapat -Koordinasi lebih awal Kepala Dinas TW III-IV
pemahaman aparatur pemerintahan dan masyarakat Kementerian yang Dilaksanakan dengan
terkait kebijakan urusan pemerintahan di bidang membidangi Urusan instansi/narasumber terkait
pertanahan Pertanahan dan Instansi -Update Peraturan dan
terkait dalam rangka Kebijakan Bidang
Konsultasi Pertanahan
34 -Pelaksanaan Penlok tidak sesuai dengan keputusan RSO 21.10.08.06 Melaksanakan pembinaan Prosedur Dapat Pelaksanaan Pembinaan Kepala Dinas TW I-IV
Gubernur dan pada pekerjaan Penlok Dilaksanakan dan Pengendalian agar
-Keputusan Gubernur terkait Penlok kadaluarsa sebelum yang di tetapkan Gubernur pekerjaan dilaksanakan
penyelesaian kegiatan/pekerjaan sesuai perencanaan
35 Kurang maksimalnya target capain Reforma Agraria RSO 21.10.08.08 koordinasi Kelembagaan di Prosedur Dapat Memaksimalkan Tim Teknis Kepala Dinas TW II-IV
Tingkat Kab/Kota Dilaksanakan Kegiatan dan melakukan
koordinasi Kelembagaan di
Tingkat Kab/Kota guna
memastikan pelaksanaan
Reforma Agraria berjalan
efektif dan berhasil
mencapai tujuannya serta
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku

36 -Kurangnya pemahaman masyarakat terkait legalisasi aset RSO 21.10.08.09 Koordinasi dengan Prosedur Dapat Melakukan Koordinasi Kepala Dinas TW I-IV
tanah, kurang sosialisasi BPN/Kantor Pertanahan Dilaksanakan secara intensif dengan
- Perubahan alih fungsi lahan Kab/Kota setempat, Kab/Kota terkait HakAtas
sosialisais ke mayarakat Tanah, dan Sosialisasi
kepada Masyarakat

37 -Kurang maksimalnya pembinaan dan pengendalian RSO 21.10.08.10 Koordinasi dengan Kab/Kota Prosedur Dapat Memaksimalkan Tim Teknis Kepala Dinas TWI-IV
pertanahan serta dalam masa pandemi setempat dan Instansi terkait Dilaksanakan Kegiatan dan melakukan
-kurang maksimalnya terhadap penerima manfaat koordinasi secara intensif
dengan, Kab/Kota setempat
Uraian Pengendalian yang Rencana Tindak Pemilik/ Target Waktu
No Risiko Prioritas Kode Risiko Celah Pengendalian Penangungg
Sudah Ada *) Pengendalian Penyelesaian
Jawab
a b c d e f g h
38 -Tidak tersedianya tanah bagi pembangunan untuk RSO 21.10.08.12 memfasilitasi pendekatan Prosedur Dapat Dilakukan koordinasi Kepala Dinas TW I-IV
kepentingan umum kepada masyarakat yang Dilaksanakan dengan instansi yang
-Keterlambatan Proses Pekerjaan terkena pembagunan untuk memerlukan tanah,
-Informasi tidak tersampaikan dengan lengkap kepentingan umum Pemerintah Kab/Kota
setempat, Instansi terkait
secara intensif,Sosialisasi
kepada masyarakat terkait
pembangunan untuk
kepentingan umum

39 -Tidak tersedia/sulit mendapatkan harga tanah dilokasi RSO 21.10.08.13 Bekerjasama dengan instansi Prosedur Dapat Secara periodik Kepala Dinas TW I-IV
tempat wilayah tertentu tempat dilaksanakan pengadaan terkait dalam melaksanakan Dilaksanakan memperbarui zona nilai
tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum kegiatan zonasi nilai tanah tanah di kab/kota di Jawa
-data tidak aktual Tengah
III Resiko Oprasional OPD
40 Kajian dan perumusan konsep kebijakan kasiba lisiba tidak ROO 21.04.08.01 Pembahasan yang lebih Kebijakan dan prosedur -Melakukan penjaringan Kabid. TW. IV Tahun 2021
sesuai dengan target yang diharapkan intensif melalui forum luring pengendalian sudah data menggunakan Keterpaduan
maupun daring dan dilakukan, namun belum kuisioner secara jelas
penjaringan data dapat mampu menangani risiko sehingga mudah dipahami
dilakukan melalui kuisioner yang teridentifikasi responden
secara online -Melakukan pembahasan
dan koordinasi secara
intensif (baik secara luring
jika memungkinkan maupun
daring)
-Melakukan pemantauan
progres pekerjaan
konsultan

41 Kajian dan perumusan keterpaduan implementasi P3KP ROO 21.04.08.02 Pembahasan yang lebih Kebijakan dan prosedur Melakukan pembahasan Kabid. TW. IV Tahun 2021
dan Pertanahan tidak fokus terhadap tujuan dan sasaran intensif melalui forum luring pengendalian sudah mekanisme dan metodologi Keterpaduan
yang diharapkan maupun daring dan dilakukan, namun belum pekerjaan secara detail
pembatasan ruang lingkup mampu menangani risiko agar dapat mencapai tujuan
kajian secara jelas agar yang teridentifikasi dan sasaran yang
substansi kajian dapat lebih diharapkan, serta
terarah sesuai dengan tujuan melakukan pembahasan
dan koordinasi secara
intensif (baik secara luring
jika memungkinkan maupun
daring), dan melakukan
pembahasan

42 Fasilitasi Pokja dan Forum PKP Provinsi Jawa Tengah ROO 21.04.08.03 Melakukan rapat kerja dan Kebijakan dan prosedur Menjalin Komunikasi dan Kabid. TW. IV Tahun 2021
akan sulit tercapai targetnya rapat koordinasi secara pengendalian sudah koordinasi secara intens Keterpaduan
berkala untuk merumuskan dilakukan, namun belum dengan anggota Pokja dan
agenda kegiatan dan target mampu menangani risiko Forum PKP yang baru
kegiatan Pokja dan Forum yang teridentifikasi sehingga terjalin rasa
kebersamaan dalam
pencapaian tujuan sesuai
dengan tugas dan fungsi
Pokja dan Forum, serta
memperbesar keterlibatan
Pokja dan Forum dalam
Pemprov.Jateng

43 Pelaksanaan implementasi kemitraan multi stakeholders ROO 21.04.08.04 Menyusun alternatif kegiatan Kebijakan dan prosedur Melakukan persiapan Kabid. TW. IV Tahun 2021
melalui KKN Tematik Disperakim dengan Perguruan Tinggi dan substansi materi yang pengendalian sudah secara matang dengan Keterpaduan
tidak terlaksana secara maksimal dapat disampaikan dilakukan, namun belum pihak-pihak yang terlibat,
mahasiswa/ stakeholders mampu menangani risiko dan melakukan koordinasi
yang terlibat kepada yang teridentifikasi secara intens dengan
masyarakat, serta melakukan Perguruan Tinggi dan
pemetaan peran stakeholders Stakholders yang terlibat
terkait untuk dapat menjaring dalam pelaksanaan KKN,
kerjasama serta menyusun alternatif
kegiatan yang fleksibel
dilaksanakan sesuai
ketentuan

44 Rencana Pengelolaan Klinik PKP tidak sesuai target yang ROO 21.04.08.05 Menyepakati konsep, cara Kebijakan dan prosedur Melaksakan diskusi Kabid. TW. IV Tahun 2021
diharapkan kerja dan alur berpikir pengendalian sudah koordinasi dengan lebih Keterpaduan
sebelum memulai pekerjaan, dilakukan, namun belum intens (baik secara luring
serta melakukan pemantauan mampu menangani risiko maupun daring),
rutin dan rapat koordinasi yang teridentifikasi melaksanakan pemantauan
dengan konsultan penyusun proses pekerjaan secara
dan pihak-pihak terkait lebih ketat terhadap
penyedia jasa maupun tim
teknis

45 Kurangnya kualitas produk evaluasi pada lingkup bidang ROO 21.04.08.06 Koordinasi terkait kebutuhan Kebijakan dan prosedur Meningkatkan koordinasi Kabid. TW.IV Tahun 2021
PKPP data baik secara internal pengendalian sudah dan sinkronisasi terkait Keterpaduan
maupun dengan dinas terkait dilakukan, namun belum dengan kebutuhan data baik
di kabupaten/ kota mampu menangani risiko secara internal maupun
yang teridentifikasi dengan dinas terkait di
kabupaten/kota

46 Indikator kinerja lingkup bidang PKPP di kabupaten/kota ROO 21.04.08.07 Pendampingan dan Kebijakan dan prosedur -Menambah konsultan Kabid. TW.IV Tahun 2021
yang tidak tersinkronisasi dengan pusat dan provinsi. pembinaan terhadap pengendalian sudah individual yang akan Keterpaduan
kabupaten/ kota terkait dilakukan, namun belum melakukan kajian terhadap
penyusunan indikator kinerja mampu menangani risiko peraturan yang berlaku
yang tersinkronisasi antara yang teridentifikasi kemudian merumuskan
Pusat dan provinsi indikator kinerja terutama
pada lingkup bidang PKPP.
-Melakukan desk dengan
kabupaten/kota terkait
Indikator kinerja lingkup
bidang PKPP

47 Pelaksanaan pembinaan lingkup bidang PKPP yang kurang ROO 21.04.08.08 Penyusunan draft pedoman Kebijakan dan prosedur -Menambah konsultan Kabid. TW.IV Tahun 2021
maksimal pembinaan lingkup bidang pengendalian sudah individual yang akan Keterpaduan
PKPP dengan melihat dilakukan, namun belum melakukan kajian terhadap
peraturan dan kajian yang mampu menangani risiko peraturan yang berlaku
ada yang teridentifikasi pada lingkup bidang PKP
kemudian merumuskan
draft pedoman pembinaan
pada lingkup bidang PKP.
-Konsultasi dengan pusat
dan berkoordinasi dengan
OPD terkait, Guna
penyusunan Kebijakan
Uraian Pengendalian yang Rencana Tindak Pemilik/ Target Waktu
No Risiko Prioritas Kode Risiko Celah Pengendalian Penangungg
Sudah Ada *) Pengendalian Penyelesaian
Jawab
a b c d e f g h
48 Basis Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan ROO 21.04.08.09 Memaksimalkan tenaga - Kebijakan dan prosedur Menambah tenaga kontrak Kabid. TW.IV Tahun 2021
Pertanahan yang kurang lengkap dan valid kontrak dan Konsultan pengendalian sudah dan konsultan individual Keterpaduan
Individual, melibatkan tim dilakukan, namun belum dengan spesifikasi teknis
teknis di kegiatan dengan mampu menangani risiko yang dibutuhkan, koordinasi
lebih optimal, meningkatkan yang teridentifikasi internal ditingkatkan,
koordinasi dengan seluruh - Adanya Pandemi Covid - koordinasi dengan
pemegang data (Kab/Kota, 19 dan kemungkinan Force pemegang data/ pihak
Provinsi, Pusat) dengan Majeur terkait ditingkatkan
berbagai media komunikasi - Kemungkinan SOTK baru menggunakan semua media
maupun pergeseran komunikasi
personil (PPTK, Tim Teknis,
Tenaga Pendukung, dll)

49 Forum Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan ROO 21.04.08.10 Melakukan koordinasi internal - Kebijakan dan prosedur Rapat persiapan dan Kabid. Minggu I Desember
Pertanahan Provinsi Jawa Tengah tidak terlaksana sesuai panitia pelaksana dan pengendalian sudah koordinasi internal dengan Keterpaduan Tahun 2021
target melakukan konfirmasi dengan dilakukan, namun belum rutin, pemantauan terhadap
narasumber dan pemerintah mampu menangani risiko kehadiran narasumber,
Kab/Kota yang diundang yang teridentifikasi melakukan kontak lanjutan
- Adanya Pandemi Covid - dengan personil terkait
19 dan kemungkinan Force (calon peserta), memantau
Majeur acara dan proses desk
- Kemungkinan adanya dengan lebih optimal,
pergeseran personil (PPTK, memanfaatkan media
Tim Teknis, Tenaga komunikasi yang ada.
Pendukung, dll)

50 Forum Group Discussion (FGD) Pengelolaan Data ROO 21.04.08.11 Melakukan koordinasi internal - Kebijakan dan prosedur Rapat persiapan dan Kabid. Minggu I Agustus
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan panitia pelaksana dan pengendalian sudah koordinasi internal dengan Keterpaduan Tahun 2021
Provinsi Jawa Tengah tidak terlaksana sesuai target melakukan konfirmasi dengan dilakukan, namun belum rutin, pemantauan dan
narasumber dan pemerintah mampu menangani risiko koordinasi lebih intens
Kab/Kota yang diundang yang teridentifikasi dengan personil/calon
- Adanya Pandemi Covid - peserta, memantau acara
19 dan kemungkinan Force dan proses desk dengan
Majeur lebih optimal,
- Kemungkinan adanya memanfaatkan media
pergeseran personil (PPTK, komunikasi yang ada, dan
Tim Teknis, Tenaga optimalisasi pelaksanaan
Pendukung, dll) secara virtual

51 Kualitas produk akhir Aplikasi Basis Data dan Sistem ROO 21.04.08.12 Menyepakati konsep, cara - Kebijakan dan prosedur Melakukan diskusi Kabid. TW III Tahun 2021
Informasi Perumahan Kawasan Permukiman dan kerja dan alur berpikir pengendalian sudah koordinasi dengan lebih Keterpaduan
Pertanahan yang dikembangkan tidak sesuai target yang sebelum memulai pekerjaan, dilakukan, namun belum intens (baik pertemuan
diharapkan melakukan pemantauan rutin mampu menangani risiko langsung maupun virtual),
dan rapat koordinasi yang teridentifikasi pemantauan proses
- Adanya Pandemi Covid - pekerjaan yang lebih ketat
19 dan kemungkinan Force terhadap penyedia jasa
Majeur maupun tim teknis,
- Kemungkinan adanya mengkontrak tenaga IT
pergeseran personil (PPTK, yang kapabel, melibatkan
Tim Teknis, Tenaga tim teknis dengan lebih
Pendukung, dll) optimal

52 Tidak tersusunnya dokumen Rencana Kerja Tahun 2022 , ROO 21.04.08.13 melakukan koordinasi internal Peran Konsultan Individu Memaksimalkan peran Sekretaris Triwulan IV Th 2021
Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon Ta.2021, RKT Th.2022 dan eksternal lebih intens belum maksimal Konsultan Individual untuk
sesuai dengan ketentuan frekuensinya menyusun instrumen
pedoman evaluasi Bidang
Perumahan dan Kawasan
Permukiman

53 Tidak tersusunnya Dok.RKA P tahun 2021, DPPA Tahun ROO 21.04.08.14 melakukan koordinasi internal Kurangnya koordinasi antar menjaga hubungan kinerja Sekretaris Triwulan IV Th 2021
2021, RKA Th.2022 dan DPA th.2022 sesuai dengan dan eksternal lebih intens Instansi pemerintah yang baik dengan internal
ketentuan frekuensinya maupu eksternal dan
melakukan tindakan
antisipatif jauh-jauh hari
sebelum batas waktu akhir
ditetapkan dalam
penyusunan dokumen
perencanaan.

54 -Tidak tersampaikannya informasi program kegiatan ROO 21.04.08.15 melakukan koordinasi internal Kurangnya koordinasi antar menjaga hubungan kinerja Sekretaris Triwulan II Th 2021
Bidang Infrastruktur baik bersumber dana APBN maupun dan eksternal lebih intens Instansi pemerintah yang baik dengan internal
APBD Prov.Tahun 2021 frekuensinya maupu eksternal dan
-Tidak terciptanya Penguatan lingkungan pengendalian dan melakukan tindakan
tersusunya Dokumen RTP Tahun 2021 antisipatif jauh-jauh hari
sebelum batas waktu akhir
ditetapkan dalam
penyusunan dokumen
perencanaan.

55 - Tidak tersusunnya dokumen Evaluasi Kinerja Perangkat ROO 21.04.08.16 melakukan koordinasi internal Kebijakan yang belum diikuti Menyusun jadwal dan Sekretaris Triwulan IV Th 2021
Daerah sesuai dengan Jadual dan ketentuan dan memberikan penjelasan dengan prosedur baku yang berkoordinasi dengan pihak
- Tidak optimalnya pelaksanaan evaluasi Kinerja tata cara menyusun dokumen jelas terkait
Perangkat Daerah (Disperakim) dan Pemerintah Daerah evaluasi sesuai ketentuan,
Prov.Jateng memberikan tenggang waktu
yang cukup sehingga
memberikan kesempatan
untuk bidang-bidang
menyelesaikan laporan
tersebut.

56 Pembayaran Gaji dan Tunjangan tidak sesuai dengan yang ROO 21.04.08.17 Pendataan secara berkala Prosedur pendataan belum Pendataan sekum disetiap Sekretaris Triwulan I Th 2021
seharusnya diterima dilaksanakan dengan baik. awal tahun

57 -Pembayaran Tambahan Penghasilan tidak sesuai dengan ROO 21.04.08.18 Membuat rekap manual Prosedur pengendalian Menyebarkan informasi Sekretaris Triwulan I Th 2021
yang seharusnya diterima absensi kehadiran belum dilaksanakan dengan melalui whats up group guna
baik. mengingatkan tanggung
jawab ASN dalam absensi.

58 dapat mengarah kepada terhambatnya penyusunan ROO 21.04.08.19 Melakukan Koordinasi baik Prosedur pemenuhan Melakukan koordinasi lebih Sekretaris Triwulan II Th 2021
akuntansi dan pelaporan keuangan yang baik internal maupun eksternal kelengkapan data dukung lanjut sebelum dari jadwal
-Tidak memperoleh informasi baru tentang regulasi adanya terkait dengan bidang/instansi belum dapat dilaksanakan pelaporan keuangan
kebijakan pengelolaan APBD, khususnya pelaporan dengan baik.
Akuntansi dan Keuangan

59 -dapat mengarah kepada terhambatnya pelaksanaan ROO 21.04.08.20 Menggantikan secara Prosedur sosialisasi yang Memastikan Kehadiran Sekretaris Triwulan I Th 2021
Kegiatan karena ketidak hadiran Narasumber atau spontan Moderator yang belum direncanakan secara Narasumber/Moderator
Moderator berhalangan hadir tepat. sebelum jadwal
-Tidak memperoleh informasi baru tentang regulasi adanya pelaksanaan kegiatan
kebijakan pengelolaan APBD, khususnya pelaporan
Keuangan Bulanan/Semestrean

60 dapat mengarah kepada terhambatnya Penyusunan ROO 21.04.08.21 Koordinasi Intern dengan Prosedur pemenuhan Memastikan dengan Sekretaris Triwulan IV Th 2021
Pelaporan Keuangan Akhir Tahun karena Data Asset yang Pengurus barang kelengkapan data dukung Pengurus Barang terkait
belum masuk Subbag Keuangan belum dapat dilaksanakan batas waktu penyelesainnya
'-Penyusunan laporan akhir tahun anggaran tidak tepat dengan baik.
waktu
Uraian Pengendalian yang Rencana Tindak Pemilik/ Target Waktu
No Risiko Prioritas Kode Risiko Celah Pengendalian Penangungg
Sudah Ada *) Pengendalian Penyelesaian
Jawab
a b c d e f g h
61 Gedung kantor yang tidak terawat akan mengakibatkan ROO 21.04.08.22 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja pengecekan rutin kondisi belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
gedung kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
terjadinya kerusakan

62 -Sarana yang tidak terawat dan rusak. ROO 21.04.08.23 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
terjadinya kerusakan

63 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ROO 21.04.08.24 Memantau kebutuhan Prosedur pengendalian Membuat kendali dan jadwal Sekretaris Triwulan I Th 2021
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam belum mampu menangani penyediaan
bekerja resiko yang teridentifikasi.
-Tingkat pengetahuan ASN baik teknis dan administratif
dan regulasi yang berbeda
- Tidak tersedianya bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan yang dibutuhkan

64 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ROO 21.04.08.25 Memantau kebutuhan Prosedur pengendalian Membuat kendali dan jadwal Sekretaris Triwulan I Th 2021
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam belum mampu menangani penyediaan
bekerja resiko yang teridentifikasi.
'-Kesiapan Materi Pameran yang tidak tepat waktu
-Ketidak pastian waktu dalam proses pengadaan Penyedia
Jasa
65 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.26 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan II Th 2021
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
dan ketidaklancaran tugas kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
-Tidak terjaminnya penanggungan risiko kecelakaan kerja terjadinya kerusakan

66 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.27 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
dan ketidaklancaran tugas kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
'-Ketidaknyamanan dan tidak optimalnya dalam terjadinya kerusakan
pelaksanaan tugas

67 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.28 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
dan ketidaklancaran tugas kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
'-Tidak terenuhinya peralatan dan perlengkapan kantor terjadinya kerusakan
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas

68 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.30 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
dan ketidaklancaran tugas kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
-Tidak tersedianya sarana mebeleur sebagai sarana terjadinya kerusakan
penunjang pelaksanaan tugas
69 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat akan ROO 21.04.08.31 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
dan ketidaklancaran tugas kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
'-Tagihan Pembayaran jasa yang fluktiatif dan melebihi terjadinya kerusakan
ketersediaan anggaran

70 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ROO 21.04.08.32 Memantau kebutuhan Prosedur pengendalian Membuat kendali dan jadwal Sekretaris Triwulan I Th 2021
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam belum mampu menangani penyediaan
bekerja resiko yang teridentifikasi.
'-Tidak tercukupinya penyediaan kebutuhan makan minum
sesuai ketersediaan anggaran
71 Sarana yang tidak terawat dan rusak ROO 21.04.08.33 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
terjadinya kerusakan
72 Sarana yang rusak dan tidak terawat ROO 21.04.08.34 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
terjadinya kerusakan

73 Sarana yang rusak dan tidak terawat ROO 21.04.08.35 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
terjadinya kerusakan

74 Tidak tersampaikannya naskah dinas tepat waktu akan ROO 21.04.08.36 Mengirimkan naskah dinas Prosedur pengendalian Mengecek surat surat Sekretaris Triwulan I Th 2021
mengakibatkan terlambatnya penyampaian naskah dinas melalui fisik dan elektronik belum mampu menangani masuk baik fisiknya maupun
apabila segera resiko yang teridentifikasi. lewat aplikasi sehingga lebih
terlacak dan lebih cepat
pengirimanya
75 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan ROO 21.04.08.37 Memantau kebutuhan Prosedur pengendalian Membuat kendali dan jadwal Sekretaris Triwulan I Th 2021
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam belum mampu menangani penyediaan
bekerja resiko yang teridentifikasi.

76 Tidak tersedianya perlengkapan barang cetak dan ROO 21.04.08.38 Memantau kebutuhan Prosedur pengendalian Membuat kendali dan jadwal Sekretaris Triwulan I Th 2021
penggandaan belum mampu menangani penyediaan
resiko yang teridentifikasi.

77 ROO 21.04.08.39 Memantau kebutuhan Prosedur pengendalian Membuat kendali dan jadwal Sekretaris Triwulan I Th 2021
-Ketidakhadiran memehuni undangan dalam event yang belum mampu menangani penyediaan
diselenggarakan resiko yang teridentifikasi.

78 ROO 21.04.08.40 Memantau kebutuhan Prosedur pengendalian Membuat kendali dan jadwal Sekretaris Triwulan I Th 2021
-Tidak terbayarkan pembayaran honor dan jasa keamanan belum mampu menangani penyediaan
resiko yang teridentifikasi.

79 Tidak terawatnya sarpras perlengkapan dan terjaganya ROO 21.04.08.41 Pemeliharaan dan Prosedur pengendalian Membuat rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
kebersihan lingkungan kantor pengecekan rutin sarpras belum mampu menangani perawatan dan perbaikan
kantor resiko yang teridentifikasi. secara periodik sebelum
terjadinya kerusakan

80 Tidak tepat sasarannya Pendidikan dan Pelatihan akan ROO 21.04.08.42 Menyusun analisa kebutuhan Prosedur pengendalian Menyusun rencana Sekretaris Triwulan I Th 2021
menghambat peningkatan ketrampilan dan pengetahuan diklat dan memilih peserta belum mampu menangani kebutuhan diklat dan
pegawai diklat yang sesuai dengan resiko yang teridentifikasi. menganggarkan pelatihan
materi diklat dengan yang bersifat bersama-
tupoksinya sama sehingga materi
umum dapat tersampaikan
Keterangan
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan risiko prioritas
Kolom c diisi dengan kode risiko
Kolom d diisi dengan uraian pengendalian‐pengendalian yang sudah ada/ terpasang. Agar diungkap tidak hanya nama SOP nya, Contoh SOP Pemeliharaan: Gedung dibersihkan 2 kali sehari.
Kolom e Diisi dengan alasan tidak efektif:
(1) Kebijakan dan Prosedur pengendalian sudah dilakukan, namun belum mampu menangani risiko yang teridentifikasi,
Kolom f diisi dengan pengendalian yang masih dibutuhkan
Kolom g diisi dengan pihak/unit penanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan pengendalian
Kolom h diisi dengan target waktu penyelesaian RTP
LAMPIRAN 5
RANCANGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Lampiran 5
Form 8

RENCANA DAN REALISASI ATAS PENGKOMUNIKASIAN ATAS KEGIATAN PENGENDALIAN YANG DIBANGUN

Na ma OPD : Disperakim Prov. Jateng


Tahun Penilaian : 2021
Tujuan Strategis : Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Yang Berkualitas
Urusan Pemerintahan : 1. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
: 2. Pertanahan
Rencana Waktu
Media/Bentuk Sarana Realisasi Waktu
No Kegiatan Pengendalian yang Dibutuhkan Penyedia Informasi Penerima Informasi Pelaksanaan Keterangan
Pengkomunikasian Pelaksanaan
Pemantauan
a b c d e f g h
I Risiko Strategis Pemda
1 Verifikasi dan validasi terhadap database penanganan Surat/ Nota Dinas/ Gubernur Disperakim Kabupaten, Oktober - November Oktober - November Telah dilakukan dan
RTLH Rakor/ Tinjauan Pemerintah Desa, ditindaklanjuti. Dokumentasi
Lapangan Pemerintah Provinsi berupa notulen.
II Risiko Strategis OPD
2 Membuat klinik online (informasi melalui medsos atau Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota April April Telah dilakukan dan
grub WA) untuk komunikasi sebagai tindak lanjut dari Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
sosialisasi secara online berupa notulen.
3 Membuat klinik online (informasi melalui medsos atau Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Maret Maret Telah dilakukan dan
grub WA) untuk komunikasi sebagai tindak lanjut dari Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
sosialisasi secara online berupa notulen.
4 Membuat klinik online (informasi melalui medsos atau Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Maret - April Maret - April Telah dilakukan dan
grub WA) untuk komunikasi sebagai tindak lanjut dari Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
sosialisasi secara online berupa notulen.
5 Kerjasama dengan Instansi / OPD terkait Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota April April Telah dilakukan dan
Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
6 Kerjasama dengan Instansi / OPD terkait Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota April - Mei April - Mei Telah dilakukan dan
Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
7 Kerjasama dengan Instansi / OPD terkait Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Maret Maret Telah dilakukan dan
Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
8 Kerjasama dengan Instansi / OPD terkait Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota April - Mei April - Mei Telah dilakukan dan
Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
9 Melakukan kerjasama dengan instansi / OPD terkait Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Oktober - November Oktober - November Telah dilakukan dan
Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
10 Berkoordinasi dengan Disperakim Daerah dan Instansi / Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Telah dilakukan dan
OPD yang terkait Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
11 Berkoordinasi dengan Disperakim Daerah dan Instansi / Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Telah dilakukan dan
OPD yang terkait Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
12 Berkoordinasi dengan pihak terkait (Penyedia, Biro APBJ Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Telah dilakukan dan
Prov. Jateng, Kementerian Pusat) Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
13 Berkoordinasi dengan Disperakim Daerah dan Instansi / Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan IV 2021 Triwulan IV 2021 Telah dilakukan dan
OPD yang terkait Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
14 Berkoordinasi dengan Disperakim Daerah dan Instansi / Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan IV 2021 Triwulan IV 2021 Telah dilakukan dan
OPD yang terkait Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
15 Bekerjasama dengan instansi / OPD yang terkait Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Telah dilakukan dan
Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
16 Bekerjasama dengan instansi / OPD yang terkait Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Telah dilakukan dan
Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
17 Berkoordinasi dengan pihak terkait (Penyedia, Biro APBJ Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Desember Desember Telah dilakukan dan
Prov. Jateng, Kementerian Pusat) Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
18 Berkoordinasi dengan Disperakim Daerah dan Instansi / Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Mei Mei Telah dilakukan dan
OPD yang terkait Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
19 Verifikasi dan validasi terhadap database penanganan Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Maret Maret Telah dilakukan dan
RTLH Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
20 Koordinasi dengan Biro Administrasi Pengadaan Barang Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan I Tahun Triwulan I Tahun 2021 Telah dilakukan dan
Jasa Prov. Jateng Email 2021 ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
21 koordinasi dengan pemerintah kabupaten / kota penerima Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan II Tahun Triwulan II Tahun 2021 Telah dilakukan dan
hadiah Email 2021 ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
22 PPK memberikan surat peringatan kepada kontraktor Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan II Tahun Triwulan II Tahun 2021 Telah dilakukan dan
penyedia dan melakukan Show Cause Meeting (SCM) Email 2021 ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
23 PPK dan Penyedia jasa melakukan Addendum Kontrak Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan II Tahun Triwulan II Tahun 2021 Telah dilakukan dan
Pekerjaan/ Contract Change Order (CCO) Email 2021 ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
24 Monitoring secara intensif oleh PPK Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan II Tahun Triwulan II Tahun 2021 Telah dilakukan dan
Email 2021 ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
25 - Monitoring secara intensif dengan melakukan Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan II Tahun Triwulan II Tahun 2021 Telah dilakukan dan
pengecekan administrasi konsultan pengawas. Email 2021 ditindaklanjuti. Dokumentasi
- Mengecek hasil uji bahan/material. berupa notulen.
26 Meningkatkan koordinasi dengan Kabupaten/Kota Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan III Tahun Triwulan III Tahun 2021 Telah dilakukan dan
peserta lomba Email 2021 ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
27 Koordinasi dengan Kab/Kota lebih intensif Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan IV Tahun Triwulan IV Tahun 2021 Telah dilakukan dan
Email 2021 ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
28 Koordinasi dan sinkronisasi kegiatan dengan lebih intensif Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota Triwulan I Tahun Triwulan I Tahun 2021 Telah dilakukan dan
Email 2021 ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
29 1. Mendorong Kabupaten/Kota untuk penetapan Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW II-IV TW II-IV
Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan (KP2B) Email
Telah dilakukan dan
2. Koordinasi dengan Kanwil BPN Prov. Jateng terkait ditindaklanjuti. Dokumentasi
program Sertipikasi Hak Atas Tanah LP2B berupa notulen.

30 1. Mendorong Kabupaten/Kota untuk segera melakukan Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW II-IV TW II-IV
langkah pengamanan aset secara hukum melalui Email
Telah dilakukan dan
pendaftaran hak atas tanah
ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
2. Pensertipikatan Tanah Kas Desa

31 a.Melakukan Progres Penanganan terpadu antara Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW II-IV TW II-IV
Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota secara sinergi Email
Telah dilakukan dan
b.Diupayakan penanganan konflik pertanahan melalui
ditindaklanjuti. Dokumentasi
jalur non litigasi/mediasi
berupa notulen.
c.Koordinasi secara intense dalam bidang pertanahan di
Provinsi Jawa Tengah
32 Memaksimalkan Tim Teknis Kegiatan dan melakukan Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW II-IV TW II-IV
Telah dilakukan dan
koordinasi secara intensif dengan mitra pelaksana Email
ditindaklanjuti. Dokumentasi
kegiatan guna memastikan kegiatan sesuai dengan
berupa notulen.
jadwal kegiatan
33 -Koordinasi lebih awal dengan instansi/narasumber Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW III-IV TW III-IV Telah dilakukan dan
terkait Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
-Update Peraturan dan Kebijakan Bidang Pertanahan berupa notulen.
34 Pelaksanaan Pembinaan dan Pengendalian agar Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW I-IV TW I-IV Telah dilakukan dan
pekerjaan dilaksanakan sesuai perencanaan Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
35 Memaksimalkan Tim Teknis Kegiatan dan melakukan Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW II-IV TW II-IV
koordinasi Kelembagaan di Tingkat Kab/Kota guna Email Telah dilakukan dan
memastikan pelaksanaan Reforma Agraria berjalan ditindaklanjuti. Dokumentasi
efektif dan berhasil mencapai tujuannya serta sesuai berupa notulen.
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
36 Melakukan Koordinasi secara intensif dengan Kab/Kota Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW I-IV TW I-IV Telah dilakukan dan
terkait HakAtas Tanah, dan Sosialisasi kepada Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
Masyarakat berupa notulen.
Rencana Waktu
Media/Bentuk Sarana Realisasi Waktu
No Kegiatan Pengendalian yang Dibutuhkan Penyedia Informasi Penerima Informasi Pelaksanaan Keterangan
Pengkomunikasian Pelaksanaan
Pemantauan
a b c d e f g h
37 Memaksimalkan Tim Teknis Kegiatan dan melakukan Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TWI-IV TWI-IV Telah dilakukan dan
koordinasi secara intensif dengan, Kab/Kota setempat Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
38 Dilakukan koordinasi dengan instansi yang memerlukan Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW I-IV TW I-IV
Telah dilakukan dan
tanah, Pemerintah Kab/Kota setempat, Instansi terkait Email
ditindaklanjuti. Dokumentasi
secara intensif,Sosialisasi kepada masyarakat terkait
berupa notulen.
pembangunan untuk kepentingan umum
39 Secara periodik memperbarui zona nilai tanah di kab/kota Surat/ Nota Dinas/ Rakor/ Kepala Dinas Pemerintah Kab/Kota TW I-IV TW I-IV Telah dilakukan dan
di Jawa Tengah Email ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
III Resiko Oprasional OPD
40 -Melakukan penjaringan data menggunakan kuisioner Surat/Nota Kabid. Keterpaduan Pemerintah Kab/Kota TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021
secara jelas sehingga mudah dipahami responden Dinas/Koordinasi Telah dilakukan dan
-Melakukan pembahasan dan koordinasi secara intensif ditindaklanjuti. Dokumentasi
(baik secara luring jika memungkinkan maupun daring) berupa notulen.
-Melakukan pemantauan progres pekerjaan konsultan
41 Melakukan pembahasan mekanisme dan metodologi Surat/Nota Kabid. Keterpaduan Pemerintah Kab/Kota TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021
pekerjaan secara detail agar dapat mencapai tujuan dan Dinas/Koordinasi
sasaran yang diharapkan, serta melakukan pembahasan
Telah dilakukan dan
dan koordinasi secara intensif (baik secara luring jika
ditindaklanjuti. Dokumentasi
memungkinkan maupun daring), dan melakukan
pembahasan berupa notulen.

42 Menjalin Komunikasi dan koordinasi secara intens dengan Surat/Nota Kabid. Keterpaduan Pemerintah Kab/Kota TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021
anggota Pokja dan Forum PKP yang baru sehingga Dinas/Koordinasi
terjalin rasa kebersamaan dalam pencapaian tujuan Telah dilakukan dan
sesuai dengan tugas dan fungsi Pokja dan Forum, serta ditindaklanjuti. Dokumentasi
memperbesar keterlibatan Pokja dan Forum dalam berupa notulen.
Pemprov.Jateng

43 Melakukan persiapan secara matang dengan pihak-pihak Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021
yang terlibat, dan melakukan koordinasi secara intens Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim
Telah dilakukan dan
dengan Perguruan Tinggi dan Stakholders yang terlibat
ditindaklanjuti. Dokumentasi
dalam pelaksanaan KKN, serta menyusun alternatif
berupa notulen.
kegiatan yang fleksibel dilaksanakan sesuai ketentuan

44 Melaksakan diskusi koordinasi dengan lebih intens (baik Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021
Telah dilakukan dan
secara luring maupun daring), melaksanakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim
ditindaklanjuti. Dokumentasi
pemantauan proses pekerjaan secara lebih ketat
berupa notulen.
terhadap penyedia jasa maupun tim teknis
45 Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi terkait dengan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, TW.IV Tahun 2021 TW.IV Tahun 2021
Telah dilakukan dan
kebutuhan data baik secara internal maupun dengan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim
ditindaklanjuti. Dokumentasi
dinas terkait di kabupaten/kota
berupa notulen.
46 -Menambah konsultan individual yang akan melakukan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, TW.IV Tahun 2021 TW.IV Tahun 2021
kajian terhadap peraturan yang berlaku kemudian Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim
Telah dilakukan dan
merumuskan indikator kinerja terutama pada lingkup
ditindaklanjuti. Dokumentasi
bidang PKPP.
berupa notulen.
-Melakukan desk dengan kabupaten/kota terkait
Indikator kinerja lingkup bidang PKPP
47 -Menambah konsultan individual yang akan melakukan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, TW.IV Tahun 2021 TW.IV Tahun 2021
kajian terhadap peraturan yang berlaku pada lingkup Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim
Telah dilakukan dan
bidang PKP kemudian merumuskan draft pedoman
ditindaklanjuti. Dokumentasi
pembinaan pada lingkup bidang PKP.
berupa notulen.
-Konsultasi dengan pusat dan berkoordinasi dengan OPD
terkait, Guna penyusunan Kebijakan
48 Menambah tenaga kontrak dan konsultan individual Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, TW.IV Tahun 2021 TW.IV Tahun 2021
dengan spesifikasi teknis yang dibutuhkan, koordinasi Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim Telah dilakukan dan
internal ditingkatkan, koordinasi dengan pemegang data/ ditindaklanjuti. Dokumentasi
pihak terkait ditingkatkan menggunakan semua media berupa notulen.
komunikasi
49 Rapat persiapan dan koordinasi internal dengan rutin, Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Minggu I Desember Minggu I Desember
pemantauan terhadap kehadiran narasumber, melakukan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim Tahun 2021 Tahun 2021 Telah dilakukan dan
kontak lanjutan dengan personil terkait (calon peserta),
ditindaklanjuti. Dokumentasi
memantau acara dan proses desk dengan lebih optimal,
berupa notulen.
memanfaatkan media komunikasi yang ada.

50 Rapat persiapan dan koordinasi internal dengan rutin, Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Minggu I Agustus Minggu I Agustus Tahun
pemantauan dan koordinasi lebih intens dengan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim Tahun 2021 2021 Telah dilakukan dan
personil/calon peserta, memantau acara dan proses
ditindaklanjuti. Dokumentasi
desk dengan lebih optimal, memanfaatkan media
berupa notulen.
komunikasi yang ada, dan optimalisasi pelaksanaan
secara virtual
51 Melakukan diskusi koordinasi dengan lebih intens (baik Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, TW III Tahun 2021 TW III Tahun 2021
pertemuan langsung maupun virtual), pemantauan proses Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim Telah dilakukan dan
pekerjaan yang lebih ketat terhadap penyedia jasa ditindaklanjuti. Dokumentasi
maupun tim teknis, mengkontrak tenaga IT yang kapabel, berupa notulen.
melibatkan tim teknis dengan lebih optimal
52 Memaksimalkan peran Konsultan Individual untuk Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan IV Th 2021 Triwulan IV Th 2021 Telah dilakukan dan
menyusun instrumen pedoman evaluasi Bidang Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
Perumahan dan Kawasan Permukiman berupa notulen.
53 menjaga hubungan kinerja yang baik dengan internal Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan IV Th 2021 Triwulan IV Th 2021
Telah dilakukan dan
maupu eksternal dan melakukan tindakan antisipatif jauh- Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim
ditindaklanjuti. Dokumentasi
jauh hari sebelum batas waktu akhir ditetapkan dalam
berupa notulen.
penyusunan dokumen perencanaan.
54 menjaga hubungan kinerja yang baik dengan internal Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan II Th 2021 Triwulan II Th 2021
Telah dilakukan dan
maupu eksternal dan melakukan tindakan antisipatif jauh- Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim
ditindaklanjuti. Dokumentasi
jauh hari sebelum batas waktu akhir ditetapkan dalam
berupa notulen.
penyusunan dokumen perencanaan.
55 Menyusun jadwal dan berkoordinasi dengan pihak terkait Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan IV Th 2021 Triwulan IV Th 2021 Telah dilakukan dan
Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
56 Pendataan sekum disetiap awal tahun Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
57 Menyebarkan informasi melalui whats up group guna Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
mengingatkan tanggung jawab ASN dalam absensi. Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
58 Melakukan koordinasi lebih lanjut sebelum dari jadwal Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan II Th 2021 Triwulan II Th 2021 Telah dilakukan dan
pelaporan keuangan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
59 Memastikan Kehadiran Narasumber/Moderator sebelum Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
jadwal pelaksanaan kegiatan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
60 Memastikan dengan Pengurus Barang terkait batas Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan IV Th 2021 Triwulan IV Th 2021 Telah dilakukan dan
waktu penyelesainnya Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
61 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
62 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
63 Membuat kendali dan jadwal penyediaan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
64 Membuat kendali dan jadwal penyediaan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
65 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan II Th 2021 Triwulan II Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
66 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
67 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
68 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
69 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
Rencana Waktu
Media/Bentuk Sarana Realisasi Waktu
No Kegiatan Pengendalian yang Dibutuhkan Penyedia Informasi Penerima Informasi Pelaksanaan Keterangan
Pengkomunikasian Pelaksanaan
Pemantauan
a b c d e f g h
70 Membuat kendali dan jadwal penyediaan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
71 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
72 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
73 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
74 Mengecek surat surat masuk baik fisiknya maupun lewat Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
aplikasi sehingga lebih terlacak dan lebih cepat Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
pengirimanya berupa notulen.
75 Membuat kendali dan jadwal penyediaan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
76 Membuat kendali dan jadwal penyediaan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
77 Membuat kendali dan jadwal penyediaan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
78 Membuat kendali dan jadwal penyediaan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
79 Membuat rencana perawatan dan perbaikan secara Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
periodik sebelum terjadinya kerusakan Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
berupa notulen.
80 Menyusun rencana kebutuhan diklat dan menganggarkan Surat/Nota Sekretaris Pemerintah Provinsi, Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Telah dilakukan dan
pelatihan yang bersifat bersama-sama sehingga materi Dinas/Koordinasi Bidang lingkup Disperakim ditindaklanjuti. Dokumentasi
umum dapat tersampaikan berupa notulen.

