TENTANG
MEMUTUSKAN
KEEMPAT : Surat keputusan ini berlaku terhitung sejak tanggal yang telah ditetapkan,
apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam dalam surat
keputusan ini, akan dilakukan perubahan dan perbaikan sebagaimana
mestinya.
DITETAPKAN DI : PALEMBANG
PADA TANGGAL : .................................
FKTP KLINIK BRIMEDIKA PALEMBANG
KEPALA
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang senantiasa
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Klinik
BRIMedika Palembang telah dapat diselesaikan.
Paradigma pelayanan kefarmasian saat ini telah berubah dari drug oriented menjadi
patient oriented yang mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Untuk
mendukung hal tersebut, kami telah merancang pedoman pelayanan kefarmasian di Klinik
BRIMedika Palembang.
Dengan telah tersusunnya Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Klinik BRIMedika
Palembang ini, kami harapkan dapat menjadi landasan, arah dan pedoman penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian khususnya di Instalasi Farmasi Klinik BRIMedika Palembang.
Semua ini demi mewujudkan paradigm patient oriented yang tentunya akan sangat
bermanfaat untuk meningkatkan pelayanan terhadap pasien dan meningkatkan output
pengobatan yang diterima pasien.
Palembang, …………..
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari obat (drug oriented)
menjadi pasien (patient oriented) yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian
(pharmaceutical care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada
pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.
Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi
langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah melaksanakan
pemberian informasi, monitoring penggunaan obat dan mengetahui tujuan akhirnya sesuai
harapan dan tedokumentasi dengan baik. Apoteker harus memahami dan menyadari
kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan.
Oleh sebab itu, apoteker dalam menjalankan praktik harus sesuai standar yang ada
untuk menghindari terjadinya hal tersebut. Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan
tenaga kesehatan lainnya dalam menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat
yang rasional. Sebagai upaya agar para apoteker dapat melaksanakan pelayanan
kefarmasian dengan baik.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan disusunnya Pedoman Pelayanan di Instalasi Farmasi adalah :
Umum
Tersedianya pedoman pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai dan pelayanan farmasi di klinik.
Khusus
1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa maupun
dalam keadaan gawat darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang
tersedia.
2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian
dan etik profesi.
3. Menjamin mutu, manfaat, keamanan, serta khasiat sediaan farmasi dan alat kesehatan.
4. Menjamin kepastian hokum bagi tenaga kefarmasian.
5. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety).
6. Menjamin sistem pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat yang lebih aman
(medication safety).
7. Menurunkan angka kesalahan penggunaan obat.
D. Batasan Operasional
1. Pedomanpelayanankefarmasianadalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai
pedoman bagi tenaga kefarmasian di instalasi farmasi dalam menyelenggarakan
pelayanan kefarmasian.
2. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai
hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
3. Resep adalah permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada apoteker, baik
dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan menyerahkan obat
bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku.
4. Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.
5. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
6. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosa, menyembuhkan
dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada
manusia, dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.
7. Bahan medis pakai adalah alat kesehatan yang ditujukan untuk penggunaan sekali
pakai (single use) yang daftar produknya diatur dalam peraturan perundang-
undangan.
8. Instalasi farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh
kegiatan pelayanan kefarmasian di klinik.
9. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan apoteker.
10. Tenaga teknis kefarmasian adalah tenaga yng membantu apoteker dalam menjalani
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas sarjana farmasi, ahli madya farmasi dan
analis farmasi.
E. Landasan Hukum
Landasan hukkum Pedoman Pelayanan Kefarmasian Klinik BRIMedika Palembang ialah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 34 tahun 2021 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Klinik
4. Peraturan Pemerintah No. 51 tahun 2009 tentang Tenaga Kefarmasian
5. Undang-Undang No. 35 tahun 2019 tentang Narkotika
6. Undang-Undang No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 3 tahun 2015 tentang Peredaran,
Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor
Farmasi
BAB II
SUMBER DAYA KEFARMASIAN
B. PERENCANAAN
Klinik harus melakukan perencanaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
dengan menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menghindari
kekosongan. Perencanaan yang baik dapat meningkatkan pengendalian stok sediaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP di klinik. Perencanaan dilakukan mengacu pada
formularium klinik yang telah disusun sebelumnya.
1. Tujuan perencanaan :
a. Mendapatkan perkiraan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
yang mendekati kebutuhan
b. Meningkatkan penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP secara
rasional
c. Menjamin ketersediaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
d. Menjamin stok sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP tidak berlebih
e. Efisiensi biaya
f. Memberikan dukungan data bagi estimasi pengadaan, penyimpanan dan biaya
distribusi sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP
2. Proses perencanaan :
Perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut :
a. Persiapan
1) Perlu dipastikan kembali komoditas yang akan disusun perencanaannya
2) Perlu disusun daftar spesifik mengenai sediaan farmasi, alat kesehatan dan
BMHP yang akan direncanakan, termasuk didalamnya kombinasi antara obat
generik dan bermerek
3) Perencanaan perlu memperhatikan waktu yang dibutuhkan, mengestimasi
periode pengadaan, mengestimasi safety stock dan mempertimbangkan lead
time.
b. Pengumpulan data
Data yang dibutuhkan antara lain data penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan BMHP pasien periode sebelumnya (data konsumsi), sisa stok dan data
morbiditas.
c. Penetapan jenis dan jumlah sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang
direncanakan menggunakan metode perhitungan kebutuhan
d. Evaluasi perencanaan
e. Revisi rencana kebutuhan obat (jika diperlukan)
A = Rencanapengadaan
B = Pemakaian rata-rata per bulan
C = Buffer stock (tergantungdengankelompok Pareto)
D = Lead time stock
E = Sisa stok
Contohperhitungandenganmetodekonsumsi :
Selama tahun 2019 (Januari – Desember) pemakaian Paracetamol tablet sebanyak
300.000 tablet. Sisa stok per 31 Desember 2019 adalah 10.000 (E) tablet.
1) Pemakaian rata-rata (B) Paracetamol tablet per bulanselamatahun 2019
adalah300.000 : 12 = 25.000 tablet per bulan.
Pemakaian per minggu 6.250 tablet.
2) Misalkanberdasarkanevaluasi data buffer stock (C), ditetapkanbuffer 20% = 20% x
25.000 tablet = 5.000 tablet
3) Misalkanlead timestock (D) diperkirakan 1 minggu = 1 x 6.250 tablet = 6.250 tablet.
4) Sehinggakebutuhan Paracetamol bulan Januari tahun 2020 (A) adalah = B + C +
D, yaitu 25.000 tablet + 5.000 tablet + 6.250 tablet = 36.250 tablet.
5) Jika sisastok (E) adalah 10.000 tablet, makarencanapengadaan Paracetamol
untukbulan Januari tahun 2020 adalah : A = (B = C + D) – E = 36.250 tablet –
10.000 tablet = 26.250 tablet.
Untukbulanberikutnyaperhitunganmenyesuaikandengansisa stokbulansebelumnya.
b. Metode Morbiditas
Metode morbiditasadalahperhitungankebutuhanobatberdasarkanpolapenyakit. Metode
morbiditasmemperkirakankeperluanobat-obattertentuberdasarkandarijumlah,
kejadianpenyakit dan
mempertimbangkanpola .standarpengobatanuntukpenyakittertentu.padapraktiknya,
penggunaanmetodemorbiditasuntukpenyusunanrencanakebutuhanobat
di .klinikjarangditerapkankarenaketerbatasan data terkaitpolapenyakit.
Factor yang perlu .diperhatikanadalahperkembanganpola .penyakitda.VVnlead time.
Langkah-langkahdalammetodemorbiditas :
1) Mengumpulkan data yang diperlukan
Data yang perludipersiapkanuntukperhitunganmetodemorbiditas :
a) Perkiraanjumlahpopulasi
Komposisidemografidaripopulasi yang
akandiklasifikasikanberdasarkanjeniskelaminuntukumurantara :
(1) 0 s.d 4 tahun
(2) 4 s.d. 14 tahun
(3) 15 s.d. 44 tahun
(4) >45 tahun
(5) Atau ditetapkanberdasarkankelompokdewasa (>12 tahun) dAnanak (1 –
12 tahun)
b) Pola morbiditaspenyakit
(1) Jenis penyakit per tahununtukseluruhpopulasi pada kelompokumur yang
ada
(2) Frekuensikejadian masing-masing penyakit per tahununtukseluruhpopulasi
pada kelompokumur yang ada
2) Menghitungkebutuhanjumlahsediaanfarmasi,
dengancarajumlahkasusdikalijumlahobatsesuaipedomanpengobatan .dasar.
jumlahkebutuhanobat yang akan dating
dihitungdenganmempertimbangkanfaktorantara lain polapenyakit, lead time, dan
buffer stock.
Contohperhitungandenganmetodemorbiditas :
Penggunaanoralit pada penyakitdiareakut
Anak-anak
Satu sikluspengobatandiarediperlukan 15 bungkusoralit @ 200 ml. jumlahkasus
180.
Jumlahoralit yang diperlukan = 180 kasus x 15 bungkus = 2.700 bungkus@ 200 ml
Dewasa
Satu sikluspengobatandiarediperlukan 6 bungkusoralit @ 1 liter. Jumlahkasus 108
kasus.
Jumlahoralit yang diperlukan = 108 x 6 bungkus = 648 bungkusoralit.
4. AnalisisRencanaKebutuhanSediaan Farmasi
Untukmenjaminketersediaanobat dan
efisiensianggaranperludilakukananalisissaatperencanaan.
Evaluasiperencanaandilakukandengancaraberikut:
a. Analisis ABC
ABC bukansingkatanmelainkansuatupenamaan yang
menunjukkanperingkat/rangkingdimanaurutandimulaidengan yang terbaik/terbanyak.
Analisis ABC mengelompokkanitemsediaanfarmasiberdasarkankebutuhandananya,
yaitu :
1) Kelompok A
Adalah kelompokjenissediaanfarmasi yang
jumlahnilairencanapengadaannyamenunjukkanpenyerapan dana sekitar 70%
darijumlah dana obatkeseluruhan.
2) Kelompok B
Adalah kelompokjenissediaanfarmasi yang
jumlahnilairencanapengadaannyamenunjukkanpenyerapan dana sekitar 20%.
3) Kelompok C
Adalah kelompokjenissediaanfarmasi yang
jumlahnilairencanapengadaannyamenunjukkanpenyerapan dana sekitar 10%
darijumlah dana obatkeseluruhan.
Berdasarkanberbagaiobservasidalammanajemenpersediaan, yang paling
banyakditemukanadalahtingkatkonsumsipertahunhanyadiwakili oleh relative
sejumlahkecilitem. Sebagaicontoh,
daripengamatanterhadappengadaansediaanfarmasidijumpaibahwa Sebagian besar
dana sediaanfarmasi (70%) digunakanuntukpengadaan 10%
darijenisatauitemsediaanfarmasi yang paling banyakdigunakan,
sedangkansisanyasekitar 90% jenisatauitemdsediaanfarmasimenggunakan dana
sebesar 30%.
Dengananalisis ABC, jenis-jenissediaanfarmasiinidapatdiidentifikasi,
untukkemudiandilakukanevaluasilebihlanjut. Evaluasiinimisalnyadenganmengoreksi
Kembali apakahpenggunaannyamemangbanyakatauapakahadaalternatifsediaan lain
yang lebihefisiensibiaya (misalnyanamadaganglain, bentuksediaan lain dan
sebagainya). Evaluasiterhadapjenis-jenissediaanfarmasi yang
menyerapbiayaterbanyak juga
lebihefektifdibandingkanevaluasiterhadapsediaanfarmasi yang relative
memerlukananggaransedikit.
Langkah-langkahmenetukankelompom A, B dan C :
1) Hitungjumlahnilaibarang yang dibutuhkanuntuk masing-masing
sediaanfarmasidengancaramengalikanjumlahsediaanfarmasidenganhargasediaanf
armasi.
2) Tentukaperingkatmulaidari yang tervesardananyasampai yang terkecil.
3) Hitungpersentasenyaterhadap total dana yang dibutuhkan.
4) Hitungakumulasipersennya.
5) Identifikasijenissediaanfarmasi yang meyerapkuranglebih 70% anggaran total
(biasanyadidominasibeberapasediaanfarmasisaja).
6) Sediaanfarmasikelompok A termasukdalamakumulasi 70% (menyerapanggaran
70%).
7) Sediaanfarmasikelompok B termasukdalamakumulasi 71 - 90%
(menyerapanggaran20%).
8) Sediaanfarmasikelompok C termasukdalamakumulasi 90 - 100%
(menyerapanggaran 10%)
b. Analisis VEN
Salah satucarauntukmeningkatkanefisiensipenggunaan dana sediaanfarmasi yang
terbatasdenganmengelompokkansediaanfarmasiberdasarkanmanfaattiapjenissediaanf
armasiterhadap Kesehatan.
Semuajenissediaanfarmasi yang tercantumdalam daftar
sediaanfarmasidikelompokkankedalamtigakelompokberikut :
1) Kelompok V (Vital)
Adalah kelompoksediaanfarmasi yang mampumenyelamatkanjiwa (life saving).
Contoh :obatshock anafilaksis.
2) Kelompok E (Esensial)
Adalah kelompoksediaanfarmasi yang bekerja pada sumberpenyebabpenyakit dan
paling dibutuhkanuntukpelayanan Kesehatan.
Contoh :
a) Sediaanfarmasiuntukpelayanan Kesehatan pokok (contoh :antidiabetes,
analgesic, antikonvulsi)
b) Sediaanfarmasiuntukmengatasipenyakitpenyebabkematianterbesar
3) Kelompok N (Non Esensial)
Merupakansediaanfarmasipenunjangyaitusediaanfarmasi yang kerjanyaringan dan
biasadipergunakanuntukmenimbulkankenyamananatauuntukmengatasikeluhanring
an. Contoh :suplemen
c. AnalisisKombinasi
Jenis sediaanfarmasi yang termasukkategori A darianalisis ABC adalahbenar-
benarjenissediaanfarmasi yang diperlukanuntukpenanggulanganpenyakitterbanyak.
Dengan kata lain, statusnyaharus E dan Sebagian V dari VEN. Sebaliknya,
jenissediaanfarmasidengan status N harusnyamasukkategori C.
Digunakanuntukmenetapkanprioritasuntukpengadaansediaanfarmasidimanaanggaran
yang adatidaksesuaidengankebutuhan.
Metode gabunganinidigunakanuntukmelakukanpengurangansediaanfarmasi.
Mekanismenyaadalah :
1) Sediaanfarmasi yang masukkategori NA
menjadiprioritaspertamauntukdikurangiataudihilangkandarirencanakebutuhan, bila
dana masihkurang, makasediaanfarmasikategori NB menjadiprioritasselanjutnya
dan sediaanfarmasi yang masukkategori NC menjadiprioritasberikutnya. Jika
setelahdilakukandenganpendekatanini dana yang tersediamasih juga
kuranglakukanlangkahselanjutnya.
