html
5) Sanghayana Kelima
Sanghayana Kelima dilaksanakan di Mandalay, Myanmar pada tahun 1817 dan
dihariri oleh 2400 Mahathera dan Acriya terpelajar atas sponsor Raja Mindonin
dan berlangsung selama lima bulan di istana kerajaan. Sanghayana ini diadakan
untuk menyeragamkan Kitab Suci Tripitaka Pali dan diprasastikan pada 729
lempengan batu pualam yang diletakkan pada sebuah bukit.
6) Sanghayana Keenam
Sanghayana Keenam diselenggarakan di Maha Pasana Guha, Yangoon, Myanmar pada
tanggal 17 Mei1954-22Mei1956dipimpinolehY.M.Abhidhaja
MaharathaGuruBhadantaRevatadandihadiri oleh Bhikkhu terpelajar dari berbagai
negara, yakni India, Sri Lanka, Nepal, Kamboja, Thailand, Laos, dan Pakistan.
Pada bulan Purnama Waisak tahun 1956 Sanghayana ini ditutup dan merupakan 2500
tahun Parinibbana Buddha Gotama. Tahun ini ditetapkan sebagai tahun
kebangkitan kembali agama Buddha di dunia. Sanghayana keenam ini dilaksanakan
selama tiga hari dihadiri para tokoh dunia yang mengirimkan sambutannya, di
antaranya adalah Presiden India, Dr. Rajendra Prasad dan Perdana Menteri India
Shri Jawaharlal Nehru.
Lebih kurang 600 tahun setelah Sanghayana Pertama, telah diadakan Sanghayana
oleh Golongan Mahasanghika di Kanishka. Pada saat itu Tripitaka ditulis secara
resmi dalam bahasa Sansekerta. Di berbagai negara seperti Sri Lanka, Myanmar,
dan Thailand pernah dilangsungkan Sanghayana selain enam Sanghayana yang
diuraikan di atas, tetapi tidak ditetapkan sebagai Sanghayana yang
sesungguhnya.
1. Ayo Mengenal Vinaya Pitaka
Tahukah Kamu, apakah Vinaya Pitaka itu?
Vinaya Pitaka berisi peraturan disiplin para Bhikkhu dan Bhikkhuni yang
mencakup perintah Buddha Gotama tentang perilaku dan pengendalian diri berupa
tindakan jasmani maupun ucapan. Selama 20 tahun sejak berdirinya Sangha belum
terjadi pelanggaran Parajika maupun Sanghadisesa, karena semua anggota Sangha
pada era tersebut adalah orang-orang suci (Ariya Puggala) sehingga tidak ada
yang melakukan pelanggaran.
Dalam kurun waktu selanjutnya, berangsur-angsur terjadilah pelanggaran serius.
Pertama sekali pelanggaran parajika dilakukan oleh Bhikkhu Sudinna, dia
melakukan hubungan seksual dengan mantan isterinya. Oleh sebab itu, Buddha
merasa perlu menetapkan adanya peraturan Parajika.
Seorang wanita yang pertama kali diterima menjadi anggota Sangha adalah
Mahaprajapati Gotami bersama 500 orang wanita lainnya. Mereka diterima menjadi
anggota Sangha Bhikkhuni berkat perjuangan Bhikkhu Ananda. Mereka dapat
ditahbiskan menjadi Bhikkhuni oleh Buddha sendiri setelah memenuhi delapan
aturan khusus (Garudhamma).
Dari sejarah penyusunan Tipitaka diketahui bahwa setelah Tipitaka ditulis pada
abad pertama sebelum Masehi di Aluha-Vihara, Sri Lanka, Kitab Suci Vinaya
Pitaka yang merupakan bagian dan tidak terpisahkan dengan Kitab Suci Tipitaka
dalam versi bahasa Pali tidak berubah sampai sekarang. Vinaya Pitaka terdiri
atas lima kitab, yaitu:
1) Parajika 4) Culavagga 2) Pacittiya 5) Parivara 3) Mahavagga
https://forum.dhammacitta.org/index.php?topic=2256.0
Mengenai hal ini,saya harap umat telah mengerti seriusnya Pelanggaran Parajika.dan mari kita
lihat pada batasan - batasan mana seorang umat berinteraksi kepada Bhikkhu.
1. Keintiman , Menyentuh,Mengelus-elus
Seorang bhikkhu baik itu menyentuh secara langsung lawan jenis dengan niat seksual atau tidak
,maka ia akan berada dalam sidang Sangha yaitu Sanghadisesa, segala kontak fisik
seperti berjabat tangan akan memasuki Sanghadisesa oleh karena itu Bhikkhu Theravada
biasanya menggunakan sehelai kain untuk menerima persembahan dari lawan jenis.
Peraturan ini diturunkan dari cerita Bhikkhu Udayin yang melakukan usapan kepada seorang
wanita yang telah berumah tangga,dan wanita itu melaporkan bahwa tindakan itu bisa
digolongkan tindakan sexual harassment,maka Sang Buddha memaktubkan dalam Sanghadisesa
yang berbunyi :
"Seorang Bhikkhu yang melakukan tindakan kontak tubuh dengan lawan jenis baik dengan
pikiran yang penuh nafsu atau tidak,memegang tangannya,atau segenggam rambut atau
mengusap tubuhnya,maka dia harus melakukan sidang Sangha (Sanghadisesa 2)"
Bedah kasus
-. Jika bhikkhu berjalan terburu2 dan menabrak wanita,ia tetap akan mengakui perlakuannya
pada sidang Sangha,maka seorang bhikkhu diharapkan memperhatikan cara berjalan,dan umat
diharapkan tidak berlari2 di vihara atau dimana bhikkhu tinggal
-. Menyentuh ibu kandung,saudara kandung,sebenarnya juga termasuk pelanggaran hanya akan
dijelaskan pada sidang Sangha maksud dan tujuannya.karena seorang bhikkhu diharapkan tidak
tergoda oleh kehidupan duniawinya lagi.
-. seorang bhikkhu yang dengan pemikirannya akhirnya merasa bahwa vinaya untuk mencegah
memegan wanita,dan akhirnya ia memegang sesama jenis dengan pikiran yang penuh nafsu ,ia
akan menghadapi sidang Sangha dan jikalau ia ternyata melakukan penetrasi seks dengan
sesama jenis,ia akan terkena Parajika dan dikeluarkan.
4. Mak comblang
asal berasal dari bhikkhu Udayin yang selalu mencomblangkan/menjodohkan umat wanita
dengan pria,maka Sang Buddha menetapkan aturan
"Seorang Bhikkhu yang melakukan penjodohan secara maksud dari pria kepada wanita,maka ia
akan menghadapi Sanghadisesa"
Seorang Bhikkhu tidak menjodohkan apalagi sampai terjadinya pernikahan dalam artimenjadi
Event Organiser acara pernikahan,maka ia akan terkena Sanghadisesa,kecuali hanya sekedar
blessing
Dapat ditarik kesimpulan,berhape ria dengan lawan jenis juga termasuk Sanghadisesa dimana
komunikasi oleh Sang Buddha dibatasi 6 kalimat Dhamma(bukan gosip,candaan,kata-kata tidak
penting) saja.sad vaca
Semoga Vinaya ini saya dapat memberikan pemahaman dan batasan dari seorang umat kepada
bhikkhu.