Anda di halaman 1dari 24

HASIL ANALISIS

BAHAN AJAR BAHASA ARAB KELAS VIII SEMESTER II

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Danial Hilmi, M.Pd

Disusun oleh:

Ahamd Fibrian Nurul Ahadi (16150058)

Finnadia Yahya (16150077)

Nurul Fadhilah F (16150107)

Dzurrotun Nafisah (16150120)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Analisis merupakan salah satu aktifitas untuk mempelajari suatu
penyusunan dan pengembangan bahan ajar secara mendalam, faktor-faktor
yang menjadi bahan yang akan diteliti haruslah sesuai dengan teori yang .
Seperti yang dikemukakan Wiradi(2009:20) Analisis merupakan
sebuah aktivitas yang memuat kegiatan memilah, mengurai, membedakan
sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan menurut kriteria tertentu lalu
dicari, ditaksir makna dan kaitannya.
Bahan ajar merupakan kebutuhan penting dalam proses belajar
mengajar, karena dengan adanya bahan ajar maka dapat
terselenggarapembelajaran yang baik. Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP) telah menetapkan standar-standar kualitas buku ajar untuk melindungi
masyarakat dari buku-buku ajar yang bermutu rendah.
Analisis bahan ajar merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk
mengukur sejauh mana kelayakan sebuah bahan ajar digunakan. Dalam
menganalisis bahan ajar, diperlukan pengetahuan yang luas.
Dalam menganalisis bahan ajar, tentu ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan. Seperti komponen bahan ajar, kesesuaian dengan asas-asas
pengembangan, prosedur pengembangan bahan ajar, prinsip-prinsip
pengembangan bahan ajar, evaluasi bahan ajar, dan faktor-faktor yang perlu
diperhatikan.

Analisis pengembangan bahan ajar kini menjadi sesuatu yang perlu


dilakukan guna mengetahui bagaimana cara dalam mengembangkan bahan
ajar, dan dalam mengembangkannya tentu saja harus memperhatikan beberapa
hal yang telah disebutkan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Identitas Bahan Ajar Bahasa Arab


“Fasih Berbahasa Arab 2”
Untuk Kelas VIII Masdrasah Tsanawiyah
Penulis : H. Darsono, T Ibrahim
Editor : Fathurrohman Husein
Perancang Kulit : Agung W
Perancang Tata Letak Isi : Agung W
Penata Letak Isi : Bonawan
Ilustrator : Iwan Surya
Tahun Terbit : 2015
ISBN 978-602-257-801-7
978-602-257-803-1
Halaman Isi : 128 hlm
Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

B. Kesesuaian Tujuan dan Komponen Bahan Ajar


Komponen paling mendasar dalam proses desain pembelajaran adalah
tujuan dan standar kompetensi yang hendak dicapai dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Tujuan pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau
kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran tercapainya
perubahan perilaku atau kompetensi pada siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Tujuan tersebut dirumuskan dalam bentuk pernyataan atau deskripsi yang
spesifik. Dalam bahan ajar bahasa arab “Fasih Berbahasa Arab 2” yang
ditulis oleh Darsono dan Ibrahim ini, untuk tujuan pembelajaran sudah sesuai
dengan kurikulum yang dipakai sebagai acuan pendidikan di Indonesia.
Adapun Komponen yang ada dalam bahan ajar ini, sudah melengkapi
standar bahan ajar dimana terdiri komponen utama, komponen pelengkap dan
komponen evaluasi.

1. Komponen Utama
Berisi informasi atau topik utama yang ingin di sampaikan kepada
siswa. Komponen utama memuat materi yang akan dikuasai siswa yang
disajikan dalam beraneka ragam versi ada yang dalam bentuk hiwar
kemudian disertakan penjelasan mufrodat dalam kolom, ada juga yang
berbentuk teks bacaan yang memuat ungkapan yang berhubungan dengan
tema maupun dalam bentuk point penting materi yang perlu dikuasai.
Adapun materi yang disajikan sudah sesuai dengan tujuan, silabus, KI, KD
yang ingin disampaikan kepada siswa. Materi yang disajikan cukup detail
dan memberikan pemahaman bagi siswa.

2. Komponen Pelengkap
Terdiri dari bacaan pendukung, peta konsep, materi pengayaan,
gambar ilustrasi, daftar isi, wawasan pengetahuan yang ada saat ini,
petunjuk penggunaan buku.
Komponen tersebut berfungsi untuk mendukung pemahaman siswa
terhadap komponen utama berupa informasi/topik tambahan yang
terintegrasi dengan bahan ajar utama, atau informasi/topik pengayaan
wawasan peserta. Beberapa komponen pelengkap dalam buku tersebut
sangat bermanfaat bagi siswa dalam menambah wawasan dan memahami
materi yang disajikan dalam berbagai macam bentuk sebagaimana telah
disebutkan.
Dari komponen pelengkap ini siswa akan lebih mudah dalam
mempelajari materi. Berbagai latihan kegiatan yang disajikan untuk
meningkatkan kompetensi siswa karena didalamnya menginstrusikan
siswa untuk lebih aktif misalnya dengan diskusi, menganalisis teks,
mempraktekkan, mendengarkan rekaman, dan lain-lain. sehingga secara
otomatis pengetahuan bahasa arab diberbagai maharah akan terasah dan
siswa semakin menguasai materi.