2) Pendekatannya samadengan pada saatpengurangansediaanfarmasi pada
kriteriakategori EA, EB dan EC.
C. PENGADAAN
Pengadaanmerupakankegiatanuntukmerealisasikankebutuhan yang
telahdirencanakan dan disetujui, melaluipembelian.
Untukmenjaminkualitaspelayanankefarmasianmakapengadaansediaanfarmasi, alat
Kesehatan dan BMHP harusmelaluijalurresmisesuaiketentuanperaturanperundang-
undangan.
Pengadaansediaanfarmasi, alat Kesehatan dan BMHP di
klinikdilaksanakandenganpembelian.
Pembelianmerupakansuatumetodepentinguntukmencapaikeseimbangan yang
tepatantaramutu dan harga.Apabilaadaduaataulebihpemasok,
Apotekerharusmendasarkan pada kriteriaberikut :mutuproduk (kualitasprodukterjamin),
memiliki Nomor Izin Edar (NIE), reputasiprodusen (distributor
berijindenganpenanggungjawabApoteker dan mampumemenuhijumlahpesanan), harga,
ketepatanwaktupengiriman (lead timecepat), mutupelayananpemasok, dapatdipercaya,
kebijakantentangbarang yang dikembalikan dan pengemasan.
Pengadaanharusmemperhatikanhal-halsebagaiberikut :
1. SediaanfarmasidiperolehdariIndustri Farmasi/PEdagang Besar Farmasi (PBF) yang
memilikinizin.
2. Alat Kesehatan dan BMHP diperolehdariPenyalur Alat Kesehatan (PAK) atau took Alat
Kesehatan yang memilikiizin.
3. Terjaminnyakeaslian. Legalitas dan kualitassetiapsediaanfarmasi, alat Kesehatan dan
BMHP yang dibeli.
4. sediaanfarmasi, alat Kesehatan dan BMHP dipesantepatwaktu.
5. sediaanfarmasi, alat Kesehatan dan BMHP mudahditeluduri.
6. sediaanfarmasi, alat Kesehatan dan BMHP lengkapsesuaidenganperencanaan.
Waktu
pengadaandilakukanberdasarkankebutuhandenganmempertimbangkanhasilanalisisdari
data :
1. sisastokdenganmemperhatikanwaktu (tingkatkecukupanobat dan perbekalan
Kesehatan)
2. kapasitassaranapenyimpanan
3. waktutunggu
Pengadaansediaanfarmasi pada klinik yang
melakukanpelayanankefarmasiandilaksanakanberdasarkansuratpesanan yang
ditandatanganiApotekerdenganmencantumkannomor SIPA. Surat
pesanandibuatsekurang-kurangnyarangkap 2 (dua)
sertatidakdibenarkandalambentukfaksimili dan fotokopi. Satu
rangkapsuratpesanandiserahkankepada distributor dan 1 (satu) rangkapsebagaiarsip.
Apabilasuratpesanantidakbisadilayanibaiksebagianatauseluruhnya, makaInstalasi
Farmasi harusmemintasuratpenolakanpesanandaripemasok.
Catatan :
1. Satu suratpesananhanyaberlakuuntuksatujenisNarkotika
2. Surat pesanandibuatsekurang-kurangkanya 3 (tiga) rangkap
Gambar 3. danSuratPesananPsikotropika
Catatan :
Surat pesanandibuatsekurang-kurangnya 3 (tiga) rangkap
Pengadaansediaanfarmasi yang merupakan prekursor
menggunakansuratpesanandenganmenggunakansuratpesanasepertigambarberikut :
E. PENYIMPANAN
Penyimpananadalahsuatukegiatanmenyimpan dan
memeliharadengancaramenempatkansediaanfarmasi yang diterima pada tempat yang
dinilaiamandaripencuriansertagangguanfisik yang dapatmerusakmutusediaanfarmasi.
Tujuan penyimpananadalahuntukmemeliharamutusediaanfarmasi,
menghindaripenggunaan yang tidakbertanggungjawab, menjagaketersediaan,
sertamemudahkanpencarian dan pengawasan.
Aspekumum yang perludiperhatikan :
1. Sediaanfarmasidisimpandalamkondisi yang sesuai
2. Tersediarak/lemaridalamjumlahcukupuntukmemuatsediaanfarmasi, alat Kesehatan
dan BMHP
3. Jarak antarabarang yang diletakkan di posisitertinggidenganlangit-langit minimal 50
cm
4. Langit-langittidakberpori dan tidak bocor
5. Ruanganharusbebasdariserangga dan binatangpengganggu
6. Tersediasistempendingin yang dapatmenjagasuhuruangan di bawah 25 oC
7. Lokasi bebasbanjir
8. Tersedialemaripendinginuntukpenyimpananobattertentu
9. Tempatpenyimpananobat (ruangan dan lemaripendingin)
harusselaludipantausuhunyamenggunakan thermometer yang terkalibrasi yang
disertaidengankartupencatatansuhu
10. PengeluaranobatmenggunakansistemFirst In First Out (FIFO) dan First Expired First
Out (FEFO)
11. Sistempenyimpanandilakukandenganmemperhatikanbentuksediaan dan
kelasterapisediaanfarmasisertadisusunsecaraalfabetis
12. Kerapian dan kebesihanruangpenyimpanan
13. Sediaanfarmasiharusdisimpandalamwadahaslidaripabrik. Dalam
halpengecualianataudaruratdimanaisidipindahkan pada wadahlain,
makaharusdicegahterjadinyakontaminasi dan harusditulisinformasi yang jelas pada
wadahbaru. Wadah sekurang-kurangnyamemuatnamasediaanfarmasi, nomor batch
dan tanggalkadaluwarsa. Sediaanfarmasi yang mendekatikadaluwarsa (3-6
bulansebelumtanggalkadaluwarsa) diberikanpenandaankhusus dan
sebaiknyadisimpanterpisah.
