Oleh :
NUR ILMAN
4204191255
i
EVALUASI KINERJA BUNDARAN BERSINYAL BUNDA SRI
MERSING DENGAN MENGGUNAKAN MKJI 1997 DAN
SOFTWARE PTV VISSIM
(STUDI KASUS : BUNDARAN BUNDA SRI MERSING KOTA DUMAI)
i
PERFORMANCE EVALUATION OF BUNDA SRI MERSING
SIGNALING CIRCLE USING MKJI 1997 AND PTV VISSIM
SOFTWARE
(CASE STUDY: MOTHER SRI MERSING SIGNALIZED ROUNDABOUT, CITY OF DUMAI)
ABSTRAK (Inggris)
Abstract
The Bunda Sri Mersing Signal Roundabout is the roundabout which is the
initial entrance to the City of Dumai and has the problem of increasing high traffic,
and it is necessary to evaluate road performance so that the degree of saturation and
impact can be identified. The research is based on the 1997 Indonesian Road
Capacity Manual method and the model uses the PTV Vissim Application, data
obtained from field survey results is needed. Based on the results of the analysis, it is
known that the value of junior high school traffic flow/hour on the highest day is on
Wednesday for weekdays, and Saturday for holidays, so that traffic performance is
obtained in the existing conditions, 5 years and 10 years. from data processing using
MKJI 1997 it is known that the Degree of Saturation and Level Of Service (LOS) on
Jalan Bukit Datuk in the Existing conditions and conditions of 5 years are safe, and in
conditions of 10 years DJ and Level Of Service (LOS) have problems with the degree
of saturation of 0.85 .
ii
KATA PENGANTAR
NUR ILMAN
NIM.4204191255
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK (Indonesia)................................................................................................i
ABSTRAK (Inggris).....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................i
DAFTAR TABEL.........................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
2.2 Bundaran.........................................................................................................5
iv
3.5 Tahapan Pelaksanaan Survei.........................................................................26
4.2 Pembahasan...................................................................................................42
BAB V PENUTUP....................................................................................................53
5.1 Kesimpulan...................................................................................................53
5.2 Saran.............................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................55
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
Tabel 4.12 Data Jumlah Penduduk Kota Dumai.........................................................41
Tabel 4.13 Tabel Arus Lalu Lintas Ttinggi Hari Rabu................................................43
Tabel 4.14 Tabel Arus Lalu Lintas Tertinggi Hari Sabtu............................................43
Tabel 4.15 Analisis Kapasitas Bundaran Hari Rabu...................................................44
Tabel 4.16 Analisis Kapasitas Bundaran Hari Sabtu..................................................45
Tabel 4.17 DJ dan Level Of Service Kondisi Eksisting Bundaran.............................45
Tabel 4.18 DJ dan Level Of Service Kondisi 5 Tahun Bundaran..............................46
Tabel 4.19 DJ dan Level Of Service Kondisi 10 Tahun Bundaran.............................47
Tabel 4.20 Dj dan Level Of Service Kondisi 10 Tahun Hasil Perbaikan....................48
Tabel 4.21 Data Geometrik Bundaran.........................................................................49
Tabel 4.22 Reflow Arah dan Reflow Jenis Kendaraan...............................................49
viii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapat kesimpulan awal tentang
target serta tujuan dilakukan penelitian di Bundara Bunda Sri Mersing serta arah dari
penelitian ini, yaitu bisa mengetahui kinerja Bundaran Bunda Sri Mersing dan bisa
mengevaluasi secara cepat dan tepat. Oleh karena itu dari hasil evaluasi yang
dilakukan, penulis memilih judul skripsi “Evaluasi Kinerja Bundaran Bersinyal
Bunda Sri Mersing Menggunakan MKJI 1997 dan Aplikasi PTV Vissim” dan
dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui langkah - langkah atau kebijakan
manakah yang perlu di prioritaskan oleh pemerintah dalam upaya mengurangi
kemacetan lalu lintas.
2
1.4 Batasan Masalah
Untuk mencegah terjadinya penyimpangan pembahasan dalam skripsi ini, maka
perlu adanya batasan masalah sebagai berikut :
1. Lokasi penelitian hanya berfokus di Bundaran Bunda Sri Mersing kota
Dumai.
2. Survei yang dilakukan hanya berfokus pada survei geometric, survei LHR,
survei kecepatan, survei waktu siklus dan survei hambatan samping.
3. Metode Analisa kinerja pada penelitian ini mengacu pada MKJI 1997.
4. Tidak dilakukan kajian yang berhubungan dengan geometrik jalan secara
detail.
5. Pemodelan hanya menggunakan alat bantu yaitu software PTV Vissim
3
2 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Gegedek), DA (Jalan Gegedek ke Jalan Veteran) ideal dengan hasil perhitungan DJ
pada tiap jalinan dibawah 0,75.
Kemudian kinerja bundaran Batu Satam Belitung proyeksi lima tahun kedepan
juga masih dikatakan ideal dan kinerjanya meningkat dari kondisi eksisting. Dari
hasil perhitungan maka dapat dikatakan bahwa Bundaran Batu Satam Batu Satam
proyeksi lima tahun kedepan masih ideal walaupun jalinan AB mencapai DS > 1 dan
jalinan DA mencapai DS > 0,75 dari empat lengan telah mengalami keadaan tidak
ideal dan kinerja Bundaran Batu Satam Belitung semakin meningkat.(Fropil, 2017)
2.2 Bundaran
Bagian jalinan dikendalikan dengan aturan lalu lintas Indonesia yaitu memberi
jalan pada yang kiri. Bagian jalinan dibagi dua tipe utama yaitu bagian jalinan
tunggal dan bagian jalinan bundaran. Bundaran dianggap sebagai jalinan yang
berurutan. Bundaran paling efektif jika digunakan antara jalan dengan ukuran
dan tingkat arus yang sama. Karena itu bundaran sangat sesuai untuk bundaran
antara jalan dua-lajur atau empat-lajur. Untuk bundaran antara jalan yang lebih
besar, penutupan daerah jalinan mudah terjadi dan keselamatan bundaran menurun.
(MKJI 1997, n.d.)