Keterangan
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan Kegiatan Pengendalian yang Dibutuhkan
Kolom c diisi dengan Media/Bentuk Sarana Pengkomunikasian
Kolom d diisi dengan Penyedia Informasi
Kolom e diisi dengan Penerima Informasi
Kolom f diisi dengan Rencana Waktu Pelaksanaan
Kolom g diisi dengan Realisasi Waktu Pelaksanaan
Kolom h diisi dengan Keterangan tambahan, seperti keterangan pelaksanaan dan tindaklanjutnya, kegiatan dokumentasinya, serta keterangan lainnya.
LAMPIRAN 6

RANCANGAN PEMANTAUAN
BERKELANJUTAN ATAS PENGENDALIAN
Lampiran 5
Form 9

RENCANA DAN REALISASI PEMANTAUAN ATAS KEGIATAN PENGENDALIAN INTERN YANG DIBUTUHKAN

Nama Pemda : Disperakim Prov. Jateng


Tahun Penilaian : 2021
Tujuan Strategis : Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Yang Berkualitas
Urusan Pemerintahan : 1. Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
: 2. Pertanahan
Rencana Waktu
Bentuk/Metode Pemantauan Penanggung Jawab Realisasi Waktu
No Kegiatan Pengendalian yang Dibutuhkan Pelaksanaan Keterangan
yang Diperlukan Pemantauan Pelaksanaan
Pemantauan
a b c d e f g
I Risiko Strategis Pemda
1 - Tidak tercapainya target dari rencana program Pemantauan Berkelanjutan Gubernur Oktober - November Oktober - November Monitoring telah dilaksanakan,
pengurangan kemiskinan (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
- Tidak tersampaikannya bantuan Penanganan RTLH pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
kepada masyarakat yang membutuhkan (miskin)
- Tidak tercapainya target 100% Bankeupemdes RTLH

II Risiko Strategis OPD


2 - Tidak terinformasikannya peluang melalui KPR-FLPP, Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas April April Monitoring telah dilaksanakan,
BP2BT, dll (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
- Minimnya akses masyarakat terhadap kebijakan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
Pemerintah terkait Pembiayaan Perumahan
3 -Tidak tersampaikannya Pedoman Standar Teknis Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Maret Maret Monitoring telah dilaksanakan,
Penyediaan Rumah (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

4 - TFL dalam memberikan pendampingan kepada Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Maret - April Maret - April Monitoring telah dilaksanakan,
masyarakat penerima bantuan, kurang maksimal. (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

5 - Tidak adanya data perumahan dilokasi rewan bencana Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas April April Monitoring telah dilaksanakan,
/ terkena relokasi program provinsi. (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

6 - Tidak adanya data lahan-lahan potensial sebagai Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas April - Mei April - Mei Monitoring telah dilaksanakan,
lokasi relokasi perumahan. (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

7 - Tidak adanya data rumah korban bencana kejadian Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Maret Maret Monitoring telah dilaksanakan,
sebelumnya yang belum tertangani untuk dilakukan (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
penanganan. pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

8 -Tidak tersedianya data rumah sewa korban bencana, Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas April - Mei April - Mei Monitoring telah dilaksanakan,
Rusun dan rusus (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

9 Sulitnya mendapatkan database korban Bencana Alam Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Oktober - November Oktober - November Monitoring telah dilaksanakan,
atau terkena relokasi program tingkat Provinsi (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
-Tidak tersedianya data korban Bencana Alam atau pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
terkena relokasi program tingkat Provinsi
-Tidak tepatnya sasaran Penerima Bantuan
10 - Tidak tepat jenis material bahan bangunan yang di Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
serahkan sesuai kebutuhan (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
- Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
bangunan yang di serahkan.
- Kerusakan material bahan bangunan akibat mobilisasi.
'-Tidak tersampaikannya bantuan bagi masyarakat
korban terdampak bencana

11 Penerima Bansos Kurang sesuai sasaran Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

12 Belum diketahuinya penerbitan e-katalog RUSPIN Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
secara resmi (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
- Tidak tepat waktu, jumlah dan mutu, material bahan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
bangunan yang di serahkan.
- Kerusakan material bahan bangunan akibat mobilisasi.
'-Tidak tersampaikannya bantuan bagi masyarakat
korban terdampak bencana

13 Tidak Tersalurkannya Bantuan Stimulan Material Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan IV 2021 Triwulan IV 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

14 Terlambatnya pelaksanaan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan IV 2021 Triwulan IV 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

15 - Tidak tersedianya dokumen UKL-UPL, site plan, dan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
DED (Rusus). (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

16 - Tidak tersedianya kajian dan identifikasi kebutuhan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I 2021 Triwulan I 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
rumah bagi nelayan 7 kab/kota di pantura. (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

17 Belum diketahuinya jadwal penerbitan e-katalog Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Desember Desember Monitoring telah dilaksanakan,
RUSPIN secara resmi. (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

18 - Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Mei Mei Monitoring telah dilaksanakan,
waktu, tepat jumlah. (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

19 - Tidak tersampaikannya bantuan tepat sasaran, tepat Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Maret Maret Monitoring telah dilaksanakan,
waktu, tepat jumlah. (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
- Tidak terlaksananya peningkatan kualitas RTLH. pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

20 Terjadinya gagal lelang Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Tahun 2021 Triwulan I Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

21 Kerusakan dan tertundanya pelaksanaan pekerjaan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan II Tahun 2021 Triwulan II Tahun Monitoring telah dilaksanakan,
konstruksi. (konfirmasi persiapan dan laporan 2021 didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

22 Pelaksanaan konstruksi yang tidak sesuai dengan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan II Tahun 2021 Triwulan II Tahun Monitoring telah dilaksanakan,
waktu yang telah ditentukan. (konfirmasi persiapan dan laporan 2021 didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

23 Adanya perubahan harga pada masa pelaksanaan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan II Tahun 2021 Triwulan II Tahun Monitoring telah dilaksanakan,
pekerjaan (eskalasi) (konfirmasi persiapan dan laporan 2021 didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
Rencana Waktu
Bentuk/Metode Pemantauan Penanggung Jawab Realisasi Waktu
No Kegiatan Pengendalian yang Dibutuhkan Pelaksanaan Keterangan
yang Diperlukan Pemantauan Pelaksanaan
Pemantauan
a b c d e f g
24 Pemutusan kontrak pelaksanaan pekerjaan fisik Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan II Tahun 2021 Triwulan II Tahun Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan 2021 didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

25 Hasil pekerjaan tidak sesuai dengan spesifikasi yang di Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan II Tahun 2021 Triwulan II Tahun Monitoring telah dilaksanakan,
syaratkan dalam kontrak (konfirmasi persiapan dan laporan 2021 didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

26 - Tidak terselenggaranya Lomba Hari Habitat Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan III Tahun 2021 Triwulan III Tahun Monitoring telah dilaksanakan,
- Tidak adanya peserta Lomba Hari Habitat (konfirmasi persiapan dan laporan 2021 didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

27 - Tidak termonitoring tingkat capaian kawasan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan IV Tahun 2021 Triwulan IV Tahun Monitoring telah dilaksanakan,
permukiman kumuh yang tertangani (konfirmasi persiapan dan laporan 2021 didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

28 - Respon dari Kab / Kota yang rendah dalam Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Tahun 2021 Triwulan I Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
pengusulan progam/ kegiatan/ anggaran dalam rangka (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
penanganan kawasan kumuh, melalui bantuan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
keuangan Kab/ Kota (Musrenbang)
29 -Adanya perubahan fungsi lahan mengurangi luasan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW II-IV TW II-IV Monitoring telah dilaksanakan,
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

30 -Aset Tanah Kas Desa tidak memilikki bukti Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW II-IV TW II-IV Monitoring telah dilaksanakan,
kepemilikkan/sertifikat (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
- Peralihan Hak Kepemilikan Tanah Kas Desa pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

31 -Banyaknya permasalahan pertanahan yang muncul Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW II-IV TW II-IV Monitoring telah dilaksanakan,
dalam penyelenggaraan urusan pertanahan di Provinsi (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
Jawa Tengah pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
-Lemahnya penataan administrasi permasalahan tanah
shg memunculkan permasalahan pertanahan
-Tidak berjalannya kegiatan sesuai waktu
- Program pembangunan tidak terlaksana
-fasilitasi penyeleaian permasalahn tidak berjalan
-Upaya penyelesaian tanah yang berlarut-larut
-Terhambatnya Pelaksanaan Kegiatan/Pekerjaan
-Fasilitasi penyelesaian permasalahan pertanahan tidak
berjalan optimal
-Timbulnya dampak sosial masyarakat
32 -Terjadi perubahan jadwal pelaksanaan Inventarisasi Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW II-IV TW II-IV Monitoring telah dilaksanakan,
-Masa berlaku Hak guna (HGU) kadaluarsa (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
-Kemungkinan adanya Sertifikat Ganda pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

33 -Tidak tersampaikannya informasi dan kurangnya Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW III-IV TW III-IV Monitoring telah dilaksanakan,
pemahaman aparatur pemerintahan dan masyarakat (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
terkait kebijakan urusan pemerintahan di bidang pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
pertanahan
34 -Pelaksanaan Penlok tidak sesuai dengan keputusan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW I-IV TW I-IV Monitoring telah dilaksanakan,
Gubernur (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
-Keputusan Gubernur terkait Penlok kadaluarsa pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
sebelum penyelesaian kegiatan/pekerjaan
35 Kurang maksimalnya target capain Reforma Agraria Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW II-IV TW II-IV Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

36 -Kurangnya pemahaman masyarakat terkait legalisasi Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW I-IV TW I-IV Monitoring telah dilaksanakan,
aset tanah, kurang sosialisasi (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
- Perubahan alih fungsi lahan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

37 -Kurang maksimalnya pembinaan dan pengendalian Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TWI-IV TWI-IV Monitoring telah dilaksanakan,
pertanahan serta dalam masa pandemi (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
-kurang maksimalnya terhadap penerima manfaat pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

38 -Tidak tersedianya tanah bagi pembangunan untuk Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW I-IV TW I-IV Monitoring telah dilaksanakan,
kepentingan umum (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
-Keterlambatan Proses Pekerjaan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
-Informasi tidak tersampaikan dengan lengkap

39 -Tidak tersedia/sulit mendapatkan harga tanah dilokasi Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas TW I-IV TW I-IV Monitoring telah dilaksanakan,
tempat wilayah tertentu tempat dilaksanakan (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
umum
-data tidak aktual
III Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi terkait
dengan kebutuhan data baik secara internal
maupun dengan dinas terkait di kabupaten/kota

40 Kajian dan perumusan konsep kebijakan kasiba lisiba Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
tidak sesuai dengan target yang diharapkan (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

41 Kajian dan perumusan keterpaduan implementasi P3KP Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
dan Pertanahan tidak fokus terhadap tujuan dan (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
sasaran yang diharapkan pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

42 Fasilitasi Pokja dan Forum PKP Provinsi Jawa Tengah Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
akan sulit tercapai targetnya (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

43 Pelaksanaan implementasi kemitraan multi stakeholders Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
melalui KKN Tematik Disperakim dengan Perguruan (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
Tinggi tidak terlaksana secara maksimal pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

44 Rencana Pengelolaan Klinik PKP tidak sesuai target Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW. IV Tahun 2021 TW. IV Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
yang diharapkan (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

45 Kurangnya kualitas produk evaluasi pada lingkup bidang Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW.IV Tahun 2021 TW.IV Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
PKPP (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

46 Indikator kinerja lingkup bidang PKPP di kabupaten/kota Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW.IV Tahun 2021 TW.IV Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
yang tidak tersinkronisasi dengan pusat dan provinsi. (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

47 Pelaksanaan pembinaan lingkup bidang PKPP yang Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW.IV Tahun 2021 TW.IV Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
kurang maksimal (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

48 Basis Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW.IV Tahun 2021 TW.IV Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
Pertanahan yang kurang lengkap dan valid (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.
Rencana Waktu
Bentuk/Metode Pemantauan Penanggung Jawab Realisasi Waktu
No Kegiatan Pengendalian yang Dibutuhkan Pelaksanaan Keterangan
yang Diperlukan Pemantauan Pelaksanaan
Pemantauan
a b c d e f g
49 Forum Data Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan Minggu I Desember Minggu I Desember Monitoring telah dilaksanakan,
Pertanahan Provinsi Jawa Tengah tidak terlaksana (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan Tahun 2021 Tahun 2021 didokumentasikan, dan
sesuai target pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

50 Forum Group Discussion (FGD) Pengelolaan Data Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan Minggu I Agustus Tahun Minggu I Agustus Monitoring telah dilaksanakan,
Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan 2021 Tahun 2021 didokumentasikan, dan
Provinsi Jawa Tengah tidak terlaksana sesuai target pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.

51 Kualitas produk akhir Aplikasi Basis Data dan Sistem Pemantauan Berkelanjutan Ka Bidang Keterpaduan TW III Tahun 2021 TW III Tahun 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
Informasi Perumahan Kawasan Permukiman dan (konfirmasi persiapan dan laporan Perumahan dan Kawasan didokumentasikan, dan
Pertanahan yang dikembangkan tidak sesuai target pelaksanaan kegiatan) Permukiman distribusikan.
yang diharapkan
52 Tidak tersusunnya dokumen Rencana Kerja Tahun Pemantauan Berkelanjutan Sekretaris Dinas Triwulan IV Th 2021 Triwulan IV Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
2022 , Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon Ta.2021, RKT (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
Th.2022 sesuai dengan ketentuan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

53 Tidak tersusunnya Dok.RKA P tahun 2021, DPPA Pemantauan Berkelanjutan Sekretaris Dinas Triwulan IV Th 2021 Triwulan IV Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
Tahun 2021, RKA Th.2022 dan DPA th.2022 sesuai (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
dengan ketentuan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

54 -Tidak tersampaikannya informasi program kegiatan Pemantauan Berkelanjutan Sekretaris Dinas Triwulan II Th 2021 Triwulan II Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
Bidang Infrastruktur baik bersumber dana APBN (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
maupun APBD Prov.Tahun 2021 pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
-Tidak terciptanya Penguatan lingkungan pengendalian
dan tersusunya Dokumen RTP Tahun 2021

55 - Tidak tersusunnya dokumen Evaluasi Kinerja Pemantauan Berkelanjutan Sekretaris Dinas Triwulan IV Th 2021 Triwulan IV Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
Perangkat Daerah sesuai dengan Jadual dan ketentuan (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
- Tidak optimalnya pelaksanaan evaluasi Kinerja pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
Perangkat Daerah (Disperakim) dan Pemerintah
Daerah Prov.Jateng

56 Pembayaran Gaji dan Tunjangan tidak sesuai dengan Pemantauan Berkelanjutan Kasubbag Keuangan Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
yang seharusnya diterima (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

57 -Pembayaran Tambahan Penghasilan tidak sesuai Pemantauan Berkelanjutan Kasubbag Keuangan Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
dengan yang seharusnya diterima (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

58 dapat mengarah kepada terhambatnya penyusunan Pemantauan Berkelanjutan Kasubbag Keuangan Triwulan II Th 2021 Triwulan II Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
akuntansi dan pelaporan keuangan yang baik (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
-Tidak memperoleh informasi baru tentang regulasi pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
adanya kebijakan pengelolaan APBD, khususnya
pelaporan Akuntansi dan Keuangan

59 -dapat mengarah kepada terhambatnya pelaksanaan Pemantauan Berkelanjutan Kasubbag Keuangan Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
Kegiatan karena ketidak hadiran Narasumber atau (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
Moderator pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
-Tidak memperoleh informasi baru tentang regulasi
adanya kebijakan pengelolaan APBD, khususnya
pelaporan Keuangan Bulanan/Semestrean
60 dapat mengarah kepada terhambatnya Penyusunan Pemantauan Berkelanjutan Kasubbag Keuangan Triwulan IV Th 2021 Triwulan IV Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
Pelaporan Keuangan Akhir Tahun karena Data Asset (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
yang belum masuk Subbag Keuangan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
'-Penyusunan laporan akhir tahun anggaran tidak tepat
waktu
61 Gedung kantor yang tidak terawat akan mengakibatkan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
ketidaknyamanan pegawai dalam bekerja (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

62 -Sarana yang tidak terawat dan rusak. Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

63 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
bekerja pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
-Tingkat pengetahuan ASN baik teknis dan administratif
dan regulasi yang berbeda
- Tidak tersedianya bahan bacaan dan peraturan
perundang-undangan yang dibutuhkan
64 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
bekerja pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
'-Kesiapan Materi Pameran yang tidak tepat waktu
-Ketidak pastian waktu dalam proses pengadaan
Penyedia Jasa
65 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat Pemantauan Berkelanjutan Kepala OPD Triwulan II Th 2021 Triwulan II Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
akan mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
bekerja dan ketidaklancaran tugas pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
-Tidak terjaminnya penanggungan risiko kecelakaan
kerja
66 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
akan mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
bekerja dan ketidaklancaran tugas pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
'-Ketidaknyamanan dan tidak optimalnya dalam
pelaksanaan tugas
67 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
akan mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
bekerja dan ketidaklancaran tugas pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
'-Tidak terenuhinya peralatan dan perlengkapan kantor
yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
68 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
akan mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
bekerja dan ketidaklancaran tugas pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
-Tidak tersedianya sarana mebeleur sebagai sarana
penunjang pelaksanaan tugas
69 Sarana dan prasarana yang rusak dan tidak terawat Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
akan mengakibatkan ketidaknyamanan pegawai dalam (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
bekerja dan ketidaklancaran tugas pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
'-Tagihan Pembayaran jasa yang fluktiatif dan melebihi
ketersediaan anggaran
70 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
bekerja pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
'-Tidak tercukupinya penyediaan kebutuhan makan
minum sesuai ketersediaan anggaran
71 Sarana yang tidak terawat dan rusak Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

72 Sarana yang rusak dan tidak terawat Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

73 Sarana yang rusak dan tidak terawat Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
(konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.
Rencana Waktu
Bentuk/Metode Pemantauan Penanggung Jawab Realisasi Waktu
No Kegiatan Pengendalian yang Dibutuhkan Pelaksanaan Keterangan
yang Diperlukan Pemantauan Pelaksanaan
Pemantauan
a b c d e f g
74 Tidak tersampaikannya naskah dinas tepat waktu akan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
mengakibatkan terlambatnya penyampaian naskah (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
dinas pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

75 Tidak tersedianya kebutuhan akan mengakibatkan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
ketidaknyamanan dan ketidaklancaran pegawai dalam (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
bekerja pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

76 Tidak tersedianya perlengkapan barang cetak dan Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
penggandaan (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

77 Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
-Ketidakhadiran memehuni undangan dalam event yang (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
diselenggarakan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

78 Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
-Tidak terbayarkan pembayaran honor dan jasa (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
keamanan pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

79 Tidak terawatnya sarpras perlengkapan dan terjaganya Pemantauan Berkelanjutan Kepala Dinas Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
kebersihan lingkungan kantor (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

80 Tidak tepat sasarannya Pendidikan dan Pelatihan akan Pemantauan Berkelanjutan Kepala OPD Triwulan I Th 2021 Triwulan I Th 2021 Monitoring telah dilaksanakan,
menghambat peningkatan ketrampilan dan pengetahuan (konfirmasi persiapan dan laporan didokumentasikan, dan
pegawai pelaksanaan kegiatan) distribusikan.

Keterangan
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan Kegiatan Pengendalian yang Dibutuhkan
Kolom c diisi dengan Bentuk/Metode Pemantauan yang Diperlukan
Kolom d diisi dengan Penanggung Jawab Pemantauan
Kolom e diisi dengan Waktu Pelaksanaan Pemantauan
Kolom f diisi dengan Rencana Waktu Pelaksanaan
Kolom g diisi dengan Keterangan tambahan, seperti keterangan hasil kegiatan pemantauan, pelaksanaan monitoring, pendokumentasian, pendistribusian, dan keterangan lainnya.
LAMPIRAN PENDUKUNG
Lampiran 5
Form 1.a

REKAPITULASI HASIL KUESIONER PENILAIAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN INTERN


CONTROL ENVIRONMENT EVALUATION (CEE)

NAMA OPD : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah
Tahun Penilaian : 2021

JAWABAN RESPONDEN (R) SIMPULAN


NO. PERTANYAAN /KUESIONER
KUOSIONER CEE
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 Modus

a b c d
MEMADAI/ KURANG
A. PENEGAKAN INTEGRITAS DAN NILAI ETIKA
MEMADAI
Pegawai mendapatkan pesan integritas & nilai etika secara rutin dari
1 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 MEMADAI
pimpinan instansi (Misalnya keteladanan, pesan moral dll)

Pemda telah memiliki aturan perilaku (misalnya kode etik, pakta integritas,
2 dan aturan perilaku pegawai) yang telah dikomunikasikan kepada seluruh 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
pegawai
Telah terdapat fungsi khusus di dalam instansi yang melayani pengaduan
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
masyarakat atas pelanggaran aturan perilaku/kode etik

Pelanggaran aturan perilaku/kode etik telah ditindaklanjuti 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI


4
sesuai ketentuan yang berlaku

MEMADAI/ KURANG
B KOMITMEN TERHADAP KOMPETENSI
MEMADAI
1 Standar kompetensi setiap pegawai/posisi jabatan telah ditentukan 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 0 3 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI

2 Pegawai yang kompeten telah secara tepat mengisi posisi/jabatan 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 0 3 3 3 4 4 4 4 3 MEMADAI


Pemda telah memiliki dan menerapkan strategi peningkatan kompetensi
3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 0 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
pegawai
Terdapat pelatihan terkait pengelolaan risiko, baik pelatihan khusus
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
maupun pelatihan terintegrasi secara berkala.
MEMADAI/ KURANG
C KEPEMIMPINAN YANG KONDUSIF
MEMADAI
Pimpinan telah menetapkan kebijakan pengelolaan risiko yang
1 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 0 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
memberikan kejelasan arah pengelolaan risiko
Pimpinan menerapkan pengelolaan risiko dan pengendalian dalam
2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 0 4 3 4 4 4 4 4 4 MEMADAI
pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan
Pimpinan membangun komunikasi yang baik dengan anggota organisasi
3 untuk berani mengungkapkan risiko dan secara terbuka 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 0 3 3 4 4 4 4 4 4 MEMADAI
menerima/menggali pelaporan risiko/masalah
4 Gaya pimpinan dapat mendorong pegawai untuk meningkatkan kinerja 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
Pimpinan menetapkan Sasaran strategis yang selaras dengan visi dan misi
5 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 MEMADAI
Pemda
Rencana/sasaran strategis pemda telah dijabarkan ke dalam sasaran OPD
6 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 MEMADAI
dan tingkat operasioanl OPD (cascading )
Rencana strategis dan rencana kerja pemda telah menyajikan informasi
7 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
mengenai risiko
Pimpinan berperan serta dan mengikutsertakan pejabat dan
8 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
pegawai terkait dalam proses pengelolaan risiko
MEMADAI/ KURANG
D PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
MEMADAI
1 Setiap Urusan telah dilaksanakan oleh OPD dan unit kerja yang tepat 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 MEMADAI
Masing-masing pihak dalam organisasi telah memperoleh kejelasan dan
2 memahami peran dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
risiko
Pegawai yang bertugas di OPD merupakan pegawai tetap dan bukan
3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 MEMADAI
pegawai yang bersifat adhoc (sementara)
JAWABAN RESPONDEN (R) SIMPULAN
NO. PERTANYAAN /KUESIONER
KUOSIONER CEE
R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23 R24 R25 R26 R27 R28 R29 R30 R31 R32 R33 R34 R35 R36 Modus

a b c d
Adanya transparansi
PENEGAKAN dan ketepatan
INTEGRITAS waktu
DAN NILAI pelaporan pelaksanaan peran
ETIKA
4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 0 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 MEMADAI
dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan risiko
MEMADAI/ KURANG
E PENDELEGASIAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB YANG TEPAT
MEMADAI
1 Kriteria pendelegasian wewenang telah ditentukan dengan tepat 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 MEMADAI

2 Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab dilaksanakan secara tepat 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 MEMADAI

3 Kewenangan direviu secara periodik 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 MEMADAI


MEMADAI/ KURANG
F PENYUSUNAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN YANG SEHAT TENTANG PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA
MEMADAI
Pemda telah memiliki Kebijakan dan prosedur pengelolaan SDM yang
1 lengkap (sejak rekrutmen sampai 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
dengan pemberhentian pegawai)
Rekruitmen, retensi, mutasi, maupun promosi pemilihan SDM telah
2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
dilakukan dengan baik
3 Insentif pegawai telah sesuai dengan tanggung jawab dan kinerja 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 0 0 4 0 3 MEMADAI

4 Pemda telah menginternalisasi budaya sadar risiko 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI


Adanya pemberian reward dan/atau punishment atas pengelolaan risiko
5 (Misalnya mempertimbangkan pertanggungjawaban pengelolaan risiko 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 MEMADAI
dalam penilaian kinerja)
Terdapat evaluasi kinerja pegawai, dan telah dipertimbangkan dalam
6 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
perhitungan penghasilan
Instansi telah mengalokasikan anggaran yang
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
memadai untuk pengembangan SDM
MEMADAI/ KURANG
G PERWUJUDAN PERAN APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH YANG EFEKTIF
MEMADAI
Inspektorat Daerah melakukan reviu atas efisiensi/ efektivitas
1 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
pelaksanaan setiap urusan/program Secara periodik
Inspektorat Daerah melakukan reviu atas kepatuhan hukum dan aturan
2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
lainnya
Inspektorat Daerah memberikan layanan fasilitasi penerapan pengelolaan
3 2 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
risiko dan penyelenggaraan SPIP
APIP telah melaksanakan pengawasan berbasis
4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
risiko.
5 Temuan dan saran/rekomendasi pengawasan APIP telah ditindaklanjuti 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
MEMADAI/ KURANG
H HUBUNGAN KERJA YANG BAIK DENGAN INSTANSI PEMERINTAH TERKAIT
MEMADAI
Hubungan kerja yang baik dengan instansi/organisasi lain yang memiliki
1 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
keterkaitan operasional telah terbangun

Hubungan kerja yang baik dengan instansi yang terkait atas fungsi
2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 MEMADAI
pengawasan/peemriksaan (inspektorat, BPKP, dan BPK) telah terbangun

Keterangan:
Kolom c diisi dengan jawaban responden
Ket Jawaban:
1 : Tidak Setuju/Belum ada/ belum dibangun
2 : Kurang Setuju/Telah dibangun/diterapkan, akan tetapi belum konsisten
3 : Setuju/Sudah dibangun atau diterapkan dengan baik, tapi masih bisa ditingkatkan
4 : Sangat Setuju/Sudah dibangun atau diterapkan dengan baik dan dapat ditularkan ke organisasi lain

Kolom d diisi dengan simpulan hasil penilaian lingkungan pengendalian tiap pertanyaan dan kesimpulan tiap sub unsur lingkungan pengendalian
Misal:
kesimpulan tiap pertanyaan :
"Memadai", apabila modus jawaban responden adalah 3 atau 4 dan "Kurang Memadai" apabila modus jawaban responden adalah 1 atau 2
kesimpulan sub unsur lingkungan pengendalian:
"Memadai", apabila seluruh simpulan tiap pertanyaan pada sub unsur tersebut telah "memadai, dan "kurang memadai" apabila terdapat simpulan pertanyaan pada sub unsur tersebut yang "Kurang Memadai"

R1, R2, R3, R4, R5, R6: Responden


- Perwakilan Masing-masing OPD (Eselon I dan II) untuk penilaian risiko strategis pemda
Lampiran 5
Form 1.b
Kondisi Kerentanan Lingkungan Pengendalian Intern
Disperakim Prov. Jateng

Nama Pemda : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah
Tahun Penilaian : 2021
No. Sumber data Uraian Kelemahan Klasifikasi
a b c d
Media sosial twitter Pemberitaan terkait perekrutan tenaga pendukung yang tidak Penyusunan dan penerapan kebijakan yang
1 @ina8944853 transparan. sehat tentang pembinaan sumber daya manusia
LHP No. Penetapan indikator kinerja pada kegiatan penyediaan rumah susun, Kepemimpinan yang kondusif
710/026/W.II/2020 rumah khusus dan PSU nya belum memenuhi karakteristik indikator
2
kinerja yang baik dan cukup memadai guna pengukuran kinerja unit
organisasi.
LHP No. Belum terlaksananya semua Standar Pelayanan Minimal (SPM) Hubungan kerja yang baik dengan instansi
3 710/026/W.II/2020 Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Tahun 2019 pemerintah terkait
LHP No. Keterlambatan atas pekerjaan bantuan material pembangunan Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
4
710/026/W.II/2020 rumah baru di Kabupaten Demak. yang tepat
LHP No. Perekrutan tenaga fasilitator lapangan belum sepenuhnya sesuai Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
5
710/026/W.II/2020 ketentuan. yang tepat
LHP No. Hasil pekerjaan penyediaan jasa Konsultasi Individual (KI) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
6 710/026/W.II/2020 pengelolaan data perumahan, kawasan permukiman dan pertanahan yang tepat
belum optimal.
Rekap kehadiran Kurang disiplinnya sebagian pegawai dalam mentaati ketentuan Penegakan Integritas dan Nilai Etika
7
kehadiran
*) Klasifikasi permasalahan menggunakan sub unsur Lingkungan Pengendalian dalam PP 60 Tahun 2008.
Keterangan :
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan sumber data
Kolom c diisi dengan uraian kelemahan jika berdasarkan data yang ada merupakan kelemahan, atau
Kolom d diisi dengan klasifikasi kelemahan sesuai sub unsur pada lingkungan pengendalian
Lampiran 5
Form 2a

PENETAPAN KONTEKS RISIKO STRATEGIS PEMDA (RSP)

Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah


Tahun Penilaian : 2021
Periode yang dinilai : Periode RPJMD Tahun 2018-2023
Sumber Data : Dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2018-2023

Visi : Menuju Jawa Tengah Sejahtera dan Berdikari, Tetep Mboten Korupsi , Mboten Ngapusi
1. Membangun masyarakat yang religius, toleran,dan guyup untuk menjaga negara NKRI
2. Mempercepat reformasi birokrasi yang dinamis serta memperluas sasaran kerja Pemerintah
Kabupaten/Kota.
3.Memperkuat Kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja untuk mengurangi
Misi Strategis RPJMD
kemiskinan dan pengangguran.
4.Menjadikan masyarakat Jawa Tengah lebih sehat, lebih pintar, lebih berbudaya, dan mencintai lingkungan.

Penetapan konteks Misi Memperkuat Kapasitas ekonomi rakyat dan membuka lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan dan
Risiko Strategis Pemda pengangguran

1.Menjadikan masyarakat Jawa Tengah semakin religius, toleran, dan guyup


2. Tata Kelola pemerintahan yang baik dan bersih
3. Kemiskinan di Jawa Tengah yang semakin menurun secara merata
Tujuan Strategis RPJMD
4. Stabilitas ekonomi daerah yang berkualitas, menyebar, dan eksklusif berbasis potensi unggulan
5. Sumber daya Jawa Tengah yang berkualitas dan berdaya saing
6. Sumber daya alam dan llingkungan hidup Jawa Tengah yang lestri dan berkelanjutan

Penetapan Konteks
Tujuan Risiko Strategis Kemiskinan di Jawa Tengah yang semakin menurun secara merata
Pemda

1. Terciptanya kohesi sosial masyarakat


2. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
3. Meningkatnya efektifitas dan efisiensi managemen pemerintahan
4. Meningkatnya efisiensi kelembagaan dan sistem menegemen sumber daya aparatur yang baik
5. Meningkatnya kualitas hidup penduduk miskin pedesaan, dan kelompok rumah tangga desil terbawah
6. Menurunnya pengangguran terbuka
7. Meningkatnya pertumbuhan unggulan daerah disertai kesejahteraan petani dan peran investasi terhadap
Sasaran RPJMD
ekonomi daerah
8. Meningkatnya kualitas dan tingkat pendidikan masyarat secara luas
9. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
10. Meningkatnya akses dan kualitas hidup perlindungan terhadap perempuan dan anak serta kesetaraan
gender
11. Meningkatnya kualitas air, udara serta tutupan lahan
12. Meningkatnya ketahanan daerah dalam penanggulangan bencana

Penetapan Konteks
Sasaran Risiko Strategis Meningkatnya kualitas hidup penduduk miskin pedesaan, dan kelompok rumah tangga desil terbawah
Pemda

1.1 Persentase Penurunan Konflik SARA


2.1 Indeks RB
3.1 Angka Kemiskinan
3.2 Indeks Gini
4.1 Pertumbuhan Ekonomi
IKU Tujuan RPJMD
4.2 Inflasi
4.3 PDRB Per Kapita
4.4 Indeks Williamson
5.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
6.1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
1.1.1.1 Persentase konflik SARA
1.1.1.2 Indeks Toleransi
1.1.1.3 Persentase tindak pidana yang tertangani
2.1.1.1 Indeks birokrasi reformasi
2.1.1.2 Indeks kepuasan masyarakat
2.1.1.3 Indeks sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE)
2.1.2.1 Nilai SAKIP
2.1.2.2 Indeks persepsi anti korupsi
2.1.2.3 Opini BPK
2.1.3.1 NIlai kematangan organisasi daerah
2.1.3.2 Indesks sistem Merit
3.1.1.1 Angka kemiskinan
3.1.1.2 Persentase penduduk miskin perkotaan
3.1.1.3 Persentase penduduk miskin perdesaan
3.1.1.4 Pengeluaran per kapita per bulan kelompok RT 20% berpenghasilan rendah
3.1.1.5 Angka partisipasi sekolah jenjang menengah kelompok RT 20% berpenghasilan rendah
3.1.1.6 Persentase kelompok RT 20% berpenghasilan terendah dengan keluhan kesehatan
3.1.2.1 Tingkat pengangguran terbuka
3.1.2.2 Persentase tenaga kerja kelompok RT 20% berpenghasilan terendah yang bekerja kurang dari 15 jam
per minggu
IKU Sasaran RPJMD 3.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
3.2.1.2 Inflasi
3.2.1.3 PDRB per kapita

3.2.1.4 Indeks Wiliamson


3.2.1.5 Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
3.2.1.6 Pertumbuhan sektor industri pengolahan
3.2.1.7 Pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa
3.1.2.2 Persentase tenaga kerja kelompok RT 20% berpenghasilan terendah yang bekerja kurang dari 15 jam
per minggu
Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah
IKU Sasaran RPJMD 3.2.1.1 Pertumbuhan Ekonomi
Tahun Penilaian : 2021
3.2.1.2 Inflasi
Periode yang dinilai :3.2.1.3
Periode RPJMD
PDRB Tahun 2018-2023
per kapita
Sumber Data : Dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2018-2023
3.2.1.4 Indeks Wiliamson
3.2.1.5 Pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
3.2.1.6 Pertumbuhan sektor industri pengolahan
3.2.1.7 Pertumbuhan sektor perdagangan dan jasa
3.2.1.8 Pertumbuhan kontribusi pariwisata pada PAD
3.2.1.9 Pertumbuhan Investasi
3.2.1.10 Nilai Tukar Petani
4.1.1.1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
4.1.1.2 Rata-rata lama sekolah
4.1.1.3 Harapan lama sekolah
4.1.2.1 Angka Harapan Hidup
4.1.3.1 Indeks Pembangunan Gender (IPG)
4.2.1.1 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
4.2.1.2 Indeks Kualitas AIr
4.2.1.3 Indeks Kualitas Udara
4.2.1.4 Indeks Kualitas Lahan
4.2.2.1 Indeks Ketahanan Daerah dalam Penanggulangan Bencana

3.1.1.2 Persentase penduduk miskin perkotaan


3.1.1.3 Persentase penduduk miskin perdesaan
Penetapan konteks IKU
3.1.1.4 Pengeluaran per kapita per bulan kelompok RT 20% berpenghasilan rendah
Risiko Strategis Pemda
3.1.1.5 Angka partisipasi sekolah jenjang menengah kelompok RT 20% berpenghasilan rendah
3.1.1.6 Persentase kelompok RT 20% berpenghasilan terendah dengan keluhan kesehatan

1.Sekolah tanpa sekat pelatihan tentang demokrasi dan pemilu, gender, anti korupsi & magang gub untuk
siswa SMA/SMK.
2.Peningkatan Peran rumah ibadah, fasilitasi pendakwah & guru pendidik agama.
3.Reformasi birokrasi di kab/kota yg dinamis berbasis teknologi informasi & sistem layanan terintegrasi.
4.Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni.
5.Obligasi daerah, kemudahan akses kredit UMKM, penguatan BUMDes dan pelatihan startup untuk
Prioritas pembangunan Wirausaha Muda.
dan program unggulan 6.Menjaga harga komoditas dan asuransi gagal panen untuk petani serta melindungi kepentingan nelayan.
7.Pengembangan Transportasi massal, revitaliasi jalur kereta & bandara serta pembangunan embung/irigasi.
8.Pembukaan kawasan industri baru dan rintisan pertanian terintegrasi.
9.RS tanpa dinding, sekolah gratis untuk SMAN, SMKN, SLB dan bantuan sekolah swasta, ponpes, madrasah
dan difabel.
10.Festival seni serta pengembangan infrastruktur OR, rumah kebudayaan dan kepedulian lingkungan.