14. Sediaanfarmasiharusdisimpandalamkondisi yang
menjagastabilitasbahanaktifhinggadigunakan oleh pasien.
Informasiterkaitdengansuhupenyimpananobatdapatdilihat pada
kemasansediaanfarmasi.
15. Untukmenjagakualitas, vaksinharusdisimpan pada tempatdengankendalisuhutertentu
dan hanyadiperuntukkankhususmenyimpanvaksinsaja
16. Penangananjikalistrikpadam. Jika terjadipemadamanlistrik, dilakukan Tindakan
pengamananterhadapsediaanfarmasidenganmemindahkansediaanfarmasitersebutke
tempat yang memenuhipersyaratan. Sedapatmungkkin,
tempatpenyimpanansediaanfarmasitermasukdalamprioritas yang
mendapatkanlistrikcadangan,
17. Inspeksi/pemantauansecaraberkalaterhadaptempatpenyimpanansediaanfarmasi
18. Thermometer yang digunakanuntukmengukursuhulemaripenyimpanandapatberupa
thermometer eksternal dan internal.
3. Obat Emergensi/KeadaanDaruratMedis
Penyimpananobatemergensi/
keadaandaruratmedisharusdiperhatikandarisisikemudahan, ketepatan dan
kecepatanreaksibilaterjadikegawatdaruratan.
Penetapanjenisobatemergensi/keadaandaruratmedistermasuk antidot
harusdisepakatibersamaantaraapoteker/tenagafarmasi, dokter dan perawat. Obat
emergensi/keadaandaruratmedisdigunakanhanya pada saatemergensi dan
ditempatkan di ruangpemeriksaan, kamarsuntuk, poli gig, ruangimunisasi,
ruangbersalin, dan instalasiGawatDarurat (IGD).
Monitoring terhadapobatemergensi/keadaandaruratmedisdilakukansecaraberkala.
Keamananpersediaanobat-
obatanemergensiharusterjaminkeamanannyabaikadripenyalhgunaan,
keteledoranmaupundaripencurian oleh oknum.
4. Obat-Obat Tertentu
Obat-obattertentuharusdisimpan di tempat yang amanberdasarkananalisisresikoantara
lain pembatasanaksespersonil, diletakkandalamsatu area dan
tempatpenyimpananmudahdiawasisecaralangsung oleh penanggungjawab.
Penyimpanansediaanfarmasi, alat Kesehatan dan BMHP
harusdilakukanpencatatandengankartustok. Pencatatan di kartustokmeliputi :
a. Nama, bentuksediaan dan kekuatansediaanfarmasi, jumlahpersediaan
b. Tanggal, nomordokumen dan sumberpenerimaan, jumlah yang diterima
c. Tanggal, nomordokumen dan tujuanpengeluaran, jumlah yang dikeluarkan
d. Nomor bets dan kadaluwarsasetiappenerimaanataupengeluaran
e. Paraf atauidentitaspetugas yang ditunjuk
Pencatatanstokdilakukansecara manual ataupundapatsecaraelektronikdengansistem
yang tervalidasi, mamputelusur dan dapatdicetak.
Stock opnamesediaanfarmasi, alt Kesehatan dan BMHP dilakkansecaraberkalasekurang-
kurangnyasekalidalam 1 (satu) bulan.
F. PENDISTRIBUSIAN
Distribusiadalahkegiatanmenyalurkansediaanfarmasi dan BMHP di
klinikuntukpelayananpasienrawatjalan, untukmenunjangpelayananmedis dan BMHP.
Tujuan pendistribusianadalahtersedianyasediaanfarmasi dan BMHP di unit-unit
pelayanansecaratepatwaktu, tepatjenis dan tepatjumlah.
Ada beberapametode yang dapatdigunakan oleh Instalasi Farmasi
Klinikdalammenyediakansediaanfarmasi dan BMHP untukpasien, yaitu :
1. ResepPerorangan
Penyiapansediaanfarmasi dan BMHP
berdasarkansistemresepindividuadalahpenyiapansediaanfarmasi dan BMHP
sesuairesep/instruksipengobatanyang ditulisdokterbaiksecara manual
maupunelektronikuntuktiappasiendalamsatuperiodepengobatan
(contoh :doktermenuliskanresepuntuk 3 hari, makaInstalasifarmasimenyiapkanobat
yang dikemasuntukkebutuhan 3 hari).