Untuk bagian jalinan bundaran, metode dan prosedur yang diuraikan
dalam (Departemen PU, 1997) mempunyai dasar empiris. Alasan dalam hal aturan
memberi jalan, disiplin lajur, dan antri tidak mungkin digunakannya model yang
besar pada pengambilan celah. Nilai variasi untuk variabel data empiris yang
menganggap bahwa medan datar adalah sebagai berikut :
Table 2.1 Rentang Variasi Data Empiris Untuk Variabel Masukan
Variabel
Min Rata- Maks
rata
5
Berikut gambar bagian jalinan bundaran sebagai berikut :
Keterangan:
Ww = lebar jalinan (m)
Lw = panjang jalinan (m)
W1 = lebar pendekat (m)
W2 = lebar pendekat (m)
Dalam membahas mengenai bundaran, ada beberapa hal yang perlu diketahui adalah:
6
Berdasarkan Gambar 2.2 dan Tabel 2.2 Definisi Tipe Bundaran dapat dijelaskan
bahwa :
a) Untuk tipe bundaran R10-11 artinya jari-jari bundaran adalah 10 m, jumlah
lajur masuk satu, lebar lajur masuk 3,5 m panjang jalinan 23 m dan lebar
jalinannya adalah 7 m.
b) Untuk tipe bundaran R10-22 artinya jari-jari bundaran adalah 10 m, jumlah
lajur masuk dua, lebar lajur masuk 7 m, panjang jalinan 27 m dan lebar
jalinannya adalah 9 m.
c) Untuk tipe bundaran R14-22 artinya jari-jari bundaran adalah 14 m, jumlah
lajur masuk dua, lebar lajur masuk 7 m, panjang jalinan 31 m dan lebar
jalinannya adalah 9 m.
d) Untuk tipe bundaran R20-22 artinya jari-jari bundaran adalah 20 m, jumlah
lajur masuk dua, lebar lajur masuk 7 m, panjang jalinan 43 m dan lebar
jalinannya adalah 9 m.
7
3/1 <2050 2050 2750 2950 3100 3250-4000
4/1 <2050 2050 2750 2850 3000 3150-4000
0.5-1 1/1 10/10 <2150 2150 2550 2700 3150 3350-3950
1.5/1 <2050 2050 2550 2700 3150 3350-3950
2/1 <2050 2050 2550 2700 3100 3250-4100
3/1 <2000 2000 2550 2700 3000 3250-4000
4/1 <2000 2000 2600 2700 3000 3150-4000
8
1. Formulir RWEAV-I, mengenai geometrik dan arus lalu lintas
(Lampiran B).
2. Formulir RWEAV-II, analisis mengenai parameter geometrik bagian jalinan,
kapasitas dan prilaku lalu lintas (Lampiran B).
9
Gambar 2.2 Geometrik Bundaran
(Sumber : MIKJI 1997)
2 Kendaraan Berat HV 1
(Sumber : MKJI,1997)
2.3.2 Kapasitas
Berdasarkan jurnal Herman Rauf (2015) Kapasitas didefinisikan sebagai arus
maksimum melalui suatu titik dijalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada
kondisi tertentu. Hal-hal yang diperlukan dalam perhitungan kapasitas jalan
pada bundaran dengan bundaran adalah sebagai berikut :
10
1. Kapasitas Dasar (Co)
Menurut MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) kapasitas dasar yaitu kemampuan
jalan dalam menampung volume kendaraan tertentu pada waktu tertentu. Kapasitas
dasar jalan dapat diukur dalam satuan volume kendaraan per unit waktu, seperti
jumlah kendaraan per jam atau kendaraan per detik. Konsep ini melibatkan
perhitungan volume kendaraan rata-rata harian, kecepatan kendaraan, dan kapasitas
jalan yang dinyatakan dalam satuan kendaraan per jam.
Rumus umum untuk menghitung kapasitas dasar adalah :
Co = 135xWw1,3x (1+We/Ww)1,5x (1-Pw/3)0.5x (1+Ww/Lw)-1,8 ........ (2.1)
Dimana
Ww = Lebar jalinan (m)
We = Lebar masuk (m)
Lw = Panjang jalinan (m)
Pw = Weaving = Arus menjalin (Qw)/ Arus total (Qt)
Lebar Rata-rata Pendekat :
We = (W1+W2)/2.............................................................................. (2.2)
Dimana
W1 = Lebar pendekat masuk ke 1 (m)
W2 = Lebar pendekat masuk ke 2 (m)
2. Kapasitas Nyata (C)
Rumus untuk menghitung kapasitas nyata adalah :
C= C0 x FCS x FRSU (smp/jam) ......................................................... (2.3)
Dimana :
C = Kapasitas Nyata (smp/jam )
C0 = Kapasitas Dasar ( smp/jam )
FCS = Faktor Penyesuaian Ukuran Kota
FRSU = Faktor Penyesuaian Lingkungan Jalan, Hambatan samping dan rasio
kendaraan tak bermotor
11
3. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota ( FCS)
Faktor penyesuaian ukuran kota adalah sebagai berikut :
Table 2.5 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota ( FCS)
Faktor Penyesuaian
Ukuran Kota Penduduk
Ukuran Kota
(CS) (Juta)
(Fcs)
Sangat Kecil < 0,1 0,82
Kecil 0,1 - 0,5 0,88
Sedang 0,5 – 1,0 0,94
Besar 1,0 - 3,0 1,00
Sangat Besar > 3,0 1,05
Sumber : (MKJI, 1997)
12
pemakai mempunyai bukti bahwa empum ≠ 1,0 yang mungkin merupakan
keadaan jika kendaraan tak bermotor tersebut terutama berupa sepeda.
13
2.3.3 Ukuran Kinerja Bundaran
1. Tundaan (Delay)
Tundaan adalah waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melewati suatu
simpang. Tundaaan terdiri atas :
a. Tundaan Lalu Lintas (DT) sebagai akibat dari interaksi lalu lintas dengan
gerakan yang lain dalam jalinan.
Untuk DS ≤ 0 , 6
DT = 2+2,68982 X DS – (1-DS) x 2....................................... (2.6)
Untuk DS > 0,6
DT = (1/(0,59186 – 0,52525 x DS) – (1-DS) x 2)) .................. (2.7)
b. Tundaan Geometrik (GD) sebagai akibat dari perlambatan dan
percepatan lalu lintas, dihitung dengan rumus :
DT = (1-DS) x 4+DS x 4.......................................................... (2.8)
14
2.3.4 Tingkat Pelayanan Jalan (Level Of Service)
Adapun kelancaran arus lalu lintas merupakan kondisi kinerja pelayanan dari
suatu ruas jalan. Kondisi kinerja ruas jalan ini sering disebut dengan “Level Of
Service (LoS)”. LoS ini dapat dilihat dari nilai derajat kejenuhan dari jalan tersebut.