3. Komponen Evaluasi
Berisi komponen-komponen soal untuk mengukur apakah
kompetensi dasar sudah terpenuhi atau belum. Komponen evaluasi terdiri
dari butir tes soal untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran.
Adapun komponen evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif:
a. Evaluasi Formatif
Suatu tes hasil belajar dimana evaluasi tersebut mempunyai suatu
tujuan untuk dapat mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik itu
telah terbentuk (sudah sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
ditentukan) setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu.
Adanya latihan soal-soal untuk menguji pemahaman siswa di
setiap bab yaitu berupa soal pilihan ganda, mengisi kata” rumpang,
menjawab pertanyaan, mengamati dan mencermati gambar sebagai tugas
untuk dikumpulkan.
Di dalam bahan ajar sudah mencantumkan evaluasi formatif pada
tiap sub bab berupa soal-soal ujian harian meliputi soal-soal pilihan
ganda dan beberapa soal essay, dll.

b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah sistem
sudah selesai menempuh pengujian dan penyempurnaan. Pola evaluasi
sumatif ini dilakukan apabila guru bermaksud untuk mengetahui tahap
perkembangan terakhir dari siswanya. Asumsi yang mendasarinya adalah
bahwa hasil belajar merupakan totalitas sejak awal hingga akhir.
Tujuan evaluasi sumatif adalah untuk mengukur pencapaian
program. Fungsi evaluasi sumatif dalam evaluasi program pembelajaran
dimaksudkan sebagai sarana untuk mengetahui posisi atau kedudukan
individu di dalam kelompoknya.
Hasil pada evaluasi sumatif yaitu: menentukan kenaikan kelas,
menentukan angka rapot, mengadakan seleksi, menentukan lulus
tidaknya peserta didik, dan mengetahui status setiap peserta didik
dibandingkan dengan peserta didik lainnya dalam kelompok yang sama.
Dalam bahan ajar yang kami analisis sudah tercantum evaluasi sumatif
pada akhir bab berupa soal Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir
Semester

C. Faktor- Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengemmbangkan


Bahan Ajar

1. Kecermatan Isi
a. Validitas Isi
Validitas isi menunjukkan bahwa isi bahan ajar tidak
dikembangkan secara asal-asalan. Isi bahan ajar dikembangkan
berdasarkan konsep dan teori yang berlaku dalam bidang ilmu serta
sesuai dengan kemutakhiran perkembangan bidang ilmu dan hasil
penelitian empiris yang dilakukan dalam bidang ilmu tersebut. Dengan
demikian isi bahan ajar dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah,
benar dari segi keilmuan.1
Pada bahan ajar bahasa Arab kelas VIII ini sudah dikembangkan
berdasarkan konsep dan teori yang berlaku. Terbukti dari materi-materi
yang ada dalam buku tersebut sesuai dengan yang ada pada silabus atau
kurikulum yang berlaku.
b. Keselarasan Isi
Keselerasan isi berarti kesesuaian isi bahan ajar dengan sistem nilai
dan falsafah hidup yang berlaku dalam negara dan masyarakat. Ada
sistem nilai masyarakat yang perlu diakomodasikan dalam bahan ajar.
1
https://www.google.com/search?
q=validitas+isi+dalam+buku+ajar&oq=validitas+isi+dalam+buku+ajar&aqs=chrome..69i57.382
38j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 diakses pada tanggal 16 pukul 20:31
Bahkan bahan ajar menjadi sarana untuk penyampaian sistem nilai
tersebut dan pembelajaran merupakan upaya pelestarian sistem nilai
tersebut.2
Dalam bahan ajar bahasa Arab kelas VIII ini sudah tepat dalam
keselarasan isisnya karena tema-tema yang diusung dan tema-tema yang
disajikan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat Indonesia. Seperti tema tentang ‫ الرياضيون‬yang mana teks-teks
bacaannya belum sesuai dengan tema yang sedang dibahas.
2. Ketecernaan Materi
Ketercernaan materi maksudnya adalah kemudahan materi untuk
dicerna dan difahami oleh pengguna. Isi bahan ajar dipaparkan secara logis,
mulai dari yang umum ke yang khusus atau sebaliknyadan juga dari yang
mudah ke yang sulit.3 Ketecernaan materi dalam bahan ajar bahasa Arab
kelas VIII Aqila ini masih kurang tepat atau kurang sesuai dengan teori
diatas. Dapat dilihat dari adanya mufrodat yang tidak ada hubungannya
dengan tema dan juga teks yang isinya tidak relevan dengan tema yang
sedang dibahas.
3. Ketepatan Cakupan
Ketepatan cakupan berkaitan dengan isi bahan ajar dari sisi keluasan
dan kedalaman isi materi, serta keutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu
bahasa Arab. Kedalaman dan keluasan isi bahan ajar sangat menentukan
kadar bahan ajar yang akan dikembangkan bagi siswa sesuai dengan
kemampuan dan tingkat pendidikan yang sedang ditempuh. Adapun acuan
utama dalam penentuan kedalaman dan keluasan isi bahan ajar adalah
kurikulum dan silabus.
Tema-tema pada buku ini sudah sesuai dengan KI dan KD yang
tercantum pada silabus dan KMA no. 165 tahun 2014 . akan tetapi ada satu
tema yang kurang lengkap dalam penulisannya. Hal itu terbukti dari daftar
isi pada buku, yaitu dapat dilihat dari tabel di bawah ini:

2
Ibid.
3
https://pecinta-araby.blogspot.com/2014/12/penyusunan-bahan-ajar-bahasa-arab.html diakses
pada tanggal 16 Mei pukul 21:13
No KMA no.165 tahun 2014 Buku Bahasa Arab Aqila
1 ‫الرياضيون المهنة و المهنيون الرياضيون‬
2 ‫المهنة الطبّية‬ ‫المهنة الطبّية‬
3 ‫عيادة المرضى‬ ‫عيادة المرضى‬

Pada tabel tersebut dapat kita ketahui bahwasannya adanya kata yang
dikurangi pada tema yang pertama. Sehingga isi materi dari tema tersebut
kurang sesuai atau belum relevan dengan yang seharusnya. Yang
seharusnya siswa mempelajari tentang profesi akan tetapi karena judul
besarnya olah raga maka didalamnya tidak termuat materi profesi.

4. Perwajahan
Perwajahan dan pengemasan dalam bahan ajar berhubungan dengan
penataan letak informasi dalam satu halaman cetak dan pengemasan dalam
paket bahan ajar. Dalam bahan ajar bahasa Arab kelas VIII Aqila ini sudah
konsisten dalam urutannya mulai dari mufrodat sampai maharah kitabah
pada bab 4 sampai bab 6. Sehingga siswa lebih mudah untuk mempelajari
buku tersebut.Selain itu setiap pergantian tema selalu ada pengantar yang
mengantarkan siswa pada poin-poin yang akan mereka pelajari dan juga ada
tabel KI & KD. Akan tetapi ada beberapa yang masih kurang dalam
penataannya, seperti pada pon-poin di bawah ini:
a. Penataan Tabel yang kurang pas
b. Seluruh teks rata kanan tidak ada tanda perparagrafnya. Sehingga
membuat pembaca bingung.
c. Kurang konsisten dalam spasinya, ada yang rapat dan ada yang berjarak
jauh.
d. Marginnya tidak sama dalam perlembarnya
e. Tidak menggunakan justify dalam pengaturan penetikannya, sehingga
tampilan teksnya menjadi kurang rapi
5. Ilustrasi
Ilustrasi dimanfaatkan untuk membuat bahan ajar menarik,
memotivasi, membantu retensi dan pemahaman siswa terhadap isi pesan.
Dalam hal ini ilustrasi dapat dilakukan dengan menggunakan table, diagram,
grafik, kartun, foto, gambar, sketsa, symbol, dan skema.
Namun, pada buku Bahasa Arab kelas VIII ini hanya ada sedikit
ilustrasi dan petunjuk yang jelas. Hal tersebut dapat dilihat dari sedikitnya
ilustrasi pada setiap bab. Selin itu juga ada beberapa ilustrasi yang ada
belum sesuai dengan teks. Selain itu, gambar pada setiap bab kurang
menarik dikarenakan gambar yang digunakan masih hitam putih dan kurang
begitu jelas. Sehingga nantinya siswa kurang tertarik dan kurang
termotivasi.

6. Kelengkapan Komponen
Paket bahan ajar memiliki tiga komponen inti, yaitu komponen utama,
komponen pelengkap, dan komponen evaluasi hasil belajar. Komponen
utama berisi informasi atau topik utama yang ingin disampaikan kepada
peserta, atau harus dikuasai peserta. Kebanyakan, bahan ajar utama
berbentuk bahan ajar cetak, misalnya buku teks, buku pelajaran, modul, dan
buku materi pokok yang bersifat moduler.
Bahan ajar bahasa Arab kelas VIII ini sudah memiliki komponen
utama yaitu materi bahasa Arab yang tercakup dalam setiap tema dan sub
pembahasannya. Selain komponen utama terdapat juga komponen
pelengkap, buku ini telah dilengkapi dengan pengantar dalam setiap
temanya. Di samping itu, buku ini dilengkapi dengan daftar isi dan perintah
instruksional dalam setiap pembahasannya. Dan komponen evaluasi juga
ada didalam buku ini. Evaluasi terletak setelah maharah-maharah, dan soal-
soal UTS dan juga UAS. Sehingga ketiga komponen penting itu semua
sudah ada pada buku ini.
7. Penggunaan Bahasa
Penggunaan bahasa dalam pengembangan bahan ajar berkaitan
dengan pemilihan ragam bahasa, pemilihan kata, penggunaan kalimat
efektif, dan penyusunan paragraph yang bermakna. Bahasa arab yang
digunakan dalam bahan ajar adalah bahasa arab fushah atau bahasa
komunikatif yang lugas dan luwes.
Penggunaan bahasa dalam buku ajar bahasa Arab kelas VIII ini sudah
menggunakan bahasa yang fushah, lugas dan mudah dicerna. Kosa kata
yang digunakanpun juga masih terbilang sederhana dan sesuai dengan
tingkatan kelas VIII.

D. Asas-Asas Pengembangan Bahan Ajar


1. Asas Sosio-Kultural
Ketika kita akan membicarakan aspek sosio-kultural sebagai salah
satu asas penyusunan buku ajar bahasa Arab, maka poin-poin penting
sebagai pokok bahasannya meliputi; pengertian kebudayaan secara umum
dan kebudayaan Islam secara khusus, karakteristik kebudayaan, dan
hubungan kebudayaan dengan pengembangan bahan ajar (bahasa Arab). hal
ini dapat dilakukan melalui teks bacaan. Jika membahas tentang ‘Makkah
al-Mukarramah’ misalnya, maka di dalam teks tersebut dapat dibahas
tentang tradisi masyarakatnya, kebudayaannya, agama dan kepercayaannya
dan lain sebagainya.4
a. Asas Budaya
Dalam bahan ajar ini sudah memperhatikan asas budaya. Terbukti
dari kosa kata-kosa kata yang dicantumkan di dalam bahan ajar mengikuti
budaya arab. Seperti kata pada tabel dibawah ini:

No Bahasa Arab Bahasa Indonesia


1 ‫كرة القدم‬ Sepak Bola

2 ‫كرة السلة‬ Bola Basket

3 ‫بعد قليل‬ Sebentar

4 ‫عيادة المرضى‬ Mengobati orang sakit

4
.Moch Wahib Dariyadi, 2016, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab, diakses dari
htpps://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/11777-pengembangan-bahan-ajar-bahasa-
arab.html pada tanggal 23 Februari 2019 pukul 07.14
5 ‫هيا بدخول البيت‬ Mari masuk ke rumah

Dimana kosa kata tersebut jika diterjemah dari bahasa Indonesia ke


dalam bahasa Arab akan menghasilkan kosa kata yang berbeda. Oleh
karena itu dalam mengembangkan bahan ajar harus memperhatikan asas
budayanya. Karena jika tidak maka kosa kata yang dihasilkan akan

berbeda. Seperti kata ‫ كرة القدم‬secara maknanya adalah bola kaki. Akan
tetapi karena budaya orang Arab mengartikan ‫ كرة القدم‬sepak bola maka
kita harus mengikutinya. Begitu juga dengan kosakata yang lainnya.
b. Asas Sosial
Dalam bahan ajar inisudah memperhatikan asas sosialnya.akan
tetapi ada beberapa mufrodat yang belum sesuai dengan aspek sosial
Indoneia. Terbukti dari beberapa mufrodat yang tidak perlu untuk
dipelajari peserta didik dalam mengetahui sosial di Arab. Seperti kata ‫رياالا‬
yang mana kata tersebut seharusnya diganti dengan kosa kata yang lebih
dibutuhkan oleh peserta didik dalam hal sosialnya. Misalnya diganti
dengan kosa kata ‫ روبية‬.

2. Asas Psikologi

Dalam mengembangkan bahan ajar bahasa Arab haruslah


memperhatikan aspek-aspek psikologis siswa agar dapat meningkatkan
motivasinya untuk belajar.  Selain itu, kebanyakan para pakar pendidikan
mempunyai kesamaan pandangan bahwasanya ada perbedaan signifikan
antara pengajaran bahasa untuk usia anak-anak dan dewasa. Perbedaannya
terlihat pada jumlah kosa kata yang diajarkan dan sejenisnya, atau model
struktur kalimat, panjang dan pendeknya serta tingkat kemudahan atau
kesulitan dari bahasa itu sendiri.5

5
Moch Wahib Dariyadi, 2016, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab, diakses dari
htpps://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/11777-pengembangan-bahan-ajar-bahasa-
arab.html pada tanggal 17 Mei 2019 pukul 07.14
Dalam bahan ajar ini, gambar yang digunakan tidak sesuai dengan
usia siswa, sebab tidak memiliki ketertarikan untuk dipelajari, dan hal ini
muncul sebab warna gambar yang hitam-putih dan kurang jelas. Akan tetapi
jika dilihat dari segi banyaknya mufrodat, pada bahan ajar ini sudah sesuai
karena mufrodat yang disajikan tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu
banyak. Sehingga dapat diterima dan diserap oleh siswa.

3. Asas Kebahasaan
Adapun yang dimaksud dengan asas kebahasaan dalam
pengembangan  bahan ajar bahasa Arab adalah memperhatikan bahasa
yang akan diajarkan kepada siswa yang meliputi unsur-unsur bahasa (al-
Anashir al-Lughawiyah) yakni aswat, mufradât dan tarkib  dan
keterampilan bahasa (al-Maharah al-Lughawiyah) meliputi istima’, kalam,
qira’ah dan kitabah. Sehingga materi yang disajikan sesuai dengan tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan.6
Pada bahan ajar ini sudah memperhatikan unsur-unsur kebahasaan dan
juga keterampilan bahasanya. Hal tersebut dapat diketahui dari tiap bab
pada buku sudah terdapat hal-hal dibawah ini:
1. Mufrodat
2. Maharah Istima’
3. Maharah Kalam
4. Maharah qira’ah
5. Maharah kitabah
6. Tarkib
4. Asas Pendidikan
Asas pendidikan adalah hal-hal yang terkait dengan teori pendidikan
dalam pengembangan bahan ajar, seperti memulai materi pembelajaran dari
yang mudah kepada yang lebih kompleks, dari yang konkret epada yang
lebih abstrak, dari yang detail hingga konsep atau sebaliknya, bergerak dari

6
Dr. Abdul Hamid Abdullah, Usus I’dadi al-Kutub at-Ta’limiyan Lighairi Natihiqina
Bil’arabiyah. (Riyadh: Dar I’tisham,1991). Hal. 101
permulaan  proses menuju kesimpulan, dimulai dari bahan yang diketahui
siswa berangsur-angsur  bergerak menuju bahan yang baru dan seterusnya.7
Dalam bahan ajar ini materi dimulai dari hal yang sederhana dulu,
yaitu:
a) Mufrodat
Mufrodat diletakkan diawal karena dengan adanya perbendaharaan
mufrodat pada bab tertentu siswa nantinya akan memahami teks lebih
mudah.
b) Maharah Istima’
Setelah mufrodat kemudian ada maharah istima’. Dimana maharah
istima’ merupakan keterampilan yang pertama kali dikuasai oleh siswa.
siswa baru dapat berbicara, membaca dan menulis setelah mereka
terbiasa untuk menyimak.
c) Maharah Kalam
Setelah istima’ maka selanjutnya siswa diberikan materi tentang maharah
kalam. Dimana siswa setelah mendengarkan teks yang ada siswa diminta
untuk berbicara atau melakukan percakapan dengan temannya. Karena
siswa dapat berbicara karena mereka terbiasa menyimak.
d) Maharah Qira’ah
Maharah Qira’ah diletakkan setelah maharah kalam karena pada
umumnya seorang siswa akan dapat membaca teks dengan muidah
setelah mereka mampu berbicara.ss
e) Maharah Kitabah
Maharah kitabah diletakkan pada akhir karena maharah kitabah
merupakan maharah yang sering kali sulit bagi siswa. Karena pada
maharah kitabah siswa biasanya diminta untuk menuangkan ide-ide atau
jumlah dalam bentuk tulisan.
f) Qawaid
Pada bahan ajar ini Materi Qawaid diletakkan setelah maharah
istima’. Hal ini kurang sesuai, karena qawaid itu seharusnya tepatnya

7
.Rusydi Ahmad Tha’imah, Dalîl fi I’dad al-Mawad al-Ta’lîmiyah li Baramij Ta’lîm
al-‘Arabiyah, (Makkah al-Mukarramah: Dar al-Marîkh, 1985), hal. 214.
diletakkan sebelum maharah qira’ah. Karena nantinya akan membantu
sisw dalam membaca teks qira’ah.

Dalam susunannya sudah sesuai dimulai dari materi yang mudah,


yaitu mufrodat yang kemudian dilanjutkan dengan empat maharah secara
berurutan. Akan tetapi untuk peletakan qawaid seharusnya diletakkan
sebelum maharah qira’ah agar siswa lebih mudah memahami teks qira’ah
dengan adanya qawaid yang disajikan.

E. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar


Pengembangan bahan ajar perlu dilakukan secara sistematik
berdasarkan langkah-langkah yang saling terkait untuk menghasilkan bahan
ajar yang bermanfaat.
Jika dilihat dari komponen bahan ajar, pada buku ini komponen yang
ada sudah memenuhi kriteria sehingga dari sana tergambar jelas bahwa
prosedur pengembangan bahan ajar pada buku ini sudah dilaksanakan dengan
baik.
Adapun beberapa prosedur pengembangan bahan ajar yang perlu
diperhatikan yaitu:

1. Tahap analisis
Pada tahap ini dicoba untuk mengenali siapa peserta didik, dengan
perilaku awal dan karakteristik yang dimiliki. Jika informasi tentang
peserta sudah diketahui, maka implikasi terhadap rancangan bahan ajar
dapat ditentukan, dan bahan ajar dapat segera dikembangkan.Pada buku
ini sudah tertera buku ajar untuk kelas VIII semester II, dan bahan ajar
yang dikembangkan sesuai dengan keadaan siswa.
2. Tahap perancangan
Dalam tahap perancangan, ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
a.      Perumusan Tujuan Pembelajaran berdasarkan Analisis
b.      Pemilihan Topik Mata Tataran
c.       Pemilihan Media dan Sumber
d.      Pemilihan Strategi Pembelajaran
Melihat dari beberapa tahap diatas dan melihat dari bahan ajar
yang tertera pada buku, tahap ini sudah dilaksanakan.
3. Tahap pengembangan
Persiapan dan perancangan yang matang sangat diperlukan
untuk mengembangkan bahan ajar dengan baik. Melihat hasil bahan
ajar pada buku kelas VIII semester II, pada tahap pengembangan ini
sudah dilaksanakan dengan baik.
4. Tahap evaluasi dan revisi
Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh beragam reaksi
dari berbagai pihak terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Reaksi ini
hendaknya dipandang sebagai masukan untuk memperbaiki bahan ajar
dan menjadikan bahan ajar lebih berkualitas. Evaluasi sangat diperlukan
untuk melihat efektifitas bahan ajar yang dikembangkan. Apakah bahan
ajar yang dikembangkan memang dapat dimengerti, dibaca dengan baik
dan dapat membelajarkan peserta. Di samping itu evaluasi diperlukan
untuk memperbaiki bahan ajar sehingga menjadi bahan ajar yang baik.

Dari beberapa paparan teori diatas dan melihat dari komponen bahan ajar
pada buku Bahasa Arab Kelas VIII ini, sudah terlihat jelas bagaimana prosedur
tersebut sudah dilaksanakan dalam mengembangkan bahan ajar.

F. Evaluasi Bahan Ajar


Pada evaluasi bahan ajar, terdapat dua macam evaluasi yang tertera yaitu:
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru selama dalam
perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan suatu Program
Pengajaran Semester. Dengan maksud agar segera dapat mengetahui
kemungkinan adanya penyimpang-penyimpangan.
Pada buku ajar Bahasa Arab kelas VIII, sudah tertera evaluasi
formatif. Terlihat dari evaluasi berupa soal-soal yang ada pada buku
tersebut pada setiap materi dan setiap maharah, dimana soal-soal
tersebut dapat digunakan guru sebagai evaluasi.
2. Evaluasi Sumatif
Evalusi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh guru pada
akhir semester. Jadi guru baru dapat melakukan evaluasi sumatif
apabila guru yang bersangkutan selesai mengajarkan seluruh pokok
bahasan atau unit pengajaran yang merupakan forsi dari semester yang
bersangkutan. Oleh karena itu evaluasi ini dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa selama satu
semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui kemajuan anak didik.
Berbeda dengan evaluasi formatif, pada buku Bahasa Arab kelas
VIII ini juga sudah tertera evaluasi sumatif, berupa soal-soal yang bisa
di ujikan pada akhir semester. Soal-soal tersebut berisi materi
terhitung dari materi awal hingga materi akhir.

G. Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar


Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan
prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar. Ghofur (1994) menjelaskan
bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan
ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi tiga prinsip yakni:
Relevansi, Konsistensi dan Kecukupan. Dalam hal ini analis akan
memaparkan hasil analisisnya terkait prinsip dalam bahan ajar yakni buku
““Fasih Berbahasa Arab 2”
“.
1. Relevansi
Dalam prinsip relevansi terdapat kaitan, hubungan, atau bahkan
ada jaminan bahwa bahan ajar yang dipilih itu menunjang tercapainya
kompetensi yang dibelajarkan (KD, SK). Cara termudah ialah dengan
mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai
siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang
hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek
sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar
dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan
pencapaian SK dan KD.8
Prinsip Relevansi yang ada didalam Bahan ajar yang di analisis
menurut analis sudah sesuai hal ini dibuktikan dengan adanya kaitan
antara bahan ajar dengan Kompetensi Dasar yang perlu dimiliki oleh
siswa.
Kesesuaian ini dibuktikan dengan adanya Kompetensi dasar
sebagai berikut: 3.2. Memahami bunyi, makna, dan gagasan dari kata,
frase kalimat bahasa Arab sesuai dengan struktur kalimat yang berkaitan
dengan topik ‫ المهنة الطبية‬baik secara lisan maupun tulisan.
Pada KD diatas mencantumkan bahwa siswa harus dapat
memahami bunyi dan makna terkait ‫ المهنة الطبية‬didalam isi materi bagian
mufrodat telah diberikan kosa kata serta maknanya yang terkait dengan
materi yang ditentukan oleh KD, begitu pula didalam Istima’ pun juga
membicarakan terkait dengan materi yang ditentukan. Hal ini menjadikan
analis memiliki kesimpulan bahwa bahan ajar yang di analisis ini memiliki
prinsip pengembangan bahan ajar yakni pada bagian Relevansi antara KD
dengan isi materi.
2. Konsistensi
Dalam prinsip konsistensi terdapat kesesuaian (jumlah/banyaknya)
antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar yang ingin
dibelajarkan mencakup keempat keterampilan berbahasa, bahan yang
dipilih/dikembangkan juga mencakup keempat hal itu.9
Dalam buku yang dianalisis, analis mendapati bahwa buku ini
menjadi bahan ajar yang juga memiliki prinsip konsistensi hal ini analis
dapati dari adanya penjian materi yang tersusun dan konsisten.
Konsistensian ini dilihat dari penyajian dan susunan materi yakni
Mufrodat, Istima’, Kalam,Qira’ah, Kitabah. Dan semua bentuk penyajian
tidak berubah dari awal materi dan selanjutnnya, sehingga analis

8
https://www.academia.edu/12188099/
Prinsip_dan_Pendekatan_Pengembangan_Bahan_Ajar
9
https://www.academia.edu/12188099/
Prinsip_dan_Pendekatan_Pengembangan_Bahan_Ajar
menyimpulkan bahwa prinsip konsistensi dapat terlihat dalam bahan ajar
ini.
3. Kecukupan
Dalam prinsip kecukupan bahan ajar yang dipilih/ dikembangkan
ada jaminan memadai/ mencukupi untuk mencapai kompetensi yang
dibelajarkan; tidak terlalu sedikit sehingga kurang menjamin tercapainya
KD/SK. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD.
Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga
yang tidak perlu untuk mempelajarinya.10
Berdasarkan teori diatas analis membandingkan antara bahan ajar
yang dianalisis dengan prinsip kecukupan, apakah sesuai atau tidak dari
tituk poin ini, analis dapat menyimpulkan bahwa bahan ajar yang
dianalisis memiliki prinsip kecukapan yang mana ditunjukkan dalam isis
materi, namun Prinsip Kecukupan ini masih perlu ditingkatkan lagi,
anggapan analis ini muncul berdasarkan dari beberapa bacaan yang
menurut analis terlalu panjang, sehingga akan membuang-buang wajtu
dalam mempelajarinya, juga materi yang telalu sedikit sehingga membuat
siswa akan kurang dalam memahami nya.
H. Ruang Lingkup Materi dan Keterampilan
Beberapa studi di Indonesia yang membahas mengenai kesesuaian isi
materi pada buku teks terhadap kurikulum, telah banyak dilakukan oleh
berbagai peneliti dengan merujuk pada aspek tertentu.
Dalam pembelajaran bahasa arab, bahan ajar sangat perlu sesuai
dengan bagaimana kurikulum yang akan diajar, dalam hal ini ruang lingkup
bahan ajar yang dimaksud ialah Isi materi yang diajarkan harus sesuai dengan
unsur keterampilan bahasa.
Dalam Ruang lingkup yang sesuai dengan unsur keterampilan bahasa
maka akan ada keterampilan yakni Mendengarkan (Istima’), Berbicara
(Kalam), Membaca (Qira’ah), Menulis (Kitabah).

10
https://www.academia.edu/12188099/Prinsip_dan_Pendekatan_Pengembangan_Bahan_Ajar
Dalam bahan ajar yang di analisis, analis mendapati bahwa ruang lingkup
materi yang diajar terbagi atas 6 sub materi yakni :
 Mufrodat
 Istima’
 Qawaid
 Kalam
 Qira’ah
 Kitabah.

1. Mufrodat/Kosakata
Kosakata adalah himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang
tersebut dan kemungkinan akan digunakan untuk menyusun kalimat. Dalam
hal ini mufrodat memiliki tujuan yakni:

 Memperkenalkan kosakata
 Melatih siswa
 untuk dapat melafakan kosakata itu dengan baik dan benar
 Memahami kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri sendiri)
maupun ketika digunakan daam konteks kalimat tertentu (makna konotatif
dan gramatikal).
 Mampu mengekspresikan dan memfungsikan mefradat itu dalam
berekspresi lisan (berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai konteks
yang benar
Dalam hal ini analis mendapati mufrodat yang diberikan di dalam ahan ajar
ialah mufrodat yang sesuai dengan materi, dan diberikan di awal materi yang
bertujuan agar siswa akan menghafalkannya serta mengingatnya kembali dan
diterapkan dalam setiap bacaan bahasa arab yang terkait dengan materi serta
dalam menulis terkait dengan materi yang dipelajarinya. Strategi dalam
pengajaran Mufrodat dalam bahan ajar ialah:
1. Mendengarkan kata
2. Mengucapkan kata
3. Mendapatkan makna kata.
4. Membaca kata
5. Menulis kata
6. Membuat kalimat.

Istima’
Istima’ secara bahasa berasal dari bahasa arab yang berarti mendengakan
atau menyimak. Istima’ secara istilah adalah Sarana yang pertama yang digunakan
manusia untuk berhubungan dengan sesama manusia dalam tahapan-tahapan
tetentu, melalui menyimak kita mengenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah dan
tarakib.
Dalam bahan ajar yang dianalisis, analis mendapati bahwa bahan ajar ini
disertai dengan teks istima’ yang mana teks ini akan dibacakan oleh pengajar
sehingga pelajar dapat mendengar pengucapan bacaan serta memahami kosakata
yang telah dipelajari sebelumnya dan diterapkan dalam kemampuan mendengar.
Adapun tahapnan-tahapan yang dapat dilakukan dalam latihan istima’ adalah
sebagai berikut:
1.      Latihan pengenalan (identifikasi)
2.      Latihan mendengarkan dan menirukan
3.      Latihan mendengarkan dan memahami

Dalam bahan yang dianalisis, analis mendapati bahwa tahapan-tahapan


diatas pun digunakan oleh bahan ajar dan untuk mendukung kemampuan
mendengar, dalam bahan ajar ini memberikan soal-soal yang akan mengevaluasi
apa yang kurang dari pelajar dalam maharah istima’.

Qowaid
Tarakib/ qawaid disepadankan dengan Sintaksis dalam tataran linguistik,
atau dalam bahasa Arab juga dikenal dengan nachwu. Berbagai definisi tersebut
mengungkapkan bahwa yang dimaksud tarakib merupakan struktur kalimat atau
tata bahasa dalam bahasa Arab yang mengkaji kedudukan kata atau hubungan
antar kata dalam kalimat.
Dalam bahan ajar yang dianalisis, analis mendapati bahwa materi Qawaid pun
diberikan setelah diberikannya materi istima’, dan menurut analis sendiri ruang
lingkup materi ini sedikit tidak sesuai dari skala urutan pemberian materi, sebab
dalam pemberian materi qawaid, seharusnya setelah siswa memahami teks bacaan
bukan dalam mendengarkan suatu bacaan, sehingga dalam hal ini menurut analis
ruang lingkup qawaid ini tidak sesuai.