2. System Persediaan di Ruang Rawat (Floor Stock)
Penyiapanobatberdasarkan system persediaan di ruangrawat (floor stock)
adalahpenyiapanobat yang dilakukan oleh
perawatberdasarkanresep/instruksipengobatan yang ditulis oleh dokter.
Dalam system ini, semuasediaanfarmasi dan BMHP yang
dibutuhkanpasientersediadalamruangpenyimpanansediaanfarmasidenganpenanggung
jawabperawat. Mengingatbanyakkelemahandalam system ini, antara lain
tidakadanyapengendalian dan pengawasan oleh instalasifarmasi, maka system
initidakdianjurkanuntukditerapkan, kecualiuntukbeberapacairandasar dan BMHP yang
dibutuhkandalamkeadaandarurat.
H. PENGENDALIAN
Pengendaliandilakukanuntukmempertahankanjenis dan
jumlahpersediaansesuaikebutuhanpelayanan, melaluipengaturan system
pesananataupengadaan, penyimpanan dan pengeluaran. Hal
inibertujuanuntukmenghindariterjadinyakelebihan, kekurangan, kekosongan, kerusakan,
kadaluwarsa, kehilangansertapengembalianpesanan.
Pengendalianpersediaanadalahsuatukegiatanuntukmemastikantercapainyasasaran
yang diinginkansesuaidengan strategi dan program yang
telahditetapkansehinggatidakterjadikelebihan dan kekurangan/kekosongansediaanfarmasi
di klinik. Pengendalianobatterdiridari :
1. Pengendalianketersediaan
Kekosonganataukekurangansediaanfarmasi di klinikdapatterjadikarenabeberapahal :
a. Perencanaan yang kurangtepat
b. Perubahankebijakanpemerintah (misalnyaperubahan e-katalog,
sehinggasediaanfarmasi yang
sudahdirencanakantahunsebelumnyatidakmasukdalamkatalogsediaanfarmasi yang
baru)
Berikutbeberapa Langkah yang dapatdilakukan oleh
apotekeruntukmencegah/mengatasikekuranganataukekosongansediaanfarmasi :
a. Melakukananalisisperencanaansebelumpemesanan/pembeliansediaanfarmasi
b. Menggantiobatmerekdagangdenganobatgenerik yang
samakomponenaktifnyaatauobatmerekdagang lain ataspersetujuandokter
dan/ataupasien.
2. Pengendalianpenggunaan
Pengendalianpenggunaansediaanfarmasidilakukanuntukmengetahuijumlahpenerimaa
n dan
pemakaiansediaanfarmasisehinggadapatmemastikanjumlahkebutuhansediaanfarmasi
dalamsatuperiode.
Kegiatanpengendalianmencakup :
a. Memperkirakan/menghitungpemakaian rata-rata periodetertentu.
Jumlahstokinidisebutstokkerja.
b. Menentukan :
1) Stok optimum adalahstoksediaanfarmasi yang disediakan agar
tidakmengalamikekurangan/kekosongan
2) Stok pengamanadalahju,lahstok yang
disediakanuntukmencegahterjadinyasesuatuhal yang tidakterduga,
misalnyakarenaketerlambatanpengiriman
3) Menentukanwaktutunggu (lead time) adalahwaktu yang
diperlukandarimulaipemesanansampaisediaanfarmasiditerima
c. Pencatatan
Pencatatanmerupakansuatukegiatan yang bertujuanuntukmemonitorkeluar dan
masuknya (mutasi)sediaanfarmasi di klinik. Pencatatandalambentuk manual
biasanyamenggunakankartustok.
3. Penanganan Ketika terjadikerusakan, recall dan kadaluwarsa
a. Pemusnahan dan penarikanobat yang
tidakdapatdigunakanharusdilaksanakansesuaidenganketentuanperaturanperundan
g-undangan yang berlaku
b. UntukpemusnahanNarkotika, Psikotropika dan Prekursordilakukan oleh apoteker
dan disaksikan oleh dinas Kesehatan kabupaten/kota dan dibuatberita acara
pemusnahan
c. Penarikanobat yang tidakmemenuhistandar/ketentuanperaturanperundang-
undangandilakukan oleh BPOM (mandatory recall)atauberdasarkaninisiasisukarela
oleh pemilikizinedar (voluntary recall)
dengnatetapmemberikanlaporankepadakepala BPOM. Penarikanalat Kesehatan
dan BMHP dilakukanterhadapproduk yang izinedarnyadicabut oleh Menteri
d. Pemusnahandilakukanuntukobatbila :
1) Produktidakmemenuhipersyaratanmutu/rusak
2) Telah kadaluwarsa
3) Dicabutizinedarnya
I. ADMINISTRASI
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi, alat
Kesehatan dan BMHP meliputi pengadaan (surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu
stok), penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya yang disesuaikan
dengan kebutuhan. Pelaporanterdiridaripelaporan internal dan eksternal. Pelaporan
internal merupakanpelaporan yang digunakanuntukkebutuhanmanajemenklinik,
meliputikeuangan, barang dan laporanlainnya. Pelaporanekternalmerupakanpelaporan
yang dibuatuntukmemenuhikewajibansesuaidenganketentuanperaturanperundang-
undangan, meliputipelaporanNarkotika, Psikotropika dan pelaporanlainnya.