Untuk standar penilaian tingkat pelayanan ruas jalan yang dilihat dari drajat kejenhan
sebagai berikut :
Table 2.7 Tingkat Pelayanan Jalan
No Tingkat Pelayanan Batas lingkup DJ
1 A Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi dan
volume lalu lintas rendah. Pengemudi dapat
0.00 – 0.19
memiliki kecepatan yang diingin kan tanpa
hambatan
2 B Dalam zona arus stabil. Pengemudi memiliki
0.20 – 0.44
kebebasan yang cukp dalam memilih kecpatan
3 C Dalam zona arus stabil. Pengemudi dibatasi dalam
memilih kecapatan 0.45 – 0.74
15
2.4 APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas)
2.4.1 Waktu Sinyal
Menurut metoda (Webster,1996) dalam menentukan waktu sinyal adalah
dengan menimumkan tundaan pada suatu simpang. Tahapannya ialah menentukan
waktu siklus (c), kemudian waktu hijau (g) pada setiap fase (i).
Waktu siklus (c) menggunakan rumus :
c = (1,5 x LTI + 5) / ( 1 - ∑FRerit) ………………………………….(2.16)
Dimana :
c = Waktu siklus sinyal (det)
LTI = Jumlah waktu hilang per siklus (detik)
FRerit = Arus dibagi dengan arus jenuh (Q/S)
∑FRerit = Rasio arus simpang = Jumlah FRerit dari semua fase pada siklus
tersebut.
Waktu hijau m (g) menggunakan rumus :
gi = (c-LTI) x ∑FRerit / ∑FRerit) ……………………………....(2.17)
Dimana :
gi = Tampilan waktu hijau pada fase i (det)
Waktu siklus sebelum penyesuaian (Cua) menggunakan rumus :
cua = (1,5 x LTI + 5)/(1-IFR).....................................................(2.18)
Waktu siklus yang disesuaikan menggunakan rumus :
c = ∑g + LTI..........................................................................(2.19)
16
2.5 Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997)
Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 adalah sebuah panduan yang
digunakan untuk menghitung kapasitas dan perilaku lalu lintas di segmen-segmen
jalan (mikro) di Indonesia. Dalam menganalisa kinerja MKJI 1997 biasanya
digunakan untuk simpang bersinyal dan tidak bersinyal, kinerja ruas, jalinan
(bundaran) dan lainnya yang terisolasi jadi sifatnya tertutup pada sebuah segmen.
Berikut diagram alir perhitungan Bundaran pada MKJI 1997 :
17
PTV Vissim merupakan perangkat lunak yang digunakan dibidang transportasi
untuk mensimulasikan kondisi arus lalu lintas dan juga alternatif lalu lintas yang
dalam dilihat dalam bentuk 2D dan 3D yang dikembangkan oleh PTV Planung
Transport Verkehr AG di Karlsruhe, Jerman.
Yang digunakan pada vissim adalah pendekatan Weideman (1974)
menguraikan kualitas dan efesiensi dari sistem simulasi dalam pemodelan perilaku
pengemudi di jalan raya. Parameter perilaku pengguna jalan maka membutuhkan
kalibrasi dan validasi parameter vissim untuk kondisi lalu lintas sebagai pengamatan
di lapangan. Validasi pada VISSIM merupakan proses pengujian kebenaran dari
kalibrasi dengan membandingkan hasil observasi dan hasil simulasi. Proses validasi
dilakukan berdasarkan jumlah volume arus lalu lintas dan panjang antrian.
18
3 BAB III
METODE PENELITIAN
19
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Survei bundaran Bunda Sri Mersing dilakukan di jalan Puteri Tujuh kota Dumai. Adapun peta lokasi bundaran Bunda Sri
Mersing dapat dilihat pada gambar berikut :
Lokasi penelitian
20
Table 3.9 Waktu Pelaksanaan Survei
N Waktu
Item Pekerjaan Luaran Data
o Pelaksanaan
Survey waktu isyarat lampu lalu Nilai efektif
1 13 Februari 2023
lintas lampu lalu lintas
2 Survey Geometrik Nilai Geometrik 11 Februari 2023
Jumlah 9 – 15 Februari
3 Survey lalu lintas harian rata-rata
kendaraan 2023
(Sumber:Penulis,2022)
21
3.3 Diagram Alir Penelitian / Flowchart
22
3.4.1 Jenis Data Yang Dibutuhkan
Berdasarkan tujuan dari proposal yang dibuat, ada beberapa data yang di perlukan,
yaitu sebagai berikut :
1) Data Primer
Pengambilan data primer dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan langsung
di lokasi penelitian. Data primer yang dibutuhkan yaitu :
Table 3.10 Jenis Data Primer yang dibutuhkan
Metode
Data Sumber
No Jenis Data LHR APPIL Pengambilan
Kecepatan Data
Data
Survei Survei Survei Data Survei
1 Jl.Bukit Datuk
Lapangan Lapangan Lapangan Primer Lapangan
Jl. Brigjen HR. Survei Survei Survei Data Survei
2
Soebrantas Lapangan Lapangan Lapangan Primer Lapangan
Survei Survei Survei Data Survei
3 Jl. Putri Tujuh
Lapangan Lapangan Lapangan Primer Lapangan
Jl. Soekarno Survei Survei Survei Data Survei
4
Hatta Lapangan Lapangan Lapangan Primer Lapangan
(Sumber: Penulis,2023)
2) Data Sekunder
Data Sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini, yaitu:
a) Data kelas jalan bertujuan untuk mengetahui batas minimal waktu survei
LHR.
b) Data populasi penduduk dan data populasi kendaraaan yang di dapat dari data
BPS ( Badan Pusat Statistik) kota Dumai.
23
hasil survei dapat disimpulkan bahwa penentuan titik surveyor untuk mendapatkan
data dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Pastikan surveyor sudah memakai perlengkapan K3, seperti baju/rompi survei,
masker dan sepatu safety.
b) Posisi surveyor tidak berada tengah bundaran, akan tetapi berada pada sisi
setiap ruas jalan (jika memungkinkan)
c) Posisi surveyor dapat menjangkau atau melihat kondisi lalu lintas yang
disurvei.
24
3.5.1 Survei LHR (lalu lintas harian rata-rata)
Survei lalu lintas harian rata – rata dilakukan selama 40 jam. Survei dimulai
dari pukul 06:30 – 20:00 WIB, dimana dalam 1 hari survei dilakukan selama 10 jam,
dalam periode waktu yang telah ditentukan adalah setiap 15 menit. Pada survei LHR
hal yang perlu diatur adalah mempersiapkan posisi surveyor serta mengetahui batas
atau jarak pandang kendaraan yang disurvei.
Berikut fomulir survey yang digunakan oleh surveyor dilapangan sebagai berikut :
Table 3.11 Form survey LHR
FORM SURVEI LALU LINTAS
Hari/Tanggal : Surveyor :
Lokasi :
Cuaca :
Arah : T-B / B-T / U-S / S-U
Priode / 15 Jenis Kendaraan
No
Menit MC LV HV UM
1
2
3
4
(Sumber: MKJI 1997)
Tata survey lalu lintas – lintas harian rata- rata pada Bundaran Bunda Sri Mersing,
yaitu :
1) Pastikan segala peralatan survey telah tersedia.
2) Survey dilakukan selama 40 jam, yang dimana dalam 1 hari yaitu 10 jam .
3) Survey LHR dilakukan selama 4 hari hingga tercukupi 40 jam
4) Tiba di lokasi, para surveyor segera berada diposisi setiap lengan yang sudah di
tentukan.
5) Setiap surveyor menghitung kendaraan sm,kr,kb dan ktb dalam periode waktu
setiap 15 menit.
6) Setiap surveyor menghitung menggunakan alat bantu hitung kendaraan dan
hasil survey di catat ke dalam form survei.
7) Setelah surveyor meyelesaikan survey, pastikan perlatan survey aman.
3.5.2 Survei Geometrik Bundaran
Data geometrik bundaran dikumpulkan berdasarkan pengamatan langsung
dilapangan. Adapun peralatan yang dibutuhkan adalah:
25
1. Alat tulis untuk mencatat hasil pengukuran.
2. Rol meter untuk mengukur lebar jalan, lebar bahu jalan dan lebar trotoar.
Jumlah surveyor untuk mengukur geometrik bundaran adalah 7 orang,
adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan pengumpulan data yaitu:
1. Surveyor 1, surveyor 2 dan surveyor 3 mengukur lebar jalan, lebar bahu pada
pendekat A,B,C dan D
2. Surveyor 4, surveyor 5, surveyor 6 dan surveyor 7 mengukur pulau pada
pendekat A, B, C dan median yang berada di pendekat A.
26
Periode waktu
Nama Pendekat
Merah Kuning Hijau
Jl. Soekarno Hatta (S)
Jl. Bukit Datuk (B)
Jl. Soebrantas (U)
Jl. Putri Tujuh (T)
Tanda tangan
Surveyor
(Sumber:Penulis,2023)
Tata cara survey fase sinyal APILL pada Bundaran Bunda Sri Mersing, yaitu :
1) Pastikan segala peralatan survey telah tersedia.
2) Tiba di lokasi, para surveyor segera berada diposisi lampu setiap lengan yang
sudah di tentukan.
3) Setiap surveyor menghitung waktu siklus lampu lalu lintas.
4) Setiap surveyor menghitung menggunakan stopwatch dan hasil survey di catat ke
dalam form survei.
5) Setelah surveyor meyelesaikan survey, pastikan perlatan survey aman.
27
2
3
4
5
6
7
8
(Sumber: penulis,2022)
Tata cara survey kecepatan pada Bundaran Bunda Sri Mersing, yaitu ::
1) Pastikan posisi surveyor ditempat kan di bahu jalan di antara ruas jalan pada
setiap lengan.
2) Surveyor 1 bertugas mencatat sepeda motor dan surveyor 2 mencatat kendaraan
ringan, berat, dan kendaraan tidak bermotor
3) Pastikan alat ukur kecepatan (Stopwatch) sudah berada di tangan masing
masing surveyor.
4) Ketika ban depan kendaraan sudah memasuki batas segera tekan stopwatch.
5) Kemudian biarkan stopwatch berjalan hingga kendaraan sampai di batas keluar.
6) ketika ban depan depan kendaraan sampai di batas keluar segera hentikan
stopwatch nya.
7) Lalu catat angka pada stopwatch tersebut di form survei.
28
Data masukkan ini dasar teori yang digunakan adalah karakteristik lalu lintas
pada BAB II dan juga input data dari hasil survei geometrik.
2) Kondisi Lingkungan ( Form RMEAV-II)
Data lingkungan diperlukan untuk perhitungan dan harus diisikan kedalam
kotak yang sesuai dibagian kanan atas fomulir RMEAV-II. Data kondisi
Lingkungan terdiri dari ukuran kota,tipe lingkungan dan kelas hambatan
samping. Pengolahan data yang digunakan untuk data kondisi lingkungan ini
yaitu form RMEAV-II (MKJI 1997).
3) Data Kapasitas (Form RMEAV-II)
Data kapasitas tediri dari parameter geometrik bagian jalinan,kapasitas dasar,
faktor penyesuaian ukuran kota(Fcs), faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan,
hambatan samping dan kendaraan tak bermotor (F RSU) serta kapasitas.
Pengolahan data yang digunakan untuk data Kapasitas ini yaitu form RMEAV-
II (MKJI 1997). Data kapasitas ini dasar teori yang digunakan adalah kinerja
lalu lintas pada BAB II.
4) Data Perilaku Lalu Lintas (Form RMEAV-II)
Data perilaku lalu lintas terdiri dari derajat kejenuhan, tundaan bagian jalinan
bundaran, peluang antrian-bagian jalinan bundaran (RMEAV-II), penilaian
perilaku lalu lintas. RMEAV-II (MKJI 1997).
3.7 Tahapan Analisa Data
Metode analisa data yang digunakan pada tahapan ini adalah menggunakan
hasil olahan data yang di olah menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI) Tahun 1997 dan data hasil olahan tersebut diinput kedalam
software PTV Vissim dan kemudian dilakukan permodelan.
