Sila pertama dari Pancasila Dasar Negara NKRI adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Kalimat pada sila pertama ini tidak lain menggunakan istilah dalam bahasa Sanskerta ataupun bahasa Pali. Kata “Maha” berasal dari bahasa Sanskerta/Pali yang bisa berarti mulia atau besar. Kata “Maha” bukan berarti sangat. Kata “Esa” juga berasal dari bahasa Sanskerta/Pali. Kata ini tidak mengandung makna satu/ tunggal dalam artian jumlah, tetapi kata “Esa” berasal dari “Etad” yang memili arti keberadaan yang mutlak atau mengacu pada kata “ini” (this -> Inggris). Kenapa kata Esa tidak bermakna satu? Karena dalam bahasa Sanskerta kata yang bermakna satu adalah Eka Sila pertama dari Pancasila NKRI ini tidak bersifat arogan dan penuh paksaan bahwa rakyat Indonesia harus beragama dan percaya pada satu Tuhan saja, tetapi membuka diri bagi agama yang juga percaya pada banyak Tuhan, karena yang ditekankan dalam sila pertama Pancasila NKRI ini adalah sifat-sifat luhur / mulia. Ketuhanan dalam pancasila menjadi faktor transcendental, unsur pembentuk ilahi dari prinsip kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan sosial. Berarti ketuhanan dalam pancasila sudah berimplikasikan pluralism dan pluralitas. Ketuhanan dalam pancasila bukanlah teori ketuhanan, melainkan merupakan bagian hakiki perjuangan Soekarno untuk membentuk Indonesia sebagai bangsa (nation). Sila pertama ini juga mengajak manusia Indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang selaras, serasi, dan seimbang antar sesama manusia Indonesia, antar bangsa, maupun dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Dengan demikian, di dalam jiwa bangsa Indonesia akan timbul rasa saling menyayangi, saling menghargai, dan saling mengayomi. Sumber : Saragih, Erman S. "Analisis dan Makna Teologi Ketuhanan yang Maha Esa dalam Konteks Pluralisme Agama di Indonesia." Jurnal Teologi Cultivation, vol. 2, no. 1, 2018, pp. 1-14, doi:10.46965/jtc.v2i1.175.
2. Butir Sikap dan perilaku yang sesuai pada sila pertama
a. Butir Butir Sila pertama Bangsa Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain. b. Perilaku yang sesuai dalam kehidupan (Rumah, Kampus, Lingkungan sekitar) Selalu meyakini pernyataan bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu ada dan selalu mengawasi semua perbuatan kita di manapun kita berada. Senantiasa bersikap jujur serta berbicara apa adanya. Disiplin dan taat saat melaksanakan ibadah. Mengawali semua kegiatan dengan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Senantiasa menciptakan suasana damai dan religius serta mengembangkan sikap toleransi kepada para pemeluk agama lain Senantiasa menghargai kepercayaan serta agama orang lain dan mengingatkan kepada sesama jika ada yang mencela agama atau kepercayaan orang lain. Tidak melakukan satupun tindakan yang bermakna diskriminasi dimanapun, tidak lupa untuk saling mengingatkan dan meninggalkan sesuatu yang memiliki nilai negatif terhadap suatu agama. Menanamkan sikap tidak mencampuri urusan agama lain dan fokus terhadap agama sendiri. Berpartisipasi dalam menjaga keamanan tempat ibadah agama lain. Tidak menyinggung masalah internal dalam agama lain saat sedang berada di tempat umum maupun lingkungan masyarakat.
Sumber : https://www.gramedia.com/literasi/contoh-penerapan-sila-ke-1/
3. Kelebihan dan kekurangan dalam membiasakan pengamalan sila pertama
Kegiatan kelebihan kekurangan Cara mengatasi
Memutar murrotal Mahasiswa beragama Terdapat mahasiswa Membuat kegiatan sebelum perkuliahan muslim menjadi dengan agama berbeda untuk mahasiswa non terbiasa dalam muslim dengan cara mendengarkan ayat al membaca kitab agama quran mereka