1. Pencatatan
Pencatatanmerupakansuatukegiatan yang
bertujuanuntukmemonitortransaksisediaanfarmasi yang keluar dan masuk di klinik.
Adanya
pencatatanakanmemudahkanpetugasuntukmelakukanpenelusuranbilaterdapatmutuse
diaanfarmasi yang substandard dan harusditarikdariperedaran.
Pencatatandapatdilakukandenganmenggunakanbentuk digital maupun manual. Kartu
yang umumdigunakanuntukmelakukanpencatatanadalahkartustok.
Fungsikartustok :
a. Kartu stokdigunakanuntukmencatat mutase sediaanfarmasi (penerimaan,
pengeluaran, hilang, rusakataukadaluwarsa).
b. Tiaplembarkartustokhanyadiperuntukkanmencatat data mutase 1 (satu)
jenissediaanfarmasi
c. Data pada kartustokdigunakanuntuk Menyusun laporan, perencanaan, pengadaan,
distribusidansebagaipembandingterhadapkeadaanfisiksediaanfarmasidalamtempat
penyimpanannya.
Petunjukpengisian :
a. Kartu stokmemuatnamasediaanfarmasi, satuan, asal (sumber) dan diletakkan
Bersama sediaanfarmasi pada lokasipenyimpanan
b. Bagian judul pada kartustokdiisidengan :
1) Nama sediaanfarmasi
2) Kemasan
3) Isi kemasan
2. Pelaporan
Pelaporanadalahkumpulancatatan dan pendataankegiatanadministrasisediaanfarmasi,
tenaga dan pelengkapan Kesehatan yang disajikankepadapihak yang berkepentingan.
Banyak tugas/fungsipenangananinformasidalampengendaliansediaanfarmasimisalnya,
pengumpulan, pencatatan, penyimpanan, penemuan Kembali, meringakas,
mengirimkan dan
informasipenggunaansediaanfarmasidapatdilakukanlebihefisiendengankomputerdarip
adasistem manual.
Sistemkomputerharustermasukupayaperlindungan yang
memadaiterhadapaktivitaspencatatanelektronik. Untukhaliniharusdiadakanprosedur
yang terdokumentasiuntukmelindungi data yang disimpansecaraelektronik,
terjagakeamanan, kerahasiaan, perubahan data dan mencegahakses yang
tidakberwenangterhadap data tersebut.
Suatusistem data pengaman (backup)
harustersediauntukmeneruskanfungsikomputerisasijikaterjadikegagalanalat.
Semuatransaksi yang terjadiselamasistemkomputertidakberoperasi,
harusdimasukkankedalam system secepatmungkin.
BAB IV
PELAYANAN FARMASI KLINIS
Pelayananfarmasiklinis di
klinikmerupakanbagiandaripelayanankefarmasianyanaglangsung dan
bertanggungjawabkepadapasienberkaitandengansediaanfarmasi, alat Kesehatan dan
BMHPdenganmaksudmencapaihasil yang pastiuntukmeningkatkankualitashiduppasien.
Pelayananfarmasiklinis di klinikmeliputi :
1. Pengkajian dan PelayananResep
2. PelayananInformasi Obat
3. Konseling
4. PemantauanTerapi Obat
5. Monitoring EfekSamping Obat (MESO)/Farmakovigilans
6. EvaluasiPenggunaan Obat
7. PelayananKefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care)
Dalam pelaksanaanpelayananfarmasiklinis, apotekerbanyakbekerjasamadengan
professional bidang Kesehatan lain terkaitpengobatanpasien. Dalam
rangkatercapainyaoutcometerapipasien yang optimal, apotekerdituntut agar
memilikikemampuanberkomunikasi yang baik.
Kemampuanberkomunikasidimaksudtermasukdalammemberikanrekomendasipengobatanpas
ien. Untukmemberikanpelayananfarmasiklinis pada pasiendenganefektif dan efisien,
sertatepatsasaran, perludilakukanseleksiterhadappasien. Kriteriapasien yang
perludiprioritaskanuntukpelayananfarmasikliniskhususnyadalamkonseling,
pemantauanterapiobatataupelayanankefarmasian di rumah (Home Pharmacy Care)
sebagaiberikut :
1. Pasienpediatrik
2. Pasiengeriatrik
3. Pasienpolifarmasi
4. Pasiendengan antibiotic
5. Pasienpenyakitkronis
6. Pasien yang mendapatkanobat denga indeksterapisempit
7. Pasiendengangagal organ eliminasi
C. Konseling
Konselingmerupakan proses
interaktifantaraapotekerdenganpasien/keluargauntukmeningkatkanpengetahuan,
pemahaman, kesadaran dan
kepatuhansehinggaterjadiperubahanperilakudalampenggunaanobat dan
menyelesaikanmasalah yang dihadapipasien. Untukmengawalikonseling,
apotekermenggunakanthree prime questions.
