Anda di halaman 1dari 6

REFLEKSI PRIBADI DAN WAWANCARA KULIAH LINTAS AGAMA

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2022/2023


MATA UJIAN : PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN

Oleh
Nama : Jocelyn Zefanya Tjandra
NRP : 120121021
No. Urut : 6
KP : B2

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
DESEMBER 2022
Refleksi Pribadi
Selama mengikuti perkuliahan Pendidikan Agama Kristen lintas agama, saya
mempelajari banyak hal. Dimulai dari saya mendapat teman yang berbeda agama dengan agama
saya, beda jurusan, dan sebagainya. Dari situ saya belajar bahwa perbedaan itu indah, saya jadi
tahu apa saja kegiatan-kegiatan yang ada di agama lain, saya merasa lebih memiliki banyak
wawasan mengenai keyakinan yang berbeda. Selain itu, hal yang saya dapatkan selama
pembelajaran, saya lebih bisa bekerja sama dalam bentuk apapun itu, saya bekerja sama melalui
shooting video, membuat skenario cerita atau drama, berbagi peran, dan sebagainya. Melalui
perkuliahan lintas agama tersebut, saya jadi tahu kesibukan masing-masing anggota, hal ini saya
rasakan saat kami ingin mencocokan jadwal kerja kelompok, banyak sekali kendala yang terjadi
akibat jam perkuliahan kami yang bertabrakan. Akan tetapi dibalik hal itu, saya jadi lebih bisa
belajar menghargai orang lain, saya jadi tahu bahwa orang lain juga memiliki kesibukannya
masing-masing yang tidak bisa ditunda.

Disamping itu, saya juga belajar untuk disiplin dalam memilih waktu, dan disiplin untuk
tetap hadir pada saat mata kuliah. Selama perkuliahan dari pertemuan ke-8 hingga pertemuan ke-
12, saya terus berdiskusi dengan anggota kelompok saya hingga akhirnya kami berhasil
menciptakan cerita yang menurut saya sudah cukup baik. Saya merasa beruntung mendapat
kelompok yang supportif dan mau bekerja sama dengan baik, sehingga saat proses pembuatan
video berjalan dengan lancar walaupun terkendala dengan jam kami yang banyak bertabrakan.
Namun, hal ini tidak menghalangi kami untuk terus berusaha menyelesaikan project ini hingga
proses edit video. Beberapa hal baru yang sudah saya dapati adalah mendapat teman dari berbeda
keyakinan, berbeda umur dan berbeda jurusan di perkuliahan. Saya mendapat anggota kelompok
yang terdapat agama Islam dan Kristen Protestan didalamnya, dari sini saya belajar untuk lebih
lagi menghargai keyakinan orang lain, saya juga belajar banyak melalui wawancara yang sudah
saya lakukan dari teman sekelompok saya yang berbeda keyakinan.

Tak hanya itu, pengalaman baru lainnya saya dapatkan yaitu ketika saya pulang sedikit
malam setelah selesai melakukan shooting video. Sebagai mahasiswi kupu-kupu (kuliah pulang),
saya mendapat pengalaman baru yaitu pulang lebih larut daripada biasanya. Menurut saya hal ini
juga cukup menyenangkan karena merasakan suasana lain, saya juga merasa teman-teman
sekelompok saya sangat positif vibes. Banyak sekali pelajaran berharga yang saya dapat dari
perkuliahan lintas agama ini, awalnya saya ragu untuk berkenalan dan mengakrabkan diri, hal ini
dikarenakan diri saya yang dasarnya adalah anak yang cukup introvert. Akan tetapi pada
akhirnya saya bisa mengenal orang lain lebih dalam lagi, saya bisa mengetahui karakteristik
orang lain, mengetahui sifat mereka dan kegiatan yang mereka ikuti di perkuliahan. Menurut
saya berkenalan dengan orang baru tidak buruk apabila orang tersebut membawa dampak positif
terhadap hidup saya.

Perubahan yang saya alami selama mengikuti kuliah lintas agama ini dapat terlihat dari
cara saya berinteraksi yang lebih terbuka terhadap orang baru. Saya tidak menutup diri lagi, lebih
mau bercerita kepada orang lain mengenai pengalaman hidup saya, bercanda dan memberi
pengalaman sebagai kakak kelas. Cukup banyak perubahan yang saya alami, dan saya merasa
sangat bersyukur mendapat kelompok yang positif dan mau berbaur dengan orang lain dengan
mudah. Dari pengalaman ini, saya teringat akan satu ayat alkitab dari Matius 22:39 yang
mengatakan “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu
manusia seperti dirimu sendiri” maka dari itu, saya sebagai umat Kristen Protestan yang sudah
diajarkan oleh Allah Bapa bisa menghargai orang lain yang memiliki perebedaan dari keyakinan,
suku, ras, etnis, dan sebagainya. Perbedaan bukanlah kekurangan, melainkan sebuah kelebihan
yang dapat kita lihat dan hargai.
Hasil Wawancara

