Anda di halaman 1dari 14

Urgensi Tauhid dalam Kehidupan, Pribadi Keluarga, Masyarakat dan

Profesi
Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagian tugas
Pada Mata Kuliah Aqidah

Dosen Pengampu:
Amirullah, M.A

Disusun oleh:
Fadhlah Zahira 2101025036
Hawa Salsabila A 2101025301
Jihan Raudhah V 2101025321
Putri Zahra 2101025014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata kuliah
Aqidah yang diberikan oleh bapak Amirullah, M.A di prodi PGSD.

Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW
beserta dosen, sahabat serta umatnya dan senantiasa setia hingga akhir zaman.
Kami menyadari makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, baik isi maupun bentuk
penulisannya, karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Seperti pepatah yang
mengatakan “tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena itu kami mengharapkan saran
dan kritik demi kesempurnaan makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Jakarta, 18 Maret 2022


Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................ 2
BAB II
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
I. Tantangan Tauhid dalam Kehidupan ................................................................. 3
II. Urgensi Tauhid dalam Pembinaan Pribadi dan Keluarga............................. 4
III. Urgensi Tauhid dalam Dunia Profesi .................................................................. 5
IV. Urgensi Tauhid dalam Hidup Bermasyarakat.................................................. 7
BAB III
PENUTUP ..................................................................................................................... 9
KESIMPULAN ................................................................................................................. 9
SARAN .............................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tauhid secara harfiah memiliki akar yang sama dengan wahid atau wahhada-
yuwahhidu bermakna, “satu, atau menjadikan sesuatu itu satu, dengan peniadaan dan
penetapan” yaitu meniadakan suatu hukum selain pada apa yang diesakan dan
menetapkan hukum tersebut hanya pada yang diesakan tersebut.1
Sebagaimana lafadz syahadat, tiada Tuhan (yang patut disembah) kecuali Allah
mengandung makna meniadakan hakikat dan sifat-sifat ketuhanan sekaligus
menetapkan hakikat, sifat dan kemutlakkan hanya pada Allah SWT sebagai Tuhan yang
maha tunggal.
Secara istilah Tauhid dimaknai dengan keesaan Allah dalam kita beribadah, yakni
kita menyembah Allah SWT yang maha tunggal tanpa menyekutukannya. Dengan tidak
menyamakan atau meyakini adanya Tuhan-Tuhan atau kekuasaan lain, baik berupa
nabi, malaikat, pemimpin atau penguasa suatu negri yang menyerupai kemahakuasaan
Tuhan.
Dengan Tauhid, kita menisbatkan secara khusus segala bentuk ibadah, hanya
kepada Allah SWT. Karena rasa cinta, takdziem (pengagungan), dan harapan mendapat
ridho, rahmat dan inayahnya, serta takut akan murka dan siksanya.
Juga terdapat pengertian yang lebih umum mengenai tauhid, yang disingkat
menjadi kemahaesaan Allah dengan segala kekhususan yang dimilikinya. Maka
daripada itu, kita sering memberi predikat pada lafadz Allah dengan subhanahu wa
ta’ala yang artinya dialah Allah yang maha suci (atas apa-apa yang dinisbatkan pada-
Nya) dan maha tinggi (di atas segalanya, termasuk di atas nalar makhluknya).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja tantangan tauhid dalam kehidupan?
2. Bagaimana urgensi tauhid dalam pembinaan pribadi dan keluarga?
3. Bagaimana urgensi tauhid dalam dunia profesi?
4. Bagaimana urgensi tauhid dalam hidup bermasyarakat?

1
Daniel Rusyad, Buku Kecil Tauhid dalam Islam, (Jakarta: ebQarie Books, 2016), hlm.4.

1
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui apa saja tantangan tauhid dalam kehidupan
2. Mengetahui urgensi tauhid dalam pembinaan pribadi dan keluarga
3. Mengetahui urgensi tauhid dalam dunia profesi
4. Mengetahui urgensi tauhid dalam hidup bermasyarakat

2
BAB II

PEMBAHASAN
I. Tantangan Tauhid dalam Kehidupan
Agama islam merupakan agama yang diyakini sebagai agama tauhid, yakni agama
yang berkeyakinan bahwa tiada sesuatu pun bisa menggantikan keimanan kepada Allah
SWT. Ajaran tauhid ini telah melekat pada diri setiap orang muslim. Tidak memandang
apakah keyakinan bertauhid tersebut didapatkan lewat perjalanan spiritualitas atau
karena warisan. Dan inilah yang membedakan islam dengan agama-agama non-tauhid
lainya.