Urusan Pemerintahan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Daerah
Nama Dinas Terkait Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Prov.Jateng

Tujuan 3 : Kemiskinan di Jawa Tengah yang semakin menurun secara merata


Meningkatnya kualitas hidup penduduk miskin terutama penduduk miskin pedesaan dan
Tujuan, Sasaran, IKU dan Sasaran 5 :
kelompok rumah tangga desil terbawah
Program yang akan IKU Tujuan : 3.1. Angka Kemiskinan
dilakukan penilaian IKU
risiko 3.1.1.3 Persentase penduduk miskin perdesaan
Sasaran :
Program
Satgas kemiskinan, bantuan desa, rumah sederhana layak huni
Unggulan :
Provinsi Jawa Tengah, .... Februari 2021
Gubernur Jawa Tengah

GANJAR PRANOWO
Lampiran 5
Form 2b.1

PENETAPAN KONTEKS RISIKO STRATEGIS OPD (RSO)

Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah


Tahun Penilaian : 2021
Periode yang dinilai : 2021
Urusan Pemerintahan : Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
OPD yang Dinilai : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Sumber Data RPJMD dan Renstra OPD

Tujuan Strategis 1 Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Yang Berkualitas

1. Meningkatnya jumlah rumah layak huni bagi masyarakat miskin dan Masyarakat Yang Memiliki Keterbatasan Akses
Sasaran Strategis Pembiayaan Perumahan

2. Meningkatnya Kualitas Kawasan Permukiman

IKU Renstra OPD IKU 2023

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian yang


1 89,28 %
layak

2 Persentase kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan 79.39%


Program
1 Program Pengembangan Perumahan

2 Program Peningkatan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)


Program Peningkatan Pelayanan Sertifikasi, Kualifikasi, Klasifikasi dan
3
Registrasi Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman
TujuanStrategis 1 Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Yang
Berkualitas
Sasaran Strategis Meningkatnya jumlah rumah layak huni bagi masyarakat miskin dan Masyarakat
Yang Memiliki Keterbatasan Akses Pembiayaan Perumahan
IKU Strategis Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian yang layak

Tujuan, Sasaran, IKU dan Program Program Pengembangan Perumahan


Program yang akan
dilakukan penilaian Sasaran Strategis 2 Meningkatnya kualitas Kawasan Permukiman
risiko IKU Strategis Persentase kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan
Program Program Peningkatan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)

Provinsi Jawa Tengah, 3 Maret 2021


Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Ir. ARIEF DJATMIKO, MA


Lampiran 5
Form 2b.2.1

PENETAPAN KONTEKS RISIKO STRATEGIS OPD (RSO)

Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah


Tahun Penilaian : 2021
Periode yang dinilai : 2021
Urusan Pemerintahan : Pertanahan
OPD yang Dinilai : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Sumber Data RPJMD dan Renstra OPD
Meningkatkan Kepastian Hukum atas bidang tanah bagi masyarakat & bagi pembangunan untuk kepentingan
Tujuan Strategis 2
umum
Meningkatnya Kepastian Hukum Atas Bidang Tanah Bagi Masyarakat dan Pembangunan Untuk Kepentingan
Sasaran Strategis
Umum
IKU Renstra OPD IKU 2023

1 Presentase (%) Kepastian hukum atas bidang tanah 100%

Program Program Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan


Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan Lintas Daerah Kabupaten/Kota
Kegiatan 1 :
dalam 1 (satu) Daerah Provinsi
Inventarisasi sengketa, konflik dan perkara pertanahan dalam 1 (satu)
Sub Kegiatan 1.a :
daerah Provinsi

Sub-sub Kegiatan : Fasilitasi Sertipikasi Hak Atas Tanah

Fasilitasi Pensertipikatan
Tanah Kas Desa
Mediasi penyelesaian sengketa tanah garapan dalam 1 (satu) daerah
Sub Kegiatan 1.b :
Provinsi
Sub-sub Kegiatan : Penanganan Permasalahan Pertanahan
Meningkatkan kepastian hukum atas bidang tanah bagi masyarakat dan
Tujuan Strategis
pembangunan untuk kepentingan Umum
Tujuan, Sasaran, IKU dan Meningkatnya kepastian hukum atas bidang tanah bagi masyarakat dan
Program yang akan Sasaran Strategis pembangunan untuk kepentingan Umum
dilakukan penilaian
Presentase (%) Penyedian Tanah bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
risiko IKU Strategis

Program : Program Penyelesaian Sengketa Tanah Garapan

Provinsi Jawa Tengah, 3 Maret 2021


Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Ir. ARIEF DJATMIKO, MA


Lampiran 5
Form 2b.2.2

PENETAPAN KONTEKS RISIKO STRATEGIS OPD (RSO)

Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah


Tahun Penilaian : 2021
Periode yang dinilai : 2021
Urusan Pemerintahan : Pertanahan
OPD yang Dinilai : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Sumber Data RPJMD dan Renstra OPD
Meningkatkan Kepastian Hukum atas bidang tanah bagi masyarakat & bagi pembangunan untuk kepentingan
Tujuan Strategis 2
umum
Meningkatnya Kepastian Hukum Atas Bidang Tanah Bagi Masyarakat dan Pembangunan Untuk Kepentingan
Sasaran Strategis
Umum
IKU Renstra OPD IKU 2023

1 Presentase (%) Kepastian hukum atas bidang tanah 100%

Program Redistribusi Tanah dan Ganti Kerugian Tanah Kelebihan


Program
Maksimum dan Tanah Absentee
Penetapan Subyek dan Obyek Redistribusi Tanah Lintas Daerah
Kegiatan :
Kabupaten/Kota dalam 1 (satu) Daerah Provinsi
Sub Kegiatan 1.a : Inventarisasi Subyek dan Obyek Redistribusi Tanah
Inventarisasi dan Identifikasi Tanah Hak Pakai (HP) Aset Pemerintah
Sub-sub Kegiatan :
Provinsi Jawa Tengah dan Tanah Hak Guna (HGU)
Sosialisasi/Rapat Koordinasi Bidang Pertanahan
Pemantauan Keputusan Gubernur Tentang Penetapan Lokasi Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Konsultasi/Koordinasi/Penyamaan Persepsi
Koodrinasi Penetapan Redistribusi Tanah Obyek Reforma Agraria Lintas
Sub Kegiatan 1.b :
Daerah Kabupaten/Kota
Sub-sub Kegiatan : Reforma Agraria
Koordinasi dan Sinkronasi Penataan Akses dalam pemanfaatan
Sub Kegiatan 1.c :
Redistribusi Tanah Lintas Daerah Kabupaten/Kota
Sub-sub Kegiatan : Pemantauan Pelaksanaan Sertifikasi Hak Atas Tanah
Penataan Akses Reforma Agraria
Konsultasi/Koordinasi/Penyamaan Persepsi
Meningkatkan kepastian hukum atas bidang tanah bagi masyarakat dan
Tujuan Strategis
pembangunan untuk kepentingan Umum
Tujuan, Sasaran, IKU dan Meningkatnya kepastian hukum atas bidang tanah bagi masyarakat dan
Sasaran Strategis pembangunan untuk kepentingan Umum
Program yang akan
dilakukan penilaian Presentase (%) Penyedian Tanah bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
risiko IKU Strategis
Program Redistribusi Tanah dan Ganti Kerugian Tanah Kelebihan Maksimum
Program
dan Tanah Absentee

Provinsi Jawa Tengah, 3 Maret 2021


Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Ir. ARIEF DJATMIKO, MA


Lampiran 5
Form 2b.2.3

PENETAPAN KONTEKS RISIKO STRATEGIS OPD (RSO)

Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah


Tahun Penilaian : 2021
Periode yang dinilai : 2021
Urusan Pemerintahan : Pertanahan
OPD yang Dinilai : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Sumber Data RPJMD dan Renstra OPD
Meningkatkan Kepastian Hukum atas bidang tanah bagi masyarakat & bagi pembangunan untuk kepentingan
Tujuan Strategis 2
umum
Meningkatnya Kepastian Hukum Atas Bidang Tanah Bagi Masyarakat dan Pembangunan Untuk Kepentingan
Sasaran Strategis
Umum
IKU Renstra OPD IKU 2023

1 Presentase (%) Kepastian hukum atas bidang tanah 100%

Program Program Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum


Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum di
Kegiatan :
Wilayah Provinsi
Pemberitahuan, pendataan awal lokasi, konsultasi publik rencana
Sub Kegiatan :
pembangunan dan penetapan lokasi pengadaan tanah untuk kepentingan
Fasilitasi Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Sub-sub Kegiatan :
Kepentingan Umum
Peningkatan Tertib Administrasi Pertanahan Berupa Zonasi Nilai Tanah

Meningkatkan kepastian hukum atas bidang tanah bagi masyarakat dan


Tujuan Strategis
pembangunan untuk kepentingan Umum
Tujuan, Sasaran, IKU dan Meningkatnya kepastian hukum atas bidang tanah bagi masyarakat dan
Program yang akan Sasaran Strategis pembangunan untuk kepentingan Umum
dilakukan penilaian
Presentase (%) Penyedian Tanah bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
risiko IKU Strategis

Program : Program Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

Provinsi Jawa Tengah, 3 Maret 2021


Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Ir. ARIEF DJATMIKO, MA


Lampiran 5
Form 2.c

PENETAPAN KONTEKS RISIKO OPERASIONAL OPD (ROO)

Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah


Tahun Penilaian : 2021
Periode yang dinilai : Periode RPJMD Tahun 2018-2023
Urusan Pemerintahan : Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
OPD yang Dinilai : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Sumber Data Renja
Tujuan Strategis 1 Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Yang
Program Peningkatan Pelayanan Sertifikasi, Kualifikasi, Klasifikasi dan Registrasi Bidang
Program
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Sertifikasi dan Registrasi bagi Orang atau Badan Hukum yang Melaksanakan Perancangan dan
Kegiatan
Perencanaan Rumah serta Perencanaan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum PSU Tingkat
Koordinasi dan Sinkronisasi Penerbitan Sertifikasi dan Registrasi Pengembang Perumahan
Sub Kegiatan
dengan Kualifikasi Menengah
Sub-Sub Kegiatan Penyusunan Kebijakan Strategi PKPP dan Implementasi Kemitraan
Tujuan Strategis 3 Meningkatkan Tata Kelola Organisasi Perangkat Daerah
Program PROGRAM PENUNJANGURUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
Kegiatan 1 Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
Sub Kegiatan 1.a Penyusunan Renstra dan Renja Perangkat Daerah
Sub-Sub Kegiatan 1.a Rencana Kerja Tahun 2022, Perjanjian Kinerja Pejabat Eselon TA. 2021, Rencana Kinerja
Sub Kegiatan 1.b Penyusunan Program dan Kegiatan Perangkat Daerah dalam Dokumen Perencanaan
Sub-Sub Kegiatan 1.b Penyusunan Dok. RKA P Tahun 2021, DPPA Tahun 2021, RKA Tahun 2022, dan DPA Tahun 2022
Sub Kegiatan 1.c Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan Perangkat Daerah
Sub-Sub Kegiatan 1.c Sosialisasi Bidang Infrastruktur TA. 2021, Dokumen Rencana Tindak Pengendalian SPIP Tahun
Sub Kegiatan 1.d Penyusunan Dokumen Evaluasi Perangkat Daerah
Laporan Evaluasi Renja Tahun 2020, Evaluasi RKPD , Laporan Pengendalian Kegiatan Tahun
Sub-Sub Kegiatan 1.d 2021 (Pok Bulanan, RakorGUB TW), Laporan Evaluasi SPIP Tahun 2021, Laporan Pelaksanaan
PPID Tahun 2021
Sub Kegiatan 1.e Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
Sub-Sub Kegiatan 1.e Dokumen LKJIP, Dokumen LPPD, Dokumen LKPJ
Kegiatan 2 Administrasi Keuangan
Sub Kegiatan 2.a Penyediaan Gaji dan Tunjangan ASN
Sub-Sub Kegiatan 2.a Belanja Gaji dan Tunjangan
Sub-Sub Kegiatan 2.a.1 Belanja Tambahan Penghasilan PNS
Sub Kegiatan 2.b Penyusunan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Sub-Sub Kegiatan 2.b. Peyusunan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Sub Kegiatan 2.c Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/Semesteran
Sub-Sub Kegiatan 2.c Penyusunan Laporan Keuangan Bulanan/Semesteran
Sub Kegiatan 2.d Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Sub-Sub Kegiatan 2.d Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
Kegiatan 3 Administrasi Umum
Sub Kegiatan 3.a Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Sub-Sub Kegiatan 3.a Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Sub Kegiatan 3.b Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Sub-Sub Kegiatan 3.b Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Sub Kegiatan 3.c Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
Sub-Sub Kegiatan 3.c Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
Sub-Sub Kegiatan 3.c.1 Pelayanan Informasi Perangkat Daerah
Sub Kegiatan 3.d Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah
Sub-Sub Kegiatan 3.d Penyediaan Jasa Jaminan Barang Milik Daerah
Sub Kegiatan 3.e Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung Kantor
Sub Kegiatan 3.f Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Sub-Sub Kegiatan 3.f Penyedian komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Sub Kegiatan 3.g Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Sub-Sub Kegiatan 3.g Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Sub Kegiatan 3.h Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional
Sub-Sub Kegiatan 3.h Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Sub Kegiatan 3.i Pengadaan Mebeleur
Sub-Sub Kegiatan 3.i Pengadaan Mebeleur
Sub Kegiatan 3.j Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Sub-Sub Kegiatan 3.j Penyediaan Jasa Telekomunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Sub Kegiatan 3.k Penyediaan Makanan dan Minuman
Sub-Sub Kegiatan 3.k Penyediaan Makanan dan Minuman
Sub Kegiatan 3.l Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
Sub-Sub Kegiatan 3.l Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung kantor
Sub Kegiatan 3.m Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor
Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah
Tahun Penilaian : 2021
Periode yang dinilai : Periode RPJMD Tahun 2018-2023
Urusan Pemerintahan : Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
OPD yang Dinilai : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Sumber Data Renja
Sub-Sub Kegiatan 3.m Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor
Sub Kegiatan 3.n Pemeliharaan Rutin/Berkala Mebeleur
Sub-Sub Kegiatan 3.n Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur
Sub Kegiatan 3.o Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Sub-Sub Kegiatan 3.o Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Sub Kegiatan 3.p Penyediaan Alat Tulis Kantor
Sub-Sub Kegiatan 3.p Penyediaan Alat Tulis Kantor
Sub Kegiatan 3.q Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Sub-Sub Kegiatan 3.q Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan
Sub Kegiatan 3.r Rapat-rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
Sub-Sub Kegiatan 3.r Rapt-Rapat Koordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah
Sub Kegiatan 3.s Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Sub-Sub Kegiatan 3.s Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Sub Kegiatan 3.t Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Sub-Sub Kegiatan 3.t Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Kegiatan 4 Peningkatan Disiplin dan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Sub Kegiatan 4.a Pendidikan dan Pelatihan Formal
Sub-Sub Kegiatan 4.a Pendidikan Dan Pelatihan Formal
Sub Kegiatan 4.b Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan
Sub-Sub Kegiatan 4.b Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan
Sub Kegiatan 4.c Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Sub-Sub Kegiatan 4.c Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Program Disperakim Program Peningkatan Pelayanan Sertifikasi, Kualifikasi, Klasifikasi dan Registrasi Bidang
(Renja 2020) Perumahan dan Kawasan Permukiman
Penyusunan, Pengelolaan dan Pengembangan Data Bidang Perumahan,
a. 5 Dokumen
Kawasan Permukiman dan Pertanahan
Penyusunan Kebijakan dan Strategi Bidang Perumahan, Kawasan
b. 4 Dokumen
Permukiman dan Pertanahan
Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Bidang Perumahan, Kawasan
c. 3 Dokumen
Permukiman dan Pertanahan
PROGRAM PENUNJANGURUSAN PEMERINTAHAN DAERAH
a. Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah
Jumlah Dokumen perencanaan perangkat daerah yang disusun 9 Dokumen
Keluaran/Hasil Kegiatan
Jumlah Dokumen evaluasi perangkat daerah yang disusun 7 Dokumen
b. Administrasi Keuangan
Jumlah laporan keuangan perangkat daerah 4 Dokumen
c. Administrasi Umum
Jumlah bulan terpenuhinya 12 bulan
d. Peningkatan Disiplin dan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Jumlah ASN yang mengikuti diklat/workshop/bintek/seminar 20 orang


Program, Kegiatan, dan
Keluaran/Hasil Kegiatan
yang akan dilakukan sda
penilaian risiko

Provinsi Jawa Tengah, 3 Maret 2021


Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman

Ir. ARIEF DJATMIKO, MA


Lampiran 5
Form 3.a

Kertas Kerja
Identifikasi Risiko Strategis Pemda (RSP)

Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah


Nama OPD : Disperakim Provinsi Jawa Tengah
Tahun Penilaian : 2021
Periode yang dinilai : Periode RPJMD Tahun 2018-2023
Urusan Pemerintahan : Dokumen RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2018-2023
Risiko Sebab Dampak
Tujuan/Sasaran
No Kode C/UC
Strategis/Program Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian Pihak yang Terkena
Risiko
a b d e f g h i j k
1 Tujuan
Kemiskinan di Jawa Tengah yang
semakin menurun secara merata

Sasaran
Meningkatnya kualitas hidup
penduduk miskin pedesaan, dan
kelompok rumah tangga desil
terbawah
Program Unggulan
Satgas kemiskinan, bantuan
desa, rumah sederhana layak
huni
Program
Pengembangan Perumahan - Tidak tercapainya target dari rencana program RSP.21.04.08.01 Gubernur - Kurang berminatnya desa terhadap Eksternal UC - Tidak optimalnya pelaksanaan program Masyarakat Desa
pengurangan kemiskinan Bankeupemdes RTLH penanggulangan / pengurangan angka
- Tidak tersampaikannya bantuan Penanganan - Validitas data,Duplikasi data, kemiskinan di Jawa Tengah.
RTLH kepada masyarakat yang membutuhkan -komitmen kabupaten/kota, Pemerintah Desa
(miskin) - Mekanisme penyampaian bantuan yang tidak
- Tidak tercapainya target 100% Bankeupemdes efisien
RTLH -Belum optimalnya peran stakeholder/sumber
pembiayaan lainnya
Keterangan:
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom c diisi dengan indikator kinerja tujuan strategis
Kolom d diisi dengan uraian peristiwa yang merupakan risiko
Kolom e diisi dengan Kode risiko
Kolom f diisi dengan Pemilik risiko, pihak/unit yang bertanggung jawab/ berkepentingan untuk mengelola risiko
Kolom g diisi dengan penyebab timbulnya risiko. Untuk mempermudah identifikasi sebab risiko, sebab risiko bisa dikategorikan ke dalam : Man, Money, Method, Machine , dan Material
Kolom h diisi dengan sumber risiko (eksternal/internal)
Kolom i diisi dengan C, jika unit kerja mampu untuk mengendalikan penyebab risiko, atau UC jika unit kerja tidak mampu mengendalikan risiko
Kolom j diisi dengan uraian akibat yang ditimbulkan jika risiko benar-benar terjadi. Untuk mempermudah identifikasi dampak risiko, dampak risiko bisa dikategorikan ke dalam: Keuangan, Kinerja, Reputasi dan Hukum
Kolom k diisi dengan pihak/unit yang menderita/terkena dampak jika risiko benar-benar terjadi
Lampiran 5
Form 3.c

Kertas Kerja
Identifikasi Risiko Operasional OPD (ROO)

Nama Pemda : Provinsi Jawa Tengah


Nama OPD : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah
Tahun Penilaian : 2021
Periode yang dinilai : 2021
Tujuan Strategis 1 dan 3 : 1.Meningkatkan Tata Kelola Organisasi Perangkat Daerah
2.Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman yang Berkualitas
Sasaran strategis OPD : 1.Meningkatnya jumlah rumah layak huni bagi masyarakat miskin dan Masyarakat Yang Memiliki Keterbatasan
Akses Pembiayaan Perumahan
2.Meningkatkan Kualitas Pelayanan Perangkat Daerah

Urusan Pemerintahan : Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Risiko Sebab*) Dampak**)
No Kegiatan Kode C/UC Pihak yang
Tahap Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b d e f g h i j k l

Sertifikasi dan Registrasi bagi


Orang atau Badan Hukum
yang Melaksanakan
Perancangan dan
1 Perencanaan Rumah serta
Perencanaan Prasarana,
Sarana dan Utilitas Umum
PSU Tingkat Kemampuan
Menengah

Koordinasi dan Sinkronisasi


Penerbitan Sertifikasi dan
1.a Registrasi Pengembang
Perumahan dengan
Kualifikasi Menengah

Penyusunan Kebijakan Strategi Perencanan Kajian dan perumusan ROO 21.04.08.01 Ka Bidang - Terbatasnya data Eksternal UC - Hasil kajian dan Dinas
PKPP dan Implementasi konsep kebijakan kasiba Keterpaduan sekunder dari Kab/ Kota perumusan konsep PERAKIM
Kemitraan lisiba tidak sesuai dengan Perumahan dan - RTRW Kab/ Kota belum kebijakan kasiba lisiba
target yang diharapkan Kawasan Permukiman semua terevisi kurang mendalam dan
- Terbatasnya pelaksanaan substansi yang diharapkan
koordinasi dan survey dalam KAK tidak tercapai
lapangan di Kab/ Kota sepenuhnya
karena pembatasan sosial - Kajian belum dapat
akibat pandemi Covid-19 dilanjutkan menjadi
- Konsultan Individual produk legislasi
kurang memahami KAK

Perencanan Kajian dan perumusan ROO 21.04.08.02 Ka Bidang - Keterbasan pelaksanaan Eksternal UC - Hasil kajian dan Dinas
keterpaduan implementasi Keterpaduan koordinasi dengan pihak- perumusan konsep PERAKIM
P3KP dan Pertanahan tidak Perumahan dan pihak terkait karena keterpaduan implementasi
fokus terhadap tujuan dan Kawasan Permukiman keterbatasan di masa P3KP dan Pertanahan
sasaran yang diharapkan pandemi COVID19 secara substansial akan
- Konsultan Individual mengalami dinamisasi
kurang memahami KAK mengikuti kebijakan
- Berbedanya prioritas progresif rencana
program/ kegiatan pembangunan daerah
penyelenggaraan PKP antar sehingga akan sulit
Kab/Kota terarah
- Sulitnya menyusun
perencanan terpadu dan
terintegrasi

Perencanan Fasilitasi Pokja dan Forum ROO 21.04.08.03 Ka Bidang - Adanya Permen PUPR Eksternal C - Dengan struktur Dinas
PKP Provinsi Jawa Tengah Keterpaduan 12/2020 yang keanggotaan yang baru PERAKIM
akan sulit tercapai targetnya Perumahan dan menyebabkan perlunya akan mengakibatkan
Kawasan Permukiman restrukturisasi Pokja dan gejolak awal organisasi
Forum PKP sehingga sehingga akan sulit
mengakibatkan perubahan menyatukan persepsi dan
struktur keanggotaan, serta pemahaman dalam
tugas dan fungsinya pencapaian target
- Penggabungan Pokja PKP sebagaimana tugas dan
dan Pokja AMPL sehingga fungsi Pokja dan Forum
memerlukan penyesuaian- - Tugas dan fungsi Pokja
penyesuaian dan Forum tidak berjalan
- Belum terbentuk Forum secara optimal
PKP

Perencanan Pelaksanaan implementasi ROO 21.04.08.04 Ka Bidang Keterbatasan pelaksanaan Eksternal UC - Kegiatan KKN Tematik Dinas
kemitraan multi Keterpaduan KKN oleh Perguruan Tinggi tidak dapat terlaksana PERAKIM
stakeholders melalui KKN Perumahan dan akibat pandemi Covid-19 dalam lingkup wilayah
Tematik Disperakim dengan Kawasan Permukiman sehingga mahasiswa tidak yang luas
Perguruan Tinggi tidak dapat diturunkan ke - Kurangnya keberagaman
terlaksana secara maksimal lapangan, dan keterbatasan substansi kegiatan yang
keterlibatan stakeholders dapat dilakukan
akibat minimnya - Kegiatan KKN tidak
pembiayaan program CSR dapat berjalan dengan
sesuai rencana
- Tujuan kegiatan KKN
tidak dapat tercapai
secara maksimal, fungsi
peran yang seharusnya
dititipkan melalui kegiatan
KKN Tematik tidak
terealisasi

Perencanan Rencana Pengelolaan Klinik ROO 21.04.08.05 Ka Bidang Konsultan penyusun kurang Eksternal UC Hasil rencana pengelolaan Dinas
PKP tidak sesuai target yang Keterpaduan memahami substansi Klinik PKP dan aplikasi PERAKIM
diharapkan Perumahan dan pekerjaan sesuai dalam Klinik PKP tidak sesuai
Kawasan Permukiman KAK, keterbatasan dengan yang diharapkan
kemampuan tim teknis
dalam hal IT, serta
keterbatasan pelaksanaan
koordinasi dan sinkronisasi
akibat pandemi Covid-19

Pembinaan, Monitoring, dan Perencanan Kurangnya kualitas produk ROO 21.04.08.06 Ka Bidang - Keterbatasan data lingkup Eksternal UC - Hasil evaluasi pada Dinas
Evaluasi Bidang Perumahan, evaluasi pada lingkup bidang Keterpaduan bidang PKP lingkup bidang PKPP tidak PERAKIM
kawasan Permukiman, dan PKPP Perumahan dan - Belum adanya juknis sesuai dengan yang
Pertanahan Kawasan Permukiman terkait pengendalian diharapkan
lingkup bidang PKPP - Kurang maksimalnya
-Belum seragamnya bahan pertimbangan
koitmen pemerintah daerah untuk penyusunan
kebijakan
Risiko Sebab*) Dampak**)
No Kegiatan Kode C/UC Pihak yang
Tahap Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b d e f g h i j k l
Perencanan Indikator kinerja lingkup ROO 21.04.08.07 Ka Bidang - Perubahan peraturan dan Eksternal UC - Indikator kinerja lingkup Dinas
bidang PKPP di Keterpaduan belum adanya pembinaan bidang PKPP di PERAKIM
kabupaten/kota yang tidak Perumahan dan terhadap kabupaten/kota kabupaten/kota yang
tersinkronisasi dengan pusat Kawasan Permukiman terkait penyusunan tidak tersinkronisasi
dan provinsi. indikator lingkup bidang dengan pusat dan provinsi,
PKPP yang tersinkronisasi, serta menyebabkan hasil
- kurangnya sinkronisasi evaluasi kinerja RPJMD-
antara Pusat, provinsi dan RENSTRA yang kurang
kabupaten/ kota terkait maksimal
indikator kinerja bidang -Pemenuhan urusan wajib
PKPP Perumahan Rakyat, tidak
- Implementasi program dapat dilaksanakan secara
kegiatan untuk mendukung maksimal
visi misi kepala daerah,
yang bervariasi

Perencanan Pelaksanaan pembinaan ROO 21.04.08.08 Ka Bidang - Belum adanya pedoman Eksternal C - Pembinaan lingkup Dinas
lingkup bidang PKPP yang Keterpaduan pembinaan bidang PKPP bidang PKPP yang kurang PERAKIM
kurang maksimal Perumahan dan '- Kurangnya komitmen dari maksimal
Kawasan Permukiman stakeholder terkait - Urusan wajib perumahan
rakyat tidak dapat
dilaksanakan secara
maksimal
Penyusunan, Pengelolaan, dan Perencanan Basis Data Perumahan, ROO 21.04.08.09 Ka Bidang - Proses pengumpulan dan Eksternal UC - Kordinasi dengan Dinas
Pengembangan Data Bidang Kawasan Permukiman dan Keterpaduan pengelolaan data yang produsen data terhambat, PERAKIM
Perumahan, Kawasan Pertanahan yang kurang Perumahan dan melibatkan begitu banyak pengelolaan, updating dan
Permukiman, dan Pertanahan lengkap dan valid Kawasan Permukiman pemangku kepentingan penyajian data yang valid
- tidak tersedianya data dan terkini terhambat,
pada wali data/produsen kebenaran data masih
data dipertanyakan
- kurangnya personil - Data PKP tidak dapat
pengelola data di digunakan sepenuhnya
Kabupaten/Kota, untuk penentuan
- Kinerja konsultan individu kebijakan.
dan tim teknis kurang
optimal,
- pandemi Covid-19
menyebabkan koordinasi
sebagian besar
dilaksanakan secara virtual
maupun media telpon dan
email
- Proses pengumpulan data
yang dilakukan secara
daring tidak dapat optimal.

Perencanan Forum Data Perumahan, ROO 21.04.08.10 Ka Bidang - Adanya Pandemi Covid-19 Eksternal UC - Output kegiatan tidak Dinas
Kawasan Permukiman dan Keterpaduan menyebabkan adanya sesuai harapan, PERAKIM
Pertanahan Provinsi Jawa Perumahan dan kemungkinan dilaksanakan - data yang terkumpul
Tengah tidak terlaksana Kawasan Permukiman secara virtual, sebagai materi
sesuai target - kesulitan melaksanakan penyusunan buku data
desk untuk pengumpulan kurang lengkap, valid,
data secara virtual, terkini.
- Narasumber maupun
peserta tidak hadir lengkap
sesuai target,
- peserta tidak mengikuti
acara dan desk dengan
lengkap,
- data tidak dibawa / tidak
tersedia

Perencanan Forum Group Discussion ROO 21.04.08.11 Ka Bidang - Adanya Pandemi Covid-19 Eksternal UC - Output kegiatan tidak Dinas
(FGD) Pengelolaan Data Keterpaduan menyebabkan adanya sesuai harapan, PERAKIM
Perumahan, Kawasan Perumahan dan kemungkinan dilaksanakan - data yang terkumpul
Permukiman dan Pertanahan Kawasan Permukiman secara virtual, sebagai materi
Provinsi Jawa Tengah tidak - kesulitan melaksanakan penyusunan buku data
terlaksana sesuai target desk untuk pengumpulan kurang lengkap, valid,
data secara virtual, terkini.
- Narasumber maupun
peserta tidak hadir lengkap
sesuai target,
- peserta tidak mengikuti
acara dan desk dengan
lengkap,
- data tidak dibawa / tidak
tersedia

Perencanan Kualitas produk akhir ROO 21.04.08.12 Ka Bidang - Konsultan penyusun Eksternal C Hasil aplikasi basis data Dinas
Aplikasi Basis Data dan Keterpaduan kurang cermat dalam dan sistem informasi PERAKIM
Sistem Informasi Perumahan Perumahan dan menterjemahkan KAK kurang lengkap &
Kawasan Permukiman dan Kawasan Permukiman - Kualifikasi personil teknis tampilan serta isi website
Pertanahan yang kurang sesuai kompetensi tidak memenuhi harapan,
dikembangkan tidak sesuai (IT), sehingga aplikasi tersebut
target yang diharapkan - koordinasi dan tidak dapat dimanfaatkan
pembahasan sebagian besar secara optimal
dilaksanakan secara virtual
akibat pandemi Covid-19

Perencanaan dan Evaluasi


1
Kinerja Perangkat Daerah

Penyusunan Renstra dan


1.a
Renja Perangkat Daerah

Rencana Kerja Tahun 2022, Pelaksanaan Tidak tersusunnya dokumen ROO 21.04.08.13 Sekretaris Dinas Kurangnya koordinasi baik Eksternal/In C Tidak tersedianya Pemda
Perjanjian Kinerja Pejabat Rencana Kerja Tahun 2022 , yang bersifat internal ternal Dokumen Rencana Kerja
Eselon TA. 2021, Rencana Perjanjian Kinerja Pejabat maupun eksternal Tahun 2022 , Perjanjian
Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Eselon Ta.2021, RKT Th.2022 '-Belum cermatnya kajian Kinerja Pejabat Eselon
2022 sesuai dengan ketentuan pemenuhan target kinerja Ta.2021, RKT Th.2022,
didalam RENSTRA dan Disperakim dalam
RPJMD pelaksanaan tugas pokok
-Belum sepenuhnya dan fungsinya
mencerminkan dukungan
Program prioritas Gubernur
dan Proyek Strategis
Nasional (PSN)
-Belum sepenuhnya
mendukung pemenuhan
kewajiban SPM
-Belum sepenuhnya
mencerminkan dukungan
terhadap program
penanganan isu-isu
strategiis (Backlog, RTLH,
Bencana, Penanganan
Kawasan Kumuh,
Administrasi Pertnahan dan
dukungan pasca
penanganan Covid-19)
Risiko Sebab*) Dampak**)
No Kegiatan Kode C/UC Pihak yang
Tahap Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b d e f g h i j k l

Penyusunan Program dan


1.b Kegiatan Perangkat Daerah
dalam Dokumen Perencanaan

Penyusunan Dok. RKA P Tahun Pelaksanaan Tidak tersusunnya Dok.RKA ROO 21.04.08.14 Sekretaris Dinas Kurangnya koordinasi baik Internal C -Tidak efektif/optimalnya Masyarakat,P
2021, DPPA Tahun 2021, RKA P tahun 2021, DPPA Tahun yang bersifat internal Pelaksanaan Program emda
Tahun 2022, dan DPA Tahun 2021, RKA Th.2022 dan DPA maupun eksternal kegiatan Disperakim
2022 th.2022 sesuai dengan -Perubahan Regulasi Tahun 2021
ketentuan Nomenklatur Program
Kegiatan
-Perubahan Sistem Aplikasi
Penganggaran yang belum
terintegrasi sepenuhnya
- Konsistensi bidang di
dalam penyusunan program
kegiatan
- Tidak lengkapnya data
pemenuhan readiness
criteria

Koordinasi dan Sinkronisasi


1.c Perencanaan Perangkat
Daerah

Sosialisasi Bidang Infrastruktur Pelaksanaan -Tidak tersampaikannya ROO 21.04.08.15 Sekretaris Dinas Kurangnya koordinasi baik Eksternal UC -Dokumen perencanaan Pemda
TA. 2021, Dokumen Rencana informasi program kegiatan yang bersifat internal tidak dapat tersusun tepat
Tindak Pengendalian SPIP Bidang Infrastruktur baik maupun eksternal dengan waktu dan tidak sesuai
Tahun 2021 bersumber dana APBN instansi terkait ketentuan
maupun APBD Prov.Tahun -Kurang Efektifnya -Duplikasi Program
2021 pelaksanaan Sosialisasi Kegiatan Pembangunan
-Tidak terciptanya Bidang Infrastruktur secara Infratsruktur
Penguatan lingkungan daring -Tidak efektifnya
pengendalian dan tersusunya -Kurangnya respon dan pelaksanaan
Dokumen RTP Tahun 2021 antusias peserta dalam Pembangunan
mengikuti Sosialisasi Infratsruktur
-Peran serta bidang dalam -Tidak Optimalnya
penilaian pengendalian penyelenggaraan SPIP
lingkungan dan identifikasi
risiko
-Kurangnya Komitmen
seluruh unsur dalam
menindak lanjuti
penyelenggaran SPIP

Penyusunan Dokumen
1.d Evaluasi Perangkat Daerah

Laporan Evaluasi Renja Tahun Pelaksanaan - Tidak tersusunnya ROO 21.04.08.16 Sekretaris Dinas -Tidak tersedianya data dan Internal C -Dokumen Evaluasi Pemda
2020, Evaluasi RKPD , Laporan dokumen Evaluasi Kinerja laporan yang dibutuhkan Kinerja Perangkat Daerah
Pengendalian Kegiatan Tahun Perangkat Daerah sesuai sesuai dengan jadwal yang tidak dapat tersusun tepat
2021 (Pok Bulanan, RakorGUB dengan Jadual dan ketentuan telah ditentukan waktu dan tidak sesuai
TW), Laporan Evaluasi SPIP - Tidak optimalnya - Masih adanya beda ketentuan
Tahun 2021, Laporan pelaksanaan evaluasi Kinerja persepsi secara prinsip - Tidak tersedianya data
Pelaksanaan PPID Tahun 2021 Perangkat Daerah - Belum tersedianya kajian dan hasil evaluasi untuk
(Disperakim) dan & rekomendasi hasil penyusunan kebijakan &
Pemerintah Daerah evaluasi pengambilan keputusan
Prov.Jateng oleh pimpinan

Administrasi Keuangan
2

Penyediaan Gaji dan


2.a
Tunjangan ASN

Belanja Gaji dan Tunjangan Pelaksanaan Pembayaran Gaji dan ROO 21.04.08.17 Kasubbag Keuangan Tidak adanya konfirmasi Internal C Pembayaran Gaji dan ASN
Tunjangan tidak sesuai status pegawai dan Tunjangan yang diterima
dengan yang seharusnya keluarga pegawai ke pegawai tidak sesuai
diterima bendahara gaji
-Tidak adanya konfirmasi
status anggota keluarga
pegawai yang masih
berhak/tidak berhak
mendapatkan tunjangan
dari ASN yang
bersangkutan berupa
bentuk Surat Keterangan
UntukMendapatkan
Tunjangan Keluarga
(SKUM)

Belanja Tambahan Penghasilan Pelaksanaan -Pembayaran Tambahan ROO 21.04.08.18 Kasubbag Keuangan -Pelanggaran disiplin yang Internal C -Pembayaran Tambahan ASN
PNS Penghasilan tidak sesuai dilakukan oleh ASN Penghasilan yang diterima
dengan yang seharusnya -Kelalaian ASN dalam pegawai tidak sesuai
diterima melaksanakan kewajiban '-Penilaian Kinerja
untuk absensi Pegawai kurang baik

Penyusunan Akuntansi dan


2.b
Pelaporan Keuangan

Peyusunan Akuntansi dan Pelaksanaan dapat mengarah kepada ROO 21.04.08.19 Kasubbag Keuangan Kurangnya detail Internal C Dinas
Pelaporan Keuangan terhambatnya penyusunan pendukung laporan - Tahapan sosialisasi PERAKIM
akuntansi dan pelaporan keuangan dalam rangka penyusunan
keuangan yang baik -Ketidakikutsertaan dalam akuntansi tidak terlaksana
-Tidak memperoleh Pelatihan/Sosialisasi yang dengan efektif
informasi baru tentang diselenggarakan
regulasi adanya kebijakan
pengelolaan APBD,
khususnya pelaporan
Akuntansi dan Keuangan

Penyusunan Laporan
2.c Keuangan
Bulanan/Semesteran

Penyusunan Laporan Keuangan Pelaksanaan -dapat mengarah kepada ROO 21.04.08.20 Kasubbag Keuangan -Ketidak hadiran dari Eksternal/In C -Penyampaian Materi oleh Dinas
Bulanan/Semesteran terhambatnya pelaksanaan pengelola keuangan yang ternal Narasumber belum PERAKIM
Kegiatan karena ketidak diundang tersampaikan
hadiran Narasumber atau sebagaimana yang
Moderator diharapkan
-Tidak memperoleh - Tahapan sosialisasi
informasi baru tentang dalam rangka penyusunan
regulasi adanya kebijakan akuntansi tidak terlaksana
pengelolaan APBD, dengan efektif
khususnya pelaporan
Keuangan
Bulanan/Semestrean

Penyusunan Pelaporan
2.d
Keuangan Akhir Tahun
Risiko Sebab*) Dampak**)
No Kegiatan Kode C/UC Pihak yang
Tahap Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b d e f g h i j k l
Penyusunan Pelaporan Pelaksanaan dapat mengarah kepada ROO 21.04.08.21 Kasubbag Keuangan Data Asset belum sesuai Internal C Penyusunan Pelaporan Dinas
Keuangan Akhir Tahun terhambatnya Penyusunan dan terlambat masuk ke Keuangan Akhir Tahun PERAKIM
Pelaporan Keuangan Akhir Subbag Keuangan menjadi terlambat
Tahun karena Data Asset '-Keterlambatan -Penyampaian laporan
yang belum masuk Subbag penyampaian data dalam keuangan akhir tahun
Keuangan rangka penyusunan laporan terlambat
'-Penyusunan laporan akhir keuangan dari bidang-
tahun anggaran tidak tepat bidang
waktu - Ketidak lengkapan data
pendukung laporan
keuangan

Administrasi Umum
3

Pemeliharaan Rutin/Berkala
3.a
Gedung Kantor

Tidak Terlaksananya
Tidak nyamannya suasana
Gedung kantor yang tidak pemeliharaan sesuai
kerja
Pemeliharaan Rutin/Berkala terawat akan mengakibatkan kebutuhan dan tidak Karyawan /
Pelaksanaan ROO 21.04.08.22 Kepala Dinas Internal C '-Tidak optimalnya
Gedung Kantor ketidaknyamanan pegawai terselesaikannya pegawai
pelayanan dan
dalam bekerja pemeliharaan gedung
pelaksanaan pekerjaan
kantor tepat waktu

Pemeliharaan Rutin/Berkala
3.b Kendaraan
Dinas/Operasional

Pemeliharaan Rutin/Berkala Pelaksanaan -Sarana yang tidak terawat ROO 21.04.08.23 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana Internal C Tidak nyamannya suasana Dinas
Kendaraan Dinas/Operasional dan rusak. prasarana kantor dan kerja PERAKIM
intensitas pemakaian yang '-Ketidaklancaran
tinggi pelaksanaan tugas dan
-Frekuensi pemakaian yang risiko keselamatan kerja
melebihi kapasitas
-Kelalaian/kurang
terampilnya pemakai
sehingga mengakibatkan
rusaknya sarana
- Belum adanya jadwal
rencana pemeliharan rutin
maupun berkala.

Penyediaan Bahan Bacaan


3.c dan Peraturan Perundang-
undangan

Penyediaan Bahan Bacaan dan Pelaksanaan Tidak tersedianya kebutuhan ROO 21.04.08.24 Kepala Dinas Keterlambatan dalam Ekstenral/In C Tidak lancarnya pekerjaan ASN
Peraturan Perundang- akan mengakibatkan penyediaan ternal -Terbatasnya pengetahuan
Undangan ketidaknyamanan dan -Ketidakingin tahuan ASN ASN terhadap aturan yang
ketidaklancaran pegawai terkait update regulasi berlaku
dalam bekerja -Terbatasnya ketersediaan
-Tingkat pengetahuan ASN bahan bacaan dan
baik teknis dan administratif peraturan perundang-
dan regulasi yang berbeda undangan di pasaran
- Tidak tersedianya bahan
bacaan dan peraturan
perundang-undangan yang
dibutuhkan

Pelayanan Informasi Perangkat Pelaksanaan Tidak tersedianya kebutuhan ROO 21.04.08.25 Kepala Dinas Keterlambatan dalam Eksternal/In C Tidak lancarnya pekerjaan Masyarakat
Daerah akan mengakibatkan penyediaan ternal '-Tidakterserapnya
ketidaknyamanan dan '- Belum ada kepastian anggaran
ketidaklancaran pegawai jadwal Penyelenggaraan -tidak terlaksananya
dalam bekerja Event Pameran. keikutsertaan dalam Event
'-Kesiapan Materi Pameran Pameran
yang tidak tepat waktu
-Ketidak pastian waktu
dalam proses pengadaan
Penyedia Jasa

Penyediaan Jasa Jaminan


3.d
Barang Milik Daerah

Penyediaan Jasa Jaminan Pelaksanaan Sarana dan prasarana yang ROO 21.04.08.26 Kepala OPD Tidak terawatnya sarana Internal C Tidak nyamannya suasana ASN
Barang Milik Daerah rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan kerja
mengakibatkan intensitas pemakaian yang '- Tidak adanya jaminan
ketidaknyamanan pegawai tinggi keselamatan dan
dalam bekerja dan '-Pengadan yang tidak keamanan dalam
ketidaklancaran tugas sesuai jadwal berkendara pada waktu
-Tidak terjaminnya pelaksanaan tugas
penanggungan risiko
kecelakaan kerja

Rehabilitasi Sedang/Berat
3.e
Rumah Gedung Kantor

Penyediaan Komponen
3.f Instalasi Listrik/Penerangan
Bangunan Kantor

Penyedian komponen Instalasi Pelaksanaan Sarana dan prasarana yang ROO 21.04.08.27 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana C Tidak nyamannya suasana Dinas
Listrik/Penerangan Bangunan rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan kerja PERAKIM
Kantor mengakibatkan intensitas pemakaian yang
ketidaknyamanan pegawai tinggi -Tidak Terpenuhinya
dalam bekerja dan '-Tidak terpenuhinya standar kenyamanan
ketidaklancaran tugas kebutuhan komponen- dalam bekerja
'-Ketidaknyamanan dan tidak komponen perbaikan
optimalnya dalam penerangan
pelaksanaan tugas

3.g Penyediaan Peralatan dan


Perlengkapan Kantor
Risiko Sebab*) Dampak**)
No Kegiatan Kode C/UC Pihak yang
Tahap Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b d e f g h i j k l
Penyediaan Peralatan dan Pelaksanaan Sarana dan prasarana yang ROO 21.04.08.28 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana Internal C Tidak nyamannya suasana Dinas
Perlengkapan Kantor rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan kerja PERAKIM
mengakibatkan intensitas pemakaian yang
ketidaknyamanan pegawai tinggi -Tidak optimalnya
dalam bekerja dan - Belum adanya daftar pelayanan dan
ketidaklancaran tugas prioritas kebutuhan pelaksanaan pekerjaan
'-Tidak terenuhinya
peralatan dan perlengkapan
kantor yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas

3.i Pengadaan Mebeleur

Pengadaan Mebeleur Pelaksanaan Sarana dan prasarana yang ROO 21.04.08.30 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana Internal C Tidak optimalnya Dinas
rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan pelayanan dan PERAKIM
mengakibatkan intensitas pemakaian yang pelaksanaan pekerjaan
ketidaknyamanan pegawai tinggi
dalam bekerja dan '-Kondisi sarana mebeleur
ketidaklancaran tugas yang sudah tidak layak
-Tidak tersedianya sarana
mebeleur sebagai sarana
penunjang pelaksanaan
tugas

Penyediaan Jasa Komunikasi,


3.j Sumber Daya Air dan Listrik

Penyediaan Jasa Pelaksanaan Sarana dan prasarana yang ROO 21.04.08.31 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana Internal C Tidak nyamannya suasana Dinas
Telekomunikasi, Sumber Daya rusak dan tidak terawat akan prasarana kantor dan kerja PERAKIM
Air dan Listrik mengakibatkan intensitas pemakaian yang -Tidak optimalnya
ketidaknyamanan pegawai tinggi pelayanan dan
dalam bekerja dan '-Pemakaian Sarpras yang pelaksanaan pekerjaan
ketidaklancaran tugas fluktuatif dan berlebihan
'-Tagihan Pembayaran jasa - Kelalaian pemakaian
yang fluktiatif dan melebihi Sarpras di luar jam kerja
ketersediaan anggaran

Penyediaan Makanan dan


3.k
Minuman

Penyediaan Makanan dan Pelaksanaan Tidak tersedianya kebutuhan ROO 21.04.08.32 Kepala Dinas Keterlambatan dalam Internal C Tidak lancarnya pekerjaan Dinas
Minuman akan mengakibatkan penyediaan '-Pelaksanaan kegiatan PERAKIM
ketidaknyamanan dan -Frekuensi Jadwal Agenda (rapat,dll) tanpa adanya
ketidaklancaran pegawai Kegiatan yang tinggi. makan dan minum
dalam bekerja
'-Tidak tercukupinya
penyediaan kebutuhan
makan minum sesuai
ketersediaan anggaran

Pemeliharaan Rutin/Berkala
3.l
Perlengkapan Gedung Kantor

Pemeliharaan Rutin/Berkala Pelaksanaan Sarana yang tidak terawat ROO 21.04.08.33 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana Internal C Tidak Optimalnya Dinas
Perlengkapan Gedung kantor dan rusak prasarana kantor dan pelayanan dan PERAKIM
intensitas pemakaian yang pelaksanaan tugas
tinggi
-Tidak tersedianya jadwal
dan catatan kondisi
perlengkapan
-Kualitas Pelayanan
Penyedia Jasa Listrik (PLN)

Pemeliharaan Rutin/Berkala
3.m
Peralatan Gedung Kantor

Pemeliharaan rutin/berkala Pelaksanaan Sarana yang rusak dan tidak ROO 21.04.08.34 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana Internal C Tidak Optimalnya Dinas
peralatan gedung kantor terawat prasarana kantor dan pelayanan dan PERAKIM
intensitas pemakaian yang pelaksanaan tugas
tinggi
-Tidak tersedianya jadwal
dan catatan kondisi
peralatan

Pemeliharaan Rutin/Berkala
3.n
Mebeleur
Pemeliharaan rutin/berkala Pelaksanaan Sarana yang rusak dan tidak ROO 21.04.08.35 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana Internal C Tidak Optimalnya Dinas
mebeleur terawat prasarana kantor dan pelayanan dan Perakim
intensitas pemakaian yang pelaksanaan tugas
tinggi
-Tidak tersedianya jadwal
dan catatan kondisi
Mebeleur

Penyediaan Jasa Surat


3.o
Menyurat

Penyediaan Jasa Surat Pelaksanaan Tidak tersampaikannya ROO 21.04.08.36 Kepala Dinas Pengiriman yang terlambat Internal C Tidak Optimalnya Dinas
Menyurat naskah dinas tepat waktu dan salah alamat pelayanan dan PERAKIM
akan mengakibatkan '-Keterbatasan kapasitas pelaksanaan tugas
terlambatnya penyampaian SDM dalam penggunaan
naskah dinas aplikasi persuratan (TNDE
dan SIKD)
-Pencatatan dokumen
persuratan melalui kartu
kendali

3.p Penyediaan Alat Tulis Kantor

Penyediaan Alat Tulis Kantor Perencanaan Tidak tersedianya kebutuhan ROO 21.04.08.37 Kepala Dinas - Keterlambatan dalam Internal C Tidak Optimalnya Dinas
akan mengakibatkan penyediaan pelayanan dan PERAKIM
ketidaknyamanan dan '-Belum Optimalnya pelaksanaan tugas
ketidaklancaran pegawai Pencatatan ketersediaan
dalam bekerja barang oleh pengurus
barang

Penyediaan Barang Cetakan


3.q
dan Penggandaan

Penyediaan Barang Cetak dan Perencanaan Tidak tersedianya ROO 21.04.08.38 Kepala Dinas Keterlambatan dalam Internal C Tidak Optimalnya Dinas
Penggandaan perlengkapan barang cetak penyediaan pelayanan dan PERAKIM
dan penggandaan pelaksanaan tugas

Rapat-rapat Kordinasi dan


3.r
Konsultasi ke Luar Daerah
Risiko Sebab*) Dampak**)
No Kegiatan Kode C/UC Pihak yang
Tahap Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b d e f g h i j k l
Rapt-Rapat Koordinasi dan Pelaksanaan ROO 21.04.08.39 Kepala Dinas Keterlambatan dalam Internal C -tidak tersedianya Dinas
Konsultasi Ke Luar Daerah -Ketidakhadiran memehuni penyediaan informasi hasil PERAKIM
undangan dalam event yang -Jumlah agenda dan acara pelaksanaan koordinasi,
diselenggarakan yang tidak bisa diprediksi sosialisasi dan rapat
karena menyesuaikan surat -tidak terlaksananya
undangan yang masuk koordinasi,keikutsertaan
-Keterbatasan Jumlah dalam rapat, sosialisasi,
personil untuk penugasan bimtek, dll
Penyediaan Jasa Administrasi
3.s Keuangan

Penyediaan Jasa Administrasi Perencanaan ROO 21.04.08.40 Kepala Dinas -Kelengkapan Dokumen Internal C Tidak Optimalnya Dinas
Keuangan -Tidak terbayarkan dalam penyediaan SPJ pelayanan dan PERAKIM
pembayaran honor dan jasa pelaksanaan tugas
keamanan
Penyediaan Jasa Kebersihan
3.t Kantor

Penyediaan Jasa Kebersihan Pelaksanaan Tidak terawatnya sarpras ROO 21.04.08.41 Kepala Dinas Tidak terawatnya sarana Internal C Tidak nyamannya suasana Dinas
Kantor perlengkapan dan terjaganya prasarana kantor dan kerja PERAKIM
kebersihan lingkungan intensitas pemakaian yang
kantor tinggi
'-Ketidakmampuan dan
keterbatasan tenaga
kebersihan
-Tidak tersedianya jadwal
dan Standar Operasional
Pelayanan
Peningkatan Disiplin dan
4 Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Pendidikan dan Pelatihan
4.a Formal

Pendidikan Dan Pelatihan Perencanaan Tidak tepat sasarannya ROO 21.04.08.42 Kepala OPD Terbatasnya jenis Internal C Diklat tepat sasaran dan Dinas
Formal Pendidikan dan Pelatihan pendidikan dan pelatihan tidak sesuai analisa PERAKIM
akan menghambat yang disediakan, yang kebutuhan diklat
peningkatan ketrampilan sesuai dengan kebutuhan -keikutsertaan dalam
dan pengetahuan pegawai Diklat tidak sesuai dengan
analisa kebutuhan diklat

Keterangan
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan kegiatan, tujuan kegiatan, dan sasaran kegiatan sebagaimana tercantum dalam RKA SKPD
Kolom c diisi dengan indikator kinerja tujuan/sasaran kegiatan
Kolom d diisi dengan tahapan kegiatan
Kolom e diisi dengan uraian peristiwa yang merupakan risiko
Kolom f diisi dengan Kode risiko
Kolom g diisi dengan Pemilik risiko, pihak/unit yang bertanggung jawab/ berkepentingan untuk mengelola risiko
Kolom h diisi dengan penyebab timbulnya risiko, Untuk mempermudah identifikasi sebab risiko, sebab risiko bisa dikategorikan ke dalam : Man, Money, Method, Machine , dan Material
Kolom i diisi dengan sumber risiko (eksternal/internal)
Kolom j diisi dengan C, jika unit kerja mampu untuk mengendalikan penyebab risiko, atau UC jika unit kerja tidak mampu mengendalikan penyebab risiko
Kolom k diisi dengan uraian akibat yang ditimbulkan jika risiko benar-benar terjadi. Untuk mempermudah identifikasi dampak risiko, dampak risiko bisa dikategorikan ke dalam: Keuangan, Kinerja, Reputasi dan Hukum
Kolom l diisi dengan pihak/unit yang menderita/terkena dampak jika risiko benar-benar terjadi (pemda/masyarakat)
Lampiran 5
Form 3b 1.2

Kertas Kerja
Identifikasi Risiko Strategis OPD

Tujuan Strategis 1 : Meningkatkan Ketersediaan Rumah Layak Huni dan Kawasan Permukiman Yang Berkualitas
Urusan Pemerintahan : Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Risiko Sebab Dampak
No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kode C/UC Pihak yang
Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b c d e f g h i j k
Tujuan 1
Meningkatkan Ketersediaan Rumah
Layak Huni dan Kawasan
Permukiman Yang Berkualitas
Sasaran 1.1
Meningkatnya jumlah rumah layak
huni bagi masyarakat miskin dan
Masyarakat Yang Memiliki
Keterbatasan Akses Pembiayaan
Perumahan
Program 1.1
Persentase rumah tangga yang
Pengembangan Perumahan memiliki akses terhadap hunian
yang layak
Kegiatan/Sub Kegiatan/Sub-sub
Kegiatan

Sosialisasi dan Persiapan


Penyediaan dan Rehabilitasi
1
Rumah Korban Bencana/ Relokasi
Program Provinsi

Sosialisasi Standar Teknis


Penyediaan dan Rehabilitasi
1.a Rumah kepada
Masyarakat/Sukarelawan Tanggap
Bencana
Sosialisasi Pengembangan Jumlah dokumen yang disusun - Tidak RSO 21.04.08.01 Kepala Dinas -Sosialisasi tertunda Eksternal/ C - Masyarakat yang Masyarakat
Pembangunan Baru & Akses terinformasikannya karena pandemi covid- Internal membutuhkan (MBR) tidak (MBR)
Perumahan KPR-FLPP peluang melalui KPR- 19 mendapatkan kesempatan
FLPP, BP2BT, dll - Sosialisasi ke / peluang informasi
- Minimnya akses masyarakat luas yang penyediaan perumahan
masyarakat terhadap dilaksanakan secara melalui mekanisme
kebijakan Pemerintah daring, tidak efektif. pembiayaan FLPP, BP2BT,
terkait Pembiayaan - Terbatasnya dll.
Perumahan keikutsertaan Kab/Kota
dalam mensosialisasikan

Sosialisasi Standar Teknis Jumlah dokumen yang disusun -Tidak tersampaikannya RSO 21.04.08.02 Kepala Dinas - Sosialisasi tertunda Eksternal/ C -Pemahaman terhadap Kab/Kota
Penyediaan dan Rehabilitasi Rumah Pedoman Standar Teknis - Terbatasnya Internal Pedoman Standar Teknis
kepada Masyarakat/Sukarelawan Penyediaan Rumah keikutsertaan Kab/Kota kurang sehingga
dalam mengikuti pembangunan yang
sosialisasi. dilakukan kurang
memenuhi standar teknis
Pembentukan dan Pelatihan Tim Jumlah dokumen yang disusun - TFL dalam RSO 21.04.08.03 Kepala Dinas - Sosialisasi tertunda Eksternal/ C - Tidak efektif, tidak Masyarakat
Satgas, Tim Pendamping dan memberikan - Pelaksanaan Sosialisasi Internal terjaminnya mutu penerima
Fasilitator pendampingan kepada melalui daring kurang - Pembangunan Rumah bantuan
masyarakat penerima efektif Baru tidak sesuai dengan
bantuan, kurang - TFL yang direkrut, Standar Teknis
maksimal. tidak kompeten

Pendataan Penyediaan dan


Rehabilitasi Rumah Korban
2
Bencana atau Relokasi Program
Provinsi

Pengumpulan Data Rumah Korban


2.a Bencana Kejadian Sebelumnya
yang Belum Tertangani

Identifikasi Perumahan di Lokasi Jumlah dokumen yang disusun - Tidak adanya data RSO 21.04.08.04 Kepala Dinas -Belum tersedianya data Eksternal/ C - Belum dapat tertangani Masyarakat
Rawan Bencana atau Terkena perumahan dilokasi Rumah / Perumahan di internal nya fasilitasi penyediaan Terdamak
Relokasi Program Provinsi rewan bencana / Daerah Rawan Bencana. perumahan bagi Bencana/Dinas
terkena relokasi - Belum tersedianya data masyarakat terdampak PERAKIM
program provinsi. informasi program- relokasi program provinsi.
prgram provinsi yang '- Masih adanya risiko
berimplikasi terhadap kerusakan rumah /
penyediaan rumah / perumahan akibat bencana
perumahan. di lokasi rawan bencana.

Identifikasi Lahan-lahan Potensial Jumlah dokumen yang disusun - Tidak adanya data RSO 21.04.08.05 Kepala Dinas -Belum tersedianya data Eksternal/ C - Belum dapat Masyarakat
sebagai Lokasi Relokasi Perumahan lahan-lahan potensial informasi lahan internal dilaksanakannya relokasi Terdamak
sebagai lokasi relokasi potensial sebagai lokasi perumahan dalam rangka Bencana/Dinas
perumahan. relokasi perumahan. pelaksanaan program PERAKIM
pemerintah provinsi.
Pengumpulan Data Rumah Korban Jumlah dokumen yang disusun - Tidak adanya data RSO 21.04.08.06 Kepala Dinas - Tidak tersedianya Eksternal/ C - Tidak dapat Masyarakat
Bencana Kejadian Sebelumnya yang rumah korban bencana informasi data rumah internal tertanganinya rumah Terdamak
Belum Tertangani kejadian sebelumnya korban kejadian korban bencana yang Bencana/Dinas
yang belum tertangani sebelumnya yang belum sebelumnya belum PERAKIM
untuk dilakukan tertangani. tertangani
penanganan.
Pendataan Rumah Sewa Korban Jumlah dokumen yang disusun -Tidak tersedianya data RSO 21.04.08.07 Kepala Dinas - Instansi / OPD yang Eksternal/ C - Tidak dapat dilaksanakan Masyarakat
Bencana, Rumah Susun dan Rumah rumah sewa korban menangani berbeda- internal program fasilitasi Terdamak
Rusus bencana, Rusun dan beda tiap Daerah penyediaan perumahan. Bencana/Dinas
rusus -Keterbatasan data PERAKIM
pihak Kab/Kota
Pendataan dan Verifikasi
Penerima Rumah bagi Korban
2.b
Bencana Alam atau Terkena
Relokasi Program Provinsi
Pendataan dan Verifikasi Penerima Jumlah dokumen yang disusun Sulitnya mendapatkan RSO 21.04.08.08 Kepala Dinas Belum tersedianya Eksternal/ C Memerlukan identifikasi Masyarakat
Rumah bagi Korban Bencana Alam database korban Database Korban internal penyusunan database Terdamak
atau Terkena Relokasi Program Bencana Alam atau Bencana Alam yang secara primer Bencana/Dinas
Provinsi terkena relokasi dapat ditangani oleh -Tidak tersalurkannya PERAKIM
program tingkat Provinsi bantuan Rumah bagi
Provinsi -Belum adanya korban Bencana atau
-Tidak tersedianya data Pendataan Bagi Rumah Relokasi Program Provinsi
korban Bencana Alam Korban Bencana sesuai dengan kriteria
atau terkena relokasi -Minimnya informasi
program tingkat dari Kab/Kota
Provinsi -Validitas Data yang ada
-Tidak tepatnya sasaran -Perubahan Kondisi
Penerima Bantuan dilapangan

Pembangunan dan Rehabilitasi


3 Rumah Korban Bencana atau
Relokasi Program Provinsi
Rehabilitasi Rumah bagi Korban
3.a
Bencana
Risiko Sebab Dampak
No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kode C/UC Pihak yang
Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b c d e f g h i j k
Bantuan Sosial Barang Material Jumlah rumah terdampak - Tidak tepat jenis RSO 21.04.08.09 Kepala Dinas -Sudah Tertangani dari Eksternal/ C - Korban bencana tidak Masyarakat
Bahan Bangunan Rehabilitasi Rumah bencana, fasilitasi relokasi material bahan sumber dana lainnya Internal dapat memeperbaiki Terdamak
Terdampak Bencana Beserta PSU nya program pemerintah, rumah bangunan yang di (Pemerintah / Swasta/ Rumah yang Rusak untuk Bencana/Dinas
umum dan rumah khusus serahkan sesuai Swadaya) dapat dihuni kembali PERAKIM
beserta PSUnya yang tertangani kebutuhan -Tidak adanya komitmen - Capaian tidak dapat
- Tidak tepat waktu, Swadaya memenuhi target 100%
jumlah dan mutu, - Beragamnya tingkat -
material bahan kerusakan dan beraneka
bangunan yang di ragamnya material
serahkan. bahan bangunan yang
- Kerusakan material dibutuhkan.
bahan bangunan akibat - Sebaran lokasi tersebar
mobilisasi. dan merupakan remote
'-Tidak tersampaikannya area dengan akses
bantuan bagi pencapaian yang sulit.
masyarakat korban
terdampak bencana

Bantuan Sosial Barang Material Jumlah rumah terdampak Penerima Bansos RSO 21.04.08.10 Kepala Dinas Rumah sudah diperbaiki Eksternal/ UC calon penerima gagal Masyarakat
Bahan Bangunan Rehabilitasi Rumah bencana, fasilitasi relokasi Kurang sesuai sasaran secara mandiri karena Internal menerima bantuan Terdamak
Terdampak Bencana Beserta PSU nya program pemerintah, rumah kejadian bencana sudah Bencana/Dinas
umum dan rumah khusus cukup lama PERAKIM
beserta PSUnya yang tertangani

Pembangunan Rumah bagi Korban


3.b
Bencana
Bantuan Sosial Barang Material Jumlah rumah terdampak Belum diketahuinya RSO 21.04.08.11 Kepala Dinas Tidak terpenuhinya Eksternal UC - Jadwal Pelaksanaan Masyarakat
Bahan Bangunan Pembangunan bencana, fasilitasi relokasi penerbitan e-katalog persyaratan jumlah Bantuan Stimulan Material Terdamak
Rumah Terdampak Bencana Beserta program pemerintah, rumah RUSPIN secara resmi minimal Perusahan Pembangunan Rumah Bencana/Dinas
PSU nya umum dan rumah khusus - Tidak tepat waktu, penyedia (yang sudah Sederhana Sehat mundur / PERAKIM
beserta PSUnya yang tertangani jumlah dan mutu, melakukan PKS dengan tidak terlaksana.
material bahan Kementerian Pusat) -Masyarakat korban
bangunan yang di untuk pendaftaran e- Bencana tidak dapat
serahkan. katalog. menghuni rumah baru yang
- Kerusakan material - Performance penyedia layak huni.
bahan bangunan akibat barang dan jasa kurang / - Capaian tidak dapat
mobilisasi. tidak baik. memenuhi target 100%
'-Tidak tersampaikannya '-Sudah Tertangani dari
bantuan bagi sumber dana lainnya
masyarakat korban (Pemerintah / Swasta/
terdampak bencana Swadaya)
-Tidak adanya komitmen
Swadaya
- Sebaran lokasi tersebar
dan merupakan remote
area dengan akses
pencapaian yang sulit.
- Performance penyedia
jasa kurang / tidak baik.

Bantuan Sosial Barang Material Jumlah rumah terdampak Tidak Tersalurkannya RSO 21.04.08.12 Kepala Dinas terdapat kriteria yang Eksternal UC Mundurnya pelaksanaan Masyarakat
Bahan Bangunan Pembangunan bencana, fasilitasi relokasi Bantuan Stimulan tidak dapat dipenuhi karena gagalnya calon Terdamak
Rumah Terdampak Bencana beserta program pemerintah, rumah Material oleh calon penerima penerima dan diperlukan Bencana/Dinas
PSU nya umum dan rumah khusus (penyediaan lahan dll) calon penerima pengganti PERAKIM
beserta PSUnya yang tertangani

Terlambatnya RSO 21.04.08.13 Kepala Dinas Lokasi Bencana yang Eksternal C pelaksanaan pembangunan Masyarakat
pelaksanaan cukup ekstrim sehingga mundur dari waktu yang Terdamak
memerlukan perhatian telah direncanakan Bencana/Dinas
khusus dalam PERAKIM
pengangkutan material
Pembangunan Rumah Khusus
3.c beserta PSU bagi Korban Bencana/
Relokasi Program Provinsi
Perencanaan Pemanfaatan Lahan Jumlah dokumen perencanaan - Tidak tersedianya RSO 21.04.08.14 Kepala Dinas -Hak penggunaan Lahan Eksternal UC Tidak dapat terlaksananya Masyarakat
Aset Provinsi di Desa SIdaharja Kec. rusunawa dan rumah khusus dokumen UKL-UPL, site masih berada di pembangunan rusun rusus MBR/Dinas
Suradadi Kab. Tegal plan, dan DED (Rusus). Disporapar di Desa Sidaharja, Kec. PERAKIM
-Lahan berada di dekat Suradadi, Kab. Tegal
pantai dan
membutuhkan biaya
pematangan lahan &
konstruksi non standart
/ besar.
- Kesesuaian peruntukan
dengan rencana tata
ruang.
- Performance penyedia
jasa kurang / tidak baik.

Identifikasi Kebutuhan Rumah Jumlah dokumen perencanaan - Tidak tersedianya RSO 21.04.08.15 Kepala Dinas - tidak tersedianya data Eksternal/ C - Tidak dapat Masyarakat
Khusus Bagi Nelayan 7 Kabupaten / rusunawa dan rumah khusus kajian dan identifikasi Nelayan yang Internal terlaksananya progam MBR/Dinas
Kota di Pantura kebutuhan rumah bagi membutuhkan Rumah penyediaan rusus bagi PERAKIM
nelayan 7 kab/kota di - Kesiapan kultur sosial nelayan
pantura. nelayan untuk di
relokasi.
- kesesuaian peruntukan
dengan RTRW.
- Performance penyedia
jasa kurang / tidak baik.

Pendistribusian dan Serah Terima


4 Rumah bagi Korban Bencana atau
Relokasi Program Provinsi

Pelaksanaan Pembagian Rumah


4.a bagi Korban Bencana Provinsi atau
Relokasi Program Provinsi

Bantuan Stimulan Material untuk Jumlah unit rumah yang Belum diketahuinya RSO 21.04.08.20 Kepala Dinas Tidak terpenuhinya Eksternal/ UC - Pelaksanaan Bantuan Masyarakat
Pembangunan Rumah Sederhana dibangun (Komponen Struktur) jadwal penerbitan e- persyaratan jumlah Internal Stimulan Material Korban
Sehat bagi Pemenuhan Backlog katalog RUSPIN secara minimal Perusahan Pembangunan Rumah Bencana/Dinas
resmi. penyedia (yang sudah Sederhana Sehat mundur PERAKIM
melakukan PKS dengan - Tidak terpenuhinya
Kementerian Pusat) jumlah rumah yang
untuk pendaftaran e- dibangun untuk
katalog. pemenuhan Backlog.
- Performance penyedia
barang dan jasa kurang /
tidak baik.
Risiko Sebab Dampak
No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kode C/UC Pihak yang
Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b c d e f g h i j k
Bantuan Stimulan Rumah Sederhana Jumlah unit rumah yang - Tidak tersampaikannya RSO 21.04.08.21 Kepala Dinas - Tidak terpenuhinya Eksternal/ UC - Pelaksanaan Bantuan Masyarakat
Sehat dibangun (Komponen bantuan tepat sasaran, kriteria yang seharusnya Internal Stimulan Material Korban
Arsitektur) tepat waktu, tepat dipenuhi sebagai Pembangunan Rumah Bencana/Dinas
jumlah. penerima bantuan Sederhana Sehat mundur PERAKIM
diantaranya : status - Tidak terpenuhinya
kepemilikan, komitmen jumlah rumah yang
berswadaya, dll. dibangun untuk
- Perubahan status dan pemenuhan Backlog.
kondisi calon penerima
bantuan.
- Terbatasnya tingkat
pengetahuan Kelompok
Masyarakat sebagai Tim
Pelaksana Kegiatan
(dalam penyediaan
material bahan
bangunan serta
pelaporan
pertanggungjawaban).

Peningkatan Kualitas RTLH Jumlah RTLH yang ditangani - Tidak tersampaikannya RSO 21.04.08.22 Kepala Dinas - Adanya duplikasi data Eksternal/ C - Tidak tersampaikannya Masyarakat
(Bankeupemdes RTLH) bantuan tepat sasaran, dan akurasi data. Internal bantuan kepada Korban
tepat waktu, tepat - Sebaran lokasi yang masyarakat miskin yang Bencana/Dinas
jumlah. luas. membutuhkan (tidak PERAKIM
- Tidak terlaksananya - Keterbatasan SDM terlaksananya dukungan
peningkatan kualitas - Tata laksana terhadap program
RTLH. - Perubahan status dan penanggulangan
kondisi calon penerima kemiskinan)
bantuan - Capaian tidak dapat
- Kesanggupan untuk memenuhi target 100%
berswadaya

Sasaran 1.2.
Meningkatnya Kualitas Kawasan
Permukiman
Program 1.2
Presentase (%) Luasan Kawasan
Program Peningkatan Prasarana, Kumuh yang tertangani
Sarana, dan Utilitas Umum (PSU)

Kegiatan/Sub Kegiatan/Sub-sub
Kegiatan
Urusan Penyelenggaraan PSU
1
Permukiman
Penyediaan Prasarana, Sarana, dan
Utilitas Umum di permukiman
1.a
untuk Menunjang Fungsi
Permukiman
Pelaksanaan Fisik Hadiah Pemenang Jumlah PSU kawasan Terjadinya gagal lelang RSO 21.04.08.23 Kepala Dinas - Belum ada penyedia Eksternal UC Lelang ulang yang Dinas PERAKIM
Lomba Hari Habitat Tahun 2019 permukiman yang dikembangan jasa yang memenuhi mengakibatkan waktu
syarat pelaksanaan mundur dari
- Standar harga yang jadwal
tidak representatif
Kerusakan dan RSO 21.04.08.24 Kepala Dinas Terjadi bencana, Eksternal UC Tidak terselesaikannya Dinas PERAKIM
tertundanya kerusuhan sosial, dll pekerjaan fisik hadiah
pelaksanaan pekerjaan (force majeur ) pemenang lomba hari
konstruksi. habitat tahun 2019

Pelaksanaan konstruksi RSO 21.04.08.25 Kepala Dinas Performance dari Eksternal C - Waktu pelaksanaan Dinas PERAKIM
yang tidak sesuai dengan penyedia jasa yang mundur dari jadwal yang
waktu yang telah menyebabkan telah ditentukan
ditentukan. keterlambatan - Pemutusan Kontrak
Pekerjaan

Adanya perubahan RSO 21.04.08.26 Kepala Dinas Terjadi resesi Eksternal UC Tidak terselesaikannya Dinas PERAKIM
harga pada masa perekonomian negara pekerjaan fisik hadiah
pelaksanaan pekerjaan pemenang lomba hari
(eskalasi) habitat tahun 2019

Pemutusan kontrak RSO 21.04.08.27 Kepala Dinas - Pelaksanaan fisik yang Eksternal UC Tidak terselesaikannya Dinas PERAKIM
pelaksanaan pekerjaan tidak memenuhi kualitas pekerjaan fisik hadiah
fisik sesuai spesifikasi teknis. pemenang lomba hari
- terjadinya wanprestasi habitat tahun 2019
dari penyedia jasa

Hasil pekerjaan tidak RSO 21.04.08.28 Kepala Dinas - Pemilihan dan Eksternal C Hasil pelaksanaan Dinas PERAKIM
sesuai dengan spesifikasi penggunanaan bahan pekerjaan tidak sesuai
yang di syaratkan dalam bangunan yang tidak dengan ketentuan yang
kontrak sesuai dengan spesifikasi diatur dalam kontrak.
yang sudah di tentukan
dalam kontrak

Penyelenggaraan Lomba Hari Habitat Jumlah PSU kawasan - Tidak terselenggaranya RSO 21.04.08.29 Kepala Dinas - Tidak adanya peserta Eksternal C - Tidak adanya Pekerjaan Dinas PERAKIM
Tahun 2021 permukiman yang dikembangan Lomba Hari Habitat Kab/Kota, / Internal Fisik pada tahun N+1
- Tidak adanya peserta - Kurangnya infomasi -Tidak terselenggaranya
Lomba Hari Habitat mengenai Lomba Hari Habitat
penyelenggaraan lomba

Perencanaan Penyediaan PSU


1.b
Permukiman
Fasilitasi Penyediaan PSU Tidak termonitoring tingkat - Tidak termonitoring RSO 21.04.08.30 Kepala Dinas - Data hasil identifikasi Eksternal UC - Tidak tersedia data Dinas PERAKIM
Permukiman capaian kawasan permukiman tingkat capaian kawasan kawasan permukiman capaian kinerja
kumuh yang tertangani permukiman kumuh kumuh oleh Kab/Kota penanganan kawasan
yang tertangani selalu berubah / permukiman kumuh.
dinamis. - Tidak komprehensifnya
kebijakan yang diambil
dalam penanganan
kawasan kumuh.

Koordinasi dan Sinkronisasi dalam


Rangka Penyediaan Prasarana,
1.c
Sarana, dan Utilitas Umum
Permukiman
Koordinasi, Sinkronisasi dan Jumlah kawasan permukiman - Respon dari Kab / Kota RSO 21.04.08.31 Kepala Dinas - Tidak efektifnya Eksternal UC Tidak tercapainya target Dinas PERAKIM
Monitoring Penanganan Kawasan kumuh yang tertangani yang rendah dalam koordinasi yang telah lokasi penanganan kumuh
Permukiman pengusulan progam/ dilakukan bersama
kegiatan/ anggaran Kabupaten/Kota.
dalam rangka - Komitmen dari
penanganan kawasan pemerintah daerah
kumuh, melalui bantuan kurang
keuangan Kab/ Kota - Belum jelasnya tupoksi
(Musrenbang) perangkat daerah
Kab/Kota dalam
penanganan kumuh.

Keterangan:
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan tujuan strategis urusan wajib sebagai mana tercantum dalam RPJMD/Renstra
Kolom c diisi dengan indikator kinerja tujuan strategis
Kolom d diisi dengan uraian peristiwa yang merupakan risiko
Kolom e diisi dengan Kode risiko
Kolom f diisi dengan Pemilik risiko, pihak/unit yang bertanggung jawab/ berkepentingan untuk mengelola risiko
Kolom g diisi dengan penyebab timbulnya risiko. Untuk mempermudah identifikasi sebab risiko, sebab risiko bisa dikategorikan ke dalam : Man, Money, Method, Machine , dan Material
Kolom h diisi dengan sumber risiko (eksternal/internal)
Kolom i diisi dengan C, jika unit kerja mampu untuk mengendalikan penyebab risiko, atau UC jika unit kerja tidak mampu mengendalikan risiko
Kolom j diisi dengan uraian akibat yang ditimbulkan jika risiko benar-benar terjadi. Untuk mempermudah identifikasi dampak risiko, dampak risiko bisa dikategorikan ke dalam: Keuangan, Kinerja, Reputasi dan Hukum
Kolom k diisi dengan pihak/unit yang menderita/terkena dampak jika risiko benar-benar terjadi
Lampiran 5
Form 3b 2.1

Kertas Kerja
Identifikasi Risiko Strategis OPD (RSO)

Nama Pemda Provinsi Jawa Tengah


Nama OPD Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Tahun Penilaian 2021
Periode yang dinilai 2021
Tujuan Strategis 2 Meningkatkan Kepastian Hukum atas bidang tanah bagi masyarakat & bagi pembangunan untuk kepentingan umum
Urusan Pemerintahan Pertanahan
Risiko Sebab Dampak
No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kode C/UC Pihak yang
Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b c d e f g h i j k
Tujuan 2
Meningkatkan Kepastian Hukum atas
bidang tanah bagi masyarakat & bagi
pembangunan untuk kepentingan
umum
Sasaran 2.1.1
Meningkatnya Kepastian Hukum atas
Bidang tanah bagi masyarakat & bagi
pembangunan untuk kepentingan
umum
Program 1
Program Penyelesaian Sengketa %Penyediaan tanah bagi
Tanah Garapan masyarakat dan
pembangunan untuk
kepentingan umum
Kegiatan / Sub Kegiatan / Sub-sub
Kegiatan

Penyelesaian Sengketa Tanah


Garapan Lintas Daerah
1
Kabupaten/Kota dalam 1 (satu)
Daerah Provinsi

Inventarisasi sengketa, konflik


dan perkara pertanahan dalam 1
1.a (satu) daerah Provinsi

Fasilitasi Sertipikasi Hak Atas Tanah Prosentase permasalahan -Adanya perubahan fungsi lahan RSO 21.10.08.01 Kepala Dinas Seiring pertumbuhan penduduk yang Internal C Berkurangnya luasan Masyarakat
pertanahan yang mengurangi luasan Lahan Pertanian dinamis pada saat ini keberadaan lahan LP2B dapat mengganggu Pemilik Lahan
tertangani Pangan Berkelanjutan (LP2B) pertanian terancam untuk kebutuhan stabilitas kemandirian,
lain (perubahan fungsi lahan) seperti ketahanan dan kedaulatan
perumahan, industri dan lain pangan baik lokal maupun
sebagainya nasional

Fasilitasi Pensertipikatan Tanah Kas Prosentase permasalahan -Aset Tanah Kas Desa tidak RSO 21.10.08.02 Kepala Dinas - Tidak tercatat dan Eksternal C Berkurangnya Aset Desa Pemdes
Desa pertanahan yang memilikki bukti terdokumentasikannya Proses /Internal
tertangani kepemilikkan/sertifikat peralihan hak kepemilikan Tanah Kas
- Peralihan Hak Kepemilikan Tanah Desa
Kas Desa - Kurangnya kesadaran Pemerintah Kas
Desa dalam pengamanan aset secara
hukum

Mediasi penyelesaian sengketa


1.b tanah garapan dalam 1 (satu)
daerah Provinsi
Penanganan Permasalahan Prosentase permasalahan -Banyaknya permasalahan RSO 21.10.08.03 Kepala Dinas -ketidak sesuaian/setujunya Eksternal C - Penyediaan tanah Masyarakat
Pertanahan pertanahan yang pertanahan yang muncul dalam masy.terhadap nilai santunan yang /Internal tertunda
tertangani penyelenggaraan urusan diberikan -Tidak terlaksananya
pertanahan di Provinsi Jawa Tengah -Kurangnya koordinasi dan sinergis pelaksanaan
-Lemahnya penataan administrasi dalam proses penanganan kegiatan/pekerjaan
permasalahan tanah shg permasalahan pertanahan -Tidak optimalnya
memunculkan permasalahan -Kurangnya komitmen pemerintah pelayanan terkait
pertanahan dalam penyelesaian permasalahan Penyelesaian
-Tidak berjalannya kegiatan sesuai pertanahan yang ada. Permasalahan Pertanahan
waktu 1. Masih terdapatnya konflik
- Program pembangunan tidak penguasaan pertanahan antara :
terlaksana a) Pemerintah Provinsi dengan
-fasilitasi penyeleaian permasalahn Pemerintah Kab/Kota
tidak berjalan b) Antar Pemerintah Kab/ kota;
-Upaya penyelesaian tanah yang c) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
berlarut-larut dengan masyarakat;
-Terhambatnya Pelaksanaan d) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Kegiatan/Pekerjaan dengan Instansi pusat;
-Fasilitasi penyelesaian e) Instansi pusat dengan masyarakat;
permasalahan pertanahan tidak f) Masyarakat dengan masyarakat;
berjalan optimal 2. Lemahnya penataan administrasi
-Timbulnya dampak sosial penguasaan tanah
masyarakat 3. Kurangnya koordinasi dalam
penanganan permasalahan pertanahan
di Daerah
4. Kurangnya pemahaman terhadap
regulasi dibidang pertanahan

Program 2
Program Redistribusi Tanah dan
Ganti Kerugian Tanah Kelebihan
Maksimum dan Tanah Absentee

Kegiatan / Sub Kegiatan / Sub-sub


Kegiatan

Penetapan Subyek dan Obyek


Redistribusi Tanah Lintas Daerah
1 Kabupaten/Kota dalam 1 (satu)
Daerah Provinsi

Inventarisasi Subyek dan Obyek


1.a Redistribusi Tanah

Inventarisasi dan Identifikasi Tanah Prosentase meningkatnya -Terjadi perubahan jadwal RSO 21.10.08.04 Kepala Dinas -Jadwal Kerja BPN yang padat Eksternal C -Mundurnya jadwal Pemerintah
Hak Pakai (HP) Aset Pemerintah tertib administrasi pelaksanaan Inventarisasi -Ketidaksesuaian Peruntukan Hak Pakai /Internal rencana kegiatan Provinsi Jawa
Provinsi Jawa Tengah dan Tanah Hak pertanahan -Masa berlaku Hak guna (HGU) -Tidak adanya legalitas perjanjian -Tidak optimalnya Tengah
Guna (HGU) kadaluarsa pemanfaatan pelaksanaan pengamanan
-Kemungkinan adanya Sertifikat -Penguasaan lahan oleh masyarakat asset
Ganda

Sosialisasi/Rapat Koordinasi Bidang Prosentase meningkatnya -Tidak tersampaikannya informasi RSO 21.10.08.05 Kepala Dinas Eksternal C Terhambatnya pelayanan Dinas
Pertanahan tertib administrasi dan kurangnya pemahaman -Kapasitas Narasumber /Internal kepada masyarakat PERAKIM
pertanahan aparatur pemerintahan dan -Ketidakhadiran Narasumber sesuai khususnya dalam bidang
masyarakat terkait kebijakan jadwal yang sudah ditetapkan karena pertanahan
urusan pemerintahan di bidang kesibukan dalam melaksanakan
pertanahan pekerjaan
-Peraturan dan Kebijakan Bidang
Pertanahan yang berubah-ubah/belum
terupdate
Pemantauan Keputusan Gubernur Prosentase meningkatnya -Pelaksanaan Penlok tidak sesuai RSO 21.10.08.06 Kepala Dinas -Pemilik Kegiatan/Pekerjaan Eksternal C Kurang tertib administrasi Dinas
Tentang Penetapan Lokasi tertib administrasi dengan keputusan Gubernur melaksanakan pekerjaan tidak sesuai /Internal dan kurang optimalnya PERAKIM
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan pertanahan -Keputusan Gubernur terkait Penlok perencanaan dalam pelaksanaan
Untuk Kepentingan Umum kadaluarsa sebelum penyelesaian -Kurangnya pemahaman dan penyelenggaraan urusan
kegiatan/pekerjaan kecermatan pemilik kegiatan pertanahan
(pemohon) terhadap substansi -
Keputusan Gubernur (Penlok) Tertundanya/terhambatny
a pelaksanaan kegiatan
karena masa berlakunya
Penlok Keputusan
Gubernur