Apabilatingkatkepatuhanpasiendinilairendah, perludilanjutkandenganmetodeHealth Belief
Model.
Apotekerharusmelakukanverifikasibahwapasienataukeluargapasiensudahmemahamiobat
yang digunakan.
Kriteriapasien/keluargapasien yang perludiberikonseling :
1. Pasienkondisikhusus (pediatri, geriatric, gangguanfungsihati dan/atauginjal, ibuhamil
dan menyusui)
2. Pasiendenganterapijangka Panjang/penyakitkronis (misalnya : TB, DM. AIDS,
epilepsi)
3. Pasien yang menggunakanobatdenganinstruksikhusus
(penggunaankortikosteroiddengantapering down/off)
4. Pasien yang menggunakanobatdenganindeksterapisempit (digoksin, fenitoin, teofilin)
5. Pasiendenganpolifarmasi, pemberianlebihdari 5
macamobatuntuksatupasiendalamsaturesep. Dalam kelompokini juga
termasukpemberianlebihdarisatuobatuntukpenyakit yang
diketahuidapatdisembuhkandengansatujenisobat.
6. Pasiendengantingkatkepatuhanrendah
Tahapankegiatankonseling:
1. Membukakomunikasiantaraapotekerdenganpasien
2. MenilaipemahamanpasiententangpenggunaanobatmelaluiThree Prime Questions,
yaitu :
a. Apa yang disampaikandoktertentangobatanda?
b. Apa yang dijelaskan oleh doktertentangcarapemakaianobatanda?
c. Apa yang dijelaskan oleh doktertentanghasil yang
diharapkansetelahandamenerimaterapiobattersebut?
3. Menggaliinformasilebihlanjutdenganmemberikesempatankepadapasienuntukmengekpl
orasimasalahpenggunaanobat
4. Memberikanpenjelasankepadapasienuntukmenyelesaikanmasalahpenggunaanobat
5. Melakukanverifikasiakhiruntukmemastikanpemahamanpasien
Apotekermendokumentasikankonselingdenganmemintatandatanganpasiensebagaibuktiba
hwapasienmemahamiinformasi yang
diberikandalamkonselingdenganmenggunakanformulirDokumentasiKonseling.
D. PemantauanTerapi Obat
Merupakan proses yang memastikanbahwaseorangpasienmendapatkanterapiobat yang
efektif dan terjangkaudenganmemaksimalkanefikasi dan meminimalkanefeksamping.
Kriteriapasien :
1. Anak-anak dan lanjutusia, ibuhamil dan menyusui
2. Menreimaobatlebihdari 5 (lima) jenis
3. Adanya multidiagnosis
4. Pasiendengangangguanfungsiginjalatauhati
5. Menerimaobatdenganindeksterapisempit
6. Menerimaobat yang seringdiketahuimenyebabkanreaksiobat yang merugikan
Kegiatan :
1. Memilihpasiensesuaikriteria
2. Memastikankebenaranidentitaspasien, denganmemintapasienmenyebutkannama dan
identitas lain
3. Pengumpulan data pasienmeliputi :
a. Data dasarpasienmerupakankomponenpentingdalam proses PTO. Data yang
dibuthkanyaitu Riwayat pengobatanpasien yang terdiridaridaririwayatpenyakit,
riwayatpenggunaanobat dan riwayatalergi. Data
tersebutdapatdiperolehdariwawancaradenganpasien, keluargapasien dan tenaga
Kesehatan lain.
b. Semua data yang sudahditerima, dikumpulkan dan kemudiandikaji. Data yang
berhubungandengan PTO diringkas dan disusunkedalamsuatu format yang sesuai
4. Identifikasimasalahterkaitobat
Masalahterkaitobatantaralain :
a. Adanya indikasiterapitidakditerapi
b. Pemberianobattanpaindikasi
c. Pemilihanobat yangtidaktepat
d. Dosisterlalutinggi
e. Dosisterlalurendah
f. Terjadinyarekasiobat yang tidakdiinginkan
g. Terjadinyainteraksiobat
5. Menentukanpriorotasmasalah
Apotekermenentukanprioritasmasalahsesuaikondisipasien dan
menentukanapakahmasalahtersebutsudahatauberpotensiakanterjadi
6. Rekomendasiataurencanatindaklanjut
Apotekermemberikanrekomendasiataurencanatindaklanjut yang
berisirencanapemantauandengantujuanmemastikanpencapaianefekterapi dan
meminimalkanefek yang tidakdikehendaki
7. Hasil identifikasimasalahterkaitobat dan rekomendasi yang telahdibuat oleh
apotekerharusdikomunikasikandengantenaga Kesehatan lain
dalamrangkamengoptimalkantujuanterapi
8. Melakukandokumentasipelaksanaanpemantauanterapiobatdenganmenggunakanform
ulirDokumentasiPelaksanaanPemantauanTerapi Obat (PTO).
b. IndikatorEvaluasi Mutu
1) Kesesuaian proses terhadapstandar
2) Efektivitas dan efisiensi