Menyerahkan diri sepenuhnya hanya kepada Allah sebagai penguasa dan pencipta
manusia beserta isinya Secara etimologis tauhid bermula dari kata wahhada,
yuwahhidu, tauhidan yeng memiliki makna mengesakan ataupun meyakini bahwa yang
disembah hanyalah satu. Tauhid adalah keyakinan bahwa tiada yang berhak disembah
oleh segenap manusia selain Allah SWT.

Ada beberapa tantangan yang dirasakan sebagai masalah dalam menyebarkan dan
merealisasikan ajaran tauhid dalam kehidupan sebagai berikut :

1. Hambatan Eksternal

Hambatan yang dimaksud adalah pikiran dan ajaran sudah termakan masyarakat, di
antaranya :

 Tidak mengakui adanya Tuhan.


 Mengakui adanya Tuhan tetapi tidak mengakui adanya kitab suci dan nabi
atau istilahnya tidak mau beragama.
 Mengakui adanya Tuhan dan beragama, tetapi agama mereka adalah agama
yang menyatakan bahwa satu sama dengan tiga, atau tiga sama dengan satu.
2. Hambatan Internal

Hambatan ini tantangan yang muncul dari masyarakat itu sendiri di antaranya :

a. Metode dakwah yang tidak tepat


b. Formalisasi ajaran syirik yang dilakukan oleh sejumlah orang tertentu
yang mengakui dirinya mengerti ajaran islam dan punya otoritas untuk

3
mengesahkan diberlakukan kepercayaan syirik di tengah-tengah
masyarakat muslim.
c. Penghormatan yang berlebihan kepada guru atau tokoh agama.
d. Kurang perhatian terhadap tauhid.
e. Allah memerintahkan kepada umat untuk memberikan perhatian yang
sama ketiga bagian ajaran tersebut.2

II. Urgensi Tauhid dalam Pembinaan Pribadi dan Keluarga


Mempelajari tauhid sangat berpengaruh dengan kepribadian muslim. Kepribadian
muslim dibentuk sejak dini, terutama orang tua sebagai seorang muslim haruslah
memiliki keyakinan aqidah tauhid yang berkualitas. Namun alangkah baiknya jika
orang tua juga mengerti materi-materi ketauhidan, sehingga orang tua dapat membekali
anak-anaknya dengan keilmuan yang didukung dengan ketauladanan tauhid sehingga
terbentuk kepribadian seorang muslim sejati.

Keluarga dapat disebut sebagai unit dasar serta unsur yang fundamental dalam
masyarakat, karena dengan keluarga kekuatan-kekuatan yang tersusun dalam
komunitas sosial dirancang di dalamnya. Masa depan anak dalam keluarga sangat
tergantung kepada pendidikan, pengajaran dan lingkungan yang diciptakan oleh orang
tuanya, dengan demikian orang tua harus mampu menciptakan rumah menjadi
lingkungan yang islami dengan menerapkan pendidikan tauhid.

Pendidikan tauhid sangat penting dalam keluarga karena pendidikan tauhid dalam
Islam tidak hanya sekedar memberikan ketentraman batin dan menyelamatkan manusia
dari kesesatan dan kemusyrikan dan bermanfaat bagi kehidupan umat manusia, akan
tetapi juga berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap dan perilaku keseharian
seseorang. Pendidikan tauhid itu tidak hanya pengakuan bahwa Allah satu-satunya
pencipta dan Ilah, namun ketauhidan tersebut harus sejalan dengan semua aktivitas
seorang hamba, keyakinan tersebut harus diwujudkan melalui ibadah, amal sholeh yang
langsung ditujukan kepada Allah SWT tanpa perantara serta hanya untuk Dialah segala
bentuk penyembahan dan pengabdian, ketaatan tanpa yang hanya tertuju kepada-Nya

syarat.3

2
Zainul Bahri, Pendidikan Tauhid Dalam Perspektif Konstitusi, (Bogor: Guepedia, 2020), hlm.62.
3
Yasin Nur Falah, “Urgensi Pendidikan Tauhid dalam Keluarga.” Tribakti: Jurnal Pemikiran Keislaman,
20 September 2014.

4
Pendidikan tauhid dalam keluarga merupakan dasar terpenting dalam pembentukan
diri pribadi suatu insan yang berguna untuk menghadapi masa depan yang penuh
tantangan. Pendidikan tauhid dalam keluarga yang baik diharapkan kehidupan suatu
umat akan semakin baik dan maju sehingga dengan ini akan menimbulkan adanya
keteguhan iman umat muslim sepanjang hayat. Pendidikan tauhid dalam keluarga pada
era kemajuan teknologi seperti sekarang ini semakin tidak mudah untuk diterapkan
pada kenyataannya. Pendidikan tauhid yang pertama kali harus dimulai adalah dari
4
sebuah keluarga.