Narasumber yang saya wawancara bernama Vania Aurellia, dan saya Pewawancara
bernama Jocelyn Zefanya, Jurusan Hukum Universitas Surabaya angkatan 2021. Vania Aurellia
merupakan mahasiswi jurusan Psikolog Universitas Surabaya angkatan 2022, memeluk agama
islam. Berdasarkan hasil wawancara saya, pengalaman berharga yang sudah Vania alami sebagai
umat beragama islam adalah ketika ia pergi Umroh saat menduduki bangku SMP. Menurutnya,
pergi Umroh merupakan pengalaman paling berharga dalam hidupnya, ia mengatakan karena
Vania dapat bertemu langsung dengan Kiblat seluruh umat Islam. Vania berharap kalau Tuhan
mengizinkan, ia ingin kembali lagi kesana bersama dengan seluruh keluarga besar, karena
perjalanan ke Mekkah itu nikmatnya tidak bisa dibandingkan dengan wisata kemanapun di dunia
ini karena bersifat spiritual, sehingga Vania bisa merasa dekat dengan Rasulullah saat menapak
Tilas ke masjid Beliau. Vania mengatakan bahwa Umroh itu sebenarnya Sunnah bagi yang
mampu melaksanakan. Sunnah adalah apabila dilakukan akan mendapat pahala, namun kalau
tidak melakukan juga tidak dosa. Sedangkan, kalau menurut beberapa Ulama, hukum ibadah
Umroh itu wajib bagi yang mampu melaksanakannya.

Selain pengalaman berharga sebagai umat islam, Vania sebagai pemeluk agama islam
sedari kecil sudah terbiasa merayakan acara-acara yang dilakukan oleh umat islam. Namun,
karena di keluarga Vania sebagian besar bertempat tinggal di luar pulau Jawa, sehingga mereka
semua terpencar. Kemudian ketika kumpul keluarga biasanya dilakukan sebanyak 2 kali dalam 1
tahun, yaitu ketika lebaran. Lebaran itu ada 2 macam, yaitu lebaran Idul Adha dan lebaran Idul
Fitri, Vania menjelaskan bahwa Idul Fitri lebih mengarah ke perayaan dari berakhirnya bulan
Ramadhan. Selama bulan Ramadhan, Vania dan keluarganya melakukan puasa selama 1 bulan
penuh, bisa dikatakan bahwa Idul Fitri dirayakan sebagai akhir dari kegiatan ibadah berpuasa
sepanjang bulan Ramadhan. Banyak ungkapan bahwa saat Idul Fitri, umat Muslim yang telah
menjalankan puasa Ramadhan, semua dosanya diampuni dan menjadi suci, maka dari itu Idul
Fitri identik dengan saling memaafkan yang satu dengan yang lain. Sedangkan Idul Adha adalah
perayaan untuk memperingati kurban yang pada zaman dahulu dilakukan oleh Nabi Ibrahim
Alaihissallam (Nabi Ibrahim AS). Pada hari Idul Adha dinamakan hari raya haji, karena pada
hari itu Allah memberikan kesempatan kepada umat-Nya untuk lebih mendekatkan diri kepada-
Nya. Bagi umat muslim yang belum mampu mengerjakan perjalanan haji, maka ia diberi
kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan qurban sebagai simbol
ketakwaan dan kecintaan mereka kepada Allah SWT. Sebagai umat muslim, ada beberapa hal
yang wajib dilakukan, yaitu adalah Sholat 5 waktu, berzakat, puasa di bulan Ramadhan dan juga
pergi haji jika mampu. Selain kewajiban, umat muslim juga memiliki beberapa larangan,
diantaranya adalah larangan untuk bertato, tidak boleh makan babi atau makanan haram lain,
berjudi, mabuk mabukan, berzinah, menyembah selain Allah, membunuh, mencuri, mengikari
janji, durhaka dengan orang tua, berprasangka buruk kepada orang lain, mencari kesalan orang
lain, dan lain sebagainya.

Menurut Vania, setiap hari raya tidak selalu identik berkumpul dengan semua keluarga
besar, hal ini tergantung dari tradisi. Vania mengatakan bahwa ia sering tinggal jauh dari
keluarga besarnya, sehingga apabila ada hari raya, maka akan dirayakan dengan keluarga
kecilnya sendiri. Kemudian akan melakukan video call dengan keluarga besar lainnya (kumpul
secara virtual, hal ini dikarenakan keluarga ayah dan bunda Vania ada diluar pulau Jawa,
sehingga mereka terpisah pisah. Akan tetapi ada beberapa waktu mereka berkumpul bersama
keluarga besar di Surabaya.
LAMPIRAN BUKTI WAWANCARA

Anda mungkin juga menyukai