Koodrinasi Penetapan
Redistribusi Tanah Obyek
1.b Reforma Agraria Lintas Daerah
Kabupaten/Kota
Risiko Sebab Dampak
No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kode C/UC Pihak yang
Uraian Pemilik Uraian Sumber Uraian
Risiko Terkena
a b c d e f g h i j k
Reforma Agraria Prosentase meningkatnya Kurang maksimalnya target capain RSO 21.10.08.08 Kepala Dinas Pemahaman Penyelenggaraan Reforma Eksternal C kurang optimalnya dalam Dinas
tertib administrasi Reforma Agraria Agraria oleh apartur Kab/Kota /Internal pelaksanaan PERAKIM
pertanahan penyelenggaraan Reforma
Agraria

Koordinasi dan Sinkronasi


Penataan Akses dalam
pemanfaatan Redistribusi Tanah
1.c
Lintas Daerah Kabupaten/Kota

Pemantauan Pelaksanaan Sertifikasi Prosentase meningkatnya -Kurangnya pemahaman RSO 21.10.08.09 Kepala Dinas - pemahaman terhadap masyarakat Eksternal C -Tanah yang dikelola tidak Masyarakat/
Hak Atas Tanah tertib administrasi masyarakat terkait legalisasi aset kurang /Internal memiliki alas hak Dinas
pertanahan tanah, kurang sosialisasi - gagalnya/ tidak PERAKIM
- Perubahan alih fungsi lahan terwujudnya lahan
pertanian berkelanjutan
-Perekonomian
masyarakat

Penataan Akses Reforma Agraria Prosentase meningkatnya -Kurang maksimalnya pembinaan RSO 21.10.08.10 Kepala Dinas -Keterbatasan melaksanakan kegiatan Eksternal C -Mundurnya jadwal Masyarakat/
tertib administrasi dan pengendalian pertanahan serta karena pandemi /Internal rencana kegiatan Dinas
pertanahan dalam masa pandemi -keterbatasan penyampaian yang tidak -Tidak adanya alternatif PERAKIM
-kurang maksimalnya terhadap dilakukan secara tatap muka pemanfaatan guna
penerima manfaat meningkatkan
perekonomian keluarga

Program 3
Program Pengadaan Tanah Untuk
Kepentingan Umum

Kegiatan / Sub Kegiatan / Sub-sub


Kegiatan

Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah


untuk Kepentingan Umum di Wilayah
1
Provinsi

Pemberitahuan, pendataan awal


lokasi, konsultasi publik rencana
pembangunan dan penetapan
1.a
lokasi pengadaan tanah untuk
kepentingan umum

Fasilitasi Penetapan Lokasi Prosentase penyediaan -Tidak tersedianya tanah bagi RSO 21.10.08.12 Kepala Dinas -Masyarakat sulit untuk melepaskan Eksternal UC -Pembangunan untuk Masyarakat
Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan tanah bagi pembangunan pembangunan untuk kepentingan kepemilikan tanah yang akan digunakan kepentingan umum tidak Terdampak
Untuk Kepentingan Umum untuk kepentingan umum umum untuk kepentingan umum dapat terealisasi Program/Kegi
-Keterlambatan Proses Pekerjaan -Dokumen Perencanaan yang tidak -Tidak Terbangunnya atan
-Informasi tidak tersampaikan sesuai sesuai dengan peraturan Pekerjaan sesuai dengan
dengan lengkap perundang-undangan jadual
- Tidak adanya respon baik dari -tertundanya
masyarakat pelaksananaan
-kurang perhatian masy terhadap masa
berlaku

Peningkatan Tertib Administrasi Prosentase penyediaan -Tidak tersedia/sulit mendapatkan RSO 21.10.08.13 Kepala Dinas -Instansi yang memerlukan tanah Eksternal UC Menghambat pelaksanaan Masyarakat
Pertanahan Berupa Zonasi Nilai tanah bagi pembangunan harga tanah dilokasi tempat wilayah maupun instansi terkait dapat meminta pengadaan tanah bagi Terdampak
Tanah untuk kepentingan umum tertentu tempat dilaksanakan informasi nilai tanah di kabupaten/kota pembangunan untuk Program/Kegi
pengadaan tanah bagi tertentu. kepentingan umum atan
pembangunan untuk kepentingan -belum adanya update data
umum
-data tidak aktual
Keterangan:
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan tujuan strategis urusan wajib sebagai mana tercantum dalam RPJMD/Renstra
Kolom c diisi dengan indikator kinerja tujuan strategis
Kolom d diisi dengan uraian peristiwa yang merupakan risiko
Kolom e diisi dengan Kode risiko
Kolom f diisi dengan Pemilik risiko, pihak/unit yang bertanggung jawab/ berkepentingan untuk mengelola risiko
Kolom g diisi dengan penyebab timbulnya risiko. Untuk mempermudah identifikasi sebab risiko, sebab risiko bisa dikategorikan ke dalam : Man, Money, Method, Machine , dan Material
Kolom h diisi dengan sumber risiko (eksternal/internal)
Kolom i diisi dengan C, jika unit kerja mampu untuk mengendalikan penyebab risiko, atau UC jika unit kerja tidak mampu mengendalikan risiko
Kolom j diisi dengan uraian akibat yang ditimbulkan jika risiko benar-benar terjadi. Untuk mempermudah identifikasi dampak risiko, dampak risiko bisa dikategorikan ke dalam: Keuangan, Kinerja, Reputasi dan Hukum
Kolom k diisi dengan pihak/unit yang menderita/terkena dampak jika risiko benar-benar terjadi
Lampiran 5
Form 6

Penilaian atas Kegiatan Pengendalian yang Ada dan Masih Dibutuhkan/ RTP atas Kelemahan Lingkungan Pengendalian
( RTP atas CEE)

Nama OPD : Disperakim Provinsi Jawa Tengah


Tahun Penilaian : 2021
Kondisi Lingkungan Pengendalian Rencana Tindak Pengendalian Target Waktu
No. Penanggung jawab Realisasi Penyelesaian
yang Kurang Memadai Lingkungan Pengendalian Penyelesaian
a b c d e f
I Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
Keterlambatan atas pekerjaan - Melaksanakan monitoring dan Kepala Bidang Triwulan I 2021
bantuan material pembangunan evaluasi pelaksanaan pekerjaan secara Perumahan
rumah baru di Kabupaten Demak. berkala
- Memberikan arahan kepada staff
1 yang ditugaskan untuk melaksanakan Semester 1 Tahun 2021
monev agar pelaksanaan pekerjaan
dilapangan dapat berjalan dengan
semestinya.

Perekrutan tenaga fasilitator - Penyusunan kriteria tenaga fasilitator Kepala Bidang Triwulan II 2021
lapangan belum sepenuhnya sesuai lapangan yang lebih relevan terhadap Perumahan
2 ketentuan. kebutuhan / tuntutan pelaksanaan Semester 1 Tahun 2021
pekerjaan.
Hasil pekerjaan penyediaan jasa - Monev secara berkala baik terhadap Kepala Bidang Triwulan I 2021
Konsultasi Individual (KI) proses pelaksanaan pekerjaan maupun Keterpaduan
pengelolaan data perumahan, hasilnya.
3 Semester 1 Tahun 2021
kawasan permukiman dan
pertanahan belum optimal.

II Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM


Kondisi Lingkungan Pengendalian Rencana Tindak Pengendalian Target Waktu
No. Penanggung jawab Realisasi Penyelesaian
yang Kurang Memadai Lingkungan Pengendalian Penyelesaian
a b c d e f
Pemberitaan terkait perekrutan - Menyusun tata cara serta kriteria Kepala Bidang Terkait Triwulan I 2021
tenaga pendukung yang tidak dalam seleksi perekrutan tenaga
Semester 1 Tahun 2021
transparan. pendukung.

III Kepemimpinan yang kondusif


Penetapan indikator kinerja pada - Penyusunan review RENSTRA. Kepala Dinas Pararel dengan
kegiatan penyediaan rumah susun, penyusunan RPJMD
rumah khusus dan PSU nya belum
memenuhi karakteristik indikator Semester 1 Tahun 2021
kinerja yang baik dan cukup memadai
guna pengukuran kinerja unit
organisasi.
IV Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait
Belum terlaksananya semua Standar - Pelaksanaan rapat koordinasi Kepala Bidang Triwulan I 2021
Pelayanan Minimal (SPM) Perumahan bersama instansi / lembaga terkait Keterpaduan & Kepala
Rakyat dan Kawasan Permukiman dalam rangka identifikasi rencana Sub Bag Program
Tahun 2019 (terkait dengan fasilitasi pelaksanaan program pemerintah. Semester 1 Tahun 2021
penyediaan perumahan bagi
masyarakat terdampak program
pemerintah).

Keterangan
Kolom a diisi dengan nomor urut
Kolom b diisi dengan kondisi lingkungan pengendalian yang kurang memadai
Kolom c diisi dengan perbaikan yang akan dilakukan
Kolom d diisi dengan pihak/unit penanggung jawab untuk menyelenggarakan kegiatan pengendalian
Kolom e diisi dengan target waktu penyelesaian RTP
Kolom f diisi dengan realisasi waktu penyelesaian RTP
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT


DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI JAWA TENGAH

NOMOR : 01 / II/2021

TENTANG
PEMBENTUKAN TIM SATUAN TUGAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP)
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2021

KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT


DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI JAWA TENGAH

Menimbang : bahwa dalam rangka kelancaran pelaksanaan kegiatan Sistem


Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah Tahun
2021, maka dipandang perlu membentuk Tim Satuan Tugas
SPIP Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 dengan Keputusan Kepala
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi
Jawa Tengah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
3. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);
5. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan
Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Negara;
6. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 89 Tahun 2010
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Provinsi
Jawa Tengah;
7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Provinsi Jawa Tengah;
8. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 61 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Membentuk Tim Satuan Tugas SPIP Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021
dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Tim Satuan Tugas SPIP Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021, mempunyai
tugas :
1) Penanggung Jawab
a) Menetapkan kebijakan penyelenggaraan SPIP;
b) Melaporkan kegiatan penyelenggaraan SPIP.
2) Ketua
a) Merumuskan program dan kegiatan Satuan Tugas
(Satgas) Penyelenggaraan SPIP;
b) Melaksanakan pembinaan dan pengendalian kegiatan
Satuan Tugas (Satgas) Penyelenggaraan SPIP;
c) Mengkoordinasikan Penyelenggaraan SPIP;
d) Melaporkan kegiatan penyelenggaraan SPIP kepada
Penanggung Jawab.
3) Sekretaris
a) Mengelola administrasi penyelenggaraan SPIP;
b) Menyiapkan laporan kegiatan penyelenggaraan SPIP.
4) Anggota
a) Membantu Ketua dalam pelaksanaan tugas
penyelenggaraan SPIP;
b) Melaksanakan teknis kegiatan penyelenggaraan SPIP.
KETIGA : Segala biaya yang timbul akibat dari ditetapkannya keputusan
ini dibebankan kepada Anggaran Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021.
KEEMPAT : Keputusan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Provinsi Jawa Tengah ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di : Semarang
Pada Tanggal : 8 Januari 2021

KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT


DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI JAWA TENGAH

Ir. ARIEF DJATMIKO, MA


Pembina Tk.1
NIP. 19660801 199603 1 004

Salinan :
1. Pegawai yang bersangkutan;
2. Arsip.
TIM SATUAN TUGAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TAHUN 2021
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI JAWA TENGAH

JABATAN
NO NAMA JABATAN
DALAM TIM

Penanggung
1. Ir. Arief Djatmiko, MA. Kepala Dinas
jawab

2. Ir. Arief Friyoga, CES. Sekretaris Ketua

Poernomo Puspo Susilo,


3. Kepala Sub Bagian Program Sekretaris
SE.MM
Plt.Kepala Bidang Kawasan
4. Ir. Arief Djatmiko, MA. Anggota
Permukiman
Plt.Kepala Bidang Keterpaduan
5. Arif Sugeng Haryanto, ST. Perumahan dan Kawasan Anggota
Permukiman

6. Endro Hudiyono, AP.SH.MM. Kepala Bidang Pertanahan Anggota

7. Sri Wiharnanto, ST. MT. Kepala Bidang Perumahan Anggota

Kepala Sub Bagian Umum dan


8. Faiq Anung Nindito,ST. MM Anggota
Kepegawaian

9. A.Hafidz Bayuaji, ST.MM. Kepala Sub Bagian Keuangan Anggota

10. Andi Setiawan, ST Kepala Seksi Perumahan Umum Anggota

Kepala Seksi Perencanaan Teknis


11. Suprapta, SH. MT. Anggota
dan Pembiayaan Perumahan
Plt.Kepala Seksi Perumahan
12. Andi Setiawan, ST Anggota
Swadaya
Plt.Kepala Seksi Pengembangan
13. Susanti Puji Lestari, ST. Prasarana Sarana Utilitas (PSU) Anggota
Kawasan Permukiman
Kepala Seksi Peningkatan
14. Ir. Sutrisno. Anggota
Kualitas Kawasan Permukiman
Kepala Seksi Perencanaan Teknis
15. Susanti Puji Lestari, ST. Anggota
Kawasan Permukiman
Kepala Seksi Pengolahan Data
A.Y. Mandarika, ST,MSc, Perumahan, Kawasan
16. Anggota
M.Eng Permukiman Dan Pertanahan
(PKPP)
Kepala Seksi Keterpaduan
17. Arif Sugeng Haryanto, ST. Anggota
Infrastruktur
Kepala Seksi Pembinaan dan
18. Diana Kristina S, ST, MPWK Evaluasi Perumahan dan Anggota
Permukiman
Kepala Seksi Fasilitasi
19. Gaffar Moh Nadsir, SE, MM Anggota
Pengadaan Tanah
Kepala Seksi Fasilitasi
20. Haryono Widyastomo, SH. Anggota
Permasalahan Pertanahan
Yusticia Dewi Maharani, Kepala Seksi Pembinaan dan
21. Anggota
SH.MKn Pengendalian Pertanahan
Dwi Yuni Purbaningrum, Staf Sub Bagian Umum dan
22. Anggota
S.Psi. MT. Kepegawaian

23. Dwi Apri Wiyono. Staf Sub Bagian Keuangan Anggota

24. Rusjoko Husodo, SST. Staf Sub Bagian Program Anggota

25. Maharani Tri Hapsari, ST, MT Staf Seksi Perumahan Swadaya Anggota

26. Adhi Pramudito, ST. Staf Seksi Perumahan Umum Anggota

Staf Seksi Perencanaan Teknis


27. Adelia Christi Manao, S.Ars Anggota
dan Pembiayaan Perumahan
Staf Seksi Perencanaan Teknis
28. Busada Eka Kristi Pratiwi,ST Anggota
Kawasan Permukiman
Staf Seksi Pengembangan
29. Nuzlia Rahdini, ST. Prasarana Sarana Utilitas (PSU) Anggota
Kawasan Permukiman
Staf Seksi Peningkatan Kualitas
30. Jayanti Mandasari, ST Anggota
Kawasan Permukiman
Staf Seksi Pengolahan Data
31. Ndaru Prabawa, ST. Perumahan, Kawasan Anggota
Permukiman Dan Pertanahan
Staf Seksi Keterpaduan
32. Masyitha Putri Febriani, ST. Anggota
Infrastruktur
Staf Seksi Pembinaan Dan
33. Galung Frans Ardi, SH Evaluasi Perumahan Dan Anggota
Permukiman
Yuso Lianmar Putra, S.STP, Staf Seksi Fasilitasi Pengadaan
34. Anggota
MM. Tanah
Staf Seksi Fasilitasi
35. Mikael Agung Istiarso, SE. Anggota
Permasalahan Pertanahan
Staf Seksi Pembinaan dan
36. Harsono Anggota
Pengendalian Pertanahan

KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT


DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI JAWA TENGAH

Ir. ARIEF DJATMIKO, MA


Pembina Tk.1
NIP. 19660801 199603 1 004
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 60 TAHUN 2008
TENTANG
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 58


ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM


PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud
dengan:

1. Sistem . . .
-2-

1. Sistem Pengendalian Intern adalah proses yang


integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan
secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai
atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan
yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
2. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang
selanjutnya disingkat SPIP, adalah Sistem
Pengendalian Intern yang diselenggarakan secara
menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
3. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas
dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik.
4. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,
yang selanjutnya disingkat BPKP, adalah aparat
pengawasan intern pemerintah yang bertanggung
jawab langsung kepada Presiden.
5. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara
fungsional melaksanakan pengawasan intern adalah
aparat pengawasan intern pemerintah yang
bertanggung jawab langsung kepada
menteri/pimpinan lembaga.
6. Inspektorat Provinsi adalah aparat pengawasan
intern pemerintah yang bertanggung jawab langsung
kepada gubernur.
7. Inspektorat Kabupaten/Kota adalah aparat
pengawasan intern pemerintah yang bertanggung
jawab langsung kepada bupati/walikota.

8. Kementerian . . .
-3-

8. Kementerian negara adalah organisasi dalam


Pemerintahan Republik Indonesia yang dipimpin
oleh menteri untuk melaksanakan tugas dalam
bidang tertentu.
9. Lembaga adalah organisasi non-kementerian negara
dan instansi lain pengguna anggaran yang dibentuk
untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 atau peraturan perundang-undangan
lainnya.
10. Pemerintah daerah adalah gubernur, bupati, atau
walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
11. Instansi Pemerintah adalah unsur penyelenggara
pemerintahan pusat atau unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.

Pasal 2
(1) Untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel,
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan.
(2) Pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan
pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan dengan berpedoman pada SPIP
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
ini.
(3) SPIP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuan
untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi
tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian
tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara,
keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset
negara, dan ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan.

BAB II . . .
-4-

BAB II
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3
(1) SPIP terdiri atas unsur:
a. lingkungan pengendalian;
b. penilaian risiko;
c. kegiatan pengendalian;
d. informasi dan komunikasi; dan
e. pemantauan pengendalian intern.
(2) Penerapan unsur SPIP sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan menyatu dan menjadi bagian
integral dari kegiatan Instansi Pemerintah.

Bagian Kedua
Lingkungan Pengendalian

Pasal 4
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan
memelihara lingkungan pengendalian yang
menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk
penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam
lingkungan kerjanya, melalui:
a. penegakan integritas dan nilai etika;
b. komitmen terhadap kompetensi;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan;
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang
tepat;
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat
tentang pembinaan sumber daya manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern
pemerintah yang efektif; dan

h. hubungan . . .
-5-

h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi


Pemerintah terkait.

Pasal 5
Penegakan integritas dan nilai etika sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf a sekurang-kurangnya
dilakukan dengan:
a. menyusun dan menerapkan aturan perilaku;
b. memberikan keteladanan pelaksanaan aturan
perilaku pada setiap tingkat pimpinan Instansi
Pemerintah;
c. menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas
penyimpangan terhadap kebijakan dan prosedur,
atau pelanggaran terhadap aturan perilaku;
d. menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya
intervensi atau pengabaian pengendalian intern; dan
e. menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat
mendorong perilaku tidak etis.

Pasal 6
Komitmen terhadap kompetensi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf b sekurang-kurangnya dilakukan
dengan:
a. mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi
pada masing-masing posisi dalam Instansi
Pemerintah;
b. menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas
dan fungsi pada masing-masing posisi dalam Instansi
Pemerintah;
c. menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan
untuk membantu pegawai mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi pekerjaannya; dan
d. memilih pimpinan Instansi Pemerintah yang memiliki
kemampuan manajerial dan pengalaman teknis yang
luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah.

Pasal 7 . . .
-6-

Pasal 7
Kepemimpinan yang kondusif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf c sekurang-kurangnya ditunjukkan
dengan:
a. mempertimbangkan risiko dalam pengambilan
keputusan;
b. menerapkan manajemen berbasis kinerja;
c. mendukung fungsi tertentu dalam penerapan SPIP;
d. melindungi atas aset dan informasi dari akses dan
penggunaan yang tidak sah;
e. melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat
pada tingkatan yang lebih rendah; dan
f. merespon secara positif terhadap pelaporan yang
berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program,
dan kegiatan.

Pasal 8
(1) Pembentukan struktur organisasi yang sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf d sekurang-kurangnya dilakukan
dengan:
a. menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan
Instansi Pemerintah;
b. memberikan kejelasan wewenang dan tanggung
jawab dalam Instansi Pemerintah;
c. memberikan kejelasan hubungan dan jenjang
pelaporan intern dalam Instansi Pemerintah;
d. melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik
terhadap struktur organisasi sehubungan dengan
perubahan lingkungan strategis; dan
e. menetapkan jumlah pegawai yang sesuai,
terutama untuk posisi pimpinan.
(2) Penyusunan struktur organisasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.

Pasal 9 . . .
-7-

Pasal 9
Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e sekurang-
kurangnya dilaksanakan dengan memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat
sesuai dengan tingkat tanggung jawabnya dalam
rangka pencapaian tujuan Instansi Pemerintah;
b. pegawai yang diberi wewenang sebagaimana
dimaksud dalam huruf a memahami bahwa
wewenang dan tanggung jawab yang diberikan
terkait dengan pihak lain dalam Instansi Pemerintah
yang bersangkutan; dan
c. pegawai yang diberi wewenang sebagaimana
dimaksud dalam huruf b memahami bahwa
pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab terkait
dengan penerapan SPIP.

Pasal 10
(1) Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat
tentang pembinaan sumber daya manusia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf f
dilaksanakan dengan memperhatikan sekurang-
kurangnya hal-hal sebagai berikut:
a. penetapan kebijakan dan prosedur sejak
rekrutmen sampai dengan pemberhentian
pegawai;
b. penelusuran latar belakang calon pegawai dalam
proses rekrutmen; dan
c. supervisi periodik yang memadai terhadap
pegawai.
(2) Penyusunan dan penerapan kebijakan pembinaan
sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.

Pasal 11 . . .
-8-

Pasal 11
Perwujudan peran aparat pengawasan intern
pemerintah yang efektif sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf g sekurang-kurangnya harus:
a. memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan,
kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian
tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah;
b. memberikan peringatan dini dan meningkatkan
efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan
c. memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah.

Pasal 12
Hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah
terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf h
diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar
Instansi Pemerintah terkait.

Bagian Ketiga
Penilaian Risiko

Pasal 13
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan
penilaian risiko.
(2) Penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. identifikasi risiko; dan
b. analisis risiko.
(3) Dalam rangka penilaian risiko sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pimpinan Instansi
Pemerintah menetapkan:

a. tujuan . . .
-9-

a. tujuan Instansi Pemerintah; dan


b. tujuan pada tingkatan kegiatan,
dengan berpedoman pada peraturan perundang-
undangan.

Pasal 14
(1) Tujuan Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (3) huruf a memuat pernyataan
dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai,
realistis, dan terikat waktu.
(2) Tujuan Instansi Pemerintah sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib dikomunikasikan kepada
seluruh pegawai.
(3) Untuk mencapai tujuan Instansi Pemerintah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan
Instansi Pemerintah menetapkan:
a. strategi operasional yang konsisten; dan
b. strategi manajemen terintegrasi dan rencana
penilaian risiko.

Pasal 15
Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) huruf b sekurang-
kurangnya dilakukan dengan memperhatikan ketentuan
sebagai berikut:
a. berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis
Instansi Pemerintah;
b. saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak
bertentangan satu dengan lainnya;
c. relevan dengan seluruh kegiatan utama Instansi
Pemerintah;
d. mengandung unsur kriteria pengukuran;
e. didukung sumber daya Instansi Pemerintah yang
cukup; dan
f. melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses
penetapannya.

Pasal 16 . . .
- 10 -

Pasal 16
Identifikasi risiko sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (2) huruf a sekurang-kurangnya
dilaksanakan dengan:
a. menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan
Instansi Pemerintah dan tujuan pada tingkatan
kegiatan secara komprehensif;
b. menggunakan mekanisme yang memadai untuk
mengenali risiko dari faktor eksternal dan faktor
internal; dan
c. menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

Pasal 17
(1) Analisis risiko sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (2) huruf b dilaksanakan untuk
menentukan dampak dari risiko yang telah
diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan Instansi
Pemerintah.
(2) Pimpinan Instansi Pemerintah menerapkan prinsip
kehati-hatian dalam menentukan tingkat risiko yang
dapat diterima.

Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian

Pasal 18
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai
dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas
dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
(2) Penyelenggaraan kegiatan pengendalian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. kegiatan pengendalian diutamakan pada
kegiatan pokok Instansi Pemerintah;
b. kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan
proses penilaian risiko;

c. kegiatan . . .
- 11 -

c. kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan


dengan sifat khusus Instansi Pemerintah;
d. kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara
tertulis;
e. prosedur yang telah ditetapkan harus
dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara
tertulis; dan
f. kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur
untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut
masih sesuai dan berfungsi seperti yang
diharapkan.
(3) Kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang
bersangkutan;
b. pembinaan sumber daya manusia;
c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
d. pengendalian fisik atas aset;
e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran
kinerja;
f. pemisahan fungsi;
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang
penting;
h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas
transaksi dan kejadian;
i. pembatasan akses atas sumber daya dan
pencatatannya;
j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan
pencatatannya; dan
k. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian
Intern serta transaksi dan kejadian penting.

Pasal 19
Reviu atas kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) huruf a dilaksanakan
dengan membandingkan kinerja dengan tolok ukur
kinerja yang ditetapkan.

Pasal 20 . . .
- 12 -

Pasal 20
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan
pembinaan sumber daya manusia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) huruf b.
(2) Dalam melakukan pembinaan sumber daya manusia
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan
Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya:
a. mengkomunikasikan visi, misi, tujuan, nilai, dan
strategi instansi kepada pegawai;
b. membuat strategi perencanaan dan pembinaan
sumber daya manusia yang mendukung
pencapaian visi dan misi; dan
c. membuat uraian jabatan, prosedur rekrutmen,
program pendidikan dan pelatihan pegawai,
sistem kompensasi, program kesejahteraan dan
fasilitas pegawai, ketentuan disiplin pegawai,
sistem penilaian kinerja, serta rencana
pengembangan karir.

Pasal 21
(1) Kegiatan pengendalian atas pengelolaan sistem
informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (3) huruf c dilakukan untuk memastikan
akurasi dan kelengkapan informasi.
(2) Kegiatan pengendalian atas pengelolaan sistem
informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
a. pengendalian umum; dan
b. pengendalian aplikasi.

Pasal 22
Pengendalian umum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (2) huruf a terdiri atas:
a. pengamanan sistem informasi;
b. pengendalian atas akses;

c. pengendalian . . .
- 13 -

c. pengendalian atas pengembangan dan perubahan


perangkat lunak aplikasi;
d. pengendalian atas perangkat lunak sistem;
e. pemisahan tugas; dan
f. kontinuitas pelayanan.

Pasal 23
Pengamanan sistem informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 22 huruf a sekurang-kurangnya mencakup:
a. pelaksanaan penilaian risiko secara periodik yang
komprehensif;
b. pengembangan rencana yang secara jelas
menggambarkan program pengamanan serta
kebijakan dan prosedur yang mendukungnya;
c. penetapan organisasi untuk mengimplementasikan
dan mengelola program pengamanan;
d. penguraian tanggung jawab pengamanan secara
jelas;
e. implementasi kebijakan yang efektif atas sumber
daya manusia terkait dengan program pengamanan;
dan
f. pemantauan efektivitas program pengamanan dan
melakukan perubahan program pengamanan jika
diperlukan.

Pasal 24
Pengendalian atas akses sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 huruf b sekurang-kurangnya mencakup:
a. klasifikasi sumber daya sistem informasi
berdasarkan kepentingan dan sensitivitasnya;
b. identifikasi pengguna yang berhak dan otorisasi
akses ke informasi secara formal;
c. pengendalian fisik dan pengendalian logik untuk
mencegah dan mendeteksi akses yang tidak
diotorisasi; dan
d. pemantauan atas akses ke sistem informasi,
investigasi atas pelanggaran, serta tindakan
perbaikan dan penegakan disiplin.
Pasal 25 . . .
- 14 -

Pasal 25
Pengendalian atas pengembangan dan perubahan
perangkat lunak aplikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 huruf c sekurang-kurangnya mencakup:
a. otorisasi atas fitur pemrosesan sistem informasi dan
modifikasi program;
b. pengujian dan persetujuan atas seluruh perangkat
lunak yang baru dan yang dimutakhirkan; dan
c. penetapan prosedur untuk memastikan
terselenggaranya pengendalian atas kepustakaan
perangkat lunak.

Pasal 26
Pengendalian atas perangkat lunak sistem sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 huruf d sekurang-kurangnya
mencakup:
a. pembatasan akses ke perangkat lunak sistem
berdasarkan tanggung jawab pekerjaan dan
dokumentasi atas otorisasi akses;
b. pengendalian dan pemantauan atas akses dan
penggunaan perangkat lunak sistem; dan
c. pengendalian atas perubahan yang dilakukan
terhadap perangkat lunak sistem.

Pasal 27
Pemisahan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
22 huruf e sekurang-kurangnya mencakup:
a. identifikasi tugas yang tidak dapat digabungkan dan
penetapan kebijakan untuk memisahkan tugas
tersebut;
b. penetapan pengendalian akses untuk pelaksanaan
pemisahan tugas; dan
c. pengendalian atas kegiatan pegawai melalui
penggunaan prosedur, supervisi, dan reviu.

Pasal 28 . . .
- 15 -

Pasal 28
Kontinuitas pelayanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 22 huruf f sekurang-kurangnya mencakup:
a. penilaian, pemberian prioritas, dan
pengidentifikasian sumber daya pendukung atas
kegiatan komputerisasi yang kritis dan sensitif;
b. langkah-langkah pencegahan dan minimalisasi
potensi kerusakan dan terhentinya operasi
komputer;
c. pengembangan dan pendokumentasian rencana
komprehensif untuk mengatasi kejadian tidak
terduga; dan
d. pengujian secara berkala atas rencana untuk
mengatasi kejadian tidak terduga dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan.

Pasal 29
Pengendalian aplikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 ayat (2) huruf b terdiri atas:
a. pengendalian otorisasi;
b. pengendalian kelengkapan;
c. pengendalian akurasi; dan
d. pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan
file data.

Pasal 30
Pengendalian otorisasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 huruf a sekurang-kurangnya mencakup:
a. pengendalian terhadap dokumen sumber;
b. pengesahan atas dokumen sumber;
c. pembatasan akses ke terminal entri data; dan
d. penggunaan file induk dan laporan khusus untuk
memastikan bahwa seluruh data yang diproses telah
diotorisasi.

Pasal 31 . . .
- 16 -

Pasal 31
Pengendalian kelengkapan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 huruf b sekurang-kurangnya mencakup:
a. pengentrian dan pemrosesan seluruh transaksi yang
telah diotorisasi ke dalam komputer; dan
b. pelaksanaan rekonsiliasi data untuk memverifikasi
kelengkapan data.

Pasal 32
Pengendalian akurasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 huruf c sekurang-kurangnya mencakup:
a. penggunaan desain entri data untuk mendukung
akurasi data;
b. pelaksanaan validasi data untuk mengidentifikasi
data yang salah;
c. pencatatan, pelaporan, investigasi, dan perbaikan
data yang salah dengan segera; dan
d. reviu atas laporan keluaran untuk mempertahankan
akurasi dan validitas data.

Pasal 33
Pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file
data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 huruf d
sekurang-kurangnya mencakup:
a. penggunaan prosedur yang memastikan bahwa
hanya program dan file data versi terkini digunakan
selama pemrosesan;
b. penggunaan program yang memiliki prosedur untuk
memverifikasi bahwa versi file komputer yang sesuai
digunakan selama pemrosesan;
c. penggunaan program yang memiliki prosedur untuk
mengecek internal file header labels sebelum
pemrosesan; dan
d. penggunaan aplikasi yang mencegah perubahan file
secara bersamaan.

Pasal 34 . . .
- 17 -

Pasal 34
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melaksanakan
pengendalian fisik atas aset sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (3) huruf d.
(2) Dalam melaksanakan pengendalian fisik atas aset
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan
Instansi Pemerintah wajib menetapkan,
mengimplementasikan, dan mengkomunikasikan
kepada seluruh pegawai:
a. rencana identifikasi, kebijakan, dan prosedur
pengamanan fisik; dan
b. rencana pemulihan setelah bencana.

Pasal 35
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menetapkan
dan mereviu indikator dan ukuran kinerja
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3)
huruf e.
(2) Dalam melaksanakan penetapan dan reviu indikator
dan pengukuran kinerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), pimpinan Instansi Pemerintah harus:
a. menetapkan ukuran dan indikator kinerja;
b. mereviu dan melakukan validasi secara periodik
atas ketetapan dan keandalan ukuran dan
indikator kinerja;
c. mengevaluasi faktor penilaian pengukuran
kinerja; dan
d. membandingkan secara terus-menerus data
capaian kinerja dengan sasaran yang ditetapkan
dan selisihnya dianalisis lebih lanjut.

Pasal 36
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan
pemisahan fungsi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (3) huruf f.

(2) Dalam . . .
- 18 -

(2) Dalam melaksanakan pemisahan fungsi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan
Instansi Pemerintah harus menjamin bahwa seluruh
aspek utama transaksi atau kejadian tidak
dikendalikan oleh 1 (satu) orang.

Pasal 37
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan
otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3)
huruf g.
(2) Dalam melakukan otorisasi atas transaksi dan
kejadian sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pimpinan Instansi Pemerintah wajib menetapkan
dan mengkomunikasikan syarat dan ketentuan
otorisasi kepada seluruh pegawai.

Pasal 38
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan
pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas
transaksi dan kejadian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (3) huruf h.
(2) Dalam melakukan pencatatan yang akurat dan tepat
waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
pimpinan Instansi Pemerintah perlu
mempertimbangkan:
a. transaksi dan kejadian diklasifikasikan dengan
tepat dan dicatat segera; dan
b. klasifikasi dan pencatatan yang tepat
dilaksanakan dalam seluruh siklus transaksi
atau kejadian.

Pasal 39 . . .
- 19 -

Pasal 39
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib membatasi
akses atas sumber daya dan pencatatannya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3)
huruf i dan menetapkan akuntabilitas terhadap
sumber daya dan pencatatannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) huruf j.
(2) Dalam melaksanakan pembatasan akses atas
sumber daya dan pencatatannya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), pimpinan Instansi
Pemerintah wajib memberikan akses hanya kepada
pegawai yang berwenang dan melakukan reviu atas
pembatasan tersebut secara berkala.
(3) Dalam menetapkan akuntabilitas terhadap sumber
daya dan pencatatannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menugaskan pegawai yang bertanggung jawab
terhadap penyimpanan sumber daya dan
pencatatannya serta melakukan reviu atas
penugasan tersebut secara berkala.

Pasal 40
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menyelenggarakan dokumentasi yang baik atas
Sistem Pengendalian Intern serta transaksi dan
kejadian penting sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (3) huruf k.
(2) Dalam menyelenggarakan dokumentasi yang baik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pimpinan
Instansi Pemerintah wajib memiliki, mengelola,
memelihara, dan secara berkala memutakhirkan
dokumentasi yang mencakup seluruh Sistem
Pengendalian Intern serta transaksi dan kejadian
penting.

Bagian Kelima . . .
- 20 -

Bagian Kelima
Informasi dan Komunikasi

Pasal 41
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib mengidentifikasi,
mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam
bentuk dan waktu yang tepat.

Pasal 42
(1) Komunikasi atas informasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41 wajib diselenggarakan secara efektif.
(2) Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pimpinan
Instansi Pemerintah harus sekurang-kurangnya:
a. menyediakan dan memanfaatkan berbagai
bentuk dan sarana komunikasi; dan
b. mengelola, mengembangkan, dan memperbarui
sistem informasi secara terus menerus.

Bagian Keenam
Pemantauan
Pasal 43
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib melakukan
pemantauan Sistem Pengendalian Intern.
(2) Pemantauan Sistem Pengendalian Intern
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi
terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit
dan reviu lainnya.

Pasal 44
Pemantauan berkelanjutan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 43 ayat (2) diselenggarakan melalui
kegiatan pengelolaan rutin, supervisi, pembandingan,
rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam
pelaksanaan tugas.

Pasal 45 . . .
- 21 -

Pasal 45
(1) Evaluasi terpisah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 43 ayat (2) diselenggarakan melalui penilaian
sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem
Pengendalian Intern.
(2) Evaluasi terpisah dapat dilakukan oleh aparat
pengawasan intern pemerintah atau pihak eksternal
pemerintah.
(3) Evaluasi terpisah dapat dilakukan dengan
menggunakan daftar uji pengendalian intern
sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 46
Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (2) harus
segera diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan
mekanisme penyelesaian rekomendasi hasil audit dan
reviu lainnya yang ditetapkan.

BAB III
PENGUATAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN SPIP
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 47
(1) Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di
lingkungan masing-masing.
(2) Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas
Sistem Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan:
a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas
dan fungsi Instansi Pemerintah termasuk
akuntabilitas keuangan negara; dan
b. pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Bagian Kedua . . .
- 22 -

Bagian Kedua
Pengawasan Intern atas Penyelenggaraan Tugas dan
Fungsi Instansi Pemerintah

Pasal 48
(1) Pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 47 ayat (2) huruf a dilakukan oleh aparat
pengawasan intern pemerintah.
(2) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melakukan pengawasan
intern melalui:
a. audit;
b. reviu;
c. evaluasi;
d. pemantauan; dan
e. kegiatan pengawasan lainnya.

Pasal 49
(1) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 ayat (1) terdiri atas:
a. BPKP;
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara
fungsional melaksanakan pengawasan intern;
c. Inspektorat Provinsi; dan
d. Inspektorat Kabupaten/Kota.
(2) BPKP melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan
tertentu yang meliputi:
a. kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. kegiatan kebendaharaan umum negara
berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan
selaku Bendahara Umum Negara; dan
c. kegiatan lain berdasarkan penugasan dari
Presiden.

(3) Dalam . . .
- 23 -

(3) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan intern


untuk kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b, Menteri Keuangan melakukan
koordinasi kegiatan yang terkait dengan Instansi
Pemerintah lainnya.
(4) Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara
fungsional melaksanakan pengawasan intern
melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan
dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi
kementerian negara/lembaga yang didanai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(5) Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan
terhadap seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja
perangkat daerah provinsi yang didanai dengan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.
(6) Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan
pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam
rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan
kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang
didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah kabupaten/kota.

Pasal 50
(1) Audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48
ayat (2) terdiri atas:
a. audit kinerja; dan
b. audit dengan tujuan tertentu.
(2) Audit kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a merupakan audit atas pengelolaan
keuangan negara dan pelaksanaan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah yang terdiri atas aspek
kehematan, efisiensi, dan efektivitas.
(3) Audit dengan tujuan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b mencakup audit
yang tidak termasuk dalam audit kinerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Pasal 51 . . .
- 24 -

Pasal 51
(1) Pelaksanaan audit intern di lingkungan Instansi
Pemerintah dilakukan oleh pejabat yang mempunyai
tugas melaksanakan pengawasan dan yang telah
memenuhi syarat kompetensi keahlian sebagai
auditor.
(2) Syarat kompetensi keahlian sebagai auditor
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipenuhi
melalui keikutsertaan dan kelulusan program
sertifikasi.
(3) Kebijakan yang berkaitan dengan program sertifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
oleh instansi pembina jabatan fungsional sesuai
peraturan perundang-undangan.

Pasal 52
(1) Untuk menjaga perilaku pejabat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) disusun kode etik
aparat pengawasan intern pemerintah.
(2) Pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51
ayat (1) wajib menaati kode etik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Kode etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disusun oleh organisasi profesi auditor dengan
mengacu pada pedoman yang ditetapkan
pemerintah.

Pasal 53
(1) Untuk menjaga mutu hasil audit yang dilaksanakan
aparat pengawasan intern pemerintah, disusun
standar audit.
(2) Setiap pejabat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 51 ayat (1) wajib melaksanakan audit sesuai
dengan standar audit sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).

(3) Standar . . .
- 25 -

(3) Standar audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


disusun oleh organisasi profesi auditor dengan
mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh
pemerintah.

Pasal 54
(1) Setelah melaksanakan tugas pengawasan, aparat
pengawasan intern pemerintah wajib membuat
laporan hasil pengawasan dan menyampaikannya
kepada pimpinan Instansi Pemerintah yang diawasi.
(2) Dalam hal BPKP melaksanakan pengawasan atas
kegiatan kebendaharaan umum negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (2)
huruf b, laporan hasil pengawasan disampaikan
kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara dan kepada pimpinan Instansi Pemerintah
yang diawasi.
(3) Secara berkala, berdasarkan laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), BPKP
menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan
hasil pengawasan kepada Presiden dengan
tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara.
(4) Secara berkala, berdasarkan laporan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Inspektorat Jenderal atau
nama lain yang secara fungsional melaksanakan
pengawasan intern, Inspektorat Provinsi, dan
Inspektorat Kabupaten/Kota menyusun dan
menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan
kepada menteri/pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawabnya dengan tembusan kepada
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Pasal 55
(1) Untuk menjaga mutu hasil audit aparat pengawasan
intern pemerintah, secara berkala dilaksanakan
telaahan sejawat.

(2) Pedoman . . .
- 26 -

(2) Pedoman telaahan sejawat sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) disusun oleh organisasi profesi
auditor.

Pasal 56
Aparat pengawasan intern pemerintah dalam
melaksanakan tugasnya harus independen dan obyektif.

Pasal 57
(1) Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara
fungsional melaksanakan pengawasan intern
melakukan reviu atas laporan keuangan
kementerian negara/lembaga sebelum disampaikan
menteri/pimpinan lembaga kepada Menteri
Keuangan.
(2) Inspektorat Provinsi melakukan reviu atas laporan
keuangan pemerintah daerah provinsi sebelum
disampaikan gubernur kepada Badan Pemeriksa
Keuangan.
(3) Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan reviu atas
laporan keuangan pemerintah daerah
kabupaten/kota sebelum disampaikan
bupati/walikota kepada Badan Pemeriksa
Keuangan.
(4) BPKP melakukan reviu atas Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri
Keuangan kepada Presiden.
(5) Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
menetapkan standar reviu atas laporan keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),
ayat (3), dan ayat (4) untuk digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan reviu atas laporan
keuangan oleh aparat pengawasan intern
pemerintah.

Pasal 58 . . .
- 27 -

Pasal 58
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan
pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara diatur dengan Peraturan Presiden.

Bagian Ketiga
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah

Pasal 59
(1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf b meliputi:
a. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan
SPIP;
b. sosialisasi SPIP;
c. pendidikan dan pelatihan SPIP;
d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
e. peningkatan kompetensi auditor aparat
pengawasan intern pemerintah.
(2) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh BPKP.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 60
Ketentuan mengenai SPIP di lingkungan pemerintah
daerah diatur lebih lanjut dengan Peraturan Gubernur
atau Peraturan Bupati/Walikota dengan berpedoman
pada Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 61
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

Agar . . .
- 28 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Agustus 2008

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 28 Agustus 2008

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

ANDI MATTALATTA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2008 NOMOR 127

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT NEGARA RI
Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

Wisnu Setiawan
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 60 TAHUN 2008
TENTANG
SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

I. UMUM

Undang-undang di bidang keuangan negara membawa implikasi


perlunya sistem pengelolaan keuangan negara yang lebih akuntabel
dan transparan. Hal ini baru dapat dicapai jika seluruh tingkat
pimpinan menyelenggarakan kegiatan pengendalian atas
keseluruhan kegiatan di instansi masing-masing. Dengan demikian
maka penyelenggaraan kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan
pertanggungjawaban, harus dilaksanakan secara tertib, terkendali,
serta efisien dan efektif. Untuk itu dibutuhkan suatu sistem yang
dapat memberi keyakinan memadai bahwa penyelenggaraan
kegiatan pada suatu Instansi Pemerintah dapat mencapai tujuannya
secara efisien dan efektif, melaporkan pengelolaan keuangan negara
secara andal, mengamankan aset negara, dan mendorong ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem ini dikenal sebagai
Sistem Pengendalian Intern yang dalam penerapannya harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta
mempertimbangkan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah tersebut.
Pasal 58 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara memerintahkan pengaturan lebih
lanjut ketentuan mengenai sistem pengendalian intern pemerintah
secara menyeluruh dengan Peraturan Pemerintah.
Sistem Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah ini
dilandasi pada pemikiran bahwa Sistem Pengendalian Intern melekat
sepanjang kegiatan, dipengaruhi oleh sumber daya manusia, serta
hanya memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan
mutlak.

Berdasarkan . . .
-2-

Berdasarkan pemikiran tersebut, dikembangkan unsur Sistem


Pengendalian Intern yang berfungsi sebagai pedoman
penyelenggaraan dan tolok ukur pengujian efektivitas
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern. Pengembangan unsur
Sistem Pengendalian Intern perlu mempertimbangkan aspek biaya-
manfaat (cost and benefit), sumber daya manusia, kejelasan kriteria
pengukuran efektivitas, dan perkembangan teknologi informasi serta
dilakukan secara komprehensif.
Unsur Sistem Pengendalian Intern dalam Peraturan Pemerintah ini
mengacu pada unsur Sistem Pengendalian Intern yang telah
dipraktikkan di lingkungan pemerintahan di berbagai negara, yang
meliputi:
a. Lingkungan pengendalian
Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh pegawai harus
menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan
organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung
terhadap pengendalian intern dan manajemen yang sehat.
b. Penilaian risiko
Pengendalian intern harus memberikan penilaian atas risiko yang
dihadapi unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.
c. Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan
pimpinan Instansi Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan
pengendalian harus efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan
organisasi.
d. Informasi dan komunikasi
Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan Instansi
Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan
dalam suatu bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu
sehingga memungkinkan pimpinan Instansi Pemerintah
melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.
e. Pemantauan
Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke
waktu dan memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya dapat segera ditindaklanjuti.
Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern dilakukan pengawasan intern dan
pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Pengawasan . . .
-3-

Pengawasan intern merupakan salah satu bagian dari kegiatan


pengendalian intern yang berfungsi melakukan penilaian independen
atas pelaksanaan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah. Lingkup
pengaturan pengawasan intern mencakup kelembagaan, lingkup
tugas, kompetensi sumber daya manusia, kode etik, standar audit,
pelaporan, dan telaahan sejawat.
Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman
teknis penyelenggaraan, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, dan
pembimbingan dan konsultansi SPIP, serta peningkatan kompetensi
auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas.

Pasal 2
Cukup jelas.

Pasal 3
Ayat (1)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “lingkungan pengendalian”
adalah kondisi dalam Instansi Pemerintah yang
memengaruhi efektivitas pengendalian intern.

Huruf b
Yang dimaksud dengan “penilaian risiko” adalah
kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yang
mengancam pencapaian tujuan dan sasaran Instansi
Pemerintah.

Huruf c
Yang dimaksud dengan “kegiatan pengendalian”
adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi
risiko serta penetapan dan pelaksanaan kebijakan
dan prosedur untuk memastikan bahwa tindakan
mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif.

Huruf d . . .
-4-

Huruf d
Yang dimaksud dengan “informasi” adalah data yang
telah diolah yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah.
Yang dimaksud dengan “komunikasi” adalah proses
penyampaian pesan atau informasi dengan
menggunakan simbol atau lambang tertentu baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk
mendapatkan umpan balik.

Huruf e
Yang dimaksud dengan “pemantauan pengendalian
intern” adalah proses penilaian atas mutu kinerja
Sistem Pengendalian Intern dan proses yang
memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan
evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti.
Ayat (2)
Dalam menerapkan unsur SPIP, pimpinan Instansi
Pemerintah bertanggung jawab untuk mengembangkan
kebijakan, prosedur dan praktik detil untuk menyesuaikan
dengan kegiatan Instansi Pemerintah dan untuk
memastikan bahwa unsur tersebut telah menyatu dan
menjadi bagian integral dari kegiatan Instansi Pemerintah.

Pasal 4
Cukup jelas.

Pasal 5
Huruf a
Aturan perilaku antara lain berisi standar etika dan
pedoman perilaku bagi pegawai Instansi Pemerintah yang
disusun secara partisipatif pada tingkat kementerian
negara/lembaga, provinsi, dan kabupaten/kota. Instansi
Pemerintah dapat menyusun aturan perilaku yang lebih
khusus sesuai kebutuhan. Penerapan aturan perilaku
tersebut dilaksanakan baik dalam urusan kedinasan
maupun kemasyarakatan.

Huruf b . . .
-5-

Huruf b
Keteladanan diwujudkan dalam bentuk tindakan dan
ucapan.

Huruf c
Cukup jelas.

Huruf d
Dalam hal pimpinan Instansi Pemerintah mengintervensi
atau mengabaikan pengendalian intern maka pimpinan
Instansi Pemerintah yang bersangkutan harus menjelaskan
dan mempertanggungjawabkan intervensi dan pengabaian
pengendalian intern.

Huruf e
Untuk menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat
mendorong perilaku tidak etis, pimpinan Instansi
Pemerintah dituntut memiliki dasar yang kuat dalam
penetapan sasaran yang realistis dan dapat dicapai serta
tidak menuntut pegawainya untuk mencapai sasaran yang
tidak realistis. Selain itu, pimpinan Instansi Pemerintah
harus menyediakan dan memberikan penghargaan yang
sepadan dengan prestasi kerjanya. Penghargaan ini
diberikan dalam rangka penegakan integritas dan
kepatuhan terhadap nilai etika.

Pasal 6
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Standar kompetensi disusun berdasarkan analisis atas
pengetahuan, keahlian, dan kemampuan yang diperlukan
secara tepat dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi.

Huruf c
Cukup jelas.

Huruf d
Cukup jelas.

Pasal 7 . . .
-6-

Pasal 7
Huruf a
Dalam mempertimbangkan risiko, pimpinan Instansi
Pemerintah mengambil keputusan setelah dengan cermat
menganalisis risiko terkait dan menentukan bagaimana
risiko tersebut diminimalkan.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan ”fungsi tertentu” antara lain
mencakup pencatatan dan pelaporan keuangan, sistem
manajemen informasi, pengelolaan sumber daya manusia,
dan pengawasan baik intern maupun ekstern.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.

Pasal 8
Cukup jelas.

Pasal 9
Cukup jelas.

Pasal 10
Ayat (1)
Huruf a
Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan
pembinaan sumber daya manusia antara lain
penetapan formasi, rekrutmen, pelatihan prajabatan,
pelatihan dalam jabatan, pengangkatan dalam
pangkat dan jabatan, penilaian prestasi pegawai,
disiplin, penggajian, dan pemberhentian.

Huruf b . . .
-7-

Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Pasal 11
Cukup jelas.

Pasal 12
Yang dimaksud dengan “mekanisme saling uji” adalah
mencocokkan data yang saling terkait dari 2 (dua) atau lebih
Instansi Pemerintah yang berbeda.

Pasal 13
Cukup jelas.

Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Dalam menetapkan strategi manajemen terintegrasi
dan rencana penilaian risiko, pimpinan Instansi
Pemerintah:
1. mempertimbangkan tujuan Instansi Pemerintah
dan sumber risiko yang relevan dari faktor internal
dan faktor eksternal, dan
2. menetapkan struktur pengendalian untuk
menangani risiko tersebut.

Pasal 15 . . .
-8-

Pasal 15
Cukup jelas.

Pasal 16
Huruf a
Metode identifikasi risiko dapat mencakup pemeringkatan
(ranking activities) secara kualitatif dan kuantitatif,
pembahasan pada tingkat pimpinan, prakiraan dan
perencanaan strategis, serta pertimbangan terhadap
temuan audit dan evaluasi aparat pengawasan intern
pemerintah.
Huruf b
Risiko yang berasal dari faktor eksternal misalnya
peraturan perundang-undangan baru, perkembangan
teknologi, bencana alam, dan gangguan keamanan.
Risiko yang berasal dari faktor internal misalnya
keterbatasan dana operasional, sumber daya manusia yang
tidak kompeten, peralatan yang tidak memadai, kebijakan
dan prosedur yang tidak jelas, dan suasana kerja yang
tidak kondusif.
Huruf c
Dalam menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko,
pimpinan Instansi Pemerintah mempertimbangkan seluruh
risiko akibat kegagalan pencapaian tujuan dan
keterbatasan anggaran yang pernah terjadi antara lain
disebabkan oleh pengeluaran program yang tidak tepat,
pelanggaran terhadap pengendalian dana, dan
ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan.
Selain itu, pimpinan Instansi Pemerintah mengidentifikasi
setiap risiko yang melekat pada sifat misinya atau pada
signifikansi dan kompleksitas dari setiap program atau
kegiatan spesifik yang dilaksanakan.

Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas.

Ayat (2) . . .
-9-

Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “tingkat risiko yang dapat diterima”
adalah batas toleransi risiko dengan mempertimbangkan
aspek biaya dan manfaat.

Pasal 18
Cukup jelas.

Pasal 19
Tolok ukur kinerja antara lain berbentuk target, anggaran,
prakiraan, dan kinerja periode yang lalu.

Pasal 20
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Strategi perencanaan dan pembinaan sumber daya
manusia mencakup kebijakan, program, praktik yang
menjadi acuan bagi Instansi Pemerintah tersebut dan
dapat mengidentifikasi kebutuhan sumber daya
manusia pada saat ini dan masa yang akan datang.
Huruf c
Cukup jelas.

Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “pengendalian umum”
meliputi struktur, kebijakan dan prosedur yang
berlaku terhadap seluruh operasional komputer
Instansi Pemerintah.

Huruf b . . .
- 10 -

Huruf b
Yang dimaksud dengan “pengendalian aplikasi”
meliputi struktur, kebijakan, dan prosedur yang
dirancang untuk membantu memastikan
kelengkapan, keakuratan, otorisasi serta keabsahan
semua transaksi selama pemrosesan aplikasi.

Pasal 22
Cukup jelas.

Pasal 23
Cukup jelas.

Pasal 24
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “pengendalian fisik” atau yang
dikenal dengan istilah physical control adalah pembatasan
akses terhadap sumber daya informasi secara fisik
misalnya dengan memakai kartu akses ruangan untuk
memasuki suatu ruangan penyimpanan komputer.
Yang dimaksud dengan “pengendalian logik” atau yang
dikenal dengan istilah logical control adalah pembatasan
akses terhadap sumber daya informasi dengan
menggunakan logika komputer misalnya melalui
penggunaan kode akses (password) untuk memasuki suatu
sistem jaringan komunikasi.
Huruf d
Cukup jelas.

Pasal 25
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b . . .
- 11 -

Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Prosedur untuk memastikan terselenggaranya
pengendalian atas kepustakaan perangkat lunak (software
libraries) termasuk pemberian label, pembatasan akses,
dan penggunaan kepustakaan perangkat lunak yang
terpisah.

Pasal 26
Cukup jelas.

Pasal 27
Cukup jelas.

Pasal 28
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Contoh langkah pencegahan dan minimalisasi potensi
kerusakan dan terhentinya operasi komputer antara lain
melalui penggunaan prosedur back-up data dan program,
penyimpanan back-up data di tempat lain, pengendalian
atas lingkungan, pelatihan staf, serta pengelolaan dan
pemeliharaan perangkat keras.
Huruf c
Contoh rencana untuk mengatasi kejadian tidak terduga
(contingency plan) misalnya langkah pengamanan apabila
terjadi bencana alam, sabotase, dan terorisme.
Huruf d
Cukup jelas.

Pasal 29
Cukup jelas.

Pasal 30 . . .
- 12 -

Pasal 30
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “laporan khusus” (exception
reporting) adalah laporan yang mengungkapkan hal yang
tidak normal seperti rekening piutang yang bersaldo
kredit, tanggal surat keputusan suatu permohonan
mendahului tanggal surat permohonan.

Pasal 31
Cukup jelas.

Pasal 32
Huruf a
Dalam merancang entri data agar diperhatikan fitur yang
mendukung akurasi data. Misalnya, untuk field yang
sudah terstandardisasi seperti unit organisasi, pengentrian
dilakukan dengan memasukkan nomor kode organisasi
dan komputer secara otomatis menampilkan nama unit
organisasi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.

Pasal 33
Cukup jelas.

Pasal 34 . . .
- 13 -

Pasal 34
Ayat (1)
Pengendalian fisik atas aset dilakukan untuk
mengamankan dan melindungi aset yang berisiko.
Ayat (2)
Huruf a
Contoh kebijakan dan prosedur pengamanan fisik
atas aset antara lain:
1. Aset yang berisiko hilang, dicuri, rusak,
digunakan tanpa hak seperti uang tunai, surat
berharga, perlengkapan, persediaan, dan
peralatan, secara fisik diamankan dan akses ke
aset tersebut dikendalikan.
2. Akses ke gedung dan fasilitas dikendalikan
dengan pagar, penjaga, dan/atau pengendalian
fisik lainnya.
3. Akses ke fasilitas dibatasi dan dikendalikan diluar
jam kerja.
Huruf b
Dalam praktik istilah rencana pemulihan setelah
bencana dikenal dengan disaster recovery plan.

Pasal 35
Ayat (1)
Penetapan dan reviu indikator dan ukuran kinerja
bertujuan agar pengukuran kinerja dapat dilakukan
dengan tepat.
Ayat (2)
Huruf a
Ukuran dan indikator kinerja ditetapkan untuk
tingkat Instansi Pemerintah, kegiatan, dan pegawai.

Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c . . .
- 14 -

Huruf c
Evaluasi atas faktor pengukuran kinerja dilakukan
untuk meyakinkan bahwa faktor tersebut seimbang
dan terkait dengan misi, sasaran, dan tujuan serta
mengatur insentif yang pantas untuk mencapai
tujuan dengan tetap memperhatikan peraturan
perundang-undangan.
Huruf d
Cukup jelas.

Pasal 36
Ayat (1)
Pemisahan fungsi ditujukan untuk mengurangi risiko
terjadinya kesalahan, pemborosan, atau kecurangan.
Ayat (2)
Tanggung jawab dan tugas atas transaksi atau kejadian
dipisah-pisahkan dan dilimpahkan kepada pegawai yang
berbeda secara sistematis untuk menjamin adanya checks
and balances dan mengurangi kesempatan terjadinya
kolusi. Aspek utama transaksi atau kejadian meliputi
otorisasi, persetujuan, pemrosesan dan pencatatan,
pembayaran atau penerimaan dana, reviu dan audit, serta
penyimpanan dan penanganan aset.

Pasal 37
Ayat (1)
Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa hanya
transaksi dan kejadian yang valid yang dilaksanakan.
Ayat (2)
Syarat dan ketentuan otorisasi sesuai dengan ketentuan
dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 38
Ayat (1)
Pencatatan yang akurat dan tepat waktu bertujuan agar
tersedia informasi yang relevan dan terpercaya untuk
pengambilan keputusan.

Ayat (2) . . .
- 15 -

Ayat (2)
Huruf a
Klasifikasi yang tepat dan pencatatan yang segera
dilakukan agar informasi yang diperoleh tetap relevan,
bernilai, dan bermanfaat bagi pimpinan Instansi
Pemerintah dalam mengendalikan kegiatan dan dalam
pengambilan keputusan. Klasifikasi yang tepat atas
transaksi dan kejadian mencakup pengaturan dan
format informasi pada dokumen sumber dan catatan
ikhtisar (summary record) sebagai sumber pelaporan.
Huruf b
Siklus transaksi atau kejadian mencakup otorisasi,
pelaksanaan, pemrosesan, dan klasifikasi akhir dalam
pencatatan ikhtisar.

Pasal 39
Cukup jelas.

Pasal 40
Ayat (1)
Pendokumentasian yang baik atas Sistem Pengendalian
Intern serta transaksi dan kejadian penting dilakukan agar
kegiatan dapat dikendalikan dan dievaluasi.
Ayat (2)
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern mencakup
identifikasi, penerapan, dan evaluasi atas tujuan dan
fungsi Instansi Pemerintah pada tingkat kegiatan serta
pengendaliannya yang tercermin dalam kebijakan
administratif, pedoman akuntansi, dan pedoman lainnya.
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern juga
mencakup dokumentasi yang menggambarkan sistem
informasi otomatis, pengumpulan dan penanganan data,
serta pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Dokumentasi atas transaksi dan kejadian penting
dilaksanakan secara lengkap dan akurat untuk
memfasilitasi penelusuran transaksi dan kejadian serta
informasi terkait sejak otorisasi dan inisiasi, pemrosesan,
dan penyelesaian.

Pasal 41 . . .
- 16 -

Pasal 41
Identifikasi, pencatatan, dan komunikasi informasi dilakukan
untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian dan tanggung
jawab.

Pasal 42
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Bentuk dan sarana untuk mengkomunikasikan
informasi penting antara lain berupa buku pedoman
kebijakan dan prosedur, surat edaran, memorandum,
papan pengumuman, situs internet dan intranet,
rekaman video, e-mail, dan arahan lisan, termasuk
pula tindakan pimpinan yang mendukung
implementasi Sistem Pengendalian Intern.
Huruf b
Dalam rangka mengelola, mengembangkan, dan
memperbarui sistem informasi, pimpinan Instansi
Pemerintah perlu mempertimbangkan manajemen
sistem informasi, mekanisme identifikasi kebutuhan
informasi, perkembangan dan kemajuan teknologi
informasi, pemantauan mutu informasi, dan
kecukupan sumber daya manusia dan keuangan
untuk pengembangan teknologi informasi.

Pasal 43
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pemantauan berkelanjutan”
adalah penilaian atas mutu kinerja Sistem Pengendalian
Intern secara terus menerus dan menyatu dalam kegiatan
Instansi Pemerintah.

Yang . . .
- 17 -

Yang dimaksud dengan “evaluasi terpisah” adalah penilaian


atas mutu kinerja Sistem Pengendalian Intern dengan
ruang lingkup dan frekuensi tertentu berdasarkan pada
penilaian risiko dan efektivitas prosedur pemantauan yang
berkelanjutan.

Pasal 44
Cukup jelas.

Pasal 45
Ayat (1)
Evaluasi terpisah Instansi Pemerintah dilakukan dengan
mempertimbangkan lingkup dan frekuensi evaluasi,
metodologi, dan sumber daya.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Dalam melakukan evaluasi terpisah, apabila diperlukan,
evaluator dapat menggunakan metode atau alat lain yang
sesuai seperti pembandingan (benchmarking), kuesioner,
bagan arus (flowchart), dan teknik kuantitatif.

Pasal 46
Cukup jelas.

Pasal 47
Cukup jelas.

Pasal 48
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Kegiatan audit, reviu, evaluasi, dan pemantauan
merupakan kegiatan yang berkaitan langsung dengan
penjaminan kualitas (quality assurance).

Huruf a . . .
- 18 -

Huruf a
Yang dimaksud dengan “audit” adalah proses
identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen, obyektif dan profesional
berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran,
kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan
keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah.
Huruf b
Yang dimaksud dengan “reviu” adalah penelaahan
ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma
yang telah ditetapkan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “evaluasi” adalah rangkaian
kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu
kegiatan dengan standar, rencana, atau norma yang
telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu
kegiatan dalam mencapai tujuan.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “pemantauan” adalah proses
penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Huruf e
Kegiatan pengawasan lainnya antara lain berupa
sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan
pelatihan pengawasan, pembimbingan dan
konsultansi, pengelolaan hasil pengawasan, dan
pemaparan hasil pengawasan.

Pasal 49
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c . . .
- 19 -

Huruf c
Yang dimaksud dengan “Inspektorat Provinsi”
termasuk Instansi Pemerintah yang masih
menggunakan nama Badan Pengawasan Daerah
Provinsi.
Huruf d
Yang dimaksud dengan “Inspektorat Kabupaten/Kota”
termasuk Instansi Pemerintah yang masih
menggunakan nama Badan Pengawasan Daerah
Kabupaten/Kota.
Ayat (2)
Huruf a
Kegiatan yang bersifat lintas sektoral merupakan
kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua
atau lebih kementerian negara/lembaga atau
pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan
pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah kementerian negara/lembaga, provinsi,
atau kabupaten/kota karena keterbatasan
kewenangan.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “yang didanai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara” adalah bagian anggaran
yang dikuasai oleh menteri/pimpinan lembaga sebagai
pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
kementerian negara/lembaga selaku Pengguna Anggaran.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.

Pasal 50 . . .
- 20 -

Pasal 50
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Audit kinerja atas pengelolaan keuangan negara antara
lain:
a. audit atas penyusunan dan pelaksanaan anggaran;
b. audit atas penerimaan, penyaluran, dan penggunaan
dana; dan
c. audit atas pengelolaan aset dan kewajiban.
Sedangkan audit kinerja atas pelaksanaan tugas dan
fungsi antara lain audit atas kegiatan pencapaian sasaran
dan tujuan.
Ayat (3)
Audit dengan tujuan tertentu antara lain audit investigatif,
audit atas penyelenggaraan SPIP, dan audit atas hal-hal
lain di bidang keuangan.

Pasal 51
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “auditor” adalah pejabat fungsional
pegawai negeri sipil di lingkungan Instansi Pemerintah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.

Pasal 52
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.

Ayat (3) . . .
- 21 -

Ayat (3)
Pada saat Peraturan Pemerintah ini ditetapkan, yang
dimaksud dengan “pedoman yang ditetapkan pemerintah”
adalah Kode Etik Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara.

Pasal 53
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “standar audit” adalah kriteria atau
ukuran mutu untuk melakukan kegiatan audit yang wajib
dipedomani oleh aparat pengawasan intern pemerintah.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Pada saat Peraturan Pemerintah ini ditetapkan, yang
dimaksud dengan “pedoman yang ditetapkan pemerintah”
adalah Standar Audit Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara.

Pasal 54
Ayat (1)
Laporan hasil pengawasan dapat berupa laporan hasil
audit, laporan hasil reviu, laporan hasil evaluasi, atau
laporan hasil pemantauan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.

Pasal 55 . . .
- 22 -

Pasal 55
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “telaahan sejawat” adalah kegiatan
yang dilaksanakan unit pengawas yang ditunjuk guna
mendapatkan keyakinan bahwa pelaksanaan kegiatan
audit telah sesuai dengan standar audit.
Ayat (2)
Selama pedoman telaahan sejawat belum ada, telaahan
sejawat dilakukan dengan mengacu pada pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara.

Pasal 56
Yang dimaksud dengan “independen” adalah aparat
pengawasan intern pemerintah dalam pelaksanaan tugasnya
bebas dari pengaruh pihak manapun.

Pasal 57
Cukup jelas.

Pasal 58
Cukup jelas.

Pasal 59
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.

Huruf b
Cukup jelas.

Huruf c
Cukup jelas.

Huruf d
Cukup jelas.

Huruf e . . .
- 23 -

Huruf e
Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan
intern pemerintah meliputi penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan, dan pembinaan jabatan fungsional di
bidang audit.
Ayat (2)
Pelaksanaan sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, serta
pembimbingan dan konsultansi SPIP dapat dilakukan oleh
Instansi Pemerintah lain setelah berkoordinasi dengan
BPKP.

Pasal 60
Cukup jelas.

Pasal 61
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4890


-1-

LAMPIRAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 60 TAHUN 2008
TANGGAL : 28 AGUSTUS 2008

DAFTAR UJI PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

PENDAHULUAN

Dalam rangka pencapaian visi, misi, dan tujuan serta


pertanggungjawaban kegiatan Instansi Pemerintah, pimpinan Instansi
Pemerintah wajib menerapkan setiap unsur dari Sistem Pengendalian
Intern. Untuk memastikan bahwa Sistem Pengendalian Intern tersebut
sudah dirancang dan diimplementasikan dengan baik, dan secara
memadai diperbaharui untuk memenuhi keadaan yang terus berubah
perlu dilakukan pemantauan secara terus-menerus. Secara khusus,
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 43 Peraturan Pemerintah ini,
pimpinan Instansi Pemerintah melakukan pemantauan antara lain
melalui evaluasi terpisah atas Sistem Pengendalian Internnya masing-
masing untuk mengetahui kinerja dan efektivitas Sistem Pengendalian
Intern serta cara meningkatkannya. Pemantauan juga berguna untuk
mengidentifikasi dan mengatasi risiko utama seperti penggelapan,
pemborosan, penyalahgunaan, dan salah-kelola (mismanagement).

Daftar Uji Pengendalian Intern Pemerintah dimaksudkan untuk


membantu pimpinan Instansi Pemerintah dan evaluator dalam
menentukan sampai seberapa jauh pengendalian intern suatu Instansi
Pemerintah dirancang dan berfungsi serta, jika perlu, untuk membantu
menentukan apa, bagian mana, dan bagaimana penyempurnaan
dilakukan.

Daftar Uji Pengendalian Intern Pemerintah terdiri dari lima bagian sesuai
dengan unsur Sistem Pengendalian Intern: lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta
pemantauan. Masing-masing bagian berisi suatu daftar faktor utama yang
harus dipertimbangkan saat mengevaluasi Sistem Pengendalian Intern
terkait dengan masing-masing unsurnya. Faktor-faktor ini

menggambarkan . . .
-2-

menggambarkan isu atau hal penting dari setiap unsur Sistem


Pengendalian Intern. Termasuk dalam masing-masing faktor tersebut
adalah butir-butir yang harus dipertimbangkan oleh pengguna pada saat
melakukan evaluasi. Butir-butir tersebut dimaksudkan untuk membantu
pengguna mempertimbangkan hal-hal spesifik yang menunjukkan
seberapa jauh Sistem Pengendalian Intern berfungsi. Pengguna harus
mempertimbangkan butir-butir tersebut untuk menentukan:
(1) kesesuaian penerapan butir tersebut dalam situasi tertentu,
(2) kemampuan Instansi Pemerintah dalam menerapkan butir tersebut,
(3) kelemahan pengendalian yang mungkin terjadi, dan (4) pengaruh butir
tersebut terhadap kemampuan Instansi Pemerintah dalam mencapai visi,
misi, dan tujuannya.

Pada setiap butir diberikan ruang kosong untuk mencatat komentar atau
catatan mengenai situasi terkait butir tersebut. Komentar dan catatan
biasanya tidak berupa ‘ya’ atau ‘tidak’, tetapi umumnya meliputi informasi
mengenai bagaimana Instansi Pemerintah menangani masalah tersebut.
Pengguna juga boleh menggunakan ruang kosong ini untuk
mengindikasikan masalah yang ditemukan sebagai kelemahan
pengendalian. Daftar uji ini juga dimaksudkan untuk membantu
pengguna mengambil kesimpulan mengenai implementasi unsur-unsur
Sistem Pengendalian Intern Instansi Pemerintah. Untuk itu, ruang kosong
disediakan pada akhir setiap bagian untuk mencatat penilaian
keseluruhan dan mengidentifikasi tindakan yang harus diambil atau
dipertimbangkan. Ruang kosong tambahan juga disediakan untuk
penilaian ringkas keseluruhan pada akhir daftar uji ini.

Daftar Uji Pengendalian Intern Pemerintah dapat dijadikan panduan bagi


pimpinan Instansi Pemerintah dan evaluator. Daftar uji ini hanya
merupakan referensi awal serta dapat disesuaikan dengan situasi,
kondisi, dan risiko masing-masing Instansi Pemerintah. Dalam
menerapkan daftar uji ini perlu dipertimbangkan tujuan Instansi
Pemerintah dan aspek biaya-manfaat. Pengguna harus
mempertimbangkan butir-butir yang relevan serta menghilangkan atau
menambah butir lainnya jika perlu sesuai dengan situasi dan kondisi
yang dihadapi Instansi Pemerintah. Selain itu, pengguna dapat mengatur
ulang atau menyusun kembali butir-butir tersebut untuk memenuhi
kebutuhannya dengan tetap mengikuti format unsur-unsur Sistem
Pengendalian Intern.

Daftar . . .
-3-

Daftar Uji Pengendalian Intern ini dikembangkan dengan menggunakan


banyak sumber informasi dan ide-ide yang berbeda-beda. Sumber
utamanya adalah Internal Control Management and Evaluation Tool dari
General Accounting Office (GAO), ketentuan-ketentuan sebagaimana
dinyatakan dalam pasal-pasal dan penjelasan Peraturan Pemerintah ini,
serta peraturan perundang-undangan lainnya.

BAGIAN I . . .
-4-

BAGIAN I
LINGKUNGAN PENGENDALIAN

Unsur sistem pengendalian intern yang pertama adalah lingkungan


pengendalian. Lingkungan pengendalian diwujudkan melalui:
a. penegakan integritas dan nilai etika;
b. komitmen terhadap kompetensi;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan;
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan
sumber daya manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif;
dan
h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
Daftar uji berikut ini dimaksudkan untuk menilai tercapai tidaknya suatu
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif
untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dan manajemen yang sehat.

A. PENEGAKAN INTEGRITAS DAN NILAI ETIKA KOMENTAR/CATATAN


1. Instansi Pemerintah telah menyusun dan
menerapkan aturan perilaku serta
kebijakan lain yang berisi tentang standar
perilaku etis, praktik yang dapat diterima,
dan praktik yang tidak dapat diterima
termasuk benturan kepentingan. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Aturan perilaku tersebut sifatnya
menyeluruh dan langsung berkenaan
dengan hal-hal seperti pembayaran
yang tidak wajar, kelayakan
penggunaan sumber daya, benturan
kepentingan, kegiatan politik pegawai,
gratifikasi, dan penerapan kecermatan
profesional.

b. Secara . .
.
-5-

b. Secara berkala pegawai


menandatangani pernyataan komitmen
untuk menerapkan aturan perilaku
tersebut.
c. Pegawai memperlihatkan bahwa yang
bersangkutan mengetahui perilaku
yang dapat diterima dan tidak dapat
diterima, hukuman yang akan
dikenakan terhadap perilaku yang tidak
dapat diterima dan tindakan yang
harus dilakukan jika yang
bersangkutan mengetahui adanya sikap
perilaku yang tidak dapat diterima.

2. Suasana etis dibangun pada setiap tingkat


pimpinan Instansi Pemerintah dan
dikomunikasikan di lingkungan Instansi
Pemerintah yang bersangkutan. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
membina serta mendorong terciptanya
budaya yang menekankan pentingnya
nilai-nilai integritas dan etika. Hal ini
bisa dicapai melalui komunikasi lisan
dalam rapat, diskusi, dan melalui
keteladanan dalam kegiatan sehari-
hari.
b. Pegawai memperlihatkan adanya
dorongan sejawat untuk menerapkan
sikap perilaku dan etika yang baik.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah
melakukan tindakan yang cepat dan
tepat segera setelah timbulnya gejala
masalah.

3. Pekerjaan . . .
-6-

3. Pekerjaan yang terkait dengan


masyarakat, anggota badan legislatif,
pegawai, rekanan, auditor, dan pihak
lainnya dilaksanakan dengan tingkat etika
yang tinggi. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Laporan keuangan, anggaran, dan
pelaksanaan program yang
disampaikan kepada badan legislatif,
Intansi Pemerintah, dan pihak yang
berkepentingan disajikan dengan wajar
dan akurat.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah
mengungkapkan masalah dalam
instansi yang bersangkutan serta
menerima komentar dan rekomendasi
pada saat auditor dan evaluator
melakukan tugasnya.
c. Atas kekurangan tagihan dari rekanan
atau kelebihan pembayaran dari
pengguna jasa segera dilakukan
perbaikan.
d. Instansi Pemerintah memiliki proses
penanganan tuntutan dan kepentingan
pegawai secara cepat dan tepat.

4. Tindakan disiplin yang tepat dilakukan


terhadap penyimpangan atas kebijakan
dan prosedur atau atas pelanggaran
aturan perilaku. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
mengambil tindakan atas pelanggaran
kebijakan, prosedur, atau aturan
perilaku.

b. Jenis . . .
-7-

b. Jenis sanksi dikomunikasikan kepada


seluruh pegawai di lingkungan Instansi
Pemerintah sehingga pegawai
mengetahui konsekuensi dari
penyimpangan dan pelanggaran yang
dilakukan.
5. Pimpinan Instansi Pemerintah
menjelaskan dan
mempertanggungjawabkan adanya
intervensi atau pengabaian atas
pengendalian intern. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Terdapat pedoman yang mengatur
situasi, frekuensi, dan tingkat
pimpinan yang diperkenankan
melakukan intervensi dan pengabaian.
b. Intervensi atau pengabaian terhadap
pengendalian intern didokumentasikan
secara lengkap termasuk alasan dan
tindakan khusus yang diambil.
c. Pengabaian pengendalian intern tidak
boleh dilakukan oleh pimpinan Instansi
Pemerintah tingkat bawah kecuali
dalam keadaan darurat dan segera
dilaporkan kepada pimpinan Instansi
Pemerintah yang lebih tinggi, serta
didokumentasikan.
6. Pimpinan Instansi Pemerintah menghapus
kebijakan atau penugasan yang dapat
mendorong perilaku tidak etis. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
menetapkan tujuan yang realistis dan
dapat dicapai dan tidak menekan
pegawai untuk mencapai tujuan lain
yang tidak realistis.

b. Pimpinan . . .
-8-

b. Pimpinan Instansi Pemerintah sesuai


dengan kewenangannya memberikan
penghargaan untuk meningkatkan
penegakan integritas dan kepatuhan
terhadap nilai-nilai etika.
c. Kompensasi dan kenaikan jabatan atau
promosi didasarkan pada prestasi dan
kinerja.

B. KOMITMEN TERHADAP KOMPETENSI KOMENTAR/CATATAN


1. Pimpinan Instansi Pemerintah
mengidentifikasi dan menetapkan
kegiatan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas dan fungsi pada
masing-masing posisi dalam Instansi
Pemerintah. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
menganalisis tugas yang perlu
dilaksanakan atas suatu pekerjaan dan
memberikan pertimbangan serta
pengawasan yang diperlukan.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah
menetapkan dan memutakhirkan
uraian jabatan atau perangkat lain
untuk mengidentifikasi dan
mendefinisikan tugas khusus.
2. Instansi Pemerintah menyusun standar
kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi
pada masing-masing posisi dalam Instansi
Pemerintah. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan yang diperlukan untuk
setiap jabatan diidentifikasi dan
diberitahukan kepada pegawai.

b. Terdapat . . .
-9-

b. Terdapat proses untuk memastikan


bahwa pegawai yang terpilih untuk
menduduki suatu jabatan telah
memiliki pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan yang diperlukan.
3. Instansi Pemerintah menyelenggarakan
pelatihan dan pembimbingan untuk
membantu pegawai mempertahankan dan
meningkatkan kompetensi pekerjaannya.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
a. Terdapat program pelatihan yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan
pegawai.
b. Instansi Pemerintah sudah
menekankan perlunya pelatihan
berkesinambungan dan memiliki
mekanisme pengendalian untuk
membantu memastikan bahwa seluruh
pegawai sudah menerima pelatihan
yang tepat.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki
keahlian manajemen yang diperlukan
dan sudah dilatih untuk memberikan
pembimbingan yang efektif bagi
peningkatan kinerja.
d. Penilaian kinerja didasarkan pada
penilaian atas faktor penting pekerjaan
dan dengan jelas mengidentifikasi
pekerjaaan yang telah dilaksanakan
dengan baik dan yang masih
memerlukan peningkatan.
e. Pegawai mendapat pembimbingan yang
obyektif dan konstruktif untuk
peningkatan kinerja.

4. Pimpinan . .
.
- 10 -

4. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki


kemampuan manajerial dan pengalaman
teknis yang luas dalam pengelolaan
Instansi Pemerintah.

C. KEPEMIMPINAN YANG KONDUSIF KOMENTAR/CATATAN

1. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki


sikap yang selalu mempertimbangkan
risiko dalam pengambilan keputusan.
2. Pimpinan Instansi Pemerintah
menerapkan manajemen berbasis kinerja.
3. Pimpinan Instansi Pemerintah
mendukung fungsi tertentu dalam
penerapan SPIP, antara lain pencatatan
dan pelaporan keuangan, sistem
manajemen informasi, pengelolaan
pegawai, dan pengawasan baik intern
maupun ekstern. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
menyelenggarakan akuntansi dan
anggaran untuk pengendalian kegiatan
dan evaluasi kinerja.
b. penyelenggara akuntansi yang
didesentralisasi memiliki tanggung
jawab membuat laporan kepada pejabat
keuangan pusat.
c. penyelenggaraan manajemen keuangan,
akuntansi dan anggaran dikendalikan
oleh pejabat pengelola keuangan
sehingga terdapat sinkronisasi dengan
barang milik negara.

d. Pimpinan . . .
- 11 -

d. Pimpinan Instansi Pemerintah


menggunakan fungsi manajemen
informasi untuk mendapatkan data
operasional yang penting dan
mendukung upaya penyempurnaan
sistem informasi sesuai perkembangan
teknologi informasi.
e. Pimpinan Instansi Pemerintah memberi
perhatian yang besar pada pegawai
operasional dan menekankan
pentingnya pembinaan sumber daya
manusia yang baik.
f. Pimpinan Instansi Pemerintah
memandang penting dan merespon
informasi hasil pengawasan.
4. Perlindungan atas aset dan informasi dari
akses dan penggunaan yang tidak sah.
5. Interaksi yang intensif dengan pimpinan
pada tingkatan yang lebih rendah.
6. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki
sikap yang positif dan responsif terhadap
pelaporan yang berkaitan dengan
keuangan, penganggaran, program, dan
kegiatan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
mengetahui dan ikut berperan dalam
isu penting pada laporan keuangan
serta mendukung penerapan prinsip-
prinsip dan estimasi akuntansi yang
konservatif.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah
mengungkapkan semua informasi
keuangan, anggaran, dan program
yang diperlukan agar kondisi kegiatan
dan keuangan Instansi Pemerintah
tersebut dapat dipahami sepenuhnya.

c. Pimpinan . . .
- 12 -

c. Pimpinan Instansi Pemerintah


menghindari penekanan pada
pencapaian hasil-hasil jangka pendek.
d. Pegawai tidak menyampaikan laporan
pencapaian target yang tidak tepat atau
tidak akurat.
e. Fakta tidak dibesar-besarkan dan
estimasi anggaran tidak ditinggikan
sehingga menjadi tidak wajar.

