Anda di halaman 1dari 2

ISBD

Tugas Tengah Semester (Take Home Test)

Semester Gasal 2017-2018

Dosen: Wiji Suprayogi

Nama: Kiara Selarashati

NIM: 41140041

Nama: Murtini

Usia: 30 tahun

Pekerjaan: Pekerja rumah tangga

1.

a. Murwati yang biasa dipanggil mbak Mur adalah seorang pekerja rumah tangga,
berusia 30 tahun dan beragama Islam. Ungkapan ungkapan dari agama lain yang
pernah mbak Mur dengar di ruang publik yaitu Puji Tuhan, Yesus, Halleyu, dan
Tuhan memberkati. Sedangkan ungkapan ungkapan dari agamanya yang mbak
Mur ketahui yaitu Ya Allah, Insya Allah dan Masya Allah. Bagi mbak Mur adanya
ungkapan - ungkapan dari agama lain yang pernah ia dengar di ruang publik tidak
mengganggu. Ia menjelaskan bahwa perbedaan tersebut tidak mengganggu
karena itu merupakan hak setiap manusia untuk beragama atau menentukan
keyakinannya masing - masing. Dan sudah menjadi kewajiban bagi agama lainnya
untuk menghormati ungkapan ungkapan dari agama lain tersebut. Mbak Mur
juga menyampaikan ungkapan keagamaan tidak hanya ditunjukkan melalui kata -
kata, tetapi dapat juga melalui cara berbusana. Ada aliran dalam agama Islam
dimana orang - orangnya memakai pakaian tertutup hingga hanya mata saja yang
terlihat. Hal ini bagi mbak Mur adalah ungkapan yang sedikit berlebihan, adanya
ungkapan agama dengan menggunakan pakaian tertutup tersebut cukup
berbahaya, contohnya ketika orang tersebut mengendarai sepeda motor, bisa saja
kainnya yang panjang terselip ke bagian roda hingga membuatnya terjatuh. Tetapi
mbak Mur tetap meyakinkan adanya perbedaan ungkapan keagamaan tersebut
tidak mengganggu dirinya dan ia berharap semua orang dapat saling menghargai
agama lainnya.
b. Bagi mbak mur dalam menggunakan ungkapan - ungkapan keagamaan sebaiknya
tidak terlalu berlebihan, karena segala sesuatu yang berlebihan juga tidak baik.
Sebaiknya ungkapan - ungkapan keagamaan digunakan pada situasi dan kondisi
yang tepat. Selain itu mbak Mur menegaskan bahwa yang terpenting adalah hati
nurani dan sikap kita untuk saling menghormati dan menghargai agama lainnya.
1. Nilai simbolis ungkapan keagamaan di ruang publik yang diungkapkan oleh mbak Mur
jika direfleksikan pada tulisan Jean Coeteau: adanya ungkapan - ungkapan keagamaan
baik melalui perkataan ataupun berbusana menurut saya itu semua tidak dapat
menunjukkan bahwa orang tersebut beragama dan memiliki nilai religiusitas yang
tinggi. Ungkapan - ungkapan keagamaan tersebut terkadang hanya digunakan agar
dapat diterima di suatu kelompok tertentu. Contohnya, orang yang tersangka korupsi
tiba-tiba berpakaian religius, ia melakukannya bukan dari dalam hati tetapi pakaian
tersebut dikenakan supaya ia dapat diterima dan memperoleh pembelaan. Setelah
membaca artikel Jean Couteau yang berjudul Delirium Religiosum, saya menjadi
sadar bahwa ungkapan - ungkapan keagamaan tersebut tidaklah begitu penting,
tetapi yang terpenting adalah bagaimana kita meyakini nilai - nilai yang diajarkan
dalam agama, bagaimana kita bersikap, dan hati nurani kita. Belum tentu orang yang
menggunakan ungkapan - ungkapan keagamaan tersebut memiliki hati nurani, sikap
yang baik dan meyakini nilai-nilai yang diajarkan dalam agama tersebut. Kita tidak
dilarang untuk menggunakan ungkapan ungkapan keagamaan, tetapi akan lebih baik
apabila kita menggunakannya pada kondisi dan situasi yang tepat, serta tidak
berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai