Anda di halaman 1dari 5

BAB III

TANGGUNG JAWAB MENAJEMEN


A. KOMITMEN MANAJEMEN
Kepala Puskesmas penanggung Jawab menajemen mutu, penaggung jawab upaya, penanggung
jawab klinis, dan seluruh karyawan puskesmas bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan
yang ada pada manual mutu ini
B. FOKUS PADA SASARA/PASIEN
Pelayanan yang disediakan oleh puskesams di lakukan dengan berfokus pada pelamggan.
Pelamggan dilibatkan mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan pelanggan, perencanaan
peyelenggaraan upaya puskesmas dan pelayanan klinis, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
serta tindak lanjut pelayanan.
C. KEBIJAKAN MUTU
Seluruh karyawan berkomitmen untuk meyelanggarankan pelayanan yang berfokus pada
pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan melakukan peyempurnaan yang
berkelanjutan. Kebijakan mutu di tumahkan dalam surat keputusan kepala puskesmas yang
meliputi kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanana UKM
D. PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN PENCAPAIAN SASARANN
KEINERJA/MUTU
Sasaran mutu di tetapkan berdasarkan standar kinerja/ standar pelayanan minimal yang meliputi
indicator-indikator pelayanan klinis, indikator penyelenggaraan upaya puskesmas perncanaan
disususn dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan pelanggan, hak dan kewajiban
pelanggan, serta upaya untuk mencapai sasaran keinrja yang ditetapkan.
Perencanaan mutu puskesmas dan keselamatan pasien berisi program-program kegiatan
peningkatan mutu yang meliputi :
1. Penialaian dan peningkatan kinerja baik Ukm maupun UKP
2. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien
3. Penerapan menajemen risiko pada area prioritas
4. Penialaian kotrak/kerjasama pihaka ketiga
5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien
6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium
7. Peningkatan mutu pealayanan obat
8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselatama pasien
E. MANAJEMEN PUSKESMAS PADA MASA PANDEMI COVID-19
Pandemic covid 19 merupakan situasi yang terjadi secara mendadak dan cepat. Kondisi ini tentu
sangat berpengaruh kepda pernecanaan yang telah di susun oleh puskesmas. oleh karena itu,
puskesmas perlu meyesuaikan tahapan manajemen puskesmas yang telah disususn dan
direncanakan sebelumnya dengan kebutuhan peayanan dalam menghadapi pandemic covid 19
1. PERENCANAAN (P1)
a. Melakukan penyesuan target kegiatan yang di susun
b. Mencari akar penyebab masalah tidak tercapai indicator program selain di akibatkan oleh
situasi pandemic covid 19 dan merencanakan upaya inovasi yang akan dilakukan bila
masa pandemic covid 19 telah berkahir guna perbaikan pencapain kinerja
c. Pelaksanaan revisi sesuai kebutuhan pandemic covid 19 memacu pada juknis/pedoman
yang berlaku melalui pembinaan dan koordinasi dengan dines kesehatan daerah
kabupaten/kota
d. Puskesmas menetukan target sasaran kasus terkait covid 19 dengan amgka prevalensi dari
dines kesehatan daerah kabupaten /kota guna memperkirakan kebutuhan logistic,
termasuk APD, BMPH, untuk pemgembalian spesiemen reverse transcription-polymerase
chain Reaction (RT-PCR)dan pelaksaan rapid test
e. Puskesmas menetukan populasi rentan (lansi, orang dengan komorbid, ibu hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru l ahir) untuk menjadi sasaranpemeriksaan.
2. PENGGERAKAN DAN PELAKSANAAN (P2)
a. Penggerakan dan pelaksaan melalui forum khusus yaitu lokakarya mini (lokmin) bulanan dan
lokmin triwulan tetatp dilakuakn dengan tetap memperhatikan protocol kesehatan
b. Lokmin bulanan juga membahas bersama berbagai pedoaman terkait pelayana pada masa
pandemic covid 19 yang penyusuna terbitnya hamper bersamaan
c. Lokmin triwulan menjadi forum untuk menyamapaikan informasi mekanisme pelayanan
puskesmas pada masa pandemic covid 19
d. Pelaksanaan kegiatan (pemantuan /sweping orang dengan riwayat perjalanan dari daerah
transmisi local/ zona merah, pemantuan harian OTG, ODT, dan PDP ringan, tracking jika di
temukan kasus konfirmasi covid 19) di lakukan bersama lintas sector dengan melibatkan
gugus tugas yang ada ditingkatan
e. Dapat dikembangkan system pelaporan/pendataan untuk memantau orang dengan perjalalan
dari daerah transmisi local/zonah merah di wilayah kerjanya
f. Dalam kondisi di mana jejaring puskesmas menemukan kasusu covid 19, ,maka jejarung
puskesmas berkoordinasi denga puskemas untuk pelaporan dan penemuan kasus
3. PENGAWASAN, PENGENDALIAN DAN PENIALAIN KINERJA PUSKESMAS (P3)
a. Tetap melakukan pemantuan terhadap pencapain target-target prioritas pembangunan
kesehatan di tingkat kabupaten/kota
b. Menetapkan target indicator keberhasilan penanganan covid 19 di wilayah kerjanya untuk
di nialai setiap bulan seperti misalnya :
1) Presentasi orang tanpa gejala (OTG), orang dengan pengawasan (ODP), pasien
dalam pemantuan (PDP), yang telah di temukan, prensetasi ODP, PDP yang telah
semnuh, tidak ada OTG,ODP, PDP yang meninggal dirumah, prensatasi pasien
konfirmasi yang dilakukan trancing
2) ODP dan PDP ringa yang di isolasi diri di rumah di lakukakn pemantauan harian
sebesar 100 persen
3) OTG yang karantina mandiri di rumah dilakukan pemantauan harian sebesar 100
persen
F. TANGGUNG JAWAB
1. KEPALA PUSKESMAS
a. Memetapkan system mananjemen mutu puskesmas
b. Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keptusan strategis untuk pelaksaan
system kinerja setiap proses yang ada di dalam proses pelayanan
c. Memastiksn ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta bangunan dan informasi
yang di butuhkan untuk mendukung semua proses.
2. Ketua tim mutu puskesmas
Kepala puskesmas menunjuk wakil manajemen yang bertanggung jawab untuk
mengkoordinir seluruh kegaiatan mutu di puskesmas
a. Memastikan system manajemn mutu di tetapkan, diimplementasikan, dan di
pelihara
b. Melaporkan kepada manajemen kinerja dari system manajemen mutu dan
keinerja pelayanan
c. Memastikan kesadarab seluruh karyawan terhadap kebutuhan dan harapan
sasaran / pasien
d. Memastikan bahwa persayaratan umum dalam pelaksanaan system manajemn
mutu puskesmas di mengerti dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan
3. Penanggung jawab admen, UKM Serta UKP
a. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan system yang berada
dibawah tanggung jawabnya
b. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalis proses terkait dengan
unit masing-masing
c. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta pecegahan serta
perbaikan secara terus menerus
G. KOMUNIKASI INTERNAL
Komunikasi internal dilakukan dengan cara workshop (minolokakarya), pertemuan,
diskusi, email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi
BAB IV
A. Umum : Rapat tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali setahun
B. Masukan tinjaun manajemen meliputi:
1. Hasil Audit
2. Umpan balik pelanggan
3. Kinerja proses
4. Pencapaian sasaran mutu
5. Status tindakan koreksi dan pencegahan yang dilakukan
6. Tindak lanjut terhadap hasil tinjauan manajemen yang lalu
7. Penutupan terhadap kabijakan mutu
8. Perubahab yang perlu dilakukan terhadap system manajemen mutu.sistem
pelayana
C. Luaran tinjauan : Hasil yang diharap dari tinjauan manajemen adalah peningkatan
efdktivitas system manajemen mutu, peningkatan pelayanan terkait dengan
persyaratan pelangaan, dan identifikasi perubahan-perubahan, trrmasuk penyediaan
sumber daya yang perlu dilakukan
BAB VII
Pelayanan kesehatan bermutu beriorientasi kepada kepuasaan pelanggan atau pasien, dimensi
mutu tersebut menyangkut mutu bagi pemakai jasa pemakai layanan kesehatan maupun penyelenggara
pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien merupakan salah satu indicator kualitas pelayanan kesehatan.
Kepuasan pasien merupakan salah satu indicator kualitas pelayanan dan banyaknya kunjungan pasien ke
puskesmas yang tidak terlepas dari kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Kualitas pelayanan public sangat ditentukan oleh system yang baik dan tenaga pelayanan. Namun
ketenagaan pelayanan seringkali menghadapi kendala dalam hal jumlah,selebaran, mutu dan kualifikasi,
system pengembangan karir, kesejahteraan tenaga pelaksana. Adapun permasalahan yang muncul
menimbulkan persepsi rendahnya kualitas pelayanan, yang berawal dari kesenjangan antara aturan dan
standar yang ada dengan pelaksanaan yang tidak bias menyesuaikan/
Masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu, manajemen resiko dan
keselamatan pasien perlu diterapkan dalam pengelolaan puskesmas dalam memberikan pelayanan
kesehatan.
Demikian pedoman manajemen mutu ini dibuat dan telah disahkan oeh Kepala Puskesmas untuk
dijadikan acuan dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam rangka menjalankan system
manajemen serta tugas, tanggung jawab masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang
telah diberikan.

Anda mungkin juga menyukai