Keluarga tidak akan mengalami goncangan apabila di dalamnya terdapat


pendidikan. Pendidikan yang terpenting yaitu pendidikan yang berisi tauhid. Karena
tauhid lah yang menjadi pondasi pertama di saat manusia dilahirkan. 5 Urgensi
pendidikan tauhid dalam keluarga dapat diukur dengan melihat dasar, tujuan, dan
fungsinya. Tidak ada seorang anak pun yang dilahirkan kecuali ia dilahirkan menetapi
fitrah.

Tujuan pendidikan tauhid dalam keluarga agar menanamkan kesadaran kepada


anak untuk bersyahadat berdasarkan dorongan dalam dirinya sendiri, pembentukan
sikap muslim yang beriman dan bertaqwa, agar anak mengetahui makna dan tujuan
beribadah kepada Allah, mengarahkan perkembangan keagamaan anak dan agar anak
selalu berpikir serta berperilaku positif.

Fungsi pendidikan tauhid dalam keluarga memberikan ketentraman dalam hati


anak, untuk menyelamatkan anak dari kesesatan dan kemusyrikan, agar anak dapat
beribadah kepada Allah, dapat menjauhi hal-hal yang dilarang Allah seperti syirik dan
semua hal yang dapat menghancurkan ketauhidan, serta membentuk perilaku dan
kepribadian anak, sehingga menjadikan tauhid sebagai falsafah dalam kehidupannya.

III. Urgensi Tauhid dalam Dunia Profesi


Urgensi Tauhid dalam Profesi Tauhid sumber keamanan manusia. Tidak ada rasa
takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap
rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya

4
Siti Sukrilah, “Konsep Pendidikan Tauhid Dalam Keluarga Studi Analisis Qur’an Surat Al Baqarah Ayat
132-133 dalam Tafsir Ibnu Katsir.” IAIN Salatiga, 15 Februari 2016.
5
Muhammad Farid Kasyidi, Pendidikan Keluarga Berbasis Tauhid, (Jakarta: Daarul Hijrah Technology,
2015), hlm.2.

5
menjadi sirna. Sebagai frame of thought dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Pendidikan Islam telah berjalan menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional.
Bahkan telah membuktikan diri sebagai institusi yang melahirkan banyak tokoh
terpercaya, baik dalam skala nasional maupun internasional. Mereka menjadi sosok
panutan dan teladan dalam kehidupan pribadi, keluarga dan kehidupan profesinya,
lebih-lebih ketika mereka diberikan amanat oleh negara. Pendidikan Agama Islam juga
telah menjadi kurikulum wajib dalam sitem pendidikan nasional yang mengajarkan
aqidah tauhid yang mengajarkan tentang keyakinan akan Allah dengan segala ke-
Mahasempurnaan-Nya dan ke-Mahakuasaan-Nya atas semua makhluk. Implementasi
dari ajaran tauhid adalah menguatnya perilaku jujur dan sikap anti korupsi, karena sadar
bahwa tidak seorang pun dapat bersembunyi dari pengawasan Allah. Namun faktanya
jumlah terbesar koruptor adalah orang muslim.

Al Quran Surat al Hadīd ayat 1-6 mengatakan bahwa Allah bersama manusia di
manapun berada. Maka dibutuhkan suatu konsep pendidikan aqidah tauhid yang
komprehensif, implementatif, dan mempunyai dampak yang kuat dalam membentuk
karakter positif dan keimanan yang pasti, teguh dengan Rubūbiyah Allah, Ulūhiyah-
Nya, Asmā’ dan Ṣifāt-Nya.6

Tauhid menjadi kerangka pemikiran dalam menemukan hakikat kebenaran pada


seginya yang abstrak, potensial, maupun yang konkret Menjadikan islam tumbuh
sebagai kekuatan peradaban dunia. Tauhid merupakan paradigma dari metode ilmiah
dalam seluruh wilayah ilmu pengetahuan umat islam.

Ajaran tauhid ini sangat positif bagi hidup dan kehidupan, sebab tauhid
mengandung sifat-sifat:

1. Melepaskan jiwa manusia dari kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat
membawanya ke dalam kesesatan.
2. Sebagai sumber dan motivator untuk berbuat kebajikan dan keutamaan.
3. Membimbing manusia ke jalan yang benar, dan mendorongnya mengerjakan
ibadah penuh ikhlas.

6
Bisyron Muhtar. “Konsep Pendidikan Aqidah Tauhid dalam Pembentukan Karakter Jujur dan Sikap
Anti Korupsi (Perspektif Al Quran Surat Al Hadid Ayat 1-6).” Tesis, 2 Februari 2018.

6
4. Membawa manusia kepada keseimbangan dan kesempurnaan hidup lahir batin.

Untuk menjadi orang yang dikatakan telah benar-benar bertauhid dibutuhkan ilmu
yang benar dan bekal. Maka itu setiap muslim wajib bersungguhsungguh mempelajari
ilmu tauhid, serius mencari ilmu yang benar yang berdasarkan al-Qur’an dan as-
Sunnah, serta dalam bimbingan para ulama rabaniyin yang lurus. Dengan menempuh
cara seperti itu, seseorang dijamin dapat terhindar dari pemahaman tauhid yang keliru
dan sesat.

Pemahaman yang kurang inilah yang mengakibatkan doktrin-doktrin, aliran-aliran


baru mudah masuk dalam diri seseorang. Sehingga orang mudah goyah imannya,
hingga terjadi pembantaian, tindak asusila, pelecehan, korupsi, pembunuhan, krisis
moral, dan orang akan mudah tergelincir pada ketidak benaran.

IV. Urgensi Tauhid dalam Hidup Bermasyarakat


Islam dan masyarakat Muslim memandang penting urusan keyakinan kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan kepada Tuhan adalah ajaran inti dari risalah Islam.
Kita mengenalnya dengan sebutan tauhid. Mengesakan Allah merupakan ajaran
pertama yang mesti dipersaksikan oleh dan disampaikan kepada umat manusia. Karena
keimanan kepada tauhid ini dan implementasinya dalam bentuk ritual dan
penghambaan kepada Allah menguatkan ikatan-ikatan spiritual antara Khalik dan
makhluk. Al-Qur’an menyebutnya dengan istilah hablun min Allah.7

Pendidikan mempunyai peran yang sangat urgen untuk menjamin perkembangan


dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa. Pendidikan juga manjadi tolak ukur
kemajuan suatu bangsa dan menjadi cermin kehidupan masyarakat. Memang suatu
bangsa yang maju selalu diawali dengan keberhasilan dibidang pendidikannya, sebab
pendidikanlah yang mencetak sumber daya manusia yang pada prinsipnya sebagai
penggerak roda pembangunan.

Seperti halnya pendidikan agama Islam keberadaanya sangat memegang peranan


penting dalam menumbuh kembangkan insan-insan pembangunan yang memiliki
moralitas yang tinggi dan kontribusinya dalam melahirkan sumber daya manusia yang
berkualitas beriman dan bertakwa, serta berakhlak yang baik cukup dirasakan dalam
bangsa yang sedang membangun sehingga masyarakat Islam tetap antusias

7
Zakiyuddin Baidhawy. “Pancasila Tauhid Sosial dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.” Maarif
Institute, Juni 2016.

7
mengembangkan dan melaksanakan pendidikan Islam tersebut disemua jenjang, jenis
dan tingkat pendidikan baik itu diselenggarakan dengan secara formal maupun non
formal. 8

Masyarakat beriman adalah masyarakat yang melakukan ta'awun (saling bekerja


sama) dalam kebaikan dan taqwa dimana anggota masyarakatnya saling melarang dari
perbuatan dosa dan permusuhan, semua berusaha untuk sukses menggapai ridha Allah,
individunya merasa takut untuk berbuat zhalim, mencuri, menipu, membunuh, berzina,
menyuap atau menerima suap, berdusta, dengki, ghibah atau perbuatan jahat lain karena
ia takut kepada Allah dan takut kepada hari di mana ia harus berhadapan dengan Allah
SWT untuk mempertanggungjawabkan semua amalnya.

Bila iman telah menyebar luas di masyarakat, maka pastilah akan membuahkan
amal shalih yang diridhai Allah swt sehingga membuka berbagai pintu kebaikan dan
mendatangkan pertolongan Allah dalam menghadapi musuhmusuh mereka. Kalimat
Tauhid Bukan Sekedar Simbol Genggamlah Dihatimu, Dihidupmu, Ditidurmu Sampai
Akhir Ajalmu.

8
Hajerah. “Urgensi Pendidikan Agama Islam Masa Kanak-Kanak Dan Pengaruhnya Terhadap
Perkembangan Keagamaan Masa Remaja Di Desa Mabonta Kec. Burau Kab. Luwu Timur.” Skripsi, 13
Juli 2014.

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Hakekat tauhid adalah kewajiban seluruh muslim untuk mengesakan Allah dan
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kedudukannnya sangat
penting karena tauhid inilah yang merupakan tujuan pertama diciptakannya manusia,
diutusnya rasul dan tujuan pokok kehidupan manusia. Tauhid dibagi menjadi tiga jenis
yaitu tauhid rububiyah, uluyiah dan tauhid asma wa sifat.

Tauhid sangat berpengaruh terhadap kehidupan seorang muslim, yaitu menjadi


landasan kuat dalam menjalankan segala aktivitas, baik aktivitas keagamaan maupun
aktivitas duniawi lainnya. Dengan tauhid seorang muslim akan menjalani
kehidupannya dengan tenang, tawakal dan sabar. Oleh karena itu tauhid merupakan
modal dasar bagi suksesnya seorang muslim baik di dunia maupun di akherat.

SARAN
Dalam penulisan makalah ini saran dari penulis secara khusus materi
pendidikan Tauhid sangatlah penting bagi para keluarga dan masyarakat, dan dalam
agama Islam pun tidak ada batasan dalam menggali ilmu pengetahuan. Secara umum
materi Tauhid ini juga mencerminkan ketaatan seorang hamba dalam menggali
pengetahuan tentang Yang Maha Kuasa yang telah di wajibkan bagi hamba untuk
mengetahuinya, agar terjauh dari segala fitnah dunia.

Bagi pembaca dan masyarakat lainnya, dimasa sekarang nilai ketauhidan


dapat dirasakan kekurangannya, yang mana tidak tertanamnya suatu nilai ketauhidan
dalam diri para pelaku, sehingga perlu kiranya ada penanggulangan dalam hal ini. Yang
mana aspek yang paling intinya adalah keyakinan, hal ini karena apabila keyakinan
seseorang hilang, maka akan mudah terjerumus dalam pengaruh hawa nafsu. Namun
sebaliknya apabila keyakinan seseorang itu kuat, terjaga, terpenuhi kebutuhannya.
Maka akan senantiasa berpegang teguh pada keyakinan yang diyakininya, meskipun
banyak rintangan yang menghadangnya. Dari sinilah peranan tauhid supaya bisa
tertanam dalam hati setiap manusia untuk mencegah jatuhnya nilai keimanan manusia.

MASUKAN
Praktik pendidikan tauhid hendaknya tidak hanya menekankan pada aspek
kogninif belaka, namun lebih diorientasikan pada kesadaran keluarga dan masyarakat
untuk mengimplementasikan nilai-nilai tauhid dalam pikiran, sikap, ucapan, dan
perbuatan, sehingga mampu membentuk karakter diri yang tercermin dalam akhlak
keseharian.

9
Untuk mempersiapkan personalia dalam tugas-tugas pemerintahan dan institusi
negara lainnya yang jujur, bersih, berintegritas, bertanggungjawab, bekerja keras, adil,
amanat, dan anti korupsi, sangat tepat dan mendesak bagi para calon personalia itu
dibekali dengan pendidikan tauhid untuk membentuk pribadi yang takut kepada Allah,
dibandingkan dengan pembekalan mengenai aspek-aspek regulasi dan tata aturan
birokrasi yang setumpuk, karena bersamaan dengan tugasnya mereka akan belajar dan
menjadi profesional di bidang masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/books/edition/PENDIDIKAN_TAUHID_DALAM_PERSP
EKTIF_KONST/t_NNEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=tantangan+tauhid+dalam+k
ehidupan&pg=PA62&printsec=frontcover

10
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=2IK1CgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1
&dq=Urgensi+Tauhid+dalam+Pembinaan+Pribadi+dan+keluarga&ots=dmQ6EZ-
hyg&sig=Nc_tR0nog47hKXB8IvP8Yf65s9g&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/23558-Full_Text.pdf
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Kecil_Tauhid_dalam_Islam/n1jvDwA
AQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=tauhid+adalah&printsec=frontcover
http://etheses.iainponorogo.ac.id/5111/1/210314230_Neni%20Puji%20Lestari_skripsi
.pdf
http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/187/
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id/index.php/tribakti/article/view/190
https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/6203
https://anisachoeriah-paud.blogspot.com/2011/04/makalah-agama-tauhid.html?m=1
http://repository.upi.edu
https://dspace.uii.ac.id

11

Anda mungkin juga menyukai