3.8 Jadwal Penelitian dan Anggaran Biaya
3.8.1 Jadwal Penelitian
Adapun jadwal penelitian sebagai berikut:
29
Table 3.14 Schedule Penelitian
Novembe Desember Januari Febuari Maret April
Jenis Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Pengambilan Data
Pengolahan Data Dan Laporan
Sidang Skripsi
Revisi
(Sumber : Penulis,2023)
(Sumber: Penulis,2023)
30
4 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil dari penelitian ini adalah analisa kinerja bundaran berdasarkan MKJI 1997 dan
software Vissim
31
4.1.2 Lalu Lintas Harian Rata - Rata Kondisi Eksisting
Hasil survei lalu lintas harian rata-rata pada jalan HR soebrantas, jalan Putri
Tujuh, jalan Soekarno dan jalan Raya Bukit Datuk dengan menghitung jumlah
Sepeda Motor (SM), Kendaraan Ringan (KR), Kendaraan Berat (KB) dan Kendaraan
Tidak Bermotor (KTB). Survei dilakukan selama 4 hari selama 40 jam, yang dimana
per hari nya ialah 10 jam waktu survei. Berikut adalah hasil rekapitulasi perhitungan
lalu lintas kendaraan yang melintasi jalan HR soebrantas, jalan Putri Tujuh, jalan
Soekarno dan jalan Raya Bukit Datuk.
Table 4.17 Data Lalu Lintas Jalan HR. Soebrantas
Total Total Total Total Tota
Utara - Barat Utara - Selatan Utara - Timur Utara - Utara
N (Kend/ (Kend/ (Kend/ (Kend/ l
Waktu
o M H U 10 H U 10 M L H U 10 M L H U 10
LV MC LV
C V M Jam) V M Jam) C V V M Jam) C V V M Jam)
Soebrant
as
150 138 1893 743 23 2967
1 Rabu, 38 0 2929 41 26652 95 0 0 0 95 8 0 0 0 8
3 8 8 7 6 6
15/02/202
3
Soebrant
as
169 144 1824 658 27 2846
2 Kamis, 46 0 3184 45 25149 85 25 16 4 130 16 12 0 0 28
0 8 4 1 9 3
09/02/202
3
Soebrant
as
1924 757 23 2882
3 Sabtu, 709 921 44 10 1684 29 27082 26 28 7 0 61 9 24 0 0 33
8 0 5 7
10/02/202
3
Soebrant
as
381 1242
4 Minggu, 50 47 4 0 101 8353 67 17 12254 48 17 0 0 65 6 0 0 0 6
7 0
12/02/202
3
Sumber:Hasil survey (2023)
Tabel diatas merupakan data survei di lapangan yang diambil pada jalan HR.
Soebrantas dengan total kendaraan setiap 10 jam/hari pada waktu survey. Dari tabel
tersebut juga diketahui volume lalu lintas tertinggi yaitu pada hari rabu sebanyak
29676 kendaraan.
32
30000
25000
20000
15000
10000
5000
Putri Tujuh
1 Rabu, 3127 1849 1677 83 6736 7706 2921 116 12 10755 2600 753 8 0 3361 0 0 0 0 0 20852
15/02/2023
Putri Tujuh
2 Kamis, 3496 2089 1867 66 7518 7135 2526 167 24 9852 2592 686 33 8 3319 76 61 0 0 137 20689
09/02/2023
Putri Tujuh
3 Sabtu, 2854 1838 1617 157 6466 5867 2241 84 113 8305 1660 528 28 0 2216 13 0 0 0 13 16987
10/02/2023
Putri Tujuh
4 Minggu, 1179 841 671 34 2725 2349 763 50 13 3175 736 282 0 0 1018 3 0 0 0 3 6918
12/02/2023
Sumber : Hasil survey (2023)
Tabel diatas merupakan data survei di lapangan yang diambil pada jalan Putri
Tujuh dengan total kendaraan setiap 10 jam/hari pada waktu survey. Dari tabel
tersebut juga diketahui volume lalu lintas tertinggi yaitu pada hari rabu sebanyak
20852 kendaraan.
33
25000
20000
15000
10000
5000
0
tu a n ) t ) a ) ur )
ak la t m ra m ar m m
Ja B a Ja t Ja i m Ja
W Se 10 r - 10 -U 10 -T 10
ur
-
nd/ m u nd/ ur nd/ ur nd/
Ke T i e Ti m e Tim e l
T i m ( (K (K (K ota
T
l l l l
ta ta ta ta
To To To To
Soekarno
1 Rabu, 24729 7106 708 45 32588 16203 6508 236 25 22972 4948 2252 1904 9 9113 354 505 23 0 882 64673
15/02/2023
Soekarno
2 Kamis, 22538 6490 1107 0 30135 15571 5661 263 0 21495 4466 2183 2270 0 8919 436 538 132 0 1106 60549
09/02/2023
Soekarno
3 Sabtu, 21504 9812 935 57 32308 16155 7225 327 76 23783 4073 1949 2364 15 8401 337 294 90 0 721 64492
10/02/2023
Soekarno
4 Minggu, 8397 3832 225 21 12475 6067 3084 61 12 9224 1071 790 424 0 2285 243 254 62 4 563 23984
12/02/2023
Sumber:Hasil survey (2023)
Tabel diatas merupakan data survei di lapangan yang diambil pada jalan
Soekarno dengan total kendaraan setiap 10 jam/hari pada waktu survey. Dari tabel
tersebut juga diketahui volume lalu lintas tertinggi yaitu pada hari rabu sebanyak
64673 kendaraan.
34
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
tu at ) a ) ur ) an )
ak B a r Ja
m t ar Ja
m
i m m
J a el a t Ja
m
W - 0 -U 0 -T 0 0
n /1 n /1 n /1 - S /1
ta nd lata nd lata nd tan nd al
la e e e e
S e (K Se (K Se ( K el a (K Tot
S
l l l l
ta ta ta ta
To To To To
Bukit Datuk
1 Rabu, 378 123 13 0 514 4968 2505 73 23 7569 21481 5443 685 50 27659 0 0 0 0 0 35742
15/02/2023
Bukit Datuk
2 Kamis, 255 131 13 0 399 4540 2441 118 18 7117 22085 5185 829 48 28147 0 0 0 0 0 35663
09/02/2023
Bukit Datuk
3 Sabtu, 360 116 0 7 483 2505 1471 112 8 4096 19509 6163 759 23 26454 0 0 0 0 0 31033
10/02/2023
Bukit Datuk
4 Minggu, 164 65 0 8 237 1063 613 24 20 1720 8005 2708 190 17 10920 0 0 0 0 0 12877
12/02/2023
Sumber:Hasil survey (2023)
Tabel diatas merupakan data survei di lapangan yang diambil pada jalan Bukit
Datuk dengan total kendaraan setiap 10 jam/hari pada waktu survey. Dari tabel
tersebut juga diketahui volume lalu lintas tertinggi yaitu pada hari rabu sebanyak
35742 kendaraan.