7. Tidak ada mutasi pegawai yang berlebihan


di fungsi-fungsi kunci, seperti pengelolaan
kegiatan operasional dan program,
akuntansi atau pemeriksaan intern, yang
mungkin menunjukkan adanya masalah
dengan perhatian Instansi Pemerintah
terhadap pengendalian intern.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
a. tidak adanya mutasi pimpinan Instansi
Pemerintah yang berlebihan yang
berkaitan dengan masalah-masalah
pengendalian intern.
b. pegawai yang menduduki posisi
penting tidak keluar (mengundurkan
diri) dengan alasan yang tidak terduga.
c. adanya tingkat perputaran (turnover)
pegawai yang tinggi yang dapat
melemahkan pengendalian intern.
d. perputaran pegawai yang tidak berpola
yang mengindikasikan kurangnya
perhatian pimpinan Instansi
Pemerintah terhadap pengendalian
intern.

D. STRUKTUR . . .
- 13 -

D. STRUKTUR ORGANISASI KOMENTAR/CATATAN


1. Struktur organisasi Instansi Pemerintah
disesuaikan dengan ukuran dan sifat
kegiatan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Struktur organisasi mampu
memfasilitasi arus informasi di dalam
Instansi Pemerintah yang
bersangkutan secara menyeluruh.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah secara
jelas menyatakan faktor-faktor yang
menjadi pertimbangan dalam
menentukan tingkat sentralisasi atau
desentralisasi organisasi.
2. Pimpinan Instansi Pemerintah
memberikan kejelasan wewenang dan
tanggung jawab. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah yang
bertanggung jawab atas kegiatan atau
fungsi utama sepenuhnya menyadari
tugas dan tanggung jawabnya.
b. Bagan organisasi yang tepat dan
terbaru yang menunjukkan bidang
tanggung jawab utama disampaikan
kepada semua pegawai.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah
memahami pengendalian intern yang
menjadi tanggung jawabnya dan
memastikan bahwa pegawainya juga
memahami tanggung jawab masing-
masing.
3. Kejelasan hubungan dan jenjang
pelaporan intern dalam Instansi
Pemerintah. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

a. Hubungan . . .
- 14 -

a. Hubungan dan jenjang pelaporan


ditetapkan serta secara efektif
memberikan informasi yang
dibutuhkan pimpinan Instansi
Pemerintah untuk melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya.
b. Pegawai memahami hubungan dan
jenjang pelaporan yang telah
ditetapkan.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah dapat
dengan mudah saling berkomunikasi.
4. Pimpinan Instansi Pemerintah
melaksanakan evaluasi dan penyesuaian
secara periodik terhadap struktur
organisasi sehubungan dengan perubahan
lingkungan strategis.
5. Instansi Pemerintah menetapkan jumlah
pegawai yang sesuai, terutama untuk
posisi pimpinan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki
waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
b. Pegawai tidak boleh bekerja lembur
secara berlebihan untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah tidak
merangkap tugas dan tanggung jawab
bawahannya lebih dari satu orang.

E. PENDELEGASIAN WEWENANG DAN KOMENTAR/CATATAN


TANGGUNG JAWAB
1. Wewenang diberikan kepada pegawai yang
tepat sesuai dengan tingkat tanggung
jawabnya dalam rangka pencapaian

tujuan . . .
- 15 -

tujuan Instansi Pemerintah. Hal-hal yang


perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
a. wewenang dan tanggung jawab
ditetapkan dengan jelas di dalam
Instansi Pemerintah dan
dikomunikasikan kepada semua
pegawai.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki
tanggung jawab sesuai kewenangannya
dan bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki
prosedur yang efektif untuk memantau
hasil kewenangan dan tanggung jawab
yang didelegasikan.
2. Pegawai yang diberi wewenang memahami
bahwa wewenang dan tanggung jawab
yang diterimanya terkait dengan pihak
lain dalam Instansi Pemerintah yang
bersangkutan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. uraian tugas secara jelas menunjukkan
tingkat wewenang dan tanggung jawab
yang didelegasikan pada jabatan yang
bersangkutan.
b. uraian tugas dan evaluasi kinerja
merujuk pada pengendalian intern
terkait tugas, tanggung jawab, dan
akuntabilitas.
3. Pegawai yang diberi wewenang memahami
bahwa pelaksanaan wewenang dan
tanggung jawab terkait dengan penerapan
SPIP. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:

a. Pegawai . . .
- 16 -

a. Pegawai, sesuai dengan wewenang dan


tanggung jawabnya, diberdayakan
untuk mengatasi masalah atau
melakukan perbaikan.
b. Untuk penyelesaian pekerjaan,
terdapat keseimbangan antara
pendelegasian kewenangan yang
diterima dengan keterlibatan pimpinan
yang lebih tinggi.

F. KEBIJAKAN DAN PRAKTIK PEMBINAAN KOMENTAR/CATATAN


SUMBER DAYA MANUSIA
1. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak
rekrutmen sampai dengan pemberhentian
pegawai. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
mengkomunikasikan kepada pengelola
pegawai mengenai kompetensi pegawai
baru yang diperlukan atau berperan
serta dalam proses penerimaan
pegawai.
b. Instansi Pemerintah sudah memiliki
standar atau kriteria rekrutmen
dengan penekanan pada pendidikan,
pengalaman, prestasi, dan perilaku
etika.
c. uraian dan persyaratan jabatan sesuai
dengan standar yang ditetapkan oleh
instansi yang berwenang.
d. terdapat program orientasi bagi
pegawai baru dan program pelatihan
berkesinambungan untuk semua
pegawai.
e. promosi, remunerasi, dan pemindahan
pegawai didasarkan pada penilaian
kinerja.
f. penilaian . . .
- 17 -

f. penilaian kinerja didasarkan pada


tujuan dan sasaran dalam rencana
strategis Instansi Pemerintah
bersangkutan.
g. nilai integritas dan etika termasuk
kriteria dalam penilaian kinerja.
h. pegawai diberikan umpan balik dan
pembimbingan untuk meningkatkan
kinerja serta diberikan saran
perbaikan.
i. sanksi disiplin atau tindakan
pembimbingan diberikan atas
pelanggaran kebijakan atau kode etik.
j. pemberhentian pegawai dilakukan
sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
2. Penelusuran latar belakang calon pegawai
dalam proses rekrutmen. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
a. calon pegawai yang sering berpindah
pekerjaan diberi perhatian khusus.
b. standar penerimaan pegawai harus
mensyaratkan adanya investigasi atas
catatan kriminal calon pegawai.
c. referensi dan atasan calon pegawai di
tempat kerja sebelumnya harus
dikonfirmasi.
d. ijazah pendidikan dan sertifikasi
profesi harus dikonfirmasi.
3. Supervisi periodik yang memadai terhadap
pegawai. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
memberikan panduan, penilaian, dan
pelatihan di tempat kerja kepada

pegawai . . .
- 18 -

pegawai untuk memastikan ketepatan


pelaksanaan pekerjaan, mengurangi
kesalahpahaman, serta mendorong
berkurangnya tindakan pelanggaran.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah
memastikan bahwa pegawai memahami
dengan baik tugas, tanggung jawab,
dan harapan pimpinan Instansi
Pemerintah.

G. PERWUJUDAN PERAN APARAT KOMENTAR/CATATAN


PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
YANG EFEKTIF
1. Di dalam Instansi Pemerintah, terdapat
mekanisme untuk memberikan keyakinan
yang memadai atas ketaatan, kehematan,
efisiensi, dan efektivitas pencapaian
tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. aparat pengawasan intern pemerintah,
yang independen, melakukan
pengawasan atas kegiatan Instansi
Pemerintah.
b. aparat pengawasan intern pemerintah
membuat laporan hasil pengawasan
setelah melaksanakan tugas
pengawasan.
c. untuk menjaga mutu hasil
pemeriksaan aparat pengawasan intern
pemerintah, secara berkala
dilaksanakan telaahan sejawat.
2. Di dalam Instansi Pemerintah terdapat
mekanisme peringatan dini dan
peningkatan efektivitas manajemen risiko
dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
Instansi Pemerintah.

3. Di dalam . . .
- 19 -

3. Di dalam Instansi Pemerintah, terdapat


upaya memelihara dan meningkatkan
kualitas tata kelola penyelenggaraan (good
governance) tugas dan fungsi Instansi
Pemerintah.
4. Hubungan kerja yang baik dengan
Instansi Pemerintah yang mengelola
anggaran, akuntansi dan perbendaharaan
sehingga tercipta mekanisme saling uji.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
a. Instansi Pemerintah memiliki
hubungan kerja yang baik dengan
Intansi Pemerintah yang mengelola
anggaran, akuntansi dan
perbendaharaan, serta melakukan
pembahasan secara berkala tentang
pelaporan keuangan dan anggaran,
pengendalian intern serta kinerja.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki
hubungan kerja yang baik dengan
Instansi Pemerintah yang
melaksanakan tanggung jawab
pengendalian yang bersifat lintas
instansi.

Bagian . . .
- 20 -

Bagian Ikhtisar Lingkungan Pengendalian


Berikan Kesimpulan Umum dan Tindakan-tindakan yang diperlukan di sini:

BAGIAN II . . .
- 21 -

BAGIAN II
PENILAIAN RISIKO

Unsur pengendalian intern yang kedua adalah penilaian risiko. Penilaian


risiko diawali dengan penetapan maksud dan tujuan Instansi Pemerintah
yang jelas dan konsisten baik pada tingkat instansi maupun pada tingkat
kegiatan. Selanjutnya Instansi Pemerintah mengidentifikasi secara efisien
dan efektif risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan tersebut,
baik yang bersumber dari dalam maupun luar instansi. Terhadap risiko
yang telah diidentifikasi dianalisis untuk mengetahui pengaruhnya
terhadap pencapaian tujuan. Pimpinan Instansi Pemerintah merumuskan
pendekatan manajemen risiko dan kegiatan pengendalian risiko yang
diperlukan untuk memperkecil risiko.

Pimpinan Instansi Pemerintah atau evaluator harus berkonsentrasi pada


penetapan tujuan instansi, pengidentifikasian dan analisis risiko serta
pengelolaan risiko pada saat terjadi perubahan.

Daftar uji berikut ini dimaksudkan untuk menilai efektivitas penilaian


risiko yang dilaksanakan oleh pimpinan Instansi Pemerintah dalam
rangka penerapan Sistem Pengendalian Intern.

A. PENETAPAN TUJUAN INSTANSI SECARA KOMENTAR/CATATAN


KESELURUHAN
1. Pimpinan Instansi Pemerintah
menetapkan tujuan Instansi Pemerintah
dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
menetapkan tujuan Instansi
Pemerintah secara keseluruhan dalam
bentuk misi, tujuan dan sasaran,
sebagaimana dituangkan dalam
rencana strategis dan rencana kinerja
tahunan.

b. Tujuan . . .
- 22 -

b. Tujuan Instansi Pemerintah secara


keseluruhan disusun sesuai dengan
persyaratan program yang ditetapkan
dengan peraturan perundang-
undangan.
c. Tujuan Instansi Pemerintah secara
keseluruhan harus cukup spesifik,
terukur, dapat dicapai, realistis, dan
terikat waktu.
2. Seluruh tujuan Instansi Pemerintah
secara jelas dikomunikasikan pada semua
pegawai sehingga pimpinan Instansi
Pemerintah mendapatkan umpan balik,
yang menandakan bahwa komunikasi
tersebut berjalan secara efektif.
3. Pimpinan Instansi Pemerintah
menetapkan strategi operasional yang
konsisten dengan rencana strategis
Instansi Pemerintah dan rencana
penilaian risiko. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Rencana strategis mendukung tujuan
Instansi Pemerintah secara
keseluruhan.
b. Rencana strategis mencakup alokasi
dan prioritas penggunaan sumber daya.
c. Rencana strategis dan anggaran
dirancang secara rinci sesuai dengan
tingkatan Instansi Pemerintah.
d. Asumsi yang mendasari rencana
strategis dan anggaran Instansi
Pemerintah, konsisten dengan kondisi
yang terjadi sebelumnya dan kondisi
saat ini.

4. Instansi . . .
- 23 -

4. Instansi Pemerintah memiliki rencana


strategis yang terpadu dan penilaian
risiko, yang mempertimbangkan tujuan
Instansi Pemerintah secara keseluruhan
dan risiko yang berasal dari faktor intern
dan ekstern, serta menetapkan suatu
struktur pengendalian penanganan risiko.

B. PENETAPAN TUJUAN PADA TINGKATAN KOMENTAR/CATATAN


KEGIATAN

1. Penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan


harus berdasarkan pada tujuan dan
rencana strategis Instansi Pemerintah.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
a. Semua kegiatan penting didasarkan
pada tujuan dan rencana strategis
Instansi Pemerintah secara
keseluruhan.
b. Tujuan pada tingkatan kegiatan dikaji
ulang secara berkala untuk
memastikan bahwa tujuan tersebut
masih relevan dan berkesinambungan.
2. Tujuan pada tingkatan kegiatan saling
melengkapi, saling menunjang, dan tidak
bertentangan satu dengan lainnya.
3. Tujuan pada tingkatan kegiatan relevan
dengan seluruh kegiatan utama Instansi
Pemerintah. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Tujuan pada tingkatan kegiatan
ditetapkan untuk semua kegiatan
operasional penting dan kegiatan
pendukung.

b. Tujuan . . .
- 24 -

b. Tujuan pada tingkatan kegiatan


konsisten dengan praktik dan kinerja
sebelumnya yang efektif serta kinerja
industri/bisnis yang mungkin dapat
diterapkan pada kegiatan Instansi
Pemerintah.
4. Tujuan pada tingkatan kegiatan
mempunyai unsur kriteria pengukuran.
5. Tujuan pada tingkatan kegiatan didukung
sumber daya Instansi Pemerintah yang
cukup. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan sudah diidentifikasi.
b. Jika tidak tersedia sumber daya yang
cukup, pimpinan Instansi Pemerintah
harus memiliki rencana untuk
mendapatkannya.
6. Pimpinan Instansi Pemerintah
mengidentifikasi tujuan pada tingkatan
kegiatan yang penting terhadap
keberhasilan tujuan Instansi Pemerintah
secara keseluruhan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
mengidentifikasi hal yang harus ada
atau dilakukan agar tujuan Instansi
Pemerintah secara keseluruhan
tercapai.
b. Tujuan pada tingkatan kegiatan yang
penting harus mendapat perhatian dan
direviu secara khusus serta capaian
kinerjanya dipantau secara teratur oleh
pimpinan Instansi Pemerintah.

7. Semua . . .
- 25 -

7. Semua tingkatan pimpinan Instansi


Pemerintah terlibat dalam proses
penetapan tujuan pada tingkatan kegiatan
dan berkomitmen untuk mencapainya.

C. IDENTIFIKASI RISIKO KOMENTAR/CATATAN


1. Pimpinan Instansi Pemerintah
menggunakan metodologi identifikasi
risiko yang sesuai untuk tujuan Instansi
Pemerintah dan tujuan pada tingkatan
kegiatan secara komprehensif. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Metode kualitatif dan kuantitatif
digunakan untuk mengidentifikasi
risiko dan menentukan peringkat risiko
relatif secara terjadwal dan berkala.
b. Cara suatu risiko diidentifikasi,
diperingkat, dianalisis, dan diatasi
telah dikomunikasikan kepada pegawai
yang berkepentingan.
c. Pembahasan identifikasi risiko
dilakukan pada rapat tingkat pimpinan
Instansi Pemerintah.
d. Identifikasi risiko merupakan bagian
dari prakiraan rencana jangka pendek
dan jangka panjang, serta rencana
strategis.
e. Identifikasi risiko merupakan hasil dari
pertimbangan atas temuan audit, hasil
evaluasi, dan penilaian lainnya.
f. Risiko yang diidentifikasi pada tingkat
pegawai dan pimpinan tingkat
menengah menjadi perhatian pimpinan
Instansi Pemerintah yang lebih tinggi.

2. Risiko . . .
- 26 -

2. Risiko dari faktor eksternal dan internal


diidentifikasi dengan menggunakan
mekanisme yang memadai. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
a. Instansi Pemerintah
mempertimbangkan risiko dari
perkembangan teknologi.
b. Risiko yang timbul dari perubahan
kebutuhan atau harapan badan
legislatif, pimpinan Instansi
Pemerintah, dan masyarakat sudah
dipertimbangkan.
c. Risiko yang timbul dari peraturan
perundang-undangan baru sudah
diidentifikasi.
d. Risiko yang timbul dari bencana alam,
tindakan kejahatan, atau tindakan
terorisme sudah dipertimbangkan.
e. Identifikasi risiko yang timbul dari
perubahan kondisi usaha, politik, dan
ekonomi sudah dipertimbangkan.
f. Risiko yang timbul dari rekanan utama
sudah dipertimbangkan.
g. Risiko yang timbul dari interaksi
dengan Instansi Pemerintah lainnya
dan pihak di luar pemerintahan sudah
dipertimbangkan.
h. Risiko yang timbul dari pengurangan
kegiatan dan pengurangan pegawai
Instansi Pemerintah sudah
dipertimbangkan.
i. Risiko yang timbul dari rekayasa ulang
proses bisnis (business process
reengineering) atau perancangan ulang
proses operasional sudah
dipertimbangkan.

j. Risiko . . .
- 27 -

j. Risiko yang timbul dari gangguan


pemrosesan sistem informasi dan tidak
tersedianya sistem cadangan sudah
dipertimbangkan.
k. Risiko yang timbul dari pelaksanaan
program yang didesentralisasi sudah
diidentifikasi.
l. Risiko yang timbul dari tidak
terpenuhinya kualifikasi pegawai dan
tidak adanya pelatihan pegawai sudah
dipertimbangkan.
m. Risiko yang timbul dari ketergantungan
terhadap rekanan atau pihak lain
dalam pelaksanaan kegiatan penting
Instansi Pemerintah sudah
diidentifikasi.
n. Risiko yang timbul dari perubahan
besar dalam tanggung jawab pimpinan
Instansi Pemerintah sudah
diidentifikasi.
o. Risiko yang timbul dari akses pegawai
yang tidak berwenang terhadap aset
yang rawan sudah dipertimbangkan.
p. Risiko yang timbul dari kelemahan
pengelolaan pegawai.
q. Risiko yang timbul dari
ketidaktersediaan dana untuk
pembiayaan program baru atau
program lanjutan sudah
dipertimbangkan.
3. Penilaian atas faktor lain yang dapat
meningkatkan risiko telah dilaksanakan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:

a. Risiko . . .
- 28 -

a. Risiko yang timbul dari kegagalan


pencapaian misi, tujuan, dan sasaran
masa lalu atau keterbatasan anggaran
sudah dipertimbangkan.
b. Risiko yang timbul dari pembiayaan
yang tidak memadai, pelanggaran
penggunaan dana, atau
ketidakpatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan di masa lalu
sudah dipertimbangkan.
c. Risiko melekat pada misi Instansi
Pemerintah, program yang komplek
dan penting, serta kegiatan khusus
lainnya sudah diidentifikasi.
4. Risiko Instansi Pemerintah secara
keseluruhan dan pada setiap tingkatan
kegiatan penting sudah diidentifikasi.

D. ANALISIS RISIKO KOMENTAR/CATATAN

1. Analisis risiko dilaksanakan untuk


menentukan dampak risiko terhadap
pencapaian tujuan Instansi Pemerintah.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
menetapkan proses formal dan informal
untuk menganalisis risiko berdasarkan
kegiatan sehari-hari.
b. Kriteria klasifikasi risiko rendah,
menengah atau tinggi sudah
ditetapkan.
c. Pimpinan dan pegawai Instansi
Pemerintah yang berkepentingan
diikutsertakan dalam kegiatan analisis
risiko.

d. Risiko . . .
- 29 -

d. Risiko yang diidentifikasi dan dianalisis


relevan dengan tujuan kegiatan.
e. Analisis risiko mencakup perkiraan
seberapa penting risiko bersangkutan.
f. Analisis risiko mencakup perkiraan
kemungkinan terjadinya setiap risiko
dan menentukan tingkatannya.
g. Cara terbaik mengelola atau
mengurangi risiko dan tindakan
khusus yang harus dilaksanakan
sudah ditetapkan.
2. Pimpinan Instansi Pemerintah
menerapkan prinsip kehati-hatian dalam
menentukan tingkat risiko yang dapat
diterima. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan penentuan tingkat risiko
yang dapat diterima bervariasi antar
Instansi Pemerintah tergantung dari
varian dan toleransi risiko.
b. Pendekatan yang diterapkan dirancang
agar tingkat risiko yang dapat diterima
tetap wajar dan pimpinan Instansi
Pemerintah bertanggung jawab atas
penetapannya.
c. Kegiatan pengendalian khusus untuk
mengelola serta mengurangi risiko
secara keseluruhan dan di setiap
tingkatan kegiatan, sudah ditetapkan
dan penerapannya selalu dipantau.

E. MENGELOLA RISIKO SELAMA PERUBAHAN KOMENTAR/CATATAN


1. Instansi Pemerintah memiliki mekanisme
untuk mengantisipasi, mengidentifikasi,
dan bereaksi terhadap risiko yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan

dalam . . .
- 30 -

dalam pemerintahan, ekonomi, industri,


peraturan, operasional atau kondisi lain
yang dapat mempengaruhi tercapainya
maksud dan tujuan Instansi Pemerintah
secara keseluruhan atau maksud dan
tujuan suatu kegiatan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Semua kegiatan di dalam Instansi
Pemerintah yang mungkin akan sangat
terpengaruh oleh perubahan sudah
dipertimbangkan dalam prosesnya.
b. Perubahan rutin sudah ditangani
melalui identifikasi risiko dan proses
analisis yang ditetapkan.
c. Risiko yang diakibatkan oleh kondisi
yang berubah-ubah secara signifikan
sudah ditangani pada tingkat yang
cukup tinggi di dalam Instansi
Pemerintah sehingga dampaknya
terhadap organisasi sudah
dipertimbangkan dan tindakan yang
layak sudah diambil.
2. Instansi Pemerintah memberikan
perhatian khusus terhadap risiko yang
ditimbulkan oleh perubahan yang
mungkin memiliki pengaruh yang lebih
besar terhadap Instansi Pemerintah dan
yang menuntut perhatian pimpinan
tingkat atas. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Instansi Pemerintah secara khusus
sudah memberikan perhatian terhadap
risiko yang ditimbulkan akibat
menerima pegawai baru untuk
menempati posisi kunci atau akibat
tingginya keluar-masuk pegawai di
suatu bidang.
b. Sudah . . .
- 31 -

b. Sudah ada mekanisme untuk


menentukan risiko yang terkandung
akibat diperkenalkannya sistem
informasi baru atau berubahnya sistem
informasi dan risiko yang terlibat
dalam pelatihan pegawai dalam
menggunakan sistem baru ini dan
menerima perubahan.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah sudah
memberikan pertimbangan khusus
terhadap risiko yang diakibatkan oleh
perkembangan dan ekspansi yang
cepat atau penciutan yang cepat serta
pengaruhnya terhadap kemampuan
sistem dan perubahan rencana,
maksud, dan tujuan strategis.
d. Sudah diberikan pertimbangan
terhadap risiko yang terlibat saat
memperkenalkan perkembangan dan
penerapan teknologi baru yang penting
serta pemanfaatannya dalam proses
operasional.
e. Risiko sudah dianalisis secara
menyeluruh saat Instansi Pemerintah
akan memulai kegiatan untuk
menyediakan suatu keluaran atau jasa
baru.
f. Risiko yang diakibatkan oleh
pelaksanaan kegiatan di suatu area
geografis baru sudah ditetapkan.

Bagian . . .
- 32 -

Bagian Ikhtisar Penilaian Risiko


Berikan Kesimpulan Umum dan Tindakan-tindakan yang diperlukan di sini:

BAGIAN III . . .
- 33 -

BAGIAN III
KEGIATAN PENGENDALIAN

Unsur sistem pengendalian intern yang ketiga adalah kegiatan


pengendalian. Kegiatan pengendalian intern adalah kebijakan dan
prosedur yang dapat membantu memastikan dilaksanakannya arahan
pimpinan Instansi Pemerintah untuk mengurangi risiko yang telah
diidentifikasi selama proses penilaian risiko.

Daftar uji berikut ini dimaksudkan untuk menilai tercapai tidaknya suatu
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan kondusif
untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dan manajemen yang sehat.

Kegiatan pengendalian yang diterapkan dalam suatu Instansi Pemerintah


dapat berbeda dengan yang diterapkan pada Instansi Pemerintah lain.
Perbedaan penerapan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan:

(1) visi, misi, dan tujuan;


(2) lingkungan dan cara beroperasi;
(3) tingkat kerumitan organisasi;
(4) sejarah atau latar belakang serta budaya; dan
(5) risiko yang dihadapi.

Kegiatan pengendalian terdiri atas:

a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang bersangkutan;


b. pembinaan sumber daya manusia;
c. pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;
d. pengendalian fisik atas aset;
e. penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja;
f. pemisahan fungsi;
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;
h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;
i. pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;
j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya; dan
k. dokumentasi yang baik atas Sistem Pengendalian Intern serta
transaksi dan kejadian penting.

Daftar uji berikut ini dimaksudkan untuk menilai apakah kegiatan


pengendalian intern pada suatu Instansi Pemerintah sudah memadai.

A. PENERAPAN . . .
- 34 -

A. PENERAPAN UMUM
KOMENTAR/CATATAN
1. Kebijakan dan prosedur yang ada
berkaitan dengan kegiatan Instansi
Pemerintah. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Semua tujuan yang relevan dan
risikonya untuk masing-masing
kegiatan penting sudah diidentifikasi
pada saat pelaksanaan penilaian risiko.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah telah
mengidentifikasi tindakan dan kegiatan
pengendalian yang diperlukan untuk
menangani risiko tersebut dan
memberikan arahan penerapannya.
2. Kegiatan pengendalian yang diidentifikasi
sebagai hal yang diperlukan sudah
diterapkan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pengendalian yang diatur
dalam pedoman pelaksanaan
kebijakan dan prosedur sudah
diterapkan dengan tepat dan memadai.
b. Pegawai dan atasannya memahami
tujuan dari kegiatan pengendalian
tersebut.
c. Petugas pengawas mereviu ber-
fungsinya kegiatan pengendalian yang
sudah ditetapkan dan selalu waspada
terhadap adanya kegiatan
pengendalian yang berlebihan.
d. Terhadap penyimpangan, masalah
dalam penerapan, atau informasi yang
membutuhkan tindak lanjut, telah
diambil tindakan secara tepat waktu.
- 35 -

3. Kegiatan pengendalian secara berkala 3. Kegiatan . . .


dievaluasi untuk memastikan bahwa
kegiatan-kegiatan tersebut masih sesuai
dan berfungsi sebagaimana diharapkan.

B. REVIU ATAS KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH YANG BERSANGKUTAN


1. Reviu pada Tingkat Puncak – Pimpinan
Instansi Pemerintah memantau
pencapaian kinerja Instansi Pemerintah
tersebut dibandingkan rencana sebagai
tolok ukur kinerja. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah terlibat
dalam penyusunan rencana strategis
dan rencana kerja tahunan.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah terlibat
dalam pengukuran dan pelaporan hasil
yang dicapai.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah secara
berkala mereviu kinerja dibandingkan
rencana.
d. Inisiatif signifikan dari Instansi
Pemerintah dipantau pencapaian
targetnya dan tindak lanjut yang telah
diambil.
2. Reviu Manajemen pada Tingkat
Kegiatan – Pimpinan Instansi
Pemerintah mereviu kinerja
dibandingkan tolok ukur kinerja. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah
pada setiap tingkatan kegiatan mereviu
laporan kinerja, menganalisis
kecenderungan, dan mengukur hasil

b. Pejabat . . .
- 36 -

dibandingkan target, anggaran,


prakiraan, dan kinerja periode yang
lalu.
b. Pejabat pengelola keuangan dan
pejabat pelaksana tugas operasional
mereviu serta membandingkan kinerja
keuangan, anggaran, dan operasional
dengan hasil yang direncanakan atau
diharapkan.
c. Kegiatan pengendalian yang tepat telah
dilaksanakan, antara lain seperti
rekonsiliasi dan pengecekan ketepatan
informasi.

C. PEMBINAAN SUMBER DAYA MANUSIA


KOMENTAR/CATATAN
1. Pemahaman bersama atas visi, misi,
tujuan, nilai, dan strategi Instansi
Pemerintah telah tercermin dalam
rencana strategis, rencana kerja
tahunan, dan pedoman panduan kerja
lainnya dan telah dikomunikasikan
secara jelas dan konsisten kepada
seluruh pegawai.
2. Instansi Pemerintah memiliki strategi
pembinaan sumber daya manusia yang
utuh dalam bentuk rencana strategis,
rencana kerja tahunan, dan dokumen
perencanaan sumber daya manusia
lainnya yang meliputi kebijakan,
program, dan praktek pengelolaan
pegawai yang akan menjadi panduan
bagi Instansi Pemerintah tersebut.
3. Instansi Pemerintah memiliki strategi
perencanaan sumber daya manusia yang
- 37 -

spesifik dan eksplisit, yang dikaitkan


dengan keseluruhan rencana strategis,
dan yang memungkinkan dilakukannya
identifikasi kebutuhan pegawai baik
pada saat ini maupun di masa
mendatang.
4. Instansi Pemerintah telah memiliki
persyaratan jabatan dan menetapkan
kinerja yang diharapkan untuk setiap
posisi pimpinan.
5. Pimpinan Instansi Pemerintah
membangun kerja sama tim, mendorong
penerapan visi Instansi Pemerintah, dan
mendorong adanya umpan balik dari
pegawai.
6. Sistem manajemen kinerja Instansi
Pemerintah mendapat prioritas tertinggi
dari pimpinan Instansi Pemerintah yang
dirancang sebagai panduan bagi pegawai
dalam mencapai visi dan misi yang
telah ditetapkan.
7. Instansi Pemerintah telah memiliki
prosedur untuk memastikan bahwa
pegawai dengan kompetensi yang tepat
yang direkrut dan dipertahankan.
8. Pegawai telah diberikan orientasi,
pelatihan dan kelengkapan kerja untuk
melaksanakan tugas dan tanggung
jawab, meningkatkan kinerja,
meningkatkan kemampuan, serta
memenuhi tuntutan kebutuhan
organisasi yang berubah-ubah.
9. Sistem kompensasi cukup memadai
untuk mendapatkan, memotivasi, dan
mempertahankan pegawai serta insentif
dan penghargaan disediakan untuk
- 38 -

mendorong pegawai melakukan tugas


dengan kemampuan maksimal.
10. Instansi Pemerintah memiliki program
kesejahteraan dan fasilitas untuk
meningkatkan kepuasan dan komitmen
pegawai.

11. Pengawasan atasan dilakukan secara 11. Pengawasan . . .


berkesinambungan untuk memastikan
bahwa tujuan pengendalian intern bisa
dicapai.
12. Pegawai diberikan evaluasi kinerja dan
umpan balik yang bermakna, jujur, dan
konstruktif untuk membantu pegawai
memahami hubungan antara kinerjanya
dan pencapaian tujuan Instansi
Pemerintah.
13. Pimpinan Instansi Pemerintah
melakukan kaderisasi untuk
memastikan tersedianya pegawai
dengan kompetensi yang diperlukan.

D. PENGENDALIAN ATAS PENGELOLAAN


KOMENTAR/CATATAN
SISTEM INFORMASI
Pengendalian atas pengelolaan sistem
informasi dilakukan untuk memastikan
akurasi dan kelengkapan informasi.
Pengendalian dilakukan melalui
pengendalian umum dan pengendalian
aplikasi.
1. Pengendalian Umum
a. Pengamanan Sistem Informasi
1) Instansi Pemerintah secara berkala
melaksanakan penilaian risiko
secara periodik yang komprehensif.
- 39 -

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan


adalah sebagai berikut:
a) Penilaian risiko dilaksanakan dan
didokumentasikan secara teratur
dan pada saat sistem, fasilitas,
atau kondisi lainnya berubah.
b) Penilaian risiko tersebut sudah
mempertimbangkan sensitivitas
dan keandalan data.

c) Penetapan risiko akhir dan c) Penetapan . . .


persetujuan pimpinan Instansi
Pemerintah didokumentasikan.
2) Pimpinan Instansi Pemerintah
mengembangkan rencana yang
secara jelas menggambarkan
program pengamanan serta
kebijakan dan prosedur yang
mendukungnya.
3) Pimpinan Instansi Pemerintah
menetapkan organisasi untuk
mengimplementasikan dan
mengelola program pengamanan.
4) Pimpinan Instansi Pemerintah
menetapkan uraian tanggung jawab
pengamanan secara jelas.
5) Instansi Pemerintah
mengimplementasikan kebijakan
yang efektif atas pegawai yang
terkait dengan program
pengamanan.
6) Instansi Pemerintah memantau
efektivitas program pengamanan
dan melakukan perubahan program
pengamanan jika diperlukan. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
- 40 -

a) Pimpinan Instansi Pemerintah


secara berkala menilai kelayakan
kebijakan pengamanan dan
kepatuhan terhadap kebijakan
tersebut.
b) Tindakan korektif diterapkan dan
diuji dengan segera dan efektif
serta dipantau secara terus-
menerus.

b. Pengendalian atas Akses b. Pengendalian . . .

1) Instansi Pemerintah
mengklasifikasikan sumber daya
sistem informasi berdasarkan
kepentingan dan sensitivitasnya.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
a) Klasifikasi sumber daya dan
kriteria terkait sudah ditetapkan
dan dikomunikasikan kepada
pemilik sumber daya.
b) Pemilik sumber daya memilah-
milah sumber daya informasi
berdasarkan klasifikasi dan
kriteria yang sudah ditetapkan
dengan memperhatikan
penetapan dan penilaian risiko
serta mendokumentasikannya.
2) Pemilik sumber daya
mengidentifikasi pengguna yang
berhak dan otorisasi akses ke
informasi secara formal.
3) Instansi Pemerintah menetapkan
pengendalian fisik dan pengendalian
logik untuk mencegah dan
- 41 -

mendeteksi akses yang tidak


diotorisasi.
4) Instansi Pemerintah memantau
akses ke sistem informasi,
melakukan investigasi atas
pelanggaran, dan mengambil
tindakan perbaikan dan penegakan
disiplin.

c. Pengendalian atas Pengembangan dan c. Pengendalian . . .


Perubahan Perangkat Lunak Aplikasi
1) Fitur pemrosesan sistem informasi
dan modifikasi program diotorisasi.
2) Seluruh perangkat lunak yang baru
dan yang dimutakhirkan sudah diuji
dan disetujui.
3) Instansi Pemerintah telah
menetapkan prosedur untuk
memastikan terselenggaranya
pengendalian atas kepustakaan
perangkat lunak (software libraries)
termasuk pemberian label,
pembatasan akses, dan penggunaan
kepustakaan perangkat lunak yang
terpisah.
d. Pengendalian atas Perangkat Lunak
Sistem
1) Instansi Pemerintah membatasi
akses ke perangkat lunak sistem
berdasarkan tanggung jawab
pekerjaan dan otorisasi akses
tersebut didokumentasikan.
2) Akses ke dan penggunaan perangkat
lunak sistem dikendalikan dan
dipantau.
- 42 -

3) Instansi Pemerintah mengendalikan


perubahan yang dilakukan terhadap
perangkat lunak sistem.
e. Pemisahan Tugas
1) Tugas yang tidak dapat
digabungkan sudah diidentifikasi
dan kebijakan untuk memisahkan
tugas tersebut sudah ditetapkan.
2) Pengendalian atas akses sudah
ditetapkan untuk pelaksanaan
pemisahan tugas.
2) Pengendalian . . .
3) Instansi Pemerintah melakukan
pengendalian atas kegiatan pegawai
melalui penggunaan prosedur,
supervisi, dan reviu.

f. Kontinuitas pelayanan

1) Instansi Pemerintah melakukan


penilaian, pemberian prioritas, dan
pengidentifikasian sumber daya
pendukung atas kegiatan
komputerisasi yang kritis dan
sensitif.
2) Instansi Pemerintah sudah
mengambil langkah-langkah
pencegahan dan minimalisasi
potensi kerusakan dan terhentinya
operasi komputer antara lain
melalui penggunaan prosedur back-
up data dan program, penyimpanan
back-up data di tempat lain,
pengendalian atas lingkungan,
pelatihan staf, serta pengelolaan dan
pemeliharaan perangkat keras.
3) Pimpinan Instansi Pemerintah
sudah mengembangkan dan
- 43 -

mendokumentasikan rencana
komprehensif untuk mengatasi
kejadian tidak terduga (contingency
plan), misalnya langkah
pengamanan apabila terjadi bencana
alam, sabotase, dan terorisme.

4) Instansi Pemerintah secara berkala 4) Instansi . . .


menguji rencana untuk mengatasi
kejadian tidak terduga dan
melakukan penyesuaian jika
diperlukan.
2. Pengendalian Aplikasi
a. Pengendalian Otorisasi
1) Instansi Pemerintah mengendalikan
dokumen sumber. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a) Akses ke dokumen sumber yang
masih kosong dibatasi.
b) Dokumen sumber diberikan
nomor urut tercetak
(prenumbered).
2) Atas dokumen sumber dilakukan
pengesahan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
a) Dokumen sumber yang penting
memerlukan tanda tangan
otorisasi.
b) Untuk sistem aplikasi batch,
harus digunakan lembar kendali
batch yang menyediakan
informasi seperti tanggal, nomor
kendali, jumlah dokumen, dan
- 44 -

jumlah kendali (control totals)


dari field kunci.
c) Reviu independen terhadap data
dilakukan sebelum data dientri
ke dalam sistem aplikasi.
3) Akses ke terminal entri data
dibatasi.
4) File induk dan laporan khusus
digunakan untuk memastikan 4) File. . .
bahwa seluruh data yang diproses
telah diotorisasi.
b. Pengendalian Kelengkapan
1) Transaksi yang dientri dan diproses
ke dalam komputer adalah seluruh
transaksi yang telah diotorisasi.
2) Rekonsiliasi data dilaksanakan
untuk memverifikasi kelengkapan
data.
c. Pengendalian Akurasi
1) Desain entri data digunakan untuk
mendukung akurasi data.
2) Validasi data dan editing
dilaksanakan untuk
mengidentifikasi data yang salah.
3) Data yang salah dengan segera
dicatat, dilaporkan, diinvestigasi,
dan diperbaiki.
4) Laporan keluaran direviu untuk
mempertahankan akurasi dan
validitas data.
d. Pengendalian terhadap Keandalan
Pemrosesan dan File Data
1) Terdapat prosedur untuk
memastikan bahwa hanya program
dan file data versi terkini yang
digunakan selama pemrosesan.
- 45 -

2) Terdapat program yang memiliki


prosedur untuk memverifikasi
bahwa versi file komputer yang
sesuai yang digunakan selama
pemrosesan.

3) Terdapat program yang memiliki


3) Terdapat . . .
prosedur untuk mengecek internal
file header labels sebelum
pemrosesan.
4) Terdapat aplikasi yang mencegah
perubahan file secara bersamaan.