Maharah Kalam
Keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Keterampilan berbicara harus dilatih melalui proses belajar dan latihan secara
berkesinambungan dan sistematis agar dapat memperlancar seseorang dalam
berkomunikasi.
Secara umum maharah al-kalam bertujuan agar mampu berkomunikasi
lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara baik dan
wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada orang lain dalam cara yang
secara sosial dapat diterima.
Dalam bahan ajar yang dianalisis memiliki materi Kalam yang mana,
materi kalam ini dituangkan rata-rata menggunakan percakapan. Namun, dalam
hal ini analis mendapati bahwa materi maharah kalam ini lebih banyak mengikuti
guru tanpa memberikan kesempatan kepada seorang pelajar agar dapat berbicara
dengan kemahiran pelajar dan hal ini tidak sesuai dengan kurikulum 2013 yang
menitik beratkan pada mengasah kemampuan siswa.

Maharah Qira’ah
Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata / bahasa tulis.
Dari bahan ajar yang dianalisis, analis pun mendapati adanya materi qira’ah yang
mana salah satu dari ruang lingkup bahan ajar, dalam hal ini bahan ajar
menyajikan teks bacaan dan siswa mengatamati tes tersebut. Aspek yang
diperhatikan dalam bacaan yakni:
 aspek sensori
 aspek perseptual
 aspek sekuensi
 aspek asosiasi
 aspek pengalaman
 aspek berpikir
 aspek belajar
 aspek afektif

Maharah Kitabah
Maharah al-Kitabah (keterampilan menulis) adalah kemampuan
seseorang dalam mengolah lambing-lambang grafis menjadi kata-kata, lalu
kata-kata menjadi kalimat efektif yang sesuai dengan kaidah pikiran,
pendapat, pengalaman, sikap dan perasaan kepada orang lain.
Dalam hal ini bahan ajar yang dianalisis pun memiliki materi maharah kitabah,
namun menurut analisis materi yang diberikan berikan hanya seperti latihan-
latihan belum sampai tataran pelajar membuat tulisan sendiri terkait dengan
materi tanpa ada batasan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bahan ajar bahasa arab “Fasih Berbahasa Arab 2” yang
ditulis oleh Darsono dan Ibrahim ini, untuk tujuan pembelajaran sudah
sesuai dengan kurikulum yang dipakai sebagai acuan pendidikan di
Indonesia. Adapun Komponen yang ada dalam bahan ajar ini, sudah
melengkapi standar bahan ajar dimana terdiri komponen utama, komponen
pelengkap dan komponen evaluasi.
Adapun poin-poin yang telah dicantukan diatas ialah hasil analisis
yang dilakukan oleh beberapa analis, yang mana setia sub tema memiliki
kesimpulan-kesimpulan yang disesuaikan dengan teori yang telah didapati
dan dipelajari oleh analis.

B. Saran
1. Bagi pembaca diharapkan lebih menguasai dan memahami isi dan hal-
hal yang berkaitan dalam makalah analisis ini.
2. Agar lebih memanfaatkan waktu untuk membaca dan belajar.
3. Bila ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini mohon kritik dan
saran yang bersifat membangun dan menjadikan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

ttps://www.academia.edu/12188099/
Prinsip_dan_Pendekatan_Pengembangan_Bahan_Ajar

https://www.academia.edu/12188099/
Prinsip_dan_Pendekatan_Pengembangan_Bahan_Ajar
Rusydi Ahmad Tha’imah, Dalîl fi I’dad al-Mawad al-Ta’lîmiyah li Baramij Ta’lîm
al-‘Arabiyah, (Makkah al-Mukarramah: Dar al-Marîkh, 1985), hal. 214.

Dr. Abdul Hamid Abdullah, Usus I’dadi al-Kutub at-Ta’limiyan Lighairi Natihiqina


Bil’arabiyah. (Riyadh: Dar I’tisham,1991). Hal. 101

Moch Wahib Dariyadi, 2016, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab, diakses dari
htpps://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/11777-pengembangan-bahan-ajar-bahasa-
arab.html pada tanggal 17 Mei 2019 pukul 07.14

Moch Wahib Dariyadi, 2016, Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Arab, diakses dari
htpps://tulisanterkini.com/artikel/artikel-ilmiah/11777-pengembangan-bahan-ajar-bahasa-
arab.html pada tanggal 23 Februari 2019 pukul 07.14

https://pecinta-araby.blogspot.com/2014/12/penyusunan-bahan-ajar-bahasa-arab.html
diakses pada tanggal 16 Mei pukul 21:13

https://www.google.com/search?
q=validitas+isi+dalam+buku+ajar&oq=validitas+isi+dalam+buku+ajar&aqs=chrome..69i57.38
238j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 diakses pada tanggal 16 pukul 20:31

Anda mungkin juga menyukai