35
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000
0
tu ra ) t ) ) t )
ak Uta m ra m an m ra m
W Ja B a Ja elat Ja B a Ja
0 - 0 0 - 10
t- / 1 at /1 - S / 1 at /
ra nd Bar nd rat nd Bar d
B a e e e en a l
(K (K Ba (K (K Tot
l l l l
ta ta ta ta
To To To To
Soebrantas
1 Rabu, 132 107 4 0 243 1079 390 19 5 1493 8 0 0 0 8 1 0 0 0 1 1744
15/02/2023
Putri Tujuh
2 Rabu, 180 92 77 8 357 655 225 9 4 893 140 60 2 0 202 0 0 0 0 0 1452
15/02/2023
Soekarno
3 Rabu, 1827 470 40 3 2340 881 375 14 2 1272 418 110 127 3 658 23 33 3 0 59 4270
15/02/2023
Bukit Datuk
4 Rabu, 43 21 7 0 71 538 224 6 6 774 1561 256 31 6 1854 0 0 0 0 0 2699
15/02/2023
Sumber : Hasil survey dan pengolahan (2023)
Dari tabel diatas diketahui bahwa arus puncak lalu lintas total kondisi
eksisting dalam kendaraan per jam terjadi pada hari Rabu di jalan Raya Bukit Datuk
36
dengan total kendaraan 2699 kend/Jam dan akan dikonversi ke satuan mobil
penumpang (smp)/jam.
Soebrantas
1 Rabu, 66 107 5 0 178 540 390 25 5 959 4 0 0 0 4 1 0 0 0 0,5 1141
15/02/2023
Putri Tujuh
2 Rabu, 90 92 100 0 282 328 225 12 4 568 70 60 3 0 133 0 0 0 0 0 983
15/02/2023
Soekarno
3 Rabu, 914 470 52 0 1436 441 375 18 2 836 209 110 165 3 487 12 33 4 0 48,4 2758
15/02/2023
Bukit Datuk
4 Rabu, 22 21 9 0 52 269 224 8 6 507 781 256 40 6 1083 0 0 0 0 0 1641
15/02/2023
Sumber:Hasil survey dan pengolahan (2023)
37
Data diatas didapat dari BPS kota dumai 2022 dengan jumlah kendaraan
pertahun dari tahun 2017 – 2021. Analisis untuk mendapat pertumbuhan lalu lintas
berdasarkan Tabel 4.8 dilihat pada tabel 4.9 sebagai berikut :
LHR (Y)
Tahun X X = X - Xr y = Y - Yr X2 X=y
(kend/hari)
38
i = b/a x 100% = 4.357/76.727 = 5.68 %
Uji kecukupan data adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui berapa
jumlah sampel kecepatan yang harus didapatkan agar memudahkan dalam
menentukan kecepatan kendaraan. Adapun rekapitulasi dapat dilihat pada tabel
4.10 yaitu :
Table 4.26 Uji Kecukupan Data
Kendaraan
No Lengan Menuju
MC LV HV KTB
Soekarno Hatta (S) 380 328 154 13
Putri Tujuh (T) 320 265 32 8
1. Bukit Datuk (B) :
Soebrantas (U) 101 50 8 0
Bukit Datuk ( PA ) 0 0 0 0
Bukit Datuk (B) 379 337 181 1
Putri Tujuh (T) 312 255 251 3
2. Soekarno Hatta ( S ) :
Soebrantas (U) 371 329 62 0
Soekarno Hatta ( PA ) 100 121 39 0
Soekarno Hatta (S) 295 249 237 20
Bukit Datuk (B) 344 272 43 6
3. Putri Tujuh (T) :
Soebrantas (U) 271 137 9 2
Putri Tujuh ( PA ) 21 17 0 0
4. Soebrantas (U) : Soekarno Hatta (S) 374 335 73 12
39
Putri Tujuh (T) 231 218 14 0
Bukit Datuk (B) 24 8 4 1
Soebrantas ( PA ) 5 3 0 0
Sumber : olahan data (2023)
Data diatas merupakan data uji kecukupan data untuk kecepatan kendaraan
berdasarkan data LHR yang didapatkan.
Data diatas merupakan data kecepatan per arah yang diambil dari rata rata
setiap kecepatan per arah dan di gunakan untuk mengetahui kecepatan. Sedangkan
perhitungan kecepatan kendaraan dengan satuan km/jam terdapat pada lampiran.
40
samping, sehingga untuk nilai hambatan samping tersebut jika berdasarkan MKJI
1997 hambatan samping tersebut termasuk kedalam golongan rendah.
41
4.2 Pembahasan
Dari hasil data lapangan yang telah dijelaskan, selanjutnya dilakukan evaluasi
kinerja bundaran Kota Dumai menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997 sebagai Analisa hitungan dan kemudian pemodelan hasil dari hitungan
menggunakan PTV Vissim 2022.
4.2.1 Evaluasi Kinerja Menggunakan MKJI 1997
Tahapan evaluasi kinerja terhadap bundaran adalah menganalisa arus lalu lintas,
kapasitas jalan, derajat kejenuhan (DJ) dan tingkat pelayanan (Level Of Service),
kecepatan, nilai tundaan.
42
LRS 834 1100 1450
BKA 430 567 748
PA 39 51 67
Total 2839 3742 4933
BKI 47 61 81
LRS 505 665 877
Bukit Datuk
BKA 1214 1600 2110
PA 0 0 0
Total 1765 2327 3067
Sumber : Olahan Data, 2023
Berikut nilai arus lalu lintas smp/jam dihari yang tertinggi di hari Rabu untuk hari
kerja seperti pada tabel dibawah ini :
Table 4.30 Tabel Arus Lalu Lintas Tertinggi Hari Sabtu
Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nama lintas lintas lintas
Hari Arah Kondisi Kondisi Kondisi
Lengan Kendaraan Kendaraan Kendaraan
smp /jam smp /jam smp /jam
BKI 78 103 136
LRS 771 1016 1339
Soebrantas
BKA 9 12 16
PA 5 6 8
Total 863 1137 1499
BKI 215 283 373
LRS 313 412 543
Putri Tujuh
BKA 133 175 231
PA 1 2 2
10
Sabtu Total Eksisting 662 5 Tahun 872 1150
Tahun
11-02-2003 BKI 1112 1466 1933
LRS 876 1155 1523
Soekarno
BKA 327 431 568
PA 45 59 78
Total 2361 3112 4102
BKI 18 24 1925
Bukit LRS 162 214 1081
Datuk BKA 866 1141 881
PA 0 0 29
Total 1047 1380 3916
Sumber : Olahan Data, 2023
Analisa arus lalu lintas ini dilakukan juga untuk kondisi pengembangan 5 dan 10
tahun kedepan. Untuk melakukan penyesuaian dikondisi mendaatang yaitu dengan
mengalikan dengan nilai pertumbuhan kendaraan pertahun dengan rumus berikut :
43
i = (1+Angka pertumbuhan lalu lintas)Tahun pengembangan x arus kondisi eksisting
Analisa arus lalu lintas pada kondisi pengembangan dapat dilihat pada tabel 4.14 dan 4.15
diatas.
Tabel diatas didapatkan dari hasil pengolahan data di RMEAV-I yang merupakan
kapasitas setiap lengan bundaran pada kondisi eksisting, kondisi 5 tahun, dan kondisi 10
tahun dan bernilai sama karena belum dilakukannya perubahan parameter-parameter analisa
lalu lintas pada bundaran untuk kondisi eksisting maupun kondisi pengembangan dan data
tersebut di olah di RMEAV-II menggunakan rumus : (Kapasitas = Kapasitas Dasar x Faktor
Penyesuaian Ukuran Kota x Faktor Penyesuaian Lingkungan Jalan)
Table 4.32 Analisis Kapasitas Bundaran Hari Sabtu
Kapasitas Faktor Penyesuaian Ka
Dasar Ukuran Lingkungan pasitas
Bagian Jalinan Kota Jalan
Co FCS FRSU C
smp/jam Tab. B-3:1 Tab. B-4:1 smp/jam
44
(20) (25) (26) (27) (28)
BD 6052 0,88 0,95 5060
SK 11813 0,88 0,95 9875
PT 10785 0,88 0,95 9016
SB 6642 0,88 0,95 5553
Sumber : Olahan Data, 2023
Tabel diatas didapatkan dari hasil pengolahan data di RMEAV-I yang merupakan
kapasitas setiap lengan bundaran pada kondisi eksisting, kondisi 5 tahun, dan kondisi 10
tahun dan bernilai sama karena belum dilakukannya perubahan parameter-parameter analisa
lalu lintas pada bundaran untuk kondisi eksisting maupun kondisi pengembangan dan data
tersebut di olah di RMEAV-II menggunakan rumus : (Kapasitas = Kapasitas Dasar x Faktor
Penyesuaian Ukuran Kota x Faktor Penyesuaian Lingkungan Jalan)
45
Minggu 9875 2224 0,23 B
Berdasarkan hasil dari analisa dan pengolahan data RMEAV -II, tabel diatas
diketahui bahwa DJ dan LOS (Level Of Service) di kondisi Eksisting disemua lengan msih
dalam keadaan aman , yaitu DJ nya di < 0,85 (aman).
Level Of
Kapasitas Volume Derajat
No Nama Pendekat Hari Services
(smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan
(Los)
46
Sabtu 5060 2589 0,51 C
Berdasarkan hasil dari analisa dan pengolahan data RMEAV -II, tabel diatas
diketahui bahwa DJ dan LOS (Level Of Service) di kondisi 5 tahun disemua lengan masih
dalam keadaan aman , yaitu DJ nya di < 0,85 (aman).
Level Of
Kapasitas Volume Derajat
No Nama Pendekat Hari Services
(smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan
(Los)
47
Berdasarkan hasil dari analisa dan pengolahan data RMEAV-II, tabel diatas diketahui
bahwa di kondisi 10 tahun DJ dan LOS (Level Of Service) tersebut mengalami peningkatan
yaitu pada hari Rabu,Kamis dan Sabtu dijalan Bukit Datuk. Dan berdasarkan MKJI 1997 jika
DJ pada suatu ruas di bundaran itu > 0,85 maka langkah pertama yang perlu dilaksanakan
adalah perbaikan geometrik bundaran tersebut . Dikarenakan di jalan Raya Bukit Datuk
tersebut masih memungkinkan untuk dilakukan perbaikan geometrik bundaran, maka untuk
penanganan penurunan DJ cukup melakukan perbaikan pada geometrik bundaran tersebut..
Berikut hasil tabel nya :
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa DJ dan Level Of Service kondisi 10 tahun
dijalan Raya Bukit Datuk telah mengalami penurunan setelah dilakukannya perbaikan
geometrik, sehingga jalan tersebut di kondisi 10 tahun akan datang tidak mengalami
kemacetan.
48
2. Data Geometrik
Table 4.37 Data Geometrik Bundaran
No Nama Ruas Jalan Lebar Jalan Tipe Jalan
1 Jl. Soebrantas 15 4/2 T
49
Komposisi Jenis Kendaraan Komposisi Arah
Arah
(%) (%)
MC 0,657 BKI 0,032 BKI 52
BD
LV 0,308 LRS 0,307 LRS 501
HV 0,035 BKA 0,661 BKA 1077
KTB 0 PA 0,000 PA 0
NILAI TOTAL 1629
501 57 1071
Sumber : Olahan Data, 2023
50
(U)
Putri Tujuh
0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
( PA )
Soekarno
501 90 90 90 90 90 90 411 0,82
Hatta ( S )
Putri Tujuh
Soebranta 52 8 8 8 8 8 8 44 0,85
(T)
4. s (U
Bukit Datuk
) 1077 195 195 195 195 195 195 882 0,82
(B)
Soebrantas
0 0 0 0 0 0 0 0 0,00
( PA )
Sumber : olahan data (2023)
51
5 TAHUN
Volume
No Lengan Arah Input Hasil Simulasi Keterangan
Vissim
Tidak Macet (Kapasitas
Soekarno Hatta (S) 1600 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Putri Tujuh (T) 665 Tidak Terjadi Masalah
Bukit Datuk Jalan Tidak Terlampaui)
1.
(B) Tidak Macet (Kapasitas
Soebrantas (U) 61 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Bukit Datuk ( PA ) 0 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Bukit Datuk (B) 2024 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Soekarno Putri Tujuh (T) 567 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
2. Hatta
Tidak Macet (Kapasitas
(S) Soebrantas (U) 1100 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Soekarno Hatta ( PA ) 0 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Soekarno Hatta (S) 302 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Bukit Datuk (B) 770 Tidak Terjadi Masalah
Putri Tujuh Jalan Tidak Terlampaui)
3.
(T) Tidak Macet (Kapasitas
Soebrantas (U) 175 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Putri Tujuh ( PA ) 0 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Soekarno Hatta (S) 1289 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Putri Tujuh (T) 210 Tidak Terjadi Masalah
Soebrantas Jalan Tidak Terlampaui)
4.
(U) Tidak Macet (Kapasitas
Bukit Datuk (B) 7 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Soebrantas ( PA ) 0 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
10 TAHUN
Jumlah
No Lengan Arah Hasil Simulasi Keterangan
Kendaraan
Soekarno Hatta (S) 2110
Bukit Datuk Putri Tujuh (T) 877
1.
(B) Soebrantas (U) 81
Bukit Datuk ( PA ) 0
2. Soekarno Bukit Datuk (B) 2668 Tidak Terjadi Masalah
Tidak Macet (Kapasitas
Hatta Jalan Tidak Terlampaui)
(S) Putri Tujuh (T) 748 Tidak Terjadi Masalah Tidak Macet (Kapasitas
Jalan Tidak Terlampaui)
52
Tidak Macet (Kapasitas
Soebrantas (U) 1450 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Soekarno Hatta ( PA ) 0 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Soekarno Hatta (S) 398 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Bukit Datuk (B) 1015 Tidak Terjadi Masalah
Putri Tujuh Jalan Tidak Terlampaui)
3.
(T) Soebrantas (U) 231 Tidak Terjadi Masalah
Tidak Macet (Kapasitas
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Putri Tujuh ( PA ) 0 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Soekarno Hatta (S) 1699 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Putri Tujuh (T) 277 Tidak Terjadi Masalah
Soebrantas Jalan Tidak Terlampaui)
4.
(U) Bukit Datuk (B) 9 Tidak Terjadi Masalah
Tidak Macet (Kapasitas
Jalan Tidak Terlampaui)
Tidak Macet (Kapasitas
Soebrantas ( PA ) 0 Tidak Terjadi Masalah
Jalan Tidak Terlampaui)
Gambar 4.14 Simulasi Kondisi Eksisting Bundaran Bunda Sri Mersing Kota Dumai
(Sumber : Olahan Data)
53
b) Kondisi 5 Tahun Simulasi Vissim
Setelah dilakukan simulasi dari gambar dibawah ini dapat dilihat bahwa
kondisi 5 tahun mendatang volume lalu lintas sudah mulai meningkat, namun
jalan tidak mengalami masalah dan tidak terjadinya kemacetan, ini menunjukan
kapasitas jalan belum terlampaui sehingga semua kendaraan bisa tersimulasi
dengan baik.
Gambar 4.15 Simulasi Kondisi 5 Tahun Bundaran Bunda Sri Mersing Kota Dumai
(Sumber : Olahan Data)
54
Gambar 4.16 Simulasi Kondisi 10 Tahun Bundaran Bunda Sri Mersing Kota Dumai
(Sumber : Olahan Data)
55
5 BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan maka dapat disimpulkan :
1. Tidak ada hambatan samping yang tetap pada setiap lengan di bundaran tersebut.
2. Dari hasil analisa arus lalu lintas dan kapasitas diketahui bahwa nilai arus lalu
lintas dalam satuan smp/jam pada hari tertinggi adalah Rabu pada hari kerja dan
Sabtu pada hari libur nasional, sehingga diambil nilai kapasitas berdasarkan nilai
tertinggi arus lalu lintas pada hari kerja Rabu dan hari libur Sabtu. Nilai kapasitas
masih aman pada kondisi saat ini dan masih aman pada kondisi 5 tahun, namun
kapasitas bermasalah pada kondisi 10 tahun yaitu Rabu..
3. Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan diperoleh kinerja lalu lintas dengan
kondisi yang berlaku, derajat kejenuhan di semua lengan < 0,85 dan jalan
tersebut akan bermasalah dalam 10 tahun mendatang dijalan Bukit Datuk dengan
nilai DJ > 0,85. Dan juga berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting didapatkan
bahwa tingkat pelayanan rata-rata B yaitu arus stabil, sedangkan kondisi 5 tahun
masih aman pada tingkat pelayanan rata-rata C, dan kondisi 10 tahun tingkat
layanan D dan E, untuk arus yang bermasalah dengan simbol huruf E yaitu pada
hari Rabu di jalan Raya Bukit Datuk.
4. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada kondisi eksisting dan diketahui
kondisi arus lalu lintas berjalan dengan baik, pada kondisi 5 tahun juga dilakukan
simulasi dan diketahui kondisi arus lalu lintas berjalan dengan baik, tetapi sudah
mulai terlihat peningkatan arus volume kendaraan, dan pada kondisi 10 tahun
dilakukan simulasi dan terlihat pada jalan Raya Bukit Datuk sudah mulai terjadi
penumpukan kendaraan atau macet.
56
5.2 Saran
Saran yang direkomendasikan dalam penelitian yang saya lakukan yaitu :
1. Penelitian ini masih bisa dilanjutkan dengan metode yang berbeda serta dengan
cakupan yang luas
2. Adapun untuk penelitian dan pengolahan data waktu APPIL/ Waktu Siklus yang
belum disajikan dapat dilanjutkan pada penelitian selanjutnya.
3. Adapun untuk metode pengambilan data pada penelitian selanjutnya bisa
menggunakan metode yang berbeda dari penelitian sebelumnya.
4. Penelitian ini bisa dilakukan dilokasi yang berbeda.
57
DAFTAR PUSTAKA
Permasalahan, R. L., Perkantoran, K., Bukit, T., Kampung, G., Ramayana, K., Bros, R. A.,
& Lepin, P. (n.d.). Analisis Dampak Lalu Lintas Dumai Islamic Center (Dic) Kota
Dumai.
58