Anda di halaman 1dari 8

HAPPINESS

Kebahagiaan adalah salah satu faktor penentu


kesuksesan dan kesinambungan perusahaan di Era ini.

DASAR PEMIKIRAN

Menurut Andrew Oswald yang menambahkan


pengetahuan dirinya bahwa menurutnya Para ekonom
telah lama memperdebatkan bagaimana produktivitas
dapat ditingkatkan melalui peningkatan keterampilan,
pendidikan kerja, atau pengenalan teknologi baru. Tapi
mereka menemukan satu unsur penting yang seringkali
diabaikan, yaitu emosi manusia.

Selain Andrew Oswald, ada juga tokoh lain yang


memiliki pendapat yang hampir sama terkait dengan
Hubungan antara Kebahagiaan dan Produktifitas di
Dunia Kerja yaitu Shawn Achor yang berasal dari
Harvard University.

Menutut Shawn , banyak perusahaan yang


mengeluh karena karyawan mereka tidak fokus dalam
pekerjaannya sehingga gagal memberikan kinerja terbaik.
Penelitian di AS membuktikan bahwa hanya 29%
karyawan yang benar-benar engaged. Bagian terbesar,
yaitu 54% karyawan, masuk kategori not engaged,
sementara 17% sisanya adalah actively disengaged.
Seperti yang saya kemukakan pada video diatas
bahwa Tahun 2018 dstnya akan menjadi tahun yang
makin VUCA (makin rapuh, makin susah diprediksi,
makin kompleks, dan makin Ambigu), lalu Siapa yang
bisa bertahan? yang bisa bertahan adalah mereka yang
mampu mengantisipasi. Mengantisipasi dengan Apa?
Mengantisipasi dengan salah satunya HITS Program.

Poin Pertama dalam HITS program adalah


HAPPINESS, pada saat konsep pelatihan ini saya
kemukakan, Tidak sedikit rekan dan kolega saya yang
menggerutu sembari berkata “ZAMAN SUSAH KOK
HAPPY – HAPPY?!”

Mari sejenak kita renungkan kaitan


Kebahagiaan, Employee Engagement dan
Zaman Susah ini.
EFEK KETIDAKBAHAGIAAN

Saya mencatat ada banyak efek


ketidakbahagiaan namun apabila
kita mau sederhanakan maka dua
yang saya sebutkan ini sudah akan
berdampak masiv.

a. Keterlibatan Rendah (Disengagement) :


Karyawan yang tidak bahagia cenderung
tidak mau terlibat lebih dalam terhadap
urusan Tidak mau memberi masukan
b. Melihat pelanggaran diam saja
c. Menjadi pelaku pelanggaran
d. Tidak peduli dengan kondisi perusahaan
dll

2. Turn Over Tinggi : Dalam situasi ini turnover


seharusnya sudah menjadi salah satu kategori
penilaian kesehatan perusahaan. Mengapa
demikian : Karena tingginya turnover berakibat
pada lambatnya perusahaan untuk mengejar target
dan menurunnya performa.
Ibarat Sebuah Mobil dengan kondisi Ban yang
tidak prima, yang ingin melaju kencang, namun
tidak segera mencapai kecepatan tertinggi, dan
lama mencapai tujuan karena sebentar-sebentar
musti mengecek Ban.

SUDAH SUSAH MASIH TIDAK BAHAGIA

Sudah susah masih tidak bahagia pula, ini yang


sering justru terjadi. Para manajer yang malas biasanya
mengajak timnya untuk terlibat dengan menambah 2T,
Tantangan dan Tekanan. Yang terjadi adalah seperti judul
sub bab diatas “Sudah Susah, Masih Tidak Bahagia,
Stress Pula”. Ironis sekali. Sejatinya kebahagiaan itu
bukanlah hal yang sulit untuk dibudidayakan. Mengapa ?
Karena Setiap manusia pasti mengejarnya, Sekalipun
memang bentuk kebahagiaan tersebut berbeda untuk
setiap orang. Namun dalam setiap perbedaan selalu akan
ada benang merah yang mampu menyatukan.

Idealnya di Era ini setiap


manajer harus keluar dari zona nyaman
dan mulai mampu menjadi Happiness
Catalyst ( Seseorang yang mampu
menumbuhkan kebahagiaan).

Lalu bagaimana kalau managernya sendiri tidak


bahagia? Apabila demikian maka Perusahaanlah yang
harus menciptakan budaya bahagia dengan peraturan-
peraturan yang pro kebahagiaan karyawan.

Ilmu mengenai Kebahagiaan,


Happiness Catalyst, Aturan Pro
Happiness dan lain sebagainya adalah
materi penting yang akan dipelajari
dalam Happiness Trainingnya HITS
Program.
HAPPY ENDING

Kesimpulannya adalah : kebahagiaan adalah


sesuatu yang dikejar setiap insan yang bekerja. Bahkan
hakikat bekerja sendiri menurut beberapa orang adalah :
Merelakan sebagian waktu bersenang-senang (bahagia)
untuk mengejar kebahagiaan yang lebih.

Apabila saya boleh mengajak kalian para pembaca


berpikir dengan cara saya maka hasilnya dapat mengubah
filosofi bekerja secara dramatis hanya dengan
menghilangkan 3 kata yaitu ; “Merelakan Sebagian
Waktu” sehingga akhirnya mengubah filosofi bekerja
menjadi “Bersenang-senang dan Akhirnya Lebih
Bahagia”.
Biasanya pembaca yang budiman akan bertanya :
Caranya?? Gampang sekali, undang saya ke acara
Training Perusahaan anda, Dan akan saya buka
rahasianya membangun kebahagiaan dalam perusahaan.

Salam Sukses Luar Biasa

Nardi Hidayat

Anda mungkin juga menyukai