E. PENGENDALIAN FISIK ATAS ASET


KOMENTAR/CATATAN
1. Pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan,
mengimplementasikan, dan
mengkomunikasikan rencana identifikasi,
kebijakan, dan prosedur pengamanan fisik
kepada seluruh pegawai. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan dan prosedur pengamanan
fisik telah ditetapkan,
diimplementasikan, dan
dikomunikasikan ke seluruh pegawai.
b. Instansi pemerintah telah
mengembangkan rencana untuk
identifikasi dan pengamanan aset
infrastruktur.
c. Aset yang berisiko hilang, dicuri, rusak,
digunakan tanpa hak seperti uang
tunai, surat berharga, perlengkapan,
persediaan, dan peralatan, secara fisik
diamankan dan akses ke aset tersebut
dikendalikan.
- 46 -

d. Aset seperti uang tunai, surat


berharga, perlengkapan, persediaan,
dan peralatan secara periodik dihitung
dan dibandingkan dengan catatan
pengendalian; setiap perbedaan
diperiksa secara teliti.

e. Uang tunai dan surat berharga yang e. Uang . . .


dapat diuangkan dijaga dalam tempat
terkunci dan akses ke aset tersebut
secara ketat dikendalikan.
f. Formulir seperti blangko cek dan Surat
Perintah Membayar, diberi nomor urut
tercetak (prenumbered), secara fisik
diamankan, dan akses ke formulir
tersebut dikendalikan.
g. Penanda tangan cek mekanik dan
stempel tanda tangan secara fisik
dilindungi dan aksesnya dikendalikan
dengan ketat.
h. Peralatan yang berisiko dicuri
diamankan dengan dilekatkan atau
dilindungi dengan cara lainnya.
i. Identitas aset dilekatkan pada
meubelair, peralatan, dan inventaris
kantor lainnya.
j. persediaan dan perlengkapan disimpan
di tempat yang diamankan secara fisik
dan dilindungi dari kerusakan.
k. Seluruh fasilitas dilindungi dari api
dengan menggunakan alarm kebakaran
dan sistem pemadaman kebakaran.
l. Akses ke gedung dan fasilitas
dikendalikan dengan pagar, penjaga,
atau pengendalian fisik lainnya.
- 47 -

m. Akses ke fasilitas di luar jam kerja


dibatasi dan dikendalikan.
2. Pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan,
mengimplementasikan, dan
mengkomunikasikan rencana pemulihan
setelah bencana (disaster recovery plan)
kepada seluruh pegawai.

F. PENETAPAN DAN REVIU INDIKATOR DAN


F. PENETAPAN . . .
KOMENTAR/CATATAN

UKURAN KINERJA
1. Ukuran dan indikator kinerja ditetapkan
untuk tingkat Instansi Pemerintah,
kegiatan, dan pegawai.
2. Instansi Pemerintah mereviu dan
melakukan validasi secara periodik atas
ketetapan dan keandalan ukuran dan
indikator kinerja.
3. Faktor penilaian pengukuran kinerja
dievaluasi untuk meyakinkan bahwa
faktor tersebut seimbang dan terkait
dengan misi, sasaran, dan tujuan serta
mengatur insentif yang pantas untuk
mencapai tujuan dengan tetap
memperhatikan peraturan perundang-
undangan.
4. Data capaian kinerja dibandingkan secara
terus-menerus dengan sasaran yang
ditetapkan dan selisihnya dianalisis lebih
lanjut.

G. PEMISAHAN FUNGSI
KOMENTAR/CATATAN
Pimpinan Instansi Pemerintah menjamin
bahwa seluruh aspek utama transaksi atau
kejadian tidak dikendalikan oleh 1 (satu)
- 48 -

orang. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan


adalah sebagai berikut:
1. Tidak seorangpun diperbolehkan
mengendalikan seluruh aspek utama
transaksi atau kejadian.
2. Tanggung jawab dan tugas atas transaksi
atau kejadian dipisahkan di antara
pegawai berbeda yang terkait dengan
otorisasi, persetujuan, pemrosesan dan
pencatatan, pembayaran atau pemerimaan
dana, reviu dan audit, serta fungsi-fungsi
penyimpanan dan penanganan aset. dana . . .
3. Tugas dilimpahkan secara sistematik ke
sejumlah orang untuk memberikan
keyakinan adanya checks and balances.
4. Jika memungkinkan, tidak seorangpun
diperbolehkan menangani sendiri uang
tunai, surat berharga, dan aset berisiko
tinggi lainnya.
5. Saldo bank direkonsiliasi oleh pegawai
yang tidak memiliki tanggung jawab atas
penerimaan, pengeluaran, dan
penyimpanan kas.
6. Pimpinan Instansi Pemerintah mengurangi
kesempatan terjadinya kolusi karena
adanya kesadaran bahwa kolusi
mengakibatkan ketidakefektifan
pemisahan fungsi.

H. OTORISASI ATAS TRANSAKSI DAN


KOMENTAR/CATATAN

KEJADIAN YANG PENTING


Pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan
dan mengkomunikasikan syarat dan
ketentuan otorisasi kepada pegawai. Hal-hal
- 49 -

yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai


berikut:
1. Terdapat pengendalian untuk memberikan
keyakinan bahwa hanya transaksi dan
kejadian yang valid diproses dan dientri,
sesuai dengan keputusan dan arahan
pimpinan Instansi Pemerintah.
2. Terdapat pengendalian untuk memastikan
bahwa hanya transaksi dan kejadian
signifikan yang dientri adalah yang telah
diotorisasi dan dilaksanakan hanya oleh
pegawai sesuai lingkup otoritasnya.
3. Otorisasi yang secara spesifik memuat
kondisi dan syarat otorisasi dikomunikasikan 3. Otorisasi . . .
secara jelas kepada pimpinan dan pegawai
Instansi Pemerintah.
4. Terdapat persyaratan otorisasi yang
sejalan dengan arahan dan dalam batasan
yang ditetapkan oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan
pimpinan Instansi Pemerintah.

I. PENCATATAN YANG AKURAT DAN TEPAT


KOMENTAR/CATATAN

WAKTU ATAS TRANSAKSI DAN KEJADIAN

1. Transaksi dan kejadian diklasifikasikan


dengan tepat dan dicatat dengan segera
sehingga tetap relevan, bernilai, dan
berguna bagi pimpinan Instansi
Pemerintah dalam mengendalikan
kegiatan dan dalam pengambilan
keputusan.
2. Klasifikasi dan pencatatan yang tepat
dilaksanakan untuk seluruh siklus
- 50 -

transaksi atau kejadian yang mencakup


otorisasi, pelaksanaan, pemrosesan, dan
klasifikasi akhir dalam pencatatan
ikhtisar.

J. PEMBATASAN AKSES ATAS SUMBER DAYA


KOMENTAR/CATATAN

DAN PENCATATANNYA
Pimpinan Instansi Pemerintah
memberikan akses hanya kepada pegawai
yang berwenang dan melakukan reviu atas
pembatasan tersebut secara berkala. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:

1. Risiko penggunaan secara tidak sah


atau kehilangan dikendalikan dengan 1. Risiko . . .
membatasi akses ke sumber daya dan
pencatatannya hanya kepada pegawai
yang berwenang.
2. Penetapan pembatasan akses untuk
penyimpanan secara periodik direviu
dan dipelihara.
3. Pimpinan Instansi Pemerintah
mempertimbangkan faktor-faktor
seperti nilai aset, kemudahan
dipindahkan, kemudahan ditukarkan
ketika menentukan tingkat pembatasan
akses yang tepat.
- 51 -

K. AKUNTABILITAS TERHADAP SUMBER


KOMENTAR/CATATAN

DAYA DAN PENCATATANNYA

Pimpinan Instansi Pemerintah


menugaskan pegawai yang bertanggung
jawab terhadap penyimpanan sumber daya
dan pencatatannya serta melakukan reviu
atas penugasan tersebut secara berkala.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban atas
penyimpanan, penggunaan, dan
pencatatan sumber daya ditugaskan
pegawai khusus.
2. Penetapan pertanggungjawaban
akses untuk penyimpanan sumber daya
secara periodik direviu dan dipelihara.
3. Pembandingan berkala antara
sumber daya dengan pencatatan
akuntabilitas dilakukan untuk
menentukan kesesuaiannya dan, jika
tidak sesuai, dilakukan audit.
4. Pimpinan Instansi Pemerintah
4. Pimpinan . .
menginformasikan dan .
mengkomunikasikan tanggung jawab
atas akuntabilitas sumber daya dan
catatan kepada pegawai dalam
organisasi dan meyakinkan bahwa
petugas tersebut memahami tanggung
jawabnya.

L. DOKUMENTASI YANG BAIK ATAS SISTEM


KOMENTAR/CATATAN
PENGENDALIAN INTERN SERTA
TRANSAKSI DAN KEJADIAN PENTING
- 52 -

Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki,


mengelola, memelihara, dan secara berkala
memutakhirkan dokumentasi yang
mencakup seluruh Sistem Pengendalian
Intern serta transaksi dan kejadian
penting. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
1. Terdapat dokumentasi tertulis yang
mencakup Sistem Pengendalian Intern
Instansi Pemerintah dan seluruh
transaksi dan kejadian penting.
2. Dokumentasi tersedia setiap saat
untuk diperiksa.
3. Dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern mencakup
identifikasi, penerapan, dan evaluasi
atas tujuan dan fungsi Instansi
Pemerintah pada tingkatan kegiatan
serta pengendaliannya yang tercermin
dalam kebijakan administratif,
pedoman akuntansi, dan pedoman
lainnya.
4. Dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern mencakup
dokumentasi yang menggambarkan
sistem informasi otomatis,
pengumpulan dan penanganan data,
serta pengendalian umum dan
pengendalian aplikasi.
5. Terdapat dokumentasi atas transaksi 5. Terdapat . . .
dan kejadian penting yang lengkap dan
akurat sehingga memudahkan
penelusuran transaksi dan kejadian
penting sejak otorisasi, inisiasi,
pemrosesan, hingga penyelesaian.
6. Terdapat dokumentasi, baik dalam
bentuk cetakan maupun elektronis,
- 53 -

yang berguna bagi pimpinan Instansi


Pemerintah dalam mengendalikan
kegiatannya dan bagi pihak lain yang
terlibat dalam evaluasi dan analisis
kegiatan.
7. Seluruh dokumentasi dan catatan
dikelola dan dipelihara secara baik serta
dimutakhirkan secara berkala.

Bagian . . .
Bagian Ikhtisar Kegiatan Pengendalian
Berikan Kesimpulan Umum dan Tindakan-tindakan yang diperlukan di sini:
- 54 -

BAGIAN IV
INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Unsur pengendalian intern keempat adalah informasi dan komunikasi.


Instansi Pemerintah harus memiliki informasi yang relevan dan dapat
diandalkan baik informasi keuangan maupun nonkeuangan, yang
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa eksternal serta internal.
Informasi tersebut harus direkam dan dikomunikasikan kepada pimpinan
Instansi Pemerintah dan lainnya di seluruh Instansi Pemerintah yang
memerlukannya dalam bentuk serta dalam kerangka waktu, yang
memungkinkan yang bersangkutan melaksanakan pengendalian intern
dan tanggung jawab operasional.
Daftar uji berikut ini dimaksudkan untuk menilai apakah Instansi
Pemerintah telah menerapkan unsur informasi yang tepat dan komunikasi
secara baik sehingga menunjang Sistem Pengendalian Intern dan
manajemen yang sehat.

A. INFORMASI KOMENTAR/CATATAN
1. Informasi dari sumber internal dan
eksternal didapat dan disampaikan
kepada pimpinan Instansi Pemerintah
sebagai bagian dari pelaporan Instansi
Pemerintah sehubungan dengan
pencapaian kinerja operasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
adalah sebagai berikut:
a. Informasi internal yang penting dalam
mencapai tujuan Instansi Pemerintah,
termasuk informasi yang berkaitan
dengan faktor-faktor keberhasilan yang
kritis, sudah diidentifikasi dan secara
teratur dilaporkan kepada pimpinan
Instansi Pemerintah.
b. Instansi Pemerintah sudah
mendapatkan dan melaporkan kepada
pimpinan semua informasi eksternal

relevan, . . .
- 55 -

relevan, yang dapat mempengaruhi


tercapainya misi, maksud, dan tujuan
Instansi Pemerintah, terutama yang
berkaitan dengan perkembangan
peraturan perundang-undangan serta
perubahan politik dan ekonomis.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah di semua
tingkatan telah memperoleh informasi
internal dan eksternal yang diperlukan.
2. Informasi terkait sudah diidentifikasi,
diperoleh dan didistribusikan kepada
pihak yang berhak dengan rincian yang
memadai, bentuk, dan waktu yang tepat,
sehingga memungkinkan mereka dapat
melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara efisien dan efektif. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah sudah
menerima informasi hasil analisis yang
dapat membantu dalam
mengidentifikasi tindakan khusus yang
perlu dilaksanakan.
b. Informasi sudah disiapkan dalam
bentuk rincian yang tepat sesuai
dengan tingkatan pimpinan Instansi
Pemerintah.
c. Informasi yang relevan diringkas dan
disajikan secara memadai sehingga
memungkinkan dilakukannya
pengecekan secara rinci sesuai
keperluan.
d. Informasi disediakan tepat waktu agar
dapat dilaksanakannya pemantauan
kejadian, kegiatan, dan transaksi
sehingga memungkinkan dilakukannya
tindakan korektif secara cepat.

e. Pimpinan . . .
- 56 -

e. Pimpinan yang bertanggung jawab


terhadap suatu program sudah
menerima informasi operasional dan
keuangan untuk membantu mengukur
dan menentukan pencapaian rencana
kinerja strategis, tahunan dan target
Instansi Pemerintah sehubungan
dengan pertanggungjawaban
penggunaan sumber daya.
f. Informasi operasional sudah disediakan
bagi pimpinan Instansi Pemerintah
sehingga mereka dapat menentukan
apakah pelaksanaan program sudah
sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
g. Informasi keuangan dan anggaran yang
memadai sudah disediakan guna
mendukung penyusunan pelaporan
keuangan internal dan eksternal.

B. KOMUNIKASI KOMENTAR/CATATAN
1. Pimpinan Instansi Pemerintah harus
memastikan terjalinnya komunikasi
internal yang efektif. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah sudah
memberikan arahan yang jelas kepada
seluruh tingkatan organisasi bahwa
tanggung jawab pengendalian intern
adalah masalah penting dan harus
diperhatikan secara serius.
b. Tugas yang dibebankan kepada
pegawai sudah dikomunikasikan
dengan jelas dan sudah dimengerti
aspek pengendalian internnya, peranan
masing-masing pegawai, dan hubungan
pekerjaan antar pegawai.

c. Pegawai . . .
- 57 -

c. Pegawai sudah diinformasikan bahwa,


jika ada hal yang tidak diharapkan
terjadi dalam pelaksanaan tugas,
perhatian harus diberikan bukan hanya
kepada kejadian tersebut, tetapi juga
pada penyebabnya, sehingga
kelemahan potensial pengendalian
intern bisa diidentifikasi dan diperbaiki
sebelum kelemahan tersebut
menimbulkan kerugian lebih lanjut
terhadap Instansi Pemerintah.
d. Sikap perilaku yang bisa dan tidak bisa
diterima serta konsekuensinya sudah
dikomunikasikan secara jelas kepada
pegawai.
e. Pegawai memiliki saluran komunikasi
informasi ke atas selain melalui atasan
langsungnya, dan ada keinginan yang
tulus dari pimpinan Instansi
Pemerintah untuk mendengar keluhan
sebagai bagian dari proses manajemen.
f. Adanya mekanisme yang
memungkinkan informasi mengalir ke
seluruh bagian dengan lancar dan
menjamin adanya komunikasi yang
lancar antar kegiatan fungsional.
g. Pegawai mengetahui adanya saluran
komunikasi informal atau terpisah yang
bisa berfungsi apabila jalur informasi
normal gagal digunakan.
h. Pegawai mengetahui adanya jaminan
tidak akan ada tindakan ‘balas dendam’
(reprisal) jika melaporkan informasi
yang negatif, perilaku yang tidak benar,
atau penyimpangan.

i. Adanya . . .
- 58 -

i. Adanya mekanisme yang


memungkinkan pegawai
menyampaikan rekomendasi
penyempurnaan kegiatan, dan
pimpinan Instansi Pemerintah
memberikan penghargaan terhadap
rekomendasi yang baik berupa hadiah
langsung atau bentuk penghargaan
lainnya.
j. Pimpinan Instansi Pemerintah sering
berkomunikasi dengan aparat
pengawasan intern pemerintah, dan
terus melaporkan kepada aparat
pengawasan intern pemerintah
mengenai kinerja, risiko, inisiatif
penting, dan kejadian penting lainnya.
2. Pimpinan Instansi Pemerintah harus
memastikan bahwa sudah terjalin
komunikasi eksternal yang efektif yang
memiliki dampak signifikan terhadap
program, proyek, operasi dan kegiatan lain
termasuk penganggaran dan
pendanaannya. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Adanya saluran komunikasi yang
terbuka dan efektif dengan masyarakat,
rekanan, konsultan, dan aparat
pengawasan intern pemerintah serta
kelompok lainnya yang bisa
memberikan masukan yang signifikan
terhadap kualitas pelayanan Instansi
Pemerintah.
b. Semua pihak eksternal yang
berhubungan dengan Instansi
Pemerintah sudah diinformasikan
mengenai kode etik yang berlaku dan
juga sudah mengerti bahwa tindakan

yang . . .
- 59 -

yang tidak benar, seperti pemberian


komisi, tidak diperkenankan.
c. Komunikasi dengan eksternal sangat
didorong untuk dapat mengetahui
berfungsinya pengendalian intern.
d. Pengaduan, keluhan, dan pertanyaan
mengenai layanan instansi pemerintah,
ditindaklanjuti dengan baik karena
dapat menunjukkan adanya
permasalahan dalam pengendalian.
e. Pimpinan Instansi Pemerintah
memastikan bahwa saran dan
rekomendasi aparat pengawasan intern
pemerintah, auditor, dan evaluator
lainnya sudah dipertimbangkan
sepenuhnya dan ditindaklanjuti dengan
memperbaiki masalah atau kelemahan
yang diidentifikasi.
f. Komunikasi dengan badan legislatif,
Instansi Pemerintah pengelola anggaran
dan perbendaharaan, Instansi
Pemerintah lain, media, dan
masyarakat harus berisi informasi
sehingga misi, tujuan, risiko yang
dihadapi Instansi Pemerintah lebih
dapat dipahami.

C. BENTUK DAN SARANA KOMUNIKASI KOMENTAR/CATATAN

1. Pimpinan Instansi Pemerintah


menggunakan berbagai bentuk dan sarana
dalam mengkomunikasikan informasi
penting kepada pegawai dan lainnya. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:

a. Pimpinan . . .
- 60 -

a. Pimpinan Instansi Pemerintah sudah


menggunakan bentuk dan sarana
komunikasi efektif, berupa buku
pedoman kebijakan dan prosedur,
surat edaran, memorandum, papan
pengumuman, situs internet dan
intranet, rekaman video, e-mail, dan
arahan lisan.
b. Pimpinan telah melakukan komunikasi
dalam bentuk tindakan positif saat
berhubungan dengan pegawai di
seluruh organisasi dan memperlihatkan
dukungan terhadap pengendalian
intern.
2. Instansi Pemerintah mengelola,
mengembangkan, dan memperbarui
sistem informasi untuk meningkatkan
kegunaan dan keandalan komunikasi
informasi secara terus menerus. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Manajemen sistem informasi
dilaksanakan berdasarkan suatu
rencana strategis sistem informasi yang
merupakan bagian dari rencana
strategis Instansi Pemerintah secara
keseluruhan.
b. Adanya mekanisme untuk
mengidentifikasi berkembangnya
kebutuhan informasi.
c. Sebagai bagian dari manajemen
informasi, Instansi Pemerintah telah
memantau, menganalisis,
mengevaluasi, dan memanfaatkan
perkembangan dan kemajuan teknologi
untuk dapat memberikan pelayanan
lebih cepat dan efisien.

d. Pimpinan . . .
- 61 -

d. Pimpinan Instansi Pemerintah secara


terus menerus memantau mutu
informasi yang dikelola, diukur dari
segi kelayakan isi, ketepatan waktu,
keakuratan, dan kemudahan aksesnya.
3. Dukungan pimpinan Instansi Pemerintah
terhadap pengembangan teknologi
informasi ditunjukkan dengan
komitmennya dalam menyediakan pegawai
dan pendanaan yang memadai terhadap
upaya pengembangan tersebut.

Bagian . . .
- 62 -

Bagian Ikhtisar Informasi dan Komunikasi


Berikan Kesimpulan Umum dan Tindakan-tindakan yang diperlukan di sini:

BAGIAN V . . .
- 63 -

BAGIAN V
PEMANTAUAN

Pemantauan merupakan unsur pengendalian intern yang kelima atau


terakhir. Pemantauan Sistem Pengendalian Intern dilaksanakan melalui
pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya. Pemantauan berkelanjutan
diselenggarakan melalui kegiatan pengelolaan rutin, supervisi,
pembandingan, rekonsiliasi, dan tindakan lain yang terkait dalam
pelaksanaan tugas. Evaluasi terpisah diselenggarakan melalui penilaian
sendiri, reviu, dan pengujian efektivitas Sistem Pengendalian Intern yang
dapat dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah atau pihak
eksternal pemerintah dengan menggunakan daftar uji pengendalian
intern.
Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya harus segera
diselesaikan dan dilaksanakan sesuai dengan mekanisme penyelesaian
rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya yang ditetapkan.
Daftar uji berikut ini dimaksudkan untuk menilai apakah Instansi
Pemerintah telah menerapkan unsur pemantauan secara baik sehingga
dapat menunjang Sistem Pengendalian Intern dan manajemen yang sehat.

A. PEMANTAUAN BERKELANJUTAN KOMENTAR/CATATAN


1. Pimpinan Instansi Pemerintah memiliki
strategi untuk meyakinkan bahwa
pemantauan berkelanjutan efektif dan
dapat memicu evaluasi terpisah pada saat
persoalan teridentifikasi atau pada saat
sistem berada dalam keadaan kritis, serta
pada saat pengujian secara berkala
diperlukan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Strategi pimpinan Instansi Pemerintah
menyediakan umpan balik rutin,
pemantauan kinerja, dan
mengendalikan pencapaian tujuan.

b. Adanya . . .
- 64 -

b. Adanya strategi pemantauan yang


meliputi metode untuk menekankan
pimpinan program atau operasional
bahwa mereka bertanggung jawab atas
pengendalian intern dan pemantauan
efektivitas kegiatan pengendalian
sebagai bagian dari tugas mereka
secara teratur dan setiap hari.
c. Adanya strategi pemantauan yang
meliputi metode untuk menekankan
pimpinan program bahwa mereka
bertanggung jawab atas pengendalian
intern dan bahwa tugas mereka adalah
untuk memantau efektivitas kegiatan
pengendalian secara teratur.
d. Adanya strategi pemantauan yang
mencakup identifikasi kegiatan operasi
penting dan sistem pendukung
pencapaian misi yang memerlukan
reviu dan evaluasi khusus.
e. Adanya strategi yang meliputi rencana
untuk mengevaluasi secara berkala
kegiatan pengendalian atas kegiatan
operasi penting dan sistem pendukung
pencapaian misi.

2. Dalam proses melaksanakan kegiatan


rutin, pegawai Instansi Pemerintah
mendapatkan informasi berfungsinya
pengendalian intern secara efektif. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Laporan operasional sudah terintegrasi
atau direkonsiliasi dengan data laporan
keuangan dan anggaran dan digunakan
untuk mengelola operasional
berkelanjutan, serta pimpinan Instansi

Pemerintah . . .
- 65 -

Pemerintah memperhatikan adanya


ketidakakuratan atau penyimpangan
yang bisa mengindikasikan adanya
masalah pengendalian intern.
b. Pimpinan yang bertanggung jawab atas
kegiatan operasional membandingkan
informasi kegiatan atau informasi
operasional lainnya yang didapat dari
kegiatan sehari-hari dengan informasi
yang didapat dari sistem informasi dan
menindaklanjuti semua
ketidakakuratan atau masalah lain
yang ditemukan.
c. Pegawai operasional harus menjamin
keakuratan laporan keuangan unit dan
bertanggung jawab jika ditemukan
kesalahan.

3. Komunikasi dengan pihak eksternal harus


dapat menguatkan data yang dihasilkan
secara internal atau harus dapat
mengindikasikan adanya masalah dalam
pengendalian intern. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:

a. Pengaduan rekanan mengenai praktik


tidak adil oleh Instansi Pemerintah
harus diselidiki.
b. Badan legislatif dan badan pengawas
mengkomunikasikan informasi kepada
Instansi Pemerintah mengenai
kepatuhan atau hal lain yang
mencerminkan berfungsinya
pengendalian intern dan pimpinan
Instansi Pemerintah menindaklanjuti
semua masalah yang ditemukan.

c. Kegiatan . . .
- 66 -

c. Kegiatan pengendalian yang gagal


mencegah atau mendeteksi adanya
masalah yang timbul harus direviu.
4. Struktur organisasi dan supervisi yang
memadai dapat membantu mengawasi
fungsi pengendalian intern. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
a. Pengeditan dan pengecekan otomatis
serta kegiatan penatausahaan
digunakan untuk membantu dalam
mengontrol keakuratan dan
kelengkapan pemrosesan transaksi.
b. Pemisahan tugas dan tanggung jawab
digunakan untuk membantu mencegah
penyelewengan.
c. Aparat pengawasan intern pemerintah
harus independen dan memiliki
wewenang untuk melapor langsung ke
pimpinan Instansi Pemerintah dan
tidak melakukan tugas operasional
apapun bagi kepentingan pimpinan
Instansi Pemerintah.
5. Data yang tercatat dalam sistem informasi
dan keuangan secara berkala
dibandingkan dengan aset fisiknya dan,
jika ada selisih, harus telusuri. Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Tingkat persediaan barang,
perlengkapan, dan aset lainnya sudah
dicek secara berkala; selisih antara
jumlah yang tercatat dengan jumlah
aktual harus dikoreksi dan penyebab
selisih tersebut harus dijelaskan.

b. Frekuensi . . .
- 67 -

b. Frekuensi pembandingan antara


pencatatan dan fisik aktual didasarkan
atas tingkat kerawanan aset.
c. Tanggung jawab untuk menyimpan,
menjaga, dan melindungi aset dan
sumber daya lain dibebankan kepada
orang yang ditugaskan.
6. Pimpinan Instansi Pemerintah mengambil
langkah untuk menindaklanjuti
rekomendasi penyempurnaan
pengendalian internal yang secara teratur
diberikan oleh aparat pengawasan intern
pemerintah, auditor, dan evaluator
lainnya.
7. Rapat dengan pegawai digunakan untuk
meminta masukan tentang efektivitas
pengendalian intern. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Masalah, informasi, dan masukan yang
relevan berkaitan dengan pengendalian
intern yang muncul pada saat
pelatihan, seminar, rapat perencanaan,
dan rapat lainnya diterima dan
digunakan oleh pimpinan untuk
mengatasi masalah atau untuk
memperkuat sistem pengendalian
intern.
b. Saran dari pegawai mengenai
pengendalian intern harus
dipertimbangkan dan ditindaklanjuti
sebagaimana mestinya.
c. Pimpinan Instansi Pemerintah
mendorong pegawai untuk
mengidentifikasi kelemahan
pengendalian intern dan
melaporkannya ke atasan langsungnya.

8. Pegawai . . .
- 68 -

8. Pegawai secara berkala diminta untuk


menyatakan secara tegas apakah mereka
sudah mematuhi kode etik atau peraturan
sejenis mengenai perilaku yang
diharapkan. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pegawai secara berkala menyatakan
kepatuhan mereka terhadap kode etik.
b. Tanda tangan diperlukan untuk
membuktikan dilaksanakannya fungsi
pengendalian intern penting, misalnya
rekonsiliasi.

B. EVALUASI TERPISAH KOMENTAR/CATATAN


1. Ruang lingkup dan frekuensi evaluasi
pengendalian intern secara terpisah telah
memadai bagi Instansi Pemerintah. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Hasil penilaian risiko dan efektivitas
pemantauan yang berkelanjutan
dipertimbangkan saat menentukan
lingkup dan frekuensi evaluasi
terpisah.
b. Kegiatan evaluasi terpisah seringkali
diperlukan pada saat adanya kejadian
misalnya perubahan besar dalam
rencana atau strategi manajemen,
pemekaran atau penciutan Instansi
Pemerintah, atau perubahan
operasional atau pemrosesan informasi
keuangan dan anggaran.
c. Evaluasi secara berkala dilakukan
terhadap bagian dari pengendalian
intern secara memadai.

d. Evaluasi . . .
- 69 -

d. Evaluasi terpisah dilakukan oleh


pegawai yang mempunyai keahlian
tertentu yang disyaratkan dan dapat
melibatkan aparat pengawasan intern
pemerintah atau auditor eksternal.
2. Metodologi evaluasi pengendalian intern
Instansi Pemerintah haruslah logis dan
memadai. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Metodologi yang dipergunakan telah
mencakup self assessment dengan
menggunakan daftar periksa (check
list), daftar kuesioner, atau perangkat
lainnya.
b. Evaluasi terpisah tersebut meliputi
suatu reviu terhadap rancangan
pengendalian intern dan pengujian
langsung (direct testing) atas kegiatan
pengendalian intern.
c. Dalam Instansi Pemerintah yang
menggunakan sistem informasi
berbasis komputer, evaluasi terpisah
dilakukan dengan menggunakan teknik
audit berbantuan komputer untuk
mengidentifikasi indikator inefisiensi,
pemborosan, atau penyalahgunaan.
d. Tim evaluasi terpisah menyusun suatu
rencana evaluasi untuk meyakinkan
terlaksananya kegiatan tersebut secara
terkoordinasi.
e. Jika proses evaluasi terpisah dilakukan
oleh pegawai Instansi Pemerintah,
maka harus dipimpin oleh seorang
pejabat dengan kewewenangan,
kemampuan, dan pengalaman
memadai.

f. Tim . . .
- 70 -

f. Tim evaluasi terpisah harus memahami


secara memadai mengenai visi, misi,
dan tujuan Instansi Pemerintah serta
kegiatannya.
g. Tim evaluasi terpisah sudah
memahami bagaimana pengendalian
intern Instansi Pemerintah seharusnya
berkerja dan bagaimana
implementasinya.
h. Tim evaluasi terpisah menganalisis
hasil evaluasi dibandingkan dengan
kriteria yang sudah ditetapkan.
i. Proses evaluasi didokumentasikan
sebagaimana mestinya.
3. Jika evaluasi terpisah dilaksanakan oleh
aparat pengawasan intern pemerintah,
maka aparat pengawasan intern
pemerintah tersebut harus memiliki
sumber daya, kemampuan, dan
independensi yang memadai. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
a. Aparat pengawasan intern pemerintah
memiliki staf dengan tingkat
kompetensi dan pengalaman yang
cukup.
b. Aparat pengawasan intern pemerintah
secara organisasi independen dan
melapor langsung ke pimpinan
tertinggi di dalam Instansi Pemerintah.
c. Tanggung jawab, lingkup kerja, dan
rencana pengawasan aparat
pengawasan intern pemerintah harus
sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah yang bersangkutan.

4. Kelemahan . .
.
- 71 -

4. Kelemahan yang ditemukan selama


evaluasi terpisah segera diselesaikan. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a. Kelemahan yang ditemukan segera
dikomunikasikan kepada orang yang
bertanggung jawab atas fungsi tersebut
dan atasan langsungnya.
b. Kelemahan dan masalah pengendalian
intern yang serius segera dilaporkan ke
pimpinan tertinggi Instansi
Pemerintah.

C. PENYELESAIAN AUDIT KOMENTAR/CATATAN

1. Instansi Pemerintah sudah memiliki


mekanisme untuk meyakinkan
ditindaklanjutinya temuan audit atau
reviu lainnya dengan segera. Hal-hal yang
perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah segera
mereviu dan mengevaluasi temuan
audit, hasil penilaian, dan reviu lainnya
yang menunjukkan adanya kelemahan
dan yang mengidentifikasi perlunya
perbaikan.
b. Pimpinan Instansi Pemerintah
menetapkan tindakan yang memadai
untuk menindaklanjuti temuan dan
rekomendasi.
c. Tindakan korektif untuk menyelesaikan
masalah yang menarik perhatian
pimpinan Instansi Pemerintah
dilaksanakan dalam jangka waktu yang
ditetapkan.

d. Dalam . . .
- 72 -

d. Dalam hal terdapat ketidaksepakatan


dengan temuan atau rekomendasi,
pimpinan Instansi Pemerintah
menyatakan bahwa temuan atau
rekomendasi tersebut tidak tepat atau
tidak perlu ditindaklanjuti.
e. Pimpinan Instansi Pemerintah
mempertimbangkan untuk melakukan
konsultasi dengan auditor (seperti BPK,
aparat pengawasan intern pemerintah,
dan auditor eksternal lainnya) dan
pereviu jika diyakini akan membantu
dalam proses penyelesaian audit.
2. Pimpinan Instansi Pemerintah tanggap
terhadap temuan dan rekomendasi audit
dan reviu lainnya guna memperkuat
pengendalian intern. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan Instansi Pemerintah yang
berwenang mengevaluasi temuan dan
rekomendasi dan memutuskan
tindakan yang layak untuk
memperbaiki atau meningkatkan
pengendalian.
b. Tindakan pengendalian intern yang
diperlukan, diikuti untuk memastikan
penerapannya.
3. Instansi Pemerintah menindaklanjuti
temuan dan rekomendasi audit dan reviu
lainnya dengan tepat. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Masalah yang berkaitan dengan
transaksi atau kejadian tertentu
dikoreksi dengan segera.
b. Penyebab yang diungkapkan dalam
temuan atau rekomendasi diteliti oleh
pimpinan Instansi Pemerintah.
c. Tindakan . . .
- 73 -

c. Tindakan diambil untuk memperbaiki


kondisi atau mengatasi penyebab
terjadinya temuan.
d. Pimpinan Instansi Pemerintah dan
auditor memantau temuan audit dan
reviu serta rekomendasinya untuk
meyakinkan bahwa tindakan yang
diperlukan telah dilaksanakan.
e. Pimpinan Instansi Pemerintah secara
berkala mendapat laporan status
penyelesaian audit dan reviu sehingga
pimpinan dapat meyakinkan kualitas
dan ketepatan waktu penyelesaian
setiap rekomendasi.

Bagian . . .
- 74 -

Bagian Ikhtisar Pemantauan


Berikan Kesimpulan Umum dan Tindakan-tindakan yang diperlukan di sini:

BAGIAN VI . . .
- 75 -

BAGIAN VI
IKHTISAR PENGENDALIAN INTERN SECARA KESELURUHAN

A. LINGKUNGAN PENGENDALIAN KOMENTAR/CATATAN


Pimpinan dan pegawai Instansi Pemerintah
memiliki sikap perilaku yang positif dan
mendukung pengendalian intern dan
manajemen bersih. Pimpinan Instansi
Pemerintah harus menyampaikan pesan
bahwa nilai-nilai integritas dan etis tidak
boleh dikompromikan. Pimpinan Instansi
Pemerintah menunjukkan suatu komitmen
terhadap kompetensi / kemampuan
pegawainya dan menggunakan kebijakan
dan praktik pembinaan sumber daya
manusia yang baik. Pimpinan Instansi
Pemerintah memiliki kepemimpinan yang
kondusif yang mendukung pengendalian
intern yang efektif. Struktur organisasi
Instansi Pemerintah dan metode
pendelegasian wewenang dan tanggung
jawab memberikan kontribusi terhadap
efektivitas pengendalian intern. Instansi
Pemerintah memiliki hubungan kerja yang
baik dengan badan legislatif serta auditor
internal dan eksternal.

B. PENILAIAN RISIKO KOMENTAR/CATATAN


Pimpinan Instansi Pemerintah sudah
menetapkan tujuan keseluruhan Instansi
Pemerintah yang jelas dan konsisten serta
tujuan tingkatan kegiatan yang
mendukungnya. Pimpinan Instansi
Pemerintah sudah melakukan identifikasi
risiko secara menyeluruh, mulai dari sumber
internal maupun eksternal, yang dapat

mempengaruhi . . .
- 76 -

mempengaruhi kemampuan Instansi


Pemerintah dalam mencapai tujuannya.
Analisis risiko sudah dilaksanakan, dan
Instansi Pemerintah sudah mengembangkan
pendekatan yang memadai untuk mengelola
risiko. Selain itu, sudah ada mekanisme
untuk mengidentifikasi perubahan yang
dapat mempengaruhi kemampuan Instansi
Pemerintah tersebut dalam mencapai visi,
misi, dan tujuannya.

C. KEGIATAN PENGENDALIAN KOMENTAR/CATATAN


Kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisme
pengendalian yang memadai sudah
dikembangkan dan sudah diterapkan untuk
memastikan adanya kepatuhan terhadap
arahan yang sudah ditetapkan. Kegiatan
pengendalian yang tepat sudah
dikembangkan untuk setiap kegiatan
Instansi Pemerintah dan diterapkan
sebagaimana mestinya.

D. INFORMASI DAN KOMUNIKASI KOMENTAR/CATATAN


Sistem informasi untuk mengidentifikasi dan
mencatat informasi operasional dan
keuangan yang penting yang berhubungan
dengan peristiwa internal dan eksternal telah
ada dan diimplementasikan. Informasi
tersebut dikomunikasikan kepada pimpinan
dan pihak lain di lingkungan Instansi
Pemerintah dalam bentuk yang
memungkinkan pihak tersebut
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara efisien dan efektif. Pimpinan Instansi
Pemerintah memastikan bahwa komunikasi
internal telah terjalin dengan efektif.
Pimpinan Instansi Pemerintah juga harus
memastikan bahwa komunikasi eksternal

yang . . .
- 77 -

yang efektif juga terjalin dengan kelompok-


kelompok yang dapat mempengaruhi
pencapaian visi, misi, dan tujuan Instansi
Pemerintah. Pimpinan Instansi Pemerintah
menggunakan berbagai bentuk komunikasi
yang sesuai dengan kebutuhannya serta
mengelola, mengembangkan, dan
memperbaiki sistem informasinya dalam
upaya meningkatkan komunikasi secara
berkesinambungan.

E. PEMANTAUAN KOMENTAR/CATATAN
Pemantauan pengendalian intern menilai
kualitas kinerja pengendalian intern Instansi
Pemerintah secara terus-menerus sebagai
bagian dari proses pelaksanaan kegiatan
sehari-hari. Selain itu, evaluasi terpisah
terhadap pengendalian intern dilakukan
secara berkala dan kelemahan yang
ditemukan diteliti lebih lanjut. Sudah ada
prosedur untuk memastikan bahwa seluruh
temuan audit dan reviu lainnya segera
dievaluasi, ditentukan tanggapan yang tepat,
dan dilaksanakan tindakan perbaikannya.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT NEGARA RI
Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan
Bidang Politik dan Kesejahteraan Rakyat,

Wisnu Setiawan
LEMBAR PERSETUJUAN KONTEN MEDIA SOSIAL
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI JAWA TENGAH

Pada hari ini, Kamis Tanggal 15 Februari 2021 bertempat di Semarang telah dilakukan Persetujuan terhadap konten media sosial sebagaimana pada tabel di bawah ini :

NO DOKUMENTASI FOTO CAPTION

1 Sebagai Bentuk Tindak Lanjut dalam Penyusunan Dokumen Rencana Tindak Pengendalian
(RTP) Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2021, Disperakaim Provinsi Jawa
menyelenggarakan Desk Manajemen Risiko.

Pelaksanaan Desk Manajemen Risiko (MR) dilaksanakan selama 3 hari dipimpin oleh Arief
Friyoga selaku Sekretaris Dinas dan dihadiri oleh Eselon IV serta perwakilan yang ada di
dalam SK Satgas SPIP dan SK Tim Penyusun RTP di Disperakim Provinsi Jawa Tengah. Desk
Manajemen Risiko dilakukan guna mengidentifikasi Rencana Penguatan Lingkungan
Pengendalian yang ada di Disperakim Prov.Jateng untuk kemudian dilakukan pencermatan
terhadap Penilaian Risiko berupa Penetapan Konteks/Tujuan, Identifikasi Risiko serta Analisis
Risiko yang outpunya adalah Kegiatan Pengendalian.

Selain itu, Desk dalam rangka Pencermatan Lingkungan Pengendalian dan Penilaian Risiko ini
sebagai langkah Informasi dan Komunikasi terhadap Kegiatan di lingkup Bidang serta
Pemantauan Berkelanjutan. Harapanya Disperakim Provinsi Jawa Tengah mampu
mewujudkan tercapainya efektivitas dan efisiensi Tujuan yaitu Good Governcance dan Clean
Governmnt melalui Penyelenggaraan SPIP

Demikian lembar persetujuan konten media sosial.

MENGETAHUI : MENYETUJUI :
KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PROVINSI JAWA TENGAH

Ir.ARIEF DJATMIKO, MA Poernomo Puspo Susilo, SE, MM


Pembina Tingkat I Pembina
NIP. 19660801 199603 1 004 NIP.196606201992031014

Anda mungkin juga menyukai